You are on page 1of 19

OUTLINE TESIS

Nama : ELIS MA’RIFAH

NPM : BMR0220008

Judul : Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien

Tuberkulosis di UPTD Puskesmas Puspahiang

Latar : World Health Organization (WHO) dalam

Belakang Global Report Tuberculosis 2020 mengestimasikan

Massalah total kasus tuberkulosis sebanyak 10 juta kasus, tidak

banyak perubahan jika dibandingkan dengan estimasi

total kasus tuberkulosis Tahun 2017 dan Tahun 2018.

Total kematian yang disebabkan oleh tuberkulosis

sebanyak 1,4 juta orang, termasuk 208 ribu orang

dengan HIV. Target WHO End TB Strategy yaitu

menurunkan insidensi TB dan rasio kematian sebesar

90% (reduksi 2020: 20%) dan 95% (reduksi 2020:

35%) pada tahun 2035 dibanding kasus TB tahun 2015

Strategi WHO ini dilakukan beriringan dengan SDGs

2030 khususnya dalam memberantas kasus TB.

[WHO,2020)

Sejak Tahun 2009 hingga 2019, Indonesia

terlaporkan selalu menjadi salah satu negara yang

menduduki peringkat 5 besar di dunia. Pada Tahun


2019, Indonesia menduduki peringkat 2 dengan

jumlah 543.874 kasus. Kasus TB pada tahun 2019 jika

dibandingkan jumlah kasus TB tahun 2018 mengalami

penurunan, namun angka Case Detection Rate (CDR)

dan angka Case Notification Rate (CNR) tidak

mengalami peningkatan. Untuk menindaklanjut target

WHO End Strategy 2035 bebas TB, beberapa upaya

telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Salah satu

upaya pemerintah dalam mengurangi kasus

tuberkulosis yaitu “Gerakan Masyarakat Menuju

Indonesia Bebas TB” melalui aksi “Temukan Obati

Sampai Sembuh (TOSS) di Keluarga!”. Pada tanggal

22 Juli 2020, Presiden Joko Widodo menggelar rapat

terbatas percepatan eliminasi TB di Istana Merdeka.

Adapun 3 hal yang Beliau perintahkan untuk menuju

Indonesia bebas TB 2030. Pertama, adalah melakukan

pelacakan secara agresif, sebagaimana hal tersebut

dapat meniru penanganan Covid-19. Kedua, layanan

diagnosa maupun pengobatan TB harus tetap

berlangsung, pasien diobati hingga sembuh. Dan

terakhir, upaya pencegahan TB dilakukan di lintas

kementerian. . (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia,2019)
Berdasarkan profil kesehatan provinsi Jawa

Barat kasus TB paru pada tahun 2020 yang dilaporkan

sebanyak 79.840 kasus dan pada tahun 2019 yaitu

sebesar 109.463 kasus (Profil Kesehatan Jawa Barat

2020).

Kemudian kasus TB paru di Kabupaten

Tasikmalaya lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu

pada tahun 2020 terdapat 1017 kasus pada laki-laki

dan 691 kasus pada perempuan. Namun meskipun

sempat mengalami penurun, tetapi dalam setiap tahun

selalu ditemukan kasus TB paru baru (Profil

Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya 2019). Studi

pendahuluan pada tanggal 19 Mei 2022 dilakukan

dengan mendatangi langsung Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Puskesmas Puspahiang dan hasil data

sekunder menunjukan bahwa selama empat tahun

berturut-turut sejak tahun 2018-2021 selalu ditemukan

kasus TB Paru. Tahun 2018 sebanyak 59 kasus, tahun

2019 sebanyak 61 kasus, tahun 2020 sebanyak 33

kasus dan 2021 sebanyak 35 kasus (Profil Puskesmas

Puspahiang 2022).

