You are on page 1of 13

PERAN PHRI (PERHIMPUNAN HOTEL DAN RESTORAN

INDONESIA) DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN


WISATAWAN LOKAL DAN INTERNASIONAL DI BALI
Wayan Mei Kristiari1, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik Wira Bhakti,
cristhiarie@gmail.com
Anak Agung Putu Sugiantiningsih2, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik Wira Bhakti,
gektien@gmail.com
I Dewa Nyoman Juniasa3, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik Wira Bhakti,
dewajunibali@gmail.com
Vol. 1 No. 2 (2020)

Abstract
Keywords: The role is a dynamic aspect of position or status. It is
communication, influenced by social conditions both from within and from
PHRI, tourism, outside and is stable. The role determines what a person does
the role for society. Roles are governed by applicable norms. Thus the
role of PHRI Bali is a set of behavior expected by the
community towards a condition according to its position in an
organization. The purpose of this research is to find out and
analyze the role of PHRI Bali in increasing local and
international tourist visits in Bali. This research is considered
very important because during the last five years the condition
of tourist visits has declined dramatically from year to year.
His research focuses on the size of the role of PHRI Bali in its
efforts to increase the number of tourist visits to Bali. The
method used in this research is the interview method involving
4 informants, as a source of information in data collection and
6 parameter items. This method provides direct answers from
the informant, so that answers can be found directly from the
informant and can be found answers to interview questions
provided by the researcher. The results of the study, researchers
can conclude that the role of PHRI Bali is not too significant
in direct contact in increasing tourist visits, but only acts as a
communication bridge between tourism actors and the
government and only as a forum for coaching for tourism
actors to be able to continuously improve the quality of
human resources for the achievement of objectives good
tourism development.

Abstrak
Kata kunci: Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status,
komunikasi, peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam

https://e-journal.stispolwb.ac.id 190
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

pariwisata, maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran menentukan apa
PHRI , peran yang diperbuat seseorang bagi masyarakat. Peran diatur oleh
norma–norma yang berlaku. Dengan demikian Peran PHRI
Bali merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan
masyarakat terhadap suatu kondisi sesuai kedudukannya
dalam suatu organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis Peran PHRI Bali dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan internasional
di Bali. Penelitian ini dinilai sangat penting karena selama
lima tahun belakangan ini kondisi kunjungan wisatawan
menurun drastis dari tahun ke tahun. Penelitian ini berfokus
kepada besar kecilnya peran PHRI Bali dalam upayanya
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
wawancara dengan melibatkan 4 orang informan, sebagai
sumber informasi dalam pengumpulan data dan 6 butir
parameter. Metode ini memberikan jawaban–jawaban
langsung dari informan, sehingga dapat ditemukan jawaban
langsung dari informan dan dapat ditemukan jawaban dari
pertanyaan – pertanyaan wawancara yang diberikan oleh
peneliti. Hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa Peran PHRI Bali tidak terlalu signifikan bersentuhan
langsung di dalam meningkatkan kunjungan wisatawan,
melainkan hanya berperan sebagai jembatan komunikasi
antara pelaku pariwisata dengan pemerintah dan hanya
sebagai wadah pembinaan bagi pelaku pariwisata untuk
dapat meningkatkan kualitas SDM secara berkesinambungan
demi tercapainya tujuan perkembangan pariwisata baik.

Pendahuluan
Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini didorong untuk menjadi salah
satu sektor yang memberikan andil besar dalam pengembangan perekonomian dan
peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal tersebut didorong oleh perkembangan dunia
pariwisata Indonesia yang terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, terlihat
dari bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata di
Indonesia, yang terkenal dengan keindahan alam, keramahan penduduk, dan
keanekaragaman budayanya. Pada tingkat daerah, sektor ini diperkirakan akan
menjadi penunjang pendapatan daerah yang kontribusinya di masa mendatang
memiliki prospek yang menguntungkan. Hal tersebut juga menjadi prioritas
pemerintah Bali dimana sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang
diharapkan mampu mendukung pendapatan asli daerah.

https://e-journal.stispolwb.ac.id 191
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

