You are on page 1of 8

JURNAL PENELITIAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

Pengaruh Pemanfaatan Limbah Batu Bara (Fly Ash) Sebagai Bahan Subtitusi Campuran Beton
Terhadap Kuat Tekan Beton

Salsa Fatimah1, Rahmat2, Alisya Maharani3 , Anggita Kirana4


1,2,3,4
Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Kalimantan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Corresponding Author’s, Email : 07201079@student.itk.ac.id

Abstract

Fly ash and bottom ash are solid wastes produced from burning coal in power plants. Solid waste is present in
large enough quantities. The amount is quite large, so it requires management that does not cause environmental
problems such as air pollution, water and ecosystem damage. The research was conducted in the field of Civil
Engineering Research in an effort to utilize industrial waste that can be used for concrete into other industrial
materials, and the results of this research are intended to answer increasingly complex solid waste problems such
as fly ash and how to maximize its utilization. One way to research it is to make concrete with fly ash substitution.
To determine the extent of the effect of adding fly ash on the compressive strength of concrete, the composition of
the addition mixed with fly ash 25% of the weight of cement with cement water factor was determined the same in
all variations of the mixture. The sample used is cylindrical (10 cm x 20 cm), the planned concrete is 22.5 MPa.
Samples were tested at the age of 3 and 28 days, with prior treatment before testing. The number of samples is 6
pieces. The results obtained that the highest average compressive strength increase with the addition of Fly Ash
each time the compression test is different, the 3-day compression test sample will get an average of 6.4 MPa
while at the 28-day compression test it gets 23.8 MPa . This is because Fly Ash has fine grains so that it will make
the concrete more slashy (workable), dense and make the voids between aggregate grains filled with Fly Ash, so
that the pores and cavities become smaller, thereby increasing the compressive strength of the concrete. In
addition, the immersion time also affects the compressive strength of concrete. Thus the description of the use of
Fly Ash as concrete is clearly proven.

Keywords: Concrete, Fly Ash, Compression Test

Abstrak

Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pembangkit listrik.
Limbah padat terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Jumlahnya yang cukup besar, sehingga memerlukan
pengelolaan yang tidak menimbulkan permasalahan lingkungan seperti pencemaran udara, air dan kerusakan
ekosistem. Penelitian dilakukan dalam bidang Penelitian Teknik Sipil dalam upaya pemanfaatan limbah industri
yang dapat digunakan untuk beton menjadi bahan industri lainnya, dan hasil penelitian tersebut dimaksudkan untuk
menjawab permasalahan limbah padat yang semakin kompleks seperti fly ash dan bagaimana memaksimalkan
pemanfaatannya. Salah satu cara untuk menelitinya adalah dengan membuat beton dengan subtitusi fly ash. Untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton, komposisi penambahan yang
dicampur dengan fly ash 25% dari berat semen dengan faktor air semen ditentukan sama pada semua variasi
campuran. Sampel yang digunakan berbentuk silinder (10 cm x 20 cm), beton yang direncanakan adalah 22,5
MPa. Sampel diuji pada umur 3 dan 28 hari, dengan perlakuan terlebih dahulu sebelum pengujian. Jumlah sampel
6 buah.. Hasil yang diperoleh peningkatan kuat tekan rata-rata tertinggi pada penambahan Fly Ash setiap waktu
uji tekan berbeda pada sampel uji tekan 3 hari akan mendapat rata-rata 6,4 MPa sedangkan pada waktu uji tekan
28 hari mendapat 23.8 MPa. Hal ini dikarenakan Fly Ash memiliki butiran yang halus sehingga akan membuat
beton lebih slashy (workable), padat dan membuat rongga antar butir agregat terisi oleh Fly Ash, sehingga pori
dan rongga menjadi lebih kecil, sehingga meningkatkan kuat tekan beton. Selain itu, waktu perendaman juga

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


JURNAL PENELITIAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

mempengaruhi nilai kuat tekan beton. Demikian gambaran penggunaan Fly Ash sebagai beton terbukti secara
nyata.

