You are on page 1of 10

IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e.

ISSN:2614-5081
DOI : 10.20885/ijcer.vol5.iss2.art5 Vol. 5, No. 2, Hal. 80-89 (Desember 2020)

Analysis of COD, BOD and DO Levels in Wastewater Treatment Instalation


(IPAL) at Balai Pengelolaan Infrastruktur Air Limbah dan Air Minum
Perkotaan Dinas PUP-ESDM Yogyakarta

Analisis COD, BOD dan DO pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Balai Pengelolaan Infrastruktur Air Limbah dan Air Minum Perkotaan
Dinas PUP-ESDM Yogyakarta
Nurul Fadzry1,*, Habibi Hidayat1 dan Endah Eniati 2
1)
Program Studi Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang KM.14,5, Yogyakarta 55584, Indonesia2
2)
Balai Pengelola Air Limbah dan Air Minum Perkotaan Dinas PUP-ESDM Daerah Istimewa
Yogyakarta
*Corresponding author: nurulfadzry087@gmail.com
Diterima: 20 Oktober 2020, Direvisi: 3 Desember 2020, Diterbitkan: 17 Desember 2020

Abstract

Analysis of COD, BOD, and DO levels at the Wastewater Treatment at the Balai PIALAM DPUP-ESDM
Special Region of Yogyakarta has been carried out. The purpose of this study was to determine the
wastewater treatment process at the Wastewater Treatment at Balai PIALAM and to determine the levels
of COD, BOD and DO. The analysis methods had referred to SNI 6989.73-2009. The results show that the
concentration of outlet COD, BOD and DO are 94 mg/L, 24 mg/L and 2, mg/L respectively. Based on the
Yogyakarta Special Region Regulation Number 7 of 2016 concerning Wastewater Quality Standards, the
results of the analysis of the levels of COD, BOD and DO are in accordance with the quality standards, so
that the wastewater from the PIALAM Balai Wastewater Treatment Plant is relatively safe to be discharged
into the environment (water bodies).
Keywords: wastewater, BOD, UV-Vis spectrophotometer, temperature, pH, COD, BOD, Iodometric
titration

Abstrak

Analisis kadar COD, BOD, dan DO pada Instalasi Pengolahan Air Limbah di Balai PIALAM DPUP-ESDM
Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan air limbah
Instalasi Pengolahan Air Limbah di Balai PIALAM dan mengetahui kadar COD, BOD dan DO. Analisis
penentuan kadar COD dilakukan dengan menggunakan metode yang mengacu pada SNI 6989.73-2009,
penentuan kadar BOD dilakukan dengan menggunakan BOD Oxidirect dan penentuan kadar DO dilakukan
dengan menggunakan DO meter. Hasil analisis diperoleh bahwa kadar COD, BOD dan DO masing-masing
yaitu 94 mg/L, 24 mg/L dan 2 mg/L. Berdasarkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
7 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah, hasil analisis kadar COD, BOD dan DO sudah sesuai
dengan baku mutu, sehingga air limbah hasil pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah Balai PIALAM
relatif aman untuk dibuang ke lingkungan (badan air).

Kata kunci: air limbah, BOD, Spektrofotometer UV-Vis, Suhu, pH, COD, BOD, Titrasi Iodometri

