You are on page 1of 12

Focus:

Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP ORANGDENGAN


HIV/AIDS (ODHA)
FACTORS THAT AFFECT THE QUALITY OF LIFE PEOPLE LIVINGWITH
HIV/ AIDS

Debby Maharani1, Rima Hardianti2, Wildan Muhammad Nur Ikhsan3,


Sahadi Humaedi4
1,2,3,4
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran
debby18001@mail.unpad.ac.id1, rima18001@mail.unpad.ac.id2, wildan18001@mail.unpad.ac.id3,
sahadi.humaedi@unpad.ac.id4

Submitted : 25 November 2021, Accepted : 30 Januari 2022, Published : 1 Februari 2022

ABSTRACT
HIV/AIDS has now become a global issue that has spread to almost all parts of the world. it is imperative
that the primary goal of support and care for PLWHA is designed to improve quality of life. The purpose of
this article is to identify factors that can influence and factors that can hinder the quality of life of PLWHA.
The method used in this study uses a literature study with the data used in this article obtained from the
Google Scholar database and produces journals, scientific articles, literature reviews that are in accordance
with the issue or problem that the researcher is looking for. the search began in late August-completed.
Stigma and discrimination will lead to the inhibition of PLWHA from functioning socially in their
environment, the decline in the quality of life of PLWHA is of course caused by factors including Social
Support, Compliance with Taking Drugs and Duration of ARV Therapy, diagnostic criteria and opportunistic
infections. Stigma makes the quality of life of PLWHA worse, so efforts are needed to overcome the stigma
of society towards PLWHA. People living with HIV experience psychological disorders due to social and
emotional problems that make them feel alienated from their social environment. PLWHA certainly need
support and motivation from various parties, therefore suggestions from researchers for PLWHA and every
stakeholder who has an important role in determining the quality of life of PLWHA so that they can
collaborate to improve the quality of life of PLWHA by providing support both from family, friends, and
support from the social environment.

Keywords : HIV/ AIDS, influencing factors, PLWHA

ABSTRAK
HIV/AIDS saat ini telah menjadi isu global yang menyebar hampir diseluruh belahan dunia. sudah menjadi
keharusan bahwa tujuan utama dukungan dan perawatan ODHA dirancang untuk meningkatkan kualitas
hidup. Adapun tujuan dari artikel ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
dan faktor-faktor yang dapat menghambat kualitas hidup ODHA. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan studi pustaka dengan data yang digunakan didalam artikel ini didapatkan dari data base
google scholar dan menghasilkan journal, artikel ilmiah, literatur review yang sesuai dengan isu atau
masalah yang akan peneliti cari. pencarian mulai dilakukan pada bulan Agustus akhir-selesai. Stigma dan
diskriminasi akan berujung pada terhambatnya ODHA untuk berfungsi secara sosial didalam lingkungannya,
penurunan kualitas hidup ODHA tentunya disebabkan oleh faktor-faktor diantaranya yaitu Dukungan Sosial,
Kepatuhan Minum Obat dan Lama Terapi ARV , Kriteria diagnosis dan infeksioportunistik. Stigma membuat
kualitas hidup ODHA menjadi lebih buruk, sehingga perlu adanya upaya untuk menanggulangi stigma
masyarakat terhadap ODHA. ODHA mengalami gangguan psikis dikarenakan permasalahan sosial dan
emosional yang membuat dirinya merasa terasingkan dari lingkungan sosialnya. ODHA tentunya
membutuhkan dukungan serta motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu saran dari peneliti bagi ODHA
maupun setiap stakeholder yang mempunyai peranan penting didalam menentukan kualitas hidup ODHA
agar sama-sama dapat berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA dengan memberikan
dukungan baik itu dukungan dari keluarga, sahabat, dan dukungan dari lingkungan sosialnya.

Kata Kunci : HIV/AIDS, faktor yang mempengaruhi, ODHA

157
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

PENDAHULUAN pasien HIV dan hingga 86.725 kasus AIDS,


HIV/AIDS saat ini telah menjadi isu global tersebar di 34 provinsi dengan 507
yang menyebar hampir diseluruh belahan kabupaten/kota di Indonesia (Banna &
dunia. Tersebarnya HIV dan AIDS hampir di Manoppo, 2019) .
seluruh belahan dunia termasuk Indonesia, Status HIV/AIDS di Indonesia terus
mengalami peningkatan sangat pesat. meningkat dari tahun 2005 hingga Maret
Menurut laporan global, jumlah orang yang 2019, dengan 338.363 kasus HIV dan
hidup dengan HIV atau ODHA 34,16% kasus AIDS dilaporkan. Selain itu,
mencapai 36,7 juta orang pada tahun 11.081 kasus infeksi HIV dilaporkan antara
2016, termasuk 34,5 juta orang dewasa Januari dan Maret 2019, dengan 13,86%
(48th 51% wanita) dan 5% anak-anak di kasus AIDS. Dan Cina. Peningkatan kasus
bawah usia 15 tahun. Sedangkan pada tahun HIV/AIDS pada tahun 2017 merata di
2017, jumlah orang yang hidup dengan HIV seluruh Indonesia. Salah satu daerah dengan
mencapai 36,9 juta, termasuk 35,1 juta peningkatan jumlah ODHA adalah 23,8% dari
orang dewasa dan 1,8 juta anak di bawah DKI Jakarta. AIDS mencapai 9,3%.
usia 15 tahun. (Handayani & Dewi, 2017) (Khairunniza & Saputra, 2020).