Kata Kunci: Beton, Fly Ash, Uji Tekan

1. Pendahuluan

Era globalisasi dan majunya perkembangan teknologi di bidang rekayasa struktur membuat kebutuhan
beton guna pembangunan infrastruktur meningkat dengan signifikan. Beton banyak digunakan dalam
pembangunan gedung, jembatan, jalan, bendungan, dan lain sebagainya. Penggunaan beton sebagai
bahan konstruksi dipilih karena beton memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan
konstruksi lainnya. Namun, semakin mahalnya material penyusun beton membuat banyak orang tertarik
untuk melakukan inovasi pada beton.

Pemanfaatan fly ash atau abu terbang dari hasil pembakaran batu-bara dapat menjadi salah satu inovasi
alternatif dalam pembuatan beton. Penggunaan fly ash bertujuan untuk menekan biaya yang dibutuhkan
dalam pembuatan beton tanpa harus menurunkan kualitas dan kuat tekan beton itu sendiri.
Pemanfaatan limbah fly ash juga dapat menyelamatkan lingkungan, karena jika dibuang begitu saja,
limbah pembakaran batubara akan berdampak negatif terhadap lingkungan. Fly ash diperoleh dari hasil
pembakaran batubara pada PLTU. Fly ash (abu terbang) dihasilkan dari hasil proses pembakaran batu-
bara yang keluar dari tungku pembakaran PLTU. Komposisi kimia abu terbang dan abu dasar sebagian
besar tersusun dari unsur-unsur Si, Al, Fe, Ca, serta Mg, S, Na dan unsur kimia lainnya. Unsur dominan
dari abu terbang SiO2, Al2O3 dan Fe masing-masing sebesar 53,49%, 18,29%, dan 11,87% (Kusuma,
2013). Fly ash sendiri memiliki sifat dan ukuran yang sama dengan partikel semen, sehingga limbah fly
ash dapat digunakan sebagai pengganti semen dalam proses pembuatan beton.

2. Tinjauan Pustaka

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk memanfaatkan limbah batu-bara (fly ash) sebagai substitusi
bahan campuran beton terhadap kuat tekan beton. Misalnya, mahasiswa teknik sipil dari Universitas
Sam Ratulangi yang telah melakukan penelitian menggunakan fly ash sebagai produk sampingan
sebagai limbah yang berasal dari PLTU II Sulawesi Utara.

Menurutnya, dengan menggunakan fly ash sebagai bahan substitusi campuran beton dapat
menanggulangi dampak penggunaan semen yang berlebihan, biaya yang lebih ekonomis, bahan ramah
lingkungan sehingga didapatkan campuran beton mutu normal dengan pergantian semen terhadap fly
ash dengan kuat tekan optimum. Tipe fly ash yang digunakan yaitu fly ash tipe C. komposisi variasi
penggunaan substitusi fly ash dalam penelitian ini sebanyak 0%, 30%, 40%, 50%, 60%, dan 70% dari
berat semen. benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk silinder, yang diuji pada umur
7, 14, 21, dan 28 hari. Penelitian ini menguji beton dengan benda uji silinder (diameter 100 mm dan
tinggi 200 mm) sebanyak 96 sampel dan terdiri dari 6 variasi konsentrasi fly ash pada pengujian 7, 14,
21, 28 hari dan masing-masing variasi sebanyak 16 sampel. Berdasarkan hasil pengujian, penambahan
persentase fly ash sebesar 30%, 40%, 50%, 60%, 70% memiliki nilai kuat tekan tertinggi pada
persentase fly ash 30% yaitu sebesar 24,18 MPa untuk umur beton 28 hari. Dan nilai kuat tekan
terendah pada persentase fly ash 70% yaitu sebesar 3,645 MPa untuk umur beton 7 hari.

3. Metodelogi Penelitian

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


JURNAL PENELITIAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

Penelitian ini dilakukan selama 35 hari pada bulan September 2021 sampai dengan bulan Oktober
2021. Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium teknik sipil Institut Teknologi Kalimantan. Data
penelitian ini diambil dari hasil praktikum mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi yang berlokasi di
laboratorium sipil Institut Teknologi Kalimantan. Dalam penelitian ini, limbah batu-bara (fly ash)
digunakan sebagai substitusi semen dalam pembuatan beton dengan sampel uji yang digunakan
berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm sebanyak 6 sampel. Penelitian ini
dilaksanakan dengan alur yang terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :
1. Studi literatur
2. Persiapan alat dan bahan
3. Pengujian material
4. Pembuatan beton dengan menggunakan fly ash
5. Perawatan pada beton ( curing )
6. Pengujian tekan beton
7. Analisis data

