You are on page 1of 9

Ade Risman R, Pengaruh Persepsi Kualitas, Citra Merek, Persepsi...

ISSN 2356 - 4385

Pengaruh Persepsi Kualitas, Citra Merek, Persepsi


Harga terhadap Loyalitas Pelanggan dengan
Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan Sebagai
Variabel Mediasi
Ade Risman Rivai1), Triyono Arief Wahyudi2)
¹)Schaeffler Bearings Indonesia
Atrium Mulia Building 2nd Floor
Email: ade.risman.rivai@gmail.com
²)Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Kampus UI Salemba
Email: triyono_aw@yahoo.com

Abstract:. The objective of this research is to know the effect of perception of quality, brand image
and perception of price towards customer loyalty through customer trust and customer satisfaction as
connecting variables. The research model is quantitative approach through survey of 60 customers from
three automotive manufacturing company. The sampling method is purposive sampling. Hypotesis test
result shows that there is significant effect between perception of quality, brand image and perception
of price toward customer trust. There is significant effect between brand image and perception of price
toward customer satisfaction, but there is no significant effect between perception of quality toward
customer satisfaction. There is no significant effect between customer trust toward customer loyalty but
there is significant effect between customer satisfaction toward customer loyalty. Based on the results,
the company needs to do effective marketing strategies by using 4P’s (product, price, place, promotion)
to make good impression of perception of quality it self and maintain good relationship with customer’s
management and set up factory in Indonesia to make customer more loyal to use the products .
Keywords: quality, brand, price, trust, satisfaction, loyalty

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas, citra merek dan
persepsi harga terhadap loyalitas pelanggan melalui kepercayaan pelanggan dan kepuasan pelanggan
sebagai variabel mediasi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada 60
responden di tiga perusahaan manufakturing otomotif. Metode pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Hasil uji hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kualitas, citra
merek dan persepsi harga terhadap kepercayaan pelanggan, selain itu terdapat pengaruh signifikan
antara citra merek dan persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan, namun kurang berpengaruh
signifikan antara persepsi kualitas dengan kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan kurang
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, namun kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang kurang signifikan,
perusahaan perlu melakukan kegiatan pemasaran yang efektif dengan menggunakan 4P (product,
price, place, promotion) untuk membuat persepsi kualitas yang bagus. Selain itu agar pelanggan
lebih loyal terhadap produknya, perusahaan harus meningkatkan hubungan bisnis dengan manajemen
pelanggan dan merealisasikan pembangunan pabrik di Indonesia.
Kata kunci: kualitas, merek, harga, kepercayaan, kepuasan, loyalitas

I. PENDAHULUAN kebutuhan tersier, namun saat ini hal itu berubah


menjadi kebutuhan sekunder, dan ada sebagian
Pertumbuhan industri otomotif di Indonesia dari orang menganggap menjadi kebutuhan primer.
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat Banyaknya jumlah kendaraan roda empat di jalan
signifikan, dan akan tetap menjanjikan beberapa raya, mengindikasikan bahwa masayarakat Indonesia
tahun mendatang. Dahulu kebutuhan masyarakat sudah cukup mampu membeli kendaraan yang
akan kendaraan roda empat atau mobil merupakan memang dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari.

