You are on page 1of 11

Kerugian Ekonomi dari Sisa Makanan Konsumen di Rumah Makan dan

Potensi Upaya Pengurangan Sampah Makanan

Economic Losses of Consumer Plate-Waste in Restaurant and


Potential Effort to Reduce Food Waste

Amelia Hasanah1), Eka Intan Kumala Putri 1), Meti Ekayani1)


1
Pascasarjana Ekonomi Sumber Daya Lingkungan
2
Dept. Ekonomi Sumberdaya Lingkungan IPB
2
Dept. Ekonomi Sumberdaya Lingkungan IPB
*email: amelia_hasanah@apps.ipb.ac.id

Abstract

Restaurant’s consumers are one of the biggest producers of food waste. With the increasing
number of population and restaurants in Dramaga District, Bogor Regency, it is very possible
the amount of food waste generated also increases. The driving factors for consumers to
waste their food could be because of bad eating habits, poor restaurant management and the
lack of knowledge about its negative effects towards environment, social and economic. This
study aimed to determine the amount of plate-waste, to estimate the economic losses of plate-
waste and to determine the best effort in reducing consumer’s food waste. This research was
conducted in Dramaga District, Bogor Regency. The methods use in this research are
Measurement and Calculation by SNI 19-3964-1994, conversion factor and Weighted Sum
Model (WSM). The result shows that the total of food waste generated from consumers were
75.825,96 kg/year. The economic value of loss based on the raw price of food ingredients
were IDR 1.011.743.415 per year, based on the final price of food products were IDR
5.138.912.541 per year and based on production cost were IDR 4.111.130.033 per year. The
best effort that has the most potential to be apply in reducing consumer food waste was by
prevention.

Keywords : consumer, economic, food waste, restaurant

PENDAHULUAN

Sampah makanan atau food waste Banyak negara mulai sadar akan dampak
merupakan makanan yang seharusnya negatif yang ditimbulkan oleh sampah
dikonsumsi manusia akan tetapi tidak makanan terhadap lingkungan, sosial dan
dikonsumsi dan dibuang karena beberapa ekonomi. Sepanjang tahapan rantai pasokan
alasan tertentu (FAO, 2011). Topik sampah makanan, tercatat sejumlah 1,3 miliar ton
makanan secara langsung maupun tidak bahan makanan atau sepertiga dari produksi
langsung telah diangkat dalam Sustainable pangan dunia terbuang (Gustavsson et al.,
Development Goals 2030, yakni pilar kedua 2011). Apabila diperhitungkan, jumlah
tentang ketahanan pangan dan pilar kedua tersebut seharusnya dapat memenuhi
belas tentang pola konsumsi dan produksi kebutuhan pangan populasi global yang
yang berkelanjutan (United Nations, 2015). menderita kelaparan. Timbulan sampah
Dengan adanya pilar tersebut, sampah makanan yang dibiarkan begitu saja dapat
makanan menjadi pembahasan global. menyebabkan pemanasan global. Timbulan

