You are on page 1of 10

p-ISSN: 2302-8416

e-ISSN: 2654-2552

Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi (JABJ), September 2022, 11(2):193-202


Available Online http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab
DOI : 10.36565/jab.v11i2.508

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi dengan Stigma


Masyarakat terhadap ODHA di Desa Naras I

Yulia M. Nur1*, Mona Yolanda2, Zul Adhani J.S Can3


1-3
Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Sumatera Barat
Jl. Kol Haji Anas Malik, Padusunan, Kota Pariaman, Sumatera Barat 25524, Indonesia
*Email Korespondensi : yuliamnur17@gmail.com

Submitted : 13/01/2022 Accepted: 12/07/2022 Published: 15/09/2022

Abstract

Cases of HIV/AIDS transmission in Pariaman City fluctuated, meaning that in the span of 2018 to
2020 there was an increase and decrease, as well as the number of cases of HIV/AIDS
transmission in Naras 1 Village which each year increased. The purpose of this study was to
determine the relationship between the level of knowledge and perception with community stigma
against PLWHA in Naras I Village, North Pariaman District, Pariaman City. The population in
this study is all people aged between 15 years to 49 years, totaling 2,532 residents in Naras I
Village, and a total sample of 100 respondents. Data were collected using a questionnaire and
analyzed using the SPSS16.0 program. The results of this study are the results of the Chi-Square
test of 0.048 (p-value <0.05) meaning that there is a relationship between the level of knowledge
and the stigma of society towards PLWHA and the Chi-Square test of 0.174 (p-value > 0.05)
meaning that there is no relationship level of knowledge with community stigma against PLWHA.
The conclusions in this study are; 1) Most of the respondents in this study were male, aged between
21 and 30 years old, had other occupations such as (IRT, laborers, farmers, and others). 2) There
is no relationship between the level of knowledge and the community's stigma towards PLWHA in
Naras I Village.

Keywords : ODHA, knowledge level, perception, stigma

Abstrak
Kasus penularan HIV/AIDS di Kota Pariaman berfluktuatif artinya dalam rentang tahun 2018
hingga 2020 terjadi peningkatan, begitupun dengan jumlah kasus penularan HIV/AIDS di Desa
Naras 1 yang setiap tahun mengalami peningkatan. Masalah yang terkait HIV/AIDS terutama pada
ODHA yaitu adanya stigma di masyarakat. Salah satu bentuk stigma adalah tidak mau berjabat
tangan atau melakukan kontak dengan ODHA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi dengan stigma masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain crosssectional. Teknik
sampling proporsional sampling dengan jumlah sampel 100 responden yang diambil di Desa Naras
I. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan tentang
HIV/AIDS terbanyak pada kategori kurang baik sebesar 52 % responden. Persepsi masyarakat
terhadap ODHA terbanyak pada kategori positif sebanyak 52 % responden dan Sebagian besar
memberikan stigma terhadap ODHA yaitu sebesar 57 % responden. Ada hubungan persepsi dengan
stigma masyarakat terhadap ODHA p-value= 0,048 (dan tidak ada hubungan tingkat pengetahuan
dengan stigma masyarakat terhadap ODHA p-value= 0,174).

