You are on page 1of 6

ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan POLINEMA

Vol. xx No.x,ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

Analisis Pengoperasian Speed Droop Governor Pada Generator Di


PLTGU UP Grati

Ariski Widiyawati*a), Ferdian Ronilaya, S.T., M.Sc., Ph.Da), Sigi Syah Wibowo,
B.Tech.,M.Ta)
(Artikel diterima:Juli 2018, direvisi: Agustus 2018)

Abstract: PLTGU PT. Indonesia Power UP Grati occurs active power fluctuations (MW) of 5-25 MW / minute from the generator
output. These fluctuations are not good for continuous generator operation. Frequency settings on the electric power system can be done by
adjusting the generator power generated by increasing the amount of fuel used to increase the generator power, this arrangement is done by
the governor. The governor functions to return the frequency to its nominal value of 50Hz. The governor has characteristics called speed droop
governor. In the PLTGU Grati has a 4% droop speed for GTG units and 5% for STG units. In this Final Project an analysis of speed droop
governor operation is performed using MATLAB Simulink R2015a. Through this simulation, it is shown the working principle of the speed droop
governor in the field by looking at the effect of the generator that has been set speed droop governor
In the Final Project is obtained when the normal load sharing generator conditions in the field data and from the results of
calculations and simulations there is a difference of 5 MW from the total system load. Where the total of the simulation system and calculation
load is the same as 361 MW but the data is 355 MW in the field, and the output value in the STG unit in the simulation is greater than the field
data and calculations. This is because in real field conditions the amount of power load sent by the generator cannot be 100% sent to the load.
After calculated from the simulation data when the load fluctuation conditions, the generator that has been set to speed droop will generate a
load in accordance with the decrease and the increase in the frequency value of each generator or the resulting power will equal the change in
MW / Hz value. When the STG unit termination condition, the load sharing value of the GTG unit system load in the calculation and simulation
of the generator that has been set at 4% droop speed has the same load sharing generator value. From the simulation and calculation results
when setting the droop speed in settings with variations from 2% -12% the 2% droop setting speed value will respond more quickly to changes
in frequency and produce a greater load supply compared to the 12% droop speed setting value. In the results of the analysis, calculation and
simulation, the setting of the speed droop governor in the PLTGU Grati is ideal. Because ideally the setting of speed droop in the settings so it
is not too sensitive and not too long in responding to changes in load that occur in the system.
Keywords: Governor, Frequency, Speed Droop Governor, Fluctuation, Load Sharing.

