Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Class V cavity is cavity that happened in a third of anterior or posterior teeth cervix that can be
restored with resin composite, glass ionomer cement, and resin modified glass ionomer cement.
Discoloration is often seen in the marginal of the filling that caused by microleakage. The purpose
of the study is to find out aesthetic restoration microleakage in class V cavity. This study type is
laboratory experimental research. There are 12 samples of maxillary premolar which were
prepared for class V cavity. Group I restored with resin composite (n=4), group II restored with
glass ionomer cement (n=4) and group III restored with resin modified glass ionomer cement
(n=4). Furthermore, premolar teeth that have been filled soaked into methylene blue solution for
24 hours at 37°C. The microleakage value is measured based on the penetration depth of
methylene blue solution at the marginal of the cavity. The average calculation of microleakage in
sequence is resin modified glass ionomer cement, glass ionomer cement, and resin composite.
The conclusions of this study prove that there is significant difference in microleakage value of
each group samples.
Keyword: Class V cavity, Microleakage, Resin composite, Glass ionomer cement, Resin
modified glass ionomer
Abstrak
Kavitas klas V merupakan kavitas yang terdapat pada 1/3 servikal gigi, baik gigi anterior maupun
posterior, yang dapat dilakukan restorasi dengan bahan restorasi resin komposit (RK), semen
ionomer kaca (SIK) dan semen ionomer kaca modifikasi resin (SIKMR). Pada gigi yang
direstorasi, seringkali terlihat adanya perubahan warna disekitar tepi tumpatan yang dapat
disebabkan karena adanya kebocoran tepi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
kebocoran tepi restorasi estetik pada kavitas Klas V. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
eksperimental laboratoris. Terdapat 12 sampel gigi premolar atas yang preparasi kavitas klas V.
Kelompok I direstorasi dengan bahan RK (n=4), kelompok II dengan bahan SIK (n=4), dan
kelompok III dengan bahan SIKMR (n=4). Selanjutnya gigi premolar yang telah ditumpat
direndam dalam larutan methylene blue selama 24 jam dengan suhu 37°C. Pengukuran nilai
kebocoran tepi diukur berdasarkan kedalaman penetrasi methylene blue pada tepi kavitas. Hasil
pengukuran menunjukkan nilai rata-rata kebocoran tepi tumpatan secara berurutan dari rendah
ke tinggi yaitu SIKMR, SIK dan RK. Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan nilai kebocoran tepi pada semua kelompok perlakuan.
Kata Kunci: Kavitas klas V, Kebocoran tepi, Resin Komposit, Semen ionomer kaca, Semen
ionomer kaca modifikasi resin
disk, minidrill, inkubator. Bahan yang homogen maka selanjutnya dilakukan uji
digunakan yaitu elemen gigi premolar 1 atas statistik non parametrik yaitu Kruskal-Wallis
yang telah dicabut dan tidak ada kerusakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada
pada mahkotanya, malam merah, resin seluruh kelompok sampel. Hasil uji Kruskal-
komposit nanofiller (Z350 XT, 3M ESPE), Wallis diperoleh nilai signifikansi kurang dari
semen ionomer kaca (GC Fuji II), semen 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
ionomer kaca modifikasi resin (GC Fuji II LC), yang signifikan terhadap masing-masing
bahan etsa (3M ESPE Scotchbond), bahan kelompok eksperimen.
bonding (Adper Single Bon 2, 3M ESPE),
larutan methylene blue, alkohol 70% dan Pembahasan
aquadest steril. Hasil rata-rata nilai kebocoran tepi dari
Penelitian dimulai dengan membagi ketiga bahan yang paling tinggi adalah
sampel menjadi tiga kelompok secara acak kelompok bahan restorasi resin komposit. Hal
kemudian disusun dalam balok malam merah. ini dikarenakan resin komposit memiliki
Masing-masing kelompok dibuat desain kelemahan yaitu dapat terjadi penyusutan
preparasi berbentuk lingkaran dengan diameter selama proses polimerisasi. Penyusutan ini
3mm kemudian dilakukan preparasi dengan yang dapat mengakibatkan tingginya tingkat
kedalaman kavitas 3mm. Setelah dilakukan kebocoran pada tepi tumpatan [7]. Resin
preparasi, masing-masing kelompok ditumpat komposit yang diaktivasi sinar akan mengalami
dengan bahan restorasi yang berbeda. pengerutan polimerisasi ke arah sumber sinar.
