You are on page 1of 21

Strategi Adaptasi Nelayan Lanjut Usia Dan Hubungannya Dengan Ketahanan

Sosial. Studi Kasus Di Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas,


Kabupaten Pasaman Barat1
2
Ermayanti

Abstract

Human existence as living beings will keep trying to make ends meet, despite his
advanced age. Reality that they are not engaged by the employer group requiring
them to implement various strategies in order to fulfill the necessities of life for
yourself and family is maintained. This is possible as an option strategy adaptation in
the elderly fishermen anticipate the changes that occur in the life of the fishing
community.

This study aims to describe the fishing community adaptation strategies in the face of
the elderly. Future elderly fishing communities are determined based on the socio-
cultural level of productivity that is generated, are still actively searching for fish on
the high seas or just along the coast. Productive age limit directly affects the revenue
lost fishermen. This fact led to the emergence of a variety of problems experienced by
elderly fishermen, both from the economic, psychological, social and cultural.

The families of elderly fisherman as the unit of analysis in this study have similar
characteristics with elderly fishermen in general. A qualitative approach is
emphasized in the process of collecting and analyzing the data. For that, although
using the analysis in several families of elderly fishermen, but the problems are
representative of elderly fisherman can span the 'hierarchy.

The results showed that the main strategy applied elderly fisherman is still
maintaining fishermen job, considering the social and cultural environment sulir
fishing communities offer alternatives for another job. In addition, elderly family
strategy in fulfilling its economy is the income earned, usually in debt to the tauke or
indebted to anyone who would give him a loan debt. Aside from the elderly fisherman
fishermen borrow another boat and look for alternative livelihoods outside between
fishermen, such as gathering firewood to be sold to people in need. In addition, the
results showed that elderly fisherman efforts to realize social security is to improve
safety in these villages with mutual respect, tolerance and collaboration, because the
villagers' Air Bangis already feel safe. In Nagari Air Bangis rarely finds conflicts
between fishermen here, even if there was only a small problem, which can be directly
solved maslaah. Usually the elderly fisherman to keep track of security among
citizens just always maintain good relations between people, mutual help for anyone
who needs and mutually saluted each other. Not distinguish economic status or the
status of their fishermen. The main problem in this village is still the economic
problems of society, because there are many people here who are in the poverty level.

Keywords: Elderly Fishermen, Adaptation Strategy, Choice, Sosial Security

1
Artikel ini merupakan hasil penelitian yang didanai oleh Penelitian Mandiri DIPA Universitas
Andalas tahun anggaran 2011
2
Penulis adalah dosen tetap Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas
5|Page
1.1 Latar Belakang pelayanan kesehatan, dan 3) tingkat

K
ehidupan suatu masyarakat pengetahuan masyarakat yang
3
senantiasa mengalami berbagai meningkat.
perkembangan ditinjau dari Semakin baiknya tingkat sosial
berbagai dimensinya, baik aspek sosial, ekonomi masyarakat, kemajuan
budaya maupun ekonomi. Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat dan
ini berdasarkan oleh adanya interaksi sadar hidup sehat secara otomatis telah
antar individu yang membentuk meningkatkan angka harapan hidup
masyarakat dan mewarnai aktivitas manusia, yang berimplikasi kepada
kehidupan manusia secara keseluruhan. jumlah penduduk usia lanjut yang
Masyarakat sebagai senyawa dari jiwa semakin meningkat pula. Dari hasil
individu-individu yang terintegrasi tanpa perbandingan jumlah penduduk berusia
terlihat unsur-unsur pembentuknya. tua (lansia) sejak 1971, tingkat angka
Persenyawaan ini pada hakikatnya bukan harapan hidup tadi berkisar antara 4,5
terletak pada unsur fisiknya, akan tetapi persen atau 5,3 juta jiwa. Namun dalam
abstraksi dari pikiran, kehendak serta catatan pada tahun 2000 menunjukkan,
hasrat yang dimiliki oleh masyarakat yang jumlah tersebut meningkat hampir tiga kali
bersangkutan (Mutahari, 1986:22). lipat menjadi 14,4 juta, dan pada tahun
Setiap individu dalam masyarakat 2020 diproyeksikan jumlah penduduk
memiliki ketergantungan dengan individu lansia di Indonesia diperkirakan terus
lainnya dalam usaha untuk pemenuhan meningkatkan menjadi 28,8 juta atau
4
kebutuhan hidup. Dalam kaitan yang berkisar sampai 11,34 persen.
sama, individu juga memiliki naluri untuk Nugroho (1995:13-14)
hidup bersama dengan individu lain, menguraikan beberapa pendapat
karena memang setiap individu memiliki mengenai batasan umur bagi lanjut usia
keterbatasan dan tidak diperlengkapi oleh antara lain;
organ yang cukup untuk dapat hidup (1) Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
sendiri. Untuk menutupi kekurangan (WHO), lanjut usia meliputi usia
tersebut, setiap individu memanfaatkan pertengahan (middle age), yaitu
akal secara maksimal. kelompok usia 45 sampai 59 tahun;
Sikap saling ketergantungan usia lanjut (elderly), usia antara 60
dalam konteks pemenuhan kebutuhan sampai 70 tahun; usia lanjut tua (old),
hidup akan semakin terasa ketika individu usia antara 71 sampai 90 tahun dan
tengah memasuki masa lanjut usia akibat usia sangat tua (very old), usia di atas
dari pertambahan usia; suatu proses yang 90 tahun.
tidak dapat dihindari oleh seorang (2) Menurut Undang-undang Republik
individu. Banyak kemampuan berkurang Indonesia No. 13 tahun 1998 tentang
pada saat orang menjadi tua, padahal kesejahteraan lanjut usia, meliputi;
persoalan orang lanjut usia bukan kelompok early-old, yaitu usia antara
semata-mata menjadi persoalan individu 56-64 tahun; kelompok young-old,
yang bersangkutan, melainkan juga yaitu usia natara 64-74 tahun, dan
melibatkan unsur keluarga serta kelompok old-old, yaitu usia 75 tahun
masyarakat secara keseluruhan. Apalagi ke atas.
pada dekade terakhir, jumlah orang lanjut
usia semakin bertamah secara signifikan 3
dan mempengaruhi komposisi demografis Http://www.menkokesra.go.id, Lansia
secara keseluruhan. Masa Kini dan Sekarang (17
Indonesia adalah salah satu Januari 2009, 11:07).
4
negara yang termasuk ke dalam zaman
penduduk berstruktur lanjut usia (aging Http://www.padangekspres.co.id/content/v
struktured population) dengan jumlah iew/23022/106/, Angka Harapan Hidup
persentase penduduk lansia sekitar Tinggi, Penyandang Cacat dan Lansia
7,18%. Peningkatan jumlah penduduk Diberi Perlindungan (Sabtu, 15
lansia ini antara lain disebabkan 1) tingkat
November 2008).
sosial ekonomi masyarakat yang
meningkat, 2) kemajuan di bidang

6|Page
Menurut Masdani, lanjut usia tercukupi kebutuhan biologis, ekonomi
merupakan kelanjutan dari usia dewasa dan penghargaan dari masyarakat
yang dibagi dalam empat bagian, yaitu; sebagai lanjut usia yang dianggap
fase inventus, yaitu usia antara 25 sampai berhasil. Dalam kenyataannya tidak
40 tahun; fase verilitas, yaitu usia antara semua lanjut usia dapat mencapai kondisi
40 sampai 50 tahun; fase proesenium, sesuai dengan yang diharapkan.
yaitu usia antara 55 sampai 65 tahun dan Dalam kaitan ini, pemilik perahu
fase senium, yaitu usia antara 65 tahun (induk semang/juragan) beranggapan
sampai tutup usia. Sedangkan menurut bahwa pekerjaan mencari ikan di laut
Setyonegoro, pengelompokkan lanjut usia memerlukan keterampilan dan kekuatan
meliputi; usia dewasa muda (elderly fisik yang prima. Induk semang/juragan
adulthood) yaitu 18/20-25 tahun; usia tidak mau mengambil banyak resiko,
dewasa penuh (middle years) atau seperti resiko kesehatan dan biaya
maturitas yaitu 25-60/65 tahun dan lanjut produksi tinggi, dengan mempekerjakan
usia (geriatric age) lebih dari 65-70 tahun. nelayan yang sudah dipandang lanjut
Terbagi untuk umur 70-75 tahun (young usia. Fenomena ini disebabkan oleh
old), 75-80 tahun (old) dan lebih dari 80 semakin tingginya target produksi para
tahun (very old) (Budiaman, 2002;8). nelayan di masa krisis ekonomi sekarang
Kalau dilihat dari kategorisasi umur lanjut ini. Hal ini kemudian terjadi berkenaan
usia dari beberapa ahli tersebut di atas, dengan kondisi bergesernya peran lanjut
dapat disimpulkan bahwa yang disebut usia dari sektor industri utama, digantikan
lanjut usia adalah orang yang telah oleh tenaga-tenaga muda yang dianggap
berumur 60 tahun ke atas. Berdasarkan lebih potensial. Bahkan ada induk
kategori tersebut, maka jumlah lanjut usia semang/juragan yang tidak lagi
akan semakin bertambah seiring mempekerjakan tenaga awak perahu
peningkatan derajat kesehatan apabila suah melewati usia 45 tahun.
masyarakat. Akibatnya, nelayan lanjut usia banyak
Penduduk lanjut usia merupakan yang beralih ke pekerjaan lain, sebagian
kelompok penduduk yang mempunyai besar masih berhubungan dengan
resiko tinggi untuk sering sakit dan kenelayanan yang tidak mengandalkan
menderita sakit kronis, serta mengalami kekuatan fisik atau sama sekali tidak
ketidakmampuan. Terdapat ada tiga pola berhubungan dengan kenelayanan.
penyakit utama lansia, yaitu a) gangguan
degeneratif seperti gangguan peredaran 1.2 Perumusan Masalah

