You are on page 1of 16

Journal

of Governance, Desember 2017 Volume 2, no. 2 186


EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PARKIR


Studi Kasus: Kota Semarang

Hendrawan Toni Taruno


Badan Pusat Statistik (BPS).
taruno@bps.go.id

Abstract: This research aimed to discuss the parking policy in Semarang which
has not been managed properly. In general, the condition of parking management
in Semarang is still quite bad. This is indicated by the poor parking service
provided and the low amount of parking retribution every year. During 2011 -
2012 for example, the revenue realization of parking retribution was only about
1.3 billion rupiah from the target of about 4.8 billion rupiah, or only about 25
percent of the target set. This condition was worsened by parking services that
were very uncomfortable and unsatisfactory. This research used a descriptive
method with a qualitative approach. The author used secondary data which was
obtained from PATTIRO Kota Semarang. This study focuses on parking policy in
Semarang by describing the condition of parking management which already
exists and discussing revenue gap between target and realization from parking
retribution. By analizing data, the authors argued that the main problem of
parking management in Semarang is the weak implementation of the Regional
Regulation on parking retribution. In addition, the parking policy managed by
local Government tends to be unsatisfactory, potentially leaky, and the realization
is far from the target set. Therefore, in order to solve the parking problems, the
local Government must seriously implement the local regulation of parking
retribution and rearrange the parking management which already exists.
Keywords: parking management, parking retribution, policy evaluation,
implementation

Latar belakang 1.086.890 unit (TOR Rountable


Dalam satu dekade terakhir, Discucssion Intermoda, Transportasi
pertumbuhan jumlah kendaraan Umum dan Transportasi tak
bermotor di Kota Semarang Bermotor, UNIKA Soegijapranata
mengalami kenaikan yang cukup Semarang, 2011), yang terdiri dari
tinggi. Hingga hingga akhir Tahun 907.373 unit sepeda motor (84
2010, jumlah kendaraan bermotor persen) dan 179.517 unit kendaraan
roda 2 dan roda 4 tercatat mencapai roda empat (16 persen). Banyaknya


187 Taruno, Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Parkir

jumlah kendaraan bermotor ini tentu rupiah. Namun realisasinya hanya


saja menyisakan banyak persoalan. sekitar 26,87% atau 1,3 milyar
Selain menambah tingkat konsumsi rupiah saja. Hal yang tidak jauh
bahan bakar, membludaknya jumlah berbeda terlihat dari realisasi
kendaraan bermotor ini juga pemasukan retribusi parkir pada
memunculkan permasalahan baru, tahun 2012. Pada tahun 2012, target
yaitu kemacetan dan pengelolaan pendapatan daerah dari parkir di tepi
parkir. jalan umum dari 1.172 titik parkir
Secara umum, kondisi yang ditetapkan, dipatok sebesar 5,4
pengelolaan parkir di Kota Semarang milyar rupiah. Namun, realisasinya
belum terkelola dengan baik. Hal ini hanya sebesar 1,35 milyar rupiah
ditandai oleh rendahnya capaian atau sekitar 24,54% dari target.
penerimaan retribusi parkir setiap Padahal, pada tahun tersebut, besaran
tahunnya. Dalam Laporan retribusi parkir sudah ditetapkan 2
Keterangan Pertanggungjawaban kali lipat dibandingkan dengan tahun
Walikota Semarang yang dirangkum sebelumnya. Artinya, secara
oleh PATTIRO Semarang tercatat matematis, pendapatan retribusi
bahwa pada tahun 2011 misalnya, parkir seharusnya meningkat tajam
target retribusi parkir di tepi jalan seiring bertambahnya jumlah
umum dari 1.315 titik parkir yang kendaraan bermotor dan besaran tarif
ditetapkan adalah sebesar 4,8 milyar parkir.