29
Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017

Jika kita perhatikan di kota - kota besar seperti kualitas produk itu sendiri, pada saat bisnis berjalan
Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan perusahaan mungkin pernah mengirimkan produk
Makassar, jumlah kendaraan sudah semakin banyak yang kurang bagus kualitasnya, sehingga hal itu dapat
yang mengakibatkan kemacetan lalu - lintas di setiap mengakibatkan pelanggan tidak puas terhadap produk
ruas jalan. Seiring permintaan masyarakat akan perusahaan. Untuk citra merek, permasalahan yang
kendaraan roda empat yang semakin meningkat, mungkin terjadi adalah perasaan ragu dari pelanggan
maka perusahaan Original Equipment Manufacturer dengan produk itu sendiri di Indonesia, dikarenakan
(OEM) terdorong untuk memproduksi kendaraan perusahaan yang baru berdiri di Indonesia pada
roda empat dengan berbagai macam model dan tipe, tahun 2006. Diperlukan waktu yang cukup lama
dari mobil ramah lingkungan, mobil keluarga, bahkan untuk membuat para pelanggan percaya terhadap
mobil sporty. Tabel 1 merupakan data penjualan perusahaan. Untuk persepsi harga, permasalahan
mobil di Indonesia dari asosiasi otomotif Indonesia yang mungkin terjadi adalah harga yang ditawarkan
yaitu GAIKINDO dari tahun 2006 sampai bulan Juni oleh perusahaan relatif tinggi dibandingkan dengan
tahun 2015. para pesaing dikarenakan produk yang dibuat berasal
Tabel 1 Total penjualan mobil dari pabrik-pabrik perusahaan yang berada di luar
negeri.
Tahun Total Penjualan
2015 525.428 A. Pemasaran
2014 1.208.028 Sebelum menjelaskan mengenai teori – teori
2013 1.229.901 yang mendukung variabel - variabel penelitian, kita
2012 1.116.230 harus melihat terlebih dahulu konsep pemasaran
2011 894.164 menurut para ahli. Sebagai ilmu sekaligus seni,
2010 764.710 pemasaran mengalami perkembangan pesat dan
2009 483.548 dinamis. Berbagai transformasi telah, sedang dan
2008 603.774 akan terus berlangsung. Peranan dan arti penting
2007 433.341 pemasaran semakin diakui dan disadari oleh para
2006 318.904 pelaku bisnis.
Pemasaran telah menjelma menjadi filosopi
Terlihat dalam tabel 1 bahwa Penjualan mobil dan cara berbisnis yang berorientasi pada pemuasan
tahun 2012 mencapai angka 1.116.230 unit dan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara efektif,
meningkat menjadi 1.229.901 unit pada tahun 2013. efisien dan etis sedemikian rupa sehingga lebih
Sementara itu penjualan mobil pada tahun 2014 unggul dindingkan para pesaing dan berkontribusi
mencapai 1.208.028 unit dan untuk periode Januari pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
– Juni 2015 mencapai 525.428 unit. Pada tahun 2015 dan lingkungan secara umum (Tjiptono dan
pemerintah memprediksikan target penjualan mobil Chandra, 2012: 21). Pemasaran adalah aktivitas,
tidak jauh berbeda dengan tahun 2014.. serangkaian institusi, dan proses menciptakan,
Peluang ini dilihat oleh para produsen komponen mengkomunikasikan, menyampaikan, dan
otomotif untuk menawarkan produk-produk memepertukarkan tawaran (offerings) yang bernilai
unggulannya agar dapat dipakai di dalam produk bagi pelanggan, klien, mitra dan masyarakat umum
perusahaan OEM. Tidak terkecuali PT. Schaeffler (American Marketing Association, 2007). Pemasaran
Bearings Indonesia yang mempunyai core business dapat dibedakan menjadi definisi sosial, yaitu proses
sebagai perusahaan komponen otomotif global sosial yang didalamnya individu dan kelompok
dengan merek Schaeffler yang ingin memasuki pasar mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
di Indonesia. Dari penjelasan di atas, maka peneliti dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
ingin melakukan penelitian yang mencakup aspek mempertukarkan produk yang bernilai dengan
persepsi kualitas, citra merek dan persepsi harga di pihak lain, sedangkan menurut definisi manajerial,
PT. Schaeffler Bearings Indonesia. Dikarenakan pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual
keberadaan perusahaan yang relatif baru berdiri produk (Kotler, 2007: 6).
pada tahun 2006 maka hal itu menarik untuk diteliti
apakah ada permasalahan dalam persepsi kualitas, B. Pemasaran Relasional
citra merek dan persepsi harga. Permasalahan yang Manajemen Hubungan Pelanggan adalah
mungkin terjadi dari sisi persepsi kualitas adalah proses mengelola informasi rinci tentang pelanggan

