You are on page 1of 14

JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI

Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG


ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

STRATEGI MENGATASI PENGANGGURAN TERDIDIK


DI KOTA PADANG

Hutri Rizki Amelia


Magister Pendidikan Geografi FIS UNP
e hutriamelia1992@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the characteristics of educated
unemployment, the cause of educated unemployment and formulate strategies to
overcome educated unemployment in Padang city. The research method used is the
method of research combination (mixed method) to be used jointly in a research
activity and supported by using analytical techniques SWOT and ISM (Interpretative
Structural Modelling). The results showed that (1) Educated unemployment is
dominated by female job-seekers. In general, educated unemployment has a high IPK,
with an average above 3 and is a fresh graduate who has not had work experience (2)
Causes of educated unemployment is the increase in population resulting in an
increase in the number of workers, low job vacancies, the more tight competition to get
a job and strong job seeker idealism in choosing a job, for example according to desire,
expertise, hobbies, and educational background (3) Strategies to address educated
unemployment are formulated with SWOT and ISM analyzes. The result of analysis of
data obtained, there are four strategies to overcome educated unemployment with the
greatest thrust, that is : (a) entrepreneurial motivation (b) Providing counseling (c)
Conducting job fair (d) Training through BLK.

Keywords: Characteristics, Strategy, Educated Unemployment.

PENDAHULUAN
Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan
kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu,
tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya (Sukirno, 2006).
Pengangguran merupakan suatu fenomena yang terjadi di semua negara berkembang,
tidak terkecuali di Indonesia. Permasalahan pengangguran merupakan suatu
permasalahan yang serius di Indonesia, karena dampak dari pengangguran akan
menimbulkan masalah sosial (Hermon, 2001; Hermon, 2006; Hermon, 2009).
Pengangguran yang tinggi termasuk ke dalam masalah ekonomi dan sosial, orang
yang menganggur suatu saat bisa kehilangan kepercayaan dirinya sehingga dapat
menimbulkan tindakan kriminal serta bencana sosial (Hermon, 2010; Hermon, 2012;

88
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

Hermon, 2014; Hermon, 2017; Oktorie, 2017), perselisihan dengan masyarakat dan
sebagainya.
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan tidak seimbang dengan
pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran
disuatu daerah menjadi semakin serius. Kota Padang menduduki peringkat pertama
sebagai kota dengan tingkat pengangguran tertinggi, yaitu sebesar 14% pada tahun
2015, sedangkan daerah dengan tingkat pengangguran terendah terdapat di
Kabupaten Mentawai yaitu sebesar 1,25%.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, angka pengangguran dari lulusan SMA dan
Perguruan Tinggi terus meningkat dari tahun ketahun. Tingkat pengangguran terdidik
merupakan rasio jumlah pencari kerja yang berpendidikan SLTA ke atas (sebagai
kelompok terdidik) terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut (BPS,
2009).Tingkat pengangguran tertinggi pada tahun 2017 terdapat pada tamatan SLTA
yaitu sebesar 5.699 orang, peringkat kedua diduduki oleh tamatan S1 yaitu sebesar
2.885 orang, dan peringkat ketiga diduduki oleh tamatan D3 yaitu sebesar 1.102
orang.
Kecendrungan meningkatnya angka pengangguran terdidik disebabkan oleh
semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula aspirasinya untuk mendapatkan
kedudukan/kesempatan kerja yang lebih sesuai dengan keinginan
(Wirosuhardjo,1986). Proses untuk mencari kerja lebih lama pada kelompok tenaga
kerja terdidik disebabkan tenaga kerja terdidik lebih banyak mengetahui
perkembangan infomasi di pasar kerja, dan lebih berkemampuan untuk memilih
pekerjaan yang diminati dan menolak pekerjaan yang tidak disukai (Sutomo et al.,
1999).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka
pengangguran, salah satunya yaitu penyelenggaraan pameran bursa kerja (job fair).
Pameran bursa kerja (job fair) yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang ternyata belum cukup efektif dalam mengatasi tingginya
jumlah pengangguran terdidik di Kota Padang, terdapat beberapa lowongan pekerjaan
yang kurang diminati oleh pencari kerja. Penyerapan tenaga kerja pada tahun 2017
yaitu sebesar 1.311 orang sedangkan jumlah pencari kerja terdaftar yaitu sebesar
9.995 orang. Dari data tersebut dapat diketahui penyerapan tenaga kerja masih sangat
kecil jika dibandingkan dengan jumlah pencari kerja.

