Professional Documents
Culture Documents
php/jpsi/
VOLUME 3 NOMOR 1, JUNI 2019 ISSN: 2527-9157
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Cendana, Jl. Adi Sucipto
Penfui No.85001, Kupang, 85228, Indonesia
*Email: kadek.ayu@staf.undana.ac.id
Abstract
This research is a contextual based teaching material development research using the R & D model with a trial model of
one group pretest-posttes design. The development model used is a modification of the Borg & Gall (1989) model with
stages (1) research and data collection through surveys, (2) planning, (3) preparation of printed teaching materials, (4)
expert validity tests, (5) product revisions , (6) small-scale field trials, (7) product revisions, (8) wide-scale field trials,
(9) final product revisions, (10) dissemination. Field trials were conducted at Kupang N 2 High School by involving
students of class XI IPA 7 as a sample with a total of 6 students during a small scale test and one class consisting of 30
students during a large scale test. Some types of instruments used are: 1) Assessment sheet with respondents of media
and material experts; 2) Questionnaire instruments, to determine the practicality of teaching materials, and 3) Test
instruments, in the form of assessment sheets that have been tested for validity and reliability to determine the quality of
teaching materials. The results obtained are values in the category both by media experts and very good by material
experts. When the small scale test on the teacher and 6 students obtained the value in the excellent category. The results
when giving the test is an increase in the ability of students in the cognitive domain with a gain score of 0.3 which is in
the medium category.
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual menggunakan model R & D dengan
model uji coba one group pretest-posttes design. Model pengembangan yang digunakan adalah modifikasi model Borg
& Gall (1989) dengan tahap (1) penelitian dan pengumpulan data melalui survei, (2) perencanaan, (3) penyusunan bahan
ajar cetak, (4) uji validitas pakar, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan skala kecil, (7) revisi produk, (8) uji coba
lapangan skala luas, (9) revisi produk final, (10) diseminasi. Uji coba lapangan dilakukan di SMA N 2 Kupang dengan
melibatkan siswa kelas XI IPA 7 sebagai sampel dengan jumlah siswa sebanyak 6 siswa saat uji skala kecil dan satu
kelas yang terdiri dari 30 siswa saat uji skala besar. Beberapa jenis instrumen yang digunakan yaitu: 1) lembar Penilaian
dengan responden ahli media dan materi; 2) Instrumen angket, untuk mengetahui kepraktisan bahan ajar, dan 3)
Instrumen tes, berupa lembar penilaian yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui kualitas bahan
ajar. Hasil yang diperoleh yakni nilai pada kategori baik oleh ahli media dan sangat baik oleh ahli materi. Saat uji skala
kecil pada guru dan 6 orang siswa diperoleh nilai pada kategori sangat baik. Hasil saat pemberian tes adalah terjadi
peningkatan kemampuan siswa dalam ranah kognitif dengan nilai gain score sebesar 0,3 yang pada kategori sedang.
Dikirim: 30 Januari 2019 Diperbaiki: 15 April 2019 Diterima: 30 April 2019 Dipublikasi: 30 Juni 2019
PENDAHULUAN
Ilmu fisika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana didalamnya mempelajari tentang sifat dan
fenomena alam atau gejala alam dan seluruh interaksi yang terjadi didalamnya sehingga banyak konsep fisika
yang bersifat abstrak dan sulit dipahami siswa. Dalam pembelajaran Fisika, sering kali siswa dihadapkan pada
konsep-konsep yang bersifat abstrak, dimensi yang terlalu kecil/mikro maupun terlalu besar/makro sehingga
sulit dilakukan pengamatan langsung. Banyak materi fisika yang sulit atau bahkan tidak dapat diamati
langsung dalam dunia nyata. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam
memahaminya dan berdampak pada minat siswa yang rendah terhadap pelajaran fisika. Salah satu materi fisika
yang bersifat abstrak adalah suhu dan kalor. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Imelda salah satu guru fisika
di SMA N 2 Kupang yang menyatakan materi suhu dan kalor sulit dipahami siswa karena merupakan salah
satu dari materi fisika yang bersifat abstrak sehingga dapat menimbulkan berbagai pemikiran yang berbeda
pada diri siswa ketika mempelajarinya.
29
Jurnal Pembelajaran Sains VOL. 3 NO. 1 2019
Salah satu metode pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep atau materi
pelajaran khususnya fisika adalah dengan mengaitkan konsep tersebut dengan kehidupan sehari-hari yang
sering ditemui peserta didik (kontekstual). Melalui pembelajaran kontekstual siswa akan dibantu dalam
memvisualisasikan materi yang bersifat abstrak sehingga mudah dimengerti. Pada pembelajaran konsep-
konsep Fisika yang bersifat abstrak dan unvisible (tidak bisa diamati langsung) dan mempunyai dimensi yang
mikro maupun makro diperlukan media dan sumber pembelajaran yang memadai untuk
memvisualisasikannya. Sumber pembelajaran yang perlu dikembangkan adalah ketersediaan bahan ajar
berupa modul. Pengembangan bahan ajar dapat mengatasi kelemahan ketersediaan sumber belajar yang ada.
Berdasarkan hasil observasi, bahan ajar yang digunakan di sekolah hanya buku yang diberikan dari
pemerintah. Hasil penelitian Japa (dalam Satriawan dan Rosmiati, 2016) menunjukkan bahwa peserta didik
menyatakan sanggup ketika ditugaskan mencari sumber di perpustakaan atau internet. Tetapi, ada beberapa
persoalan yang mereka temui, di antaranya: (1) peserta didik sering menemukan sumber yang materinya
kurang valid (tidak lengkap); (2) penulis bahan (artikel) di internet sering tidak jelas terutama yang bersumber
dari blog dan setelah dianalisis banyak ditemukan miskonsepsi; (3) peserta didik hanya mengambil materi
yang mudah, sedangkan yang relatif sulit di buang karena tidak dipahami, sehingga takut menyajikan. Hal
tersebut menunjukkan perlunya tambahan bahan ajar berupa modul yang valid, praktis dan efektif dalam proses
pembelajaran.
Adanya kondisi tersebut maka perlu dilakukan sebuah terobosan baru untuk menghasilkan bahan ajar
yang menyajikan sumber bahan yang baik dan susunannya teratur, sistematis, bervariasi, kaya akan informasi
serta memiliki daya tarik kuat karena mampu meningkatkan minat peserta didik terhadap bahan tersebut. Oleh
karena itu, bahan ajar itu hendaknya menantang, merangsang, dan mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi nyata, sehingga dapat membantu siswa memahami materi pelajaran. Berdasarkan uraian
tersebut salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penciptaan semirip mungkin
dengan situasi “dunia nyata” peserta didik. Trianto (2011) menjelaskan bahwa dengan menerapkan prinsip
pembelajaran kontekstual diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik, karena peserta
didik akan bekerja secara ilmiah dan mengalami sendiri bukan hanya mentransfer pengetahuan pendidik ke
peserta didik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual
yang nantinya dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Bahan ajar dikembangkan menggunakan model
R & D dengan model ujicoba pretest-posttest control group design. Model pengembangan yang digunakan
adalah model Borg & Gall (1989) dan Kemp & Dayton (1985) yang terdiri atas; (1) penelitian dan
pengumpulan data melalui survei, (2) perencanaan, (3) penyusunan bahan ajar, (4) uji validitas pakar, (5) revisi
produk, (6) uji coba lapangan skala kecil, (7) revisi produk, (8) uji coba lapangan skala luas, (9) revisi produk
final, dan (10) diseminasi. Uji skala kecil dan uji skala besar dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2018/2019 mulai bulan agustus hingga september 2018 pada siswa kelas XI SMA N 2 Kupang dengan kelas
sampel yakni XI IPA 7 jumlah sampel 30 orang siswa. Tahapan penelitian ditunjukkan seperti tabel berikut.
Beberapa jenis instrumen beserta analisis yang digunakan yaitu: 1) lembar Penilaian bahan ajar yang
diberikan kepada pakar (ahli materi dan ahli media) dengan jumlah item 30 pernyataan untuk ahli materi dan
20 pernyataan untuk ahli media yang kemudian dianalisis dengan mencari nilai yang diperoleh; 2) Instrumen
angket, untuk mengetahui kepraktisan bahan ajar yang diberikan kepada guru dan 6 orang siswa dengan jumlah
item 20 pernyataan dan dianalisis dengan mencari nilai yang diperoleh, dan 3) Instrumen tes, berupa tes hasil
belajar berjumlah 20 soal yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya yang selanjutnya digunakan untuk
mengetahui kualitas bahan ajar dengan mencari nilai gain score dari data yang diperoleh.
Tabel di atas menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan layak. Saran yang diberikan menjadi
acuan sebagai bahan revisi. Uji skala kecil dilakukan pada satu guru mata pelajaran fisika beserta 6 orang
siswa. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Data di atas menunjukkan nilai rata-rata dari hasi angket yang diberikan menunjukkan bahan ajar yang
dikembangkan tergolong dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahan ajar yang dikembangkan
cukup praktis digunakan di sekolah.
Uji skala besar dilakukan pada 30 orang siswa di kelas XI IPA7. Tahap ini kita ingin mengetahui
kualitas dan keefektifan bahan ajar yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari
hasil pemberian instrumen berupa tes kognitif siswa ditunjukkan seperti tabel berikut.
Hasil tes
100
80
60
40 XI IPA7
20
0
Nilai min Nilai maks Nilai min Nilai maks
Pretest Postest
Gambar 1. Nilai Minimum dan Maksimul Hasil Pretest dan Postest
XI IPA7
60
50
40
XI IPA7
30
20
10
0
Rata-rata pretest Rata-rata postest
Gambar 2. Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest
Berikutnya dilakukan perhitungan gain score diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada
ranah kognitif dari pretest dan postest dengan besarnya nilai gain score adalah 0,3 dalam kategori sedang.
Berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan pada hasil yang diperoleh ditunjukkan bahwa bahan
ajar yang dikembangkan berupa modul berbasis kontekstual pada materi suhu dan kalor layak, praktis dan
efektif diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhamad satriawan dan
rosmiati (2016) yang telah melakukan pengembangan bahan ajar fisika berbasis kontekstual untuk
meningkatkan pemahaman konsep fisika pada mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
pemahaman konsep mahasiswa akan materi fisika setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan bahan
ajar kontekstual. Mahasiswa yang merupakan sampel dalam penelitian ini merasa sangat tertarik dengan materi
yang disampaikan karena contoh-contoh yang diberikan merupakan isu-isu atau permasalahan yang mereka
hadapi. Penelitian lain yang memberikan hasil serupa yakni penelitian yang dilakukan Yulis purwanto dan
Swaditya rizki (2015) memperoleh hasil bahwa dari hasil uji skala besar yang dilakukan terhadap
pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual pada materi himpunan diperoleh seluruh siswa mendapat nilai
mencapai ketuntasan minimum.
Pengembangan bahan ajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu dalam
proses pembelajaran. Hal ini dirasakan oleh guru fisika di sekolah saat melakukan uji skala besar, yang mana
proses pembelajaran lebih efektif pada kelas yang menggunakan bahan ajar karena guru tidak sepenuhnya
menjelaskan materi di depan kelas, namun siswa dapat lebih aktif dalam mencari konsep terkait materi yang
diajarkan sehingga pemahaman siswa lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riky
ardiyanto (2015) terkait pengembangan bahan ajar fisika bervisi SETS terintegrasi karakter menunjukkan
bahwa bahan ajar dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
Bahan ajar berbasis kontekstual memberikan peluang kepada peserta didik untuk menemukan konsep
melalui kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan pendekatan kontekstual.
Selama proses pembelajaran berlangsung, pada kelas eksperimen terlihat siswa aktif dalam mengajukan
pertanyaan dan pendapat yang berkaitan dengan peristiwa sehari-hari yang dialami terkait dengan materi yang
dibahas saat itu. Pendekatan kontekstual membuat siswa aktif dalam mengaitkan konsep fisika pada konteks
dunia nyata. Komponen pembelajaran kontekstual terdiri dari 1) konstruktivisme (constructivism)
mengarahkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman. Hal ini terlihat pada
modul melalui pengamatan siswa terhadap gambar suatu peristiwa yang pernah dirasakan atau diamati dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi suhu dan kalor sehingga meningkatkan rasa ingin tahu
siswa dan membantu dalam membangun konsep siswa, 2) menemukan (inquiry) yakni siswa diharapkan
mampu menemukan konsep dan membuktikannya. Komponen ini pada modul yang dikembangkan terlihat
pada rancangan eksperimen yang bertujuan mengarahkan siswa melakukan eksperimen guna mengumpulkan
data, menganalisis serta menyimpulkan hasil yang diperoleh sehingga menemukan konsep, 3) bertanya
(questioning) merupakan komponen yang melatih siswa untuk mengungkapkan rasa ingin tahu terhadap hal-
hal tertentu. Hal ini diintegrasikan dalam stimulus yang diberikan pada awal pembahasan materi baik berupa
narasi maupun gambar peristiwa kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep, 4) masyarakat belajar
(learning community) bertujuan melatih siswa untuk mampu melakukan diskusi dengan teman sejawatnya
dalam memahami materi maupun konsep. Hal ini terlihat pada modul saat mengajak siswa berdiskusi dalam
menghadapi soal atau permasalahan yang disajikan, 5) pemodelan (modelling) ditujukan untuk memberikan
model/contoh kepada siswa untuk melatih siswa dalam mengatasi permasalahan. Hal ini disajikan melalui
contoh soal besreta cara penyelesaiannya yang diberikan sehingga siswa mampu menerapkannya dalam
menyelesaikan permasalahan pada latihan soal, 6) Refleksi (reflection) guna mengetahui kemampuan atau
pemahaman terkait konsep yang telah dipelajari. Hal ini dimasukkan dalam bentuk rangkuman di akhir
pembahasan materi, 7) penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) merupakan komponen yang berguna
untuk mengetahui kemampuan siswa yang sebenarnya. Hal ini dimasukkan dalam latihan soal yang diberikan
pada modul untuk menilai kemampuan diri sendiri terhadap materi yang telah dipelajari.
1. Dapat dilakukan penelitian lanjutan terkait penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan yang tengah dihadapai di sekolah misalnya melalui penelitian
tindakan kelas.
2. Dapat dikembangkan bahan ajar berbasis kontekstual dengan materi lainnya yang belum pernah di
kembangkan khususnya pada mata pelajaran fisika.
3. Bahan ajar yang telah dikembangkan dapat diaplikasikan dengan model pembelajaran inovatif dalam
proses pembelajaran di kelas.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung keberlangsungan
penelitian ini. Kepada DRPM sebagai penyandang dana serta SMA N 2 Kupang sebagai tempat pelaksanaan
uji coba pengembangan bahan ajar khususnya guru dan siswa di kelas XI IPA7.
DAFTAR RUJUKAN
Ardiyanto, R. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bervisi SETS (science, environment, technology, and
society) Terintegrasi Karakter. skripsi. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan
alam, Universitas negeri semarang.
Purwanto, Y. & Swaditya Rizky. 2015. Pengembangan bahan ajarberbasis kontekstual pada materi himpunan
berbantu video pembelajaran. Aksioma: Jurnal pendidikan matematika FKIP Universitas
Muhammadiyah metro. Vol. 4 No.1, pp: 67-77
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Satriawan, M. & Rosmiati. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Kontekstual dengan
Mengintegrasikan Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Mahasiswa.
Jurnal Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Vol. 6 No. 1, pp:1212-1217.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji validasi bahan ajar elektronik yang dibuat menggunakan Flip PDF
Professional pada materi Alat-Alat Optik. Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (R&D) Model
pengembangan yang digunakan yaitu model 3 D dengan langkah- langkah Define, Design, dan Develop. Validasi
dilakukan oleh 2 judgement ahli dan 2 praktisi untuk menilai produk yang dikembangkan dari aspek penyajian, isi, dan
bahasa. Berdasarkan hasil uji validitas aspek penyajian didapatkan hasil persentase sebesar 78,12% dengan kategori
sangat baik, aspek isi sebesar 81,88% dengan kategori sangat baik, aspek bahasa sebesar 82,81% dan aspek media
sebesar 75 % dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar elektronik
menggunakan Flip PDF Professional yang dihasilkan sudah valid dengan persentase total sebesar 79,45% yang
termasuk dalam kategori sangat baik.
Kata Kunci : Pengembangan dan penelitian, Bahan Ajar Elektronik, Flip PDF Professional
ABSTRACT
This research was aimed to describe validity tests of electronic teaching materials using Flip PDF Pro on Optical
Instruments topic. This research used research and development model, namely 3D Development .The steps of 3D
development were Define, Design, and Develop. Validation was carried out by 2 expert judgments and 2 practitioners
to assess products developed from aspects of presentation, content, and language. Based on the results of the validity of
the presentation aspects, the percentage results were 78.12% with very good categories, content aspects 81.85% with
very good categories, language aspects at 82.75% and media aspects at 75% with very good categories. Based on these
results, it can be concluded that the electronic teaching materials using Flip PDF Professional developed were valid and
tested product with total validity test 79.4%, which is included in the excellent category.
Keywords :Research and Development, Electronic Teaching Materials, Flip PDF Professional
I. PENDAHULUAN
Permendiknas No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menjelaskan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu proses pembelajaran harus
dirancang, dilaksanakan guru sebagai pendidik agar dapat memenuhi amanat peraturan pemerintah
tersebut [1].
Peningkatan mutu pendidikan merupakan titik fokus bagi setiap negara saat sekarang ini
begitupun dengan negara Indonesia, banyak strategi dan upaya yang telah dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan mutu dari pendidikan itu sendiri. Dalam proses belajar mengajar sangat
dibutuhkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong upaya proses
pembelajaran yang lebih baik. Para guru dituntut agar mampu menggunakan teknologi untuk
keefektifan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang peralatan teknologi yang sudah berkembang agar dapat menggunakannya sehingga
proses pembelajaran dapat terasa lebih menarik [2]. Pada era teknologi informasi saat ini dan
dengan pesatnya perkembangan teknologi komputer, manfaat komputer telah dirasakan diberbagai
sektor kehidupan. Dalam sektor pendidikan misalnya, pemanfaatan computer sudah berkembang
tidak hanya sebagai alat yang hanya dipergunakan untuk urusan keadministrasian saja, melainkan
juga dimungkinkan untuk digunakan sebagai sarana pembelajaran [3].
Masalah yang sering muncul dan dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran adalah kesalah
pahaman ketika mempelajari materi fisika. Penyebabnya karena pendidik hanya mengajarkan
fisika yang bersifat abstrak melalui pembelajaran di kelas, kurang dilengkapi dengan proses
eksperimen di laboratorium (pratikum) dan memanfaatkan atau menggunakan bantuan media
lainnya seperti penggunaan media pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication
Technologies) ataupun sering disebut dengan penggunaan media berbasis teknologi / TIK. Kualitas
pembelajaran fisika ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu ketersediaan sarana, alat dan bahan
laboratorium dan media pembelajaran yang baik untuk melaksanakan proses pembelajaran [4].
