You are on page 1of 8

Jurnal CIVILLa Vol 2 No 2 September 2017 ISSN No.

2503 - 2399

PENGARUH PENAMBAHAN ABU JERAMI PADI TERHADAP


KUAT TEKAN BETON
Adytia Eko Sutrisno1, Dwi Kartikasari 2
1
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
2
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

email: adytiaekosutrisno@yahoo.com, dkartika27@gmail.com

Abstract

Cement is one of the main ingredients in the manufacture of concrete. The raw material is used in
the manufacture of cement are limestone, silica sand, clay and iron sand. Cement is a material
made of material that belong to natural resources that cannot be renewed, so that the raw
material inventory of cement in nature is getting less. Continuous mining of cement raw materials
has an impact on natural damage. It encourages the discovery of alternative materials as an
additive to the manufacture of concrete. The method of data analysis begins with the investigation
of cement material, coarse aggregate, fine aggregats and rice straw ash. Concrete is added with
rice straw ash with variations of 0%, 5%, 10%, and 15% additions. The test specimen are
cylinders with size ø 15 cm x 30 cm and the planned compressive strength is 14.5 MPa. After
going through the treatment period for 7 days, the value of compressive strength is then
correlated to the age of 28 days. Based on research that has been done at Civil Engineering
Laboratory of Islamic University of Lamongan, it is found that there is a decrease of strength on
each addition of ash straw content of paddy. Use of rice straw ash in concrete mix with variation
of 0%, 5%, 10%, and 15% addition of The weight of cement has an impact on the decrease of
concrete strength value. The compressive strength values obtained at the age of 28 days are
18,440 Mpa, 15,366 Mpa, 13,948 Mpa, and 12,530 Mpa.

Keywords: compressive strength, cement, rice straw ash

1. PENDAHULUAN besi. Total kebutuhan bahan mentah yang


Beton adalah suatu material yang terdiri digunakan untuk memproduksi semen yaitu.
dari campuran semen portland, air, agregat Batu kapur digunakan sebanyak ± 81 %. Pasir
kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir) serta silika digunakan sebanyak ± 9 % Tanah liat
bahan tambahan bila diperlukan. Campuran digunakan sebanyak ± 9 %. Pasir besi
dari bahan-bahan tersebut harus ditetapkan digunakan sebanyak ± 1%, pada penggilingan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan beton akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5%.
segar yang mudah dikerjakan. (https://arpumiko.wordpress. com/2008/10/11)
Beton merupakan salah satu bahan Semen merupakan material terbuat dari
konstuksi yang seringkali dipergunakan dalam bahan bahan yang tergolong dari sumber daya
struktur bangunan modern. Tingkat kebutuhan alam yang tidak bisa diperbarui, sehingga
penggunaan beton di masyarakat sebagai persediaan bahan baku pembuatan semen di
struktur bangunan sangat tinggi. Karena beton alam semakin sedikit. Penambangan bahan
dinilai lebih praktis dan lebih ekonomis baku semen yang dilakukan secara terus
dibanding dengan material konstruksi yang menerus berdampak pada kerusakan alam.Hal
lain. Kadar semen dalam beton berpengaruh tersebut mendorong ditemukannya material -
terhadap kuat tekan beton. material alternatif sebagai bahan tambahan
Semen merupakan salah satu bahan utama pada pembuatan beton.
dalam pembuatan beton. Bahan mentah yang Indonesia merupakan negara agraris
digunakan dalam pembuatan semen adalah penghasil beras di Asia Tenggara. Berdasarkan
batu kapur, pasir silika, tanah liat dan pasir hal tersebut banyak sekali limbah padi yang

