You are on page 1of 15

1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERPARKIRAN DI


KOTA SAMARINDA
MENURUT PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG
PENGELOLAAN DAN PENATAAN PARKIR

Ibrahim
Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia

Abstract done by using purposive sampling


techniques tailored to the objectives
This study is entitled "JURIDICIC
of the study as well as accidental
REVIEW OF PARKING
sampling techniques. Data analysis
IMPLEMENTATION IN THE CITY
in this study uses descriptive
OF SAMARINDA ACCORDING TO
qualitative methods of interactive
REGIONAL REGULATION
model data analysis, which begins
NUMBER 5 OF 2015
with the process of data collection,
CONCERNING MANAGEMENT
data simplification, data
AND ADMINISTRATION OF
presentation, and withdrawal
PARKING". regarding Parking
conclusion. From the results of the
Management Strategy (On The
study obtained a picture that in the
Street) by the Samarinda City
problem of parking carried out
Transportation Office in terms of
several strategies for managing
Management of Public Roadside
public roadside parking namely by;
Parking, Management of Wild
First, the arrangement of permitted
Parking, Dimensions of Increasing
road sections for parking, which
Local Revenue (PAD), and
already includes the location and
Dimensions of Smooth Traffic Flow.
parking so that disruption to the
Data collection techniques are
smooth flow of traffic can be
carried out through library research
minimized, Second Optimizes the
and field research, namely
utilization of existing parking
observation, direct interviews with
facilities, Third Provision of parking
informants, archives and documents
facilities outside the road body,
related to research. Whereas to
especially in trade areas, services
determine the source of the data is
2

and offices and places of as a rule or norm that is a


entertainment or recreation, Fourth benchmark of human behavior that is
Addition of item requirements in considered appropriate. The findings
proposing a building permit (IMB) obtained from this study include the
regarding the provision of parking Regional Parking Company has a
facilities. In terms of evaluating role and function in minimizing
parking management policies / congestion. This function is regulated
strategies namely; First, what is based on regulations governing
done in setting the target by the parking in accordance with the order
Regional Revenue Service that only of the legislation, in which there is a
prioritizes the increase in regional peak regulation / main regulations in
income but not on the smooth flow of the form of a law, namely Law
traffic and also the realization of the Number 5 of 1965 concerning
target. Second, namely the existence Regional Enterprises, then as the
of a policy regarding mandatory implementation, it is regulated in
tickets implemented by the UPTD Regional Regulation Number 5 Year
parking management Samarinda City 2015 and also in the form of
Transportation Office where the Samarinda Mayor Decree which
policy requires administrative supports in terms of public roadside
evidence that is a ticket on parking parking which is actually able to
activities at every parking point in control illegal parking which is
the city of Samarinda. Third, the directly related to minimizing traffic
government policy in favor of congestion. But there are some things
parking management third party and that are actually regulated in rules
cooperating with Primkopad Kartika but are not maximized in their
Cooperative Aji Mustika Korem with authority. The factors that directly
the aim of helping in increasing affect the function of Samarinda
regional income and fostering all Parking are road factors and road
illegal parking attendants in body use, vehicle factors, road user
Samarinda city. written inxi the awareness factors, and spatial
legislation or law is conceptualized regulation of parking space
3