Dalam dunia pendidikan saat ini, sangat erat kaitannnya dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Fisika merupakan satu ilmu pengetahuan yang di dalamnya mempelajari
tentang sifat dan fenomena alam atau gejala alam serta seluruh interaksi yang ada di dalamnya yang
bisa diamati oleh manusia. Sifat ingin tahu siswa perlu juga dirangsang, ditumbuhi dan dipelihara.
Karena fisika merupakan ilmu pengetahuan eksperimental, maka dengan mengadakan percobaan
siswa tidak hanya memahami dan menguasai konsep, teori, asas dan hukum fisika saja, akan tetapi
juga menerapkan metode ilmiah dan mengembangkan sikap ilmiah [5]. Berdasarkan observasi
penulis di salah satu SMA Negeri Kota Bengkulu pada saat melaksanakan praktek lapangan
mengajar, peserta didik sekarang sangat tertarik dengan teknologi digital. Mereka sangat antusias
dengan pembelajaran menggunakan laptop dan handphone. Oleh karena itu, seorang guru harus
bisa membaca situasi dan menyiapkan sumber belajar serta media pembelajaran yang cocok dengan
apa yang digemari oleh siswa sehingga perhatian siswa dapat fokus pada pembelajaran. Karena
belum adanya sumber belajar yang berbentuk digital, untuk mendukung pembelajaran dan masih
kurang tersedianya sumber dan media belajar, maka penulis tertarik untuk membuat bahan ajar
elektronik. Apalagi bahan ajar yang digunakan guru di sekolah-sekolah adalah buku cetak.
Sebagian peserta didik merasa berat membawa buku cetak apalagi jika 1 hari lebih dari dua
pelajaran. Berbeda dengan bahan ajar elektronik yang dapat dibuka dengan handphone, benda yang
dibuat ringan dan mudah dibawa kemana-mana.
Bahan ajar elektronik adalah bahan ajar yang isi materinya dimuat dalam bentuk elektronik
yaitu bisa berupa audio, audio visual, ataupun berupa multimedia interaktif. Mengacu pada
pengertian bahan ajar sebelumnya, bahan ajar elektronik adalah seperangkat materi yang disusun
secara runut dan sistematis serta menampilkan kebutuhan dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didik dalam proses pembelajaran yang diramu dalam interaktif multimedia. Beberapa bahan
ajar yang termasuk ke dalam bahan ajar elektronik adalah meliputi buku seperti e-book, majalah
elektronik atau disebut sebagai e-magazine, CD/DVD multimedia interaktif, model flash atau slide
interaktif, e-learning, dan lain-lain [6]. Salah satu aplikasi yang digunakan untuk membuat bahan
ajar elektronik adalah Flip PDF Professional. Pembuatan bahan ajar elektronik menggunakan Flip
PDF Professional dikarenakan aplikasi ini tidak terpaku hanya pada tulisan-tulisan saja tetapi dapat
dimasukan animasi gerak, video, dan audio yang bisa menjadikannya sebuah media pembelajaran
interaktif yang menarik sehingga pembelajaran menjadi tidak monoton [7].
Penelitian sebelumnya mengenai bahan ajar elektronik menggunakan Flip PDF Professional
dengan judul Pengembangan Modul Elektronik (e-Modul) Biokimia pada Materi Metabolisme
Lipid Menggunakan Flip PDF Professional menghasilkan e-modul yang memperoleh persentase
rata-rata ahli materi dan bahasa 85,00% dan ahli media 83,35%. Persentase rata-rata respon
mahasiswa pada uji lapangan yaitu 84,39% pada interpretasi baik dan layak, Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa produk pengembangan yaitu e-modul metabolisme lipid layak digunakan untuk
proses pembelajaran [8]. Karena belum terdapat penggunaan dalam materi fisika maka peneliti
melakukan penelitian ini dengan materi yang berbeda.
Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat Optik di SMA
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto, Henny Johan
Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat optik di SMA
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto, Henny Johan
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan
Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-Alat Optik”. Adapun tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hasil uji validasi ahli terhadap bahan ajar elektronik yang
dikembangkan Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-Alat Optik.
Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2019, Hal. 145-152 147
Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2019, Hal. 145-152 148
adalah bahan ajar elektronik. Bahan ajar ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan sebagai alat
bantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran serta dapat dimanfaatkan siswa untuk
mempermudah memahami materi yang diajarkan. Bahan ajar elektronik ini menggunakan aplikasi
Flip PDF Professional yang dapat membantu untuk menampilkan pembelajaran yang bersifat
nyata. Desain produk yang akan dikembangkan berupa media pembelajaran interaktif, yaitu dapat
dilihat pada gambar 2 .
Gambar 3. Halaman sampul bahan ajar dan kata pengantar serta Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar
Flip PDF Professional
Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat Optik di SMA
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto, Henny Johan
Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat optik di SMA
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto, Henny Johan
Perhitungan uji validitas untuk aspek materi atau kelayakan isi terdiri dari empat kriteria penilaian
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Validasi Aspek Kelayakan isi
Validator Skor Skor Maksimal Persentase Kategori
Ahli I 33 40 82,5% Sangat Baik
Ahli II 31 40 77,5% Sangat Baik
Praktisi I 34 40 85% Sangat Baik
Praktisi II 33 40 82,5% Sangat Baik
Rata-Rata 32,75 40 81,88% Sangat Baik
Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa kelayakan isi dalam bahan ajar elektronik menggunakan Flip
PDF Professional yang dikembangkan sudah berada dalam tingkat sangat baik atau valid dengan
rata-rata persentase 81,88%.
Perhitungan uji validitas untuk aspek penyajian terdiri dari lima kriteria penilaian dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Validasi Aspek penyajian
Validator Skor Total Skor Maksimal Persentase Kategori
Ahli I 12 16 75 % Baik
Ahli II 12 16 75% Baik
Praktisi I 13 16 81,25 % Sangat Baik
Praktisi II 13 16 81,25 % Sangat Baik
Rata-Rata 12.5 16 78,12 % Sangat Baik
Table 3 menunjukkan hasil uji validitas aspek penyajian bahan ajar elektronik menggunakan Flip
PDF Professional yang dikembangkan dalam kategori sangat baik atau valid dengan rata-rata
persentase 78,12%. Perhitungan uji validitas untuk aspek media terdiri dari delapan kriteria
penilaian dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Validasi Aspek Bahasa
Validator Skor Total Skor Maksimal Persentase Kategori
Ahli I 27 32 84,37 % Sangat Baik
Ahli II 27 32 84,37% Sangat Baik
Praktisi I 25 32 78,12 % Sangat Baik
Praktisi II 27 32 84,37 % Sangat baik
Rata-Rata 26,5 32 82,81% Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa penggunaan media pembelajaran dalam bahan ajar elektronik
menggunakan Flip PDF Professional yang dikembangkan sudah berada dalam tingkat sangat baik
Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2019, Hal. 145-152 149
Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2019, Hal. 145-152 150
atau valid dengan rata-rata persentase 84,37 %. Perhitungan uji validitas untuk aspek penyajian
terdiri dari lima kriteri penilaian dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Aspek Media
Validator Skor Total Skor Maksimal Persentase Kategori
Ahli I 15 20 75 % Baik
Ahli II 15 20 75% Baik
Praktisi I 15 20 75 % Baik
Praktisi II 15 20 75% Baik
Rata-Rata 15 20 75% Baik
Hasil uji validitas untuk aspek media pada tabel 5 menunjukkan bahwa penggunaan media
pembelajaran yang dikembangkan sudah berada dalam tingkat baik atau valid dengan rata-rata
persentase 75 %. Hasil total uji validitas dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Total Uji Validitas
ASPEK NILAI RATA-RATA KATEGORI
Kelayakan Isi 81,88% Sangat baik
Penyajian 78,12% Sangat Baik
Bahasa 82,81% Sangat baik
Media 75 % Baik
Rata-rata 79,45% Sangat baik
Tabel 6 menunjukkan hasil uji validitas bahan ajar elektronik dengan menggunakan Flip PDF
Professional pada materi Alat-alat Optik yang dilakukan oleh validator ahli dan praktisi
menghasilkan persentase rata-rata sebesar 79,45 % yang dikategorikan sangat valid atau layak.
Setelah dilakukan validasi ahli oleh validator dilakukan pengujian bahan ajar kepada pengguna
bahan ajar tersebut, yaitu siswa. Pada proses ini dipilih 20 siswa sebagai spesific sample.
Pengujian dilakukan dengan memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang cara penggunaan
media pembelajaran berbentuk bahan ajar elektronik dengan menggunakan Flip PDF Professional.
Hasil respon siswa terhadap bahan ajar elektronik sangat baik, siswa sangat tertarik untuk
belajar menggunakannya dan sangat antusias untuk belajar. Hal ini didasarkan pada hasil angket
yang menunjukkan respon sangat baik pada aspek penyajian dengan persentase 94 %, aspek materi
dengan persentase 90 %, dan aspek kebermanfaatan dengan persentase 94 %.
3.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji validasi bahan ajar fisika dalam bentuk
elektronik yang dikembangkan menggunakan Flip PDF Professional pada matei Alat-Alat Optik.
Untuk megembangkan produk ini digunakan langkah-langkah penelitian R&D dengan tipe
rancangan 3D. Tahap penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Define, berupa
analisis kebutuhan; 2) Design, berupa rancangan, pengumpulan data, dan pembuatan desain bahan
ajar serta pembuatan bahan ajar elektronik; dan 3) Develop, berupa validasi, revisi dan uji
keterbacaan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah bahan ajar elektronik dengan menggunakan Flip
PDF Professional pada materi Alat-Alat Optik. Perbedaan penelitian pengembangan ini dengan
penelitian-penelitian relevan adalah penelitian ini disajikan dengan kalimat yang menarik minat
serta mendorong siswa untuk belajar serta terdapatnya video pembelajaran yang mampu
menjelaskan materi yang tidak dapat disampaikan lewat tulisan.
Karakteristik bahan ajar yang di buat yaitu menyajikan bahan ajar non cetak atau berbentuk
elektronik dengan bantuan software Flip PDF Professional sehingga bahan ajar yang
dikembangkan akan disajikan semenarik mungkin serta jelas sehingga memudahkan siswa untuk
belajar fisika, pada bahan ajar elektronik juga terdapat video pembelajaran yang mampu membantu
memperjelas materi yang tidak bisa tersampaikan lewat tulisan sehingga melali video dapat
tervisualisasikan dengan jelas serta terdapat kuis interaktif yang mampu mengasah kemampuan
siswa secara langsung sehingga menimbulkan ketertarikan siswa terhadap fisika yang selama ini
Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat Optik di SMA
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto, Henny Johan
Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat optik di SMA
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto, Henny Johan
kebanyakan orang beranggapan bahwa fisika itu sulit sehingga paradigma itu dapat dihilangkan
dengan adanya bahan ajar ini. Setelah tahap desain produk maka tahap selanjutnya yang dilakukan
yaitu validasi desain. Validasi desain merupakan tahap penilaian judgement ahli. Tahap ini
dilakukan untuk mengetahui kevalidan bahan ajar elektronik yang dikembangkan. Uji validitas
untuk produk ini dilakukan oleh 2 judgement ahli (dosen), selain itu validasi untuk produk ini juga
dilakukan oleh 2 praktisi (guru SMA). Validasi dilakukan untuk 4 aspek yaitu penyajian, isi, bahasa
dan media.
Berdasarkan hasil rata-rata uji validasi oleh judgement ahli dan praktisi persentase penilaian
aspek bahasa yaitu 82,81% yang berada pada kategori sangat baik. Aspek media memiliki 5 butir
penilaian, Berdasarkan hasil rata-rata uji validasi oleh ahli dan praktisi persentase penilaian aspek
isi yaitu 81,88 % yang berada pada kategori sangat baik mengacu pada interpretasi skala likert.
Hasil tersebut dapat mencerminkan bahwa bahan ajar elektronik yang dikembangkan telah
menggunakan bahasa yang baik, ketepatan struktur kalimat, konsistensi penggunaan istilah dan
konsistensi penggunaan simbol yang baik sehingga bahan ajar yang di kembangkan sudah berada
pada tahap layak digunakan.
Berdasarkan hasil total dari uji validitas aspek penyajian, isi, bahasa dan media, yang dilakukan
oleh 2 judgement ahli dan 2 orang praktisi maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar elektronik
menggunakan Flip PDF Pro yang sudah dikembangkan tergolong dalam kategori sangat baik
dengan persentase rata-rata yaitu 79,45% dari 100%. Hal ini berarti bahan ajar elektronik fisika
yang dikembangkan sudah memenuhi aspek penyajian, isi, media dan bahasa sehingga, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar elektronik dengan menggunakan Flip PDF Professional yang sudah
dikembangkan merupakan desain teruji. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang
berjudul Pengembangan Modul Elektronik (E-Modul) Biokimia Pada Materi Metabolisme Lipid
Menggunakan Flip PDF Professional yang menghasilkan produk dengan kriteria sangat baik [8].
Selain itu, hasil uji keterbacaan produk penelitian ini yang menunjukkan respon sangat baik oleh
siswa sesuai dengan penelitian yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Digital Berbasis Gaya
Belajar pada Materi Suhu dan Kalor SMA menyatakan bahwa secara keseluruhan bahan ajar digital
interaktif lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa [11].
Penilaian akhir dari setiap validator adalah bahan ajar yang sudah dikembangkan sudah layak
akan tetapi perlu adanya revisi. Hasil revisi menghasilkan produk akhir yang memiliki keunggulan
yakni bahan ajar elektronik yang dikembangkan menggunakan Flip PDF Professional, tampilannya
lebih menarik, terdapat video pembelajaran, dan kuis interaktif. Adapun kekurangan dari bahan ajar
ini yaitu materi yang disampaikan masih bersifat ringan belum ada kategori dari bahan ajarnya
seperti berbasis HOTS atau berdasarkan pendekatan saintifik atau lainnya. Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa produk bahan ajar elektronik dengan menggunakan Flip PDF Professional
yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat valid dengan respon yang sangat baik.
Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2019, Hal. 145-152 151
Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2019, Hal. 145-152 152
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada validator ahli (Dr. Irwan Koto, M.A, Aprina Defianti
M.Pd,, serta guru dan siswa yang telah membantu dalam penelitian pengembangan produk bahan
ajar elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Perdana, F. A., Sarwanto, dan Sukarmin, 2017, Pengembangan modul elektronik fisika berbasis
keterampilan proses sains untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar
siswa SMA / MA Kelas X pada materi dinamika gerak, No. 3, Vol. 6, hal. 61–76.
[2] Samiasih, R., Sulton, dan Praherdhiono, H., 2017, Pengembangan e-module mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam pokok bahasan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya,
Edcomtech, No. 2, Vol. 2, hal. 119–124.
[3] Johar, A., Risdianto, E., dan Indriyati, D., 2014, Perancangan dan implementasi media
pembelajaran berbasis web pada bidang studi bahasa inggris di kelas VII SMP 1 Kota
Bengkulu dengan menggunakan PHP dan MYSQL, Rekursif, No. 1, Vol. 2, hal. 1–9.
[4] Swandi, A., Nurul, S., & Irsan. (2014). Pengembangan media pembelajaran laboratorium virtual
untuk mengatasi miskonsepsi pada materi fisika inti di SMAN 1 Binamu Jeneponto, Jurnal
Fisika Indonesia, No. 52, Vol. 18, hal. 20–24.
[5] Risdianto, E., 2008, Pengembangan multimedia interaktif (MPI) pada praktikum fisika dasar I,
Jurnal Exacta No. 2, Vol. VI, hal. 9–16.
[6] Risdianto, E., 2017, Teknik Membuat Bahan Ajar Sendiri , Bahan Ajar Elektronik dengan Open
Sancore, Camtasia Studio, dan Youtube, Vanda, Bengkulu.
[7] Sulistyarini, E., 2015, Pengembangan bahan ajar fisika SMA materi gelombang bunyi berbasis
interactive PDF, Skripsi, Tidak Diterbitkan, UNNES.
[8] Seruni, R., Munawaroh, S., Kurniadewi, F., dan Nurjayadi, M., 2019, Pengembangan modul
elektronik (e-module) biokimia pada materi metabolisme lipid menggunakan Flip PDF
Professional, Jurnal Tadris Kimiya, No. 1, Vol. 4, hal. 48–56.
[9] Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
[10] Hera, R., Khairil, dan Hassanuddin, 2014, Pengembangan handout pembelajaran embriologi
berbasis kontekstual pada perkuliahan perkembangan hewan untuk meningkatkan pemahaman
konsep mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banda Aceh, Jurnal Edubio Tropika, No. 2,
Vol. 2, 187–250.
[11] Hayati, S., Budi, A. S., dan Handoko, E., 2015, Pengembangan media pembelajaran flipbook
fisika untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
Journal), Vol. IV, hal. 49–54
[12] Dzulhijjah, S., 2012, Pengembangan bahan ajar digital berbasis gaya belajar pada materi suhu
dan kalor SMA, Skripsi, Tidak Diterbitkan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat Optik di SMA
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto, Henny Johan
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC
APPROACH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
SISWA PADA MATERI MEDAN MAGNET DI SMA
1)
Kurnia Mas Rahmawati, 1) Sri Handono Budi Prastowo, 1) Singgih Bektiarso
1)
Program Studi pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email: kurniamas96@yahoo.co.id
Abstract
This research aimed to produce scientific approach-based physics learning
material in magnetic field topic, describe it’s validity, practicality, and effectiveness to
improve students’ critical thinking skill. The development procedures of the research
employed Nieveen’s research design which consisted of three stages, namely preliminary
research, prototyping stage, and assessement stage. The instruments used in this research
were validation sheet, observation sheet, and critical thinking test. Based on the results
of the data analysis concluded: (1) the validity of scientific approach-based physics
learning material was at very valid category with an average score of expert validation
was 3.47 and average score of user validation was 3.67, (2) the practicality of scientific
approach-based physics learning material was in very high category, (3) the effectiveness
of scientific approach-based physics learning material to improve students’ critical
thinking skill showed that the average of N-Gain score was 0.53 which was in the medium
category, so the scientific approach-based physics learning material was effective in
improving critical thinking skill.