80
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

PENDAHULUAN ESDM DIY bertanggung jawab atas sanitasi


Menurut Peraturan Pemerintah air limbah domestik karena kandungan bahan
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 organik yang ada dalam air limbah domestik
tentang pengelolaan kualitas air dan dapat meningkatkan pencemaran pada badan
pengendalian pencemaran air, air limbah air penerima yang akan menyebabkan
domestik adalah sisa dari hasil suatu usaha oksigen terlarut berkurang. Pencemaran pada
dan atau kegiatan pemukiman yang berwujud air adalah masuknya atau dimasukannya
cair. Menurut Sulistia & Septisya (2020), Air makhluk hidup, zat, energi, dan atau
limbah domestik merupakan air limbah yang komponen lain ke dalam air sehingga kualitas
berasal dari usaha dan atau kegiatan air turun sampai ke tingkat tertentu yang
permukiman, rumah makan, perkantoran, menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
perniagaan, apartemen dan asrama. Air dengan peruntukannya. Oleh karena itu, air
tersebut mengandung senyawa organik, limbah domestik tidak dapat langsung
anorganik dan mikro-organisme patogen dibuang ke lingkungan dan harus diolah
yang cukup tinggi berasal dari usaha terlebih dahulu agar memenuhi baku mutu air
pemukiman seperti rumah makan, limbah.
perkantoran, perniagaan dan hunian tempat Kualitas Mutu Air adalah tingkat
tinggal yang dapat mencemari lingkungan kondisi kualitas air yang menunjukkan
dan menimbulkan penyakit serta kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu
menimbulkan bau tidak sedap (Suoth & sumber air dalam waktu tertentu dengan
Nazir, 2016). Ini disebutkan oleh Sutapa membandingkan baku mutu air yang
(1999) bahwa komposisi limbah cair ditetapkan. Kualitas air secara biologis
domestik terdiri dari air 99% dan padatan ditentukan oleh banyak parameter, yaitu
0,1% dimana padatan ini terdiri dari bahan parameter mikroba pencemar, patogen dan
organik seperti karbohidrat (25%), protein penghasil toksin. Terdapat banyak mikroba
(10%) dan lemak (85%) serta bahan yang sering bercampur dengan air khususnya
anorganik seperti garam, logam dan butiran. pada air tanah dangkal. Bakteri E. Coli
Daerah padat penduduk seperti Daerah merupakan mikroba yang paling berbahaya
Istimewa Yogyakarta melalui Balai karena berasal dari tinja yang dapat
Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi dan Air menyebabkan gangguan kesehatan jika
Minum Perkotaan (PIALAM) Dinas PUP- digunakan dalam kepentingan kehidupan

81
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

manusia khususnya dalam kegiatan rumah selama 5 hari pada kondisi gelap agar tidak
tangga (Wahyuni, 2012). terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan
Parameter yang digunakan untuk oksigen dan pada suhu tetap yaitu 20 ℃ atau
penentuan kadar unsur pencemar yang ada disebut dengan DO5.
didalam air limbah domestik adalah uji COD, Dissolved Oxygen (DO) adalah
BOD, dan DO. banyaknya oksigen yang terkandung di
Chemical Oxygen Demand (COD) dalam air dan diukur dalam satuan miligram
adalah jumlah oksigen (MgO2) yang per liter. Semakin besar oksigen terlarut,
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat maka menunjukkan derajat pengotoran yang
organik secara kimiawi, baik yang dapat relatif kecil. Adanya oksigen di dalam
didegradasi secara biologi (biodegradable) perairan sangat penting bagi organisme
maupun yang sukar didegradasi (non perairan karena jika konsentrasi DO di dalam
biodegradable) menjadi CO2 dan H2O dalam air rendah menunjukkan adanya bahan
satu liter sampel air. Penguraian bahan pencemar organik yang tinggi. Oleh karena
organik secara kimia dilakukan dengan itu, penentuan kadar DO dalam air sangat
menggunakan oksidator kuat (K2Cr2O7) penting karena dijadikan sebagai tolak ukur
dalam suasana asam dan panas menggunakan dalam penentuan kualitas air limbah.
oksidator perak sulfat sebagai katalisator Dalam upaya untuk melestarikan
kemudian dipanaskan beberapa waktu lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi
tertentu (Boyd, 1990). kehidupan manusia serta makhluk hidup
Biological Oxygen Demand (BOD) lainnya, uji parameter ini dilakukan guna
merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan mengetahui kadar yang terkandung di dalam
oleh mikroorganisme untuk memecah bahan- air limbah domestik sebelum dilakukan
bahan organik yang ada di dalam air. pengolahan dan setelah dilakukan
Pemecahan bahan organik diartikan bahwa pengolahan di Instalasi Pengolahan Air
bahan organik dibutuhkan oleh organisme Limbah (IPAL) Sewon.
sebagai bahan makanan dan energinya dari Kualitas air limbah domestik yang
proses oksidasi (Fachrurozi dkk, 2010). dihasilkan setelah diolah diharapkan dapat
Prinsip dari pengukuran BOD yaitu memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan
mengukur kandungan oksigen terlarut awal oleh Perda DIY No. 7 tahun 2016 tentang
(DOi) dari sampel segera setelah diinkubasi baku mutu air limbah untuk kegiatan IPAL