Tabel 1. Target dan Realisasi Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Kota
Semarang Tahun 2011-2012.
Target Realisasi Persentase
Jumlah
No Tahun Penerimaan Penerimaan kol (5) / kol
titik parkir
(Juta) (Juta) (4)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 2011 1.315 4.800 1.300 26,87
2 2012 1.172 5.400 1.350 24,54
Sumber: PATTIRO (diolah)


Journal of Governance, Desember 2017 Volume 2, no. 2 188

Kurang optimalnya pengelo- daripada tarif yang telah ditetapkan,


laan parkir juga terlihat dari misalnya di kartu parkir tertulis 1000
pelayanan parkir yang sangat jauh rupiah, tetapi tukang parkir meminta
dari rasa nyaman dan memuaskan. uang sebesar 2000 rupiah. Ketiga,
Banyak pengguna layanan parkir lokasi parkir tidak layak dan tidak
yang mengeluh dengan kualitas aman. Sering kali dijumpai,
layanan parkir yang diberikan. utamanya di pusat keraimaian, lokasi
Beberapa keluhan yang banyak parkir yang terlalu banyak memakan
dilontarkan oleh masyarakat badan jalan sehingga mengganggu
pengguna parkir di tepi jalan antara kelancaran arus lalu lintas. Keempat,
lain (http://jateng.tribunnews.com/ tidak adanya jaminan keamanan
2013/06/27/pattiro-temukan-pelaya- kendaraan yang diparkir. Artinya,
nan-parkir-di-kota-semarang-buruk); pelayanan parkir hanya sekedar
pertama, di beberapa tempat, menyediakan penyewaan tempat
terkadang petugas parkir tidak tanpa benar-benar menjaga
memberikan kartu parkir. Artinya, kendaraan yang ada dalam
pertugas parkir hanya sekedar penjagannya. Dan kelima, banyak
meminta uang parkir tanpa disertai masyarakat yang belum mengetahui
oleh bukti resmi. Kedua, di beberapa tarif parkir setiap jenis kendaraan,
tempat, tarif yang dipungut sehingga banyak tukang parkir yang
terkadang dua kali lipat lebih besar meminta uang parkir sesuka hatinya.


189 Taruno, Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Parkir

Gambar 1. Salah Satu Lokasi Parkir Tepi Jalan Raya di Kawasan Simpang Lima.

Sumber: Tribun Jateng.

2008 (Kompas, 7/12/2009). Kedua,


Tidak optimalnya pengelo-
besaran retribusi parkir baru yang
laan parkir ini seharusnya menjadi
rata-rata naik 2 kali lipat
evaluasi yang serius bagi Pemerintah
dibandingkan perda sebelumnya,
Kota Semarang mengingat beberapa
yang secara logika juga akan
hal. Pertama, jumlah kendaraan
menaikkan jumlah pendapatan dari
bermotor di Kota Semarang selalu
sektor parkir (Bandingkan besaran
bertambah setiap tahun, sehingga
retribusi parkir pada Perda No 1
logikanya, pendapatan retribusi
Tahun 2004 dengan Perda No 2
parkir juga akan mengalami
Tahun 2012 dan Perda Kota
kenaikan. Sebagai gambaran, jumlah
Semarang No 3 Tahun 2012). Ketiga,
kendaraan bermotor di wilayah Kota
rendahnya pemasukan retribusi
Semarang pada tahun 2006 adalah
parkir menjadi indikasi tidak
sebanyak 810.034 unit. Jumlah ini
optimalnya implementasi pengelo-
bertambah menjadi 867.901 unit
laan parkir. Keempat, masyarakat
pada tahun 2007 dan terus bertambah
banyak dirugikan atas pelayanan
menjadi 919.699 unit pada tahun
parkir yang tidak memuaskan.


Journal of Governance, Desember 2017 Volume 2, no. 2 190

Studi ini akan mengkaji kualitatif. Data yang digunakan


pengelolaan parkir di Kota merupakan data sekunder yang
Semarang, khususnya pasca didapatkan dari PATTIRO Kota
ditetapkannya perda retribusi parkir Semarang. Fokus kajian dalam
yang baru, serta faktor apa saja yang penelitian ini adalah pengelolaan
menjadi kendalanya. Oleh parkir di Kota Semarang, dengan
karenanya, studi ini diharapkan dapat cara menggambarkan kondisi
memberikan perbaikan manajemen perparkiran di Kota Semarang, serta
tata kelola perparkiran di Kota membandingkan jumlah pendapatan
Semarang agar potensi pendapatan retribusi parkir antara target yang
retribusi parkir sebagaimana yang ditetapkan dengan realisasi yang
ditargetkan dalam APBD dapat didapatkan. Dengan cara seperti ini,
tercapai setiap tahunnya. akan dilihat sejauh mana pengelolaan
parkir di Kota Semarang, apakah
Metode Penelitian sudah sesuai dengan yang
Penelitian ini menggunakan diharapkan ataukah belum.
metode deskriptif dengan pendekatan