Kata Kunci: ODHA, persepsi, stigma, tingkat pengetahuan

193
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

PENDAHULUAN tajam sebanyak 51.396 jiwa. Pada tahun


Dari tahun ke tahun jumlah kasus 2017 terjadi kenaikan kembali dengan
HIV/AIDS kini semakin meningkat. jumlah sebanyak 58.788 orang. Namun
United Nations Programme on pada tahun 2018 terjadi penurunan
HIV/AIDS telah melaporkan jumlah jumlah kasus penderita HIV/AIDS
manusia yang hidup dengan HIV sebesar sebanyak 56.840 jiwa. Pada tahun 2019
36,7 juta (30,8 -42,9 juta), dewasa (≥ 15 sebanyak 57.318 jiwa yang menderita
tahun ) sebesar 34,5 juta (28,8-40,2 juta), HIV/AIDS.
wanita > 15 tahun 17,8 juta (15,4-20,3 Berdasarkan jumlah infeksi HIV
juta), anak-anak (<15 tahun) sebesar 2,1 dan AIDS menurut Kementerian
(1,7 – 2,6 juta) sedangkan kasus baru Kesehatan RI 2020, angka kejadian
HIV positif di tahun 2016 sebesar 1,8 juta HIV/AIDS di Provinsi Sumatera Barat
(1,6 – 2,1 juta) dan orang yang mati berfluktuatif. Pada tahun 2015 ditemukan
karena AIDS di tahun 2016 sebesar 1 juta 243 kasus baru HIV dan meningkat pada
jiwa (830.000 – 1,2 juta). Jumlah orang tahun 2016 terdapat 396 kasus baru
yang hidup dengan HIV yang telah HIV dan 152 kasus baru AIDS. Pada
mengetahui status dirinya terinfeksi HIV tahun 2017 jumlah kasus HIV
di Indonesia tahun 2016 sebesar 620.000 sebanyak 150 kasus Pada tahun 2018
(530.000 – 730.000) (UNAIDS, 2017). jumlah kasus HIV meningkat menjadi
Prevalensi HIV/AIDS diseluruh sebanyak 197, selanjutnya tahun 2019
dunia terus mengalami peningkatan. jumlah kasus HIV mengalami penurunan
Berdasarkan. (UNAIDS) Global menjadi 185 kasus, dan tahun 2020
Statistics pada tahun 2018 tercatat 36,9 jumlah kasus HIV kembali mengalami
juta orang di dunia hidup dengan HIV penurunan menjadi 109 kasus Dari data
dan 940.000 orang meninggal karena diatas dapat dilihat bahwa angka infeksi
penyakit terkait AIDS. Posisi pertama HIV/AIDS di Sumatera Barat masih
dengan HIV tertinggi yakni di Afrika cukup tinggi.
Selatan19,6 juta, Afrika Timur 6,1juta, Kasus penularan HIV/AIDS
pada posisi kedua Afrika Tengah, dan menurut data Dinas Kesehatan Kota
Afrika Barat, dan ketiga Asia Pasifik, Pariaman menunjukkan terjadi penurunan
dimana Indonesia menempati urutan ke signifikan kasus HIV/AIDS di Kota
5 sebanyak 620 ribu penderita dari Pariaman. Jika pada tahun 2018 terjadi
total yangterjangkit HIV/AIDS di Asia penambahan 7 kasus baru, 1 orang
Pasifik yaitu 5,2 juta Jiwa (Kemenkes, meninggal dunia, pada tahun 2019
2013). mengalami penambahan 16 kasus dan
Berdasarkan data Ditjen P2P meninggal dunia 5 orang. Untuk tahun
(Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS 2020 penambahan kasus baru 9 orang dan
(SIHA), Laporan Tahun 2019 jumlah 1 orang meninggal dunia.
kasus HIV/AIDS di Indonesia terus Kasus penularan HIV/AIDS di
meningkat dari tahun ke tahun. Pada Puskesmas Naras tahun 2018 kasus
tahun 2015 jumlah kasus penderita penularan HIV sebanyak 7 kasus. Tahun
HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 40.150 2019 kasus HIV/AIDS meningkat
jiwa. Tahun 2016 terjadi kenaikan menjadi 8 kasus. Maraknya kasus
jumlah kasus HIV/AIDS yang sangat HIV/AIDS menuntut pemerintah untuk