82
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

komunal dan tinja komunal, sehingga air 0,1 N. selajutnya kadar COD dihitung
limbah domestik dapat dibuang ke menggunakan persamaan:
lingkungan.
𝑚𝑔 (𝑉𝑏 − 𝑉𝑎) 𝑥 8 𝑥 1000 𝑥 0,1055
𝐶𝑂𝐷 = 𝑥 𝐹𝑃
𝐿 2
METODE PENELITIAN
Uji Kandugan BOD
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian Tabel 1. Range Pengukuran BOD
ini adalah alat gelas kimia, COD Reactor Range BOD Volume Jumlah
HAC DRB 200, magnetic stirrer, rak tabung diukur sampel Tetes
(mg/L) (mL) ATH
reaksi, botol COD, Seal gasket, Incubator,
Lovibond Oxidirect dan DO meter. 0 – 40 428 10

Adapun bahan yang digunakan dalam 0 – 80 360 10


penelitian ini adalah K2Cr2O7, H2SO4.Pro 0 – 200 244 5
COD, HgSO4, Larutan stadar FAS, Indikator 0 – 400 157 5
Feroin, Aquades, Sampel, Kertas sampel,
0 – 800 94 3
Inhibitor Nitrification, KOH 45% dan tisu.
0 – 2000 56 3
Analisis Uji Parameter Air Limbah
0 – 4000 21,7 1
Domestik
Sebanyak 2 mL sampel dan blanko Pada masing masing sampel diteteskan KOH
dimasukkan kedalam tabung eaksi, kemudian 45% sebanyak 4 tetes dalam seal gasket
ditambahkan 1 mL K2Cr2O7 0,25 N, 3 mL kemudian dipasangkan BOD Head/sensor
H2SO4.Pro COD dan HgSO4 sebanyak 100 pada masing masing botol COD. selanjutnya
mg. Kemudia ditutup dan digojog. masing - sampel dieramkan selama 5 hari pada suhu 20
masing tabung reaksi dimasukkan kedalan C dan dicatat kadar BOD setiap 24 jam.
reactor COD pada suhu 150 C selama 2 jam.
Uji Kandungan DO
Selanjutnya didinginkan. Kemudian sampel
Sampel dimasukkan kedalam gelas beker,
dan blanko dituang ke dalam gelas beaker
kemudia diukur menggunakan alat DO
dan ditambahkan aquades sampai 100 mL.
meter dengan menekan mode dan range
Selanjutnya ditambahkan indicator feroin
mg/L. Selanjutnya ditunggu hingga stabil
sebanyak 2 tetes dan sampel serta blanko
selama 10 menit dan dicatat, kemudian
dititrasi mengguaka feroammonium sulfat

83
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

dibilas menggunakan aquades dan (Atima, 2015). Penentuan kadar COD


dikeringkan menggunakan tisu. mengacu pada SNI 6989.73-2009.

PEMBAHASAN Sebagian besar zat organik melalui tes

Pegolahan air limbah di Balai COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7

PIALAM dilakukan secara biologis dengan dalam keadaan asam yang mendidih (reaksi

kolam aerasi fakultatif, dimana dilakukan 1):


H2SO4
dengan cara menampung air limbah pada CaHbOc + Cr2O7 2- + 8 H+ → CO2 + 2
suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal Cr3+ + 4 H2O (1)

yang cukup lama sehingga aktivitas Penambahan asam sulfat (H2SO4)

mikroorganisme yang tumbuh secara alami berfungsi sebagai katalisator untuk


dapat menguraikan senyawa polutan (bahan mempercepat reaksi. Sedangkan

organik), untuk mempercepat proses penambahan merkuri sulfat (HgSO4)


penguraian senyawa dilakukan proses aerasi berfungsi untuk menghilangkan gangguan