89
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

Tingginya jumlah pengangguran terdidik merupakan masalah serius yang harus


segera ditanggulangi. Tingginya jumlah pengangguran terdidik mendorong
peningkatan keresahan sosial dan tindakan kriminalitas. Tindakan kriminal yang
dilakukan oleh orang dengan latar belakang pendidikan tinggi lebih berbahaya jika
dibandingkan dengan orang biasa seperti penipuan, cyber crime dan lain-lain. Selain
peningkatan kriminalitas, pengangguran terdidik juga mengakibatkan turunnya
apresiasi masyarakat terhadap dunia pendidikan.
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu untuk merumuskan strategi mengatasi pengangguran terdidik di Kota Padang
maka penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan atau mixed method.
Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner/angket, dan
dokumentasi. Adapun teknik analisis data tentang karakteristik pengangguran terdidik
dan penyebab pengangguran terdidik di Kota Padang dilakukan dengan analisis data
kualitatif, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain menggunakan
teknik reduksi data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan.Teknik analisis data
untuk merumuskan strategi mengatasi pengangguran terdidik di Kota Padang
dilakukan dengan metode analisis SWOT dan ISM (Interpretive Structural Modelling).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian
berperan dalam merumuskan dan menjalankan strategi dalam ketenagakerjaan
dimana salah satu masalahnya adalah pengangguran. Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang melayani pendaftaran pencari kerja yang membuat kartu
angkatan kerja/kartu kuning (AK-1) untuk keperluan mencari pekerjaan. Dari kegiatan
tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang dapat memperoleh data
untuk mengetahui jumlah pencari kerja yang terdapat di Kota Padang.
Pada tahun 2017 jumlah pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang sebanyak 9.995 orang. Dari data yang berhasil dihimpun
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang diketahui bahwa pencari
kerja perempuan lebih banyak dibanding pencari kerja laki-laki. Adapun jumlah pencari
kerja laki-laki adalah sebanyak 4.611 orang, sedangkan jumlah pencari kerja
perempuan adalah sebanyak 5.384 orang.

90
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

Angka pengangguran perempuan lebih tinggi dikarenakan perempuan


membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menemukan pekerjaan yang cocok
dibandingkan laki-laki (Barret dan Mogenstern, 1974). Hal tersebut juga diperkuat
dengan hasil penelitian dari Dhanani (2004) yang menemukan bahwa seseorang yang
berjenis kelamin perempuan cenderung untuk menjadi setengah penganggur karena
perempuan di usia produktif kebanyakan sudah menikah, sehingga mereka cenderung
untuk mengurus rumah tangga dan biasanya perempuan bukan menjadi kepala
keluarga yang bertugas mencari nafkah utama seperti halnya laki-laki.
Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pengangguran tertinggi berasal dari
tamatan SMA yaitu sebesar 5.699 orang, peringkat kedua diduduki oleh tamatan S1
yaitu sebesar 2.885 orang. Permasalahan pengangguran terdidik jika dibandingkan
dengan pengangguran non terdidik justru lebih kompleks masalah pengangguran
terdidik. Proses mencari kerja cenderung lebih lama pada kelompok tenaga kerja
terdidik disebabkan mereka lebih banyak mengetahui perkembangan informasi pasar
kerja dan lebih berkemampuan untuk memilih pekerjaan yang diminati dan menolak
pekerjaan yang tidak disukai (Sutomo et al., 1999). Kecenderungan meningkatnya
angka pengangguran tenaga kerja terdidik disebabkan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan akan semakin tinggi pula aspirasi untuk mendapatkan kedudukan atau
kesempatan kerja yang lebih sesuai (Wirosuhardjo, 1986).
Pada umumnya pengangguran terdidik di Kota Padang merupakan pencari
kerja baru (fresh graduate) serta belum memiliki pengalaman kerja. Kelompok
pengangguran ini kebanyakan adalah tenaga kerja yang baru menyelesaikan
pendidikan dan sedang menunggu untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
aspirasi mereka. Selama menunggu pekerjaan yang diinginkan, biaya mereka
ditanggung oleh keluarga yang relatif mampu. Selain itu, kelompok usia ini belum
memiliki banyak beban tanggungan ekonomi. Pengangguran terdidik biasanya berasal
dari kelompok masyarakat menengah ke atas yang memungkinkan adanya jaminan
kelangsungan hidup meski menganggur.
Pengangguran terdidik seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya. Kompleknya masalah pengangguran terdidik di Kota Padang tidak lepas
dari banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: (1) Peningkatan Jumlah

