Professional Documents
Culture Documents
Reborn
to be World-Class Airport
3
g y
2
te
ra
ion
St
4
iss
ief
ny
M
Br
e1
pa
&
in
m
m
on
ny
Co
he
pa
isi
n
aT
aa
m
Co
isi
ah
m
6 8
M
an
us
Te
ea hts
&
a Ar
er
g
ah hli
si
9
iP
us ing ng
Vi
ig ti
g
r k H
or
te
Pe ial Ra
ra
c h
s aW an alt
St
k ila r j in He
Se Ke nF n
ya
h
ng
a ata
ila ua eh
W e K es 10
rK at ne
ti sa g k to
Ikh Tin M iles ts 1
8 20
ila ian r ah ven sio ners
en eja 17 tE mis
P kS rds o rtan om
ga wa Imp of C
ng nA 200
9
Boa
rd
To aa he
arg 009 mt
eng
h
tin g2 t fro
or
on Pen
P Rep 6
rs 2
ti istiw
a
isar
is
irect
o
uc Per an K
om of D
rod Dew B oard
Int ran the
o rt f rom
Lap epo
ksi R
n Dire
La pora es 36
tical Servic
onau
utik a Aer ices 40
A erona nauti cal Serv
Jasa on-Aero
N
nautika
on-Aero
Jasa N
rvices
Our Se
velopment 48
aha Business De
Pengembangan Us
Daftar
Contents
Isi Pengembangan Bandara Airport Development 52
Reborn to be
World-Class Airport
2009 was a Year of Revitalizing, as Angkasa Pura II expanded the capacity of its airports,
improved existing airport infrastructure and brought new airport facilities into operation.
Through a variety of development programs, we aim at creating an image of safety, comfort
and efficiency at our airports, providing customers with quality services on par with the
best of world-class airports anywhere.
Visi Vision
Menjadi pengelola bandar udara To be an international-class airport
bertaraf internasional yang mampu management company with high
bersaing di kawasan regional. competitiveness regionally.
Misi Mission
Mengelola jasa kebandarudaraan Managing airport services and air
dan pelayanan lalu lintas udara traffic services with a priority to flight
yang mengutamakan keselamatan safety and customer satisfaction, in
penerbangan dan kepuasan the effort of creating optimum benefit
pelanggan, dalam upaya memberikan for shareholders, business partners,
manfaat optimal kepada pemegang employees, the community, and the
saham, mitra kerja, pegawai, environment, by firmly holding to
masyarakat dan lingkungan dengan business ethics.
memegang teguh etika bisnis.
• Tercapainya pengembangan kegiatan bisnis yang • The development of core business activities of Angkasa
menjadi fokus Angkasa Pura II serta peningkatan Pura II and increased productivity of its business
produktivitas kegiatan usaha Angkasa Pura II activities
• Tercapainya kepuasan pengguna jasa melalui pelayanan • The satisfaction of airport service users through
prima yang didukung dengan jaminan Service Level excellent services supported by commitment to Service
Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee (SLG) Level Agreement (SLA) and Service Level Guarantee
serta ketersediaan sarana dan prasarana yang (SLG) as well as the availability of facilities and
dibutuhkan pengguna jasa infrastructure needed by airport service users
• TerseIenggaranya perbaikan berkeIanjutan dalam • Continuous improvement to business processes on
proses bisnis yang berlandaskan mutu dan sesuai the basis of quality to meet the expectations of airport
dengan harapan pengguna jasa service users
• Terciptanya pengembangan leadership system untuk • Development of a leadership system towards an
mewujudkan efektifitas kepemimpinan sebagai role effective leadership by role model
model • Creation of an organization suitable to the airport
• Terwujudnya organisasi yang sesuai dengan fungsi management business and supported by high-
pengelolaan bisnis bandara dan didukung oleh SDM performing human capital with competences suitable to
yang berkinerja tinggi dan kompeten sesuai fokus bisnis the core business of Angkasa Pura II
Angkasa Pura II • Development of integrated networking among
• TerjaIinnya integrasi jaringan/networking antar instansi institutions and other airports
dan bandara lainnya
Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola Angkasa Pura II is a company that provides airport
jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas services and air traffic services in the Western
penerbangan di kawasan Barat Indonesia, Indonesia airspace, with 100% shareownership
yang 100% sahamnya dimiliki Pemerintah. by the Government of the Republic of Indonesia.
Pengabdian Angkasa Pura II berawal pada 13 The history of Angkasa Pura II begun on 13 August
Agustus 1984, sejak dipercaya untuk mengelola 1984 when it was entrusted to manage and operate
dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta the Jakarta Cengkareng Airport (present day
Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta International Airport) and
Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim the Halim Perdanakusuma Airport.
Perdanakusuma.
Angkasa Pura II terlahir dengan nama Perum Angkasa Pura II was established under the name
Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui of Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng by
Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984. virtue of Government Regulation No. 20 Year 1984.
Tanggal 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah On 19 May 1986, its name was changed to Perum
Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II by virtue of Government regulation
Angkasa Pura II dan tanggal 17 Maret 1992 melalui No. 26 Year 1986, and subsequently on 17 March
Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 1992, its status was changed to a ‘Persero’
berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). (state-owned limited liability company) by virtue of
Kini sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Government Regulation No. 14 Year 1992. Lastly,
Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 tanggal 18 November on 18 November 2008, the name was changed to
2008 resmi menjadi PT Angkasa Pura II (Persero). PT Angkasa Pura II (Persero) as covered in Notary
Deed No. 38 Year 2008 of Notary Silvia Abbas
Sudrajat, SH, SpN.
Selama 25 tahun, Angkasa Pura II telah mengalami In 25 years, Angkasa Pura II has been through
berbagai perubahan dan kemajuan di bidang bisnis many changes and achieves great progress in the
bandara. Hal ini terlihat dari peningkatan fasilitas airport business. This should be evident from the
dan pelayanan di 12 bandara yang dikelolanya service and facility improvements made at twelve
yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim major airports under its management, namely the
Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma
Supadio (Pontianak), Minangkabau (Ketaping) (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak),
dahulu Tabing, Sultan Mahmud Badaruddin II Minangkabau (Ketaping) formerly Tabing, Sultan
(Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan
Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara
Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh),
(Tanjung Pinang) dahulu Kijang, Sultan Thaha Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) formerly
(Jambi) dan Depati Amir (Pangkal Pinang). Selain Kijang, Sultan Thaha (Jambi) and Depati Amir
itu Angkasa Pura II juga melayani jasa penerbangan (Pangkal Pinang). Angkasa Pura II also provides
untuk wilayah udara (Flight Information Region/ flight management services for the Jakarta Flight
FIR) Jakarta. Information Region (Jakarta FIR).
Seiring dengan pertumbuhan industri angkutan Angkasa Pura II strives at all times to provide
udara Indonesia yang meningkat pesat, Angkasa the best services to airport users, in line with the
Pura II selalu mengedepankan pelayanan yang fast growth of the air transportation industry in
terbaik bagi pengguna jasa bandara. Bandara Indonesia. The airports under its management
yang dikelola Angkasa Pura II selalu memperoleh regularly receive the Prima Pratama Award in
penghargaan Prima Pratama dari Departemen the Airport Passenger Terminal category from
Perhubungan RI untuk kategori Terminal the Ministry of Transportation of the Republic of
Penumpang Bandara. Indonesia.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang handal As a well-known State-Owned Enterprise (SOE),
Angkasa Pura II telah berhasil meraih beberapa Angkasa Pura II had been recognized as the Best
penghargaan, diantaranya sebagai The Best BUMN SOE in Logistics Sector by the State Ministry of
in Logistic Sector dari Kementerian Negara BUMN SOE for three consecutive years (2004-2006),
RI (2004-2006), The Best I in Good Corporate the Best I in Good Corporate Governance (2006),
Governance (2006), Juara I Annual Report Award the 1st Rank in the Annual Report Award 2007 in
2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, the category of Non-Financial Non-Listed SOE,
dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya and as Best and Trusted SOE in Good Corporate
dalam bidang Good Corporate Governance pada Governance in the Corporate Governance
Corporate Governance Perception Index 2007 Perception Index 2007 Award. By the end of 2009,
Award. Di akhir tahun 2009, kembali Angkasa Pura Angkasa Pura II has added other accolades to its
II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The name including as the 1st rank of Best non Listed
Best Non Listed Company dari Anugerah Business Company from Anugerah Business review 2009
Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most and as the World’s 2nd Most on Time Airport from
On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta Forbestraveller.com for the Soekarno-Hatta Airport.
dari Forbestraveller.com.
Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajibannya Angkasa Pura II has always fulfilled its
memberikan dividen kepada negara sebagai responsibility with regards to dividend contribution
pemegang saham dan turut membantu to the State as shareholder, and has actively
meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian participated in the efforts to improve the welfare
terhadap karyawan dan keluarganya serta of its employees and their families, as well as
masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara communities and the environment around its
melalui program Corporate Social Responsibility. airports through its Corporate Social Responsibility
programs.
Pengendalian lalu lintas udara yang saat ini To date, flight traffic control has reached 1,400
mencapai 1.400 per hari dengan sistem otomasi flights per day, and with the automated system
yang dikembangkan oleh PT Angkasa Pura II developed by PT Angkasa Pura II (Persero), better
(Persero) lebih dikenal dengan JAATS (Jakarta known as JAATS (Jakarta Automated Air Traffic
Automated Air Traffic Control System) mampu Control System), is able to cover all the airspace of
menjangkau keseluruh wilayah udara yang menjadi its responsibility.
tanggung jawabnya.
Wilayah udara Indonesia terbagi dalam 2 FIR Indonesian airspace is divided into 2 FIR (Flight
(Flight Information Region) yaitu Jakarta dan Ujung Information Region), namely Jakarta FIR and Ujung
Pandang. Dari 2 FIR ini dibentuklah Jakarta ACC Pandang FIR. From the 2 FIR, Jakarta ACC and
dan Ujung Pandang ACC. Jakarta ACC (Area Ujung Pandang ACC were established. Jakarta
Control Centre) dibagi dalam beberapa sektor. Hal ACC (Area Control Centre) is divided into several
ini dibentuk untuk mengakomodasi ruang udara sectors. It is formed to accommodate a vast air
yang sangat luas, dengan tujuan meningkatkan space, with the aim of improving flight safety.
keselamatan penerbangan.
Husein Sastranegara Halim Perdanakusuma Sultan Iskandar Muda Raja Haji Fisabilillah
Airport Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Airport Airport
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Indonesia Numerical notations in all tables and graphics are in Indonesian
Tingkat kesehatan PT Angkasa Pura II (Persero) dinilai dengan The health rating of PT Angkasa Pura II (Persero) is evaluated
mengacu Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/ with reference to Decree of the Minister of SOE No. KEP-100/
MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat MBU/2002 dated 4 June 2002 on Health Rating for SOEs.
Kesehatan BUMN.
Berkaitan dengan pencapaian skor tingkat kesehatan, terlihat With regards to the total score for the health rating, Angkasa
bahwa pencapaian Angkasa Pura II pada tahun 2009 sebesar Pura II in 2009 managed to achieve a score of 93.75. This was
93,75, lebih tinggi dari pencapaian tahun 2008 sebesar 88,50. higher than the score achieved in 2008 of 88.50. The increase
Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya sebagian besar indikator in total score was due mainly to improvements in most of of the
keuangan. financial indicators.
Penghargaan
Awards
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II memperoleh In 2009, Angkasa Pura II received several awards from
beberapa penghargaan baik di lingkup domestik maupun domestic institutions as well as in the international
internasional, sebagai hasil kerja keras serta komitmen scope, reflecting the hard work and commitment of
Manajemen dan seluruh karyawan selama ini untuk the Management and employees of Angkasa Pura II in
senantiasa meningkatkan kinerja di seluruh aspek continuously improving performance in all operational
operasional Angkasa Pura II. aspects.
Dari dalam negeri, Angkasa Pura II berhasil meraih In the domestic front, Angkasa Pura II was awarded
peringkat pertama Business Review Awards dari majalah first rank at the Business Review Awards conducted by
Business Review untuk kategori perusahaan non-listed. Business Review magazine in the non-listed company
Masih dari majalah Business Review, Angkasa Pura II category. From Business Review magazine, Angkasa Pura
juga memperoleh peringkat ke-4 untuk GCG Terbaik II also received awards fro 4th rank in Best GCG category
dan peringkat ke-4 untuk Pemasaran Terbaik. Seluruh and 4th rank in Best Marketing category. These awards
penghargaan tersebut mencerminkan keberhasilan reflect successful efforts by Angkasa Pura II in delivering
Angkasa Pura II dalam melakukan pengelolaan bandara professional airport management services.
secara profesional.
Angkasa Pura II juga menerima Bandara Award 2009 di In addition, Angkasa Pura II received the Bandara Award
berbagai klasifikasi yang dinilai sebagai cerminan dari 2009 in the various classification evaluated as a reflection
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pengguna of service quality level to airport services users by airport
jasa bandara oleh operator bandara di seluruh Indonesia. administrators throughout Indonesia. Awards were
Penghargaan diberikan kepada Bandara Soekarno-Hatta given to Soekarno-Hatta Airport Terminal 2 and Sultan
Terminal 2 dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Mahmud Badaruddin II Airport (classification information),
II (klasifikasi informasi), Bandara Soekarno-Hatta Soekarno-Hatta Airport Terminal 3 and Husein
Terminal 3 dan Bandara Husein Sastranegara (klasifikasi Sastranegara Airport (classification comfort), Soekarno-
kenyamanan), Bandara Soekarno-Hatta Terminal 2 Hatta Airport Terminal 2 (classification security), Soekarno-
(klasifikasi keamanan), Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3 Hatta Airport Terminal 3 and Husein Sastranegara Airport
dan Bandara Husein Sastranegara (klasifikasi kebersihan), (classification cleanliness), and Sultan Iskandar Muda
serta Bandara Sultan Iskandar Muda dan Bandara Airport and Minangkabau Airport (classification special
Minangkabau (klasifikasi khusus). Sementara itu, predikat category). Meanwhile, Soekarno-Hatta Airport was ranked
juara umum diraih oleh Bandara Soekarno-Hatta. as overall winner.
Di lingkup internasional, situs perjalanan internasional In the international scope, a website for international
Forbestraveler.com menetapkan Bandara Soekarno-Hatta travel, Forbestraveler.com, has placed the Soekarno-
di peringkat ke-2 diantara bandara-bandara dunia dalam Hatta Airport at 2nd rank among the world’s airports in
hal on time performance, dengan skor 86,7% untuk terms of on time performance, with an average score of
ketepatan waktu rata-rata keberangkatan dan kedatangan 86,7% for on time departure and arrival of aircrafts at the
pesawat di bandara. Berdasarkan data dari Airport Council airport. Based on data from Airport Council International
International (ACI), Forbestraveler.com memeringkat (ACI), Forbestraveler.com has made a ranking of most
bandara dengan ketepatan waktu terbaik sebagai berikut: on time airports in the world as follow: Haneda Airport
Haneda Airport Tokyo (94%), Bandara Soekarno-Hatta Tokyo (94%), Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (86,7%),
Jakarta (86,7%), Narita International Airport Tokyo (86%), Narita International Airport Tokyo (86%), Incheon
Incheon International Airport Seoul (84,8%), Svarnabhumi International Airport Seoul (84,8%), Svarnabhumi Airport
Airport Bangkok (84,4%), Kuala Lumpur International Bangkok (84,4%), Kuala Lumpur International Airport
Airport (83,8%), Phoenix International Airport (83,2%), (83,8%), Phoenix International Airport (83,2%), Detroit
Detroit Metropolitan Wayne County Airport (83%) dan Metropolitan Wayne County Airport (83%) and George
George Bush International Airport (82,3%). Bush International Airport (82,3%).
Anugerah Business Review 2009 Piagam Penghargaan Website PKBL BUMN Award 2009 Piagam Penghargaan Anugerah
1st The Best Non Listed Company Peringkat III Penghargaan Website Kategori Nominasi Mitra Teladan Business Review 2009
untuk BUMN Jasa Non Listed Perusahaan Non Tbk (Non Listed) Terbaik
22
Pebruari
Angkasa Pura
II memperoleh
Nominasi
Mitra Binaan
Terbaik dari
Kementerian
11-13 Pebruari BUMN, di 25 Pebruari
Jakarta
Rapat Kerja Perusahaan Tahun Convention Peluncuran Duta Bandara - Mobile Customer Care di
2009, dengan tema “25 Tahun Center, Jakarta. Terminal 2 D Bandara Soekarno-Hatta sebagai bagian
Angkasa Pura II Maju Selaras”, dari Program Clean Airport Action yang bertujuan
di Banana Inn, Bandung. Angkasa Pura untuk mensosialisasikan kebersihan dan kenyamanan
II received the di Bandara Soekarno-Hatta sekaligus memberikan
Work Meeting of the Company Nomination pelayanan kepada calon penumpang pesawat udara.
in 2009, with the theme “25 of Best SME
Years Angkasa Pura II Moving Partners of Launching of Airport Ambassador - Mobile Customer Care
Forward Harmoniously,” at the Ministry of at Terminal 2D Soekarno-Hatta Airport as part of the Clean
Banana Inn Bandung. SOE, at Jakarta Airport Action Program that aim to promote cleanliness and
Convention comfort at the Soekarno-Hatta Airport at the same time
Center, Jakarta. providing services to prospective passengers.
12 Maret
Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta memperoleh
gelar sebagai Venue yang “Gak Banyak Omong
Tapi Prestasinya Mencorong”, penghargaan yang
diberikan dari sebuah perusahaan rokok kepada
lokasi/tempat berprestasi.
16 Juli
Ground Breaking Pembangunan
Bandara Sultan Syarif Kasim
II, Pekanbaru oleh Menteri
Perhubungan Jusman Syafii
Djamal didampingi Gubernur
Riau, Walikota Pekanbaru dan
Direktur Utama Angkasa Pura II.
13 Agustus
Ulang Tahun Perak Angkasa Pura II.
Silver Anniversary of Angkasa Pura II.
6 Agustus
Peresmian Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh oleh
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
30 September
Bandara yang dikelola Angkasa Pura II memperoleh Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih
Bandara Internasional dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, yaitu Bandara Soekarno-Hatta
untuk Kategori Bintang 3; Bandara Husein Sastranegara, Minangkabau, Sultan Mahmud Badaruddin II
dan Halim Perdanakusuma untuk Kategori Bintang 2; serta Bandara Sultan Syarif Kasim II untuk Kategori
Bintang 1, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Airports managed Angkasa Pura II received the Sapta Pesona Award for Clean Public Toilets at
International Airport from the Ministry of Culture and Tourism, namely Soekarno-Hatta Airport to category
3 Stars; Airport Husein Sastranegara, Minangkabau, airfare and Halim Perdanakusuma II to Category
Stars 2; and Sultan Syarif Kasim II Airport to Category Stars 1, at the Sapta Pesone Building, Jakarta.
20 Agustus
Peresmian Pemancangan Tiang Pertama Pembangunan
Gedung Terminal Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung
Pinang oleh Gubernur Kepulauan Riau, didampingi
Walikota Tanjung Pinang dan Wakil Direktur Utama.
24 November
Angkasa Pura II sebagai
1st The Best Non Listed
Company dalam acara
Anugerah Business Review
2009, di Hotel Borobudur,
Jakarta.
Angkasa Pura II as a
1st The Best Non Listed
7 Oktober Company Award in the 23 Desember
Anugerah Business Review
Angkasa Pura II sebagai Pemenang 2009 event, at Hotel Penyerahan Apresiasi kepada salah satu mitra kerja Angkasa Pura II, Garuda
III Penghargaan Website dengan Borobudur, Jakarta. Indonesia, yang telah mendukung Bandara Soekarno-Hatta sehingga berhasil
Marketing Communication Terbaik memperoleh predikat sebagai “The World 2nd Most On Time Airport” dari situs/
Kategori BUMN Jasa Non Listed dalam majalah forbestraveller.com, diserahkan oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar
Penganugerahan yang diselenggarakan didampingi Direktur Utama Angkasa Pura II, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
Kementerian BUMN 2009.
Appreciation to a partner of Angkasa Pura II, Garuda Indonesia, which has
Angkasa Pura II as III Winner Award supported the Soekarno-Hatta Airport to achieve the distinction as 2nd palce
for Best Website with Marketing “The World’s Most On Time Airport” from websie/magazine forbestraveller.
Communication Services category Non com, submitted by the State Minister of SOE, Mustafa Abubakar
Listed SOE award ceremony held by accompanied by the President Director of Angkasa Pura II, at the Ritz Carlton
the Ministry of SOE in 2009. Hotel, Jakarta.
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Giving praise to God the Almighty for His blessings and
Maha Esa atas rahmat dan bimbingan-Nya, kami berbesar guidance, the Board of Commissioners is pleased to report to the
hati dapat melaporkan kepada pemegang saham dan para shareholders and stakeholders that Angkasa Pura II in 2009 has
stakeholder bahwa pada tahun 2009 Angkasa Pura II kembali again succeeded to show excellent performance. Our net income
memperlihatkan kinerja yang baik dengan membukukan laba of Rp 1,202 billion for the year exceeded by 49% the net income
bersih sebesar Rp 1.202 miliar. Pencapaian ini adalah 49% di target as set out in the Company’s Budget and Work Plan for the
atas target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran year 2009. In addition, Angkasa Pura II also recorded much more
Perusahaan untuk tahun 2009. Selain itu, Angkasa Pura II juga encouraging progress during that year in terms of improvement
telah mencapai banyak kemajuan yang menggembirakan pada in airport facilities and development of airport capacity as well as
tahun tersebut dalam hal pengembangan fasilitas dan kapasitas service quality improvement in general.
bandara serta peningkatan kualitas pelayanan secara umum.
Sepanjang tahun 2009, Dewan Komisaris secara konsisten Throughout 2009, the Board of Commissioners has consistently
telah mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan strategi discharge its function to supervise and direct the implementation
usaha serta kebijakan operasional oleh Direksi dan manajemen of business strategies and operational policies by the Board of
Angkasa Pura II. Hal ini dilakukan melalui berbagai rapat Directors and Management of Angkasa Pura II. This was carried
rutin seperti rapat internal Dewan Komisaris, rapat Dewan out through internal meetings of the Board of Commissioners,
Komisaris dengan Direksi, serta rapat-rapat Komite Audit dan meetings between the Board of Commissioners and the Board
Komite Manajemen Risiko. Selain itu, program kerja Dewan of Directors, and meetings of the Audit Committee and the Risk
Komisaris pada tahun 2009 juga mencakup kunjungan kerja Management Committee. In addition, our work programs during
ke kantor cabang dan bandara di lingkungan Angkasa Pura the year also involved official visits to branch offices and airports
II untuk melihat langsung kondisi yang ada di lapangan, under Angkasa Pura II in order to observe personally the conditions
seperti proses kerja yang berjalan dan kesesuaian prosedur in the field, such as existing work processes or the adequacy of
yang diterapkan untuk menjaga integritas, keterbukaan procedures that ensure integrity, transparency and professionalism
dan profesionalisme Angkasa Pura II. Melalui Komite Audit within Angkasa Pura II. Through the Audit Committee and together
dan bersama-sama dengan Manajemen Angkasa Pura II, with the Management of Angkasa Pura II, conducted the selection
melakukan seleksi Kantor Akuntan Publik dalam rangka audit of the Public Acountant Firm to perform the general audit, the
umum, audit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta audit on Partnership and Community Development Program, and
Evaluasi Pencapaian Key Performance Indicator tahun 2009. evaluation on the achievement of Key Performance Indicators in
Untuk meningkatkan kapabilitas pengelolaan risiko, pada tahun 2009. To improve the capability for risk management, in 2009 the
2009 Komite Manajemen Risiko bersama dengan Manajemen Risk management Committee together with the Management of
Angkasa Pura II telah menyusun risk profile sebagai acuan Angkasa Pura II has established the risk profile as a reference in
untuk mengantisipasi rsiko yang mungkin terjadi terkait dengan order to better anticipate any probable risk arising in relation to
bisnis Angkasa Pura II. Secara keseluruhan, Dewan Komisaris the business activities of Angkasa Pura II. Overall, the Board of
berpendapat bahwa Direksi dan manajemen Angkasa Pura II Commissioners is satisfied with the performance shown by the
sepanjang tahun 2009 telah memperlihatkan kinerja yang baik Board of Directors and the Management of Angkasa Pura II, in
sesuai dengan komitmen yang telah disepakati dalam kontrak accordance with the commitments set out in the management
manajemen antara pemegang saham, Dewan Komisaris dan contract between the shareholders, the Board of Commissioners
Direksi. and the Board of Directors.
Dewan Komisaris terutama ingin menggarisbawahi beberapa The Board of Commissioners would particularly like to mention a
pencapaian penting di tahun 2009 oleh Angkasa Pura II, number of key achievements in 2009 by Angkasa Pura II. These
antara lain penyelesaian pembangunan infrastuktur Bandara include the completion of infrastructure works at Sultan Iskandar
Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh dan Terminal 3 Bandara Muda Airport – Banda Aceh and construction of Terminal 3
Soekarno-Hatta, kerja sama operasi dengan mitra usaha untuk building at Soekarno-Hatta Airport, operational arrangements with
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi transaksi bisnis strategic partners to improve the accountability and transparency
di Bandara Soekarno-Hatta, serta pencanangan program of business transactions at Soekarno-Hatta Airport, and the
Eco Airport untuk mengembangkan Bandara Soekarno-Hatta Eco-Airport program to develop the Soekarno-Hatta Airport and
dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Palembang Sultan Mahmud Badaruddin II Airport – Palembang as modern,
sebagai bandara masa depan yang ramah lingkungan. Dewan environmentally friendly airports. The Board of Commissioners
Komisaris juga berbesar hati melihat kemajuan nyata dalam is also pleased to see some real progress being made in the
penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) implementation of Good Corporate Governance (GCG) practices
di lingkungan Angkasa Pura II, sebagaimana terlihat dari at Angkasa Pura II, as shown from our scoring at the GCG
peningkatan nilai yang dicapai dalam penilaian GCG oleh assessment by an independent auditor in 2009, as compared
pihak independen untuk tahun 2009, dibandingkan penilaian with the result in the previous assessment in 2007.
sebelumnya di tahun 2007.
Ke depan, Dewan Komisaris melihat adanya tantangan yang Going forward, the Board of Commissioners foresees some
cukup berat bagi Angkasa Pura II dalam mempertahankan considerable challenges for Angkasa Pura II to sustain
dan meningkatkan pertumbuhan usaha. Hal ini khususnya and increase growth. This is particularly true in view of the
terkait dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No. 1 enactment of Law No. 1 Year 2009 on Aviation, which made the
Tahun 2009 tentang penerbangan, yang membuka persaingan airport business open as well to the private sector players, as
bisnis bandara bagi perusahaan swasta, serta kecenderungan well as the continuing upward trends in the number of airport
pesatnya peningkatan jumlah pengguna jasa bandara dan service users and air transportation users each year. In this
transportasi udara dari tahun ke tahun. Dewan Komisaris regards, the Board of Commissioners believes that the Board
percaya bahwa Direksi dan manajemen Angkasa Pura II of Directors and management of Angkasa Pura II is on the right
telah berada pada jalur yang tepat dalam mengantisipasi track in anticipation of future developments, through its focus
perkembangan ke depan, melalui fokus pada pembangunan on the development and construction of airport and airport
dan pengembangan infrastuktur bandara serta perbaikan infrastructure as well as expansion of existing airport facilities.
dan penambahan fasilitas yang ada di bandara. Kesemua Ultimately, all of these initiatives will result in higher level of
ini akan berujung pada peningkatan kualitas pelayanan, service quality, convenience and safety of flight operations
kenyamanan dan keselamatan penerbangan bagi kepuasan for the benefit of all airport service users. Hopefully, this will
seluruh pengguna jasa bandara, dan dengan demikian go a long way in answer of various criticisms being made at
diharapkan dapat menjawab kritik dari berbagai pihak selama present regarding the quality of services in a number of airports
ini menyangkut aspek pelayanan di beberapa bandara di managed by Angkasa Pura II.
lingkungan Angkasa Pura II.
Dalam kesempatan ini, perkenankan saya mengucapkan I would like to take this opportunity to thank my predecessor,
terima kasih kepada pendahulu saya, Bapak Sutanto, atas Mr. Sutanto, for his valuable services during his tenure as
sumbangsihnya selama menjabat sebagai Komisaris Utama President Commissioner of Angkasa Pura II prior to his
Angkasa Pura II sebelum pengunduran dirinya pada bulan Februari resignation in February 2009. There were no other changes in
2009. Tidak terdapat perubahan lain dalam komposisi Dewan the composition of the Board of Commissioners as well as the
Komisaris maupun Direksi Angkasa Pura II pada tahun 2009. Board of Directors of Angkasa Pura II in 2009.
Menutup sambutan singkat ini, saya mewakili Dewan Komisaris In closing, I would like to, on behalf of the Board of
mengucapkan terima kasih kepada pemegang saham atas Commissioners, convey our sincere gratitude to the
dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk shareholders for the support and vote of confidence given to
menjalankan fungsi pengawasan dan pengarahan terhadap us to supervise and direct the management of Angkasa Pura
pengelolaan Angkasa Pura II. Kami juga menyampaikan II. The Board of Commissioners would also like to express
penghargaan yang tinggi kepada Direksi dan seluruh jajaran the highest of appreciation to the Board of Directors and all
karyawan atas dedikasi dan kerja keras mereka untuk employees that have shown dedication and hard work in
memajukan Angkasa Pura II. Melihat pada kinerja dan prestasi support of the progress of Angkasa Pura II. If the performance
yang telah dicapai di tahun 2009, kami optimis bahwa Angkasa and achievements in 2009 are of any measure, the Board of
Pura II akan mampu meningkatkan kinerja dan mencapai Commissioners is confident that Angkasa Pura II will be able
percepatan pertumbuhan usaha yang lebih maksimal pada to improve its performance and achieve greater growth in the
tahun-tahun mendatang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa years to come. May God the Almighty gives His blessings
senantiasa membimbing langkah-langkah kita semua ke depan. always for all our endeavors going forward.
Komisaris Utama
President Commissioner
Herman Prayitno
Herman Prayitno
Komisaris Utama President Commissioner
Lahir pada tahun 1951 di Yogyakarta. Menjabat sebagai Born in 1951 in Yogyakarta. Served as President
Komisaris Utama PT Angkasa Pura II sejak tahun 2009. Commissioner of PT Angkasa Pura II sejak tahun 2009.
Mengawali karier sebagai Gubernur Akademi Angkatan Started his career as Governor of the Air Force Academy
Udara (2001-2002), Panglima Komando Operasi AU I, (2001-2002), Panglima Komando Operasi AU I, Personnel
Asisten Personil Kepala Staf TNI AU (2003), Komandan Assistant to the Chief of Staff of the Air Force (2003),
Sekolah TNI (2003-2004), Wakil Kepala Staf TNI AU Commander of TNI School (2003-2004), Deputy Chief of Staff
(2004-2006), dan Kepala Staf TNI AU (2006-2007). Aktif Air Force (2004-2006), and Chief of Staff Air Force (2006-
sebagai Ketua Perhimpunan Purnawirawan Angkatan 2007). Active as Chairman of the Association of Air Force
Udara (PPAU) sampai sekarang. Lulus AKABRI TNI AU Retirees (PPAPU) up to the present. Graduated from the
tahun 1973, selanjutnya mengikuti Pendidikan Sekbang Air Force Academy in 1973, and next attended Pendidikan
dilantik tahun 1976 dan Kursus Para Dasar Khusus lulus Sekbang, graduated in 1976, and Kursus Para Dasar Khusus,
tahun 1998. Dalam pendidikan umum, meraih gelar S1 graduated in 1998. He had a Bachelor degree in Political
Ilmu Politik dari Universitas Terbuka pada tahun 1996 Sciences from Universitas Terbuka in 1996, and Magister
dilanjutkan dengan Magister Manajemen tahun 2001. Management degree in 2001.
Suyatno Harun
Komisaris Commissioner
Lahir tahun 1957 di Jakarta. Menjabat sebagai Komisaris Born in 1957 in Jakarta. Served as Commissioner of
PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2007. PT Angkasa Pura II (Persero) since 2007. Previously
Pernah menjabat posisi penting di Pusdiklatwas BPKP served as Head of Subbid Sarana Bidang Pembinaan
sebagai Kepala Subbid Sarana Bidang Pembinaan Diklat at Pusdiklatwas BPKP (1992-1995), Head of Subbid
Diklat (1992-1995), Kepala Subbid Penyelenggaraan Penyelenggaraan Diklat at Pusdiklatwas BPKP (1995-
Diklat Pusdiklatwas BPKP (1995-1997), Kepala Bidang 1997), Head of Bidang Pengawasan BUMN/BUMD I at
Pengawasan BUMN/BUMD I BPKP Perwakilan Bali BPKP Bali Representative Office (1997-2000), Head of
(1997-2000), Kepala Bidang Pengawasan BUMN/BUMD I Bidang Pengawasan BUMN/BUMD I at BPKP South
BPKP Perwakilan Sumatera Selatan (2000-2001), Kepala Sumatera Representative Office (2000-2001), Head of
Bagian Tata Usaha Biro Umum BPKP (2001-2002), Kepala Bagian Tata Usaha Biro Umum at BPKP (2001-2002), Head
Bagian Tata Laksana Biro Kepegawaian dan Organisasi of Bagian Tata Laksana Biro Kepegawaian dan Organisasi
BPKP (2002-2003), Auditor Ahli Madya BPKP (2003), at BPKP (2002-2003), Auditor Ahli Madya at BPKP
Kepala Perwakilan BPKP Luar Negeri di Berlin/Atase (2003), Head of Berlin Representative Office of BPKP
Keuangan pada KBRI Berlin (2003-2005), Direktur BMN and Financial Attache at Indonesian Embassy in Berlin
II di Departemen Keuangan (2007-2009), dan selanjutnya (2003-2005), Director of BUMN II at the Ministry of Finance
menjadi Direktur Penilaian Kekayaan Negara (2009- (2007-2009), and as Director for State Asset Assessment
sekarang). Menyelesaikan Diploma IV di STAN jurusan (2009-present). Completed his Diploma IV study at STAN
Akuntansi tahun 1986 dan menyelesaikan Pasca Sarjana in Accounting in 1986, and his post-graduate study in
jurusan Professional Accounting di University of Hartford, Professional Acounting at the University of Hartford,
Connecticut, USA tahun 1991. Connecticut, USA, in 1991.
M. Iksan Tatang
Komisaris Commissioner
Lahir di Bandung, Jawa Barat tahun 1952. Menjabat Born in 1952 in Bandung, West Java. Served as
sebagai Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) sejak Commissioner of PT Angkasa Pura II (Persero) since 2007.
tahun 2007. Pernah menjabat sebagai Kasi Landasan Previously served as Kasi Landasan (1984-1986) and Kasi
Kanwil Ditjen Perhubungan Udara tahun (1984-1986), Konstruksi (1986-1987) at the Directorate General of Air
Kasi Konstruksi Ditjen Perhubungan Udara tahun (1986- Transportation, Head of Tabing Airport, Padang (1989-
1987), Kepala Bandar Udara Tabing Padang (1989-1990), 1990), Head of Transportation Section at Kanwil XIV, Bali,
Kepala Bidang Perhubungan Kanwil XIV Departemen the Ministry of Transportation (1990-1994), Head of Hang
Perhubungan Bali (1990-1994), Kepala Bandara Hang Nadim Airport, Batam (1994-1998), the Director for Flight
Nadim Batam (1994-1998), Direktur Keselamatan Safety at the Directorate General of Air Transportation
Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (1998-2002), Director of Airport Engineering at the
(1998-2002), Direktur Teknik Bandara Udara Direktorat Directorate General of Air Transportation (2002-2005), as
Jenderal Perhubungan Udara (2002-2005), Direktur the Director General of Air Transportation (2005-2007),
Jenderal Perhubungan Udara (2005-2007), menjabat and as Inspector General at the Ministry of Transportation
sebagai Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan (2007-2009) and next served as Secretary General of the
(2007-2009) selanjutnya menjabat sebagai Sekretaris Ministry of Transportation since 2009. Completed his
Jenderal Departemen Perhubungan tahun 2009. education in 1977 with a Bachelor degree in Engineering.
Menyelesaikan pendidikan formal dan memperoleh gelar
Sarjana Teknik/Insinyur tahun 1977.
Suratto Siswodihardjo
Komisaris Commissioner
Lahir pada tahun 1946 di Solo, Jawa Tengah. Menjabat Born in 1946 in Solo, Central Java. Served as
sebagai Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) sejak Commissioner of PT Angkasa Pura II (Persero) since
tahun 2006. Pernah menjabat sebagai Kasi Sospol Mabes 2006. Previously served as Kasi Sospol at the Air Force
AU (1990-1992), Anggota DPRD-DKI Fraksi ABRI sebagai Headquarters (1990-1992), member of DPRD-DKI from the
Wakil Ketua Komisi D (1992-1998), dan Ketua Umum Armed Forces faction as Deputy Chairman of Commission
INKOPAU Jakarta (1998-2001). Pernah menjabat sebagai D (1992-1998), and Chairman of INKOPAU Jakarta
Komisaris PT Sweet Indo Lampung dan Komisaris (1998-2001). Served as Commissioner of PT Sweet Indo
PT Indo Lampung Perkasa (1998-2000), Komisaris Bank Lampung and PT Indo Lampung Perkasa (1998-2000),
BUKOPIN (2001-2002), Dewan Audit Bank BUKOPIN Commissioner of Bank BUKOPIN (2001-2002), the Audit
(2001), Komisaris PT Prosys Engineers International (2005). Council of Bank BUKOPIN (2001), and Commissioner of
Kini aktif dalam kegiatan sosial, menjabat sebagai Ketua PT Prosys Engineers International (2005). Currently active
Umum di Gerakan Peduli Sesama, Yayasan Puri Cikeas in social and charitable activities, being the Chairman of
(YPC) dan Gerakan Nasional Kepedulian Sosial (GNKS). Gerakan Peduli Sesama, Yayasan Puri Cikeas (YPC) and
Lulus Akabri Bagian Udara tahun 1969 dan menerima Gerakan Nasional Kepedulian Sosial (GNKS). Graduated
gelar Sarjana Sosial dari Universitas Jakarta pada tahun from the Military Academy for the Air Force in 1969
1992. and obtained a Bachelor degree in Social Studies from
Universitas Jakarta in 1992.
Tirta Hidayat
Komisaris Commissioner
Lahir di Banda Aceh tahun 1959. Menjabat sebagai Born in 1959 in Banda Aceh. Served as Commissioner
Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2007. of PT Angkasa Pura II (Persero) since 2007. Previously
Pernah menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan dan served as Head of Biro Perencanaan dan Pengkajian
Pengkajian Ekonomi Makro Bappenas (1993-1998), Kepala Ekonomi Makro at Bappenas (1993-1998), Head of Biro
Biro Ketenagakerjaan dan Penciptaan Lapangan Kerja Ketenagakerjaan dan Penciptaan Lapangan Kerja at the
(1998-2000), Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Ministry of Labour (1998-2000) Head of R&D Bureau at
Departemen Tenaga Kerja (2000-2002), Staf Pengajar the Ministry of Labour (2000-2002), lecturer at the Faculty
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Komisaris of Economics, Universitas Indonesia, Commissioner of
di Bank Permata, Komisaris PT Pelabuhan Indonesia Bank Permata, Commissioner of PT Pelabuhan Indonesia
III – Tanjung Perak Surabaya, dan menjabat sebagai III – Tanjung Perak, Surabaya, and Deputy Seswapres for
Deputi Seswapres Bidang Ekonomi (2007-sekarang). Economics (2007-present). Obtained a bachelor degree
Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia in Economics from Universitas Indonesia in 1985, a MSc.
tahun 1985. Memperoleh gelar Master of Science (1987) degree in Economics from Cornell University, New York,
dan gelar Doctor of Philosophy in Economics Cornell USA, in 1987, and a Phd. degree in Economics from the
University, New York (1991). same institution in 1991.
Tahun 2009 telah dicanangkan sebagai ‘Tahun The year 2009 has been designated as a year of
Kelahiran Kembali’ – An Icon Reborn – bagi ‘An Icon Reborn’ for PT Angkasa Pura II (Persero).
PT Angkasa Pura II (Persero). Tema tersebut This theme reflects the greater expectations on
merupakan pencerminan dari adanya harapan serta Angkasa Pura II as well as higher demand for
ekspektasi yang lebih besar terhadap Angkasa demonstrable performance improvements in line
Pura II untuk mewujudkan perbaikan kinerja with the Company’s vision and mission statements.
yang lebih nyata ke arah pencapaian visi dan In this regards, the Board of Directors is pleased to
misi perusahaan. Dalam kaitan tersebut, Direksi report that in 2009, Angkasa Pura II has been able
berbesar hati dapat melaporkan bahwa Angkasa to achieve results that we can all be proud of.
Pura II mampu mencapai hasil-hasil yang dapat
dibanggakan selama tahun 2009 tersebut.
Dari sisi kinerja keuangan, Angkasa Pura II berhasil In terms of financial performance, Angkasa Pura II
membukukan peningkatan laba usaha dan laba managed to book increases of 44.0% and 28.7%
bersih sebesar masing-masing 44,0% dan 28,7%, in operating profit and net income, respectively,
menjadi berturut-turut Rp 1.098,1 miliar dan to reach Rp 1,098.1 billion and Rp 864.8 billion,
Rp 864,8 miliar, pada tahun 2009. Pencapaian laba respectively, in 2009. The increase in the
tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh Company’s bottom line reflected the growth in all of
komponen pendapatan usaha yaitu pendapatan our operating revenue components. Revenues from
aeronautika yang meningkat 23,0% menjadi aeronautical services grew 23.0% to Rp 2,109.6
Rp 2.109,6 miliar, pendapatan non-aeronautika billion, non-aeronautical revenues rose 13.7%
yang naik 13,7% menjadi Rp 596,8 miliar dan to Rp 596.8 billion, while revenues from cargo
pendapatan dari layanan kargo yang tumbuh 4,9% services increased 4.9% to Rp 39.1 billion. With a
menjadi Rp 39,1 miliar. Dengan kinerja serta posisi solid performance and financial position, Angkasa
keuangan yang solid, Angkasa Pura II meraih Pura II was rated ‘AA’ (Healthy) with a total score of
peringkat ‘AA’ (Sehat) dengan total nilai 93,75 93.75 points in the criteria for financial performance
sesuai kriteria penilaian kinerja keuangan untuk assessment for State-Owned Enterprises (SOE).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sepanjang tahun 2009, Angkasa Pura II juga Throughout 2009, Angkasa Pura II was also able to
telah mencapai banyak kemajuan di aspek record encouraging progress and achievement in
pengembangan dan pembangunan bandara aspects of airport development as well as service
maupun peningkatan pelayanan, sehingga mampu level, and thus was able to improve the comfort,
meningkatkan kenyamanan, keamanan, ketertiban security, public order and safety level at airports
dan keselamatan di bandara demi kepentingan for the benefit of users of airport services. Several
pengguna jasa bandara. Berbagai proyek airport development projects have been completed
pengembangan bandara telah dapat diselesaikan as scheduled in that year, including the airport
sesuai target pada tahun tersebut, antara lain capacity improvement project at Sultan Iskandar
proyek peningkatan kapasitas di Bandara Sultan Muda Airport – Banda Aceh and the construction
Iskandar Muda – Banda Aceh dan pembangunan of the modern, environmentally friendly Terminal 3
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan building at Soekarno-Hatta Airport. These projects
desain bandara modern yang ramah lingkungan. also have a special significance for Angkasa Pura
Proyek-proyek tersebut juga memiliki arti penting II, being the first such projects in the 25-year
bagi Angkasa Pura II karena keseluruhannya history of the Company to be funded entirely
dibiayai dari arus kas sendiri dengan bahan tenaga through internally generated cash flows, while
lokal, yang mana hal ini merupakan prestasi also using local or domestic skills and resources.
pertama selama 25 tahun berdirinya perusahaan. Work programs in the repair, maintenance and
Program perbaikan, renovasi dan penambahan renovation of airport facilities and airport capacity
kapasitas bandara, bersama dengan upaya-upaya enhancements, along with efforts to improve
peningkatan pelayanan secara keseluruhan, overall service quality, have done much to answer
mampu menjawab berbagai kritik dari para pihak a variety of criticism by our stakeholders regarding
yang berkepentingan menyangkut kekurangan the deficiencies in airports under the management
yang dirasakan di bandara-bandara yang dikelola of Angkasa Pura II and especially at the Soekarno-
oleh Angkasa Pura II dan khususnya di Bandara Hatta Airport.
Soekarno-Hatta.
Dengan berbagai pencapaian keuangan maupun With all these achievements in terms of financial
non-keuangan tersebut, Angkasa Pura II secara as well as non-financial aspects, Angkasa Pura
keseluruhan telah berhasil memenuhi target dan II has been able to meet the overall target and
program kerja yang telah ditetapkan pemegang work program as determined by the shareholders
saham untuk tahun 2009 dalam bentuk kontrak for the year 2009, and set out in a management
manajemen antara Direksi, Dewan Komisaris dan contract signed between the Board of Directors,
Kementerian BUMN sebagai wakil pemegang the Board of Commissioners, and the Ministry of
saham Angkasa Pura II. Komitmen pada kontrak SOE representing the shareholders of Angkasa
manajemen tersebut diharapkan dapat memacu Pura II. A firm commitment by the parties involved
pelaksanaan program-program kerja yang lebih in the management contract should serve to
terarah dan pencapaian yang lebih realistis sesuai facilitate the implementation of well-directed work
jadwal dan target yang telah ditentukan bersama. programs and the achievement of more realistic
Untuk itu, Angkasa Pura II senantiasa melakukan targets and schedules agreed to. As such, Angkasa
evaluasi terhadap kinerja perusahaan khususnya Pura II constantly evaluates its performance and
pada sisi operasional, sehingga dapat mengukur particularly its operational performance, in order to
kemajuan yang dicapai, mengetahui kelemahan measure progress, discover any weaknesses and
dan kekurangan yang ada, dan merancang upaya- deficiencies, and create solutions for improvement.
upaya perbaikannya.