P
darah karena pengerasan pembuluh ermasalahan hidup yang dihadapi
darah b) gangguan metabolik misalnya keluarga nelayan lanjut usia pada
radang sendi, anemia dan hipthyroid dan umumnya berkisar pada
c) gangguan kesehatan lain misalnya kekurangan sumber ekonomi dalam
infeksi, trauma dan kurang nafsu makan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
(Menko Kesra, 1996). transisi psikososial akibat berubahnya
Bagi sebagian besar masyarakat kedudukan dan pola hubungan sosial,
nelayan, masa lanjut usia berpengaruh sulitnya mendapatkan modal untuk
secara nyata terhadap tingkat pemenuhan mengembangkan usaha serta kesehatan
kebutuhan hidup. Masa-masa ini yang mulai menurun. Kondisi fisik dan
dianggap sebagai masa yang sulit dalam lingkungan sosial budaya yang telah
perekonomian; sementara dalam konteks berubah membuat nelayan lanjut usia
sosial budaya berkurangnya peran harus menerima kenyataan yang ada.
individu dalam sektor ekonomi Akan tetapi, hal ini tidak harus menjadikan
menyebabkan perubahan tingkat nelayan lanjut usia sebagai beban
apresiasi masyarakat terhadap individu keluarga dan masyarakat.
yang bersangkutan. Masa-masa lanjut Di propinsi Sumatera Barat,
usia pada umumnya diharapkan oleh khususnya masyarakat nelayan pada
setiap individu sebagai masa untuk daerah pesisir pantai Kabupaten
menikmati sisa hidup setelah bekerja Pasaman Barat memperlihatkan kondisi
keras selama masa usia produktif dengan faktual masyarakat nelayan lanjut usia
7|Page
yang masih produktif dalam menjalankan berasal dari sistem nilai budaya
aktivitas kenelayanan. Menurut data BPS masyarakat, yang terkadang tidak sesuai
Pasaman Barat, khususnya di Nagari Air dengan kenyataan yang sebenarnya.
Bangis, Kecamatan Sungai Beremas Menurut Saul dan Nugroho,
(2008), berkisar 12% (2402 orang). Data sebagaimana dikutip oleh Prayitno (1983),
diatas memperlihatkan bahwa masyarakat mitos-mitos dan kenyataan yang dialami
nelayan lanjut usia masih termasuk ke tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
dalam jumlah yang besar dan memiliki (1) Mitos kedamaian dan
peranan yang signifikan dalam ketenangan; lanjut usia dapat
peningkatan ekonomi masyarakat santai menikmati hasil kerja dan
nelayan. Kategori masyarakat nelayan jerih payahnya di masa muda dan
lanjut usia di kecamatan ini adalah berada dewasanya, segala rintangan dan
pada usia 55 tahun sampai 75 ke atas. goncanan kehidupan seolah-olah
Hasil observasi pendahuluan, telah berhasil dilewati. Akan tetapi
bahwa lokasi penelitian yang telah dalam kenyataannya para lanjut
ditetapkan yaitu Nagari Air Bangis, usia mengalami hal-hal seperti
Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten berikut, yaitu sering mengalami
Pasaman Barat memperlihatkan bahwa stres karena kemiskinan dan
masyarakat nelayan lanjut usia memiliki berbagai keluhan sakit, depresi,
strategi-strategi pilihan dalam kekhawatiran, paranoid dan
meningkatkan ekonomi rumah tangga, masalah psikotik.
yang akhirnya mereka tidak terbebani (2) Mitos konservatisme dan
oleh faktor usia dan kenyataan hidup kemunduran; pandangan bahwa
yang tidak memberikan peluang bagi lanjut usia pada umumnya
mereka untuk tetap melakukan aktivitas bersifat konservatisme, tidak
kenelayanan. kreatif, menolak inovasi,
Berdasarkan latar belakang di beriorientasi dan merindukan
atas, maka perumusan permasalahan masa silam, kembali bersifat
adalah sebagai berikut: apakah kondisi riil seperti anak-anak, susah
yang dihadapi oleh nelayan lanjut usia berubah, keras kepala dan
dan apakah pilihan strategi adaptasi yang cerewet. Namun dalam
diterapkan oleh nalayan lanjut usia untuk kenyataannya tidak semua orang
mengatasi masalah dari segi faktor sosial- lanjut usia berpikiran dan
budaya serta bagaimana strategi adaptasi berperilaku demikian.
yang dilakukan dalam upaya mewujudkan (3) Mitos berpenyakitan; lanjut usia
suatu ketahanan sosial? sering dipandang sebagai masa
degenerasi biologis yang disertai
1.3 Tinjauan Pustaka oleh penderitaaan akibat berbagai

P
ada dekade terakhir, pertambahan penyakit yang diderita seiring
jumlah lanjut usia di dunia dengan proses penuaan. Pada
berlangsung dengan pesat. umumnya proses penuaan
Pertumbuhan yang paling tinggi pada memang disertai dengan
kelompok ini justru terjadi di sebagian menurunnya daya tahan tubuh
besar negara berkembang dimana pada dan metabolisme, sehingga
saat yang bersamaan tengah dihadapkan sangat rawan terhadap penyakit.
dengan persoalan-persoalan Kajian mengenai orang lanjut usia
kependudukan yang cukup berat, akibat menarik perhatian para ilmuwan sosial.
perubahan yang relatif cepat, baik dalam Hal ini dimungkinkan karena aspek sosial
bidang pemerintahan, sistem ekonomi budaya sering ditelaah, selain sudut
maupun sosial dan budaya. Berdasarkan pandang kesehatan itu sendiri. Lanjut usia
pembagian lanjut usia didasarkan pada merupakan gejala alami yang secara
tingkatan usia, sebagian besar umum dialami oleh setiap individu.
masyarakat juga memiliki persepsi dan Seseorang pasti mengalami degenerasi
mitos mengenai lanjut usia. Mitos-mitos dalam hidupnya, baik dari segi biologis,
lanjut usia tersebut pada dasarnya psikologis, sosial maupun ekonomi.
8|Page
Prayitno (1984) secara garis Akan tetapi di Indonesia Ada juga lanjut
besar menyebut perubahan-perubahan usia yang memandang usia tua dengan
dalam aspek tersebut antara lain: (1) fisik sikap-sikap yang berkisar antara
berupa kesehatan, kekuatan dan kepasrahan yang pasif dan
penampilan; (2) psikologis meliputi pemberontakan, penolakan, dan
kecendrungan perasaan dan emosional; keputusasan.
(3) sosial berkenaan dengan hubungan Studi yang dilakukan oleh Cohen
keluarga, relasi, status sosial, prestise, (1984:244) mengenai pengalaman lanjut
penghargaan dan penerimaan diri serta usia menunjukkan bahwa walaupun
(4) ekonomi menyangkut hak milik, pikiran orang muda bekerja lebih cepat,
pendapatan atau pekerjaan. orang lanjut usia memecahkan masalah
Nugroho (1995) menyebutkan yang sangat kompleks dengan
adanya perubahan-perubahan yang pengalaman. Kemampuan untuk
terjadi pada lanjut usia meliputi memecahkan masalah yang didasarkan
perubahan fisik, mental dan psikososial. pada kepercayaan diri dan pengalaman
Sementara Tony dan Hardywinoto (1999) dari orang lanjut usia dapat menghadiri
memandang bahwa para lanjut usia kecenderungan untuk mengeluh dengan
mengalami adanya berbagai kemunduran kesehatan fisik dan depresi di masa tua,
fisik sehingga kemampuan bereaksi, serta tetap mudah berinteraksi dengan
seperti refleks maupun kemampuan masyarakat.
menanggapi sesuatu cenderung Para lanjut usia memerlukan
menurun. Akan tetapi berbagai kenyataan strategi adaptasi untuk menghadapi
lain menunjukkan bahwa kemampuan berbagai permasalahan dan kesulitan
para lanjut usia tetap utuh sebagaimana hidup yang dialami. Konsep strategi
terbukti dalam berbagai peneltian, adaptasi merujuk pada suatu rencana
sedangkan kemampuan di bidang emosi tindakan selama rentang waktu tertentu
lebih dipengaruhi oleh kelambanan yang oleh sekelompok atau sekumpulan orang
terjadi karena faktor fisik. tertentu untuk menyesuaikan diri atau
Secara biologis penduduk lanjut mengatasi tekanan yang bersifat internal
usia adalah penduduk yang mengalami atau eksternal (Smith, 1986). Semula
proses penuaan secara terus menerus, adaptasi merupakan konsep yang
yang ditandai dengan menurunnya daya digunakan dalam teori-teori biologi
tahan fisik yaitu semakin rentannya mengenai evolusi genetik untuk
terhadap serangan penyakit yang dapat menunjukkan perubahan psikologis atau
menyebabkan kematian. Hal ini perilaku yang menghasilkan kesempatan
disebabkan terjadinya perubahan dalam untuk bertahan hidup dalam sebuah
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta lingkungan tertentu. Secara lebih luas,
sistem organ. Secara ekonomi, penduduk istilah itu telah diterapkan pada perilaku
lanjut usia lebih dipandang sebagai beban manusia dan evolusi sosial budaya.
dari pada sebagai sumber daya. Banyak Dalam kaitan ini, kebudayaan merupakan
orang beranggapan bahwa kehidupan instrumen adaptasi manusia yang paling
masa tua tidak lagi memberikan banyak penting, yaitu sebagai suatu perluasan
manfaat, bahkan ada yang sampai psikologinya dan instrumen untuk
beranggapan bahwa kehidupan masa tua, mempertahankan suatu hubungan yang
seringkali dipersepsikan secara negatif langgeng dengan komunitasnya (Cohen,
sebagai beban keluarga dan masyarakat. 1969).
Dari aspek sosial, penduduk Strategi adaptasi yang dilakukan
lanjut usia merupakan satu kelompok oleh nelayan lanjut usia untuk pemenuhan
sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk ekonomi rumah tangga nelayan dianggap
lanjut usia menduduki strata sosial di bisa mewujudkan suatu ketahanan sosial.
bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari Secara sederhana, ketahanan sosial
keterlibatan mereka terhadap sumber suatu komunitas sering dikaitkan dengan
daya ekonomi, pengaruh terhadap kemampuan dalam mengatasi resiko
pengambilan keputuan serta luasnya akibat perubahan sosial, ekonomi, politik
hubungan sosial yang semakin menurun. yang mengelilinginya (Betke, 2002).
9|Page
Suatu komuniti memiliki ketahanan sosial pilihan strategi adaptasi nelayan lanjut
bila pertama, ia mampu melindungi usia yang diterapkan untuk memecahkan
secara efektif anggotanya termasuk masalah dikaitkan dengan faktor sosial
individu dan keluarga yang rentan dari budaya, (3) upaya strategi adaptasi untuk
gelombang perubaha sosial yang mewujudkan suatu ketahanan sosial
mempengaruhinya; kedua, mampu dalam masyarakat.
melakukan investasi sosial dalam jaringan Adapun manfaat penelitian ini
sosial yang menguntungkan; dan ketiga, adalah sebagai masukan terhadap
mampu mengembangkan mekanisme pemerintah daerah kabupaten Pasaman
yang efektif dalam mengelola konflik dan Barat mengenai kondisi faktual
kekerasan (Rochman, 2002; Hikmat, masyarakat nelayan lanjut usia yang
2002). dianggap memiliki kerentanan sosial
Pengembangan kebijakan, sehingga berdampak kepada masalah
strategi dan program serta indikator sosial yang ada dalam masyarakat
ketahanan sosial menjadi penting dan nelayan tersebut. Selain itu, memberikan
strategis, dengan alasan (1) Ketahanan rekomendasi terkait dengan upaya yang
sosial merupakan salah satu indikator dari dilakukan masyarakat nelayan lanjut usia
pembangunan yang berkelanjutan; (2) untuk mengantisipasi kemiskinan dengan
Ketahanan sosial merupakan salah satu strategi adaptasi yang selalu dilakukan
dampak yang diharapkan dari program sehingga diperlukan upaya
perlindungan sosial yang dikelola oleh pemberdayaan masyarakat nelayan
pemerintah (formal public schemes) dan terutama pihak nelayan lanjut usia sendiri
masyarakat (traditional or informal private untuk menjaga ketahanan sosial di dalam
or community based schemens); (3) masyarakat.
Ketahanan sosial merupakan salah satu
sub sistem dalam hubungan kontingensi
(interaksi antar sub sistem makro, meso
dan mikro) dalam sistem pembangunan 1.5 Metode Penelitian