91
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

Penduduk. Pertumbuhan penduduk di Kota Padang yang tinggi dan tidak diiringi
dengan peningkatan kesempatan kerja adalah salah satu faktor penyebab masih
tingginya tingkat pengangguran terdidik di Kota Padang. Pertumbuhan penduduk yang
tinggi akan membuat peningkatan jumlah angkatan kerja. Apabila jumlah kesempatan
kerja lebih kecil daripada peningkatan angkatan kerja maka jumlah pengangguran
akan meningkat. (2) Sedikitnya Lowongan Pekerjaan di Kota Padang. Faktor
berikutnya yang menyebabkan tingginya angka pengangguran terdidik adalah
lowongan pekerjaan yang terbatas di Kota Padang. Kota Padang tidak memiliki
perusahaan-perusahaan yang besar, kebanyakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Sektor perekonomian di Kota Padang bergerak dibidang jasa dan
perdagangan. Kota Padang bukan merupakan kota industri sehingga tidak banyak
memiliki perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang industri maupun
pengolahan barang tambang seperti di Pulau Jawa. (3) Ketatnya Persaingan untuk
Mendapatkan Pekerjaan. Selain lowongan pekerjaan yang terbatas di Kota Padang,
faktor lain yang menyebabkan tingginya angka pengangguran terdidik di Kota Padang
yaitu persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Para pencari kerja tidak
hanya bersaing dengan sesama pencari kerja dari Kota Padang tapi juga bersaing
dengan pencari kerja yang berasal dari luar Kota Padang. Faktor penarik datangnya
pencari kerja yang berasal dari luar Kota Padang adalah karena Kota Padang sebagai
ibukota Provinsi Sumatera Barat lebih banyak menawarkan jenis pekerjaan formal
dibanding daerah lain di Provinsi Sumatera Barat. (4) Kokohnya Idealisme Pencari
Kerja dalam Mendapatkan Pekerjaan. Faktor berikutnya yang menyebabkan semakin
tingginya jumlah pengangguran terdidik adalah sifat pencari kerja yang idealis
termasuk dalam memilih pekerjaan, misalnya sesuai keinginan, keahlian, hobi, dan
background pendidikan. Ditambah lagi dengan para pencari kerja yang enggan untuk
kerja ke luar daerah. Akibatnya lapangan pekerjaan mereka menjadi terbatas. Selain
itu, mereka belum memiliki banyak beban tanggungan ekonomi dan masih dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun tidak bekerja.
Kenyataan ini sejalan dengan temuan Wirosuhardjo (1986) yang menyatakan
kecenderungan meningkatnya angka pengangguran tenaga kerja terdidik disebabkan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin tinggi pula aspirasi untuk
mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja yang lebih sesuai. Hal ini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin lama

