Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the characteristics of educated
unemployment, the cause of educated unemployment and formulate strategies to
overcome educated unemployment in Padang city. The research method used is the
method of research combination (mixed method) to be used jointly in a research
activity and supported by using analytical techniques SWOT and ISM (Interpretative
Structural Modelling). The results showed that (1) Educated unemployment is
dominated by female job-seekers. In general, educated unemployment has a high IPK,
with an average above 3 and is a fresh graduate who has not had work experience (2)
Causes of educated unemployment is the increase in population resulting in an
increase in the number of workers, low job vacancies, the more tight competition to get
a job and strong job seeker idealism in choosing a job, for example according to desire,
expertise, hobbies, and educational background (3) Strategies to address educated
unemployment are formulated with SWOT and ISM analyzes. The result of analysis of
data obtained, there are four strategies to overcome educated unemployment with the
greatest thrust, that is : (a) entrepreneurial motivation (b) Providing counseling (c)
Conducting job fair (d) Training through BLK.
PENDAHULUAN
Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan
kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu,
tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya (Sukirno, 2006).
Pengangguran merupakan suatu fenomena yang terjadi di semua negara berkembang,
tidak terkecuali di Indonesia. Permasalahan pengangguran merupakan suatu
permasalahan yang serius di Indonesia, karena dampak dari pengangguran akan
menimbulkan masalah sosial (Hermon, 2001; Hermon, 2006; Hermon, 2009).
Pengangguran yang tinggi termasuk ke dalam masalah ekonomi dan sosial, orang
yang menganggur suatu saat bisa kehilangan kepercayaan dirinya sehingga dapat
menimbulkan tindakan kriminal serta bencana sosial (Hermon, 2010; Hermon, 2012;
88
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
Hermon, 2014; Hermon, 2017; Oktorie, 2017), perselisihan dengan masyarakat dan
sebagainya.
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan tidak seimbang dengan
pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran
disuatu daerah menjadi semakin serius. Kota Padang menduduki peringkat pertama
sebagai kota dengan tingkat pengangguran tertinggi, yaitu sebesar 14% pada tahun
2015, sedangkan daerah dengan tingkat pengangguran terendah terdapat di
Kabupaten Mentawai yaitu sebesar 1,25%.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, angka pengangguran dari lulusan SMA dan
Perguruan Tinggi terus meningkat dari tahun ketahun. Tingkat pengangguran terdidik
merupakan rasio jumlah pencari kerja yang berpendidikan SLTA ke atas (sebagai
kelompok terdidik) terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut (BPS,
2009).Tingkat pengangguran tertinggi pada tahun 2017 terdapat pada tamatan SLTA
yaitu sebesar 5.699 orang, peringkat kedua diduduki oleh tamatan S1 yaitu sebesar
2.885 orang, dan peringkat ketiga diduduki oleh tamatan D3 yaitu sebesar 1.102
orang.
Kecendrungan meningkatnya angka pengangguran terdidik disebabkan oleh
semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula aspirasinya untuk mendapatkan
kedudukan/kesempatan kerja yang lebih sesuai dengan keinginan
(Wirosuhardjo,1986). Proses untuk mencari kerja lebih lama pada kelompok tenaga
kerja terdidik disebabkan tenaga kerja terdidik lebih banyak mengetahui
perkembangan infomasi di pasar kerja, dan lebih berkemampuan untuk memilih
pekerjaan yang diminati dan menolak pekerjaan yang tidak disukai (Sutomo et al.,
1999).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka
pengangguran, salah satunya yaitu penyelenggaraan pameran bursa kerja (job fair).
Pameran bursa kerja (job fair) yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang ternyata belum cukup efektif dalam mengatasi tingginya
jumlah pengangguran terdidik di Kota Padang, terdapat beberapa lowongan pekerjaan
yang kurang diminati oleh pencari kerja. Penyerapan tenaga kerja pada tahun 2017
yaitu sebesar 1.311 orang sedangkan jumlah pencari kerja terdaftar yaitu sebesar
9.995 orang. Dari data tersebut dapat diketahui penyerapan tenaga kerja masih sangat
kecil jika dibandingkan dengan jumlah pencari kerja.