1
sampah makanan di pembuangan akan dengan tepat, permasalahan sampah
dikonversi menjadi metana yang merupakan makanan akan berujung pada permasalahan
bagian dari gas rumah kaca. Gas rumah kaca inefesiensi dan pemborosan sumber daya.
terkandung dalam atmosfer yang dapat Oleh sebab itu, diperlukan informasi jumlah
menyerap dan memancarkan radiasi timbulan dan kerugian ekonomi dari
inframerah (Artiningrum, 2017). Kerugian sampah makanan sebagai pembelajaran
secara ekonomi mungkin jarang disadari untuk lebih bijak dalam mengkonsumsi
oleh penghasil sampah makanan. makanan.
Membuang makanan layak konsumsi berarti Sampah makanan yang dikaji dalam
menyia-nyiakan biaya yang dimanfaatkan penelitian ini adalah sampah makanan
untuk memproduksi makanan tersebut. ditahap konsumsi, yakni sisa makanan yang
Negara Indonesia tidak terlepas dari tidak habis dimakan oleh konsumen rumah
permasalahan sampah makanan. Indonesia makan. Penelitian ini bertujuan untuk
merupakan negara kedua terbesar penghasil menganalisis jumlah timbulan sampah
sampah makanan dan tercatat setiap makanan, nilai kerugian ekonomi sampah
penduduknya menghasilkan rata-rata makanan dan menentukan potensi upaya
sampah makanan 300kg pertahun (EIU, pengurangan sampah makanan yang paling
2017). Banyaknya sampah makanan di tepat dan dapat berimplikasi terhadap
Indonesia salah satunya didorong oleh penyusunan kebijakan di masa datang.
kepadatan populasi. Mayoritas provinsi dan
kabupaten di Indonesia mengalami METODE PENELITIAN
kenaikan jumlah penduduk setiap tahunnya,
sehingga bertambahnya tumpukan sampah Waktu dan Lokasi Penelitian
makanan sangat mungkin terjadi. Salah satu Penelitian dilaksanakan di rumah
kabupaten yang kepadatan penduduknya makan yang berlokasi di Kecamatan
terus bertambah adalah Kabupaten Bogor. Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dari total sampah yang dihasilkan Proses pengambilan data dilakukan pada
Kabupaten Bogor tahun 2017 - 2018, bulan November 2019 hingga Oktober
sebesar 70% merupakan sampah organik 2021.
sisa makanan (SIPSN, 2018). Sebagian
sampah makanan tersebut merupakan sisa Sumber data
makanan yang berasal dari konsumen Data yang digunakan pada penelitian
rumah makan. ini adalah data sekunder dan primer. Data
Keberadaan Kecamatan Dramaga sekuder diperoleh dari pustaka yang relevan
sebagai salah satu daerah penunjang dengan penelitian ini seperti buku referensi
perekonomian di Kabupaten Bogor, atau hasil penelitian terdahulu oleh instansi
menyebabkan meningkatnya jumlah maupun perorangan. Data primer diperoleh
penduduk seiring dengan bertambahnya dengan wawancara dan menyebarkan
jumlah usaha rumah makan. Jumlah rumah kuesioner ke responden.
makan di Kecamatan Dramaga terus
mengalami peningkatan sebesar 34% dari Pengambilan Sampel
44 rumah makan pada tahun 2016 menjadi Penentuan jumlah sampel rumah
59 rumah makan pada tahun 2018 (BPS makan berpedoman pada SNI 19-3964-
Kabupaten Bogor, 2019). Secara tidak 1994 mengenai metode pengambilan dan
lansung kondisi ini mempresentasikan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
kondisi yang sama dengan Kabupaten sampah perkotaan, yang telah disesuaikan
Bogor. Dapat disimpulkan Kecamatan dengan lokasi penelitian. Perhitungan
Dramaga juga mengalami permasalahan penentuan jumlah sampel adalah sebagai
sampah makanan. Apabila tidak ditangani berikut:

2
S = Cd √Ts (1) menjadi tiga skala menurut jumlah kursi
konsumen yaitu: (1) Rumah makan besar
Keterangan: berjumlah 61 atau lebih kursi, (2) Rumah
S = Jumlah sampel rumah makan makan menengah berjumlah 31 sampai 60
Cd = Koefisien bangunan non rumah kursi, (3) Rumah makan kecil berjumlah 15
makan=1 sampai dengan 30 kursi. Berdasarkan rumus
Ts = Jumlah bangunan non rumah SNI 19-3964-1994, diperoleh jumlah sampel
makan rumah makan yang diklasifikasikan menjadi
Merujuk pada penelitian Pusfita 3 skala rumah makan. Jumlah sampel rumah
(2015) bahwa rumah makan dapat dibedakan makan menurut skala rumah makan terdapat
pada Tabel 1.

Tabel 1 Sampel Berdasarkan Skala Rumah Makan


No. Skala Rumah Makan Sampel (n)
1. Kecil 5
2. Menengah 5
3. Besar 3
Total 13
Data diolah (2021)