92
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

dalam mempertimbangkan tawaran pekerjaan yang diterima. Tenaga kerja yang


memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan lebih suka menganggur daripada melakukan
pekerjaan yang belum sesuai dengan harapannya. Harapan itu dikaitkan dengan
pengorbanan yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh pendidikan yang lebih
tinggi.
Analisis untuk menentukan strategi mengatasi pengangguran terdidik di kota
Padang dirumuskan dengan analisis SWOT. Untuk melakukan analisis SWOT maka
terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi faktor internal dan faktor eksternal (Hermon,
2015; Hermon, 2016; Hermon et al., 2017) di dalam strategi mengatasi pengangguran
terdidik di kota Padang yang di lakukan dengan diskusi dan wawancara mendalam
dengan stakeholder. Dari hasil diskusi dan wawancara secara mendalam dengan
stakeholder. Keyperson yang dilibatkan yaitu :
a. Kepala bidang penempatan, pelatihan, dan produktifitas tenaker.
b. Kepala seksi informasi pasar kerja
c. Kepala seksi penempatan tenaga kerja
d. Kepala seksi pelatihan dan produktifitas tenaga kerja
e. Pencari kerja
Berdasarkan hasil dari matriks SWOT, diperoleh berbagai sub elemen dalam
mengatasi pengangguran terdidik di Kota Padang. Sub elemen dalam mengatasi
pengangguran terdidik di Kota Padang adalah sebagai berikut :
No E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 Driver Power Ranks
E1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 5 4
E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
E3 1 0 1 0 0 1 0 1 1 5 4
E4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 2
E5 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 3
E6 1 0 1 0 0 1 0 1 1 5 4
E7 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 3
E8 1 0 1 0 0 1 0 1 1 5 4
E9 1 0 1 0 0 1 0 1 1 5 4
Dependency 9 1 9 2 4 9 4 9 9
Level 1 4 1 3 2 1 2 1 1

Keterangan :
E1 : Mendorong pengembangan UMKM dan ekonomi di sektor informal.
E2 : Memotivasi masyarakat untuk berwirausaha.
E3 : Memberi bantuan modal lunak jangka panjang.
E4 : Memberi penyuluhan agar tidak terlalu selektif dalam mencari pekerjaan
E5 : Menyelenggarakan job fair.
E6 : Mendirikan industri yang bersifat padat karya.
E7 : Memberi pelatihan melalui BLK
E8 : Memperlambat laju pertumbuhan penduduk
E9 :Penempatan dan perluasan kerja dengan cara antar kerja lokal, antar kerja daerah dan antar kerja
negara.

93
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

Berdasarkan Reachtibility Matrix Final mengatasi pengangguran terdidik di Kota


Padang, maka terdapat 1 sub elemen dengan nilai kekuatan penggerak atau
pendorong dengan nilai tertinggi yakni 9. Sub elemen kunci pada strategi mengatasi
pengangguran terdidik di Kota Padang terdapat pada sub elemen 2 yaitu memotivasi
pencari kerja untuk berwirausaha.

Grafik hubungan antara drive power dengan dependence dalam mengatasi


pengangguran terdidik di Kota Padang. Grafik di atas menunjukkan terdapat 5 sub
elemen berada di kuadran III. Sub elemen pada kuadran III merupakan sub elemen
pengait (linkage) antara sub elemen pada kuadran II dan IV. Perlakuan dan tindakan
terhadap sub elemen pada kuadran III akan mempengaruhi elemen lain pada kuadran
II dan kuadran IV. Oleh karena itu tindakan dan perlakuan terhadap sub elemen
kuadran III perlu tindakan hati-hati. Adapun sub elemen pengait pada kuadran III
adalah :
a. Sub elemen 1, mendorong pengembangan UMKM dan ekonomi di sektor
informal
b. Sub elemen 3, memberi bantuan modal lunak jangka panjang
c. Sub elemen 6, mendirikan industri padat karya
d. Sub elemen 8, memperlambat laju pertumbuhan penduduk.
e. Sub elemen 9, penempatan dan perluasan kerja dengan cara antar kerja
lokal, antar kerja daerah, dan antar kerja negara.

