Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021
ABSTRACT
HIV/AIDS has now become a global issue that has spread to almost all parts of the world. it is imperative
that the primary goal of support and care for PLWHA is designed to improve quality of life. The purpose of
this article is to identify factors that can influence and factors that can hinder the quality of life of PLWHA.
The method used in this study uses a literature study with the data used in this article obtained from the
Google Scholar database and produces journals, scientific articles, literature reviews that are in accordance
with the issue or problem that the researcher is looking for. the search began in late August-completed.
Stigma and discrimination will lead to the inhibition of PLWHA from functioning socially in their
environment, the decline in the quality of life of PLWHA is of course caused by factors including Social
Support, Compliance with Taking Drugs and Duration of ARV Therapy, diagnostic criteria and opportunistic
infections. Stigma makes the quality of life of PLWHA worse, so efforts are needed to overcome the stigma
of society towards PLWHA. People living with HIV experience psychological disorders due to social and
emotional problems that make them feel alienated from their social environment. PLWHA certainly need
support and motivation from various parties, therefore suggestions from researchers for PLWHA and every
stakeholder who has an important role in determining the quality of life of PLWHA so that they can
collaborate to improve the quality of life of PLWHA by providing support both from family, friends, and
support from the social environment.
ABSTRAK
HIV/AIDS saat ini telah menjadi isu global yang menyebar hampir diseluruh belahan dunia. sudah menjadi
keharusan bahwa tujuan utama dukungan dan perawatan ODHA dirancang untuk meningkatkan kualitas
hidup. Adapun tujuan dari artikel ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
dan faktor-faktor yang dapat menghambat kualitas hidup ODHA. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan studi pustaka dengan data yang digunakan didalam artikel ini didapatkan dari data base
google scholar dan menghasilkan journal, artikel ilmiah, literatur review yang sesuai dengan isu atau
masalah yang akan peneliti cari. pencarian mulai dilakukan pada bulan Agustus akhir-selesai. Stigma dan
diskriminasi akan berujung pada terhambatnya ODHA untuk berfungsi secara sosial didalam lingkungannya,
penurunan kualitas hidup ODHA tentunya disebabkan oleh faktor-faktor diantaranya yaitu Dukungan Sosial,
Kepatuhan Minum Obat dan Lama Terapi ARV , Kriteria diagnosis dan infeksioportunistik. Stigma membuat
kualitas hidup ODHA menjadi lebih buruk, sehingga perlu adanya upaya untuk menanggulangi stigma
masyarakat terhadap ODHA. ODHA mengalami gangguan psikis dikarenakan permasalahan sosial dan
emosional yang membuat dirinya merasa terasingkan dari lingkungan sosialnya. ODHA tentunya
membutuhkan dukungan serta motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu saran dari peneliti bagi ODHA
maupun setiap stakeholder yang mempunyai peranan penting didalam menentukan kualitas hidup ODHA
agar sama-sama dapat berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA dengan memberikan
dukungan baik itu dukungan dari keluarga, sahabat, dan dukungan dari lingkungan sosialnya.
157
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021
HIV/AIDS menjadi salah satu penyakit yang HIV/AIDS menyebabkan berbagai masalah
cukup serius untuk diatasi, karena penyakit pada orang yang terinfeksi, termasuk
ini merupakan penyakit yang menyerang masalah kesehatan fisik, masalah sosial, dan
sistem kekebalan tubuh orang dengan juga dapat menyangkut masalah emosional.