HIV/AIDS menjadi salah satu penyakit yang HIV/AIDS menyebabkan berbagai masalah
cukup serius untuk diatasi, karena penyakit pada orang yang terinfeksi, termasuk
ini merupakan penyakit yang menyerang masalah kesehatan fisik, masalah sosial, dan
sistem kekebalan tubuh orang dengan juga dapat menyangkut masalah emosional.
HIV/AIDS yang berakibat pada Masalah kesehatan fisik timbul karena
berkembnganya berbagai penyakit serius menurunnya imunitas tubuh secara
sehingga dapat berujung dengan kematian progresif, membuat orang dengan HIV/AIDS
(Rokhani & Mustofa, 2018) rentan terhadap timbulnya berbagai penyakit
Acquired immunodeficiency syndrome lainnya, terutama penyakit menular dan
virus/AIDS disebabkan oleh virus mematikan ganas. Selain permasalahan pada kesehatan
yaitu human immunodeficiency virus/HIV, fisik, ODHA pun berpengaruh pada masalah
yang bisa melemahkan sistem kekebalan sosial yang sangat menakutkan akibat stigma
tubuh, mencegah pemulihan dari infeksi tersebut. Hal ini karena pasien dianggap
oportunistik (Niniek, 2011). Insiden ini telah sebagai orang kotor yang berperilaku
menewaskan 25 juta orang dan menginfeksi menyimpang sehingga penyakitnya tersebut
lebih dari 40 juta lebih orang.(Banna & dianggap sebagai akibat yang sama dari
Manoppo, 2019) perilaku asusila seperti seks bebas,
Pertumbuhan HIV/AIDS semakin meningkat penyalahgunaan zat, homoseksual, dapat
meskipun telah dilakukan berbagai upaya dihukum atas perbuatannya. Selain itu,
pencegahan dan pengendalian. Pergerakan stigma tersebut berasal dari kesalahpahaman
penduduk antar wilayah, tersebarnya pusat- masyarakat terhadap penyakit tersebut
pusat pembangunan ekonomi, meningkatnya (Banna & Manoppo, 2019).
perilaku seksual berisiko dan HIV dan AIDS dikatakan menjadi sebuah
penyalahgunaan narkoba yang dilakukan penyakit yang mematikan bagi pengidapnya
oleh seseorang melalui suntikan, sekaligus dan penyakit ini mudah menular kepada
meningkatkan tingkat risiko penularan, orang lain denga kontak sosial biasa, hal itu
penyebaran HIV/AIDS (Sari et al., 2019). membuat pasien terkucilkan dan menjadi
Penyakit HIV/AIDS di Indonesia pun sasaran dari perilaku membeda-bedakan
mengalami peningkatan, hal tersebut terlihat yang dilakukan oleh masyarakat di
dari data UNAIDS Global Report lingkungan sekitarnya, kesehatan fisik yang
menunjukkan bahwa jumlah yang sudah tidak stabil dan memiliki kecenderungan
dikumulatif orang yang hidup dengan HIV degradasi serta akibat dari tekanan sosial
dan AIDS (ODHA) di Indonesia dari tahun yang kuat, ODHA menjadi sangat rentan
1987 hingga 2016 adalah 319.048 kasus. mengalami permasalahan emosional ataupun
Jumlah tersebut terdiri dari hingga 232.323 psikososial, permasalahan ini menjadi salah
158
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

satu masalah besar yang sering dialami oleh tentunya ditentukan oleh beberapa faktor
ODHA (Kusuma, 2016). yang dapat berpengaruh. Seperti Penelitian
yang dilakukan oleh Fitri Handayani & Fatwa
ODHA akan hidup dengan beban virus yang Sari, 2017 yang mengatakan bahwa terdapat
ada pada dirinya. Kondisi tersebut membuat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas
ODHA selalu mengkhawatirkan nyawanya hidup odha. Kualitas hidup ODHA yang baik
karena takut datangnya ajal (Wijaya, 2013). merupakan ODHA yang memiliki pendidikan
Kecemasan yang dirasakan oleh seseorang tinggi, tidak ada stigma dari masyarakat,
dengan HIV/AIDS mengakibatkan hidup aktif mengikuti terapi ARV > 2 tahun
mereka sulit. Di sisi lain, pengakuan yang (Novianti dewi, Parjo, 2014).
tinggi dan kerendahan hati memungkinkan Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh ,
orang dengan HIV/AIDS untuk hidup lebih dukungan keluarga dapat meningkatkan
berkualitas. Aktivitas-aktivitas fisik, kualitas hidup ODHA. dimana dukungan
kestabilan psikologis, penerimaan dari keluarga dapat membantu meringankan
lingkungan, kepuasan terhadap lingkungan, permasalahan yang dialami oleh ODHA..
hubungan dengan keluarga dan Dukungan tersebut dapat berupa pemberian
persahabatan membuat orang yang hidup semangat untuk teratur mengikuti terapi
dengan HIV lebih yakin bahwa kondisi ARV, memberikan bantuan dana dan lain-lain
hidup mereka dapat diterima dan (Diatmi & Fridari, 2014). Fokus utama
meningkatkan kualitas mereka. Semakin didalam literatur review artikel ini yaitu untuk
tinggi kualitas hidup, semakin tinggi harapan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
hidup dan semakin tinggi harapan hidup mempengaruhi kualitas hidup yang baik bagi
seseorang dengan HIV/AIDS. (Handayani, ODHA.
2017)
METODE
ODHA selalu berjuang untuk tetap dalam Pendekatan yang digunakan didalam
kondisi stabil dari waktu ke waktu, penelitian ini menggunakan studi literature/
sementara juga berjuang dengan berbagai literature review, metode ini merupakan
tantangan hidup seperti masalah sosial, berbagai aktivitas yang dilakukan
kemiskinan, depresi, kecanduan narkoba, berhubungan dengan metode pengumpulan
putus sekolah, kepercayaan, budaya dan data kepustakaan, mencatat, kemudian
keluarga, yang semuanya dapat membaca dan juga mengolah bahan-bahan
mempengaruhi kualitas mereka. kehidupan. penelitian. Studi kepustakaan menjadi hal
Sejalan dengan keputusan WHO, sudah yang perlu dilakukan didalam sebuah
menjadi keharusan bahwa tujuan utama penelitian, khususnya untuk penelitian
dukungan dan perawatan ODHA adalah akademik yang mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan kualitas hidup. World untuk mengembangkan aspek manfaat
Health Organization's Quality of Life praktis maupun aspek teoritis, studi
Assessment (WHO) dikembangkan untuk kepustakaan ini digunakan oleh peneliti
memungkinkan penilaian aspek kualitas dengan tujuan untuk mencari pondasi atau
hidup dan kesejahteraan ODHA (Rokhani & dasar pijakan yang dilakukan untuk
Mustofa, 2018). membangun landasan teori, kerangka
berfikir serta agar dapat menentukan dugaan
Menurut Ekasari dalam (Diatmi & Fridari, sementara peneliti atau sering disebut
2014) Kualitas hidup merupakan besaran dengan hipotesis penelitian, degan
perasaan individu tentang puas atau melakukan studi kepustakaan peneliti dapat
tidaknya yang dirasakan tentang berbagai lebih mampu melakukan pendalaman yang
aspek kehidupan yang dijalaninya. Kualitas lebih luas terhadap sebuah isu/masalah yang
hidup ODHA sangat penting untuk akan diteliti, didalam pembuatan artikel ini
identifikasi bagaimana penderita HIV/AIDS peneliti melakukan studi kepustakaan setelah
dalam menjalani kehidupannya. kami menentukan isu atau topik penelitian.
Baik atau buruknya kualitas hidup ODHA Adapun Tujuan dari artikel ini adalah untuk
159
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

