You are on page 1of 12

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN

LAHAN GARAPAN KELOMPOK TANI PADA HUTAN


KEMASYARAKATAN DESA KARANG SIDEMEN BERBASIS MOBILE
(Design And Development Of Geographic Information System Mapping Farming
Groups In Community Forests In Karang Sidemen Village Mobile Based)
Abdusysyakir Wajdi[1], Ir. Sri Endang Anjarwani, M.Kom[2], Nadiyasari Agitha, S.Kom.,M.MT[3]
Program Studi Teknik Informatika, Universitas Mataram
Jl. Majapahit 62, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, INDONESIA
Email: wajdisyakir79@gmail.com, endang@ti.ftunram.ac.id, nadiya@unram.ac.id

Abstract
Forests in Indonesia must be managed continuously in order to provide benefits to the Indonesian people. One
of the government's efforts is to give trust to forest edge communities to manage and take benefits according to
their needs and abilities through the Community Forest (HKm) program. Karang Sidemen Village has run the HKm
program and is managed by the HKm Farmers Group Association (Gapoktan) of Karang Sidemen Village (Wana
Lestari). In 2019, HKm Wana Lestari had an analog-based map of arable land. Meanwhile, in 2021, HKm Wana Lestari
needs a detailed technology-based map. This study aims to build a Geographic Information System that can display
detailed maps of Gapoktan members of Wana Lestari. This system is built based on mobile with Extreme
Programming method and integrates Google Maps API. The User Acceptance Test (UAT) method is used to test
system features and the Guttman scaling method is used to draw system conclusions. The scalability coefficient value
generated in the Gapoktan Chairman feature test is worth 1, the Gapoktan Member feature is worth 0.82, the Village
Head feature is worth 1, and the FMU Head feature is worth 1 so it has a good conclusion.

Keywords: Geographic Information System, Community Forest, Extreme Programming, Google Maps API, User
Acceptance Test.