Munculnya berbagai manifestasi klinis baik dari

aspek fisik, aspek psikologis maupun aspek sosial pada


pasien tuberculosis yang menjalani pengobatan

tuberculosis paru dapat mempengaruhi kualitas

hidupnya. Jika hal tersebut tidak tertangani dengan

cepat dan tepat maka dapat menyebabkan penurunan

kualitas hidup pada pasien tuberculosis paru yang

menjalani pengobatan tuberculosis (Febriana Maria ,

2020).

Menurut WHO, kualitas hidup merupakan

sebuah persepsi yang dimiliki oleh individu yang dalam

konteks budaya dan norma yang berlaku di sekitarnya

serta berkaitan dengan tujuan, harapan, standar maupun

kepedulian dalam hidupnya. Kualitas hidup dapat

diukur berdasarkan 4 aspek, meliputi aspek fisik,

psikologis, sosial serta lingkungan (Putri, 2015).

Menurut Barutcu dan Mert, kualitas hidup

merupakan suatu konsep yang digunakan dalam

menjelaskan persepsi yang dimiliki individu terhadap

sebuah penyakit yang dialami serta bagaimana dampak

penyakit tersebut dalam mempengaruhi berbagai aspek

di hidupnya seperti kepribadian, kemampuannya

beradaptasi dan bagaimana motivasinya untuk hidup

sehat (Laksmi, 2020).

Kualitas hidup merupakan pengalaman


individu secara internal yang dapat dipengaruhi oleh

sesuatu yang terjadi di luar dirinya, pengalaman

tersebut juga dapat terpengaruh oleh berbagai hal

lain seperti pengalaman individu sebelumnya,

bagaimana kondisi mental dan kepribadiannya serta

harapan-harapan yang dimilikinya (Afconneri,

2020).

Kualitas hidup pasien tuberculosis dapat

dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, pekerjaan serta lamanya menjalani terapi

pengobatan tuberculosis selama 6 bulan. (Natashia,

2020).

Kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor, diantaranya: 1) faktor biologi

meliputi usia, jenis kelamin, body mass index,

komorbid dan disabilitas, 2) faktor sosiologi meliputi

status perkawinan, tingkat pendidikan, ras/etnik,

pekerjaan dan pendapatan, serta 3) faktor psikologis

meliputi dukungan emosional dan kepuasan hidup

(Shabila,2022).

Dukungan keluarga juga dapat menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

individu. Dukungan keluarga merupakan suatu sikap


dan tindakan keluarga berupa penerimaan pada

anggota keluarganya yang sedang mengalami sakit

(Angshera, 2020).

Friedman juga mengatakan bahwa dukungan

keluarga akan terus berjalan sepanjang siklus

kehidupan individu, dukungan yang diberikan oleh

keluarga dapat memberikan manfaat positif serta

meningkatkan adaptasi keluarga terhadap kesehatan

dengan lebih optimal (Intan, 2022).

Keluarga memiliki peranan yang penting

dalam mempengaruhi berbagai kondisi individu,

baik dalam kondisi kesehatan psikologis, kondisi

sosial maupun kondisi emosional. Dukungan

keluarga akan memberikan kehangatan dan

keramahan pada individu yang akhirnya dapat

mendukung keberhasilan dalam perawatan individu

serta menghasilkan kualitas hidup yang baik

(Intan,2022

Penelitian yang sejalan diantaranya adalah

penelitian (Intan,2022) yang mengungkapkan

terdapat hubungan antara hubungan dimensi

emosional, dimensi pemberian serta dimensi

instrumental dukungan keluarga terhadap kualitas


hidup.