P
nasional; (4) Ketahanan sosial dapat diuji enelitian dilakukan di Nagari Air
hubungan kausalitasnya diantara : (1) Bangis, Kecamatan Sungai
ketahanan sosial (dependent variabel); (2) Beremas, Kabupaten Pasaman
pemberdayaan masyarakat, inklusi sosial Barat. Pemilihan lokasi tersebut
dan jaminan sosial (intervening variabel) dikarenakan kondisi faktual kehidupan
dan (3) penguatan modal sosial para nelayan lanjut usia yang telah
(independet variable); (5) Kontributor melewati masa usia produktif dengan
positif dan negatif terhadap ketahanan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
sosial masyarakat adalah kondisi kualitas nelayan lanjut usia sebagai bentuk
hidup dan kesejahteraan penduduk strategi adaptasi dalam menghadapi
miskin, rentan dan marginal (termasuk masa lanjut usia yang diklasifikasi
yang dikategorikan PMKS) dan (6) berdasarkan jenis pekerjaan di bidang
Ketidaktahanan sosial yang paling parah atau di luar kenelayanan. Selain itu,
dapat ditunjukkan oleh kondisi kemiskinan jumlah penduduk lanjut usia di lokasi
kronis (fakir miskin dan penyadang penelitian tergolong mampu
masalah sosial) yang merupakan sasaran mempengaruhi kehidupan masyarakat
utama Pembangunan Kesejahteraan nelayan secara keseluruhan, yaitu sekitar
Sosial (Hikmat, 2002). 12%. Hal ini akan memperlihatkan
relevansi antara pilihan-pilihan strategi
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian yang dimungkinkan sebagai upaya

P
enelitian ini bertujuan adaptasi nelayan lanjut usia dalam
memberikan gambaran mengantisipasi berbagai perubahan yang
mengenai strategi terjadi dalam kehidupan masyarakat
masyarakat nelayan dalam menghadapi nelayan secara keseluruhan sehingga
lanjut usia untuk mewujudkan ketahanan mampu mewujudkan suatu ketahanan
sosial, yaitu mengenai (1) masalah riil sosial.
yang dihadapi nelayan lanjut usia, (2)
10 | P a g e
Penelitian ini dilaksanakan dilakukan kepada informan-informan lain
dengan menggunakan pendekatan untuk mendapatkan informan yang
kualitatif melalui studi kasus. Tipe studi peneliti inginkan. Dalam pemilihan
kasus yang digunakan yaitu studi kasus informan, akan dibagi dalam dua
deskripstif dimana dalam kelompok, yaitu informan kunci dan
penggunaannya, peneliti studi kasus perlu informan biasa. Menurut Bungin (2001)
memusatkan perhatian kepada aspek bahwa penentuan siapa yang harus
holistik dan bermakna dari peristiwa- menjadi informan kunci melalui beberapa
peristiwa kehidupan nyata seperti siklus pertimbangan di antaranya: orang yang
kehidupan seseorang, proses-proses bersangkutan memiliki pengalaman
organisasional dan manajerial, perubahan pribadi sesuai dengan permasalahan
lingkungan sosial. Studi kasus terutama yang diteliti, usia orang yang
pada masa lanjut usia bagi masyarakat bersangkutan telah dewasa, orang yang
nelayan secara sosial budaya ditentukan bersangkutan sehat jasmani dan rohani,
berdasarkan tingkat produktivitas yang bersifat netral dan memiliki pengetahuan
dihasilkan, apakah masih aktif mencari yang luas mengenai permasalahan yang
ikan di lautan lepas atau hanya sepanjang diteliti. Informan kunci yang dipilih yaitu
pantai. Batasan usia produktif nelayan yang telah masuk kategori lanjut
berpengaruh secara langsung terhadap usia. Sedangkan wawancara dengan
berkurangnya pendapatan nelayan. informan biasa, yaitu keluarga-keluarga
Kenyataan ini menyebabkan munculnya nelayan lanjut usia dan tokoh masyarakat
berbagai permasalahan yang dialami seperti wali nagari dan wali jorong.
nelayan lanjut usia, baik dari aspek Data-data yang telah dikumpulkan
ekonomi, psikologis, sosial dan budaya. oleh peneliti termasuk juga catatan
Dalam mengumpulkan data, lapangan dikelompokkan oleh peneliti
peneliti menggunakan 3 (tiga) teknik atas dasar aktivitas khusus yang ada dan
pengumpulan data, yaitu: (1) Wawancara diteliti. Kemudian dari pengelompokkan
bebas dan mendalam, (2) Observasi dan data tersebut, data-data itu kemudian
(3) Studi Kepustakaan. Informan adalah diabstraksikan dan dikaitkan satu dengan
pihak yang dapat memberikan informasi- lainnya sebagai satu kesatuan kejadian
informasi tentang gejala-gejala yang dan fakta yang terintegrasi. Dari abstraksi
terlihat dan diartikan sesuai dengan tersebut maka akan tampak pranata
kebudayaan yang mereka punyai. sosial yang berlaku di wilayah atau
Tindakan-tindakan yang tampak dalam komuniti tersebut (Bungin, 2001). Dalam
menanggapi gejala-gejala tersebut menganalisis tentunya selalu terkait
diamati untuk dianalisis apakah tindakan dengan konsep yang telah dipelajari
tersebut sesuai dengan pemberian makna sebelumnya. Sehingga dari hasil analisis
dari pelaku atau informan terhadap gejala akan tampak kesesuaian dari data yang
yang bersangkutan (Bungin, 2001). diperolehnya dengan konsep yang
Pemilihan informan diambil dipelajarinya atau akan berbeda dengan
secara purposive (sengaja), dimana konsep yang dipelajarinya karena
pengambilan jumlah informan yang masalah sosial akan selalu berbeda
bersifat tidak acak dan diambil antara satu masyarakat dengan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan masyarakat lainnya. Setelah itu disusun
tertentu yang dapat memberikan informasi sesuai dengan kategori-kategori dan
sesuai dengan masalah yang diteliti. kemudian disimpulkan. Apabila dalam
Selain itu, untuk menemukan para kesimpulan masih menimbulkan keraguan
informan menggunakan teknik bola salju maka dilakukan pengkategorian ulang
(snow ball). Cara bola salju (snow ball) hingga seluruh data yang telah berhasil
dilakukan apabila sudah mendapatkan dikumpulkan dianggap sesuai dengan
informasi dari informan pertama dan tujuan penelitian. Temuan di lapangan
peneliti menginginkan informan akan diolah dengan data yang didapat
selanjutnya, maka peneliti bisa dari literatur dan akan disajikan dalam
memperoleh informasi tersebut dari suatu karya etnografi deskriptif.
informan pertama. Hal tersebut bisa
11 | P a g e
1.6 Hasil Dan Pembahasan wilayah di Nagari Air Bangis, Kec. Sungai
1.6.1 Gambaran Umum Nagari Air Beremas, Kab. Pasaman Barat. Nagari
Bangis, Kec. Sungai Beremas, ini memiliki garis pantai yang cukup
Kab. Pasaman Barat panjang dan juga memiliki keindahan dari

N
agari Air Bangis merupakan ibu aspek pemandangan lautnya.
kota kecamatan Sungai Beremas,
Kabupaten Pasaman Barat dan 1.6.2 Sejarah Nagari

M
satu-satunya nagari di wilayah tersebut. enurut cerita masyarakat
Nagari Air Bangis adalah sebuah Nagari setempat, asal usul Nagari Air
yang terletak di tepi pantai barat Bangis berasal dari kata aie
Sumatera Barat dengan batas batas bangai. Aie bangai ini terdapat aliran
sebagai berikut: Sebelah Utara sungai yang langsung bermuarakan ke
berbatasan dengan Kecamatan Silaping, laut ini, dulunya memiliki kondisi air yang
Sebelah Selatan berbatasan dengan seperti mendidih dan kurang bersih. Asal
Kecamatan Paru, Sebelah Timur usul dari nama nagari tersebut menurut
berbatasan dengan Nagari Parit dan informasi dari masyarakat bahwa nagari
sebelah Barat berbatasan dengan ini berasal dari kata bangih yaitu sebuah
Kecamatan Batahan. nama pohon bangei atau sejenis pohon
Di kenagarian Air Bangis ini yang hidup di pinggiran sungai. Oleh
terdapat 15 jorong yang masing- karena itu sungai tersebut diberi nama aie
masingnya berada dipinggir pantai, bangei. Dengan beberapa generasi yang
diantaranya adalah: Jorong Pasar Satu, secara terus menerus mengalami
Jorong Pasar Suak, Jorong Pokan, perubahan yang mana pada akhirnya kata
Jorong Kampung Padang Utara, Jorong aie bangei tersebut juga mengalami
Kampung Padang Selatan, Jorong Pasar perubahan menjadi aia bangih yang
Baru Barat, Jorong Pasar Baru Timur, sekarang disebut (Air Bangis).
Jorong Pasar Baru Utara, Jorong Pasar
Muara, Jorong Pasar Dua Suak, Jorong 1.6.3 Keadaan Demografi

B
Silawi Timur, Jorong Silawi Tengah, erdasarkan database potensi
Jorong Pulau Panjang, Jorong Pigogah desa/kelurahan Nagari Air Bangis
Pati Bubur dan Jorong Ranah Panantian tahun 2010, jumlah penduduk
Nagari Air Bangis juga terkenal sebanyak 21.112 jiwa orang, dengan
dengan istilah nan sambilan, yaitu berupa penduduk laki-laki berjumlah 10.463 jiwa
sembilan buah pulau yang berada dan penduduk perempuan 10.649 jiwa
disekitar kenagarian tersebut diantaranya orang. Jumlah kepala keluarga (KK)
adalah: (1) Pulau tamiang, (2) Pulau adalah 5.233 KK. Selain itu, jumlah
talua, (3) Pulau pigago, (4) Pulau unggas, penduduk miskin di wilayah Nagari Air
(5) Pulau ikan, (6) Pulau harimau, (7) Bangis berjumlah 4.749 KK (19.997 jiwa).
Pulau nibung, (8) Pulau panjang, dan (9) Berdasarkan hasil wawancara
Pulau pangkal. diperoleh bahwa jumlah penduduk
Nagari Air Bangis memiliki terbanyak di Nagari Air Bangis yang
ketinggian tempat berkisar 2 m dari dikategorikan pada usia produktif berada
permukaan laut dengan suhu rata-rata pada tingkat umur antara 20 tahun hingga
0 0
sekitar 23 C-24 C dengan rata-rata curah 50 tahun. Hal tersebut terkait erat dengan
hujan 43 mm-55 mm/bulan, dengan posisi pekerjaan sebagai nelayan, terutama
o o o o
geografis 00 09 - 00 31 Lintang menjadi nelayan buruh yang menjadi
o o o o
Utara/Lintang Selatan, 99 10 - 90 34 jumlah yang terbesar di wilayah ini
Bujur Timur. Wilayah ini terdiri dari dimana pekerjaan nelayan ditekuni oleh
dataran rendah, dengan tinggi pesisir masyarakat mulai dari usia muda hingga
pantai yang rendah dengan luas wilayah lanjut usia.
194,205 Ha.
Berdasarkan penggunaan lahan 1.6.4 Mata Pencaharian

