Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Fly ash and bottom ash are solid waste generated by coal combustion in steam
power plants or other industrial processes. This solid waste is present in a relatively
large amount, requiring serious management to avoid causing environmental
pollution problems, such as air pollution, waters and other ecosystem degradation.
The phenomenon that occurs, the handling of this waste is not maximal, it is proven
that there are still companies dumping coal ash in the Southern Ring Road of
Salatiga city (Suara Merdeka, 2012), coal waste feeding victims at Kayen Pati (Sura
Merdeka, 2012), events like this show That the solid waste management from
industry is not well managed. While research in the field of Materials Engineering
has been done by researchers as an effort to solve problems and utilize this
industrial waste to be produced into other industries such as building materials. The
results showed that the quality of Concrete with model / type B10 s.d. B17.5 there is
an increase in average compressive strength. Highest increase in fly ash and bottom
ash 12.5% with average compressive strength reaching 36.09 N / mm² age of 3 days,
while decrease occurred in addition of fly ash and bottom ash to 20% with decrease
of compressive strength of lowest average 28.03 N / mm² at 28 day test age. The
regression equation obtained Y = - 0,181 X² - 2,367 X + 24,50 with correlation
value R² = 0,886, it means with addition of fly ash and bottom ash have very strong
influence to compressive strength of concrete. So we get an illustration that by
adding fly ash and bottom ash on the manufacture of concrete and the quality of
concrete to be better.
Pengaruh Penambahan Fly Ash Dan Bottom Ash Pada ….... (Kusdiyono, dkk) 41
campuran terdiri dari 3 sampel, Mesin pengaduk (Mixer), digunakan
sehingga total benda uji sebanyak 135 untuk mencampur dan mengaduk
buah; mortar kapasitas 0,8 m³; Curing tank,
berfungsi untuk merawat benda uji,
Tahap Persiapan Bahan dan alat dengan ukuran panjang 1200 mm,
Bahan-bahan yang dipakai dalam lebar 800 mm dan tinggi 750 mm.
penelitian ini adalah : Semen Portland, Mesin uji tekan, digunakan untuk
yang dipakai adalah Semen Portland menguji kuat tekan silinder beton,
jenis I produk Gresik, yaitu semen merk WF kapasitas 2500 kN.
yang digunakan untuk umum, tidak
memerlukan persyaratan khusus. Fly Tahap pengujian
ash dan Bottom Ash dari sisa bakar Penelitian dimulai dari pemeriksaan
batubara dari PLTU Tanjungjati bahan susun sampai dengan pengujian
Kabupaten Jepara. Agregat halus kuat tekan beton dengan tanpa
(pasir) yang dipakai dalam penelitian penambahan fly ash dan bottom ash.
ini adalah pasir Muntilan sebagai Secara garis besar meliputi :
referensi pengujian. Agregat kasar 1. Pemeriksaan agregat halus dan
(batu pecah) dari lokal sekitar agregat batu pecah : analisa
Semarang ex Pudak Payung Kab. saringan agregat halus, berat jenis
Semarang; Air diambil dari dan penyerapan agregat halus,
laboratorium Politeknik Negeri bobot isi agregat halus, dan kadar
Semarang. Sedang alat yang air agregat halus;
dipergunakan, adalah ayakan, dipakai 2. Pemeriksaan berat jenis dan berat
untuk memisahkan fraksi-fraksi isi semen Portland;
agregat menurut kelompok butiranya. 3. Pemeriksaan berat isi fly ash dan
Dalam penelitian ini digunakan bottom ash.
satu set ayakan dari lubang mulai 0,15
mm sampai dengan 38,1 mm; Analisa kebutuhan bahan
Timbangan, dipakai untuk menimbang Analisa kebutuhan bahan susun
semen, pasir, dan batu pecah sebelum rencana campuran (Mix Design)
bahan-bahan dicampur, dengan dilakukan untuk mendapatkan beton
ketelitian 1 gram; Gelas ukur, dipakai tanpa penambahan fly ash dan bottom
untuk mengukur volume air; Kerucut ash, dan yang dengan menggunakan fly
Abram’s Øbawah 200 mm Øatas 100 ash dan bottom ash sebanyak 9 variasi
mm dan tinggi 300 mm dan Plat # 5 dengan setiap variasi beda 2,5%. Hasil
mm panjang 500 mm dan lebar 500 perhitungan selanjutnya dibuat benda
mm serta tongkat pemadat Ø 160 mm uji dengan ukuran Ø 150 mm tinggi
panjang 600 mm, dipakai untuk 300 mm, sebanyak 135 buah
mengukur konsistensi adukan beton.
Cetakan silinder beton, digunakan Pencampuran dan pengadukan
untuk mencetak benda uji dengan Dalam campuran ini untuk setiap
ukuran Ø 150 mm tinggi 300 mm; macam bahan dengan faktor air semen
Pengaruh Penambahan Fly Ash Dan Bottom Ash Pada ….... (Kusdiyono, dkk) 43
no. 200 dibatasi tidak boleh lebih dari halus menunjukkan 4,10% < 5% pada
1% untuk agregat kasar yaitu 0,56% < agregat halus (memenuhi syarat).