Abstrak: Di PLTGU PT. Indonesia Power UP Grati terjadi fluktuasi daya aktif (MW) sebesar 5-25 MW/menit dari output
generator. Fluktuasi tersebut berakibat tidak baik untuk kerja generator secara terus-menerus. Pengaturan frekuensi pada sistem tenaga
listrik dapat dilakukan dengan mengatur daya generator yang dihasilkan dengan cara menambah jumlah bahan bakar yang digunakan untuk
menaikkan daya generator, pengaturan ini dilakukan oleh governor. Governor tersebut berfungsi mengembalikan frekuensi ke nilai
nominalnya yaitu 50Hz. Governor memiliki karakteristik yang dinamakan speed droop governor. Pada PLTGU Grati memiliki speed droop 4%
untuk unit GTG dan 5% untuk unit STG. Dalam Tugas Akhir ini dilakukan analisis pengoperasian speed droop governor dengan
menggunakan MATLAB Simulink R2015a. Melalui simulasi tersebut ditunjukkan prinsip kerja dari speed droop governor yang ada di
lapangan dengan melihat pengaruh generator yang telah di setting speed droop governor
Pada Tugas Akhir didapatkan pada saat kondisi normal load sharing generator dalam data lapangan dan dari hasil perhitungan dan
simulasi terdapat perbedaan sebesar 5 MW dari hasil total beban sistem. Dimana total dari beban sistem simulasi dan perhitungan sama 361
MW namun data dilapangan 355 MW, dan nilai output pada unit STG dalam simulasi lebih lebih besar dibanding data lapangan dan
perhitungan. Hal ini dikarenakan dalam kondisi real lapangan jumlah beban daya yang dikirim generator tidak bisa 100% dikirim ke beban.
Setelah diperhitungkan dari data simulasi pada saat kondisi fluktuasi beban generator yang telah di setting speed droop akan menghasilkan
beban sesuai dengan penurunan dan kenaikan nilai frekuensi pada masing-masing generator atau daya yang dihasilkan akan sama dengan
perubahan nilai MW/Hz. Pada saaat kondisi pemutusan unit STG nilai load sharing beban sistem unit GTG dalam perhitungan maupun
simulasi generator yang telah di setting speed droop 4% memiliki hasil nilai load sharing generator yang sama. Dari hasil simulasi dan
perhitungan saat setting speed droop di setting dengan variasi dari 2%-12% nilai setting speed droop 2% akan lebih cepat merespon
perubahan frekuensi dan menghasilkan suplai beban yang lebih besar dibandingkan dengan nilai setting speed droop 12%. Pada hasil
analisis, perhitungan maupun simulasi didapatkan setting speed droop governor di PLTGU Grati sudah ideal. Karena idealnya setting dari
speed droop di setting agar tidak terlalu peka dan tidak terlalu lama dalam merespon perubahan beban yang terjadi di sistem.
Kata – kata Kunci : Governor, Frekuensi, Speed Droop Governor, Fluktuasi, Load Sharing.


Korespondensi: ariskiwidiya@gmail.com
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema. 1
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141
ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan POLINEMA