Penelitian lain yaitu penelitian

(Trimelia,2020) juga menyatakan ada hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

kualitas hidup.. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup individu adalah self

efficacy yang dimiliki. Self efficacy merupakan suatu

persepsi yang dimiliki individu berupa keyakinan

pada dirinya sendiri terhadap kemampuannya dalam

mengatasi, mengerjakan serta melaksanakan tugas

maupun kewajiban yang dimilikinya. Self efficacy

juga dipercaya sebagai key factor dalam kehidupan

individu yang akan berpengaruh terhadap sikap dan

tindakan individu (human agency) mengenai apa

yang dipikirkan, dipercaya maupun dirasakan

(Baharun, 2020) Ketika individu memiliki self

efficacy yang tinggi maka akan membuatnya mudah

menerima atas kondisi sakitnya, selain itu self

efficacy juga dipercaya dapat menumbuhkan

motivasi yang ada pada diri individu untuk berjuang

demi menghadapi kondisi sakitnya. Self efficacy

yang tinggi juga akan mempengaruhi persepsi

individu terhadap pengobatannya, sehingga individu


yang sedang sakit tersebut akan berspekulasi bahwa

rangkaian pengobatan yang ia jalani tentunya

merupakan sebuah proses untuk mendapatkan

kualitas hidup yang lebih baik (Suartianti,2023)

Penelitian yang sejalan diantaranya adalah

penelitian Wakhid (2018) yang menyatakan terdapat

hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup.

Penelitian lain yaitu penelitian(E.Sunda,2019 yang

menyatakan terdapat hubungan yang bermakna

antara self efficacy dengan kualitas hidup.

Mekanisme koping juga turut menjadi salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup yang

dimiliki individu. Menurut Carver, mekanisme

koping merupakan suatu usaha yang dilakukan

individu dalam membebaskan dirinya dari

permasalahan yang nyata maupun tidak nyata dan

upaya yang bersifat kognitif serta perilaku dalam

meminimalisir, mengatasi serta bertahan dari

penyakit yang sedang diderita (Rusli, 2021).

Mekanisme koping adaptif yang dimiliki

individu akan bersifat konstruktif untuk memotivasi

individu dalam menyelesaikan permasalahan yang

ada. Ketika individu mampu mengelola dan


mengatasi masalah yang ada maka akan mampu

meningkatkan kualitas hidupnya. Selain itu, semakin

tinggi strategi koping yang dimiliki maka akan

membuat individu memiliki semangat serta

termotivasi untuk membuat kondisinya lebih baik

(Dina,2018).

Penelitian (Trimeilia,2021) menyatakan

terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan

kualitas hidup. Penelitian lain yaitu penelitian

(Eva,2023) mengungkapkan adanya hubungan

mekanisme koping dengan kualitas hidup. Penelitian

(Angelisa,2015) juga menyatakan mekanisme koping

menjadi salah satu variabel yang berhubungan

dengan kualitas hidup.

Penelitian terkait kualitas hidup yang

dihubungkan dengan dukungan keluarga, self

efficacy dan mekanisme koping telah banyak

dilakukan. Tetapi penelitian-penelitian tersebut

variabelnya diteliti secara terpisah. Penelitian yang

melibatkan ketiga variabel secara simultan

dihubungkan dengan kualitas hidup pada pasien

gagal ginjal kronik masih jarang dilakukan padahal

ketiga variabel dukungan keluarga, self efficacy dan


mekanisme koping secara teori saling berkaitan dan

saling mempengaruhi pada saat mempengaruhi

kualitas hidupnya, pengukuran pengaruh langsung

dan tidak langsung ketiga variabel terhadap kualitas

hidup sangat penting untuk diteliti.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kualitas hidup Pasien Tuberculosis Paru di UPTD

Puskesmas Puspahiang.

Rumusan : Faktor apa saja yang berhubungan dengan kualitas hidup

Masalah pasien Tuberkulosis di UPTD Puskesmas Puspahiang?

Tujuan : Tujuan Umum :

Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas hidup pasien tuberculosis di UPTD

Puskesmas Puspahiang.

Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden,

dukungan keluarga, self efficacy, mekanisme koping dan

kualitas hidup pasien Tuberculosis di UPTD Puskesmas

Puspahiang.

2. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak


langsung dukungan keluarga terhadap kualitas hidup

pasien Tuberculosis di UPTD Puskesmas Puspahiang

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak

langsung self efficacy terhadap kualitas hidup pasien

Tuberculosis di UPTD Puskesmas Puspahiang.