mereview faktor-faktor yang berpengaruh orang dengan HIV dan AIDS, penelitian
terhadap kualitas hidup ODHA baik itu faktor tersebut menggunakan sampel sebanyak 76
yang mempengaruhi maupun faktor yang responden yang dipilih dengan
dapat menghambat kualitas hidup ODHA. menggunakan teknik cluster sampling,
data yang digunakan atau dituangkan adapaun hasil dari penelitian tersebut
didalam artikel ini didapatkan dari journal, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara
artikel ilmiah, literatur review yang sesuai dukungan sosial dengan kualitas hidup
dan berisikan isu atau masalah yang akan ODHA, dukungan sosial dilakukan oleh
peneliti cari. Metode dalam pencarian artikel yayasan melalui kegiatan diantaranya: 1).
literature review ini menggunakan data base memberikan informasi mengenai pelayanan
google scholar (2011-2021) yang mulai kesehatan, dukungan emosional dan
dilakukan pada bulan Agustus akhir -selesai. pendampingan terhadap ODHA, 2).
Strategi pencarian dilakukan dengan memantau kepatuhan pengobatan terapi
menggunakan keywords: faktor yang ARV, 3). Membagikan bantuan biaya terbatas
mempengaruhi kualitas hidup ODHA, kualitas untuk pengobatan darurat melalui program
hidup, Human Immunodeficiency Positive Fund, dan 4). Memberikan berbagai
Virus/Acquired immunodeficiency syndrome informasi serta pengetahuan mengenai
(HIV/AIDS), Quality of life, gambaran pengetahuan dasar HIV/AIDS, pengobatan
kualitas hidup ODHA di Indonesia, ARV dan informasi dan pengetahuan lainnya.
Perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
Dari hasil mencari artikel tersebut akhirnya Mardia, Riris Andono Ahmad dan Bambang
mendapatkan hasil beberapa Jurnal dari Sigit Riyanto pada tahun 2017 dengan judul
rentang waktu 2011-2021 yang sesuai “ Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS
dengan kriteria pemilihan isu. Hasil Berdasarkan Kriteria Diagnosis Dan Faktor
pencarian pada google scholar diperoleh Lain Di Surakarta” penelitian tersebut
sebanyak 75 artikel yang terdiri dari artikel bertujuan untuk mengetahui bagaimana
nasional dan internasional. Kemudian artikel kualitas hidup ODHA jika dilihat berdasarkan
tersebut diskrining dari judul dan abstrak kriteria diagnosis dan faktor lainnya,
sehingga menjadi bahan didalam membuat penelitian tersebut menggunakan 89
sebuah latar belakang artikel, setelah itu responden, adapun hasil dari penelitian ini
dilakukan penelaahan dengan kategori full ditemukan bahwa lama diagnosis HIV/AIDS
text dalam rentang waktu 2011-2021 mempunyai hubungan dengan kualitas hidup
ditemukan hasil 10 artikel yang sesuai ODHA, penelitian tersebut juga menemukan
dengan isu yang dipilih didalam pembuatan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
artikel ini dan Sebanyak 65 Artikel ditolak ODHA dan faktor terbesar adalah kriteria
atau kurang sesuai dengan isu/topik yang diagnosis dan oportunistik pada awal
diambil karena tidak memenuhi kriteria diagnosis HIV/AIDS,selanjutnya disusul oleh
sehingga jumlah akhir yang didapatkan lama diagnosis, lama terapi ARV, dukungan
untuk dilakukan analisis literatur review yaitu sosial, jenis kelamin, umur dan status
5-10 jurnal penelitan. pernikahan.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fitri
HASIL DAN PEMBAHASAN Handayani dan Fatwa Sari Tetra Dewi pada
HASIL tahun 2017 dengan judul “Faktor yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mempengaruhi kualitas hidup orang dengan
Komang Diatmi dan I.G.A Diah Fridari HIV/AIDS di Kota Kupang” penelitian tersebut
pada tahun 2014 dengan judul “Hubungan memiliki tujuan untuk mengetahui faktor-
Antara Dukungan Sosial Dengan Kualitas faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
Hidup Pada Orang Dengan HIV Dan AIDS kualitas hidup ODHA di kota Kupang,
(ODHA) Di Yayasan Spirit Paramacitta” penelitian tersebut menggunakan Cross
adapun tujuan dari penelitian tersebut Sectional dan menggunakan 100 responden
adalah agar dapat melihat hubungan antara yang telah menjalani terapi ARV, adapun
dukungan sosial dengan kualitas hidup pada hasil dari penelitian ini diketahui bahwa
160
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