94
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

Selanjutnya, 4 sub elemen pada kuadran IV yaitu :


a. Sub elemen 2, memotivasi pencari kerja untuk berwirausaha
b. Sub elemen 4, memberi penyuluhan agar tidak terlalu selektif dalam mencari
pekerjaan
c. Sub elemen 5, menyelenggarakan job fair
d. Sub elemen 7, memberi pelatihan melalui BLK
Sub elemen pada kuadran IV merupakan sub elemen yang memiliki
ketergantungan yang rendah dan memiliki kekuatan penggerak yang tinggi dalam
mengatasi pengangguran terdidik di Kota Padang. Sub elemen pada kuadran IV
disebut sub elemen independent (bebas).

Secara hirarki strategi yang dilakukan dalam mengatasi pengangguran terdidik


di Kota Padang memiliki empat jenjang struktur hirarki seperti gambar di atas. Struktur
hirarki strategi yang dapat dilakukan akan dimulai dari jenjang tertinggi (level 4) sampai
jenjang terendah (level 1). Strategi yang dilakukan pada jenjang hirarki yang lebih
tinggi akan mempengaruhi strategi pada jenjang hirarki yang lebih rendah (Iswandi,
2017; Hermon et al., 2018; Kristian dan Oktorie, 2018).
Berdasarkan hasil analisis ISM (Interpretative Structural Modelling) diperoleh 4
strategi yang memiliki daya dorong paling besar yaitu :
a. Sub elemen 2, memotivasi pencari kerja untuk berwirausaha
Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian telah melakukan
berbagai upaya untuk menekan angka pengangguran terdidik, salah satunya
melalui pelatihan kewirausahaan. Namun minat untuk berwirausaha dari kalangan
pengangguran terdidik sangat kecil. Hal ini terlihat dari peserta pelatihan
kewirausahaan mayoritas mempunyai latar belakang pendidikan menengah ke

95
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

bawah. Perlu upaya lebih lanjut untuk membangkitkan minat pengangguran terdidik
untuk berwirausaha. Pergurun tinggi sebagai lembaga akademis diharapkan dapat
membentuk karakter mahasiswa untuk mempunyai jiwa kewirausahaan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui integrasi mata kuliah kewirausahaan.
Mata kuliah ini diberikan tidak hanya pada mahasiswa jurusan ekonomi, tapi pada
setiap jurusan/prodi hendaknya mengintegrasikan mata kuliah kewirausahaan.
Sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Melalui mata kuliah kewirausahaan,
mahasiswa dapat mengenal potensi dirinya dan belajar mengembangkan potensi
tersebut untuk menangkap peluang usaha serta membentuk karakter/jiwa
kewirausahaan seperti: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani
mengambil resiko, kepemimpinan, mandiri, serta tanggung jawab (Sudrajad, 2012).
Wirausaha merupakan salah satu alternatif agar lulusan yang dihasilkan perguruan
tinggi dapat memberdayakan kemampuannya dengan membangun lahan usahanya
sendiri. Sehingga para sarjana yang telah lulus dari perguruan tinggi selain
bermodalkan ijazah untuk mendapatkan pekerjaan, tapi juga memiliki keterampilan
dan pengalaman berwirausaha.Dengan diberikannya mata kuliah kewirausahaan di
perguruan tinggi, akan mendorong tumbuhnya pelaku bisnis baru dan hal ini akan
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta mengurangi tingkat pengangguran
(Sudrajad, 2012). Wirausaha secara tidak langsung dapat mempengaruhi
seseorang untuk mandiri dalam hal keuangan dan memberikan pengaruh positif
bagi lingkungan sekitar. Dengan berwirausaha, seseorang akan memberikan
peluang bekerja minimal kepada satu orang lain yang bekerja dalam bisnis yang
dijalankannya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan langkah nyata yang dapat
mempengaruhi penurunan angka pengangguran terdidik di Kota Padang seiring
dengan laju pertumbuhan angkatan kerja yang semakin hari semakin bertambah.