1. PENDAHULUAN Utara mendapatkan areal kerja HKm seluas 1.809,5


hektar dan tersebar pada 4 desa, antara lain Lantan,
Hutan adalah sumber daya alam yang sangat Karang Sidemen, Aik Berik, dan Setiling[3].
penting. Hutan di Indonesia harus dikelola secara terus Desa Karang Sidemen merupakan salah satu desa
menerus agar dapat memberikan manfaat kepada yang telah menjalankan program HKm dan dikelola
rakyat Indonesia[1]. Salah satu upaya pemerintah oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) HKm Desa
untuk menggapai tujuan tersebut yaitu memberikan Karang Sidemen (Wana Lestari) sesuai dengan
kepercayaan kepada masyarakat yang tinggal di Keputusan Bupati Lombok Tengah Nomor 39 Tahun
pinggiran hutan untuk mengelola hutan negara sesuai 2010 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hutan
dengan kebutuhan dan kemampuannya dan tetap Kemasyarakatan (IUPHKm). Berdasarkan Keputusan
menjaga kelestarian hutan dengan program Hutan Bupati tersebut, Gapoktan HKm Desa Karang Sidemen
Kemasyarakatan (HKm). (Gapoktan Wana Lestari) mendapatkan IUPHKm
Hutan Kemasyarakatan adalah hutan milik negara dengan Nomor Blok Izin II, Luas Lahan Garapan 403 Ha,
yang bertujuan untuk memberikan manfaat dan dan Jumlah Anggota 741 orang. Salah satu yang wajib
menyejahterakan masyarakat setempat sesuai dengan dilakukan oleh petani yang memegang izin usaha yaitu
isi yang terkandung pada Peraturan Menteri Kehutanan melakukan penataan batas areal kerja. Berdasarkan
Republik Indonesia Nomor P.88/Menhut-II/2014 hasil wawancara, pada tahun 2019 HKm Desa Karang
tentang Hutan Kemasyarakatan[2]. Sidemen telah memiliki peta lokasi garapan yang dibuat
Nusa Tenggara Barat mendapatkan bagian areal berdasarkan blok-blok yang dikelola oleh 17 kelompok
kerja HKm seluas 14.836,50 hektar dan terdapat di 8 tani yang tergabung dalam Gapoktan Wana Lestari dan
Kabupaten/Kota seluruh provinsi. Daerah Batukliang berbasis kertas/file jpg. Sedangkan kebutuhan pada
tahun 2021 adalah adanya peta lahan garapan masing- penelitian ini menggunakan data geografis provinsi
masing anggota berbasis teknologi yang seluruh Indonesia yang dijadikan landasan perhitungan
menggambarkan lokasi dan luas lahan garapan. Peta luas daratan dan data Wilayah Pengelolaan Perikanan
lahan garapan masing-masing anggota akan dikemas Republik Indonesia yang dijadikan dasar perhitungan
dalam sebuah sistem informasi berbasis mobile dan luas laut Indonesia. Kedua data tersebut menggunakan
bersifat online karena sebagian besar anggota HKm sistem koordinat geografis yang memiliki lintang dan
Desa Karang Sidemen telah menggunakan perangkat bujur.
mobile dan jaringan internet. Penelitian dengan judul “Pembuatan Peta
Digital Topografi Pulau Panjang, Banten,
Menggunakan ArcGIS 9.2 dan SURFER 8” yang
bertujuan untuk mendukung kegiatan studi kelayakan
calon tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan data raster
yang diperoleh dari google map dan masih berbentuk
peta analog atau berformat JPEG. Data raster tersebut
kemudian dikonversi menjadi peta digital berformat
Gambar 1. 1 Peta HKm Desa Karang Sidemen SHP melalui proses rektifikasi, digitasi, overlay, adding
coordinate, menggunakan aplikasi ArcGis 9.2.
Sistem Informasi Geografis merupakan sistem atau Pembuatan kontur dan layout menggunakan aplikasi
aplikasi yang berfungsi untuk membantu mengerjakan SURFER 8[8].
pengolahan dan penyimpanan data geografis[4]. ArcGis Penelitian dengan judul “Penerapan Sistem
merupakan salah satu sistem informasi atau aplikasi Informasi Geografis Dalam Pemetaan Produksi
yang banyak digunakan untuk menolah data Pertanian di Kabupaten Bone” yang bertujuan sebagai
geografis[5]. sumber acuan pemerintah Bone dalam mengambil
Extreme Programming merupakan metode keputusan terhadap upaya meningkatkan hasil
pengembangan software yang menyederhanakan pertanian pada tahun selanjutnya. Pada penelitian ini,
berbagai tahapan menjadi lebih efisien, adaptif dan metode Extreme Programming dipakai untuk
fleksibel[6]. mengatasi permintaan client yang tidak jelas dan
Berlandaskan kebutuhan HKm Desa Karang sering berubah (vague and volatile requirements)[9].
Sidemen, maka penulis bertujuan untuk membuat peta Penelitian dengan judul “Penerapan Metode
HKm berbasis teknologi yang akan dikemas dalam SIG Haversine Formula Pada Sistem Informasi Geografis
berbasis mobile yang bermanfaat untuk pemegang izin Pengukuran Luas Tanah” yang bertujuan untuk
usaha pemanfaatan HKm, Pemerintah Desa Karang membantu pegawai Badan Pertanahan Negara (BPN)
Sidemen, dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) untuk mengukur luas tanah dan menyimpan informasi
Pelangan Tastura. luas tanah yang telah diukur. Penelitian ini
menggunakan metode Haversine Formula untuk
2. TINJAUAN PUSTAKA menghitung jarak antar 2 titik dengan tetap
mempertimbangkan bahwa bumi merupakan sebuah
2.1. Penelitian terkait bidang yang mempunyai derajat kelengkungan[10].
Pada proses penelitian, Rancang Bangun Sistem Pada penelitian ini terdapat perbedaan hasil
Informasi Geografis Pemetaan Lahan Garapan perhitungan sistem, GPS, dan kenyataan.
Kelompok Tani Pada Hutan Kemasyarakatan Desa Selisih luas tanah menggunakan metode Haversine
Karang Sidemen Berbasis Mobile ini tetap mengacu Formula dengan kenyataan sebesar 7.33%. Untuk total
pada penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut selisih kenyataan dengan GPS sebesar 2 meter.
digunakan untuk dijadikan referensi pada Penelitian dengan Judul “Penerapan Agyle
pengembangan sistem informasi ini. Methodology Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Sistem informasi dengan judul “Aplikasi Sistem Geografis Pemetaan Daerah Pertambangan” yang
Informasi Geografis dalam Penilaian Proporsi Luas Laut berguna untuk memudahkan proses pencatatan dan
Indonesia” dimana penelitian ini menggunakan manajemen data pertambangan di Indonesia.