Pembahasan yang dianggap sudah tidak sesuai


Regulasi pengelolaan parkir dengan perkembangan keadaan.
Perbaikan tata kelola Salah satu poin penting dari Perda
perparkiran di Kota Semarang No 1 tahun 2004 adalah
ditandai dengan dikeluarkannya ditetapkannya besaran tarif parkir
beberapa peraturan daerah. Yang untuk masing-masing jenis
pertama adalah Peraturan Daerah kendaraan. Menurut perda tersebut,
Kota Semarang Nomor 1 Tahun besaran tarif parkir sepeda motor
2004 tentang Penyelenggaraan dan ditetapkan sebesar Rp 500,00 dan
Retribusi Parkir Di Tepi Jalan kendaraan bermotor roda empat
Umum. Perda ini merupakan sebesar Rp 1000,00.
kelanjutan Perda Kotamadya Daerah Kemudian yang kedua,
Tingkat II Nomor 11 Tahun 1998 Peraturan Daerah Kota Semarang No


191 Taruno, Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Parkir

2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa kendaraan bermotor roda empat.


Umum di Kota Semarang dan Perda Kenaikan besaran tarif ini tentu saja
Kota Semarang No 3 Tahun 2012 dimaksudkan untuk menambah
tentang Retribusi Jasa Usaha di Kota pendapatan daerah sebagai salah satu
Semarang. Dalam Perda No 2, sumber pembiayaan pembangunan.
besaran tarif teribusi parkir ini Informasi besaran tarif retribusi
mengalami kenaikan menjadi Rp secara lebih detail dapat dilihat pada
1.000,00 untuk kendaraan bermotor Tabel 2.
roda dua, Rp 2.000,00 untuk
Tabel 2. Besaran Tarif Parkir Kota Semarang
No Jenis Kendaraan Bermotor Perda No 1
Perda No 2
Tahun 2004
Tahun 2012
(1) (2) (3) (3)
1 Roda Dua Rp 500,00
Rp 1.000,00
2 Roda Tiga Rp 750,00
Rp 1.500,00
3 Roda Empat Rp 1.000,00
Rp 2.000,00
4 Roda Enam Rp 2.000,00
Rp 4.000,00
5 Roda Lebih dari Enam Rp 4.000,00
Rp 7.000,00
6 Parkir Insidental (acara keramaian) - 2 kali tarif
normal
Sumber: Perda No 1 2014 dan No 2 2012 (diolah)

Selain berisi tentang besaran yaitu parkir yang dikelola oleh


retribusi parkir menurut jenis Pemerintah Kota dan parkir yang
kendaraan, hal penting lainnya yang dikelola oleh pihak swasta. Parkir
bisa kita lihat dari Perda tersebut yang dikelola oleh Pemerintah Kota
adalah terkait dengan pengelolaan adalah penyelenggaraan parkir yang
lokasi parkir. Sesuai dengan disediakan di tepi jalan umum, parkir
peraturan daerah yang ada (Perda di lingkungan pasar tradisional, dan
Kota Semarang No 2 Tahun 2012 parkir di sekitar lokasi event
dan Perda Kota Semarang No 3 insidental (bersifat massal). Secara
Tahun 2012), pengelolaan parkir di teknis, pengelolaan ini ditangani oleh
Kota Semarang dibagi menjadi dua, Dinas Perhubungan, Informasi, dan