Hasil dari kerja keras Manajemen dan seluruh The excellent results arising from the hard work of
jajaran karyawan Angkasa Pura II tersebut juga the Management and all employees at Angkasa
diakui oleh masyarakat dan berbagai kalangan di Pura II have been recognized by the general public
luar perusahaan, seperti tercermin pada berbagai and external parties, as shown by a variety of
penghargaan yang berhasil diraih oleh Angkasa awards received by Angkasa Pura II in 2009. The
Pura II selama tahun 2009. Bandara Soekarno- Soekarno-Hatta Airport won second place in the
Hatta menempati peringkat kedua dunia sebagai global ranking for Most On Time Airport in a poll
Most On Time Airport versi Majalah Forbestraveller. by Forbestraveller Magazine. Angkasa Pura II also
Angkasa Pura II juga meraih peringkat pertama won first place for Best Non-Listed Company in
Best Non-Listed Company pada ajang Anugerah the Anugerah Business Review 2009 survey, and
Business Review 2009, dan sebagai Juara III third place for Website with the Best Marketing
Website dengan Marketing Communication Terbaik Communications 2009 in the category of non-listed
2009 untuk kategori BUMN Jasa Non-Listed dari service SOEs from the Ministry of SOE.
Kementerian BUMN.
Tentunya banyak kendala yang harus diatasi oleh Of course, Angkasa Pura II has had to overcome
Angkasa Pura II di balik pencapaian berbagai a lot of obstacles before earning the right to those
penghargaan tersebut. Pengguna jasa bandara awards. For instance, there are lots of complaints
antara lain sering mengeluhkan tentang kurangnya from airport services users about the inadequacy
fasilitas umum di bandara. Menanggapi berbagai of public facilities at airports. In response, the
kritik tersebut, Manajemen kemudian melakukan Management has engaged in airport renovation
renovasi dan penambahan fasilitas umum bandara programs including the installation of additional
seperti toilet umum, musholla dan shelter bis. public facilities such as lavatories, prayer rooms
Dalam hal ini, Manajemen dan jajaran di bawahnya and bus shelters. The Management and the
telah memiliki komitmen bersama untuk segera respective personnel in the chain of command have
menindaklanjuti dan mengatasi permasalahan a commitment for prompt follow-up action to solve
di lapangan khususnya yang terkait dengan obstacles in the field, especially those related to
operasional bandara. the operation of airport.
Berbagai prestasi yang telah dicapai oleh Angkasa A quality human capital has contributed much
Pura II selama ini tidak terlepas dari kontribusi to the successes of Angkasa Pura II over the
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. years. Angkasa Pura II has consistently engaged
Angkasa Pura II secara konsisten telah melakukan in focused and continuing efforts to develop a
upaya-upaya yang terarah dan berkesinambungan capable and professional human capital that
untuk mempersiapkan SDM yang kapabel dan meets the Company’s needs, related to various
profesional sesuai kebutuhan, terutama yang competences in airport operations, air traffic
berhubungan dengan kompetensi di bidang services, information technology, and such other
operasional bandara, lalu-lintas udara, teknologi competences as required by the modern airport
informasi, dan kompetensi sejenis yang diperlukan services business. In addition, Angkasa Pura II is
dalam bisnis kebandarudaraan modern. Selain itu, also consistent in promoting the implementation
Angkasa Pura II juga terus mendorong penerapan of Good Corporate Governance (GCG) practices,
praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) which has been agreed upon by the Board of
sesuai dengan yang telah disepakati antara Dewan Commissioners and the Board of Directors as
Komisaris dan Direksi sebagai salah satu upaya one of the means to improve the Company’s
untuk memperbaiki kinerja perusahaan, dimana performance. A GCG assessment by independent
dari hasil assessment yang dilakukan oleh Auditor auditors showed a score of 80.63 points for
Independen bahwa GCG Angkasa Pura II untuk Angkasa Pura II in 2009.
tahun 2009 mencapai skor 80,63.
Penerapan tata kelola perusahaan di Angkasa The practice of good corporate governance at
Pura II antaralain dapat dilihat pada implementasi Angkasa Pura II is evident among ther things in
program e-procurement, yaitu pelaksanaan tender the implementation of the e-procurement program,
pengadaan barang dan jasa dengan memanfaatkan which allows the process for the procurement
Teknologi Informasi melalui internet secara online, of goods and services to be conducted in a
sehingga proses tender berlangsung secara transparent manner using Information Technology
transparan. Contoh lain adalah pelaksanaan in an online tender via Internet. Another example
job tender terkait dengan formasi jabatan di is the job tender related to available job formations
perusahaan, yang telah dilakukan secara fair in the company.The mechanism for job tender
dan transparan tanpa membedakan satu dengan has been made fair and transparent with equal
yang lainnya melaluimekanisme yang sesuai treatment of the involved personnel, in line with
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku di prevailing company rules and regulations.
perusahaan.
Ke depan, Angkasa Pura II menghadapi beberapa Angkasa Pura II is facing considerable challenges
tantangan yang tidak dapat dikatakan ringan. going forward. A lot of work still needs to be done
Banyak upaya masih harus dilakukan untuk to improve the attractiveness of Soekarno-Hatta
meningkatkan daya tarik Bandara Soekarno- Airport as one of ‘Indonesia Gateway’ in order to
Hatta sebagai salah satu ‘Indonesia Gateway’ become more competitive within the Open Sky
dalam era kebijakan Open Sky di kawasan Asia policy in Southeast Asia region. Angkasa Pura
Tenggara. Angkasa Pura II juga dituntut untuk II also need greater efforts to seek and develop
lebih jeli mencari dan mengembangkan peluang opportunities in non-aeronautical services and
bisnis di bidang non-aeronautika, sebagai businesses, in anticipation of the aviation sector
antisipasi menghadapi deregulasi sektor aviasi deregulation as sets out in Law No. 1 Year 2009 on
sesuai Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Aviation, and particularly plans for the separation
Penerbangan, dan khususnya rencana pemisahan of the Air Traffic Services (ATS) function, to be
fungsi penyedia layanan Lalu-Lintas Udara (ATS) di provided under a separate State-Owned Enterprise.
bawah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
tersendiri.
Namun demikian, melihat pada apa yang telah However, all our achievements together in 2009
kita capai bersama di tahun 2009, Direksi merasa should encourage us to be optimistic in the ability
optimis bahwa Angkasa Pura II akan mampu of Angkasa Pura II to rise above its challenges. The
mengatasi berbagai tantangan tersebut dengan Board of Directors would like to thank the Board of
baik. Direksi mengucapkan terima kasih kepada Commissioners, all the employees of Angkasa Pura
Dewan Komisaris, seluruh jajaran karyawan II, our business partners, and all other stakeholders
Angkasa Pura II, mitra usaha dan pihak-pihak lain that have contributed their part in making 2009 as
yang telah berperan dan mendukung terwujudnya the year of ‘An Icon Reborn’ for Angkasa Pura II.
tahun 2009 sebagai tahun kelahiran kembali With dedication and hard work, Angkasa Pura II
bagi Angkasa Pura II. Dengan dedikasi serta will no doubt be able to improve and reach even
kerja keras, Angkasa Pura II akan mampu meraih greater performance and achievements in the
prestasi dan kinerja yang semakin baik di tahun- coming years, and in so doing, continuing to create
tahun mendatang dalam upayanya untuk terus and add value for its shareholders and for the
menciptakan dan meningkatkan nilai tambah bagi public and society in general.
pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.
Direktur Utama
President Director
Edie Haryoto
Edie Haryoto
Direktur Utama President Director
Lahir tahun 1952 di Yogyakarta, Jawa Tengah. Born in 1952 in Yogyakarta, Central Java. Joined
Bergabung di PT Angkasa Pura II (Persero) sejak PT Angkasa Pura II (Persero) as President Director
tahun 2002 sebagai Direktur Utama dan diangkat in 2002 and was re-appointed in 2004 up to
kembali tahun 2004 hingga sekarang. Sebelum the present. Prior to joining PT Angkasa Pura
bergabung dengan PT Angkasa Pura II (Persero) II (Persero), he served as Director of Finance
pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan at PERUMKA (1988) and President Director
PERUMKA (1988) dan Direktur Utama PT KAI of PT KAI (1999). Obtained a Bachelor degree
(1999). Lulus S1 Akuntansi Universitas Gadjah in Accounting from Universitas Gadjah Mada,
Mada Yogyakarta (1978) dan memperoleh S2 Yogyakarta (1978) and a Master degree in Magister
Magister Manajemen Institut Teknologi Bandung Management from Institut Teknologi Bandung
(2000). Mengikuti pelatihan Indonesia Executive (2000). Attended the Indonesia Executive Program,
Program, Strategic Management Cause General Strategic Management Cause at General Electric in
Electric, Cottonville, USA (1995), Modernising Cottonville, USA (1995), Modernising Public Sector
Public Sector Structures and Strategic, LAN, Structures and Strategic, LAN, Monash University,
Monash University, Australia. Australia.
Rinaldo J. Aziz
Wakil Direktur Utama Deputy President Director
Lahir tahun 1954 di Batusangkar, Sumatera Barat. Born in 1954 in Batusangkar, West Sumatera.
Mulai bergabung dengan PT Angkasa Pura II Joined PT Angkasa Pura II (Persero) in 2008.
(Persero) pada tahun 2008. Pernah menduduki Previously held important positions at several banks
posisi penting pada beberapa bank di Indonesia before appointed as Director of Finance (1988)
sebelum menjabat sebagai Direktur Keuangan and as President Director (2001) at PT Aerowisata.
(1998) dan Direktur Utama (2001) PT Aerowisata. Graduated with a Bachelor degree in Economics
Lulus S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia from Universitas Indonesia (1982) and a Master
(1982) dan memperoleh gelar Master di Golden degree from Golden Gate University, San Francisco
Gate University, San Franscisco (1987). (1987).
Robert D. Waloni
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha EVP Commercial and Business Development
Lahir tahun 1954 di Manado, Sulawesi Utara. Born in 1954 in Manado, North Sulawesi. Joined
Bergabung dengan PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) since 2008. Previously
sejak tahun 2008. Pernah menjabat beberapa kali held several important positions at PT Garuda
pada posisi penting di PT Garuda Indonesia dan Indonesia and PT Gapura Angkasa, before
PT Gapura Angkasa sebelum menjadi Executive appointed as EVP Operations & Marketing (2004)
Vice President Operations & Marketing (2004) dan and President & CEO of PT Gapura Angkasa
President & CEO PT Gapura Angkasa (2007). Lulus (2007). Obtained a Bachelor of Science degree
Bachelor of Science in Management, Universitas in Management from Universitas Sam Ratulangi
Sam Ratulangi (1980). Mengikuti Winning Business (1980). Attended the Winning Business Plan in
Plan di London (1991), Airlines Alliances di London London (1991), Airlines Alliances in London (1997).
(1997).
S. Tulus Pranowo
Direktur Operasi dan Teknik EVP Operations and Engineering
Lahir tahun 1956 di Temanggung, Jawa Tengah. Born in 1956 in Temanggung, Central Java.
Bergabung di PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai Joined PT Angkasa Pura II (Persero) as flight radio
Teknisi Radio Penerbangan di Bandara Kemayoran technician at Kemayoran Airport after finishing
setamat dari Pendidikan Dasar Teknik Radio di Basic Training in Radio Engineering at PLP Curug,
PLP Curug, Tangerang (1976). Sejak itu meniti karir Tangerang (1976). Since then he has pursued his
dan menjabat di beberapa posisi penting sebelum career serving in various important positions before
menjadi Direktur Komersial dan Pengembangan appointed as EVP, Commercial and Business
Usaha PT Angkasa Pura II (Persero) (2004-2008) Development (2004-2008) and as EVP, Operations
dan sebagai Direktur Operasi dan Teknik pada and Engineering in 2008 up to the present.
tahun 2008 hingga sekarang. Lulus Manajemen Obtained a degree in Informatics Management
Informatika STMIK Gunadarma, Depok (1994) from STMIK Gunadarma, Depok (1994) and a
dan Magister Manajemen dari Universitas Magister Management degree from Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta (2005). Lulus pelatihan Gadjah Mada, Yogyakarta (2005). Attended the
Managemen Eksekutif Bandara Angkatan I (2000), Airport Executive Management Training batch I
Management in Privatized Airport Company, (2000), Management in Privatized Airport Company,
Netherland Aviation Academy, Belanda (2001). Netherland Aviation Academy, Belanda (2001).
Tommy Soetomo
Direktur Keuangan EVP Finance
Lahir tahun 1960 di Cimahi, Jawa Barat. Menjabat Born in 1960 in Cimahi, West Java. Served as EVP,
sebagai Direktur Keuangan PT Angkasa Pura Finance of PT Angkasa Pura II (Persero) since 2006.
II (Persero) sejak tahun 2006. Sebelumnya Previously held important posts at several banks in
pernah menjabat beberapa posisi penting pada Indonesia, and got the Superior Performance award
beberapa bank di Indonesia serta mendapatkan at the Advanced Bank Management Program, Asian
penghargaan Superior Performance pada Advance Institute of Management, Manila (1989). Served as
Bank Management Program Asian Institute of Special Ministerial Staff at the State Ministry for State-
Management Manila (1989). Menjabat sebagai Owned Enterprise (2005). Graduated with a degree in
Staf Khusus Menteri pada Kementrian Negara Accountancy from Universitas Padjadjaran, Bandung
BUMN (2005). Lulus S1 Akutansi dari Universitas (1986).
Padjadjaran, Bandung (1986).
Aeronautical Services
Non-Aeronautical Services
Angkasa Pura II terus meningkatkan Bagi sebuah organisasi atau perusahaan, citra yang positif
merupakan suatu atribut yang sangat penting yang mampu
kualitas pelayanan Lalu Lintas Udara memberi dampak yang baik bagi perusahaan di mata publik
baik dari sisi fasilitas, prosedur kerja dan melanggengkan jalannya perusahaan ke depan. Sebagai
sebuah perusahaan penyedia jasa kebandaraudaraan
maupun kapabilitas personil, guna dan pelayanan lalu lintas udara, Angkasa Pura II memiliki
menjaga citra sebagai perusahaan kepentingan untuk menjaga citra positif dari sisi kualitas
layanan dan keselamatan penerbangan.
pengelola bandara kelas dunia.
Unit Air Traffic Services (ATS) merupakan unit kerja yang
bertanggung jawab atas aspek pelayanan lalu lintas udara di
Angkasa Pura II constantly strives to A positive image is a very important attribute for an
organization or corporation, as it contributes effectively to
improve the quality of its Air Traffic a good reputation for the company in the eyes of the public
Services in terms of facilities, work and helps ensure its continuing existence. As a provider of
airport services and air traffic services, Angkasa Pura II is very
procedures and personnel capabilities, concerned about preserving a positive image especially in
thus maintaining its image as a world- terms of service quality level and flight safety.
class airport operator. The Air Traffic Services (ATS) work unit is responsible
for the provision of air traffic services at the airports and
bandara dan wilayah udara yang berada di bawah Flight Information Region under the control
tanggung jawab Angkasa Pura II, yang mencakup of Angkasa Pura II, covering almost half of
hampir setengah dari wilayah udara Indonesia. Indonesia’s air space. In the provision of air traffic
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan lalu lintas services, Angkasa Pura II is bound to comply
udara, Angkasa Pura II terikat pada berbagai with a variety of regulations and other relevant
peraturan maupun standar yang relevan baik yang standards, whether issued by international bodies
berlaku secara internasional (International Civil (International Civil Aviation Organization /ICAO)
Aviation Organization /ICAO) maupun nasional or domestic regulators (Ministry of Transports –
(Departemen Perhubungan – Direktorat Jenderal Directorate General of Air Transportation).
Perhubungan Udara).
Berbagai regulasi tersebut dimaksudkan untuk The various regulations are necessary to
mengakomodasi perkembangan yang terus terjadi di accommodate continuing developments in the
industri penerbangan sehingga aspek keselamatan aviation industry, in order to maintain and further
penerbangan dapat senantiasa terjaga dan semakin enhance the required level of flight safety. In
ditingkatkan. Pada tahun 2009, Kementerian 2009, the Ministry of Transports of the Republic of
Perhubungan RI telah mengeluarkan beberapa Indonesia issued several new regulations related
peraturan terkait keselamatan penerbangan, to flight safety. These include the Civil Aviation
diantaranya adalah Civil Aviation Safety Regulation Safety Regulation (CASR) Part 69 (Air Traffic
(CASR) Part 69 (Air Traffic Services Personnel Services Personnel Licensing, Rating, Training
Licensing, Rating, Training and Proficiency and Proficiency Requirements), CASR Part 170
Requirements), CASR Part 170 (Air Traffic Rules), (Air Traffic Rules), CASR Part 171 (Aeronautical
CASR Part 171 (Aeronautical Telecommunication Telecommunication Service and Radio Navigation
Service and Radio Navigation Service Providers), Service Providers), and CASR Part 172 (Air Traffic
dan CASR Part 172 (Air Traffic Service Providers). Service Providers). The implementation of these
Pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dijabarkan regulations are further described and regulated
lebih lanjut melalui Peraturan Direktur Jenderal by decree of the Directorate General of Air
Perhubungan Udara dalam bentuk Advisory Circular Transportation in the form of Advisory Circular (AC),
(AC) antara lain AC 69-01 (Guidance Material and which include AC 69-01 (Guidance Material and
Procedures of Air Traffic Controller License and Procedures of Air Traffic Controller License and
Ratings), AC 170-02 (Manual of Air Traffic Services Ratings), AC 170-02 (Manual of Air Traffic Services
Operational Procedures), dan AC 171-05 (Guidance Operational Procedures), and AC 171-05 (Guidance
Material of Aeronautical Telecommunication Service Material of Aeronautical Telecommunication
and Radio Navigation Service Providers). Service and Radio Navigation Service Providers).
Program kerja unit ATS Angkasa Pura II pada Initiatives conducted the ATS Unit at Angkasa
tahun 2009 antara lain mencakup aspek Air Pura II in 2009 involved, among other things,
Traffic Services Standardization, pembinaan Air aspects of Air Traffic Services Standardization, the
Traffic Services Operations, dan pelaksanaan development of Air Traffic Services Operations,
program Air Traffic Services Quality Assurance. and the implementation of Air Traffic Services
Program-program kerja tersebut bertujuan Quality Assurance programs. These initiatives were
untuk memastikan bahwa operasional unit ATS meant to ensure effective and efficient operational
dapat berlangsung dengan efektif dan efisien activities of the ATS unit, thereby contributing
sehingga memberikan kontribusi optimal kepada optimally to Angkasa Pura II in terms of improved
Angkasa Pura II berupa peningkatan kinerja flight safety performance level as well as increased
fungsi pelayanan keselamatan penerbangan performance for the work unit in line with the
dan peningkatan kinerja unit sesuai KPI (Key established Key Performance Indicators.
Performance Indicator) yang ditetapkan.
Pada saat bersamaan, Angkasa Pura II juga At the same time, Angkasa Pura II also focused
memberikan perhatian pada upaya-upaya on efforts to enhance the competences of its
peningkatan kompetensi personil ATS melalui ATS personnel through continuous training and
program-program pendidikan dan pelatihan education programs. The comprehensive training
berkesinambungan. Berbagai program and education programs are intended to improve
pendidikan dan pelatihan tersebut ditujukan untuk the knowledge and skills of non-certified personnel,
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan to enhance the performance of personnel with
personil non-sertifikasi, meningkatkan kinerja ATS qualifications including through the provision
personil dengan kualifikasi ATS termasuk melalui of refresher courses to keep up with the latest
kursus-kursus penyegaran untuk mengikuti developments in its field, and also to help reduce
perkembangan terakhir di bidangnya, serta untuk the existing gap among individual ATS personnel
mengurangi kesenjangan yang ada menyangkut with regards to their respective skills and
tingkat pengetahuan dan keterampilan masing- knowledge.
masing personil ATS.
Diantara berbagai program pelatihan yang Among the variety of training programs conducted
diadakan adalah: were:
1. Approach/Area Control Non Radar 1. Approach/Area Control Non Radar
2. Approach/Area Control Surveillance Radar 2. Approach/Area Control Surveillance Radar
3. Aviation English Proficiency Check 3. Aviation English Proficiency Check
4. ATC and AIS Supervisory Training Program 4. ATC and AIS Supervisory Training Program
5. Advanced Procedures of Air Navigation – 5. Advanced Procedures of Air Navigation –
Operations Operations
6. Team Resources Management 6. Team Resources Management
7. Safety Coordinator Threat & Error Management 7. Safety Coordinator Threat & Error Management
8. Refresher Program 8. Refresher Program
Personil pemandu lalu lintas udara (Air Traffic The function carried out by Air Traffic Controller
Controller) merupakan salah satu elemen dari (ATC) personnel represents an element of air traffic
sistem pelayanan lalu lintas udara, yang terkait services that is directly related to the aspect of
langsung dengan keselamatan penerbangan. flight safety. Accordingly, Angkasa Pura II engaged
Oleh karenanya, pembinaan terhadap personil in continuing development of its ATC personnel
ATC dilakukan secara berkelanjutan, sehingga in order to maintain and further improve their
tingkat pengetahuan, keterampilan dan knowledge, skills and experience. This continuing
pengalamannya dapat dipertahankan dan terus development is undertaken through, among other
ditingkatkan. Pelaksanaan sistem licensing and things, the implementation of a licensing and
rating merupakan salah satu bentuk pembinaan rating system. The licensing and rating system
berkelanjutan tersebut. Sistem licensing and rating ensures that all ATC personnel can maintain an
dimaksudkan untuk mempertahankan tingkat adequate level of competences at all times in
kompetensi yang memadai bagi petugas ATC order to perform their duties and functions with the
sehingga mampu melaksanakan tugas-tugasnya prescribed level of international standards.
sesuai dengan standar internasional.
Kewajiban terkait dengan sertifikasi (licensing) The mandatory requirements in terms of ATC
personil ATC diatur oleh berbagai ketentuan/ personnel licensing and certification are governed
peraturan yang ada, baik dari ICAO maupun regulator through a variety of regulations issued by the
domestik (Menteri Perhubungan). Pelaksanaannya ICAO as well as domestic regulator (the Ministry
dilakukan secara berkala setiap 2 (dua) tahun sekali of Transports). Certification is conducted regularly
dalam bentuk ujian tertulis. Selain dari ujian untuk once every 2 (two) years in the form of written
mempertahankan sertifikasi, para petugas pemandu exams. In addition to taking certification exams, air
lalu lintas udara Angkasa Pura II juga diwajibkan traffic controller personnel are also required to take
mengikuti ujian kecakapan (performance check) written and hands-on performance checks as well
tertulis maupun praktik serta ujian kesehatan (medical as medical examination once every six months.
examination) setiap enam bulan sekali.
Dengan terus mengupayakan peningkatan kualitas Through such efforts to improve the quality of its
pelayanan baik dari sisi fasilitas, prosedur kerja services in terms of work facilities and procedures
maupun kompetensi personil, Angkasa Pura as well as personnel competences, Angkasa Pura
II mampu terus melaksanakan misinya untuk II is able to continue with its mission to provide air
mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang traffic services with an emphasis on flight safety
mengutamakan keselamatan penerbangan dan and the satisfaction of users of airport services.
kepuasan pelanggan pengguna jasa bandara.
Salah satu inisiatif penting yang dilakukan Angkasa An important initiative undertaken by Angkasa
Pura II di tahun 2009 adalah revitalisasi struktur Pura II in 2009 was the organization revitalization
organisasi unit kerja pengamanan bandara di of the airport security work units at the Soekarno-
Bandara Soekarno-Hatta untuk mengakomodasi Hatta Airport in order to accommodate ongoing
perkembangan kebutuhan dan kondisi yang developments and existing conditions. The new
ada. Dengan struktur yang lebih responsif dan organization structure is both more responsive
mandiri, unit kerja pengamanan akan dapat lebih as well as independent, thus allowing for an
efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan effective improvement in the quality of airport
pengamanan di Bandara Soekarno-Hatta. security services at the Soekarno-Hatta Airport.
Angkasa Pura II juga melakukan penggantian dan Angkasa Pura II also engage in the replacement
penambahan peralatan dan fasilitas pengamanan and procurement of additional security equipment
di seluruh bandara yang dikelola, peralatan X-Ray and facilities at all its airports, including X-ray
untuk pemeriksaan bagasi dan kargo, walk-through equipment for baggage and cargo check, walk-
dan handheld metal detector, sistem CCTV, pagar through and handheld metal detectors, CCTV
perimeter dan lain-lain. systems, perimeter fences, and others.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II juga telah In 2009, Angkasa Pura II has also increased the
menambah jumlah personil keamanan sesuai number of airport security personnel to meet the
dengan tuntutan tugas-tugas operasional higher demands in the conduct of airport security
pengamanan bandara yang semakin meningkat. operations. The recruitment and training of these
Dalam hal ini, Angkasa Pura II bekerja sama additional personnel are undertaken in cooperation
dengan TNI dan Polri untuk menyediakan dan with the Indonesian Armed Forces and the National
melatih personil yang diperlukan. Keseluruhan Police. All of these initiatives are intended to help
upaya ini diharapkan akan dapat menciptakan create a secure, safe and orderly condition at the
kondisi bandara yang aman, tertib dan nyaman airports, as well as contribute to a smooth flight
serta dapat membantu kelancaran operasional operations at all airports managed by Angkasa
penerbangan di bandara-bandara yang dikelola Pura II.
oleh Angkasa Pura II.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II melakukan In 2009, Angkasa Pura II has upgraded or replaced
peremajaan maupun penggantian atas beberapa some of the PKP-PK operational vehicles such
kendaraan operasional PKP-PK seperti foam as foam tenders, rescue invention vehicles
tender, rescue invention vehicle (rapid car), (rapid car), ambulances, and command cars, to
ambulan dan commando car, sesuai dengan comply with the airport category requirements of
persyaratan airport category dari tiap bandara each respective airport under its management.
yang dikelola. Pemenuhan jumlah personil PKP- Throughout 2009, Angkasa Pura II also strives
PK serta peningkatan kompetensi mereka juga to maintain the required number of PKP-PK
menjadi salah satu agenda kerja Angkasa Pura II personnel as well as to continually enhance their
di tahun 2009 dalam rangka mempertahankan dan competences, in order to maintain and further
meningkatkan kapabilitas pelayanan PKP-PK di improve the quality of PKP-PK services at its
bandara. airports.
“ “
Konsep ruang komersial yang modern dan ditunjang oleh
teknologi informasi canggih membuat saya lebih mudah
mengelola bisnis saya di bandara
yaitu di Bandara Raja Haji Fisabillilah – Tanjung – Jambi, and Depati Amir Airport – Pangkal Pinang.
Pinang, Bandara Sultan Syarif Kasim II – At each place, the primary exercise scenario
Pekanbaru, Bandara Sultan Thaha – Jambi dan involves the occurrence of an aircraft accident,
Bandara Depati Amir – Pangkal Pinang. Skenario followed by fire and explosions, which require the
utama dalam latihan-latihan tersebut umumnya provision of PKP-PK services, paramedics and
menyangkut kecelakaan pesawat udara yang other emergency services. The exercises serve to
kemudian terbakar dan terdapat ledakan, sehingga measure the level of readiness of the respective
memerlukan pelayanan PKP-PK, paramedis dan airport in the handling of an aircraft accident. Such
lain-lain dalam penanganannya. Latihan-latihan aircraft accident involves the provision of PKP-
tersebut berguna untuk memastikan tingkat PK services, as well as well-coordinated efforts
kesiapan bandara dalam menanggulangi suatu among the various elements or agencies in the
kejadian kecelakaan pesawat udara, mencakup Airport Emergency Committee (AEC), to perform
kinerja pelayanan PKP-PK maupun koordinasi their functions in accordance with the standard
dari berbagai unsur dan instansi yang tergabung procedures established in the Airport Emergency
dalam Airport Emergency Committee (AEC) sesuai Plan (AEP).
prosedur standar yang telah dikembangkan dalam
Airport Emergency Plan (AEP).
Pada tahun 2009, di Terminal 2 Bandara Soekarno- In 2009, Angkasa Pura II undertook the
Hatta telah dilakukan sentralisasi screening centralization of passenger screening checkpoints
check point. Perubahan ini telah memberikan at Terminal 2 Soekarno-Hatta Airport. This initiative
tambahan ruangan di terminal dan memudahkan has resulted in more areas being freed up as
proses pemeriksaan, sehingga menambah well as simplifying the passenger check process,
kapasitas terminal dan sekaligus memperlancar thus effectively increasing the terminal capacity
arus penumpang. Di Bandara Soekarno- while making for a more efficient passenger flow.
Hatta dan beberapa bandara lain juga telah Meanwhile, at Soekarno-Hatta and other airports,
dilakukan penambahan dan perbaikan garbarata, Angkasa Pura II has also conducted installation
penggantian kursi di ruang tunggu keberangkatan, of more aerobridges, replacement of chairs in the
penambahan dan perbaikan toilet dan konter boarding lounges, added new public toilets and
check-in, penambahan troli bagasi, dan lain-lain. check-in counters, new baggage trolleys, and other
Selain itu, berbagai kegiatan perbaikan fasilitas such facilities. These and other improvements in
publik dan kondisi terminal secara umum telah public facilities and airport condition in general
juga dilakukan untuk mewujudkan kebersihan, have resulted in cleaner and more comfortable
kenyamanan dan keindahan bandara demi airports for the benefits of all airport service users.
kepentingan para pengguna jasa bandara.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura juga telah In 2009, Angkasa Pura II has completed several
menyelesaikan proyek peningkatan kapasitas projects of cargo warehouse capacity expansion
pergudangan kargo di Bandara Sultan Syarif at the Sultan Syarif Kasim II Airport, Sultan
Kasim II, Bandara Sultan Iskandar Muda, dan Iskandar Muda Airport and Supadio Airport, to
Bandara Supadio untuk mengakomodasi terus accommodate the continuing increase of air cargo
meningkatnya volume kargo yang melewati ketiga volumes passing through those three airports.
bandara tersebut.
Business Development
Airport Development
Human Resources
Corporate Social Responsibility
The momentum for the deregulation of the aviation industry in Indonesia through the
enactment of Law No. 1 Year 2009 on Aviation as well as the ASEAN Single Aviation
Market policy has driven Angkasa Pura II to focus more on development of airport
business that can contribute to non-aeronautical revenues.
Arah strategis ini juga sejalan dengan kecenderungan This strategic direction is also in line with the current
yang semakin mengemuka di kalangan bandara- prevalence among the world’s major airports towards
bandara besar di dunia dalam pengembangan konsep the development of the concept of Airport City and
Airport City dan Aerotropolis. Dalam konsep tersebut, Aerotropolis. In that concept, an airport serves not
sebuah bandara tidak hanya berfungsi sebagai only as a transportation infrastructure, but also as an
prasarana transportasi, namun juga berperan sebagai engine of economic growth for the surrounding areas by
motor pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya promoting the development of various businesses and
melalui pengembangan berbagai kegiatan bisnis dan industries within the airport grounds.
industri di dalam kawasan bandara.
Angkasa Pura II melihat peluang untuk mengembangkan Angkasa Pura II is also keen to develop a similar
konsep serupa di beberapa bandara besarnya sebagai concept at a number of its major airports, already
bagian dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan accommodated as part of its Long Term Company
(RJPP). Untuk itu, Angkasa Pura II mulai merintis kerja Plan (RJPP). Accordingly, Angkasa Pura II has started
sama usaha dengan mitra strategis dalam rangka to initiate various business arrangements with strategic
pengembangan kegiatan bisnis yang termasuk dalam partners to develop business opportunities in airport-
kategori jasa terkait bandara. Terdapat berbagai peluang related services. Opportunities for business cooperation
kerja sama seperti pengembangan kawasan komersial include the development of an integrated commercial
terpadu, hotel, restoran dan gedung perkantoran. areas, hotels, restaurants, and office spaces.
Sepanjang tahun 2009, Angkasa Pura II melakukan Throughout 2009, Angkasa Pura II engaged in several
serangkaian upaya revitalisasi kegiatan usaha dan business revitalization initiatives as well as new product
pengembangan produk untuk meningkatkan kualitas development in order to improve the level of service
pelayanan maupun kinerja keuangan perusahaan. quality as well as its financial performance.
Pemasaran Marketing
Angkasa Pura II mengembangkan sistem aplikasi Angkasa Pura II developed the SMART (Sistem
SMART (Sistem Manajemen Ruang Terpadu) guna Manajemen Ruang Terpadu) application system to
memudahkan akses publik pada informasi lokasi facilitate access to information on location and status
dan status ruang usaha di terminal penumpang di of commercial spaces available at passenger terminal
bandara. Mitra usaha juga dapat melakukan promosi at airports. Business partners could also promote their
bisnis melalui SMART, situs web perusahaan, dan business through SMART, at the Company’s official
media majalah bandara. Sebagai bagian dari strategi website, and at airport news bulletin. As part of a
pemasaran yang proaktif, Angkasa Pura II mengadakan proactive marketing strategy, Angkasa Pura regularly
acara Airlines Gathering dan Stakeholder Gathering conduct Airlines Gathering and Stakeholder Gathering
sebagai forum pertukaran informasi mengenai potensi as a forum for the exchange of information concerning
dan peluang pengembangan usaha di bandara. business development opportunities at its airports.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II melayani lebih dari Throughout 2009, Angkasa Pura II served more than
50 juta penumpang di ke-12 bandaranya, dengan 50 million passengers in its 12 airports, with some
sekitar 37 juta penumpang dilayani oleh Bandara 37 million served by the Soekarno-Hatta Airport.
Soekarno-Hatta. Para penumpang yang berangkat These numbers represent departing and arriving
dan datang tersebut adalah pangsa pasar untuk passengers, both of which are market share that
meningkatkan pendapatan usaha Angkasa Pura II. can contribute to increased operating revenues
Salah satu contoh pendapatan usaha yang terkait of Angkasa Pura II. An example of operating
langsung dengan penumpang berangkat adalah revenues directly related to departing passengers
Passenger Service Charge (PSC) yang merupakan is income from Passenger Service Charge, which is
kompensasi atas penyediaan fasilitas publik di dalam a compensation for public facilities provided within
kawasan bandara. airport grounds.
Kerja sama bisnis juga telah dijalin dengan Angkasa Pura II has also entered into business
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) dalam cooperation with PT Telekomunikasi Indonesia
pengembangan konsep Cyber Airport di seluruh (Persero) in the development of Cyber Airport
bandara Angkasa Pura II, menyusul implementasi concept at its airports, following its initial
konsep tersebut di Bandara Soekarno-Hatta. Kerja implementation at the Soekarno-Hatta Airport. The
sama tersebut mencakup penyediaan fasilitas Free cooperation includes the provision of free WiFi for
Wi-Fi untuk akses Internet dan aplikasi e-POS untuk Internet access and e-POS application for the Cash
Cash Register Online. Register Online system.
Angkasa Pura II juga bekerja sama dengan BUMN In addition, Angkasa Pura has ongoing business
di bidang konstruksi PT Adhi Karya (Persero) dan cooperation in construction works with PT Adhi Karya
PT Waskita Karya (Persero), masing-masing untuk (Persero) and PT Waskita Karya (Persero) for the
pembangunan Terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta construction of Terminal 3 at Soekarno-Hatta Airport
dan terminal penumpang di Bandara Kualanamu and the passenger terminal building at Kualanamu
Medan. Airport, Medan, respectively.
Sampai saat ini PT Railink masih belum dapat Up to now, PT Railink has not been able to operate
mengoperasikan Kereta Bandara Soekarno- the Soekarno-Hatta Airport Railway due to delays
Hatta akibat tertundanya proses tender oleh
in the tender process by the Government. In the
Pemerintah. Sementara menunggu proses tersebut,
Angkasa Pura II tengah mengupayakan alternatif meantime, while waiting for the tender process,
pengoperasian Kereta Bandara Kualanamu di Angkasa Pura II is considering the development
Medan, Sumatera Utara. of Kualanamu Airport Railway in Medan, North
Sumatera, as an alternative project.
1. Bandara Soekarno-Hatta
Pembangunan Pier 1 di Terminal 3 Bandara 1. Soekarno-Hatta Airport
Soekarno-Hatta telah selesai pada tahun Construction of Pier 1 at Terminal 3 of the
2009 dan sejak tanggal 28 April 2009 telah Soekarno-Hatta Airport has been completed
resmi beroperasi melayani rute penerbangan in 2009, and the facility has been formally
domestik. Dengan kapasitas 4 juta penumpang opened for operation in 28 April 2009 to serve
per tahun, keberadaan Terminal 3 Pier 1 domestic flights. Capable of handling 4 million
tersebut telah sangat membantu mengatasi passengers a year, the operation of Terminal 3
permasalahan kekurangan kapasitas di Pier 1 has done much to solve the problem of
Bandara Soekarno-Hatta sehingga menurunnya over-capacity at the Soekarno-Hatta Airport,
tingkat pelayanan akibat kenaikan jumlah and help avoid service level deterioration due
penumpang pesawat udara yang melalui to the increasing number of passengers going
Bandara Soekarno-Hatta dapat dihindari. through the Soekarno-Hatta Airport.
Airport Development
Jumlah karyawan Angkasa Pura II tercatat As at end of December 2009, Angkasa Pura II
sebanyak 4.683 orang per akhir Desember 2009, has a total headcount of 4,701 personnel, as
dibandingkan dengan 4.701 orang di tahun 2008. compared to 4,683 personnel a year earlier in
Sementara itu, rasio rata-rata jumlah karyawan 2008. However, the average ratio of personnel to
terhadap formasi pada tahun 2009 adalah sebesar available formations in 2009 was 77%, mainly due
77%, akibat adanya perubahan organisasi dan to changes in organization structure and employee
formasi di beberapa kantor wilayah Angkasa formation at a number of Angkasa Pura II regional
Pura II. Kekurangan personil pada fungsi-fungsi offices. The resulting personnel shortage in
administrasi dan pendukung dipenuhi melalui pola administrative and support functions is being filled
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) maupun through a system of part-time work as well as by
outsourcing pekerjaan dengan pihak penyedia jasa using outsourcing personnel supplied by external
tenaga kerja. manpower agencies.
Berdasarkan tingkat jabatan dalam organisasi, Based on employee grades in the organization,
karyawan dibagi menjadi dua bagian yaitu employees of Angkasa Pura II are grouped into
karyawan tingkat manajerial/setara manajer (kelas managerial level employees (grade 1 up to grade
jabatan 1 sampai dengan 9) dan tingkat pelaksana 9) and staff level employees (grade 10 up to
(kelas jabatan 10 sampai dengan 16). Khusus untuk grade 16). Personnel in the Air Traffic Controller
personil di fungsi Air Traffic Controller (ATC), tingkat (ATC) function have grade levels of up to grade
jabatan ditetapkan sampai dengan kelas jabatan 6. A comparison of employee data between 2008
6. Membandingkan data antara tahun 2008 dan and 2009 shows an increase in the number of
2009, terlihat peningkatan jumlah karyawan tingkat personnel in grades 10, 11 and 12, due to a large
pelaksana di kelas jabatan 10, 11 dan 12, akibat number of promotions of personnel from grades
banyaknya jumlah karyawan yang memperoleh 13, 14 and 15.
kenaikan tingkat dari kelas jabatan 13, 14 dan 15.
1.000
919
859
855
846
777
800
683
569
552
600
525
515
400
289
284
273
273
265
258
200
115
106
76
69
66
47
38
35
17
15
15
12
11
5
2
3
5
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 DPB
Angkasa Pura II juga terus berupaya untuk Angkasa Pura II also continues to improve the
meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki dari quality of its human resources in terms of their
aspek tingkat pendidikan karyawan. Hal ini formal educational background. This is undertaken
dilakukan antara lain melalui: through:
• rekrutmen karyawan baru dengan tingkat • new hires of personnel with higher formal
pendidikan lebih tinggi namun dengan jumlah lebih educational background in a lesser number
sedikit bila dibandingkan karyawan yang pensiun than the number of retired personnel (negative
(negative growth) untuk fungsi-fungsi pendukung growth) to fill formations in support functions
• mengikutkan karyawan pada program • sending existing personnel to attend formal
pendidikan formal tingkat Diploma II sampai education programs at Diploma II and up to
Diploma IV, sebagai persyaratan kompetensi Diploma IV levels, as a pre-requisite for the
untuk mendapatkan Sertifikasi Kecakapan Personnel Competence Certification (SKP) for
Personil (SKP) bagi karyawan yang bertugas di personnel in operations units.
unit-unit operasi.
3.000
2.609
2.608
2.500
2.000
1.500
834
808
1.000
477
496
419
429
500
201
198
89
69
73
74
0
SD SLTP SLTA D2 D3 S1 S2
150%
98%
98%
91%
89%
100%
80%
78%
77%
75%
74%
74%
74%
69%
68%
66%
50%
0%
PST BSH PLM PDG MES HLM PNK PKU BDO BTJ RHF PGK DJB Total
Kebijakan pengembangan SDM tersebut The policies for human resources development
diwujudkan melalui berbagai jenis program are implemented through a variety of training and
pendidikan dan pelatihan. Karyawan di educational programs. Personnel in mandatory
fungsi-fungsi mandatory (operasi dan teknik) functions (in operations and technical areas) are
diikutsertakan pada pelatihan teknis, pendidikan sent to attend technical training programs, Diploma
formal tingkat Diploma, dan kursus-kursus level formal education programs, and regular
penyegaran, terutama sebagai persyaratan untuk refresher courses, mainly as a pre-requisite to
memperoleh Sertifikat Kecakapan Personil (SKP) obtaining the necessary Personnel Competence
sesuai tugas-tugas mereka. Di tingkat manajerial, Certification (SKP) needed in their jobs. At
kaderisasi pimpinan dilakukan melalui program- the managerial level, leadership succession is
program pelatihan manajerial berjenjang dan undertaken through a series of managerial training
pendidikan formal tingkat Strata 2. Selain itu, courses and opportunities to obtain a Strata 2
karyawan Angkasa Pura II juga memperoleh degree in formal education. In addition, employees
kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan of Angkasa Pura II can also attend seminars,
substantif berupa seminar, lokakarya dan workshops and symposium on a wide variety of
simposium mengenai berbagai materi subyek subjects, including team building and character
termasuk team building dan pembinaan karakter. building.
Sepanjang tahun 2009 tercatat sejumlah 3.302 Throughout 2009, a total of 3,302 employees have
karyawan telah diikutsertakan pada berbagai attended a variety of training and educational
prrogram pendidikan dan pelatihan di dalam dan programs in and outside the country, both internally
luar negeri, baik yang diadakan oleh Angkasa Pura as well as in cooperation with external institutions.
II maupun oleh institusi lain. Untuk tahun 2010 For 2010, a number of educational programs
telah direncanakan beberapa program pendidikan have been prepared, comprising managerial
untuk karyawan seperti pendidikan manajerial, training, formal education, technical training, and
formal, teknis, substantif baik di dalam maupun substantive training in the country or overseas, as
luar negeri, serta berbagai kursus penyegaran atau well as a variety of refresher courses or extension
perpanjangan STKP. of STKP.
Selain penghasilan bulanan berupa gaji, insentif Aside from monthly compensation package
prestasi dan tunjangan transportasi, karyawan of salaries, work incentives and transportation
juga memperoleh berbagai tunjangan lain seperti benefits, employees also receive other fringe
tunjangan kesejahteraan keluarga untuk membantu benefits including family welfare benefit to help with
pendidikan putra/putri karyawan, tunjangan hari the education of children of employees, religious
raya (THR) untuk membantu menutup kebutuhan festivity benefit (THR) to help cover additional
saat hari raya keagamaan, tunjangan cuti untuk needs during religious festivities, leave allowance
membantu karyawan menikmati cuti, dan bantuan to help employees enjoy their work leave, and
uang duka bila karyawan atau keluarganya condolence money to help in the event of the
mengalami musibah meninggal dunia. Angkasa passing away of an employee or family member.
Pura II secara teratur juga menyelenggarakan Regularly, Angkasa Pura II also organizes refresher
kursus-kursus penyegaran, acara Open House, courses, open house, religious events, and other
siraman rohani dan acara-acara sosial lainnya social events and gatherings for employees and
yang dapat diikuti oleh karyawan dan anggota their family members.
keluarganya.
