You are on page 1of 11

JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal.

Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Permasalahan Pengetahuan HIV/AIDS Komprehensif


Desa Patallassang Kecamatan Labakkang
Kabupaten Pangkajene dan Kepuluan
Shanti Riskiyani*1, Dion Erikson Alfius2, Niristanti Datutasik3, Leny Yuniarty Ummi4, Nur Sabrina
Ashila5, Venny Turu’ Allo6, Isyanita7
1,2,3
Institution/affiliation
1
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
Program
2,3,4,5,6,7
Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
*e-mail: sanchy888@yahoo.com1, dion246eal@gmail.com2, niristanti@gmail.com3,Lenyyuniartyyummi@gmail.com4,
ashilans20k@student.unhas.ac.id 5, turuallovenny@gmail.com6, ditaisyanita@gmail.com7
Nomor Telepon Author: 085146422096

Received: Revised: Accepted: Available online:


18.08.2022 18.08.2022 18.08.2022 18.08.2022

Abstract: HIV is a virus that infects white blood cells so that it frees the decrease in immune power.
Meanwhile, AIDS is a collection of disease symptoms that arise due to a decrease in immunity caused by HIV.
One of who's targets in the MDG program is to combat HIV/AIDS. The level of comprehensive knowledge of
the community is an important point to reduce the transmission rate of HIV / AIDS in Indonesia. This research
aims to determine the level of comprehensive HIV / AIDS knowledge in the community. This research uses
quantitative and qualitative methods. The population in this study was all communities in Patalallassang
Village, Labakkang District, Pangkep Regency. The sampling technique uses Simple Random Sampling with a
total sample of 160 respondents. The instrument used in this study was a questionnaire of 18 questions for
knowledge, then analyzed using frequency distribution. The results showed that the entire community
(100%) was less knowledgeable. It can be concluded that the level of comprehensive HIV / AIDS knowledge in
the people of Patalallassang Village, Labakkang District, Pangkep Regency
Keywords: HIV/AIDS, Knowledge, HIV-KQ-18 Instruments, Comprehensive

Abstrak: HIV adalah virus yang menginfeksi sel darah putih sehingga menyebebakan turunnya daya
kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh HIV. Salah satu target WHO dalam program MDG adalah memerangi HIV/AIDS.
Tingkat pengetahuan komprehensif masyarakat menjadi poin penting untuk menekan angka penularan
HIV/AIDS di Indonesia. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan HIV/AIDS
komprehensif pada masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Populasi pada
penelitian ini yaitu seluruh masyarakat di Desa Patalallassang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel 160 responden.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner sebanyak 18 soal untuk pengetahuan,
kemudian dianalisa menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan seluruh masyarakat
(100%) berpengetahuan kurang. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan HIV/AIDS komprehensif
pada masyarakat Desa Patalallassang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.
Kata kunci: HIV/AIDS, Pengetahuan, Instrumen HIV-KQ-18, Komprehensif

1. PENDAHULUAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang atau menginfeksi sel
darah putih yang menyebebakan turunnya daya kekebalan tubuh pada manusia. Sedangkan AIDS
atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena
turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV, dengan menurunnya imun tubuh seseorang
akan rentan terserang berbagai penyakit infeksi yang sering berakibat fatal. HIV/AIDS bukan hanya
merupakan masalah kesehatan, tetapi penyebaran kasus ini juga berdampak terhadap politik, sosial,
ekonomi serta agama dan hukum, dampak dari kasus ini pun nyata, hampir menyentuh semua aspek
dalam kehidupan bernegara (Rahmawati, 2021).
UNAIDS (United Nations Programme on HIV/AIDS) mencatat kasus penderita HIV/AIDS secara
global pada tahun 2018 mengalami peningkatan mencapai 37,9 juta jiwa, dimana 1,7 juta
diantaranya adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Selebihnya adalah orang dewasa, yang
berjumlah 36,2 juta penderita. Jumlah kematian akibat AIDS di seluruh dunia sebanyak 770.000 jiwa
(Oktavia, dkk., 2022).