89
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
90
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
91
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
Penduduk. Pertumbuhan penduduk di Kota Padang yang tinggi dan tidak diiringi
dengan peningkatan kesempatan kerja adalah salah satu faktor penyebab masih
tingginya tingkat pengangguran terdidik di Kota Padang. Pertumbuhan penduduk yang
tinggi akan membuat peningkatan jumlah angkatan kerja. Apabila jumlah kesempatan
kerja lebih kecil daripada peningkatan angkatan kerja maka jumlah pengangguran
akan meningkat. (2) Sedikitnya Lowongan Pekerjaan di Kota Padang. Faktor
berikutnya yang menyebabkan tingginya angka pengangguran terdidik adalah
lowongan pekerjaan yang terbatas di Kota Padang. Kota Padang tidak memiliki
perusahaan-perusahaan yang besar, kebanyakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Sektor perekonomian di Kota Padang bergerak dibidang jasa dan
perdagangan. Kota Padang bukan merupakan kota industri sehingga tidak banyak
memiliki perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang industri maupun
pengolahan barang tambang seperti di Pulau Jawa. (3) Ketatnya Persaingan untuk
Mendapatkan Pekerjaan. Selain lowongan pekerjaan yang terbatas di Kota Padang,
faktor lain yang menyebabkan tingginya angka pengangguran terdidik di Kota Padang
yaitu persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Para pencari kerja tidak
hanya bersaing dengan sesama pencari kerja dari Kota Padang tapi juga bersaing
dengan pencari kerja yang berasal dari luar Kota Padang. Faktor penarik datangnya
pencari kerja yang berasal dari luar Kota Padang adalah karena Kota Padang sebagai
ibukota Provinsi Sumatera Barat lebih banyak menawarkan jenis pekerjaan formal
dibanding daerah lain di Provinsi Sumatera Barat. (4) Kokohnya Idealisme Pencari
Kerja dalam Mendapatkan Pekerjaan. Faktor berikutnya yang menyebabkan semakin
tingginya jumlah pengangguran terdidik adalah sifat pencari kerja yang idealis
termasuk dalam memilih pekerjaan, misalnya sesuai keinginan, keahlian, hobi, dan
background pendidikan. Ditambah lagi dengan para pencari kerja yang enggan untuk
kerja ke luar daerah. Akibatnya lapangan pekerjaan mereka menjadi terbatas. Selain
itu, mereka belum memiliki banyak beban tanggungan ekonomi dan masih dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun tidak bekerja.
Kenyataan ini sejalan dengan temuan Wirosuhardjo (1986) yang menyatakan
kecenderungan meningkatnya angka pengangguran tenaga kerja terdidik disebabkan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin tinggi pula aspirasi untuk
mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja yang lebih sesuai. Hal ini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin lama
92
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
Keterangan :
E1 : Mendorong pengembangan UMKM dan ekonomi di sektor informal.
E2 : Memotivasi masyarakat untuk berwirausaha.
E3 : Memberi bantuan modal lunak jangka panjang.
E4 : Memberi penyuluhan agar tidak terlalu selektif dalam mencari pekerjaan
E5 : Menyelenggarakan job fair.
E6 : Mendirikan industri yang bersifat padat karya.
E7 : Memberi pelatihan melalui BLK
E8 : Memperlambat laju pertumbuhan penduduk
E9 :Penempatan dan perluasan kerja dengan cara antar kerja lokal, antar kerja daerah dan antar kerja
negara.
93
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
94
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
95
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
bawah. Perlu upaya lebih lanjut untuk membangkitkan minat pengangguran terdidik
untuk berwirausaha. Pergurun tinggi sebagai lembaga akademis diharapkan dapat
membentuk karakter mahasiswa untuk mempunyai jiwa kewirausahaan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui integrasi mata kuliah kewirausahaan.
Mata kuliah ini diberikan tidak hanya pada mahasiswa jurusan ekonomi, tapi pada
setiap jurusan/prodi hendaknya mengintegrasikan mata kuliah kewirausahaan.
Sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Melalui mata kuliah kewirausahaan,
mahasiswa dapat mengenal potensi dirinya dan belajar mengembangkan potensi
tersebut untuk menangkap peluang usaha serta membentuk karakter/jiwa
kewirausahaan seperti: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani
mengambil resiko, kepemimpinan, mandiri, serta tanggung jawab (Sudrajad, 2012).
Wirausaha merupakan salah satu alternatif agar lulusan yang dihasilkan perguruan
tinggi dapat memberdayakan kemampuannya dengan membangun lahan usahanya
sendiri. Sehingga para sarjana yang telah lulus dari perguruan tinggi selain
bermodalkan ijazah untuk mendapatkan pekerjaan, tapi juga memiliki keterampilan
dan pengalaman berwirausaha.Dengan diberikannya mata kuliah kewirausahaan di
perguruan tinggi, akan mendorong tumbuhnya pelaku bisnis baru dan hal ini akan
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta mengurangi tingkat pengangguran
(Sudrajad, 2012). Wirausaha secara tidak langsung dapat mempengaruhi
seseorang untuk mandiri dalam hal keuangan dan memberikan pengaruh positif
bagi lingkungan sekitar. Dengan berwirausaha, seseorang akan memberikan
peluang bekerja minimal kepada satu orang lain yang bekerja dalam bisnis yang
dijalankannya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan langkah nyata yang dapat
mempengaruhi penurunan angka pengangguran terdidik di Kota Padang seiring
dengan laju pertumbuhan angkatan kerja yang semakin hari semakin bertambah.