Vol. xx No.x,ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

1. Pendahuluan frekuensi akan turun apabila daya aktif yang dibangkitkan tidak
mencukupi kebutuhan beban dan sebaliknya frekuensi akan naik
Nilai frekuensi (Hz) berhubungan erat dengan daya aktif
apabila ada surplus daya aktif dalam sistem. Secara mekanis
(MW). Pengaturan penyediaan daya aktif dilakukan dengan
apabila :
pengaturan besarnya kopel mekanis yang diperlukan untuk
memutar generator, hal ini berarti pengaturan pemberian TG – TB = ∆T < 0 , maka ω< 0 frekuensi turun
bahan bakar pada turbin gas maupun uap. Pada umumnya
TG – TB = ∆T> 0 , maka ω> 0 frekuensi naik
digunakan generator sinkron 3 fasa untuk pembangkit tenaga
listrik sehingga pengaturan frekuensi di PLTGU Grati dari persamaan di atas terlihat bahwa besarnya frekeunsi
bergantung pada karakteristik mode generator sinkron yang tergantung dari besarnya selisih antara kopel generator dengan
digunakan. kopel yg membebani generator, sehingga untuk mengatur
Pengaturan frekuensi ini dilakukan oleh unit governor frekeunsi dalam sistem tenaga listrik dapat diatur dari dua sisi yaitu
yang bekerja dengan mengatur pembukaan katup uap apabila sisi generator maupun sisi beban
terjadi perubahan frekuensi. Governor tersebut berfungsi
mengembalikan nilai frekuensi ke nilai nominalnya 50Hz. 2.2 Prinsip Kerja Governor
Governor memiliki karakteristik yang dinamakan speed droop Governor adalah suatu komponen pada generator/ engine
governor dan Isochronous governor. Pada PLTGU Grati yang berfungsi mengatur kecepatan (speed) dengan tujuan
menggunakan karakteristik speed droop governor dalam mempertahankan putaran engine. Ada beberapa model dari
pengaturan frekuensi. PLTGU Grati menggunakan setting governor yang dipakai pada generator diantaranya adalah
speed droop sebesar 4-5% pada saat terjadi perubahan nilai sebagai berikut :
frekuensi dan fluktuasi beban. Speed droop adalah bilangan I. Mechanical Governor :
prosentase yang menyatakan kepekaan turbin dalam Mechanical governor adalah governor yang bekerja
merespon perubahan frekuensi. Semakin kecil nilai prosentase secara mekanik dengan sistem sentrifugal dan hydro
yang dihasilkan maka semakin cepat governor merespon mechanical, Oleh karena itu penurunan putaran (Speed
perubahan frekuensi, begitu pula sebaliknya semakin besar Droop) engine yang menggunakan governor ini dipakai
nilai prosentase yang dihasilkan maka semakin lama governor pada generator type kecil atau generator model lama.
merespon perubahan frekuensi. Sehingga dengan mengatur II. Electrical Governor :
nilai speed droop ini, diharapkan mengahasilkan nilai frekuensi Electrical governor adalah governor yang bekerja secara
yang konstan. Nilai frekuensi yang konstan akan menghasilkan dikontrol secara electronic. Kelebihan governor ini
sistem kelistrikan yang stabil. dibanding mechanical adalah mempunyai kemampuan
Pada blok 1 PLTGU Grati terjadi fluktuasi daya aktif mengatur kecepatan generator secara presisi, hal ini,
sebesar 5-25 MW/menit dari output generator pada saat karena governor mendapat sensing inputan dari putaran
sinkron dengan PLN. Penurunan dan kenaikan nilai frekuensi engine dan mengontrol secara electronic, mempunyai
pada saat terjadi fluktuasi ini mengakibatkan nilai frekuensi Speed Droop yang dapat distel sehingga pemakaian dari
sistem tidak stabil jika terjadi terus menerus. governor ini lebih efektif untuk aplikasi tertentu.
Untuk melakukan fungsinya tersebut diatas, governor
mengukur frekuensi yang dihasilkan generator dengan cara
2. Tinjauan Pustaka mengukur kecepatan putar poros generator tersebut karena
2.1 Daya Aktif dan Frekuensi frekuensi yang dihasilkan generator sebanding dengan kecepatan
Daya aktif mempunyai hubungan erat dengan nilal frekuensi putar poros generator
sistem. Penyediaan daya aktif harus disesuaikan dengan
2.3 Speed Droop Governor
kebutuhan daya aktif beban, penyesuaian ini dilakukan dcngan
mengatur kopel penggerak generator, sehingga tidak ada Speed Droop adalah bilangan prosentase yang
pemborosan penggunaan daya. Pada umumnya dalam sistem menyatakan kepekaan turbin merespon perubahan frekuensi.
tenaga listrik digunakan generator sinkron tiga fasa untuk Semakin kecil nilai prosentase speed droop, maka semakin peka
pembangkit tenaga listrik yang utama. Oleh karena itu, terhadap perubahan frekuensi. Demikian pula sebaliknya,
pengaturan frekuensi sistem tergantung pada karakteristik semakin besar nilai prosentase speed droop, maka semakin
generator sinkron. Menurut Hukum Newton ada hubungan antara malas merespon perubahan frekuensi. Konsep dasar speed droop
kopel mekanik penggerak generator dcngan perputaran akan lebih mudah dipahami melalui Gambar 2.1 diagram blok
𝑑𝜔 speed droop governor.
generator, yaitu: (TG – TB) = H x (1)
𝑑𝑡
Dimana :
TG = Kopel penggerak generator
TB = Kopel beban yang membebani generator
H =Momen inersia dari generator beserta mesin
penggeraknya
dw = kecepatan sudut perputaran generator Gambar 1 Pemodelan Speed Droop Governor
2
Analisis Pengoperasian Speed Droop Governo Pada Generator di PLTGU UP Grati (Ariski)

4. Pembahasan
3.Metodologi 4.1 Pemodelan Diagram Blok Sistem PLTGU Grati Dalam
Simulink Matlab
3.1 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah
dengan peninjauan matematis data yang ada di lapangan dan
metode simulasi dengan pembuatan model jaringan sesuai
single line diagram sistem kelistrikan di PLTGU Grati serta
memasukkan parameter – parameter tiap komponen pada
Software Matlab Simulink dan disimulasikan. Dengan hasil
simulasi kita dapat menganalisa respon dari tiap generator
yang memiliki setting berbeda – beda serta mengetahui
koordinasi kerja paralel generator tersebut.