Sektor Pariwisata di Bali menjadi sektor andalan yang mampu meningkatkan


devisa, mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, perluasan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha dalam rangka meningkatkan kesejahtraan masyarakat untuk
memupuk rasa cinta tanah air dan memperkaya kebudayaan daerah, meningkatkan
keanekaragaman obyek dan daya tarik wisata serta atraksi wisata, peran serta aktif
masyarakat dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap
mempertahankan kelestarian dan mutu lingkungan hidup sangat diperlukan.
Keamanan dan kenyamanan merupakan kunci pokok dalam menarik kunjungan
wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Meski promosi dilakukan dengan
gencar oleh pemerintah maupun pelaku industri pariwisata, jika keamanan belum
dapat diwujudkan hasil promosi tersebut tidak akan mendapatkan hasil maksimal.
Kunjungan wisatawan ke suatu negara juga tidak hanya berkaitan dengan keinginan
mereka pribadi melainkan juga berkaitan dengan hubungan politis antara negara asal
mereka dengan negara yang akan dikunjungi. Hubungan diplomatik antara negara
dalam pariwisata sangat besar pengaruhnya karena mereka tidak ingin warga
negaranya mengalami masalah di negara lain (travel advisory, travel warning, dan
lain-lain).
Untuk mengakomodir para pelaku di industri pariwisata khususnya hotel dan
restoran, hadirlah organisasi bernama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(PHRI) yang memiliki visi berperan aktif dalam kegiatan promosi didalam dan diluar
negeri, untuk meningkatkan dan memantapkan iklim usaha kepariwisataan. Bidang
Akomodasi dan Kuliner menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi sektor
pariwisata Indonesia dimana jumlahnya mencapai lebih dari 50 persen dibandingkan
pendapatan dari sektor lainnya. Dengan Adanya PHRI Bali diharapkan dapat
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali baik wisatawan lokal maupun
internasional. Agar peran PHRI ini muncul ke permukaan dan menjadi jelas dalam
menjalankan tupoksinya, maka masalah ini kiranya menarik untuk diteliti dan
dianalisis berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas.
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan dan menganalisis peran PHRI Bali dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan di Bali untuk memperbaiki perekonomian masyarakat Bali di
bidang pariwisata. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

https://e-journal.stispolwb.ac.id 192
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan referensi tambahan


untuk memperkaya bukti empiris tentang pentingnya peranan PHRI Bali dalam upaya
memperbaiki pariwisata Bali untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik
bagi masyarakat Bali pada khususnya dan mempertahankan citra Indonesia sebagai
tempat tujuan wisata dunia pada umumnya.
Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain
sandiwara (film), tukang lawak pemain hamyong, perangkat tingkah yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat. Menurut Abu Ahmadi (1982:
67) peran adalah suatu kompleks pengkarapan manusia terhadap caranya individu
harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi
sosialnya. Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi,
psikologi dan antropologi yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi
maupun disiplin ilmu. Teori peran berbicara tentang istilah “peran” yang biasa
digunakan dalam dunia teater, dimana seorang aktor dala teater harus bermain
sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk
berprilaku secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater dinalogikan dengan posisi
seseorang dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan posisi. Peran
diartikan pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh seorang aktor
dalam sebuah pentas drama, yang dalam konteks sosial peran diartikan sebagai suatu
fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur
sosial. Peran seorang aktor adalah batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang
kebetulan sama- sama berada dalam satu penampilan/ unjuk peran (role perfomance).
Dari paparan diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa teori peran adalah teori
yang berbicara tentang posisi dan prilaku seseorang yang diharapkan dari padanya
tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan adanya orang-
orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. Peran menurut
Soekanto (2009:212-213) adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan
suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk
kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang
satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Peran adalah suatu rangkaian yang
teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial

https://e-journal.stispolwb.ac.id 193
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok


tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota
masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling
ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan
peran (role). Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila
seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya
maka orang yang bersangkutan telah menjalankan suatu peran. Untuk memberikan
pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dulu kita pahami tentang pengertian
peran, (Miftah Thoha, 1997;102).
Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) yang dalam hubungan antar
bangsa disebut Indonesia Hotel & Restaurant Association (IHRA). Perhimpunan Hotel
dan Restoran Indonesia (PHRI) sebagai organisasi yang memayungi anggotanya yang
bergerak di bidang perhotelan, restoran, jasa boga serta lembaga pendidikan
pariwisata, diantaranya mengembangkan potensi anggota, bimbingan, konsultasi,
penggalangan kerjasama & solidaritas, memberikan perlindungan, promosi dalam &
luar negeri, serta penelitian, perencanaan pengembangan usaha.
Pengertian Pariwisata menurut Undang-Undang No. 10 tahun 2009 Bab I Pasal
1 butir 3 menyatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan Pemerintah Daerah.Pariwisata mencakup 3 (tiga)
Komponen, yakni wisata, pengusahaan objek, dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha
lain diluar bidang tersebut namun masih terkait dengan pariwisata. Dalam
mengembangkan suatu potensi pariwisata, setiap daerah memiliki upaya dan
kebijakan yang harus dilakukan demi terwujudnya tujuan bersama khususnya di
bidang pariwisata yang meliputi beberapa aspek seperti Aspek Ekonomi Perdagangan,
Aspek Kebudayaan, Aspek Lingkungan Hidup, Aspek Hukum.
Wisatawan adalah orang yang berwisata, yaitu orang yang berpergian ke suatu
tempat dengan tujuan untuk bertamasya, melihat-lihat daerah lain, menikmati sesuatu,
mempelajari sesuatu, menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, atau melepas
penat dan bersenang- senang. Wisatawan seringkali disebut dengan turis. Organisasi
Wisata Dunia (WTO), menyebut wisatawan sebagai pelancong yang melakukan
perjalanan pendek. Menurut organisasi ini, wisatawan adalah orang yang melakukan

https://e-journal.stispolwb.ac.id 194
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

perjalanan ke sebuah daerah atau negara asing dan menginap minimal 24 jam atau
maksimal enam bulan di tempat tersebut (Soekadijo: 1997; 163).
Wisatawan Internasional atau yang sering disebut dengan Wisatawan Manca
Negara adalah wisatawan yang mengadakan perjalanan ke daerah tujuan wisata yang
berasal dari luar negri atau orang asing atau bukan penduduk asli yang sedang
berwisata dan kunjungannya tersebut membawa keuntungan bagi negara berupa
devisa.
Penelitian yang dilakukan oleh Theo Rama, Master of Tourism Planning
Studies Program, ITB, dengan Judul “Komponen Kepariwisataan” hasil penelitian ini
meliputi komponen– komponen penunjang pembangunan Pariwisata, faktor – faktor
penting dalam pemenuhan fasilitas pada daerah-daerah destinasi wisata.
Penelitian yang dilakukan oleh Farida Robithoh Widyasti, Jurusan Pendidikan
Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2013, dengan
Judul berjudul “Strategi Promosi Pariwisata Pada Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung”. Hasil Penelitian
ini meliputi: Strategi promosi wisata pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olah Raga Kabupaten Temanggung.
Penelitian yang dilakukan oleh Ibu Dr. Anak Agung Putu Sigiantiningsih S.IP,
MAP, Universitas Merdeka Malang tahun 2019 dengan Judul Peran Pecalang Dalam
Kehidupan Masyarakat Hindu Di Bali (Studi Realitas Sosial Tentang Peran Pecalang Di
Kota Denpasar)”. Hasil Penelitian ini meliputi, Implikasi Teoritik merupakan Implikasi
yang berkenaan dengan Teori Peran dalam hal ini adalah Pecalang dalam kehidupan
masyarakat Hindu di Bali. Dari bentuk-bentuk realitas sosial peran Pecalang menurut
hasil temuan di lapangan, serta penyatuan proposisi-proposisi, proposisi mayor
tentang peran. Peneliti mencoba memperkuat teori-teori peran yang dikemukakan
para ahli, konsep-konsep peran, maka hasil akhirnya dapat disimpulkan bahwa dalam
peneitian ini masih menggunakan teori yang sama dan tidak terdapat teori baru, serta
Implikasi Praktis, dimana hasil penelitian ini memberikan implikasi pada kebijakan
terhadap Pecalang di kota Denpasar yang berpayungkan pada Perda Propinsi Bali
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat.

https://e-journal.stispolwb.ac.id 195
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