terdapat hubungan yang signifikan antara responden, memiliki pendidikan tinggi


tingkat pendidikan, lama terapi ARV dan sebanyak 50 responden, bekerja sebagai
Stigma dengan kualitas hidup ODHA, wiraswasta sebanyak 37 responden, sudah
berdasarkan hasil penelitian ini ODHA yang menikah sebanyak 46 responden, dan
mempunyai kualitas hidup yang baik adalah mayoritas berstatus ODHA <2 tahun
ODHA yang mempunyai tingkat pendidikan sebanyak 29 responden. Kesimpulan dari
yang tinggi, telah melakukan terapi ARV penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang
lebih dari 2 tahun serta tidak mendapatkan signifikan antara stigma, depresi dan
stigma buruk dari lingkungan sosialnya. kelelahan dengan kualitas hidup pasien
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh HIV/AIDS. Adapun yang memiliki pengaruh
Khairunniza dan Nazarwin Saputra pada paling dominan terhadap kualitas hidup
tahun 2020 dengan judul “Faktor-faktor yang ODHA yaitu stigma dan depresi, sedangkan
mempengaruhi kualitas hidup ODHA terpapar kelelahan memiliki pengaruh lemah terhadap
program OBRASS di Yayasan Pelita Ilmu kualitas hidup ODHA.
tahun 2020”, penelitian tersebut bertujuan
untuk melihat dan mengetahui faktor apa PEMBAHASAN
saja yang dapat mempengaruhi kualitas Berdasarkan 5 artikel yang sudah di review
hidup ODHA, dengan menggunakan desain AIDS (Acquired Immunodeficiency Sydrome)
studi cross- sectional dan menggunakan adalah sebuah gejala penyakit akibat dari
sampel responden sebanyak 70 ODHA , hasil adanya kerusakan sistem kekebalan tubuh
dari penelitian tersebut menunjukan bahwa seseorang yang terinfeksi virus HIV (Human
terdapat faktor yang dapat mempengaruhi Immunodeficiency Virus). Menurut
sekaligus menjadi faktor yang menjadi risiko Tuapattinaja, 2004 (Diatmi & Fridari, 2014)
terhadap kualitas hidup ODHA diantaranya mengatakan bahwa ODHA adalah kata
ialah kepatuhan dalam meminum obat, pengganti dari sebutan Pengidap yang
lamanya terapi ARV serta depresi dan mengarah kepada seseorang yang telah
kepatuhan minum obat menjadi faktor dinyatakan positif mengidap HIV dan AIDS.
terbesar yang dapat menjadi risiko kualitas Seseorang yang dengan sistem kekebalan
hidup ODHA, oleh karena itu perlu adanya tubuhnya sudah rusak maka akan mudah
pendampingan serta pengawasan dari pihak terserang berbagai penyakit yang
yayasan terhadap ODHA agar dapat menjaga menyebabkan fatal. Seperti yang
kualitas hidupnya. dikemukakan oleh Groone, dkk (2003)
Terakhir, yaitu penelitian yang dilakukan kekebalan tubuh yang menurut pada ODHA
oleh Lisnawati Lubis, dkk pada tahun 2016 biasanya memiliki gejala-gejala seperti flu,
dengan judul penelitian “Hubungan Stigma, yaitu ,mudah lelah, demam, berat badan
Depresi, Dan Kelelahan Dengan Kualitas yang menurun dan disertai batuk yang
Hidup Pasien HIV/AIDS Di Klinik Veteran berkepanjangan (Diatmi & Fridari, 2014).
Medan”, tujuan penelitian tersebut dilakukan Seseorang dengan HIV/AIDS di Indonesia
untuk mengetahui hubungan antara stigma, tercatat pertama kali terdeteksi di tahun
depresi kelelahan dengan kualitas hidup 1987, kemudian seiring berjalannya waktu
pasien HIV/AIDS. Adapun lokasi penelitian ini jumlah orang yang terinfeksi virus HIV
dilakukan di Klinik Veteran Medan. Penelitian semakin meningkat setiap tahunnya serta
ini dilakukan dengan menggunakan metode menyebar luas ke berbagai daerah (Novianti
atau pendekatan cross sectional dan dewi, Parjo, 2014), dari tahun 1987 sampai
pengambilan data dilakukan dengan dengan tahun 2014 telah tercatat ada
menggunakan kuisioner dengan populasi sebanyak kurang lebih 206,095 kasus
pada penelitian ini yaitu seluruh penderita HIV/AIDS di Inodnesia (Novianti dewi, Parjo,
HIV/AIDS yang berkunjung ke klinik Veteran 2014), data mengenai jumlah Data kasus
sebanyak 78 orang dengan sampel HIV/AIDS di Indonesia terbilang sulit
sebanyak 78 orang. Adapun hasil penelitian didapatkan, data yang disajikan diatas
ini yaitu sebagian besar responden hanyalah kasus yang terdata saja dan masih
merupakan perempuan dengan jumlah 47 banyak kasus HIV kurang lebih 100 orang
161
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

lainnya tidak terdeteksi atau tidak terdata tahun 2005 sampai dengan Maret 2021
(Handayani & Dewi, 2017). menunjukan adanya peningkatan, jumlah
yang terlapor dan terdata tersebut ada
D i tahun 1987, tercatat ada sebanyak 463 sebanyak 427.201 atau 78,7% dari target
laporan dari kabupaten/kota di indonesia 90% estimasi ODH pada tahun 2020
mengenai kasus HIV/AIDS. Dari jumlah sebanyak 543.100
tersebut, dimana setiap tahunnya mengalami
peningkatan di 5 provinsi. Kasus HIV
tertinggi yang menempati urutan pertama
yaitu provinsi DKI Jakarta dengan jumlah
kurang lebih 62.108 kasus, disusul oleh
provinsi Jawa Timur dengan jumlah 51.990
kasus, kemudian diurutan ketiga ada provinsi
Jawa Barat dengan jumlah 36.853 kasus, lalu
Gambar 1. Data Kementrian Kesehatan
disusul oleh provinsi Papua dengan jumlah Republik Indonesia
kasus 34.473 dan terakhir provinsi Jawa
Tengah sebanyak 30.257. Untuk kasus AIDS sedangan untuk Jumlah kasus AIDS yang
dari tahun 1987-2019 yaitu berjumlah terlapor dan terdata dari tahun 2005-2021
117.064. persentase kumulatif diperoleh juga terdapat kenaikan, Jumlah kasus AIDS
melalui kelompok umur, dimana kelompok dari tahun 1987 sampai dengan Maret
umur tertinggi yang terinfeksi HIV ada pada 2021 t e r c a t a t a d a sebanyak 131,147
kelompok umur 20-29 tahun dengan
orang.
persentasi sebanyak 32,1% dan kelompok
umur yang paling rendah terinfeksi HIV ada
pada kelompok umur 15-19 tahun dengan
persentase 3,2 %. Kemudian untuk
Persentase AIDS pada jenis kelamin
kementrian kesehatan republik Indonesi
mendapati laki-laki yang terkena AIDS
sebanyak 58% sedangkan perempuan
sebanyak 33%, sisanya 9% tidak
melaporkan jenis kelamin. untuk kasus AIDS Gambar 2. Data Kementrian Kesehatan
sendiri terdapat 5 provinsi dengan kasus Republik Indonesia
AIDS tertinggi di Indonesia, diantaranya
Papua dengan jumlah (22.554) menjadi Peningkatan jumlah ODHA di Indonesia
provinsi dengan kasus tertinggi, kemudian menimbulkan berbagai dampak yang
disusul oleh Jawa Timur dengan jumlah dirasakan oleh ODHA itu sendiri, stigma yang
(20.412), Jawa Tengah dengan jumlah buruk dan diskriminasi yang dilakukan
(10.858), DKI Jakarta dengan jumlah terhadap ODHA masih sering terjadi, stigma
(10.242), dan Bali dengan jumlah (8.147). dan diskriminasi ini akan memicu timbulnya
terdapat beberapa Faktor risiko penularan ketidaksetaraan didalam kehidupan sosial,
HIV AIDS, yang terbesar melalui hubungan hal tersebut menyebabkan ODHA tidak mau
seksual (70,2%), kemudian penggunaan alat untuk membuka diir serta
suntik yang tidak steril (8,2%), diikuti oleh bersosialisasi/berinteraksi dengan lingkungan
perilaku homoseksual (7%), serta penularan sekitarnya (Handayani & Dewi, 2017).
melalui perinatal (2,9) (data diammbil dari Smetzer dan Bare pada tahun 2002 pernah
laporan kementrian kesehatan republik mengatakan bahwa ODHA selalu menjadi
Indonesia) sasaran stigma masyarakat yang
Data terbaru pada tahun 2021 ditemukan dikarenakan oleh virus yang menginfeksinya,
bahwa Data terbaru pada tahun 2021 ODHA dianggap sebagai orang yang
ditemukan bahwa jumlah kasus orang mempunyai penyimpangan seksual seperti
dengan HIV yang terlapor dan terdata pada penyuka sesama jenis (gay/lesbi) juga
162
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