3.2 Diagram Alir Penyelesaian Skripsi


1
Gambar 3.Diagram Blok Sistem PLTGU Grati dalam simulink
Mulai
Matlab
Ya Pengolahan Data dan simulasi Pada gambar simulasi di atas merupakan satu unit
kerja setting speed droop pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), dimana
Identifikasi Masalah Generator terdapat exciter, turbin governor, generator dan transformator.
Ya Ya Daya generator yang digunakan pada unit GTG adalah sebesar
120,8 MW dengan setting speed droop governor sebesar 4% dan
Analisis Hasil transformator yang digunakan sebesar 153,75 MVA sedangkan
Rumusan Masalah dan
Simulasi daya generator yang digunakan pada unit STG sebesar 199,2
Batasan Masalah
Ya
MW dengan setting speed droop governor 5% dan menggunakan
Ya
transformator dengan daya 250 MVA. Dari gambar simulasi diatas
Tujuan yang Dicapai dapat dilihat bagaimana koordinasi dalam simulasi antara turbin
Ya Sesuai Dengan governor dan exciter dengan memberikan feedback dari outputan
Tujuan Yang Ingin generator menjadi inputan bagi turbin governor dan exciter.
Pengambilan Data Nilai-nilai dalam inputan simulasi antara turbin governor dan
Dicapai
Tidak exciter diperoleh dari outputan generator sehingga apabila terjadi
Ya perubahan pada nilai output generator maka turbin governor dan
Ya exciter akan menstabilkan sistem kembali.
Kumpul dan Atur Data
Yang Telah Didapat Solusi, Saran, Maupun .
Rekomendasi 4.2 Analisa Load Sharing Generator Kondisi Normal
Ya Tidak Ya
Tabel 1. Hasil pembebanan load sharing kondisi normal
Reporting (Penulisan Laporan)
Data Yang Diambil
Kapasitas Speed Plapangan Pperhitungan Psimulasi
Lengkap? Unit
Ya (MW) Droop (%) (MW) (MW) (MW)
GTG1.1 120,8 4% 90,59 82,36 74,22
Ya Selesai GTG1.2 120,8 4% 74,53 82,36 74,22
GTG1.3 120,8 4% 75,85 82,36 74,23
1
STG1.0 199,2 5% 114,39 114,148 138,9
Total Beban (MW) 355,36 361,228 361,57

Gambar 2. Diagram alir pengerjaan skripsi


Dari hasil rekap data pembebanan lapangan, data
perhitungan dan data pada simulasi pada saat kondisi normal
dapat dilihat bagimana perbedaan kondisi load sharing generator.
Pada saat kondisi lapangan load sharing pada generator tidak
seimbang seharusnya ketiga unit GTG dengan setting speed
droop yang sama dan kapasitas pembebanan generator yang
sama harus bisa membagi beban pada generator dengan daya
yang sama juga. Dari hasil data perhitungan didapat dengan
setting speed droop 4% dan daya 120,8 MW ketika ada beban
3 © 2018, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema
Analisis Pengoperasian Speed Droop Governo Pada Generator di PLTGU UP Grati (Ariski)

