You are on page 1of 8

Volume I Nomor 01 Juli 2020

JURNAL KIMIA DAN REKAYASA

Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) Air Limbah Tinta


Industri Percetakan Menggunakan Metode Titrimetri
Chemical Oxygen Demand (COD) Analysis Ink Printing Waste Water Using
Titrimetry Method
Dian Khristiani Suhari1, Peni Pujiastuti2*
1,2
Program Studi Analis Kimia,Fakultas Teknik Universitas Setia Budi, Surakarta
Jln. Letjen Sutoyo-Mojosongo Surakarta-57127 Telp. 0271-852578
*Corresponding Author: peni.usb@gmail.com

ABSTRAK: Industri percetakan menghasilkan limbah cair dari tinta yang digunakan.
Mengandung polutan organik dan anorganik seperti timbal, kadmium, kromium, dan zink.
Memiliki kualitas yang melebihi baku mutu air limbah. Apabila dibuang ke lingkungan dapat
mencemari badan air penerima. Perlu dilakukan analisis kandungan polutan organik,
dengan mengukur parameter Chemical Oxygen Demand (COD). Penentuan angka COD
pada air limbah tinta industri percetakan dengan menggunakan metode titrimetri (SNI
6989.73:2009). Melakukan titrasi oksidasi-reduksi menggunakan larutan Ferro Amonium
Sulfat (FAS) pada sampel air limbah tinta industri percetakan. Penelitian ini melakukan tiga
kali ulangan sampling. Hasil penelitian hari pertama diperoleh angka COD sebesar 33.088
mg/L; hari kedua sebesar 69.484,6 mg/L; hari ketiga sebesar 67.830,4 mg/L. Ketiga sampel
memilik angka COD melebihi baku mutu air limbah industri percetakan sebesar 125 mg/L.
Air limbah tinta industri percetakan tidak layak dibuang ke lingkungan.
Kata kunci : Air limbah tinta COD, titrimetri

ABSTRACT: The printing industry produces wastewater from the ink used. Contains
organic and inorganic pollutants such as lead, cadmium, chromium and zinc. Having a
quality that exceeds the quality standards for wastewater. If it is discharged into the
environment it can pollute the receiving water body. Need to do an analysis of organic
pollutant content, by measuring the parameters of Chemical Oxygen Demand (COD).
Determination of COD numbers in printing industry wastewater ink using titrimetry method
(SNI 6989.73: 2009). Perform oxidation-reduction titration using Ferro Ammonium Sulfate
(FAS) solution in printing industry ink wastewater. This study conducted three sampling
replications. The results of the first day research obtained a COD rate of 33,088 mg /L;
second day 69,694.6 mg /L; third day 67,830.4 mg /L. All three samples had COD figures
exceeding the printing industry wastewater quality standard of 125 mg / L. Printing industry
wastewater is not suitable to be discharged into the environment.
Keywords: COD, Ink waste water, titrimetry

1. PENDAHULUAN Limbah yang turut andil dalam


Air merupakan kebutuhan pokok pencemaran air secara umum
bagi kehidupan manusia. Manusia dikelompokkan menjadi limbah domestik,
memanfaatkan air untuk berbagai aktifitas industri dan pertanian (Suharno, 2012).
dalam kehidupan sehari - hari. Salah satu limbah industri yaitu industri
Pemanfaatan dan pemakaian air tersebut percetakan. Industri percetakan adalah
menjadikan air menurun kualitasnya sebuah industri yang memproduksi tulisan
sehingga menghasilkan air limbah. dan gambar dengan tinta di atas kertas

http://kireka.setiabudi.ac.id
e-ISSN 2746-0886 (online) & p-ISSN 2747-2841(printed)
Suhari, D.K., Pujiastuti, P./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2020) 24-31