identik dengan wanita malam serta terhambatnya ODHA untuk berfungsi secara
seseorang dengan pergaulan yang salah, sosial didalam lingkungannya, penurunan
berdasarkan stigma yang didapatkannya, kualitas hidup ODHA tentunya disebabkan
ODHA kerap kali diasingkan serta dikucilkan oleh faktor-faktor lainnya, selain itu perlu
dan tanpa disadari bahwa hal tersebut dapat adanya intervensi yang mampu membantu
memberikan beban psikologis yang akan ODHA untuk meningkatkan kualitas
dialami oleh ODHA (Khairunniza & Saputra, hidupnya, dan walaupun banyak faktor yang
2020). Didalam kesehariannya, ODHA dapat menghambat ODHA untuk
dituntut untuk bisa menghadapi berbagai meningkatkan kualitas hidupnya, masih
masalah yang sangat kompleks, tidak hanya terdapat banyak faktor yang mampu
permasalahan mengenai fisiologis yang membantu ODHA untuk meningkatkan
ditimbulkan akibat virus HIV yang kualitas hidupnya (Diatmi & Fridari, 2014).
dideritanya, namun ODHApun akan Berdasarkan 5 artikel yang telah di
mendapatkan stigma serta diskriminasi yang review secara penuh. 5 artikel tersebut
menjadi masalah psikologis bagi dirinya, menerapkan metodologi penelitian Cros-
permasalahan-permasalahan yang dialami sectional dengan rentan waktu penelitian
oleh ODHA tersebut tentunya akan berakibat yang bervariasi. Hasil dari review tersebut
pada penurunan kualitas hidupnya (Banna & dapat dilihat bahwa terdapat beberapa faktor
Manoppo, 2019). yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
Fayers dan Machin (dalam Banna & ODHA diantaranya yaitu Dukungan Sosial,
Manoppo, 2019) mengungkapkan bahwa (Diatmi & Fridari, 2014), Kepatuhan Minum
kualitas hidup merupakan suatu sudut Obat dan Lama Terapi ARV (Khairunniza &
pandang atau perasaan seorang individu Saputra, 2020), Kriteria diagnosis dan
terhadap kemampuan fungsional akibat dari infeksioportunistik (Mardia et al., 2017)
penyakit yang menyerang dirinya, kualitas Stigma (Handayani & Dewi, 2017)dan
hidup ODHA sangat terpengaruh oleh hal-hal Depresi (Lubis et al., 2016).
yang sangat kompleks, diantaranya
kesehatan fisik, tingkat kemandirian, kondisi 1. Dukungan Sosial
psikologis, hubungan sosial serta hubungan ODHA sangat rentan terhadap serangan dari
dirinya dengan lingkungannya (WHO, 2007). berbagai penyakit yang diakibatkan oleh
ODHA akan sangat rentan terserang penyakit infeksi HIV yang telah menyerang sistem
lain yang diakibatkan oleh virus HIV yang kekebalan tubuhnya. Terserangnya sisitem
dideritanya, penyakit tersebut tentunya akan kekebalan tubuh akan membuat ODHA lebih
menyerang sistem kekebalan tubuh ODHA, mudah lelah, penurunan berat badan
disini ODHA akan menjadi mudah lelah, sehingga ODHA akan kesulitan melakukan
kemudian akan mengalami demam yang sulit aktivitas sehari-hari. Pada akhirnya mereka
hilang, adanya penurunan berat badandan akan mengalami kualitas hidup yang
masa otot secara drastis dan tubuhnya menurun. Maka, untuk mencegah supaya
menjadi lemas hal ini merupakan akibat kualitas hidup ODHA tidak menurun perlu
infeksi HIV yang menyerangnya, akibat hal adanya upaya yang dilakukan salah satunya
tersebut tentunya akan membuat ODHA yaitu dukungan dan motivasi dari orang-
mengalami kesulitan didalam melakukan orang sekitar ODHA. Nasronudin 2006 dalam
kegiatan serta aktivitas sehari-harinya, (Diatmi & Fridari, 2014) mengatakan bahwa
bahkan dalam beberapa kasus mereka dukungan sosial merupakan salah satu faktor
bahkan sudah tidak bisa pergi bekerja yang mempunyai peranan cukup penting
(Diatmi & Fridari, 2014). dalam meningkatkan kualitas hidup dari
Kesulitan yang dialami oleh ODHA ODHA. Dukungan sosial merupakan
didalam melakukan kegiatan sehari-harinya perasaan yang dapat dirasakan oleh individu
hal tersebut menandakan bahwa kualitas dari pihak lain yaitu perasaan dihargai,
hidup ODHA mengalami penurunan (Rokhani diperhatikan, kasih sayang, dan motivasi. Hal
& Mustofa, 2018). stigma dan diskriminasi tersebut tentunya akan membuat ODHA
serta permasalahan lainnya akan berujung merasa bahwa ia merupakan bagian dari
163
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