E-ISSN: 2774-6240 1
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Indonesia merupakan salah satu negara dengan negara dengan jumlah kasus baru HIV terbanyak
ke-3 di Asia Pasifik setelah India dan China. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020
melaporkan pada tahun 2019, jumlah kasus baru HIV di Indonesia mencapai 50.282 orang dengan
32.443 diantaranya adalah laki-laki dan 17.839 adalah perempuan. Jumlah kasus kumulatif AIDS di
Indonesia adalah 121.101 kasus, dimana 7.036 kasus diantaranya merupakan kasus baru pada tahun
2019. Total kematian akibat AIDS di Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 614 jiwa (Sutrasno, dkk.,
2022).
Saat ini kasus HIV AIDS di Indonesia diprediksi telah menyebar di 407 kabupaten/kota dan kurang
lebih 80% dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Sulawesi Selatan masuk ke dalam 10 besar
provinsi dengan angka kejadian HIV/AIDS tertinggi di Indonesia. Kasus AIDS di Sulawesi Selatan
banyak di temukan baik di pedesaan maupun perkotaan yang ditemukan pada kelompok usia
produktif yakni pada kelompok usia 15-19 tahun dan usia 20-29 tahun yang mayoritas berstatus
sebagai anak sekolah, mahasiswa dan pekerja (Handayani & Mahmud, 2020). Berdasarkan laporan
dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel tahun 2018, estimasi ODHA sekitar 16.676 orang dan yang
ditemukan HIV+ sekitar 8.821 dan yang masuk perawatan 10.879, memulai ART 5.965 serta yang
masih melakukan ART 3.254 (Darmawansyah, dkk., 2020).
Beberapa faktor risiko penularan HIV/AIDS diantaranya pengetahuan tentang HIV AIDS, sikap dan
perilaku penyimpangan seksual, penyalagunaan narkoba suntik atau (IDU), jumlah pasangan seksual,
media, usia saat berhubungan seksual pertama kali. Disamping itu, telah terjadi pergeseran dalam
cara penularannya yang semula oleh penyalagunaan narkoba suntik/Injecting Drug User (IDU), dan
kasus penularan HIV dan AIDS terbanyak yaitu sebesar 50,4% pada heteroseksual, dan 3,89% pada
homoseksual (Handayani & Mahmud, 2020).
World Health Organization (WHO) mencanangkan program Millennium Development Goals (MDG)
dengan salah satu target diantaranya adalah memerangi HIV/AIDS. Tingkat pengetahuan masyarakat
menjadi poin penting untuk menekan angka penularan HIV/AIDS. Namun, kenyataan yang terjadi di
Indonesia tingkat pengetahuan masyarakat terkait HIV/AIDS usia 15 tahun ke atas masih rendah.
Survei Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa kira-kira 42% dari jumlah penduduk usia di atas 15 tahun
belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Hanya 10% perempuan dan 13% laki-laki memiliki
pengetahuan komprehensif tentang penanggulangan HIV, meskipun proporsi tersebut lebih tinggi
untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu. Pengetahuan komprehensif adalah tingkat pemahaman
komprehensif tentang HIV dan AIDS meliputi cara penularan, pencegahan dan pengobatan serta
pemeriksaan HIV dan AIDS (Sarbriyanti, dkk., 2020).
Salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan komprehensif
mengenai HIV/AIDS adalah HIV-KQ-18. Instrumen HIV-KQ-18 telah terbukti valid, stabil, sensitif, dan
instrumen yang sesuai untuk semua orang termasuk populasi melek huruf rendah. Instrumen untuk
menilai tingkat pengetahuan HIV/AIDS ini penting untuk menunjukkan aspek spesifik mana yang
perlu ditingkatkan oleh publik, untuk mengembangkan konten kampanye yang efektif, dan untuk
menilai tren pengetahuan dari waktu ke waktu sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan suatu
program kampanye HIV.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin dkk. (2022) ditemukan bahwa instrumen HIV-
KQ-18 bahasa Indonesia adalah instrumen yang handal dan valid untuk digunakan pada populasi
umum Indonesia. Tahap adaptasi instrumen menunjukkan bahwa menambahkan beberapa kata atau
contoh untuk menjelaskan konteks setiap item sangat bermanfaat karena lebih mudah dipahami.
Pendekatan ini juga telah diterapkan dalam studi adaptasi dan validasi lainnya di Indonesia, tetapi
hanya difokuskan pada komunitas tertentu, yaitu pada 120 perempuan pengidap HIV/AIDS di
Lampung dan 396 perawat yang bekerja di empat rumah sakit di Jakarta.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana tingkat pengetahuan HIV/AIDS komprehensif pada masyarakat di Desa Patallassang
Kecamatan Labakkang Kabupaten Pankajene dan Kepulauan. Tujuan penilitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan HIV/AIDS komprehensif pada masyarakat di Desa Patallassang
Kecamatan Labakkang Kabupaten Pankajene dan Kepulauan.