96
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

b. Memberi penyuluhan agar tidak terlalu selektif dalam memilih pekerjaan.


Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran terdidik di Kota Padang adalah
sifat pencari kerja yang idealis termasuk dalam memilih pekerjaan, misalnya sesuai
keinginan, keahlian, hobi, dan background pendidikan. Ditambah lagi dengan para
pencari kerja yang enggan untuk berkerja ke luar daerah. Akibatnya lapangan
pekerjaan mereka menjadi terbatas. Untuk mengatasi hambatan ini pihak Dinas
Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang memberikan penyuluhan kepada
pencari kerja untuk menerima pekerjaan yang ada terlebih dahulu sebagai
pengalaman kerja. Akan tetapi efektif atau tidaknya penyuluhan ini tergantung juga
dari pemikiran dan keputusan pencari kerja tersebut.
c. Menyelenggarakan bursa kerja (job fair)
Salah satu akses besar yang memberikan informasi peluang kerja pada pencari
kerja, baik yang berasal dari kalangan professional maupun mahasiswa atau fresh
graduate adalah pameran bursa kerja atau job fair. Pameran bursa kerja atau job
fair adalah salah satu program yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang untuk mempertemukan perusahaan yang memerlukan
tenaga kerja dengan pencari kerja. Penyelenggaraan job fair menghadirkan banyak
perusahaan yang sedang merekrut karyawan pada satu tempat, disaat yang
bersamaan. Job fair dipilih sebagai cara yang cukup efektif untuk mengatasi sulitnya
mencari kerja yang diadakan untuk umum dan akan langsung mencakup banyak
orang. Job fair dapat memberi kesempatan kepada pencari kerja untuk mencari
peluang berkarir pada perusahaan-perusahaan yang membuka stand di job fair
tersebut. Namun untuk membuat sebuah job fair yang sukses dan mencapai target
yang maksimal dibutuhkan strategi yang benar-benar efektif. Mulai dari
penempatan waktu yang tepat, pemilihan tempat yang strategis dan sesuai
fungsinya serta cara mempublikasikan adanya job fair kepada masyarakat. Dengan
ketepatan strategi yang di terapkan akan menunjang lebih besarnya tingkat
keberhasilan dari suatu job fair. Untuk itu Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian
Kota Padang memilih lokasi job fair yang strategis dan mudah dijangkau kendaraan
yang berlokasi di G-Sport Center Gunung Pangilun, serta dikelilingi oleh perguruan-
perguruan tinggi seperti Universitas Bung Hatta, Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu
Pendidikan dan Institut Teknologi Padang dan kampus maupun sekolah-sekolah
lainnya. Job fair diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan April dan