Kelompok I ditumpat dengan RK, kelompok II Ukuran partikel dan komposisi matriks resin
ditumpat dengan SIK dan kelompok III ditumpat komposit juga mempengaruhi besarnya
dengan SIKMR. pengerutan atau penyusutan modulus
Masing-masing kelompok sampel yang elastisitas bahan. Kontak permukaan antara
telah dilakukan penumpatan dilepaskan dari resin komposit nanofiller dan kavitas gigi masih
balok malam dan direndam dalam larutan dapat menyebabkan pengerutan yang terjadi
methylene blue dan disimpan dengan suhu saat proses polimerisasi sehingga dapat
37°C selama 24 jam. Sampel yang telah mengakibatkan terjadinya celah yang dapat
direndam dalam larutan methylene blue selama menyebabkan kebocoran tepi [12].
24 jam dikeluarkan dan dibersihkan dengan air Resin komposit nanofiller mengandung
mengalir. Setelah itu, sampel dipotong dengan bisphenol-glycidyl methacrylate (Bis-GMA)
arah bukopalatal dan dievaluasi kebocoran sebesar 1-10%. Monomer resin komposit
tepinya. terutama Bis-GMA memiliki viskositas yang
tinggi sehingga membutuhkan pengencer.
Hasil Monomer pengencer yang digunakan dalam
Pengukuran nilai kebocoran tepi diukur resin komposit nanofiller adalah triethylene
berdasarkan kedalaman penetrasi methylene glycil dmethacrylate (TEGDMA) [13]. Akibatnya
blue pada tepi kavitas Klas V dan diamati oleh pada saat proses polimerisasi, monomer resin
tiga pengamat dengan menggunakan jangka akan mengerut yang disebabkan jarak
sorong dan ditetapkan dengan skor 0-3 [7]. intermolekuler tersebut terjadi ketika dua ikatan
berpolimerisasi menjadi rantai utama ikatan
Tabel 1 Nilai rata-rata kebocoran tepi pada kovalen [12]. Kombinasi Bis-GMA dengan
masing-masing kelompok TEGDMA relatif hidrofilik sehingga
No. Kelompok N Mean berpengaruh terhadap sifat penyerapan air dan
1 Resin Komposit 4 2,75 kelarutan dimatriks polimer [14].
2 SIK 4 1,75 Monomer dimethacrylate pada
3 SIKMR 4 1,25 dasarnya akan menghasilkan radikal bebas
pada saat dilakukan polimerisasi.
Pada Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata Berkurangnya volume tumpatan karena
kebocoran tepi pada semua kelompok pemendekan jarak intermolekuler tersebut
perlakuan. Kelompok bahan RK memiliki nilai yang disebut dengan polymeriazation
kebocoran tepi yang paing tinggi yaitu 2,75, dan shrinkage [12]. Volumetric shrinkage
pada kelompok SIKMR memiliki nilai kebocoran menyebabkan tekanan kontraksi antara
tepi terendah yaitu 1,25. struktur gigi dan resin komposit meningkat.
Data hasil penghitungan kemudian Tekanan ini dapat mengakibatkan ikatan
dilakukan uji normalitas dan homogenitas permukaan antara resin komposit dan jaringan
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov gigi menghasilkan celah yang sangat kecil yang
dan Shapiro-Wilk yang menunjukkan hasil dapat menyebabkan kebocoran tepi [13].