D
dan luas wilayah tersebut menjelaskan alam pemenuhan kebutuhan hidup
bahwa penggunaan lahan perumahan masyarakat di Nagari Air Bangis,
dan sepanjang pantai mendominasi luas baik kebutuhan dasar seperti
12 | P a g e
kebutuhan sandang, pangan dan papan yang memiliki tempat peribadatan, yaitu
maupun kebutuhan sekunder seperti mesjid sebanyak 9 unit dan mushalla
kebutuhan pendukung lainnya sangat sebanyak 9 unit.
diperlukan mata pencaharian untuk Selain agama, masalah
mencapai usaha tersebut. Dalam kesehatan menjadi hal yang sangat
pemenuhan kebutuhan tersebut, di dalam penting bagi kehidupan masyarakat Air
masyarakat mempunyai mata Bangis. Penyakit yang sering menyerang
pencaharian yang beragam/bervariasi. masyarakat adalah penyakit TBC dan
Demikian juga dengan masyarakat Nagari Malaria. Untuk fasilitas kesehatan yang
Air Bangis yang memiliki beragam mata ada di nagari Air Bangis adalah
pencaharian. Bahwa sebagian besar Puskesmas sebanyak 1 unit,
penduduk di Nagari Air Bangis bermata Poliklinik/Pustu sebanyak 2 unit, Polindes
pencaharian sebagai petani, buruh dan sebanyak 5 unit dan Posyandu sebanyak
nelayan, terutama nelayan buruh 11 unit.
sebanyak 1000 (21%). Salah satu
penyebabnya adalah kondisi wilayah 1.6.7 Pola Pemukiman Nagari Air
Nagari Air Bangis yang terletak Bangis

P
memanjang di garis pentai daerah ola pemukiman adalah wujud dari
Pasaman Barat. bentuk pemukiman pada suatu
daerah yang meliputi pola letak
1.6.5 Tingkat Pendidikan tempat tinggan dan bentuk rumah di

P
endidikan merupakan kebutuhan pemukiman tersebut. Pola letak
utama masyarakat di Nagari Air pemukiman di Nagari Air Bangis tidak
Bangis sebagai usaha untuk berbeda jauh dengan pola pemukiman
menambah ilmu pengetahuan mereka wilayah pesisir di daerah lain, dimana
dan juga mengangkat pada derajat yang rumah-rumah membentang sepanjang
lebih tinggi. Kesadaran masyarakat di pantai di pesisir pantai Pasaman Barat.
Nagari Air Bangis terhadap pentingnya Pola pemukiman Nagari Air
pendidikan cukup tinggi dimana sebagian Bangis yang mengikuti garis pantai
besar masyarakatnya sudah mengenyam dimulai dari jorong Kampung Padang
pendidikan pada tingkat SMP dan SMA. Utara, kemudian dilanjutkan menuju
Meskipun demikian, sebagian jorong Kampung Padang Selatan, jorong
masyarakatnya juga ada yang Pasar Suak, Pasar Muara, Pasar Baru
menamatkan pendidikan hanya pada dan Pasar Pokan. Untuk jorong lainnya
tingkat SD. berada di sepanjang perbukitan yang
Tingkat pendidikan di Nagari Air berada di seberang garis pantai. Untuk
Bangis sudah cukup tinggi. Hal tersebut menuju Nagari Air Bangis, dapat
diperlihatkan melalui jumlah penduduk ditempuh dengan kendaraan beroda dua
yang telah menamatkan pendidikan SD, dan empat dengan sarana jalan yang
SMP dan SMA sebanyak 11.920 (96%). cukup baik sehingga dapat ditempuh
Meskipun demikian, diperoleh juga selama 5 jam perjalanan dari ibu kota
terdapat penduduk yang tidak Sumatera Barat, yaitu kota Padang.
menamatkan pendidikan SD (2%). Pada Kepemilikan rumah yang berada di sekitar
umumnya, mereka yang tidak pantai adalah sebagian besar dimiliki oleh
menamatkan pendidikan SD dikarenakan rumah tangga nelayan buruh dan juga
faktor ekonomi dan kesempatan. pedagang ikan berskala kecil. Pada
umumnya, bentuk rumah di Nagari Air
1.6.6 Sarana Sosial: Agama, Bangis, terutama kampung-kampung di
Kesehatan sekitar pantai terdiri dari rumah tidak

B
erdasarkan database Potensi permanen dan semi permanen dan hanya
Desa/Kelurahan Pesisir Nagari Air beberapa rumah saja yang permanen,
Bangis pada tahun 2010, bahwa yaitu sekitar 5-10 rumah. Untuk rumah-
jumlah penduduk berdasarkan agama rumah yang berada di sekitar jalan utama
sebagian besar penduduk menganut yang menghubungkan antar korong di
agama Islam sebanyak 21.112 (100%), kecamatan Ulakan Tapakis, keadaannya
13 | P a g e
lebih baik dari rumah yang ada di dekat Struktur Pemerintahan Adat Nagari
pantai. Biasanya rumah-rumah di wilayah Air Bangis berdasarkan kepada
ini dihuni oleh pedagang ikan dengan Pucuk Adat/Daulat Rajo kenagarian Air
skala yang lebih besar dibandingkan Bangis yang berasal dari keturunan raja-
dengan pedagang yang ada di pinggir raja yang memerintah Air Bangis sejak
pantai. dahulu kala, secara langsung menjabat
Berdasarkan observasi (melalui sebagai ketua KAN Air Bangis. Secara
pengamatan), terdapat beberapa rumah ekplisit dengan adanya Pucuk Adat,
di pemukiman sekitar wilayah pantai (5-10 Nagari Air Bangis termasuk kedalam
rumah) yang dihuni oleh para nelayan stelsel adat Koto Piliang. Dimana fungsi
yang tidak layak untuk menjadi tempat Pucuk Adat disini menjalankan fungsi
tinggal. Rumah mereka hanya beralaskan pengukuhan/penetapan. Jika dalam suatu
pasir pantai dan berdindingkan kayu dan rapat ninik mamak sudah melahirkan
juga atapnya terbuat dari seng yang suatu kesepakatan, maka Pucuk Adat
sudah berkarat dan berlubang. kemudian menetapkan keputusan rapat
Di sekitar pemukiman nelayan, tersebut. Apabila keputusan yang sudah
terdapat 2- 4 warung makanan yang dikukuhkan tersebut ingin dirubah, maka
selalu dipenuhi oleh para nelayan buruh, haruslah dilakukan dalam suatu rapat
terutama sekali ketika mereka sudah bersama pula.
selesai melaksanakan aktivitas Nagari Air Bangis adalah nagari
penangkapan ikan seperti memukat dan yang sangat plural dan heterogen. Tidak
juga pada saat terjadinya badai (cuaca hanya saat ini nagari air Bangis yang
tidak baik). Aktivitas yang biasa mereka didatangi oleh pendatang. Tetapi sejak
lakukan adalah berdiskusi tentang dahulu kala nagari Air Bangis sudah
aktivitas penangkapan ikan, bermain merupakan pusat perdagangan
domino/kartu dan hanya sekedar minum sebagaimana layaknya daerah-daerah
kopi. pesisir pantai lainnya. Perkawinan
penduduk asli dengan pendatang
1.6.8 Sistem Kekerabatan dan kemudian melahirkan keturunan yang
Pemerintahan Adat Nagari Air kemudian menetap di Nagari Air Bangis.
Bangis Meskipun demikian, dari data-data yang

M
asyarakat Nagari Air Bangis didapat dilapangan semua pendatang
menganut sistem kekerabatan secara sadar menundukkan diri kepada
matrilineal, yakni kekerabatan hukum adat Minangkabau. Seperti marga
mengacu kepada garis keturunan Lubis yang kemudian menjadi Suku
perempuan. Nagari Air Bangis adalah Mandahiling di Nagari Air Bangis.
sebuah nagari terbuka dan sangat Kemudian seiring dengan perjalanan
pluralistik-heterogen yang terdiri dari waktu, keturunan-keturunan dari
enam buah suku diantaranya adalah: pembauran masyarakat Air Bangis
1. Suku Malayu (Suku Raja) tersebut melebur diri kedalam tatanan
dengan beberapa pimpinan adat yang sangat unik sekali.
yaitu Rang Tuo Rajo, Dt. Keterbukaan Nagari Air Bangis
Bandaro, Dt. Magek Tigarang terhadap pendatang tercermin dalam
dan Dt. Mudo. ketentuan adat yang sudah berlaku sejak
2. Suku Tanjung dengan pimpinan dulu sekali. Menurut Adat yang berlaku di
Dt. Rajo Amat Nagari Air Bangis dikenal satu konsep,
3. Sikumbang dengan pimpinan yaitu: “Dagang Darat Basandaran,
Dt. Rajo Mau Dagang Laut batambatan”. Artinya, setiap
4. Chaniago beberapa pimpinan anak dagang (pendatang) yang datang ke
Dt. Rajo Sampono & Dt. Tan Nagari Air Bangis, sudah ada tempat
Maliputi. dimana ia akan berlindung (tepatan),
5. Mandahiling (lubis-Sumut) yang sehingga dengan demikian tidak akan ada
dipimpin oeh Dt. Rajo Todung anak dagang yang akan terlantar. Asalkan
6. Jambak yang dipimpin oleh Dt. dipenuhi syarat-syarat yang ditentukan
Rangkayo Mardeso. oleh tepatannya tersebut. Atau secara
14 | P a g e
umum disebutkan dengan istilah “Datang pada beberapa waktu tertentu dan
Tampak Muka, Pulang Tampak cahayanya terang, maka Bagan tidak
Punggung”. beroperasi. Karena alat bantu pengumpul
ikan berupa lampu-lampu, tidak akan
1.7 Aktivitas Ekonomi Perikanan berguna. Perhitungan waktu antara
Masyarakat musim kelam dan musim terang adalah