provision. metode deskriptif kualitatif yaitu


Keywords : Parking analisis data model interaktif, yang
diawali dengan proses pengumpulan
Abstrak
data, penyederhanaan data, penyajian
Penelitian ini berjudul “TINJAUAN
data, dan penarikan kesimpulan.
YURIDIS TERHADAP
Dari hasil penelitian diperoleh
PELAKSANAAN PERPARKIRAN
gambaran bahwa dalam
DI KOTA SAMARINDA
Permasalahan parkir dilakukan
MENURUT PERATURAN
beberapa strategi pengelolaan parkir
DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2015
tepi jalan umum yakni dengan cara;
TENTANG PENGELOLAAN DAN
Pertama, Pengaturan ruas-ruas jalan
PENATAAN PARKIR”. tentang
yang boleh untuk parkir, yang sudah
Strategi Pengelolaan Parkir (On The
mencakup lokasi dan parkirnya
Street) Oleh Dinas Perhubungan
sehingga gangguan terhadap
Kota Samarinda dalam hal
kelancaran arus lalu lintas bisa
Pengelolaan Parkir Tepi Jalan
diminimalkan, Kedua
Umum, Penanganan Parkir Liar,
Mengoptimalkan pemanfaatan
Dimensi Peningkatan Pendapatan
fasilitas parkir yang telah ada, Ketiga
Asli Daerah (PAD), dan Dimensi
Penyediaan fasilitas parkir diluar
Kelancaran Arus Lalu Lintas. Teknik
badan jalan khususnya pada kawasan
pengumpulan data dilakukan melalui
perdagangan, jasa dan perkantoran
library research dan field research
serta tempat hiburan atau rekreasi,
yaitu observasi, wawancara langsung
Keempat Penambahan item
dengan informan, arsip serta
persyaratan dalam pengusulan ijin
dokumen yang berkaitan dengan
mendirikan bangunan (IMB)
penelitian. Sedangkan untuk
mengenai penyediaan fasilitas parkir.
menentukan sumber data dilakukan
Dalam hal evaluasi kebijakan/strategi
dengan menggunakan teknik
pengelolaan parkir yaitu; Pertama,
purposive sampling disesuaikan
yang dilakukan dalam penetapan
dengan tujuan penelitian serta teknik
target oleh Dinas Pendapatan Daerah
accidental sampling.Analisis data
yang hanya mengedepankan
dalam penelitian ini menggunakan
4

peningkatan Pendapatan daerah penelitian ini antara lain adalah


namun tidak pada kelancaran lalu Perusahaan Daerah Parkir memiliki
lintas dan tidak pula terealisasinya peran dan fungsi dalam
target. Kedua, yakni adanya meminimalisir kemacetan. Fungsi ini
kebijakan mengenai wajib karcis diatur berdasarkan peraturan yang
yang dilaksanakan oleh UPTD mengatur mengenai perparkiran
pengelolaan parkir Dinas sesuai dengan tata urutan perundang-
perhubungan kota Samarinda dimana undangan, dimana terdapat
kebijakan tersebut mewajibkan pera¬turan puncak/ peraturan pokok
adanya bukti administratif yakni yang berupa undang-undang yaitu
karcis pada aktifas parkir di setiap Undang-Undang Nomor 5 Tahun
titik parkir yang ada di kota 1965 Tentang Perusahaan Daerah,
Samarinda. Ketiga, kebijakan kemudian sebagai pelaksa¬naannya
pemerintah dalam memihak diatur dalam Peraturan Daerah
ketigakan pengelolaan parkir dan Nomor 5 Tahun 2015 dan maupun
bekerjasama dengan koperasi berupa SK Walikota Samarinda yang
Koperasi Primkopad Kartika Aji mendukung dalam hal perparkiran
Mustika Korem dengan tujuan tepi jalan umum yang sebenarnya
membantu dalam meningkatan sudah mampu mengendalikan parkir
pendapatan daerah dan membina liar yang berkaitan langsung dalam
seluruh juru parkir liar yang ada meminimalisir kemacetan. Namun
dikota Samarinda.Penelitian ini ix ada beberapa hal yang sebenarnya
menggunakan metode pendekatan diatur dalam aturan tapi tidak
Yuridis Normatif yaitu dimana dimaksimalkan dalam
hukum dikonsepkan sebagai apa kewenangannya. Adapun faktor yang
yang tertulis di dalam peraturan mempengaruhi secara langsung
perundang-undangan atau hukum fungsi Parkir Samarinda yaitu faktor
dikonsepkan sebagai kaidah atau jalan dan penggunaan badan jalan,
norma yang merupakan patokan faktor kendaraan, faktor kesadaran
perilaku manusia yang dianggap pengguna jalan, dan regulasi tata
pantas. Temuan yang diperoleh dari ruang penyediaan tempat parkir.
5

Kata Kunci : Parkir dalam bidang pengelolaan


perparkiran, Peraturan Daerah No.5
PENDAHULUAN Tahun 2015 Tentang Pengelolaan

A. Alasan Pemilihan Judul dan Penataan Parkir Dalam Kota


Secara garis besar Samarinda, Parkir adalah

Pemerintahan Daerah mengatur lebih memberhentikan dan menempatkan


rinci mengenai kewenangan tiap kendaraan bermotor di tepi jalan
daerah untuk mengurus daerahnya umum yang bersifat sementara pada
masing-masing. Pemerintah dalam tempat yang telah ditetapkan.