Bentuk kesejahteraan karyawan lain di Angkasa Angkasa Pura II also provides employee benefits
Pura II adalah program jaminan hari tua yang through its retirement-age welfare program
meliputi: comprising:
• Pembayaran sekaligus (lump sump) pada saat • Lump sum payment from the Government-
pensiun dari program Jamsostek dari Pemerintah sponsored Jamsostek program at the time of
• Pembayaran manfaat pensiun bulanan dari Dana retirement
Pensiun Angkasa Pura II (Dapenda) • Monthly pension benefit payable by the Angkasa
• Asuransi kesehatan untuk pensiunan dengan Pura II Pension Fund (Dapenda)
isteri/suami • Medical insurance coverage for retirees and their
• Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas sebesar spouses
minimal Rp 30 juta dan maksimal Rp 40 juta, dan • End of Employment Housing Benefit of Rp 30
• Bantuan Kembali ke Tempat Menjalani Pensiun million minimum and Rp 40 million maximum
bagi mereka yang ingin pensiun di tempat • Retirement Relocation Assistance program for
tertentu sepanjang masih di Indonesia. retirees wishing to spend retirement in a specific
location within the territory of Indonesia.
Kesejahteraan karyawan dalam ruang lingkup A conducive working environment for employees
kerjanya juga bergantung pada aspek komunikasi also depends on good communication and
yang baik dan terciptanya hubungan yang harmonious relations between the Management
harmonis antara Manajemen perusahaan dan and employees, so as to protect the right of
karyawan, sehingga hak-hak karyawan dapat lebih employees as well as to communicate employee
terjamin dan aspirasi mereka dapat disalurkan aspirations in the proper manner in line with
dengan baik sesuai etika perusahaan dan company ethics and the rules of the Collective
aturan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Aspek labor Agreement (PKB). Aspects of industrial
hubungan industrial di Angkasa Pura II tersebut relations at Angkasa Pura II are handled through
dilaksanakan melalui keberadaan serikat pekerja the official employee union (Serikat Karyawan
yaitu Serikat Karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura Angkasa Pura II – Sekarpura II). Up to now,
II). Sampai dengan saat ini, Sekarpura II menjalin Sekarpura II has maintained good relations with the
hubungan dengan Manajemen dalam forum Management in tri-party dialog forum that upholds
tripartit yang menjunjung tinggi independensi the principle of independence in striving to achieve
unuk memperjuangkan kesejahteraan karyawan. better welfare for employees. Sekarpura II has also
Sekarpura II juga telah menghasilkan produk produced the Collective Labor Agreement (PKB) as
berupa Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang a formal document that laid the rules governing the
mengatur hak dan kewajiban karyawan kepada right and responsibility of employees towards the
Perusahaan dan sebaliknya. Dokumen PKB yang Company, and vice versa. The PKB document is
mengikat pihak Manajemen Angkasa Pura II dan binding for both the Management of Angkasa Pura
Sekarpura II diperbaharui setiap 2 (dua) tahun II and the Sekarpura II, and is updated every 2 (two)
sekali untuk mengakomodasi perkembangan dan years to accommodate the latest developments
kondisi terkini, terakhir melalui PKB yang disyahkan and change of condition. The last PKB in effect
melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan was ratified by Decree of the Director General of
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Industrial Relation and Worker Social Welfare No.
Ketenagakerjaan No. KEP.22/PHIJSK/PKKAD/2008 KEP.22/PHIJSK/PKKAD/2008 dated 11 March
tanggal 11 Maret 2008, berlaku untuk periode 2008, which covers the period of 2008-2009.
2008-2009.
Pada tahun 2009, total biaya yang dikeluarkan In 2009, total funds expended for employee tarining
untuk pendidikan dan pelatihan serta kesejahteraan and education and for employee welfare amounted
karyawan tercatat sebesar Rp 690.866.548.000. to Rp 690,866,548,000.
President Director
Chief of Auction
Chief of Corporate
Safety & Risk
Chief of SME – CD
Vice President
Vice President
Vice President Vice President of Electronic Vice President Vice President Vice President
of Property
of Airport of Air Traffic & Electrical of Civil of Aviation of Airport
& Subsidiary
Services Services Mech Engineering Business Business
Business Dev.
Engineering
Branches
Audit Committee
Head of Internal
Auditors
Board of Directors
Corporate Secretary
Head of Research,
Dev. Planning & IT
Stand mitra binaan Angkasa Pura II turut serta dalam pameran Inacraft 2009 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Foster partner of Angkasa Pura II participated in Inacraft 2009 in Jakarta Convention, Jakarta.
Sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara As a State-Owned Enterprise (SOE), Angkasa
(BUMN), Angkasa Pura II mengemban amanat Pura II carries an obligatory duty of participating
untuk berpartisipasi langsung membantu upaya in efforts by the Government of Indonesia to
Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan improve the welfare of the people through the
masyarakat melalui berbagai aktivitas dalam implementation of the Partnership and Community
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Development Program (PKBL). The actual
Pelaksanaan PKBL diatur dalam Peraturan Menteri implementation of PKBL is regulated by Decree of
Negara BUMN No. PER.05/MBU/2007 tanggal the Minister of SOE No. PER.05/MBU/2007 dated
27 April 2007, dan dibiayai melalui penyisihan 27 April 2007, and is funded by setting aside part
sebagian keuntungan perusahaan setiap tahunnya. of the company’s profits each year.
Program Kemitraan ditujukan untuk membantu The Partnership program is directed in support
pengembangan sektor usaha kecil dan menengah of the development of small and medium scale
(UKM) di berbagai daerah di sekitar wilayah businesses (SME) in various regions where
operasional Angkasa Pura II, dengan cara Angkasa Pura II has its operations, through the
menyalurkan pinjaman modal kerja dengan bunga provision of low-interest loans for working capital
ringan ataupun memberikan bantuan hibah purposes and a variety of grants to SMEs as
kepada pengusaha UKM sebagai Mitra Binaan. Partners. At present, these Partners are located
Para Mitra Binaan tersebut tersebar di 10 provinsi in 10 provinces throughout Indonesia, namely in
di Indonesia, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Nanggroe Aceh Darussalam, North Sumatra, Riau,
Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Riau Islands, West Sumatra, South Sumatra, West
Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, DKI Kalimantan, DKI Jakarta, West Java, and Banten.
Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II menyalurkan Throughout 2009, Angkasa Pura II disbursed a
bantuan pinjaman modal kerja senilai total Rp 19 total of Rp 19 billion in working capital loans,
miliar, atau efektivitas penyaluran dana sebesar which represented an effective disbursement rate
92,19% dari anggaran yang dialokasikan untuk of 92.19% of the total allocated budget for the
tahun tersebut. Pinjaman tersebut diberikan year. These loans were disbursed to some 835
kepada sejumlah 835 Mitra Binaan di berbagai SME Partners in various industry sectors, namely
sektor, yaitu perdagangan (530), jasa (149), industri in trading (530), services (149), manufacture (129),
(129), perikanan (8), peternakan (8), pertanian (5), fisheries (8), animal husbandry (8), agriculture (5),
dan lain-lain (6). Pengembalian pinjaman tercatat and other sectors (6). Loan repayments amounted
sebesar Rp 12.807.827.395 yang mencerminkan to Rp 12,807,827,395 giving a collectability rate
tingkat kolektibilitas sebesar 89,69%. Selain itu, of 85%. In addition, collection on non-performing
penagihan terhadap piutang bermasalah yang loans carried out through written notification or
dilakukan melalui pengiriman surat atau kunjungan monitoring visit to the respective debtors has also
monitoring kepada debitur menghasilkan angsuran resulted in partial loan repayments of
pengembalian sebesar Rp 853.700.260. Rp 853,700,260.
Bantuan hibah dalam rangka Program Kemitraan The Partnership program also provides grants
diberikan dalam bentuk penyelenggaraan in the form of entrepreneurship training courses
program-program pelatihan kewirausahaan bagi for SME Partners with the cooperation of various
Mitra Binaan dalam kerja sama dengan berbagai universities and professional associations, as
lembaga profesi maupun perguruan tinggi, serta well as for sponsorships for the SME Partners to
dengan mensponsori para Mitra Binaan untuk participate in various trade exhibitions in order
mengikuti kegiatan pameran dagang dalam rangka to help expand the markets for their products.
memperluas jangkauan pemasaran bagi produk- In 2009, grants allocated for training courses for
produk mereka. Pada tahun 2009, hibah dana SME Partners amounted to Rp 204,770,900, while
untuk program pelatihan Mitra Binaan adalah funds for sponsorship in various trade exhibitions
sebesar Rp 204.770.900 dan untuk keikutsertaan amounted to Rp 750,312,780, for a total amount of
dalam pameran sebesar Rp 750.312.780, atau total Rp 955,083,680.
sebesar Rp 955.083.680.
Sementara itu, Angkasa Pura II juga Meanwhile, Angkasa Pura II also engaged in
menyelenggarakan program Bina Lingkungan a Community Development program with the
yang ditujukan untuk membantu peningkatan aim of helping improve the social welfare of
kesejahteraan sosial masyarakat, terutama melalui communities, mainly through assistance for the
bantuan pengadaan fasilitas umum dan sarana provision of public facilities and places of worship,
ibadah, bantuan pendidikan dan kesehatan support for education and healthcare, programs
masyarakat, program pelestarian lingkungan serta in environmental preservation, and assistance for
bantuan bagi korban bencana alam. natural disaster victims.
Angkasa Pura II juga berupaya berkontribusi Angkasa Pura II also strive to contribute to the
pada pelestarian seni dan budaya Indonesia. preservation of Indonesia’s traditional arts and
Secara berkala, misalnya, Angkasa Pura II culture. For example, Angkasa Pura II regularly
menyelenggarakan pentas seni karawitan di held traditional musical performances at the
terminal penumpang Bandara Soekarno-Hatta. passenger terminal building at Soekarno-Hatta
Pertunjukan wayang kulit atau kesenian daerah Airport. Meanwhile, shadow puppet shows or other
lainnya digelar sebagai bagian dari perayaan hari forms of local arts were performed as part of the
jadi Angkasa Pura II di masing-masing bandara, celebration of Angkasa Pura II anniversary in the
yang melibatkan dan dapat dinikmati oleh airports under its management, which involved and
masyarakat di sekitar bandara. can be enjoyed by the local communities.
Pada tahun 2009, total dana yang disalurkan Angkasa Pura II disbursed a total amount of
oleh Angkasa Pura II bagi aktivitas program Bina Rp 3.91 billion for various activities in the
Lingkungan adalah sebesar Rp 3,91 miliar. Alokasi Community Development program in 2009. The
terbesar adalah untuk bantuan bidang pendidikan largest amounts were allocated in support of
dan kesehatan sebesar masing-masing sebesar education and healthcare of Rp 1,272,347,500 and
Rp 1.272.347.500 dan Rp 1.288.819.750, disusul Rp 1,288,819,750, respectively. Next were
oleh bantuan pengadaan sarana ibadah Rp 836,739,750 that was allocated for the
Rp 836.739.750, pengadaan fasilitas umum construction of places of worship, Rp 378,037,600
Rp 378.037.600, bantuan korban bencana alam allocated to construction of public facilities,
Rp 213.166.000 dan program penghijauan Rp 213,166,000 for disaster relief assistance, and
Rp 4.100.000. Rp 4,100,000 for tree re-planting programs.
Pada tingkat yang paling dasar, aspek pengelolaan In its most basic form, the management of
lingkungan di sebuah bandara dilakukan sesuai airport environment is undertaken according
standar yang ditetapkan oleh Kementerian to standards established by the Ministry of
Lingkungan Hidup RI, yang mensyaratkan Environment of the republic of Indonesia, which
disiapkannya dokumen Analisis Mengenai Dampak requires the preparation of Environmental Impact
Lingkungan (AMDAL) dan Rencana Pengelolaan Study (AMDAL) document as well as documents
Lingkungan (RKL) serta Rencana Pemantauan of Environmental Management Plan (RKL) and
Lingkungan (RPL) sebelum pembangunan Environmental Monitoring Plan (RPL) prior to
bandara. Setelah bandara mulai beroperasi, upaya the construction of an airport. After the airport
pengelolaan dan pelestarian lingkungan dilakukan becomes operational, environmental management
sesuai dengan RKL dan RPL yang telah disusun, is undertaken in accordance with the RKL and
dan hasilnya dilaporkan setiap semester kepada RPL, and results are reported each semester to
Kementerian Lingkungan Hidup dan Direktorat the Ministry of Environment and the Directorate
Jenderal Perhubungan Udara. General of Air Transportation.
Lebih jauh, Direktorat Jenderal Perhubungan In addition, the Directorate General of Air
Udara telah mengembangkan apa yang disebut Transportation has also developed the so-called
sebagai konsep eco-airport sejak tahun 2007. eco-airport concept since 2007. This concept
Konsep ini mengacu pada upaya pengelolaan refers to efforts at developing and managing
bandara yang ramah lingkungan untuk mengurangi airports in an environmentally friendly manner
atau mencegah dampak negatif dari kegiatan to reduce or eliminate the negative impact of
operasional bandara terhadap lingkungan hidup, the operational activities of an airport to the
serta untuk menghemat berbagai sumber daya environment as well as to preserve various
yang digunakan dalam operasional bandara melalui resources used in airport operations through the
penerapan prinsip Re-cycle, Re-use dan Reduce. implementation of Re-cycle, Re-use and Reduce
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kemudian principle. In that regards, the Directorate General
telah mengeluarkan Peraturan No. SKEP/124/ of Air Transportation has issued Regulation No.
VI/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Bandar SKEP/124/VI/2009 on Guidelines for the Operation
Udara Ramah Lingkungan yang berfungsi sebagai of Environmentally Friendly Airports, which
acuan bagi setiap proyek pengembangan yang provides the guidelines for airport development
dilakukan di bandara di Indonesia. projects at all airports in Indonesia.
Pada tahun 2009, dua dari bandara yang dikelola In 2009, two airports under the management
oleh Angkasa Pura II yaitu Bandara Soekarno- of Angkasa Pura II, namely the Soekarno-Hatta
Hatta dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Airport and the Sultan Mahmud Badaruddin II
II telah ditetapkan sebagai bandara perintis Airport, have been designated as pioneer eco-
penerapan eco-airport, dimana akan dibentuk airport projects, involving the establishment of
sebuah eco-airport council di masing-masing an eco-airport council at the respective airport to
bandara tersebut untuk memantau pelaksanaan supervise the management of airport environment
pengelolaan lingkungan di bandara dan wilayah and the surrounding areas. In the coming years,
sekitarnya. Di tahun-tahun mendatang, Angkasa Angkasa Pura II will expand the eco-airport
Pura II akan melanjutkan penerapan konsep eco- concept to include all the airports under its
airport ini di seluruh bandara yang dikelolanya, management. In so doing, Angkasa Pura II will
sehingga dapat lebih efektif berkontribusi pada contribute more effectively to efforts in environment
pelestarian lingkungan dan pengurangan dampak preservation and reduction of the impact of global
efek pemanasan global. warming.
independen pada tahun 2006, yang menghasilkan GCG Implementation by an independent consultant
skor 74,83. in 2006 with a score of 74.83.
Seiring dengan berkembangnya Perusahaan, In line with developments within the Company, in
pada tahun 2007 dipandang perlu mengadakan 2007 it was felt necessary to revise the Guidelines
penyempurnaan terhadap Pedoman Pelaksanaan of GCG Implementation through the Joint Decree
GCG melalui Keputusan Bersama Dewan of the Board of Commissioners and Board of
Komisaris dan Direksi No. KEP.448/UM.004/X/ Directors No. KEP.448/UM.004/X/APII-2007 and
APII-2007 dan KEP.02.03.01/00/10/2007.461, No. KEP.02.03.01/00/10/2007.461, along with the
serta dicanangkannya Komitmen Bersama launching of the Shared Commitment between the
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan tentang Board of Commissioners, Directors and Employee
Pelaksanaan GCG dan Pedoman Perilaku di regarding the GCG implementation and Code of
lingkungan Angkasa Pura II. Conduct in Angkasa Pura II.
Untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi To get the picture of the condition of GCG
penerapan GCG terhadap praktik terbaik yang implementation on the best practices, which
menjadi acuan maupun untuk mengidentifikasi was used as reference; and to identify the fields
bidang-bidang yang memerlukan perbaikan (areas that need improvement (areas of improvement)
of improvement) terhadap Pedoman Pelaksanaan regarding the Guidelines of GCG Implementation,
GCG, Angkasa Pura II secara rutin setiap dua every two years Angkasa Pura II conducts a
tahun sekali melaksanakan assessment terhadap routine assessment on GCG implementation. This
penerapan GCG. Assessent ini dilakukan oleh assessment was brought about by independent
konsultan independen dari Badan Pengawas consultant from the Finance and Development
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan Supervisory Body (BPKP) using criteria that has
menggunakan tolok ukur (kriteria) yang telah been agreed by both the Minister of State Owned
disepakati bersama antara Kementerian BUMN Enterprises and BPKP, which was decided on
dan BPKP, yang ditetapkan pada tanggal 19 19 October 2006. The criteria comprises of five
Oktober 2006. Kriteria tersebut mencakup lima aspects namely Right and Responsibility of
aspek, yaitu Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Shareholders / General Meeting of Shareholders,
Saham/ RUPS, Kebijakan GCG, Penerapan GCG GCG Policy, GCG Implementation on the Organ
atas Organ Komisaris, Komite Komisaris, Direksi, of Commissioners, Commissioners Committee,
Satuan Pengawas Intern (SPI) dan Sekretaris Directors, Internal Auditor (SPI) and Corporate
Perusahaan, Pengungkapan Informasi (Disclosure), Secretary, Disclosure of Information, and
dan Komitmen. Penilaian pada kelima aspek Commitment. The assessment on those five
tersebut dilakukan pada 50 indikator dan 160 aspects was done on 50 indicators and 160
parameter. parameters.
Nilai yang dicapai untuk setiap aspek yang dinilai The scores of each aspect were as follow:
adalah sebagai berikut:
Capaian Aktual
Bobot %
Aspek Governance Actual
No Weight Capaian
Governance Aspects Achievement
(%) Achievement
(%)
Berbagai upaya lain telah dilakukan dalam rangka Other efforts done by Angkasa Pura II in order
peningkatan kualitas penerapan GCG di Angkasa to improve the quality of GCG implementation,
Pura II, termasuk: include:
12. Melaksanakan seleksi terbuka untuk mengisi 12. Conducting open selection to fill vacant
jabatan yang kosong setingkat Assistant positions at the level of Assistant Manager/
Manager/ Kepala Dinas (job tender); Heads of Department (job tender);
13. Menyampaikan informasi tentang perusahaan 13. Conveying corporate information openly and
secara terbuka dan terpercaya melalui website trustable through Angkasa Pura II website;
Angkasa Pura II; 14. Improving the process of procurement using
14. Penyempurnaan proses pengadaan barang the Director’s Decision Number: KEP.390/
dan jasa melalui Keputusan Direksi Nomor: PL.10/AP II-2001, changes into PP 20/year
KEP.390/PL.10/AP II-2001 menjadi PP 20/ 2009;
Tahun 2009; 15. Improving several operational regulations as
15. Penyempurnaan beberapa regulasi di bidang well as commercial operational;
operasional maupun komersial 16. Drawing Corporate Long Term Plan of 2009-
16. Penyusunan Rencana Jangka Panjang 2013
Perusahaan tahun 2009-2013
Keseriusan Angkasa Pura II dalam menerapkan The seriousness of Angkasa Pura II in implementing
GCG telah membuahkan hasil yang GCG has resulted in encouraging achievements.
membanggakan. Tahun 2006 Angkasa Pura II In 2006 Angkasa Pura II was awarded as The Best
berhasil meraih penghargaan sebagai The Best I I in GCG in BUMN & CEO BUMN Award. In 2008,
in GCG dalam BUMN & CEO BUMN Award. Tahun awarded with predicate “1st Winner of 2007 Annual
2008 berhasil memperoleh predikat “Juara I Annual Report Award for the category of Non-Financial
Report Award 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed State Owned Enterprises” and as
Non-Listed” dan sebagai “BUMN Terbaik dan “the Best and the Most Trustworthy State Owned
Terpercaya di bidang Good Corporate Governance” Enterprises in Good Corporate Governance” during
dalam Corporate Governance Perception Index the Corporate Governance Perception Index 2007
2007 Award. Tahun 2009 menjadi 1st The Best Non Award. In 2009 named as the 1st The Best Non
Listed Company dalam Anugerah Business Review. Listed Company in Business Review Award.
RUPS merupakan forum bagi Dewan The GMS is the forum for the Board of
Komisaris dan Direksi untuk melaporkan dan Commissioners and Board of Directors to report
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas to the Shareholders and to be accounted for their
dan kinerjanya kepada Pemegang Saham, dan/ conduct and performance, and/or to submit other
atau menyampaikan hal-hal lain yang memerlukan matters which need the approval of the GMS.
persetujuan RUPS.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II In 2009, Angkasa Pura II conducted 2 (two) GMS,
menyelenggarakan 2 (dua) kali RUPS, yaitu on 29th of January 2009 with the agenda of
pada tanggal 29 Januari 2009 dengan agenda Ratification of the Corporate Budget of 2009, and
Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran on 15th of June 2009 with the agenda of Ratifying
Perusahaan Tahun 2009, dan pada tanggal Management Report for the Fiscal Year of 2008.
15 Juni 2009 dengan agenda Pengesahan
Pertanggungjawaban Laporan Manajemen Tahun
Buku 2008.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris The Duties and Responsibilities of the Board of
1. Memberikan pendapat dan saran secara Commissioners
tertulis kepada RUPS mengenai rencana 1. Providing written opinion and advices for GMS
pengembangan perusahaan, rencana kerja, concerning the plan for company development,
anggaran perusahaan, dan rencana lainnya. work plan, budget plan, and other plan.
2. Memberikan pendapat dan saran secara 2. Providing written opinion and advices for GMS
tertulis kepada RUPS mengenai masalah concerning strategic matters.
strategis. 3. Supervising the execution of Work Plan and
3. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan Annual Budget, and providing judgment and
anggaran tahunan, serta menyampaikan opinion in every meeting they attend.
penilaian dan pendapatnya di dalam berbagai 4. To monitor Company’s growth, and
rapat yang diikutinya. immediately report to GMS, along with
4. Mengikuti perkembangan perusahaan, dan recommendation for the follow up in case of
segera melaporkan kepada RUPS dengan Company’s setback.
disertai saran langkah tindak lanjut yang harus 5. Providing opinion and recommendation for the
ditempuh dalam hal perusahaan menunjukan Directors concerning matters that are crucial
gejala kemunduran. for the management of the Company.
5. Memberikan pendapat serta saran kepada 6. To examine and to analyze management
Direksi mengenai persoalan-persoalan yang report including annual report prepared
dianggap penting bagi kelancaran pengurusan by the Directors. If the report is sufficient
perusahaan. and has reflected objective information,
6. Meneliti dan menelaah laporan manajemen the Commissioners signed it as for of
termasuk laporan tahunan yang disiapkan accountability to GMS.
oleh Direksi. Apabila laporan tersebut telah 7. Conducting communication and information
dipandang memadai dan mencerminkan exchange with all stakeholders in order to
informasi yang obyektif, Komisaris improve understanding on the essence of
menandatangani laporan tersebut sebagai managerial and operational matters faced by
bentuk pertanggungjawaban kepada RUPS. the Company.
7. Mengadakan komunikasi dan bertukar 8. Conducting effective communication with the
informasi dengan para pemangku kepentingan Board of Directors and the management in
(stakeholders) dalam rangka meningkatkan order to improve understanding on strategic
pemahaman atas esensi permasalahan issues which is and will be faced by the
manajerial dan operasional yang dihadapi Company, and to follow up any issues found by
perusahaan. the Commissioners or Directors.
8. Menjalin komunikasi yang efektif dengan
Direksi dan jajaran manajemen dalam rangka
meningkatkan pemahaman atas isu-isu strategis
yang sedang dan yang diperkirakan akan
dihadapi perusahaan; serta menindaklanjuti
isu-isu yang ditemukan oleh para Komisaris atau
yang dimunculkan oleh Direksi.
9. Mengkaji dan menyetujui skema remunerasi 9. To analyze and to approve the scheme of
untuk para Direktur. remuneration for the Directors.
10. Mengkaji, menilai, menyetujui atau menolak, 10. To analyze, to judge, to approve or disapprove,
serta memantau kerjasama strategis yang and to monitor strategic collaboration
dilakukan Perusahaan dengan pihak ketiga. between Company and third parties. Strategic
Kerjasama strategis adalah kerjasama untuk collaboration is the collaboration to conduct
menjalankan suatu kegiatan bisnis dengan business in more than 2 years of period or
jangka waktu pelaksanaan lebih dari 2 (dua) conducting major project with huge capital
tahun atau pelaksanaan suatu proyek utama expenditure. The minimum capital expenditure
(major project) yang menimbulkan biaya of a project to be considered as a strategic
modal (capital expenditure) yang besar. project is decided by the Commissioners and
Batasan besarnya biaya modal minimal dari the Directors, and is subjected to a periodic
suatu proyek yang dianggap strategis, akan review and adjustment.
ditetapkan bersama oleh Komisaris dan Direksi 11. Providing the GMS with candidates of external
serta akan dikaji ulang dan disesuaikan secara auditor given by the Audit Committee following
periodik. the selection process in accordance with the
11. Mengusulkan calon-calon auditor eksternal prevailing rules.
yang diajukan oleh Komite Audit setelah 12. Commissioners are obliged to discuss and
melalui proses seleksi sesuai dengan ketentuan to come up with recommendation on the
yang berlaku kepada RUPS. appropriation of net income and the distribution
12. Komisaris berkewajiban membahas dan of interim dividend or final dividend by putting
mengajukan rekomendasi tentang pemanfaatan into account the capability of the Company to
laba bersih perusahaan dan pembagian grow based on internal source of fund.
dividen interim maupun dividen final dengan 13. Ensuring that any risks and crisis potential can
mempertimbangkan kemampuan perusahaan be early identified and well managed.
untuk bertumbuh kembang yang bertumpu 14. Ensuring that the principles of GCG have been
pada sumber dana internal. complied consistently.
13. Memastikan bahwa risiko dan potensi krisis 15. Commissioners are obliged to plan and to
dapat diidentifikasikan secara dini dan dikelola account for their performance by:
dengan baik. a. Establishing the division of duties among
14. Memastikan bahwa prinsip-prinsip Tata Kelola Commissioners according to the expertise
Perusahaan yang baik telah dipatuhi secara and experience of each Commissioner;
konsisten. b. Setting up program and performance target
15. Komisaris berkewajiban untuk merencanakan of the Commissioner every year and the
dan mempertanggungjawabkan kinerjanya mechanism of reviewing Commissioner
dengan cara: performance;
a. Menyusun pembagian tugas di antara c. Formulating the mechanism of submitting
anggota Komisaris sesuai dengan keahlian information from Commissioner to
dan pengalaman masing-masing anggota Stakeholders;
Komisaris; d. To be accountable for the task as
b. Menyusun program kerja dan target kinerja Commissioner to GMS.
Komisaris tiap tahun serta mekanisme
review terhadap kinerja Komisaris;
c. Menyusun mekanisme penyampaian
informasi dari Komisaris kepada pemangku
kepentingan;
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas Komisaris kepada RUPS.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Based on the Decision Letter of the Minister of
Usaha Milik Negara No. KEP-86/MBU/2006 State Owned Enterprises No. KEP-86/MBU/2006
tanggal 10 Agustus 2006 dan KEP.256/MBU/2007 dated 10 August 2006 and KEP.256/MBU/2007
tanggal 8 November 2007 tentang Pemberhentian dated 8 November 2007 concerning the Dismiss
dan Pengangkatan Anggota-anggota Komisaris and the Appointment of Members of the Board
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura of Commissioners of the PT Angkasa Pura II,
II, serta KEP-23/MBU/2009 tanggal 2 Februari and KEP-23/MBU/2009 dated 2 February 2009
2009 tentang Pengangkatan Komisaris Utama concerning the Appointment of the President
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura Commissioner of PT Angkasa Pura II, the Board of
II, maka susunan Dewan Komisaris Angkasa Pura II Commissioners Angkasa Pura II are as follow:
adalah sebagai berikut:
Pembagian Tugas Dewan Komisaris The Division of Duties among the Board of
Untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam Commissioners
melakukan pengawasan dan memberikan To effectively and efficiently perform their duty of
pengarahan kepada Direksi secara efektif dan supervising and providing direction for Directors,
efisien, Dewan Komisaris melalui Keputusan the Board of Commissioners through the Decision
Dewan Komisaris No. KEP.479/OM.006/APII-2008 of the Board of Commissioners No. KEP.479/
tanggal 12 Desember 2008 telah menetapkan OM.006/APII-2008 dated 12 December 2008 has
pembagian tugas sebagai berikut: decided the division of duties as follow:
1. Herman Prayitno Komisaris Utama Mengkoordinir semua pelaksanaan tugas dan kegiatan
President Commissioner pengawasan Dewan Komisaris serta memberikan arahan
kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan.
To coordinate all task and supervising activities of the
Board of Commissioners and to give direction for the
Directors concerning the management of the Company.
2. Suyatno Harun Anggota Komisaris Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan
kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan
Bidang Keuangan, Akuntansi dan Audit.
Conducting supervision and providing direction for the
Directors in managing Company’s Finance, Accounting,
and Audit.
3. M. Iksan Tatang Anggota Komisaris Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan
Commissioner Members kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan
Bidang Operasi, Teknik, Teknologi Informasi dan Kebijakan
Manajemen Risiko.
Conducting supervision and providing direction for the
Directors in managing Company’s Operation, Technique,
Information Technology and Risk Management Policies.
4. Suratto Siswodihardjo Anggota Komisaris Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan
Commissioner Members kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan
Bidang Pengembangan Usaha, Komersial dan Hukum.
Conducting supervision and providing direction for the
Directors in managing Company’s Business Development,
Commerce and Law.
5. Tirta Hidayat Anggota Komisaris Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan
Commissioner Members kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Kebijakan Nominasi &
Remunerasi dan Good Coorporate Governance (GCG).
Conducting supervision and providing direction for the Directors
in managing Company’s Human Resource Empowerment,
Nomination & Remuneration Policy and Good Corporate
Governance (GCG).
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas- In performing its duty, the Board of Commissioners
tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris is assisted by the Secretary if the Board of
Dewan Komisaris, yang antara lain bertugas Commissioners, who is tasked to help preparing
membantu mempersiapkan bahan rapat Dewan the material for the Board of Commissioners
Komisaris, mengumpulkan bahan dan informasi meeting, collecting relevant material and
yang relevan, serta melakukan koordinasi dengan information, and to conduct coordination with
Sekretaris Perusahaan mengenai hal-hal yang Corporate Secretary on things related to the Board
berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Direksi. of Commissioners and Directors.
Selama tahun 2009, telah diselenggarakan 9 During 2009, the Board of Commissioners conducted
(sembilan) kali rapat internal Dewan Komisaris dan 9 (nine) internal meetings and 9 (nine) join meeting
9 (sembilan) rapat gabungan Dewan Komisaris dan between the Board of Commissioners and Directors,
Direksi, dengan tingkat kehadiran masing-masing with level of attendance of each member of the Board
anggota Dewan Komisaris sebagai berikut: of Commissioners as follow:
Komisaris Commissioner
Sutanto - 2
Herman Prayitno 9 7
Suyatno Harun 8 7
M. Iksan Tatang 8 6
Suratto Siswodihardjo 8 6
Tirta Hidayat 8 6
maupun sebagai pembicara, diantaranya Aviation as speaker, among others are Aviation Security
Security Conference di Hongkong, IIA International Conference in Hong Kong, IIA International
Conference 2009 & On Site Learning di Brisbane, Conference 2009 & On Site Learning in Brisbane,
Australia, dan From State-Owned to World-Class Australia, and From State-Owned to World-Class
Competitors di Manila, Filipina. Competitors in Manila, Filipina.
Ditetapkan bahwa sejak tanggal 1 Januari 2009, Effective since 1 January 2009, the remuneration
remunerasi Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan for the Board of Commissioners and the Secretary
Komisaris adalah sebagai berikut : Komisaris Utama of the Board of Commissioners are as follow:
40%, anggota Komisaris 36% dan Sekretaris President Commissioner 40%, Commissioner 36%
Dewan Komisaris 15%, dari Direktur Utama. Jumlah and Secretary of the Board of Commissioners 15%,
remunerasi Direktur Utama ditetapkan sebesar from that of the President Director. Remuneration
Rp 63.500.000 per bulan. for the President Director is Rp 63,500,000 per
month.
Kewenangan dan Kewajiban Direksi Authority and Duties of the Board of Directors
Berdasarkan Anggaran Dasar PT Angkasa Pura Based on the Articles of Association of PT Angkasa
II (Persero), kewenangan dan kewajiban Direksi Pura II (Persero), the authority and duties of the
adalah sebagai berikut: Board of Directors are as follow:
14. Memberikan laporan berkala menurut cara 14. Submitting frequent report, in the order
dan waktu sesuai dengan ketentuan yang and time in compliance with the prevailing
berlaku, serta laporan lainnya setiap kali rules, and other reports every time required
diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau by the Board of Commissioners and/or
Pemegang Saham. Shareholders.
15. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan 15. Setting up the composition of Company’s
lengkap dengan perincian dan tugasnya. organization, complete with details and
16. Memberikan penjelasan tentang segala hal task.
yang ditanyakan atau yang diminta anggota 16. Providing explanation on everything asked
Dewan Komisaris dan para Pemegang or required by the Board of Commissioners
Saham. and Shareholders.
17. Menyusun dan menetapkan blue print 17. Setting up and establishing the blue print of
organisasi Perseroan. Company’s organization.
18. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya 18. Performing other duties in compliance
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam with the rules stipulated in the Articles
Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh of Association and the decision of GMS,
Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan based on the prevailing rules.
peraturan perundang-undangan.
Direktur Operasi dan Teknik S. Tulus Pranowo EVP of Operations and Engineering
Direktur Personalia dan Umum Endang Dwi Suryani EVP of Personnel and General Affairs
No Nama Name Jabatan Position Tugas & Wewenang Duty & Powers
1. Edie Haryoto Direktur Utama Tugas Task:
President Director a. Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan dan
senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perusahan;
To lead and to manage the Company in accordance with the objective of the Company
and always strive to promote efficiency and effectiveness of the Company;
b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan;
To put into custody, maintain and manage Company’s properties;
c. Menjalankan tugas pokok Perusahaan sesuai Anggaran Dasar dan melaksanakan
tugas lain sesuai kebijakan yang ditetapkan RUPS;
To perform duties in accordance with the Articles of Association and to perform other
duties in accordance with the decision made by GMS;
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur
dan mengendalikan tugas pengawasan intern dan para kepala unit pelaksana lainnya;
To coordinate the implementation of Directors’ policy by other Directors and to control
the task of internal audit and heads of other units;
e. Mengkoordinasikan tugas-tugas lain atas nama Direksi yang telah ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Perusahaan.
To coordinate other tasks on behalf of the Board of Directors as stipulated in the
Articles of Association.
Wewenang Authorities:
a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan serta menyiapkan rolling
plan RJPP dan RJPP Koporasi;
Establishing work program, strategy, and company’s targets, and preparing the rolling
plan of Long Term Plan, and Corporate Long Term Plan;
b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen
sesuai hasil RUPS;
To coordinate the implementation of Company Work Program through management
contract in accordance with the result of GMS;
c. Mengembangkan bisnis pelayanan jasa bandara dan kegiatan bisnis usaha lainnya
yang terkait dengan perusahaan;
Developing the business of airport services and other related services;
d. Mengkoordinir atas pelaksanaan tugas Internal Auditor, Planning and Information
Technology, Air Traffic Services, Direktorat Pengembangan Usaha dan Komersial untuk
bidang Investasi (termasuk asset), Direktorat Personalia dan Umum untuk bidang
Pengembangan SDM;
To coordinate the implementation of the tasks of the Internal Auditor, Planning and
Information Technology, Air Traffic Services, the Directorate of Business Development
and Commerce for investment (including asset), Directorate Personnel and General
Affair for Human Resource Development;
e. Bertindak mewakili Direksi di dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak luar
dan melaksanakan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
Perusahaan.
Representing the Board of Directors in engaging with external parties and other
authorities as stipulated in the Articles of Association.
Wewenang Authorities:
a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan serta menyiapkan rolling
plan RJPP dan RJPP Koporasi;
Establishing work program, strategy, and company’s targets, and preparing the rolling
plan of Long Term Plan, and Corporate Long Term Plan;
b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen
sesuai hasil RUPS;
To coordinate the implementation of Company Work Program through management
contract in accordance with the result of GMS;
c. Mengembangkan bisnis pelayanan jasa bandara dan kegiatan bisnis usaha lainnya
yang terkait dengan perusahaan;
Developing the business of airport services and other related services.
d. Mengkoordinir atas pelaksanaan tugas Corporate Secretary, Legal Affairs, Corporate
Safety & Risk, Airport Services, Direktorat Pengembangan Usaha dan Komersial untuk
bidang Pendapatan Rutin (Aeronautika dan Non Aeronautika), Direktorat Keuangan
untuk bidang Eksploitasi, Direktorat Personalia dan Umum untuk bidang Administrasi
dan Umum;
To coordinate the implementation of the tasks of the Corporate Secretary, Legal Affairs,
Corporate Safety & Risk, Airport Services, the Directorate of Business Development
and Commerce for Routine Income (Aeronautic and Non Aeronautic), Directorate of
Finance for Exploitation, Directorate Personnel and General Affair for Administration
and General Affairs;
e. Bertindak mewakili Direksi di dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak luar
dan melaksanakan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
Perusahaan.
Representing the Board of Directors in engaging with external parties and other
authorities as stipulated in the Articles of Association.
Wewenang Authorities:
a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan dalam bentuk
masterplan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang komersial dan
pengembangan usaha;
Establishing work program, strategy, and company’s targets in form of Master Plan,
and the rolling plan related to commerce and business development;
b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen
sesuai hasil RUPS untuk bidang komersial dan pengembangan usaha;
To coordinate the implementation of Company Work Program through management
contract in accordance with the result of GMS for commerce and business
development.
c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersial dan
pengembangan usaha untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan
korporasi.
Establishing the plan, implementation, and control of the commercial and business
development activities to support the implementation of strategy and achieving the
Company objectives.
4. Tommy Soetomo Direktur Keuangan Tugas Task:
EVP of Finance a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Keuangan sesuai dengan
strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan
efektivitas di segala bidang;
To lead and to control the implementation of the task of the Directorate of Finance in
accordance with the strategy and the objectives of the Company and always strive to
leverage the efficiency and effectiveness in every sector;
b. Bersama Direktur Utama, dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS di bidang keuangan korporasi,
sebagai bagian dari tugas Direksi.
Together with the President Director, Vice President Director and other Directors
performing the task and duties as the managers of the Company in accordance with
the Articles of Association and implementing the policies decided by GMS in the
commercial and business development sector as part of the Director’s duties.
Wewenang Authorities:
a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan dalam bentuk
masterplan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang keuangan korporat;
Establishing work program, strategy, and company’s targets in form of Master Plan,
and the rolling plan related to corporate finance;
b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen
sesuai hasil RUPS untuk bidang keuangan korporat;
To coordinate the implementation of Company Work Program through management
contract in accordance with the result of GMS for corporate finance;
c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen keuangan
korporat untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi.
Establishing the plan, implementation, and control of the corporate finance activities to
support the implementation of strategy and achieving the Company objectives.
Wewenang Authorities:
a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan dalam bentuk master
plan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang operasional dan teknik;
Establishing work program, strategy, and company’s targets in form of Master Plan,
and the rolling plan related to operational and technique;
b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen
sesuai hasil RUPS untuk bidang operasi dan teknik;
To coordinate the implementation of Company Work Program through management
contract in accordance with the result of GMS for operational and technique;
c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta memastikan standar
kualitas pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara untuk
menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi.
Establishing the plan, implementation, control, and ensuring the standard of quality
of airport services and air traffic services activities to support the implementation of
strategy and achieving the Company objectives .
6. Endang Dwi Suryani Direktur Personalia Tugas Task:
dan Umum a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Operasi dan
EVP of Personnel and Teknik sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha
General Affairs meningkatkan efisiensi dan efektivitas di segala bidang;
To lead and to control the implementation of the task of the Directorate of Personnel
and General Affairs in accordance with the strategy and the objectives of the Company
and always strive to leverage the efficiency and effectiveness in every sector;
b. Bersama Direktur Utama, dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS di bidang keuangan korporasi,
sebagai bagian dari tugas Direksi.
Together with the President Director, Vice President Director and other Directors
performing the task and duties as the managers of the Company in accordance with
the Articles of Association and implementing the policies decided by GMS in the
commercial and business development sector as part of the Director’s duties.
Wewenang Authorities:
a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan dalam bentuk master
plan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang Personalia dan Umum;
Establishing work program, strategy, and company’s targets in form of Master Plan,
and the rolling plan related to Personnel and General Affairs;
b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen
sesuai hasil RUPS untuk bidang Personalia dan Umum;
To coordinate the implementation of Company Work Program through management
contract in accordance with the result of GMS for Personnel and General Affairs;
c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen Personalia dan
Umum untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi.
Establishing the plan, implementation, and control of the personnel and general affairs
activities to support the implementation of strategy and achieving the Company
objectives.
Selama tahun 2009, Direksi mengadakan rapat During the year 2009, the Directors held 25 (twenty
sebanyak 25 (dua puluh lima) kali dimana 16 (enam five) meetings in which 16 (sixteen) meetings
belas) kali rapat diantaranya merupakan rapat were Directors’ Coordination Meetings and the
koordinasi Direksi dan 9 (sembilan) rapat selanjutnya other 9 (nine) were meetings between the Board
merupakan rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. of Commissioners and Directors. The meeting
Penjabaran frekuensi rapat adalah sebagai berikut: frequency can be described as follow:
15 Juni 2009 tentang Persetujuan Laporan Number: RIS-31/D3-MBU/2009 dated 15 June 2009
Tahunan, Pengesahan Perhitungan Tahunan dan concerning the Approval of the Annual Repost, the
Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2008. Ratification of Annual Account and the Appropriation
of the Net Income for the Fiscal Year of 2008.
Ditetapkan sejak tanggal 1 Januari 2009, Effective since 1 January 2009, the remuneration for
remunerasi Direksi adalah sebagai berikut : Direktur the Board of Directors are as follow: the President
Utama Rp 63.500.000,- per bulan, Wakil Direktur Director receives Rp 63,500,000,- per month,
Utama 95% dari Direktur Utama dan anggota Vice President Director receives 95% from that of
Direksi 90% dari Direktur Utama. President Director and Member of the Board of
Directors receive 90% from that of President Director.
Anggota Komite Audit bertugas untuk periode Term of office of member of the Audit Committee
masa jabatan selama 2 (dua) tahun, dan diangkat is 2 (two) years, and appointed and dismissed
serta diberhentikan melalui Surat Keputusan by a Decree of the Board of Commissioners. In
Dewan Komisaris. Pada tahun 2009 terjadi 2009, there were replacements and changes
penggantian dan perubahan komposisi anggota in the composition of the Audit Committee
Komite Audit dari periode sebelumnya (2007- members from the previous period (2007-2009).
2009). Mengingat adanya tambahan tugas dan Given the additional duties and functions of the
fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi yang Nomination and Remuneration Committee which
untuk sementara akan dilaksanakan oleh Komite will temporarily held by the Audit Committee on
Audit secara ad-hoc, maka anggota Komite Audit an ad-hoc, the 2009-2011 members of the Audit
periode 2009-2011 ditambah menjadi 3 (tiga) Committee was increased to 3 (three) members
orang, dari semula 2 (dua) orang. from previously only 2 (two) members.
Dengan demikian, komposisi keanggotaan Komite Thus, the composition of the Audit Committee
Audit selama tahun 2009 adalah sebagai berikut: membership during the year 2009 is as follows:
Profil Singkat Anggota Komite Audit Brief Profile of Members of Audit Committee
dan Gratifikasi, Komite Pemberantasan Korupsi Expert Staff for ocialization of LHKPN and
(KPK) 2005 – 2008. Direktur, Institute of Social Gratification, Corruption Eradication Committee
Moral Management Education & Development (KPK) 2005 -2008, Director, Institute of Social
(ISMMED) 2005 – sekarang. Aktif menjadi Moral Management Education & Development
pembicara pada berbagai seminar, antara lain (ISMMED) 2005 – present. Active as speakers at
tentang Peningkatan Fungsi Internal Auditor Dalam seminars including on Effective Role of Internal
Menunjang Terciptanya GCG serta Optimalisasi Auditor Towards GCG and Optimizing the Role of
Peran Widyaiswara Dalam Pemberantasan Widyaiswara in Corruption Eradication. A graduate
Korupsi. Lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, of the State Accounting College, and obtained
memperoleh gelar Master di bidang Akuntansi dari a MSc degree in Accounting from University of
University of Illinois, Urbana Champaign, AS. Illinois, Urbana Champaign, USA.
Agung Suprananto – Anggota Komite Audit Lama Agung Suprananto –Member of Previous Audit
Anggota Komite Audit dari tahun 2006 sampai Committee
Agustus 2009. Pernah menjabat Direktur Keuangan Member of the Audit Committee from 2006 until
PT Intama Artha Indonusa tahun 1999-2001 August 2009. Previously served as Director of
dan Direktur Pengembangan Organisasi, Ikatan Finance, PT Intama Artha Indonusa in 1999-2001 and
Akuntan Indonesia, pada tahun yang sama. Director of Organization Development, Indonesian
Memiliki pengalaman dalam pemeriksaan profesi Accountants Association, in the same years. Have
akuntan publik dan pematauan pelaksanaan audit work expereince in public accountant audit profession
khusus oleh Kantor Akuntan Publik terhadap and the monitoring of special audit on SOE by Public
BUMN. Lulus Diploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Accountant Firm. A Diploma IV graduate of the State
Negara (STAN) pada tahun 1991. Accounting College (STAN) in 1991.