4. Untuk mengetahui pengaruh langsung mekanisme

koping terhadap kualitas hidup pasien Tuberculosis di

UPTD Puskesmas Puspahiang

5. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak

langsung dukungan keluarga, self efficacy dan

mekanisme koping terhadap kualitas hidup Tuberculosis

di UPTD Puskesmas Puspahiang.

Kajian Teori : 1. Tuberculosis

- Definisi

- Etiologi

- Patofisologi

- Faktor resiko

- Pengobatan

2. Kualitas Hidup

- Dukungan Keluarga

- Mekanisme coping

- Self efficacy
-

Hipotesis : Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat

pengaruh secara langsung dan tidak langsung faktor-faktor

yang mempengaruhi kualitas hidup pada tuberculosis di

UPTD Puskesmas Puspahiang . Bentuk hipotesis tersebut

diantaranya sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dukungan

keluarga terhadap pasien Tuberkulosis di UPTD Puskesmas

Puspahiang.

2. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung self

efficacy terhadap pasien Tuberkulosis di UPTD Puskesmas

Puspahiang.

3. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung

mekanisme coping terhadap pasien Tuberkulosis di UPTD

Puskesmas Puspahiang.

4. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dukungan

keluarga, self efficacy, mekanisme coping terhadap pasien

Tuberkulosis di UPTD Puskesmas Puspahiang.

Metode : Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan desain

penelitian cross sectional. Peneliti ingin mengkaji

pengaruh dukungan keluarga, self efficacy dan


mekanisme koping terhadap kualitas hidup pasien

tuberkulosis di UPTD Puskesmas Puspahiang.

Teknik : Populasi target penelitian adalah semua penderita yang

Pengumpulan didiagnosis sebagai penderita pasien Tuberculosis di UPTD

Data Puskesmas Puspahiang tahun 2022 .

Jumlah sampel penelitian adalah total sampling dari

populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Sebagai kriteria inklusi sampel kasus dari penelitian ini :

a. Pasien dewasa yang telah terdiagnosis Tuberculosis

Sedangkan kriteria eksklusi sampel kasus dari penelitian ini :

a. Pasien dengan pengobatan TB yang sedang menjalani

pekerjaan di luar kota.

b. Pasien anak yang terdiagnosis Tuberculosis yang belum bisa

dilakukan wawancara.

Teknik : Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variable

Analisis Data terikat dan variable bebas . Variabel terikat (dependent)

adalah :

a. Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis

Sedangkan variabel bebas (independent) antara lain :

a. Dukungan Keluarga

Variabel Antara dalam penelitian ini adalah :


a. Mekanisme Coping.

b. Self efficacy

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari

wawancara dan kuesioner.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah rekam medis

pasien Tuberculosis di UPTD Puskesmas Puspahiang tahun

2022. Data dikumpulkan diolah dengan menggunakan

perangkat lunak statistik (SPSS). Data yang telah

dikumpulkan diolah dan di analisis secara deskriptif untuk

melihat distribusi frekuensi subyek penelitian berdasarkan

karakteristik. Data dalam skala intervalditampilkan dalam

persentaase sedangkan data dalam skala numerik ditampilkan

dalam nilai rerata dan standar deviasi. Kemudian dilanjutkan

dengan analisis inferensial untuk menganalisis hubungan

antara variabel independen dan dependen dengan

menggunakan uji chi square

Sumber Putri, A., Rinanda, V., & Chaidir, R. 2022.

Hubungan Self-Efficacy Dengan Kualitas

Hidup Pasien Kanker Kolorektal Di RSUD

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun

2019. Osf. Io. https://osf.

io/haetw/download.
Yuniar .2018.Analisis Faktor Yang mempengaruhi

Kualitas hidup Pasien Tuberculosis Pada Usia

Dewasa di Kota Surabaya.Jurnal keperawatan

Stikes hangtuah Surabaya.