194
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

melakukan berbagai program salah Orang dengan HIV akan


satunya Pemko Pariaman tahun 2019 berhubungan dengan stigma dan
meluncurkan program Gerakan diskriminasi dalam bentuk prasangka
Pernikahan Sehat. Berupa pemeriksaan berlebihan, sikap yang negatif, dan
kesehatan yang wajib dilakukan catin perlakuan salah secara langsung dari
sebelum mendaftar ke KUA. Di antara orang-orang sekitarnya. Konsekuensi dari
pemeriksaan wajib tersebut adalah stigma dan diskriminasi, ODHA menjadi
skrining HIV/ AIDS. menarik diri dari lingkungan keluarga,
Strategi tersebut nampaknya tidak kelompok pertemanan, dan komunitas
akan berhasil jika stigma, dan sekitarnya. Selain itu mengalami
diskriminasi di Indonesia masih tinggi. keterbatasan pelayanan kesehatan,
Hal tersebut menyebabkan pencegahan pendidikan dan mengalami erosi
dan pelayanan kesehatan HIV menjadi perlindungan hak asasi manusianya serta
kurang efektif. ODHA dan populasi kunci mengalami kerusakan psikologis. Secara
takut akan diskriminasi, mereka akan umum, ODHA menjadi terbatas dalam
enggan melakukan tes HIV, termasuk hal akses untuk pengujian HIV,
mengakses layanan kesehatan HIV. memperoleh treatment dan pelayanan
Penelitian yang dilakukan oleh HIV lainnya (Hikmat, 2015).
Burhan R (2013) menyebutkan bahwa Selain itu, dampak adanya stigma
terdapat hubungan yang signifikan secara yaitu berdampak terhadap program
statistik yaitu stigma masyarakat terhadap penanggulangan HIV/AIDS yaitu orang
ODHA dengan pemanfaatan fasilitas yang mempunyai risiko terkena
kesehatan oleh perempuan terinfeksi HIV/AIDS menjadi enggan melakukan
HIV/AIDS. Hasil dari penelitian- VCT. Keterlibatan masyarakat yang
kurang dalam setiap upaya pencegahan
penelitian tersebut membuktikan bahwa
dan penanggulangan HIV/AIDS
adanya stigma sangat berdampak pada
mengakibatkan munculnya stigma dan
akses, ketersediaan, dan pemanfaatan diskriminasi. Stigma dan diskriminasi
layanan tes, perawatan HIV dan juga dapat terjadi karena kurang mendapatkan
kepatuhan ODHA dalam mengkonsumsi informasi yang tepat mengenai
ARV. HIV/AIDS, khususnya dalam mekanisme
Stigma merupakan atribut, perilaku penularan HIV/AIDS. Perilaku
atau reputasi sosial yang mendiskreditkan diskriminatif pada ODHA tidak hanya
dengan cara tertentu. Stigma muncul melanggar hak asasi manusia, melainkan
karena melihat HIV- AIDS dapat juga tidak membantu upaya pencegahan
terjadipada kelompok yang memiliki dan penanggulangan HIV/AIDS (Wati
perilaku berbeda dengan masyarakat dkk, 2017).
kebanyakan. Stigma memiliki dua Menurut United Nations
Programme On HIV/AIDS (2017)
pemahaman sudut pandang, yaitu stigma
masyarakat dan stigma pada diri sendiri stigma telah diberikan terhadap ODHA
dilebihdari 65 negara.Tercatatprevalensi
(self stigma). Penerapan stigma di
masyarakat seperti halnya ODHA masih stigma ketiga berada di Asia Pasifik,
Indonesia pun menduduki posisi
kerap ditolak dan diusir dari keluarga dan
komunitas. Hak atas pendidikan dan hak tertinggi dengan angka kasus 62,8%.
atas pekerjaan ODHA masih sering Tingginya prevalensi tersebut
disangkal (Baroya, 2017). diprediksikan akibat dari beberapa
faktor diantaranya jenis kelamin,
195
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

rendahnya pengetahuan mengenai METODE PENELITIAN


HIV/AIDS, persepsi negatif yang tinggi Jenis penelitian yang digunakan
kepada ODHA, dan lain-lainnya.Tingkat adalah observasional analitik dengan
pengetahuan penduduk di Indonesia menggunakan pendekatan cross
tentang HIV/AIDS terbilang masih sectional. Jenis penelitian ini bertujuan
dibawah standar (rendah). Data laporan untuk menganalisis hubungan
dari SDKI (2012) menjelaskan bahwa pengetahuan, sikap dan persepsi anggota
tingkat pengetahuan masyarakat WPA tentang HIV/AIDS dengan stigma
Indonesia masih rendah dengan pada ODHA di Desa Naras I. Teknik
presentase wanita usia (15-49 tahun) pengambilan sampel yang digunakan
menyatakan pernah mendengar tentang adalah teknik cluster random sampling.
HIV/AIDS sebanyak76,7%. Sedangkan Penelitian ini dilaksanakan di Desa
presentase pria usia (15-54 tahun) Naras I. Adapun populasi dari penelitian
menyatakan pernah mendengar tentang ini adalah seluruh masyarakat yang
HIV/AIDS sebanyak 82,3%. berumur antara 20 tahun hingga 50 tahun
Berdasarkan studi pendahuluan yang berjumlah 2.532 jiwa penduduk di
yang telah dilakukan pada 10 orang Desa Naras I. Selanjutnya jumlah
masyarakat di Desa Naras 1 pada bulan responden yang digunakan sebagai
Desember 2020, diketahui terdapat 6 sampel penelitian adalah 100 responden.
orang (60%) telah mengetahui tentang Data yang dikumpulkan menyangkut
HIV/AIDS melalui media sosial dan variabel bebas dan terikat.
media elektronik, sedangkan 4 orang Data dianalisa secara univariat dan
(40%) tidak mengetahui tentang bivariat. Analisa univariat digunakan
HIV/AIDS. Masyarakat yang mengetahui untuk memperoleh informasi tentang
tentang HIV/AIDS masih memberikan kategori yang berisiko dari variabel
stigma terhadap ODHA karena tidak dependen dan masing-masing variabel
ingin berinteraksi secara langsung karena independen pada masing-masing sample
takut tertular. Selain itu, masyarakat yang representatif masyarakat berstigma dan
sudah mengetahui tidak begitu yang bukan berstigma. Disamping itu
menganggap penting pengetahuan juga untuk mengetahui data yang relatif
tentang bahaya HIV/AIDS ini. homogen bila proporsi dari salah satu
Berdasarkan informasi tersebut, maka kategorinya < 15%. Analisis bivariat
penulis tertarik melakukan penelitian dilakukan setelah ada perhitungan
tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan analisis univariat dengan menggunakan
dan Persepsi dengan Stigma Masyarakat uji chi-square yang dapat digunakan
terhadap ODHA di Desa Naras I, hal ini untuk mengestimasi atau mengevaluasi
disebabkan karena stigma terhadap frekuensi
ODHA dikalangan masyarakat karena
tingkat pengetahuan dan persepsi dari HASIL
masyarakat kepada ODHA. Penelitian Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lebih dari separuh responden berjenis
tingkat pengetahuan dan persepsi dengan kelamin laki-laki (56 %), Sebagian besar
stigma masyarakat terhadap ODHA di responden memiliki usia (21-30), serta
Desa Naras I. lebih dari separuh responden memiliki
pekerjaan lainnya (56%), dan lebih dari