Ruang Lingkup Penelitian konsumen mulai dari rumah makan tersebut


Berikut beberapa hal yang menjadi dibuka hingga menjelang tutup.
ruang lingkup dari penelitian ini adalah: Sampah dikumpulkan dari setiap
1. Penelitian dilakukan pada rumah makan rumah makan dan ditimbang menggunakan
yang menawarkan menu makanan timabangan digital. Sampah dihitung
tradisional. berdasarkan satuan berat per rumah makan
2. Penelitian dilakukan pada rumah makan (Kg/rumah makan). Kemudian sampah
yang menjual nasi, sayur, ayam, ikan dipilah sesuai jenisnya (nasi, sayur, ayam,
dan daging. ikan dan daging) agar didapatkan berat
3. Makanan yang dipesan secara take away berdasarkan komposisi.
atau delivery tidak termasuk dalam Timbulan sampah makanan per
penelitian ini. tahun dihitung menggunakan metode SNI
4. Bagian makanan yang tidak untuk 19-3964-1994 dengan rumus sebagai
dikonsumsi berupa tulang ikan dan berikut:
ayam tidak termasuk dalam penelitian
𝑇𝑇𝑠 = 𝑇𝑠 𝑥 𝑑 (2)
ini.
5. Kerupuk dan cairan seperti kuah sayur Keterangan :
dan sup tidak termasuk dalam TTs = Timbulan sampah (Kg/th)
perhitungan pada penelitian ini. Ts = Total timbulan sampah warung
makan (Kg/hari)
Prosedur Pengambilan dan Analisis Data d = Jumlah hari pada setiap kondisi
dalam 1 tahun (hari/th)
Dalam penelitian ini digunakan jumlah
(1) Jumlah Timbulan Sampah Makanan hari efektif yaitu sebanyak 217 hari dengan
Pengambilan data dilakukan selama 8 mempertimbangkan tedapatnya hari libur
hari sesuai dengan SNI 19-3964-1994. dalam satu tahun.
Prosedur pengambilan data sampah
makanan adalah dengan memberi pengelola
rumah makan masing-masing satu kantong
plastik untuk menampung sampah makanan

3
(2) Kerugian Ekonomi Sampah Makanan (1) Menurut Skala Rumah Makan
Dalam menghitung kerugian ekonomi Rumah makan merupakan salah satu
sampah makanan dipenelitian ini dilakukan usaha penyedia jasa makanan. Rumah makan
dengan menghitung harga bahan mentah, Setiap rumah makan memiliki sistem
harga jual dan biaya produksi. Harga mentah pengelolaan yang berbeda. rumah makan
dihitung dengan menggunakan pendekatan besar seringkali tidak hanya menawarkan cita
harga pasar dari bahan mentah makanan rasa yang lezat, namun juga kenyamanan,
kemudian dikali dengan Faktor Dalam kebersihan dan kualitas pelayanan
Mentah Masak (FDMM) yang dikeluarkan pekerjanya. Tentunya kualitas pelayanan yang
oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2014. disediakan membutuhkan biaya sehingga
Harga akhir produk dihitung dengan mengorbankan harga makanan yang
merata-ratakan harga jual makanan di ditawarkan. Sedangkan untuk rumah makan
seluruh sampel rumah makan. Sedangkan kecil hingga menengah cenderung lebih
biaya akhir produk menggunakan mementingkan harga yang ramah.
perhitungan dengan menghilangkan laba Sama halnya dengan pengelola rumah
pengelola rumah makan sebesar dua puluh makan, konsumen juga memiliki prioritas
persen. dalam menentukan apakah ia akan
menghabiskan makanannya atau tidak.
(3) Upaya mengurangi sampah makanan Konsumen yang mementingkan harga, saat
Metode Weighted Sum Model digunakan makan di rumah makan mewah, kemungkinan
untuk menentukan peringkat alternatif besar akan membawa pulang sisa
dalam mengurangi sampah makanan makanannya apabila sudah kenyang, untuk
konsumen rumah makan di Kecamatan dimakan kembali nanti. Sebaliknya,
Dramaga. Langkah untuk menyelesaikan konsumen yang tidak mementingkan harga,
metode ini ialah (Parhusip et .al., 2018): kemungkinan besar tidak akan membawa
a) Langkah I : Mengidentifikasi kriteria pulang sisa makanannya dan akan menjadi
dan alternatif yang digunakan sampah makanan. Hal inilah yang kemudian
b) Langkah II : Menghitung Nilai mempengaruhi jumlah timbulan sampah
WSM-Score. Adapun rumus yang makanan di setiap rumah makan.
digunakan dalam metode ini yaitu: Berdasarkan analisis timbulan sampah
𝐴𝑗 𝑊𝑆𝑀−𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = ∑𝑛 𝑗=1 𝑊𝑗 𝑋𝑖𝑗 (3) diperoleh hasil penelitian yang menunjukan
Dimana: bahwa jumlah timbulan potensi sampah
N = jumlah kriteria makanan dari konsumen rumah makan di
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor
Wj = bobot dari setiap kriteria
sebesar 75.825,96 kg/tahun. Konsumenrumah
Aj = nilai matrik x makan yang menghasilkan sampah makanan
c) Langkah III : Melakukan terbanyak hingga paling sedikit secara
perankingan berurutan ialah konsumen rumah makan skala
menengah sebesar 37.735,12 kg/tahun, rumah
HASIL DAN PEMBAHASAN makan kecil sebesar 31.856,68 kg/tahun dan
konsumen rumah makan besar sebesar
Jumlah Timbulan Sampah Makanan 6.235,14 kg/tahun. Perbandingan timbulan
Konsumen sampah konsumen menurut skala rumah
makan dapat dilihat pada Tabel 2.
Timbulan sampah makanan rumah
makan yang dihitung, berupa sisa makanan Jumlah timbulan sampah makanan yang
yang masih layak konsumsi namun tidak berbeda dipengaruhi oleh perferensi dan
dihabiskan oleh pengunjung atau konsumen perilaku konsumen terhadap menu makanan,
rumah makan. porsi penyajian, cita rasa dan menurunnya
nafsu makan konsumen. Terdapat satu
konsumen yang memiliki alasan unik tidak