yaitu proses penambahan udara atau oksigen klorida yang pada umumnya ada di dalam air
dalam air. buangan, dimana klorin dapat mengganggu
analisis karena akan ikut teroksidasi oleh
Uji Parameter Air Limbah Domestik
kalium dikromat. Untuk memastikan bahwa
Uji Kandungan Chemical Oxygen Demand
hampir semua zat organik habis teroksidasi
(COD)
maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus
Pada prinsipnya pengukuran COD
tersisa sesudah direfluks. K2Cr2O7 yang
adalah penambahan sejumlah tertentu kalium
tersisa di dalam larutan tersebut digunakan
bikromat (K2Cr2O7) yang berfungsi sebagai
untuk menentukan berapa oksigen yang telah
oksidator pada sampel (dengan volume
terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan
diketahui) yang telah ditambahkan asam
melalui titrasi dengan fero amonium sulfat
pekat dan katalis perak sulfat, kemudian
(FAS). Indikator feroin yang digunakan
dipanaskan selama beberapa waktu.
untuk menentukan titik akhir titrasi, dengan
Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat
reaksi yang berlangsung sebagai berikut :
ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian
kalium bikromat yang terpakai untuk 6 Fe2+ + Cr2O72- + 14 H+ → 6 Fe3+ + 2
Cr3+ + 7 H2O (2)
oksidasi bahan organik dalam sampel dapat
Dari hasil pengujian COD air limbah
dihitung dan nilai COD dapat ditentukan
domestik pada Instalasi Pengolahan Air

84
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

Limbah Balai PIALAM Daerah Istimewa Rumus perhitungan COD :


Yogyakarta adalah sebagai berikut : 𝑚𝑔 (𝑉𝑏 − 𝑉𝑎) 𝑥 8 𝑥 1000 𝑥 0,1055
𝐶𝑂𝐷 = 𝑥 𝐹𝑃
𝐿 2
Tabel 2. Hasil Pegujian COD
Sampel inlet tidak dilakukan pengenceran,
Hari Inlet (mg/L) Outlet (mg/L)
maka perhitungan COD untuk sampel inlet
1 186 114 adalah :
2 874 55
𝑚𝑔 (3.15 − 2.71) 𝑥 8 𝑥 1000 𝑥 0,1055
𝐶𝑂𝐷 =
3 300 55 𝐿 2

𝐶𝑂𝐷 = 186 𝑚𝑔/𝐿


4 169 51
Sedangkan perhitungan COD untuk
5 354 68
sampel outlet adalah :
8 376 194
𝑚𝑔 (3.15 − 2.88) 𝑥 8 𝑥 1000 𝑥 0,1055
9 1.730 165 𝐶𝑂𝐷 =
𝐿 2
10 346 80 𝐶𝑂𝐷 = 114 𝑚𝑔/𝐿
11 726 80
Dari hasil pengujian parameter COD
15 447 68 diperoleh nilai COD rata-rata untuk sampel
16 3.123 169 inlet adalah sebsar 1.191 mg/L. sedangkan
17 861 127 nilai rata-rata COD untuk sampel outlet
adalah sebesar 94 mg/L. Berdasarkan
18 1.941 127
Peraturan Daerah Daerah Istimewa
19 1.238 131
Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang
22 1.045 46
Baku Mutu Air Limbah untuk kegiatan IPAL
23 315 44 domestik komunal kadar maksimal COD
24 2.338 84 adalah 200 mg/L. Maka dapat disimpulkan
25 329 82 bahwa sampel outlet yang telah diolah di

26 5.840 42 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Balai PIALAM sesuai dengan baku air
Rerata 1.191 94
limbah.

Uji Kandungan Biological Oxygen Demand


(BOD)

85
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

Uji kandungan BOD dilakukan dengan Nutrient + O2(g) →CO2(g) + H2O(l)


menggunakan alat BOD system oxidirect
yang menggunakan metode respirometrik,
dimana metode ini memanfaatkan siklus CO2(g) + KOH(aq) →KHCO3(aq) (1)

pernafasan bakteri dengan mengukur tekanan KOH(aq) + KHCO3 →K2CO3(s) + H2O(l) (2)