menjalankan wewenangnya dibagi Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat


dalam beberapa bidang dan setiap (3) Undang-Undang Dasar NRI
bidang memiliki batasan-batasan Tahun 1945 (selanjutnya disebut
dalam menyelenggarakan setiap UUDNRI Tahun 1945), “Negara

kegiatannya. Adanya batasan-batasan Indonesia ialah Negara Hukum.


kewenangan dimaksud untuk ”Ketentuan ini mengisyaratkan
mencegah terjadinya kerancuan bahwa segala tindakan yang
dalam penyelenggaraan dilakukan dalam kaitannya dengan

pemerintahan dan terjadinya penyelenggaraan ketatanegaraan


penyalahgunaan wewenang di dalam haruslah senantiasa berlandaskan
kubu pemerintahan itu sendiri, yang pada hukum. Penggunaan istilah
berdampak sulitnya tercapainya Negara hukum ini dikenal dengan

tujuan yang diinginkan. konsep Rechtsstaat di Eropa


Perparkiran menjadi fenomena Kontinental; atau The Rule Of
yang sering dijumpai dalam sistem Bila di lihat secara pendekatan
transportasi. Fenomena parkir normatif dan ditarik mundur maka
tersebut terjadi hampir di seluruh yang patut di perhatikan adalah
daerah yang ada di Indonesia. Parkir apakah peraturan yang mengatur
dapat berupa yang lebih terampil dan mengenai fungsi Peraturan daerah.
profesional. Parkir sudah efisien atau belum dan
Dalam penyelenggaraan bagaimana seharusnya, atau mungkin
Pemerintahan Daerah, khususnya saja dasar hukum yang mengatur hal
6

tersebut masih kurang dan Lalu-Lintas Oleh Dinas


membutuhkan aturan yang lebih Perhubungan Kota Samarinda ?
spesifik lagi untuk menopang tujuan 2. Apakah Pengelolaan Parkir (On
dan fungsi dari Peratuan daerah The Street) di kota Samarinda
parkir Samarinda. Berdasarkan latar sudah sesuai dengan dimensi
belakang pemikiran tersebut dan peningkatan pendapatan asli
kosultasi bersama pembimbing, daerah (PAD) dan dimensi
maka penulis merasa tertarik untuk kelancaran arus lalu lintas ?
mencoba menganalisis lebih jauh
mengenai fungsi dari Pemerintah C. Maksud dan Tujuan Penulisan
Daerah Kota Samarinda serta
Adapun tujuan penulisan ini
kaitannya terhadap kemacetan di
adalah :
Samarinda yang salah satu faktornya
masalahnya adalah parkir ilegal, 1. Untuk Mengetahui Strategi

dengan judul “Tinjauan Yuridis Pengelolaan Parkir (On The

Terhadap Pelaksanaan Street) Dalam Peningkatan

Perparkiran di Kota Samarinda Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut Peraturan Daerah Dan Kelancaran Lalu-Lintas Oleh

Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Dinas Perhubungan Kota

Pengelolaan dan Penataan Samarinda.

Parkir”. 2. Untuk mengkaji Kesesuaian


Pengelolaan Parkir (On The

B. Perumusan dan Pembatasan Street) di Samarinda dengan


dimensi Peningkatan Pendapatan
Masalah
Asli Daerah (PAD) dan dimensi
Adapun permasalahan kelancaran arus lalu lintas.
sebagaimana dimaksud dapat
dirumuskan sebagai berikut : HASIL PENELITIAN DAN
1. Bagaimana Strategi Pengelolaan PEMBAHASAN
Parkir (On The Street) Dalam A. Strategi Pengelolaan Parkir (On
Peningkatan Pendapatan Asli The Street) Dalam Peningkatan
Daerah (PAD) Dan Kelancaran
7