4
memakan sayuran dipiringnya. Konsumen masyarakat bertalian dengan konsep budaya
tersebut mengaku memakan sayur putih (sawi yang banyak dipengaruhi oleh unsur sosial
putih) akan mempengaruhi keberuntungannya budaya yang berlaku dalam kelompok
dan kesehatannya. Hal ini menunjukkan masyarakat tersebut (Sediaoetam, 1999).
bahwa pada dasarnya pola makan suatu

Tabel 2 Timbulan Sampah Makanan Konsumen


Timbulan Sampah Makanan Konsumen
No. Skala Rumah Makan
(Kg/hari) (Kg/th)
1. Kecil 148,8 31.857
2. Menengah 172,5 37.731
3. Besar 28,7 6.235
Total 350 75.823
Data diolah (2021)
(2) Menurut Komposisi Makanan
Rumah makan memiliki peran Untuk mendapatkan gambaran yang
penting dalam menghambat dan lebih rinci, dalam menghitung timbulan
mendorong perilaku konsumen sampah konsumen dibedakan berdasarkan
menyisakan makanan. Pada rumah makan jenis makanannya yakni, nasi, sayuran,
menengah, sebagian besar sistem daging, ayam, dan ikan. Kelima komposisi
penyajiannya adalah disajikan oleh makanan tersebut merupakan menu yang
pengelola rumah makan. Rumah makan disediakan di rumah makan dalam penelitian
menengah menyajikan porsi yang sama ini. Setelah dilakukannya perhitungan,
pada setiap konsumen. Padahal setiap didapatkan persentase sisa makanan menurut
konsumen bisa saja memiliki asupan komposisi makanan. Persentase sampah
makanan yang berbeda. berbedanya asupan makanan pengunjung rumah makan di
makanan dapat dipengaruhi oleh jenis Kecamatan Dramaga berdasarkan jenis
kelamin dimana terdapat perbedaan makanannya dapat dilihat pada Gambar 1.
konsumsi makan antara laki-laki dan
perempuan (Ramonda, et al., 2019). Hal ini 3%
mengakibatkan konsumen merasa porsi 13%
makanannya terlalu banyak dan berujung 0%
menyisakan makanannya. Penyajian 16%
makanan pada sebagian rumah makan kecil 68%
menggunakan cara penyajian prasmanan
sehingga konsumen dapat menyesuaikan
porsi makan sesuai seleranya.
Melalui observasi, ditemukan bahwa Nasi sayuran daging ayam ikan
pengelola rumah makan kecil cenderung
lebih aktif menanyakan preferensi
Gambar 1. Persentasi sisa makanan menurut
konsumen. Sampah makanan di rumah
komposisi makanan
makan besar terhitung paling sedikit. Hal ini
dapat terjadi karena rumah makan besar
Nasi merupakan makanan yang paling
mempunyai sistem pengelolaan yang lebih
banyak disisakan oleh konsumen yaitu sebesar
baik dibandingkan dua jenis rumah makan
68%. Konsumen cenderung menggolongkan
lainnya. Nilai lebih yakni cita rasa yang
nasi sebagai makanan yang murah dan sangat
lezat dan suasana yang nyaman dapat
mudah didapat sehingga konsumen tidak
mempengaruhi sedikitnya sampah makanan
merasa rugi ketika mereka menyisakan nasi.
di rumah makan besar.