196
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

separuh responden berpendidikan SMA No Tingkat f %


(85%). pengetahuan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik 1 Baik 48 48%
Responden Berdasarkan Jenis 2 Kurang Baik 52 52%
Kelamin, Usia, Pekerjaan dan Total 100 100%
Pendidikan
No Karakteristik f % Pada penelitian ini didapatkan lebih
Jenis Kelamin dari separuh responden memiliki persepsi
1 Laki-laki 56 56% positif mengenai HIV/AIDS sebanyak 52
2 Perempuan 46 46% % yang dapat dilihat pada tabel 3.
Usia
3 21 - 30 Tahun 75 75% Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
4 31 - 40 Tahun 18 18% Berdasarkan Persepsi tentang HIV/AIDS
terhadap ODHA di Desa Naras I.
5 41 - 50 Tahun 7 7%
Pekerjaan
No Persepsi f %
6 Mahasiswa 6 6%
7 Wiraswasta/Pedagang 38 38% 1 Positif 52 52%
8 Lainnya 56 56% 2 Negatif 48 48%
Pendidikan Total 100 100%
9 SD 2 2%
10 SMP 13 13% Pada penelitian ini nilai stigma
11 SMA 85 85%
diintepretasikan kedalam dua kategori
yaitu stigma dan tidak stigma.
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4 dibawah ini
diperoleh lebih dari separuh responden
Pada penelitian ini didapatkan
memiliki stigma terhadap ODHA yaitu
sebagian besar responden memiliki sebanyak 57 (57%).
tingkat pengetahuan dengan kategori
kurang baik tentang HIV/AIDS yakni Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
sebesar 52 % yang dapat dilihat pada Berdasarkan Stigma Terhadap
tabel 2 berikut ini ODHA di Desa Naras I
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat No Stigma/Tidak f %
Pengetahuan tentang HIV/AIDS Stigma
Terhadap ODHA di Desa Naras 1 Stigma 57 57%
I 2 Tidak Stigma 43 43%
Total 100 100%

Tabel 5. Hasil Analisis Bivariat Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Stigma Terhadap


ODHA di Desa Naras I
No Tingkat Stigma Tidak Jumlah p-value
Pengetahuan Stigma
n % n %
Baik 24 24% 24 24% 48 0,174
1 Kurang Baik 33 33% 19 19% 52
Total 57 57% 43 43% 100

197
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

Sebelum dilakukan analisis bivariat terdapat hubungan yang signifikan tingkat


pada data numerik (tingkat pengetahuan pengetahuan dengan stigma penderita HIV.
terhadap stigma) harus dilakukan uji Dari tabel 6. dibawah ini dapat
normalitas data. Hasil penelitian yang terlihat bahwa 34 responden yaitu sebanyak
diperolehdari tabel 5, bahwa responden 34 % yang memiliki persepsi positif tentang
memiliki pengetahun kurang baik sebanyak HIV/AIDS dan memberikan stigma. Hasil
33 oarng (33 %) terhadap stigma ODHA. uji chi-square diketahui bahwa taraf
Hasil statistic dengan menggunakan uji chi- signifikan sebesar 0,048 (p-value < 0,05)
square menunjukkan bahwa tidak tidak artinya terdapat hubungan yang signifikan
persepsi dengan stigma tentang HIV/AIDS.
Tabel 6. Hasil Analisis Bivariat Persepsi
No Tingkat Stigma Tidak Stigma Jumlah p-value
Persepsi N % N %
1 Positif 34 34% 18 18% 52 0,048
2 Negatif 23 23% 25 25% 48
Total 57 57% 43 43% 100