Journal of Governance, Desember 2017 Volume 2, no. 2 192

Komunikasi (Dishubkominfo) Kota mengatur tentang penyelenggaraan


Semarang. Sedangkan parkir yang parkir, namun pada prakteknya
dikelola oleh pihak swasta adalah masih menyisakan berbagai
penyelenggaraan tempat parkir di persoalaan yang komplek. Selain
luar badan jalan, baik yang karena jumlah pengelola parkir (juru
disediakan berkaitan dengan pokok parkir) yang terbatas, persoalan
usaha (misalnya di pusat-pusat teknis lainnya juga disebabkan
perbelanjaan) maupun yang karena implementasi Perda retribusi
disediakan sebagai suatu usaha, parkir yang belum maksimal.
termasuk penyediaan tempat Beberapa temuan permasalahan yang
penitipan kendaraan bermotor. akan dibahas dalam bagian ini
Ketentuan penyelenggaraan dan merujuk pada temuan PATTIRO
pengelolaan parkir ini diatur dalam Semarang atas pengelolaan parkir di
Perda Kota Semarang No 1 Tahun Kota Semarang. Beberapa temuan
2004 tentang Penyelenggaraan dan permasalahan perparkiran yang
Retribusi Parkir Di Tepi Jalan terjadi di Kota Semarang itu antara
Umum, serta Perda Kota Semarang lain (Sebagaimana diungkap oleh
Nomor 2 dan Nomor 3 Tahun 2012 Pusat Telaah dan Informasi Regional
tentang Retribusi Jasa Umum dan (Pattiro) Semarang);
Retribusi Jasa Usaha di Kota
Semarang. Rendahnya realisasi pendapatan
parkir.
Kompleknya Permasalahan Parkir Adanya Perda Nomor 2 dan 3
Masalah perparkiran hingga Tahun 2014 memungkinkan Peme-
saat ini masih merupakan persoalan rintah Kota Semarang untuk
yang cukup rumit dan belum dapat memaksimalkan pendapatan dari
terselesaikan secara tuntas di Kota sector parkir. Bahkan, apabila
Semarang. Meskipun Pemerintah dikelola dengan baik,
telah berupaya memperbaiki penyelenggaraan parkir ini bisa
manajemen perparkiran dengan menjadi salah satu sumber
mengeluarkan beberapa Perda yang pemasukan pendapatan daerah yang


193 Taruno, Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Parkir

cukup menjanjikan. Hasil penelitian jalan umum dari 1.315 titik lokasi
yang dilakukan Djoko Setijowarno parkir adalah sebesar 4,8 milyar
dan tim di Unika Soegijapranata rupiah. Namun realisasinya hanya
memperlihatkan bahwa besarnya sekitar 26,87% atau 1,3 milyar
potensi pendapatan parkir di Kota rupiah saja. Hal yang tidak jauh
Semarang bisa mencapai Rp 150 berbeda terlihat dari realisasi
milliar pertahun, dengan asumsi pendapatan retribusi parkir pada
jumlah kendaraan sebesar 1,3 juta tahun 2012, dimana target
unit(http://jateng.tribunnews.com/2015/ pendapatan dari 1.172 titik parkir,
07/19/menelisik-kacaunya-pengelolaan- ditetapkan sebesar 5,4 milyar rupiah.
parkir-kota-semarang). Bahkan, jumlah Namun, realisasinya hanya mampu
ini akan sangat mungkin bertambah terkumpul sebesar 1,35 milyar rupiah
bertambah seiring dengan atau sekitar 24,54 persen saja.
bertambahnya jumlah kendaraan Meskipun demikian, hal yang
bermotor yang ada di Kota cukup kontras justru terlihat pada
Semarang. realisasi parkir khusus yang dikelola
Namun sayangnya, penda- oleh Dishubkominfo dengan pihak
patan daerah dari retribusi parkir ini swasta. Meskipun angkanya relatif
masih jauh dari yang diharapkan. stabil, realisasi penerimaan pada
Penerimaan retribusi parkir yang kedua sektor parkir ini tergolong
diterima Pemerintah Kota Semarang cukup baik. Pada tahun 2012 sebagai
setiap tahunnya tidak lebih dari 5 contoh, dari sekitar 70 titik lokasi
milyar. Lebih ironisnya lagi, setiap parkir khusus (36 pasar dan 34
tahunnya, penerimaan parkir ini juga halaman sendiri), realisasi
tidak dapat tercapai sebagaimana penerimaan daerah mencapai 85,52
target yang telah ditetapkan. Pada persen, yaitu sebesar 718 juta rupiah
tahun 2011 dan 2012 misalnya. dari target sebesar 840 juta rupiah.
Dalam kurun waktu ini, realisasi Bahkan, parkir khusus yang dikelola
pendapatan retribusi parkir tidak mandiri oleh pihak swasta justru
lebih dari 30 persen. Pada tahun mengalami surplus penerimaan,
2011, target retribusi parkir di tepi dimana dari target sebesar 4 milyar