Israfulhayat – Anggota Komite Audit Lama Israfulhayat – Member of Previous Audit Committee
Anggota Komite Audit dari tahun 2006 sampai Member of the Audit Committee from 2006 until
Agustus 2009. Menjabat sebagai Kepala Sub August 2009. Serves as Head of Sub-Section of
Bagian Peraturan Perundang-undangan, Law and Regulations, Legal Section, Secretariat
Bagian Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal of the Directorate General of Air Transportation,
Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan, Minitry of Transportation, from 2002 until present.
tahun 2002 sampai sekarang. Pernah menjadi Previously served as Head of Administration
Kepala Bidang Tata Usaha di Bandara Hasanuddin, Section at Hasanuddin Airport, Ujung Pandang,
Ujung Pandang, tahun 2009, dan Kepala Bagian in 2009, and as Head of Law and Regulation
Penyusunan Peraturan Undang-Undang, Biro Formulation, Legal Bureau, from 2009 until present.
Hukum, tahun 2009 hingga sekarang. Lulus Graduated from the Facuilty of Law, Uiversitas
Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, Padang, Bung Hatta, Padang, in 1993. Attended various
tahun 1993. Mengikuti berbagai pelatihan di bidang courses in Law and Regulations, Business
Peraturan Undang-Undang, Kontrak Bisnis dan Contracts, and Air law.
Hukum Udara.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Duties and Responsibilities of the Audit Committee
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugasnya, As a guide in performing its duties, the Audit
Komite Audit Angkasa Pura II telah dilengkapi Committee of Angkasa Pura II has been equipped
dengan Piagam Komite Audit, yang antara lain with the Audit Committee Charter, which contains of
memuat uraian tujuan, tugas, tanggung jawab dan its objectives, duties, responsibilities, and authority
kewenangan Komite Audit. of the Audit Committee.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit mencakup: Duties and responsibilities of the Audit Committee
1. Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan include:
efektivitas sistem pengendalian internal dan 1. To assist the Board of Commissioners in
efektivitas pelaksanaan tugas ekternal auditor ensuring the effectiveness of internal control
dan internal auditor; system and effective functioning of the external
2. Menilai pelaksanaan kegiatan dan hasil audit auditors and internal auditors;
yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern 2. To assess the activities implementation and
maupun auditor eksternal; audit results conducted by the Internal Audit
3. Memberikan rekomendasi mengenai and external auditors;
penyempurnaan sistem pengendalian 3. To provide recommendations on improving
manajemen serta pelaksanaannya; management control system and its
4. Memastikan telah terdapat prosedur review implementation;
yang memuaskan terhadap segala informasi 4. To ensure review procedures satisfactory to all
yang dikeluarkan Angkasa Pura II; information released by the Angkasa Pura II;
5. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan 5. To identify all matters that need attention from
perhatian Dewan Komisaris serta tugas-tugas the Board of Commissioners and other duties of
Dewan Komisaris lainnya; the Board of Commissioners;
6. Melakukan penelaahan atas informasi mengenai 6. To review all information on Angkasa Pura
Angkasa Pura II, serta Rencana Jangka Panjang, II, long-term plan, work plan and budget of
Rencana Kerja dan Anggaran Angkasa Pura II, Angkasa Pura II, management reports, and
Laporan Manajemen, dan informasi lainnya; other information;
7. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap 7. To review the compliance with the prevailing
peraturan perundang-undangan yang laws and regulations related to the activities of
berhubungan dengan kegiatan Angkasa Pura II; Angkasa Pura II;
8. Melakukan penelaahan atas pengaduan yang 8. To review any complaint related to the Angkasa
berkaitan dengan Angkasa Pura II; Pura II;
9. Mengkaji kecukupan fungsi audit internal, 9. To assess the adequacy of internal audit
termasuk jumlah auditor, rencana kerja tahunan functions, including number of auditors, annual
dan penugasan yang telah dilaksanakan; work plans and assignments that have been
10. Mengkaji kecukupan pelaksanaan audit implemented;
eksternal termasuk di dalamnya perencanaan 10. To assess the implementation of external audit
audit dan jumlah auditornya. including audit planning and number of auditors.
Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya tersebut, In exercising their duties, the Audit Committee
Komite Audit menjalin komunikasi yang efektif has established effective communications with
dengan Dewan Komisaris, Direksi/Manajemen, the Board of Commissioners, Board of Directors/
auditor eksternal maupun Auditor Internal. Komite Management, external auditors and the Internal
Audit memberikan laporan berkala kepada Dewan Auditor. The Audit Committee provides periodic
Komisaris mengenai pelaksanaan tugas dan hasil reports to the Board of Commissioners concerning
kerjanya. the tasks and their work results.
Jumlah Kehadiran
Total Attendance
No.
Suyatno Harun Agung Suprananto Israful Hayat
(Ketua Chaiman) (Anggota Member) (Anggota Member)
1. 1 1 -
2. 1 1 1
3. 1 1 1
4. 1 1 1
5. 1 1 1
6. - 1 1
7. 1 1 1
8. 1 1 -
9. 1 1 1
10. 1 1 1
11. - 1 -
9 11 8
Kehadiran anggota Komite Audit yang baru: The presence of a new member of the Audit Committee:
Jumlah Kehadiran
Total Attendance
No.
Suyatno Harun Lalu Hendri Bambang P. Budi P.
(Ketua Chaiman) (Anggota Member) (Anggota Member) (Anggota Member)
1. 1 1 1 1
2. 1 - 1 1
3. 1 1 1 1
4. - 1 1 1
5. 1 1 1 -
4 4 5 4
Laporan Kegiatan Komite Audit di Tahun 2009 Audit Committee Report in 2009
Sepanjang tahun 2009, Komite Audit telah Over the course of 2009, the Audit Committee has
melakukan berbagai program kerja dan aktivitas conducted a variety of programs and activities as
sebagai berikut: follows:
1. Memberikan rekomendasi-rekomendasi 1. Provided recommendations to the Board of
kepada Dewan Komisaris; Commissioners;
2. Review program kerja Internal Auditor; 2. Reviewed work program of the Internal Auditors;
3. Bersama Internal Auditor, Unit Accounting 3. Together with the Internal Auditor, the Accounting
dan Budgeting melaksanakan persiapan and Budgeting Unit carried out preparations for
pelaksanaan seleksi Pengadaan Jasa KAP the selection of Public Accountant Offices for
untuk Audit Umum dan Audit PKBL Angkasa General Audit and Partnership and Community
Pura II tahun buku 2009; Development Program Audit of 2009 Angkasa
Pura II year book;
4. Melaksanakan proses pengadaan jasa Audit 4. Carried out the procurement process for
Umum dan Audit PKBL Angkasa Pura II tahun General Audit and Partnership and Community
2009; Development Program Audit of 2009 Angkasa Pura
5. Melakukan seleksi anggota Komite Audit yang II year book;
baru untuk periode 2009-2011; 5. Selected new member of the Audit Committee for
6. Memantau pelaksanaan Audit Umum dan Audit the period 2009-2011;
PKBL oleh KAP Pieters, Uyays dan Rekan; 6. Monitored the implementation of General Audit and
7. Review atas pelaksanaan Audit Umum dan Partnership and Community Development Program
Audit PKBL oleh KAP Pieters, Uyays dan Audit conducted by Pieter, Uways & Partners;
Rekan; 7. Reviewed the implementation of General Audit and
8. Review/ mengevaluasi atas laporan Internal Partnership and Community Development Program
Auditor tahun 2008; Audit conducted by Pieter, Uways & Partners;
9. Menyusun Program Kerja Komite Audit tahun 8. Reviewed and evaluated on the 2008 Internal
2010; Auditor reports;
10. Memantau proses pelaksanaan audit oleh 9. Prepared for the 2010 Audit Committee Work
Internal Auditor di kantor-kantor cabang Program;
Angkasa Pura II dengan melakukan kunjungan 10. Monitored the audit implementation process by the
kerja ke kantor-kantor cabang Angkasa Pura II; Internal Auditor in Angkasa Pura II branch offices,
11. Mengevaluasi Piagam Komite Audit; through a site visit to the branch offices of Angkasa
12. Turut serta dalam perumusan RJPP Pura II;
perusahaan; 11. Evaluated the Audit Committee Charter;
13. Mengikuti berbagai seminar baik dalam 12. Participated in the formulation of the Company
maupun luar negeri yang terkait dengan audit. Long-Term Plan;
13. Attended various seminars both inside and outside
the country related to the audit.
Komite Manajemen Risiko dibentuk dengan tujuan Risk Management Committee was established to
untuk meyakinkan bahwa perusahaan akan dapat ensure that the sustainability of the Company’s
terus beroperasi secara berkelanjutan, termasuk operations including during times of extraordinary
saat terjadi kejadian yang luar biasa. Selain itu circumstances. The Risk Management Committee
Komite Manajemen Risiko bertugas melakukan also has the duty of conducting periodic evaluations
penilaian secara berkala dan memberikan and providing recommendations to the Board f
rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang Commissioners with regards to business risks and
risiko usaha dan mitigasi risiko usaha. risk mitigation measures related to business risk.
Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Duties and responsibilities of the Risk Management
Risiko meliputi: Committee:
1. Memberikan masukan kepada Dewan 1. To provide recommendations to the Board
Komisaris dalam menyusun dan memperbaiki of Commissioners for the formulation and
kebijakan manajemen risiko yang berkaitan improvement of risk management policies’,
dengan pengendalian risiko di bidang related to the control of risks in aspects of
pengelolaan asset, liabilities, financial, asset and liability management, financial,
investasi, teknik dan operasional perusahaan; investment, engineering, and operations of the
2. Melakukan diskusi terkait manajemen risiko Company;
dengan Unit Corporate Safety & Risk dan atau 2. To conduct discussions related to risk
unit lain; management with the Corporate Safety & Risk
3. Melakukan evaluasi terhadap akurasi model Unit or other units;
dan validitas data yang digunakan untuk 3. To evaluate the accuracy of models and the
mengukur risiko; validity of data used in measuring risks;
4. Melaporkan hasil evaluasi kepada Dewan 4. To report to the Board of Commissioners
Komisaris tentang kesesuaian antara kebijakan regarding the evaluation on the alignment
dengan pelaksanaan manajemen risiko; of risk management policies and its
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi implementation;
pelaksanaan tugas Unit Corporate Safety & 5. To monitor and evaluate the work of the
Risk; Corporate Safety & Risk Unit;
6. Melakukan evaluasi atas Profile Risiko; 6. To evaluate the Company’s Risk Profile; and
7. Melakukan evaluasi terhadap Sistem 7. To evaluate the Company’s Risk Control
Pengendalian Risiko (Risk Control System). Systems.
Keanggotaan Membership
Keanggotaan Komite Manajemen Risiko Angkasa Membership of the Risk Management Committee
Pura II terdiri dari seorang Ketua yang juga anggota of Angkasa Pura II consists of a Chairman who is
Dewan Komisaris dan 3 (tiga) orang profesional dari also a member of the Board of Commissioners and
luar Angkasa Pura II. Per akhir Desember 2009, 3 (three) professional from outside Angkasa Pura
komposisi keanggotaan Komite Manajemen Risiko II. At the end of December 2009, the membership
Angkasa Pura II adalah sebagai berikut: composition of the Risk Management Committee
of Angkasa Pura II is as follows:
Profil Singkat Anggota Komite Manajemen Risiko Brief Profile of Members of Risk Management
Committee
Western Reserve University, Clevelend, Ohio, AS, USA, in 1991, Master degree in Economics from
tahun 1991, gelar Master bidang Ekonomi dari University of Colorado, Boulder, Colorado, USA,
University of Colorado, Boulder, Colorado, AS, in 1993, and a PhD degree in Economics from the
tahun 1993, dan gelar Doktor di bidang Ekonomi same institution in 1996.
dari institusi yang sama tahun 1996.
Sugijanto Sugijanto
Lahir tahun 1945 di Mojokerto, Jawa Timur. Born 1945 in Mojokerto, East Java. Member of
Menjadi anggota Komite Manajemen Risiko the Risk Management Committee since 2007.
sejak 2007. Pernah menjabat Pejabat Sekretaris Previously served as Acting Secretary of Badan
Badan Akuntansi Keuangan Negara 2003 – 2004, Akuntansi Keuangan Negara 2003 – 2004, Director
Direktur Pengelolaan Kas Negara, Direktorat of State Treasury Management, Directorate General
Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan of Treasury, Ministry of Finance 2004 – 2005.
2004 -2005. Lulus dari Institut Ilmu Keuangan, Graduated from Institut Ilmu Keuangan, Ministry of
Departemen Keuangan, jurusan Akuntansi, tahun Finance, in Accountancy in 1974 and obtained a
1974, memperoleh gelar Magister Manajemen, Magister of Management degree from STIW IPWI
STIW IPWI BPKP, tahun 1999. Mengikuti BPKP, in 1999. Attended a Workshop of Corporate
Workshop Corporate Governance in Banks dari Governance for Banks conducted by Risk
Risk Management Center Indonesia dan Komite Management Center Indonesia and the National
Nasional Kebijakan Governance di Denpasar, Bali, Committee on Governance Policy at Denpasar,
tahun 2006. Bali, in 2006.
Jumlah Kehadiran
Total Attendance
No.
M. Iksan Tatang Sugijanto Hendry Toruan Syamsu Rizal
(Ketua Chaiman) (Anggota Member) (Anggota Member) (Anggota Member)
1. 1 1 1 1
2. - 1 1 1
3. 1 1 1 1
4. 1 1 1 1
5. 1 1 1 1
6. - 1 1 1
7. - 1 - 1
4 7 6 7
Laporan Kegiatan Komite Manajemen Risiko di Risk Management Committee Activity Report in
tahun 2009 2009
Selama tahun 2009, Komite Manajemen Risiko During 2009, the Risk Management Committee
melakukan kegiatan sebagai berikut: performed the following tasks:
1. Memberikan rekomendasi-rekomendasi 1. Provided recommendations to the Board of
kepada Dewan Komisaris; Commissioners;
2. Bersama unit Corporate Risk Management 2. Together with the Corporate Risk Management
(CRM) dan Audit Internal melaksanakan (CRM) unit and Internal Audit, formulated the
penyusunan Profil Risiko Angkasa Pura II; Internal Audit Risk Profile of Angkasa Pura II;
3. Membantu unit CRM untuk melaksanakan 3. Helped CRM unit to review of the 2009 Safety
review atas Profil Risiko Safety and Security and Security Risk Profile and its production;
2009 dan pembuatan Profil Risiko Safety and 4. Monitored of Risk Profile socialization in the
Security 2010; branch offices;
4. Memonitor sosialisasi Profil Risiko ke kantor- 5. Visited to branch offices to increase risk
kantor cabang; awareness;
5. Melakukan kunjungan ke kantor-kantor cabang 6. Attended various seminars and workshops;
untuk peningkatan risiko awareness; 7. Formulated the 2010 Risk Management
6. Mengikuti berbagai seminar dan workshop; Committee Work Program.
7. Menyusun Program Kerja Komite Manajemen
Risiko tahun 2010;
Unit Internal Auditors merupakan unit kerja Internal Audit Unit is a functional unit responsible
yang berfungsi melaksanakan pemeriksaan atau for the implementation of inspection or monitoring
pengawasan serta menilai efektivitas mekanisme and evaluating the effectiveness of control
pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaan mechanisms, management, and execution of
kebijakan perusahaan. Unit Internal Auditors company policy. The Internal Audit Unit was
dibentuk oleh dan bertanggung jawab langsung established by and directly responsible to the
kepada Direktur Utama, dan memberikan President Director, and provides recommendations
rekomendasi kepada Direktur Utama tentang solusi to the President Director regarding solutions from
pemecahan dari hasil temuan audit. audit findings.
Unit Internal Auditors Angkasa Pura II Internal Audit Unit of Angkasa Pura II positions
memposisikan diri sebagai mitra, konsultan dan itself as a partner, consultant and catalyst. As a
katalis. Sebagai mitra, unit Internal Auditors partner, the Internal Audit has the same position as
mempunyai kedudukan yang sama dengan unit other work units towards the achievement of the
kerja lain dalam mencapai tujuan organisasi. Company’s objectives. As consultant, the Internal
Sebagai konsultan,Internal Auditors memberi Audit provides inputs on policy, system and
masukan dalam proses penyusunan kebijakan, procedure formulating processes, by carrying out
sistem dan prosedur, dengan melakukan review, reviews, studies, and suggestions for improvement,
kajian dan memberikan saran perbaikan setelah following direct as well as indirect discussion with
melalui diskusi dengan unit kerja yang terkait the respective work unit. As catalyst, the Internal
secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai Audit functions as an intermediary between the
katalis, Internal Auditors mempunyai peran sebagai risk owner (audittee) and the supervising unit,
media penghubung antara risk owner (audittee) especially the Board of Directors.
dengan unit pembina, terutama dengan Direksi.
Internal Auditors melaksanakan tugasnya melalui The Internal Audit implements their duties through
evaluasi pengendalian internal, pemeriksaan the evaluation of internal control, financial audit,
keuangan, pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan compliance audit, operations audit, management
operasional, pemeriksaan manajemen, audit, contract audit, information systems audit,
pemeriksaan kontrak, pemeriksaan sistem development of internal quality, and relationships
informasi, pengembangan kualitas internal, dan with external entities.
hubungan dengan entitas luar.
Tugas dan tanggung jawab Internal Auditors Duties and responsibilities of Internal Audit include:
meliputi: 1. To assess and monitor the performance of
1. Menilai kinerja unit kerja dan melakukan work units, as an early warning system to
pemantauan untuk memberikan informasi dini inform the President Director in the event of a
kepada Direktur Utama bila terjadi penurunan decline in performance;
kinerja; 2. To analyze and evaluate the reliability,
2. Menguji dan menilai kehandalan, kelengkapan adequacy and utilization of accounting control,
dan penggunaan dari pengendalian akuntansi, financial control and other control mechanism;
keuangan dan pengendalian lainnya; 3. To provide input towards the effective
3. Memberikan masukan bagi efektivitas implementation of internal control systems and
penerapan sistem pengendalian mutu their improvements, using the quality targets
dan peningkatan yang diperlukan dengan of the work units as a criteria for audit work on
menjadikan sasaran mutu unit kerja sebagai the respective units;
salah satu kriteria dalam melakukan audit; 4. To improve the quality of information disclosure
4. Meningkatkan kualitas keterbukaan laporan in financial statements;
keuangan; 5. To assess the quality of work of field staff, and
5. Menilai kualitas pelaksanaan tugas para enforce organizational discipline and control to
pelaksana dan menegakkan disiplin organisasi prevent frauds and deviations;
dan pengendalian untuk mencegah kecurangan 6. To identify activities to be audited, and to
dan penyimpangan; evaluate and assess the risk level of those
6. Mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang activities including in consideration of audit
akan diaudit, mengevaluasi serta menilai costs and scheduling;
tingkat risiko kegiatan-kegiatan tersebut 7. To perform an audit on all work units of the
termasuk dalam kaitannya dengan biaya dan company to ensure that all activities are carried
jadwal audit; out in an economical, efficient and effective
7. Melakukan audit pada semua unit kerja manner;
perusahaan untuk meyakinkan bahwa semua 8. To ensure that the company has properly
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan identified and managed its risk exposures;
prinsip ekonomis, efisien dan efektif; 9. To ensure that the company has complied with
8. Meyakinkan bahwa perusahaan telah all relevant laws and regulations;
mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko
yang dihadapi perusahaan dengan baik;
9. Meyakinkan bahwa perusahaan telah mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
10. Memastikan bahwa semua unit kerja telah 10. To ensure that all work units have complied
mematuhi kebijakan-kebijakan dan prosedur with the company’s policies and procedures;
perusahaan; 11. To undertake other duties as assigned by
11. Melakukan tugas lain yang diberikan Komisaris the Board of Commissioners related to
yang berkaitan dengan fungsi Komisaris dalam the supervisory function of the Board of
fungsi sebagai pengawasan; Commissioners;
12. Mengkoordinir pemantauan pelaksanaan 12. To coordinate the monitoring of follow-up
tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksanaan action on audit findings and to ensure that the
dan memastikan tindakan yang tepat telah appropriate measures have been taken by the
dilakukan oleh unit kerja; work unit;
13. Melakukan audit khusus (special review) pada 13. To conduct a special review on work units
unit kerja yang diperlukan berdasarkan arahan as necessary based on the direction of the
Direktur Utama; President Director;
14. Memfasilitasi audit keuangan yang dilakukan 14. To facilitate the process of financial audit by
oleh Auditor Eksternal; external auditors;
15. Memonitor dan menilai kecukupan 15. To monitor and assess the adequacy of follow-
pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil audit up measures on the audit findings by Internal
Internal Auditors dan Auditor Eksternal serta Audit and external auditors, and to make a
melaporkannya kepada Direktur Utama; report to the President Director; and
16. Memfasilitasi penerapan praktik GCG di 16. To facilitate the implementation of GCG
lingkungan perusahaan dan menyediakan practices within the company, and to provide
informasi dan/atau laporan pemeriksaan information and/or inspection reports to such
kepada pihak-pihak yang membutuhkan atas other parties that requested them, with the
ijin Direktur Utama. permission of the President Director.
Dalam menjalankan tugasnya Internal Auditors In carrying out its duties, Internal Audit is guided
berpedoman kepada kode etik, standar profesi by code of ethics, auditing norms, the Internal
audit, Piagam Internal Auditors, dan peraturan Audit Charter, and other regulations pertaining to
lainnya yang berkaitan dengan Internal Auditors Internal Audit, as well as upholds the principles
dan senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip of objectivity, confidentiality, meticulousness, and
objektivitas, kerahasiaan, ketelitian dan kehati- prudence. The quality of audit work has been
hatian. Kualitas hasil audit senantiasa dijaga maintained by considering these aspects:
dengan memperhatikan aspek-aspek berikut: 1. Audit work plan and budget control plan;
1. Perencanaan audit dan pengendalian 2. Quality assessment on internal control;
anggaran; 3. Implementation of control supervision;
2. Penilaian kualitas pengendalian internal; 4. Monitoring of audit quality control;
3. Pelaksanaan pengawasan; 5. Monitoring of follow-up actions on audit
4. Pemantauan pengendalian mutu audit; findings.
5. Pemantauan tindak lanjut hasil audit.
Internal Auditors bersama fungsi terkait melakukan Internal Audit, together with the related functions,
internal control assessment berbasis risiko yang conduct a risk-based internal control assessment
akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan that will be used as a basis in formulating plans
rencana perbaikan proses bisnis, metodologi dan for the improvement of business processes,
prosedur audit. methodologies and audit procedures.
Internal Auditors melakukan pemantauan secara Internal Audit conducts intensive monitoring on
intensif atas pelaksanaan tindak lanjut dari temuan the implementation of follow-up measures of audit
hasil audit Internal Auditors dan Auditor Eksternal findings by Internal Audit and external auditors,
dan melaporkan kepada Direktur Utama dan and submits regular reports to the President
Komisaris melalui Komite Audit secara berkala. Directors and the Board of Commissioners through
the Audit Committee.
Semua Internal Auditors diwajibkan mengikuti All internal auditors are required to attend
pelatihan-pelatihan profesional untuk melengkapi professional training towards professional
sertifikasi guna memenuhi standar yang dibutuhkan certifications to comply with standards required by
Angkasa Pura II. Head of Internal Auditors dan Angkasa Pura II. The Head of Internal Audit and
Supervisor Internal Auditors memperoleh pelatihan Supervisor of Internal Audit also receive adequate
di bidang profesi dan manajerial yang memadai training in profession and managerial skills to
agar dapat mengelola satuan yang dipimpinnya ensure the capability of managing the Internal Audit
dengan baik. unit.
Laporan Kegiatan Internal Auditor tahun 2009 Acvtivity Report of Internal Auditor in 2009
Sepanjang tahun 2009, Internal Auditor telah Throughout 2009, Internal Auditor conducted audit
melaksanakan aktivitas penugasan audit yang telah assignments as established in the Annual Audit
ditetapkan dalam Rencana Kerja Audit Tahunan Work Program on 12 Branch Offices of Angkasa
pada 12 Kantor Cabang Angkasa Pura II, sebagai Pura II, as follow:
berikut:
Hasil temuan audit dari aktivitas di atas dapat The findings from the activities described above
dirinci sesuai bidang kegiatannya sebagai berikut: can be broken down according to the field of
activity as follows:
Temuan hasil audit telah diserahkan kepada The audit findings have been submitted to the
masing-masing Kantor Cabang yang bersangkutan respective Branch Offices in order to initiate the
untuk mendapatkan Komentar Pejabat dan Opinion of Officer in Charge and the Auditor
Rekomendasi Auditor. Komentar Pejabat Recommendations. The Opinion of Officer in
disampaikan paling lambat 14 hari setelah Charge is submitted at least 14 days after the
pembahasan DTS dalam dokumen Berita Acara discussion of DTS and recorded in the Statement
Kesepakatan Penyampaian Komentar Pejabat. of Submission of Opinion from Officer in Charge.
Selanjutnya, diterbitkan Laporan Hasil Audit (LHA) Next, an Audit Finding Report (LHA) is produced
yang ditandatangani oleh Kepala Internal Auditor and signed by the Head of Internal Auditor for
untuk disampaikan kepada Direktur Utama. submission to the President Director.
Profil Singkat Kepala Internal Auditor Brief Profile of Head of Internal Auditor
Seleksi Auditor Eksternal dilaksanakan melalui External Auditor selection is carried out through a
proses pelelangan sesuai dengan kebijakan tender process in accordance with company policy
perusahaan di bidang pengadaan barang dan jasa. in the areas of procurement of goods and services.
Auditor Eksternal ditetapkan dalam RUPS dan External auditors set out in the AGM and be bound
diikat dengan kontrak/perjanjian yang memuat hak by the contract / agreement which includes the
dan kewajiban masing-masing pihak. rights and obligations of each party.
Tahun 2009, Angkasa Pura II menunjuk Kantor In 2009, Angkasa Pura II appointed the Public
Akuntan Publik (KAP) Pieter, Uways & Rekan sebagai Accountant Office (KAP) Pieter, Uways & Partner as
Auditor Eksternal untuk melaksanakan Jasa Audit External Auditor to perform a General audit on the
Umum dan Audit Program Kemitraan dan Bina Financial Statements for fiscal 2009 and an audit
Lingkungan atas Laporan Keuangan tahun Buku 2009 on the Partnership and Community Development
serta Evaluasi Key Performace Indicator dengan biaya program for fiscal 2009 as well as Key Performance
sebesar Rp 725.205.000 selama 1 (satu) periode audit. Indicator Evaluation for a fee of Rp 725,205,000 for
Laporan Audit ditandatangani oleh Pieter Solang, CPA 1 (one) audit period. The Audit Report was signed
selaku Rekan Pimpinan tanggal 30 Maret 2010 dengan by Pieter Solang, CPA as Managing Partner on 30
Izin Akuntan Publik No. 98.1.0370 dan Izin Usaha KAP March 2010, with Public Accountant License No.
No. KEP-389/KM.6/2003. 98.1.0370 and Public Accountant Firm Business
License No. KEP-389/KM.6/2003.
Opini KAP atas Laporan Keuangan Angkasa The KAP gave a fair opinion to the 2009 Financial
Pura II untuk tahun buku 2009 yaitu wajar tanpa Statements of Angkasa Pura II. The Company
pengecualian dan Tingkat Kesehatan Perusahaan achieved a rating of AA (Healthy) in the company
tahun 2009 termasuk dalam kategori AA (SEHAT) soundness assessment in 2009 in terms of
dengan skor 93,75 dari aspek keuangan, financial, operating, and administrative aspects,
operasional dan administrasi. Untuk skor tingkat with a total score of 93.75. Meanwhile, in terms of
pencapaian Key Performance Indicator Perusahaan Key Performance Indicators (KPI), the Company in
tahun 2009 adalah sebesar 90,58. 2009 achieved 90.58% of target.
Tahun 2008, Angkasa Pura II menunjuk Kantor In 2008, Angkasa Pura II appointed KAP Paul
Akuntan Publik (KAP) Paul Hadiwinata, Hidajat, Hadiwinata, Bambang, Hidajat, Arsono & Partner
Arsono & Rekan sebagai Auditor Eksternal untuk as external auditor to perform general audit and the
melaksanakan Jasa Audit Umum dan Audit Program partnership and community development program
Kemitraan dan Bina Lingkungan atas Laporan audit of financial statements for fiscal 2008 with a
Keuangan tahun Buku 2008 dengan biaya sebesar fee of Rp 610,000,000. Audit Report was signed
Rp 610.000.000,-. Laporan Audit ditandatangani oleh by Paul Hadiwinata as Managing Partner. In 2007,
Paul Hadiwinata selaku Rekan Pimpinan. Dan tahun KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang was
2007, menunjuk KAP Doli, Bambang, Sudarmadji appointed to conduct audit and evaluation on the
& Dadang sebagai Auditor Eksternal untuk Financial Statements of fiscal year 2007 with a fee
melaksanakan Jasa Audit dan Evaluasi Laporan of Rp 470,000.000. Audit Report was signed by
Keuanngan tahun buku 2007 dengan biaya sebesar Doli Diapary Siregar as Managing Partner
Rp 470.000.000,-. Laporan Audit ditandatangani oleh
Doli Diapary Siregar selaku Rekan Pimpinan.
Internal Auditors melaksanakan koordinasi dan The Internal Audit unit coordinates and facilitates
memfasilitasi pelaksanaan tugas Auditor Eksternal the work of the external auditor to create a
untuk terciptanya kelancaran pelaksaan tugas. harmonious audit work. The Audit Committee
Komite Audit memantau efektivitas pelaksanaan monitors the effectiveness of audit work and
tugas dan mereview kinerja Auditor Eksternal. evaluates the performance of the external auditor.
Corporate Secretary
Sekretaris Perusahaan berfungsi sebagai liaison Corporate Secretary serves as a liaison officer
officer antara Direksi dengan Manajemen, Dewan between the Board of Directors and the management,
Komisaris dan Pemegang Saham, sebagai the Board of Commissioners and the shareholders,
wakil perusahaan dalam berhubungan dengan as the representative of the Company in dealing
stakeholders yang berkaitan dengan perusahaan, with stakeholders that are related to the Company,
serta menjadi juru bicara perusahaan kepada publik. as well as serves as a spokesperson on behalf of
Sekretaris Perusahaan diangkat, diberhentikan dan the Company to the public. Corporate Secretary is
bertanggung jawab langsung oleh/kepada Direktur appointed, dismissed and is directly responsible by/to
Utama dan melaporkan kegiatannya kepada Direktur the President Director and reports its activities to the
Utama secara berkala. President Director on a regular basis.
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan Duties and responsibilities of Corporate Secretary
termasuk: include:
1. Berkaitan dengan Pemegang Saham 1. With respect to the shareholders
a. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Pra a. To coordinate the pre GMS activities;
RUPS; b. To plan for and to organize the GMS,
b. Melakukan perencanaan dan annual as well as extraordinary GMS, or
penyelenggaraan RUPS baik yang bersifat other meetings with the Shareholders;
tahunan maupun yang bersifat luar biasa c. To prepare and to document the minutes
atau pertemuan lainnya dengan Pemegang of the GMS, noting all the proceedings as
Saham; well as difference in opinion, and to provide
c. Membuat dan mendokumentasikan them if required by the Shareholders;
risalah RUPS yang mencantumkan d. To prepare the Register of Shareholders of
dinamika rapat dan perbedaan pendapat the company, its subsidiaries and affiliate
serta menyediakannya bila diminta oleh companies.
Pemegang Saham;
d. Menyiapkan Daftar Pemegang Saham baik
perusahaan, anak perusahaan maupun
afiliasinya.
Kegiatan Sekretaris Perusahaan tahun 2009, antara Activities of the Company Secretary in 2009, among
lain: others:
• Menyiapkan pelaksanaan RUPS Pengesahan • Preparing the General Meeting of Shareholders for
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun the ratification of 2009 Work Plan and Budget, and
2009, dan RUPS Pengesahan Pertanggungjawaban General Meeting of Shareholders for the ratification
Laporan Manajemen Tahun Buku 2008, serta of Management Accountability Report for the Fiscal
mendokumentasikannya. Year of 2008, and making documentation.
• Menyampaikan informasi perusahaan dalam • Providing corporate information through publication
kegiatan publikasi dan promosi secara transparan and promotion, in transparence and responsible
dan bertanggung jawab melalui media perusahaan manner using corporate, local, and national mass
dan media massa lokal dan nasional. media.
• Menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak • Maintaining harmonious relation with media parties.
media. • Maintaining harmonious relation with government
• Menjalin hubungan yang harmonis dengan instansi- institutions, NGOs, and social organizations.
instansi pemerintah, non pemerintah, dan lembaga • Coordinating corporate CSR programs.
sosial kemasyarakatan. • Preparing corporate events.
• Melaksanakan koordinasi program-program CSR • Preparing the directors meeting and making
perusahaan. documentation on the minutes of meeting.
• Menyiapkan pelaksanaan acara-acara perusahaan.
• Menyiapkan pelaksanaan Rapat Direksi dan
mendokumentasikan risalah rapatnya.
Sudaryanto Sudaryanto
Lahir pada tahun 1956 di Kebumen – Jawa tengah. Born in 1956 in Kebumen – Central Java.
Lulus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Graduated from the Faculty of Social and Political
DR. Moestopo (Beragama) Jakarta pada tahun Science of DR Moestopo University (Religious)
1988 dan memperoleh gelar Master of Science dari Jakarta in 1988, and obtained a Master of
Universitas Indonesia pada tahun 2002. Pernah Science degree from Indonesia University in
menduduki sejumlah jabatan penting diantaranya 2002. Previously held several important positions
yaitu Sekretaris Dewan Komisaris pada tahun 2002 including as Secretary of the Board in 2002
dan Kepala Bidang Umum PT Angkasa Pura II and Head of General Affairs at Soekarno-Hatta
(Persero) Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta Airport branch office in 2004, before promoted
pada tahun 2004. Menjabat sebagai Corporate to the post of Corporate secretary in 2006 up to
Secretary sejak tahun 2006 sampai sekarang. the present. Participated in a variety of seminars
Pernah mengikuti berbagai seminar dan konferensi and conferences in the country, including the
di dalam negeri diantaranya yaitu Marcus Evans Marcus Evans 2nd Annual Corporate Governance
2nd Annual Corporate Governance Conference, Conference, Indonesian Society of Commissioners
Indonesian Society of Commissioners di Jakarta in Jakarta, and Forum for SOE Association in
dan Forum Himpunan BUMN di Yogyakarta. Yogyakarta.
Angkasa Pura II memiliki komitmen yang kuat Angkasa Pura II has a firm commitment to
terhadap pemangku kepentingan (stakeholders), upholding the interests of its stakeholders,
yang meliputi : comprising the following:
1. Komitmen terhadap Pemegang Saham, dengan 1. Commitment to the Shareholder, to create
memberikan nilai perusahaan yang terbaik dari the best value for the company in terms of
aspek financial dan non financial; memberikan financial and non-financial aspects; provide
laporan yang lengkap, akurat dan tepat waktu; comprehensive, accurate, and timely reports;
serta menerapkan tata kelola perusahaan yang and implement good corporate governance
baik; practices;
2. Komitmen terhadap Pelanggan, dalam rangka 2. Commitment to Customers, in order to
menjaga reputasi, integritas, dan kredibilitas maintain company reputation, integrity
perusahaan serta meningkatkan keharmonisan and credibility, as well as in enhancing the
hubungan perusahaan dengan para pelanggan; relationship between the company and its
3. Komitmen terhadap insan Angkasa Pura II, customers;
dalam rangka mewujudkan hubungan yang 3. Commitment to Employees of Angkasa Pura II,
berkualitas, adil serta dapat mendorong in which the company strives to treat all of its
intensitas dan kualitas partisipasi insan employees in a fair manner in order to create
Angkasa Pura II perusahaan akan a relationship that will promote the quality
memperlakukan insan Angkasa Pura II sebagai and intensity of employee engagement in the
anggota perusahaan dengan adil (fair); company;
4. Komitmen terhadap Pemasok/Supplier, 4. Commitment to Suppliers, in which the
perusahaan mengelola hubungan dengan jujur company engage in a fair and honest business
dan fair dalam berbisnis dengan pemasok/ relationship with it suppliers;
supplier; 5. Commitment to Business Partners, in which
5. Komitmen terhadap Mitra Usaha, hubungan the relationship between the company and
antara perusahaan dengan mitra usaha its business partners is based on fairness,
dilandasi prinsip kesetaraan, transparan, serta transparency and good business ethics;
etika bisnis; 6. Commitment to Work Partners, through good
6. Komitmen terhadap Mitra Kerja, dengan coordination to protect the interests of the
senantiasa melakukan kordinasi untuk menjaga company while providing proportional access
kepentingan perusahaan dan memberikan to facilitate the duties of work partners;
akses secara proporsional untuk kelancaran 7. Commitment to Subsidiaries and Affiliates,
pelaksanaan tugas mitra kerja; through direction and appreciation while
7. Komitmen terhadap Anak perusahaan dan maintaining the independency of subsidiaries
Perusahaan Afiliasi, dengan senantiasa and affiliates to develop their businesses;
melakukan pembinaan dan memberikan
penghargaan serta menjaga kemandirian
(independensi) anak perusahaan dan
perusahaan afiliasi dalam mengembangkan
usaha secara keseluruhan;
Pedoman perilaku ini menjadi pedoman bersikap This code of conduct has become a standard
dan bertindak dalam melaksanakan tugas- guideline regulating the behavior and action
tugas perusahaan. Setiap pelanggaran terhadap of each personnel in performing duties of the
pedoman perilaku dan ketentuan-ketentuan Company. Any violation of the code of conduct and
pelanggaran disiplin perusahaan yang berlaku, the applicable company’s disciplinary regulations,
yang dapat secara langsung maupun tidak which might directly or indirectly lead to financial
langsung mengakibatkan kerugian keuangan and non financial losses for the Company, is
maupun non keuangan bagi perusahaan, a disciplinary action that should be penalized
merupakan tindakan indisipliner sehingga patut according to the level of the infraction.
dikenakan sanksi sesuai tingkat pelanggarannya.
Direksi bertanggung jawab atas penegakan The Board of Directors is responsible to the
etika dan perilaku di lingkungan Angkasa Pura II. enforcement of ethics and behavior within the
Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan dibentuk Angkasa Pura II. To maintain the effectiveness of
tim Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin its implementation, the Company has formed an
Karyawan (KP2DK). Setiap karyawan Angkasa Employee disciplinary Committee (KP2DK). Each
Pura II berkewajiban untuk melaporkan kepada tim employee is obliged to report to KP2DK team in his
KP2DK di masing-masing wilayah kerjanya apabila or her respective working areas whenever they are
mengetahui adanya indikasi maupun terjadinya aware of any indication or a guide to the breach of
pelanggaran terhadap panduan perilaku ini. this behavior.
Komitmen dan konsistensi seluruh karyawan Commitment and consistency of all employees of
Angkasa Pura II dalam menerapkan pedoman Angkasa Pura II in implementing the code of conduct
perilaku ini akan menciptakan suasana yang would create a conducive environment to the
kondusif bagi pencapaian visi dan misi perusahaan. achievement of the Company’s vision and mission.
Daftar kegiatan penyampaian informasi selama List of activities to deliver information for the year
tahun 2009: 2009:
Up date data perusahaan di portal Kementerian BUMN dan web site perusahaan www.angkasapura2.co.id Setiap hari
Up-date corporate data on the portal web site Ministry of SOEs and companies www.angkasapura2.co.id Every day
Press tour ke wilayah kerja perusahaan (Soekarno-Hatta, Medan, Aceh, Pekanbaru, Padang dan Palembang) 9 kali
Press tour to the working area of the company (Soekarno-Hatta Airport, Medan, Aceh, Pekanbaru, 9 times
Padang and Palembang)
Daftar siaran pers selama tahun 2009: List of press releases during the year 2009:
Judul Tanggal
No
Title Date
1 Satgas Wanita Awasi Kebersihan di Bandara Soekarno Hatta 21/01/2009
Watch Women Hygiene Task Force at the Soekarno Hatta
2 Penyesuaian Tarif PJP2U 17/02/2009
Tariff Adjustment PJP2U
3 Duta Bandara Ber-Roller Blade, Memastikan Bandara Bersih dan Nyaman 25/02/2009
Airport Ambassador Ber-Roller Blade, Ensure Clean and Comfortable Airport
4 Penyuluhan Peningkatan Mutu Pelayanan Frontliner, Mitra Usaha, 11/03/2009
Mitra Kerja di Bandara Soekarno-Hatta
Counseling Services Quality Improvement frontliner, Business Partners,
Partners at the Soekarno-Hatta Airport
5 Aviation Safety, Security and Services Reforms 19/03/2009
6 Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Mulai Beroperasi 14/04/2009
Terminal 3 of Soekarno-Hatta Airport Starts Operations
7 Persiapan Peresmian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta 27/04/2009
Preparation Inauguration of Terminal 3 of Soekarno-Hatta Airport
8 Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Diresmikan Oleh Presiden SBY 28/04/2009
Terminal 3 of Soekarno-Hatta Airport Inaugurated by President SBY
9 Kinerja Angkasa Pura II Tahun 2009 23/06/2009
Performance of the Year 2009 Angkasa Pura II
10 Bandara Sultan Syarif Kasim II Mulai Dibangun 16/07/2009
Sultan Syarif Kasim II Airport Built Start
11 Bandara Sultan Iskandar Muda Diresmikan Presiden Republik Indonesia 06/08/2009
Sultan Iskandar Muda Airport Inaugurated President of the Republic of Indonesia
12 Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah Mulai Dibangun 20/08/2009
Raja Haji Fisabilillah Airport Starts Built
13 Bandara Internasional Minangkabau Normal Kembali 01/10/2009
Minangkabau International Airport Real Return
14 Bebas Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) 04/10/2009
di Bandar Udara Internasional Minangkabau
Tariff-Free Airplane Passenger Services (PJP2U) Minangkabau International Airport
15 PT Angkasa Pura (Persero) Bandara Soekarno-Hatta akan segera dilengkapi dengan CUSS 08/10/2009
Kiosk (Common Use Self Service- Kiosk)
PT Angkasa Pura II (Persero) Soekarno-Hatta International Airport will soon be equipped with
Kiosk CUSS (Common Use Self-Service Kiosk)
16 Apresiasi PT Angkasa Pura II (Persero) Kepada Mitra 23/12/2009
Appreciation of PT Angkasa Pura II (Persero) To Partner
Berdasarkan analisa terhadap pemberitaan mengenai An analysis of media coverage of Angkasa Pura II
Angkasa Pura II di media masa cetak nasional selama in the national print mass media throughout 2009
tahun 2009, diperoleh hasil sebagai berikut: yielded the following results:
Untuk mengimbangi peningkatan pertumbuhan To accomodate the vary rapid increase in the
penumpang yang sangat cepat, Angkasa Pura II number of airline passengers, Angkasa Pura II has
melakukan pembangunan dan pengembangan invested in a number of airport construction and
yang memerlukan investasi, diantaranya adalah development projects, including the construction of
pembangunan bandara baru Kualanamu di Medan, the new Kualanamu Airport, Medan and a variety of
serta pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II development projects at Sultan Syarif Kasim Airport
Pekanbaru, Bandara Sultan Thaha Jambi, Bandara Pekanbaru, Sultan Thaha Airport Jambi, Depati Amir
Depati Amir Pangkal Pinang, dan Bandara Raja Haji Airport Pangkal Pinang, and Raja Haji Fisabillilah
Fisabilillah Tanjung Pinang. Angkasa Pura II telah Airport Tanjung Pinang. The total budget for these
menganggarkan dana untuk investasi pembangunan investments in airport construction and development
dan pengembangan bandara kurang lebih berjumlah projects amounted to approximately
Rp 1.628.101.975.000 (satu trilyun enam ratus dua Rp 1,628,101,975,000 (Rupiah one trillion six hundred
puluh delapan milyar seratus satu juta sembilan ratus twenty eight billion one hundred and one million and
tujuh puluh lima ribu Rupiah). nine hundred seventy five thousand).
Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor With the enactment of Law No. 1 Year 2009 on
1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, maka kegiatan Aviation, various activities in the operation of
pengusahaan kebandarudaraan harus disesuaikan airports must also be realigned with the stipulations
dengan ketentuan Undang-Undang tersebut antara contained in the Legislation. These among others
lain tentang tatanan kebandarudaraan nasional, include the organization of airport operation, rules
pengaturan tentang kawasan keselamatan operasi governing the zone of safety for flight operations,
penerbangan, dan pengelolaan lingkungan hidup and the management of airport environment such as
antara lain dengan pengaturan tentang kawasan stipulations on noise zoning and zoning plan for airport
kebisingan dan rencana tata ruang kawasan bandara. areas.
Dalam perjalanan pengusahaan Angkasa Pura II, In its business growth, Angkasa Pura II has to deal
terdapat risiko hukum yang harus dihadapi baik with various legal risks, due to its operational Activities
karena kegiatan operasional pengusahaan maupun or assets, such as land lawsuit in Soekarno-Hatta
karena aset berupa tanah antara lain perkara tanah di Airport, land lawsuit in Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Soekarno-Hatta, perkara tanah di Bandara Pekanbaru, and land lawsuit in Supadio Airport
Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, dan perkara tanah di Pontianak.
Bandara Supadio Pontianak.