A
ktivitas ekonomi perikanan yang mengikuti penanggalan bulan Arab.
dilakukan oleh nelayan pada Secara garis besarnya, dalam setiap
umumnya dilakukan secara bulan, musim gelap kira-kira 3 minggu
berkelompok tetapi ada juga yang dan musim terang kira-kira 1 minggu (6
melakukannya secara perorangan. hari). Dalam pengetahuan nelayan Air
Kegiatan tersebut sebagian besar Bangis, secara umum musim terang
dilakukan oleh pihak laki-laki yang dimana ada bulan purnama adalah sekitar
berumur diatas 15 tahun. Pendapatan tanggal 13, 14, 15, dan 16 setiap
nelayan di Nagari Air Bangis berkisar bulannya. Sedangkan musim gelap
antara Rp.25.000,- hingga Rp. 100.000,-. adalah mulai tanggal 18 sampai dengan
Pendapatan nelayan termasuk rendah tanggal 12 bulan depannya. Selama bulan
dikarenakan sebagian besar nelayan di kelamlah Bagan dapat beroperasi.
Nagari Air Bangis tersebut adalah nelayan Sementara hari-hari dibulan terang,
buruh (60%). Aktivitas penangkapan ikan dimamfaatkan untuk memperbaiki alat
pada masyarakat nelayan Nagari Air tangkap.
Bangis, yaitu aktivitas membagan (kapal Bagan memperkerjakan ± 10 s/d
bagan), memayang, memukat dan 15 orang ABK dengan tugas tugas
menjaring. tertentu dan dengan strata tertentu.
Aktivitas membagan Tatacara penggajian dan pembagian hasil
menggunakan sebuah kapal kayu (bagan) dilakukan dengan cara musyawarah.
dengan panjang ± 15 m dan lebar ± 3 m. Setiap hari para ABK bagan mendapatkan
Menggunakan mesin disel yang biasa sejumlah uang dari pengusaha Bagan.
dipakai oleh truk Fuso yang telah Guna uang tersebut adalah untuk
dimodifikasi sedemikian rupa. Pada sisi- kebutuhan harian para ABK ke Laut. Atau
sisi bagan terdapat kayu-kayu diistilahkan untuk pembeli rokok dan
penyeimbang (cadik) yang sekaligus supermi. Tetapi yang diberikan uang
merupakan tempat jaring di ikat. rokok dan supermie tersebut hanyalah
Penangkapan ikan dilakukan dengan ABK tetap di Bagan tersebut. Jumlah
bantuan cahaya lampu yang ditempatkan uang harian tersebut rata-rata Rp.
disekeliling body bagan. Ketika ikan-ikan 20.000,-.
sudah tertarik untuk mendekat, maka Pembagian hasil keseluruhan
disaat itu jaring dijatuhkan. Dewasa ini, dilakukan pada saat mulainya musim
alat pendeteksi ikan yang digunakan pada terang atau sekali musim kelam. Dimana
Bagan, sudah memakai alat deteksi yang perhitungannya adalah hasil bersih
memakai gelombang elektronik (Sonar). selama musim tangkap/musim
Menurut keterangan masyarakat, di Air kelam/selama bagan beroperasi dibagi
Bangis saat ini terdapat ± 150 buah dua. Setengah dari hasil tersebut untuk
Bagan dimana harga dari sebuah bagan pengusaha Bagan, sedangkan
adalah ± Rp. 100.000,-. Ikan-ikan hasil setengannya lagi dibagi rata terhadap
tangkapan ikan biasanya dijual dalam seluruh ABK tetap. Disamping itu
keadaan hidup maupun dalam keadaan kedudukan seseorang dalam sebuah
kering, setelah diolah dipengeringan ikan. bagan, juga ikut menentukan hasil yang
Dalam beroperasi, Bagan sangat didapatkannya selama bagan beroperasi
tergantung kepada musim. Di Air Bangis atau sekali musim kelam. Hal ini
musim penangkapan ikan tersebut dikenal disebabkan karena adanya bonus-bonus
atas dua musim yaitu musim kelam dan yang diberikan oleh pengusaha bagan
musim terang. Hitungan musim kelam dan kepada orang-orang yang mempunyai
musim terang tersebut mengikuti arah jabatan tertentu. Pada beberapa
rotasi bulan. Artinya ketika bulan muncul pengusaha bagan, meskipun bagan tidak
15 | P a g e
beroperasi, ABK tetap bagan miliknya KKM mendapatkan bonus tambahan dari
tetap digaji atau tetap diberikan uang pengusaha Bagan disamping persentase
rokok dan uang supermi. Hal ini yang sama dengan ABK lain.
dimaksudkan untuk membantu kehidupan ABK Lain. Para ABK lain untuk
para ABK. Setiap Bagan setelah secara umum bertugas membantu
beroperasi setiap harinya selalu menepi kelancaran operasi Bagan. Ketika
kepantai. Hal ini dilakukan jika daerah teknologi yang digunakan pada Bagan
tempat Bagan tersebut menagkap ikan, sudah mulai berkembang, tugas-tugas
tidak begitu jauh dari daerah Air Bangis. ABK semakin ringan. Kalau dulu
Artinya, setiap jam 16.00 Wib Bagan pekerjaan para ABK juga termasuk
berangkat dan kira-kira jam 10.00 Wib menarik jaring yang sudah dipenuhi ikan,
besok paginya sudah merapat lagi. Setiap sekarang tugas tersebut sudah diambil
malamnya, rata-rata ABK Bagan alih oleh mesin. Tugas-tugas lain
menjatuhkan jaring sebanyak dua kali diantaranya adalah untuk mengumpulkan
untuk menangkap ikan yang sudah dan memilih ikan yang sudah tertangkap.
berkumpul disekeliling bagan. Biasanya Dalam pembagian hasil, ABK hanyalah
penjatuhan jaring dilakukan pada waktu mendapatkan dari hasil pembagian rata
tengah malam. Pembagian jabatan sekali musim tangkap/musim kelam
tersebut adalah Tungganai Bagan. tampa bonus lain dari pengusaha bagan.
Tungganai Bagan adalah merupakan ABK Honor. ABK Honor adalah
jabatan tertinggi disebuah bagan. ABK/pekerja yang tidak tetap pada
Tungganai Bagan merupakan wakil dari sebuah Bagan. Kehadirannya untuk
pemilik bagan dalam menjalankan bekerja, tergantung kepada kemauan
usahanya. Tungaganai Bagan berhak mereka. Gaji yang didapat, disesuaikan
untuk menjual ikan hasil tangkapan dengan hasil tangkapan pada hari ketika
dilautan dan berhak untuk menentukan, ia bekerja. ABK Honor, tidak
kemana arah penangkapan ikan akan mendapatkan bagian dari pembagian
dilakukan. Dalam pembagian hasil hasil akhir musim tangkap/musim kelam.
tangkapan sekali musim kelam, Demikian juga ABK Honor tidak
Tungganai Bagan mendapatkan bagian mendapatkan bonus-bonus.
yang sama dengan ABK lainnya. Tetapi Aktivitas memayang
disamping itu, Tungganai Bagan juga menggunakan Boat Ts, yaitu sebuah
mendapatkan bonus dari pengusaha kapal kayu dengan panjang ± 10 m
Bagan. Apik Tungganai dengan lebar ± 2m. Dilengkapi dengan
Apik Tungganai adalah merupakan wakil mesin Yanmark/mesin yang biasa dipakai
dari Tungganai Bagan. Dalam pada mollen (pengaduk semen) yang
perekrutannya, Apik Tungganai ditunjuk telah dimodifikasi. Alat tangkap ikan yang
oleh Tungganai Bagan yang digunakan adalah berupa Jaring Benam,
bersangkutan. Disamping bertugas jaring udang atau jaring suaso. Pada bot
sebagai wakil dari Tungganai Payang, Ts, ABK yang mengoperasikannya paling
perekrutan seorang Apik Tungganai juga banyak 4 orang dan paling sedikit 3
dimaksudkan sebagai salah satu upaya orang. Masing-masing ABK mempunyai
kaderisasi, untuk melahirkan Tungganai- tugas sendiri-sendiri. Jaring ditebar ketika
Tungganai yang baru. Dalam pembagian Bot Ts dalam keadaaan mundur. Satu
hasil tangkap, Apik Tungganai juga orang ABK bertugas menebar jaring, satu
mendapatkan bonus lain, disamping orang bertugas untuk mengarahkan Baot
persentase hasil yang sama dengan ABK Ts dengan menggunakan dayung dan
lain. Tetapi bonus tersebut diberikan oleh yang lainnya bertugas sebagai nakoda.
Tungganai, bukan oleh pengusaha Boat Ts beroperasi sejak sore hari sampai
Bagan. Kepala Kamar Mesin. Jabatan jam 09.00 Wib setiap harinya. Ikan hasil
Kepala Kamar Mesin (KKM) adalah tangkapan, bisa dijual langsung kepada
jabatan yang cukup fital dalam sebuah pedagang-pedagan pengumpul yang
Bagan. Karena KKM yang langsung langsung menyambangi kelautan ataupun
bertanggungjawab atas kelancaran dijual sendiri ke TPI.
operasi Bagan. Dalam pembagian hasil,
16 | P a g e
Aktivitas Memukat menggunakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
perahu layar. Perahu Layar tidak ekonomi sebagai akibat dari
menggunakan tenaga pendorong mesin, berkurangnya kemampuan fisik dan
tetapi menggunakan layar untuk bergerak. terbatasnta dalam mendapatkan
Disamping itu pada saat-saat tertentu pekerjaan utama. Akan tetapi nelayan
juga menggunakan dayung. Alat tangkap memiliki strategi tertentu untuk tetap
yang digunakan adalah Jaring hanyut, dapat melakukan aktivitas pekerjaan.
jaring udang atau pukat ular. ABK yang Pekerjaan sebagai nelayan yang sangat
mengoperasikan perahu layar ini paling mengandalkan kekuatan fisik
banyak dua orang. Jaring ditebar seiring menempatkan nelayan yang sudah
dengan gerakan perahu. Kemudian ketika melewati batas usia produktif sulit untuk
jaring hendak diangkat, jangkar dibuang dapat bersaing dengan nelayan muda.
kelaut. Faktor kemampuan fisik ini berpengaruh
Aktivitas memancing terhadap aspek-aspek lain dalam
menggunakan Perahu Dayung. Perahu kehidupan nelayan seperti transisi
dayung digunakan oleh pedagang- psikososial akibat hilangnya pekerjaan
pedagang ikan yang tidak memiliki Boat utama yang sudah bertahun-tahun
Tempel dalam usahanya mengumpulkan ditekuni, hilangnya kepercayaan dari
ikan. Kemudian setelah ikan terkumpul, pemilik modal ataupun kesehatan yang
ikan-ikan tersebut kemudian dijual ke TPI. sudah menurun. Sungguhpun demikian,
nelayan lanjut usia tetap berupaya
1.8 Strategi Adaptasi Masyarakat mengurangi ketergantungan pada
Nelayan dalam Menghadapi Masa kerabat.
Lanjut Usia Permasalahan lain yang dialami
1.8.1 Kehidupan Nelayan Lanjut Usia keluarga lanjut usia adalah munculnya
A. Masalah-masalah yang dihadapi rasa kesepian akibat berkurangnya
Keluarga Nelayan Lanjut Usia hubungan intrapribadi dalam keluarga