Journal of Governance, Desember 2017 Volume 2, no. 2 194

rupiah, pemasukannya justru yang secara tegas menyatakan bahwa


mencapai 4,9 milyar rupiah atau beberapa area parkir di Kota
terealisasi sebesar 122,82 persen. Semarang memang dikuasai oleh
Rendahnya pendapatan beberapa kelompok yang diduga
daerah dari sektor parkir ini preman. Kondisi ini mengakibatkan
disinyalir sangat terkait erat dengan pendapatan retribusi parkir
kualitas sumber daya manusia mengalami kebocoran dan tidak
(SDM) di lapangan (Riyanda, 2017). dapat mencapai target yang
Persoalan SDM di lapangan selama ditetapkan. Dari beberapa titik
ini memang masih menjadi masalah sampel yang diteliti, PATTIRO
klasik yang justru menghambat Semarang menghitung bahwa potensi
pengelolaan parkir. Tidak sedikit kebocoran pendapatan parkir
oknum petugas yang justru ikut minimal sebesar 159 juta rupiah
bermain dalam bisnis pengelolaan setiap tahunnya.
parkir. Penelitian Djoko Setijowarno
dan tim dari Unika Soegijapranata Pelayanan Parkir yang buruk
menemukan fakta bahwa beberapa Persoalan buruknya pela-
oknum Dinas Perhubungan, yanan jasa parkir seolah menjadi hal
Informasi, dan Komunikasi yang umum. Pengalaman penge-
(Dishubkominfo) Kota Semarang lolaan parkir di Kota Batam
ternyata “bermain” dalam bisnis (Riyanda, 2017) dan parkir
perkarkiran yang ada di Kota berlangganan di Sidoarjopun
Semarang. Selain oknum Dishub- (Hidayatullah, 2013) seolah menjadi
kominfo, aktor lain yang diduga turut bukti bahwa pelayanan yang
terlibat dalam bisnis pengelolaan diberikan oleh pengelola jasa parkir
parkir di Kota Semarang adalah para acapkali tidak diperhatikan. Hal yang
kelompok preman. Mereka sama juga terlihat pada pengelolaan
menguasai lahan parkir sebagai parkir di Kota Semarang.
sumber uang yang sangat Secara umum, manajemen
menjanjikan. Hal ini terverifikasi pengelolaan parkir tepi jalan umum
oleh penelitian Djoko dan timnya, di beberapa titik lokasi di Kota


195 Taruno, Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Parkir

Semarang masih terlihat buruk. Hal bagi pengendara bermotor. Pengelola


ini setidaknya terlihat dari usaha, seringkali tidak menyediakan
banyaknya keluhan warga atas tarif lahan parkir yang memadai dan
parkir yang tidak sesuai dengan proporsional dengan lahan tempat
aturan. Tidak sedikit petugas parkir usahanya. Kalaupun ada, lahan
yang mengenakan tarif sewenang- parkir yang tersedia biasanya sempit
wenang atau lebih mahal dari tarif dan terkesan seadanya. Akibatnya,
yang telah ditetapkan dalam Perda. kendaraan yang diparkir seringkali
Bahkan beberapa petugas parkir tidak tertampung sepenuhnya.
tidak segan memungut tarif melebihi Bahkan, pelayanan parkir di
dari tarif parkir yang tertera dalam beberapa tepi jalan (utamanya di
karcis parkir. Menurut petugas pusat-pusat keramaian) juga sering
parkir, mereka memungut tarif parkir terlihat memakan badan jalan. Selain
yang lebih besar dari yang mengganggu arus lalu lintas, kondisi
seharusnya, karena adanya pihak dari ini juga sering menimbulkan
selain Dishubkominfo yang meminta kemacetan.
setoran kepada mereka. Selain itu,
permasalahan lain yang ditemui di Penghitungan Target yang Pesimis
lapangan adalah adanya oknum Parkir khusus yang ditangani
petugas parkir yang terkadang tidak oleh Dishubkominfo Pemerintah
memberikan tanda bukti parkir. Kota Semarang dan termasuk
Mereka sekedar menyediakan tempat Pendapatan Retribusi adalah parkir
parkir dan memungut biaya parkir khusus mandiri di halaman sendiri
tanpa memberikan karcis resmi. dan di pasar tradisional. Selama ini,
Praktek ini sudah berlangsung sejak besaran target pendapatan retribusi
lama dan sepertinya sudah dianggap parkir sangat tergantung dari jumlah
hal yang biasa oleh sebagian besar titik lokasi parkir yang tersedia. Dari
pengguna jasa parkir. jumlah ini, kemudian Pemerintah
Indikasi buruknya pelayanan Kota menghitung potensi parkir
parkir juga terlihat dari kurang sesuai dengan kondisi parkir yang
tersedianya lahan parkir yang layak ada di masing-masing lokasi. Oleh


