You are on page 1of 7

E-ISSN - 2477-6521

Vol 5(3) Oktober 2020 (576-582)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENDAPATAN TERHADAP


KEJADIAN LELAKI SEKS LELAKI
Feny Wartisa1), Aldo Yuliano Mas Putra2)
1)
Progam Studi D-III Kebidanan, STIKes Perintis Padang
Email Korespondensi : fwartisa@gmail.com
2)
Progam Studi Profesi Ners, STIKes Perintis Padang
Email: Aldoyuliano@ymail.com

Submitted :22-09-2020, Reviewed:02-10-2020, Accepted:06-10-2020


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v5i3.5640

ABSTRACT
Men who have sex with men accounted for about 17% of new HIV infections in 2019. The prevalence of
HIV among MSM in Indonesia from 2014 to 2016 continues to increase. Meanwhile, the HIV prevalence
in West Sumatra in 2018 was 624 cases with 224 cases of MSM risk factors, where the City of Bukittinggi
has the highest proportion of HIV positive incidence (18.1%) based on the comparison of HIV positive
incidence with the number of MSM population in Bukittinggi City. The purpose of this study was to see
the relationship between age, education level, occupation, income and marital status with the incidence of
MSM. This type of research is analytic using a cross sectional approach with a population of 456 people
and a sample of 69 people. The sampling technique in this study was snowball sampling. Data were
collected using a questionnaire. It was analyzed using the Spearman Rho test which was processed
computerized. The results showed that there was a relationship between the level of education and the
incidence of MSM (p = 0.000) with a value of r = 0.431, work is a factor that is strong enough to
influence the incidence of MSM (p = 0.000) the value of r = -0.459, there is a strong enough relationship
between income MSM (p = 0,000) value r = -0,435. The results of this study can be concluded that there
is a relationship between the level of education, employment and income with the incidence of MSM in
Bukittinggi. There is no relationship between age and marital status with the prevalence of MSM in Kota
Bukittinggi. Respondents are expected to avoid high-risk sexual activity in order to break the chain of
HIV / AIDS transmission
Keywords: Bukittinggi, MSM, income

ABSTRAK
Lelaki seks lelaki menyumbang infeksi baru HIV sekitar 17 % tahun 2019. Prevalensi HIV pada LSL di
Indonesia dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 terus mengalami peningkatan. Sementara
prevalensi HIV di Sumatera Barat tahun 2018 sebanyak 624 kasus dengan faktor resiko LSL sebanyak
224 kasus dimana Kota Bukittinggi memiliki persentase kejadian HIV Positif tertinggi (18,1%)
berdasarkan perbadingan kejadian HIV positif dengan jumlah populasi LSL di Kota Bukittinggi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan
status perkawinan dengan kejadian LSL. Jenis penelitian ini adalah analitik menggunakan pendekatan
cross sectional dengan jumlah populasi 456 orang dan sampel 69 orang. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah snowball sampling. Data dikumpulkan dengan menggunkan kuisioner.
Dianalisis dengan menggunakan uji Spearman Rho yang diolah secara komputerisasi. hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian LSL (p=0,000) dengan nilai r =
0,431, Pekerjaan adalah faktor yang cukup kuat mempengaruhi kejadian LSL (p=0,000) nilai r = -
0,459, terdapat hubungan yang cukup kuat antara pendapatan dengan kejadian LSL (p=0,000) nilai r=-
0,435. Hasil penelitian ini dapat disimpulan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan dengan kejadian LSL di Kota Bukittinggi. Tidak terdapat hubungan antara
umur dan status perkawinan dengan kejadin LSL di Kota Bukittinggi. Diharapkan kepada responden
untuk menghindari aktivitas seksual berisiko tinggi demi memutus mata rantai penularan HIV/AIDS.
Kata kunci : Bukittinggi, LSL, pendapatan