Metode
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan perspektif pendekatan kualitatif. Menurut Denzin
dan Lincoln (Moleong, 2001:5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fonemena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Adapun Bogdan dan Taylor (Moloeng, 2004:4) mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada PHRI BALI (Perhimpunan Hotel & Restoran
Indonesia) yang berlokasi di Jalan Raya Puputan No.41, Renon – Denpasar, Bali 80235
Indonesia.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan suatu penentuan konsentrasi sebagai pedoman
arah suatu penelitian dalam upaya mengumpulkan dan mencari informasi serta
sebagai pedoman dalam mengadakan pembahasan atau penganalisaan sehingga
penelitian tersebut benar-benar mendapatkan hasil yang diinginkan. Disamping itu
juga fokus penelitian juga merupakan batas ruang dalam pengembangan penelitian
supaya penelitian yang dilakukan tidak terlaksana dengan sia-sia karena
ketidakjelasan dalam pengembangan pembahasan. Dengan demikian fokus dari
penelitian ini adalah membahas peranan PHRI Bali dalam upaya meningkatkan
kunjungan wisatawan lokal dan internasional di Bali.
Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian, Ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang
latar penelitian (Moleong, 2001:132). Oleh karena itu seorang informan harus benar-
benar tahu atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian.
Memilih seorang informan harus dilihat kompetensinya bukan hanya sekedar untuk
menghadirkannya. Pemilihan informan dalam penelitian ini didasarkan pada orang-
orang yang dipandang mampu memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya
dan berkaitan dengan bidang yang diteliti, sehingga data yang diperoleh dapat diakui

https://e-journal.stispolwb.ac.id 196
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

kebenarannya. Informan penelitian utama adalah Ketua PHRI Bali dan informan
pendukung adalah;
1. Executive Director PHRI Bali
2. Wakil Ketua Bidang Pembinaan Usaha Hotel
3. Wakil Ketua Bidang Pembinaan Usaha Restoran
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode:
1. Metode Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan secara langsung
berhadapan tatap muka antara pewawancara dengan informan yang diwawancarai,
dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.
2. Observasi, yaitu kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian
langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian langsung terhadap kondisi
lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian.
3. Dokumentasi, Menurut Irawan (2000:70) studi dokumentasi merupakan ”teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian”. Menurut
Basrowi dan Suwandi (2008:158) Dokumentasi merupakan “suatu cara pengumpulan
data yang menghasilkan catatan–catatan penting yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan
perkiraan.
Analisis Data
Dalam menganalisis data yang peneliti peroleh baik data primer maupun
sekunder, peneliti menggunakan metode deskripsi kualitatif dalam analisis data yang
menggambarkan teori obyektif yang ditemui di lapangan, dengan reduksi data,
penyajian data dan verifikasi data dengan kesimpulan yang menggambarkan seluruh
hasil peneitian.
Keabsahan Data
Istilah keabsahan data merupakan konsep penting untuk penelitian kualitatif
yang diperbaharui dan konsep reliabilitas atau keterlan dan validitas atau kesahihan
menurut versi “positivisme“(penelitian kuantitatif). Dalam penelitian kuantitatif,
reabilitas membahas kepercayaan (Salim, 2000, Moleong, 2006). Baik reabilitas maupun
validitas dalam penelitian kuantitatif dan keabsahan data dalam penelitian kualitatif,
merupakan alat ukur untuk mengetahui “nilai” keilmiahan suatu hasil penelitian.

https://e-journal.stispolwb.ac.id 197
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

Selanjutnya hasil-hasil penelitian ini perlu memenuhi stsndar khusus sesuai


karakteristik penelitian kualitatif yaitu standar kredibilitas, trasferabilitas,
dependabiltas, dan konfirmabilitas.

Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian
Untuk mencapai tujuan, maka PHRI mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
membina dan mengembangkan badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi
atau perhotelan, usaha jasa makanan dan minuman/restoran serta lembaga
pendidikan pariwisata, Memajukan dan menumbuhkan semangat kepariwisataan
dalam kehidupan masyarakat dan seluruh potensi bangsa, Sebagai pembina bagi
asosiasi profesi di lingkungan perhotelan dan usaha jasa makanan dan minuman, serta
lembaga pendidikan pariwisata. Terkait dengan Tugas pokok dan fungsi PHRI Bali,
peneliti mendapatkan Informasi dari Bapak Prof. Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana
Sukawati, M.Si Selaku Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali yang
sekaligus menjabat sebagai Wakil Gubernur Provinsi Bali, yang menyatakan bahwa
PHRI merupakan asosiasi pemilik hotel dan restoran, dimana di dalamnya berlaku
tugas pokok dan fungsinya masing-masing yang secara bersinergi dengan masing-
masing manajemen yang dimiliki oleh masing-masing hotel dan restaurant, kemudian
dalam pembagian tugasnya merujuk perda yang mengklasifikasi masing-masing hotel
dan restaurant ini untuk merealisasikan program-program kerja dari PHRI terutama di
dalam terjadinya permasalahan yang kompleks di dalam dunia pariwisata, salah satu
yang menjadi hambatan sekarang adalah virus corona ini.
Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) yang dalam hubungan antar
bangsa disebut Indonesia Hotel & Restaurant Association (IHRA). Perhimpunan Hotel
dan Restoran Indonesia (PHRI) sebagai organisasi yang memayungi anggotanya yang
bergerak di bidang perhotelan, restoran, jasa boga serta lembaga pendidikan
pariwisata, diantaranya mengembangkan potensi anggota, bimbingan, konsultasi,
penggalangan kerjasama & solidaritas, memberikan perlindungan, promosi dalam &
luar negeri, serta penelitian, perencanaan pengembangan usaha, terkait dengan hal ini
peneliti mendapatkan informasi dari Bapak Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M.Si,
Selaku Direktur Excekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali yang