HIV/AIDS yang berakibat pada Masalah kesehatan fisik timbul karena
berkembnganya berbagai penyakit serius menurunnya imunitas tubuh secara
sehingga dapat berujung dengan kematian progresif, membuat orang dengan HIV/AIDS
(Rokhani & Mustofa, 2018) rentan terhadap timbulnya berbagai penyakit
Acquired immunodeficiency syndrome lainnya, terutama penyakit menular dan
virus/AIDS disebabkan oleh virus mematikan ganas. Selain permasalahan pada kesehatan
yaitu human immunodeficiency virus/HIV, fisik, ODHA pun berpengaruh pada masalah
yang bisa melemahkan sistem kekebalan sosial yang sangat menakutkan akibat stigma
tubuh, mencegah pemulihan dari infeksi tersebut. Hal ini karena pasien dianggap
oportunistik (Niniek, 2011). Insiden ini telah sebagai orang kotor yang berperilaku
menewaskan 25 juta orang dan menginfeksi menyimpang sehingga penyakitnya tersebut
lebih dari 40 juta lebih orang.(Banna & dianggap sebagai akibat yang sama dari
Manoppo, 2019) perilaku asusila seperti seks bebas,
Pertumbuhan HIV/AIDS semakin meningkat penyalahgunaan zat, homoseksual, dapat
meskipun telah dilakukan berbagai upaya dihukum atas perbuatannya. Selain itu,
pencegahan dan pengendalian. Pergerakan stigma tersebut berasal dari kesalahpahaman
penduduk antar wilayah, tersebarnya pusat- masyarakat terhadap penyakit tersebut
pusat pembangunan ekonomi, meningkatnya (Banna & Manoppo, 2019).
perilaku seksual berisiko dan HIV dan AIDS dikatakan menjadi sebuah
penyalahgunaan narkoba yang dilakukan penyakit yang mematikan bagi pengidapnya
oleh seseorang melalui suntikan, sekaligus dan penyakit ini mudah menular kepada
meningkatkan tingkat risiko penularan, orang lain denga kontak sosial biasa, hal itu
penyebaran HIV/AIDS (Sari et al., 2019). membuat pasien terkucilkan dan menjadi
Penyakit HIV/AIDS di Indonesia pun sasaran dari perilaku membeda-bedakan
mengalami peningkatan, hal tersebut terlihat yang dilakukan oleh masyarakat di
dari data UNAIDS Global Report lingkungan sekitarnya, kesehatan fisik yang
menunjukkan bahwa jumlah yang sudah tidak stabil dan memiliki kecenderungan
dikumulatif orang yang hidup dengan HIV degradasi serta akibat dari tekanan sosial
dan AIDS (ODHA) di Indonesia dari tahun yang kuat, ODHA menjadi sangat rentan
1987 hingga 2016 adalah 319.048 kasus. mengalami permasalahan emosional ataupun
Jumlah tersebut terdiri dari hingga 232.323 psikososial, permasalahan ini menjadi salah
158
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021
satu masalah besar yang sering dialami oleh tentunya ditentukan oleh beberapa faktor
ODHA (Kusuma, 2016). yang dapat berpengaruh. Seperti Penelitian
yang dilakukan oleh Fitri Handayani & Fatwa
ODHA akan hidup dengan beban virus yang Sari, 2017 yang mengatakan bahwa terdapat
ada pada dirinya. Kondisi tersebut membuat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas
ODHA selalu mengkhawatirkan nyawanya hidup odha. Kualitas hidup ODHA yang baik
karena takut datangnya ajal (Wijaya, 2013). merupakan ODHA yang memiliki pendidikan
Kecemasan yang dirasakan oleh seseorang tinggi, tidak ada stigma dari masyarakat,
dengan HIV/AIDS mengakibatkan hidup aktif mengikuti terapi ARV > 2 tahun
mereka sulit. Di sisi lain, pengakuan yang (Novianti dewi, Parjo, 2014).
tinggi dan kerendahan hati memungkinkan Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh ,
orang dengan HIV/AIDS untuk hidup lebih dukungan keluarga dapat meningkatkan
berkualitas. Aktivitas-aktivitas fisik, kualitas hidup ODHA. dimana dukungan
kestabilan psikologis, penerimaan dari keluarga dapat membantu meringankan
lingkungan, kepuasan terhadap lingkungan, permasalahan yang dialami oleh ODHA..
hubungan dengan keluarga dan Dukungan tersebut dapat berupa pemberian
persahabatan membuat orang yang hidup semangat untuk teratur mengikuti terapi
dengan HIV lebih yakin bahwa kondisi ARV, memberikan bantuan dana dan lain-lain
hidup mereka dapat diterima dan (Diatmi & Fridari, 2014). Fokus utama
meningkatkan kualitas mereka. Semakin didalam literatur review artikel ini yaitu untuk
tinggi kualitas hidup, semakin tinggi harapan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
hidup dan semakin tinggi harapan hidup mempengaruhi kualitas hidup yang baik bagi
seseorang dengan HIV/AIDS. (Handayani, ODHA.