P
ermasalahan yang dialami keluarga maupun kelompok kerabat. Ketika
lanjut usia pada masyarakat pasangan suami istri tengah mencapai
pedesaan umumnya berkisar pada usia lanjut, secara psikologis mereka
berkurangnya aktivitas pekerjaan yang merasa khawatir akan hilangnya suasana
menyebabkan penurunan pendapatan. kebersamaan yang berlangsung selama
Mata pencaharian apapun yang ditekuni bertahun-tahun. Anak-anak yang semuka
oleh anggota masyarakat memiliki batas tinggal bersama satu-persatu
masa produktif tertentu, sekalipun dalam meninggalkan orangtua karena
rentang waktu yang berbeda. Pekerjaan membentuk keluarga baru.
sebagai petani dan nelayan tetap memiliki Gejala ini dapat diasumsikan
keterbatasan ketika seseorang sudah sebagai suatu perubahan bentuk keluarga
mencapau lanjut usia. Berkurangnya yang secara riil mulai tampak pada
pendapatan karena seseorang sudah masyarakat pedesaan pesisir. Menurut Le
menjadi pensiun atau mengurangi play, salah satu tipe keluarga yang
aktivitas bagi nelayan, petani dominan dan dikembangkan pasangan
menyebabkan seseorang yang sudah suami istri pada perkembangan sekarang
lanjut usia untuk dapat memenuhi adalah nuclear family (Tangdilintin,
kebutuhan hidupnya secara maksimal, 1993:3). Dalam kaitan yang khusus,
terlebih bagi yang menghentikan gejala ini dapat dikaji menurut teori
pekerjaan sama sekali. Kondisi ini menarik diri (Cumming dan Henry, 1961)
menyebabkan beberapa keluarga lanjut yang menyatakan bahwa penuaan adalah
usia cenderung mengefektifkan fungsi suatu penarikan yang tidak terelakan oleh
kerabat dalam mengantisipasi seorang individu dari masyarakat dan
pemenuhan kebutuhan ekonomi. masyarakat dari individu yang berakibat
Permasalahan yang dialami pada menurunnya interaksi antara lanjut
keluarga nelayan lanjut usia pada secara usia dengan orang lain di dalam sistem
umum tidak berbeda dengan pekerjaan sosial yang dia miliki. Proses itu mungkin
lain pada umumnya, yaitu diawali oleh individu itu atau oleh orang-
17 | P a g e
orang lain dalam situasi itu (Esberger dan kategori lanjut usia, kegiatan melaut
Hughes, 1989:28). beliau tidak seperti disaat masih muda
Berkurangnya hubungan antara dulu. Dalam seminggu biasanya pak Sabri
keluarga lanjut usia dengan anak, teman, hanya mampu pergi kelaut sekitar 3 atau
sejawat atau kerabat akan mempengaruhi 4 kali saja, itu pun tidak dalam waktu yang
kondisi psikososial secara keseluruhan. lama.. Beliau sanggup dilaut hanya
Rasa kesepian karena semua anak telah sekitar 5-6 jam saja. Dikarenakan alasan
pergi meninggalkan rumah dan makin fisik yang sadah tidak sanggup. Dahulu ,
sedikitnya teman akrab yang sebaya, waktu di usia muda beliau selalu menjadi
umumnya dapat menyebabkan depresi. pemimpin jalannya perahu dan sesekali
Perubahan psikososial pada lanjut usia ini penebar jaring. Berbeda dengan
menyebabkan munculnya perasaan tidak sekarang, yang hanya duduk saja dan
aman, takut, khawatir akan datangnya sesekali hanya membantu menjelaskan
berbagai penyakit, sering bingung dan arah jalan atau dimana sebaiknya
panik (Boedhi-Darmojo, 1999). Hal ini berhenti di tempat yang banyak ikannya.
disebabkan oleh ketergantungan fisik dan Anak laki-laki beliau juga ikut melaut
faktor sosial ekonomi sehingga dapat untuk membantu orang tua nya
dikatakan bahwa faktor psikososial ini memenuhi kebutuhan hidup.
sangat tergantung pada aspek sosial Dalam kehidupan nelayan, tauke
ekonomi. Sekalipun ada indikasi semakin juga sangat membantu perekonomian
berkurangnya hubungan sosial keluarga para nelayan. Menurut pak Sabri,
lanjut usia, namun di lokasi penelitian biasanya apabila beliau kekurangan biaya
masih banyak keluarga lanjut usia yang untuk hidup, beliau biasanya meminjam
tetap mempertahankan bentuk keluarga uang kepada tauke. Tauke yang biasa
luas. beliau pinjam uang adalah merupakan
Berdasarkan hasil wawancara nelayan pemilik yang biasa beliau
dengan beberapa informan dapat gunakan perahu nya. Sehingga
diketahui hal-hal berikut ini: Bapak Sabri terkadang, hasil melaut pak sabri
seorang nelayan lanjut usia yang berumur langsung dip tong oleh tauke untuk
61 tahun, yang beralamatkan di Jorong membayar hutang. Menurut pak sabri., di
Pasar dua suak. Pendidikan terakhir nagari ini, ada kelompok nelayan. Beliau
beliau adalah tidak tamat Sekolah Dasar, tidak termasuk dalam anggota kelompok
yaitu hanya sampai kelas 3 Sekolah nelayan tersebut, karena menurut beliau
Dasar. Beliau memiliki satu orang istri kelompok nelayan tersebut hanya untuk
yang bernama Maswati yang berusia 45 nelayan-nelayan pemilik saja tidak untuk
tahun dan tujuh orang anak, yang terdiri nelayan anggota. Ada banyak beberapa
dari 5 anak perempuan dan 2 orang anak nama kelompok nelayan yang ada di
laki-laki. Dimana 5 anak perempuan nagari ini, tapi bapak sabri tidak
beliau telah berumah tangga dan yang mengetahui dengan jelas apa saja
masih menjadi tanggungan beliau namanya. Begitupun dengan koperasi,
sekarang adalah 2 orang anak laki-laki beliau tidak tahu pasti apakah koperasi
beliau yang masih bersekolah. yang ada di nagari itu sekarang masih
Bapak Sabri merupakan salah akatif atau tidak, karena Pak Sabri tidak
satu nelayan lanjut usia di Jorong Pasar pernah termasuk dalam anggota.
Dua Suak ini yang masih melakukan Pak Sabri terkadang mengalami
aktifitas melautnya. Menurut beliau ada kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
mayoritas mata pencaharian di jorong hidup nya sehari-hari. Oleh karena beliau
tempat tinggal nya adalah nelayan sekitar berharap ada nya bantuan dari
90%, pedagang sekitar 5%, petani sekitar pemerintah untuk membantu
3%, dan pegawai sekitar 2 %. Sedangkan perekonomian beliau. Apabila mengalami
nelayan yang lanjut usia sekitar 10% dari kesulitan keuangan, beliau biasanya
total nelayan yang ada. Jadi bisa meminjam uang kepada tauke. Tauke
dikatakan bahwa nelayan adalah yang dipinjam kan uang adalah tauke
pekerjaan utama di nagari air bangih ini. yang juga nelayan pemilik perahu yang
Di usia beliau yang telah masuk dalam beliau biasa tumpangi. Sehingga, untuk
18 | P a g e
penjualan ikan, oleh tauke-tauke tersebut jadi pertimbangan dalam mengambil
dilakukan pemotongan harga sedikit atas keputusan di daerah sini.
peminjaman uang. Diakui oleh bapak Pak Sabri juga memaparkan
Sabri, beliau tidak sering meminjam uang masalah utama yang ada di daerah ini,
kepada tauke hanya apabila Dalam yaitu yang paling utama adalah masalah
keadaan terdesak dan sangat kemiskinan, kurangnya bantuan
membutuhkan uang seperti uang sekolah pemerintah kepada masyarakat. Untuk
anak atau kebutuhan rumah tangga. tingkat keamanan di sisni bisa di nilai
Beliau meminjam apabila sudah tidak ada cukup baik, karena antar warga saling
penghasilan dalam beberapa hari ataupun mengenal dan saling merasa satu
dari anak juga tidak mendapatkan hasil keluarga sehigga jarang terjadinya
ikan yang cukup untuk memenuhi kejahatan dan konflik. Hal yang biasa
kebutuhan. Untung nya tauke-tauke di dilakukan pak sabri untuk tetap menjaga
nagari atau jorong ini masih mau keamanan dan kenyaman di nagari/jorong
membantu untuk meminjam kan uang nya adalah menjaga hubungan yang baik
kepada beliau. dengan masyarakat, ramah tamah, dan
Menurut pak Sabri, pendapatan membentuk masyarakat menjadi sebuah
beliau dibanding dahulu sewaktu masih kerabat dan merasa saling bersaudara.
muda sangat lah jauh berbeda. Dahulu Selanjutnya Bapak Zulkarnain
sewaktu masih muda banyak pekerjaan adalah seorang nelayan di nagari air
yang bisa beliau kerjakan, seperti melaut bangih pasaman barat. Beliau berumur 80
setiap hari, dan dalam satu hari bisa tahun berstatus duda dengan 3 orang
mencapai 2 atau 3 kali ke laut untuk anak , yaitu 2 orang anak perempuan dan
mencari ikan. Selain itu, juga dapat 1 laki-laki. Dua orang anak perempuan
bekerja membantu mengangkat ikan ke beliau telah menikah dan sekarang ikut
TPI, atau berkebun (mencangkul,dll). dengan suami nya masing-masing.
Sekarang karena kondisi umur dan Sedangkan anak laki-laki beliau, sudah
kesehatan yang sudah tidak mendukung, tidak sekolah dan sekarang membantu
membuat beliau lebih sering istirahat beliau untuk melaut.
dirumah menjaga kesehatan. Beliau Bapak Zulkarnain adalah seorang
sekarang lebih sering menderita penyakit nalayan lanjut usia yang juga salah satu
batuk-batuk, reumatik atau badan yang tauke di nagari air bangih. Beliau adalah
sering pusing. Apabila sakit , beliau hanya nelayan penangkap udang. Berbagai jenis
berobat ke mantari ( bidan) atau ke udang, dari udang yagn bernilai paling
puskesmas langsung. mahal hingga udang biasa, selalu beliau
Kehidupan sosial juga berubah peroleh setiap kali melaut. Jenis – jenis
disaat umur beliau sekarang. Kehidupan udang tersebut adalah udang Sualo
hubungan social dengan nelayan lain nya, dengan penjualan 40.000-60.000/kg,
pak Sabri lebih merasa di hormati dan kelong 75.000-85.000/kg, .udang
disegani dalam hal apapun. Seperti mutiara/udang buluh/ udang batu
dalam hal mengambil keputusan dalam 200.000-300.000/ kg.
menentukan dimana lokasi yang banyak Informan sejak 2 bulan terakhir
terdapat ikan , atau dimana daerah yang tidak pernah lagi pergi melaut, karena
sedikit karang. Selain itu, beliau juga alasan kesehatan yang tidak mendukung
sering mengikuti kegiatan keagamaan di lagi. Beliau sering mengeluh sakit
mesjid seperti pengajian atau ceramah reumatik dan pegal-pegal, selain itu
agama. Menurut Pak Sabri di daerah ini beliau juga menderita gejala struk yang
tingkat keamanannya sangat baik. Jarang sekarang sedang dalam pengobatan.
sekali terjadi konflik antar masyarakat Beliau biasa berobat ke dokter umum
sekitar sini. Kalau pun ada hanya konflik yang ada di rumah sakit dan juga
kecil dan itu pun dapat segera puskesmas untuk penyakit yang biasa-
diselesaikan. Bapak sabri bukan lah biasa saja. Beliau sekarang hanya duduk
seorang tokoh masyarakat tapi karena saja dikedai menunggu hasil tangkapan
beliau sudah tua jadi suara beliau juga udang dan menerima uang nya bersih
hasil penangkapan udang. Sekarang
19 | P a g e
hanya anak laki-laki beliau yang bertugas tangkap yang lebih banyak. Namun
menggantikan beliau mengurus semua seiring dengan perkembangan zaman
hal-hal , baik dari untuk melaut, mengatur tradisi tersebut pada masa sekarang tidak
anggota, mengatur pembagian hasil dan lagi menjadi hal yang utama atau bahkan
pengumpulan udang di TPI hingga tidak ada lagi yang melakukan kegiatan
pengiriman ke luar kota atau luar negeri. tulak bala tersebut, tetapi ada beberapa
Kegiatan utama Bapak Zulkarnain hal yang biasa dijadikan panduan bagi
setelah tidak melaut lagi, sekarang hanya masyarakat nelayan dalam hal
mengisi waktu hanya untuk istirahat dan aktifitasnya melaut yaitu dengan
lebih mendekatkan diri ke Allah Swt. semacam aturan yang tidak jelas atau
Beliau lebih sering mengikuti kegiatan semacam aturan yang tidak tersurat
keagamaan di mesjid, atau sering seperti larangan melaut ketika hari
melaksanakan shalat berjamaah di Jum’at, namun hal tersebut bukanlah jadi
mesjid. Selain itu beliau juga tetap kendala utama bagi masyarakat untuk
memantau bagaimana kegiatan melaut melaut karena setelah jum’at pun
anggota-anggotanya. masyarakat nelayan kenagarian air
bangis kembali melakukan aktifitasnya
untuk melaut. Jika dilihat dari beberapa
B. Kondisi Riil Keluarga Nelayan Lanjut yang menjadi kendala bagi masyrakat
Usia disini untuk melaut ternyata hal seperti