signifikansi kurang dari 0.05 yang berarti bahwa Resin komposit mempunyai koefisien
data tidak terdistribusi normal dan tidak termal yang berbeda dengan enamel dan
dentin. Koefisien termal enamel sebesar pertukaran ion, reaksi yang terjadi pada semen
11,0x10-6/°C dan dentin 10,6x10-6/°C ionomer kaca modifikasi resin adalah reaksi
sedangkan resin komposit nano memiliki polimerisasi dimana terjadi ikatan hydrogen
koefisien ekspansi termal 13,3x10-6/°C [15]. antara polimer HEMA dengan asam poliakrilat
Perbedaan koefisien muai termal tersebut yang kemudian menghasilkan material
dapat menyebabkan patahnya resin tags restorasi menjadi kuat dan mengurangi
terutama didaerah interface resin dengan kontaminasi air [18]. Semen ionomer kaca
enamel dan dentin sehingga adaptasi resin modifikasi resin memiliki koefisien termal yang
dengan enamel dan dentin kurang baik [12]. hampir sama dengan gigi yaitu 11,4x10-6/°C
Reaksi setting semen ionomer kaca sehingga adaptasi marginal dapat berjalan
adalah reaksi asam basa. Semen ionomer kaca dengan baik [15].
terdiri dari kaca aluminosilikat dan asam Reaksi asam basa selama proses
poliakrilat. Pada tahap pencampuran terdapat polimerisasi semen ionomer kaca modifikasi
reaksi asam-basa dengan melepaskan ion resin dapat menurunkan tingkat kebocoran tepi
Ca2+, Al3+ dan Na yang berikatan dengan pada restorasi. Reaksi asam basa ini juga
asam poliakrilat sehingga terbentuk ikatan dapat memberikan keuntungan apabila light
partikel kaca [16]. curing unit tidak mampu menembus bagian
Adhesi bahan restorasi semen ionomer terdalam restorasi. Reaksi asam basa tidak
kaca terhadap gigi dipengaruhi oleh struktur menyebabkan penyusutan bahan selama
kimia gigi terutama hidroksi apatite yang proses polimerisasi, sehingga menguntungkan
banyak terdapat pada enamel. Komponen dan memungkinkan mengalami penyusutan
enamel terdiri dari 96% bahan anorganik, lebih sedikit dibandingkan dengan resin
sisanya bahan organik dan air. Kandungan komposit19.
bahan anorganik pada enamel lebih besar
daripada dentin. Bahan semen ionomer kaca
mengandung fluor, yang dapat terlepas selama Simpulan dan Saran
proses polimerisasi dan kemudian berikatan Berdasarlan hasil penelitian mengenai
secara kimia dengan hidroksi apatite perbedaan kebocoran tepi bahan restorasi
membentuk fluoroapatite. Adanya fluoroapatite resin komposit, semen ionomer kaca, dan
dapat menurunkan kebocoran tepi restorasi semen ionomer kaca modifikasi resin pada
semen ionomer kaca, sehingga gigi bersifat kavitas klas V, dapat disimpulkan bahwa nilai
kariostatik [17]. kebocoran tepi bahan restorasi dari terendah
Semen ionomer kaca modifikasi resin hingga tertinggi secara berurutan adalah
merupakan penggabungan dari resin komposit semen ionomer kaca modifikasi resin, semen
dan semen ionomer kaca konvensional dengan ionomer kaca dan resin komposit.
menggabungkan sifat dari kedua bahan Hasil penelitian diharapkan dapat
tersebut. Perpaduan sifat ini menyebabkan digunakan oleh dokter gigi untuk menyarankan
reaksi pengerasan pada semen ionomer kaca pada pasien, bahan mana yang memiliki nilai
modifikasi resin terjadi dalam dua tahapan yaitu kebocoran tepi paling rendah sehingga dapat
reaksi asam basa dan polimerisasi. Reaksi mencegah terjadinya karies sekunder.
asam basa terjadi pada saat pencampuran
fluoroaminosilikat kaca dengan cairan asam Daftar Pustaka
(polialkenoat). Reaksi polimerisasi dengan [1] Banerjee A, Watson TF. Pickard Manual
aktivasi sinar dilakukan untuk mengaktifasikan Konservasi Restoratif. 2014.Jakarta: EGC.
monomer resin 2-hydroxyethylmethacrylate [2] Langlais, Robert P. Atlas Berwarna Lesi
(HEMA) yang terdapat dalam bubuk dan atau Mulut Yang Sering Ditemukan. 2013.
cairan semen ionomer kaca modifikasi resin. Jakarta: EGC.