teknologi sistem informasi geografis yang bertujuan Penerapan Agile Methodology digunakan pada saat
untuk memperoleh dan menyebarkan data terbaru pengembangan karena sebuah agile process harus
tentang angka proporsi laut Indonesia[7]. Pada beradaptasi dengan perubahan[11]. Penelitian ini
menggunakan data pertambangan dan peta Provinsi 2.2.7. Global Positioning System
Jawa Timur. GPS (Global Positioning System) merupakan alat
Berdasarkan referensi di atas tersebut, diketahui navigasi yang menggunakan lebih dari 24 satelit MEO
bahwa dari beberapa penelitian yang membuat SIG (Medium Earth Orbit atau Middle Earth Orbit) yang
pemetaan lahan/lokasi hanya menggunakan data dari mengelilingi bumi[16].
tahun-tahun sebelumnya. Pada Tugas Akhir ini akan 2.2.8. Google Maps API
dibangun SIG pemetaan lahan/lokasi yang akan Application Programming Interface (API)
menggunakan data asli dan terbaru yang diukur merupakan suatu dokumentasi yang dapat dipakai
langsung menggunakan bantuan alat Global Positioning guna membangun software. Google menyediakan
System (GPS), kemudian dikelola menggunakan layanan Google Map API yang dapat digunakan oleh
software ArcGIS. programmer untuk mengintegrasikan aplikasi yang
2.2. Teori penunjang dibangun dengan Google Map[17].
2.2.1. Sistem Informasi Geografis 2.2.9. Java Development Kit
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah aplikasi Java Development Kit (JDK) merupakan
atau tools yang dibuat untuk pengolahan seluruh jenis sekumpulan software yang dapat digunakan untuk
data geografis[12]. mengembangkan software dengan bahasa
2.2.2. Hutan Kemasyarakatan pemrograman Java. Sedangkan Java Runtime
Hutan Kemasyarakatan merupakan hutan Environment (JRE) merupakan implementasi dari Java
negara yang bertujuan untuk memberikan manfaat dan Virtual Machine yang digunakan untuk menjalankan
menyejahterakan masyarakat setempat sesuai dengan program berbasis java[15].
isi yang terkandung pada Peraturan Menteri Kehutanan 2.2.10. Firebase Realtime Database
Republik Indonesia Nomor P.88/Menhut-II/2014 Firebase Realtime Database adalah database
tentang Hutan Kemasyarakatan[2]. yang bersifat online. Data disimpan dalam bentuk
2.2.3. Android JavaScript Object Notation (JSON) yang dapat
Android merupakan sistem operasi perangkat disinkronkan secara nyata dan langsung ke setiap
seluler berbasis linux. Android meliputi sistem operasi, aplikasi yang terhubung. Firebase Realtime Database
middleware dan aplikasi[13]. memiliki 3 kemampuan inti yaitu Realtime (update data
2.2.4. Extreme Programming secara cepat), Offline (responsif dalam keadaan
Extreme Programming (XP) merupakan sebuah offline), dan Accessible from client devices (mengakses
proses software manipulation yang lebih condong firebase realtime database tanpa membutuhkan server
menggunakan pendekatan berorientasi objek. Metode application)[18].
ini sesuai dengan tim yang berikan permintaan yang 2.2.11. Skala Guttman
tidak jelas ataupun berubah sangat cepat[14]. Skala Guttman merupakan metode
perhitungan yang menghitung dua pilihan jawaban,
misalnya ya atau tidak, baik atau jelek, berhasil atau
gagal, dan lain-lain. Jadi, data yang diperoleh bernilai
Boolean (positif = 1 dan negative = 0 )[19].
Koefisien reprodusibilitas berfungsi untuk
menghitung ketepatan alat ukur (misalnya daftar
Gambar 2. 1 Skema Extreme Programming pertanyaan kuesioner) dan dihitung menggunakan
rumus menurut: (Nasir, 1998)
𝑒 (1)
2.2.5. Software Android Studio 𝐾𝑟 = 1 −
Android studio adalah aplikasi khusus yang 𝑛
Keterangan:
menyediakan berbagai fitur untuk mengembangkan
n = Total kemungkinan jawaban (total pertanyaan x
perangkat lunak (Integrated Development
total responden)
Environment) resmi yang bersifat open source [15].
e = Total error
2.2.6. Software ArcGis
Kr = Koefisien Reprodusibilitas
ArcGIS merupakan aplikasi yang menyediakan
Setelah mendapatkan nilai Kr, maka dihitung nilai
kerangka kerja untuk mengimplementasikan suatu
koefisien skalabilitas dengan rumus:
rancangan aplikasi SIG. Aplikasi ini bersifat scalable 𝑒
𝐾𝑠 = 1 − (2)
atau dapat diperluas sesuai kebutuhan[5]. 𝑝
Keterangan: Nomor 39 Tahun 2010 kepada Gapoktan HKm
e = Total error Desa Karang Sidemen yang meliputi:
p = Total kesalahan yang diharapkan, yaitu 0.5 x ((total a. Luas lahan HKm beserta nomor blok yang
pertanyaan x total responden) – total jawaban “YA”) diizinkan untuk dikelola oleh Gapoktan HKm
Ks = Koefisien Skalabilitas Desa Karang Sidemen.
Dari hasil perhitungan koefisien skalabilitas, jika skala b. Data diri anggota setiap kelompok yang
nilai Ks > 0.6 maka sudah dianggap baik[20]. tergabung di Gapoktan HKm Desa Karang
2.2.12. Unidentified Modelling Language Sidemen serta Luas lahan garapan setiap
Unified Modeling Language (UML) merupakan anggota kelompok.
standarisasi bahasa pemodelan dalam perancangan c. Lokasi lahan garapan setiap anggota
software[12]. Berikut teori dasar tentang UML pada kelompok.
penelitian ini[21]: d. Data hasil wawancara dengan ketua Gapoktan
a. Use Case Diagram HKm Desa Karang Sidemen dan Kepala KPH
Use Case Diagram adalah pemodelan yang dibuat Pelangan Tastura.
untuk mendeskripsikan interaksi antara pengguna 3.2. Alur penelitian
dengan sistem.
b. Activity Diagram
Activity diagram adalah diagram yang
menjelaskan proses pada fitur sebuah aplikasi.
2.2.13. Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram adalah pemodelan Gambar 3. 1 Flowchart alur penelitian
yang menggambarkan suatu hubungan beberapa objek
3.2.1. Studi literatur
di dalam database[22]. ERD berfungsi untuk
Studi literatur merupakan metode pengumpulan
memodelkan suatu database.
informasi yang memiliki keterkaitan dengan penelitian
melalui jurnal, buku, artikel ilmiah, maupun situs-situs
3. METODOLOGI PENELITIAN
internet. Selain dari sumber yang telah disebutkan,
penulis juga mengumpulkan informasi melalui
3.1. Alat dan bahan wawancara, diskusi, dan observasi ke lokasi penelitian.