E-ISSN: 2774-6240 2
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

2. METODE
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis metode penelitian yaitu secara kuantitatif dan kualitatif
menggunakan teknik random sampling. Pengambilan data secara kualitatif dilakukan dengan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara tertutup dan focus group discussion (FGD).
Selanjutnya, data tersebut diolah secara kuantitatif dengan melakukan metode statistik deskriptif
yang kemudian hasil dari data tersebut diolah menjadi data berupa tabel persentase, grafik, dan
penjelasan. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan aplikasi Statistical Program for Social
Science (SPSS) yaitu software pengolah data statistik. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 26
Juli-31 Agustus 2022.
Data yang kami kumpulkan berupa data sosiodemografi termasuk jenis kelamin, usia,
pekerjaan, tingkat pendidikan, status perkawinan dan pendapatan bulanan. Peserta diklasifikasikan
berdasarkan latar belakang pendidikan, umur, dan status perkawinan. Kerahasiaan peserta dijamin
oleh kami, peserta diberi hak untuk berhenti menjawab kapan saja dan peserta dapat menjawab
benar, salah atau tidak tahu terhadap daftar pertanyaan yang diberikan.
Setelah data diolah secara kuantitatif, hasil dari data tersebut diberikan skoring untuk setiap
jawaban. Kemudian, data dikategorikan menjadi pengetahuan rendah dan tinggi. Jika hasil
menunjukan ≥ 30% pengetahuan tergolong rendah terkait tingkat pengetahuan HIV/AIDS, maka
pengetahuan HIV/AIDS dapat dikategorikan menjadi salah satu masalah di tempat tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) I ini dilaksanakan dari tanggal 22 Juli hingga 5
Agustus 2022 di Desa Patallasang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkeje dan Kepulauan.
Pendataan masyarakat dilakukan selama 6 hari dari tanggal 26 sampai 31 Juli 2022 dengan
melakukan wawancara door to door di rumah masyarakat. Sebelum turun ke masyarakat, dilakukan
koordinasi awal dengan Kepala desa setempat mengenai perizinan.

Gambar 1. Pengambilan Data pada Masyarakat

Gambar 1 memperlihatkan proses pendataan mengenai pengetahuan masyarakat mengenai


HIV/AIDS. Masyarakat menjawab pertanyaan sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki.
Berikut merupakan data karakteristik responden yang telah dikumpulkan di Desa Patallassang.

E-ISSN: 2774-6240 3
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Tabel 1
Karakteristik Responden Kuesioner HIV Komprehensif di Desa Patallassang Kecamatan Labakkang
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tahun 2022
Jumlah Responden Frekuensi
N %
Jumlah Responden
a. Dusun Tapole 118 40,0
b. Dusun Kasuarang 89 30,0
c. Dusun Patallassang 89 30,0
Total 296 100
Jenis Kelamin
a. Laki-laki 78 26,4
b. Perempuan 218 73,6
Total 296 100
Kelompok Umur
10-14 3 1,0
15-19 8 2,7
20-24 28 9,5
25-29 18 6,1
30-34 42 14,2
35-39 26 8,8
40-44 31 10,5
45-49 30 10,1
50-54 30 10,1
55-59 26 8,8
60-64 18 6,1
≥ 65 36 12,1
Total 296 100
Status Pernikahan
a. Belum Menikah 38 13,2
b. Menikah 209 71,5
c. Cerai Hidup/Mati 44 15,3
Total 291 100
Pekerjaan
a. Tidak/belum bekerja 34 11,5
b. Ibu Rumah Tangga 159 54,8
c. Pelajar/Mahasiswa 3 1,0
d. Pensiunan 1 0.4
e. PNS/TNI/Polri 1 0,4
f. Tenaga Medis 4 1,4
(Dokter/Perawat/Bidan)
g. Guru/Dosen 1 0,4
h. Pegawai swasta 5 1,7
i. Pegawai Honorer 8 2,8
j. Wiraswasta/Pedagang 28 9,6

E-ISSN: 2774-6240 4
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Jumlah Responden Frekuensi