30
Ade Risman R, Pengaruh Persepsi Kualitas, Citra Merek, Persepsi...

perorangan dan semua “titik kontak” pelanggan secara reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan
seksama untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan. reparasi produk juga atribut produk lainnya (Kotler
Titik kontak pelanggan adalah semua kejadian dimana dan Amstrong, 2012: 283).
pelanggan menghadapi merek dan produk – produk
D. Merek dan Citra Merek
dari pengalaman aktual ke komunikasi pribadi atau
masal hingga observasi biasa (Kotler, 2013: 148). 1. Merek
Relationship Marketing adalah peralihan Merek merupakan nama produk yang sudah
dari fokus pada transaksi tunggal menjadi upaya ditetapkan, yang biasanya mengandung nilai-nilai
membangun relasi dengan pelanggan yang kelayakan bagi konsumen maupun perusahaan yang
menguntungkan dalam jangka panjang. Secara formal bersangkutan, dan biasanya telah didaftarkan ke
relationship marketing bisa didefinisikan sebagai Kantor Pencatatan Hak Paten (Hart, Norman dan
proses berkesinambungan dalam menjalin aktivitas Stapletton, 2005: 23).
dan program kooperatif dan kolaboratif dengan para Merek adalah resultan dari semua langkah
pelanggan perantara dan pelanggan akhir dalam yang Anda jalankan terhadap produk. Ketika kita
menciptakan atau meningkatkan nilai ekonomik menentukan STP (segmentasi-targeting-positioning)
yang saling menguntungkan dengan biaya yang lebih dan diferensiasi, serta mendukungnya dengan
rendah (Tjiptono dan Chandra, 2012: 23). marketing mix (strategi produk-harga-distribusi-
Merekrut pelanggan baru adalah bagian promosi) dan strategi selling yang solid, sebenarnya
penting dari keberhasilan perusahaan manapun (baik kita sedang membangun dan mengembangkan sebuah
barang maupun jasa) layanan, semua perusahaan merek (Kartajaya, 2004: 13).
mengalokasikan jumlah yang sangat besar waku Merek adalah suatu nama, istilah, tanda,
dan uang untuk menarik pelanggan potensial lambang atau desain atau gabungan semua yang
dan mengkonversinya menjadi pelanggan yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari
sebenarnya. Demografi, geografi, psikografi dan seorang, penjual, atau sekelompok penjual, dan
perilaku konsumen dipelajari, peluang dan target diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari
diidentifikasi dan dianalisis, alokasi sumber daya produk pesaing (Laksana, 2008: 77).
yang berharga dikerahkan untuk memenangkan Merek adalah nama penting bagi sebuah produk
pelanggan baru (Hasan, 2013: 679-680). atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas
dari suatu produk. Merek-merek produk yang sudah
C. Persepsi Kualitas
lama dikenal oleh konsumen telah menjadi sebuah
Persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai citra bahkan simbol status bagi produk tersebut
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau (Sumarwan, 2002: 303).
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol
dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. atau desain atau kombinasinya yang ditunjukkan
Karena persepsi kualitas merupakan persepsi dari agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau
pelanggan, maka tidak dapat ditentukan secara kelompok penjual dan memedakan produk dan jasa
obyektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa para pesaing (Kotler, 2005: 97).
yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan
memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) 2. Citra Merek
yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa Citra merek adalah kesan yang diperoleh sebuah
(Durianto, 2004: 96). merek dari pangsa pasarnya. Kerapkali citra mengenai
Menurut American Society for Quality Control suatu merek dikaitkan dengan gambaran abstrak
dalam Kotler dan Keller (2009: 143) kualitas adalah mengenai produk itu. Citra demikian ini mungkin
totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang merupakan hasil dari suatu tindakan pemasaran yang
tergantung pada kemampuannya untuk memuaskan telah direncanakan sebelumnya atau semata-mata
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. merupakan hasil interaksi dan persepsi pasar (Hart,
Kualitas produk adalah “the ability of a product to Norman dan Stapletton, 2005: 24).
perform its functions, it includes the product’s overall Citra merek adalah apa yang konsumen pikir
durability, reliability, precision, ease of operation atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat
and repair and other valued attributes”, yang artinya nama suatu merek atau pada intinya apa yang
kemampuan sebuah produk dalam memperagakan konsumen telah pelajari tentang merek (Supranto dan
fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, Limakrisna, 2011: 128).

31
Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017

Faktor-faktor pembentuk citra merek adalah tidak pendek namun harus dilakukan secara konsisten
sebagai berikut (Sulistian, 2011: 33): (1) Kualitas dan persisten (Ferrinadewi, 2008: 150). Kepercayaan
atau mutu berkaitan dengan kualitas produk barang pelanggan adalah kekuatan pengetahuan yang
atau jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan dimiliki oleh pelanggan dan semua kesimpulan yang
merek tertentu; (2) Dapat dipercaya atau diandalkan, dibuat pelangan bahwa produk mempunyai objek,
berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang atribut dan manfaat (Sangadji dan Sopiah, 2013:201).
dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang
G. Kepuasan Pelanggan
dikonsumsi; (3) Kegunaan atau manfaat, yang terkait
dengan fungsi dari suatu produk barang atau jasa yang Kepuasan pelanggan adalah konsumen yang
bisa dimanfaatkan oleh konsumen; (4) Pelayanan, yang merasa puas pada produk atau jasa yang dibeli dan
berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani; (5) digunakannya akan kembali menggunakan produk
Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau atau jasa yang ditawarkan (Zeithaml dan Bitner,
untung rugi yang mungkin dialami oleh konsumen; 2005). Menurut Caditte, Wooddruff dan Jenkins
(6) Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan dalam Tjiptono (2006: 169) kepuasan pelanggan
tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang adalah perasaan yang timbul setelah mengevaluasi
yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi pengalaman pemakaian produk.
suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka Menurut Tse dan Wilton dalam Tjiptono
panjang; dan (7) Citra yang dimiliki oleh merek itu (2006: 169) kepuasan pelanggan merupakan respon
sendiri, yang berupa pandangan, kesepakatan, dan pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas perbedaan
informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari antara harapan awal sebelum pembelian atau standar
produk tertentu. kinerja lainnya dan kinerja aktual produk sebagaimana
dipersepsikan setelah memakai atau mengkonsumsi
E. Persepsi Harga produk bersangkutan.
Harga merupakan salah satu atribut paling Menurut Fornell dalam Tjiptono (2006: 169)
penting yang dievaluasi oleh konsumen, dan manajer kepuasan pelanggan adalah evaluasi purna beli
harus benar – benar menyadari peran tersebut keseluruhan yang membandingkan persepsi terhadap
dalam pembentukan sikap konsumen. Pada kondisi kinerja produk dengan ekspektasi prapembelian.
tertentu konsumen sangat sensitif terhadap harga Menurut Hill, Brierley dan MacDougall dalam
sehingga harga suatu produk yang relatif lebih tinggi Tjiptono (2006: 169) kepuasan pelanggan adalah
dibandingkan para pesaingnya dapat mengeliminasi ukuran kinerja produk total sebuah organisasi
produk dari perimbangan konsumen (Sangadji dan dibandingkan serangkaian keperluan pelanggan.
Sopiah, 2013: 206). Kepuasan adalah mencerminkan penilaian
Penetapan harga merupakan tugas kritis yang komparatif seseorang yang merupakan hasil dari
menunjang keberhasilan operasi organisasi profit kinerja atau hasil yang dirasakan dari produk dalam
maupun non-profit. Harga merupakan satu-satunya hubungan dengan harapannya. Jika kinerja sesuai
unsur bauran pemasaran yang mendatangkan dengan harapan, pelanggan puas. Jika kinerja
pendapatan bagi organisasi. Keputusan harga tidak melampaui harapan, pelanggan sangat puas atau
mudah dilakukan. Di satu sisi, harga mahal dapat senang (Kotler dan Keller, 2007: 31).
meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi lain Kepuasan Pelanggan adalah perasaan senang
akan sulit dijangkau oleh konsumen. Sedangkan bila atau kecewa seseorang yang muncul setelah
harga terlalu murah, pangsa pasar bisa bergejolak, membandingkan anatara kinerja atau hasil produk
akan tetapi marjin kontribusi dan laba bersih yang yang dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang
diperoleh bisa jadi amat kecil, bahkan tidak cukup diharapkan (Setiawan, 2011: 44).
untuk mendukung pertumbuhan atau ekspansi Jika konsumen puas dengan produk atau
organisasi (Tjiptono dan Chandra, 2012: 315). layanan, mereka lebih mungkin untuk melakukan
pembelian, dan lebih bersedia untuk menyebarkan
F. Kepercayaan Pelanggan word of mouth positif. Di sisi lain, kepuasan
Kepercayaan konsumen terhadap merek pelanggan dianggap sebagai faktor penentu utama
hanya dapat diperoleh bila pemasar dapat menciptakan dalam mengulangi pembelian. Semakin besar dengan
dan mempertahankan hubungan emosional yang pengalam kepuasan semakin besar profitabilitas
positif dengan konsumen. Hubungan emosional yang konsumen akan meninjau kembali penyedia produk
positif ini harus dibangun selama jangka waktu yang yang sama (Hasan, 2013: 89).