Key word: physics learning materials; scientific approach; magnetic field, critical
thinking skill
PENDAHULUAN
bahan ajar berbasis scientific approach yang Instrumen yang digunakan dalam
valid, praktis, dan efektif untuk memfasilitasi penelitian ini adalah lembar validasi bahan
siswa melatih kemampuan berpikir kritis. ajar berbasis scientific approach, lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran, serta
Penentuan daerah penelitian ini adalah pretest dan postest kemampuan berpikir kritis
dengan menggunakan metode purposive siswa.
sampling area, artinya daerah yang sengaja
dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Analisis validitas bahan ajar
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 ditentukan berdasarkan rata-rata skor total
Glenmore tahun ajaran 2018/2019 semester hasil validasi dengan mengacu pada kriteria
ganjil dengan subjek penelitian XII IPA 1 validitas yang terdapat pada Tabel 1 berikut:
sebanyak 38 siswa sebagai subjek uji
lapangan, dan sebanyak 10 siswa kelas XII Tabel 1. Kriteria penilaian validasi produk
IPA 4 sebagai subjek uji coba terbatas.
Interval Skor
Kategori Keterangan
Hasil Penilaian
Desain pengembangan bahan ajar
sangat Dapat digunakan
dalam penelitian ini adalah desain 3,25 <Skor≤ 4,00
valid tanpa revisi
pengembangan yang dikemukakan oleh Dapat digunakan
Nieveen (2006) yang terbagi dalam beberapa 2,50<Skor≤ 3,25 valid dengan revisi
tahap yaitu preliminary research, sedikit
development or prototyping stage, dan Dapat digunakan
kurang
asessement stage. Pada tahap preliminary 1,75 <Skor≤ 2,50 dengan banyak
valid
research dilakukan analisis permasalahan, revisi
studi literatur, dan analisis kebutuhan Belum dapat
sehingga diperoleh solusi yang tepat untuk digunakan dan
tidak
mengatasi permasalahan yang ada. 1,00 <Skor≤ 1,75 masih
valid
Prototyping stage terdiri dari kegiatan memerlukan
konsultasi
menyusun bahan ajar berbasis scientific
approah beserta perangkat pembelajaran dan (Ratumanan dan Laurens, 2011)
instrumen penelitian yang digunakan, Analisis keterlaksanaan pembelajaran
melakukan validasi bahan ajar untuk diperoleh berdasarkan rata-rata skala
mengetahui validitas bahan ajar, dan penilaian kedua observer dengan mengacu
melakukan uji coba terbatas. Asessement pada kriteria keterlaksanaan pembelajaran
stage terdiri dari kegiatan uji lapangan untuk yang terdapat pada Tabel 2 berikut:
mengetahui tingkat kepraktisan dan
keefektifan bahan ajar. Kepraktisan bahan Tabel 2. Kriteria keterlaksanaan pembelajaran
ajar ditinjau dari tingkat keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan bahan ajar. Nilai
Kriteris Keterlaksanaan
Sedangkan keefektifan bahan ajar ditinjau Keterlaksanaan
Pembelajaran
berdasarkan peningkatan kemampuan Pembelajaran
1,00 ≤ Skor ≤ 1,75 tidak baik
berpikir kritis siswa. Keefektifan produk diuji
1,75 < Skor ≤ 2,50 kurang baik
dengan menggunakan desain penelitian one
2,50 < Skor ≤ 3,25 Baik
group pretest-postest design. 3,25 < Skor ≤ 4,00 baik sekali
Rahmawati, Pengembangan Bahan Ajar ...83
(Ratumanan dan Laurens, 2011) telah direvisi sesuai masukan dan saran dari
validator.
Analisis kemampuan berpikir kritis
siswa menggunakan uji N-Gain. Perhitungan
N-Gain didasarkan atas formula yang telah
dikemukakan oleh Hake (1998):
Tes berpikir kritis yang digunakan materi medan magnet di SMA dalam kategori
untuk mengetahui keefektifan bahan ajar sangat valid, sehingga bahan ajar berbasis
berbasis scientific approach ada 5 soal yang scientific approach dapat digunakan sebagai
masing-masing soal mengandung 1 indikator bahan ajar pada pokok bahasan medan
berpikir kritis yaitu soal 1 dengan indikator magnet, (2) keterlaksanaan pembelajaran
elementary clarification, soal 2 dengan menggunakan bahan ajar fisika berbasis
indikator the basic of the decision, soal 3 scientific approach pada materi medan
dengan indikator inference, soal 4 dengan magnet di SMA dapat terlaksana dengan baik
indikator advance clarification, dan soal 5 sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang
dengan indikator strategi and tactics. direncanakan guru, sehingga bahan ajar
Berdasarkan hasil analisis jawaban setiap berbasis scientific approach termasuk dalam
butir soal pretest dan posttest diketahui kategori praktis sebagai bahan ajar pada
bahwa setiap butir soal mengalami pokok bahasan medan magnet, dan (3)
peningkatan hasil jawabannya. Sehingga peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
dapat dikatakan bahwa bahan ajar berbasis setelah menggunakan bahan ajar berbasis
scientific approach yang dikembangkan telah scientific approach menunjukkan kriteria N-
efektif dalam meningkatkan kemampuan Gain sedang, sehingga bahan ajar berbasis
berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan scientific approach memiliki kriteria efektif
penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari et dan layak digunakan sebagai bahan ajar pada
al. (2015), menunjukkan bahwa keterampilan pokok bahasan medan magnet.
berpikir kritis siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran menggunakan modul fisika Saran berdasarkan hasil
berbasis scientific pada materi fluida statis pengembangan bahan ajar berbasis scientific
mengalami peningkatan yang signifikan. approach untuk meningkatkan kemampuan
Hasil penelitian Ulandari et al. (2018), berpikir kritis pada materi medan magnet di
menunjukkan bahwa modul berbasis saintifik SMA yang telah dilakukan, yaitu: (1)
pada materi gerak harmonik mampu penelitian pengembangan ini sebaiknya
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dilakukan ke ruang lingkup yang lebih luas
yang masuk dalam kategori sedang, sehingga seperti di kelas lain atau di sekolah lain, dan
modul berbasis saintifik dikatakan efektif (2) penelitian menggunakan bahan ajar
digunakan dalam pembelajaran sebagai berbasis saintifik ini perlu adanya
implementasi dari kurikulum 2013. Begitu pembimbingan pada awal sebelum
juga dengan Natalina et al. (2016), pembelajaran, seperti panduan penggunaan
mengemukakan hasil penelitiannya bahwa dan cara pembelajaran menggunakan bahan
modul berbasis scientific approach pada ajar berbasis scientific sebelum siswa belajar
materi biologi dapat meningkatkan secara mandiri.
kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga
modul yang dikembangkan dapat digunakan DAFTAR PUSTAKA
sebagai alternatif dalam kegiatan Asta, I. K. R. dan A. A. G. Agung dan I. W.
pembelajaran. Widiana. 2015. Pengaruh pendekatan
SIMPULAN DAN SARAN saintifik dan kemampuan berpikir
kritis terhadap hasil belajar IPA. E-
Berdasarkan data yang diperoleh pada Journal PGSD Universitas Pendidikan
hasil dan pembahasan pengembangan maka Ganesha. 3(1): 1-10.
dapat disimpulkan yaitu: (1) validitas bahan
ajar fisika berbasis scientific approach pada
86 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 2, Juni 2019, hal 80-86
Abstract
This research aimed to produce scientific approach-based physics learning
material in magnetic field topic, describe it’s validity, practicality, and effectiveness to
improve students’ critical thinking skill. The development procedures of the research
employed Nieveen’s research design which consisted of three stages, namely preliminary
research, prototyping stage, and assessement stage. The instruments used in this research
were validation sheet, observation sheet, and critical thinking test. Based on the results
of the data analysis concluded: (1) the validity of scientific approach-based physics
learning material was at very valid category with an average score of expert validation
was 3.47 and average score of user validation was 3.67, (2) the practicality of scientific
approach-based physics learning material was in very high category, (3) the effectiveness
of scientific approach-based physics learning material to improve students’ critical
thinking skill showed that the average of N-Gain score was 0.53 which was in the medium
category, so the scientific approach-based physics learning material was effective in
improving critical thinking skill.
Key word: physics learning materials; scientific approach; magnetic field, critical
thinking skill
PENDAHULUAN
bahan ajar berbasis scientific approach yang Instrumen yang digunakan dalam
valid, praktis, dan efektif untuk memfasilitasi penelitian ini adalah lembar validasi bahan
siswa melatih kemampuan berpikir kritis. ajar berbasis scientific approach, lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran, serta
Penentuan daerah penelitian ini adalah pretest dan postest kemampuan berpikir kritis
dengan menggunakan metode purposive siswa.
sampling area, artinya daerah yang sengaja
dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Analisis validitas bahan ajar
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 ditentukan berdasarkan rata-rata skor total
Glenmore tahun ajaran 2018/2019 semester hasil validasi dengan mengacu pada kriteria
ganjil dengan subjek penelitian XII IPA 1 validitas yang terdapat pada Tabel 1 berikut:
sebanyak 38 siswa sebagai subjek uji
lapangan, dan sebanyak 10 siswa kelas XII Tabel 1. Kriteria penilaian validasi produk
IPA 4 sebagai subjek uji coba terbatas.
Interval Skor
Kategori Keterangan
Hasil Penilaian
Desain pengembangan bahan ajar
sangat Dapat digunakan
dalam penelitian ini adalah desain 3,25 <Skor≤ 4,00
valid tanpa revisi
pengembangan yang dikemukakan oleh Dapat digunakan
Nieveen (2006) yang terbagi dalam beberapa 2,50<Skor≤ 3,25 valid dengan revisi
tahap yaitu preliminary research, sedikit
development or prototyping stage, dan Dapat digunakan
kurang
asessement stage. Pada tahap preliminary 1,75 <Skor≤ 2,50 dengan banyak
valid
research dilakukan analisis permasalahan, revisi
studi literatur, dan analisis kebutuhan Belum dapat
sehingga diperoleh solusi yang tepat untuk digunakan dan
tidak
mengatasi permasalahan yang ada. 1,00 <Skor≤ 1,75 masih
valid
Prototyping stage terdiri dari kegiatan memerlukan
konsultasi
menyusun bahan ajar berbasis scientific
approah beserta perangkat pembelajaran dan (Ratumanan dan Laurens, 2011)
instrumen penelitian yang digunakan, Analisis keterlaksanaan pembelajaran
melakukan validasi bahan ajar untuk diperoleh berdasarkan rata-rata skala
mengetahui validitas bahan ajar, dan penilaian kedua observer dengan mengacu
melakukan uji coba terbatas. Asessement pada kriteria keterlaksanaan pembelajaran
stage terdiri dari kegiatan uji lapangan untuk yang terdapat pada Tabel 2 berikut:
mengetahui tingkat kepraktisan dan
keefektifan bahan ajar. Kepraktisan bahan Tabel 2. Kriteria keterlaksanaan pembelajaran
ajar ditinjau dari tingkat keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan bahan ajar. Nilai
Kriteris Keterlaksanaan
Sedangkan keefektifan bahan ajar ditinjau Keterlaksanaan
Pembelajaran
berdasarkan peningkatan kemampuan Pembelajaran
1,00 ≤ Skor ≤ 1,75 tidak baik
berpikir kritis siswa. Keefektifan produk diuji
1,75 < Skor ≤ 2,50 kurang baik
dengan menggunakan desain penelitian one
2,50 < Skor ≤ 3,25 Baik
group pretest-postest design. 3,25 < Skor ≤ 4,00 baik sekali
Rahmawati, Pengembangan Bahan Ajar ...83
(Ratumanan dan Laurens, 2011) telah direvisi sesuai masukan dan saran dari
validator.
Analisis kemampuan berpikir kritis
siswa menggunakan uji N-Gain. Perhitungan
N-Gain didasarkan atas formula yang telah
dikemukakan oleh Hake (1998):
Tes berpikir kritis yang digunakan materi medan magnet di SMA dalam kategori
untuk mengetahui keefektifan bahan ajar sangat valid, sehingga bahan ajar berbasis
berbasis scientific approach ada 5 soal yang scientific approach dapat digunakan sebagai
masing-masing soal mengandung 1 indikator bahan ajar pada pokok bahasan medan
berpikir kritis yaitu soal 1 dengan indikator magnet, (2) keterlaksanaan pembelajaran
elementary clarification, soal 2 dengan menggunakan bahan ajar fisika berbasis
indikator the basic of the decision, soal 3 scientific approach pada materi medan
dengan indikator inference, soal 4 dengan magnet di SMA dapat terlaksana dengan baik
indikator advance clarification, dan soal 5 sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang
dengan indikator strategi and tactics. direncanakan guru, sehingga bahan ajar
Berdasarkan hasil analisis jawaban setiap berbasis scientific approach termasuk dalam
butir soal pretest dan posttest diketahui kategori praktis sebagai bahan ajar pada
bahwa setiap butir soal mengalami pokok bahasan medan magnet, dan (3)
peningkatan hasil jawabannya. Sehingga peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
dapat dikatakan bahwa bahan ajar berbasis setelah menggunakan bahan ajar berbasis
scientific approach yang dikembangkan telah scientific approach menunjukkan kriteria N-
efektif dalam meningkatkan kemampuan Gain sedang, sehingga bahan ajar berbasis
berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan scientific approach memiliki kriteria efektif
penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari et dan layak digunakan sebagai bahan ajar pada
al. (2015), menunjukkan bahwa keterampilan pokok bahasan medan magnet.
berpikir kritis siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran menggunakan modul fisika Saran berdasarkan hasil
berbasis scientific pada materi fluida statis pengembangan bahan ajar berbasis scientific
mengalami peningkatan yang signifikan. approach untuk meningkatkan kemampuan
Hasil penelitian Ulandari et al. (2018), berpikir kritis pada materi medan magnet di
menunjukkan bahwa modul berbasis saintifik SMA yang telah dilakukan, yaitu: (1)
pada materi gerak harmonik mampu penelitian pengembangan ini sebaiknya
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dilakukan ke ruang lingkup yang lebih luas
yang masuk dalam kategori sedang, sehingga seperti di kelas lain atau di sekolah lain, dan
modul berbasis saintifik dikatakan efektif (2) penelitian menggunakan bahan ajar
digunakan dalam pembelajaran sebagai berbasis saintifik ini perlu adanya
implementasi dari kurikulum 2013. Begitu pembimbingan pada awal sebelum
juga dengan Natalina et al. (2016), pembelajaran, seperti panduan penggunaan
mengemukakan hasil penelitiannya bahwa dan cara pembelajaran menggunakan bahan
modul berbasis scientific approach pada ajar berbasis scientific sebelum siswa belajar
materi biologi dapat meningkatkan secara mandiri.
kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga
modul yang dikembangkan dapat digunakan DAFTAR PUSTAKA
sebagai alternatif dalam kegiatan Asta, I. K. R. dan A. A. G. Agung dan I. W.
pembelajaran. Widiana. 2015. Pengaruh pendekatan
SIMPULAN DAN SARAN saintifik dan kemampuan berpikir
kritis terhadap hasil belajar IPA. E-
Berdasarkan data yang diperoleh pada Journal PGSD Universitas Pendidikan
hasil dan pembahasan pengembangan maka Ganesha. 3(1): 1-10.
dapat disimpulkan yaitu: (1) validitas bahan
ajar fisika berbasis scientific approach pada
86 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 2, Juni 2019, hal 80-86
Dwitri Pilendia1
STKIP Muhammadiyah Sungai Penuh
Email: dwiptera@gmail.com1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan bahan ajar berbasis Adobe
Flash dalam pembelajaran fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah studi
literatur dari beberapa jurnal maupun prosiding hasil pengembangan bahan ajar
fisika berbasis Adobe Flash yang ada di Indonesia dari tahun 2010-2020. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Adobe Flash banyak digunakan dalam
pengembangan bahan ajar fisika khusnya bahan ajar elektronik. Adobe Flash
digunakan untuk membuat dasar dari bahan ajar yang dikembangkan seperti
pembuatan gambar, animasi dan simulasi. Beberapa bahan ajar yang banyak
memanfaatkan adobe flash diantaranya multimedia interaktif, flip book, media
interaktif berbasis android dan game. Pemilihan Adobe Flash efektif dalam
pengembangan bahan ajar dan meningkatkan ketertarikan siswa dalam
pembelajaran fisika.
Abstract
The purpose of this reseach is to explore development of learning material that has
been developed by using Adobe Flash in physics learning. This article uses literature
study method with study the result of research about using Adobe Flash in physics
learning material from 2010-2020. Based on study show that In Indonesia, the most
used software in physics learning material is Adobe Flash. Adobe Flash as a basic
for make picture, animation and simulation before combining with the other software.
Some of the learning material that used Adobe Flash like FlipBook, games, Mobile
Learning and Interactive Multimedia Learning. Using Adobe Flash is proved that can
give optimal result in physics learning process. It showed by increasing of students
result and interesting in physics learning.
1
JURNAL TUNAS PENDIDIKAN e ISSN-2621-1629
Vol.2. No. 2 (Februari 2020) http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pgsd/login
2
JURNAL TUNAS PENDIDIKAN e ISSN-2621-1629
Vol.2. No. 2 (Februari 2020) http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pgsd/login
3
JURNAL TUNAS PENDIDIKAN e ISSN-2621-1629
Vol.2. No. 2 (Februari 2020) http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pgsd/login
4
JURNAL TUNAS PENDIDIKAN e ISSN-2621-1629
Vol.2. No. 2 (Februari 2020) http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pgsd/login
6 Estianinur, Pengembangan
Astalini, dan Aplikasi Mobile
Pathoni, H. Learning
(2017) Menggunakan
Adobe Flash
Professional CS6
Berbasis Android
Pada Materi Ciri-
Ciri Gelombang Gambar 1. Perkembangan penggunaan Adobe
Mekanik untuk Flash dalam pengembangan bahan ajar Fisika
Kelas XI SMA
Berdasarkan Gambar 1 dapat
7 Khumaidi, A dan Pengembangan diketahui bahwa pada awal tahun
Sucahyo, I Mobile Pocket 2010 – 2013 penggunaan Adobe Flash
(2018). Book Fisika
Sebagai Media masih sebatas pembuatan media
Pembelajaran pembelajaran sederhana. Dimana
Berbasis Android pengembangan hanya menggunakan
Pada Materi Adobe Flash sebagai software utama
Momentum dan dalam pengembangan bahan ajar.
Impuls.