5
Ketika mulai kenyang seseorang makanan (BCFN, 2012). Perhitungan
akan memilih untuk menghabiskan lauk berdasarkan harga jual dan biaya produksi
pauknya saja dari pada menghabiskan dilakukan dengan pertimbangan bahwa
nasi.Tentunya peran rumah makan juga sampah makanan dalam penelitian ini
dapat mempengaruhi banyaknya sisa nasi. merupakan makanan yang dimasak
Beberapa rumah makan di Kecamatan sehingga terdapat biaya-biaya pada saat
Dramaga menyediakan porsi nasi yang proses memasak yang hilang apabila
lebih dari seharusnnya. Sampah makanan hanya dihitung menggunakan harga bahan
paling banyak kedua adalah sayuran mentah.
sebesar 16%. Menurut Raharto et al Untuk menentukan nilai kerugian
(2008), sayur masih dianggap merupakan berdasarkan harga mentah dilakukan
konsumsi sehari-hari yang umum hanya perhitungan dengan menggunakan pendekatan
sebagai pelengkap makanan pokok (nasi harga pasar dari bahan mentah makanan. Data
atau lainnya). Padahal sayuran merupakan rata-rata berat sampah yang dihasilkan
makanan yang mengandung banyak gizi dikumpulkan dan kemudian dikali dengan
dan kaya manfaatnya terhadap tubuh faktor konversi dan rata-rata harga makanan
manusia. mentah yang digunakan. Harga yang
Penyumbang sisa makanan terbesar digunakan dalam perhitungan adalah harga
ketiga dan keempat ialah jenis makanan bahan makanan yang mengacu pada harga
ayam sebesar 13% dan ikan sebesar 3% pasar yang dikeluarkan oleh PD Pakuan Jaya
dari total sampah makanan. Ayam dan ikan Kota Bogor dengan pertimbangkan bahwa
adalah jenis makanan yang cenderung harga yang berlaku di Kota Bogor dan
tahan lama dan dapat dipanaskan kembali. Kabupaten Bogor tidak berbeda. Faktor
Beberapa responden mengaku apabila konversi untuk setiap komponen sampah
terdapat sisa makanan ayam atau ikan, makanan dapat dilihat pada Tabel 4.
mereka sering membawa pulang untuk
dimasak kemabali atau diberikan kepada Tabel 4 Komponen dan Faktor Konversi
hewan peliharaan. Pihak rumah makan No. Komponen Faktor Konversi
mengaku tidak jarang memberikan sisa 1. Nasi Kering 0,4
ayam atau ikan yang tidak habis dimakan 2. Nasi Basah 0,347
konsumen kepada hewan-hewan yang 3. Bayam 1,1
berada disekitar rumah makan mereka. 4. Sawi 1
Cara ini membantu pihak rumah makan 5. Buncis 1
untuk mengurangi limbah mereka. 6. Kol 0,6
Pada penelitian untuk jenis makanan 7 Selada 0,7
8. Timun 1,1
daging dari keseluruhan rumah tidak
9. Kemangi 1
ditemukan adanya sisa makanan. Hal ini 10. Kangkung 0,8
diduga karena adanya perbedaan perlakuan 11. Daun Singkong 1,5
oleh konsumen terhadap jenis makanan 12. Ayam Kuah Gulai 1,4
daging dan jenis makanan lainnya. Harga 13. Ayam Bakar 1,2
daging yang lebih tinggi dibandingkan 14. Ayam Goreng 1,2
makanan lain membuat konsumen enggan 15. Tongkol 1,4
untuk menyisakan daging. 16. Lele 2,4
17. Nila 1,5
2. Kerugian Ekonomi Sampah Makanan 18. Gurame 1,5
Untuk menghitung nilai kerugian
ekonomi dari sampah makanan konsumen, Pada penelitian ini didapatkan delapan
selain menggunakan harga mentah, dapat belas jenis komponen sampah makanan dari ke
juga dilakukan dengan dua cara lain yakni, tiga belas sampel rumah makan. Setiap
harga jual makanan dan biaya produksi komponen memiliki angka faktor konversi