32
Ade Risman R, Pengaruh Persepsi Kualitas, Citra Merek, Persepsi...

H. Loyalitas Pelanggan Mediation and Brand Image on The Influence


Loyalitas pelanggan merupakan perilaku untuk of Pricing Policy and Service Quality Towards
melakukan pembelian secara berulang – ulang dan Trust” menyimpulkan bahwa: (a) Kebijakan harga
untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap mempengaruhi kualitas produk; (b) Kebijakan harga
suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh badan tidak mempengaruhi citra merek; (c) Kebijakan
usaha tersebut membentuk waktu yang lama melalui harga mempengaruhi kepercayaan pelanggan; (d)
suatu proses pembelian yang berulang – ulang Kualitas pelayanan mempengaruhi citra merek; (e)
(Musanto 2004: 128). Kualitas pelayanan tidak mempengaruhi kepercayaan
Pelanggan yang loyal karena puas dan ingin pelanggan; (f) Kualitas produk mempengaruhi
meneruskan hubungan pembelian, loyalitas pelanggan citra merek; (g) Kualitas produk mempengaruhi
merupakan ukuran kedekatan pelanggan pada kepercayaan pelanggan; dan (h) Citra merek
sebuah merek, pelanggan menyukai merek, merek mempengaruhi kepercayaan pelanggan.
menjadi top of mind jika mengingat sebuah kategori 2. Jurnal Utama 2
produk, komitmen merek yang mendalam memaksa
Menurut Prof. Dr. Muhammad Ehsan Malik,
preferensi pilihan untuk melakukan pembelian,
Muhammad Mudasar Ghafoor dan Hafiz Kashif
membantu pelanggan mengidentifikasi perbedaan
Iqbal dalam penelitiannya yang berjudul “Impact of
mutu, sehingga ketika berbelanja akan lebih efisien.
Brand Image, Service Quality and Price on Customer
Argumentasi ini ini memperkuat dan menjadi penting
Satisfaction in Pakistan Telecommunication Sector”
bagi pelanggan untuk melakukan pembelian ulang
menyimpulkan kualitas layanan, harga dan citra merek
(Hasan, 2013: 120-121).
sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Loyalitas pelanggan adalah hasil dari proses
mempertahankan dan memaksimasi hubungan dengan 3. Jurnal Utama 3
pelanggan serta memperluas hubungan melalui
Menurut Rita Alfin, Taher Alhabsji, Umar
upaya-upaya menciptakan nilai serta menciptakan
Nimran, dan Suharyono dalam penelitiannya yang
promosi dari mulut ke mulut (Bernard, 2009: 59).
berjudul “Efect of Service Quality and Product
Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan
Quality to Corporate Image, Customer’s Satisfaction
bertahan secara mendalam untuk berlangganan
and Customer Trust” menyimpulkan bahwa: (a)
kembali atau melakukan pembelian ulang produk
Terdapat hubungan signifikan antara kualitas
atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan
layanan dan citra perusahaan; (b) Terdapat hubungan
datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha
signifikan antara kualitas layanan dan kepuasan
pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan
pelangan; (c) Terdapat hubungan signifikan antara
perubahan perilaku (Hurriyati, 2005: 128).
kualitas produk dan citra perusahaan; (d) Terdapat
Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang
hubungan signifikan tidak langsung antara kualitas
mendalam untuk membeli produk dan atau jasa
produk terhadap kepuasan pelanggan melalui nilai
secara berkesinambugan dan tidak sensitif terhadap
pelanggan; (e) Terdapat hubungan signifikan antara
perubahan situasi yang menyebabkan perpindahannya
kualitas produk dan nilai pelanggan; (f) Tidak
pelanggan (Widjaja, 2009: 60).
terdapat hubungan signifikan antara citra perusahaan
Tjiptono (Tjiptono, 2002:85) dalam Hardinis
dengan kepuasan pelanggan; (g) Terdapat hubungan
(Hardinis, 2009) mengemukakan enam indikator
signifikan antara citra perusahaan dan kepercayaan
yang dapat digunakan untuk mengukur loyalitas
pelanggan; (h) Terdapat hubungan signifikan antara
konsumen yaitu : (1) Pembelian ulang; (2) Kebiasaan
nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan; dan (i)
mengkonsumsi merek tersebut; (3) Selalu menyukai
Terdapat hubungan signifikan antara kepuasan
merek tersebut; (4) Tetap memilih merek tersebut;
pelanggan dan kepercayaan pelanggan.
(5) Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik; dan (6)
Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain 4. Jurnal Utama 4