96
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
97
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
Oktober. Selain melalui job fair atau pameran bursa kerja strategi Dinas Tenaga
Kerja dan Perindustrian Kota Padang dalam menangani masalah pengangguran
terdidik adalah melalui Bursa Kerja Online (BKO). Bursa Kerja Online (BKO)
merupakan bursa kerja yang disediakan melalui layanan online melalui fasilitas
internet. Dalam bursa kerja ini memuat tentang lowongan pekerjaan yang tersedia
baik di dalam kota maupun di luar kota. Bursa Kerja Online (BKO) ini merupakan
langkah Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang untuk memberikan
layanan informasi mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia secara cepat dan
mudah diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun pencari kerja berada.
Bursa Kerja Online (BKO) ini diwujudkan dalam bentuk website dengan alamat
http://infokerja.depnakertrans.go.id Namun saat ini website Bursa Kerja Online
(BKO) masih dalam proses pengembangan. Selain itu website Bursa Kerja Online
(BKO) belum tersosialisasi dengan baik sehingga banyak pencari kerja yang tidak
mengetahui keberadaan website Bursa Kerja Online (BKO). Informasi mengenai
lowongan pekerjaan dalam bursa kerja online, perlu diperbarui agar pencari kerja
segera mengetahui lowongan pekerjaan yang tersedia. Selain itu, diperlukan
sosialisasi mengenai keberadaan sistem bursa kerja online agar pencari kerja dapat
mengakses informasi mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia.
d. Memberi pelatihan melalui BLK
Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota
Padang untuk menekan angka pengangguran terdidik adalah melalui
penyelenggaraan program pelatihan kerja. Program pelatihan kerja di Dinas Tenaga
Kerja dan Perindustrian Kota Padang berupa ketrampilan dasar bagi tenaga kerja
yang tidak memiliki ketrampilan melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Kegiatan
pelatihan kerja ini mengacu pada kurikulum masing-masing jenis pelatihan kerja
yang telah dibuat berdasarkan analisis kebutuhan industri/pasar kerja baik di Kota
Padang maupun lingkup nasional. Peminat program pelatihan kerja yang diadakan
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang dari kalangan
pengangguran terdidik sangat kecil, umumnya yang mengikuti program pelatihan
kerja berasal dari pencari kerja yang berpendidikan menengah ke bawah.
Pembagian jam pelajaran pelaksanaan program pelatihan kerja didasarkan pada
ketentuan pelaksanaan yaitu 25% teori dan 75% praktek. Program pelatihan kerja
diadakan setiap tahun yang dimulai pada Bulan Maret. Waktu untuk program
98
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
KESIMPULAN
Peningkatan laju pertumbuhan penduduk berimplikasi terhadap terjadinya
peningkatan jumlah pencari kerja di Kota Padang. Jumlah pencari kerja yang tertinggi
yaitu pada bulan Agustus yaitu sebanyak 1.993 orang, dan terendah pada bulan Juni
yaitu sebanyak 260 orang. Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa pencari kerja
perempuan lebih banyak dibanding pencari kerja laki-laki. Pada umumnya
pengangguran terdidik memiliki IPK yang cukup tinggi, dengan rata-rata diatas 3.