H
asil penelitian yang didapatkan dari larangan/pantangan melaut tidak menjadi
masyarakat nelayan lajut usia ini permasalahan utama menurut salah satu
mengalami perubahan dari sistem masyarakat nelayan yang kami temui
waktu yang mereka gunakan untuk dilokasi penelitian hal-hal tersebut
melaut bagi nelayan lansia menurut tidaklah menjadi kendala.
beberapa orang nelayan buruh umumnya Di nagari Air Bangis bisa
nelayan lansia hanya sanggup melaut dikatakan terdiri dari tiga jenis sebutan
pada saat usia lanjut hanya sekitar 6-7 nelayan yaitu nelayan tradisional, nelayan
jam sekali melaut dan aktifitas tersebut pemilik/juragan dan nelayan
pada saat sekarang tidaklah rutin buruh/anggota.nelayan yaitu nelayan
dilakukan setiap hari. Hal tersebut pemilik/ dengan yg biasa disebut juragan
dikarenakan oleh faktor fisik yang sudah dan nelayan buruh/anggota. Nelayan
tidak sepenuhnya mendukung untuk tradisonal disini pada umumnya hanya
aktifitasnya nelayan lansia tersebut. pada menggunakan perahu/sampan, pancing
umumnya nelayan lansia biasanya dalam dan jarring untuk menangkap namun hasil
seminggu hanya sanggup untuk pergi yang didapatkan oleh nelayan tardisonal
melaut sekitar 3 atau 4 kali turun kelaut. tidak begitu banyak hal tersebut
Disini jelas Pekerjaan yang dilakoni oleh dikarenakan oleh peralatan tangkap yang
nelayan saat usia lanjut berbeda dengan diguanakan adalah secara sederhana dan
nelayan yang masih muda yang memiliki hasil tangkapan tersebut hanya dijualkan
fisik yang jauh berbeda. Namun pada kepada masyarakat sekitar dan sisanya
umunya nelayan lansia hanya sebagai untuk dimakan oleh anggota keluarga
penunjuk arah atau anak hoda/pawang lainnya. Sedangkan Nelayan
tidak ikut dalam kegiatan seperti pemilik/juragan ikan yang memiliki modal
menurunkan jaring-jaring tangkapan. banyak yang menggunakan jenis kapal
Dalam penangkapan ikan pada yang besar dan alat tangkap yang sudah
masyarakat air bangis yang mana pada memliki standar penagkapan yaitu berupa
masa dahulunya juga terdapat suatu boat, perahu layar, pencalang.
kegiatan yang bersifat semacam upacara Sedangkan untuk jenis-jenis jaring yaitu
yang dulunya diyakini sebagai ritual jaring bilnek atau biasa disebut jarring
dalam hal melaut atau yang biasanya hanyut, jaring ikan tamali, jaring banam,
mereka sebut dengan tulak bala yang jaring udang, pukek udang, dll.
artinya semacam doa bersama yang Nelayan buruh/anggota disini
dilakukan oleh masyarakat nelayan yang berperan sebagai nelayan yang ikut
bertujuan untuk keselamatan dan hasil dengan nelayan pemilik atau nelayan ini
20 | P a g e
menggunakan kapal dari sinelayan tersebut harus dibagi dengan penilik kapal
pemilik/ yang bisa mereka sebut dengan dan beberapa nelayan buruh yang ikut
juragan kapa/juragan kapal dengan cara dalam kegiatan melaut dengan
semacam sistem peminjaman/sewa. menggunakan kapal besar tersebut.
Sistem sewa disini maksudnya adalah
yang mana nelayan pemilik meminjamkan C. Pranata Ekonomi: Koperasi Nelayan
kapalnya untuk dipakai oleh nelayan dan peran Toke’

D
buruh untuk dipakai melaut melalui sistem i Nagari Air Bangis terdapat
pembayaranya dengan cara koperasi nelayan yang bernama
pembahagian hasil tangkapan ikan yang LEPN3 yang memiliki jenis
didapatkan dilaut. Sistem pembayaran kegiatan semacam simpan pinjam
ikan yang di peroleh dari hasil melaut terhadap masyarakat nelayan
pertama-tama dikeluarkan dulu berapa dikenagarian ini dan koperasi ini juga
semua biaya yang digunakan untuk memiliki TOSERBA yang dikelola oleh
melaut seperti biaya membeli perbekalan anggota koperasi. Namun dengan adanya
untuk berada ditengah laut selama melaut koperasi nelayan LPEN3 ini umumnya
kemudian dari hasil tangkapan itu dibagi 2 masyarakat nelayan tidak menggunakan
yaitu setengah untuk nelayan pemilk jasa koperasi tersebut dengan alasan
kapal dan setengah untuk nelayan buruh. proses dari koperasi tersebut seperti
Namun dalam hal pembahagian nelayan dalam hal peminjaman itu memiliki proses
buruh ini juga terhitung dengan berapa yang sangat rumit dan memakan waktu
jumlah nelayan buruh yang ikut dalam yang lama jika para nelayan buruh
kapal besar tersebut, contohnya nelayan membutuhkan peminjaman terhadap
buruh yang ikut dalam kegiatan melaut koperasi tersebut. Selain dari koperasi
dengan menggunakan kapal besar LPEN3 disini juga terdapat semacam
tersebut 10 orang jadi seluruh hasil lembaga masyarakat nelayan yang
tangkapan itu dibagi dua dan yang bernama KTNA yang berperan sebagai
setengahnya diberikan kepada sipemilik pembinaan masyarakat nelayan yang
kapal dan setenganya lagi baru dibagi bersifat pemberdayaan bagi masyarakat
dengan berapa jumlah nelayan(10) buruh nelayan itu sendiri. KTNA yang berada
atau jika dipersenkan nelayan buruh dibawah binaan Departeman Kelautan ini
perorangnya hanya dapat 1/4 dari seluruh yang bertujuan untuk kesejahteraan
hasil tangkapan selama melaut. Biasanya nelayan.
hasil tangkapan ikan yang ada tersebut Dari wawancara yang kami
langsung dijual ke TPI (tempat penjualan lakukan dengan beberapa informan
ikan) atau ada juga yang menunggu nelayan dikenagarian air bangis ini
nelayan dipinggir laut untuk membelinya mereka mengaku kurang mendapat
atau yang biasa disebut dengan toke. pembelajaran baik itu dari koperasi atau
Nelayan di nagari ini menurut lembaga yang ada didaerah ini hal
penelitian yang dilakukan kebanyakan tersebut dikarenakan komunikasi nelayan
adalah nelayan buruh atau nelayan buruh dengan pihak-pihak terkait yang
anggota. Menurut bapak khairun (salah mengelola kopersai maupun lembaga
satu nelayan yang diteliti) tersebut kurang berjalan dengan
perbandingannya antara nelayan semestinya hal tersebut lebih difokuskan
pemilik/juragan dengan nelayan buruh kepada nelayan besar/juragan kapal
adalah sekitar 80% : 20 % untuk nelayan sehingga nelayan buruh hanya dijadikan
buruh. dengan menggunakan perahunya. sebagai pekerja tetap dalam hal melaut
Dengan menjadi seorang buruh nelayan jadi tidak sebagai proses pemberdayaan
jelas hal tersebut tidak menjadikan yang bersifat kemasyarakatan, dan jika
masyarakat nelayan dilokasi penelitian ini dilihat dari peran pemerintah untuk
menjadi lebih sejatera hal tersebut kesahteraan masyarakat nelayan
dikarenakan hasil tangkapan yang tradisionalpun mereka mengaku tidak
mereka dapatkan dari hasil melaut pernah mendapatkan bantuan yang
tidaklah sepenuhnya menjadi bagian dari bersifat dari pemerintah untuk nelayan
nelayan buruh karena hasil tangkapan seperti bantuan alat-alat tangkap untuk
21 | P a g e
melaut akan tetapi mereka hanya oleh masyarakat nelayan lansia, namun
mendapatkan bantuan berupa dalam kesehatan atau dampak dari
raskin/beras untuk masyarakat miskin. penyakit yang mereka rasakan ini umunya
Selain itu, di nagari ini ada mereka hanya memeriksa penyakit
terdapat kelembagaan kelompok nelayan, tersebut pada puskesmas/mantari yang
salah satu nya yaitu kelompok nelayan ada dilingkungan kenagarian tersebut.
Sukajadi. Menurut informan, kelompok Dalam hal kesehatan tersebut
nelayan ini, tidak ada kegiatan yang sebahagian besar masyarakat nelayan
begitu berarti. Kelompok nelayan hanya lansia ada yang masih kuat untuk
digunakan untuk menerima bantuan- melakukan aktifitasnya melaut dan ada
bantuan dari pemerintah saja. Bantuan juga dari beberapa lansia yang sudah
pemerintah pun sekarang sudah mulai tidak sanggup untuk melakukan kegiatan
jarang. Bantuan yang pernah di peroleh melaut, mereka mencoba untuk bertahan
adalah perahu boat dari pemerintah untuk hidup dengan beberapa jenis pekerjaan
masyarakat yang termasuk dalam yang dilakukan seperti beralih menjadi
kelompok nelayan.Untuj koperasi pun padagang kecil-kecilan dengan modal
tidak ada di nagari ini, sehingga banyak yang sangat sederhana yang
masyarakat yang kekurangan uang dikumpulkan sekian lama dengan
biasanya meminjam uang kepada beliau membuka warung didepan rumahnya atau
karena beliau merupakan tauke. menjadi pencari kayu bakar dan hasilnya
dijual kepasar dengan tujuan untuk
1.8.2 Strategi Nelayan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Bagi
Menghadapi Lanjut Usia dan nelayan yang masih kuat untuk melaut
Hubungannya dengan Ketahanan biasanya mereka hanya mengandalkan
Sosial hasil tangkapan atau mereka melakukan