Journal of Governance, Desember 2017 Volume 2, no. 2 196

karenanya, ketidakcermatan penen- selain 26 titik pasar yang sudah


tuan jumlah lokasi parkir juga ditetapkan.
berpotensi mengakibatkan ketidak- Selain penentuan lokasi
akuratan penghitungan target parkir khusus, persoalan lain yang
retribusi parkir. tidak kalah penting adalah
Dalam catatan PATTIRO penyusunan target pendapatan.
Semarang, jumlah titik parkir khusus Dalam perencanaannya, Pemerintah
mandiri halaman sendiri tahun 2013 Kota Semarang seolah pesimis
yang didata oleh Dishubkominfo terhadap capaian pendapatan parkir
Kota Semarang ada sebanyak 34 yang akan didapatkan. Oleh
titik. Sedangkan jumlah titik parkir karenanya, target pendapatan yang
khusus mandiri halaman sendiri yang dibuat menunjukkan adanya sikap
berada dilingkungan pasar tradisional pesimistis. Apabila target kenaikan
ada sebanyak 36 titik yang terdapat tiap jenis pendapatan menurut
pada 26 pasar. Sementara itu, RPJMD 2010-2015 adalah 12,5%
berdasarkan data dari Dinas Pasar, setiap tahun, maka seharusnya nilai
jumlah keseluruhan pasar yang ada kenaikan pajak parkir adalah sebesar
di Kota Semarang adalah sebanyak 614 juta rupiah (12,5% dari 4,9
50 pasar. Hal ini berarti bahwa ada milyar rupiah). Oleh karena itu,
beberapa lokasi pasar yang luput dari apabila Pemerintah Kota Semarang
penghitungan titik lokasi parkir. mentargetkan pendapatan pajak
Dengan membandingkan data ini, parkir tahun anggaran 2013 hanya
maka kita bisa melihat bahwa masih sebesar 4,5 milyar rupiah, itu
ada parkir khusus di halaman sendiri merupakan target yang pesimistis.
pada pasar tradisional sebanyak 24 Padahal menurut perhitungan di atas,
titik lokasi yang belum maka target optimis pajak
diperhitungkan secara maksimal. pendapatan parkir seharusnya
Dengan demikian, sebenarnya masih sebesar 5,2 milyar rupiah. Ada gap
ada potensi penerimaan pendapatan target yang cukup besar yang
parkir yang masih bisa dioptimalkan seharusnya bisa terhitung secara
lebih baik.


197 Taruno, Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Parkir

Pengelolaan parkir yang akuntabel terjadi.