Komposisi semen ionomer kaca modifikasi [3] Sakaguchi I, Ronald L. Craig’s Restorative
resin hampir sama dengan komposisi semen Dental Materials 13th ed. 2012. United
ionomer kaca. Perbedaan komposisi terdapat States: Elsevier.
pada cairan semen ionomer kaca modifikasi [4] Fatmawati DWA. Macam-macam
resin yang terdapat penambahan HEMA yang Restorasi Rigid Pasca Perawatan
bertujuan sebagai wetting agent untuk Endodonsia. Stomatognatic (J.K.G Unej).
mengurangi kerentanan semen ionomer 2011. 8(2): 96-102.
terhadap air sehingga meningkatkan adhesi [5] Smithson J, dkk. Direct or Indirect
dan sifat mekanik semen ionomer kaca Restoration?. International Dentistry –
modifikasi resin [18]. African Edition. 2011. 1(1): 70-80.
Adhesi yang terjadi antara restorasi [6] McCabe JF, dkk. Bahan Kedokteran Gigi
semen ionomer kaca modifikasi resin dengan ed. 9. 2014. Jakarta: EGC.
gigi terjadi akibat adanya pertukaran ion. Selain
[7] Gupta SK, Saraswathi V, Ballal V, dan [13] Sakaguchi I, Ronald L. Craig’s Restorative
Acharya SR. Comparative Evaluation of Dental Materials 14th ed. 2018. United
Microleakage in Class V Cavities Using States: Elsevier.
Various Glass Ionomer Cements: An in [14] Gajewski VES, Pfeifer CS, Froes-Salgado
Vitro Study. Journal of Interdisciplinary NRG, Boaro LCC, Braga RR. Monomers
Dentistry . 2012. 2(3). Used in Resin Composites: Degree of
[8] Aviandani MJ, dkk. Perbedaan Kebocoran Conversion, Mechanical Properties and
Tepi Tumpatan Semen Ionomer Kaca Water Sorption/Solubility. Braz Dent J.
Dengan Pengadukan Secara Mekanik 2012. 23(5): 508-514.
Elektrik dan Manual. Jurnal PDGI. 2012. [15] Rekha CV, Varma B, Jayanthi,
61(3): 81-87. Comparative evaluation of tensile bond
[9] Marvin AE, Octarina. Efek Pra-perlakuan strength and microleakage of conventional
Resin Komposit dan Semen Ionomer Kaca glass ionomer cement, resin modified
Terhadap Kebocoran Tepi. Jurnal Material glass ionomer cement and compomer: An
Kedokteran Gigi. 2013. 2(1). in vitro study. Contemporary Clinical
[10] Wiryo D, Mulyawat E, Halim H. Perbedan Dentistry. 2012. 3(4): 282.
Kebocoran Tepi Restorasi Open- [16] Garg N, Amit G. Review of Endodontics
Sandwich Kavitas Kelas V Menggunakan and Operative Dentistry. 2008.New Delhi:
Resin Komposit dengan Semen Ionomer Jaypee Brothers.
Kaca Konvensional, Semen Ionomer Kaca [17] Lestari S, Dwi WAF, Annisa K, Hidayatul
Modifikasi Resin dan Kompomer sebagai F. Kebocoran Tepi Restorasi Semen
Lapisan Pengganti Dentin. Jurnal Ionomer Kaca Dengan Bahan Fuji II, Fuji
Kedokteran Gigi 2011. 2(4). VII (White) dan Fuji VII (Pink).
[11] Hamouda IM, Elkader HA, Badawi MF. Stomatognatic Jurnal Kedokteran Gigi
Microleakage of Nanofilled Resin Unej. 2012. 9(1): 23-27.
Restorative Material. Journal of [18] Ningsih DS. Resin Modified Glass Ionomer
Biomaterials and Nanobiotechnology Cement Sebagai Material Alternatif
2011. 2: 329-334. Restorasi Untuk Gigi Sulung. ODONTO
[12] Sari GGP, Yanuar M, Widodo IN. Dental Journal. 2014. 1(2): 46-51.
Kebocoran Mikro Akibat Efek Suhu [19] Bonsor SJ, Pearson GJ. A Clinical Guide
Terhadap Pengerutan Komposit to Applied Dental Materials 1st ed. 2013.
Nanohybrid. ODONTO Jurnal Kedokteran British: Elsevier.
Gigi. 2016. 1(2): 108-112.