menggunakan mesin cetak. Dampak Salah satu parameter limbah cair


negatif dari pembangunan industri industri percetakan yang dapat dianalisis
percetakan tersebut adalah gangguan yaitu angka Chemical Oxygen Demand
terhadap kesehatan, gangguan terhadap (COD), yang merupakan salah satu
keindahan, dan gangguan terhadap parameter baku mutu limbah industri
kerusakan benda. Dampak negatif percetakan. COD merupakan banyaknya
terutama dari pelat processor dimana oksigen yang dibutuhkan untuk
mengandung zat warna tinta yang mengoksidasi secara kimia bahan organik
mempunyai gugus logam berat di dalam sampel air. Analisis angka COD
diantaranya adalah timbal, kadmium, dipilih karena pada limbah percetakan
kromium, dan zink. Senyawa tinta yang memiliki senyawa organik dan non
digunakan pada proses reproduksi film organik, sehingga dapat dilakukan analisis
dan pelat processor merupakan senyawa dan diketaui angka COD yang dimiliki
non organik (Suharno, 2012). limbah cair percetakan. COD dapat
Timbulnya limbah industri percetakan dianalisis dengan menggunakan metode
ini terdapat pada sisa pembuangan limbah titrimetri berdasarkan SNI 6989.73:2009.
yang ada di bak penampungan Metode titrimetri merupakan metode
sementara, dan kemudian dapat analisis klasik, didasarkan pada interaksi
mencemari sungai yang ada sekitar antara materi dan mater (Harjadi, 1986).
industri. Berdasarkan informasi dari Berdasarkan Peraturan Daerah Daerah
masyarakat disekitar industri, limbah yang Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun
dihasilkan oleh Industri Percetakkan x 2016 mengenai baku mutu air limbah,
sudah dirasakan dampaknya oleh disebutkan bahwa di dalam baku mutu
masyarakat. Seperti air sungai yang limbah cair industri percetakan terdapat
berwarna dan berbau menyengat. Bila parameter angka COD yang harus
limbah yang dikeluarkan oleh industri dianalisis untuk setiap sisa produksi
percetakan memenuhi baku mutu, maka percetakan yaitu limbah cair.
limbah tersebut tidak berbahaya, namun Angka COD merupakan ukuran
jika melebihi baku mutu yang ditetapkan, bagi pencemaran air oleh zat-zat organis
maka perlunya pengolahan limbah industri yang bersifat biodegradable yang secara
percetakan untuk mengubah jenis, jumlah alamiah dapat dioksidasikan melalui
dan karakteristik limbah supaya menjadi proses mikrobiologis danjuga zat organis
tidak berbahaya dan tidak beracun atau non biodegradable yang tidak dapat
jika memungkinkan agar limbah didegradasi oleh mikroorganisme,
percetakan dapat dimanfaatkan kembali sehingga dapat mengakibatkan
(daur ulang). berkurangnya oksigen terlarut di dalam air
(Pujiastuti, 2018). Polutan organik dalam

25
Suhari, D.K., Pujiastuti, P./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2020) 24-31

air dan air limbah industri akan dioksidasi bekerjanya katalisator Ag2SO4. Dalam
oleh K2Cr2O7 dengan katalisator argentum keadaan tertentu dapat teroksidasi
sulfat(AgSO4) dan pemanasan, menjadi oleh K2Cr2O7, dengan reaksi sebagai
3+
CO2 gas, H2O gas dan Cr , dengan reaksi berikut:
sebagai berikut (Pujiastuti, 2018): 6Cl⁻ + Cr2O7²⁻ + 14H⁺ → 3Cl₂ + 2Cr³⁺ + 7H₂O