Tahun 2014 - sekarang
penggunaan Adobe Flash semakin
Berdasarkan Tabel 1 yang bervariasi namun yang paling sering
menunjukkan beberapa penelitian dan digunakan adalah Adobe Flash CS5
pengembangan media interaktif dapat dan Adobe Flash CS6. Seperti Adobe
5
JURNAL TUNAS PENDIDIKAN e ISSN-2621-1629
Vol.2. No. 2 (Februari 2020) http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pgsd/login
6
JURNAL TUNAS PENDIDIKAN e ISSN-2621-1629
Vol.2. No. 2 (Februari 2020) http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pgsd/login
7
JURNAL TUNAS PENDIDIKAN e ISSN-2621-1629
Vol.2. No. 2 (Februari 2020) http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pgsd/login
8
JURNAL TUNAS PENDIDIKAN e ISSN-2621-1629
Vol.2. No. 2 (Februari 2020) http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pgsd/login
10
Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 3 No. 1, April 2020, Hal. 33-40
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/kumparan_fisika
e-ISSN: 2655-1403 p-ISSN: 2685-1806
Diterima 23 Oktober 2019 Direvisi 11 April 2020 Disetujui 24 April 2020 Dipublikasikan 29 April 2020
https://doi.org/10.33369/jkf.3.1.33-40
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar fisika berbasis E-Modul. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan yang dilaksanakan dalam lima tahap yaitu potensi dan masalah, studi literatur dan pengumpulan
informasi, desain produk, validasi desain, dan desain teruji. Sampel atau sumber data penelitian ini yaitu guru fisika dan
siswa SMAN 2 Kota Bengkulu kelas X MIPA D. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar
observasi, lembar angket guru dan siswa, lembar angket uji validasi tim ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahan ajar fisika berbasis e-Modul yang dikembangkan termasuk dalam kategori valid dan merupakan desain teruji
karena mendapatkan respon positif dengan persentase total uji validitas yaitu 80,6% dan serta memiliki reliabilitas
tinggi pada validitas aspek isi dan penyajian dengan nilai koefisien sebesar 0,9 dan 0,88, aspek bahasa nilai koefisien
0,79 dengan kategori sangat tinggi, dan reliabilitas aspek media 0,91 dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan
penelitian pengembangan dan pembahasan yang dilakukan, didapatlah desain bahan ajar fisika berbasis e-modul pada
materi momentum di SMAN 2 Kota Bengkulu yang valid dan reliable.
ABSTRACT
This research aimed to develop physics teaching materials based on E-module. This research was is a development
research conducted in five stages, namely potention and problem, literature study and information gathering, product
design, design validation, and tested design .The sample or data source of this research were the Physic Teacher and
Student of SMAN 2 Bengkulu, class of X MIPA D. The instruments used in this research are observation sheet, teacher
and student questionnaire, test questionnaire of expert team validation test. The results showed that the e-module based
physics teaching materials developed included in the category good validity and as a tested design for getting a positive
response with the percentage of total validity test is 80.6% and also had reliability on the content aspect and served with
coefficient value equal 0.9 and 0.88, the coefficient value language aspect 0.79 with category very high reliability and
reliability media aspect 0,88 with category very high. Based on research development and discussion conducted,
resulting of e-module material design on momentum material at SMAN 2 Bengkulu was valid and reliable.
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh
terhadap dunia pendidikan termasuk dalam proses pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar disekolah-sekolah dan
lembaga pendidikan lainnya [1]. Perkembangan TIK tersebut juga dipengaruhi dari keberadaan
internet. Kehadirannya telah memberikan dampak terhadap kehidupan dalam berbagai aspek.
Keberadaan internet pada masa kini cukup menjadi sebuah kebutuhan bagi manusia untuk
menghadapi perkembangan global, yang mana kondisi ini juga dapat memberikan pengaruh
terhadap perilaku peserta didik dan dapat pula mempengaruhi gaya belajar peserta didik. Dengan
kata lain setiap orang ataupun termasuk peserta didik perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk
dapat beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang dalam menghadapi tantangan.
© 2020 Jurnal Kumparan Fisika 33
Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 3 No. 1, April 2020, Hal. 33-40 34
Hal baru yang sedang berkembang saat ini adalah cyber teaching atau pengajaran maya, yang
merupakan suatu proses pengajaran yang menggunakan internet. Istilah lain yang popular ialah e-
learning. E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN,
atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran [2]. Salah satu perkembangan dari e-learning
dalam dunia pendidikan yaitu berupa transformasi buku cetak menjadi sebuah bahan ajar berupa e-
book. E-book adalah singkatan dari elektronik book merupakan buku dalam versi digital, yang dapat
digunakan melalui perangkat elektronik [3]. E-book membantu pendidik dalam mengefektifkan dan
mengefisiensikan waktu pembelajaran, dengan berkembanganya e-book, maka berkembang pula
sumber bahan ajar berbasis E-Modul. E-Modul merupakan suatu paket pengajaran yang memuat
satu unit konsep dari bahan ajar yang disajikan dalam bentuk digital [4]. Cara menggunakan E-
Modul sangat mudah, hanya memerlukan laptop atau handphone berbasis android yang online, dan
untuk membuatnya juga cukup mudah. Pembuatan E-Modul cukup memerlukan aplikasi microsft
word atau PDF dan calibre. Calibre merupakan perangkat lunak yang gratis, open source dan lintas
platform dalam desain serta bias berjalan di Linux, OSX dan Windows. Perangkat lunak ini
menyimpan file e-book dalam database bersama dengan metadata dengan mudah diedit untuk
menggambarkan setiap buku, serta sinkron dengan e-book reader [5].Jika terjadi kesalahan dalam
pembuatan bisa langsung diperbaiki dengan cara di edit. Menggunakan ataupun membuat E-Modul
tidak diperlukan tinta maupun kertas sehingga biaya yang digunakan lebih hemat. E-Modul dapat
digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran dan sebagai bahan ajar mandiri bagi peserta didik.
Peserta didik dapat mengetahui seberapa jauh tingkat pemahamannya terhadap materi yang telah
disajikan dengan menggunakan E-Modul, karena pada E-Modul juga berisi evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik. Pada E-Modul terdapat pula gambar yang membuat E-Modul
terlihat lebih menarik untuk digunakan.
Kurikulum 2013 yang diterapkan telah menuntut peserta didik agar dapat melakukan
pembelajaran secara mandiri, namun peserta didik tidak disediakan buku yang sesuai dengan
kurikulum 2013 untuk membeli, peserta didik hanya disediakan untuk membeli LKS, sedangkan
pada LKS hanya berisi sedikit materi. Pada kurikulum 2013 ini juga diharuskan memanfaatkan
perkembangan teknologi dan informasi, guru berperan penting dan harus menguasai tentang
teknologi informasi dan komunikasi, serta mampu memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif.
Selain peserta didik, guru juga dapat memanfaatkan perkembangan TIK yang ada. Guru dapat
memanfaatkan internet untuk menunjang proses pembelajaran, dan dengan didukung perkembangan
perangkat komputer maupun handphone berbasis android, guru dan peserta didik melakukan
interaksi tidak hanya melalui tatap muka saja tetapi juga melalui media.
Berdasarkan hasil observasi di SMAN 2 Kota Bengkulu tahun ajaran 2017/2018 pada tanggal
5 Maret 2018 di kelas X MIPA D, siswa hanya menggunakan LKS sebagai sumber bahan ajar,
sedangkan siswa tidak disediakan untuk membeli buku paket, siswa hanya dipinjamkan buku paket
pada saat proses pembelajaran di sekolah. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran sudah
cukup baik akan tetapi guru juga membutuhkan bahan ajar berbasis elektronik yang dapat dijadikan
sumber belajar bagi peserta didik untuk mendukung kurikulum 2013 yang digunakan sekolah saat
ini, dimana siswa dituntut untuk dapat belajar sacara mandiri serta dapat dapat memanfaatkan
perkembangan TIK. Semua siswa sudah cukup pandai menggunakan handphone berbasis android,
laptop dan alat-alat elektronik lainnya yang dihubungkan dengan internet. SMAN 2 Kota Bengkulu
memiliki 4 ruangan laboratorium komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet dan dapat
digunakan oleh guru maupun pesera didik.
Dari observasi yang telah dilakukan, salah satu inovasi yang tepat untuk dikembangkan di
SMAN 2 Kota Bengkulu yaitu E-Modul, yang memanfaatkan teknologi dan komputer sebagai
perangkat media interaktifnya. E-Modul dapat diakses melalui laptop atau handphone berbasis
android dan bisa dimanfaatkan oleh guru maupun siswa. Berdasarkan hasil observasi di atas, maka
dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Desain Bahan Ajar Fisika Berbasis E-Modul
pada Materi Momentum di SMAN 2 Kota Bengkulu”. Adapun tujuan penelitian ini adalah
mengembangkan bahan ajar fisika berbasis E-Modul.
Pengembangan Desain Bahan Ajar Fisika Berbasis E-Modul pada Materi Momentum
Nadah Qolbi Shobrina, Indra Sakti, Andik Purwanto
Pengembangan Desain Bahan Ajar Fisika Berbasis E-Modul pada Materi Momentum
Nadah Qolbi Shobrina, Indra Sakti, Andik Purwanto
dengan adalah jumlah seluruh varian butir, adalah varian skor responden, N adalah
jumlah butir yang setara, adalah koefisien reliabilitas, A adalah skor responden, B adalah skor
butir, adalah varian total skor responden (A), dan adalah varian jumlah butir.
Hasil reliabilitas yang didapat dianalisis secara kuantitatif dan ditentukan interpretasi nilai
reliabilitasnya. Interpretasi nilai reliabilitas [11] dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Interpretasi Reliabilitas
Nilai Reliabilitas Interpretasi
0,00 r11 0,20 Sangat rendah
0,20 r11 0,40 Rendah
0,40 r11 0,70 Sedang
0,70 r11 0,90 Tinggi
0,90 r11 1,00 Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 3, hasil reliabelitas diinterpretasikan menjadi 5 kategori yaitu sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
siswa di kelas X MIPA D mempunyai handphone berbasis android, handphone berbasis android
yang dimiliki siswa digunakan untuk media sosial, bermain game, browsing dan berkomunikasi.
Sebanyak 4 siswa menggunakan handphone berbasis android lebih dari 5 jam, hanya 8 siswa
yang menggunakan handphone berbasis android untuk membaca artikel online. Oleh sebab itu,
dapat dikatakan bahwa perlu adanya pengembangan E-Modul yang bisa dimanfaatkan sebagai
bahan belajar siswa agar siswa dapat melakukan pembelajaran secara mandiri.
3.3 Desain Produk
Tahap selanjutnya pada penelitian ini adalah mendesain produk. Langkah pertama pembuatan
E-Modul adalah melakukan perencanaan perumusan unit modul terlebih dahulu meliputi silabus,
kompetensi inti, kompetensi dasar serta materi pembelajaran. Materi yang digunakan adalah materi
momentum. Berdasarkan silabus, kompetensi dasar pada materi momentum yaitu : 3.10)
Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan momentum dalam kehidupan
sehari-hari dan 4.10) Menyajikan hasil pengujian penerapan hukum kekekalan momentum,
misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana. Materi pada desain E-Modul dikutip dari
beberapa buku sesuai kebutuhan E-Modul yang dibuat. Desain awal didapat dari guru di SMAN
2 Bengkulu Utara [12] yang dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
JUDUL
Glosarium
I. PENDAHULUAN
Kompetensi Dasar dan Indikator
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Uraian Materi
Latihan Soal
Berdasarkan tabel 4, desain bahan ajar fisika berbasis E-Modul yang sudah dikembangkan berada
dalam kategori sangat valid dengan rata-rata persentase validitas isi 82,22%, validasi penyajian
81,11%, validitas bahasa dalam kategori valid dengan persentase 79,16%, dan validitas media
80,00%. Setelah mendapat hasil uji validitas selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas
ditunjukkan Tabel 5.
Tabel 5. Hasil uji reliabilitas
No Uji Validitas Nilai Koefisien Kategori
1 Isi 0,90 Reliabilitas sangat Tinggi
2 Penyajian 0,88 Reliabilitas Tinggi
3 Bahasa 0,79 Reliabilitas Tnggi
4 Media 0,91 Reliabilitas sangat Tinggi
Hasil uji reliabilitas dari keempat aspek yang didapat berdasarkan Tabel 5, berada dalam ketegori
reliabilitas tinggi, dengan nilai koefisien aspek isi 0,90, aspek penyajian 0,88, aspek bahasa 0,79
dan aspek media 0,91. Kemudian hasil uji reliabilitas yang didapat termasuk dalam kategori
reliabilitas tinggi dengan nilai koefisien validasi isi 0,90, validasi penyajian 0,88, validasi bahasa
0,79 dan validasi media 0,91.
Pengembangan Desain Bahan Ajar Fisika Berbasis E-Modul pada Materi Momentum
Nadah Qolbi Shobrina, Indra Sakti, Andik Purwanto
Pengembangan Desain Bahan Ajar Fisika Berbasis E-Modul pada Materi Momentum
Nadah Qolbi Shobrina, Indra Sakti, Andik Purwanto
Gambar 3. Bagian Sampul, Daftar Isi, dan Glosarium Produk Akhir E-Modul
Gambar 5. Bagian Contoh Soal, Percobaan, dan Latihan Soal Produk Akhir E-Modul
Gambar 6. Bagian Evaluasi Akhir, Kunci Jawaban, dan Sumber Produk Akhir E-Modul
Produk akhir yang telah direvisi merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan
rancangan level 1 yaitu desain teruji yang merupakan hasil uji internal dan perbaikan dari
saran tim ahli [6]. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa apabila E-Modul telah diuji
validitasnya dan dilakukan perbaikan, maka E-Modul tersebut layak untuk digunakan [13].
DAFTAR PUSTAKA
[1] Muhson, A., 2010, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, No 2, Vol. 8, hal. 1-10.
[2] Rusman, Kurniawan, D., dan Riyana, C., 2013, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta.
[3] Fitria, T. N., dan Heliawan, Y. A., 2017, Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Prodi S1
Akuntansi dalam Memahami Buku, e-Book dan Artikel/Jurnal Akuntansi Berbahasa Inggris,
Jurnal Akuntansi dan Pajak, No.2, Vol. 17, hal. 1-13.
[4] Fausih, M., 2015, Pengembangan Media E-Modul Mata Pelajaran Produktif Pokok Bahasan
“Instalasi Jaringan LAN (Local Area Network)” untuk Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Komputer Jaringan di SMK Negeri 1 Labang Bangkalan Madura, Jurnal Mahasiswa
Teknologi Pendidikan, No. 1, Vol. 1, hal. 1-9.
[5] Saepuloh, D., 2016, Perpustakaan Elektronik (E-Library) Menggunakan Calibre. Jurnal Pari,
No. 2, Vol. 2, hal. 92-96.
[6] Sugiyono, 2017, Metode Penelitian dan Pengembangan, Alfabeta, Bandung.
[7] Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
[8] Sudijono, 2009, Statistik Pendidikan, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
[9] Septiani, A., Syakbaniah, dan Mufit, F., 2013, Pengembangan Bahan Ajar CD Interaktif
Berbentuk Power-Point Materi Suhu dan Kalor untuk Pembelajaran Fisika Kelas X SMA,
Pillar of Physics Education, Vol. 2, hal. 49-56.
[10]Susetyo, B., 2015, Penyusunan dan Analisis Tes, PT. Refika Aditama, Bandung.
[11] Jihad, A. dan Haris, A., 2012, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.
[12] Suhari, 2017, Modul Fisika Elektronika SMA, SMAN 2 Bengkulu Utara, Tidak Diterbitkan.
[13] Nurjannati, N., Rahmad, M., dan Irianti, M., 2017, Pengembangan E-Modul Berbasis Literasi
Sains pada Materi Radiasi Elektromagnetik, Jurnal Online Mahasiswa Universitas Riau,
No. 2, Vol 4, hal 1-11.
Pengembangan Desain Bahan Ajar Fisika Berbasis E-Modul pada Materi Momentum
Nadah Qolbi Shobrina, Indra Sakti, Andik Purwanto
Physics Education Research Journal Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
P-ISSN: 2685-6190
e-ISSN: 2714-7746
Received: May 19th, 2021. Accepted: July 22th, 2021. Published: August 29th, 2021
Abstrak
Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting di dalam
pembelajaran. Keterampilan proses dapat didekati dengan cara
menyelidiki suatu fenomena. Penelitian.ini
bertujuan.mengembangkan.bahan ajar Fisika berbasis way of
investigating untuk meningkatkan keterampilan proses siswa.
Penelitian ini menggunakan desain Research and Development (R&D).
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi,
angket, dan dokumentasi. Sampel penelitian diambil secara purposive
sampling. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa bahan ajar
yang dikembangkan berkategori sangat valid dan layak digunakan
dengan rerata nilai sebesar 89,97. Keterbacaan bahan ajar berada
pada kategori baik dengan nilai 77,88. Uji gain keterampilan proses
pada kelas eksperimen sebesar 0,303 berada dalam kategori sedang,
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,297 berada dalam kategori
rendah. Respons siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan
sangat baik, dengan persentase rata-rata 86,65%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis way of investigating layak
digunakan dalam “pembelajaran fisika, terutama untuk
meningkatkan keterampilan proses siswa.
Abstract
Process skills are very important in learning. Process skills can be
approached by investigating a phenomenon. This research aims to
develop way of investigating physics teaching materials to improve
students' process skills. This study uses a Research and Development
doi:10.21580/perj.2021.3.2.8719
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 103
Phy. Educ. Res. J. Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
104 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J.Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 105
Phy. Educ. Res. J. Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
106 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J.Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
kepada 20 siswa. Hasil uji coba soal pengantar, KI dan KD yang akan
tes ini dianalisis untuk menentukan dicapai dalam kegiatan“pembelajaran,
validitas, reliabilitas, daya beda dan petunjuk belajar, sajian isi buku, daftar
tingkat kesukaran soal. isi, penyelidikan sains dengan berbasis
3) Metode observasi, digunakan way of investigating yang memuat
untuk mengukur kompetensi keterampilan proses, penjelasan
keterampilan proses, mengetahui materi, diskusi, zona berpikir, tokoh
aktivitas semua siswa pada proses sains, info sains, rangkuman, uji
pelaksanaan pembelajaran di kelas kompetensi yang berisi pertanyaan
eksperimen dan kelas kontrol. mengenai bab yang dibahas, kunci
4) Metode angket, digunakan untuk jawaban, glosarium, dan daftar
mengetahui respons terhadap pustaka.
bahan ajar yang dikembangkan. Sebelum diujicobakan, bahan ajar
Analisis metode observasi dan terlebih dahulu divalidasi oleh tiga
angket ini menggunakan teknik validator untuk menilai validitas dan
rating scale, yaitu skor 1 untuk tidak kelayakannya. Skor dari masing-
baik, skor 2 untuk cukup baik, skor masing validator dirata-rata hingga
3 untuk baik dan skor 4 untuk diperoleh skor akhir. Rata-rata skor
sangat baik. validitas dan kelayakan bahan ajar
dari ketiga validator adalah 89,97
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat dilihat pada Tabel 1.