3.1.1. Alat 3.2.2. Wawancara
Alat-alat berupa software maupun hardware Wawancara dilakukan kepada Ketua Gapoktan
yang digunakan pada pembuatan SIG pemetaan lahan HKm Desa Karang Sidemen (Wana Lestari), anggota,
garapan kelompok tani pada HKm Desa Karang
Kepala KPH Pelangan Tastura dan pemerintah
Sidemen, antara lain:
setempat. Beberapa pertanyaan yang diajukan
1. Laptop Asus Intel (R) Core (TM) i5-7200U CPU @
berkaitan dengan apakah aplikasi ini dapat
2.50GHz 2.71 GHz
memecahkan permasalahan yang ada, apakah aplikasi
2. Sistem Operasi Windows 10 Pro
ini dapat memudahkan instansi maupun Gapoktan
3. Smartphone Samsung Galaxy A50 RAM 6 GB ROM
Wana Lestari mengetahui lokasi dan luas tanah yang
128 GB digarap oleh setiap anggota, dan saran fitur pada
4. Sistem Operasi Android 10 aplikasi.
5. Android Studio 3.2.3. Perhitungan luas lahan
6. ArcGIS versi 10.8 Pada tahapan ini dilakukan perhitungan lahan
7. Firebase Realtime Database garapan masing-masing anggota untuk mendapatkan
8. GPS luas lahan, batas masing-masing lahan, lokasi lahan,
9. Google Maps API
garis lintang, dan garing bujur yang akan dihitung
3.1.2. Bahan
menggunakan bantuan alat Global Positioning System
Penelitian ini menggunakan bahan yang diambil
(GPS). Pada perhitungan lahan ini akan dibantu
dari literatur-literatur jurnal penelitian sebelumnya
langsung oleh Tim KPH Pelangan Tastura dan Petani
maupun buku yang berkaitan. Selain itu, diperoleh juga
dari Gapoktan Wana Lestari.
data-data pendukung lainnya berupa:
3.2.4. Pembuatan peta
1. Data Izin Usaha Pemanfaatan HKm yang Data-data yang diperoleh dari pengukuran luas
dikeluarkan oleh Bupati Lombok Tengah dengan lahan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya
dipergunakan untuk pembuatan peta digital
menggunakan bantuan software ArcGIS. Luaran dari Setelah mendapatkan kebutuhan-kebutuhan
tahapan ini yaitu berupa peta lahan garapan masing- maka dilanjutkan ke tahap iteration planning dimana
masing anggota yang memiliki garis-garis pembatas tim XP membangun software menggunakan iterasi dua
lahan masing-masing anggota dan dilengkapi dengan minggu yang digambarkan pada tabel iteration
luas lahan, garis lintang, dan garis bujur. planning berikut.
3.2.5. Perencanaan sistem
Perencanaan dilakukan bertujuan agar penulis Tabel 3. 2 Iteration Planning
dapat mengetahui kebutuhan yang diperlukan dalam Iterasi
Target Fitur
perancangan sistem. Pada tahapan ini dilakukan Ke-
identifikasi kebutuhan sistem beserta analisisnya. I Membangun fitur peta/lahan
Begitu pula kebutuhan pengguna sistem[23]. II Membangun fitur Ketua Gapoktan
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini,
III Membangun fitur Anggota Gapoktan
diantaranya data diri Anggota Gapoktan, data luas
lahan garapan anggota, batas-batas lahan anggota, dan Membangun fitur pohon, Kepala Desa,
IV
lokasi lahan garapan. Kemudian setelah dilakukan Kepala KPH
wawancara dan diskusi bersama Ketua Gapoktan, Pada tahapan ini juga dibangun sebuah
Anggota, Kepala KPH Pelangan Tastura, dan Kepala acceptance test criteria. Acceptance test dilakukan oleh
Desa Karang Sidemen, penulis menggambarkan end-user atau pengguna dari sistem yang berfokus
kebutuhan-kebutuhan pengguna dalam tabel user pada fitur dan fungsional sistem secara menyeluruh.
stories. 3.2.6. Design
Pada tahapan ini dibuat rancangan CRC-Card yang
Tabel 3. 1 User Stories berfungsi untuk merancang kelas-kelas pada sistem.
Pengguna Kebutuhan Sistem Desain sistem ini tetap didasarkan pada user stories
Ketua Ketua Gapoktan memiliki akses untuk dan dilakukan menggunakan pendekatan berorientasi
Gapoktan melihat, menambah, mengedit, dan objek yaitu Unidentified Modelling Language (UML).
menghapus data. Adapun data-data 1. Class Responsibility Collaboration Card (CRC-
yang dimaksud yaitu data anggota, Card)
Kepala Desa, Kepala KPH, dan lahan Tabel 3. 3 CRC-Card kelas ketua_G
petani. Untuk mengakses semua fitur, Ketua_G
Ketua Gapoktan harus login ke sistem Responsibility Collaboration
menggunakan id Ketua Gapoktan dan Mengelola anggota Anggota_G
password. Mengelola peta Peta
Anggota Anggota Gapoktan memiliki akses Mengelola kepala desa Kades
Gapoktan untuk melihat, menambah, mengedit, Mengelola kepala KPH Kepala_KPH
dan menghapus data jenis dan jumlah
pohon pada lahan pribadi. Selain itu, Tabel 3. 4 CRC-Card kelas anggota_G
Anggota Gapoktan juga dapat melihat Anggota_G
peta lahan, data anggota beserta data Responsibility Collaboration
lahan dan pohon. Untuk mengakses Melihat ketua gapoktan Ketua_G
semua fitur, Anggota Gapoktan harus Melihat peta lahan Peta
login ke sistem menggunakan id garapan
Anggota Gapoktan dan password. Mengelola pohon Pohon
Kepala Kepala Desa memiliki akses untuk Melihat kepala KPH Kepala_KPH
Desa melihat peta lahan, data anggota, dan Melihat kepala desa Kades
data Kepala KPH setelah melakukan
login ke sistem menggunakan id Kepala Tabel 3. 5 CRC-Card kelas peta
Desa dan password. Peta
Kepala Kepala KPH desa memiliki akses untuk Responsibility Collaboration
KPH melihat peta lahan, data anggota, dan Menampilkan peta lahan Ketua_G, Anggota_G,
data Kepala Desa setelah melakukan garapan Kades, dan
login ke sistem menggunakan id Kepala Menampilkan lokasi saat Kepala_KPH
KPH dan password. ini
Tabel 3. 6 CRC-Card kelas pohon Berikut sitemap Sistem Informasi Geografis Pemetaan
Pohon Lahan Garapan Kelompok Tani pada Hutan
Responsibility Collaboration Kemasyarakatan Desa Karang Sidemen.
Menampilkan nama Ketua_G, Anggota_G,
pohon Kades, dan Kepala_KPH
Menampilkan jumlah
pohon
Tabel 3. 7 CRC-Card kelas kades
Kades
Responsibility Collaboration
Melihat peta lahan Peta
garapan
Melihat anggota Anggota_G
Melihat ketua gapoktan Ketua_G
Gambar 3. 4 Sitemap fitur Ketua Gapoktan
Tabel 3. 8 CRC-Card kelas kph
Kepala_KPH
Responsibility Collaboration
Melihat peta lahan Peta
garapan
Melihat anggota Anggota_G
Melihat ketua gapoktan Ketua_G