Salah satu contoh permasalahan hukum gugatan One example of third party’s law suit on the 113.940
pihak ketiga terhadap tanah milik Angkasa Pura II di m2 land owned by Angkasa Pura II in Soekarno-Hatta
Bandara Soekarno-Hatta atas tanah seluas 113.940 airport, through the District Court of Tangerang in
m2 melalui Pengadilan Negeri Tangerang pada tahun 2009. The lawsuit was denied by the District Court of
2009, gugatan tersebut telah ditolak oleh Pengadilan Tangerang and was won by Angkasa Pura II with the
Negeri Tangerang dan dimenangkan oleh Angkasa Decision of the District Court of Tangerang Number 78/
Pura II berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri PDT.G/2009/PN.TNG.
Tangerang Nomor 78/PDT.G/2009/PN.TNG.
Angkasa Pura II menghadapi beberapa risiko yang Angkasa Pura II faces certain risks inherent in
melekat pada aktivitasnya sebagai perusahaan the conduct of its activities as an airport operator
pengelola bandara dan penyedia jasa lalu lintas udara. and provider of air traffic services. These risks
Secara umum, risiko tersebut dapat dibagi menjadi can be grouped in general into risks that affect
risiko yang berpengaruh terhadap manusia, aset human lives, company assets, the environment,
perusahaan, lingkungan, dan reputasi perusahaan. and company reputation. According to its specific
Secara khusus sesuai karakteristiknya, risiko dapat characteristics, risks can arise in the form of failure
berbentuk risiko kegagalan operasional penerbangan, in flight operations, failure in airport operations,
kegagalan operasi bandara, kegagalan layanan dan failure in service delivery, and from non-compliance
ketidakpatuhan pada regulasi. Berbagai risiko tersebut with regulations. These risks are handled through
ditangani melalui upaya pencegahan risiko, mitigasi measures that comprise of efforts to prevent risk,
risiko, ataupun pengalihan risiko. effort to mitigate risks, and efforts to transfer risks.
b. Proses manajemen risiko dalam aktivitas lapangan b. Risk management processes in the operational
Angkasa Pura II adalah bagian paling mendasar activities of Angkasa Pura II are a basic and vital
serta sangat menentukan dalam penyusunan dan element in the design and formulation of safety
perancangan program keselamatan; programs;
c. Segala risiko berkait dengan faktor keselamatan c. All risks associated with the safety of human lives
jiwa harus dikelola seoptimal mungkin mengingat shall be managed in an optimum manner in view of its
dampaknya yang sangat luas bagi pengguna jasa very considerable impact on airport services users as
maupun bagi keberlanjutan bisnis Angkasa Pura II. well as to the business continuity of Angkasa Pura II.
Dalam dokumen tersebut tersirat bahwa Angkasa Pura Implicit in the document is that Angkasa Pura II still
II masih memfokuskan pengelolaan risiko pada aktivitas focuses on managing the risks inherent in its operational
operasional yang berfokus pada unsur Safety, Security, activities in terms of aspects of safety, Security, Service
Service & Compliance. Namun dalam perkembangannya, & Compliance. However, in due course of development,
pengelolaan risiko Angkasa Pura II telah memperluas Angkasa Pura II has expanded the scope of its risk
cakupan fungsinya meliputi aspek-aspek bisnis management function to also include other aspects as
perusahaan lainnya, yaitu aspek keuangan, aspek well, such as financial aspect, legal aspect, commercial
hukum, aspek komersial, aspek sumber daya manusia aspect, human resources aspect, and others. This is
dan sebagainya. Ini diwujudkan melalui pembentukan manifested through the establishment of the Business
unit Business Risk Management dan perubahan unit Risk Management unit, while the Corporate Safety & Risk
Corporate Safety & Risk menjadi unit Corporate Risk unit was renamed to the Corporate Risk Management
Management. Dengan demikian, program-program unit. As such, risk management initiatives are also
Manajemen Risiko juga diarahkan untuk mencari peluang directed towards available business opportunities and
bisnis dan tindakan terhadap risiko yang ada, dan menjadi mitigation of its associated risks, representing a challenge
tantangan bagi Angkasa Pura II dalam pencapaian misi for Angkasa Pura II in achieving its vision and mission
dan sasaran utama perusahaan. statements.
Kerangka kerja ini dikembangkan dengan tujuan: The framework was developed with the aim of:
• Memungkinkan Angkasa Pura II untuk mengelola risiko • Enabling Angkasa Pura II to manage risk in a proactive
secara proaktif dengan pendekatan yang sistematis manner through a systematic and structured approach,
dan terstruktur, serta secara berkesinambungan and to continuously improve its business processes in
memperbaiki setiap proses bisnis untuk mengurangi order to reduce its risk profile, and therefore maintain
profil risiko perusahaan, dengan demikian dapat a more secure condition for the benefit of all its
mempertahankan kondisi yang lebih aman untuk semua stakeholders;
pemangku kepentingan (stakeholder); • Ensuring an effective strategy to mitigate risks and
• Menjamin bahwa telah ada strategi untuk maximize opportunities;
mengendalikan risiko dan memaksimalkan peluang; • Instilling risk management processes as an integral
• Menanamkan proses manajemen risiko sebagai part of the corporate planning processes at both the
bagian yang terintegrasi dalam proses perencanaan strategic as well as operational levels;
perusahaan pada level strategis maupun level
operasional;
• Membantu menciptakan budaya waspada terhadap • Helping to create a culture of risk awareness in terms of
risiko dari perspektif strategis, operasional, dan individu; strategic, operational, and individual perspectives;
• Memberikan kredibilitas pada proses bisnis dan • Providing credibility to business processes and
meningkatkan perhatian manajemen terhadap increasing management focus on the management,
pengelolaan, pengawasan, pelaporan dan pengkajian supervision, reporting and reviews of risks that have
pada risiko yang teridentifikasi dan secara terus been identified, while also continuously considering all
menerus mempertimbangkan risiko baru yang mungkin possible new risk factors;
timbul; • Instilling an understanding for the need of risk
• Memberikan pemahaman tentang kebutuhan setiap management for each individual and to re-align the
individu akan manajemen risiko dan meluruskan strategi company’s strategy concerning risk assessment from a
perusahaan dalam melakuan penilaian risiko (risk ‘top down’ approach into a ‘bottom up’ approach.
assessment) dari strategi “top down” menjadi strategi
“bottom up”.
Residual Risk
Risk Assessment
Business Risk • Risk Analysis
• Risk Evaluation Risk Control
• Financial Risk • Risk Treatment Ranking
• Legal Risk
• Human Very Reliable
Resources Risk Risk Management Tool
• Reputational Risk Reliable
(using BowtleXP & Other
• Other Risk Tools) Unreliable
Very Unreliable
Dan secara khusus risiko, dikelompokan pada: In particular the risks are classified as:
• Risiko Kegagalan Opersional Penerbangan • Flight Failure Risk
• Risiko Kegagalan Operasi Bandar Udara • Airport Failure Risk
• Risiko Kegagalan Pelayanan • Service Failure Risk
• Risiko Ketidak-patuhan pada Regulasi • Incompliance Risk
Keselamatan 68 Safety
Keamanan 29 Security
Layanan 91 Service
Pemenuhan 11 Compliance
• Kepatuhan pada regulasi dan penerapan prosedur • Compliance with regulations and established
operasi operating procedures
Sebagai penyelenggara bisnis bandar udara, As an airport operator, Angkasa Pura II is bound
Angkasa Pura II terikat dengan aturan-aturan to comply with a variety of regulations issued
yang diterapkan oleh organisasi penerbangan by the International Civil Aviation Organization
internasional (ICAO) maupun Direktorat Jenderal (ICAO) as well as the Directorate General of Air
Perhubungan Udara untuk menjamin terciptanya Transportation, in order to ensure the safety
penerbangan yang memenuhi unsur safety dan and security of flight operations. Accordingly,
security. Untuk itu Angkasa Pura II terus berupaya Angkasa Pura II continues to strive to align all of
agar dalam penyelenggaraan kegiatan bisnis its operational activities with the relevant rules and
perusahaan selalu memenuhi ketentuan dan regulations. Each service unit within Angkasa Pura
regulasi yang berlaku. Setiap unit pelayanan di II has established the necessary standard operating
lingkungan Angkasa Pura II telah memiliki prosedur procedures in the conduct of its activities, in order
operasi standar dalam melaksanakan kegiatannya, to ensure that all service and operational activities
agar semua kegiatan operasi dan pelayanan are undertaken in a systematic and standardized
terlaksana secara sistematis dan terstandarisasi. manner. An important element in this process is
Salah satu langkah untuk mengawasi proses ini by conducting regular Safety Audit as well as the
adalah dilaksanakannya Safety Audit secara rutin implementation of a Safety Management System at
dan penerapan Safety Management System di all airports under Angkasa Pura II.
seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura II.
selalu melaksanakan pemeliharaan fasilitas sesuai service units engage in routine procedures of facility
prosedur yang berlaku, sebagai upaya untuk mencegah maintenance in an effort to avoid the occurrence of
terjadinya kegagalan operasi akibat penurunan kualitas operational failure due to defects of equipment and
peralatan dan fasilitas yang akan berdampak pada facilities that will have its impact on the achievement of
terganggunya pencapaian tujuan perusahaan. Selain the company’s objectives. In addition, Angkasa Pura II
itu Angkasa Pura II secara terus menerus berupaya also continues to strive to improve its service quality by
meningkatkan kualitas pelayanan dengan melakukan the periodic upgrading of airport facilities.
peremajaan terhadap fasilitas yang dimilikinya.
• Pelatihan • Training
Salah satu unsur penting untuk mengurangi risiko The availability of quality personnel with a risk
terjadinya kegagalan dalam memberikan pelayanan awareness culture is an important element in the
terhadap pengguna jasa adalah terciptanya personil effort to reduce the risk of failing to provide services
yang berkualitas dan sadar akan risiko. Beberapa to service users. A number of training programs
pelatihan telah diberikan kepada personil di lingkungan are available for personnel in the operations and
operasi dan teknik terkait dengan unsur keselamatan technical areas related to aspects of safety and
dan pengelolaan risiko, diantaranya: Threat & Error risk management. These include Threat & Error
Management Training, Risk Management for Executives, Management Training, Risk Management for
Training for Safety Coordinator, dan lain-lain. Executives, Training for Safety Coordinator, and others.
• Asuransi • Insurance
Untuk menghadapi dan mencegah timbulnya tuntutan To anticipate and avoid the occurrence of legal
hukum terhadap perusahaan akibat dari kelalaian proceedings against the company due to negligence
dalam memberikan pelayanan kepada pengguna in the provision of airport services to service users,
jasa, Angkasa Pura II telah mengasuransikan seluruh Angkasa Pura II has taken an Airport Liabilities
pelayanannya dalam bentuk Airport Liabilities Insurance to cover all its services. In addition,
Insurance. Selain itu seluruh calon penumpang passengers coming and going through all airports
yang melalui bandara di lingkungan Angkasa Pura II under Angkasa Pura II are covered by PJP2U insurance
telah dilindungi oleh asuransi PJP2U terhadap risiko coverage in the event of accident occurring during
kecelakaan selama berada di lingkungan bandara. their stay at the airports. Meanwhile, Angkasa Pura II
Sedangkan untuk melindungi perusahaan dari kerugian has also insured all its physical assets to protect the
akibat kerusakan dan kehilangan asset, Angkasa Pura II Company from loss or damage to its assets.
telah mengasuransikan seluruh asetnya.
150%
91%
100%
68%
50%
29%
26%
15%
12%
11%
8%
0%
Safety Security Service Compliance
Secara umum, kondisi ekonomi dunia tahun 2009 While the overall global economic condition
masih mengalami krisis, namun perekonomian throughout 2009 was still overshadowed by the
Indonesia masih relatif stabil dan dapat crisis, Indonesia’s economy was relatively stable
meningkatkan kinerja perusahaan. Kondisi and business performance was improving. A
keamanan dalam negeri yang cukup stabil stable domestic security condition proved to be
mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke an incentive for tourism and in turn reflected on
Indonesia yang berpengaruh juga pada pergerakan aircraft and air passenger movements. Accordingly,
arus penumpang dan pesawat udara. Dengan overall growth in aircraft and passenger
demikian pertumbuhan penerbangan secara movements are within the targeted figures. In terms
keseluruhan dapat memenuhi target anggaran. Dari of overall revenues, targets have been exceeded,
sisi pendapatan secara umum dapat melampaui mainly through the contributions of aeronautical
target yang dipenuhi, terutama dari pendapatan revenues due to the increase in PSC and the
aeronautika karena adanya kenaikan PSC dan foreign exchange difference of International PJP.
selisih kurs PJP Internasional.
Dari sisi beban, secara umum manajemen berhasil In terms of expenses, the Management has been
mengendalikan hingga dapat terealisir di bawah successful in containing expenses below the
target RKAP, sekalipun beban consumeable targeted budget, although consumable supplies
supplies di atas target akibat dioperasikannya expenses exceeded the target due to the operation
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dan terminal of Terminal 3 at Soekarno-Hatta Airport and the
baru bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh. new terminal building at Sultan Iskandar Muda
Dengan demikian laba sebelum pajak tahun 2009 Airport – Banda Aceh. Income before tax in 2009
mencapai 49% di atas target yang ditetapkan was therefore 49% above the target set by the
Pemegang Saham. Shareholders.
Faktor lainnya yang juga sangat menentukan Other factors that also determine the flight rate
tarif penerbangan adalah nilai tukar Rupiah yang is the Rupiah exchange rate, which continued
terus menguat selama tahun 2009 sejalan dengan to strengthen during 2009 in line with the global
mulai pulihnya kondisi perekonomian global serta economic recovery and the improved foreign
membaiknya kepercayaan investor asing untuk investors’ confidence to invest in Indonesia. In the
berinvestasi di Indonesia. Pada akhir Desember end of December 2009, the Rupiah was closed at
2009, nilai tukar Rupiah ditutup pada level Rp 9404 per USD level.
Rp 9.404 per USD.
Selain itu, penambahan armada pesawat pada Moreover, additional number of aircrafts conducted
sejumlah maskapai selama tahun 2009 juga by several airlines in 2009 was also one of the
merupakan salah satu faktor menentu tarif factors determining the flight fare.
penerbangan.
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 Air Transportation Statistics in 2009
Internasional Domestik
Bandara Kode International Domestic Sub Total Lokal Jumlah
Airport Code Datang Berangkat Datang Berangkat Sub Total Local Total
Arrival Departure Arrival Departure
Soekarno-Hatta CGK 24.072 24.798 111.136 112.871 272.877 - 272.877
Polonia MES 5.351 5.321 19.687 19.724 50.083 200 50.283
S.Syarif Kasim II PKU 1.136 1.143 8.802 8.754 19.835 1.520 21.355
Supadio PNK 201 200 7.481 7.484 15.366 4.040 19.406
S.M.Badaruddin II PLM 544 544 7.146 7.146 15.380 384 15.764
Minangkabau PDG 1.079 1.078 6.263 6.272 14.692 20 14.712
Husein S. BDO 1.406 1.405 1.301 1.299 5.411 2.299 7.710
Halim P. HLP 1.320 1.325 7.544 7.732 17.921 5.990 23.911
Sultan Thaha DJB - - 3.634 3.636 7.270 - 7.270
Depati Amir PGK - - 4.273 4.278 8.551 - 8.551
R.H.Fisabilillah TNJ - - 1.694 1.743 3.437 - 3.437
S. I. Muda BTJ 457 447 2.345 2.355 5.604 144 5.748
JUMLAH 35.566 36.261 181.306 183.294 436.427 14.597 451.024
71.827 364.600 436.427 14.597 451.024
40.444
39.108
45.000
37.705
37.568
37.494
37.507
37.535
37.182
36.775
35.660
40.000
32.964
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
CGK 60,50% BDO 1,71%
10.000 MES 11,15% HLP 5,30%
PKU 4,73% DJB 1,61%
5.000 PNK 4,30% PGK 1,90%
PLM 3,50% TNJ 0,76%
0 PDG 3,26% BTJ 1,27%
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 Air Transportation Statistics in 2009
Internasional Domestik Transit
Bandara Kode International Domestic Sub Total Transit Total
Airport Code Datang Berangkat Datang Berangkat Sub Total Internasional Domestik Total
Arrival Departure Arrival Departure International Domestic
Soekarno-Hatta CGK 3.754.318 3.828.316 14.457.487 13.323.473 35.363.594 65875 1714250 37.143.719
Polonia MES 471.345 461.649 1.767.128 2.073.018 4.773.140 0 183201 4.956.341
S.Syarif Kasim II PKU 56.126 57.304 920.220 929.884 1.963.534 64 14286 1.977.884
Supadio PNK 11.468 10.155 775.892 784.416 1.581.931 0 0 1.581.931
S.M.Badaruddin II PLM 47310 46405 854846 862009 1810570 0 252 1810822
Minangkabau PDG 89.235 81.592 827.550 823.962 1.822.339 4551 16918 1.843.808
Husein S. BDO 141.903 131.883 125.744 128.061 527.591 0 56 527.647
Halim P. HLP 4.245 4.246 89.004 93.767 191.262 0 0 191.262
Sultan Thaha DJB - - 397.880 407.256 805.136 0 0 805.136
Depati Amir PGK - - 475.918 482.899 958.817 0 362 959.179
R.H.Fisabilillah TNJ - - 76.669 79.268 155.937 0 1662 157.599
S. I. Muda BTJ 44.802 44.581 233.486 251.823 574.692 0 0 574.692
JUMLAH 4.620.752 4.666.131 21.001.824 20.239.836 50.528.543 70.490 1.930.987 52.530.020
9.286.883 41.241.660 50.528.543 2.001.477 52.530.020
Pergerakan Penumpang - korporasi per bulan (dalam ribuan) Distribusi per Bandara
Passengers Movement - corporations per month (in thousands) Distribution per Airport
6.000
5.042
4.876
4.857
4.609
4.556
4.460
5.000
4.356
4.233
4.207
3.952
3.912
3.470
4.000
3.000
2.000
CGK 70,71% BDO 1,00%
MES 9,44% HLP 0,36%
1.000 PKU 3,77% DJB 1,53%
PNK 3,01% PGK 1,83%
PLM 3,45% TNJ 0,30%
0 PDG 3,51% BTJ 1,09%
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Distribusi jumlah pergerakan per bulan sepanjang The distribution of total number of movement
tahun 2009 menunjukkan bahwa pergerakan per month during the year 2009 showed that the
pesawat maupun penumpang mengalami aircraft movement and passenger movement
peningkatan di bulan Juli, Oktober, dan Desember tend to increase in July, October, and December
yang merupakan puncak (peak). Sebagai catatan is the peak. Noted that the number of movement
jumlah pergerakan pada musim lebaran 2009 during lebaran season of 2009 was lower than that
ternyata lebih rendah dari pergerakan di 3 bulan of those 3 months. July was the school holiday
tersebut. Juli merupakan musim liburan sekolah season and December is the end of year holiday
dan Desember adalah musim liburan akhir tahun. season. While in October was the month when the
Sedangkan bulan Oktober adalah bulan dimana earthquake in Padang occurred. The activities for
terjadinya bencana gempa bumi di Padang. aid donation and personnel mobilization during
Kegiatan bantuan dan mobilisasi orang pada bulan that month have pushed the number of aircraft,
tersebut telah mendorong jumlah pergerakan passenger, and cargo movement.
pesawat, penumpang dan kargo.
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 Air Transportation Statistics in 2009
Internasional Domestik
Bandara Kode International Domestic Total
Airport Code Datang Berangkat Datang Berangkat Total
Arrival Departure Arrival Departure
Soekarno-Hatta CGK 102.199.867 114.556.611 66.467.952 149.955.157 433.179.587
Polonia MES 1.366.621 2.305.837 19.891.662 11.273.097 34.837.217
S.Syarif Kasim II PKU 232.108 29.528 8.582.856 2.548.379 11.392.871
Supadio PNK 2.175 3.016 6.614.637 2.819.681 9.439.509
S.M.Badaruddin II PLM 47251 71403 6112765 1889083 8120502
Minangkabau PDG 1.558.267 345.126 6.941.496 3.555.824 12.400.713
Husein S. BDO - 62.770 67.363 509.060 639.193
Halim P. HLP 409.552 619.621 80.166 222.813 1.332.152
Sultan Thaha DJB - - 2.849.617 1.499.538 4.349.155
Depati Amir PGK - - 3.373.545 1.085.302 4.458.847
R.H.Fisabilillah TNJ - - 1.009.195 314.801 1.323.996
S. I. Muda BTJ 12.472 3.427 2.143.185 566.127 2.725.211
JUMLAH 105.828.313 117.997.339 124.134.439 176.238.862 524.198.953
223.825.652 300.373.301 524.198.953
300.000 20,00%
250.000 15,00%
200.000 10,00%
150.000 5,00%
43%
100.000 0,00%
Pergerakan Kargo - korporasi per bulan (dalam ribuan Kg) Distribusi per Bandara
Cargo Movement - corporations per month (in thousands Kg) Distribution per Airport
60.000
51.531
50.102
47.241
43.840
43.389
43.380
43.187
43.134
50.000
41.508
39.957
40.025
36.905
40.000
30.000
20.000
CGK 82,64% BDO 0,12%
MES 6,65% HLP 0,25%
10.000 PKU 2,17% DJB 0,83%
PNK 1,80% PGK 0,85%
PLM 1,55% TNJ 0,25%
0 PDG 2,37% BTJ 0,52%
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Distribusi jumlah pergerakan per bandara The distribution of movement per airport showed
menunjukkan bahwa Bandara Soekarno-Hatta that Soekarno-Hatta Airport (CGK) still dominates
(CGK) masih mendominasi 60% untuk pesawat with 60% for aircraft and nearly 71% for corporate
dan hampir 71% untuk jumlah penumpang passenger throughout 2009 or increased by 9.8%
korporasi sepanjang tahun 2009 atau mengalami and 15.21% compared to that of the previous year.
kenaikan 9,8% dan15,21% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Dalam tahun 2009 pergerakan kargo udara In 2009 the movement of corporate air cargo
secara korporasi mengalami penurunan minus decreased by minus 8.37%, a contrast to the
8,37%, sangat kontras bila dibandingkan dengan growth of aircraft, which was 4.21% and passenger
pertumbuhan pesawat sebesar 4,21% dan of 13.49%. The amount of unloaded cargo,
penumpang sebesar 13,49%. Dari jumlah kargo which was more than 524 thousand ton, was still
yang dibongkar-muat sebesar lebih dari 524 ribu dominated by Soekarno-Hatta Airport (CGK) by
ton tetap didominasi oleh Bandara Soekarno-Hatta 82.61%, while the peak occurred in October and
(CGK) sebesar 82,61%, sementara peak terjadi December.
pada bulan Oktober dan Desember.
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 - Perkembangan Angkutan Udara 5 Tahun Terakhir
Air Transportation Statistics Total Year 2009 - Development of Air Transport Last 5 Years
2005 Chg 2006 Chg 2007 Chg 2008 Chg 2009 Chg Avg. Chg
Pesawat
Aircraft
Internasional
59.951 1,51% 61.722 2,95% 60.315 -2,28% 68.318 13,27% 71.827 5,14% 4,12%
International
Domestik
351.025 8,06% 336.275 -4,20% 354.308 5,36% 344.240 -2,84% 364.600 5,91% 2,46%
Domestic
Sub Jumlah
410.976 7,05% 397.997 -3,16% 414.623 4,18% 412.558 -0,50% 436.427 5,79% 2,67%
Sub Total
Lokal
32.321 35,35% 22.088 -31,66% 17.944 -18,76% 20.239 12,79% 14.597 -27,88% -6,03%
Local
Jumlah
443.297 8,71% 420.085 -5,24% 432.567 2,97% 432.797 0,05% 451.024 4,21% 2,14%
Total
Penumpang
Passengers
Internasional
6.927.902 5,13% 7.354.363 6,16% 8.139.803 10,68% 8.605.209 5,72% 9.286.883 7,92% 7,12%
International
Domestik
29.903.801 7,76% 32.994.386 10,34% 36.566.912 10,83% 35.936.157 -1,72% 41.241.660 14,76% 8,39%
Domestic
Sub Jumlah
36.831.703 7,25% 40.348.749 9,55% 44.706.715 10,80% 44.541.366 -0,37% 50.528.543 13,44% 8,14%
Sub Total
Transit Internasional
172.120 -18,66% 160.595 -6,70% 149.045 -7,19% 144.709 -2,91% 70.490 -51,29% -17,35%
International Transit
Transit Domestik
1.472.448 5,69% 1.875.028 27,34% 1.799.284 -4,04% 1.595.170 -11,34% 1.930.987 21,05% 7,74%
Domestic Transit
Jumlah
38.476.271 7,04% 42.384.372 10,16% 46.655.044 10,08% 46.281.245 -0,80% 52.530.020 13,50% 7,99%
Total
Kargo (Kg)
Cargo (Kg)
Internasional
168.267.146 -3,55% 199.538.922 18,58% 267.083.267 33,85% 255.580.778 -4,31% 223.825.652 -12,42% 6,43%
International
Domestik
237.813.941 13,79% 247.629.005 4,13% 284.591.894 14,93% 316.528.291 11,22% 300.373.301 -5,10% 7,79%
Domestic
Jumlah
406.081.087 5,90% 447.167.927 10,12% 551.675.162 23,37% 572.109.069 3,70% 524.198.953 -8,37% 6,94%
Total
Keuangan Financial
Kas dan setara kas 2.185.119 1.937.317 112,79 Cash and cash equivalents
Pendapatan yang masih harus diterima 140.731 135.526 103,84 Accrued revenues
Hutang pembelian aset tetap 14.185 12.254 115,76 Payables on purchase of fixed asset
Dana titipan program THT 9.111 68.370 13,33 Temporary fund deposit on
old age welfare program (THT)
Kewajiban imbalan pasca kerja 47.885 45.098 106,18 Post employment benefit
Laba tahun berjalan 864.810 671.794 128,73 Profit for the year
Pendapatan usaha Angkasa Pura II pada tahun Operating revenues of Angkasa Pura II in fiscal
buku 2009 tercatat sebesar Rp 2,74 trilyun, dimana 2009 amounted to Rp 2.74 trillion, which include
sebagian pendapatan tersebut berupa piutang a certain amount of accounts receivable with an
usaha dengan tingkat kolektibilitas 29 hari. aging schedule within 29 days.
Pendanaan untuk kegiatan-kegiatan bandara Funding in support of airport activities rely fully
sepenuhnya menggunakan kemampuan arus kas on funds generated by internal cash flows. Up
internal. Sampai dengan saat ini, Angkasa Pura II until now, Angkasa Pura II does not have debts
tidak mempunyai hutang untuk pendanaan investasi incurred to fund either its investment or operational
maupun operasional perusahaan. activities.
Dollar Amerika, kecuali Pendapatan Pelayanan Passenger Services Revenue (PJP2U). The amount
Penumpang Pesawat Udara (PJP2U). Jumlah of revenues depends on production volume or
pendapatan yang diterima dipengaruhi oleh volume sales as well as on the tariffs for the respective
produksi atau penjualan serta tarif masing-masing services. For revenues denominated in US Dollar
jasa. Khusus untuk pendapatan yang diterima currency, the amount of revenues also depends on
dalam mata uang Dollar Amerika juga dipengaruhi the currency exchange rate between US Dollar and
oleh kurs nilai tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah.
Rupiah.
• Pendapatan jasa pendaratan lebih tinggi • Revenues from landing services are higher
dibandingkan target 2009 maupun realisasi compared to 2009 target as well as realized
2008 akibat meningkatnya produksi, yang amount in 2008 due to increased production
terutama disebabkan oleh pembukaan rute-rute volume, mostly attributable to the opening of
penerbangan baru dan perubahan tipe pesawat new routes as well as changes in type of aircraft
oleh maskapai penerbangan. used by airlines.
• Pendapatan jasa pelayanan penerbangan lebih • Revenues from flight services are lower
rendah dibandingkan realisasi tahun 2008 akibat compared to realized amount in 2008, due to the
perubahan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak change in the tariff for Non Tax State Revenue
(PNBP) yang diberlakukan sejak Februari 2009. (PNBP) effective since Februari 2009.
• Pendapatan jasa penerbangan lintas lebih • Overflying revenues are lower compared to 2009
rendah dibandingkan target 2009 maupun target as well as realized amount in 2008, due
realisasi tahun 2008, terutama akibat to termination of some flight routes, such as
dihentikannya rute operasional pesawat, seperti Emirate flights in Kuala Lumpur – Dubai route
penerbangan Emirat rute Kuala Lumpur – Dubai that stopped flying since March 2009, and to
yang berhenti sejak Maret 2009, dan akibat the relocation of flight routes, such as Tiger Air
perpindahan rute pesawat, seperti penerbangan flights in Singapore – India routes that were
Tiger Air pindah ke wilayah Malaysia untuk rute relocated to Malaysia region.
Singapura – India. • Revenues from passenger services are higher
• Pendapatan jasa pelayanan penumpang lebih compared to 2009 target as well as realized
tinggi dari target tahun 2009 maupun realisasi amount in 2008, primarily due to a rate
tahun 2008, terutama disebabkan adanya adjustment for Passenger Service Charge (PSC)
penyesuaian tarif Passenger Service Charge effective since April 2009.
(PSC) pada bulan April 2009. • Revenues from counter usage are higher
• Pendapatan pemakaian konter lebih tinggi compared to 2009 target as well as realized
dibandingkan target 2009 maupun realisasi amount in 2008 due to the increase in sales
tahun 2008 akibat meningkatnya jumlah produksi production.
penjualan. • Revenues from aviobridge usage are higher
• Pendapatan pemakaian garbarata lebih tinggi compared to 2009 target as well as realized
dibandingkan target 2009 maupun realisasi amount in 2008 due to the increase in passenger
tahun 2008 akibat peningkatan pada trafik traffic.
penumpang.
Pendapatan PJP4U, overflying, PJP2U dan counter The income from PJP4U, overflying, PJP2U and
melampaui target RKA, utamanya pada akibat counter exceeded the target, mainly due to the
penyesuaian tarif PSC/PJP2U sejak Maret 2009 adjustment of the tariff of PSC/PJP2U since March
dan selisih kurs PJP Internasional. 2009 and the currency difference on International PJP.
Secara keseluruhan, pendapatan non aeronautika Overall, non-aeronautical revenues exceeded their
tercapai di atas target anggaran, dengan targets, elaborated as follow:
keterangan sebagai berikut:
• Pendapatan sewa gudang tercapai 88% dari • Warehouse rent revenues amounted to 88% of
target 2009 disebabkan oleh: target in 2009 due to:
- belum terjualnya seluruh ruang gudang duty- - duty-free warehouse area not yet completely
free sold
- dikembalikannya Hall B dan Hall C - return of Hall B and Hall C areas
• Pendapatan sewa tanah diperkeras tercapai • Hardened land rent revenues amounted to 95%
95% dari target 2009 disebabkan oleh: of target in 2009 due to:
- dihentikannya sewa kade (fasilitas untuk - termination of rent for common use areas in
umum) di Bandara Soekarno-Hatta sejak Soekarno-Hatta Airport since August 2009
Agustus 2009 - Not all hardened land areas intended for sale
- belum terjualnya seluruh lahan diperkeras to airlines and airport ground handling have
yang disiapkan untuk dijual kepada maskapai been sold
penerbangan dan ground handling di bandara • Advertisement space rent revenues are below
• Pendapatan ruang reklame tidak mencapai target due to a mistake in production figure
target akibat kesalahan dalam mencatat produksi stated in RKAP 2009 for Soekarno-Hatta Airport,
pada RKAP 2009 bandara Soekarno-Hatta, and advertisement spaces at several airports
dan belum terjualnya seluruh titik reklame pada that have not been sold yet.
beberapa bandara. • Telephone rent revenues declined due to
• Pendapatan sewa telepon menurun disebabkan payments by business partners at most airports
adanya pembayaran dari mitra usaha langsung being made directly to PT Telkom, as well as due
kepada PT Telkom di hampir seluruh bandara, to increased use of alternative communication
serta semakin banykanya alternatif alat equipment (cellular phone).
komunikasi yang digunakan (telepon selular dan
lain-lain).
Secara keseluruhan pendapatan non aeronautika In overall, the realization of aeronautical revenue
tercapai di atas target anggaran. was above the target.
Secara keseluruhan, beban usaha tetap dapat Overall, operating expenses were successfully kept
dikendalikan, dengan penjelasan sebagai berikut: under control, elaborated as follows:
• Kenaikan beban pegawai dikarenakan adanya • The increase in employee expenses was due
penyesuaian uang transport dan insentif mainly to adjustments in transportation benefit,
produksi serta IHK yang berpengaruh pada production incentive and IHK that resulted in an
kenaikan tunjangan prestasi berdasarkan increase of merit benefit in accordance to the
perjanjian PKB. Manajemen telah melaksanakan CLA. The Management is conducting a study to
kajian untuk mengkaitkan kenaikan penghasilan relate employee salary increases to employee
pegawai dengan produktivitasnya. productivity.
• Beban umum dan aset dibiayakan naik • General expenses and expensed assets
disebabkan oleh kenaikan Pajak Bumi dan increased due to the increase in Land and
Bangunan akibat Nilai Jual Obyek Pajak naik ke Building Tax following the reclassification
kelas yang lebih tinggi. of Sales Value of Tax Object into a higher
• Beban consumable supllies terealisasi di atas classification
target anggaran akibat pengoperasian Terminal • Expenses for consumable supplies exceeded
3 Bandara Soekarno-Hatta dan terminal baru di the target due to the operation of Terminal 3 at
Bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh. Soekarno-Hatta Airport and the new terminal at
• Beban piutang ragu-ragu terealisir di bawah Sultan Iskandar Muda Airport – Banda Aceh.
target akibat piutang PT Garuda Indonesia • Bad debt expenses was lower than the target due
(Persero) yang semula dianggarkan dalam to receivable of PT Garuda Indonesia (Persero),
cadangan piutang ragu-ragu dialihkan menjadi formerly accounted for under provision for bad
pinjaman pemegang saham. debt expenses, was converted into loan from
shareholders.
Secara keseluruhan beban usaha dapat In overall, the expenses were under control.
dikendalikan.
Angkasa Pura II mengadakan perjanjian dengan Angkasa Pura II has an agreement with PT
PT Pertamina (Persero) mengenai pengenaan Pertamina (Persero) concerning the charge
Throughput Fee atas penyelenggaraan pelayanan of Throughput Fee over the provision of
pengisian bahan bakar pesawat udara di aircraft refueling services at airports under the
bandar udara yang dikelola oleh Angkasa Pura management of Angkasa Pura II, as covered in
II, sebagaiman diatur dalam Perjanjian No. Agreement No. PJJ.12.01.01/00/05/2009/098
PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 yang ditandatangani signed on 7 May 2009.
tanggal 7 Mei 2009.
3. PT Purantara Mitra Angkasa Dua (PMAD) 3. PT Purantara Mitra Angkasa Dua (PMAD)
Bergerak dalam pelayanan flight catering, Engaged in the provision of in-flight catering
perusahaan telah mulai beroperasi mulai bulan services, starting its operation in July 2003.
Juli 2003. Penyertaan Angkasa Pura II yang Equity participation by Angkasa Pura II,
merupakan kompensasi atas sewa tanah, sejak accounted for as compensation for land rent,
akhir tahun 2006 menurun menjadi sebesar has declined from year-end 2006 to 5.38%.
5,38%. Sampai dengan akhir tahun 2009 As of year-end 2009, PT PMAD is still showing
kerugian PT PMAD diperkirakan mencapai accumulated losses of approximately Rp 6.674
Rp 6,674 miliar. billion.
Status Perusahaan : Beroperasi Company Status: Operated
4. PT Railink 4. PT Railink
Bergerak dalam bidang usaha pembangunan Engaged in the development of operation of
dan pengelolaan KA Bandara. Penyertaan airport railway services. Angkasa Pura II has
saham Angkasa Pura II berupa uang tunai made a cash equity participation equivalent to
sebesar 40%. PT Railink dalam persiapan a 40% shareholding. PT Railink is preparing
mengikuti tender pengelolaan kereta api to submit a tender for the operations of
di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara airport railway at Soekarno-Hatta Airport and
Kualanamu - Medan. Sampai dengan akhir Kualanamu Airport – Medan. As of year-end
tahun 2009, PT Railink memperoleh laba bersih 2009, PT Railink booked a net income after tax
setelah pajak (unadited) sebesar Rp 617 juta. (unaudited) of Rp 617 million.
Status Perusahaan : Beroperasi Company Status: Operated
Per tanggal 31 Desember 2009, seluruh anak As of 31 December 2009, all of these subsidiary
perusahaan tersebut memiliki status beroperasi. companies are in operational status.
Jumlah dividen yang dibagikan untuk tahun 2008 Total dividends declared for the years 2008 and
dan 2009 dan payout ratio: 2009 and the payout ratio:
Dividen
173.050 25,00 181.610 21,00
Dividend
Cadangan
498.375 72,00 657.256 76,00
Reserve
Kemitraan
6.924 1,00 8.648 1,00
Partnership
Bina Lingkungan
13.848 2,00 17.296 2.00
Community Development
Untuk memperoleh Laporan Tahunan Angkasa To obtain a copy of Angkasa Pura II 2009 Annual
Pura II 2009 dan informasi lainnya, dapat Report and other information, please contact
menghubungi Sekretaris Perusahaan di Kantor Corporate Secretary at Head Office of PT Angkasa
Pusat PT Angkasa Pura II. Pura II.
Kantor Pusat
Head Office
PT Angkasa Pura II
Jakarta International Airport Soekarno-Hatta
Building 600, PO Box 1001/BUSH
Jakarta 19120, Indonesia
Tel. : (62-21) 550 5079, 550 5074
Fax. : (62-21) 550 2141
Homepage: www.angkasapura2.co.id
Jakarta International Airport Soekarno-Hatta Sultan Iskandar Muda Airport Minangkabau Airport
Building 601, PO Box 1001/BUSH Sultan Iskandar Muda Airport Minangkabau Airport, Ketaping
Jakarta 19120 Banda Aceh 23372 Padang Pariaman 25171
Tel. : (62-21) 550 7300 Tel. : (62-651) 213 41 Tel. : (62-751) 819123
Fax. : (62-21) 550 6823 Fax. : (62-651) 635 352 Fax. : (62-751) 819040
E-mail : ap2_cgk@angkasapura2.co.id E-mail : ap2_btj@angkasapura2.co.id E-mail : ap2_pdg@angkasapura2.co.id
Kami Direksi dan Komisaris PT Angkasa The Board of Directors and Board of
Pura II (Persero), menyatakan telah menyetujui Commissioners of PT Angkasa Pura II (Persero)
dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi hereby gives its approval and takes full
Laporan Tahunan Angkasa Pura II tahun 2009. responsibility over the validity of the contents of the
2009 Annual Report.
Direksi
Board of Directors
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Herman Prayitno
Komisaris Utama
President Commissioner
2009 2008
Catatan (disajikan kembali)
Notes (Restated)
Rp Rp
ASET ASSETS
Kas dan setara kas 2e, 4 2.185.119.290.152 1.937.317.150.437 Cash and cash equivalents
Piutang usaha (setelah dikurangi cadangan piutang Accounts receivable (net allowance for doubtful
ragu-ragu sebesar Rp 103.557.401.893 untuk tahun accounts amounting to Rp 103,557,401,893
2009 dan Rp 223.146.459.729 untuk tahun 2008) 2g, 2h, 6 216.817.562.744 333.200.258.371 in 2009 and Rp 223,146,459,729 in 2008)
Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan Fixed assets (net of accumulated depreciation of
sebesar Rp 2.213.866.477.700 untuk tahun 2009 Rp 2,213,866,477,700 in 2009 and
dan Rp 1.978.742.393.996 untuk tahun 2008) 2j, 2k, 13 4.015.671.907.861 3.787.860.018.282 Rp 1,978,742,393,996 for the year 2008)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
2009 2008
Catatan (disajikan kembali)
Notes (Restated)
Rp Rp
Hutang pembelian aset tetap 16 14.185.193.579 12.254.258.972 Payables on purchase of fixed asset
Jumlah kewajiban jangka pendek 524.666.439.789 363.967.918.710 Total short term liabilities
Dana titipan program THT 22 9.110.606.176 68.370.339.852 Temporary fund deposit on old age welfare program (THT)
Jumlah kewajiban jangka panjang 215.165.036.959 132.413.952.315 Total long term liabilities
EKUITAS EQUITY
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 8.234.119.511.754 7.307.682.853.003 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
2009 2008
Catatan (disajikan kembali)
Notes (Restated)
Rp Rp
Beban pemeliharaan dan persediaan 2b, 28 179.768.927.934 148.925.940.544 Maintenance and inventory expenses
Beban umum dan aktiva dibiayakan 2b, 30 298.448.806.329 280.028.125.016 General expenses and financed assets
Beban piutang tak tertagih 2b, 31 9.684.061.053 57.456.809.932 Bad debts expenses
Beban penyusutan dan amortisasi 2b, 32 264.383.101.459 211.862.532.768 Depreciation and amortization expenses
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain 113.023.305.285 193.686.064.201 Total other Income (Expenses)
Jumlah beban (penghasilan) pajak (337.267.221.422) (277.885.605.530) Total tax expense (income)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
Saldo per 31 Desember 2007 3.772.769.526.004 1.591.935.417.733 520.096.504.238 5.884.801.447.975 Balance as of December 31, 2007
Tambahan modal disetor lainnya 379.352.654.809 - - 379.352.654.809 Other additional paid-in capital
Saldo per 31 Desember 2008 4.152.122.180.813 1.964.915.234.580 694.263.566.585 6.811.300.981.978 Balance as of December 31, 2008
Tambahan modal disetor lainnya 25 11.999.171.538 - - 11.999.171.538 Other additional paid-in capital
Saldo per 31 Desember 2009 4.164.121.352.351 2.463.290.213.570 866.876.469.085 7.494.288.035.006 Balance as of December 31, 2008
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
2009 2008
Catatan (disajikan kembali)
Notes (Restated)
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
LABA BERSIH 864.809.725.490 671.793.879.194 NET PROFIT
Ditambah (dikurangi) pos-pos yang tidak mempengaruhi kas: Add (less) items not affecting cash flows:
Beban penyusutan 238.316.217.459 195.772.670.892 Depreciation
Beban amortisasi 26.066.884.000 16.089.861.876 Amortization
Beban penyisihan 9.684.061.053 57.456.809.932 Depletion
(Keuntungan) kerugian atas penjualan aktiva tetap - (198.009.600) (Gain) loss on sale of fixed assets
1.138.876.888.002 940.915.212.294
Ditambah (dikurangi) dengan: Add (less) with:
Penurunan (kenaikan) Decrease (increase)
Piutang usaha 106.698.634.574 (72.026.221.697) Account receivables
Piutang lain-lain (240.139.788.806) 2.956.500.580 Other receivables
Persediaan (189.424.800) 901.328.111 Inventories
Biaya dibayar dimuka (7.844.750.281) (2.876.969.710) Prepaid expenses
Pajak dibayar dimuka (69.796.476.919) 46.773.186.943 Prepaid taxes
Pendapatan yang masih harus diterima (5.205.577.323) 11.286.517.094 Accrued revenues
Kenaikan (penurunan) Increase (decrease)
Kewajiban pajak tangguhan 16.011.996.039 20.166.968.787 Deferred tax assets/liabilities
Biaya yang masih harus dibayar 85.039.247.404 26.901.382.103 Accrued expenses
Hutang dana pensiun 1.335.321.623 (1.589.991.606) Payables pension fund
Temporary fund deposit
Hutang titipan program THT (59.259.733.676) 11.454.098.082 on old age welfare program (THT)
Hutang lain-lain 28.892.662.176 (62.104.602.866) Other payables
Pendapatan diterima dimuka 16.996.014.901 6.998.323.642 Unearned income
Hutang pajak 26.096.080.368 22.471.952.435 Taxes payables
Kewajiban imbalan pasca kerja 2.786.881.206 3.826.488.129 Taxes payables
Pendapatan ditangguhkan 122.194.749.925 - Taxes payables
Jumlah kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 1.162.492.724.413 956.054.172.321 Net cash provided from operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Investasi jangka pendek 85.675.953.966 38.163.912.194 Investments
Penyertaan (7.452.146.705) (7.039.131.897) Investments
Aset tetap (647.933.324.022) (494.663.856.974) Fixed assets
Biaya ditangguhkan (85.951.517.667) (40.717.312.556) Deferred charges
Aset non operasional (260.046.741.419) (89.737.167.823) Non operating assets
Jumlah kas bersih untuk aktivitas investasi (915.707.775.847) (593.993.557.056) Net cash used in investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Hutang jaminan yang akan diperhitungkan 1.017.191.150 1.352.623.148 Accountable guarantee payables to be compensated
Jumlah kas dari (untuk) aktivitas pendanaan 1.017.191.150 1.352.623.148 Net cash provided from financing activities
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas 247.802.139.716 363.413.238.413 Net Increase (decrease) in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas awal tahun 1.937.317.150.437 1.573.903.912.024 Cash and cash equivalents at the beginning of the year
Kas dan setara kas akhir tahun 2.185.119.290.152 1.937.317.150.437 Cash and cash equivalents at the end of the year
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas Activities not affecting cash flow
Perolehan aset dalam kontruksi dengan kredit 1.930.934.607 - Acquisition of assets under construction with a credit
Penambahan aset KSO (408.260.000) - The addition of a joint operation assets
Bantuan Pemerintah yang belum ditentukan statusnya 11.999.171.538 379.352.654.809 Government assistance is not yet determined the status
Saldo laba di cadangan untuk cadangan umum 498.374.978.990 372.979.816.847 Retained earnings in reserve to general reserve
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
PT Angkasa Pura II (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara di PT Angkasa Pura II (Persero) is a State Owned Enterprise (SOE) of the
Lingkungan Departemen Perhubungan. Perseroan sebelumnya bernama Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia. Formerly, the
Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang didirikan berdasarkan name of the company was Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng
Peraturan Pemerintah (PP) N0. 20 Tahun 1984. Perubahan nama dari that was established based on the Government Regulation (PP) No 20
Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa year 1984. Later, the Company's name was changed to Perum Angkasa
Pura II dilakukan berdasarkan PP No. 26 tahun 1986. Selanjutnya, Pura II based on the Government Regulation (PP) No 26 year 1986.
dengan PP No. 14 tahun 1992, Perum Angkasa Pura II. Berdasarkan Furthermore, through the Government Regulation (PP) No 14 year 1992,
Rapat Umum pemegang Saham tanggal 31 Juli 2008 nama Perseroan the Company's status was changed to PT. (Persero) Angkasa Pura II.
semula PT (Persero) Angkasa Pura II disesuaikan menjadi PT Angkasa Then based on, general shareholder's meeting dated July 31, 2008 the
Pura II (Persero). Company's name was changed from PT (Persero) Angkasa Pura II to PT
Angkasa Pura II (Persero).