Pendapatan Asli Daerah (PAD) perkantoran serta tempat hiburan


Dan Kelancaran Lalu-Lintas. atau rekreasi. Keempat, dan
Berdasarkan Peraturan penambahan item persyaratan
Daerah Nomor 14 tahun 2011 dalam pengusulan ijin mendirikan
tentang retribusi Jasa Usaha bangunan (IMB) mengenai
bahwa parkir dikelola oleh Dinas penyediaan fasilitas parkir.
Perhubungan kota Samarinda 1) Pengelolaan Parkir Tepi
dalam bentuk Retribusi. Artinya Jalan Umum
bahwa setiap pengelolaan parkir Berikut merupakan
atau setiap aktifitas parkir wajib Pengelolaan parkir tepi jalan
memberikan kontribusi kepada umum yang ditetapkan oleh
daerah yakni dengan menyetorkan Dinas Perhubungan Kota
retribusi kepada pemerintah di Samarinda Sesuai dengan
setiap aktifitas parkir yang PERDA. Kota Samarinda
dikelola oleh pelaku usaha. Nomor 3 Tahun 2010;
Berikut Strategi penanganan Pertama, mengenai
parkir (on the street) dalam Pengelolaan Parkir di Tepi
peningkatan Pendapatan Asli Jalan Umum yang
Daerah dan kelancaran lalu-lintas. dilaksanakan Dinas
Pertama, Pengaturan ruas-ruas Perhubungan Kota Samarinda
jalan yang boleh untuk parkir, dapat dikerjasamakan dengan
yang sudah mencakup lokasi dan cara; (a), Bekerjasama dengan
parkirnya sehingga gangguan Dinas Pendapatan Provinsi
terhadap kelancaran arus lalu Kalimantan Timur (UPTD
lintas bisa diminimalkan.Kedua, Wilayah Samarinda) dan
Mengoptimalkan pemanfaatan Kepolisian Kota Besar Kota
fasilitas parkir yang telah Samarinda. (b), Melalui
ada.Ketiga, Penyediaan fasilitas Mekanisme Tender atau
parkir diluar badan jalan Lelang. (c), Melalui
khususnya pada kawasan Penunjukkan Langsung.
perdagangan, jasa dan
8

Kedua, (a) Pengelolaan berkewajiban menempatkan


parkir dapat diserahkan papan nama parkir ditempat
pengelola parkir sesuai hasil usahanya.
lelang atau tender dan\ Dalam hal ini jika
penunjukan yang ditetapkan dikorelasikan dengan teori dan
dengan Keputusan Walikota. konsep serta hal yang telah
(b), Lokasi parkir yang tidak dilaksanakan oleh Dinas
termasuk dalam zona, Perhubungan Kota Samarinda
pengelolaan parkir diserahkan diatas maka pada prinsipnya
kepada pengelola parkir Dinas Perhubungan Kota
melalui penunjukan yang Samarinda dalam pelayanan
ditetapkan dengan Keputusan parkir tepi jalan umum belum
Walikota. terimplementasikan dengan
Ketiga, (a), Badan dan baik dikarenakan belum
atau perorangan yang optimalnya pelayanan yang
mendapatkan ijin pengelolaan diberikan serta belum
parkir, baik melalui lelang tersedianya fasilitas ruang
maupun penunjukan,disebut parkir yang memadai sehingga
pengelola parkir. (b), Badan hampir seluruh aktifitas parkir
dan atau perorangan yang tepi jalan umum yang ada di
mendapatkan ijin pengelolaan kota Samarinda memakan
parkir, baik. (c), Ijin badan jalan dan hanya
pengelolaan parkir berlaku menyisakan seperempat jalan
selama 1 (satu) tahun. (d), Ijin yang menyebabkan kemacetan
pengelolaan parkir melalui yang berkepanjangan. Belum
penunjukan dapat diperpanjang terlaksananya PERDA Kota
dan dalam hal keadaan Samarinda Nomor 3 Tahun
tertentu, Dinas dapat 2010 tentang Pengelolaan
membatalkan atau mencabut parkir tepi jalan umum
Ijin Pengusahaan dengan.Hal ini dikarenakan
Parkir.(e),Pengelola parkir lemahnya pengawasan oleh
9