N %
k. Petani/Pekebun 36 12,4
l. Nelayan/Perikanan 4 1,4
m. Buruh/Pekerja Pabrik 3 1,0
n. Supir/Tukang Ojek 1 0,4
o. Pegawai Kandang 1 0,4
p. Pekerja Kontrak 1 0,4
Total 296 100
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 1 mengenai karakteristik responden diatas, diperoleh informasi bahwa
sebanyak 40% responden berdomisili di dusun Tapole dengan sebagian besar berjenis kelamin
perempuan yaitu 73.6% sedangkan laki-laki sebanyak 26.4%. Untuk rentang umur responden
terbanyak yaitu kisaran 30-34 tahun dengan persentase 14.2% atau sebanyak 42 responden dan
paling sedikit kisaran 10-14 tahun dengan persentase 1.0% atau hanya 3 responden saja. Pada
umumnya responden yang telah didata sebagian besar sudah menikah dengan persentase 71.5% dan
pekerjaan responden sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan persentase 54.8%.
Berikut ini merupakan data mengenai jawaban responden berdasarkan kuesioner tentang HIV
Komprehensif di Desa Patallassang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Tabel 2
Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tentang HIV Komprehensif di Desa Patallassang
Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan Tahun 2022
Benar Salah Tidak Tahu
No Pertanyaan Jawaban
n % n % N %
Batuk dan bersin tidak
1. 29 18.1 31 19.4 100 62.5 Benar
menyebarkan HIV
Seseorang dapat tertular HIV
jika ia berbagi segelas air
2. 17 10.6 44 27.5 99 61.9 Salah
dengan seseorang yang positif
menderita HIV
Menarik penis sebelum
seorang pria mencapai
klimaks/orgasme (sebelum
3. mengeluarkan sperma) akan 27 16.9 18 11.3 115 71.9 Salah
dapat mncegah seorang
wanita terkena HIV selama
berhubungan seks
Seorang wanita dapat tertular
HIV jika dia melakukan
4. hubungan seks anak (melalui 37 23.1 13 8.1 110 68.8 Benar
dubur/anus) dengan seorang
pria
Mandi atau mencuci alat
kelamin/bagian pribadi
seseorang, setelah
5. 23 14.4 15 9.4 122 76.3 Salah
berhubungan seks dapat
mencegah seseorang tertular
HIV
6. Seorang Wanita hamil 44 27.5 11 6.9 105 65.6 Salah
penderita HIV, dapat

E-ISSN: 2774-6240 5
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Benar Salah Tidak Tahu


No Pertanyaan Jawaban
n % n % N %
menularkan penyakitnya
kepada janin yang sedang
dikandungnya. Hal ini
berdampak pada bayi yang
lahir akan menderita HIV
seumur hidup
Orang yang telah terinfeksi
HIV dengan cepat
menunjukkan tanda-tanda
7. serius sudah terinfeksi. 25 15.6 16 10.0 119 74.4 Salah
Tanda-tanda serius ini, akan
muncul maksimal 5 (lima) hari
setelah terinfeksi.
Saat ini, sudah tersedia vaksin
8. yang dapat mencegah orang 14 8.8 21 13.1 125 78.1 Salah
dewasa terkena HIV
Orang-orang cenderung
tertular HIV melalui ciuman
yang dalam yaitu dengan
9. 23 14.4 31 19.4 106 66.3 Salah
menjulurkan lidah ke mulut
pasangannya yang terkena
HIV.
Seorang Wanita yang sedang
menstruasi, tidak dapat
10. 15 9.4 28 17.5 117 73.1 Salah
tertular HIV jika dia
berhubungan seks
Saat ini, sudah ada kondom
untuk Wanita yang dapat
11. 36 22.5 18 11.3 106 66.3 Benar
membantu mengurangi
peluang Wanita terkena HIV
Kondom berbahan kulit alami
(yang terbuat dari kulit
domba atau lambskin)
12. berfungsi lebih baik dalam 19 11.9 18 11.3 123 76.9 Salah
melawan HIV dibandingkan
dengan kondom berbahan
karet
Seseorang tidak akan tertular
HIV selama dia menggunakan
13. 18 11.3 19 11.9 123 76.9 Salah
antibodik. Contoh antibodik:
ampisilin, dan sebagainya
Berhubungan seks dengan
lebih dari satu pasangan
14. dapat meningkatkan risiko 35 21.9 17 10.6 108 67.5 Benar
seseorang terinfeksi HIV (seks
bebas)
15. Melakukan tes HIV satu 33 20.6 19 11.9 108 67.5 Salah
minggu setelah berhubungan