J. Penelitian Terdahulu Menurut Cerri Shpetim dalam penelitiannya


yang berjudul “Exploring the Relationships among
1. Jurnal Utama 1 Service Quality, Satisfaction, Trust and Store Loyalty
Menurut Yusmawan, Suharyono, Srikandi among Retail Customers” menyimpulkan bahwa:
Kumadji dan Kusdi Raharjo dalam penelitiannya (a) Kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan
yang berjudul “The Effect of The Product Quality pelanggan; (b) Kualitas pelayanan mempengaruhi

33
Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017

kepercayaan pelanggan; (c) Kualitas pelayanan citra merek yang sudah baik agar tidak mempengaruhi
mempengaruhi loyalitas pelanggan; (d) Kepuasan keputusan pembelian oleh pelanggan terhadap merek
pelanggan mempengaruhi kepercayaan pelanggan; merek lain.
(e) Kepuasan pelanggan mempengaruhi loyalitas
3. Persepsi Harga (X3)
pelanggan; (f) Kepercayaan pelangan mempengaruhi
loyalitas pelanggan. Persepsi harga merupakan sesuatu yang
dikeluarkan oleh pelanggan dalam bentuk uang
5. Jurnal Utama 5 terhadap suatu produk yang ingin dibeli. Jika harga
Menurut Bander A.Alsajjan dalam penelitiannya yang dibayarkan cukup mahal dan kualitas produknya
yang berjudul “Satisfaction-Trust Model: Developing bagus, maka pelanggan akan merasa puas. Namun
Customer Satisfactiob and Trust Indices for Mobile jika harga yang dibayarkan cukup mahal, namun
Service Providers in the UK” menyimpulkan bahwa: kualitas produknya buruk, maka pelanggan akan
(a) Kepuasan pelanggan mempengaruhi loyalitas merasa kecewa dan akan mengakibatkan tidak akan
pelanggan; (b) Kepercayaan pelanggan mempengaruhi membeli produk tersebut di kemudian hari.
loyalitas pelanggan; dan (c) Kepercayaan pelanggan 4. Kepercayaan Pelanggan (Z1)
mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Dalam dunia bisnis yang semakin dinamis,
faktor kepercayaan pelanggan merupakan hal yang
II. METODE PENELITIAN sangat penting. Kepercayaan pelanggan terhadap
A. Desain Penelitian suatu produk cukup banyak, bisa dilihat dari
kualitas produk itu sendiri, janji yang diberikan oleh
Dalam penelitian ini terdapat berbagai variabel
produsen dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan
– variabel yang akan diteliti sebagai berikut: (1)
kepercayaan pelanggan membutuhkan waktu yang
Variabel bebas adalah persepsi kualitas, citra merek
lama agar mereka dapat menggunakan produk –
dan persepsi harga; (2) Variabel mediasi adalah
produk yang kita jual. Kepercayaan pelanggan akan
kepercayaan pelanggan dan kepuasan pelanggan;
mempengaruhi sikap pelanggan terhadap pemakaian
(3) Variabel terikat adalah loyalitas pelanggan; (4)
ulang suatu produk.
Dalam penelitian ini digunakan skala Likert 1 sampai
5 dengan penjelasan sebagai berikut: Skala 1 = Sangat 5. Kepuasan Pelanggan (Z2)
Tidak Setuju, skala 2 = Tidak Setuju, skala 3 = Ragu Tujuan utama dari suatu produsen adalah
– Ragu, skala 4 = Setuju dan skala 5 = Sangat Setuju. membuat pelanggan itu merasa puas terhadap produk
yang ditawarkan. Jika manfaat produk yang dirasakan
B. Operasionalisasi Variabel
oleh pelanggan di atas harapan pelanggan, maka
Peneliti menyusun operasional-operasional mereka akan merasa puas. Kepuasan pelanggan akan
variabel dan indikator-indikatornya di dalam menyebabkan loyalitas pelanggan di kemudian hari.
penelitian ini sebagai berikut:
6. Loyalitas Pelanggan
1. Persepsi Kualitas (X1)
Menurut Ali Hasan (2013: 121) Loyalitas
Persepsi kualitas adalah sebuah penilaian global pelanggan merupakan perilaku yang terkait dengan
berdasarkan persepsi pelanggan atas apa inti dan merek sebuah produk, termasuk kemungkinan
kualitas produk seberapa baiknya penilaian terhadap memperbaharui kontrak merek di masa yang akan
merek. Akan lebih sulit untuk mencapai pada level datang, berapa kemungkinan pelanggan mengubah
kepuasan dan persepsi kualitas bila perusahaan dukungannya terhadap merek, berapa kemungkinan
melakukan perbaikan dan penambahan fitur – fitur keinginan pelanggan untuk meningkatkan citra positif
baru pada produk secara terus menerus karena hal itu suatu produk. Jika produk tidak mampu memuaskan
membuat ekspektasi pelanggan akan naik terhadap pelanggan, pelanggan akan bereaksi dengan cara exit
kualitas produk (Keller, 2003). (pelanggan menyatakan berhenti membeli merek
atau produk) dan voice (pelanggan menyatakan
2. Citra Merek (X2)
ketidakpuasan secara langsung pada perusahaan).
Citra merek merupakan representasi dari merek
yang sudah dibangun di masa lalu. Citra merek yang C. Model Konseptual Penelitian
baik dibangun membutuhkan waktu yang lama, Peneliti menyusun model konseptual antar
sehingga diperlukan strategi untuk mempertahankan variabel agar lebih mudah dipahami sebagai berikut:

34
Ade Risman R, Pengaruh Persepsi Kualitas, Citra Merek, Persepsi...

Keterangan:
Pengaruh Persepsi Harga, Citra Merek dan
Persepsi Harga terhadap Kepuasan Pelanggan

Gambar 2.1 Model konseptual


penelitian Gambar 4. Sub model 3
Keterangan:
D. Hipotesis Penelitian Pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan
Dalam penelitian ini peneliti menyusun 8 Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan.
hipotesis sebagai berikut:
E. Persamaan Regresi Sub Model
1. Persepsi Kualitas mempengaruhi secara signifikan
terhadap kepercayaan pelanggan Y= a + bX1 + bX2 + bX3

2. Citra Merek mempengaruhi secara signifikan Keterangan:


terhadap kepercayaan pelanggan Y = Besaran variabel terikat
3. Persepsi Harga mempengaruhi secara signifikan a = Konstanta
terhadap kepercayaan pelanggan b = Besaran pengaruh variabel bebas
4. Persepsi Kualitas mempengaruhi secara signifikan X = Variabel bebas
terhadap kepuasan pelanggan
5. Citra Merek mempengaruhi secara signifikan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap kepuasan pelanggan
Peneliti telah melakukan uji validitas dan
6. Persepsi Harga mempengaruhi secara signifikan
reliabilitas terhadap semua variabel – variabel yang
terhadap kepuasan pelanggan
akan diuji. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas dapat
7. Kepercayaan Pelanggan mempengaruhi secara disimpulkan bahwa variabel – variabel tersebut dapat
signifikan terhadap loyalitas pelanggan diuji menggunakan uji regresi. Adapaun hasil dari uji
regresi untuk ketiga sub model tersebut adalah :
8.
Kepuasan Pelanggan mempengaruhi secara
signifikan terhadap loyalitas pelanggan A. Hasil Regresi Sub Model 1
Peneliti membuat 3 sub model berdasarkan Y= a + bX1 + bX2 + bX3
hipotesis – hipotesis yang ingin diteliti, ketiga sub Y= 0.261 + 0.441X1 (Persepsi Kualitas)
model tersebut seperti Gambar 2, Gambar 3, dan Y= 0.261 + 0.281X2 (Citra Merek)
Gambar 4: Y= 0.261 + 0.244X3 (Persepsi Harga)
Y= 0.261 + 0.441X1 + 0.281X2 + 0.244X3
Berikut ini adalah penjelasan dari formula yang
ada di atas:
1. Konstanta sebesar 0.261, artinya jika Persepsi
Kualitas (X1) nilainya adalah 0, maka Kepercayaan
Gambar 2 Sub model 1 Pelanggan (Y) nilainya positif sebesar 0.261.
Keterangan: 2. Konstanta sebesar 0.261, artinya jika Citra Merek
Pengaruh Persepsi Kualitas, Citra Merek dan (X2) nilainya adalah 0, maka Kepercayaan
Persepsi Harga terhadap Kepercayaan Pelanggan Pelanggan (Y) nilainya positif sebesar 0.261.
3. Konstanta sebesar 0.261, artinya jika Persepsi
Harga (X3) nilainya adalah 0, maka Kepercayaan
Pelanggan (Y) nilainya positif 0.261.
4. Koefisien regresi variabel persepsi kualitas (X1)
sebesar 0.441 artinya jika Persepsi Kualitas
Gambar 3 Sub model 2 mengalami kenaikan 1 persepsi, maka Kepercayaan