PEMBAHASAN
Stigma masyarakat terjadi ketika kelompok umur dengan stigma pada
masyarakat umum setuju dengan ODHA tinggi terdapat pada umur 31-40
stereotipe buruk seseorang (misal, tahun sebanyak 10 orang (100 %),
penyakit mental, pecandu, dll) dan self responden berstigma tinggi terhadap
stigma adalah konsekuensi dari orang ODHA dilakukan pada jenis kelamin
yang distigmakan menerapkan stigma laki-laki yaitu sebanyak 25 orang (83,3
untuk diri mereka sendiri (Baroya, 2017). %).
Berdasarkan data yang terdapat di Hasil penelitian ini juga didukung
tabel 1 menunjukkan bahwa lebih dari oleh Menggawanti, (2021), mengatakan
separuh responden adalah laki-laki bahwa semakin baik pengetahuan
dengan jumlah responden perempuan masyarakat tentang HIV/AIDS maka
dengan persentase sebanyak 56% atau 56 semakin baik respon yang diberikan
orang, Sebagian besar usia responden masyarakat terhadap ODHA. Para
dalam penelitian ini berusia antara 21 perawat hendaknya melakukan
tahun hingga 30 tahun sebanyak 75 orang sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada
dengan tingkat persentase 75%, serta masyarakat agar masyarakat menyadari
berdasarkan pekerjaan sebagiaan besar bahwa pentingnya pengetahuan tentang
termasuk memiliki pekerjaan dalam HIV/AIDS agar tidak terjadi
kelompok lainnya (IRT, buruh, petani, pertambahan penderita HIV/AIDS dan
dan lain-lain) yaitu sebanyak 56 dengan tidak ada stigmatisasi untuk ke
tingkat persentase 56%. Berdasarkan depannya. Serta memberi dukungan
pendidikan, dari 100 responden terdapat dengan baik dalam proses asuhan
pendidikan SMA paling banyak dari keperawatan kepada ODHA dalam
pendidikan yang lain yaitu sebanyak 85 meningkatkan kualitas hidupnya.
orang (85%). Berdasarkan hasil yang terdapat
Penelitian ini sejalan dengan dalam tabel 2. yang menyatakan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh Nirindah tingkat pengetahuan kurang baik lebih
(2019) yang menyatakan bahwa banyak ditemukan tentang HIV/AIDS