63
Jurnal CIVILLa Vol 2 No 2 September 2017 ISSN No. 2503 - 2399

dihasilkan, yaitu berupa sekam dan jerami hari yang kemudian dikorelasikan ke umur
padi. Jerami padi merupakan limbah pertanian 28 hari
melimpah yang jarang dimanfaatkan Tabel 1 Prosentase Komposisi Bahan pada
masyarakat sebagai bahan tambahan Varisasi Campuran Beton
pembuatan beton. Masyarakat biasanya Komposisi Bahan
memanfaatkan jerami padi untuk pakan ternak. Kode Semen Abu Agregat Agregat Air
Jerami Halus Kasar
Jerami padi memiliki kandungan mineral yang Normal 100% 0% 100% 100% 100%
sama dengan kandungan mineral pada semen. B 5% 95% 5% 100% 100% 100%
Kandungan silika dari ekstraksi abu jerami B 10% 90% 10% 100% 100% 100%
padi adalah sebesar 69,97 %. (http://karya- B 15% 85% 15% 100% 100% 100%
ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/
article/view/20883). Teknik Pengumpulan Data
Sebagai contoh, penulis mengambil jerami 1. Eksperimen
padi varietas IR-64 dari Desa Karang Langit Eksperimen adalah suatu kegiatan bersifat
kecamatan Lamongan kabupaten Lamongan. ilmiah yang bertujuan memperoleh data
Desa karang langit memiliki area sawah seluas berdasarkan dari hasil penelitian tersebut.
109,05 ha. Penanaman padi varietas IR-64 2. Studi literatur
menghasilkan panen rata-rata seberat 5 ton/ha Studi literatur adalah mencari data-data
dengan umur penanaman selama 110-120 hari. maupun informasi yang berkaitan dengan
Dari panen tersebut menghasilkan limbah penelitian melelui membaca buku maupun
jerami padi sebesar 2 ton/ha. Bisa disimpulkan di internet sebagai acuan dalam penelitian.
bahwa setiap panen Desa Karang Langit
menghasilkan limbah jerami sebesar 218,10 Pelaksanaan Penelitian
ton. Sangat disayangkan apabila jerami 1. Lokasi penelitian
sebanyak itu tidak bisa dimanfaatkan secara Lokasi penelitian maupun pengujian
maksimal dilakukan di laboratorium teknik sipil
Berdasarkan perihal tersebut, tujuan UNISLA
peneliti melakukan penelitian tentang 2. Bahan
“Pengaruh Penambahan Abu Jerami Padi Bahan bahan yang digunakan dalam
Terhadap Kuat Tekan Beton” adalah untuk pebuatan benda uji adalah
mengetahui proses penambahan abu jerami a. Semen Portland
padi pada campuran beton, mengetahui dan b. Agregat kasar (kerikil)
menganalisa seberapa besar pengaruh c. Agregat halus (pasir)
penambahan abu jerami terhadap kuat tekan d. Abu jerami padi yang dipakai diperoleh
beton serta memanfaatkan dan mendaur ulang dari tempat pengilingan padi
jerami padi secara optimal. e. Air tawar
3. Peralatan
2. METODE PENELITIAN Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
adalah uji eksperimental di laboratorium. a. Alat pencampur bahan :
Adapun material yang akan diuji adalah  Concrete mixer
sebagai berikut :  Sekop /sendok semen
a. Jerami padi b. Cetakan silinder beton
Jerami padi yang digunakan adalah batang c. Mesin tekan hidrolis untuk menguji kuat
dan daun dari padi pasca panen dalam tekan beton
keadaan kering. Metode pembuatan abu 4. Penyelidikan Bahan dan Beton
jerami dilakukan dengan cara membakar a. Penyelidikan bahan semen
jerami tersebut hingga menjadi abu.  Percobaan Konsistensi Normal
b. Benda uji Semen Portland (ASTM C 187-86)
Benda uji berbentuk silinder padat tidak  Percobaan Waktu Mengikat dan
berongga dan berukuran diameter 15 cm Mengeras Semen (ASTM 191-92)
dan tinggi 30 cm. pengujian kuat tekan  Percobaan Menentukan Berat Jenis
dlakukan setelah umur beton mencapai 7 Semen (ASTM C 188 – 89 )