35
Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017

Pelanggan (Y) akan mengalami peningkatan mengalami kenaikan 1 persepsi, maka Kepuasan
sebesar 0.441 (44.1%). Koefisien bernilai positif Pelanggan (Y) akan mengalami peningkatan
artinya terjadi pengaruh positif antara persepsi sebesar 0.167 (16.7%). Koefisien bernilai positif
kualitas dengan kepercayaan pelanggan. Semakin artinya terjadi pengaruh positif antara persepsi
bagus persepsi kualitas akan produknya, maka kualitas dengan kepercayaan pelanggan. Semakin
kepercayaan pelanggan akan semakin meningkat. bagus persepsi kualitas akan produknya, maka
5. Koefisien regresi variabel citra merek (X2) sebesar kepuasan pelanggan akan semakin meningkat.
0.281 artinya jika Citra Merek mengalami kenaikan 5. Koefisien regresi variabel citra merek (X2)
1 citra merek, maka Kepercayaan Pelanggan sebesar 0.335 artinya jika Citra Merek mengalami
(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.281 kenaikan 1 citra merek, maka Kepuasan Pelanggan
(28.1%). Koefisien bernilai positif artinya terjadi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.335
pengaruh positif antara citra merek dengan (33.5%). Koefisien bernilai positif artinya terjadi
kepercayaan pelanggan. Semakin bagus citra pengaruh positif antara citra merek dengan
merek produknya, maka kepercayaan pelanggan kepuasan pelanggan. Semakin bagus citra merek
akan semakin meningkat. produknya, maka kepuasan pelanggan akan
6. Koefisien regresi variabel persepsi harga (X3) semakin meningkat.
sebesar 0.244 artinya jika Persepsi Harga 6. Koefisien regresi variabel persepsi harga (X3)
mengalami kenaikan 1 persepsi, maka Kepercayaan sebesar 0.291 artinya jika Persepsi Harga
Pelanggan (Y) akan mengalami peningkatan mengalami kenaikan 1 persepsi, maka Kepuasan
sebesar 0.244 (24.4%). Koefisien bernilai positif Pelanggan (Y) akan mengalami peningkatan
artinya terjadi pengaruh positif antara persepsi sebesar 0.291 (29.1%). Koefisien bernilai positif
harga dengan kepercayaan pelanggan. Semakin artinya terjadi pengaruh positif antara persepsi
bagus persepsi harga mengenai produknya, maka harga dengan kepuasan pelanggan. Semakin
kepercayaan pelanggan akan semakin meningkat. bagus persepsi harga mengenai produknya, maka
7. Terdapat nilai signifikasi dari variabel persepsi kepuasan pelanggan akan semakin meningkat.
kualitas sebesar 0.000, variabel citra merek sebesar
7. Terdapat nilai signifikasi dari variabel persepsi
0.014 dan variabel persepsi harga sebesar 0.008.
kualitas sebesar 0.113, variabel citra merek
Nilai signifikasi masing-masing variabel <0.05,
sebesar 0.002 dan variabel persepsi harga sebesar
sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa pengaruh
0.001. Untuk variabel persepsi kualitas nilai
persepsi kualitas, citra merek dan persepsi harga
signifikansinya >0.05, sedangkan nilai signifikasi
terhadap kepercayaan pelanggan sangat signifikan.
variabel citra merek dan persepsi harga <0.05,
B. Hasil Regresi Sub Model 2 sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa pengaruh
persepsi kualitas terhadap kepuasan pelanggan
Y= a + bX1 + bX2 + bX3
kurang signifikan, sedangkan pengaruh citra merek
Y= 0.807 + 0.167X1 (Persepsi Kualitas)
dan persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan
Y= 0.807 + 0.335X2 (Citra Merek)
sangat signifikan.
Y= 0.807 + 0.291X3 (Persepsi Harga)
Y= 0.807 + 0.167X1 + 0.335X2 + 0.291X3 C. Hasil Regresi Sub Model 3
Berikut ini adalah penjelasan dari angka – angka
Y= a + bX1 + bX2
di atas:
Y= 0.595 + 0.266X1 (Kepercayaan Pelanggan)
1. (X1) nilainya adalah 0, maka Kepuasan Pelanggan Y= 0.595 + 0.499X2 (Kepuasan Pelanggan)
(Y) nilainya positif sebesar 0.807. Y= 0.595 + 0.266X1 + 0.499X3
2. Konstanta sebesar 0.807, artinya jika Citra Merek Berikut ini adalah penjelasan dari angka-angka
(X2) nilainya adalah 0, maka Kepuasan Pelanggan di atas:
(Y) nilainya positif sebesar 0.807. 1. Konstanta sebesar 0.595, artinya jika Kepercayaan
3. Konstanta sebesar 0.807, artinya jika Persepsi Pelanggan (X1) nilainya adalah 0, maka Loyalitas
Harga (X3) nilainya adalah 0, maka Kepuasan Pelanggan (Y) nilainya positif sebesar 0.595.
Pelanggan (Y) nilainya positif 0.807. 2. Konstanta sebesar 0.595, artinya jika Kepuasan
4. Koefisien regresi variabel persepsi kualitas (X1) Pelanggan (X2) nilainya adalah 0, maka Loyalitas
sebesar 0.167 artinya jika Persepsi Kualitas Pelanggan (Y) nilainya positif sebesar 0.595.