198
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

terhadap ODHA di Desa Naras 1. Hal sebanyak 57 orang dengan persentase


disebabkan masih kurangnya 48% dan sebanyak 43 orang responden
pengetahuan masyarakat dan yang tidak memiliki stigma tentang
ketidakpedulian masyarakat tentang HIV/AIDS atau 43%.
bahaya dari HIV/AIDS ini. Stigma dapat didefinisikan sebagai
Penelitian ini diperkuat oleh proses dinamis yang terbangun dari suatu
(Finnajakh, 2019), dari hasil penelitain perspsi dari individu atau masyarakat
diperoleh mayoritas pengetahuan kurang yang terbentuk dari suatu persepsi yang
baik sebanyak 89 (59,3%) responden. Hal sudah ada sebelumnya yang
ini sesuai dengan teori menurut (Laksana menimbulkan suatu pelanggaran
& Lestari, 2010) yang mengatakan bahwa terhadap sikap, kepercayaan dan nilai,
prilaku seseorang sesuai dengan tingkat sehingga dapat menyebabkan prasangka
pemahaman dan pengetahuan yang pemikiran, perilaku atau tindakan untuk
dimiliki. Pengetahuan tentang HIV dan pihak pemerintah, masyarakat, pelayanan
AIDS bersifat spesifik sehingga lebih kesehatan, pemberi kerja bahkan
banyak disebarkan melalui penyuluhan keluarga sendiri (Menggawanti, 2021).
serta beberapa informasi dari berbagai Stigmatisasi yang terkait dengan
media yang ada. Secara teori tingkat AIDS diperkuat oleh banyak faktor antara
pengetahuan berhubungan dengan tingkat lain kurangnya pemahaman terhadap
pendidikan. Namun untuk penelitian ini penyakit, kesalahpahaman tentang
ternyata banyak yang berpendidikan bagaimana HIV ditularkan, kurangnya
tinggi namun kurang mempunyai akses terhadap pengobatan, media yang
pengetahuan HIV/AIDS karena kurang tidak bertanggung jawab dalam
aktifnya dalam menyimak dan memahami melaporkan epidemi, pemahaman tentang
pesan-pesan yang telah disampaikan oleh AIDS yang tidak dapat diobati, dan
pemateri baik melalui media penyuluhan, prasangka serta ketakutan berkaitan
petugas kesehatan, media massa maupun dengan sejumlah isu sensitif secara
dari sumber lain. seksual termasuk seksualitas, penyakit
Berdasarkan hasil tabel 3. dan kematian serta narkoba.
menunjukkan bahwa responden yang Berdasarkan hasil analisis tentang
memiliki persepsi positif tentang tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS
HIV/AIDS sebanyak 52 orang dengan menunjukkan bahwa sebagaian besar
persentase 52% dan responden yang responden memiliki tingkat pengetahuan
memiliki persepsi negatif tentang tentang HIV/AIDS pada kategori kurang
HIV/AIDS yaitu sebanyak 48 orang baik dan memberikan stigma, yaitu
dengan persentase sebanyak 48%. Hal ini sebanyak 33 responden atau 33%. Hasil
disebabkan karena pengetahuan uji Chi-Square diketahaui taraf signifikan
mengenai HIV/AIDS tidak menjadi sebesar 0,174 (p-value > 0,05) artinya
faktor utama yang mempengaruhi stigma, tidak terdapat hubungan yang signifikan
namun masih ada faktor–faktor lain tingkat pengetahuan dengan stigma
seperti faktor perilaku, faktor adat dan penderita HIV.
sebagainya (Badawi, 2015). Menurut Hasil penelitian pada variabel
Rahayu (2010) faktor yang tingkat pengetahuan bahwa hasil uji Chi-
mempengaruhi pengetahuan adalah usia, Square sebesar 0,174 (p-value > 0,05)
pendidikan, pekerjaan, paparan informasi artinya tidak terdapat hubungan tingkat
dan pengalaman. pengetahuan dengan stigma masyarakat
Berdasarkan hasil tabel 4. terhadap ODHA di Desa Naras I,
menunjukkan bahwa responden yang Kecamatan Pariaman Utara, Kota
memiliki stigma tentang HIV/AIDS Pariaman. Namun demikian, hasil analisis
199
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

tabulasi silang diketahui stigma terhadap SMA/Sederajat dengan tingkat


ODHA cenderung lebih besar terjadi pengetahuan tentang HIV/AIDS pada
pada masyarakat dengan tingkat kategori kurang baik. Akan tetapi pola
pengetahuan tentang HIV/AIDS dalam pikir dan wawasan dari seseorang
kategori kurang baik yaitu sebesar 52 dari bukan hanya dipengaruhi oleh tingkat
pada masyarakat dengan pengetahuan pendidikan formal.
baik tentang HIV/AIDS yaitu sebesar Pengetahuan akan membentuk
48%. Hasil penelitian ini tidak konsisten keyakinan tertentu sehingga seseorang
dengan tingkat pendidikan responden akan berperilaku sesuai dengan
yang didominasi lulusan SMA sebanyak keyakinannya. Namun demikian
85% yang berarti pengetahuan yang baik perubahan pengetahuan tidak selalu
tentang HIV/AIDS belum mampu menyebabkan perubahan perilaku.
mengurangi stigma masyarakat terhadap Semakin tinggi pengetahuan dan
ODHA. pemahaman seseorang tentang
Penelitian pada tahun 2015 yang HIV/AIDS akan mengurangi ketakutan
dilakukan oleh Hesty Widyasih irasional yang dapat memicu
menyebutkan bahwa tidak ada hubungan munculnya stigma terhadap ODHA.
tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS Pengetahuan yang komprehensif tentang
dengan stigma mahasiswa terhadap HIV/AIDS dapat mengurangi bahkan
ODHA (p value= 0,075). Menurut teori menghilangkan mitos atau kepercayaan
Green yang dikutip dalam Priyoto (2014) yang salah tentang HIV/AIDS yang pada
menyebutkan bahwa predisposing dalam akhirnya dapat menghentikan bahkan
hal ini adalah tingkat pengetahuan mengurangi epidemi HIV/AIDS yang
tentang HIV/AIDS merupakan salah satu terkait dengan stigma.
faktor yang mempengaruhi perilaku Hasil penelitian pada variabel
individu yang terwujud dalam stigma, persepsi bahwa hasil uji Chi- Square
namun bukan satu-satunya faktor pemicu sebesar 0,048 (p-value < 0,05) artinya
perilaku kesehatan yang rendah, terdapat hubungan tingkat persepsi
reinforcing factor juga mengambil dengan stigma masyarakat terhadap
peranan penting dalam perubahan ODHA di Desa Naras I. Namun
perilaku yang terwujud dalam stigma. demikian, hasil analisis tabulasi silang
Tidak adanya hubungan antara diketahui stigma terhadap ODHA
tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS cenderung lebih besar terjadi pada
dengan stigma masyarakat terhadap masyarakat dengan persepsi positif
ODHA didukung dengan penelitian yang tentang HIV/AIDS yaitu sebesar 52 dan
dilakukan oleh Caroline Kingori, et al di masyarakat dengan persepsi negatif
Amerika Serikat pada tahun 2017 yang tentang HIV/AIDS yaitu sebesar 48%.
menyebutkan bahwa tidak ada hubungan Hasil penelitian menunjukkan
signifikan antara pengetahuan HIV dan bahwa sebagaian besar responden
stigma dengan nilai taraf signifikan memiliki persepsi tentang HIV yang
p=0,06 (p>0,05). Penelitian lain yang tergolong dalam kategori baik. Akan
dilakukan oleh Agung Trianto (2015) tetapi meskipun memiliki tingkat
menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi yang baik tentang HIV, pada
pengaruh pendidikan HIV/AIDS terhadap kenyataannya sebagian besar dari
sikap remaja (p=0,577) dalam responden masih memiliki rasa takut
pencegahan HIV/AIDS. untuk berinteraksi dengan ODHA.
Penelitian ini dapat menjelaskan Hal ini dibuktikan dengan
bahwa sebagaian besar responden responden menganggap bahwa ODHA
memiliki memiliki jenjang pendidikan adalah orang yang berbahaya dan wajib
200
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