64
Jurnal CIVILLa Vol 2 No 2 September 2017 ISSN No. 2503 - 2399

b. Penyelidikan bahan pasir 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


 Pengujian ayakan pasir (ASTM C 33 Hasil dari penelitian yang dilakukan di
– 78) Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik
 Pengujian Kadar Air Agregat (ASTM Universitas Islam Lamongan, merupakan suatu
C 556 – 89) pencarian data yang mengacu pada perumusan
 Percobaan Berat Jenis Pasir ( ASTM masalah, yaitu untuk mengetahui pengaruh
C 128 – 93 ) penambahan abu jerami padi sebagai bahan
 Percobaan Air Resapan Pasir (ASTM campuran beton.
C 128 – 93)
 Percobaan Bobot Isi dan Rongga Tabel 2 Kesesuaian Hasil Penelitian Analisa
Udara Dalam Pasir (ASTM C 29M – Semen Dengan Kajian Pustaka
No Uraian Kajian Hasil Ket
91) kegiatan pustaka/landas penelitian
c. Penyelidikan bahan kerikil an teori
1 Konsiste (ASTM C 187- kondisi Memen
 Hasil pengujian ayakan kerikil nsi 86) konsistensi kebasahan uhi
(ASTM C 33 – 93) Normal semen berkisar pasta yang
 Hasil Pengujian Kelembaban Semen antara 26% - standart
Portland 29%. ialah 28%
Kerikil (ASTM C 556 – 89)
 Pengujian Berat Jenis Kerikil 2 Pengujia (ASTM C 188 Dari Tidak
n Berat – 89)Berat jenis pengujian Memen
(ASTM C 128-78) Jenis semen Portland berat jenis uhi
 Pengujian Kadar Air Resapan Semen mempunyai semen
Kerikil(ASTM C 127 – 88 – 93) kisaran 3,0 – adalah
3,2 2,329.
 Pengujian Berat Volume Batu
Dari pengujian bahan semen yang
Pecah (ASTM C 29 – 91)
dilakukan hanya pengujian konsistensi normal
semen Portland yang memenuhi standart
Mulai
ASTM
Penyelidikan Tabel 3 Kesesuaian Hasil Penelitian Agregat
bahan
Halus dengan Kajian Pustaka
No Uraian Kajian Hasil Ket
kegiatan pustaka/land penelitian
asan teori
Agregat Semen Agregat Abu 1 Pengujian (ASTM C 33 Hasil ayakan tidak
halus kasar jerami ayakan – 78) nilai pasir dari memenuhi
pasir yang pengujian syarat
disyaratkan sebesar
antara 2,2-3,1 3,705 %.
Mix 2 Pengujian (ASTM C Kelembaban tidak
design Kelembaba 566 - 89) pasir rata-rata memenuhi
n pasir kelembaban didapat nilai syarat
pasir sebesar 5,605 %
Perawatan < 0,1%
3 Pengujian (ASTM C Berat jenis pasir memenuhi
Berat Jenis 128 -78) berat rata-rata dari syarat
Pengujian pasir jenis pasir hasil pengujian
antara 2,4 - sebesar
kuat tekan
2,7 gr/dm³. 2,62gr/dm3
4 Pengujian (ASTM C Hasil uji kadar memenuhi
Pembahasan Air 128 –93) nilai air resapan syarat
Resapan yang didapat rata-rata
Agregat disyaratkan 4,07%,
Halus antara 1– 4%,
Kesimpulan 5 Pengujian (ASTM C 29 hasil uji berat memenuhi
Berat M – 91) nilai isi rata - rata syarat
Volume yang sebesar 1,359
Agregat disyaratkan gr/lt
Selesai Halus antara 1,25 –
1,59
Gambar 1 Bagan Alir Penelitian Berdasarkan tabel di atas hasil pengujian
ayakan pasir dan kelembaban pasir tidak
memenuhi persyaratan