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 107
Phy. Educ. Res. J. Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
Nilai
(Hartono, 2013). 40
Berdasarkan analisis tes rumpang, 30
20
diketahui bahwa tingkat keterbacaan
10
bahan ajar yang dikembangkan 0
memiliki skor 77,88 atau termasuk A B C D E F G
108 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J.Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
dan mencatat hasil praktikum. Hal ini mendapatkan respons positif dari
sesuai dengan pendekatan yang siswa, dengan persentase 86,65 %. Hal
digunakan yaitu berbasis way of tersebut menunjukkan bahwa siswa
investigating. Siswa dilatih untuk merasa nyaman ketika menerapkan
menginvestigasi permasalahan dalam pembelajaran dengan bahan ajar
fisika dan dilatih untuk berbasis way of investigating.
mengemukakan pendapat. Pemanfatan bahan ajar erat kaitanya
Ketertarikan dan antusias di dalam dengan peningkatan kualiatas
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran yang diharapkan dapat
alat laboratorium dapat memberikan pengalaman belajar yang
mempermudah siswa dalam bermakna bagi siswa (Materi & Dan,
melakukan way of investigating untuk 2015). Pembelajaran yang bermakna
meningkatkan keterampilan proses adalah pembelajaran yang dimulai
pada materi tekanan (Hanisa, 2013). dari lingkungan sekitar.
Pada indikator menganalisis dan Bahan ajar merupakan salah satu
mengkomunikasikan kesimpulan, di fasilitas untuk mentransfer ilmu
kedua kelas mendapat nilai paling pengetahuan. Bahan ajar yang baik
rendah. Hal ini disebabkan siswa dapat mencakup semua materi dan
belum terbiasa untuk menganalisis dikemas secara tepat, sehingga siswa
dan menyimpulkan hasil dari kegiatan mampu menerima materi dengan
yang telah dilakukan dan terdapat baik. Siswa yang dapat dengan mudah
rasa takut untuk menyampaikan menerima dan menguasai materi akan
pendapat. Meskipun demikian, memiliki kemampuan yang lebih
terdapat peningkatan dari praktikum I bagus (Susanti et al., 2015).
ke praktikum II. Oleh karena itu, Bahan ajar berbasis way of
kegiatan pembelajaran semacam ini investigating dalam penelitian ini
harus selalu ditanamkan dan dilatih dikembangakan untuk membantu
agar pola pikir siswa dapat terstruktur siswa dalam meningkatkan
dengan baik. Pada indikator sikap juga keterampilan proses (Furqan et al.,
terdapat peningkatan, karena pada 2016; Redhana, 2019). Pembelajaran
setiap pembelajaran selalu yang berbasis way of investigating
ditanamkan sikap jujur, teliti dan mengajak siswa untuk menyelidiki
tanggung”jawab. suatu permasalahan dan menemukan
Data untuk uji “gain keterampilan jawaban yang dijadikan suatu konsep.
proses kelas eksperimen dan kelas Keterampilan proses yang tinggi akan
kontrol diperoleh melalui nilai lembar diiringi dengan peningkatan hasil
observasi praktikum I” dan II. Nilai n- belajar siswa (Ilmi et al., 2016; Puspita,
gain pada kelas eksperimen sebesar 2019).
0,303 berada dalam kategori sedang, Bahan ajar berbasis way of
sedangkan kelas kontrol sebesar 0,297 investigating dapat membantu siswa
berada dalam kategori rendah. Bahan untuk meningkatkan keterampilan
ajar yang dikembangkan proses untuk menghasilkan konten
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 109
Phy. Educ. Res. J. Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
110 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J.Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 111
Phy. Educ. Res. J. Vol. 3 No. 2 (2021), 103-112
112 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika
Vol. 12 No. 2 – September 2021, p159-165
p-ISSN 2086-2407, e-ISSN 2549-886X
Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/JP2F
DOI: 10.26877/jp2f.v12i2.8970
Abstrak. Salah satu model pembelajaran aktif dalam pelajaran fisika yang sesuai dengan
tuntutan K13 adalah Project based Learning. Model PjBL dapat diintegrasikan dalam suatu
bahan ajar. Jenis penelitian ini adalah meta analisis yang mengukur pengaruh model PjBL
dalam variasi bahan ajar fisika terhadap hasil belajar siswa SMA/SMK. Tujuan penelitian yaitu
untuk melihat seberapa besar pengaruh bahan ajar PjBL yang dikategorikan berdasarkan jenis
bahan ajar, SMA atau SMK, jenjang kelas dan aspek hasil belajar. Data diperoleh dari 12
artikel terkait topik penelitian. Analisis besar pengaruh PjBL dalam variasi bahan ajar diukur
berdasarkan effect size. Hasil penelitian menunjukan bahwa model PjBL paling efektif
diintegrasikan dalam bahan ajar E-LKS di SMK pada jenjang kelas XI. Model PjBL dalam
variasi bahan ajar efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Kata kunci: Project based Learning, Bahan Ajar, Fisika
Abstract. One of the active learning models in physics lessons that is in accordance with the
demands of K13 is Project based Learning. The PjBL model can be integrated into a teaching
material. This type of research is a meta-analysis that measures the effect of the PjBL model in
the variation of physics teaching materials on the learning outcomes of high school/vocational
high school students. The purpose of the research is to see how much influence PjBL teaching
materials have which are categorized based on the type of teaching materials, SMA or SMK,
grade level and aspects of learning outcomes. Data were obtained from 12 articles related to the
research topic. The analysis of the magnitude of the influence of PjBL in the variation of
teaching materials is measured based on the effect size. The results showed that the PjBL
model was most effectively integrated into E-LKS teaching materials in SMK at the XI grade
level. The PjBL model in a variety of teaching materials is effective for improving student
learning outcomes covering aspects of knowledge, skills and attitudes.
Keywords: Project based Learning, Teaching Materials, Physics
1. Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia harus dapat berperan serta positif dalam era globalisasi. Maka perlu
dipersiapkan sedini mungkin untuk menyongsong era tersebut [1]. Kehidupan di abad 21 menuntut
berbagai keterampilan yang harus dikuasai seseorang. Pendidikan harus mampu mempersiapkan
peserta didik untuk menguasai berbagai keterampilan tersebut agar menjadi sukses individu dalam
kehidupan [2].
Pembelajaran di abad 21 membutuhkan integrasi pembelajaran dengan proses kehidupan sehari-
hari [3]. Belajar di abad 21 harusnya konteks, terkait dengan kehidupan komunitas, berpusat pada
siswa dan kolaboratif [4]. Lulusan pendidikan harus memiliki kompetensi yang baik untuk bersaing di
160 JP2F, Volume 12 Nomor 2 September 2021
abad 21 [5]. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah senantiasa melakukan upaya peningkatan
kualitas siswa. Komponen yang sangat menentukan keberhasilan siswa adalah kegiatan pembelajaran.
Kegiatan belajar dapat dilakukan dengan baik, benar, tepat, dan berhasil optimal jika guru memiliki
strategi atau model pembelajaran yang dapat membantu siswa mengoptimalkan kegiatan belajarnya.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 (pasal 1) pembelajaran adalah proses interaksi
antar siswa, antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar [6]. Kegiatan
ini merupakan kegiatan pokok dan paling strategis dalam mengantar siswa mencapai kompetensi yang
dicita-citakan oleh kurikulum. Kurikulum 2013 saat ini menuntut siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran aktif adalah Project based Learning. Dalam kurikulum 2013 istilah
model dan pendekatan mengisyaratkan perbedaan arti [7]. Model pembelajaran berbasis proyek
memberikan beberapa keuntungan yang akan meningkatkan pemahaman siswa, diantaranya pertama
siswa memiliki kesempatan untuk menjadi "ahli" dengan melakukan penelitian mereka, 2) proyek
dapat membiasakan siswa untuk melakukan penyelidikan lebih dalam. Project based Learning (PjBL)
dipandang sebagai filosofi pembelajaran yang memberikan kebebasan untuk guru untuk
menerapkannya [8]. Proyek langkah-langkah dasar untuk mempersiapkan dan merealisasikan
pekerjaan yaitu a) pekerjaan persiapan, b) membaca latar belakang, c) pencarian literatur, d) realisasi,
e) laporan, f) presentasi, g) diskusi, h) kesimpulan [9].
Fisika merupakan ilmu pengetahuan alam yang mempelajari unsur-unsur dasar pembentuk alam
semesta, gaya-gaya yang bekerja didalamnya, dan akibat-akibatnya. Fisika merupakan ilmu dengan
karakteristik khusus, antara lain berkembang dari hasil penyelidikan atau penelitian. [10]. Model PjBL
cocok untuk pembelajaran fisika. Melalui PjBL, siswa harus menyadari bahwa masalah dunia nyata
lebih dari sekedar menyelesaikan latihan dengan set persamaan yang tepat. Karena itu, tidak sulit
untuk melihat mengapa PjBL tampak sebagai pilihan intuitif di berbagai jenis tujuan pembelajaran
interdisipliner [11].
Untuk menerapkan model PjBL pada mata pelajaran fisika SMA/SMK diperlukan suatu bahan ajar.
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak,
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar [12]. Tersedianya
bahan ajar yang berkualitas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan tentunya akan
berdampak pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dirasa perlu dilakukan sebuah penelitian meta analisis.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah pengaruh model PjBL dalam suatu bahan ajar fisika
terhadap hasil belajar siswa di SMA/SMK. Penelitian meta analisis merupakan solusi yang tepat
dikarenakan beberapa alasan. Pertama, melihat kekonsistenan dari hasil penelitian. Kedua, melihat
penelitian yang cakupannya lebih luas. Ketiga, melihat kesimpulan penelitian yang lebih luas.
Adapun tujuan penelitian pada penelitian ini yaitu, pertama untuk melihat seberapa besar pengaruh
model PjBL dalam suatu bahan ajar terhadap hasil belajar fisika SMA/SMK berdasarkan jenis bahan
ajar. Kedua untuk melihat seberapa besar pengaruh model PjBL dalam suatu bahan ajar terhadap hasil
belajar fisika di SMA dan SMK. Ketiga untuk melihat seberapa besar pengaruh model PjBL dalam
suatu bahan ajar terhadap hasil belajar fisika di SMA/SMK berdasarkan jenjang kelas. Keempat untuk
melihat seberapa besar pengaruh model PjBL dalam suatu bahan ajar terhadap hasil belajar fisika di
SMA/SMK berdasarkan aspek hasil belajar.
2. Metode
Penelitian ini adalah sebuah penelitian meta analisis. Analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif dengan effect size sebagai landasan utama penelitian meta analisis. Kegunaan effect size
(ES) yaitu untuk melihat pengaruh hubungan antar variabel dan sebagai rangkuman statistik pada meta
analisis.
Langkah pertama, menetapkan rumusan masalah. Kedua, peneliti mengumpulkan dan memilih
jurnal yang relevan dengan topik yang akan diteliti. Topik yang diteliti disesuaikan dengan rumusan
masalah penelitian ini. Kriteria pemilihan jurnal yaitu a) merupakan penelitian mengenai model PjBL,
b) merupakan suatu bahan ajar cetak maupun non cetak, c) diimplementasikan pada pembelajaran
Meta Analisis Pengaruh Model Project Based Learning.... 161
Fisika SMA/SMK. Ketiga, dihitung besar effect size dari setiap jurnal yang relevan. Perhitungan
diperoleh dari rumus yang sesuai dengan data yang diberikan jurnal. Keempat, effect size-nya dirata-
ratakan dan dikategorikan sesuai dengan variabel moderator yang ingin dilihat ukuran pengaruhnya.
Kelima, membuat kesimpulan secara sederhana dan menyeluruh [13].
Adapun cara memperoleh nilai ES yaitu [14]:
4) t-hitung
Ukuran efek dikategorikan pada tingkatan menurut Cohen’s sebagaimana pada Tabel 1 [15]:
Tabel 1. Kategori effect size.
Effect Size Kategori
0 ES 0,2 Rendah
0,2 ES 0,8 Sedang
ES 0,8 Tinggi
A. Pengaruh model PjBL dalam variasi bahan ajar di SMA/SMK berdasarkan jenis bahan ajar
162 JP2F, Volume 12 Nomor 2 September 2021
Hasil pertama dalam penelitian ini terkait pengaruh model PjBL dalam variasi bahan ajar fisika
SMA/SMK ditinjau dari jenis bahan ajar. Perhitungan effect size yang diperoleh disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Effect size model PjBL dalam variasi bahan ajar Fisika SMA/SMK
berdasarkan jenis bahan ajar.
Jenis Bahan Ajar Kode Artikel Effect Size Rata-rata Effect Size Kategori
J1 0,5
J3 0,69
J4 0,9
J6 1,6
LKS 1,14 Tinggi
J8 0,3
J9 1,18
J11 1,97
J12 2
E-LKS J5 3,4 3,4 Tinggi
E-Module J2 0,6 0,6 Sedang
Modul J10 1,07 1,07 Tinggi
Buku J7 1,4 1,4 Tinggi
B. Pengaruh model PjBL dalam variasi bahan ajar di SMK dan di SMA
Hasil kedua dalam penelitian ini terkait pengaruh model PjBL dalam variasi bahan ajar fisika di
SMA atau SMK. Perhitungan effect size yang diperoleh disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Effect size model PjBL dalam variasi bahan ajar Fisika di SMA atau SMK
SMA/SMK Kode Artikel Effect Size Rata-rata Effect Size Kategori
J1 0,5
J3 0,69
J4 0,9
J5 3,4
SMA J6 1,6 1,29 Tinggi
J8 0,3
J9 1,18
J10 1,07
J12 2
J2 0,6
SMK J7 1,4 1,32 Tinggi
J11 1,97
C. Pengaruh model PjBL dalam variasi bahan ajar di SMA/SMK berdasarkan jenjang kelas
Hasil ketiga dalam penelitian ini terkait pengaruh model PjBL dalam variasi bahan ajar fisika
SMA/SMK ditinjau dari jenjang pendidikan. Perhitungan effect size yang diperoleh disajikan
pada Tabel 5.
Tabel 5. Effect size model PjBL dalam variasi bahan ajar Fisika SMA/SMK
berdasarkan jenjang pendidikan.
Kelas Kode Artikel Effect Size Rata-rata Effect Size Kategori
J3 0,69
J4 0,9
J6 1,6
X J7 1,4 1,26 Tinggi
J9 1,18
J10 1,07
J12 2
J1 0,5
XI 1,35 Tinggi
J2 0,6
Meta Analisis Pengaruh Model Project Based Learning.... 163
J5 3,4
J8 0,3
J11 1,97
D. Pengaruh model PjBL dalam variasi bahan ajar di SMA/SMK terhadap hasil belajar
Hasil keempat dalam penelitian ini terkait pengaruh model PjBL dalam variasi bahan ajar fisika
SMA/SMK ditinjau dari aspek hasil belajar. Perhitungan effect size yang diperoleh disajikan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Effect size model PjBL dalam variasi bahan ajar Fisika SMA/SMK
berdasarkan aspek hasil belajar.
Hasil Belajar Kode Artikel Effect Size Rata-rata Effect Size Kategori
J1 0,5
J2 0,6
J3 0,69
J5 3,4
Pengetahuan J6 1,6 1,34 Tinggi
J8 0,3
J10 1,07
J11 1,97
J12 2
J4 0,9
Keterampilan 1,15 Tinggi
J7 1,4
Sikap J9 1,18 1,18 Tinggi
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh model PjBL dalam suatu bahan ajar fisika
SMA/SMK dengan meninjau dan menganalisis dari beberapa variabel moderator, yaitu jenis bahan
ajar, SMA atau SMK, jenjang kelas dan aspek hasil belajar. Ada 12 jurnal yang telah diperoleh dan
sesuai dengan kriteria penelitian serta memungkinkan untuk dihitung effect size. Sumber pengumpulan
data diantaranya Journal of Physics, Google Scholar dan lain-lain. Hasil perhitungan effect size ke-12
jurnal dapat dilihat pada Tabel 1. Selanjutnya jurnal-jurnal tersebut dikategorikan kedalam variabel
moderator.
Hasil pertama yaitu mengenai pengaruh model PjBL dalam suatu bahan ajar berdasarkan jenis
bahan ajar. Dari jurnal yang dianalisis dan dihitung effect size-nya, terdapat lima kategori jenis bahan
ajar yaitu LKS, E-LKS, Modul, E-Modul, dan Buku. Effect size bahan ajar E-Modul dikategorikan
sedang. Artinya bahan ajar ini memiliki cukup pengaruh untuk meningkatkan hasil belajar fisika di
SMA/SMK. Sedangkan effect size untuk bahan ajar LKS, E-LKS, Modul dan Buku dikategorikan
tinggi. Artinya, keempat bahan ajar ini efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar fisika di
SMA/SMK. Bahan ajar E-LKS adalah bahan ajar yang memiliki effect size tertinggi. Hal ini sesuai
dengan penelitian oleh Nuruddin & Charis [28] menyatakan bahwa E-LKS yang dirancang bersifat
melengkapi sistem pembelajaran siswa di kelas yang sudah berjalan saat ini, namun memberikan nilai
tambah dan keuntungan bagi siswa dan guru. E-LKS memberi kemudahan akses, efisiensi prasarana
fisik, konsistensi bahan ajar dan dengan cepat diperbarui, mendukung keanekaragaman dan volume
siswa yang besar, pengurangan biaya dan waktu, fleksibilitas serta menciptakan lingkungan
pembelajaran yang bebas serta bertanggungjawab.
Selanjutnya hasil kedua yaitu pengaruh model PjBL dalam suatu bahan ajar yang dikategorikan
kedalam SMA atau SMK. Terdapat sembilan artikel di SMA dan 3 artikel di SMK. Effect size tertinggi
ada di SMK. Artinya, meskipun penggunaan model PjBL yang diintegrasikan dalam suatu bahan ajar
lebih sering di SMA, tetapi penggunaannya akan lebih berpengaruh apabila diterapkan di SMK.
Purnawan dalam Rais [29] mengungkapkan bahwa pendidikan di bidang keteknikan, selain
memberikan teori-teori yang cukup, juga perlu memberikan contoh-contoh pemecahan proyek-proyek
nyata dengan memanfaatkan strategi belajar yang mendukung pendidikan bidang keteknikan.
Pendapat ini mendukung temuan peneliti bahwa model PjBL dalam suatu bahan ajar lebih
berpengaruh pada siswa SMK. Implementasi konstruktivistis dapat memberikan kesempatan belajar
164 JP2F, Volume 12 Nomor 2 September 2021
dan terciptanya kondisi peran aktif siswa dalam belajar. PjBL didasarkan pada konstruktivisme. Siswa
dalam pembelajaran berbasis proyek terlibat langsung di lingkungan kehidupan nyata dalam
memecahkan masalah, sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih permanen.