dihindari. Selain itu responden juga Ucapan terima kasih penulis


menolak untuk melakukan interaksi sampaikan kepada Bapak/Ibu Pimpinan
sosial dengan ODHA seperti dan civitas akademika Universitas
melakukan melakukan kegiatan desa Sumatera Barat, serta Bapak Kepala Desa
bersama ODHA, makan bersama, atau Naras I yang telah memberikan izin
bertegur sapa secara langsung maupun dalam pengambilan data serta masyarakat
hanya sekedar berjabat tangan. yang bersedia meluangkan waktu nya
Ketakutan-ketakutan inilah yang untuk menjadi responden dalam
akhirnya menimbulkan adanya penelitian ini.
tindakan stignma yang bersifat
diskriminatif yang dilakukan oleh DAFTAR PUSTAKA
responden kepada ODHA. Sedangkan Badawi, M. (2015). Hubungan
responden yang memiliki tingkat Pengetahuan Kesehatan Tentang
persepsi yang kurang tentang HIV, Penularan HIV/AIDS dengan
sebagian besar dari responden tidak Stigma Masyarakat pada Orang
melakukan tindakan stigma yang bersifat engan HIV/AIDS (ODHA)
diskriminatif terhadap ODHA. Hal ini Kecamatan Dewantara
dinyatakan dengan responden Kabupaten Aceh Utara,
menganggap bahwa ODHA bukanlah Aceh. Skripsi Universitas
orang yang berbahaya sehingga Malikussaleh.
responden dapat sesering mungkin Baroya, N. (2017). Predictor of Stigma
berinteraksi dengan ODHA seperti and Discrimination Attitude to
berjabat tangan, bertegur sapa, Person Living with HIV and AIDS
melakukan kegiatan kegiatan desa (PLHIV) In Jember District.
bersama ODHA bahkan makan bersama Nomor 13.
ODHA. Berliana Situmeang, Syahrizal Syarif, R.
M. (2017)Hubungan Pengetahuan
SIMPULAN HIV /AIDS dengan Stigma
Adapun kesimpulan dari terhadap Orang dengan HIV/
penelitian ini adalah tidak terdapat AIDS di Kalangan Remaja 15-19
hubungan tingkat pengetahuan dengan Tahun di Indonesia (Analisis Data
stigma masyarakat terhadap ODHA di SDKI Tahun 2012) Relationship
Desa Naras I, dan terdapat hubungan HIV/ AIDS Knowledge related
persepsi dengan stigma masyarakat Stigma towards People Living
terhadap ODHA di Desa Naras I with HIV/ AIDS among Adole. 1,
35–43.
SARAN Burhan, R. (2013).Pemanfaatan
Disarankan untuk lebih menggali Pelayanan Kesehatan oleh
lagi faktor lain dan design penelitian yang Perempuan Terinfeksi HIV/AIDS.
mampu menjelaskan hubungan sebab Kesmas J. Kesehatan Masyarakat
akibat antara stigma terhadap ODHA, Nas. 8, 33–38.
serta diharapkan peneliti selanjutnya Finnajakh, A. (2019). Hubungan Tingkat
mengembangkan secara luas tidak hanya Pengetahuan Dan Persepsi
dengan kuesioner namun juga Dengan Stigma Masyarakat
menggunakan observasi atau wawancara Terhadap ODHA Di Desa
dalam pengambilan data. Pandowoharjo, Kecamatan
Sleman, Kabupaten Sleman.
UCAPAN TERIMA KASIH Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Yogyakarta
201
Yulia M. Nur, Mona Yolanda, Zul Adhani J.S Can Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 193-202 dengan Stigma Masyarakat terhadap ODHA di Desa
Naras I