E-ISSN: 2774-6240 6
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Benar Salah Tidak Tahu


No Pertanyaan Jawaban
n % n % N %
seks berisiko akan
memberitahu seseorang
apakah dia terinfeksi HIV atau
tidak
Seseorang dapat tertular HIV
dengan duduk bersama dalam
1 bak air panas atau
16. 21 13.1 23 14.4 116 72.5 Salah
menggunakan kolam renang
Bersama dengan orang yang
menderita HIV
Seseorang bisa tertular HIV
bila ia melakukan seks oral
17. 31 19.4 15 9.4 114 71.3 Benar
(seks dengan menggunakan
mulut)
Menggunakna vaseline atau
baby oil bersama dengan
18. 23 14.4 18 11.3 119 74.4 Salah
kondom menurunkan
kemungkinan terkena HIV
Sumber : Data Primer, 2022

Tabel 3
Distribusi Jawaban Jumlah Pertanyaan yang Benar Mengenai Kuesioner Tentang HIV Komprehensif
Di Desa Patallassang Kecamatan
Labakkang Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan
Tahun 2022
Jumlah Pertanyan Frekuensi
yang Benar n %
0 85 53.1
1 4 2.5
2 3 1.9
3 4 2.5
4 9 5.6
5 13 8.1
6 12 7.5
7 10 6.3
8 8 5.0
9 4 2.5
10 5 3.1
11 2 1.3
12 1 0.6
Total 160 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan 18 pertanyaan yang
diajukan mengenai penyakit HIV/AIDS Komprehensif, sebanyak 85 responden tidak tahu/salah pada
pertanyaan yang diajukan dan 1 responden yang menjawab 12 pertanyaan dengan benar.

E-ISSN: 2774-6240 7
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Tingkat pengetahuan terbagi menjadi 2 kategori, baik dan kurang baik. Untuk skoring kategori
yaitu nilai <74% atau pertanyaan yang benar <14 dikategorikan kurang baik sedangkan nilai >75%
atau pertanyaan yang benar >14 dikategorikan baik. Seperti yang tercantum dalam Tabel 3,
responden yang menjawab pertanyaan terbanyak hanya ada 1 dengan jumlah pertanyaan yang
berhasil dijawab sebanyak 12 sedangkan yang jumlah pertanyaan yang berhasil dijawab sebanyak 0
ada 85 responden.

Grafik 1
Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang HIV
di Desa Patallassang

180
160
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0
Baik Kurang Baik

Tingkat Pengetahuan HIV


Sumber: SunPrimer,2022

Berdasarkan Grafik 1 diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 160 penduduk memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai HIV/AIDS secara komprehensif, hal ini menandakan 100%
masyarakat belum memiliki wawasan yang mendalam dan spesifik terhadap HIV/ADIS. Setelah
dilakukan analisis data didapatkan keseluruhan responden tidak ada yang menjawab kuesioner
dengan hasil jawaban benar diatas 75% (14 benar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat
mengetahui apa itu HIV/AIDS namun tidak mengetahuinya secara spesifik serta belum banyak yang
mengtahui pencegahan, penularan dan cara mengetahui penderita HIV/AIDS.
Tabel 1 menunjukkan data karakteristik penduduk yang menjadi responden. Penduduk
adalah warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia, sedangkan kependudukan
adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya,
agama serta lingkungan penduduk setempat. Oleh karena itu, perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang
dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk. Perkembangan
kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang
dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Pemahaman
terakhir mengenai perkembangan kependudukan adalah kualitas penduduk. Berdasarkan UU Nomor
52 tahun 2009 bahwa kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik
yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan,
kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati
kehidupan sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup
layak (Suandi, 2014).
HIV dan AIDS merupakan hal yang berbeda tetapi saling berhubungan dimana Human
Immunodeficiency Virus atau biasa Disingkat HIV adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