2017)
METODE
ODHA selalu berjuang untuk tetap dalam Pendekatan yang digunakan didalam
kondisi stabil dari waktu ke waktu, penelitian ini menggunakan studi literature/
sementara juga berjuang dengan berbagai literature review, metode ini merupakan
tantangan hidup seperti masalah sosial, berbagai aktivitas yang dilakukan
kemiskinan, depresi, kecanduan narkoba, berhubungan dengan metode pengumpulan
putus sekolah, kepercayaan, budaya dan data kepustakaan, mencatat, kemudian
keluarga, yang semuanya dapat membaca dan juga mengolah bahan-bahan
mempengaruhi kualitas mereka. kehidupan. penelitian. Studi kepustakaan menjadi hal
Sejalan dengan keputusan WHO, sudah yang perlu dilakukan didalam sebuah
menjadi keharusan bahwa tujuan utama penelitian, khususnya untuk penelitian
dukungan dan perawatan ODHA adalah akademik yang mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan kualitas hidup. World untuk mengembangkan aspek manfaat
Health Organization's Quality of Life praktis maupun aspek teoritis, studi
Assessment (WHO) dikembangkan untuk kepustakaan ini digunakan oleh peneliti
memungkinkan penilaian aspek kualitas dengan tujuan untuk mencari pondasi atau
hidup dan kesejahteraan ODHA (Rokhani & dasar pijakan yang dilakukan untuk
Mustofa, 2018). membangun landasan teori, kerangka
berfikir serta agar dapat menentukan dugaan
Menurut Ekasari dalam (Diatmi & Fridari, sementara peneliti atau sering disebut
2014) Kualitas hidup merupakan besaran dengan hipotesis penelitian, degan
perasaan individu tentang puas atau melakukan studi kepustakaan peneliti dapat
tidaknya yang dirasakan tentang berbagai lebih mampu melakukan pendalaman yang
aspek kehidupan yang dijalaninya. Kualitas lebih luas terhadap sebuah isu/masalah yang
hidup ODHA sangat penting untuk akan diteliti, didalam pembuatan artikel ini
identifikasi bagaimana penderita HIV/AIDS peneliti melakukan studi kepustakaan setelah
dalam menjalani kehidupannya. kami menentukan isu atau topik penelitian.
Baik atau buruknya kualitas hidup ODHA Adapun Tujuan dari artikel ini adalah untuk
159
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021
mereview faktor-faktor yang berpengaruh orang dengan HIV dan AIDS, penelitian
terhadap kualitas hidup ODHA baik itu faktor tersebut menggunakan sampel sebanyak 76
yang mempengaruhi maupun faktor yang responden yang dipilih dengan
dapat menghambat kualitas hidup ODHA. menggunakan teknik cluster sampling,
data yang digunakan atau dituangkan adapaun hasil dari penelitian tersebut
didalam artikel ini didapatkan dari journal, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara
artikel ilmiah, literatur review yang sesuai dukungan sosial dengan kualitas hidup
dan berisikan isu atau masalah yang akan ODHA, dukungan sosial dilakukan oleh
peneliti cari. Metode dalam pencarian artikel yayasan melalui kegiatan diantaranya: 1).
literature review ini menggunakan data base memberikan informasi mengenai pelayanan
google scholar (2011-2021) yang mulai kesehatan, dukungan emosional dan
dilakukan pada bulan Agustus akhir -selesai. pendampingan terhadap ODHA, 2).
Strategi pencarian dilakukan dengan memantau kepatuhan pengobatan terapi
menggunakan keywords: faktor yang ARV, 3). Membagikan bantuan biaya terbatas
mempengaruhi kualitas hidup ODHA, kualitas untuk pengobatan darurat melalui program
hidup, Human Immunodeficiency Positive Fund, dan 4). Memberikan berbagai
Virus/Acquired immunodeficiency syndrome informasi serta pengetahuan mengenai
(HIV/AIDS), Quality of life, gambaran pengetahuan dasar HIV/AIDS, pengobatan
kualitas hidup ODHA di Indonesia, ARV dan informasi dan pengetahuan lainnya.
Perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
Dari hasil mencari artikel tersebut akhirnya Mardia, Riris Andono Ahmad dan Bambang
mendapatkan hasil beberapa Jurnal dari Sigit Riyanto pada tahun 2017 dengan judul
rentang waktu 2011-2021 yang sesuai “ Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS
dengan kriteria pemilihan isu. Hasil Berdasarkan Kriteria Diagnosis Dan Faktor
pencarian pada google scholar diperoleh Lain Di Surakarta” penelitian tersebut
sebanyak 75 artikel yang terdiri dari artikel bertujuan untuk mengetahui bagaimana
nasional dan internasional. Kemudian artikel kualitas hidup ODHA jika dilihat berdasarkan
tersebut diskrining dari judul dan abstrak kriteria diagnosis dan faktor lainnya,
sehingga menjadi bahan didalam membuat penelitian tersebut menggunakan 89
sebuah latar belakang artikel, setelah itu responden, adapun hasil dari penelitian ini
dilakukan penelaahan dengan kategori full ditemukan bahwa lama diagnosis HIV/AIDS
text dalam rentang waktu 2011-2021 mempunyai hubungan dengan kualitas hidup
ditemukan hasil 10 artikel yang sesuai ODHA, penelitian tersebut juga menemukan
dengan isu yang dipilih didalam pembuatan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
artikel ini dan Sebanyak 65 Artikel ditolak ODHA dan faktor terbesar adalah kriteria
atau kurang sesuai dengan isu/topik yang diagnosis dan oportunistik pada awal
diambil karena tidak memenuhi kriteria diagnosis HIV/AIDS,selanjutnya disusul oleh
sehingga jumlah akhir yang didapatkan lama diagnosis, lama terapi ARV, dukungan
untuk dilakukan analisis literatur review yaitu sosial, jenis kelamin, umur dan status
5-10 jurnal penelitan. pernikahan.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fitri
HASIL DAN PEMBAHASAN Handayani dan Fatwa Sari Tetra Dewi pada
HASIL tahun 2017 dengan judul “Faktor yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mempengaruhi kualitas hidup orang dengan
Komang Diatmi dan I.G.A Diah Fridari HIV/AIDS di Kota Kupang” penelitian tersebut
pada tahun 2014 dengan judul “Hubungan memiliki tujuan untuk mengetahui faktor-
Antara Dukungan Sosial Dengan Kualitas faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
Hidup Pada Orang Dengan HIV Dan AIDS kualitas hidup ODHA di kota Kupang,
(ODHA) Di Yayasan Spirit Paramacitta” penelitian tersebut menggunakan Cross
adapun tujuan dari penelitian tersebut Sectional dan menggunakan 100 responden
adalah agar dapat melihat hubungan antara yang telah menjalani terapi ARV, adapun
dukungan sosial dengan kualitas hidup pada hasil dari penelitian ini diketahui bahwa
160
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021
lainnya tidak terdeteksi atau tidak terdata tahun 2005 sampai dengan Maret 2021
(Handayani & Dewi, 2017). menunjukan adanya peningkatan, jumlah
yang terlapor dan terdata tersebut ada
D i tahun 1987, tercatat ada sebanyak 463 sebanyak 427.201 atau 78,7% dari target
laporan dari kabupaten/kota di indonesia 90% estimasi ODH pada tahun 2020
mengenai kasus HIV/AIDS. Dari jumlah sebanyak 543.100
tersebut, dimana setiap tahunnya mengalami
peningkatan di 5 provinsi. Kasus HIV
tertinggi yang menempati urutan pertama
yaitu provinsi DKI Jakarta dengan jumlah
kurang lebih 62.108 kasus, disusul oleh
provinsi Jawa Timur dengan jumlah 51.990
kasus, kemudian diurutan ketiga ada provinsi
Jawa Barat dengan jumlah 36.853 kasus, lalu
Gambar 1. Data Kementrian Kesehatan
disusul oleh provinsi Papua dengan jumlah Republik Indonesia
kasus 34.473 dan terakhir provinsi Jawa
Tengah sebanyak 30.257. Untuk kasus AIDS sedangan untuk Jumlah kasus AIDS yang
dari tahun 1987-2019 yaitu berjumlah terlapor dan terdata dari tahun 2005-2021
117.064. persentase kumulatif diperoleh juga terdapat kenaikan, Jumlah kasus AIDS
melalui kelompok umur, dimana kelompok dari tahun 1987 sampai dengan Maret
umur tertinggi yang terinfeksi HIV ada pada 2021 t e r c a t a t a d a sebanyak 131,147
kelompok umur 20-29 tahun dengan
orang.