Ag2SO4 (kat)
CaHbOc + Cr2O72-+ H+ →CO2(g) + H2O (g) + Cr3+
zat organik kalor gangguan ion Clorida ini dapat
Sebelum terjadi reaksi oksidasi, dihilangkan dengan menambah
warna larutan sampel air yang HgSO₄ ke dalam sampel air sebelum
mengandung polutan organik berwarna penambahan reagen yang lainnya.
kuning. Setelah terjadi reaksi oksidasi Setelah penambahan merkuri sulfat,
selesai, maka warna campuran akan maka ion Hg²⁺ mengikat Cl⁻
berubah menjadi hijau. Jumlah oksigen membentuk HgCl₂, sehingga dapat
yang diperlukan untuk reaksi oksidasi mengurangi konsentrasi ion klorida
terhadap polutan organik dalam sampel dalam sampel air. Konsentrasi ion
air setara dengan jumlah K2Cr2O7yang klorida yang sangat kecil tidak
dipakai. Semakin banyak K2Cr2O7 yang mengganggu proses oksidasi polutan
dipakai, menunjukkan semakin banyak organik oleh kalium dikromat.
oksigen yang diperlukan, berarti sampel b) Keberadaan ion nitrit (NO2⁻). Nitrit
air tercemari banyak polutan organik. Hal (NO2⁻) dalam air dapat segera
ini menunjukkn bahwa analisis COD dapat teroksidasi membentuk nitrat (NO₃⁻).
digunakan sebagai pendekatan untuk Konsentrasi 1 mg N-NO2∾1,1 mg
mengukur besarnya polutan organik COD. Apabila konsentrasi N-NO2
dalam air limbah industri. (Pujiastuti, dalam air lebih besar dari 2 mg/L,
2018). maka harus ditambahkan asam
Dimungkinkan terdapat gangguan- sulfamat sebesar 10 mg per mg N-
gangguan selama proses analisis, yang NO2. Penambahan asam sulfamat
dapat menghambat proses degradasi dilakukan pada sampel air dan
polutan organik. Agar proses analisis blanko.
berjalan lancar dan hasil analisis tidak
menjadi bias, maka zat-zat pengganggu 2. METODE PENELITIAN

harus anda hilangkan. Gangguan tersebut 2.1 Alat dan Bahan

antara lain (Pujiastuti, 2018): Alat yang digunakan untuk analisis

a) Keberadaan ion klorida (Cl⁻). Apabila meliputi : digestion vessel (ampul

dalam sampel air limbah mengandung borosilikat), pemanas dengan lubang -

klorida sampai sebesar 2000 mg/L, lubang penyangga tabung /COD reaktor

maka akan mengganggu proses (Lovibond RD 125), makroburet, alat - alat

26
Suhari, D.K., Pujiastuti, P./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2020) 24-31

gelas (Labu ukur 50,0 mL; Pipet volum 5,0 Botol diisi sampai penuh dan dihindarkan
mL; Pipet ukur 5,0 mL; Erlenmeyer 100,0 terjadinya gelembung udara selama
mL; Gelas piala 50,0 mL dan 100,0 mL), pengisian, kemudian botol ditutup. Contoh
timbangan analitis dengan ketelitian 0,1 uji siap untuk dianalisis.
mg (Ohause® Pioneer PA214). Pembuatan Larutan
Bahan yang digunakan meliputi : Dijelaskan berdasarkan referensi (SNI
Sampel limbah cair tinta yang diambil dari 6989.73:2009).
bak penampungan semetara, air bebas Metode Uji
organik, H2SO4 pekat (Merck), serbuk Mengambil sampel 2,5 mL masukkan
Ag2SO4 (Merck), FeSO4.7H2O (Merck), kedalam tube, menambahkan 1,5 mL
Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O (Merck), Kalium digestion solution dan menambahkan 3,5
Hidrogen Ftalat (HOOCC6H4COOK, KHP) mL larutan pereaksi asam sulfat.
(Merck), K2Cr2O7 (Merck), dan HgSO4 Masukkan kedalam digestion selama 2
(Merck). jam dengan suhu 1500C . Memindahkan
2.2 Prosedur larutan hasil digestion ke dalam
Penentuan Titik Sampling erlenmeyer, menambahkan 2 tetes
Lokasi pengambilan sampel pada bak indikator ferroin. Kemudian dilakukan
penampungan sementara limbah cair di titrasi dengan menggunakan FAS hingga
Industri Percetakkan x di peroleh warna yang jelas dari hijau -
Prosedur Pengambilan Sampel (SNI biru menjadi coklat - kemerahan, mencatat
6989.59:2008) volume (SNI 6989.73:2009).
Wadah untuk pengujian COD beserta
tutup dibilas dengan air bersih. Botol 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian dicuci dengan asam klorida Hasil penelitian untuk uji angka
COD yang dilakukan pada sampel limbah
(HCl) 1:1 dan dibilas lagi dengan akuades
cair percetakan menunjukan hasil yang
sebanyak 3 kali dan dibiarkan mengering, ditunjukan pada Tabel 1. Hasil analisis uji
setelah kering botol ditutup dengan rapat. angka COD pada sampel limbah cair
Pengambilan sampel dilakukan dengan percetakan tersebut, kemudian
dibandingkan dengan Peraturan Daerah
cara meletakkan botol ke dalam aliran air Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun
limbah dengan posisi sebagian mulut botol 2016 yang hasilnya ditunjukan pada
berada dibawah aliran air, sehingga air Gambar 1.

masuk ke dalam botol dengan tenang.