LLDIKTI Wilayah X 576


Feny Wartisa Dan Aldo Yuliano Mas Putra | Pendidikan, Pekerjaan Dan Pendapatan Terhadap Kejadian Lelaki
Seks Lelaki

(576-582)

PENDAHULUAN LSL di Indonesia dari tahun 2014 sampai


HIV/AIDS masih merupakan masalah dengan tahun 2016 terus mengalami
utama kesehatan masyarakat di dunia. peningkatan yaitu 3.858 kasus tahun 2014,
Sejauh ini HIV/AIDS telah menewaskan 33 4.241 kasus tahun 2015, meningkat tajam
juta orang didunia tahun 2019. Terdapat 1,8 tahun 2016 menjadi 13.063 kasus, dan turun
juta orang infeksi baru HIV/AIDS yang menjadi 11.630 kasus dan 9.522 kasus pada
menyebabkan sekitar 38 juta orang diseluruh tahun 2017 dan tahun 2018. Sementara
dunia hidup dengan HIV/AIDS pada akhir prevalensi HIV di Sumatera Barat tahun
tahun 2019 (WHO, 2020). HIV adalah virus 2018 sebanyak 624 kasus dengan faktor
yang mengakibatkan Acquired Immune resiko LSL sebanyak 224 kasus dimana
Defciency Syndrome (AIDS). Virus ini Kota Bukittinggi memiliki persentase
menyerang sistem kekebalan (imunitas) kejadian HIV Positif tertinggi (18,1%)
tubuh seseorang, sehingga tubuh menjadi berdasarkan perbadingan kejadian HIV
lemah dalam melawan infeksi dan positif dengan jumlah populasi LSL di Kota
menyebabkan defisiensi sistim imun. Hal ini Bukittinggi (Kemenkes RI Dirjen P2 & PL,
mengakibatkan tubuh menjadi rentan 2019).
terhadap berbagai penyakit dan pada LSL (Lelaki Seks Lelaki) adalah jika
akhirnya dapat menyebabkan kematian dua laki-laki yang berhubungan seks terlepas
(Noviana, 2016). dari orientasi seks dan identitas gendernya
Menurut Survei Terpadu Biologi dan (amfAR Aids Reseach, 2006). Faktor risiko
Perilaku (STBP) tahun 2015 kelompok utama penyebaran HIV di kalangan LSL
berisiko tertular HIV/AIDS adalah adalah aktivitas seksual yang berisiko
kelompok penasun (penguna narkoba (Laksana & Lestari, 2010). Hubungan
suntik), Kelompok Waria, Kelompok Pria seksual pada LSL memiliki risiko lebih
Berisiko Tinggi (Pria Risti), Kelompok besar tertular HIV jika dibandingkan dengan
Wanita Pekerja Seks Langsung (WPSL), laki-laki berpasangan seks dengan
Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung perempuan karena seks anal yang dilakukan
(WPSTL), Kelompok WBP (Warga Binaan oleh LSL akan memungkinkan terjadinya
permasyarakatan), Kelompok remaja dan luka pada rectum disebabkan tidak adanya
Kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) cairan lubrican seperti yang ada di vagina
(Kementerian Kesehatan RI & Pencegah, (Yogiswara, 2017).
2016). Kelompok resiko LSL menempati Berdasarakan penelitian hardisman
peringkat ketiga persentase HIV positif dari (2018) menunjukkan 70 % LSL memiliki
yang melakukan tes HIV (Pusdatin umur dibawah 25 tahun, memiliki
Kemenkes RI, 2018) pendidikan tergolong tinggi dan 31,8 %
Lelaki Seks Lelaki menyumbang infeksi memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta
baru HIV sekitar 17 %. Lebih dari setengah (Hardisman, 2018). Status ekonomi dan pola
infeksi baru HIV di Eropa Barat dan tengah, asuh orang tua menyebabkan seseorang
40% di Amerika Latin, 30 % di Asia dan menjadi LSL (Mengko, 2016). Penelitian
Fasifik, 22 % di Karibia, 22 % Eropa Timur wartisa juga menunjukkan bahwa status
dan Asia tengah, 18 % di Timur Tengah dan ekonomi kaitannya dengan pendapatan
Afrika Utara, dan 17 %Di Afrika Barat dan mempengaruhi seseorang melakukan
Tengah (UNAIDS, 2019) perilaku berisiko tinggi pada LSL (Wartisa
LSL memiliki prevalensi HIV & Sulung, 2019). Penelitian Sibjabat
meningkat tajam 2,5 kali dibandingkan hasil menunjukkan bahwa alasan lelaki
STBP tahun 2013 (Kementerian Kesehatan melakukan hubungan seks dengan lelaki
RI & Pencegah, 2016). Prevalensi HIV pada adalah kareka ada tawaran bayaran
LLDIKTI Wilayah X 577
Feny Wartisa Dan Aldo Yuliano Mas Putra | Pendidikan, Pekerjaan Dan Pendapatan Terhadap Kejadian Lelaki
Seks Lelaki