pihak Dinas Perhubungan Kota 1. Memantau dan mengawasi


Samarinda UPTD Pengelolaan lingkungan tempat parkir
parkir yang seharusnya mampu yang ada di kota Samarinda
mengelola parkir secara dan mengumpulkan uang
terencana, terorganisir dan Retribusi dari JUKIR resmi
terintegrasi dan pemerintah maupun JUKIR liar yang
hanya mengedepankan ada disamarinda yang
peningkatan PAD tidak pada diawasi oleh pengawas
kelancaran Arus Lalu lintas DISHUB.
pada akhirnya terjadinya 2. Mengontrol pengkarcisan
pertentangan paradigma retribusi dari juru parkir
diantara keduanya. oleh Dinas Perhubungan
2) Penanganan Parkir Liar kota Samarinda juru parkir
Dari hasil penelitian ini resmi maupun juru parkir
Dinas Perhubungan kota liar yang ada di kota
Samarinda UPTD pengelolaan Samarinda setiap harinya
parkir hanya memiliki jumlah yang dilakukan oleh
pengawas sebanyak 18 orang pengawas DISHUB.
untuk seluruh kota samarinda, 3. Dinas Perhubungan kota
yang dimana idealnya 1 orang Samarinda melakukan
pengawas mengontrol 10 lahan pembinaan setiap 2 bulan
parkir, namun dilapangan sekali.
melebihi batas yakni 1 orang Dalam penanganan parkir
mengawasi sampai 20 lahan liar yang menjamur dikota
parkir, adapun 5 orang sebagai Samarinda, Dinas perhubungan
pegawai tetap dan yang lainnya kota Samarinda bekerjasama
sebagai pegawai tidak tetap dengan Pihak ketiga yakni
bulanan dan harian, adapun Koperasi Primkopad Kartika
tugas pengawas DISHUB Aji Mustika Korem.
tersebut yaitu: Secara keseluruhan
mengenai strategi yang
10

dilakukan Dinas Perhubungan tetap bisa mengakses lokasi-


Kota Samarinda, dimana hanya lokasi tersebut atau yang ingin
mengutamakan aspek dijangkau, antara lain dengan
peningkatan Pendapatan Asli penyedian serta peningkatan
Daerah namun melupakan moda transportasi umum yang
kelancaran Arus Lalu lintas, sudah dikembangkan dengan
Mengutip dari teori Osborne baik. Berdasarkan UU 22
dalam Pelayanan Publik, Tahun 2009 dijelaskan bahwa
bahwa tidak akan terlaksana pola penyediaan batasan ruang
dengan baik apabila terlalu parkir maksimal merupakan
memonopolikan pelayanan salah satu upaya dari
publik, artinya dalam konteks manajemen kebutuhan lalu
parkir ini, Dinas Perhubungan lintas (transportasi demand
kota Samarinda. management).
Apabila hal ini dilanggar B. Evaluasi kebijakan/Strategi
oleh pengguna jalan ataupun Pengelolaan Parkir (On The
pelaku usaha yang Street) dari segi kesusaiannya
menggunakan konsep parkir antara Dimensi Peningkatan
khusus maka kita menerapkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
konsep Deficiency Charge dengan Dimensi Kelancaran
yaitu membayar retribusi Arus Lalu Lintas
kepada pemerintah atas Evaluasi kebijakan adalah
kekurangan jumlah ruang kegiatan yang menyangkut
parkir yang disediakan oleh estimasi atau penilaian kebijakan
pelaksana parkir. khusus yang mencakup substansi,
ataupun pengguna jalan dengan implementasi dan dampak
nominal yang akan ditentukan (Anderson : 1975) dalam Riant
oleh pemerintah kota Nugroho (2009 : 495).
samarinda. Akan tetapi peningkatan fasilitas lalu lintas
penerapan pola ini harus bisa khusunya pada sektor kebutuhan
menjamin bahwa masyarakat fasilitas parkir yang pada akhirnya
11

tidak menggangu kelancaran arus tersedianya sarana prasarana yang


lalu lintas, kemudian melihat ada. DISHUB telah melakukan
kondisi parkir dilapangan hampir pemantauan dan pengaturan yang
keseluruhan parkir di kota dimana terjadinya kemacetan di
Samarinda memakan seperempat kota Samarinda disebabkan
bahkan setengah dari badan jalan karena banyaknya parkir liar yang
artinya hal ini memberikan tidak terditeksi yang mengganggu
dampak yang sangat siginifikan kelancran lalu lintas.
terhadap kelancaran arus lalu
PE N UTU P
lintas yang mengakibatkan
A. Kesimpulan
kemacetan yang terstruktur. Jika
1. Permasalahan parkir cukup
melihat kesesuain diantara
rumit, akibat terbatasnya
kebijakan yang ada maka Dinas
fasilitas parkir diluar badan
Perhubungan Kota Samarinda
jalan yakni parkir Tepi Jalan
dalam hal pengelolaan parkir
Umum, sehingga memacu
lebih atau hanya mengedepankan
pemanfaatan badan jalan untuk
sektor pendapatan asli daerah
parkir kendaraan. Untuk
tanpa melihat keselarasan antara
mengatasi permasalahan parkir
retribusi parkir sebagai sumber
tersebut dapat dilakukan
pendapatan asli daerah (PAD)
beberapa strategi pengelolaan
dengan kelancaran arus lalu lintas
parkir tepi jalan umum yakni
yang pada akhirnya It’s not
dengan cara Pertama,
walking together sehingga
pengaturan ruas-ruas jalan
memiliki pertentangan paradigma
yang boleh untuk parkir, yang
diantaranya. Dimensi Peningkatan
sudah mencakup lokasi dan
PAD dengan Dimensi Kelancaran
parkirnya sehingga gangguan
Arus Lalu Lintas dinyatakan oleh
terhadap kelancaran arus lalu
Dinas Perhubungan bahwa belum
lintas bisa diminimalkan,
terlaksananya dengan baik
Kedua mengoptimalkan
dikarenakan kekurangan Sumber
pemanfaatan fasilitas parkir
Daya Manusia (SDM) dan tidak
yang telah ada, Ketiga
12