Kemudian hasil ketiga yaitu pengaruh model PjBL dalam suatu bahan ajar berdasarkan jenjang
kelas. Hasil temuan menunjukan bahwa penggunaan model PjBL dalam suatu bahan ajar memiliki
pengaruh yang tinggi. Effect size tertinggi ada pada jenjang kelas XI. Pembelajaran Fisika yang sesuai
dengan kurikulum 2013 adalah pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dan diharapkan mampu
mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya secara utuh.
Kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedarnya penguasaan kumpulan fakta, konsep, dan prinsip
melainkan juga aktivitas peserta didik secara langsung dalam membangun pengetahuan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Grant & Tamim [30] menyimpulkan bahwa PjBL dapat mendukung,
memfasilitasi, dan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran, dan sekaligus juga dapat
memperkaya kreativitas belajar siswa. Keuntungan - keuntungan pembelajaran berbasis proyek yaitu
dapat 1) menciptakan suasana belajar yang bervariasi, 2) menghindarkan dari atmosfer kebosanan
yang biasa di dapat di sekolah, dan 3) membuat lingkungan belajar lebih menarik, menyenangkan,
menggairahkan, dan membanggakan bagi siswa [31]. Berdasarkan alasan tersebut maka pembelajaran
berbasis proyek perlu untuk diterapkan dalam proses pembelajaran fisika.
Hasil keempat yaitu pengaruh model PjBL dalam suatu bahan ajar terhadap hasil belajar fisika di
SMA/SMK. Rata-rata effect size dari 12 jurnal yang dianalisis dapat dikategorikan tinggi untuk semua
aspek hasil belajar meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hal ini menunjukan bahwa model
PjBL yang diintegrasikan dalam suatu bahan ajar efektif meningkatkan hasil belajar fisika di
SMA/SMK. Keunggulan penerapan model project based learning yaitu: 1) meningkatkan motivasi
belajar peserta didik untuk belajar mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu dihargai; 2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah; 3) membuat
peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks; 4)
meningkatkan kolaborasi: 5) mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi; 6) meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber; 7)
memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;
8) menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang
berkembang sesuai dunia nyata; 9) melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi
dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata; 10)
membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran [32].
Siswa membutuhkan bahan ajar yang lebih menarik dan dapat memudahkan siswa untuk belajar
dan menyerap semua informasi yang terkandung dalam bahan ajar sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang efektif dan inovatif [33]. Model PjBL memiliki banyak keunggulan seperti yang
dijelaskan sebelumnya. Maka dari itu model PjBL sangat cocok diintegrasikan kedalam bahan ajar
fisika SMA/SMK, sesuai dengan temuan penelitian yang menunjukan bahwa model PjBL dalam suatu
bahan ajar fisika efektif untuk ketiga aspek hasil belajar. Akan tetapi perlu untuk memperhatikan jenis
bahan ajar, implementasi di SMA atau SMK serta jenjang kelas.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa data terkait dengan tujuan penelitian. Pertama, model
PjBL paling efektif diintegrasikan ke dalam bahan ajar E-LKS. Kedua, model PjBL dalam suatu bahan
ajar paling efektif diterapkan di SMK dari pada di SMA. Ketiga, model PjBL dalam suatu bahan ajar
paling efektif diterapkan pada siswa kelas XI. Keempat, model PjBL dalam suatu bahan ajar efektif
meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada aspek pengetahuan.
Penelitian ini dapat menjawab seputar kesenjangan hasil dari berbagai hasil studi sejenis. Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi pertimbangkan pemilihan bahan ajar fisika berbasis PjBL, baik dari segi
jenis bahan ajar, SMA/SMK dan jenjang kelas berdasarkan temuan penelitian. Disarankan untuk
penelitian meta analisis selanjutnya agar dilakukan dengan mengumpulkan hasil penelitian yang lebih
besar.
Meta Analisis Pengaruh Model Project Based Learning.... 165
Daftar Pustaka
[1] Nurkholis 2013 Jurnal Kependidikan 1 1 p 22-244
[2] Mufit F Asrizal Hanum S A dan Fadhilah A 2020 International Conference on Research and
Learning of Physics (Padang: IOP Publishing) p 1-12
[3] Sagala R, Umam R, dan Thahir A 2019 European Journal Of Educational Research 8 3 p 753-761
[4] Asrizal, Amran, Ananda, Festiyed, and Sumarmin 2018 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 7 4 p
442-450
[5] Asrizal, Amran, Ananda dan Festiyed 2018 IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering (Padang: IOP Publishing) p 1-8
[6] Pemerintah Republik Indonesia 2013 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta
[7] Mufit F, Asrizal dan Puspitasari R 2020 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika
6 2 p 267-278
[8] Ardiyono T, Akhyar M dan Efendi A 2019 Proceedings of the 1st Seminar and Workshop on
Research Design, for Education, Social Science, Arts, and Humanities (Surakarta: Seword
Fressh) p 1-5
[9] Holubova R 2008 US-China Education Review 12 5 p 27-36
[10] Desnita dan Susanti D 2017 Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika 3 1 p 35-42
[11] Miles MacLeod dan Jan T van der Veen (2020) European Journal of Engineering Education
45 3 p 363-377
[12] Prastowo A 2019 Pengembangan Bahan Ajar Tematik (Jakarta: Kencana)
[13] Izzah N, Asrizal dan Festiyed 2021 Jurnal Pendidikan Fisika FKIP UM Metro 9 1 p 114-132
[14] Becker K dan Park K 2011 Journal of STEM Education 12 5&6 p 23-37.
[15] Cohen J 1988 Statistical Power Analysis for The Behavior Science (2nd ed.) (Hillsdale, NJ:
Lawrance Earlbaum Associations)
[16] Kartika S dkk 2018 Journal of Physics: Conference Series (Bandung: IOP Publishing) p 1-7
[17] Laili I, Ganefri dan Usmeldi 2019 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 3 3 p 306-315
[18] Wulansari R dkk 2018 Journal of Physics: Conference Series (Bandung: IOP Publishing) p 1-8
[19] Made I A, Ita E R dan Raihanati 2019 AIP Conference Proceedings (Jakarta: AIP Publishing) p
1-6
[20] Pandu L, Zulkarnaen dan Subagiyo L 2017 International Conference on Education and
Technology (East Kalimantan: Atlantis Press) p 198-202
[21] Wayan I S, Ketut N R dan Wayan I W 2020 International Journal of Instruction 13 1 p 489-508
[22] Made N S, Wayan I S, and Made N P 2018 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia
8 2 p 81-89
[23] Khasanah, Sarwi dan Masturi 2015 Unnes Physics Education Journal 4 2 p 83-89
[24] Sari W, Murtiani dan Gusnedi 2015 Pillar of Physics Education 5 p 121-128
[25] Juan J R 2016 International Journal of Education and Research 4 9 p 29-40
[26] Usmeldi 2018 5th UPI International Conference on Technical and Vocational Education and
Training (Padang: Atlantis Press) p 14-17
[27] Monika Y, Mayub A dan Purwanto A 2018 Jurnal Kumparan Fisika 1 2 p 25-30
[28] Nuruddin A S dan Charis M 2014 Jurnal Teknik UNISFAT 10 1 p 25-35
[29] Rais M 2010 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran 43 3 p 246-252
[30] Grant M M dan Tamim S R 2013 Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning 7 2 p 72-
101
[31] Yalcin S A, Turgut U dan Buyukkasap E 2009 International Online Journal of Education
Science 1 1 p 81-105
[32] Nurfitriyanti M 2016 Jurnal Formatif 6 2 p 149-160
[33] Desnita, Putra A, Hamida S, Marsa P B dan Novisya D 2021 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 7
1 p 92-101
JURNAL KEPENDIDIKAN P-ISSN: 2580-5525│E-ISSN: 2580-5533
Volume 5, Nomor 2, 2021, Halaman 178-193 https://journal.uny.ac.id/index.php/jk/
Mustika Wati, Muhammad Hafiz Ridho, Misbah, dan Fauzia Dwi Sasmita
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia
email: mustika_pfis@ulm.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan
materi ajar fisika bermuatan authentic learning pada pokok bahasan gerak melingkar. Jenis
Penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (R&D) dengan model ASSURE.
Desain uji coba pada penelitian ini berupa one-group pretest-posttest design. Subjek uji
coba pada penelitian ini ialah 27 orang peserta didik kelas X program matematika dan
ilmu pengetahuan alam di salah satu SMA Negeri di Banjarmasin. Teknik pengumpulan
data diperoleh melalui instrumen tes dan instrument non-tes. Instrumen tes berupa tes hasil
belajar pretest dan posttest peserta didik level C1 hingga C5. Sementara instrumen non-tes
berupa lembar validitas materi ajar dan angket respons peserta didik. Analisis data dilakukan
dengan menganalisis rata-rata skor validitas dari para ahli untuk mengukur validitas, rata
skor angket respons peserta didik untuk mengukur kepraktisan, dan uji n-gain dari hasil
belajar pretest-posttest untuk mengukur efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
materi ajar fisika bermuatan authentic learning pada pokok bahasan gerak melingkar layak
digunakan dalam proses pembelajaran.
Kata kunci: materi ajar, authentic learning, gerak melingkar
Abstract
This study aimed to describe the validity, practicality, and effectiveness of physics teaching
materials containing authentic learning on the subject of circular motion. The type of research
used is development research (R&D) with the ASSURE model. The trial design in this study
was a one-group pretest-posttest design. The test subjects in this study were 27 students
of class X Mathematics and natural science program at one of the public high schools in
Banjarmasin. Data collection techniques were obtained through test and non-test instruments.
The test instrument is in the form of pretest and posttest levels C1 to C5. Meanwhile, non-test
instruments were in the form of validity sheets of teaching materials and student response
questionnaires. The data analysis was carried out by analyzing the average validity score of
the experts to measure validity, the average student response questionnaire score to measure
practicality, and the n-gain test of pretest-posttest learning outcomes to measure effectiveness.
The results showed that the physics teaching material with authentic learning content on the
circular motion was feasible to be used in the learning process.
Keywords: learning material, authentic learning, circular motion
178
Wati, M. dkk.: Pengembangan Materi Ajar Fisika ...
179
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 5, Nomor 2, 2021, Halaman 178-193
tanggung jawab sosial peserta didik terkait memperkenalkan alat budaya dari mata
dengan kontribusinya bagi masyarakat. pelajaran yang diajarkan dan membantu
Dengan demikian, pengembangan materi peserta didik agar peserta didik mampu
ajar dengan mengintegrasikan kearifan menginternalisasinya.
lokal budaya setempat merupakan hal Penelitian mengenai pengembangan
penting sebagai upaya meningkatkan materi ajar fisika terkait lingkungan atau
kualitas pembelajaran. Aydin dan Aytekin kearifan lokal telah banyak dilakukan,
(2018, p. 29) menyatakan pentingnya seperti kearifan lokal Kalimantan Tengah
pengembangan materi ajar sebagai sumber pada materi impuls dan momentum
belajar yang beguna, tidak hanya bagi (Makhmudah dkk., 2019, p.181) kearifan
diri peserta didik namun juga dengan lokal Beduk pada materi getaran, gelombang,
lingkungan sekitar peserta didik sehingga dan bunyi (Almuharomah dkk., 2019, p. 1),
interaksi antarkeduanya mampu membantu serta kearifan lokal Kalimantan Selatan
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pada materi suhu dan kalor (Oktaviana dkk.,
yang diharapkan. 2017; Wati dkk., 2017). Akan tetapi, sejauh
Upaya meningkatkan kualitas pem- ini belum ada pengembangan materi ajar
belajaran fisika melalui pengembangan terkait kearifan lokal Kalimantan Selatan
materi ajar dapat dilakukan dengan pada pokok bahasan gerak melingkar.
mengintegrasikan muatan authentic Padahal Kalimantan Selatan memiliki
learning. Authentic learning merupakan beragam kearifan lokal yang dapat dijadikan
pembelajaran yang berfokus pada keadaan sumber belajar fisika untuk pokok bahasan
nyata, yang dapat dijumpai di lingkungan gerak melingkar, salah satunya ialah
sekitar peserta didik (Lombardi & Oblinger, Sinoman Hadrah.
2007, pp. 2-3 ). Astuti dan Baysha (2018, Sinoman Hadrah adalah kesenian
p. 233) mengemukakan bahwa authentic yang ditampilkan saat menyambut tamu
learning didesain untuk menghubungkan kehormatan, acara hari besar nasional,
yang dipelajari peserta didik di sekolah upac ara per es m ia n, s er ta upa car a
dengan isu, permasalahan dan aplikasi perkawinan. Keunikan Sinoman Hadrah
di dunia nyata. Hal tersebut memberi terletak pada payung besar yang diputar
kesempatan bagi peserta didik untuk di atas kepala orang yang diiringi sambil
mempelajari sekaligus mempraktikkan dilantunkan syair-syair pujian kepada
pengetahuan dan keterampilan dalam Rasulullah (Khair, 2003, pp. 46-48).
memecahkan masalah dan menemukan Payung yang diputar dengan kecepatan
solusi penyelesaian (Wornyo et al., 2018, sudut tertentu oleh pemain Sinoman
p. 58-59). Teori Sosiokultural Vygotsky Hadrah merupakan salah satu fenomena
mengenai pembentukan kognitif peserta yang dapat dijadikan sumber belajar fisika
didik juga menyatakan bahwa sosial-budaya pada materi gerak melingkar. Adanya kaitan
sekitar atau disebut juga kearifan lokal, dapat antara materi gerak melingkar dengan
berperan sebagai sumber belajar peserta kesenian Sinoman Hadrah yang sangat
didik (Fitriah, 2019, p. 83). Vygotsky dalam dekat dengan masyarakat Kalimantan
Taber (2020, pp. 280-281) juga menyatakan Selatan merupakan bentuk authentic
bahwa tools (sarana) berupa benda nyata learning sekaligus kearifan lokal daerah
dan simbol-simbol juga berperan penting Kalimantan Selatan.
dalam proses perkembangan individu. Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan
Dalam ranah pembelajaran, guru bertugas pengembangan materi ajar bermuatan
180
Wati, M. dkk.: Pengembangan Materi Ajar Fisika ...
METODE Keterangan:
Jenis penelitian yang digunakan ialah O 1 hasil tes belajar sebelum meng-
penelitian dan pengembangan (R&D). : gunakan materi ajar bermuatan
Model yang digunakan dalam penelitian authentic learning (pretest)
ini ialah model ASSURE yang terdiri dari O 2 hasil tes belajar setelah meng-
analyze learner characteristics; state : gunakan materi ajar bermuatan
performance objectives; select methods, authentic learning (posttest)
media, and materials; utilize materials; X : pembelajaran menggunakan
requires learner participation; evaluation materi ajar bermuatan authentic
and revision (Pribadi, 2011, p. 29). Desain learning
uji coba pada penelitian ini adalah one-
group pretest-posttest design sebagaimana
ditunjukkan Gambar 1. Adapun detail SMA Negeri di Banjarmasin. Subjek uji
langkah penelitian disajikan pada Tabel 1. coba pada penelitian ini adalah 27 orang
Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik kelas X program IPA. Subjek
bulan November tahun 2019 di salah satu penelitian ini adalah materi ajar gerak
Tabel 1
Detail Tahap Pengembangan Materi Ajar dengan Model ASSURE
Langkah Pengembangan Aktivitas
Analyze learner Menganalisis permasalahan proses pembelajaran fisika, dan
characteristics karakteristik peserta didik
State performance Menganalisis konsep gerak melingkar yang meliputi definisi,
objectives variabel, hubungan antara variabel, dan aplikasi gerak
melingkar yang berkaitan dengan muatan authentic learning
Select methods, media, Menyusun sub-sub materi ajar dan membuat materi ajar
and materials gerak melingkar bermuatan authentic learning
Utilize materials Memproleh pendapat pakar, masukan dan saran dari
kegiatan simulasi untuk kemudian melakukan uji coba
lapangan
Requires learner Memunculkan partisipasi peserta didik melalui kegiatan
participation tanya-jawab mengenai materi gerak melingkar yang terdapat
pada materi ajar yang dikembangkan
Menilai kepraktisan materi ajar melalui hasil angket respons
peserta didik dan efektivitas materi ajar melalui uji N-gain
Evaluation and revision
hasil pretest dan posttest serta melakukan revisi apabila
diperlukan
181
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 5, Nomor 2, 2021, Halaman 178-193
Tabel 2
Kriteria Validitas Materi Ajar
No Interval Kategori
1 Sangat Valid
2 Valid
3 Cukup Valid
4 Kurang Valid
5 Sangat Kurang Valid
(Adaptasi Widoyoko, 2016, p. 238)
Tabel 3
Kriteria Kepraktisan Materi Ajar
No Interval Kategori
1 Sangat Praktis
2 Praktis
3 Cukup Praktis
4 Kurang Praktis
5 Tidak Praktis
(Adaptasi Widoyoko, 2016, p. 238)
182
Wati, M. dkk.: Pengembangan Materi Ajar Fisika ...