6
yang berbeda. sebelum melakukan perhitungan Pada rumah makan kecil, didapatkan
nilai ekonomi sampah makanan diperlukan hasil perhitungan nilai kerugian ekonomi
untuk mengetahui nilai faktor konversi dari sebesar Rp.447.779.648/tahun. Pada rumah
setiap komponen yang ingin dihitung agar makan menengah ditemukan nilai kerugian
perhitungan harga masak ke harga mentah lebih ekonomi sebesar Rp.508.219.576/tahun dan
akurat. di rumah makan besar didapatkan nilai
Setelah dilakukan perhitungan harga ekonomi paling sedikit yakni sebesar
masak ke harga mentah dengan cara Rp.55.724.189/tahun.
konversi didapatkan nilai kerugian Berdasarkan hasil perhitungan
ekonomi untuk harga mentah makanan tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku
berjumlah sebesar menyisakan makanan yang acapkali
Rp.1.011.743.415/tahun. Angka ini disepelekan, adalah perilaku yang sangat
menunjukkan besarnya nilai ekonomi yang merugikan terkhususnya pada aspek
hilang akibat menyia-nyiakan makanan. ekonomi. Nilai kerugian ekonomi dari bahan
Lebih lanjut, perhitungan kerugian mentah berdasarkan skala rumah makan
ekonomi pada penelitian ini juga di dapat dilihat pada Tabel 5.
kategorikan menurut skala rumah makan.

Tabel 5 Nilai Kerugian Ekonomi Bahan Mentah


No. Skala rumah makan Nilai Kerugian Ekonomi (Rp/th)
1. RM Kecil 447.779.648,00
2. RM Menengah 508.219.576,00
3 RM Besar 55.724.189
Total 1.011.723.413,00
Data diolah (2021)

Pada dasarnya perhitungan berdasarkan harga akhir produk dihitung


kerugian ekonomi berdasarkan harga dengan mengalikan berat sampah makanan
mentah, belum mencakup keseluruhan yang disesuaikan dengan komposisinya
ekonomi yang terbuang. Terdapat dengan harga rata-rata makanan per porsi
komponen lain yang dihilangkan seperti yang berlaku pada rumah makan yang
biaya tambahan pada saat memasak menjadi sampel dipenelitian ini. Hasil
makanan, biaya tenaga kerja, dan biaya estimasi kerugian ekonomi berdasarkan
lain-lainnya. Oleh karena itu, dipenelitian harga jual atau akhir produk dan biaya
ini diperlukan menghitung estimasi nilai produksi makanan dapat dilihat pada Tabel
kerugian berdasarkan harga akhir dan 6.
biaya produksi dari sampah makanan.
Nilai kerugian ekonomi

Tabel 6 Nilai Kerugian Ekonomi Harga Jual dan Biaya Produksi


No. Skala rumah makan Nilai Kerugian Ekonomi (Rp/th)
Harga Jual Biaya Produksi
1. RM Kecil 2.251.536.470,00 1.801.229.176
2. RM Menengah 2.585.167.537 2.068.134.029,60
3. RM Besar 302.208.533 241.766.826,40
Total 5.138.912.540,00 4.111.130.033,00
Data diolah (2021)