97
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

Oktober. Selain melalui job fair atau pameran bursa kerja strategi Dinas Tenaga
Kerja dan Perindustrian Kota Padang dalam menangani masalah pengangguran
terdidik adalah melalui Bursa Kerja Online (BKO). Bursa Kerja Online (BKO)
merupakan bursa kerja yang disediakan melalui layanan online melalui fasilitas
internet. Dalam bursa kerja ini memuat tentang lowongan pekerjaan yang tersedia
baik di dalam kota maupun di luar kota. Bursa Kerja Online (BKO) ini merupakan
langkah Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang untuk memberikan
layanan informasi mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia secara cepat dan
mudah diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun pencari kerja berada.
Bursa Kerja Online (BKO) ini diwujudkan dalam bentuk website dengan alamat
http://infokerja.depnakertrans.go.id Namun saat ini website Bursa Kerja Online
(BKO) masih dalam proses pengembangan. Selain itu website Bursa Kerja Online
(BKO) belum tersosialisasi dengan baik sehingga banyak pencari kerja yang tidak
mengetahui keberadaan website Bursa Kerja Online (BKO). Informasi mengenai
lowongan pekerjaan dalam bursa kerja online, perlu diperbarui agar pencari kerja
segera mengetahui lowongan pekerjaan yang tersedia. Selain itu, diperlukan
sosialisasi mengenai keberadaan sistem bursa kerja online agar pencari kerja dapat
mengakses informasi mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia.
d. Memberi pelatihan melalui BLK
Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota
Padang untuk menekan angka pengangguran terdidik adalah melalui
penyelenggaraan program pelatihan kerja. Program pelatihan kerja di Dinas Tenaga
Kerja dan Perindustrian Kota Padang berupa ketrampilan dasar bagi tenaga kerja
yang tidak memiliki ketrampilan melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Kegiatan
pelatihan kerja ini mengacu pada kurikulum masing-masing jenis pelatihan kerja
yang telah dibuat berdasarkan analisis kebutuhan industri/pasar kerja baik di Kota
Padang maupun lingkup nasional. Peminat program pelatihan kerja yang diadakan
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang dari kalangan
pengangguran terdidik sangat kecil, umumnya yang mengikuti program pelatihan
kerja berasal dari pencari kerja yang berpendidikan menengah ke bawah.
Pembagian jam pelajaran pelaksanaan program pelatihan kerja didasarkan pada
ketentuan pelaksanaan yaitu 25% teori dan 75% praktek. Program pelatihan kerja
diadakan setiap tahun yang dimulai pada Bulan Maret. Waktu untuk program

98
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

pelatihan kerja disesuaikan dengan jenis pelatihannya, rata-rata waktu yang


dibutuhkan untuk satu program latihan kerja adalah 16 hari.

KESIMPULAN
Peningkatan laju pertumbuhan penduduk berimplikasi terhadap terjadinya
peningkatan jumlah pencari kerja di Kota Padang. Jumlah pencari kerja yang tertinggi
yaitu pada bulan Agustus yaitu sebanyak 1.993 orang, dan terendah pada bulan Juni
yaitu sebanyak 260 orang. Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa pencari kerja
perempuan lebih banyak dibanding pencari kerja laki-laki. Pada umumnya
pengangguran terdidik memiliki IPK yang cukup tinggi, dengan rata-rata diatas 3.
Namun IPK yang tinggi tidak begitu berpengaruh dalam mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran terdidik di Kota Padang merupakan pencari kerja baru (fresh graduate)
yang belum memiliki pengalaman kerja. Faktor penyebab meningkatnya jumlah
pengangguran terdidik di Kota Padang antara lain peningkatan jumlah penduduk yang
mengakibatkan peningkatan jumlah tenaga kerja, lowongan kerja yang terbatas, Kota
Padang tidak memiliki perusahaan-perusahaan yang besar, kebanyakan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM). Sektor perekonomian di Kota Padang bergerak dibidang jasa
dan perdagangan. Kota Padang bukan merupakan kota industri sehingga tidak banyak
memiliki perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang industri maupun
pengolahan barang tambang seperti di Pulau Jawa. Selain itu terjadi persaingan yang
ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Para pencari kerja harus bersaing dengan pencari
kerja yang berasal dari luar Kota Padan, serta sifat pencari kerja yang idealis termasuk
dalam memilih pekerjaan, misalnya sesuai keinginan, keahlian, hobi, dan background
pendidikan. Analisis untuk menentukan strategi mengatasi pengangguran terdidik di
kota Padang dirumuskan dengan analisis SWOT. Berdasarkan hasil dari matriks
SWOT, diperoleh berbagai sub elemen dalam mengatasi pengangguran terdidik di
Kota Padang yang akan dianalisis dengan metode ISM. Berdasarkan hasil analisis ISM
(Interpretative Structural Modelling) diperoleh 4 strategi yang memiliki daya dorong
paling besar yaitu : (a) Sub elemen 2, memotivasi pencari kerja untuk berwirausah (b)
Sub elemen 4, memberi penyuluhan agar tidak terlalu selektif dalam mencari pekerjaan
sehingga menerima pekerjaan yang ada sebagai pengalaman dan dapat menjadi batu
loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik (c) Sub elemen 5,
menyelenggarakan job fair (d) Sub elemen 7, memberi pelatihan melalui BLK