Gambaran pengelolaan parkir Melihat kompleknya perma-
di atas menjadi bukti bahwa salahan pengelolaan parkir yang
pengelolaan parkir di Kota Semarang diuraikan di atas, maka sudah
masih jauh dari ideal. Perda retribusi seharusnya apabila Pemerintah Kota
parkir yang diawal kemunculannnya Semarang melakukan evaluasi
diharapkan dapat memberikan kebijakan parparkiran yang ada.
jaminan kepastian akan pengelolaan Menurut Dunn (1981) dan Ripley
parkir, terutama bagi sumber (1985), evaluasi kebijakan berfungsi
pemasukan daerah, nyatanya belum untuk memenuhi akuntabilitas
mampu menjadi instrument untuk publik. Artinya, evaluasi tersebut
menegakkan aturan perparkiran. harus bisa memberikan eksplanasi
Potensi pendapatan retribusi parkir yang logis atas realitas pelaksanaan
yang sangat besar nyatanya belum sebuah program/kebijakan;
bisa dimaksimalkan oleh Pemerintah. mengukur kepatuhan, yakni mampu
Justru kehadiran Perda seolah melihat kesesuaian antara
menjadi “legitimasi” tukang parkir pelaksanaan dengan standar dan
dalam memungut retribusi parkir dari prosedur yang telah ditetapkan;
masyarakat dengan semena-mena, melakukan auditing, untuk melihat
meskipun pungutan itu tidak apakah output kebijakan sampai pada
selamanya benar-benar masuk dalam sasaran yang dituju dan apakah ada
penerimaan daerah. Buruknya kebocoran serta penyimpangan
pengelolaan parkir itu ternyata juga pelaksanaan program; serta
berimbas pada pelayanan parkir yang melakukan akunting, untuk melihat
diberikan. Petugas parkir lebih dan mengukur akibat sosial ekonomi
berfungsi sebagai orang yang dari sebuah kebijakan.
memungut uang daripada orang yang Beberapa masukan yang
menjaga kendaraan pengendara dapat dilakukan agar evaluasi
bermotor. Pemerintah Kota seolah pengelolaan parkir di Kota Semarang
juga menutup mata atas berbagai lebih optimal antara lain (seperti
persoalan pelayanan parkir yang yang tertuang dalam PATTIRO);


Journal of Governance, Desember 2017 Volume 2, no. 2 198

1. Melakukan pendataan kembali maksimal. Apalagi, caapaian


untuk meningkatkan akurasi titik penerimaan pendapatan parkir
parkir tepi jalan umum maupun khusus dari pihak swasta selalu
titik parkir tempat khusus melebihi target yang telah
halaman sendiri (mandiri maupun ditetapkan. Alternatif lain yang
pada pasar tradisional) agar target bisa dilakukan adalah melakukan
PAD retribusi parkir yang kajian parkir berlangganan yang
ditetapkan berdasarkan pada data juga sudah dilakukan di beberapa
yang akurat. Selain itu, daerah seperti Sidoarjo dan
Pemerintah juga harus serius Lamongan. Bahkan, implementasi
mengkaji kembali potensi kebijakan parkir berlangganan di
pendapatan retribusi parkir yang Lamongan dinilai sangat efektif
mencapai 150 milyar pertahun karena berhasil meningkatkan
sebagaimana yang telah diteliti pendapatan secara signifikan
oleh Unika Soegijapranata. (Reswa, 2015).
2. Mendorong perbaikan manajemen 3. Mendorong penataan parkir
perparkiran, baik yang terkait terutama parkir tepi jalan umum
dengan ketersedian petugas yang memakan badan jalan dan
pemungut retribusi parkir kepada mengganggu lalu lintas.
tukang parkir, penetapan besaran Pemerintah Kota harus
pungutan, dan mengeliminir memastikan bahwa
premanisme dalam pungutan penyelenggaraan layanan parkir di
retribusi. Pemerintah Kota melalui pinggir jalan, tidak mengganggu
Dishubkominfo juga perlu arus lalu lintas. Selain untuk
membuat kajian yang menghindari adanya titik
komprehensif terkait dengan kemacetan, langkah ini juga akan
pengelolaan perparkiran dan mengurangi potensi terjadinya
membuka wacana kerjasama kecelakaan di sekitar lokasi
pengelolaan parkir dengan pihak parkir.
ketiga untuk memastikan bahwa Mendorong Dishubkominfo untuk
implementasi Perda bisa berjalan menyediakan mekanisme komp-lain