sistem 355,376219 masing-masing unit GTG harus mebebani 4.3.2. Analisa Kenaikan Beban
daya sebesar 82,36 MW dan dengan setting speed droop 5% dan
kapasitas generator 159,60 MW generator mampu mensupali Tabel 3. Hasil perhitungan dan simulasi kenaikan beban
daya sebesar 114,148 MW. Sedangkan pada simulasi
masing-masing unit GTG mampu membagi beban pada Unit
Speed Pawal Frekuensi
∆P (MW)
Frekuensi
masing-masing generator dengan seimbang meskipun dari daya Droop (%) (MW) (Hz) (Hz)
total yang dihasilkan simulasi berbeda dengan total beban sistem. GTG1.1 4% 50,23 49,9962 102,3 49,1371
Perbedaan ini dikarenakan daya yang dihasilkan generator dalam
GTG1.2 4% 50,23 49,9962 102,3 49,1371
kondisi lapangan tidak bisa dikirim dengan 100% dari daya yang
GTG1.3 4% 50,23 49,9962 102,3 49,1371
dibangkitkan oleh generator dan daya yang dihasilkan generator
pada kondisi lapangan bergantung dengan kemampuan STG1.0 5% 94,12 49,8118 184,2 48,8118
maksimum dan minimum generator dalam pembebanan.
Dari hasil perhitungan dan simulasi kenaikan dapat dilihat
4.3 Analisa Fluktuasi Beban pada tabel diatas. Pada tabel apabila terjadi kenaikan beban dari
beban minimum ke beban maksimum generator yang telah
4.3.1. Analisa Penurunan Beban disetting speed droop governor 4% untuk unit GTG1.1 nilai
frekuensi yang semula 49,9962 Hz dengan beban 50,23 MW
Tabel 2. Hasil perhitungan dan simulasi penurunan beban turun hingga menjadi 49,1371 Hz dengan beban 102,3 MW.
Speed Sedangkan untuk unit GTG1.2 dan unit GTG1.3 memiliki nilai
Pawal Frekuensi ∆P Frekuensi
Unit Droop yang tidak begitu jauh dengan unit GTG1.1. dan untuk unit
(MW) (Hz) (MW) (Hz)
(%) STG1.0 dengan setting speed droop 5% beban awal dari simulasi
GTG1.1 4% 102,3 50,3063 50,85 51,555 dari 94,12 MW dengan nilai frekuensi 49,8118 Hz mengalami
GTG1.2 4% 102,3 50,3063 50,97 51,1688
kenaikan beban menjadi 184,2 MW dengan nilai frekuensi
48,8118 Hz. pada saat terjadi kenaikan beban maka valve pada
GTG1.3 4% 102,4 50,3036 51,21 51,1482
governor akan menambah pasokan bahan bakar gas dan uap
STG1.0 5% 183,9 50,1912 92,41 51,3375 pada turbin sehingga akan menambah putaran pada kopel
penggerak generator dan daya pada suplai generator untuk
Dari hasil perhitungan dan simulasi penurunan dapat dilihat beban sistem. Control valve governor dan kopel penggerak tubin
pada tabel diatas. Pada tabel apabila terjadi penurunan beban pada generator saling berhubungan dimana Control valve
dari beban maksimum ke beban minimum generator yang telah governor dan kopel penggerak tubin akan memberikan feedback
disetting speed droop governor 4% untuk unit GTG1.1 nilai pada saat tejadi perubahan beban pada sistem. Feedback
frekuensi yang semula 50,3063 Hz dengan beban 102,3 MW naik tersebut diperoleh dari nilai frekuensi generator yang mengalami
hingga menjadi 50,85 Hz dengan beban 50,85 MW. Sedangkan penurunan hal ini menandakan bahwa telah terjadi penurunan
untuk unit GTG1.2 dan unit GTG1.3 memiliki nilai yang tidak beban dan kopel pengerak generator akan merasakan perubahan
begitu jauh dengan unit GTG1.1. dan untuk unit STG1.0 dengan nilai frekuensi tersebut sehingga akan memberikan sinyal pada
setting speed droop 5% beban awal dari simulasi dari 183,9 MW valve governor untuk menambah pasokan bahan bakar dan uap
dengan nilai frekuensi 50,1912 Hz mengalami penurunan beban sehingga putaran mekanis penggerak generator akan bertambah.
menjadi 94,41 MW dengan nilai frekuensi 51,3375 Hz. pada saat Ketika generator di setting speed droop maka setting ini akan
terjadi penurunan beban maka valve pada governor akan menjadi sett point bagi governor untuk menambah pasokan bahan
mengurangi pasokan bahan bakar gas dan uap pada turbin bakar untuk menstabilkan nilai frekuensi dan mensuplai daya aktif
sehingga akan mengurangi putaran pada kopel penggerak sesuai dengan permintaan beban pada sistem.
generator dan daya pada suplai generator untuk beban sistem.
Control valve governor dan kopel penggerak tubin pada generator 4.4 Analisa Load Sharing Setelah Gangguan
saling berhubungan dimana Control valve governor dan kopel
penggerak tubin akan memberikan feedback pada saat tejadi Tabel 4. Hasil Simulasi dan Perhitungan Load Sharing Generator
perubahan beban pada sistem. Feedback tersebut diperoleh dari pada saat Gangguan
nilai frekuensi generator yang mengalami kenaikan hal ini Kapasitas Speed Pawal ∆P Pgangguan Pperhitungan
menandakan bahwa telah terjadi penurunan beban dan kopel Unit Droop
pengerak generator akan merasakan perubahan nilai frekuensi (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(%)
tersebut sehingga akan memberikan sinyal pada valve governor GTG1.1 120,8 4% 102,3 50,85 81,9 81,9
untuk mengurangi pasokan bahan bakar dan uap sehingga
putaran mekanis penggerak generator akan berkurang. Ketika GTG1.2 120,8 4% 102,3 50,97 81,9 81,9
generator di setting speed droop maka setting ini akan menjadi GTG1.3 120,8 4% 102,4 51,21 81,9 81,9
sett point bagi governor untuk mengurangi pasokan bahan bakar
STG1.0 120,8 5% 183,9 92,41 - -
untuk menstabilkan nilai frekuensi dan mensuplai daya aktif
sesuai dengan permintaan beban pada sistem.
Dari tabel 4 dapat diketahui hasil rekap data simulasi fluktuasi
beban pada saat kondisi penurunan beban dan pemutusan unit