Tabel 1. Hasil Analisis COD pada Sampel Limbah Percetakan


Sampel Limbah Angka COD
Percetakan (mg/L)
Sampel ke - I 33.088,0

27
Suhari, D.K., Pujiastuti, P./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2020) 24-31

Sampel ke - II 67.839,4
Sampel ke - III 69.484,6
Perlakuan Sampel

67830,4 69484,6

33088,0

125 mg/L

Hari ke-I Hari ke-II Hari ke-III

Gambar 1. Grafik angka COD pada limbah cair percetakan dibandingkan dengan
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016

Hasil analisis ini memiliki selisih Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016
yang tinggi yaitu 34.742,4 mg/L antara yang mensyaratkan angka COD pada
hari pertama dan kedua hal ini limbah cair percetakan maksimal 125
menunjukkan pada hari pertama dengan mg/L, maka angka COD dari ketiga
produksi 1000 pcs mengandung pigmen sampel tidak memenuhi persyaratan yang
dari produksi hari itu juga. Hari kedua ditetapkan. Terjadinya kenaikan angka
dengan produksi 1500 pcs menghasilkan COD ditunjukan karena pencemaran
angka COD yang tinggi karena pada organik dan anorganiknya tinggi, sehingga
limbah tinta hari kedua sudah bercampur menyebabakan oksigen dalam perairan
dengan limbah hari pertama sehingga berkurang yang mengakibatkan
menghasilkan limbah tinta yang mikroorganisme pengurai tidak dapat
menggandung pigmen lebih banyak. Hari hidup (Rahmawati 2010).
kedua dan hari ketiga memiliki selisis Penentuan angka COD pada
1.654,2 mg/L hal ini menunjukkan bahwa analisis ini dilakukan pengenceran sampel
hari kedua dan hari ketiga limbah tinta limbah cair percetakan. Pengenceran
sudah tercampur dengan homogen selain dilakukan bertujuan agar konsentrasi
itu pada hari ketigaa memiliki produksi larutan menjadi berkurang atau semakin
1200 pcs sehingga menyebabkan selisih kecil. Analisis ini dilakukan pengenceran
kurang dari 2000 mg/L. karena sampel yang dimiliki limbah cair
Hasil tersebut dibandingkan percetakan sangat pekat. Sebelum
dengan Peraturan Daerah Daerah dilakukan pengenceran sampel limbah

28
Suhari, D.K., Pujiastuti, P./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2020) 24-31

percetakan dilakukan proses analisis, Berdasarkan literatur yang


setelah proses refluks hasil yang diperoleh dari jurnal pengolahan limbah
didapatkan pada sampel tanpa cair industri percetakan secara elektrolisis
pengenceran ini berwarna hitam gelap dan elektroda angka COD 4.407 mg/L
dan tidak dapat dilakukan analisis lebih (Rum Hastuti dkk, 2013). Jadi analisis
lanjut. Dari hasil proses analisis tanpa yang telah dilakukan hasilnya tidak jauh
pengenceran maka dilakukan berbeda dengan literatur yaitu
pengenceran 100x. Pada pengenceran memberikan hasil yang melebihi baku
100x setalah proses refluk hasil sampel mutu yang telah diatur berdasarkan
berwarna kuning karena warna yang Peraturan Daerah Daerah Istimewa
dimiliki oleh senyawa Kalium Dikromat, Yogyakarta No. 7 Tahun 2016. Perlu
kemudian akan dilakukan analisis lebih dilakukan pengolahan limbah sampai
lanjut dengan proses titrimetri yaitu titrasi dibawah 125 mg/L, sehingga aman untuk
dengan FAS menggunakan indikator di buang ke badan air penerima.
Ferroin. Kalium Dikromat dalam analisis Hasil penelitian limbah cair tinta di
ini berfungsi sebagai pengoksidasi zat bak penampungan sementara selama 1
organik dalam sampel. Selain itu dalam bulan dilakukan analisis uji angka COD
analisis ini menggunakan alat refluk yang yang dilakukan pada sampel limbah cair
berfungsi seluruh bahan - bahan organik percetakan menunjukkan hasil yang lebih
dalam sampel dapat dioksidasi oleh besar, disajikan pada Tabel 2. Hasil
kalium dikromat. Pada pengenceran 100x analisis pada bak penampungan
ini setelah ditetes dengan ferroin warna sementara selama 1 bulan uji angka COD
dari kuning berubah menjadi coklat, hal ini pada sampel limbah cair percetakan
menunjukkan bahwa pengenceran 100x tersebut, kemudian dibandingkan dengan
tidak dapat dilakukan analisis. Oleh Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta
karena itu analisis dilakukan pengenceran No. 7 Tahun 2016 yang hasilnya
pada 1000x, sehingga pengenceran ini ditunjukan pada Gambar 2.
dapat diketahui volume FAS.