Namun IPK yang tinggi tidak begitu berpengaruh dalam mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran terdidik di Kota Padang merupakan pencari kerja baru (fresh graduate)
yang belum memiliki pengalaman kerja. Faktor penyebab meningkatnya jumlah
pengangguran terdidik di Kota Padang antara lain peningkatan jumlah penduduk yang
mengakibatkan peningkatan jumlah tenaga kerja, lowongan kerja yang terbatas, Kota
Padang tidak memiliki perusahaan-perusahaan yang besar, kebanyakan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM). Sektor perekonomian di Kota Padang bergerak dibidang jasa
dan perdagangan. Kota Padang bukan merupakan kota industri sehingga tidak banyak
memiliki perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang industri maupun
pengolahan barang tambang seperti di Pulau Jawa. Selain itu terjadi persaingan yang
ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Para pencari kerja harus bersaing dengan pencari
kerja yang berasal dari luar Kota Padan, serta sifat pencari kerja yang idealis termasuk
dalam memilih pekerjaan, misalnya sesuai keinginan, keahlian, hobi, dan background
pendidikan. Analisis untuk menentukan strategi mengatasi pengangguran terdidik di
kota Padang dirumuskan dengan analisis SWOT. Berdasarkan hasil dari matriks
SWOT, diperoleh berbagai sub elemen dalam mengatasi pengangguran terdidik di
Kota Padang yang akan dianalisis dengan metode ISM. Berdasarkan hasil analisis ISM
(Interpretative Structural Modelling) diperoleh 4 strategi yang memiliki daya dorong
paling besar yaitu : (a) Sub elemen 2, memotivasi pencari kerja untuk berwirausah (b)
Sub elemen 4, memberi penyuluhan agar tidak terlalu selektif dalam mencari pekerjaan
sehingga menerima pekerjaan yang ada sebagai pengalaman dan dapat menjadi batu
loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik (c) Sub elemen 5,
menyelenggarakan job fair (d) Sub elemen 7, memberi pelatihan melalui BLK
99
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2009. Keadaan Angkatan Kerja di Sumatera Barat. Provinsi
Sumatera Barat. BPS Sumatera Barat
Barret, Nancy S dan Richard D. Morgenstern. 1974. Why do Black and Women Have
High Unemployment Rate? The Journal of Human Resources, vol.9, No.4
(Autumn, 1974) pp 452-464. http://wwww.jstor.org/stable/144780.
Dhanani, S. 2004. Unemployment and Underemployment in Indonesia. Jakarta.
Working Paper ILO
Hermon, D. 2001. Studi Kontribusi Penggunaan Lahan terhadap Karakteristik
Epipedon. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Andalas. Padang
Hermon, D. 2006. Buku Ajar Geografi Tanah. Jurusan Geografi FIS. Padang
Hermon, D. 2009. Dinamika Permukiman dan Arahan Kebijakan Pengembangan
Permukiman pada Kawasan Rawan Longsor di Kota Padang Sumatera Barat.
Disertasi. PSL. IPB. Bogor
Hermon, D. 2010. Geografi Lingkungan: Perubahan Lingkungan Global. UNP Press
Hermon, D. 2012. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi: Banjir, Longsor, Degradasi
Lahan, Ekologi, Kekeringan, dan Puting Beliung. UNP Press
Hermon, D. 2014. Geografi Bencana Alam. Radjawali Press
Hermon, D. 2015. Estimate of Changes in Carbon Stocks on Land Cover Change in
the Leuser Ecosystem Area. Forum Geografi. Indonesia Journal of Spatial and
Regional Analysis. Vol. 29. Issue 2: 187-196
Hermon, D. 2016. The Changes of Carbon Stocks and CO2 Emission as The Result of
Land Cover Change for Tin Mining and Settlement in Belitung Island Indonesia.
Journal of Geography and Earth Sciences. Vol. 4: 17-30.
Hermon, D., Paus, I, Oktorie, O, and Ratna, W. 2017. The Model of Land Cover
Change into Settlement Area and Tin Mining and its Affecting Factors in
Belitung Island, Indonesia. Journal of Environment and Earth Science. Vo;. 7.
No. 6: 32-39
Hermon, D. 2017. Climate Change Mitigation. Rajawali Pers (Radjagrafindo). Jakarta
Hermon, D., Ganefri., Putra, A., and Oktorie, O. 2018. The Model of Mangrove Land
Cover Change for the Estimation of Blue Carbon Stock Change in Belitung
Island-Indonesia. International Journal of Applied Environmental Sciences. Vol.
13. Number 2: 191-202
Iswandi U, dan Indang Dewata. 2017. Pendekatan Sistem Dalam Ilmu Sosial, Teknik
dan Lingkungan. Depok: Raja Grafindo Persada.
Kristian, A and O. Oktorie. 2018. Study of Coastal Mangrove Conservation in the
World. Sumatra Jornal of Disaster, Geography and Geography Education. Vol.
2. No. 1: 49-52
Oktorie, O. 2017. A Study of Landslide Areas Mitigation and Adaptation in Palupuah
Subdistrict, Agam Regency, West Sumatra Province, Indonesia. Sumatra
Journal of Disaster, Geography and Geography Education. Vol. 1. No. 1: 43-49
100
JURNAL KAPITA SELEKTA GEOGRAFI
Program Magister Pendidikan Geografi UNIVERSITAS NEGERI PADANG
ISSN Print: 2622-4925 ISSN Online: 2622-4933
Volume 1 Nomor 2: September 2018 (Halaman: 88-101)
101