4 © 2018, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema


Analisis Pengoperasian Speed Droop Governo Pada Generator di PLTGU UP Grati (Ariski)

pembangkit STG1.0 dapat dilihat pada tabel diatas bagaimana


kemampuan generator dalam load sharing. Dari hasil simulasi dan
perhitungan didapat nilai load sharing generator yang sama dari
nilai total beban sistem setelah gangguan menjadi 245,7 MW,
masing-masing generator dapat mensuplai beban ssistem dengan
seimbang 81,90 MW. Hal ini membuktikan bahwa dalam simulasi
dan perhitungan ketika generator di setting speed droop governor
sebesar 4% dengan beban 247,5 MW masing-masing generator Gambar 6. Grafik Respon Variasi Speed (R) Governor 9%-12%
akan mensuplai beban 81,90 MW sesuai dengan hasil
perhitungan dan simulasi pada Simulink Matlab .Untuk 4.5.1 Analisis Simulasi Speed Droop (R) Governor
mengetahui bagaimana pengaruh fluktuasi beban terhadap nilai
frekuensi setelah gangguan pada masing-masing generator dapat Dari hasil simulasi dapat diketahui bagaimana respon
dilihat dari perhitungan dibawah ini setelah perhitungan masing-masing governor daat diberi beban dan setting speed
penurunan beban telah dihitung dan dijelaskan pada simulasi ke droop yang bervariasi. Hasil nilai dari respon governor pada grafik
2. dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