65
Jurnal CIVILLa Vol 2 No 2 September 2017 ISSN No. 2503 - 2399

Tabel 4 Kesesuaian Hasil Penelitian Analisa Tabel 5 Kesesuaian Hasil Penelitian Analisa abu
Agregat kasar dengan Kajian Pustaka jerami Dengan Kajian Pustaka
No Uraian Kajian Hasil Ket No Uraian Kajian Hasil Ket
kegiatan pustaka/landasan penelitian kegiatan pustaka/land penelitian
teori asan teori
1 pengujian (ASTM C 33 – Hasil tidak 1 Konsistensi (ASTM C 29 % pada Hanya
ayakan 93) batas yang pengujian memenuhi Normal 187-86) kadar abu kadar abu
kerikil diijinkan, yaitu 6 - didapat syarat. Semen konsistensi jerami 5%, jerami 5%
7% nilai FM = Portland dan semen 31% pada yang
4,458 %. abu berkisar kadar abu 10%, memenuhi
antara 26% - dan 33% pada
2 Pengujian (ASTM C 556 – Rata-rata memenuhi
29%. kadar abu 15%
Kelembab 89) nilai yang kelembaban syarat
an Kerikil disyaratkan antara kerikil
0 – 3 %. 1,265 %. 2 Pengujian (ASTM C rata-rata berat Tidak
Berat Jenis 188 – 89) jenis abu jerami Memenuhi
3 Pengujian (ASTM C 128-78) Berat jenis memenuhi abu jerami Berat jenis 5% = 0,912 gr.
Berat Jenis berat jenis kerikil kerikil rata- syarat semen rata-rata berat
Kerikil yang disyaratkan rata 2,37 Portland jenis abu jerami
antara 2,2 - 2,7 gr/dm³. mempunyai 10 % = 0,7248
gr/dm³. kisaran 3,0 – gr. rata-rata
4 Pengujian (ASTM C 127 – rata-rata memenuhi 3,2 berat jenis abu
Kadar Air 88 – 93) batas dari hasil syarat jerami 15% =
Resapan yang pengujian 0,5885 gr
Kerikil diperbolehkan 1,88 %.
antara 1% - 4%.
5 Pengujian (ASTM C 29 – Rata-rata memenuhi
Dari pengujian analisa abu jerami yang
Berat 91) nilai yang berat syarat. dilakukan hanya pengujian konsistensi normal
Volume disyarat antara 1,4 volume dan abu jerami dengan kadar 5% yang
Batu sampai 1,7 kg/lt. pasir 1,432
Pecah kg/lt. memenuhi syarat ASTM.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil
Dari pengujian agregat kasar yang dilakukan bahwa terjadi penurunan kekuatan pada setiap
hanya pengujian ayakan kerikil yang tidak penambahan kadar abu jerami padi.
memenuhi syarat ASTM

Tabel 6 Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder


Rata
No. Perbandingan Luas Volume Berat Jenis Beban Kuat
Berat Diameter Tinggi Penampang Umur rata 7
Benda campuran Benda Uji 3 Maksimum Tekan
(kg) (cm) (cm) 2
3 (kg/m ) (hari) 2 hari
Uji dalam berat (cm ) (m ) (kg) (kg/cm ) 2
(kg/cm )
1. Normal 12,43 15 30 176,625 0.0053 2345,73 7 24000 135.88
2. 12,551 15 30 176,625 0.0053 2368,56 7 28000 158.53 147.20