Hadi, S. (2010). Metodologi Research. Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi


Yogyakarta : Fakultas Psikologi Penelitian Kesehatan.Jakarta :
UGM. Rineka Cipta
Hikmat, Harry. Zero Perlakuan Paryati, T. (2012). Faktor-faktor Yang
Diskriminatif Terhadap Orang Mempengaruhi Stigma Dan
Dengan Hiv-Aids (Odha); 2015. Diskriminasi Kepada ODHA
Hesty Widyasihl, S. Faktor.Faktor yang (Orang Dengan HIV/AIDS)
Mempengaruhi Stigma Oleh Pelayanan Kesehatan :
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kajian Literatur. Universitas
Yogyakarta terhadap Orang Padjajaran;
Dengan HIV/AIDS (ODHA’). Pradana, Y. A. (2017). Analisis Faktor
Biomass Chem Eng 49; 2015. Yang Mempengaruhi Stigma
Kemenkes, R. (2013). Pusat Data Dan Pelajar Pada Penderita HIV Dan
Informasi Kementrian Kesehatan AIDS Berdasarkan Teori Health
RI. Belief Model Di SMAN 1
http://www.google.com/search/pu Genteng. Universitas Airlangga
sdatinkemenkesri. Surabaya
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Stigma, I., Into, R. & Programming. H. I.
Pedoman Nasional pencegahan V. (2016). Integrating Stigma
penularan HIV dari ibu ke anak. Reduction Into HIV
Direktorat Jenderal Pengendalian Programming Integrating
Penyakit dan Penyehatan Stigma Reduction Into HIV
Lingkungan-Kemenkes RI. Programming Lessons from
Menggawanti, E, Ida. F, dan Yati, A. the Africa Regional Stigma
(2021). Hubungan Tingkat Training Programme
Pengetahuan dengan Stigma UNAIDS. (2008). United National on
Masyarakat Berdasarakan Usia, AIDS; HIV dan AIDS
dan Pendidikan Di Indonesia UNAIDS. (2017). United National on
Tahun 2020. Jurnal Nusantara AIDS; HIV dan AIDS.
Hasana, Volume 1, Nomor 1, Hal Wati N, Cahyo K, Indraswari R. (2017).
85-94 Pengaruh Peran Warga Peduli
Muksin, R. (2015). Faktor-Faktor yang AIDS terhadap Perilaku
Berhubungan dengan Stigma Diskriminatif pada ODHA”.
Guru Terhadap Anak HIV Positif Jurnal Kesehatan Masyarakat
( Studi pada Guru di Sekolah Volume 5 Nomor 2: 2356-3346
Mitra PKBI Daerah Jawa Tengah Weinreich, S. and C. B. (2015).
dalam Implementasi Pendidikan Difaem Germany. AIDS
Kesehatan Reproduksi dan Sebuah Penyakit Mengubah
Seksual). 3, 230–237 Dunia.
Nirindah, R. (2019). Hubungan WHO. (2014). HIV/AIDS Fact sheet
Pengetahuan, Sikap dan Persepsi N0 360 Updated November
Anggota WPA tentang HIV/AIDS 2014.
dengan Stigma pada Odha di from:http://www.who.int/mediace
Surakarta. Skripsi Prodi Ilmu ntre/factsheets/fs30/en/
Kesehatan Masyarakat. WHO. (2017). HIV/AIDS.
Universitas Muhammadiyah http://www.who.int/features/qa/71
Surakarta. /en/

202

You might also like