2. Use Case Diagram

Gambar 3. 5 Sitemap fitur Anggota Gapoktan

Gambar 3. 2 Use Case Diagram

3. Entity Relationship Diagram

Gambar 3. 6 Sitemap fitur Kepala Desa

Gambar 3. 3 Entity Relationship Diagram

3.2.7. Sitemap
Desain sitemap sistem sangat perlu dilakukan
sebagai panduan dalam pengenalan alur sistem.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembuatan Peta


4.1.1. Pengukuran lahan petani menggunakan GPS
Langkah pertama yang dilakukan ketika
pembuatan peta yaitu mengukur lahan menggunakan
GPS. Pilih menu jejak pada GPS kemudian jalan
mengelilingi lahan garapan petani dan berhenti pada
titik awal kemudian simpan data. Langkah ini dilakukan
berulang-ulang sebanyak lahan petani. Namun pada
saat pengukuran lahan, banyak kendala yang dihadapi
seperti jurang, semak-semak berduri, kayu tumbang
Gambar 3. 7 Sitemap fitur Kepala KPH menghalangi jalan, sarang hewan berbahaya (ular,
kalajengking, dll), dan masih banyak lagi sehingga tidak
3.2.8. Coding
dilakukan pengukuran melalui batas lahan yang
Setelah pembuatan desain sistem, selanjutnya
berbahaya tersebut dan menjadi data yang tidak sesuai
pembuatan aplikasi secara utuh. Sistem dibangun
dengan kenyataan. Kendala-kendala yang dihadapi
menggunakan Bahasa java. Sedangkan Firebase untuk
nantinya dicatat dan diperbaiki menggunakan software
pengelolaan data pada database. Peta geografi secara
ArcGis.
keseluruhan akan menggunakan peta dari google maps
4.1.2. Mengumpulkan data tumbuhan
API.
Setelah setiap lahan petani diukur, kemudian
3.2.9. Testing
dilakukan wawancara mengenai tumbuhan yang ada
Tahap pengujian sistem merupakan tahapan
pada lahan petani. Adapun data yang dikumpulkan
uji sistem yang dibangun sesuai dengan tahapan
meliputi kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu produktif
sebelumnya.
dan nonproduktif yang ditulis pada tally sheet atau
User Acceptance Test (UAT) merupakan
lembaran perhitungan data yang telah disiapkan.
metode pengujian aplikasi terhadap pengguna (end
4.1.3. Memindahkan data dari GPS ke Laptop
user)[24].
Setelah semua lahan petani diukur, selanjutnya
Menurut Perry, UAT adalah metode pengujian
langkah selanjutnya yaitu memindahkan data lahan
sistem yang dibangun dan dilakukan oleh pengguna
dari GPS ke komputer/laptop. Pemindahan data
dari sistem itu sendiri serta dilakukan verifikasi
dilakukan menggunakan aplikasi DNR GPS dengan
terhadap semua fungsi sistem sudah sesuai dengan
Datum WGS 1984 dan UTM Zona 50S (Zona Wilayah
kebutuhan[25].
Nusa Tenggara Barat). Kemudian cari file data lahan
yang diperoleh dari GPS dengan ekstensi file GPX (.gpx)
Tabel 3. 9 User Acceptance Test
dan download data waypoint ke komputer/laptop
No Pengujian SIG Pemetaan Hasil dengan ekstensi file ESRI Shapefile 3D (.shp).
Lahan Garapan Kelompok
Tani pada HKm Desa Karang
Sidemen
Nama uji:
Deskripsi pengujian:
1 Berhasil/Gagal
Kasus uji:
Hasil yang diharapkan:

Kemudian jawaban kuesioner dilakukan Gambar 4. 1 Zona Universal Transverse Mercator


perhitungan untuk mendapatkan kesimpulan apakah (UTM) Indonesia
sistem dapat diterima atau tidak menggunakan teori
penskalaan Guttman. 4.1.4. Membuat peta lahan menggunakan ArcGis
Setelah data point (titik) jejak yang diperoleh
menjadi shapefile (.shp), langkah selanjutnya yaitu
membuat peta menggunakan software ArcGis 10.8.
Langkah-langkah pada ArcGis sebagai berikut.
1. Tambah data yang berekstensi shapefile (.shp) database, pembuatan tampilan sistem, dan
dengan cara menekan tombol File > Add Data > Add pembuatan fungsi sistem.
Data > Pilih file yang akan dibuka > Add. 4.2.1. Pesiapan sistem
User permission merupakan izin sistem yang
dibangun harus dibuat agar aplikasi dapat beroperasi
dengan baik.

Gambar 4. 6 User Permission


Gambar 4. 2 Langkah tambah shapefile ke ArcGis
4.2.2. Pembuatan database
2. Edit data titik dan perbaiki agar sesuai dengan
kenyataan.

Gambar 4. 7 Database sistem

4.2.3. Implementasi tampilan sistem


Gambar 4. 3 Data point (titik) lahan
Tampilan sistem merupakan interface yang
3. Membuat data polygon atau area dengan berinteraksi langsung dengan pengguna sistem.
menyambungkan titik satu dengan yang lainnya Pembuatan tampilan sistem didasarkan pada
sesuai dengan titik lahan masing-masing. rancangan sebelumnya dan memiliki 4 jenis pengguna,
yaitu Ketua Gapoktan, Anggota Gapoktan, Kepala Desa,
dan Kepala KPH.

4.1.4.1. Ketua Gapoktan

Gambar 4. 4 Membuat poligon (area) lahan

4. Setelah polygon semua lahan jadi, selanjutnya yaitu


mengekspor data koordinat ke dalam bentuk excel
(.xlsx) yang berisikan data nama petani pemilik
lahan, latitude batas, longitude batas, latitude titik
tengah, dan longitude titik tengah.
Gambar 4. 8 Tampilan pilihan pengguna

Gambar 4. 5 Data koordinat lahan

4.2. Pengkodean
Setelah melakukan perancangan sistem,
selanjutnya akan dilakukan pembuatan (pengkodean)
program sehingga menghasilkan sistem secara utuh
Gambar 4. 9 Tampilan login ketua
yang dapat digunakan sesuai fungsi yang diinginkan.
Pembahasan pada tahapan ini meliputi pembuatan
Gambar 4. 10 Tampilan home ketua Gambar 4. 14 Tampilan tambah anggota

Gambar 4. 15 Proses tambah anggota

Gambar 4. 11 Tampilan peta

Gambar 4. 16 Tampilan tambah lahan

Gambar 4. 12 Tampilan detail anggota

Gambar 4. 17 Proses tambah lahan

Gambar 4. 13 Tampilan detail lahan

Gambar 4. 18 Tampilan tambah koordinat


Gambar 4. 19 Proses tambah koordinat

Gambar 4. 24 Tampilan edit pohon

4.1.4.3. Kepala Desa

Gambar 4. 20 Tampilan edit anggota

Gambar 4. 25 Tampilan home kades

4.1.4.4. Kepala KPH

Gambar 4. 21 Proses edit anggota

4.1.4.2. Anggota Gapoktan

Gambar 4. 26 Tampilan home kph

4.2. Pengujian
Pengujian penerimaan pengguna dilakukan
menggunakan metode User Acceptance Test (UAT)
Gambar 4. 22 Tampilan home anggota dalam bentuk kuisioner kepada ketua gapoktan
sebanyak 1 orang, anggota gapoktan sebanyak 10
orang, kepala desa sebanyak 1 orang, dan kepala kph
sebanyak 1 orang
Setelah didapatkan hasil kuisioner kemudian
dihitung dengan metode Guttman untuk mendapatkan
kesimpulan bahwa sistem dapat diterima oleh
Gapoktan Desa Karang Sidemen.
Hasil pengujian fitur ketua gapoktan didapatkan
nilai koefisien skalabilitas sebesar 1, fitur anggota
gapoktan didapatkan nilai koefisien skalabilitas sebesar
0.82, fitur kepala desa didapatkan nilai koefisien
Gambar 4. 23 Tampilan tambah pohon
skalabilitas sebesar 1, dan fitur kepala kph didapatkan
nilai koefisien skalabilitas sebesar 1 sehingga memiliki Selain itu juga, sebagian besar Anggota Gapoktan
kesimpulan baik atau diterima. Wana Lestari sudah menggunakan smartphone dan
internet sehingga mempercepat pendistribusian
5. KESIMPULAN DAN SARAN informasi lahan garapan masing-masing.