7
Pada tabel 10 menunjukkan bahwa
hasil estimasi nilai kerugian ekonomi Potensi Upaya Pengurangan Sampah
berdasarkan harga jual diperoleh sebesar Makanan
Rp 5.138.912.541/tahun. Hasil ini jauh Banyaknya timbulan sampah makanan
lebih besar bila dibandingkan dengan nilai yang telah di analisis sebelumnya
kerugian berdasarkan bahan mentah. membutuhkan penangan yang cepat dan tepat.
Apabila dilihat berdasarkan skala Penentuan upaya pengurangan sampah
usahanya, terdapat selisihyang tidak terlalu makanan dilakukan dengan menggunakan
jauh antara rumah makan kecil dan rumah metode WSM. Untuk mengidentifikasi
makan menengah. Rumah makan kecil alternatif-alternatif upaya mengacu pada hasil
diestimasi mengalami kerugian sebesar Rp analisis sebelumnya yang berkenaan dengan
2.251.536.470/tahun, rumah makan topik pembahasan penelitian ini dan hasil
menengah sebesar 2.585.167.537/tahun diskusi yang dilakukan dengan 11 key
dan rumah makan besar sebesar Rp persons.. Penentuan alternatif upaya juga
302.208.533/tahun. Untuk kerugian berpedoman pada tiga kriteria alternatif
ekonomi menggunakan pendekatan biaya strategi yang dikemukakan oleh ReFed
produksi dihitung dengan menghilangkan (2018), yaitu upaya pencegahan, upaya
laba produsen sebesar 20% dari nilai pemulihan dan upaya daur ulang. Sejumlah
kerugian berdasarkan harga jual makanan. key persons dipilih untuk memberikan
Nilai kerugian berdasarkan biaya produksi penilaian pada setiap alternatif yang ada.
diperoleh sebesar Rp 4.111.130.033/tahun. Alternatif dan kriteria pada upaya
pengurangan sampah makanan konsumen
rumah makan terdapat pada Tabel 7.

Tabel 7 Data Alternatif


No. Alternatif Keterangan
Menyediakan tester dan pilihan porsi makanan (sedikit,
A1
sedang dan banyak) oleh pengelola rumah makan
Memberlakukan kebijakan denda bagi pengunjung rumah
A2
makan yang menyisakan makanan
1. Upaya Pencegahan Pengelola rumah makan mengubah ukuran piring pengunjung
A3
dengan yang lebih kecil
Pemasangan spanduk di rumah makan berupa informasi dan
A4
contoh nyata dampak timbulan sampah makanan
A5 Kampanye anti food waste melalui media sosial

Kerjasama pemerintah daerah dengan lembaga yang mumpuni


A6 untuk dibuat kegiatan rutin memilah sisa makanan pengunjung
2. Upaya Pemulihan rumah makan yang masih sangat layak didonasikan
Pengelola rumah makan dan komunitas pecinta binatang
A7 menyediakan tong khusus sisa makanan daging, ayam dan
ikan untuk diberikan pada kucing dan anjing jalanan

Edukasi menarik tentang cara mudah mengolah sisa makanan


A8
melalui media sosial oleh lembaga terkait
Menyebarkan brosur berisi Informasi resep masakan dari sisa
A9
3. Upaya Daur Ulang makanan yang masih layak ke pengunjung rumah makan
Penyediaan alat perlengkapan pengolahan sisa makanan
A10
konsumen menjadi pupuk atau pakan ternak di rumah makan
Pengembangan teknologi mesin pengolahan sampah makanan
A11
menjadi biogas di daerah - daerah

8
Alternatif yang telah ditentukan Berdasarkan diskusi dengan key persons,
pada penelitian ini terdiri dari 11 alternatif maka didapatkan kriteria dan nilai bobot
yang diantaranya mewakili 3 strategi kriteria (wj) sebagaimana dapat dilihat di
upaya. Pada upaya pencegahan terdapat 5 Tabel 8.
alternatif. Pada upaya pemulihan
ditentukan 2 alternatif dan untuk upaya
daur ulang terdapat 4 alternatif.

