Professional Documents
Culture Documents
2. Perhitungan
Penentuan Jarak Miring (SD)
Jarak miring (SD) = (Ba-Bb) x 100 x sin zenith
P1 titik BS
SD = (14,45 – 13,5) x 100 x sin 89°58’ = 94,99998392 dm
P1 titik 2
SD = (14,45 – 13,53) x 100 x sin 88°60’ = 91,98598795 dm
P2 titik 1
SD = (14,45 – 13,53) x 100 x sin 90°35’ = 91,98168375 dm
P2 titik 3
SD = (14,82 – 13,2) x 100 X sin 86°70’ = 161,8019629 dm
P3 titik 2
SD = (14,50 – 12,88) x 100 x sin 92°40’ = 161,824572 dm
P3 titik 4
SD = (14,45 – 12,95) x 100 x sin 92°25’ = 149,866591 dm
P4 titik 3
SD = (14,72 – 13,28) x 100 x sin 87°18’ = 143,840142 dm
P4 titik 5
SD = (14,60 – 13,40) x 100 x sin 92°40’ = 119,8700534 dm
P5 titik 4
SD = (14,64 – 13,38) x 100 x sin 88°21’ = 125,9477564 dm
P5 titik 6
SD = (14,85 – 13,12) x 100 x sin 91°55’ = 172,9032116 dm
P6 titik 5
SD = (14,46 – 12,72) x 100 x sin 87°40’ = 173,8557328 dm
P6 titik 7
SD = (14,45 – 12,74) x 100 x sin 91°14’ = 170,9603845 dm
P7 titik 6
SD = (13,82 – 12,18) x 100 x sin 88°52’ = 163,9679174 dm
P7 titik BS
SD = (14,10 – 12,00) x 100 x sin 86°68’ = 209,7372106 dm
4. Analisa
Dari data hasil pengukuran peta penampang menggunakan media alat
waterpas dapat ditarik kesimpulan bahwa waterpas merupakan suatu alat yg
berfungsi mengukur beda ketinggian dari dua titik.
Pada data hasil pengukuran ini didapatkan suatu angka koreksi atau nilai
kesalahan yang terjadi ketika pengukuran dimana koreksi yang didapat
sebesar 2,7 cm. Hal tersebut dapat disebabkan dari 3 macam faktor, yaitu:
1. Kesalahan faktor alat, seperti kaki statif rusak dan nivo kotak yang tidak
berfungsi dengan baik.
2. Kesalahan faktor manusia, ini adalah faktor yang paling sering terjadi,
seperti kesalahan dalam membaca rambu, kesalahan dalam menegakan
rambu, kesalahan dalam mencatat dan menghitung, dan kesalahan dalam
mengatur nivo.
3. Kesalahan akibat faktor alam, meskipun faktor ini jarang terjadi tapi tetap
bisa berpengaruh, seperti akibat cuaca, bencana alam, dan lain-lain.
Dari pengukuran waterpas didapat nilai benang atas, tengah dan bawah yang
bisa digunakan untuk mencari jarak optis atau jarak antara waterpas dan
rambu, dengan cara mengurangi benang atas dan bawah dan dikalikan 100.
Hal itu karena waterpas memiliki perbesaran 100 kali. Namun seringkali
didapat hasil yang berbeda antara jarak optis dengan jarak teknis atau jarak
dengan pengukuran mengunakan meteran. Hal itu disebabkan meteran yang
digunakan bisa jadi sudah tidak sesuai dengan standar lagi karena meteran
yang sudah lama digunakan bisa jadi sudah rusak atau bisa dibilang
memanjang dan tidak akurat lagi. Maka jarak optis lebih akurat dibanding
jarak teknis.