gas oksigen yang terdapat dalam tabung uji CO2(g) + 2KOH(aq) → K2CO3(s) + H2O(l)
(botol BOD) selama berlangsung. Pada uji
Semakin banyak zat organik yang terurai
kandungan BOD, dimanfaatkan bakteri aerob
maka semakin banyak pemakaian oksigen di
dengan mengestimasikan pada hari 0 (nol)
sdalam air. Hal ini menyebabkan adanya bau
nilai BOD adalah 0 mg/L.
tidak sedap akibat adanya gas.
Uji kandungan BOD, dilakukan dengan
Data hasil pengujian BOD air limbah
cara diambil sampel inlet sebanyak 157 mL
domestik pada Instalasi Pengolahan Air
dan sampel outlet sebanyak 360 mL.
Limbah Balai PIALAM Daerah Istimewa
Kemudian dimasukkan kedalam botol. Pada
Yogyakarta adalah sebagai berikut:
sampel inlet ditambahkan dengan 5 tetes
inhibitor nitrification dan pada sampel outlet Tabel 3. Hasil Pengujian BOD
ditambahkan 10 tetes inhibitor nitrification. Hari Inlet (mg/L) Outlet (mg/L)
Penambahan inhibitor nitrification adalah 1 126 34
dikarenakan dalam pengujian BOD terdapat
2 97 16
nitrifikasi yang akan mengganggu
3 148 17
pengukuran BOD yang akan menghasilkan
nilai BOD yang tinggi. Sehingga untuk 4 96 22

mencegah hal tersebut harus ditambahkan 5 272 13


inhibitor nitrification, dimana dalam 8 101 39
penambahan inhibitor nitrification tidak 9 188 35
boleh kurang. Setelah itu masing-masing
10 105 30
sampel ditambahkan dengan KOH sebanyak
11 139 27
4 tetes lalu ditutup. KOH berfungsi sebagai
15 102 17
penangkap gas karbon dioksida (CO2) yang
dihasilkan dari proses respirasi bakteri. 16 198 16

Reaksi yang terjadi: 17 215 42

86
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

Hari Inlet (mg/L) Outlet (mg/L) Tabel 4. Hasil Pengujian DO

18 1.086 43 Hari Inlet (mg/L) Outlet (mg/L)


19 376 25 1 2,10 2,70
22 136 17 2 2,60 2,90
23 105 18 3 0,20 2,80
24 398 29 4 2,30 3,10
25 238 12 5 0,40 2,50
26 146 12 8 1,90 2,80
Rerata 225 24 9 2,00 2,90

Dari hasil pengujian parameter BOD 10 2,20 2,70


diperoleh nilai BOD rata-rata untuk sampel 11 0,60 3,00
inlet adalah sebsar 225 mg/L. sedangkan 15 2,30 2,40
nilai rata-rata BOD untuk sampel
16 1,50 2,70
outletadalah sebesar 24 mg/L. Berdasarkan
17 0,40 2,70
Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang 18 0,30 2,60

Baku Mutu Air Limbah untuk kegiatan 19 0,40 2,60


IPAL komunal kadar maksimal BOD adalah 22 2,40 2,50
75 mg/L. Maka dapat disimpulkan bahwa 23 0,40 2,20
sampel outlet yang telah diolah di Instalasi
24 0,40 2,50
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Balai
25 1,10 2,70
PIALAM sesuai dengan baku mutu air
26 1,10 2,70
limbah.
Rerata 1,3 2,7
Uji Kandungan Dissolved Oxygen (DO)
Dari hasil pengujian parameter DO
Data hasil pengujian DO air limbah diperoleh nilai DO rata-rata untuk sampel
domestik pada Instalasi Pengolahan Air inlet adalah sebsar 1,3 mg/L. sedangkan nilai
Limbah Balai PIALAM Daerah Istimewa rata-rata DO untuk sampel outlet adalah
Yogyakarta adalah sebagai berikut: sebesar 2,7 mg/L. Nilai DO yang baik setelah