3. 12,582 15 30 176,625 0.0053 2374,41 7 26000 147.20


4. Abu jerami 12,035 15 30 176,625 0.0053 2307,61 7 21000 118.90

5. 5% 12,179 15 30 176,625 0.0053 2327,61 7 21000 118.90 122.67

6. 12,279 15 30 176,625 0.0053 2301,19 7 23000 130.22


7. Abu jerami 12,375 15 30 176,625 0.0053 2335,35 7 19000 107.57

8. 10% 12,24 15 30 176,625 0.0053 2309,87 7 20000 113.23 111.35

9. 12,2 15 30 176,625 0.0053 2302,32 7 20000 113.23


10. Abu jerami 12,228 15 30 176,625 0.0053 2307,61 7 19000 107.57

11. 15% 12,334 15 30 176,625 0.0053 2327,61 7 18000 101.91 100.02

12. 12,194 15 30 176,625 0.0053 2301,19 7 16000 90.59

66
Jurnal CIVILLa Vol 2 No 2 September 2017 ISSN No. 2503 - 2399

Sehingga didapat nilai kuat tekan rata-rata kuat tekan Rata rata kuat
Jenis beton 28 hari tekan 28 hari
tertinggi adalah pada beton normal yaitu (kg/cm2) (kg/cm2)
147.20kg/cm2 dan kuat tekan rata-rata 209,048
terendah terdapat pada penambahan abu Normal 243,889 226,46
226,469
jerami padi 15 % yaitu 100.02kg/cm2. 182,917
Pada tabel 6 diperoleh nilai kuat tekan abu jerami
182,917 188,72
5%
beton dari seluruh sample beton normal 200,338
165,496
hingga beton dengan campuran abu jerami 15 abu jerami
174,207 171,30
%. Dari hasil tersebutkemudian dikorelasikan 10%
174,207
ke umur 14 dan 28 hari untuk mengetahui abu jerami
165,496
nilai kuat tekannya. Adapun faktor korelasi 156,786 153,88
15%
139,365
terdapat pada tabel di bawah :
Berdasarkan tabel di atas terjadi penurunan
Tabel 7 Faktor Korelasi Umur Beton
rata-rata nilai kuat tekan setiap penambahan
3 hari 7 hari 14 hari 28 hari prosentase abu jerami padi
0,4 0,65 0,88 1
Sumber : PBI 1971

kuat tekan (kg/cm2)


250
Berikut contoh perhitungan kuat tekan 7 hari 200
150
dikorelasikan menjadi kuat tekan 28 hari pada 7 hari
100
jenis beton normal : 50 14 hari
Faktor korelasi 7 hari = nilai kuat tekan 7 hari 0 28 hari
/ nilai kuat tekan 28 hari normal abu abu abu
0,65 =135,88 / nilai kuat tekan 28 hari jerami jerami jerami
nilai kuat tekan 28 hari=135,88/0,65 5% 10% 15%
nilai kuat tekan 28 hari=209,048 kg/cm2
Perhitungan kuat tekan 14 hari pada beton Gambar 2 Grafik pengaruh Persentase Abu
normal :
Jerami Padi Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton
Faktor korelasi 14 hari = nilai kuat tekan 14
hari / nilai kuat tekan 28 hari (Kg/cm2)
0,88 = nilai kuat tekan 14 hari /209,048 Setelah diperoleh data kuat tekan pada umur
nilai kuat tekan 14 hari= 209,048x 0,88
14 hari dan 28 hari kemudian dikonversikan
nilai kuat tekan 14 hari= 183,962 kg/cm2
menjadi satuan Mpa. Adapun perhitungannya
Untuk hasil korelasi selengkapnya bisa dilihat sebagai berikut :
pada tabel di bawah :
Kuat tekan 7 hari (Mpa)
Tabel 8 Nilai Kuat Tekan Silinder Setelah = (nilai kuat tekan 7 hr x0,83)x( 9,81/100)
Dikorelasi (Kg/cm2) = (135,88 x 0,83) x (9,81/100)
Rata Rata
Kuat Kuat = 11,064 Mpa
rata rata
tekan tekan
Jenis kuat kuat Keterangan :
umur 7 umur14
beton tekan 7 tekan14
hari hari 0,83 = nilai konversi benda uji
hari hari
(kg/cm2) (kg/cm2)
(kg/cm2) (kg/cm2)
135,88 183,962
berbentuk kubus 15 cm x 15 cm
147,20
Normal 158,53 214,622 199,29 x 15 cm ke benda uji berbentik
147,20 199,292
118,90 160,967
silinder ber diameter 15 cm
abu
122,67
jerami 118,90 160,967 166,07 dengan tinggi 30 cm
5% 130,22 176,297
107,57 145,637
9,81/100 = nilai konversi dari satuan
abu
jerami 113,23
111,35
153,302 150,74 kg/cm2 ke satuan Mpa
10% 113,23 153,302
abu 107,57 145,637
100,02
jerami 101,91 137,972 135,41
15% 90,59 122,641