lingkungan masyarakat tempat ia tinggal, punya harapan untuk hidup, mereka akan
tidak merasa terdiskriminasi dan hal tersebut tidak memiliki semangat hidup dan semangat
tentunya berdampak baik pada kualitas untuk sembuh, tidak mau menjalani
hidupnya. Dukungan sosial yang diberikan pengobatan dan tentunya akan berdampak
kepada ODHA dapat berasal dari individu, pada kualitas hidup yang buruk.
keluarga, kelompok, masyarakat maupun
lembaga pelayanan sosial. 2. Kepatuhan Minum Obat dan Lama
Hal tersebut seirama dengan penelitian Terapi ARV
yang dilakukan oleh Diatmi dan Fridari Terapi antiretroviral (ARV) merupakan
pada tahun 2014, yang mana didalam pengobatan yang harus dijalankan untuk
penelitian tersebut dikemukakan semua Orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
bahwasannya ada hubungan yang baik dan Dalam hal ini ARV tidak dapat
positif antara kualitas hidup orang dengan menyembuhkan HIV, tetapi hanya dapat
HIV/AIDS (ODHA) dengan dukungan sosial, membantu dalam mengurangi risiko
berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan penularan dengan menekan virus-virus
tersebut dapat dilihat bahwa Orang yang sehingga membuat ODHA lebih sehat. Terapi
terinfeksi HIV/AIDS dengan dukungan sosial ini cukup aman, tetapi disisi lain
yang tinggi serta mempunyai hubungan yang penggunaanya yang terus-menerus akan
efektif menandakan bahwa ODHA tersebut berdampak pada ODHA melalui efek samping
mempunyai kualitas hidup yang baik. Oleh yang ditimbulkannya (De-Boor, 2010 dalam
karena itu, semakin tingginya dukungan (Setiyorini, 2015)) seorang pasien den gan
sosial yang diberikan kepada ODHA, maka HIV/AIDS yang menjalani terapi ARV
akan semakin tinggi pula kualitas hidupnya. dengan teratur akan menunjukan adanya
Sarafino (2011) dalam (Diatmi & Fridari, perbaikan pada kualitas hidupnya.
2014) mengemukakan bahwa dengan Kepatuhan pengobatan dan terapi ARV pada
diberikannya dukungan sosial kepada ODHA, ODHA merupakan hal yang esensial dalam
maka akam menciptakan lingkungan yang kehidupan pengobatan ODHA. ODHA yang
kondusif dan dapat memberikan motivasi mpatuh dalam minum obat dan terapi ARV
baru kepada ODHA dalam menjalani akan memiliku kualitas hidup yang tinggi.
kehidupannya. Selain itu, dukungan sosial Hal tersebut selaras dengan penelitian yang
yang diberikan juga dapat mengatasi telah dilakukan oleh (Khairunniza & Saputra,
tekanan psikososial sehingga ODHA dapat 2020) penelitian tersebut mengatakan bahwa
menjalani aktivitas sehari-hari dalam kualitas hidup ODHA akan terpengaruh
lingkungan sosialnya. dipengaruhi oleh kepatuhan ODHA dalam
Diperkuat oleh penelitian yang telah minum obat serta lamanya terapi ARV. ODHA
dilakukan oleh (Zainudin et al., 2016) hasil yang telah lama mengkonsumsi ARV memiliki
dari penelitian tersebut diketahui bahwa skor kialitas hidup yang meningkat, Karena
dukungan sosial akan berpengaruh terhadap ARV ini dapat menambah harapan hidup
kualitas hidup ODHA. Nursalam (2013) ODHA serta dapat menjaga kesehatan fisik
dalam (Zainudin et al., 2016) mengatakan ODHA sehingga terlihat lebih sehat.
bahwa “dukungan sosial dapat dijadikan Nursalam & Kurniawati, 2007 dalam
sebagai satu diantara beberapa fungsi (Batubara & Marfitra, 2020) mengatakan
pertalian/ingatan sosial” dalam penelitiannya bahwa apabila seorang pasien tidak
tersebut dia berasumsi bahwa terdapat mematuhi penggunaan obat akan
pengaruh yang kental antara hubungan menimbulkan terjadinya resistensi, maka
sosial dengan kualitas hidup (ODHA), oleh bagi seorag pasien kepatuhan minum obat
karena itu ODHA tidak akan merasa berada sangat penting untuk kesembuhan pasien.
di lingkungan sosialnya dan akan memilii Begitupula dengan ODHA, tidak semua
semangat hidup yang lebih tinggi. ODHA patuh dalam meminum obat, hal ini
Dengan begitu, bila ODHA tidak memiliki dikarenakan beberapa faktor bisa karena
dukungan sosial maka kualitas hidupnya lupa atau bahkan tidak sempat. Jambak et
akan menurut, mereka akan merasa tidak al.,(2016) dalam (Batubara & Marfitra, 2020)
164
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

mengemukakan bahwa terapi ARV yaitu yang tidak baik.