E-ISSN: 2774-6240 8
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

menyerang sel darah putih didalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh
manusia, sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala
penyakit yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan tubuh. Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan
bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya. Dalam perkembangan selanjutnya
menurut Benyamin Bloom (1908, dalam Notoatmodjo, 2011) menyatakan bahwa ketiga doamain
diukur dari pengetahuan, sikap, dan praktik. Maka, pengetahuan, sikap dan praktik merupakan faktor
penunjang untuk melakukan perilaku sehat terhadap pencegahan HIV/AIDS (Anggraeni & Aisah,
2018).
Salah satu masalah yang juga didapatkan berdasarkan hasil diskusi di FGD menyatakan isu terkait
pembahasan HIV/AIDS menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan di masyarakat. Hal tabu tersebut
kadang dianggap sebagai ‘lale’ atau ‘mangure’ yang dimaksudkan terkait pembahasan seputar
seksualitas sehingga terkesan kurang sopan. Jika ingin mengedukasi masyarakat maka harus
menggunakan pendekatan dengan cara tertentu sehingga dapat mengedukasi masyarakat dan tidak
lagi menjadi hal tabu.
Pengetahuan adalah suatu kumpulan informasi yang dihasilkan dari suatu proses.
Pengetahuan adalah sesuatu hal ada dalam pikiran dan bisa didapatkan dari pengalaman.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terbentuk setelah dari seseorang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya sikap kemudian membentuk perilaku seseorang (over behaviour). Dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan lebih lama diban
dingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Octavianty, dkk (2015) di Kabupaten Tanah Bumbu
didapatkan juga pada responden yang memiliki pengetahuan yang baik terdapat 7 responden
(35,3%) yang melakukan upaya pencegahan rendah, hal ini dapat dikarenakan kurangnya kesadaran
atau ketidak pedulian akan bahaya terinfeksi HIV dan AIDS. Pengetahuan dan pemahaman yang
keliru akan sebuah informasi khususnya HIV dan AIDS dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
yang dimilikinya. Rendahnya pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pemahaman
tentang HIV dan AIDS. Informasi yang tidak komprehensif di dapatkan oleh responden bisa menjadi
salah satu faktor.
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap positif
maupun negatif tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal tersebut, sehingga sikap ini
selanjutnya akan mendorong individu melakukan perilaku tertentu pada saat dibutuhkan akan tetapi
jika sikapnya negatif, justru menghindari untuk melakukan perilaku tersebut (Lestyani, 2015).
Pengetahuan yang didapat melalui bimbingan juga mempengaruhi sikap seseorang dalam mengambil
tindakan preventif terhadap HIV/AIDS. Pengetahuan selalu memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap sikap dalam pencegahan HIV/AIDS (Azizah, 2016).
Pengetahuan dapat diartikan sebagai informasi yang secara terus menerus diperlukan oleh
seseorang untuk memahami pengalaman (Potter, Perry, Stockert, Hall, & Peterson, 2016).
Pengetahuan tersebut mampu mempengaruhi seseorang untuk mempertahankan sikap maupun
membentuk sikap yang baru. Pengetahuan yang tepat dapat memberikan manfaat yang baik. Begitu
pula dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS. Pengetahuan yang tepat mengenai HIV/AIDS dapat
membantu seseorang untuk melakukan tindakan yang tepat terutama dalam pencegahan tertular
HIV/AIDS.
Sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi salah satunya adalah pengetahuan (Azwar,
2013). Sikap seseorang terbentuk di dalam tubuh dan dikendalikan oleh pikiran. Pengetahuan yang
tepat yang sudah tersimpan sebagai memori dalam otak memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap seseorang dalam mengambil suatu tindakan sikap. Pengetahuan yang tepat sangat
berkontribusi dalam pembentukan sikap yang tepat dan memberikan ruang untuk adanya pemikiran
lebih dalam terhadap keputusan yang akan dilakukan. Dalam hal ini, pengetahuan mempunyai peran
vital dalam menentukan sikap seseorang.