(576-582)
melakukan hubungan seksual dengan wawancarai satu per satu yang dikumpulkan
sesama jenis, kemudian mendapatkan di cafe, kantor KPA dan secara door to door.
godaan dari pasangan seksualnya (Sidjabat, Variabel dalam penelitian ini adalah
2017). Beberapa Penelitian tentang LSL umur (risiko tinggi dan risiko rendah),
sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain tingka pendidikan (tinggi dan rendah),
namun penelitian tersebut menggunakaan pekerjaan (bekerja dan tidak bekerja),
metode kualitatif berbeda dengan penelitian pendapatan (rendah dan tinggi), status
ini yang menggunanakan metode kuantitif perkawinan (kawin dan tidak kawin). Data
dengan variabel karakteristik responden. di analisis dengan menggunakan uji
Berdasarakan data dari Komisi Spearman Rho yang diolah secara
Penanggulngn AIDS/HIV Kota Bukittinggi komputerisasi. Prinsip etika tetap diterapkan
tahun 2018 populasi LSL di kota Bukittinggi pada penelitian ini dan telah lolos kaji etik
adalah sebanyak 383 orang pada tahun 2019 dengan No.001/KEPK.F1/ETIK/2020.
menurun menjadi 307 orang (KPA, 2018).
Tingginya jumlah LSL yang tertular HIV HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan fenomena yang sangat Berdasarakan tabel 1 menunjukkan
memprihatinkan karena dapat menimbulkan bahwa frekuensi terbesar LSL yaitu pada
dampak negatif baik dari segi kesehatan umur diatas 20 tahun. Berdasarakan uji
reproduksi maupun kehidupan sosial. Tujuan statistik didapatkan bahwa tidak terdapat
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur denga kejadian LSL
hubungan umur, tingkat pendidikan, (p>0,05). Penelitian ini sejalan dengan
pekerjaan, pendapatan dan status penelitian Rosaria (2017) bahwa tidak
perkawinan dengan kejadian LSL. terdapat hubungan yang bermakna antara
umur dengan orientasi seksual remaja
METODE PENELITIAN (Rosaria & Nurhayati, 2017) . Penelitian ini
Penelitian ini adalah penelitian analitik juga sejalan dengan Quinn (2015)
dengan pendekatan cross sectional. menunjukkan tidak terdapat hubungan
Penelitan di lakukan di Kota Bukiitinggi. antara umur dengan kehadia homoseksual
Populasi dalam penelitian ini adalah laki- (p=0,063) (Quinn et al., 2015). Umur
laki yan berisiko menjadi LSL berjumlah memiliki hubungan yang sangat erat dengan
456 orang. Sample dalam penelitian ini kematangan berfikir seseorang, dimana
berjumlah 69 orang. Kriteria sampel dalam umur akan mempengaruhi perilaku
penelitian ini adalah laki-laki yang pernah seseorang dalam berperilaku. Orang dengan
melakukan hubungan seksual dengan laki- umur yang lebih dewasa akan memiliki
laki lain, pernah memiliki riwayat kekerasan perilaku seksual yang berbeda dengan umur
seksual, pernah di kecewakan oleh wanita remaja (Kamilah, 2014).
dan kurangnya figur laki-laki dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keluarga. Teknik pengambilan sampel pada sebagian besar (72,5%) LSL memiliki
penelitian ini adalah snowball sampling tingkat pendidikan rendah. Hasil analisis
dengan Key Informan adalah Penjangkau statistik terdapat hubungan tingkat
dari KPA Kota Bukittinggi. Data diperoleh pendidikan dengan kejadian LSL (p=0,000)
melalui wawancara secara langsung pada dengan nilai r = 0,431. Penelitian ini sejalan
responden dengan menggunakan kuesioner dengan penelitian Hampton menunjukkan
yang diadopsi dari (Hartono, 2013) yang bahwa responden yang berpendidikan tinggi
telah dilakukan uji validatas dan reablitas terindentifikasi bukan Gay (Hampton,
dengan nilai r = 0,602. Responden di 2013). Berbeda dengan penelitian Meireles
et al menunjukkan bahwa tidak terdapat
LLDIKTI Wilayah X 578
Feny Wartisa Dan Aldo Yuliano Mas Putra | Pendidikan, Pekerjaan Dan Pendapatan Terhadap Kejadian Lelaki
Seks Lelaki