persentasi sebanyak 32,1% dan kelompok
umur yang paling rendah terinfeksi HIV ada
pada kelompok umur 15-19 tahun dengan
persentase 3,2 %. Kemudian untuk
Persentase AIDS pada jenis kelamin
kementrian kesehatan republik Indonesi
mendapati laki-laki yang terkena AIDS
sebanyak 58% sedangkan perempuan
sebanyak 33%, sisanya 9% tidak
melaporkan jenis kelamin. untuk kasus AIDS Gambar 2. Data Kementrian Kesehatan
sendiri terdapat 5 provinsi dengan kasus Republik Indonesia
AIDS tertinggi di Indonesia, diantaranya
Papua dengan jumlah (22.554) menjadi Peningkatan jumlah ODHA di Indonesia
provinsi dengan kasus tertinggi, kemudian menimbulkan berbagai dampak yang
disusul oleh Jawa Timur dengan jumlah dirasakan oleh ODHA itu sendiri, stigma yang
(20.412), Jawa Tengah dengan jumlah buruk dan diskriminasi yang dilakukan
(10.858), DKI Jakarta dengan jumlah terhadap ODHA masih sering terjadi, stigma
(10.242), dan Bali dengan jumlah (8.147). dan diskriminasi ini akan memicu timbulnya
terdapat beberapa Faktor risiko penularan ketidaksetaraan didalam kehidupan sosial,
HIV AIDS, yang terbesar melalui hubungan hal tersebut menyebabkan ODHA tidak mau
seksual (70,2%), kemudian penggunaan alat untuk membuka diir serta
suntik yang tidak steril (8,2%), diikuti oleh bersosialisasi/berinteraksi dengan lingkungan
perilaku homoseksual (7%), serta penularan sekitarnya (Handayani & Dewi, 2017).
melalui perinatal (2,9) (data diammbil dari Smetzer dan Bare pada tahun 2002 pernah
laporan kementrian kesehatan republik mengatakan bahwa ODHA selalu menjadi
Indonesia) sasaran stigma masyarakat yang
Data terbaru pada tahun 2021 ditemukan dikarenakan oleh virus yang menginfeksinya,
bahwa Data terbaru pada tahun 2021 ODHA dianggap sebagai orang yang
ditemukan bahwa jumlah kasus orang mempunyai penyimpangan seksual seperti
dengan HIV yang terlapor dan terdata pada penyuka sesama jenis (gay/lesbi) juga
162
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021
identik dengan wanita malam serta terhambatnya ODHA untuk berfungsi secara
seseorang dengan pergaulan yang salah, sosial didalam lingkungannya, penurunan
berdasarkan stigma yang didapatkannya, kualitas hidup ODHA tentunya disebabkan
ODHA kerap kali diasingkan serta dikucilkan oleh faktor-faktor lainnya, selain itu perlu
dan tanpa disadari bahwa hal tersebut dapat adanya intervensi yang mampu membantu
memberikan beban psikologis yang akan ODHA untuk meningkatkan kualitas
dialami oleh ODHA (Khairunniza & Saputra, hidupnya, dan walaupun banyak faktor yang
2020). Didalam kesehariannya, ODHA dapat menghambat ODHA untuk
dituntut untuk bisa menghadapi berbagai meningkatkan kualitas hidupnya, masih
masalah yang sangat kompleks, tidak hanya terdapat banyak faktor yang mampu
permasalahan mengenai fisiologis yang membantu ODHA untuk meningkatkan
ditimbulkan akibat virus HIV yang kualitas hidupnya (Diatmi & Fridari, 2014).