E-ISSN: 2774-6240 9
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Maka dari itu, intervensi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di
Desa Patallassang dalam meningkatkan pengetahuan HIV/AIDS. Intervensi yang dapat dilakukan
adalah dengan Pemasangan Poster tentang HIV/AIDS di beberapa tempat yang strategis dan
penyuluhan langsung kepada masyarakat terkait HIV/AIDS.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan berdasarkan hasil kegiatan ini menujukkan bahwa hasil pendataan kami
mengenai HIV/AIDS di Desa Patallassang,Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep masih tinggi
dengan persentase 100% masyarakat di desa patallassang belum mengetahui sepenuhnya tentang
HIV/AIDS. Hal tersebut dijadikan sebagai masalah karena sudah melebihi dari indikator yang
ditentukan yaitu >10% dapat dilihat pada analisis data didapatkan keseluruhan responden tidak ada
yang menjawab kuesioner dengan hasil jawaban benar diatas 75% Sehingga dapat disimpulkan
bahwa masyarakat mengetahui apa itu HIV/AIDS namun tidak mengetahuinya secara spesifik serta
belum banyak yang mengtahui pencegahan, penularan dan cara mengetahui penderita HIV/AIDS.
Kejadian ini berkaitan dengan kondisi masyarakat yang masih menganggap bahwa HIV/AIDS ini
merupakan hal yang tabu baik di lingkungan maupun di masyarakat. Oleh karena itu perlu diadakan
edukasi atau penyuluhan tentang HIV/ADIS didalam masyarakat di Desa Patallassang agar
masyarakat dapat mengetahui secara spesifik tentang HIV/AIDS dan agar masyarakat tidak
menganggap HIV/AIDS ini sebagai hal yang tabu didalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, B., et all. (2022). Adaptation and validation of the HIV Knowledge Questionnaire-18 for the
general population of Indonesia. Health and Quality of Life Outcomes, 20(55), 1-12.
Azizah, N. (2016). Analisis Pengetahuan dan Sikap tentang HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba pada Siswa
Laki-laki MAN 1 Medan. Universitas Sumatera Utara.
Azwar, S. (2013). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya (2nd ed.). Jakarta: Pustaka Pelajar
Darmawansyah, D., Arifin, M. A., Abadi, M. Y., Marzuki, D. S., Al Fajrin, M., Birawa, R. A., & Rosdiana,
R. (2020). Desentralisasi Pelaksanaan Program Penaggulangan HIV/AIDS di Kota
Makassar. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 6(2), 237-243.
Handayani, S. & Mahmud, A. (2020). Stigma dan Diskriminasi Orang Dengan HIV/AIDS Antara
Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan Di Sulawesi Selatan. Afiasi: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 5(3), 133-141.
Lestyani, U. (2015). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Sikap dalam Menghadapi Menarche pada
Siswi Kelas V di SD Wilayah Kec. Karangnongko Kab. Klaten. STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. (2013). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Octavianty, dkk. 2015. Pengetahuan, Sikap dan Pencegahan HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 11(1), hlm. 54-58.
Oktavia, C., Suheti, T., Husni, A., & Melianingsih, L. (2022). GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
REMAJA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS. Jurnal Keperawatan Indonesia Florence
Nightingale, 2(1), 37-43.
Potter, P., Perry, A., Stockert, P., Hall, A., & Peterson, V. (2016). Fundamentals of Nursing (9th ed.). St.
Louis, Missouri: Mosby, Elsevier.
Rahmawati, R. (2021). KERJASAMA INDONESIA DENGAN WHO (WORLD HEALTH ORGANIZATION)
DALAM UPAYA MENANGGULANGI HIV AIDS DI INDONESIA TAHUN 2015-2017.
MODERAT: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 7(1), 101–111.
Sabriyanti, T. (2020). Efektivitas Promosi Kesehatan Dengan Metode Peer Educator Terhadap Tingkat
Pengetahuan HIV/AIDS Pada Siswa SMA Negeri 3 Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia Dan
Kesehatan, 3(2), 175-185.

E-ISSN: 2774-6240 10
JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 2 - Agusutus 2022, Hal. Xx-xx
DOI: 10.25008/altifani.v2i2.xx
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Sundi, dkk. 2014. Hubungan Karakteristik Kependudukan Dengan Ksejahteraan Keluarga di Provinsi
Jambi. Piramida, 10 (2), hlm. 71-77.
Sutrasno, M. A., Yulia, N., Rumana, N. A., & Fannya, P. (2022). Literature Review Gambaran
Karakteristik Pasien HIV/AIDS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Jurnal
Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan, 5(1), 50-59.
Yudha, M., Anggraeni, R., Aisah, S., Keperawatan, P., Komunitas, D.K. dan Unimus, F. 2018. Perilaku
Pencegahan HIV/AIDS Masyarakat Desa Waru.

E-ISSN: 2774-6240 11

You might also like