Perseroan didirikan berdasarkan akta No. 3 tanggal 2 Januari 1993 dari The Company was established based on notarial deed No 3 dated
Muhani Salim, SH., notaris di Jakarta. Anggaran Dasar perseroan telah January 2, 1993 of Muhani Salim, SH, notary in Jakarta. The Articles of
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta no. 38 Association have been amended for several times, the lastest
tanggal 18 Nopember 2008 dari Silvia Abbas Sudrajat, SH., notaris di amendment was based on notarial deed No 38 dated November 18,
Tangerang, mengenai perubahan susunan pengurus Perseroan. 2008 of Silvia Abbas Sudrajat, SH, notary in Tangerang, regarding
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari changes in the composition of the board of the Company. These
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU- amendments were approved by the Minister of Justice and Human Rights
AH.01.10-06567. Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-06567.
"Melakukan usaha dibidang jasa kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas "Doing business in airport services, airline traffic services and using the
penerbangan serta kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas penerbangan Company's human resources with optimal results, which resulting good
serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan quality services and can compete with other companies to gain profit as
untuk menghasilkan barang dan / atau jasa yang bermutu tinggi dan well as increase the company's value based on limited liability principles."
berdaya saing kuat untuk mendapatkan / mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas."
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat To achieve such goals and objectives, the Company conducts the
Melaksanakan kegiatan sebagai berikut : following activities :
1. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk 1. Providing and developing facilities that support the activities of
kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir dan landing, taking off, parking, and hangar services,
penyimpanan pesawat udara.
2. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal 2. Providing and developing terminal facilities to serve passengers,
untuk kegiatan pelayanan angkutan penumpang kargo dan pos. cargo and postage transportation,
3. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan jasa pelayanan 3. Providing and developing airline services,
penerbangan.
4. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, 4. Providing and developing facilities of electronics, navigation,
navigasi, listrik, air dan instalasi limbah buangan. electricity, water and waste treatment installation,
5. Penyediaan lahan untuk bangunan lapangan dan kawasan industri 5. Providing land for field, building and industrial estate, and that
serta gedung-gedung bangunan yang berhubungan dengan connected to the acceleration of buildings supporting air transport
kelancaran angkutan udara. activities,
11
7. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung menunjang 7. Providing services that directly support airport activities, covering
kegiatan penerbangan yang meliputi penyediaan hanggar pesawat airplane hangar, airplane repair workshop, warehouse, catering for
udara, perbengkelan pesawat udara, pergudangan, jasa boga airplane passengers, passengers' services, cargo and postage
pesawat udara, jasa ramp, jasa pelayanan penumpang dan bagasi, handling services, cargo supervision services, airplane
jasa penanganan kargo dan surat, pelayanan jasa pengawasan communication and operation, security services, airplane
muatan, komunikasi dan operasi penerbangan, pelayanan jasa maintenance and repair services, providing and distribution services
pengamanan, pelayanan jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat of airplane fuel,
udara, pelayanan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar
pesawat udara.
8. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung atau tidak 8. Providing services that directly or indirectly support airport activities
langsung menunjang kegiatan bandar udara yang meliputi jasa covering provision of inn / hotel, shops, restaurants and café,
penyediaan penginapan / hotel, jasa penyediaan toko, penyediaan parking, maintenance in general (service activities, cleaning and
restoran dan bar (café), jasa penempatan kendaraan bermotor/parkir, maintenance services for buildings and offices at the airport),
jasa perawatan pada umumnya (kegiatan jasa yang melayani providing automatic reporting of airplane departures,
pembersihan dan pemeliharaan gedung dan kantor di bandar udara),
jasa penyediaan otomatisasi pelaporan keberangkatan penerbangan.
9. Jasa penunjang kegiatan bandar udara lainnya, meliputi penjualan 9. Supporting services of other airport activities, covering the sale of
bahan bakar dan pelumas kendaraan bermotor di bandar udara, jasa fuel and motor oil in airport, luggage loading services, passengers in
pelayanan pengangkutan barang, penumpang di terminal arrival and departure terminals, postage services,
kedatangan dan pemberangkatan jasa pelayanan pos, jasa telecommunication services, playground and recreation services,
pelayanan telekomunikasi, jasa tempat bermain dan rekreasi, jasa tour services, travel agent, bank for banking services at the airport,
aluan wisata, agen perjalanan, bank untuk pelayanan jasa money exchange, land transportation services, luggage deposit,
perbankan di bandara udara, penukaran uang, jasa pelayanan advertisement services, first class lounge, business class lounge
angkutan darat, penitipan barang, jasa advertensi, first class lounge, and VIP room, hairdresser and beauty salon, agribusiness services,
business class lounge dan VIP room, hairdresser and beauty salon, nursery, insurance, provision from room services, vending machine,
jasa agrobisnis, nursery, asuransi, jasa penyediaan ruangan, waste treatment services, health services, industrial estate services,
vending machine, jasa pengolahan limbah buang, jasa pelayanan other services that directly or indirectly support the airport activities.
kesehatan, jasa penyediaan kawasan industri, jasa lainnya yang
secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar
udara.
1. Bandar Udara International Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten 1. Soekarno - Hatta International Airport,Tangerang, Banten
12
Berdasarkan akta nomer 23 tanggal 30 Maret 2009 dari Silvia Abbas Based on notarial deed No 23 dated March 30, 2009 of Silvia Abbas
Sudrajat, SH., notaris di Kabupaten Tangerang, susunan Dewan Sudrajat, SH Notary in Tangerang, the Company's Board of
Komisaris dan Dewan Direksi sebagai berikut : Commissioners and Directors are as follows :
2009 2008
Dewan Komisaris Board of Commisioners
Komisaris Utama Herman Prayitno Sutanto President Commissioner
Suratto Siswodiharjo Suratto Siwodiharjo
Moch. Iksan Tatang Moch . Iksan Tatang
Suyatno Harun Suyatno Harun
Tirta Hidayat Tirta Hidayat
e. Modal e. Capital
Berdasarkan akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. 19 dari H. Based on the Company's Deed of Amendment No. 19 of H. Harjono
Harjono Moekiran, SH., notaris di Jakarta tanggal tanggal 21 Juli 1998, Moekiran, SH., Notary in Jakarta dated July 21, 1998, shareholders have
pemegang saham telah memutuskan dan menyetujui Penurunan Modal decided and agreed on the Decrease of Authorized Capital from Rp
Dasar Perseroan dari Rp 8.845.000.000.000 menjadi 7.600.000.000.000 8,845,000,000,000 to 7,600,000,000,000 and increased its issued and
dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp paid up capital of Rp 1,769,000,000,000 to Rp 1,900,000,000,000.
1.769.000.000.000 menjadi Rp 1.900.000.000.000.
13
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan konsep harga The financial statements are prepared on acquisition cost method
perolehan (acquisition cost) sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi complying with the generally accepted accounting principles and
yang berlaku umum di Indonesia, kecuali beberapa akun tertentu disusun reporting practices in Indonesia, except for certain accounts which are
berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan measured on the basis described in the related accounting policies. The
akuntansi masing-masing akun tersebut. Angka yang disajikan dalam reporting currency used in the preparation of the financial statements is
laporan keuangan adalah dalam Rupiah. the Indonesian Rupiah (Rp).
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. The statements of cash flows are prepared using indirect methods with
Laporan arus kas mengelompokkan penerimaan dan pembayaran ke classifications of cash flows into operating, investing and financing
dalam kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan. activities.
Pendapatan usaha dari aktivitas aeronautika diakui pada saat jasa Aeronautic revenue is recognized when the service is rendered to
diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan usaha dari aktivitas jasa non customers. Non-Aeronautic revenue including land and building rental, is
aeronautika persewaan tanah dan bangunan konsesi diakui sesuai recognized on the elapsed time for the current year (accrued). Revenue
dengan periode yang sudah berjalan pada tahun yang bersangkutan. resulting from utilization of the Company's facilities by customers and
Pendapatan atas penggunaan fasilitas peralatan Perseroan oleh from other Non-Aeronautic services are recognized when such facilities
pelanggan dan pendapatan jasa non aeronautika lainnya diakui pada are used and services are rendered. Income from land and building rental
saat fasilitas tersebut digunakan pada saat jasa diserahkan. Pendapatan received in advance are recorded as unearned revenue. Other revenues
persewaan tanah dan bangunan yang diterima di muka atas periode yang are recognized on accrual basis. Interest income is recognized based on
belum berjalan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka. Pendapatan the proportion of period, principal value and prevailing interest rate.
lainnya diakui atas dasar akrual. Penghasilan bunga diakui atas dasar Expenses are recorded when they occured and are recognized as its
proporsi waktu, pokok dan tingkat bunga yang berlaku, sedangkan beban usefulness in the current year.
dicatat pada saat terjadi dan diakui sesuai dengan kemanfaatannya pada
tahun yang bersangkutan.
14
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) 2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued)
c. Transaksi Dalam Mata Uang Asing c. Foreign Currencies Transactions
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku Transaction in foreign currencies are recorded at their rates prevailing
pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca aset dan kewajiban when transactions are made. At balance sheet date, all monetary assets
moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah and liabilities in foreign currencies are converted into Rupiah using Bank
berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal Indonesia's middle rate prevailing at that date. Gains or losses resulting
tersebut. Laba atau rugi yang terjadi akan dikreditkan atau dibebankan from such conversion are charged or credited into the current year profit
pada Laporan Laba Rugi periode berjalan. and loss statement of the current year.
Kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Bank Indonesia's middle rate prevailing on December 31, 2009 and 2008
masing-masing sebesar Rp 9.400 dan Rp 10.950 setiap USD 1 (Satu is Rp 9,400 and Rp 10,950 for USD 1 respectively.
Dolar Amerika Serikat).
d. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa d. Transactions With Related Parties
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan Istimewa adalah : Related parties consist of the following :
1. Perseroan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara 1. Companies that directly or indirectly, through one or more
(intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada intermediaries, control or are controlled by, or under common control
dibawah pengendalian bersama, dengan Perseroan (termasuk with the company (including holding companies, subsidiaries, and
holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); fellow subsidiaries);
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan 4. Key management personnel who have the authority and
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan responsibility for planning, directing and controlling the company's
mengendalikan kegiatan Perseroan, yang meliputi anggota dewan activities, including commissioners, directors and managers of the
komisaris, direksi dan manajer dari Perseroan serta anggota company and close members of their families and;
keluarga dekat orang-orang tersebut dan;
5. Perseroan, dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara 5. Companies in which a substantial interest in the voting power is
dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap owned directly or indirectly, by any person described in (3) and (4) or
orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4) atau setiap orang over which such a person is able to exercise significant influence.
tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perseroan tersebut. Ini This includes companies owned by commissioners, directors or
mencakup Perseroan-perseroan yang dimiliki anggota dewan major shareholders, of the company and companies which have a
komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perseroan dan common member of key management as the company.
Perseroan-perseroan yang mempunyai anggota manajemen kunci
yang sama dengan Perseroan.
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan All transactions with related parties, whether or not made by similar term
istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal and conditions as those done with third parties, are disclosed in the
sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam Financial Statements.
laporan keuangan.
15
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) 2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued)
e. Kas dan setara kas e. Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank serta deposito Cash and Cash Equivalents consist of cash on hand and in banks and
berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal unrestricted time deposits with maturities of three months or less since
penempatan tidak digunakan sebagai jaminan hutang serta tidak dibatasi placement date.
penggunaannya.
f. Investasi f. Investments
Efek-efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat Securities are classified based on management intention at the
pembelian efek-efek tersebut didasarkan atas klasifikasi sesuai purchasing date in accordance with PSAK No 50 concerning
PSAK No. 50 tentang "Akuntansi Investasi Efek Tertentu" sebagai "Accounting for certain investments in Securities", on the following
berikut : classifications :
1. Diperdagangkan dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laba dan 1. Investment in trading securities are stated at fair value.
rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair
wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan, value are reflected in the current operation,
2. Tersedia untuk dijual, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. 2. Available for sale securities are stated at fair value. Unrealized
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan gains or losses from the increase or decrease in fair value are
atau penurunan nilai wajar disajikan sebagai komponen ekuitas. presented as part of equity. Unrealized gains or losses are
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan tersebut recognized in profit and loss upon realization,
dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan pada
saat realisasi,
3. Dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehan 3. Held to maturity are stated at cost which are adjusted for the
yang disesuaikan dengan amortisasi premi dan atau diskonto unamortized premiums or discount. There is a possibility that the
yang belum diamortisasi. Jika ada kemungkinan Perseroan tidak company will be unable to fully recover the cost of debt securities
dapat memperoleh kembali seluruh jumlah biaya perolehan yang according to securities contract condition, then a permanent
seharusnya diterima sehubungan dengan persyaratan perjanjian decline of value is considered has been occured. If the decline of
efek hutang, maka penurunan yang bersifat permanen dianggap fair value is considered as permanent decline, the cost basis of
telah terjadi. Jika penurunan nilai wajar dinilai sebagai penurunan the individual investment is written down to its fair value and the
permanen, biaya perolehan efek individual harus diturunkan amount of the write down is recognized as realized loss in the
sebesar nilai wajarnya dan jumlah penurunan nilai tersebut diakui current period.
dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Investasi dalam unit penyertaan reksadana disajikan sebesar nilai wajar Investments on the unit of mutual funds are stated at their fair values,
yaitu nilai Aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Pendapatan which represent the net Asset values of the mutual fund as per balance
dari investasi dalam unit penyertaan reksadana meliputi dividen yang sheet date. Income from the unit of mutual funds consists of dividends of
diperoleh dari reksadana, keuntungan dari penjualan unit penyertaan, mutual finds, gain on sale of unit of mutual funds and unrealized gain or
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai loss on the changes in the net Asset value of the unit of mutual funds.
Aset bersih dari unit penyertaan tersebut.
16
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) 2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued)
f. Investasi (Lanjutan) f. Investments (Continued)
Investasi dalam efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reserve Investments in securities purchased with resell arrangement (reverse
repo)dicatat sebesar harga jual kembali disepakati dikurangi dengan repo) are stated at the agreed resale price net of the difference between
selisih antara harga beli dan harga jual yang disepakati (pendapatan purchase price and the agreed resale price is amortized and recognized
yang ditangguhkan). Selisih antara harga beli dan harga jual kembali as interest income over the period, commencing from the date these
yang disepakati tersebut diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan securities are sold until repurchased.
bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali.
Penyisihan kerugian disajikan sebagai pengurangan dari akun efek-efek. Allowance for possible losses are presented as a deduction for securities
account.
g. Piutang g. Receivables
Piutang disajikan sebesar jumlah bruto piutang diikuti dengan penyisihan Receivables are presented at their gross amounts and provided
untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat allowance for doubtful accounts or estimates of uncollectible receivables.
diterima. Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material disajikan Credit balance of individual receivables is presented under liability
dalam kelompok kewajiban. classification when the amount is material.
Penyisihan piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat Allowance for doubtful accounts or estimates of uncollectible receivables
diterima, dihitung pada akhir periode (akhir tahun buku) dengan is determined at the end of the period (end of book year) based on the
ketentuan sebagai berikut : following condition :
1. Piutang yang berumur 1 sampai dengan 2 tahun disisihkan sebesar 1. Allowance for receivable outstanding for one to two years is 25%.
25%.
2. Piutang yang berumur 2 sampai dengan 3 tahun disisihkan sebesar 2. Allowance for receivable outstanding for two to three years is 50%.
50%.
3. Piutang yang berumur lebih dari 3 tahun disisihkan sebesar 100%. 3. Allowance for receivable outstanding for more than three years is
100%.
i. Persediaan i. Inventory
Persediaan disajikan dalam neraca sebesar harga pokok/perolehan atau Inventory is presented at its acquisition cost, which includes all direct or
nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah yang bersangkutan meliputi indirect expenses, and its consumption is determined based on FIFO
seluruh biaya yang secara langsung atau tidak langsung terjadi untuk method (First In First Out).
mendapatkan persediaan tersebut. Penilaian pemakaian persediaan
ditentukan dengan metode FIFO (first in first out).
Perseroan memilih model biaya dalam kebijakan akuntansi Aset tetap The Company has chosen the cost model for its accounting policies of
dimana Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehan, setelah fixed Assets, which are stated at their acquisition cost net of their
dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan accumulated depreciation. Fixed Assets except for land, are depreciating
dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) using straight line method based on their estimated useful lifes, as
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis Aset tetap sebagai berikut follows :
:
17
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) 2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued)
j. Aset tetap (Lanjutan) j. Fixed Assets (Continued)
Umur
Jenis Aset Tetap Useful life Type of Fixed Assets
Bangunan Lapangan 10-80 tahun (years) Fields Construction
Bangunan Gedung 20-40 tahun (years) Building
Peralatan Terminal dan Gedung 15 tahun (years) Terminal and Building Equipment
Instalasi dan Jaringan 5-15 tahun (years) Installation and Networking
Peralatan : Equipments :
Alat Bantu Navigasi 10-15 tahun (years) Navigation Supporting Equipments
Pengangkutan 5 tahun (years) Transportation
Kantor 5-15 tahun (years) Office
Lain-lain 5-15 tahun (years) Others
Instalasi Pompa Bensin 10 tahun (years) Gas Station Installation
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Land is stated at the acquisition cost and is not depreciated.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi Maintenance and repair expenses are charged to profit and loss
pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat statement when they occur. All of which extend the useful life of the Asset
atau memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam or result in increased economic benefits such as increase in capacity and
bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standart improvement in the quality of output or standard of performance are
kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau capitalized. When Assets are retired or otherwise disposed of, their
yang dijual dikeluarkan dari kelompok Aset tetap berikut akumulasi carrying values and related accumulated depreciation are removed from
penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan Aset tetap the accounts. Gains or losses resulting from the sale of fixed Assets are
tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang charged of credited to profit and loss statement in the current year.
bersangkutan.
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan, Construction in progress are stated at their acquisition costs including
termasuk didalamnya biaya pinjaman yang terjadi selama masa interest of the loan during construction used to finance the construction.
pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk Accumulated cost will be transferred to the respective fixed Assets when
pembangunan Aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan they are completed and ready for use. Revaluation of fixed Assets is only
dipindahkan ke masing-masing Aset tetap pada saat selesai dan siap conducted based on the government policy. Construction in progress is
digunakan. Kebijakan untuk melakukan penilaian kembali Aset tetap, recorded in Asset under construction account while the interest of
hanya dilakukan dengan persetujuan dan atau berdasarkan kebijakan borrowing cost during construction is accounted for at acquisition cost.
pemerintah. Aset yang masih dalam tahap pembangunan dicatat dalam
perkiraan Aset dalam konstruksi sedangkan bunga pinjaman yang
ditimbulkan selama masa konstruksi akan dipertimbangkan sebagai
harga perolehan.
Keputusan Direksi No. KEP 474/KU.20/2002-APII tanggal 17 Desember Based on the Board of Director's Decision Letter No KEP
2002 tentang Pedoman Akuntansi Keuangan, menetapkan batas biaya 474/KU.20/2002-AP II dated December 17, 2002, concerning Financial
yang dapat dikapitalisasi adalah biaya per unitnya melebihi Rp Accounting Policy, it was stated the minimum expenditure that could be
10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Pengeluaran untuk Aset termaksud capitalized when cost per unit exceeds Rp 10,000,000 (ten million
yang harganya Rp 10.000.000 ke bawah, dibebankan langsung biaya rupiah). Expenditure for such Asset less than Rp 10,000,000 is charged
pada saat terjadinya, tetapi Perseroan menyelenggarakan catatan ekstra directly as incurred, but the Company conducts an extra compatible note
kompatibel untuk alat pengawasannya. as a control.
18
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) 2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued)
k. Kerjasama Operasi dan Aset Kerjasama Operasi k. Joint Operation and Joint Operation Assets
Kerjasama Operasi (KSO) - Build, Operate and Transfer (BOT). Joint operation (KSO) - Build, Operate, and Transfer (BOT).
Kerjasama operasi (KSO) dengan pola BOT merupakan KSO dengan Joint operation (KSO) with the BOT pattern represents a joint operation
pihak ketiga untuk membangun, mengoperasikan dan menyerahkan aset with third parties to develop, operate and deliver the joint operation
KSO. Aset KSO dikelola oleh investor yang mendanai pembangunannya Assets. Assets managed by the joint operation investors who finance the
sampai akhir masa konsesi. Perseroan menerima kompensasi construction until the end of the concession. The Company receives
berdasarkan persentase yang telah disepakati dengan investor. Di akhir compensation based on the percentage agreement with the investors. At
masa konsesi, investor akan menyerahkan aset KSO beserta hak the end of the concession period, investors will submit its Asset and its
pengelolaannya kepada pemilik aset. Jangka waktu masa konsesi adalah management rights to the Asset owner. The concession period is valid for
berkisar antara 20 sampai 25 tahun. 20 to 25 year.
Kerjasama Operasi (KSO)-Build, Transfer and Operate (BTO). Joint operation asets (KSO) - Build, Transfer and Operate (BTO).
Aset KSO BTO merupakan Aset tanah Perseroan dalam perjanjian KSO The joint operation Asset BTO represents land Asset owned by the
yang digunakan oleh investor untuk membangun aset KSO. Tanah Company in the KSO agreements used by investors to build KSO Assets.
tersebut tidak dapat digunakan, atau dialihkan kepemilikannya oleh The land can not be used, nor its ownership is transferred by the
Perseroan selama masa konsesi dan akan diserahkan kembali oleh Company during the period of the concession and will be returned to the
investor kepada Perseroan pada akhir masa konsesi. Company by investors at the end of the concession.
Setiap tanggal neraca Perseroan menelaah ada atau tidaknya indikasi At balance sheet date, the Company reviews whether there is any
penurunan nilai Aset. indication of Assets impairment or not.
Aset tetap dan Aset tidak lancar lainnya, termasuk Aset tak berwujud Fixed Assets and other non-current Assets, including intangible Assets,
ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat are reviewed for impairment losses or changes in circumstances
penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang indicating that the carrying amount of the Assets and the recoverable
mengindikasikan bahwa nilai tercatat Aset tersebut tidak dapat diperoleh amount may not be recoverable. An impairment loss is recognized for the
kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara differences between the carrying amount of the Assets and the
nilai tercatat Aset dengan nilai yang diperoleh kembali dari Aset tersebut. recoverable amount. The recoverable amount is determined as the
Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi diantara higher of net selling price or value in use. In order to test the impairment
harga jual neto dan nilai pakai Aset. Dalam rangka menguji penurunan value, Assets are classified into the smallest unit that provide a separate
nilai, Aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus cash flows.
kas terpisah.
m. Biaya Hukum Perolehan Hak atas Tanah m. Legal Costs for Landrights Acquisition
Jumlah biaya hukum yang material yang berkaitan dengan perolehan hak Material amounts of expenses related to the legal processing of land
atas tanah dikapitalisasi dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas rights are capitalized and amortized over their useful lives.
tanah tersebut.
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan pelapisan ulang (overlay) landasan Expenses related to overlay of landing road and other field construction
dan bangunan lapangan lainnya ditangguhkan dan diamortisasi dengan are deferred and amortized over ten years for rigid construction and four
metode garis lurus selama masa manfaat yaitu 10 tahun untuk konstruksi years for flexible construction using straight line method.
rigid dan 4 tahun untuk konstruksi fleksibel.
19
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) 2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued)
o. Penyisihan atau kewajiban diestimasi o. Provisions
Penyisihan atau kewajiban diestimasi untuk restorasi lingkungan, biaya Provisions for estimate liabilities of environmental restoration,
restrukturisasi dan tuntutan hukum diakui ketika : restructuring cost and legal claims cost are recognized when :
! Perseroan mempunyai kewajiban hukum atau konstruksi di masa kini ! The Company has a present legal or constructive obligation as a
sebagai akibat dari kejadian di masa lalu; result of past events;
! Terdapat kemungkinan diatas 50% bahwa akan ada arus keluar ! There is a probable over 50% of expenses outflow in order to fulfill
sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut; the obligation;
! Jumlahnya dapat diestimasi secara handal. ! The amount has been reliably estimated.
Pajak penghasilan pada laporan laba rugi ditentukan berdasarkan laba Income tax in the statement of income is determined based on taxable
kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Pajak penghasilan atas income for current year. Income tax resulting from land or building rental
pendapatan dari persewaan tanah dan / atau bangunan, ditentukan is determined based on taxable income, complying with the effective tax
berdasarkan penghasilan kena pajak sesuai dengan Peraturan yang regulation.
berlaku.
Perseroan juga menyelenggarakan Program Tunjangan Hari Tua (THT) The Company conducts old age welfare program (THT) of which the fund
yang pendanaannya diserahkan kepada PT Asuransi Jiwasraya dan PT is submitted to PT Asuransi Jiwasraya and PT Asuransi Bumiputera. The
Asuransi Bumiputera. Manfaat imbalan pasca kerja yang diperoleh post employment benefit provided from the pension program and THT
melalui program dana pensiun dan program THT ternyata telah melebihi exceed the amount stated in the labor Law No 13 year 2003, therefore
manfaat imbalan pasca kerja berdasarkan UU No.13 tahun 2003 tentang the Company does not provide allowance for post employment benefit at
ketenagakerjaan, sehingga Perseroan tidak perlu lagi mencadangkan the end of the year.
kewajiban imbalan pasca kerja pada akhir tahun.
Disamping itu Perseroan juga menyelenggarakan Program Pemberian The Company also conducts housing allowance program at the end of
Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas. Program tersebut tidak employment period. The program is unfunded, therefore the Company
didanai, oleh karena itu dilakukan pencadangan imbalan pasca kerja provides allowance of post employment benefit for the program at the
untuk program tersebut pada akhir tahun. end of year.
r. Dividen r. Dividends
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perseroan diakui Dividends distributions to the Company's shareholders are recognized as
sebagai sebuah kewajiban dalam laporan keuangan pada periode ketika a liability in the financial statements in the period in which the dividend is
dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perseroan. approved by the Company's shareholders.
20
Pada tahun 2009 Perseroan melakukan penyesuaian atas akun-akun yang In the year 2009 the Company made an adjustment to the accounts relating
berhubungan dengan Laporan Keuangan tahun 2008. Sesuai dengan PSAK to the Financial Statements for the year 2008. In accordance with PSAK 25,
25, maka untuk tujuan komparatif dilakukan penyajian kembali atas Laporan then for comparative purposes, the restatement of financial statements for
Keuangan tahun 2008, sebagai berikut : the year 2008 is made, as follows:
2008
Penjelasan mengenai penyajian kembali atas masing-masing akun tersebut A description of the restatement of each of these accounts can be seen in notes
dapat dilihat pada catatan 10, 13, 24, 32 dan 35. 10, 13, 24, 32 and 35.
21
2009 2008
Kas : Cash and Cash Equivalent:
Rupiah 150.853.182 245.710.190 Rupiah
USD 114.743.166 144.827.352 USD
265.596.348 390.537.542
Tingkat bunga deposito berjangka - Rupiah 7% - 9,25% 6,75% - 13,25% Time Deposit Interest Rate - Rupiah
Tingkat bunga deposito berjangka - USD 3,75% - 4,25% 3,50% - 4,50% Time Deposit Interest Rate - USD
Rincian kas dan setara kas kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai Details of cash and cash equivalents in head office and its branches are as
berikut : follows:
Kas : Cash on Hand:
Kantor Pusat 82.820.700 81.776.850 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 116.140.182 114.987.175 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 9.478.399 11.358.257 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 6.096.079 3.783.318 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 2.017.500 888.000 Supadio Airport
Bandara Polonia 14.004.800 69.816.394 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 1.913.422 33.059.573 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 20.198.394 16.333.472 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 1.198.819 43.418.798 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 4.765.736 4.396.000 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabililah 442.516 6.085.041 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 2.546.286 2.343.064 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 3.973.515 2.291.600 Depati Amir Airport
Jumlah kas 265.596.348 390.537.542 Total Cash on Hand
22
4. Kas Dan Setara Kas (Lanjutan) 4. Cash And Cash Equivalents (Continued)
USD : USD :
PT Bank Mandiri - 16.425.000.000 PT Bank Mandiri
PT Bank BNI 266.960.000.000 16.425.000.000 PT Bank BNI
PT BRI 141.000.000.000 - PT BRI
Jumlah deposito berjangka 2.140.724.750.000 1.894.510.000.000 Total Time Deposits
Jumlah kas dan setara kas 2.185.119.290.152 1.937.317.150.437 Total Cash and Cash Equivalents
Rincian saldo bank kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut : Details of cash in banks of head office and its branch offices as of December
31, 2009 and 2008 are as follows :
2009 2008
Bank : Cash in Banks :
Kantor Pusat 32.408.583.209 32.493.987.041 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 4.311.060.192 3.276.879.674 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 11.443.249 13.139.000 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 103.373.804 1.000.000 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Polonia 3.520.986.265 2.647.896.525 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 37.029.730 36.459.807 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 3.304.728.064 2.827.295.024 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 24.166.581 612.526.579 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Raja Haji Fisabililah 22.884.774 306.475.342 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 302.627.422 141.500.216 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 82.060.514 59.453.687 Depati Amir Airport
Jumlah bank 44.128.943.804 42.416.612.895 Total cash in banks
2009 2008
Obligasi yang diperdagangkan 95.259.567.400 175.924.492.500 Marketable bonds
Unit Penyertaan Reksadana 43.223.670.042 54.795.608.908 Mutual funds
Saham yang diperdagangkan di bursa efek 9.877.950.000 3.317.040.000 Securities for trading in Stock Exchange
Jumlah surat berharga 148.361.187.442 234.037.141.408 Total marketable securities
23
c. Saham yang diperdagangkan di Bursa Efek c. Securities for Trading in Stock Exchange
2009 2008
Shares of Bank Negara Indonesia
Saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 9.877.950.000 3.317.040.000 (Persero) Tbk
Jumlah Surat Berharga 148.361.187.442 234.037.141.408 Total Marketable Securities
Semua surat berharga tersebut diatas dinilai berdasarkan nilai wajar efek All securities are value based on fair value which is determined from the
yang ditentukan dari nilai pasar yang tersedia pada Bursa Efek Indonesia effects of market value available on the Indonesia Stock Exchange as of
per 31 Desember 2009. December 31, 2008.
24
Rincian umur piutang usaha adalah sebagai berikut : Details of aging schedule are as follows :
2009 2008
Lancar 178.753.623.454 220.407.267.940 Current
Lewat jatuh tempo Maturity :
Antara 1 sampai 2 tahun 39.794.649.472 84.704.987.544 1 - 2 years
Antara 2 sampai 3 tahun 22.027.269.088 98.528.499.548 2 - 3 years
Lebih 3 tahun 79.799.422.623 152.705.963.068 More than 3 years
320.374.964.637 556.346.718.100
Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih (103.557.401.893) (223.146.459.729) Net of allowance for doubtful accounts
Jumlah bersih 216.817.562.744 333.200.258.371 Total receivables - net
Cadangan penyisihan piutang tak tertagih mengalami pengurangan selama Allowance for bad debts is experiencing an deduction, including diverting
tahun berjalan yang terdiri dari; pengalihan pencadangan piutang usaha PT balance of account receivable of PT Garuda Indonesia (Persero) amounting
Garuda Indonesia (Persero) sebesar Rp 123.429.040.329 menjadi Rp 123,429,040,329 to deferred revenue due to the reclassification to other
Pendapatan Yang Ditangguhkan dikarenakan direklasifikasi ke piutang lain- receivables in accordance with the Debt Conversion Agreement Trade Become
lain sesuai dengan perjanjian Konversi Hutang Dagang Menjadi Pinjaman Shareholder Loans between the Company and PT Garuda Indonesia (Persero)
Pemegang Saham antara Perseroan dengan PT Garuda Indonesia (Persero) and the settlement of Accounts Receivable that have been reserved amounting
dan pelunasan Piutang Usaha yang telah dicadangkan sebesar Rp to Rp 8,639,760,918.
8.639.760.918.
25
26
Pada tanggal 27 Mei 2009 telah disepakati untuk dilakukan restukturisasi It has been agreed on May 27, 2009 to restructurize PT Garuda Indonesia
Hutang Dagang PT Garuda Indonesia (Persero) melalui Perjanjian Konversi (Persero)'s account payable into shareholder's Loan, amounting to USD
Hutang Dagang Menjadi Pinjaman Pemegang Saham, yaitu sebesar USD 21,052,103.19. PT Garuda Indonesia (Persero) will make the initial payment
21,052,103.19. PT Garuda Indonesia (Persero) akan melakukan pembayaran and the interest based on the payment schedule that has been agreed upon
pokok dan bunga berdasarkan jadwal pembayaran yang telah disepakati that's been divided into 7 (Seven) steps (see notes No 6).
yang terbagi dalam 7 (tujuh) tahap (Lihat catatan no. 6).
PT Adam Air telah dinyatakan pailit pada tanggal 18 Maret 2008. Tagihan PT Adam Air was declared bankrupt on March 18, 2008. The invoice submitted
yang diajukan oleh PT Angkasa Pura II (Persero) selanjutnya disampaikan by PT Angkasa Pura II (Persero) will be submited to the Curator team of PT
kepada tim kurator PT Adam Skyconnection Airlines (dalam Pailit). Saldo PT Adam Skyconnection Airlines (in bankruptcy). PT Adam Air's balance per
Adam Air per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 3.837.165.438, atas December 31, 2009 amounting Rp 3,837,165,438, on this balance has been
saldo ini telah dilakukan penyisihan sebesar 100%. provided 100% allowance for uncollectible amount.
Rincian piutang kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut : Details of accounts receivables in the head office and branch offices are as
follows :
2009 2008
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang usaha masing-masing pelanggan Based on the review of the status of the individual receivable at the end of the
pada akhir tahun, manajemen perseroan berpendapat bahwa penyisihan year, The Company's management believes that the allowance for doubtful
piutang tak tertagih cukup untuk menutupi kerugian yang timbul dari tidak account is adequate to cover possible losses from uncollectible accounts.
tertagihnya piutang tersebut.
27
2009 2008
Piutang kepada PT Garuda Indonesia (Persero) 215.526.169.453 - Loan to PT Garuda Indonesia (Persero)
Piutang kepada PT Angkasa Pura Schiphol 11.383.101.561 12.381.887.700 Loan to PT Angkasa Pura Schipol
Piutang Pegawai 3.526.020.253 3.253.193.443 Loan to Employee
Lain-lain 27.619.902.499 2.280.323.817 Others
Jumlah 258.055.193.766 17.915.404.960 Total
Piutang kepada PT Garuda Indonesia (Persero) merupakan hasil konversi Accounts receivable from PT Garuda Indonesia (Persero) is the conversion of
hutang usaha menjadi pinjaman pemegang saham berdasarkan perjanjian accounts payable to shareholders loan based on the agreement no.
no. PJJ.05.04/00/05/2009/104 yang telah disepakati pada tanggal 27 Mei PJJ.05.04/00/05/2009/104 agreed on May 27, 2009. The first payment was
2009. Pembayaran tahap pertama telah dilaksanakan pada tanggal 6 Juli held on July 6, 2009 is EUR 210,521,03 or 1% of the total outstanding principal
2009 yaitu USD 210,521,03 atau 1% dari keseluruhan pinjaman pokok dan and the last payment is due on December 30, 2015. While the interest rates at
pembayaran terakhir akan jatuh tempo pada tanggal 30 Desember 2015. LIBOR (London Inter Bank Offer Rate) period 3 (three) months plus 0.9%
Sedangkan bunganya menggunakan tarif LIBOR (London Inter Bank Offer which is payable at end of period 3 (three) months, which is at each of August
Rate) periode 3 (tiga) bulan ditambah 0,9% yang dibayarkan setiap akhir 27, 27 November, 27 February and 27 May (see note no. 5).
periode 3 (tiga) bulan yaitu setiap tanggal 27 Agustus, 27 November, 27
Pebruari dan 27 Mei (lihat catatan no. 5).
Piutang kepada PT Angkasa Pura Schiphol merupakan pemberian pinjaman Accounts receivable from PT Angkasa Pura Schiphol representing loans for
untuk proyek pengembangan dan pengoperasian automated border passage project development and operation of the automated border passage system
system (electronic immigration system) sebesar USD 1,130,766 berjangka (electronic Immigration system) amounted to USD 1,130,766 for a term of 5
waktu selama 5 tahun (periode 2 Maret 2007 sampai dengan 2 Maret 2013 years (the period March 2, 2007 until March 2, 2013 with interest rate of 6%
dengan tingkat bunga 6% per tahun. Saldo piutang tersebut per 31 Desember per year. Balance accounts receivable as of December 31, 2009 amounted to
2009 berjumlah Rp 11.383.101.561 yang terdiri dari piutang pokok sebesar Rp 11,383,101,561 which consists of receivables amounting to Rp
Rp 10.629.200.401 dan bunga pinjaman yang telah jatuh tempo per 2 Maret 10,629,200,401 and interest on loans that had matured as of March 2, 2009
2009 sebesar Rp 753.901.160 atau setara dengan USD 263,257.08. amounted to Rp 753,901,160 or equivalent to USD 263,257.08
Pada saldo lain-lain sebesar Rp 27.619.902.499 terdapat uang muka In other outstanding amounting to Rp 27,619,902,499 including advances
pembayaran Deviden interm tahun 2009 sebesar Rp 25.000.000.000 yang interm year 2009 Dividend payment amounting to Rp 25,000,000,000, payable
dibayarkan berdasarkan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara no. by letter of the State Minister for State Owned Enterprises no. S-
S-785/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009. 785/MBU/2009 dated October 19, 2009.
28
8. Persediaan 8. Inventories
2009 2008
Pemeliharaan elektronika 5.206.911.148 5.422.401.649 Electronic Maintenance
Pemeliharaan listrik dan air 4.193.481.280 3.894.236.606 Electricity and water maintenance
Pemeliharaan peralatan mekanikal & AC 1.955.155.222 2.095.875.584 Mechanical tools and AC maintenance
Keperluan PKP PK 1.095.671.635 1.151.416.185 PKP-PK Purposes
Transportation vehicles,
Alat angkut, alat-alat berat kendaraan PKP-PK 543.009.101 569.042.589 heavy machines PKP-PK
Keperluan elektronika 431.803.586 516.109.436 Electronic purposes
Keperluan ATK dan cetakan umum 627.735.297 393.527.832 Office supplies and printing matters
Keperluan listrik dan air 181.130.550 259.740.800 Utilities
Pemeliharaan bangunan 106.468.000 150.718.000 Building maintenance
Keperluan bahan bakar pelumas 428.972.389 98.110.291 Fuel and lubricant
Keperluan mekanik dan AC 53.717.300 77.990.300 Mechanical and AC purposes
Keperluan kebengkelan 72.430.080 73.493.280 Workshop purposes
Keperluan lain-lain 7.809.400 12.207.637 Others
Jumlah 14.904.294.989 14.714.870.189 Total
Rincian persediaan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut : Details of the Inventories in the head office and branch offices are as follows :
2009 2008
Kantor Pusat 110.343.900 108.049.972 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 7.608.450.703 7.682.208.839 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 615.852.105 473.796.705 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 192.612.608 135.496.598 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 184.877.166 144.913.258 Supadio Airport
Bandara Polonia 1.203.600.487 1.222.461.062 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 486.847.546 546.967.412 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 176.530.763 91.515.638 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 201.852.077 194.825.287 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 71.219.500 87.583.693 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabililah 4.002.815.992 4.007.236.650 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 45.906.642 16.111.475 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 3.385.500 3.703.600 Depati Amir Airport
Jumlah 14.904.294.989 14.714.870.189 Total
Perseroan tidak mengasuransikan persediaan yang dimiliki terhadap The Company does not insure the inventories against a possible risks of fire
kemungkinan risiko kebakaran dan risiko lainnya. and other risks.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi persediaan pada akhir Based on the review of the conditons of inventories at the end of year, the
tahun, manajemen Perseroan berpendapat bahwa penyisihan untuk Company's management believes that allowance for damage and obsolete
persediaan barang rusak, barang usang tidak diperlukan. inventory is not necessary.
29
30
Pada tanggal 10 September 2009 untuk melengkapi 50% dari jumlah pajak On September 10, 2009 for completing 50% of the amount of tax payable,
yang terutang, yaitu Rp 65.266.651.813 sebagai persyaratan pengajuan namely Rp 65,266,651,813 as requirements for filing an appeal.
banding.
Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN No. The Company received a tax assessment (SKPKB) VAT No.
80/207/06/051/08 tahun pajak 2006 sebesar Rp 146.194.367.207. Atas SKKB 80/207/06/051/08 fiscal year 2006 amounting to Rp 146,194,367,207.
tersebut Perseroan telah mengajukan banding melalui surat No Because of the SKKB, the company has filed an appeal through the letter
05.05/00/12/2009/035 tanggal 11 Desember 2009, dan melakukan No 05.05/00/12/2009/035 dated December 11, 2009, and made cash
pembayaran tunai berjumlah Rp 75.000.000.000, yaitu sebagai persyaratan payments totaling Rp 75,000,000,000, namely as a condition of appeal.
mengajukan banding.
Terdapat penyajian kembali atas saldo uang muka pajak tahun 2008, yang There are a restatement of prepaid tax for the year 2008, which is caused
disebabkan hasil pemeriksaan atas uang muka pajak tahun 2007 pada tahun by the result of the review of prepaid tax year 2007 in the year 2009 that are
2009 yang tidak diakui sebagai pengurang pajak badan untuk tahun 2007. not recognized as a reduction of corporate tax for the year 2007.
Rincian pendapatan yang masih harus diterima kantor pusat dan cabang- Details of accrued revenues in the head office and branch offices are as
cabang sebagai berikut : follows :
2009 2008
Kantor Pusat 7.015.704.587 10.875.243.976 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 125.602.864.933 115.235.265.683 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 944.522.242 2.003.822.937 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 1.790.481.753 2.138.667.861 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 455.075.815 329.468.522 Supadio Airport
Bandara Polonia 2.907.637.857 2.446.479.863 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 475.078.216 264.092.353 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 472.568.088 1.461.553.984 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 40.515.326 21.848.636 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 411.511.743 199.952.047 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabililah 51.625.194 17.130.908 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 328.729.692 321.256.724 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 235.170.302 211.124.931 Depati Amir Airport
Jumlah 140.731.485.748 135.525.908.425 Total
12. Penyertaan 12. Investments
2009 2008
PT Garuda Indonesia (Persero) 201.817.000.000 201.817.000.000 PT Garuda Indonesia (Persero)
PT Angkasa Pura Schiphol - - PT Angkasa Pura Schiphol
PT Purantara Mitra Angkasa Pura - - PT Purantara Mitra Angkasa Pura
PT Gapura Angkasa 95.937.045.868 89.043.931.940 PT Gapura Angkasa
PT Railink Indonesia 43.284.209.437 42.725.176.660 PT Railink Indonesia
Jumlah 341.038.255.305 333.586.108.600 Total
31
2009 2008
Nilai perolehan 67.200.000.000 67.200.000.000 Acquisition value
Bagian laba bersih kumulatif 22.906.431.940 14.550.523.376 Equity in cummulative net gain
Dividen (1.062.500.000) (1.062.500.000) Dividend
Bagian laba (rugi) tahun buku 2008 - 8.355.908.564 Equity in net gain (losses) in 2008
Bagian laba (rugi) tahun buku 2009 6.893.113.928 - Equity in net gain (losses) in 2009
Nilai tercatat akhir tahun 95.937.045.868 89.043.931.940 Carrying Amount At The End of The Year
Sampai dengan laporan ini selesai, Laporan Keuangan PT Gapura Angkasa Until this report is complete, the audited Financial Statements of PT Gapura
per 31 Desember 2009 yang diaudit, belum diterima. Angkasa per December 31, 2009, have not been received.