(576-582)
hubungan yang bermakna secara statistik masyarakat untuk menyerap informasi dan
antara tingkat pendidikan LSL (Meireles et mengimplementasikannya dalam perilaku
al., 2015). Tingkat pendidikan yang lebih dan gaya hidup sehari-hari, khususnya
tinggi akan memudahkan sesorang atau dalam hal kesehatan.

Tabel 1. Hubungan karakteristik dengan kejadian Lelaki Sek Lelaki di Kota Bukittinggi
tahun 2020 (n=69)
Kejadian LSL Total
Karakteristik Ya Tidak r Sig
f %
f % f %
Umur
beriko tinggi 14 20,3 2 2,9 16 23,2
-0,160 0,190
berisiko rendah 42 60,9 11 15,9 52 76,8
Tingkat Pendidikan
Rendah 50 72,5 6 8,7 56 81,2
0,431 0,000
Tinggi 6 8,7 7 10,1 13 18,8
Pekerjaan
Tidak 19 27,5 12 17,4 31 44,9
-0,459 0,000
Ya 37 53,6 1 1,4 38 55,1
Pendapatan
Rendah 25 36,2 13 18,8 38 55,1
-0,435 0,000
Tinggi 31 44,9 0 0,0 31 44,9
Status Perkawinan
Kawin 5 7,2 0 0,0 5 7,2
0,135 0,270
Tidak Kawin 51 73,9 13 18,8 64 92,8