Tabel 2. Hasil Analisis COD Limbah Cair di Bak Penampungan Selama

1 bulan
Sampel Limbah Percetakan Angka COD (mg/L)
Sampel ke - I 321.574,4
Sampel ke - II 371.302,4

29
Suhari, D.K., Pujiastuti, P./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2020) 24-31

371302,4

321574,4

Sampel ke - I Sampel ke - II

Gambar 2. Grafik angka COD limbah cair percetakkan pada bak penampungan
sementara selama 1 bulan dibandingkan dengan Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta No. 7 Tahun 2016

Analisis ini dilakukan untuk di bakm penampungan selama 1 bulan


mengetahui angka COD limbah cair tinta memiliki angka COD sebesar 321.574,4
bila terkumpul pada bak penampung sampai 371.302,4 mg/L.
sementara selama 1 bulan. Analisis ini Dibandingkan dengan Peraturan
memiliki selisi yaitu 49.728 mg/L. Dari Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No.
analisis ini dapat dikatakan bahwa 7 Tahun 2016, COD limbah cair industri
semakin hari penambahan limbah cair percetakan yang dianalisis melebihi baku
tinta maka angka COD akan semakin mutu sebesar 125 mg/L.
tinggi hal ini terjadi karena semakin
DAFTAR PUSTAKA
banyak terkumpulnya limbah dengan
kandungan pigmen yang ditampung Harjadi, W. (1986). Ilmu Kimia Analitik
Dasar. Jakarta: Gramedia.
selama 1 bulan.
Pujiastusi, Peni. (2018). Analis Air dan Air
Limbah. ISBN 978-602-397-
4. KESIMPULAN 239-5. Cetakan, edisi 1,
November 2018, UNS Press.
Berdasarkan penelitian sampel
Rahmawati. (2010). Analisis Penurunan
yang diteliti disimpulkan bahwa terjadi Kadar COD dan BOD Limbah
peningkatan angka COD limbah cair Cair
industri percetakan yang dianalisis, karena Suharno. (2012). Dasar - dasar Teknologi
Pengolahan Air Limbah.
adanya penambahan limbah cair yang Yogyakarta: Gosyen Publishing
baru di bak penampungan sementara Laboratorium Biokimia UIN
setiap hari. Dihari pertama penampungan Makassar Menggunakan FLY
ASH (abu terbang) Batu Bara.”
memiliki angka COD sebesar 33.088 kimia 69.
mg/L; hari kedua sebesar 67.830,4 mg/L; (2016). Peraturan Daerah
dan hari ketiga sebesar angka COD Daerah Istimewa Yogyakarta
No.7.. Baku Mutu Air Limbah.
69.484,6 mg/L. Limbah cair yang berada Yogyakarta: Pemerinta Daerah.

30
Suhari, D.K., Pujiastuti, P./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2020) 24-31

(2008). Standar Nasional Air Limbah - Bagian 73: Cara UJi


Indonesia 6989.59:.. Air dan Air Kebutuhan Oksigen Kimiawi
Limbah - Bagian 759: Metode (Chemical Oxygen Demand/COD)
pengambilan contoh air limbah. dengan Refluks Tertutup secara
Jakarta: BSN.Standar Nasional Titrimetri. Jakarta: BSN.
Indonesia, 6989.73. 2009. Air dan

31

You might also like