36
Ade Risman R, Pengaruh Persepsi Kualitas, Citra Merek, Persepsi...

3. Koefisien regresi variabel kepercayaan pelanggan Durianto, D et al. (2004). Strategi Menaklukan Pasar Melalui
(X1) sebesar 0.266 artinya jika kepercayaan Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia
pelanggan mengalami kenaikan 1 kepercayaan, Pustaka Utama.
maka Loyalitas Pelanggan (Y) akan mengalami Hasan, A. (2013). Marketing & Kasus-Kasus Pilihan.
peningkatan sebesar 0.266 (26.6%). Koefisien Yogyakarta. Center for Academic Publishing Service.
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif Hurriyati, R. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas
antara kepercayaan pelanggan dengan loyalitas Konsumen. Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta.
pelanggan. Semakin bagus kepercayaan pelanggan, Kartajaya, H. (2004). Hermawan Kartajaya on Brand.
maka loyalitas pelanggan akan semakin meningkat. Bandung: Mizan Pustaka.
4. Koefisien regresi variabel kepuasan pelanggan Kotler, P & Keller, K.L. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi
(X2) sebesar 0.499 artinya jika kepuasan pelanggan 12 Jilid 2. Jakarta: Index.
mengalami kenaikan 1 kepuasan, maka loyalitas Kotler, P et al. (2005). Manajemen Pemasaran Sudut Pandang
pelanggan (Y) akan mengalami peningkatan Asia. Jakarta: Indeks.
sebesar 0.499 (49.9%). Koefisien bernilai positif
Kotler, P. (2007). Manajemen Pemasaran, Analisis
artinya terjadi pengaruh positif antara kepuasan
Perencanaan, Pengendalian, Prentice Hall, Edisi
pelanggan dengan loyalitas pelanggan. Semakin
Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
bagus kepuasan pelanggan, maka loyalitas
Kotler, P & Amstrong, G. (2012). Principles of Marketing.
pelanggan akan semakin meningkat.
New Jersey: Pearson Education Limited.
5. Terdapat nilai signifikasi dari variabel kepuasan
Laksana, F. (2008). Manajemen Pemasaran Pendekatan
pelanggan 0.052 dan variabel kepuasan pelanggan
Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
sebesar 0.001. Untuk variabel kepercayaan
Musanto, T. (2004). Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan
pelanggan nilai signifikansinya > 0.05, sedangkan
dan Loyalitas Pelanggan Studi Kasus: CV. Media
nilai kepuasan pelanggan < 0.05, sehingga bisa
Advertising Surabaya. Jurnal Manajemen dan
ditarik kesimpulan bahwa pengaruh kepercayaan
Kewirausahaan, Vol.6. pp.123-126.
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan kurang
signifikan, sedangkan pengaruh kepuasan Sangadji, E. M. & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen.
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan ternyata Yogyakarta: ANDI.
sangat signifikan. Setiawan, S. (2011). Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus
Bagaimana Rumah Sakit Mengelola Loyalitas
IV. SIMPULAN Pelanggannya). Bogor: IPB Press.
Sulistian, O. (2011). Pengaruh Brand Image Terhadap
Dari hasil uji regresi linear yang sudah Loyalitas Pelanggan Gudang Garam Filter. Kuningan:
dilakukan, berikut ini adalah simpulan untuk masing- Fakultas konomi Universitas Kuningan.
masing hipotesis: (1) Persepsi kualitas berpengaruh
Sumarwan, U. (2002). Perilaku Konsumen. Bogor Selatan:
signifikan terhadap kepercayaan pelanggan; (2) Citra
Ghalia Indonesia.
merek berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan
pelanggan; (3) Persepsi harga berpengaruh Supranto & Limakrisna, N. (2011). Perilaku Konsumen &
signifikan terhadap kepercayaan pelanggan; (4) Strategi Pemasaran. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Persepsi kualitas kurang berpengaruh signifikan Tjiptono, F. (2006). Service Management Mewujudkan
terhadap kepuasan pelanggan; (5) Citra merek Layanan Prima. Yogyakarta: Andi.
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan; Tjiptono, F & Chandra, G. (2012). Pemasaran Strategik.
(6) Persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap Yogyakarta. Andi.
kepuasana pelanggan; (7) Kepercayaan pelanggan
Widjaja, B. T. (2009). Lifestyle Marketing. Jakarta: Gramedia
kurang berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
Pustaka Utama.
pelanggan; dan (8) Kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

V. DAFTAR RUJUKAN
Hart, A. N & Stapletton, J. (2005). Kamus Marketing.
Jakarta: Bumi Aksara.

37

You might also like