4.5 Simulasi dan Analisis Variasi Speed Droop (R) Governor Tabel 5. Hasil Simulasi Speed Droop (R) Governor 2%-12%

Speed droop menentukan hubungan antara sinyal pengaturan Speed Undershoot Time
Unit
governor dengan output beban (suplai) yang dibangkitkan oleh Droop(%) (p.u) Settting
generator. Speed droop merupakan perbandingan beban dengan GTG1.1 2% 0,492 3.764 detik
frekuensi. Pada umumnya nilai dari koefisien speed droop
berkisar antara 0,04 sampai dengan 0,09 (per unit) untuk sistem GTG1.2 3% 0,485 3.775 detik
elektro hidrolik sedangkan untuk karakteristik speed droop GTG1.3 4% 4,8 3.785 detik
diperlihatkan melalui kurva pengaturan incremental yang berkisar
STG1.0 5% 0,472 3.796 detik
2% - 12%. (Kundur Prabha, 1993).
Dari simulasi ini akan digunakan pembebanan minimum GTG1.1 6% 0,47 3.615 detik
menjadi maksimum dan dapat dilihat bagaimana hasil grafik
GTG1.2 7% 0,464 3.619 detik
respon masing-masing setting speed droop dari 2%-12% dan
bagaimana respon governor dalam mesuplai beban ketika terjadi GTG1.3 8% 0,454 3.624 detik
perubahan nilai frekuensi. Dari masing-masing setting speed STG1.0 9% 0,45 3.628 detik
droop akan di perhitungkan bagaimana responnya dan akan
terlihat setting speed droop yang ideal. GTG1.2 10% 0,44 3.576 detik

GTG1.3 11% 0,439 3.578 detik


 Grafik Variasi Speed Droop (R) Governor 2%-12%
STG1.0 12% 0,43 3.580 detik

Dari hasil simulasi Speed Droop (R) Governor diatas terlihat


bahwa tabel governor generator pada saat fluktuasi beban nilai
speed droop 2% sangat sensitif dalam merespon perubahan
beban dibandingkan dengan nilai speed droop 12% yang sangat
lama dalam merespon perubahan beban. Hal itu dapat diketahui
dari tabel overshoot perubahan beban dari beban minimum ke
beban maksimum setting speed droop 2% lebih cepat merespon
Gambar 4. Grafik Respon Variasi Speed (R) Governor 2%-5% perubahan beban dibandingkan dengan setting speed droop
12%.

Besar nilai dari prosentasi karakteristik speed droop


berpengaruh terhadap frekuensi sistem. Dari hasil gambar
simulasi dan tabel diatas, terlihat bahwa governor dengan nilai R
kecil lebih cepat merespon perubahan beban dibandingkan
dengan governor dengan nilai yang lebih besar. Respon dari
speed droop yang memberikan informasi kepada katup (valve)
untuk membuka atau menutup aliran bahan bakar gas dan uap ke
turbin. Sehingga putaran kecepatan torsi elektrik pada generator
Gambar 5. Grafik Respon Variasi Speed (R) Governor 6%-9% dapat bertambah atau berkurang sampai frekuensi berada pada
posisi normal 50 Hz.

5 © 2018, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema


Analisis Pengoperasian Speed Droop Governo Pada Generator di PLTGU UP Grati (Ariski)