https://e-journal.stispolwb.ac.id 198
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

menyatakan bahwa pengarahan dan pengorganisasian PHRI Bali belum mampu


maksimal terhadap para pelaku pariwisata itu sendiri, sejauh ini tidak semua hotel dan
restoran menjadi anggota PHRI, karena mereka belum sadar betul apa manfaat
menjadi anggota PHRI Bali, pihak PHRI pun tidak bisa memaksakan mereka untuk
bergabung menjadi anggota, siapapun yang ingin menghimpun diri bersama PHRI
kami tidak mewajibkan, hal tersebut berkaitan dengan tidak adanya peraturan
pemerintah yang menjadi payung hukumnya. Sehingga hal inipun menjadi kendala
PHRI Bali dalam mengkorodinir dan menyampaikan informasi-informasi penting
mengenai Pariwisata.

2. Pembahasan
Kunci dari pengelolaan pariwisata yang baik berada pada sumber daya
manusia yang bekerja mengelola destinasi-destinasi tersebut. Sumber daya manusia
tersebut meliputi semua unsur, baik itu masyarakat yang berada disekitar destinasi
sebagai pengelola destinasi, pemerintah, dan praktisi pariwisata. Apabila semua unsur
dapat bekerja dan menjalin kerjasama yang baik maka kesuksesan pembangunan
kepariwisataan dapat dicapai. Terkait dengan hal ini, peneliti mendapatkan informasi
dari Bapak Prof. Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si Selaku Ketua
Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali yang sekaligus menjabat sebagai Wakil
Gubernur Provinsi Bali, yang menyatakan bahwa dalam hal pembinaan dan motivasi
kami PHRI Bali bersinergi dengan pemerintah provinsi bali dalam hal ini Bapak
Gubernur Bali dan instansi terkait menggali potensi suber daya manusia sebagai
penunjang kemajuan pariwisata, semisal pernah terjadi persaingan harga diantara para
seniman dalam kegiatannya perform di hotel maupun restoran, maka kami
mengumpulkan para seniman untuk diberikan pembinaan didalam penentuan
keseragaman harga.
Strategi promosi adalah untuk memberitahu atau menginformasikan,
membujuk dan mengingatkan pembeli. Oleh karena itu, promosi yang dilakukan oleh
lembaga atau perusahaan dapat diarahkan untuk mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan sikap pembeli agar bersedia membeli. Perusahaan juga dapat mengadakan
promosi lanjutan untuk meningkatkan pembeli tentang pengalamannya yang baik
sehingga dapat membantu dalam mengkonfirmasikan keputusannya. Terkait dengan

https://e-journal.stispolwb.ac.id 199
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