World Health Organization. Global Tuberculosis Report

2020.

https://www.who.int/publications/i/item/978924

00 13131

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil

Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Katalog Da.

Jakarta: Sekretasis Jendral Kementerian

Kesehatan; 2020. https://doi.org/10.1088/1751-

8113/44/8/085201

Suni, A. F. 2018. Hubungan Antara Strategi

Coping Dengan Kualitas Hidup Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 (Doctoral

dissertation, Universitas Mercu Buana

Yogyakarta).

Dina Yusdiana D1, Riahma Sinaga.2018. Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan Mekanisme

Koping Penderita TB Paru Dalam Menjalani

Pengobatan Di Puskesmas Pancur Batu Medan

Tahun 2018. Journal of Health and Medical


Science Volume 1, Nomor 2, April 2022

https://pusdikra-publishing.com/index.php/jkes/

home

Trimeilia Suprihatiningsih.2020. Hubungan Mekanisme

Koping Dan Dukungan Keluaargadengan

Kualitas Hidup Pasien Tb Paru Di Rsud Cilacap.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2.

September 2020

Intan Pandini1, Aisyah Lahdji2, Nina Anggraeni

Noviasari2, Merry Tiyas Anggraini.2022. The

Effect of Family Social Support and Self-

Esteem in Improving the Resilience of

Tuberculosis Patients. lahdjiaa@unimus.ac.id

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2020). Dinkes

Jawa Barat.

Profil Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. (2019).

Dinkes Tasikmalaya.

Bangun, A. V., Jatnika, G., & Herlina, H. 2020.

Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan

Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2. Jurnal Ilmu Keperawatan

Medikal Bedah, 3(1), 66-76.

Laksmi, I. A. A., Suprapta, M. A., & Surinten, N. W.


2020. Hubungan Self Care Dengan Kualitas

Hidup Pasien Gagal Jantung Di RSD

Mangusada. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan,

8(1), 39-47.

Windi Noviani. 2018. Hubungan Tingkat Stres dengan

Efikasi Diri pada Pasien TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember.

repository.unej.ac.id.

Febriana, Maria (2020) Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kualitas Hidup Penderita

Tuberkulosis Paru Literature Review. Other

Thesis, Stikes Katolik St. Vincentius A Paulo.

Shabila, Putri (2022) Faktor Risiko Yang

Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien

Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2022. Diploma Thesis,

Universitas Andalas.

Suarnianti1, Yusran Haskas, Fitri A Sabil. 2023.

Analisis Hubungan Self Efficacy dengan

Kejadian Tb Paru di Puskesmas Tamalanrea.

HealthCare Nursing Journal, 2023 -

journal.umtas.ac.id

E Sunda, S Asyanti – 2019. Hubungan Dukungan


Keluarga Dan Efikasi Diri Dengan Kepatuhan

Pengobatan Pada Pasien Tuberculosis Di

Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo

Semarang. eprints.ums.ac.id

Rusli, R. A., Darliana, D., & Kamal, A. 2021.

Mekanisme Koping Pada Pasien Gagal

Jantung. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Keperawatan, 5(1).

Eva Dian Purwaningsih.2022. Hubungan Mekanisme

Koping dengan Kualitas Hidup Pasien

Tuberkolusis Fase Pengobatan Awal di Balai

Kesehatan Paru Masyarakat Kabupaten

Banyumas. 2022 Seminar Nasional Penelitian

dan Pengabdian Kepada Masyarakat

(SNPPKM) ISSN: 2809-2767 Purwokerto,

Indonesia, 06 Oktober 2022

Anggelisa Larasati Nita Arisanti Yulanda, Ichsan

Budiharto.2015. Peran Koping Dan Adaptasi

Terhadap Kepatuhan Pengobatan

Tuberkulosis Di Pusat Kesehatan : Literature

Review.Https://Jurnal.Untan.Ac.Id/Index.Php/

Jmkeperawatanfk/Issue/View/442

You might also like