87
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

proses pengolahan air limbah adalah minimal Tabel 5. Nilai COD dan BOD sampel
3 mg/L.
No Para Konsen Konsen Efisiensi
Semakin besar nilai DO, maka mete trasi trasi IPAL
semakin kecil tingkat pencemaran air atau r Awal Akhir
(mg/L) (mg/L)
semakin kecil nilai COD dan BOD.
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat 1. COD 1.191 94 92,1%
pencemaran air atau semakin tinggi nilai 2. BOD 219 24 89,04%
COD dan BOD maka nilai DO semakin
kecil. Nilai BOD dan COD yang tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan
berdampak pada penurunan oksigen terlarut
efisiensi penurunan kadar BOD, dan COD,
karena mikroorganisme dalam air akan
diperoleh hasil berturut-turut yaitu 89,04 dan
menghabiskan oksigen terlarut yang
92,1%, Dimana konsentrasi awal merupakan
mengindikasikan bahwa perairan tersebut
konsentrasi sampel inlet dan konsentrasi
telah tercemar.
akhir merupakan konsentrasi sampel outlet.
Efisiensi Penurunan Tiap Parameter oleh
KESIMPULAN
IPAL
Berdasarkan analisis COD (Chemical
Dari data dan hasil yang diperoleh dari
Oxigen Demand) dan BOD (Biological
Balai PIALAM mengenai hasil pengolahan
Oxigen Demand) pada proses pengolahan
limbah, maka penulis dapat menghitung
limbah di Laboratorium Instalasi Pengolahan
efisiensi dari IPAL dalam menurunkan
Air Limbah Balai PIALAM dapat
parameter-parameter indicator pencemaran.
disimpulkan bahwa Proses pengolahan air
Dalam hal ini penulis menghi'tung efisiensi
limbah pada Instalasi Pengolahan Air
penuruan BOD, COD, dan TSS. Rumus
Limbah Balai PIALAM dilakukan dengan
perhitungan efisiensi adalah:
menggunakan proses fisika biologi, yang
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 terdiri dari 4 tahap yaitu tahap pre treatment,
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙 − 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
= 𝑥 100% tahap primary treatment, tahap secondary
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
Hasil perhitungan efisiensi ditunjukkan pada treatment, tahap penambahan desinfektan

Tabel 5. dan tahap pengolahan lumpur. Proses


pengolahan air limbah dilakukan di kolam
fakultatif 1, kolam fakultatif 2, kolam

88
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol. 6, No. 2, Hal. 80-89 (Juni 2020)

maturasi, bak pengendap lumpur dan proses Sulistia, S., & Septisya, A. C. (2020).
Analisis Kualitas Air Limbah Domestik
desinfektan pada saluran outlet air limbah.
Perkantoran. Jurnal Rekayasa
Hasil analisis kadar COD sampel outlet pada Lingkungan, 12(1), 41–57.
https://doi.org/10.29122/jrl.v12i1.3658
Instalasi Pengolahan Air Limbah Balai
PIALAM diperoleh angka rata-rata sebesar Suoth, E. A., & Nazir, E. N. (2016).
Karakteristik Air Limbah Rumah
94 mg/L, untuk kadar BOD sampel outlet Tangga Pada Salah Satu Perumahan
sebesar 24 mg/L dan untuk kadar DO sampel Menengah Keatas Di Tangerang
Selatan. Jurnal Ecolab, 10(2), 80–88.
outlet sebesar 2,7 mg/L. Berdasarkan https://doi.org/10.20886/jklh.2016.10.2.
Peraturan Daerah Daerah Istimewa 80-88

Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Sutapa D. AI. 1999. Lumpur Aktif :
Alternatif Pengolah Limbah Cair. Jurnal
Baku Mutu Air Limbah, hasil analisis kadar
Studi Pembangunan, Kemasyarakatan
COD, BOD dan DO di Instalasi Pengolahan & Lingkungan. No.3; 25-38.
Air Limbah Balai PIALAM sudah sesuai Wahyuni, Sri. 2012. Implementasi Kebijakan
dengan baku mutu yaitu untuk kadar COD Pembangunan dan Penataan Sanitasi
Perkotaan Melalui Program Sanitasi
sebesar 200 mg/L, BOD sebesar 75 mg/L dan Lingkungan Berbasis Masyarakat
DO minimal 3 mg/L, sehingga air limbah (SLBM) di Kabupaten Tulungagung.
Abstrak tesis, Program Magister Ilmu
hasil pengolahan Instalasi Pengolahan Air Lingkungan Undip.
Limbah Balai PIALAM relatif aman untuk di
buang ke lingkungan (badan air).

DAFTAR PUSTAKA

Atima, W. (2015). Jurnal Biology Science &


Education 2015 SURATI. 4(1), 99–111.
Boyd, C.E. 1990. Water quality in ponds for
aquaculture. Alabama Agricultural
Experiment Station, Auburn
University, Alabama. 482 p.
Fachrurozi, M., Listiati B.M., Dyah S. 2010.
Pengaruh Variasi Biomassa Pistia
stratiotes L. Terhadap Penurunan Kadar
BOD, COD, dan TSS Limbah Cair
Tahu Di Dusun Klero Sleman
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Masyrakat. Vol 4 (1) : 1-75.

89

You might also like