67
Jurnal CIVILLa Vol 2 No 2 September 2017 ISSN No. 2503 - 2399

Tabel 9 Kuat Tekan Silinder Setelah Konversi dilakukan untuk menjaga mutu beton yang
(Mpa) akan dibuat agar tidak berkurang. Masukan
Rata Rata Rata agregat kasar (kerikil) ke dalam concrete
kuat rata kuat rata kuat rata
Jenis tekan kuat tekan kuat tekan kuat
mixer kemudian agregat halus (pasir).
beton 7 hari tekan 14 hari tekan 28 hari tekan Setelah agregat halus dan agregat kasar
(Mpa) 7 hari (Mpa) 14 hari (Mpa) 28 hari tercampur rata masukkan semen
(Mpa) (Mpa) (Mpa)
11,064 14,979 17,021 portlanddan abu jerami padidengan variasi
Normal 12,908 11,986 17,475 16,227 19,858 18,440 penambahan 0%, 5%, 10%, dan 15% dari
11,986 16,227 18,440 berat semen, tunggu hingga tercampur rata.
abu 9,681 13,106 14,894
Masukkan air hingga semua material
jerami 9,681 9,988 13,106 13,522 14,894 15,366
5% 10,603 14,355 16,312
tersebut tercampur rata kemudian
abu 8,759 11,858 13,475 masukkan beton segar tersebut ke dalam
jerami 9,220 9,066 12,482 12,274 14,184 13,948 cetakan silinder. Proses tersebut dilakukan
10% 9,220 12,482 14,184
secara bergantian menurut prosentase abu
abu 8,759 11,858 13,475
jerami 8,298 8,144 11,234 11,026 12,766 12,530
jerami yang telah ditentukan. Setiap
15% 7,376 9,986 11,348 prosentase dihasilkan 3 buah benda uji.
2. Berdasarkan hasil dari data pada bab
Berdasarkan tabel di atas terjadi penurunan
sebelumnya, penggunaan abu jerami padi
rata-rata nilai kuat tekan setiap penambahan
prosentase abu jerami padi pada campuran beton dengan variasi
penambahan 0%, 5%, 10%, dan 15% dari
20.000 berat semen berdampak terhadap
18.000 18.440
7 hari penurunan nilai kuat tekan beton. Nilai
16.000 16.227
15.366
Kua Tekan (Mpa)