hal ini peneliti mendapatkan informasi dari Bapak Gede Andy Kusuma, Selaku Wakil
Ketua Bidang Pembinaan Usaha Restoran pada Perhimpunan Hotel dan Restoran
(PHRI) Bali yang sekaligus merupakan Salah Satu Pemilik Restoran di Bali, yang
menyatakan bahwaBagusnya di PHRI ini ketika mempromosikan sebuah restoran,
kami tidak membawa brand restoran masing–masing, kami lebih menonjolkan taste
selera lokal (masakan khas bali) yang justru itu dicari oleh wisatawan ketika
berkunjung kebali. Hanya saja sangat disayangkan sekarang ini restoran yang
mengutamakan ciri khas bali sudah mulai memudar, dengan menjamurnya restoran –
restoran siap saji dengan cita rasa kebara– baratan.
Peran adalah suatu rangkaian prilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena
suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.
Kepribadian seseorang barangkali juga amat mempengaruhi bagaimana peran harus
dijalankan. Peran timbul karena seseorang memahami bahwa ia bekerja tidak
sendirian. Mempunyai lingkungan, yang setiap saat diperlukan untuk berinteraksi.
Lingkungan itu luas dan beraneka macam, dan masing-masing akan mempunyai
lingkungan yang berlainan. Terkait dengan hal ini peneliti mendapatkan informasi
dari narasumber yakni Bapak Prof. Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si
Selaku Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali yang sekaligus menjabat
sebagai Wakil Gubernur Provinsi Bali, yang menyatakan bahwa banyaknya kendala
yang dihadapi oleh PHRI Bali menyebabkan sangat sulit melangkah. Terutama jika
ada permasalahan yang pelik didalam perkembangan pariwisata. Saat ini kami hanya
bisa bersinergi dengan instansi terkait di pemerintah provinsi bali, agar pemerintah
menyampaikan kepada pihak luar mengenai kondisi bali. Sehingga ketika ditanya
sejauh mana peran PHRI Bali dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke bali
dapat saya sampaikan bahwa PHRI Bali hanya sebagai jembatan komunikasi antara
pelaku pariwisata dengan pemerintah Bali.

Simpulan
Terkait dengan Tugas Pokok dan Fungsi PHRI Bali, bahwasanya sudah
berjalan sangat baik dan dapat dilaksanakan secara optimal oleh seluruh anggota
PHRI yang secara garis besar sudah memahami dan merealisasikan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang

https://e-journal.stispolwb.ac.id 200
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

berlaku, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Terkait dengan
Pengarahan dan pengorganisasian PHRI Bali, dimana selama ini PHRI hanya bisa
sebatas koordinasi saja dengan pemerintah daerah maupun instansi terkait lainya
tanpa mempunyai wewenang yang jelas untuk membuat suatu langkah-langkah
edukatif maupun preventif. Pembinaan dan Motivasi PHRI Bali, walaupun dengan
anggaran yang terbatas tiap tahunnya, PHRI tetap melaksanakan fungsi pembinaan
dan motivasi kepada pelaku pariwisata yang bergabung di dalam PHRI, dengan
memaksimalkan profesionalisme SDM yang ada dan mengembangkan dan
memanfaatkan UKM yang ada untuk konsumsi pariwisata. Strategi Promosi
Pariwisata (Perencanaan dan Pengawasan) PHRI Bali, dengan terbatasnya anggaran
yang dimiliki oleh PHRI Bali, Strategi promosi pariwisata pun dilakukan melalui dua
lini, yaitu internal dan eksteral. Terkait dengan Peran PHRI Bali di Dalam
Meningkatkan Kunjungan wisatawan Lokal dan Internasional di Bali. PHRI Bali,
dimana Peran PHRI Bali tidak terlalu signifikan bersentuhan langsung di dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan, melainkan hanya berperan sebagai jembatan
komunikasi antara pelaku pariwisata dengan pemerintah dan hanya sebagai wadah
pembinaan bagi pelaku pariwisata untuk dapat meningkatkan kualitas SDM secara
berkesinambungan demi tercapainya tujuan perkembangan pariwisata baik.

Daftar Pustaka
Abu, Ahmadi. 1982. Psikologi Sosial. PT. Bina Ilmu Soerjono. Surabaya

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Irawan, S. 2000. Metode Penelitian Sosial. Banung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Moleong, j, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Perda Propinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat.

Soekadijo, R. G. (1997). Anatomi Pariwisata. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

https://e-journal.stispolwb.ac.id 201
Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, Vol. 1 No. 2 (2020) ISSN : 1411 – 8130

Soekanto, Soerjono 2009:212-213, Peranan Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi


Baru,Rajawali Pers, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Press

Thoha , Miftah. 1997. Pembinaan Organisasi (Proses Diagnosa dan Intervensi). Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada

Thoha, Miftah. 2010. Pembinaan Organisasi (proses dianosa dan intervensi).


Manajemen Kepemimpinan. Yogyakarta. Gava Media.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan


Bab I Pasal 1 butir 3

https://e-journal.stispolwb.ac.id 202

You might also like