dideritanya, namun ODHApun akan Berdasarkan 5 artikel yang telah di
mendapatkan stigma serta diskriminasi yang review secara penuh. 5 artikel tersebut
menjadi masalah psikologis bagi dirinya, menerapkan metodologi penelitian Cros-
permasalahan-permasalahan yang dialami sectional dengan rentan waktu penelitian
oleh ODHA tersebut tentunya akan berakibat yang bervariasi. Hasil dari review tersebut
pada penurunan kualitas hidupnya (Banna & dapat dilihat bahwa terdapat beberapa faktor
Manoppo, 2019). yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
Fayers dan Machin (dalam Banna & ODHA diantaranya yaitu Dukungan Sosial,
Manoppo, 2019) mengungkapkan bahwa (Diatmi & Fridari, 2014), Kepatuhan Minum
kualitas hidup merupakan suatu sudut Obat dan Lama Terapi ARV (Khairunniza &
pandang atau perasaan seorang individu Saputra, 2020), Kriteria diagnosis dan
terhadap kemampuan fungsional akibat dari infeksioportunistik (Mardia et al., 2017)
penyakit yang menyerang dirinya, kualitas Stigma (Handayani & Dewi, 2017)dan
hidup ODHA sangat terpengaruh oleh hal-hal Depresi (Lubis et al., 2016).
yang sangat kompleks, diantaranya
kesehatan fisik, tingkat kemandirian, kondisi 1. Dukungan Sosial
psikologis, hubungan sosial serta hubungan ODHA sangat rentan terhadap serangan dari
dirinya dengan lingkungannya (WHO, 2007). berbagai penyakit yang diakibatkan oleh
ODHA akan sangat rentan terserang penyakit infeksi HIV yang telah menyerang sistem
lain yang diakibatkan oleh virus HIV yang kekebalan tubuhnya. Terserangnya sisitem
dideritanya, penyakit tersebut tentunya akan kekebalan tubuh akan membuat ODHA lebih
menyerang sistem kekebalan tubuh ODHA, mudah lelah, penurunan berat badan
disini ODHA akan menjadi mudah lelah, sehingga ODHA akan kesulitan melakukan
kemudian akan mengalami demam yang sulit aktivitas sehari-hari. Pada akhirnya mereka
hilang, adanya penurunan berat badandan akan mengalami kualitas hidup yang
masa otot secara drastis dan tubuhnya menurun. Maka, untuk mencegah supaya
menjadi lemas hal ini merupakan akibat kualitas hidup ODHA tidak menurun perlu
infeksi HIV yang menyerangnya, akibat hal adanya upaya yang dilakukan salah satunya
tersebut tentunya akan membuat ODHA yaitu dukungan dan motivasi dari orang-
mengalami kesulitan didalam melakukan orang sekitar ODHA. Nasronudin 2006 dalam
kegiatan serta aktivitas sehari-harinya, (Diatmi & Fridari, 2014) mengatakan bahwa
bahkan dalam beberapa kasus mereka dukungan sosial merupakan salah satu faktor
bahkan sudah tidak bisa pergi bekerja yang mempunyai peranan cukup penting
(Diatmi & Fridari, 2014). dalam meningkatkan kualitas hidup dari
Kesulitan yang dialami oleh ODHA ODHA. Dukungan sosial merupakan
didalam melakukan kegiatan sehari-harinya perasaan yang dapat dirasakan oleh individu
hal tersebut menandakan bahwa kualitas dari pihak lain yaitu perasaan dihargai,
hidup ODHA mengalami penurunan (Rokhani diperhatikan, kasih sayang, dan motivasi. Hal
& Mustofa, 2018). stigma dan diskriminasi tersebut tentunya akan membuat ODHA
serta permasalahan lainnya akan berujung merasa bahwa ia merupakan bagian dari
163
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021
lingkungan masyarakat tempat ia tinggal, punya harapan untuk hidup, mereka akan
tidak merasa terdiskriminasi dan hal tersebut tidak memiliki semangat hidup dan semangat
tentunya berdampak baik pada kualitas untuk sembuh, tidak mau menjalani
hidupnya. Dukungan sosial yang diberikan pengobatan dan tentunya akan berdampak
kepada ODHA dapat berasal dari individu, pada kualitas hidup yang buruk.