199 Taruno, Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Parkir

sesuai amanah UU No 25 Tahun Keberhasilan kebijakan perpakiran


2010 tentang pelayanan publik agar sangat tergantung dari manajemen
masyarakat dapat menyampaikan pengelolaan layanan parkir.
keluhan atas pelayanan parkir yang Pengelolaan yang transparan dan
diselenggarakannya. Langkah awal akuntabel, bisa menjadi sebuah
yang bisa dilakukan adalah dengan terobosan agar pelayanan perparkiran
menyediakan kotak pengaduan di menjadi bai dan target pendapatan
lokasi parkir atau membuka layanan retribusi parkir dapat tercapai. Untuk
komunikasi melalui media sosial itu, agar pengelolaan parkir di Kota
(email, WA, twitter, facebook, dll). Semarang lebih optimal, maka
Pemerintah Kota Semarang harus
Kesimpulan serius mengawasi pelaksanaan Perda
Secara umum, kondisi retribusi parkir sekaligus menata
pengelolaan parkir di Kota Semarang kembali manajemen parparkiran
masih tergolong buruk. Hal ini yang sudah ada. Kerjasama
ditandai dengan buruknya pelayanan pengelolaan parkir dengan pihak
parkir yang diberikan dan rendahnya ketiga (swasta) dan gagasan parkir
target penerimaan retribusi parkir berlangganan perlu dijadikan
setiap tahunnya. Buruknya altenatif kebijakan oleh Pemerintah
pengelolaan parkir ini selain karena Kota Semarang. Karena apabila hal
jumlah pengelola parkir (juru parkir) ini dijalankan, maka setidaknya tidak
yang terbatas, juga disebabkan ada 3 keuntungan yang akan
karena implementasi Perda retribusi didapatkan oleh Pemerintah Kota
parkir yang tidak maksimal. Adanya Semarang; pertama potensi
oknum petugas dan kelompok penerimaan pendapatan retribusi
preman yang bermain dalam bisnis parkir yang akan meningkat, kedua
pengelolaan parkir turut potensi kebocoran uang parkir akan
memperkeruh persoalan pengelolaan hilang, dan yang ketiga, tingkat
layanan parkir di Kota Semarang. kepuasan masyarakat akan
meningkat.


Journal of Governance, Desember 2017 Volume 2, no. 2 200

Daftar Pustaka Dalam Meningkatkan


Dunn, William N. (1981), Public Pendapatan Asli Daerah Di
Policy Analysis – An Kabupaten Lamongan. E-
Introduction, New jersey: Journal of Kebijakan dan
Pearson education. Manajemen Publik. Volume 3
Hidayatullah, Faris. (2013). Nomor 3. Diakses melalui
Implementasi Kebijakan Publik http://journal.unair.ac.id
(Studi Deskriptif Tentang Riyanda, Riko. (2017). Kebijakan
Implementasi Kebijakan Parkir Parkir Kota Batam Dalam
Berlangganan di Kabupaten Peningkatkan Pendapatan Asli
Sidoarjo). E-Journal of Jurnal Daerah. Jurnal NIARA VOL
Kebijakan dan Manajemen 10 NO 1 JANUARI 2017.
Publik. Diakses melalui Diakses melalui
http://journal.unair.ac.id https://ejurnal.unilak.ac.id
Perda Kota Semarang No 1 Tahun Ripley Randall B. (1985), Policy
2004 tentang Penyelenggaraan Analysis in Political Science,
dan Retribusi Parkir Di Tepi Chicago: Nelson Hall.
Jalan Umum. Situs web:
Perda Kota Semarang Nomor 2 Pattiro Temukan Pelayanan Parkir di
Tahun 2012 tentang Retribusi Kota Semarang Buruk melalui
Jasa Umum di Kota Semarang http://jateng.tribunnews.com/2
Perda Kota Semarang Nomor 3 013/06/27/pattiro-temukan-
Tahun 2012 tentang Retribusi pelayanan-parkir-di-kota-
Jasa Usaha di Kota Semarang semarang-buruk
TOR Rountable Discucssion Retribusi parkir kota Semarang
Intermoda, Transportasi Umum diduga bocor melalui
dan Transportasi tak Bermotor, http://www.bisnis-
UNIKA Soegijapranata jateng.com/index.php/2011/03/
Semarang, 2011 retribusi-parkir-kota-semarang-
Reswa, Martinus. (2015). Efektivitas diduga-bocor/
Kebijakan Parkir Berlangganan


201 Taruno, Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Parkir

Jumlah Kendaraan Bermotor Harus Menelisik Kacaunya Pengelolaan


Dikendalikan melalui Parkir Kota Semarang melalui
http://nasional.kompas.com/rea http://jateng.tribunnews.com/20
d/2009/11/05/23051475/Jumla 15/07/19/menelisik-kacaunya-
h.Kendaraan.Bermotor.Harus. pengelolaan-parkir-kota-
Dikendalikan. semarang
.

You might also like