kuat tekan yang diperoleh pada umur 28


14.000 13.522 13.948 14 hari
12.000 11.986 12.274 12.530 hari yaitu 18.440 Mpa, 15.366 Mpa,13.948
11.026
10.000 9.988 28 hari Mpa, dan 12.530 Mpa.
9.066
8.000 8.144
6.000 SARAN
4.000 Adapun saran yang diperoleh sebagai
2.000
berikut:
0
1. Aplikasi dari penelitian beton dengan
normal abu abu abu
jerami jerami jerami tambahan abu jerami padi ini dapat
5% 10% 15% digunakan pada bagian bangunan non
Gambar 3 Grafik pengaruh Persentase Abu struktural.
Jerami Padi Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton 2. Diharapkan agar campuran antara semen
(Mpa) dan abu jerami padi serta material –
material pembentuk lainnya benar – benar
4. KESIMPULAN homogen agar menghasilkan beton yang
Dari data yang diperoleh dan dari analisa baik.
data yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Proses penambahan abu jerami pada ASTM C 127 Standard Test Method for
campuran beton dimulai dengan Density, Relative Density (Specific
pembuatan benda uji yang tersusun dari Gravity), and Absorbtion of Coarse
material utama berupa semen Portland, air, Aggregate
agregat kasar dan halus. Bersihkan ASTM C 128-78Standard Test Method for
concrete mixer dari kotoran dengan cara Density, Relative Density (Specific
membilas dengan air bersih. Hal ini

68
Jurnal CIVILLa Vol 2 No 2 September 2017 ISSN No. 2503 - 2399

Gravity), and Absorbtion of Fine Referensi dari website :


Aggregate Ahadi. 2011.Agregat Halus Kasar.
ASTM C 188 – 95 Standard Test Method for http://www.ilmusipil.com/agregat-
Density of Hydraulic Cement halus-kasar. Diakses tanggal 3 maret
ASTM C 29 – 91 Standard Test Method for 2017.
Bulk Density (“Unit Weight”) and http://eproduk.litbang.pertanian.go.id/product.
Voids Aggregates php?id_product=130 diakses tanggal 22
ASTM C 566 – 89 Standard Test Method for juli 2017.
Total Evaporable Moisture Content of http://www.lamongankab.go.id/portal/58-
Aggregate by Drying uncategorized/1880-karanglangit.html
ASTM C-187-86 Normal Consistency of diakses tanggal 22 juli 2017.
Hydraulic Cement http://kbbi.web.id. Diakses tanggal 13 januari
Malasyi, Syibral, Fasdarsyah dan Wesli. 2014. 2017.
Analisis Pengaruh Penggunaan Abu http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidi
Jerami Terhadap Kuat Tekan Beton. kan/dr-slamet-widodo-st-mt/sni-15-
Universitas Malikussaleh : Aceh. 2049-2004.pdf. Diakses tanggal 3
Muharrisa, Raisa dan Rahmi Karolina. 2009. maret 2017.
Pengaruh Penambahan Serat Jerami http://arpumiko.wordpress.com/2008/10/11/ba
Padi sebagai Peredam Suara dan han-baku-pembuatan-semen/. Diakses
Pengaruhnya Terhadap Sifat Mekanik tanggal 23 maret 2017.
Beton. Universitas Sumatera Utara : Kirana, Febrian Sasi. 2011. Portland Cement.
Medan. http://febriansasi.blogspot.co.id/2011/1
Nawi, Edward G. 1998. Beton Bertulang 2/portland-cement.html. Diakses
Suatu Pendekatan Dasar. PT Refika tanggal 13 januari 2017
Aditama : Bandung.
Nofa, Rini Sri. 2012. Ekstrasi Silika Dari
Sekam Dan Jerami Padi Sebagai
Penyerap Ion Logam Cd (II).
Universitas Negeri Malang : Malang.
PBI 1971, Peraturan Beton Bertulang
Indonesia. Direktorat Penyelidikan
Masalah Bangunan : Bandung.
SNI 03 – 2847 – 2002, Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung (Beta Version) :
Bandung.
SNI 15-2049-2004, Semen Portland:
Bandung.
SNI 7394:2008, Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan : Bandung.
Wijanarko, Wisnu. 2009.Analisis Bahan
Jerami Padi Dalam Bentuk BlockAtau
Kotak Sebagai Bahan Pengisi Batako.
Universitas Sebelas Maret : Surakarta.

69
Jurnal CIVILLa Vol 2 No 2 September 2017 ISSN No. 2503 - 2399

Halaman ini sengaja dikosongkan

70

You might also like