keluarga, kelompok, masyarakat maupun
lembaga pelayanan sosial. 2. Kepatuhan Minum Obat dan Lama
Hal tersebut seirama dengan penelitian Terapi ARV
yang dilakukan oleh Diatmi dan Fridari Terapi antiretroviral (ARV) merupakan
pada tahun 2014, yang mana didalam pengobatan yang harus dijalankan untuk
penelitian tersebut dikemukakan semua Orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
bahwasannya ada hubungan yang baik dan Dalam hal ini ARV tidak dapat
positif antara kualitas hidup orang dengan menyembuhkan HIV, tetapi hanya dapat
HIV/AIDS (ODHA) dengan dukungan sosial, membantu dalam mengurangi risiko
berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan penularan dengan menekan virus-virus
tersebut dapat dilihat bahwa Orang yang sehingga membuat ODHA lebih sehat. Terapi
terinfeksi HIV/AIDS dengan dukungan sosial ini cukup aman, tetapi disisi lain
yang tinggi serta mempunyai hubungan yang penggunaanya yang terus-menerus akan
efektif menandakan bahwa ODHA tersebut berdampak pada ODHA melalui efek samping
mempunyai kualitas hidup yang baik. Oleh yang ditimbulkannya (De-Boor, 2010 dalam
karena itu, semakin tingginya dukungan (Setiyorini, 2015)) seorang pasien den gan
sosial yang diberikan kepada ODHA, maka HIV/AIDS yang menjalani terapi ARV
akan semakin tinggi pula kualitas hidupnya. dengan teratur akan menunjukan adanya
Sarafino (2011) dalam (Diatmi & Fridari, perbaikan pada kualitas hidupnya.
2014) mengemukakan bahwa dengan Kepatuhan pengobatan dan terapi ARV pada
diberikannya dukungan sosial kepada ODHA, ODHA merupakan hal yang esensial dalam
maka akam menciptakan lingkungan yang kehidupan pengobatan ODHA. ODHA yang
kondusif dan dapat memberikan motivasi mpatuh dalam minum obat dan terapi ARV
baru kepada ODHA dalam menjalani akan memiliku kualitas hidup yang tinggi.
kehidupannya. Selain itu, dukungan sosial Hal tersebut selaras dengan penelitian yang
yang diberikan juga dapat mengatasi telah dilakukan oleh (Khairunniza & Saputra,
tekanan psikososial sehingga ODHA dapat 2020) penelitian tersebut mengatakan bahwa
menjalani aktivitas sehari-hari dalam kualitas hidup ODHA akan terpengaruh
lingkungan sosialnya. dipengaruhi oleh kepatuhan ODHA dalam
Diperkuat oleh penelitian yang telah minum obat serta lamanya terapi ARV. ODHA
dilakukan oleh (Zainudin et al., 2016) hasil yang telah lama mengkonsumsi ARV memiliki
dari penelitian tersebut diketahui bahwa skor kialitas hidup yang meningkat, Karena
dukungan sosial akan berpengaruh terhadap ARV ini dapat menambah harapan hidup
kualitas hidup ODHA. Nursalam (2013) ODHA serta dapat menjaga kesehatan fisik
dalam (Zainudin et al., 2016) mengatakan ODHA sehingga terlihat lebih sehat.
bahwa “dukungan sosial dapat dijadikan Nursalam & Kurniawati, 2007 dalam
sebagai satu diantara beberapa fungsi (Batubara & Marfitra, 2020) mengatakan
pertalian/ingatan sosial” dalam penelitiannya bahwa apabila seorang pasien tidak
tersebut dia berasumsi bahwa terdapat mematuhi penggunaan obat akan
pengaruh yang kental antara hubungan menimbulkan terjadinya resistensi, maka
sosial dengan kualitas hidup (ODHA), oleh bagi seorag pasien kepatuhan minum obat
karena itu ODHA tidak akan merasa berada sangat penting untuk kesembuhan pasien.
di lingkungan sosialnya dan akan memilii Begitupula dengan ODHA, tidak semua
semangat hidup yang lebih tinggi. ODHA patuh dalam meminum obat, hal ini
Dengan begitu, bila ODHA tidak memiliki dikarenakan beberapa faktor bisa karena
dukungan sosial maka kualitas hidupnya lupa atau bahkan tidak sempat. Jambak et
akan menurut, mereka akan merasa tidak al.,(2016) dalam (Batubara & Marfitra, 2020)
164
Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial e ISSN: 2620-3367 Vol. 4 No. 2 Hal : 157-167 Desember 2021
168