5.1. Kesimpulan 5.2. Saran


Berdasarkan hasil perancangan “Sistem Setelah melakukan penelitian, beberapa saran yang
Informasi Geografis Pemetaan Lahan Garapan penulis berikan guna kemajuan dan perbaikan sistem
Kelompok Tani Pada Hutan Kemasyarakatan Desa informasi, antara lain:
Karang Sidemen Berbasis Mobile” yang dilakukan, 1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat
dapat ditarik beberapa kesimpulan: mengembangkan sistem yang dapat dilihat oleh
1. Pengumpulan data pribadi petani dilakukan dengan masyarakat umum dan berbasis online agar lebih
cara wawancara langsung kepada petani. memudahkan warga umum mengetahui informasi
Sedangkan untuk mendapatkan data lahan petani tanaman beserta hasil panen yang ada di HKm desa
secara valid dilakukan pengukuran secara langsung Karang Sidemen untuk menunjang ekonomi petani.
menggunakan bantuan alat Global Positioning 2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat
System (GPS) dan Software ArcGIS sebagai alat mengembangkan sistem dalam bentuk website
pengolahan data yang diperoleh. yang terintegrasi dengan sistem berbasis mobile
2. Pembangunan SIG dilakukan dengan bantuan 3 alat agar menarik lebih banyak orang menggunakan
yang paling mendasar yaitu: sistem informasi geografis HKm Desa Karang
a. Global Positioning System (GPS) Sidemen.
Alat GPS digunakan dalam pengukuran lahan karena 3. Untuk penelitian selanjutnya, pengujian sistem
dapat membaca dan menyimpan koordinat secara real- diharapkan lebih menyeluruh lagi agar
time dan kemudian menjadi sebuah peta lahan dalam menghasilkan sistem yang dihasilkan memiliki
bentuk poligon. Namun koordinat yang dihasilkan tampilan dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan.
biasanya memiliki error kurang lebih 1-10 Meter dari 4. Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan
koordinat asli, sehingga membutuhkan bantuan fitur sesuai kebutuhan pada saat penelitian
software ArcGIS. dilakukan.
b. Software ArcGIS
Software ArcGIS digunakan dalam pengolahan data UCAPAN TERIMA KASIH
mentahan yang didapatkan dari GPS. Pengolahan Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak
menggunakan software ArcGIS menghasilkan data
yang telah memberikan kontribusi materil maupun
lahan yang sesuai dengan koordinat asli dan disertai
kontribusi ilmiah pada penelitian ini.
dengan luas lahan.
c. Software Android Studio DAFTAR PUSTAKA
Software Android Studio digunakan untuk
perancangan SIG berbasis mobile sehingga [1] M. A. Purba CPP, Nanggara SG, Ratriyono M,
menghasilkan aplikasi mobile secara utuh. Apriani I, Rosalina L, Sari NA, Potret Keadaan
3. Pengguna sistem dapat melihat informasi lahan Hutan Indonesia Periode Tahun 2009-2013. 2014.
garapan setiap anggota yang terdaftar sebagai [2] M. Kehutanan Republik Indonesia, “PERATURAN
Anggota Gapoktan Wana Lestari (Gapoktan HKm MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
Desa Karang Sidemen) yang meliputi lokasi lahan NOMOR : P.88/Menhut-II/2014,” pp. 1–21, 2014.
dalam bentuk koordinat, luas lahan dengan satuan [3] N. G. A. W. Winata, P. Basuki, and P. Karismawan,
hektar (Ha), batas lahan setiap petani, data anggota, “ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN PETANI
dan data tanaman produksi yang terdapat pada PROGRAM HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) DI
setiap lahan petani. KECAMATAN BATUKLIANG UTARA KABUPATEN
4. Menggunakan SIG berbasis mobile dalam LOMBOK TENGAH,” J. Sos. Ekon. Hum., vol. 1, no.
memonitoring HKm Desa Karang Sidemen dirasa 1, pp. 33–41, 2015.
sudah efektif dikarenakan pada sistem yang telah [4] A. Annugerah, I. F. Astuti, and A. H. Kridalaksana,
dibangun terdapat berbagai informasi yang “SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB
PEMETAAN LOKASI TOKO OLEH-OLEH KHAS
perlukan secara cepat dan tepat oleh Gapoktan
SAMARINDA,” J. Inform. Mulawarman, vol. 11, no.
Desa Karang Sidemen dan KPH Pelangan Tastura.
2, pp. 43–47, 2016.
[5] N. W. Novitasari, A. L. Nugraha, and A. Suprayogi, Kendaraan Dinas Unsri Menggunakan Teknologi
“Pemetaan Multi Hazards Berbasis Sistem GPS,” J. Sist. Inf., vol. 5, no. 2, pp. 603–610, 2013.
Informasi Geografis di Kabupaten Demak Jawa [17] A. Susanto, A. Kharis, and T. Khotimah, “Sistem