Berdasarakan tabel 1 menunjukkan berhubungan dengan perilaku LSL (Zhu,


bahwa 27,5 % LSL tidak memiliki 2018).
pekerjaan. Pekerjaan adalah faktor yang Tabel 1 menunjukkan terdapat
cukup kuat mempengaruhi kejadian LSL hubungan yang cukup kuat antara
(p=0,000) dengan arah hubungan negatif. pendapatan dengan kejadian LSL (p=0,000)
Dimana semakin banyak jumlah responden dengan nilai r =-0,435. Semakin tinggi
yang bekerja maka kejadian LSL semakin pendapatan seseorang semakin rendah
sedikit. Berdasarakan hasil wawancara kejadian LSL. Penelitian ini tidak sejalan
dengan responden bahwa salah satu alasan dengan penelitian Meanley menunjukkan
mereka menjadi LSL karena ingin bahwa tidak terdapat hubungan antara
medapatkan bayaran untuk memenuhi pendapatan dengan kejadian LSL
kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup. Hasil (p=0,0773) (Meanley et al., 2020).
penelitian Darmayanti menujukkan bahwa Penelitian Lee juga menunjukkan bahwa
status pekerjaan responden yaitu pelajar, tidak terdapat hubungan antara pendapatan
guru dan pegawai swasta(Darmayanti & dengan perilaku LSL (p=0,557) (Lee, 2020).
Sumitri, 2018). Berbeda dengan hasil Walapun pada penelitian Meanley dan Lee
penelitian Gupta menyebutkan bahwa LSL tidak terdapat hubungnan dengan kejadian
yang tidak bekerja merupakan kelompok LSL hal ini bisa disebabkan bahwa kejadian
dengan risiko terendah untuk melakukan LSL tersebut tidak hanya di pengaruhi oleh
aktiviats berisiko tinggi pada LSL (Gupta et faktor pendapatan saja tetapi bisa juga
al, 2006). Begitu juga penelitian Zhu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
menjukkan bahwa pekerjaan tidak faktor lainnya.

LLDIKTI Wilayah X 579


Feny Wartisa Dan Aldo Yuliano Mas Putra | Pendidikan, Pekerjaan Dan Pendapatan Terhadap Kejadian Lelaki
Seks Lelaki

(576-582)
Hasil penelitian menunjukkan tidak kemauan dari pasangannya tersebut dipenehi
terdapat hubungan antara status perkawinan dengan baik seperti responden harus
dengan kejadian LSL (p=0,270) dengan nilai ketemuan setiap hari, tidak boleh bergaul
r = 0,135. Penelitian ini sejalan dengan dengan laki-laki-laki dan perempuan lain
penelitian wartisa menunjukkan bahwa walaupun sebenarnya responden tersebut
status pernikahan tidak menghindarkan laki- masih memiliki perasaan suka dengan
laki dengan perilaku LSL (Wartisa & perempuan. Sementara responden yang
Sulung, 2019). Berbeda dengan penelitian memiliki pendapatan yang tinggi sering kali
Zhao menunjukkan bahwa status pernikahan meghabiskan uangnya untuk kebutuhan dan
berkorelasi dengan kejadian LSL (p=0,01) kesenangannya yang tidak bisa terelepas dari
(Zhao et al., 2015). aktivitas seksual yang tanpa disadari dapat
Status perkawinan berhubungan erat meningkatkan risiko terinfeksi HIV
dengan perilaku seksual berisiko. Orang
yang berstatus kawin lebih mungkin SIMPULAN
melakukan perilaku seksual berisiko Terdapat hubungan antara tingkat
mengindikasikan bahwa ia melakukan seks pendidikan, pekerjaan dan pendapatan
tidak aman (suka berganti-ganti pasangan dengan kejadian LSL di Kota Bukittinggi.
dan saat berhubungan seks tidak memakai tidak terdapat hubungan antara umur dan
kondom) (Kambu, 2012). 73,9 % LSL pada status perkawinan dengan kejadin LSL di
penelitian ini memiliki status tidak kawin ini Kota Bukittinggi. Diharapkan kepada
disebabkan karena kurangnya ketertarikan responden untuk menghindari aktivitas
mereka terhadap wanita, responden seksual berisiko tinggi demi memutus mata
mengakui bahwa lebih mengidolakan sosok rantai penularan HIV/AIDS.
laki-laki yang lebih dewasa dan mengayomi.
Namun beberapa diantara responden UCAPAN TERIMAKASIH
memiliki harapan kedepan untuk menikah Peneliti mengucapakan terimakasih kepada
pada usia 30 tahun. KEMERISTEK/BRIN yang telah
Berdasarakan hasil penelitian bahwa memberikan pendanan pada penelitian ini
penyebab seseorang menjadi LSL adalah dengan nomor kontrak
karena sebagian besar responden memiliki 086/SP2H/LT/DRPM/2020.
pendidikan rendah sehingga reponden sulit
mendapatkan pekerjaan dan pendapatan DAFTAR PUSTAKA
yang rendah. Sementara untuk memenuhi amfAR Aids Reseach. (2006). Special
kebutuhan dan gaya hidup memerlukan Report MSM and HIV / AIDS Risk in
biaya yang besar yang mengakibatkan Asia :
responden melakukan seks komersial. Selain Darmayanti, D., & Sumitri, S. (2018).
itu ada responden yang memiliki pendidikan Faktor Penyebab Perilaku Laki-Laki
yang tinggi menajdi LSL disebabkan oleh Suka. Jurnal Endurance, 3(2), 213–
pola asuh orang tua yang memperlakukan 225.
responden seperti anak perempuan sehingga Gupta et al. (2006). Same-Sex Behavior and
responden menganggap jati dirinya adalah High Rates of HIV Among. Infection,
perempuan. 43(4), 483–490.
Beberapa responden yang tidak bekerja Hampton, M. C., Halkitis, P. N., &
namun semua kebutuhannya dipenuhi oleh Storholm, E. D. (2013). Sexual Risk
pasangan lelakinya dengan konsekuensi Taking in Relation to Sexual
semua kebutuhan seksual, kasih sayang dan Identification , Age , and Education in a