terapi yang dilakukan oleh seseorang dengan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
HIV/AIDS sebagai upaya dalam oleh (Handayani & Dewi, 2017) yang
meningkatkan kualitas hidupnya. Handayani mengemukakan mengenai hubungan stigma
& Dewi, 2017 mengungkapkan seseorang dengan kualitas hidup ODHA mendapatkan
dengan HIV/AIDS yang melakukan terapi hasil bahwa terdapat hubungan yang cukup
lebih dari 2 tahun akan mempunyai peluang signifikan antara stigma dengan kualitas
2,91 kali lebih besar untuk mempunyai hidup ODHA yang mengatakan bahwa
kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan stigma merupakan salahsatu penyebab
dengan ODHA yang melakukan terapi ARV menurunya kualitas hidup ODHA. Stigma
kurang dari 2 tahun. membuat ODHA tidak mau terbuka akan
identitas dirinya, tentang status dirinya
3. Kriteria Diagnosis dan Infeksi sebagai ODHA. Disamping itu, dapat pula
oportunistik berdampak pada upaya pencegahan HIV,
Pemberian diagnosis pada penderita perilaku dalam mencari perawatan HIV, serta
HIV/AIDS ditentukan melalui pemeriksaan kualitas didalam pengobatan dan perawatan
keluhan, faktor-faktor risiko, pemeriksaan yang dilakukan pada ODHA.
fisik dan pemeriksaan melalui darah. Kriteria Stigma membuat kualitas hidup ODHA
diagnostik dan infeksi oportunistik menjadi lebih buruk, sehingga perlu adanya
berhubungan dengan kualitas hidup upaya untuk menanggulangi stigma
ODHA.hal tersebut dikemukakan oleh masyarakat terhadap ODHA. Handayani &
(Mardia et al., 2017) hasil penelitiannya Dewi (2017) mengemukakan bahwa salah
mengatakan bahwa kriteria diagnostik dan satu upaya untu mengurangi stigma
infeksi oportunistik mempunyai hubungan masyarakat terhadap ODHA yaitu dengan
yang erat dengan kualitas hidup ODHA. melakukan pengembangan pada program
Kriteria diagnosis pada pasien dengan angka promosi kesehatan yang dilakukan sebagai
CD lebih dari atau sama dengan 200 sel/ml upaya dalam menurunkan stigma
pada awal diagnosis dapat memungkinkan masyakarat mulai dari level terkecil yaitu
lebih kecilnya ODHA mendapatkani kualitas keluarga hingga level terbesar yaitu
hidup lebih baik. Penelitian ini pun institusional. Adapun upaya tersebut dapat
mengungkapkan bahwa kualitas hidup yang dilakukan dengan melakukan kampanye
lebih baik kemungkinan akan didapatkan pada media yang mempromosikan toleransi
oleh ODHA dengan kriteria diagnosis pada dan kasih sayang terhadap ODHA
awal diagnosis dengan mempunyai jumlah (Handayani & Dewi, 2017).
CD4 yang lebih rendah. Mardia et al, 2017 Penelitian lain pun mengungkapkan bahwa
pun mengemukakan selain kriteria diagnosis berdasarkan hasil uji statistik pada hubungan
pada awal diagnosis, infeksi oportunistik juga stigam dengan kualitas hidup orang dengan
memiliki hubungan yang cukup erat dengan HIV/AIDS diperoleh nilai rs sebanyak -0,59,
kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS serta nilai p = 0,00, yang menandakan
(ODHA), pasien yang mempunyai 10 adanya korelasi yang baik diantara kedua
asimptomatik di awal diagnosisnya akan variable dengan kekuatan yang sedang serta
mempunyai persepsi kualitas hidup serta dengan arah korelasi yang negatif (Lubis et
domain fisik yang lebih baik. al., 2016). Ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi stigma yang diberikan oleh amsyarkat
4. Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHA maka akan semakin rendah
Stigma merupakan suatu sikap yang negatif kualitas hidupnya. Maka dengan begitu
dari pengetahuan seseorang, sedangkan ODHA yang tidak mengalami stigma atau
diskirminasi merupakan suatu tindakan mengalami stigma rendah memiliki peluang
negatif terhadap orang lain. Stigma dan yang lebih besar untuk mempunyai kualitas
diskriminasi bermula dari pandangan individu hidup yang tinggi dan baik dibandingkan
terhadap individu yang lain yang dalam dengan ODHA yang mendapatkan stigma
pandangannya dianggap memiliki sesuatu tinggi.
165
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

5. Depresi menurun, namun ODHA juga mengalami


Tingkat depresi yang dialami oleh ODHA gangguan psikis dikarenakan permasalahan
cenderung lebih tinggi jika dibandingkan sosial dan emosionalnya yang membuat
dengan depresi yang dialami oleh individu dirinya merasa terasingkan dari lingkungan
pada umumnya (Pujianti & Narayan, n.d.). sosialnya, hal tersebut dapat menyebabkan
Depresi yang terjadi pada ODHA akan kualitas hidup ODHA menurun sehingga akan
menurunkan kualitas hidupnya. Depresi menghambat aktivitas sehari-harinya,
merupakan perasaan sedih dan duka cita berdasarkan hasil review yang telah dilakukan
yang bertahan lama di dalam dirinya setidaknya terdapat 5 faktor terbesar yang
(Yayasan Spiritia, 2014 dalam (Lubis et al., dapat mempengaruhi kualitas hidup ODHA,
2016). Depresi pada ODHA dapat kelima faktor tersebut diantaranya: 1).
mempengaruhi ketidakmauan ODHA untuk dukungan sosial 2). Kepatuhan Minum Obat
menjalani perawatan, tidak hadir pada dan Lama Terapi ARV 3). Kriteria Diagnosis
klinik kesehatan dan tidak memiliki dan Infeksi oportunistik, dan 4). Stigma dan
motivasi untuk menjalani terapi ARV yang diskriminasi dan 5). Depresi.
mana semua itu akan mengganggu ODHA
untuk mendapatkan kualitas hidup yang SARAN
baik. Depresi yang terjadi pada ODHA bisa ODHA tentunya membutuhkan dukungan
disebabkan karena ODHA belum bisa serta motivasi dari berbagai pihak dengan
menerima statusnya, stigma dan diskriminasi tujuan agar mereka tetap dapat
dari masyarakatpun dapat membuat ODHA mempertahankan kualitas hidupnya dengan
menjadi depresi. baik, oleh karena itu saran dari peneliti bagi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ODHA maupun setiap stakeholder yang
oleh (Zainudin et al., 2016), hasil penelitian mempunyai peranan penting didalam
tersebut menunjukan bahwa ada hubungan menentukan kualitas hidup ODHA agar
yang erat antara kualitas hidup orang sama-sama dapat berkolaborasi untuk
dengan HIV/AIDS dengan depresi yang meningkatkan kualitas hidup ODHA dengan
dialaminya. Peneliti mendapatan hasil bahwa memberikan dukungan baik itu dukungan
semakin tinggi depresi pada ODHA maka dari keluarga, sahabat, dan dukungan dari
kualitas hidupnya akan menurun. Kejadian lingkungan sosialnya, banyak cara yang
depresi pada ODHA ini tentunya dipengaruhi dapat dilakukan agar ODHA mampu
oleh beberapa faktor, seperti dalam mempertahankan kualitas hidupnya :
penelitian (Pujianti & Narayan, n.d.) 1. Hilangkan stigma buruk terhadap ODHA
mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat dengan memandang sebelah mata orang
menimbulkan depresi pada ODHA yang mengidap HIV/AIDS, selain itu
diantaranya tingkat pendidikan, status hilangkan pula diskriminasi terhadap ODHA
marital, penghasilan/financial, stadium karena mereka membutuhkan rangkulan dari
penyakit serta dukungan social. lingkungan sosialnya.
2. Lakukan pengawasan serta pendampingan
SIMPULAN DAN SARAN terhadap ODHA, agar mereka dapat
SIMPULAN melakukan pengobatan dengan benar serta
AIDS singkatan dari Acquired dan tetap mendapatkan perhatian yang
Immunodeficiency Sydrome adalah suatu cukup dari keluarga dan lingkungan
gejala penyakit yang dapat ditimbulkan terdekatnya.
akibat dari adanya kerusakan pada sistem 3. Berikan hiburan serta kebahagiaan bagi
kekebalan tubuh yang dialami oleh manusia ODHA agar mereka mempunyai konspe diri
yang terinfeksi HIV (Human yang baik serta tidak merasa sedih dan
Immunodeficiency Virus). Orang yang khawatir akan keberlangsungan hidupnya,
terinfeksi HIV/AIDS akan mendapatkan berikan mereka pemahaman serta
berbagai permasalahan yang rumit dan penguatan agar mampu menjalani
kompleks didalam hidupnya, selain kehidupannya secara layak.
perubahan fisik dan kesehatannya yang
166
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