Penyediaan fasilitas parkir DISPENDA, DISHUB dan


diluar badan jalan khususnya Walikota Samarinda bertujuan
pada kawasan perdagangan, untuk optimalisasi peningkatan
jasa dan perkantoran serta Pendapatan daerah yaitu
tempat hiburan atau rekreasi dengan kebijakan yang
dan Keempat Penambahan item Pertama, yang dilakukan dalam
persyaratan dalam pengusulan penetapan target oleh Dinas
ijin mendirikan bangunan pendapatan daerah yang hanya
(IMB) mengenai penyediaan mengedepankan peningkatan
fasilitas parkir. Dalam Pendapatan daerah namun
mengurai kemacetan Dinas tidak pada kelancaran lalu
Perhubungan kota Samarinda lintas dan tidak pula
memiliki petugas dalam setiap terealisasinya target. Kedua,
simpang jalan sebanyak 3 yakni adanya kebijakan
orang petugas dan jalan mengenai wajib karcis yang
terpantau oleh CCTV DISHUB dilaksanakan oleh UPTD
yang berjumlah 9 CCTV yang pengelolaan parkir Dinas
bertempat disetiap simpang perhubungan kota Samarinda
jalan lampu merah, dan dimana kebijakan tersebut
bantuan dari Kepolisian dan mewajibkan adanya bukti
DALOP sebanyak 200 orang administratif yakni karcis pada
yang terbagi beberapa regu aktifas parkir di setiap titik
untuk memantau setiap parkir yang ada di kota
simpangan apabila trafficlight Samarinda namun pada
mati maka mereka yang kenyataannya DISHUB tidak
langsung mengatur lalu lintas mengoptimalkan kebijakan
sebagai pengganti trafficlight yang dilaksanakan sehingga
setiap satu titik terdapat tiga masih banyaknya aktifitas
orang untuk mengatur lalu parkir yang tidak memiliki
lintas. bukti administratif yakni tidak
2. Berdasarkan kebijakan adanya karcis bagi para
13

pengguna jasa parkir. Ketiga, berikut :


adapun kebijakan pemerintah 1. Kesemerautan kondisi parkir
dalam memihak ketigakan yang ada di Kota Samarinda
pengelolaan parkir dan merupakan sebuah kelemahan
bekerjasama dengan Koperasi dari PERDA Tepi Jalan Umum
Primkopad Kartika Aji Mustika yang menurut pandangan
Korem dengan tujuan penulis perlu adanya refisi
membantu dalam meningkatan mengenai PERDA tersebut
pendapatan daerah dan yang mengurus parkir secara
membina seluruh juru parkir terencana, terorganisir, dan
liar yang ada dikota Samarinda terintegrasi dengan
dan adapun penawaran yang menerbitkan PERDA parkir
diberikan oleh DISHUB liar atau menambahkan aturan
kepada juru parkir liar dengan parkir liar dalam PERDA
penawaran kerja mengenai Parkir Tepi Jalan Umum.
pilihan masih ingin 2. Pemerintah kota Samarinda
bekerjasama dengan DISHUB perlu memihak ketigakan
ataupun ingin bekerjasama pengelolaan parkir dalam
dengan Koperasi Primkopad konteks Parking Building Unit
Kartika Aji Mustika Korem. (PBU) aktifitas parkir ini
dikelola oleh pihak ketiga
B. Saran dengan merekrut juru parkir
Memperhatikan Analisa serta yang ada di Tepi Jalan Umum
temuan-temuan berkenaan dengan maupaun Parkir Liar dan
Strategi Pengelolaan Parkir (On menghidupi moda transpotasi
The Street) Dalam Peningakatan umum menuju samarinda
Pendapatan Asli Dearah (PAD) sebagai kota mega
dan Kelancaran Lalu-Lintas Oleh metropolitan dengan
Dinas Perhubungan Kota dibangunnya kantung yakni
Samarinda, maka penulis perlu dengan sistem Parking Buiding
mengemukakan saran sebagai Unit (PBU) yang menurut
14