Di PLTGU Grati setting dari speed droop untuk unit Gas perhitungan sama 361 MW namun data dilapangan 355
Turbin Generator sebesar 4% dan untuk unit Steam Turbin MW. Dan nilai output pada unit STG dalam simulasi
Generator 5%. Sehingga nilai gain sebesar : lebih lebih besar dibanding data lapangan dan
perhitungan. Hal ini dikarenakan dalam kondisi real
Pout lapangan jumlah beban daya yang dikirim generator
Kf = (2)
50 x Speed droop tidak bisa 100% dikirim ke beban.
100 2. Setelah diperhitungkan dari data simulasi pada saat
= 50 MW/Hz
50 x 4% kondisi fluktuasi beban generator yang telah di setting
speed droop akan menghasilkan beban sesuai dengan
Pout penurunan dan kenaikan nilai frekuensi pada
Kf = (3)
50 x Speed droop masing-masing generator atau daya yang dihasilkan
100 akan sama dengan perubahan nilai MW/Hz.
= 40 MW/Hz
50 x 5% 3. Pada saaat kondisi pemutusan unit STG nilai load
Artinya generator yang di setting speed droop 4% setiap ada sharing beban sistem unit GTG dalam perhitungan
perubahan 1 Hz akan mengakibatkan perubahan beban sebesar maupun simulasi generator yang telah di setting speed
50 MW dan generator yang di setting speed droop 5% akan droop 4% memiliki hasil nilai load sharing generator
mengakibatkan perubahan sebesar 40 MW/Hz. yang sama. Dan pada saat terjadi load sharing
generator beban pada masing-masing unit GTG akan
bertambah dan nilai hasil penurunan frekuensi dikalikan
4.5.2. Perhitungan Speed Droop Governor dengan hasil nilai Kf (MW/Hz) speed droop hasilnya
akan sama .
Dalam pasal ini akan diberikan satu kasus mengenai 4. Dari hasil simulasi dan perhitungan saat setting speed
hubungan antara speed droop dengan Kf (gain satuan MW/Hz). droop di setting dengan variasi dari 2%-12% nilai setting
MW/Hz speed droop 2% akan lebih cepat merespon perubahan
 Jika sebuah unit pembangkit beban 70 MW dan speed droop frekuensi dan mengahsilkan suplai beban yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai setting speed droop
4% artinya : 12%.
Pada beban 70 MW, frekuensi = 50 Hz
Pada beban 0 MW, frekuensi = 50 x 1,04 = 52 Hz
0−70
Kf = = 35 MW/Hz Daftar Pustaka
50−52

 Jika sebuah unit pembangkit beban 70 MW dan speed droop [1] Saadat, H. 1999. Power System Analysis. Singapore:
McGraw-Hill.
5% artinya : [2]Putriandari. 2010. Analisis Pengoperasian Speed Droop
Pada beban 70 MW, frekuensi = 50 Hz Governor sebagai Pengaturan Frekuensi pada Sistem
Pada beban 0 MW, frekuensi = 50 x 1,05 = 52,5 Hz Kelistrikan PLTU Gresik. Surabaya: Institut Teknologi
0−70
Kf = = 28 MW/Hz Surabaya.
50−52,5
[3] Muthukumar, N. P. 2010. Frequency Regulation By Free
Governor Mode of Operation in Power Station. New York:
Dalam perhitungan di atas dapat diketahui tiap perbedaan IEEE International Conference on Computional Intelligence
speed droop berpengaruh pada saat perubahan beban tiap 0,1 Hz. and Computing Research
Semakin besar nilai setting speed droop maka semakin kecil [4] Menteri Energi dan Sumber Daya Alam. 2007. Aturan
tambahan beban pada generator dan semakin kecil nilai speed Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa-Madura Bali.
droop semakin besar tambahan beban yang didapat. Hal ini [5] Kundur. 1994. Power System Stability and Control Ch 14. New
membuktikan bahwa governor yang telah di setting dengan nilai York: McGraw-Hill.
speed droop terkecil maka governor tersebut dikatakan “rajin” [6] Marsudi. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik.Yogyakarta:
karena governor akan lebih cepat merespon perubahan nilai Graha Ilmu.
frekuensi dengan suplai beban yang lebih besar pada sistem
sedangkan semakin besar nilai setting speed droop semakin
“malas” governor merespon perubahan nilai frekuensi pada sistem
karena suplai beban yang didapat akan semakin kecil.

5. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada saat kondisi normal load sharing generator dalam
data lapangan dan dari hasil perhitungan dan simulasi
terdapat perbedaan sebesar 5 MW dari hasil total beban
sistem. Dimana total dari beban sistem simulasi dan
6 © 2018, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema

You might also like