4. Hasil dan Pembahasan


4.1. Pengujian Material
4.1.1. Agregat Kasar
Pada pengujian agregat kasar didapatkan hasil :
a. Analisa ayakan
b. Kadar Air
c. Berat Volume
d. Berat Jenis
4.1.2. Agregat Halus
Pada pengujian agregat halus didapatkan hasil :
a. Analisa ayakan
b. Kadar air
c. Berat volume
d. Berat jenis
e. Kadar lumpur
4.1.3. Semen
Pada pengujian semen didapatkan hasil
a. Berat Jenis Semen

Tabel 1: Hasil data percobaan berat jenis semen


No. Uraian Hasil Pengujian Satu
an
1. Massa Semen 128 gr
2. Massa Piknometer + Minyak Tanah 578,41 gr
3. Massa Piknometer + Minyak Tanah + Semen 673,65 gr
4. Massa Piknometer + Air 684,17 gr
5. Massa Piknometer 194,36 gr
6. Berat Jenis Minyak Tanah 0,784 gr/c
m3
7. Berat Jenis Semen 3,064 gr/c
m3
ASTM C188-95 3,0 - 3,3

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


JURNAL PENELITIAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

b. Konsistensi Normal
Tabel 2 : Hasil data percobaan konsistensi normal semen
Pengujian
Uraian
1 2 3 4 5

Berat Air, Wa 84 78 75 65 58
Berat Semen, Ws 300 300 300 300 300
Konsistensi, (Wa/Ws x 100) 28 26 25 21,67 19,33
Penetrasi 43 42 41 14 7
ASTM C 187-04 20,2

Kadar Air Optimum 60,6

c. Uji Vikat
Tabel 3 : Hasil data percobaan uji vikat semen
Waktu Ikat

Interval Penetrasi (mm)


15 34
30 23
45 20
60 19
75 16
90 4,5
105 2
120 2
135 0

4.2. Mix Design


Setelah pengujian material dilakukan, maka dapat dilanjutkan dengan mix design.

Tabel 4 : Perencanaan Mix Design


No. Uraian Nilai Satuan Keterangan Acuan
1. Kuat Tekan 22,5 MPa Benda Uji Ditetapkan
Silinder (10 x 20)
cm
2. Standar Deviasi
3. Nilai Tambah 8,5 MPa Tabel 1 SNI 03-2847-
2002
4. Kekuatan Rata-Rata 31 MPa (1)+(3) SNI-03-2834-
yang Ditargetkan 2000
5. Jenis Semen Portland Ditetapkan SNI-15-2049-
Type I 1994

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


JURNAL PENELITIAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

6. Jenis Agregat : SNI-03-1749-


1990
Agregat Kasar 40 mm Pengujian Ayakan -

Agregat Halus Zona 3 - Zona 1 : Pasir SK SNI T-15-


Kasar 1990-03
Zona 2 : Pasir
Agak Kasar
Zona 3 : Pasir
Agak Halus
Zona 4 : Pasir
Halus
7. Faktor Air Semen 0,56 Grafik FAS SNI 03-2834-
Bebas 2000
8. Faktor Air Semen 0,6 Tabel 4 SNI 03-2834-
Maksimum 2000
9. Slump 10 2 cm SNI
1972:2008
10. Ukuran Agregat 40 mm
Maksimum
11. Kadar Air Bebas 185 kg/m3 Tabel 3 SNI-03-2834-
(⅔*Wh) + 2000
(⅓*Wk)
12. Jumlah Semen 330,357 kg/m3 (11)/(7)
13. Jumlah Semen 0,6 kg/m3 Tabel 4 SNI-03-2834-
Maksimum 2000
14. Jumlah Semen 325 kg/m3 Tabel 4 SNI-03-2834-
Minimum 2000
15. Faktor Air Semen Yang
Disesuaikan
16. Susunan Besar Butiran Zona 3 Grafik 3-6 (Grafik SNI-03-2834-
Agregat Halus 5) 2000
17. Susunan Agregat Kasar Ukuran 40 Grafik 7,8,9 atau SNI-03-2834-
atau Gabungan mm Tabel 7 (Grafik 9) 2000
18. Persen Agregat Halus 35 % Grafik 13 - 15 SNI-03-2834-
(Grafik 15) 2000
Persen Agregat Kasar 65 % 100 - (18)