Investasi pada PT Angkasa Pura Schiphol Investment in PT Angkasa Pura Schiphol
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 50% saham-saham yang dikeluarkan Represents Company's direct ownership interest of 50% shares of PT
oleh PT Angkasa Pura Schiphol, sebesar USD 1,500,000 dengan kurs Rp Angkasa Pura Schiphol amounting to USD 1,500,000, with exchange rate of
2.308 atau setara dengan Rp 3.462.000.000, sesuai dengan persetujuan Rp 2,308 or equivalent to Rp 3,462,000,000, as approved by the Minister of
Menteri Keuangan Republik Indonesia No.S.688/M.K.016/1995 tanggal 27 Finance of The Republic of Indonesia in his Decision Letter No
Nopember 1995. PT Angkasa Pura Schiphol bergerak dalam bidang jasa S.668/M.K.016/1995, PT Angkasa Pura Schiphol core business is flight
konsultan penerbangan. consultant services.
Kepengurusan (manajemen) PT Angkasa Pura Schiphol merupakan PT Angkasa Pura I (Persero) Schiphol's management is under joint
kepengurusan bersama antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan management of Schiphol Management Service BV and the Company as
Schiphol / management Service BV sesuai dengan akta notaris Sutjipto, SH., stipulated in the notarial deed No 90 dated April 8, 1996 of Sutjipto, SH.
No. 90 tanggal 8 Apil 1996.
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut : The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
2009 2008
Nilai perolehan 3.462.000.000 3.462.000.000 Acquisition value
Bagian laba (rugi) bersih kumulatif (1.434.429.911) (591.245.413) Equity in cummulative net gain
Bagian laba (rugi) tahun buku 2008 (2.027.570.089) (843.184.498) Equity in net gain (losses) in 2008
Bagian laba (rugi) tahun buku 2009 - (2.027.570.089) Equity in net gain (losses) in 2009
Nilai tercatat akhir tahun - - Carrying Amount At The End of The Year
Nilai tercatat penyertaan PT Angkasa Pura II pada awal tahun telah nihil dan Carrying value of investments of PT Angkasa Pura II at the beginning of the
berdasarkan Laporan Keuangan 2009 (tidak diaudit), bagian kerugian PT year has been nil and based on Financial Statements 2009 (unaudited), the
Angkasa Pura II (Persero) adalah sebesar Rp 1.942.128.325. Sampai dengan loss of PT Angkasa Pura II (Persero) is Rp 1,942,128,325. Until the financial
laporan keuangan ini selesai, Laporan Keuangan PT Angkasa Pura Schiphol statements is completed, the audited Financial Statements of PT Angkasa
per 31 Desember 2009 yang diaudit, belum diterima. Pura Schiphol per December 31, 2009, have not been received.
32
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT According to Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Angkasa
Angkasa Pura II (Persero) No. RIS -02/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008, Pura II (Persero) No RIS-02/MBU/2008 dated June 27, 2008 the shareholder
pemegang saham (pemerintah) menyetujui pelaksanaan konversi sertifikat (Government) had approved the conversion of mandatory Convertible Bonds
obligasi wajib konversi menjadi 201.817 lembar saham biasa dengan nominal into 210,817 shares of common stock with par value of Rp 1,000,000 each
@Rp 1.000.000 yang dilakukan pada tanggal 1 Nopember 2006. which was done on November 1, 2006.
Pada tanggal 11 Maret 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) telah menerima On March 11, 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) has received share
asli surat kolektif saham sejumlah 201.817 saham dengan nomor urut collective letter of 210,817 shares from No 0007950813 until 0008152629
0007950813 sampai dengan 0008152629 yang seluruhnya bernilai nominal with a par value of Rp 210,817,000,000 issued in Jakarta on February 9,
Rp 201.817.000.000 yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 9 Pebruari 2009 for and under the name PT Garuda Indonesia (Persero).
2009 untuk dan atas nama PT Garuda Indonesia (Persero).
Berdasarkan keputusan para pemegang saham di luar rapat umum Based on the decision of the shareholders outside the general meeting of
pemegang saham PT Garuda Indonesia (Persero) No. BA.477/HK.09.01/2009- shareholders of PT Garuda Indonesia (Persero) No. BA.477/HK.09.01/2009-
DU tanggal 28 Desember 2009. Para pemegang saham PT Garuda Indonesia DU dated December 28, 2009. The shareholders of PT Garuda Indonesia
(Persero) menyetujui untuk mengeluarkan 967.869 lembar saham baru dalam (Persero) agreed to issue 967,869 new shares with a nominal deposit of Rp
simpanan dengan nominal Rp 1.000.000 dalam rangka mengkonversi sisa 1,000,000 in order to convert the remainder of the principal Convertible
dari pokok Obligasi Wajib Konversi senilai kurang lebih 95% atau sebesar Rp Bonds amounting to approximately 95%, or Rp 967,869,000,000 to
967.869.000.000 menjadi Saham Hasil Konversi yang diambil bagian oleh Conversion Shares that has been taken by Bank Mandiri.
Bank Mandiri.
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut : The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
2009 2008
Nilai perolehan 201.817.000.000 201.817.000.000 Acquisition value
Nilai tercatat akhir tahun 201.817.000.000 201.817.000.000 Carrying Amount At The End of The Year
Sampai dengan laporan ini selesai, Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia Until this report is complete, the audited Financial Statements of PT Garuda
(Persero) per 31 Desember 2009 yang diaudit belum diterima. Indonesia (Persero) per December 31, 2009, have not been received.
Investasi pada PT Purantara Mitra Angkasa Dua Investment in PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 20% saham-saham yang dikeluarkan Represents Company's direct ownership interest at 20% shares of PT
PT Purantara Mitra Angkasa Dua sebesar Rp 5.253.280.125, merupakan Purantara Mitra Angkasa Dua amounting to Rp 5,253,280,125, which is a
kompensasi sewa tanah selama periode 11 (sebelas) tahun 3 (tiga) bulan compensation for land rental for the period of 11 (eleven) years and 3 (three)
dilaksanakan di muka sebagai setoran sesuai dengan perjanjian sewa tanah months paid-in advance as a payment of PT Angkasa Pura II (Persero)
No. SPSW.02.1.A/TU.308/AP II-2002-APII. according to land rental agreement No SPSW.02.1.A/TU.308/2002-APII.
33
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut : The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
2009 2008
Nilai perolehan 5.253.280.125 5.253.280.125 Acquisition value
Bagian laba (rugi) bersih kumulatif (5.253.280.125) (5.253.280.125) Equity in cummulative net gain (losses)
Nilai tercatat akhir tahun - - Carrying Amount At The End of The Year
Nilai tercatat penyertaan PT Angkasa Pura II (Persero) pada awal tahun telah Carrying value of investments of PT Angkasa Pura II (Persero) at the
nihil dan berdasarkan Laporan Keuangan 2009 (tidak diaudit), bagian beginning of the year has been nil and based on Financial Statements 2009
kerugian PT angkasa Pura II (Persero) adalah sebesar Rp 1.334.999.525. (unaudited), the loss of PT Angkasa Pura II (Persero) is Rp 1,942,128,325. Up
Sampai dengan laporan ini selesai, laporan keuangan PT Purantara Mitra to this report is completed, the audited financial statements of PT Purantara
Angkasa Dua per 31 Desember 2009 yang diaudit belum diterima. Mitra Angkasa II for the year ended December 31, 2008 have not been
received.
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 40% saham-saham yang dikeluarkan Represents Company's direct ownership interest of 40% shares of PT Railink
PT Railink Indonesia sebesar Rp 40.000.000.000. PT Railink Indonesia Indonesia amounting to Rp 40,000,000,000, PT Railink Indonesia is joint
merupakan Perseroan Joint Venture (patungan) antara Perseroan dengan PT venture company owned by PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Kereta Api
Kereta Api Indonesia yang bertugas untuk mengelola kegiatan usaha kereta Indonesia, conducting its business in managing train and airport under joint
api bandara, yang dibentuk berdasarkan Perjanjian Usaha Patungan antara venture agreement between PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Kereta Api
Perseroan dengan Kereta Api Indonesia No. SPKS.023.1/KS.006.2006-APII Indonesia No SPKS.023.1/KS.006.2006-APII and No 98/HK/UM/2006 dated
dan nomor 98/HK/UM/2006 tanggal 14 Agustus 2006. August 14, 2006.
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut : The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
2009 2008
Nilai perolehan 40.000.000.000 40.000.000.000 Acquisition value
Bagian laba (rugi) bersih kumulatif 2.667.200.788 2.014.383.238 Equity in cummulative net gain (losses)
Bagian laba (rugi) tahun buku 2008 - 710.793.422 Equity in net gain (losses) in 2007
Bagian laba (rugi) tahun buku 2009 617.008.649 - Equity in net gain (losses) in 2008
Nilai tercatat akhir tahun 43.284.209.437 42.725.176.660 Carrying Amount At The End of The Year
Sampai dengan laporan ini selesai, laporan keuangan PT Railink Indonesia Up to this report is completed, the audited financial statements of PT Railink
per 31 Desember 2009 yang diaudit, belum diterima. Indonesia for the year ended December 31, 2008 have not been received.
34
Aset tetap kerjasama operasi 1.755.965.121 830.277.707 - 2.586.242.828 Fixed Assets of joint operation
Jumlah akumulasi penyusutan 1.978.742.393.996 301.104.100.782 65.980.017.078 2.213.866.477.700 Total accumulated depreciation
Nilai buku 3.787.860.018.282 4.015.671.907.861 Book value
35
Aset tetap kerjasama operasi 1.170.643.414 585.321.707 1.755.965.121 Fixed Assets of joint operation
Jumlah akumulasi penyusutan 1.783.867.869.276 194.874.524.720 1.978.742.393.996 Total accumulated depreciation
Nilai buku 3.240.752.204.307 3.787.860.018.282 Book value
Kenaikan akumulasi penyusutan untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing Increase in accumulated depreciation for the years 2009 and 2008
sebesar Rp 238.316.217.459 dan 195.772.670.892, perbedaan tersebut respectively amounting to Rp 238,316,217,459 and 195,772,670,892, the
disebabkan adanya reklasifikasi harga perolehan dan akumulasi penyusutan difference was due to reclassification of cost and accumulated depreciation
dari hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan from the results of the Financial and Development Supervisory Agency
(BPKP) terhadap aset tetap Perseroan pada tahun 2008. (BPKP) against the assets of the Company in 2008.
36
2009 2008
Bangunan gedung dalam pengadaan 55.920.517.634 209.350.150.892 Building in progress
Bangunan lapangan dalam pengadaan 50.154.455.814 39.734.438.244 Field construction in progress
Tanah dalam Pengadaan 1.409.924.318 5.076.512.818 Land in progress
Alat bantu navigasi dalam pengadaan 4.038.636.364 2.280.284.225 Navigation equipment in progress
Instalasi dan jaringan dalam pengadaan 5.932.121.727 1.086.325.818 Network & installation in progress
Alat-alat terminal dan gedung dalam pengadaan 9.933.392.231 471.533.768 Terminal & building equipment in progress
Lain-lain Aset dalam pengadaan 8.378.639.251 25.824.845.164 Others in progress
Jumlah 135.767.687.339 283.824.090.929 Total
Rincian Aset dalam konstruksi kantor pusat dan cabang-cabang sebagai Details of construction in progress in the head office and branch offices are as
berikut : follows :
2009 2008
Kantor Pusat 7.493.091.750 5.055.649.931 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 69.142.659.557 192.174.072.604 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 413.893.136 2.465.860.364 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 1.409.924.318 3.099.363.636 Supadio Airport
Bandara Polonia - 1.046.848.105 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 15.358.264.545 2.440.047.043 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 12.946.616.908 2.316.947.274 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 4.720.510.909 66.010.452.062 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Raja Haji Fisabililah 5.694.979.595 1.497.954.545 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 11.840.037.683 7.371.934.230 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 6.747.708.937 344.961.135 Depati Amir Airport
Jumlah 135.767.687.339 283.824.090.929 Total
37
2009 2008
Uang jaminan listrik dan air 4.659.187.660 2.337.448.530 Electricity and water deposits
Biaya yang ditangguhkan - Overlay Deferred charges - Overlay
Biaya perolehan 149.512.424.944 63.560.907.277 Acquisition cost
Akumulasi amortisasi (42.156.745.877) (16.089.861.877) Accumulated amortization
Bersih 107.355.679.067 47.471.045.400 Net
Aset non operasional Non operating Assets :
Proyek Kualanamu 170.749.253.174 222.084.894.087 Kualanamu project
Dana THT 6.150.815.092 63.224.964.136 THT (old age welfare) program fund
Tanah eks pool PPD 56.088.006.568 56.088.006.568 Land ex PPD
Aset non operasional lainnya 400.142.899.734 31.686.368.358 Others
Jumlah Aset non operasional 633.130.974.568 373.084.233.149 Total non operating Assets
Jumlah 745.145.841.295 422.892.727.079 Total
Dana THT per 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp 6.150.815.092 dan This program fund for the years ended December 31, 2009 and 2008
63.224.964.136, merupakan dana titipan THT Kumpulan Karyawan PT amounting to Rp 6,150,815,092 and Rp 63,224,964,136, represents temporary
Angkasa Pura II (Persero) yang ditempatkan pada bank mandiri Cabang deposit of old age welfare program fund of the employees Association of PT
Soekarno-Hatta rekening nomor 1160000070665. (lihat catatan 21). Angkasa Pura II (Persero) which is placed at PT Bank Mandiri, Soekarno-Hatta
branch a/c No 1160000070665. (See note 21)
Rincian Aset lain-lain kantor pusat dan cabang-cabang sebagai berikut : Details of other Assets in the head office and branch offices are as follows :
2009 2008
Kantor Pusat 65.018.865.344 120.404.667.242 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 5.502.281.168 4.023.577.164 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 11.006.295.774 14.412.985.822 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 39.782.796.710 20.190.677.381 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 13.116.920.333 1.956.951.591 Supadio Airport
Bandara Polonia 190.762.583.934 20.962.029.385 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 22.595.529.828 7.644.163.691 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 4.944.405.902 4.948.383.170 Minangkabau Airport
Proyek Kualanamu 386.083.931.288 222.084.894.087 Kualanamu Project
Bandara Husein Sastranegara 1.001.614.371 786.189.322 Husein Sastranegara Airport
Bandara Sultan Thaha 2.124.419.674 901.374.890 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 3.206.196.970 4.576.833.334 Depati Amir Airport
Jumlah 745.145.841.295 422.892.727.079 Total
2009 2008
Biaya pegawai 100.618.608.024 70.009.967.321 Employee expenses
Biaya kontrak 78.303.486.819 32.939.485.893 Contract expenses
Biaya sewa 18.524.884.646 16.656.706.402 Rental expenses
Biaya umum 14.079.901.826 8.569.141.200 Rental expenses
Biaya pemeliharaan 6.943.448.545 6.248.607.628 Maintenance expenses
Biaya Persediaan 3.804.131.056 3.547.280.299 Inventory expenses
Aset yang dibebankan 856.103.000 247.990.550 Paid Assets
Lain-lain 1.529.414.832 1.401.552.051 Others
Jumlah 224.659.978.748 139.620.731.344 Total
38
16. Hutang pembelian Aset tetap 16. Payables On Fixed Asset Purchase
2009 2008
PT Adhi Karya 10.962.194.983 - PT Adhi Karya
LPPM ITB Bandung 688.636.364 - LPPM ITB Bandung
Combina Costraco 360.892.000 - Combina Costraco
PT Dekorindo S.N 322.727.272 - PT Dekorindo S.N
PT Indotasik Graha Utama 201.931.818 - PT Indotasik Graha Utama
Sultan Avant Permana 192.780.727 - Sultan Avant Permana
PT Citac LTD 177.603.709 - PT Citac LTD
PT Sinar Cempaka Raya 169.092.727 - PT Sinar Cempaka Raya
PT Rohde Schwartz IND 157.000.000 - PT Rohde Schwartz IND
PT Mobilindo Sumber Karya - 3.384.240.000 PT Mobilindo Sumber Karya
PT Waskita Karya - 1.909.090.909 PT Waskita Karya
PT Surya Putra - 1.046.590.910 PT Surya Putra
PT Lubuk Minturun KP - 897.717.273 PT Lubuk Minturun KP
LPPM ITB Bandung - 688.636.364 LPPM ITB Bandung
PT Elektrindo Nusantara - 680.385.494 PT Elektrindo Nusantara
PT Asaba Computer Cebtre - 546.779.983 PT Asaba Computer Cebtre
PT Jaya Trade Indonesia - 352.000.000 PT Jaya Trade Indonesia
PT Dassindo Internusa Semesta - 339.204.545 PT Dassindo Internusa Semesta
CV Menara Alam Sakti - 268.181.818 CV Menara Alam Sakti
PT Dharma Dimensi - 132.849.499 PT Dharma Dimensi
Lain-lain 952.333.979 2.008.582.177 Others
Jumlah 14.185.193.579 12.254.258.972 Total
Rincian hutang pembelian Aset tetap kantor pusat dan cabang-cabang adalah Details of payables on fixed Asset purchase in the head office and branch
sebagai berikut : offices are as follows :
2009 2008
Kantor Pusat 1.938.501.264 6.004.828.591 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 11.131.287.710 1.361.187.636 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Supadio 13.245.135 25.795.543 Supadio Airport
Bandara Polonia 160.472.027 160.472.027 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 54.497.900 54.497.900 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 641.234.181 1.965.741.593 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 49.204.818 1.927.272.727 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 35.712.863 - Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Depati Amir 161.037.681 754.462.955 Depati Amir Airport
Jumlah 14.185.193.579 12.254.258.972 Total
Hutang kepada PT Adhi Karya per 31 Desember 2009 sebesar Rp Payables to PT Adhi Karya as of December 31, 2009 amounting to Rp
10.962.194.983 merupakan retensi dari proyek pengadaan Aset tetap 10,962,194,983 represent retention from the deferred fixed Assets project,
pembangunan terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Dan telah dilunasi pada building of terminal 3 Soekarno-Hatta Airport And the payables has been
tanggal 24 Pebruari 2010. settled on February 24, 2010.
2009 2008
Hutang iuran pensiun 2.102.921.116 2.116.223.953 Pension contribution payables
Hutang iuran THT 2.769.250.734 1.420.626.275 THT contribution payables
Jumlah 4.872.171.851 3.536.850.228 Total
39
2009 2008
Titipan debitur 30.750.881.470 28.025.390.704 Debtors temporary deposit
Uang titipan lainnya 40.669.452.059 25.395.305.847 Other temporary deposits
Hutang BMG 5.042.143.823 4.994.200.332 BMG's payable
PT Angkasa Pura I (Persero) 2.720.048.379 1.559.569.672 PT Angkasa Pura I (Persero)
Hutang jangka pendek lainnya 13.536.603.000 3.852.000.000 Other current payables
Jumlah 92.719.128.731 63.826.466.555 Total
Titipan debitur per 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp 30.750.881.470 Debtors temporary deposits for the years ended December 31, 2009 and 2008
dan Rp 28.025.390.704 merupakan setoran debitur yang tidak teridentifikasi. amounting to Rp 30,750,881,470 and Rp 28,025,390,704 represent
unidentified debtors payment.
Uang titipan lainnya sebesar Rp 40.669.452.059 dan Rp 25.395.305.847, Other temporary deposits amounting to Rp 40,669,452,059 and Rp
terdiri dari : 25,395,305,847, are as follows :
2009 2008
PPN KMK 575 tahun 2005 13.901.432.410 13.901.432.410 PPN KMK 575 year 2005
Koperasi karyawan 2.322.101.653 3.907.033.786 Employees cooperation
Parkir distribusi parkir PEMDA 1.582.708.361 3.082.881.077 Parking distribution to PEMDA
(Regional Government)
PNBP Dep. Hub. 11.298.244.800 - PNBP Dep. Hub.
Pas bandara 2.252.814.436 2.248.684.000 Airport pass
Lain-lain 9.312.150.400 2.255.274.574 Others
Jumlah 40.669.452.059 25.395.305.847 Total
Hutang kepada PT Angkasa Pura I (Persero) timbul dari konsekuensi Surat Debt to PT Angkasa Pura I (Persero) arises from the Mutual Agreement
Keputusan Bersama antara PT Angkasa Pura I (Persero) dan Perseroan between PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) No
Nomor SP.104/HK.10.5/2005-DU dan SPKS.052/KM.006/2005-AP II tentang SP.104/HK.10.5/2005-DU and SPKS,052/KM.006/2005-AP II concerning the
pelaksanaan pungutan jasa penerbangan luar negeri oleh PT Angkasa Pura I execution of overseas air transportation service collection by PT Angkasa Pura
(Persero) dan Perseroan. I (Persero) and the Company.
Berdasarkan PP No. 6 tahun 2009 tanggal 16 Januari 2009 terhadap Based on PP No. 6 of 2009 dated January 16, 2009 to income of aviation
pendapatan jasa penerbangan PT Angkasa Pura II (Persero) dikenakan tarif services of PT Angkasa Pura II (Persero) charged at non-tax revenues to the
PNBP untuk Direktorat Jendral Perhubungan Udara sebesar 10% untuk PJP Directorate General of Civil Aviation of 10% for International PJP and 15% for
Internasional dan 15% untuk PJP Domestik. Yang mulai berlaku satu bulan Domestic PJP. Which will be applied one month after the regulation was
sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah tersebut. issued.
2009 2008
Sewa ruang 53.267.823.085 43.534.185.699 Space rental
Pemasangan reklame 25.264.041.910 13.724.552.894 Advertising
Sewa tanah 4.406.690.942 6.298.039.865 Land rental
Konsesi dan pas 2.220.217.187 4.045.197.912 Concession and pass
Pendapatan insidentil 899.838.441 946.860.943 Incidental income
Pemakaian listrik 123.921.315 295.503.336 Electricity
Sewa telepon 812.867 5.225.000 Telephone
Lain-lain 103.480.569 32.985.767 Others
Jumlah 86.286.826.317 68.882.551.416 Total
40
2009 2008
Pajak Penghasilan Income tax :
Pasal 21 1.536.718.613 26.970.035.090 Article 21
Pasal 23 3.036.882.961 1.196.624.105 Article 23
Pajak Penghasilan pasal 25 Income tax article 25
(bulan desember terhutang) 14.793.721.501 13.854.909.941 (Payables for December)
Pajak penghasilan 29 81.223.347.727 23.286.032.160 Income tax article 29
Pajak Pertambahan Nilai Value added tax
PPN Masukan (53.268.682.876) (18.039.764.856) VAT In
PPN Keluaran 54.621.152.636 28.579.223.755 VAT Out
PPN-bersih 1.352.469.760 10.539.458.899 VAT - Net
Jumlah 101.943.140.563 75.847.060.195 Total
41
22. Dana Titipan Program Tunjangan Hari Tua (THT) 22. Temporary Deposit of Old Age Welfare Program Fund (THT)
Per 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp 9.110.606.175 dan Rp As of December 31, 2009 and 2008 amounting to Rp 9,110,606,175 and Rp
68.370.339.852 merupakan sisa Dana Titipan Tunjangan Hari Tua karyawan 68,370,339,852 is the remainder of Old Age Welfare Fund of the employee of
PT Angkasa Pura II (Persero) yang belum diserahkan kepada pihak ketiga, PT Angkasa Pura II (Persero), which has not been submitted to a third party,
yaitu PT Asuransi Jiwasraya sebagai pengelola dana THT karyawan yang namely PT Asuransi Jiwasraya, as fund manager of the old age welfare that
perjanjiannya telah diadakan sejak tahun 2003. Dana tersebut disimpan pada the agreement has been held since 2003. The funds are kept in PT Bank
PT Bank Mandiri Cabang Soekarno-Hatta rekening no. 1160000070665. Pada Mandiri Branch Soekarno-Hatta account no. 1160000070665. On January 28,
tanggal 28 Januari 2009 telah dibayar premi PSL dan kekurangan premi 2009 the premium PSL has been paid and lack of monthly premiums for
bulanan untuk Januari 2008 sampai Juni 2008 akibat perubahan manfaat dari January 2008 until June 2008 due to changes in the benefits of a package of
paket gaji ke gaji dasar Asuransi THT Kumpulan karyawan PT Angkasa Pura basic salary to the salaries of employees Group Insurance of old age welfare
II (Persero) sebesar Rp 58.488.347.146. PT Angkasa Pura II (Persero) amounting to Rp 58,488,347,146.
42
2009 2008
Modal dasar 7.600.000.000.000 7.600.000.000.000 Authorized capital
Modal belum ditempatkan (5.700.000.000.000) (5.700.000.000.000) Unissued capital
Modal ditempatkan dan disetor 1.900.000.000.000 1.900.000.000.000 Issued and paid - up capital
Modal disetor lainnya 2.145.166.313.058 2.133.167.141.520 Additional paid - up capital
Penyertaan modal Pemerintah 118.955.039.293 118.955.039.293 Government's capital investment
Jumlah 4.164.121.352.351 4.152.122.180.813 Total
Sesuai akta No. 3 Anggaran Dasar Perseroan dari Muhani, SH., notaris di Based on the Company's articles of association No 3 dated January 2, 1993 of
Jakarta, tanggal 2 Januari 1993, Modal Dasar Perseroan adalah sebesar Muhani Salim SH, Notary in Jakarta, the Company's authorized capital
Rp 8.845.000.000.000 terbagi atas 8.845.000 lembar saham yang terdiri amounting to Rp 8,845,000,000,000 comprising 8,845,000 shares, consist of
dari 1.769.000 Saham Prioritas dan 7.076.000 Saham Biasa. Dari modal 1,769,000 preferred stocks, and 7,076,000 common stocks. From the total
dasar Perseroan tersebut, telah ditempatkan dan disetor penuh secara amount of the shares, Rp 1,769,000,000,000 which entirely consists of
tunai oleh pemegang saham sebesar Rp 1.769.000.000.000 yang preferred stocks, has been paid by share holders.
seluruhnya merupakan Saham Prioritas.
Berdasarkan akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. 19 dari H. Based on the amendment of the Company's articles of Association No 19
Harjono Moekiran, SH., notaris di Jakarta tanggal tanggal 21 Juli 1998, dated July 21, 1998 of H. Harjono Moekiran, SH, Notary in Jakarta, the
pemegang saham telah memutuskan dan meyetujui Penurunan Modal authorized capital is decreased from Rp 8,845,000,000,000 to Rp
Dasar Perseroan dari Rp 8.845.000.000.000 menjadi 7.600.000.000.000 7,600,000,000,000 and the paid-in capital is increased from Rp
dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 1,769,000,000,000 to Rp 1,900,000,000,000. The composition of paid-in
1.769.000.000.000 menjadi Rp 1.900.000.000.000, dengan komposisi capital is as follows :
sebagai berikut :
43
BPYBDS merupakan aset Pemerintah eks Proyek Ditjen Unappropriated government's grant represents governmental Assets from Ex-
Perhubungan Udara yang telah diserahterimakan pada Persero. projects of Directorate General of Air Transportation transferred to the
Pada tahun 2009 terdapat perubahan nilai BPYBDS sebesar Rp Company. In the year 2009 there are changes in the Unappropriated
11.999.171.538 yang disebabkan koreksi Badan Pengawas Governments Grant value amounting to Rp 11,999,171,538 which is caused by
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pada Bandara Internasional the correction of Finance and Development Supervisory Agency (BPKP) at
Minangkabau sebesar minus Rp 10.000.000 dan pada Bandara Minangkabau International Airport amounting to minus Rp 10,000,000 and at
Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar plus Rp 12.009.171.538 the Sultan Mahmud Badaruddin II Airport amounting to plus Rp
sehingga rincian Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan 12,009,171,538, with the following details :
Statusnya (BPYBDS) adalah sebagai berikut :
2009 2008
1. Bandara Sultan Mahmud 1. Sultan Mahmud Badaruddin II Airport-
Badaruddin II-Palembang 63.564.716.173 63.564.716.173 Palembang
2. Fasilitas Elektronika dan Listrik di 2. Electronic and Electricity in Supadio
Bandara Supadio-Pontianak 6.349.493.728 6.349.493.728 Airport - Pontianak
3. Fasilitas Elektronika dan Listrik di 3. Electronic and Electricity in Husein
Bandara Husein Sastranegara-Bandung 1.123.733.251 1.123.733.251 Sastranegara Airport - Bandung
4. Fasilitas Penunjang Lainnya di 4. Other Supporting Facilities in Husein
Bandara Husein Sastranegara-Bandung 1.894.000.000 1.894.000.000 Sastranegara Airport - Bandung
5. Bandara Internasional 5. Minangkabau International Airport -
Minangkabau-Padang 957.198.633.855 957.208.633.855 Padang
6. Bandara Sultan Mahmud 6. Sultan Mahmud Badaruddin II Airport-
Badaruddin II-Palembang 860.655.027.501 848.645.855.963 Palembang
7. Bandara Depati Amir-Bangka 29.513.144.090 29.513.144.090 7. Depati Amir Airport - Bangka
8. Bandara Sultan Thaha-Jambi 26.110.147.231 26.110.147.231 8. Sultan Thaha Airport - Jambi
9. Fasilitas Keamanan 9. Security Facility in Soekarno-Hatta
Bandara Soekarno-Hatta-Jakarta 18.801.412.311 18.801.412.311 Airport - Jakarta
10. Fasilitas Keamanan Bandara Polonia-Medan 4.684.083.358 4.684.083.358 10. Security Facility in Polonia Airport-
11. Pekerjaan Badan Rekonstruksi dan 11. Medan
Task of Reconstruction and
Rehabilitasi NAD-NIAS 82.899.042.916 82.899.042.916 Rehabilitation Board NAD - NIAS
12. Pengembangan Bandar Udara 12. Development of Jakarta Centre Airport
Pusat Jakarta pada Bandar Udara to Husein Sastranegara Airport -
11.273.305.000 11.273.305.000 Bandung
Husein Sastranegara-Bandung
Jumlah 2.064.066.739.414 2.052.067.567.876 Total
Aset nomor 1 sampai 3 telah diaudit oleh Badan Pengawas Assets in point 1 to 3 have been audited by the Finance and Development
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan DKI Jakarta I Supervisory Agency (BPKP), Jakarta I Regional Reoresentative Office as
sesuai Laporan Hasil Audit Nomor LAP-592/PW09/4/2003 tanggal 9 stated in the Audit Report No LAP-592/PW09/4/2003 dated January 9, 2004.
Januari 2004. Proses penetapan status aset butir 1 sampai 3 The status determination of the Assets in point 1 to 3 is still on the process of
tersebut diatas saat ini masih dalam proses mendapat persetujuan approval from the president of the Republic of Indonesia to be determined as
Presiden Republik Indonesia untuk ditetapkan sebagai Tambahan the Government's Additional Capital Investment to the Authorized Capital of PT
Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham Perseroan Angkasa Pura II (Persero), there Government Regulation. This approval
melalui Penerbitan peraturan Pemerintah. Permohonan persetujuan request has been proposed through the Minister of Finance of the Republic of
Presiden Republik Indonesia tersebut telah diajukan melalui Menteri Indonesia in his Letter No S-176/MK.02/2004 dated June 9, 2004.
Keuangan Republik Indonesia Nomor S-176/MK.02/2004 tanggal 9
Juni 2004.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Operasi Bandar Udara Based on the record of transfer of Operation the Minangkabau Airport in
Internasional Minangkabau di Padang, Propinsi Sumatera barat Padang, West Sumatera to the Company No AU/3186/KU.298/05 and No
kepada Perseroan, Nomor AU/3186/KU.298/05 dan Nomor BA.DU/035/PL.04/2005-APII dated July 21, 2005, the operation of
BA.DU.035/PL.04/2005-AP.II tanggal 21 Juli 2005, dilakukan serah Minangkabau International Airport has been transferred from the Ministry of
terima operasi Bandar Udara Internasional Minangkabau dari Transportation Republic of Indonesia to the Company. Based on audit by.
Dephub.
44
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Sementara hasil Proyek Based on the record of temporary transfer of project result of working unit in
Satuan Kerja Pengembangan Bandar Udara Sultan Mahmud charge for development of Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang to
Badaruddin II Palembang untuk dipergunakan dalam tugas - tugas be used in the operations of PT Angkasa Pura II (Persero). No 356/P.101/P-
operasional PT Angkasa Pura II (Perseroan), Nomor 356/P.101/P- SMB/X/2005 and No CSMB.2358/KU.106/2005-APII dated October 5, 2005,
SMB/X/2005 dan Nomor CSMB.2358/KU.106/2005-APII tanggal 5 there has been a temporary transfer upon the project results of the work unit in
Oktober 2005, telah diadakan serah terima sementara Hasil Proyek charge for development of the Airport of Sultan Mahmud Badaruddin II
Satuan Kerja Pengembangan Bandar Udara Sultan Mahmud Palembang to PT Angkasa Pura II (Persero). Based on audit of the Finance
badarruddin II Palembang kepada Perseroan. Berdasarkan Hasil and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta II Regional Office as
Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II sesuai Nomor S- stated in audit report No S-4121/PW.30/4/2008 dated October 23, 2008, and
4121/PW.30/4/2008 tanggal 23 Oktober 2008 dan dikoreksi melalui corrected by LHA-3225/PW30/4/2009 dated July 21, 2009. Final value of the
LHA-3225/PW30/4/2009 tanggal 21 Juli 2009 diporoleh Nilai Final working performance of unit in charge for the development of Sultan Mahmud
Hasil Audit atas Aset BPYBDS Sultan Mahmud Badarudin II Badaruddin II Airport Palembang amounting to Rp 860,655,027,501.
Palembang sebesar Rp 860.655.027.501.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Peralatan Keamanan Based on the record of Transfer Airport Security Equipment used in the
Bandar Udara untuk dipergunakan dalam tugas-tugas operasional operation of PT Angkasa Pura II (Persero) No. AU.872/KU/2007. and No.
PT Angkasa Pura II (Perseroan) No. AU.872/KU/2007 dan No. BAC.12.03/00/03/2007/302 March 1, 2007, the Company received the
BAC.12.03/00/03/2007/302 tanggal 1 Maret 2007, Perseroan temporary transfer of a number of airport security equipment placed in the
menerima pelimpahan (serah terima) sementara sejumlah peralatan Soekarno-Hatta Airport and Polonia Airport branch offices amounting to Rp
keamanan bandar udara yang ditempatkan di Cabang Bandara 18,801,412,311 and Rp 4,684,083,358. The value based on Audit Report of the
Soekarno-Hatta dan Cabang Bandara Polonia dengan nilai masing- Finance and Development Supervisory Agency (BPKP) Jakarta Regional
masing sebesar Rp 18.801.412.311 dan Rp 4.684.083.358. Nilai Office No LHA-5431/PW.30/4/2007 dated December 19, 2007. The ownership
dimaksud sesuai Laporan Hasil Audit BPKP perwakilan Propinsi DKI status of the said airport security equipment will be legalized in accordance
Jakarta II Nomor LHA-5431/PW.30/4/2007 tanggal 19 Desember with the prevailing rules and regulations.
2007. Penetapan status kepemilikan peralatan-peralatan keamanan
bandar udara dimaksud akan dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
Pada tahun 2007, terdapat 2 Bandara yang bergabung dengan PT In 2007, there were two airports joining with PT Angkasa Pura II (Persero),
Angkasa Pura II (Persero), yaitu Cabang Depati Amir dan Cabang which are Depati Amir Airport and Sultan Thaha Airport Branch Offices. Based
Bandara Sultan Thaha. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima on the record of Temporary Operation Transfer of Depati Amir Airport in
Pengoperasian/Pengelolaan Sementara Bandara Udara Depati Amir Bangka Belitung and Sultan Thaha Airport in Jambi to the Company No
Propinsi Bangka Belitung dan Bandara Sultan Thaha di Propinsi AU/871/KU.81/2007 and No. BAC.02.07/00/02/2007/015 dated March 1, 2007,
Jambi kepada Perseroan, No. AU/871/KU.81/2007 dan No. the operations of Depati Amir Airport-Bangka Belitung and Sultan Thaha
bac.02.07/00/02/2007/015 tanggal 1 Maret 2007, telah diadakan Airport-Jambi are transferred to PT Angkasa Pura II (Persero). The audit report
serah terima pengoperasian dan pengelolaan sementara Bandar of the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta II
Udara Depati Amir-Bangka Belitung dan Bandar Udara Sultan Thaha- Regional Representative Office No LHA-3910/PW.30/4/2008, dated September
Jambi kepada Perseroan. Berdasarkan laporan hasil 23, 2008 with a final value of assets in Depati Amir Airport
45
Nilai Aset Hasil Proyek Pengembangan Bandar Udara Pusat Jakarta Asset value of Development of Jakarta Centre Airport to Husein Sastranegara
pada Bandar Udara Husein Sastranegara untuk dipergunakan dalam Project will be used by PT Angkasa Pura II (Persero) operational tasks, No
tugas-tugas operasional PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor 349/BA-DTBU/XI/2006 on November 1, 2006 based on the results of the audit
349/BA-DTBU/XI/2006 tanggal 1 Nopember 2006 berdasarkan report of BPKP DKI Jakarta II Regional Representative Office No LHA-
Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II Nomor 3910/PW.30/4/2008 on September 23, 2008 amounting to Rp 11,273,305,000.
LHA-3910/PW.30/4/2008 tanggal 23 September 2008 adalah
sebesar Rp 11.273.305.000.
Pekerjaan Badan Rekonstruksi dan rehabilitasi NAD-NIAS sebesar Task of Reconstruction and Rehabilitation Board NAD-NIAS amounting to Rp
Rp 82.899.042.916. Berdasarkan Ketetapan Direktur Jenderal 82,899,042,916. Based on decision of Treasury General Director of Finance
Perbendaharaan Departemen Keuangan Republik Indonesia tentang Department of the Republic of Indonesia regarding the Reporting rules of
Tata Cara Pelaporan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Government grant which status has not been determined for Government
Statusnya Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Financial Statements preparation under No PER-10/PB/2007 dated March 7,
Nomor PER-10/PB/2007 tanggal 7 Maret 2007, ditetapkan bahwa 2007, it was determined that the unappropriated Governmental grant,
Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya, sesuai according to substance over form of the Government accounting standards
dengan prinsip substance over form Standar Akuntansi Pemerintah, that state owned property which is used by State Owned Enterprises is treated
maka Barang Milik Negara yang digunakan oleh BUMN diperlakukan as capital and will be reported in balance sheet as a Government equity in
sebagai unsur modal, dan dilaporkan dalam neraca sebagai ekuitas State Owned Enterprises with adequate disclosures. These provisions applied
pemerintah pada BUMN dengan pengungkapan yang memadai. since January 1, 2007, the account of unappropriated Government grant is
Ketetapan ini berlaku tanggal 1 Januari 2007, sehingga sejak tanggal recorded by the Company substance over form of the as other paid-in Capital.
1 Januari 2007 akun Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan
Statusnya oleh Perseroan dicatat sebagai Modal Disetor Lainnya dan
belum dilakukan audit oleh BPKP.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 tanggal 30 Juni 2001 Based on the Government Regulation No 53 dated June 30, 2001 the
telah ditetapkan penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke Government's additional capital to the Company's equity amounting to Rp
dalam Modal saham PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 118,955,039,293, with the following details as follows :
118.955.039.293, dengan rincian sebagai berikut :
2009 2008
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 51.003.189.899 51.003.189.899 Soekarno-Hatta International Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 1.583.000.000 1.583.000.000 Sultan Mahmud Badaruddin II Airport
Bandara Supadio 6.485.718.646 6.485.718.646 Supadio Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 3.566.000.000 3.566.000.000 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 5.440.763.020 5.440.763.020 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 3.697.500.998 3.697.500.998 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 47.178.866.730 47.178.866.730 Raja Haji Fisabilillah Airport
Jumlah 118.955.039.293 118.955.039.293 Total
46
2009 2008
Aeronautika : Aeronautics :
Jasa pendaratan 312.099.906.828 289.734.563.255 Landing services
Jasa Penempatan 13.108.608.815 10.789.438.884 Locating services
Jasa Pelayanan Penerbangan 239.434.354.055 246.704.063.717 Flight services
Jasa Penerbangan Lintas 195.850.735.657 204.589.641.120 Over-flying services
Jasa Parking Surcharge 7.382.447.556 6.239.884.898 Parking surcharge services
Jasa Pelayanan Penumpang 1.226.403.971.384 850.653.928.758 Passenger services
Jasa Counter 60.880.290.379 55.300.628.941 Counter
Pemakaian Aviobridge 54.454.715.168 50.354.619.550 Aviobridge
Jumlah 2.109.615.029.843 1.714.366.769.123 Sub total
Rincian pendapatan usaha kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai Details of operating revenues in the head office and branch offices are as follows
berikut : :
2009 2008
Aeronautika : Aeronautics :
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 1.709.373.887.137 1.373.262.096.555 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 15.777.174.674 16.113.594.138 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 51.527.018.308 42.210.834.685 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 30.920.235.264 25.954.051.873 Supadio Airport
Bandara Polonia 141.697.434.593 125.176.427.533 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 43.529.582.250 37.686.017.714 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 48.489.281.247 38.648.540.629 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 17.477.626.410 14.244.135.951 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 25.022.474.948 15.991.547.881 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 6.023.442.177 5.770.373.336 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 9.680.603.863 9.526.201.396 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 10.096.268.971 9.782.947.432 Depati Amir Airport
Jumlah 2.109.615.029.843 1.714.366.769.123 Sub Total
47
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Departemen Perhubungan Direktorat In accordance with the Ministry of Transportation Directorate General of Civil
Jendral Perhubungan Udara Nomer ADSH/69/KA.301/II/2009 mengenai Aviation Number ADSH/69/KA.301/II/2009 on the implementation of issuing
Pelaksanaan Penerbitan atau Perijinan Pas Pekerja, terhitung mulai tanggal or Worker Licensis Pass , effective February 16, 2009 Issuance of Pas
16 Pebruari 2009 Penerbitan Pas Pekerja Bandara dilaksanakan oleh Airport Workers as conducted by the Government through the Administrative
Pemerintah melalui Kantor Administrasi Bandar Udara Internasional Jakarta Office of the Jakarta International Airport Soekarno - Hatta.
Soekarno - Hatta.
Tarif Jasa Pelayanan Penumpang Udara untuk dalam dan luar negeri Air Passenger Service tariff for domestic and international experienced some
mengalami perubahan. Yaitu perubahan tarif Jasa Pelayanan Penumpang changes. Namely tariff changes to the Air Passenger Service in the country,
Udara untuk dalam negeri, perubahan berdasarkan SK Direksi Nomor, changes based on the Decree of Directors Number, KEP.15.01.01/02/2009,
KEP.15.01.01/02/2009, yang berlaku mulai tanggal 15 Maret 2009 dan which began on March 15, 2009 and changes in rates for Air Passenger
perubahan tarif Jasa Pelayanan Penumpang Udara untuk luar negeri Service based overseas SK KEP Directors. 15.01.01/02/2009.1, which take
berdasarkan SK Direksi Nomor KEP.15.01.01/02/2009.1, yang mulai berlaku effect starting on March 1, 2009.
mulai tanggal 1 Maret 2009.