Tabel 4
Kategori N-gain
No Nilai <g> Kategori
1 (<g>) ≥ 0,7 Tinggi
2 0,7 > (<g>) ≥ 0,3 Sedang
3 (<g>) < 0,3 Rendah
(Hake, 1998, p. 65)
atau pakar. Adapun kepraktisan materi ajar gerak melingkar; besaran gerak melingkar,
adalah tingkat kemenarikan dan kemudahan periode dan frekuensi, perpindahan sudut,
materi ajar ketika digunakan yang ditinjau kecepatan sudut; hubungan besaran sudut
dari respons peserta didik. Materi bermuatan dan besaran linier; perpindahan sudut dan
authentic learning pada pokok bahasan gerak perpindahan linier, kecepatan sudut dan
melingkar dinyatakan praktis jika minimal kecepatan linier, percepatan sentripetal; dan
memiliki kategori praktis (Widoyoko, hubungan roda-roda: sepusat, dihubungkan
2016, p. 101). Sementara efektivitas materi dengan sabuk/rantai, dan bersinggungan
ajar adalah tingkat kesesuaian hasil belajar sebagaimana disajikan pada Tabel 5 Adapun
dengan tujuan pembelajaran yang diperoleh Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari hasil belajar pretest dan posttest yang yang ditetapkan ialah mengidentifikasi
dihitung dengan rumus n-gain. Materi karakteristik GMB, menganalisis besaran
bermuatan authentic learning pada pokok fisis GMB, menganalisis hubungan besaran
bahasan gerak melingkar dinyatakan efektif sudut dan besaran linier, dan memutuskan
jika n-gain minimal memiliki kategori tindakan yang tepat terkait pemecahan
sedang (Hake, 1998, p. 65). masalah hubungan roda-roda. Tahapan
selanjutnya select methods, media, and
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN materials atau memilih metode, media,
Model ASSURE yang digunakan dan bahan ajar. Pada tahapan ini peneliti
pada penelitian ini dimulai dari tahap mengangkat fenomena di kehidupan nyata
analyze learner characteristics atau analisis peserta didik untuk dimasukkan ke dalam
karakteristik peserta didik. Adapun dari proses pembelajaran guna mempermudah
hasil analisis diketahui bahwa peserta peserta didik untuk memahami konsep materi
didik masih belum aktif dalam proses GMB. Adapun fenomena tersebut ialah
pembelajaran dan selalu meminta arahan sebagai sumber belajar authentic learning
dari guru. Akibatnya peserta didik belum berupa kebudayaan daerah Kalimantan
terlatih mengembangkan pengetahuan Selatan.
dan keterampilan fisika. Hasil tes awal Tiga tahapan terakhir ialah utilize
menunjukkan bahwa banyak peserta didik materials (menggunakan metode, media,
mampu menjawab soal level C3 dengan dan bahan ajar). Peneliti memperoleh
tepat walaupun tidak mencantumkan tahap penilaian validitas dari pakar terkait
pemecahan masalah secara lengkap. produk yang dikembangkan, melakukan
Pada state performance object uji coba skala kecil (simulasi), melakukan
peneliti menganalisis konsep-konsep gerak uji coba skala besar secara langsung di
melingkar yang akan dimasukkan ke lapangan (ruang kelas); requires learner
dalam pembelajaran, meliputi definsi participation (melibatkan partisipasi
183
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 5, Nomor 2, 2021, Halaman 178-193
peserta didik) dengan melibatkan peserta kesenian Sinoman Hadrah terdiri atas
didik dalam proses diskusi dan tanya jawab Sampul Depan, Kata Pengantar, Daftar
dengan mengacu pada paparan materi Isi, Peta Konsep, Petunjuk Penggunaan
yang disajikan dalam produk yang telah Materi Ajar, Indikator Pembelajaran, Kata
dikembangkan, serta melaksanakan pretest Kunci, Uraian Materi, Pojok Mengingat,
dan posttest; dan evaluation and revision Contoh Soal, Soal Latihan Terbimbing,
dengan melakukan evaluasi dan perbaikian Soal Latihan Lanjutan, Rangkuman, Uji
pada materi ajar berdasarkan penilian dan Kompetensi, Daftar Pustaka, dan Kunci
saran atau komentar dari pakar; melakukan Jawaban. Gambar 2 menyajikan sampul
evaluasi berdasarkan hasil angket respons depan dari materi ajar gerak melingkar
peserta didik dan hasil pretest dan posttest, bermuatan authentic learning.
serta melakukan revisi apabila diperlukan. Tabel 5 menunjukkan integrasi muatan
Materi ajar yang dikembangkan authentic learning pada materi ajar yang
berisi dua subbahasan utama, yakni gerak dikembangkan. Konsep-konsep yang
melingkar beraturan dan gerak melingkar terdapat pada materi gerak melingkar,
bermubah beraturan. Materi ajar bermuatan meliputi periode, kecepatan sudut,
authentic learning dengan mengangkat kecepatan linier, dan perpindahan sudut
Gambar 2
Sampul Depan Materi Ajar Gerak Melingkar Bermuatan Authentic Learning
184
Wati, M. dkk.: Pengembangan Materi Ajar Fisika ...
Gambar 2
Peta Konsep dan Contoh Penyelesaian Soal
disajikan melalui kesenian Sinoman Hadrah 3,40 dengan kategori valid sebagaimana
dan fenomena yang kerap dijumpai dalam disajikan pada Tabel 6.
kehidupan sehari-hari. Adapun penilaian Table 6 menunjukkan bahwa materi
terhadap kepraktisan dan efektivitas materi ajar gerak melingkar berbasis authentic
ajar disajikan pada pembahasan berikut. learning yang dikembangkan dinyatakan
Validitas materi ajar diukur ber- valid. Selanjutnya materi ajar tersebut gerak
dasarkan aspek format, bahasa, isi, dapat digunakan dalam proses pembelajaran
penyajian bahan ajar, dan manfaat. Adapun di kelas untuk mengetahui kepraktisan dan
hasil penilaian ahli untuk validitas materi efektivitas materi ajar yang dikembangkan
ajar yang dikembangkan diperoleh sebesar (Ridho dkk., 2020, p. 1).
185
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 5, Nomor 2, 2021, Halaman 178-193
Tabel 5
Pengembangan Materi Ajar Bermuatan Authentic Learning pada Kesenian Sinoman Hadrah
dalam Konsep Gerak Melingkar
Konsep Fisika pada Materi Gerak
Fenomena pada Materi Ajar
Melingkar
Gerak melingkar merupakan gerak yang
lintasannya berbentuk lingkaran, salah satu
contohnya adalah gerak perputaran payung
sinoman hadrah
186
Wati, M. dkk.: Pengembangan Materi Ajar Fisika ...
Lanjutan Tabel 5
Konsep Fisika pada Materi Gerak
Fenomena pada Materi Ajar
Melingkar
Gir depan dan gir belakang sepeda
dihubungkan dengan rantai sepeda. Nilai
kecepatan linier kedua gir tersebur adalah
sama besar.
atau
187
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 5, Nomor 2, 2021, Halaman 178-193
Tabel 6
Validitas Materi Ajar
Aspek Penilaian Rata-rata Skor Kategori
Format bahan ajar 3,29 Valid
Bahasa bahan ajar 3,34 Valid
Isi bahan ajar 3,40 Valid
Penyajian bahan ajar 3,46 Sangat valid
Manfaat/ kegunaan bahan ajar 3,50 Sangat valid
Validitas 3,40 Valid
Reliabilitas 0,98 Tinggi
(Ridho dkk., 2020, p.7)
Tabel 7
Hasil Angket Respons Peserta Didik
Aspek Skor Kategori
Kemudahan Penggunaan 2,97 Praktis
Manfaat 2,82 Praktis
Efisiensi 2,57 Cukup Praktis
Kepraktisan 2,84 Praktis
188
Wati, M. dkk.: Pengembangan Materi Ajar Fisika ...
materi ajar yang dikembangkan dengan hal- untuk meninjau efektivitas produk yang
hal yang terdapat dalam kehidupan sehari- dikembangkan (Anisah dkk., 2016, p. 7;
hari. Hal ini sebagaimana dikemukakan Misbah dkk., 2016, p. 201). Tes hasil belajar
Suyitno dkk. (2016, pp. 17-18) bahwa peserta didik meliputi pretest dan posttest
lingkungan merupakan faktor penting dalam berbentuk soal esai dengan tingkatan C1
membangun dan mengembangkan kegiatan hingga C5. Data perolehan tes hasil belajar
belajar. Eko (Mukson, 2014) menyatakan kemudian dianalisis menggunakan N-gain.
ilustrasi permasalahan yang authentic dan Berdasarkan analisis n-gain menunjukkan
terkait dengan lingkungan mempermudah bahwa hasil belajar kognitif peserta didik
peserta didik untuk menggambarkan dalam kategori sedang.
fenomena fisis dan menerjemahkan Berdasarkan hasil analisis n-gain,
fenomena menjadi deskripsi fisika sehingga khususnya pada bagian posttest, diketahui
peserta didik memiliki keterampilan lebih bahwa masih banyak peserta didik yang
dalam mengenai analisis permasalahan di kurang tepat dalam menggambarkan
kehidupan nyata. fenomena fisis; gambar, simbol, keterangan
Masih terdapat kekurangan pada aspek gambar yang tidak lengkap; keliru dalam
efisiensi waktu pembelajaran menggunakan menentukan arah kecepatan linier pada
materi ajar yang dikembangkan. Hal gerak melingkar, tidak ada simbol arah
tersebut terjadi karena pembelajaran gerak, dan keliru dalam penempatan simbol
authentic learning memerlukan waktu besaran. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran yang lebih banyak (Mukson, beberapa peserta didik masih ada yang
2014). Hal ini bertentangan dengan Santoso bingung dalam menggambarkan fenomena
(2018, p. 107) yang menyatakan bahwa fisis dan menerjemahkannya menjadi
proses pembelajaran dengan kegiatan deskripsi fisika serta kurang teliti dalam
authentic learning dapat menghemat perencanaan maupun pelaksanaan solusi
waktu pembelajaran sehingga lebih penyelesaian masalah.
efisien. Perbedaan pendapat ini dapat Salah satu faktor yang mempengaruhi
disebabkan karena perbedaan konteks hal tersebut adalah alokasi waktu pengerjaan
materi yang diajarkan, Santoso (2018, p. soal. Peserta didik mengerjakan 4 soal
102) berfokus pada mata pelajaran Bahasa berbentuk uraian esai berkategori C3-
Inggris, sementara penelitian ini berfokus C5 dalam waktu 2×45 menit. Durasi
pada mata pelajaran fisika. Sebagaimana pengerjaan soal ini memberikan pengaruh
diketahui bahwa proses pembelajaran yang signifikan terhadap hasil tes belajar,
fisika, khususnya pada materi gerak seperti yang dinyatakan Arikunto (2015,
melingkar membutuhkan pemahaman p. 104) bahwa faktor penting yang
konsep yang baik dan utuh, sehingga perlu diperhatikan saat tes adalah durasi
diperlukan waktu yang lebih banyak pengerjaan tes. Meskipun demikian,
dalam mengolah informasi tersebut, untuk perolehan efektivitas materi ajar bermuatan
kemudian disimpan di memori jangka authentic learning termasuk berkategori
panjang dan menjadi pengetahuan (Madsen sedang. Hal ini mendukung pernyataan
et al., 2015, pp. 10-12). bahwa penyajian masalah yang dekat
Materi ajar dinyatakan efektif jika dengan lingkungan belajar peserta didik
memberikan hasil sesuai dengan tujuan seperti kearifan lokal sebagai bentuk
pembelajaran. Dengan demikian, tes authentic learning mampu meningkatkan
hasil belajar peserta dapat digunakan hasil belajar peserta didik (Wati dkk., 2017,
189
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 5, Nomor 2, 2021, Halaman 178-193
p. 161). Hal ini juga sejalan dengan Suhardi learning harus terus diimplementasikan
(2021, pp. 69-70) bahwa integrasi muatan dalam dunia pendidikan, baik pendidikan
autentik dalam proses pembelajaran dapat formal maupun pendidikan informal, serta
meningkatkan hasil belajar peserta didik. praktik pedagogis (Iucu & Marin, 2014,
Peningkatan hasil belajar dengan pp. 412-413).
efektivitas berkategori sedang, tentunya
tidak lepas dari peran materi ajar dalam SIMPULAN
proses pembelajaran. Materi ajar dilengkapi Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan penyelesaian soal secara bertahap dilakukan, diperoleh bahwa materi ajar fisika
dan sistematis, serta uji kompetensi untuk bermuatan authentic learning pada pokok
mengetahui sejauh mana pemahaman bahasan gerak melingkar memperoleh
peserta didik mengenai materi yang validitas sebesar 3,40 berkategori valid
dipelajari. Penggunaan soal yang berjenjang berdasarkan aspek format, bahasa, isi,
ini sesuai dengan teori belajar dari Piaget penyajian, dan manfaat; berkategori praktis
(Komalasari, 2011, p. 20), peserta didik dengan skor 2,84 berdasarkan aspek
mampu melakukan proses belajar jika kemudahan, manfaat, dan efisiensi; serta
menggunakan tahap adaptasi yang meliputi efektif untuk meningkatkan hasil belajar
asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. peserta didik dengan N-gain score sebesar
Fenomena dan permasalahan di dalam 0,65 berkategori sedang. Dengan demikian,
materi ajar yang dikembangkan juga memuat diperoleh simpulan bahwa materi ajar gerak
prinsip authentic learning, seperti masalah melingkar bermuatan authentic learning
yang disajikan relevan dan dapat dijumpai praktis dan efektif digunakan dalam proses
di lingkungan sekitar peserta didik di daerah pembelajaran.
Kalimantan Selatan. Hal ini memudahkan
peserta didik untuk memahami konsep DAFTAR PUSTAKA
gerak melingkar dengan membayangkan Almuharomah, F. A., Mayasari, T., &
pergerakan payung yang berputar. Proses Kurniadi, E. (2019). Pengembangan
yang demikian dapat membantu pemahaman modul fisika STEM terintegrasi
dan menambah kecakapan perserta didik ke ar i fa n l oka l “ be duk” u nt uk
dalam menyelesaikan soal-soal yang meningkatkan kemampuan berpikir
terdapat dalam materi ajar. kreatif siswa SMP. Berkala Ilmiah
Pembelajaran menggunakan materi ajar Pendidikan Fisika, 7(1), 1-10. https://
bermuatan authentic jika dipraktikkan secara doi.org/10.20527/bipf.v7i1.5630.
berkelanjutan dapat menjadikan peserta Anisah, A., Wati, M., & Mahardika, A.
didik terbiasa menyelesaikan permasalahan I. (2016). Pengembangan perangkat
di kehidupan nyata (Handayani, 2017, p. pembelajaran getaran Dan gelombang
327). Penggunaan materi ajar bermuatan dengan model inkuiri terstruktur
authentic learning dapat berkelanjutan dan untuk siswa kelas VIII A SMPN
tidak hanya berfokus pada materi tertentu 31 Banjarmasin. Berkala Ilmiah
saja sehingga peserta didik memiliki Pendidikan Fisika, 4(1), 1–12. https://
kecakapan dalam memecahkan berbagai doi.org/10.20527/bipf.v4i1.1008.
macam permasalahan, baik berupa soal-soal Arikunto, S. (2015). Dasar-dasar evaluasi
maupun permasalahan di kehidupan nyata pendidikan. Bumi Aksara.
(Herrington & Herrington, 2006, pp. 80- Arsanti, M. (2018). pengembangan bahan
81). Oleh sebab itu, pembelajaran authentic ajar mata kuliah penulisan kreatif
190
Wati, M. dkk.: Pengembangan Materi Ajar Fisika ...
191
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 5, Nomor 1, 2021, Halaman 178-193
192
Wati, M. dkk.: Pengembangan Materi Ajar Fisika ...
193
SPEJ (Science and Phsics Education Journal)
Volume 2, Nomor 1, Desember 2018
e-ISSN : 2598-2567
p-ISSN : 2614-0195
DOI: https://doi.org/10.31539/spej.v2i1.435
Abstract: the aim of the study was to develop physic teaching book with scientific approach based on light
waves material for the eleventh grade students at SMA Negeri 5 Lubuklinggau. It was a research and
development study. The subject in the study was all of the eleventh grade students of science class and the
subject was the large group of students at XI IPA 2 at SMA Negeri 5 Lubuklinggau consist of 34 students
which was collected through simple random sampling. The data collection was executed from interview,
questionnaire, and test. By the validation, it was found that the result was in 'good' category with
percentage 76,58%. Students response on the teaching book with scientific approach based was 83,35%.
Furthermore, by the daily examination results, 82% students got the average scores above 70 out of 10
questions. The score of ttable with degree of freedom n-1 = 34 ─ 1 = 33 and α = 0,05 tobtained = 6,53
and ttable = 1,692 because tobtained ≥ ttable so that Ha was accepted. In conclusion, the teaching book
with scientific approach based which was developed has been valid, practical and effective.
Abstrak: tujuan penelitian, mengembangkan buku ajar fisika berbasis scientific approach pada materi
gelombang cahaya siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Lubuklinggau. Metode penelitian ini adalah research and
development. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA dan subjek penelitian kelompok luas
dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Lubuklinggau yang terdiri dari 34 siswa yang
diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,
angket, dan tes. Validasi yang dilakukan mendapatkan hasil dengan kategori baik yaitu dengan presentase
76,58%. Respon siswa terhadap buku ajar berbasis scientific approach yaitu 83,35%. Selain itu dari hasil
tes ulangan harian 82% siswa yang memperoleh nilai di atas 70 dari 10 butir soal tes. Nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = n-1 = 34 ─ 1 = 33 dan α = 0,05 thitung = 6,53 dan ttabel = 1,692 karena thitung ≥
ttabel maka Ha diterima. Simpulan, buku ajar scientific approach yang dikembangkan telah valid, praktis,
dan efektif.
18
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
mampu mempresentasikan gerak dan sulit desain produk, validasi desain, revisi
memberikan bimbingan. desain, uji coba produk, revisi produk, uji
Scientific Approach coba pemakaian, revisi produk dan
Pendekatan pembelajaran saintifik produksi massal, namun peneliti hanya
adalah pembelajaran yang merujuk pada menggunakan 9. Teknik pengumpulan
teknik-teknik investigasi atas fenomena data dalam penelitian ini menggunakan
atau gejala memperoleh pengetahuan baru angket, wawancara dan tes. Adapun
atau mengoreksi, dan memadukan instrumen yang digunakan untuk melihat
pengetahuan sebelumnya. Pendekatan kelayakan dan keefektifan buku ajar yang
pembelajaran dapat disebut ilmiah dikembangkan yaitu menggunakan,
(saintifik), metode pencarian (method of angket kevalidan, angket kepraktisan,
inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti wawancara dan soal tes.
dari objek yang dapat diobservasi, empiris, Buku ajar dikembangkan
dan terukur dengan prinsip-prinsip menggunakan ms word, photoshop, dan
penalaran yang spesifik. photoscape. Buku ajar draf final ini
Karena itu, metode ilmiah (saintifik) adalah buku ajar yang akan digunakan
umumnya memuat serial aktivitas dalam penelitian di SMA Negeri 5
pengoleksian data melalui observasi dan Lubuklinggau Dimana hasil dari desain
ekperimen, kemudian memformulasi dan yang dilakukan oleh peneliti harus
menguji hipotesis (Susilo,dkk, 2016). melalui tahap FGD yang dilakukan oleh
Dalam definisi lain Pendekatan saintifik Ibu Welly Widya Lestari, S.Pd dan Bapak
(scientific approach) merupakan salah Ahmad Amin, M.Si. FGD dilakukan guna
satu pendekatan pembelajaran yang untuk bisa saling bertukar pikiran antara
berorientasi atau berpusat pada siswa peneliti dengan tim FGD agar produk
(Yerimadesi, 2016). yang dikembangkan semakin baik
Berdasarkan pendapat beberapa ahli sebelum produk tersebut akan divalidasi
di atas dapat disimpulkan bahwa oleh para validator yang ahli di bidangnya
pendekatan scientific adalah pendekatan masing-masing.
yang merujuk pada teknik-teknik Validator yang akan memvalidasi
investigasi atas fenomena atau gejala buku ajar yang dikembangkan adalah ahli
untuk mendapatkan pengetahuan baru dan materi oleh bapak Yaspin Yolanda,
pembelajaran yang berorientasi pada M.Pd.Si dan ibu R.Okti Syahli, S.Pd ahli
siswa. Pendekatan saintifik (scientific tata bahasa dilakukan oleh ibu Dr.
approach) memiliki 5 tahapan di Yohanna Satinem, M.Pd serta ahli media
dalamnya. Tahapan tersebut yaitu : dilakukan oleh bapak Dodik Mulyono,
Mengamati, menanya, menalar, mencoba, M.Pd.
mengkomunikasikan. Peneliti menggunakan desain One
Shot Case Study dimana peneliti hanya
METODE PENELITIAN melihat hasil akhir dari sebuah penelitian.