19. Berat Jenis Relatif, 2,665


Agregat (kering
permukaan)
20. Berat Isi Beton 2420 kg/m3 Grafik 16 SNI-03-2834-
2000
21. Kadar Agregat 1904,643 20 - (12+11)
Gabungan
22. Kadar Agregat Halus 666,625 (18) x (21)

23. Kadar Agregat Kasar 1238,018 (21) - (22)

24. Proporsi Campuran Semen Air Agregat Kondisi Kering Permukaan


(Kg) (Liter) (Kg)

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


JURNAL PENELITIAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

Agregat Halus Agregat Kasar


(Kg) (Kg)
330,357 185 666,625 1238,018

25. Koreksi Proporsi 330,357 173,55 668,118 1247,972


Campuran
Tiap Campuran Uji 0,519 0,272 1,049 1,959
0,00157
(dalam 6 sampel) 3,112 1,635 6,294 11,756

SF (1,2) 3,734 1,962 7,552 14,107

SF (1,3) 4,046 2,125 8,182 15,283

Kadar Substitusi

FA Agregat Agregat Semen Air


Kasar Halus
25 % 75 %

1,001 15,283 8,182 3,034 2,125

Tabel 4 : Volume Cetakan


Volume Silinder Satuan
1570 cm3
0,00157 m3

Tabel 5 : Hasil data kadar material


Keterangan

Wh Perkiraan jumlah air untuk agregat halus 175


Wk Perkiraan jumlah air untuk agregat kasar 205
Ca Penyerapan air pada agregat halus 0,83
Ck Kandungan air pada agregat halus 1,05
Da Penyerapan air pada agregat kasar 0,04
Dk Kandungan air pada agregat kasar 0,84

Tabel 6 : Hasil jumlah material setelah di koreksi


Rumus Koreksi Proporsi Campuran Keterangan

Air B - (Ck - Ca)C - (Dk - Da)D B (jumlah air)


Agregat Halus C + (Ck - Ca) C C (jumlah agregat halus)
Agregat Kasar D + (Dk - Da) D D (jumlah agregat kasar)

4.3. Hasil Data Uji Tekan


Adapun hasil uji tekan beton silinder dengan menggunakan substitusi fly ash pada umur 3 hari
yaitu sebagai berikut :

Tabel 7 : Hasil uji tekan 3 hari


Beton Umur Nilai Kuat Tekan Satuan

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


JURNAL PENELITIAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

1 3 hari 5,88 MPa


2 3 hari 7,24 MPa
3 3 hari 6 MPa

Dan pada umur 28 hari. hasil uji tekan beton silinder dengan menggunakan substitusi fly ash
yaitu sebagai berikut :

Tabel 8 : Hasil uji tekan 28 hari


Beton Umur Nilai Kuat Tekan Satuan
1 28 hari 21,45 MPa
2 28 hari 26,35 MPa
3 28 hari 23,65 MPa

4.4. Pengaruh Uji Material Terhadap Penambahan Fly Ash pada Beton\

Menurut Lincolen (2017), Abu batu-bara merupakan limbah dari proses pembakaran batu-bara
pada pembangkit tenaga uap. Abu batu-bara bersifat 15 pozzolan, yakni bahan yang
mengandung senyawa silika dan aluminium. Pada dasarnya, abu batu-bara tidak memiliki
kemampuan mengikat seperti halnya semen, namun karena ukurannya yang halus dan adanya
air, oksida silika yang terkandung dalam abu batu-bara akan bereaksi secara kimia dengan
kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen, sehingga akan menghasilkan zat
yang memiliki kemampuan mengikat. Fly ash memiliki butiran yang cukup halus (lolos ayakan
No. 325) dengan specific gravity antara 2,15-2,6 dan berwarna abu-abu kehitaman. Silika dan
alumina yang dimiliki fly ash mencapai 80%. Penggunaan fly ash dengan perbandingan tertentu
terbukti terbukti dapat meningkatkan kuat tekan, meskipun tidak secara signifikan.