penulis untuk menjawab secara 6. Mengurangi dan mengontrol


keseluruhan mengenai secara ketat pasokan penjualan
kesemerautan kondisi parkir kendaraan yang dimana agar
dilapangan yang tidak terjadinya penumpukan
mengakibatkan kemacetan kendaraan dan tidak
Arus Lalu lintas dibeberapa seimbangnya fluktuasi
titik yang ada di kota kendaraan dengan volume
Samarinda serta kebocoran jalan yang ada di Kota
sumber pendapatan derah Samarinda yang pada akhirnya
melalui retribusi parkir yang menyebabkan kemacetan serta
setiap tahunnya tidak pernah mengurangi kepemilikan
mencapai target yang kendaraan dalam rumah tangga
ditetapkan oleh DISPENDA. juga akan mampu
3. Perlunya Restrukrisasi Tata meminimalisir terjadinya
Ruang kota dan Wilayah kota penumpukan kendaraan serta
Samarinda mengurangi polusi udara.
4. Menambahkan kebijakan 7. Penyediakan BUS di setiap
pembatasan usia pakai Sekolah yang dimana sangat
kendaraan yang beroprasi di bermanfaat untuk menguraian
Samarinda agar daya tampung kemacetan pada jam-jam sibuk.
ruas jalan bisa terkontrol. Membuat aturan baru bagi
Pemborosan besar penggunaan setiap pegawai PNS maupun
Bahan Bakar Minyak (BBM) Swasta agar tidak lagi
juga akan diminimalkan. membawa kendaraan pribadi
5. Perlunya menindak pelaku dengan cara menggunakan jasa
usaha yang tidak menyediakan transportasi umum, bila perlu
lahan parkir agar tidak adanya penyediaan fasilitas
terjadinya aktifitas parkir yang Bus khusus pegawai PNS dan
memakan badan jalan dan pegawai Swasta yang dimana
Menindak juru parkir liar ke dengan banyaknya pegawai
rana hukum. PNS dan Swasta adalah salah
15

satu penyebab terjadinya Ilmiah Bidang Hukum,


kemacetan lalu lintas pada jam Ghalia Indonesia, Jakarta.

sibuk.
Soerjono Soekanto, 2001.
8. Memaksimalkan semua Penelitian Hukum Normatif
peranan komponen termasuk Suatu Tujuan Singkat , Raja
Grafindo, Jakarta.
peran warga untuk mentaati
rambu-rambu lalu lintas agar Sri Soedewi Masychoen Sofyan,
terciptanya Kelancaran Arus 1975. Hukum Perutangan A.
Yogyakarta: Seksi Hukum
Lalu lintas.
Perdata Fakultas Hukum
9. Perlunya penambahan personil Universitas Gadjah Mada.”
Dinas Perhubungan kota
Samarinda dalam penanganan Wiryono Prodjodikoro, 1981.
Asas-Asas Hukum Perjanjian.
parkir agar tercapainya Bandung: Bale Bandung.
pengawasan yang maksimal
yang dimana saat ini hanya B. Peraturan Perundang -

terdapat 18 orang pegawas Undangan.

untuk seluruh kota samarinda


Kitab Undang-Undang Hukum
yang idealnya 1 orang Perdata (KUHPdt).
pengawas dengan 10 titik
C. Internet
parkir, namun dilapangan bisa
https://lifepal.co.id/blog/surat-
mencapai 20 titik parkir untuk
perjanjian-kerjasama/
1 orang pengawas.

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/bw3
DAFTAR PUSTAKA
.htm
A. Buku Bacaan

Kartini Muljadi dan Gunawan https://www.asikbelajar.com/obs


Widjaja, 2003. Perikatan
yang lahir dari perjanjian, ervasi-pada-teknik-
Jakarta, Raja Grafindo pengumpulan-data-menurut-
Persada.
sugiyono/
Soerjono Soekanto, 1986. Tata
Cara Penyusunan Karya Tulis

You might also like