1%, sedang hasil pemeriksaan agregat
Uji Berat Jenis dan penyerapan 0,62% lebih kecil dari 3%, sedang
air adalah untuk mengukur agregat agregat halus 2,63 lebih besar dari 2,5
yang dipergunakan dalam penelitian dan Penyerapan airnya 1,21% lebih
ini dapat dipergunakan sebagai kecil dari 3%, artinya bahwa semua
campuran adukan spesi/plester. agregat dapat dipergunakan untuk
Agregat harus mempunyai Berat jenis penelitian. Sedang Berat Isi kering
lebih besar dari 2,50 dan Penyerapan oven menunjukkan 1,35 kg/lt dan 1,30
airnya tidak boleh melebihi dari 3%. kg/lt untuk agregat kasar, sedang
Dari agregat yang diuji menunjukkan agregat halus 1,50 kg/lt dan 1,45 kg/lt.
Berat jenis agregat kasar 2,55 lebih Dari uji Analisa ayak agregat
besar dari 2,5 dan Penyerapan airnya kasar mempunyai angka kehalusan
Pengaruh Penambahan Fly Ash Dan Bottom Ash Pada ….... (Kusdiyono, dkk) 45
Ash setiap 2,5% pada berbagai diilustrasikan dalam gambar hubungan
umur uji. kuat tekan rata-rata, umur, dan
Hasil pengujian sampel Beton dari model/jenis campuran dapat dilihat
sejumlah 135 buah, dapat diselesaikan pada Gambar 4.1, dengan persamaan
dengan cara analisis dan hasil nilai regresi Y= - 0,181 X² - 2,367 X +
kuat tekan rata-rata dari Beton tanpa 24,50 dengan nilai korelasi R² = 0,886
penambahan fly ash dan bottom ash yang artinya terdapat hubungan yang
sebagai acuan/pembanding dan nilai “sangat kuat” antara kuat tekan Beton
kuat tekan Beton yang sama dengan dengan berbagai jenis campuran
penambahan setiap beda 2,5% (penambahan fly ash dan bottom ash)
berdasarkan kuat tekan rata-rata dan umur, karena nilai R² berada
tertinggi dan kuat tekan rata-rata antara 0,80 – 1,0. Sedang pengaruh
terendah dapat dilihat seperti pada kuat tekan rata-ratanya naik pada
tabel 4 dan gambar 1. Pengaruh penambahan 10%, 12,5%; 15%; 17,5%
penambahan fly ash dan bottom ash dan menurun pada 20% dengan umur
terhadap kekuatan tekan Beton dapat uji 3, 7, 14, 21 dan 28 hari.
Tabel 3. Hasil Uji Tekan Beton Dengan Berbagai Jenis Campuran dan Umur Uji
Pengaruh Penambahan Fly Ash Dan Bottom Ash Pada ….... (Kusdiyono, dkk) 47
mulai dari 10% s.d. 17,5% selanjutnya Wilayah, Badan Penelitian dan
menurun sampai pada penambahan Pengembangan Kimpraswil,
20%; Standar Nasional Indonesia,
2002, Metode, Spesifikasi dan
UCAPAN TERIMA KASIH Tata Cara Bagian 3 : Beton,
Penulis mengucapan terima kasih Semen, Perkerasan Beton
kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Semen, Departemen
Tinggi Departemen Pendidikan Kimpraswil, Jakarta
Nasional yang telah berkenan D.C. Teychene, 1982, Design of
menyetujui dan memberikan dukungan Normal Concrete Mixes,
dana guna penyelesaian penelitian ini. London, Departement of
Environment, Building
DAFTAR PUSTAKA Research Establishment,
Achmadi, A., 2009, Kajian Beton Mutu Transport and Road Research
Tinggi menggunakan Slag Laboratory
sebagai Agregat Halus dan Febriyatno, F., 2012, Pemanfaatan
Agregat Kasar dengan aplikasi Limbah Bahan Padat Sebagai
Superplasticiser dan Agregat Kasar Pada
Silicafume, Undip, Semarang, Pembuatan Beton Normal,
09 Pebruari 2012. Universitas Gundarma, Jakarta,
American Society for Testing and 09 Februari 2012
Material, 1997, Annual Book of Ghozali, I., 2009, Aplikasi Analisis
ASTM Standards, Vol.04.02, Multivariate dengan program
Concrete and Aggregates, SPSS, Cetakan IV, Badan
Philadelphia : ASTM. Penerbit Universitas
Dajan, A.. 1996, Pengantar Statistik Diponegoro, Semarang
Jilid II, Lembaga Penelitian Munir, M., 2008, Pemanfaatan Abu
Pendidikan dan Penerangan Batubara (Fly Ash) untuk
Ekonomi dan Sosial, Jakarta Hollow Block yang bermutu
Departemen Permukiman dan dan aman bagi Lingkungan,
Prasarana Wilayah, Badan Undip, Semarang
Penelitian dan Pengembangan Mulyono, T 2005, Teknologi Beton,
Wilayah, Badan Penelitian dan Andi Offset, Yogyakarta
Pengembangan Kimpraswil, Nugraha, A.P.,, 2007, Teknologi Beton,
Standar Nasional Indonesia, Andi Offset, Yogyakarta
2002, Metode, Spesifikasi dan Putri, M., 2012, abu terbang batubara
Tata Cara Bagian 2 : Batuan sebagai adsorben, http://
Sedimen, Agregat, Departemen majarimagazine.com, 07
Kimpraswil, Jakarta Pebruari 2012
Departemen Permukiman dan Polytechnic Educational Develepment
Prasarana Wilayah, Badan Center, 1987, Teknologi Bahan
Penelitian dan Pengembangan 1 , Departemen Pendidikan dan
Pengaruh Penambahan Fly Ash Dan Bottom Ash Pada ….... (Kusdiyono, dkk) 49