4.5. Upaya Peningkatan Mutu Beton dengan Penambahan Fly Ash

Fly ash atau abu terbang merupakan limbah sisa-sisa pembakaran batubara, yang dialirkan dari
ruang pembakaran. Fly ash berupa serbuk yang sangat ringan dan berwarna keabu - abuan. Fly
ash merupakan material oksida anorganik yang mengandung silika (Si𝑂2) sebanyak 58,20%.

Beton campuran mengalami penambahan kuat tekan dibandingkan dengan beton normal karena
adanya penambahan Fly ash pada beton. Adapun cara untuk mendapatkan beton mutu tinggi
yaitu dengan meningkatkan mutu bahan pembentuknya. Namun berdasarkan inovasi bidang
teknologi material penyusun beton ternyata upaya untuk meningkatkan kemampuan tekan beton
tidak selalu dengan cara meningkatkan mutu material penyusunnya namun dengan
menggunakan suatu bahan tambah yang bersifat pozolanic. Fly ash memerlukan waktu
pengikatan yang relatif lebih lama daripada waktu pengikatan semen. Pada umur 28 hari fly ash
yang mengandung silika atau alumina dan bersama-sama dengan air akan membentuk bahan
yang mempunyai daya sementasi melalui reaksi pozzolani.

Fly ash mempunyai kandungan logam berat Cu, Cr, dan Pb lebih tinggi dibandingkan
kandungan logam berat Cu, Cr, dan Pb pada limbah karbit. Logam berat Pb mempunyai sifat
yang lebih berbahaya dibandingkan logam Cu dan Cr karena logam Pb termasuk dalam logam
berat non esensial dimana keberadaannya dalam tubuh dapat bersifat racun, sehingga semakin
besar kandungan Pb dalam suatu bahan maka akan semakin berbahaya bagi tubuh. Dengan

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


JURNAL PENELITIAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

penggunaan fly ash maka mutu beton akan meningkat. Selain itu, fly ash juga dapat menjadi
alternatif bahan lain untuk pembuatan beton. Sehingga, apabila bahan utama telah habis atau
sulit ditemukan keberadaanya, fly ash dapat menggantikan bahan tersebut.

5. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dan analisis data, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada pengujian material didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Agregat kasar yang diuji mempunyai ukuran rata-rata 40 mm, dengan nilai kadar air
sebesar sebesar 0,84 %; berat volume 1,575 gr/ml; dan berat jenis sebesar 2,7
gr/cm3.
b. Agregat halus yang diuji masuk ke dalam klasifikasi zona 3 yaitu agak halus, dengan
nilai kadar air sebesar 1,05 %; berat volume sebesar 1,36 gr/ml; berat jenis sebesar
2,644 gr/cm3; dan persentase kadar lumpur sebesar 4,255 %.
c. Pada pengujian semen diperoleh nilai berat jenis semen sebesar 3,064 gr/cm3, kadar
air optimum sebesar 60,6.
2. Hasil kuat tekan beton silinder dengan menggunakan substitusi fly ash pada umur 3 hari
yaitu sebesar 5,88 MPa; 7,24 MPa; dan 6 Mpa. Sedangkan nilai kuat tekan pada umur 28
hari yaitu sebesar 21,45 MPa; 26,35 MPa; dan 23,65 MPa.

Daftar Pustaka

Badan Standarisasi Nasional.2000.”SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal”.Bandung: Badan Standarisasi Nasional.

Yahya, T. T., Kurniawandy, A., & Djauhari, Z. 2017. “Pengaruh Kombinasi Fly Ash Dan Bottom Ash
Sebagai Bahan Substitusi Pada Campuran Beton Terhadap Sifat Mekanis”.Riau: Universitas Riau.

Sultan, M. A. 2019. “Pengaruh Penambahan Limbah Pembakaran Batubara (Fly Ash) Ex Pltu Rum Pada
Campuran Beton”. Maluku: Universitas Khairun.

PBI.1971.”Peraturan Beton Indonesia”.Jakarta

Usman. 2018 . “Potensi Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara Sebagai Bahan Substitusi Dan Bahan
Pengisi (Filler) Pada Pembuatan Beton”. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan

You might also like