LLDIKTI Wilayah X 580


Feny Wartisa Dan Aldo Yuliano Mas Putra | Pendidikan, Pekerjaan Dan Pendapatan Terhadap Kejadian Lelaki
Seks Lelaki

(576-582)
Diverse Sample of African American of Health, 4, 113–123. Retrieved from
Men Who Have Sex with Men ( MSM ) http://digilib.unisayogya.ac.id/890/
in New York City, 931–938. Lee, J. J., Katz, D. A., Glick, S. N., Moreno,
https://doi.org/10.1007/s10461-012- C., & Kerani, R. P. (2020). Immigrant
0139-8 Status and Sexual Orientation
Hardisman Hardisman, Firdawati Firdawati, Disclosure : Implications for HIV /
& Sulrieni, I. N. (2018). Model STD Prevention Among Men Who
Determinan Perilaku “ Lelaki Seks Have Sex with Men in Seattle ,
Lelaki ” di Kota Padang Suamtera Washington. AIDS and Behavior.
Barat. Urnal.Fk.Unand.Ac.Id, 7(3), https://doi.org/10.1007/s10461-020-
305–313. 02831-3
Hartono, A. (2013). Faktor Risiko Kejadian Meanley, S., Chandler, C., Jaiswal, J.,
Penyakit Menular Seksual (Pms) Pada Flores, D. D., Connochie, D.,
Komunitas Gay Mitra Strategis Bauermeister, J. A., … Bauermeister, J.
Perkumpulan Keluarga Berencana A. (2020). Are sexual minority
Indonesia (Pkbi) Yogyakarta. Journal stressors associated with young men
of Chemical Information and Modeling, who have sex with men ’ s ( YMSM )
53(9), 1689–1699. level of engagement in PrEP ?
https://doi.org/10.1017/CBO978110741 Behavioral Medicine, 0(0), 1–11.
5324.004 https://doi.org/10.1080/08964289.2020.
Kambu, Y. (2012). Analisis Faktor-Faktor 1731675
yang Mempengaruhi Tindakan Meireles, R., L., C., C., R., F., J., B., M.J.,
Pencegahan Penularan HIV oleh C., … Barros, H. (2015). Incident risk
ODHA di Sorong. factors as predictors of HIV
Kamilah. (2014). Hubungan Karakteristik seroconservation in the Lisbon cohort
Pasien , Perilaku Beresiko dan Infeksi of men who have sex with men:First
Menular Seksual dengan Kejadian HIV results, 2011-2014. Eurosurveillance,
/ AIDS di Klinik VCT ( Voluntary 20(14), 45–56.
Counselling and Testing ) Puskesmas Mengko Valencia Villy, Kandowangko, N.,
Cikarang Kecamatan Cikarang Utara & Lesawengen, L. (2016). Kehidupan
Kabupaten Bekasi Tahun 2013 Abstrak Waria DI Kota Manado. Acta Diurna
Relations Patient, (December 2013). Komunikasi, 5.
Kemenkes RI Dirjen P2 & PL. (2019). Noviana. (2016). Konsep HIV/AIDS
Laporan Pe rkembanagan HIV AIDS & Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
Infeksi Menular Seksual (IMS) (Vol. 1). https://doi.org/10.1590/S1516-
Triwulan IV tahun 2018. 18462008000300012
Kementerian Kesehatan RI, & Pencegah, D. Pusdatin Kemenkes RI. (2018). Situasi
J. (2016). Laporan STBP 2015 SURVEI Umum HIV/AIDS dan Tes HIV.
Terpadu Biologis Dan Perilaku. Quinn, K., Dickson-gomez, J., Difranceisco,
KPA, K. B. (2017). Data HIV/AIDS Kota W., Kelly, J. A., Lawrence, J. S. S.,
Bukittinggi. Amirkhanian, Y. A., & Broaddus, M.
Laksana, A. S. D., & Lestari, D. W. D. (2015). Correlates Of Internalized
(2010). Faktor-Faktor Risiko Penularan Homonegativity Among Black Men
HIV/AIDS pada Laki-Laki dengan Who Have Sex With Men, 27(3), 212–
Orientasi Seks Heteroseksual dan 226.
Homoseksual di Purwokerto. Mandala Rosaria, Y. W., & Nurhayati, T. (2017).