DAFTAR PUSTAKA Kedokteran Masyarakat, 33(3),


Banna, T., & Manoppo, I. A. (2019). Kualitas 147.
Hidup Orang Dengan HIV dan AIDS https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/vie
(ODHA) Ditinjau dari Kualitas Hidup w/12563
Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Novianti dewi, Parjo, P. A. (2014). Faktor-
Ditinjau dari Kepatuhan Minum Obat Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Antiretroviral (ARV). Wellness And Penderita HIV yang Menjalani Rawat Jalan
Healthy Magazine, 1(February), 1–6. di Care Supportand Treatment (CST)
Batubara, S., & Marfitra, A. (2020). Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai
Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Bangkong Kota Pontianak. 48(c), 1–43.
HIV/AIDS Melalui Penggunaan Pujianti, E., & Narayan, I. (n.d.).
Antiretroviral (ARV) dan Dukungan FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
Keluarga. Jurnal Penelitian Kesmasy, DENGAN KEJADIAN
2(2), 52– 59. DEPRESI PADA PENDERITA HIV/AIDS
https://doi.org/10.36656/jpksy.v2i2.284 (ODHA). Jurnal Profesi Keperawatan, 8
Diatmi, K., & Fridari, I. G. A. D. (2014). No 2, 163–178.
Hubungan Antara Dukungan Sosial Rokhani & Mustofa. (2018). Kualitas hidup
dengan Kualitas Hidup pada Orang odha setelah 10 Tahun dengan hiv/aids.
Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Di Prosiding Seminar Nasional Unimus, 1,
Yayasan Spirit Paramacitta. Jurnal 58–63.
Psikologi Udayana, 1(2), 353–362. Sari, P. I., Martawinarti, R. N., Lataima, N.
https://doi.org/10.24843/jpu.2014.v01.i S., & Berhimpong, V. M. (2019). The
02.p14 Quality of Life of Patients with HIV/AIDS
Handayani, F., & Dewi, F. S. T. (2017). Undergoing Antiretroviral Therapy: A
Faktor yang memengaruhi kualitas hidup Systematic Review. Jurnal Ners, 14(3),
orang dengan HIV / AIDS di Kota 50.
Kupang Factors affecting quality of life https://doi.org/10.20473/jn.v14i3.16978
of people living with HIV / AIDS in. Setiyorini, E. (2015). Gambaran Kualitas
Berita Kedokteran Masyarakat, 33, 509– Hidup ODHA yang Menjalani Terapi
514. Antiretroviral (ARV) di Poli Cendana
Khairunniza, K., & Saputra, N. (2020). RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Jurnal Ners
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dan Kebidanan (Journal of Ners and
Kualitas Hidup ODHA Terpapar Program Midwifery), 2(1), 006–014.
OBRASS di Yayasan Pelita Ilmu Tahun https://doi.org/10.26699/jnk.v2i1.art.p0
2020. Jurnal Ilmu Kesehatan 06-014
Masyarakat, 9(03), 172–177. Zainudin, H., Meo, M. L. N., & Tanaem, N.
https://doi.org/10.33221/jikm.v9i03.626 (2016). Faktor-Faktor Yang
Kusuma, H. (2016). Factors Influencing Mempengaruhi Kualitas Hidup Orang
Quality Of Life In HIV/AIDS Patient Dengan HIV/AIDS (ODHA) di LSM
Taken Care In Cipto Mangunkusumo Perjuangan Kupang. Keperawatan Stikes
Hospital. Media Medika Muda, 1(2), Citra Husada Mandiri Kupang, 03, 16–18.
115–124. jurnalpenyakitdalam.com
Lubis, L., Sarumpaet, S. M., & Ismayadi.
(2016). Hubungan Stigma, Depresi Dan
Kelelahan Dengan Kualitas Hidup Pasien
Hiv/Aids Di Klinik Veteran Medan. Idea
Nursing Journal, 7(1), 1–13.
https://doi.org/10.52199/inj.v7i1.6460
Mardia, M., Ahmad, R. A., & Riyanto, B. S.
(2017). Kualitas hidup orang dengan
HIV/AIDS berdasarkan kriteria diagnosis
dan faktor lain di Surakarta. Berita
167
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021

168

You might also like