48
2009 2008
Kantor Pusat 226.875.764.692 211.278.650.778 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 247.767.107.444 224.674.338.132 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 20.764.910.739 19.004.132.326 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 23.657.479.626 21.687.510.362 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 16.926.215.444 15.085.316.595 Supadio Airport
Bandara Polonia 58.058.996.008 52.736.356.701 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 22.594.057.025 20.331.895.601 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 22.454.583.491 22.336.930.744 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 12.084.871.335 10.419.771.676 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 11.956.760.432 11.653.918.358 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 7.248.411.563 6.006.089.307 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 11.174.657.312 9.178.055.487 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 9.302.733.470 7.491.643.844 Depati Amir Airport
Jumlah 690.866.548.580 631.884.609.911 Total
28. Beban pemeliharaan dan persediaan 28. Maintenance and Inventory Expenses
2009 2008
Pemeliharaan kebersihan 38.794.890.913 32.267.642.469 Maintenance
Bangunan lapangan dan tanah 25.554.959.008 23.938.091.903 Field construction and land
Instalasi dan jaringan 24.912.766.468 19.813.911.423 Installation and networking
Bangunan gedung 19.282.728.341 15.826.591.486 Building
Alat bantu navigasi 19.360.052.483 15.785.827.855 Navigation equipment
Peralatan terminal dan gedung 13.573.221.868 9.575.109.078 Terminal and building equipment
Alat-alat pengangkutan 6.971.378.445 5.935.067.602 Transportation equipment
Peralatan bengkel dan kantor 1.148.991.918 1.243.658.393 Workshop tools and office equipment
Aset tetap lainnya 956.913.450 443.423.198 Other fixed Assets
49
28. Beban pemeliharaan dan persediaan (Lanjutan) 28. Maintenance and Inventory Expenses (Continued)
Rincian beban pemeliharaan dan persediaan kantor pusat dan cabang- Details of maintenance and inventory expenses in the head office and branch
cabang adalah sebagai berikut : offices are as follows :
2009 2008
Kantor Pusat 9.107.594.037 7.067.506.298 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 109.509.074.375 95.697.218.643 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 8.705.568.641 6.446.404.209 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 7.923.009.446 5.182.739.787 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 3.198.672.250 2.786.430.188 Supadio Airport
Bandara Polonia 15.333.386.075 13.256.493.091 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 5.772.898.018 5.127.987.977 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 5.241.542.387 5.811.178.793 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 5.086.935.627 1.871.138.976 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 3.442.720.642 1.690.964.883 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 1.798.198.528 1.408.342.837 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 2.111.862.003 839.051.074 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 2.537.465.907 1.740.483.788 Depati Amir Airport
Jumlah 179.768.927.934 148.925.940.544 Total
Rincian beban sewa kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut Details of rental expenses in the head office and branch offices are as follows :
:
2009 2008
Kantor Pusat 2.216.681.707 2.031.467.225 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 169.872.252.818 146.758.935.376 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 7.187.220.633 9.183.078.830 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 6.520.573.075 6.850.640.706 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 1.789.686.318 1.809.360.013 Supadio Airport
Bandara Polonia 11.378.022.544 10.511.619.104 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 2.936.297.859 2.745.957.410 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 5.890.260.370 6.351.996.296 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 1.174.797.717 835.366.768 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 1.032.642.693 816.739.326 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 473.373.994 405.642.716 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 1.747.013.405 1.110.694.374 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 1.055.079.935 961.485.958 Depati Amir Airport
Jumlah 213.273.903.068 190.372.984.102 Total
50
30. Beban umum dan Aset dibiayakan 30. General Expenses and Financed Asset
2009 2008
Pajak bumi dan bangunan 73.971.211.106 59.543.479.037 Land and building tax
Beban pajak lainnya 3.210.618.561 46.831.184.829 Other tax expenses
Beban keamanan 21.201.036.692 20.987.997.359 Security expenses
Gaji direksi dan komisaris 32.144.656.565 21.973.585.787 Directors and commissioners salary
Beban outsourcing 28.544.147.305 21.456.884.508 Outsourcing expenses
Perjalanan dinas 18.791.593.614 14.995.679.455 Travel allowance
Beban penagihan 11.694.051.583 11.270.050.098 Collection expenses
Beban Common use check-in 7.842.316.034 8.562.105.130 Common use check-in expenses
Asuransi, astek dan jamsostek 23.666.636.405 8.010.433.514 Insurance, Astek and Jamsostek
Kendaraan/mobilitas di Bandara 4.003.690.152 7.685.097.522 Vehicle/mobility at the airport
Rapat dinas 6.517.174.536 5.548.996.892 Official meetings
Jasa konsultan 9.783.266.324 4.481.280.621 Consultants
Iklan dan promosi 6.239.299.083 4.382.831.555 Advertising and promotion
Kewajiban imbalan pasca kerja 8.783.881.206 8.483.988.129 Post employment benefit expenses
Beban umum lainnya 35.005.833.454 31.672.751.034 Others
Sub jumlah 291.399.412.622 275.886.345.470 Sub total
Aset dibayarkan 7.049.393.707 4.141.779.546 Financed Asset
Jumlah 298.448.806.329 280.028.125.016 Total
Rincian beban umum dan Aset dibiayakan kantor pusat dan cabang-cabang Details of general expenses and financed Asset in the head office and branch
adalah sebagai berikut : offices are as follows :
2009 2008
Kantor Pusat 103.107.508.805 123.417.209.016 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 125.111.286.645 100.316.028.059 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 6.368.561.820 3.539.123.451 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 5.777.901.648 4.333.722.124 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 3.697.416.887 3.254.046.419 Supadio Airport
Bandara Polonia 29.789.414.711 25.958.224.673 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 5.978.255.671 3.891.373.155 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 7.172.183.606 7.053.397.954 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 3.098.614.684 2.221.284.997 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 2.051.587.047 2.226.453.939 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 1.716.982.077 912.578.958 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 1.800.902.555 1.177.514.691 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 2.778.190.172 1.727.167.580 Depati Amir Airport
Jumlah 298.448.806.329 280.028.125.016 Total
31. Beban piutang tak tertagih 31. Bad Debts Expenses
2009 2008
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 6.335.262.051 54.065.806.368 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 525.507.295 516.721.969 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 177.335.467 81.589.165 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 126.598.606 32.959.974 Supadio Airport
Bandara Polonia 1.022.517.531 1.571.253.472 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 120.086.114 139.238.529 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 1.296.365.690 905.108.852 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 45.381.631 51.426.762 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 23.767.015 86.148.476 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 11.239.653 - Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha - 3.656.889 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir - 2.899.476 Depati Amir Airport
Jumlah 9.684.061.053 57.456.809.932 Total
51
32. Beban penyusutan dan amortisasi 32. Depreciation and Amortization Expenses
2009 2008
Beban penyusutan 238.316.217.459 195.772.670.892 Depreciation expenses
Beban amortisasi 26.066.884.000 16.089.861.876 Amortization expenses
Jumlah 264.383.101.459 211.862.532.768 Total
Rincian beban penyusutan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai Details of depreciation and amortization expenses in the head office and
berikut : branch offices are as follows :
2009 2008
Kantor Pusat 7.894.930.658 7.302.735.049 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 83.784.800.988 66.758.691.725 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 2.986.068.514 2.443.257.637 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 49.233.471.810 49.105.148.784 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 5.041.709.272 4.824.144.591 Supadio Airport
Bandara Polonia 12.416.575.271 11.340.786.161 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 4.219.325.426 3.943.084.337 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 56.117.881.811 39.220.349.762 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 8.186.459.706 3.069.594.000 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 2.009.878.246 1.913.104.112 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 1.220.468.662 1.260.328.477 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 2.087.321.190 1.932.260.455 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 3.117.325.905 2.659.185.802 Depati Amir Airport
Jumlah 238.316.217.459 195.772.670.892 Total
Terdapat penyajian kembali atas beban penyusutan tahun 2008 yang There are a restatement of depreciation expense in 2008 due to examination
dikarenakan pemeriksaan oleh Badan Pengawas Keuangan dan by the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP) against the
Pembangunan (BPKP) terhadap aset perseroan pada tahun 2008. Company's assets in the year 2008.
52
2009 2008
Kantor Pusat 107.249.264.222 84.715.849.474 Head Office
Bandara Internasional Soekarno-Hatta 31.952.736.352 2.643.071.232 Soekarno-Hatta Airport
Bandara Halim Perdanakusuma 736.219.863 415.642.453 Halim Perdanakusuma Airport
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 756.810.708 392.674.059 Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Bandara Supadio 292.421.766 212.312.173 Supadio Airport
Bandara Polonia 3.898.946.642 1.446.944.645 Polonia Airport
Bandara Sultan Syarif Kasim II 812.774.185 219.852.735 Sultan Syarif Kasim II Airport
Bandara Internasional Minangkabau 752.085.421 320.320.638 Minangkabau Airport
Bandara Sultan Iskandar Muda 481.837.261 247.656.004 Sultan Iskandar Muda Airport
Bandara Husein Sastranegara 500.363.325 192.988.799 Husein Sastranegara Airport
Bandara Raja Haji Fisabilillah 120.524.207 347.867.083 Raja Haji Fisabililah Airport
Bandara Sultan Thaha 172.097.770 227.239.653 Sultan Thaha Airport
Bandara Depati Amir 627.695.546 160.728.106 Depati Amir Airport
Jumlah 148.353.777.268 91.543.147.054 Total
53
2009 2008
Perhitungan penghasilan bukan final 304.721.791.080 247.326.268.400 Non final income tax
Pajak penghasilan final Final income tax
(Persewaan tanah dan bangunan serta konsesi) 16.533.434.303 14.668.399.315 (land and building rental and concession)
Jumlah 321.255.225.383 261.994.667.715 Total
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan Reconciliation between net profit before income tax as per income
laba kena pajak adalah sebagai berikut : statements and taxable income is as follows :
2009 2008
Laba sebelum pajak penghasilan 1.202.076.946.912 949.679.484.724 Profit before income tax
Perbedaan temporer : Temporary difference :
Penyusutan Aset tetap (67.387.604.164) (130.519.066.354) Depreciation
Amortisasi (4.757.587.188) (166.875.777) Amortization
Penyisihan piutang tak tertagih 9.684.061.053 57.456.809.932 Allowance for bad debts
Kewajiban imbalan pasca kerja 2.786.881.206 3.826.488.129 Post employment benefits
Subjumlah (59.674.249.092) (69.402.644.070) Sub total
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Permanent difference :
Beban pegawai 29.356.565.851 23.697.832.291 Personnel expenses
Beban umum 34.301.508.960 45.968.084.404 General expenses
Beban lain-lain 67.107.069.976 71.983.105.264 Others
Penghasilan bunga (237.100.176.902) (186.013.355.438) Interest income
Pendapatan sewa tanah/bangunan/konsesi (175.813.175.712) (162.788.171.963) Land/building Rental/concession income
Beban berhubungan dengan persewaan 238.757.198.525 155.928.315.468 Expenses related to rental
Aset tetap yang masa manfaat satu tahun 5.287.045.280 3.106.334.660 Fixed Assets with one year useful life
Kerugian (pendapatan) yang bukan merupakan objek pajak (5.204.944.695) - Non taxable losses (gains)
Bagian laba anak Perseroan (10.801.677.914) (7.679.756.898) Minority interest of subsidiaries
Subjumlah (54.110.586.631) (55.797.612.212) Sub total
54
35. Taksiran Pajak Penghasilan (Lanjutan) 35. Estimated Income Tax (Continued)
Perhitungan pendapatan (beban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut : Calculation on deferred tax Assets (liabilities) is as follows :
Pendapatan
(dibebankan) pada
Efek ubah tarif
laporan laba rugi
Income (credited to
income statement) The effect of rate charges
2008 2009
Penyusutan Aset tetap (74.496.052.328) (18.868.529.166) (8.986.037.925) (102.350.619.419) Depreciation
Amortisasi biaya ditangguhkan 41.718.944 (1.332.124.413) 5.006.273 (1.285.399.196) Deferred amortization expenses
Penyisihan piutang tak tertagih 55.786.614.932 2.711.537.095 6.694.393.792 65.192.545.819 Allowance for bad debts
Kewajiban imbalan pasca kerja 11.323.229.725 2.459.486.738 1.304.271.567 15.086.988.030 Post employment benefit
(7.344.488.727) (15.029.629.746) (982.366.293) (23.356.484.766)
Pendapatan
(dibebankan) pada
Efek ubah tarif
laporan laba rugi
2007 2008
Penyusutan Aset tetap (48.714.276.350) (32.588.238.333) 6.806.462.355 (74.496.052.328) Depreciation
Amortisasi biaya ditangguhkan 172.741.650 (41.718.944) (89.303.762) 41.718.944 Deferred amortization expenses
Penyisihan piutang tak tertagih 44.706.464.558 14.364.202.483 (3.284.052.109) 55.786.614.932 Allowance for bad debts
Kewajiban imbalan pasca kerja 12.381.519.230 1.005.297.032 (2.063.586.537) 11.323.229.725 Post employment benefit
8.546.449.088 (17.260.457.762) 1.369.519.947 (7.344.488.727)
Terdapat penyajian kembali atas saldo kewajiban pajak tangguhan 2008, There are a restatement of depreciation expense in 2008 due to the
yang disebabkan perubahan beban penyusutan dan beban imbalan kerja changes on depreciation expenses and employment benefit expenses for
untuk tahun 2008. the year 2008.
36. Dividen tunai dan cadangan 36. Cash Dividend and Reserve
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Angkasa Based on the minutes of Shareholders' General Meeting of PT Angkasa Pura II
Pura II (Persero) No. RIS-31/D3-MBU/2009 ditetapkan penggunaan laba (Persero) No RIS-31/D3-MBU/2009 it was stated that the use of operating
usaha tahun buku 2008 sebesar Rp 692.394.832.590 setelah dikurangi laba profit on the 2008 book year amounting to Rp 692,394,832,590 net of sales of
penjualan aset tetap sebesar Rp 198.009.600 menjadi sebesar Rp fixed Assets amounting to Rp 198,009,600 to Rp 692,196,822,990 as follows :
692.196.822.990 sebagai berikut :
• 25% atau sebesar Rp 173.050.000.000 dibagikan sebagai dividen tunai • 25% or equivalent to Rp 173,050,000,000 is distributed as cash dividend to
kepada pemegang saham. shareholders,
• 1% atau sebesar Rp 6.923.948.000 dibagikan sebagai tambahan dana • 1% or equivalent to Rp 6,923,948,000 is distributed as additional
Kemitraan. Partnership funds,
• 2% atau sebesar Rp 13.847.896.000 dibagikan sebagai tambahan dana • 2% or equivalent to Rp 13,847,896,000 is distributed as additional funds for
Bina Lingkungan. Community Development
• 72% atau sebesar Rp 498.374.978.990 digunakan untuk Cadangan • 72% or equivalent to Rp 498,374,978,990 is used as General reserve.
umum.
Dalam berita acara Rapat Umum Pemegang Tahunan Pemegang Saham No. In the minutes of Shareholders' General Meeting No RIS-31/D3-MBU/2008 it
RIS-31/D3-MBU/2008 ditetapkan penggunaan laba usaha tahun buku 2007 was stated that the use of operating profit on the 2007 book year amounting to
sebesar Rp 498.587.661.291 setelah dikurangi laba penjualan Aset tetap Rp 498,587,661,291 net of sales of fixed Assets amounting to Rp 960,844,444
sebesar Rp 960.844.444 menjadi sebesar Rp 497.626.816.847 sebagai to Rp 497,626,816,847 as follows :
berikut :
• 25,05% atau sebesar Rp 124.647.000.000 dibagikan sebagai dividen • 25.05% or equivalent to Rp 124,647,000,000 is distributed as cash dividend
tunai kepada pemegang saham. to shareholders,
• 74,95% atau sebesar Rp 372.979.816.847 digunakan untuk cadangan • 74.95% or equivalent to Rp 372,979,816,847 is used as general reserve.
umum.
55
Berdasarkan peraturan DPAP2, Perseroan menyelenggarakan program Complying with the DPAP2 regulation, the Company applies fixed benefit
pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan yang telah berusia 18 tahun pension plan for employees who are 18 years old or are married. The pension
atau telah menikah. Manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan will be computed based on the basic retirement income and working period in
Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) dan masa kerja karyawan. the Company.
Pendanaan DPAP2 terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja sebesar Financing of DPAP2 is mainly derived from contribution of the Company at
27,59% dan karyawan sebesar 5% dari PhDP. 27.59% and of employees at 5% of their basic retirement income.
Aset dana pensiun terutama terdiri dari bank dan deposito berjangka, saham Assets of pension fund mainly consist of cash in banks and time deposits,
dan obligasi. stocks and bonds.
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat dan Main assumptions that are used to determine post employment benefit by
pensiun oleh Bestama Aktuaria, aktuaris independen, adalah sebagai berikut : Bestama Actuary, an independent actuary, are as follows :
Tingkat kematian : Tabel mortalita Indonesia Tahun 1949 Mortality rate : Indonesia Mortality Table year 1949
Umur Pensiun Normal : 56 tahun Normal pension age : 56 years
Kenaikan PhDP : 1,5% setahun Salary increase : 1.5% per annum
Tingkat Bunga Aktuaria : 10% setahun Interest rate : 10% per annum
Biaya pengelolaan : 5% dari PhDP Management costs : 5% of basic retirement income
Perhitungan manfaat pensiun : 2,5% x masa kerja x PhDP Pension benefit : 2.5% x working period x basic retirement income
Metode Aktuaris : Benefit Cost Method Actuary method : Benefit Cost Method
38. Transaksi hubungan istimewa 38. Related Parties Transaction
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan melakukan transaksi tertentu dengan In the course of its business, the Company conducts transactions with related
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut : parties as follows :
a. Perseroan menempatkan dana pada Bank Pemerintah dengan a. The Company deposits an amount of fund in the governmental Banks with
persyaratan dan tingkat bunga normal sebagaimana berlaku untuk normal conditions and interest rate commonly applied to third parties,
nasabah bank pihak ketiga.
b. Perseroan membeli obligasi, wesel tagih dan efek dibeli dengan janji jual b. The Company bought bonds, promissory notes, and marketable securities
kembali yang diterbitkan oleh BUMN lain. with resell arrangement issued by other State Owned Enterprises (SOE),
c. Sebagian pekerjaan Aset tetap Perseroan dilaksanakan oleh BUMN lain. c. Several construction projects are conducted by other State Owned
Enterprises,
d. Sejak tanggal 24 Agustus 1998, Perseroan mengadakan kesepakatan d. Starting from August 24, 1998, the Company entered into agreement with PT
bersama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) mengenai pembagian Angkasa Pura I (Persero) concerning profit sharing of International flight
pendapatan jasa pelayanan penerbangan International (route charge) (route charges) and overflying services.
dan jasa penerbangan lintas.
56
Kewajiban Liabilities
Hutang lain-lain Other payable :
PT Angkasa Pura I 2.720.048.379 1.559.569.672 0,36 0,02 PT Angkasa Pura I
Jumlah hutang lain-lain 2.720.048.379 1.559.569.672 0,36 0,02 Total other payable
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang Details type of relationship and transaction with related parties as follows :
mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :
57
ii. Tahap kedua meliputi lahan seluas 100.000 m! untuk jangka waktu ii. The second stage includes land of approximately 100,000 sqm, with
30 tahun yang berakhir tanggal 8 Pebruari 2026. Perseroan tenor of 30 years, due on February 8, 2026. Company receives
memperoleh kompensasi yang setiap lima tahun meningkat mulai compensation every 5 years increasing from Rp 600 to Rp 3,226.94 per
dari Rp 600 hingga Rp 3.226,94 per m! per bulan atau seluruhnya sqm per month or in total amounting to Rp 58,765,800,000. The
sebesar Rp 58.765.800.000. Perseroan juga memperoleh Company also receives concession at certain percentage from total
pendapatan konsesi sebesar prosentase tertentu dari pendapatan. revenue,
iii. Pada akhir periode perjanjian, MJS akan mengembalikan lahan iii. In the final stage of agreement period, MJS will return the land and
tersebut dan mengalihkan kepemilikan seluruh fasilitas yang telah transfer the ownership of facilities built on that land to the Company.
dibangun diatas lahan tersebut kepada Perseroan.
Sehubungan dengan terjadinya krisis ekonomi sejak tahun 1997 sampai In connection with the economic crisis from 1997 to 2003. PT MJS is
dengan 2003. PT MJS terkena dampak dari krisis ekonomi tersebut dan affected by the economic crisis and PT MJS can not meet the provisions in
PT MJS tidak dapat memenuhi ketentuan dalam perjanjian kerjasama the agreement of the use of land, to develop 100,000 sqm of land that has
pemanfaatan tanah, untuk mengembangkan lahan 100.000 m! yang telah been mentioned in previous agreements.
disebutkan dalam perjanjian sebelumnya.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka PT Angkasa Pura II By considering these conditions, PT Angkasa Pura II through the letters of
melalui surat Direksi PT Angkasa Pura II Nomor 15.02.01/00/10/2007/004 Directors of PT Angkasa Pura II Number 15.02.01/00/10/2007/004 dated
tanggal 4 Oktober 2007 telah membatalkan Perjanjian SPKL.01 yang October 4, 2007 has canceled SPKL.01 agreement concerning the land area
menyangkut lahan seluas 100.000 m!. of 100,000 sqm
Berdasarkan Berita Acara Penyerahan Lahan dan sertifikat Hak Guna Under the Official Report of Land and Hak Guna Bangunan certificate
Bangunan Nomor 15.02.01/00/05/2008/101, tanggal 21 Mei 2008. PT Number 15.02.01/00/05/2008/101, dated May 21, 2008. PT Mandara
Mandara Jasindo Sena menyerahkan fisik lahan seluas 100.000 m! dan 4 Jasindo Sena handed physical land area of 100,000 sqm and 4 (four) titles
(empat) buah sertifikat Hak Guna Bangunan kepada PT Angkasa Pura II to PT Angkasa Pura II, with details as set out in Figure Location of Land
dengan perincian sebagaimana tercantum dalam Gambar Lokasi Kontrak Hotel Sheraton in appendix Land Use Letter Agreement No. SPKS.21/TU.
Tanah Hotel Sheraton pada lampiran Surat Perjanjian Kerjasama 208/APII-96 dated March 1, 1996.
Pemanfaatan Lahan Nomor SPKS.21/TU.208/APII-96 tanggal 1 Maret
1996.
Pelepasan Hak Atas Tanah Tersebut telah disyahkan melalui Akte Notaris Disposal of land rights had been legalized by Notary Mohammad Taufiq, SH.
Mohammad Taufiq,SH. Notaris di Tangerang Nomor 04 tanggal 16 April Notary in Tangerang No. 04 dated 16 April 2009.
2009.
b. Perseroan mengadakan perjanjian penggunaan tanah di Bandara b. The Company entered into an agreement with PT Sanggraha Daksa Mitra
Soekarno-Hatta seluas 1.020.000 m! dengan PT sanggraha Daksamitra (SDM) to use land in Soekarno-Hatta International Airport of approximately
(SDM). Perseroan menyewakan tanah tersebut kepada SDM untuk 1,020,000 sqm. Company rents the land to be managed by PT SDM for
dikelola sebagai fasilitas usaha : Lapangan golf, taman niaga dan pusat facilities such as : golf course, commercial facilities and international stores
pertokoan internasional berikut fasilitas penunjangnya. Perjanjian ini and the supporting facilities. This agreement is valid for 20 years starting
berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak fasilitas usaha from when the commercial facilities are open, and may be extended. The
beroperasi secara komersial dan dapat diperpanjang. Perseroan Company receives compensation for land utilization as follows :
memperoleh kompensasi atas penggunaan tanah tersebut sebagai
berikut :
58
Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi yang dihitung The Company also receives concession revenues calculated based on
berdasarkan jumlah pendapatan kotor dengan prosentase sebagai berikut gross income with percentage as follows :
:
Pada akhir periode perjanjian, PT SDM wajib mengembalikan tanah At the end of agreement period, PT SDM is obliged to return the land to the
tersebut kepada Perseroan dan Perseroan wajib membayar kepada PT Company, and the Company is obliged to pay to PT SDM the amount of fair
SDM sebesar nilai pasar yang wajar dari bangunan gedung serta market value for buildings and their supporting facilities, including equipment
kelengkapannya yang melekat termasuk infrastruktur yang terdapat di in the stores and commercial facilities infrastructure.
pusat pertokoan dan taman niaga.
c. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan Lahan/Tanah No. S/PERJ/DZ- c. Based on agreement to utilize land No DS/PERJ/DZ-3018/2008 or
3018/2008 atau PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 tanggal 15 Pebruari 2008 PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 dated February 15, 2008 between PT
antara PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero). Angkasa Pura II (Persero) with PT Garuda Indonesia (Persero). Details of
Adapun isi perjanjian sebagai berikut : agreement are as follows :
• Lahan yang dimanfaatkan seluas 236.865 m!. • Land used is 236,865 sqm.
• Tujuan pemanfaatan lahan untuk administrasi perkantoran, • Land used in purpose to administrative office, flight operations supporting
penunjang kegiatan operasional penerbangan berikut fasilitas activities and supporting facilities.
penunjangnya.
• Jangka waktu perjanjian 1 Januari 2007 sampai dengan 31 • An agreement is valid from January 1, 2007 to December 31, 2011.
Desember 2011.
• Kompensasi pemanfaatan lahan sampai dengan 25.000 m! sebesar • Compensation to utilize land approximately of 25,000 sqm amounting to
Rp 1.000 permeter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi Rp 1,000 per square meter a month, hence accumulated compensation a
setiap bulan adalah Rp 25.000.000. Luas lahan 25.001 m! sampai month amounting to Rp 25,000,000. Land of approximately 25,001 sqm
dengan 100.000 m! sebesar Rp 795 per meter persegi perbulan to 100,000 sqm amounting to Rp 795 per square meter a month. Total
sehingga jumlah kompensasi setiap bulan adalah Rp 59.625.000. compensation for a month amounting to Rp 59,625,000. Land of
Sedangkan luas lahan 100.001 m! sampai dengan 400.000 m! approximately 100,001 sqm to 400,000 sqm amounting Rp 490 per
sebesar Rp 490 per meter persegi per bulan sehingga jumlah square meter a month. Total compensation for a month amounting to Rp
kompensasi setiap bulan sebesar Rp 67.063.850. Total kompensasi 67,063,850. Total compensation to utilize land amounting to Rp
pemanfaatan lahan sebesar Rp 151.688.850. Pembayaran 151,688,850. Compensation payments are paid 1 month in advance.
kompensasi dilaksanakan 1 bulan di muka.
59
d. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan tanah dan konsesi usaha PT d. PT Angkasa Pura II (Persero) entered into agreement with PT Garuda
Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Garuda Maintenance Facility Aero Maintenance Facility Aero Asia, based on agreement letter
Asia, dengan nomor perjanjian PJJ.15.06/00/01/2008/008 atau No. PJJ.15.06/00/01/2008/008 or No GMF/PERJ/DT-3011/2008 dated January
GMF/PERJ/DT-3011/2008 tanggal 25 Januari 2008, telah disepakati : 25, 2008 as follows :
• Lahan yang dimanfaatkan seluas 900.000 m!. • Land used of approximately 900,000 sqm,
• Pemanfaatan lahan digunakan untuk usaha aircraft maintenance. • Land is being used for aircraft maintenance,
• Jangka waktu perjanjian 14 Juli 2005 sampai dengan tanggal 31 • Agreement is valid from July 14, 2005 to December 31, 2011,
Desember 2011.
• Tarif kompensasi pemanfaatan tanah per meter persegi per bulan • Compensation rate for land utilization per square meter a month is as
sebagai berikut : follows :
» Terhitung mulai tanggal 14 Juli 2005 sampai dengan tanggal » Starting from July 14, 2005 until December 31, 2006 rate per square
31 Desember 2006 tarif per meter persegi per bulan sebesar meter a month amounting Rp 165, total compensation every month
Rp 165, sehingga jumlah kompenssi setiap bulannya adalah amounting to Rp 148,500,000.
Rp 148.500.000.
» Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 » Starting from January 1. 2007 until December 31, 2011 rate per
Desember 2011, tarif per meter persegi per bulan square meter a month is using degresive pattern which considered
menggunakan pola degresive,yaitu luas tanah sampai that land with approximately of 25,000 sqm amounting to Rp 2,000
dengan 25.000 m! sebesar Rp 2.000 per meter persegi per per sqm per month, total compensation per month amounting to Rp
bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan Rp 50,000,000, land approximately of 25,001 to 100,000 sqm
50.000.000. Luas tanah 25.001 sampai dengan 100.000 m! amounting to Rp 1,200 per square meter per month, total
sebesar Rp 1.200 per meter persegi per bulan sehingga compensation every month amounting to Rp 90,000,000. Land
jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 90.000.000. Luas approximately of 100,001 to 400,000 sqm amounting to Rp 625 per
tanah 100.001 sampai dengan 400.000 m! sebesar Rp 625 square meter per month, total compensation amounting to Rp
per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi 187,500,000. Land approximately of 400,001 to 750,000 sqm
setiap bulan sebesar Rp 187.500.000. Luas tanah 400.001 amounting to Rp 536 per square meter per month, and
sampai dengan 750.000 m! sebesar Rp 536 per meter persegi compensation every month amounting to Rp 187,600,000, and land
per bulan sehinga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar with approximately of 750,001 to 1,000,000 sqm amounting to Rp
Rp 187.600.000. Dan luas tanah 750.001 Sampai dengan 405 per square meter per month.Total compensation every month
1.000.000 m! sebesar Rp 405 per meter persegi per bulan amounting to Rp 60,750,000. Therefore total land utilization
sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp compensation every month amounting to Rp 575,850,000.
60.750.000. Sehingga total kompensasi pemanfaatan tanah
setiap bulan sebesar Rp 575.850.000.
• Pembayaran kompensasi pemanfaatan tanah adalah terhitung mulai • The payment of land utilization compensation is starting from July 14,
tanggal 14 Juli 2005 sampai dengan 31 Desember 2006 dibayar 1 2005 to December 31, 2006 will pay one month in advance, meanwhile
bulan di muka, sedangkan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 starting from January 1, 2007 to December 31, 2011 the payment will be
sampai dengan 31 Desember 2011 dibayar 3 bulan di muka. settled 3 months in advance.
60
e. Berdasarkan perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan Tanah e. Based on the agreement of warehouse rental and land utilization No
No.SPKS.049/KM.102/2005-AP II tanggal 22 Nopember 2005 antara Pt SPKS.049/KM.102/2005-AP II dated November 22, 2005 between PT
Wahana Dirgantara dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Adapun isi Wahana Dirgantara and PT Angkasa Pura II (Persero). The agreement is as
perjanjian sebagai berikut : follows :
• Fasilitas gudang seluas 2.292 m! ditambah ruangan perkantoran • Warehouse facility approximately 2,292 sqm with office space thereon.
didalamnya.
• Fasilitas bongkar muat barang (staging area) seluas 2.664 m!. • Staging area facility for loading and unloading activities approximately
2,664 sqm.
• Fasilitas peralatan parkir kendaraan seluas 2.584 m!. • Parking facility approximately 2,584 sqm
• Ruangan perkantoran dalam gudang seluas 340 m!. • Office space in warehouse area approximately 340 sqm
Tanah tersebut terletak dan berlokasi di belakang gudang PT Pos The land was placed at the backyard of PT Pos Indonesia cargo area at
Indonesia Area kargo Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno- Soekarno - Hatta International Airport,
Hatta (Bandara).
• Sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi • Warehouse rental, office space rental and land utilization compensation
pemanfaatan tanah untuk tempat bongkar muat barang (staging to be used as staging area for loading and unloading activities are
area) diatur sebagai berikut : arranged as follows :
» Sewa gudang ditetapkan sebesar Rp 16.960 per m!/bulan dan » Warehouse rental amounting to Rp 16,960 per sqm/month and
ditinjau setiap 2 tahun. subject to review every 2 years.
» Sewa ruangan perkantoran (ruangan dalam gedung yang » Office space rental (space inside warehouse that are used for office
digunakan untuk kegiatan adminstrasi / perkantoran) seluas or administration activities) approximately 340 sqm is determined at
340 m! ditetapkan sebesar Rp 70.000 per-m! / bulan dan Rp 70,000 per-sqm/month and subject to review every 2 years,
ditinjau setiap 2 tahun.
» Besaran kompensasi pemanfaatan tanah untuk tempat » The land utilization compensation used for staging area for loading
bongkar muat barang (staging area) ditetapkan sebesar Rp and unloading activities is determined at Rp 10.000 per-sqm/month
10.000 per-m! / bulan dan ditinjau setiap 2 tahun. and subject to review every 2 years.
» Pembayaran sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan » Payment of warehouse rental, office space rental and land utilization
kompensasi pemanfaatan tanah setiap 6 bulan dibayar di compensation is settled 6 (six) months in advance.
muka.
• Selain membayar sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan • Besides payments of warehouse rental, office space rental and land
kompensasi pemanfaatan tanah, diwajibkan pula untuk membayar utilization compensation, PT WD is also required to pay business
konsesi usaha sebesar 8% dari total pendapatan kotor setiap concession payment of 8% from total gross income every month, with
bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebesar Rp minimum gross revenues guarantee amounting to Rp 150,000,000 every
150.000.000 setiap bulannya. Besarnya konsesi sesuai tersebut month. The business concession payment excluded value added tax
belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang besarnya (VAT) which amount is in accordance with tax regulations.
sesuai ketentuan peraturan perpajakan.
• PT Wahana Dirgantara diwajibkan membayar uang kesanggupan • PT Wahana Dirgantara is supposed to pay surcharge payment, which is
(surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang, sewa ruangan 2 month fees of warehouse rental, office space rental and land utilization
perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah atau sebesar Rp compensation amounting to Rp 179,000,000 and will be paid all at once
179.000.000. yang dibayarkan sekaligus selambat-lambatnya 14 hari at least 14 days after principal permit issued or before this agreement is
kalender setelah dikeluarkan surat ijin prinsip atau sebelum signed.
perjanjian ini ditandatangani.
61
f. Perseroan mengadakan perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara f. The Company entered into an agreement with PT Birotika Semesta/DHL to
Soekarno-Hatta dengan PT Birotika Semesta/DHL seluas 1.411,20 m!. utilize land at Soekarno - Hatta International Airport of approximately
Tanah tersebut dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan gudang dan 1,411.20 sqm. The land is used to build warehouse and office building as
kantor yang disepakati dengan harga Rp 2.843.130.000. Bangunan agreed at the price of Rp 2,843,130,000. The building will be used for DHL's
tersebut akan digunakan untuk kegiatan usaha jasa pengurusan activities such as transportation and express delivery services. The
transportasi dan jasa pengiriman ekspres. Perjanjian ini berlaku untuk agreement is valid for 5 years since the minutes of building operation was
jangka waktu 5 tahun sejak berita acara pengoperasian bangunan signed and it could be extended for 3 periods (15 years), maturity in 2019.
tersebut ditandatangani dan dapat diperpanjang sebanyak 3 (tiga)
periode (15 tahun) yang berakhir pada tahun 2019.
Perseroan memperoleh kompensasi atas pemanfaatan tanah tersebut The company receives compensation for land utilization from DHL as follows
dari DHL sebagai berikut : :
Periode Perjanjian Kompensasi per tahun (Rp) Agreements period
Compensation per year (Rp)
Pertama Rp 10.000/m! perbulan 169.344.000 First Rp 10,000 sqm per month
Kedua Rp 15.000/m! perbulan 254.016.000 Second Rp 15,000 sqm per month
Ketiga Rp 22.500/m! perbulan 381.024.000 Third Rp 22,500 sqm per month
Keempat Rp 33.750/m! perbulan 571.536.000 Fourth Rp 33,750 sqm per month
Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi sebesar 5% dari The Company also receives concession income of 5% of operating cost
operating cost sebesar Rp 150.000.000 sampai dengan 30 September amounting to Rp 150,000,000 up to September 30, 2002 and starting from
2002 dan mulai 1 Oktober 2002 sampai dengan 30 September 2004 October 1, 2002 to September 30, 2004 amounting to Rp 233,000,000. At
sebesar Rp 233.000.000. Pada akhir periode perjanjian, bangunan the end of the agreement period, the ownership status of the building and its
berikut dengan perlengkapannya yang didirikan oleh DHL diserahkan equipment, built by DHL, will be handed over to the Company without any
kepemiliknya kepada Perseroan tanpa ganti rugi. compensation.
g. Berdasarkan Perjanjian sewa ruangan No SPSW.021/KM.102/2005-AP II g. Based on space rental agreement No SPSW.021/KM.102/2005-AP II dated
tanggal 8 Agustus 2005 antara PT Gapura Angkasa dengan PT Angkasa August 8, 2005 between PT Gapura Angkasa and PT Angkasa Pura II
Pura II (Persero). Adapun isi perjanjian adalah sebagai berikut : (Persero) it was stated as follows :
• PT Angkasa Pura II (Persero) menyerahkan sebidang tanah yang • PT Angkasa Pura II (Persero) handed over a part of land that will be built
selanjutnya dibangun fasilitas gudang seluas 3.000 m! ditambah as warehouse facilities approximately 3,000 sqm with addition
ruangan perkantoran didalamnya yang terletak dan berlokasi antara approximately 3,000 sqm office space located between 510 and 520 area
gudang 510 dan 520 area kargo Bandar Udara International Jakarta cargo at Soekarno - Hatta International Airport.
Soekarno-Hatta (Bandara).
• Sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran diatur sebagai berikut : • Warehouse rental and office space rental, is set as follows :
» Sewa gudang seluas 3.000 m! ditetapkan sebesar Rp 16.960 » Warehouse rental approximately of 3,000 sqm amounting to Rp
per-m!/bulan, dan ditinjau setiap 2 tahun. 16,960 per-sqm/month and subject to review every 2 years.
» Sewa ruangan perkantoran (ruang dalam gudang yang » Office space rental include space inside warehouse that is used for
digunakan untuk kegiatan administrasi / perkantoran) seluas office and administration activities is approximately of 700 sqm is
700 m! ditetapkan sebesar Rp 70.000 per-m!/bulan, dan stated at Rp 70,000 per-sqm/month and subject to review every 2
ditinjau setiap 2 tahun. years.
62
• Selain membayar sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran, • Besides payment of warehouse rental and office space rental, DHL is
diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 5% dari also required to pay 5% of gross income every month as business
total pendapatan kotor (omzet bruto) setiap bulannya, dengan concession payment, with minimum guarantee gross income every
jaminan minimum omzet bruto sebesar Rp 600.000.000 setiap month amounting to Rp 600,000,000.
bulannya.
• PT Gapura Angkasa diwajibkan membayar uang kesanggupan • PT Gapura Angkasa is required to pay surcharge payment for 2 month
(surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang dan sewa ruangan rental of warehouse rental, office space rental and land utilization
perkantoran atau sebesar Rp 200.000.000 yang dibayarkan compensation amounting to Rp 200,000,000 that should be paid all at
sekaligus sebelum perjanjian ditandatangani. once before this agreement is signed.
• Perjanjian berlaku 5 tahun terhitung sejak penyelesaian • The agreement is valid since the date of signing and will expire after 5
pembangunan fisik. years.
• Biaya pembangunan fasilitas/bangunan gudang dan biaya • The entire cost of access road to the warehouse location and the related
pembangunan jalan akses menuju ke lokasi gudang serta biaya yang costs with construction, such as cost of project design, licenses, and
terkait dengan pembangunan, termasuk biaya rancang bangu, others with the standard fee at mutual agreement amounting to Rp
perizinan dan lain sebagainya, dengan standar biaya yang disepakati 7,968,685,000. Compensation for the entire cost of construction of the
setinggi-tingginya sebesar Rp 7.968.685.000. Kompensasi atas facility / warehouse buildings is compensated with warehouse rental
seluruh biaya pembangunan fasilitas / bangunan gudang offset.
dikompensasikan dengan sewa gudang.
h. Berdasarkan Perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan Tanah No. h. Based on agreement of warehouse rental and land utilization No
SPSW.026/KM.102/2005-AP II tanggal 25 Oktober 2005 antara PT SPSW.026/KM.102/2005/AP II dated October 25,2005 between PT Dharma
Dharma Bandar Mandala (PT DBM) dengan PT Angkasa Pura II Bandar Mandala (PT DBM) and PT Angkasa Pura II (Persero), it was stated
(Persero). Isi perjanjian sebagai berikut : as follows :
• PT DBM menerima sebidang tanah yang akan dibangun : • PT DBM receives a land that will be built for :
» Fasilitas gudang seluas 678,4 m! (84,8 m x 8 m) ditambah » Warehouse facility approximately of 678,4 sqm (84.8 m x 8 m) and
ruangan perkantoran didalamnya. addition of space to be used as office inside the warehouse.
» Ruang perkantoran dalam gudang seluas 200 m!. » Office inside the warehouse area approximately of 200 sqm.
• Sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran diatur sebagai berikut : • Rental warehouse and office rental are set as follows :
» Sewa gudang ditetapkan sebesar Rp 25.000 per-m!/bulan. » Warehouse rental amounting to Rp 25,000 per-sqm/month.
» Sewa ruangan perkantoran ditetapkan sebesar Rp 90.000 per » Rental of office space amounting to Rp 90,000 per-sqm/month.
m!/bulan.
» Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun. » Rental rate subject to review every 2 years.
• Selain membayar sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran, PT • PT DBM is also required to pay the business concession fee of 8% from
DBM diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 8% the total gross income every month, with a minimum guarantee gross
dari total pendapatan kotor setiap bulannya, dengan jaminan revenues as follows :
minimum omzet bruto sebagai berikut :
» Tahun I sebesar Rp 200.000.000 per bulan; » 1st year is amounting to Rp 200,000 per month;
» Tahun II sebesar Rp 300.000.000 per bulan; » 2nd year is amounting to Rp 300,000 per month;
» Tahun III sebesar Rp 350.000.000 per bulan; » 3rd year is amounting to Rp 350,000 per month;
» Tahun IV sebesar Rp 400.000.000 per bulan; » 4th year is amounting to Rp 400,000 per month;
» Tahun V sebesar Rp 450.000.000 per bulan. » 5th year is amounting to Rp 450,000 per month.
• PT DBM diwajibkan membayar uang kesanggupan (surcharge ) • PT DBM is required to pay surcharge payment for 2 month rental
sebesar 2 bulan nilai sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran warehouse and rental of office space amounting to Rp 70,000,000 that
sebesar Rp 70.000.000 yang dibayarkan sekaligus selambatnya 1 should be paid all at once at least 1 week after the principle permits
minggu setelah ijin prinsip keluar. released.
63
i. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan Tanah No. i. Based on the agreement of land utilization No PJJ.04.04.03/00/11/2009/269
PJJ.04.04.03/00/11/2009/269 tanggal 6 Nopember 2009 antara PT dated November 6, 2009 between PT Pertamina (Persero) and PT Angkasa
Pertamina (Persero) dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PT Pertamina Pura II (Persero). PT Pertamina will receive land to be used to build facilities
menerima beberapa bidang tanah yang akan dibangun fasilitas sebagai as follows :
berikut :
• Fasilitas Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU). • Airplane Charging Depo Facility (DPPU).
» Luas lahan yang disewa 78.600 m!. » Land rented approximately 78,600 sqm.
» Sewa lahan ditetapkan sebesar Rp 2.500 per m!/bulan, total » Rate of Land rental is set at Rp 2,500 per-sqm/month,
sewa per bulan Rp 196.500.000. Total rent per month amounting to Rp 196,500,000.
» Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun. » The rate of the rent is subject to review every 2 years.
• Fasilitas Satelit 1 dan Satelit 2 • Satellite 1 and Satellite 2 Facilities
» Luas lahan yang disewa 9.942 m!. » Land rented approximately 9,942 sqm.
» Sewa lahan ditetapkan sebesar Rp 2.500 per m!/bulan, total » Rate of Land rental is set at Rp 2,500 per-sqm/month, Total rent per
sewa per bulan Rp 24.885.000. month amounting to Rp 24,885,000.
» Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun. » The rate of the rent is subject to review every 2 years.
• Fasilitas Jalur Pipa Teluk Naga (Desa Muara) sampai dengan Pagar • Pipe line of Teluk Naga (Muara Village) to perimeter fence of Belimbing
Perimeter Desa Belimbing. Village.
» Luas lahan yang disewa 100.330 m!. » Land rented approximately 100,330 sqm.
» Sewa lahan ditetapkan sebesar Rp 5.000 per m!/bulan, total » Rate of Land rental is set at Rp 5,000 per-sqm/month, Total rent per
sewa per bulan Rp 50.165.000. month amounting to Rp 50,165,000.
» Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun. » The rate of the rent is subject to review every 2 years.
• Perjanjian berlaku 5 tahun yaitu : sejak tanggal 1 Januari 2009 • The agreement period is valid for 5 years, since January 1, 2009 until
sampai dengan tanggal 31 Desember 2013. December 31, 2013.
j. Selain perjanjian sewa lahan untuk fasilitas tersebut diatas PT Angkasa j. Besides the agreement of land utilization for building facilities, PT Angkasa
Pura II (Persero) juga mengadakan perjanjian dengan PT Pertamina. Pura II (Persero) also made an agreement with PT Pertamina (Persero),
Yaitu pengenaan Throughput Fee atas penyelenggaraan pelayanan which is the establishment of Throughput fee for the organizing of airplane
pengisian bahan bakar pesawat udara di bandar udara yang dikelola oleh refueling services at airports managed by PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura II melalui Perjanjian No. PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 through agreement No PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 which is signed on May
yang ditandatangani tanggal 7 Mei 2009. 7, 2009.
• Besarnya Throughput fee yang disepakati. • The amount of agreed Throughput fee is as follows :
» Untuk Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Throughput fee » At Soekarno-Hatta Airport, Tangerang, the Throughput fee for
penerbangan domestik adalah Rp 30 per liter. Sedangkan domestic flight is Rp 30 per liter. Whereas for International flight is
untuk penerbangan Internasional adalah US$ cent 0.30 per US cent 0.30 per liter.
liter.
» Untuk Bandara Polonia Medan, Throughput fee penerbangan » At Polonia Airport, Medan, The Throughput fee for domestic and
domestik dan Internasional adalah Rp 7 per liter. international flight is Rp 7 per liter.
k. Sehubungan dengan aktivitas normalnya, Perseroan mengadakan k. In the normal course of its business, the Company entered into rental
perjanjian persewaan tanah, bangunan beserta fasilitasnya dan perjanjian agreements of land and building, along with its facilities, and concession
konsesi dengan para pihak yang melakukan aktivitas usaha di lingkungan agreement with respective parties who perform their commercial activities at
Bandara yang dikelola Perseroan. the Airport managed by the Company.
64
Pada tanggal 11 Januari 2010 Perseroan menerima surat keputusan dari On January 11, 2010 the Company received a decision letter from the tax
pengadilan pajak No. Put.21026/PP/M.III/16/2009 yang berisi diterimanya court No. Put.21026/PP/M.III/16/2009 containing an appeal that is filed by
Banding yang diajukan Perseroan terhadap SKLB No. 08/207/05/051/07 atas the Company against SKLB No. 08/207/05/051/07 of VAT in 2005. By the tax
PPN Dalam Negeri tahun 2005. Oleh pengadilan pajak pengembalian uang court, the refund of the excess payment to the amount of Rp 65,336,124,568
muka dan kelebihan pembayaran tersebut yang seluruhnya berjumlah Rp was transferred for the payment of Advance tax assessment no.
65.336.124.568 dipindahbukukan untuk pembayaran Uang Muka SKPKB 80/207/06/051/08 fiscal year 2006 which is currently submitted to the Court
PPN no. 80/207/06/051/08 tahun pajak 2006 yang pada saat ini sedang of Tax Appeals Board letter No. 05.05/00/12/2009/035 dated December 11,
diajukan Banding ke Pengadilan Pajak melalui surat Direksi No. 2009.
05.05/00/12/2009/035 tanggal 11 Desember 2009.
65
PT Angkasa Pura II
Head Office:
Jakarta International Airport
Soekarno - Hatta
Building 600, PO BOX 1001/ BUSH
Jakarta 19120 Indonesia