Dalam penelitian ini untuk Peneliti melakukan 3 tahap pengujian
mengembangkan sebuah bahan ajar yaitu dengan menggunakan One To One,
berbasis scientific approach pada materi uji kelompok terbatas dan uji kelompok
gelombang cahaya menggunakan model luas. Pada uji One To One peneliti
pengembangan Sugiyono. Dimana dalam menggunakan lembar wawancara dengan
penelitian ini mengadaptasi 9 langkah dari 3 orang siswa kelas XI MIPA 1,
10 langkah milik Sugiyono. Adapun kemudian memberikan angket dengan 6
langkah dari pengembangan model orang siswa kelas XI MIPA 3. Angket ini
Sugiyono terdapat 10 tahapan yaitu: tahap berisi 10 pernyataan yang harus diberikan
potensi dan masalah, pengumpulan data, tanggapan oleh siswa dan guru. Pada
akhirnya tahap uji coba kelompok luas
20
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
21
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
22
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
23
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
Instrumen yang digunakan adalah angket Satinem, M.Pd. Validasi yang dilakukan
terbuka, berdasarkan indikator dan saran dari segi tata bahasa ini hanya
yang dibutuhkan dalam mengembangkan dilaksanakan satu kali. Hasil tanggapan
buku ajar berbasis scientific. Secara rinci dari validasi komponen tata bahasa
peneliti uraikan sebagai berikut. mendapatkan skor 19. Dari hasil analisis
Validasi materi dilakukan kepada validasi ini termasuk dalam kategori baik
dua validator ahli materi yaitu kepada yaitu dengan persentase 79,1% dan buku
dosen Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau ajar yang dikembangkan layak digunakan
dan guru Fisika SMA Negeri 5 dari tata bahasa dengan tetap adanya
Lubuklinggau. Validasi materi yang beberapa revisi sesuai dengan saran. Ibu
dilakukan kepada dosen Fisika yaitu Dr. Yohana Satinem, M.Pd memberikan
bapak Yaspin Yolanda, M.Pd.Si sebanyak beberapa saran untuk perbaikan buku ajar
tiga kali. Hal ini dimaksudkan untuk yaitu perbaiki kata pengantar karena
memaksimalkan dan agar materi dalam terdapat kekurangan kalimat dan perbaiki
buku ajar yang dikembangkan semakin penulisan serta perhatikan penggunaan
baik. Dari hasil analisis validasi yang kata depan dan awalan.
ketiga ini termasuk dalam kategori sangat Validasi ketiga adalah hasil dari
baik yaitu dengan persentase 87,50%. validasi media atau desain. Validasi
Artinya buku ajar yang dikembangkan media atau desain dilakukan kepada ahli
memiliki progres peningkatan yang baik media desain yang ada di STKIP PGRI
dari setiap validasinnya. Lubuklinggau yaitu salah satu dosen
Sedangkan validasi yang dilakukan matematika yang menjadi ahli media di
guru Fisika yaitu ibu R. Okti Syahli, S.Pd STKIP PGRI Lubuklinggau yaitu bapak
hanya dilakukan sekali. Hal ini Dodik Mulyono, M.Pd. Hasil tanggapan
dikarenakan sebelumnya buku ajar telah dari validasi komponen tata bahasa
divalidasi oleh ahli yang lainnya yaitu mendapatkan skor 30. Dari hasil analisis
Bapak Yaspin Yolanda, M.Pd,Si. Hasil validasi ini termasuk dalam kategori
tanggapan dari validasi komponen materi sangat baik yaitu dengan persentase 83,3%
mendapatkan skor 39. Dari hasil analisis dan buku ajar yang dikembangkan layak
validasi ini termasuk dalam kategori digunakan dari segi media desain dengan
sangat baik yaitu dengan persentase tetap adanya beberapa revisi sesuai
81,25%. Ibu Okti memberikan beberapa dengan saran.
saran untuk perbaikan buku ajar yaitu Berdasarkan hasil penilaian tahap
perdalam lagi materi pada tahap-tahap validasi oleh para ahli yang telah
saintifik dan kedalaman materi harus dilakukan terhadap buku ajar berbasis
sesuai dengan kemampuan siswa. scientific approach yang telah diuraikan
Sehingga hasil akumulasi dari di atas menunjukkan maka kevalidan
validasi komponen materi yang telah buku ajar yang dikembangkan
dilakukan kepada dua ahli materi terhadap persentasenya mencapai 79,1% yang
buku ajar yang dikembangkan dapat termasuk dalam kategori baik sehingga
diakumulasikan menjadi 75% yang buku ajar yang dikembangkan layak
termasuk kedalam kategori baik. untuk digunakan dalam kegiatan belajar
Sehingga dengan perolehan persentase mengajar dengan tetap melakukan
yang dalam kategori baik maka buku ajar perbaikan sesuai dengan saran dan
yang dikembangkan layak digunakan dari komentar yang diberikan dan buku ajar
segi materi. berbasis scientific approach dapat
Validasi Kedua adalah hasil dari digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu
validasi tata bahasa. Validasi tata bahasa uji coba yang akan dilaksanakan di SMA
dilakukan kepada ahli bahasa yaitu dosen Negeri 5 Lubuklinggau. Hasil validasi
bahasa indonesia, ibu Dr. Yohana
24
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
yang telah dilaksanakan oleh ketiga ahli Hasil wawancara one to one pada
dapat dilihat pada tabel 1. buku ajar berbasis scientific approach;
Tabel 1 Rekapitulasi Tanggapan Ketiga Ahli dilakukan pada tiga indikator yaitu: a)
Hasil desain buku ajar; b) kemudahan
No. Validator Presentase Kategori
Penilaian pemahaman materi; dan c) keterbacaan isi
1 Validasi 144 75% Baik materi; tersebut. Pelaksanaan uji coba one
Materi to one dilakukan guna melihat kepraktisan
2 Validasi Media 30 83,3% Sangat
baik
penggunaan buku ajar berbasis scientific
3 Validasi Tata 19 79,1% Baik approach.
Bahasa Pelaksanaan uji coba one to one
Total 193 76,58% Baik yang dilakukan oleh tiga siswa
menyatakan bahwa buku ajar berbasis
Kepraktisan Buku Ajar scientific approach sangat menarik dilihat
Kepraktisan buku ajar di ujikan dari segi penampilan, desain, dan matei
dengan melewati beberapa uji coba. Uji yang digunakan. Materi yang disajikan
coba yang dilakukan adalah uji coba mudah dipahami karena penyajiannya
melalui tahapan uji coba one to one, lengkap beserta gambar dan kesesuaian
kelompok kecil, dan kelompok luas untuk antara gambar dengan ilustrasi sangat
melihat kepraktisan buku ajar yang tepat dan dapat membuat materi lebih
dilaksanakan di SMA Negeri 5 mudah dimengerti. Pada tahap uji coba
Lubuklinggau. Setiap uji coba dilakukan one to one buku ajar berbasis scientific
dengan mengunakan subjek penelitian approach didapatkan hasil dari
yang berbeda. pelaksanaan tahap uji coba one to one
Uji coba one to one dilaksanakan bahwa tidak ada masukan maupun
pada Senin, 23 Juli 2018, dengan perbaikan dari yang disarankan, itu
melakukan wawancara kepada tiga orang artinya buku ajar tersebut dapat
siswa kelas XI MIA I. Uji coba one to one digunakan untuk tahap uji coba
dilakukan di dalam kelas pada saat jam selanjutnya tanpa revisi, jawaban siswa
pelajaran Fisika. Hal ini dikarenakan guru diukur dengan cara analisis deskriptif
Fisikanya yaitu ibu Siska, S.Pd telah kuantitatif dilihat dari jawaban yang
memberikan izin untuk menggunakan diberikan pada saat wawancara
kelasnya. Langkah-langkah yang berlangsung, dan dapat digunakan pada
dilakukan dalam uji coba one to one tahap selanjutnya yang akan diuji
adalah: (a) siswa diminta untuk membaca kepraktisanya dalam pelaksanaan uji coba
atau melihat-lihat sekilas buku ajar kelompok kecil.
berbasis scientific approach selama Uji coba kelompok kecil
5 menit ; (b) siswa diminta untuk dilaksanakan pada hari selasa 24 juli 2018
di kelas XI IPA 3 dengan 6 orang siswa.
memperhatikan materi yang diambil Siswa yang dipilih merupakan
secara acak sebagai sampel untuk rekomendasi dari guru Fisika yang
ditanyakan; (c) setelah itu siswa ditanya mengajar di kelas tersebut. Pada saat uji
secara lisan tentang materi yang ditanya, coba kecil/terbatas pelaksanaannya di luar
apabila jawaban siswa sama seperti apa kelas. Hal ini dikarenakan agar tidak
yang kita pikirkan artinya keterbacaannya mengganggu jam pelajaran Fisika dan
baik, produk yang dihasilkan praktis dan tidak mengganggu siswa lain untuk
materi yang disajikan mudah dimengerti. belajar. Pada saat uji coba kecil
(d) setelah itu siswa ditanya secara lisan dilaksanakan yang dilakukan oleh peneliti
atau wawancara dengan beberapa untuk mendapatkan respon siswa
pertanyaan mengengai buku ajar berbasis menggunakan angket yaitu : 1) meminta
scientific approach. siswa untuk melihat dan membaca sekilas
25
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
buku ajar berbasis scientific approach Gambar 4 Diagram hasil Respon siswa uji
sekitar ± 20 menit, dan 2) memberikan cobakelompok kecil
tanggapan dan komentar tentang buku Tabel 2 Hasil Rekapitulasi Penilaian Angket
Kepraktisan Kelompok Kecil
ajar yang dikembangkan melalui angket
Hasil
yang diberikan. 3) peneliti menajukan No. Subjek Persentase Ketegori
penilaian
beberapa pertanyaan ringan mengenai
1 Siswa 184 76,66% Setuju
buku ajar berbasis scientific approach
Sangat
yang telah dibaca sekilas. Uji coba 2 Guru 34 85%
Setuju
kelompok terbatas juga digunakan untuk Total 218 80,83% Setuju
melihat tingkat kepraktisan dari buku ajar
yang dikembangkan dengan
Uji coba luas adalah uji coba
menggunakan angket berjenis Check List
pemakaian buku ajar yang dikembangkan.
dan terbuka.
Dalam uji coba kelompok luas ini juga
Angket yang diberikan untuk
digunakan untuk melihat kepraktisan
penilaian buku ajar berbasis scientific
diberikan ke kelas XI IPA 2 SMA Negeri
approach indikatornya sama seperti
5 Lubuklinggau dilaksanakan pada hari
lembar wawancara yaitu, 1) kemenarikan
senin, 6 Agustus 2018 yang melibatkan
bahan pembelajaran Fisika, 2)
34 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-
keterbacaan materi, dan 3) kemudahan
laki 20 siswa perempuan. Pelaksanaan
pemahaman materi. Dari angket respon
pengerjaan angket respon kepraktisan
siswa yang telah diberikan hanya 1 orang
dilakukan saat pembelajaran belum
siswa yang memberikan komentarnya dan
dimulai di dalam kelas pada jam 13.30
5 orang siswa lainnya tidak memberikan
WIB pada pertemuan keempat.
komentar. Untuk siswa yang tidak
Uji coba kepraktisan dilakukan
memberikan komentar maka peneliti
kembali karena sesuai dengan model
menganggap bahwa buku ajar berbasis
pengembangan yang digunakan mengenai
scientific approach pada materi
buku ajar Fisika berbasis scientific
Gelombang Cahaya yang dikembangkan
approach materi Gelombang Cahaya.
sudah baik dan sesuai dengan yang
Angket yang diberikan sama dengan
mereka inginkan. Dari uji coba yang
angket yang diberikan pada kelompok
dilakukan terhadap siswa dan guru
terbatas dan siswa dianjurkan untuk
dengan menggunakan angket didapatkan
mengisi saran atau komentar di tempat
hasil data kepraktisan buku ajar Fisika
yang telah disediakan. Dalam hal ini tidak
berbasis berbasis scientific approach
ada lagi saran mengenai buku ajar namun
materi Gelombang Cahaya di kelas XI
terdapat beberapa komentar mengenai
SMA Negeri 5 Lubuklinggau yaitu cukup
buku ajar yang dikembangkan. Selain
praktis sehingga dapat digunakan untuk
siswa terdapat pula komentar kembali dari
melakukan uji coba luas/besar. Hasil
guru Fisika. Komentar yang diberikan
persentase respon siswa pada uji coba
berasal dari 27 siswa di kelas XI IPA 2
kelompok kecil disajikan dalam bentuk
SMA Negeri 5 Lubuklinggau.
diagram berikut:
Komentar yang diberikan
Sangat Setuju menunjukkan bahwa buku ajar yang
3% 7% dikembangkan telah sangau baik dan
26%
Setuju praktis untuk digunakan dalam
pembelajaran. Melihat hal tersebut buku
64% Tidak Setuju ajar berbasis scientific approach yang
Sangat Tidak
dikembangkan bisa diproduksi massal
Setuju tanpa harus direvisi kembali. Dengan
adanya komentar, peneliti mengetahui
26
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
hal-hal yang dipikirkan siswa mengenai angket kelompok terbatas dan angket
buku ajar yang diproduksi sehingga buku kelompok luas:
ajar bisa dikatakan praktis. Terbukti
dengan banyaknya siswa yang merespon Tabel 4 Hasil Rekapitulasi Penilaian Angket
setuju untuk pernyataan yang dituliskan Kepraktisan
Hasil
pada angket yang diberikan. No. Subjek
penilaian
Persentase Ketegori
Selain siswa, ibu Siska, S.Pd juga 1 184 76,66% Baik
kembali memberikan komentar terhadap Siswa Sangat
2 1143 84%
buku ajar yang telah diperbaiki saat jam Baik
kosong di ruang guru. Saran dan Sangat
3 34 85%
masukkan untuk perbaikan buku ajar Baik
Guru
Sangat
kedepannya sudah tidak ada lagi karena 4 35 87,55%
Baik
komentar yang diberikan merupakan Sangat
tanggapan persetujuan atas semua Total 1396 83,22%
Baik
indikator yang telah ada di dalam buku
ajar. Dari hasil perhitungan angket Keefektivan Buku Ajar
kelompok luas didapatkan data sebagai Susanto (2013) menyatakan bahwa
berikut: pembelajaran efektif merupakan tolok
ukur pembelajaran guru dalam mengelola
kelas. Proses pembelajaran dikatakan
Sangat Setuju efektif apabila seluruh peserta didik dapat
13% terlibat secara aktif, baik mental, fisik,
26% Setuju maupun sosialnya. Nini,dkk (2015)
17%
mengungkapkan bahwa efektifitas secara
44% Tidak Setuju umum menunjukan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang lebih
Sangat Tidak
dahulu ditentukan. Berdasarkan pendapat
setuju
yang telah dikemukakan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa efektifitas
Gambar 5 Diagram hasil Respon siswa uji coba pembelajaran adalah sebuah tolok ukur
kelompok Luas tentang keberhasilan suatu proses belajar
mengajar dan juga untuk menunjukan
Tabel 3 Hasil Rekapitulasi Penilaian Angket sampai seberapa jauh tercapainya suatu
Kepraktisan Kelompok Luas tujuan pembelajaran selain itu
Hasil
No. Subjek
penilaian
Persentase Ketegori pembelajaran dikatakan efektif jika
Sangat peserta didik yang tuntas dalam belajar
1 Siswa 1143 84% adalah 75% dari jumlah siswa.
Baik
2 Guru 35 87,55%
Sangat Untuk mengetahui keefektifan dari
Baik buku ajar yang dikembangkan maka akan
Sangat diketahui dari hasil belajar kognitif siswa.
Total 1178 85,77%
Baik
Berdasarkan uraian di atas peneliti telah
mendapatkan hasil dari uji coba kelompok
Dikarenakan angket yang diberikan
luas untuk melihat keefektifan dari buku
terjadi 2 kali maka perlu diketahui nilai
ajar yang dikembangkan. Uji kelompok
rata-rata untuk melihat persentase
luas ini dilakukan di kelas XI IPA 2 SMA
kepraktisan terhadap buku ajar Fisika
Negeri 5 Lubuklinggau dengan
berbasis scientific approach materi
menggunakan 1 kelas sebagai subjek
Gelombang Cahya di kelas XI. Berikut
dalam penelitian ini. Keefektifan buku
hasil analisis data dari penjumlahan nilai
ajar dilihat dari hasil belajar kognitif
27
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
TUNTAS
82%
28
2018. SPEJ (Science and Physics Education Journal ) 2 (1): 18-29
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, Agustina. (2016).
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Konsep Pencemaran
Lingkungan Menggunakan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Untuk Sma Kelas X. EduSains. 4
(2), 97.
Nini, Wa Ode, (2015).Efektivitas
Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar Matematika
Materi Pokok Statistika Pada Siswa
Kelas IX SMP Negeri 2 Kendari.
Jurnal Penelitian Pendidikan
Matematika 3(1), 153-166.
Nur, Anis. (2015). Penerapan Model
Pembelajaran Generatif Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas XII IPA1 SMA Negeri
9 Makasar. Jurnal Pendidikan
Fisika 3(1):1-13.
Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan
Bahan Ajar Tematik Tinjauan
Teoretis Dan Praktis. Jakarta :
Kencana.
Sukerni, Putu. (2014). Pengembangan
Buku Ajar Pendidikan IPA Kelas IV
Semester 1 SD No.4 Kaliuntu
Dengan Model Dick And Carey.
Jurnal Pendidikan Indonesia 3(1),
386-396.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar
Dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Susilo, Agus, (2016). Pengembangan
Modul Berbasis Pembelajaran
Saintifik Untuk Peningkatan
Kemampuan Mencipta Siswa
Dalam Proses Pembelajaran
Akuntansi Siswa Kelas XII SMA N
1 Slogohimo 2014. Jurnal Ilmu
Pendidikan Sosial 26(1), 50-56.
Yerimadesi, (2016). Pengembangan
Modul Kesetimbangan Kimia
Berbasis Pendekatan Saintifik
Untuk Kelas XI SMA/MA. Journal
of Sainstek 8(1), 85-97.
29