99
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2009. Keadaan Angkatan Kerja di Sumatera Barat. Provinsi
Sumatera Barat. BPS Sumatera Barat
Barret, Nancy S dan Richard D. Morgenstern. 1974. Why do Black and Women Have
High Unemployment Rate? The Journal of Human Resources, vol.9, No.4
(Autumn, 1974) pp 452-464. http://wwww.jstor.org/stable/144780.
Dhanani, S. 2004. Unemployment and Underemployment in Indonesia. Jakarta.
Working Paper ILO
Hermon, D. 2001. Studi Kontribusi Penggunaan Lahan terhadap Karakteristik
Epipedon. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Andalas. Padang
Hermon, D. 2006. Buku Ajar Geografi Tanah. Jurusan Geografi FIS. Padang
Hermon, D. 2009. Dinamika Permukiman dan Arahan Kebijakan Pengembangan
Permukiman pada Kawasan Rawan Longsor di Kota Padang Sumatera Barat.
Disertasi. PSL. IPB. Bogor
Hermon, D. 2010. Geografi Lingkungan: Perubahan Lingkungan Global. UNP Press
Hermon, D. 2012. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi: Banjir, Longsor, Degradasi
Lahan, Ekologi, Kekeringan, dan Puting Beliung. UNP Press
Hermon, D. 2014. Geografi Bencana Alam. Radjawali Press
Hermon, D. 2015. Estimate of Changes in Carbon Stocks on Land Cover Change in
the Leuser Ecosystem Area. Forum Geografi. Indonesia Journal of Spatial and
Regional Analysis. Vol. 29. Issue 2: 187-196
Hermon, D. 2016. The Changes of Carbon Stocks and CO2 Emission as The Result of
Land Cover Change for Tin Mining and Settlement in Belitung Island Indonesia.
Journal of Geography and Earth Sciences. Vol. 4: 17-30.
Hermon, D., Paus, I, Oktorie, O, and Ratna, W. 2017. The Model of Land Cover
Change into Settlement Area and Tin Mining and its Affecting Factors in
Belitung Island, Indonesia. Journal of Environment and Earth Science. Vo;. 7.
No. 6: 32-39
Hermon, D. 2017. Climate Change Mitigation. Rajawali Pers (Radjagrafindo). Jakarta
Hermon, D., Ganefri., Putra, A., and Oktorie, O. 2018. The Model of Mangrove Land
Cover Change for the Estimation of Blue Carbon Stock Change in Belitung
Island-Indonesia. International Journal of Applied Environmental Sciences. Vol.
13. Number 2: 191-202
Iswandi U, dan Indang Dewata. 2017. Pendekatan Sistem Dalam Ilmu Sosial, Teknik
dan Lingkungan. Depok: Raja Grafindo Persada.
Kristian, A and O. Oktorie. 2018. Study of Coastal Mangrove Conservation in the
World. Sumatra Jornal of Disaster, Geography and Geography Education. Vol.
2. No. 1: 49-52
Oktorie, O. 2017. A Study of Landslide Areas Mitigation and Adaptation in Palupuah
Subdistrict, Agam Regency, West Sumatra Province, Indonesia. Sumatra
Journal of Disaster, Geography and Geography Education. Vol. 1. No. 1: 43-49

100
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)

Sudrajad. 2012. Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan melalui


Wirausaha. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta.
Rajawali Press
Sutomo, Vincent Hadiwiyono dan Prihartini BS, 1999. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Lama Mencari Kerja di Kabupaten Klaten.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Wirosuhardjo, Kartono. 1986. Kebijaksanaan Kependudukan dan Kepekerjaan di
Indonesia. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

101

You might also like