Tengah,” J. Geod. Undip, vol. 4, no. 4, pp. 181–190, Informasi Geografis Pemetaan Lahan Pertanian
2015. dan Komoditi Hasil Panen Kabupaten Kudus,” J.
[6] A. Fatoni and D. Dwi, “Rancang Bangun Sistem Inform., vol. 10, no. 2, pp. 1233–1243, 2016.
Extreme Programming Sebagai Metodologi [18] E. A. W. Sanadi, A. Achmad, and Dewiani,
Pengembangan Sistem,” Prosisko, vol. 3, no. 1, pp. “Pemanfaatan Realtime Database di Platform
1–4, 2016, [Online]. Available: http://e- Firebase Pada Aplikasi E-Tourism Kabupaten
jurnal.lppmunsera.org/index.php/PROSISKO/artic Nabire,” J. Penelit. Enj., vol. 22, no. 1, pp. 20–26,
le/view/116. 2018, doi: 10.25042/jpe.052018.04.
[7] M. Ramdhan and A. Taslim, “Aplikasi Sistem [19] V. H. Pranatawijaya, Widiatry, R. Priskila, and P. B.
Informasi Geografis Dalam Penilaian Proporsi Luas A. A. Putra, “Pengembangan Aplikasi Kuesioner
Laut Indonesia,” J. Ilm. Geomatika, vol. 19, no. 6, Berbasis Web Menggunakan Skala Likert dan
pp. 141–146, 2013. Guttman,” J. Sains dan Inform., vol. 5, no. 2, pp.
[8] A. Nugroho and Y. Sbs, “PEMBUATAN PETA 128–137, 2019, doi: 10.34128/jsi.v5i2.185.
DIGITAL TOPOGRAFI PULAU PANJANG , BANTEN , [20] Suranto, M. Musrofi, and A. Widodo, “Analisis
MENGGUNAKAN ArcGIS 9.2 dan SURFER 8,” J. Kepuasan Konsumen dengan Skala Guttman,” J.
Pengemb. Energi Nukl., vol. 12, no. 1, pp. 38–46, Ilm. Tek. Ind., vol. 03, no. 2, pp. 36–47, 2004,
2010. [Online]. Available:
[9] A. Sumardin and A. SN, “PENERAPAN SISTEM https://doaj.org/article/6bb6a59bdc2641278014
INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PEMETAAN 542dca86fb09.
PRODUKSI PERTANIAN DI KABUPATEN BONE,” J. [21] D. W. T. Putra and R. Andriani, “Unified Modelling
Inspirat., vol. 6, no. 2, pp. 173–178, 2016. Language ( UML ) dalam Perancangan Sistem
[10] R. H. D. Putra, H. Sujiani, and N. Safriadi, Informasi Permohonan Pembayaran Restitusi
“Penerapan Metode Haversine Formula Pada SPPD,” J. TEKNOIF, vol. 7, no. 1, pp. 32–39, 2019.
Sistem Informasi Geografis Pengukuran Luas [22] N. A. Istiqomah, K. Imayah, N. Saidah, and M. A.
Tanah,” J. Sist. dan Teknol. Inf., vol. 1, no. 1, pp. 1– Yaqin, “Pengembangan Arsitektur Data Sistem
6, 2015. Informasi Pondok Pesantren,” Jurasik (Jurnal Ris.
[11] A. S. Arifianto and N. S. Wibowo, “PENERAPAN Sist. Inf. dan Tek. Inform., vol. 5, no. 1, pp. 27–35,
AGYLE METHODOLOGY DALAM PENGEMBANGAN 2020, doi: 10.30645/jurasik.v5i1.166.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN [23] V. H. Pranatawijaya, “Penerapan Location Based
DAERAH PERTAMBANGAN,” J. Teknol. Inf. dan Serviced (LBS) Dalam Prototipe Pengenalan
Terap., vol. 2, no. 1, pp. 219–228, 2015. Ruangan Dengan Metode Extreme Programming,”
[12] S. S. Putra, G. Susilo, and C. Sundari, “Sistem J. Teknol. Inf. J. Keilmuan dan Apl. Bid. Tek.
Informasi Geografis Pemetaan Lahan Pertanian Inform., vol. 15, no. 1, pp. 92–99, 2021, doi:
Tembakau Di Kecamatan Kledung, Kabupaten 10.47111/jti.v15i1.1936.
Temanggung,” J. Transform. (Informasi Pengemb. [24] H. E. Kartikawati and S. C. Wibawa, “Pengaruh
Iptek), vol. 15, no. 2, pp. 97–105, 2019. Pembelajaran Daring Dengan Metode Q & A
[13] F. Tahel and E. Ginting, “Perancangan aplikasi Menggunakan Aplikasi Crossword Puzzle Game
media pembelajaran pengenalan pahlawan Terhadap Penerimaan Pembelajaran Mahasiswa
nasional untuk meningkatkan rasa nasionalis Dengan User Acceptance Test,” Junral IT_EDU,
berbasis android,” Teknomatika, vol. 09, no. 02, vol. 1, no. 1, pp. 307–316, 2020.
pp. 113–120, 2019, [Online]. Available: [25] D. A. Putri, M. A. Irwansyah, and E. E. Pratama,
http://ojs.palcomtech.com/index.php/teknomati “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengolahan
ka/article/view/467. Nilai Rapor Berbasis Website pada SMP Negeri 16
[14] A. Supriyatna, “Metode Extreme Programming Pontianak,” J. Sist. dan Teknol. Inf., vol. 7, no. 4, p.
Pada Pembangunan Web Aplikasi Seleksi Peserta 220, 2019, doi: 10.26418/justin.v7i4.30921.
Pelatihan Kerja,” J. Tek. Inform., vol. 11, no. 1, pp.
1–18, 2018, doi: 10.15408/jti.v11i1.6628.
[15] D. R. Rahadi, “PENGUKURAN USABILITY SISTEM
MENGGUNAKAN USE QUESTIONNAIRE PADA
APLIKASI ANDROID,” J. Sist. Inf., vol. 6, no. 1, pp.
661–671, 2014.
[16] A. Rifai, “Sistem Informasi Pemantauan Posisi

You might also like