K
ebanyakan nelayan disini sudah peminjaman uang kepada juragan kapal
banyak mengalami usia lanjut yang dengan pembayaran setelah mereka
berkisar sekitar 55 tahun keatas mendapatkan hasil melaut. Selain kepada
yang masih melakukan aktifitasnya untuk juragan kapal ada juga nelayan yang
melaut. Dari beberapa informan yang melakukan peminjaman uang kepada si
lanjut usia yang wawancarai mereka toke yang mana sistem pembayaranya
mengalami batasan kemampuan untuk juga sama dengan pembayaran dengan si
melaut hal tersebut mungkin dikarenakan pemilik kapal yaitu dibayar dengan hasil
oleh faktor usia yang secara fisik memang tangkapan sewaktu pulang melaut. Jika
sudah tidak sama dengan tenaga yang dilihat dari proses kehidupan masyarakat
muda. Menurut salah seorang nelayan nelayan dapat dikatakan masyarakat
buruh yang mengatakan kemampuannya nelayan tradisional dan nelayan buruh
tidak sama dengan dulunya lagi yang sangat sulit untuk bisa jadi nelayan yang
biasanya dulu dia sangggup untuk melaut sejahtera. Hal tersebut dikarenakan
seminggu ditengah laut namun untuk saat mereka harus terikat pada kondisi fisik,
sekarang dia tidak mampu untuk berada alam dan hubungan ketergantungan
lama-lama ditengah laut hal tersebut antara anak buah dan majikan atau yang
dikarenakan oleh kondisi fisik dan kondisi biasa disebut dengan patron client.
angin laut yang sangat kuat untuk dia Masyarakat dikenagarian air
hadapi dalam kondisi lansia sekarang ini. bangis ini memang menjadikan laut
Kondisi laut yang secara sebagai tempat mencari kehidupan
kesehatan memang berdampak langsung mereka untuk memenuhi kebutuhan
terhadap fisik dari nelayan yang sehari- anggota keluarganya hal tersebut dapat
harinya melakukan aktifitas dilaut. Dari dilihat dengan lebih dari 75% masyarakat
hasil penelitian dilapangan yang ditemui air bangis memiliki pekerjaaan sebagai
kebanyakan dari nelayan lansia nelayan. Kegiatan melaut yang dilakukan
mengeluhkan penyakit dari terkena oleh masyarakat air bangis ini umumnya
langsung air laut berupa reumatik, alergi dilakukan oleh laki-laki dan bagi beberapa
kulit, sering mengalami pusing-pusing dan perempuan hanya berperan sebagai ibu
berkurangnya penglihatan yang dirasakan rumah tangga. Jadi dapat dikatakan tidak
22 | P a g e
adanya keterlibatan kaum perempuan terjadinya konflik sesama masyarakat di
dalam hal melaut yang dilakukan oleh kenagarian Air bangis kecamatan Sungai
masyarakat air bangis ini. Beremas Kab. Pasaman Barat.
Menurut dari beberapa orang Hasil penelitian menunjukkan
nelayan buruh/anggota dikenagarian air bahwa upaya nelayan lanjut usia
bangis yang telah diwawancarai mewujudkan ketahanan sosial adalah
pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan dengan meningkatkan keamanan di
melaut pada umunya hanya mendapatkan nagari ini saling menghargai, toleransi
penghasilan sekitar Rp. 50.000 sampai dan bekerjasama, karena masyarakat
Rp.75.000/harinya. Dan nelayan Nagari Air Bangis sudah merasa aman. Di
tradisional yang hanya mengguanakan Nagari Air Bangis jarang didapai terjadi
peralatan seadanya biasanya konflik antar nelayan di sini, kalaupun ada
berpenghasilan sekitar Rp.25.000 sampai itu hanya masalah kecil saja, maslaah
Rp.30.000/harinya. Dari hasil tersebut yang bisa langsung diselesaikan.
secara kondisi ekonomi yang mereka Biasanya nelayan lanjut usia untuk tetap
butuhkan masih dibawah garis standar menjaga keamanan antar warga hanya
kehidupan keluarga untuk mencukupi selalu menjaga hubungan baik antar
kebutuhan hidup yang mana terdapat warga, saling menolong bagi siapa yang
berbagai macam pengeluaran untuk membutuhkan dan saling menghormat
kehidupan yang lebih baik. Namun dalam satu sama lainnya. Tidak membedakan
hal penghasilan jelas mengalami status ekonomi ataupun status nelayan
perbedaan yang signifikan antara nelayan mereka. Masalah utama di nagari ini
tardisonal, nelayan buruh/anggota dengan adalah tetap masalah ekonomi
nelayan pemilik kapal, yang mana masyarakat, karena masih banyak
nelayan pemilik bisa mencapai masyarakat sini yang berada dalam
penghasilanya sekitar Rp.7.000.00 tingkat kemiskinan.
sampai Rp.1.000.000/hari. Namun hal
tersebut juga tergantung pada kondisi laut 1.9 Kesimpulan

P
dan kondisi hasil tangkapan yang roses penuaan yang terjadi pada
diperoleh oleh nelayan tersebut. seseorang merupakan hal yang
Strategi keluarga lanjut usia alamiah dalam kehidupan manusia.
dalam pemenuhan ekonominya adalah Proses itu akan berjalan seiring waktu
dengan pendapatan yang diperoleh, dengan masuknya invidivu ke dalam
biasaanya berhutang kepada para tauke masa lanjut usia, yang secara umum
atau berhutang kepada siapa saja yang ditandai dengan menurunnya kemampuan
mau memberikan beliau pinjaman hutang. fisik, perubahan mental, berkurangnya
Selain dari itu nelayan lanjut usia interaksi sosial dan terbatasnya
meminjam perahu milik nelayan lain dan kesempatan di bidang ekonomi. Gejala
mencari mata pencaharian alternatif yang dialami pada masa lanjut usia ini
seperti mencari kayu bakar untuk dijual secara langsung mempengaruhi
lagi kepada masyarakat yang kemampuan seseorang dalam upaya
membutuhkan. pemenuhan kebutuhan hidup. Kondisi ini
Sebagai warga negara yang baik mengakibatkan orang lanjut usia harus
juga tidak bisa lepaskan dari wujud UUD menghadapi berbagai permasalahan yang
1945 untuk mewujudkan ketahanan sosial kompleks, baik sebagai makhluk biologis,
yang dimiliki oleh setiap warga negara. ekonomis, sosial maupun budaya.
Begitu juga dalam menjaga ketahanan Pada masyarakat nelayan,
sosial yang dilakukan oleh masyarakat air pembatasan masa lanjut usia umumnya
bangis yaitu mereka melakukan kegiatan ditentukan berdasarkan masa usia
yang bersifat menjalin tali silahturahmi produktif, dibedakan dengan pekerjaan
yang baik sesama masyarakat dan saling nelayan yang mencari ikan di laut lepas
menghormati satu sama lainnya sehingga dan di sepanjang pantai. Batas unis
terciptanya ketentraman sesama definitif untuk membedakan antarmasa ini
masyarakat sekitar, hal tersebut menurut menurut sebagian besar masyarakat
hasil penelitian disini tidak pernah nelayan adalah usia di atas 45 tahun,
23 | P a g e
meskipun dalam kasus tertentu masih adalah tetap bekerja sebagai nelayan,
ditemukan nelayan lansia yang masih namun disesuaikan dengan kemampuan
aktif di lautan lepas. fisik dan modal yang dimiliki. Oleh karena
Permasalahan yang dihadapi itu, menekuni pekerjaan sebagai nelayan
nelayan lanjut usia pada umumnya adalah harisn merupakan prioritas utama, dimana
berkurangnya kemampuan untuk jangkauannya hanya di sepanjang garis
mendapatkan penghasilan, adanya pantai.
gangguan fisik akibat menurunnya kondisi Pilihan strategi nelayan lanjut usia
kesehatan, hambatan psikologis akibat adalah sebagai buruh nelayan. Pekerjaan
berubahnya status dan hubungan sosial buruh nelayan antara lain memperbaiki
serta sulitnya mendapatkan modal untuk perahu dan jaring, mengangkat ikan ke
berusaha. Pada beberapa keluarga TPI, menunggu perahu yang sedang
nelayan lanjut usia, permasalahan ini bisa tambat serta mempersiapkan kebutuhan
dialami secara keseluruhan ataupun awak kapal/perahu sebelum ke laut.
sebagian tergantung bagaimana keluarga Pekerjaan lain yang dilakukan mantan
lanjut usia memandang hal tersebut. nelayan lanjut usia adalah pedagang,
Setiap individu yang memasuki buruh tani dan peternak. Semua
masa lanjut usia harus mampu pekerjaan tersebut tidak berkaitan dengan
beradaptasi dengan kehidupan baru, kenelayanan, namun masih memiliki
dengan berbagai pilihan strategi yang pengaruh dalam bidang sosial dan
diterapkan agar kebutuhan hidup dapat budaya.
terpenuhi. Kemampuan fisik sebagai Strategi yang diterapkan oleh
modal utama nelayan, apabila semakin nelayan lanjut usia tidak selamanya dapat
menurun maka berpengaruh langsung dikatakan berhasil, karena pilihan strategi
terhadap pendapatan yang diperoleh, yang dikembangkan tidak luput dari
padahal pendapatan ini merupakan kemungkinan kegagalan. Untuk
jaminan utama berlangsungnya mengatasi kegagalan strategi, baik di
kehidupan nelayan pada masa lanjut usia. bidang nelayan maupun di luar nelayan,
Berbagai strategi yang diterapkan para lanjut usia mengandalkan fungsi
nelayan lanjut usia dalam pemenuhan kerabat dalam rangka mengisi hari tua.
kebutuhan hidup dan penerapannya Selain itu, dalam kasus-kasus individual
dalam kehidupan sehari-hari sangat para lanjut usia berupaya mengantisipasi
tergantung pada berbagai faktor sosial nilai kebutuhan yang semin tinggi dengan
budaya serta kemungkinan strategi apa meminimalkan pengeluaran dan menjaga
yang dapat dikembangkan. Strategi kesehatan secara teratur.
utama yang dilakukan pada masa lanjut
usia di wilayah penelitian pada umumnya

24 | P a g e
Daftar Pustaka

BPS Pasaman Barat, 2008, Kabupaten Pasaman Barat dalam Angka.


Betke. 2002. Tentang Statitistik Ketahanan Sosial : Menuju Operasionalisasi Konsep
Baru dalam Bidang Statistik Sosial (makalah diskusi pakar Depsos).
Bungin, Burhan, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif:Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Cohen, Ronald, 1984, Age and Culture as Theory: Agen and Anthropological Theory.
London: Cornell University Press
Danim, Sudarwan, 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia.

Darmojo, Boedhi. 1999. “Keadaan lansia di Kota Lebih Jelek dibanding di Desa”. Kompas,
edisi 33 Mei 1999.
Http://www.menkokesra.go.id, Lansia Masa Kini dan Sekarang (17 Januari 2009, 11:07).
Http://www.padangekspres.co.id/content/view/23022/106/, Angka Harapan Hidup Tinggi,
Penyandang Cacat dan Lansia Diberi Perlindungan (Sabtu, 15 November
2008).
Hikmat, Harry 2002. Ketahanan Sosial : Konsep, Konstruks dan Indikator (makalah
diskusi pakar Depsos).
Hikmat, Harry. 2002. Indikator Ketahanan Sosial (makalah diskusi pakar Depsos).
Menko Kesra, 1996, Pelembagaan Lanjut Usia dalam Kehidupan Bangsa, Jakarta:
Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Muttahari, Murtadho, 1985, Masyarakat dan Sejarah, Bandung: Mizan
Moleong, Lexy, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Nugroho, Wahyudi, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta: IKAPI
Prayitno, 1983, Usia Lanjut dan Aspek Psikososialnya di Indonesia: Manusia Usia
Lanjut. Jakarta: Inti Idayu Press.
Rochman, Achwan.2002. “Ketahanan Sosial Komuniti di Indonesia : beberapa Catatan
Empiris)”. (Makalah ini disajikan dalam Diskusi Pakar: Membangun Konsepsi
dan Strategi Ketahanan Sosial di Departemen Sosial tanggal 7 Oktober 2002)
Sayogyo. 1977. Golongan Miskin dan Partisipasinya dalam Pembangunan Desa.
Jakarta: Prisma
Smith and Charlotte Seymour, 1986, Macmillan Dictionary of Anthropology, London:
Macmillan Press Ltd.
Tangdilintin, Paulus. 1999. “Sekilas Perkembangan kajian Keluarga Perkotaan” Bunga
Rampai Sosiologi Keluarga (Ihromo, ed). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Tony dan Hardywinoto, 1999, “Ketika Jumlah Lansia Terus Bertambah” Kompas, edisi 15
Agustua 1999.

25 | P a g e

You might also like