LLDIKTI Wilayah X 581


Feny Wartisa Dan Aldo Yuliano Mas Putra | Pendidikan, Pekerjaan Dan Pendapatan Terhadap Kejadian Lelaki
Seks Lelaki

(576-582)
Faktor-faktor yang berhubungan Www.Google.Com, (3), 1–7. Retrieved
dengan orientasi seksual pada remaja, from
6(2), 113–121. http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-
Sidjabat, F. N., Setyawan, H., Sofro, M. A. 1-00284-IF-Bab 2.pdf
U., & Hadisaputro, S. (2017). Lelaki Zhao, Y., Ma, Y., Chen, R., Li, F., Qin, X.,
Seks Lelaki, HIV/AIDS Dan Perilaku & Hu, Z. (2015). Non-disclosure of
Seksualnya Di Semarang. Jurnal Sexual Orientation to Parents
Kesehata Reproduksi, 8(2), 131–142. Associated with Sexual Risk Behaviors
https://doi.org/10.22435/kespro.v8i2.67 Among Gay and Bisexual MSM in
53.131-142 China. AIDS and Behavior.
UNAIDS. (2019). UNAIDS DATA 2019. https://doi.org/10.1007/s10461-015-
Wartisa, F., & Sulung, N. (2019). Risk 1135-6
Factors For Men Who Have Sex With Zhu, Y., Liu, J., Chen, Y., Zhang, R., & Qu,
Men And Hiv Incidence In Bukittinggi B. (2018). The relation between mental
City Indonesia, 3(July), 1–6. health , homosexual stigma , childhood
https://doi.org/10.31674/mjmr.2019.v0 abuse , community engagement , and
3i03.001 unprotected anal intercourse among
WHO. (2020). HIV/ AIDS. MSM in China, (August 2017), 1–7.
Yogiswara, I. putu A. (2017). Faktor yang https://doi.org/10.1038/s41598-018-
berhubungan dengan upaya pencegahan 22403-9
HIV/AIDS pada LSL.

LLDIKTI Wilayah X 582

You might also like