Tabel 8 Nilai Bobot Kriteria


No. Kriteria Bobot Kriteria
1. Tingkat kemudahan 0.3
2. Efektifitas 0.2
3. Modal 0.3
4. Biaya 0.1
5. Keuntungan 0.1

Langkah selanjutnya ialah kurang tepat untuk diterapkan sebagai


menghitung perangkingan alternatif upaya pengurangan sampah makanan
dengan menggunakan rumus WSM. konsumen rumah makan di Kecamatan
Seluruh alternatif yang terdapat pada Dramaga. Hasil penentuan upaya dalam
Tabel 7, dikalikan dengan nilai bobot mengurangi sampah makanan konsumen
kriteria, sehingga akan didapatkan urutan dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 9.
alternatif dari yang paling tepat hingga

Tabel 9 Nilai Alternatif dan Peringkat Strategi Upaya


Nilai
Kriteria Rata-rata Peringkat
No. Alternatif Keterangan alternatif
a b c d e
A1 4 5 4 4 5 4,3
A2 5 5 5 5 5 5
Upaya
1. A3 3 4 3 3 3 3,2 4,2 1
Pencegahan
A4 5 4 4 4 5 4,4
A5 5 4 4 3 4 4,2

Upaya A6 4 5 3 3 5 3,9
2.
Pemulihan 4,1 2
A7 5 4 4 4 4 4,3

A8 3 3 3 3 3 3
Upaya Daur A9 5 3 4 3 3 3,9
3.
Ulang 3,2 3
A10 3 4 3 3 3 3,2
A11 2 4 2 2 5 2,7
Bobot Kriteria 0.3 0.2 0.3 0.1 0.1
Data diolah (2022)

Tabel 9 menunjukkan peringkat penerapannya upaya pencegahan


strategi upaya. Diperingkat pertama adalah mudah untuk diwujudkan dan tidak
upaya pencengahan, kedua upaya pemulihan membutuhkan modal yang tinggi.
dan ketiga atau terakhir upaya daur ulang. Alternatif yang memiliki nilai paling
Upaya pencegahan terdiri dari menyediakan tinggi ialah diimplementasikannya
tester dan porsi makanan, kebijakan denda, kebijakan denda bagi pengunjung
merubah ukuran piring, pemasangan rumah makan yang tidak
spanduk dampak negatif sampah makanan menghabiskan makanannya. Untuk
dan kampanye melalui media sosial. Pada dapat menerapkan upaya ini

9
dibutuhkan peran pengelola rumah makan 1.011.723.413/th, berdasarkan
atau pemerintah setempat. Tentunya selama harga jual Rp. 5.138.912.540/th,
upaya ini diterapkan, konsumen tidak berdasarkan biaya produksi Rp.
diperkenankan membawa pulang sisa 4.111.130.033/th.
makanan agar dapat dilakukan perhitungan 3. Upaya terbaik untuk
denda yang sesuai. meminimalisir terjadinya sampah
Meskipun terkesan mudah, penerapan makanan dari sisi konsumen
denda memiliki kendala terkait persetujuan adalah upaya pencegahan yakni
pihak rumah makan. Pada proses diskusi dengan menerapkan kebijakan
dengan pengelola rumah makan, terdapat denda bagi konsumen rumah
pengelola yang kurang setuju makan yang tidak menghabiskan
diberlakukannya denda karena khawatir makanan.
akan mempengaruhi jumlah pengunjung.
Berdasarkan penelitian Donelly, et al., DAFTAR PUSTAKA
(2016), semakin tinggi denda yang
diberikan, maka semakin tinggi resiko Artiningrum, T. 2017. Potensi Emisi Metana
mengalami kegagalan pembayaran dalam (CH4) dari Timbulan Sampah Kota
artian pengelola rumah makan dapat Bandung. Geoplanart. 1(1), 36-44.
kehilangan pelanggan. Namun, angka denda BCFN (Barilla Center for Food and Nutrtition).
yang rendah kemungkinan besar tidak akan 2012. Food Waste: Causes, Impact, and
mempengaruhi perilaku konsumen dalam Proposals. Food and Sustanability Paper,
bertanggung jawab terhadap konsumsinya. Rome, Italy: Barilla Center for Food and
Alternatif terendah ialah Nutrtition.
pengembangan teknologi mesin pengolahan BPS Kabupaten Bogor (Badan Pusat
sampah makanan menjadi biogas di daerah – Statistik). 2019. Kecamatan Dramaga
daerah. Meskipun terbilang akan lumayan Dalam Angka 2019. Jakarta, ID: BPS
efektif mengurangi timbulan sampah Kabupaten Bogor.
makanan, namun alternatif ini sulit Donnelly N, Poynton S. dan Weatherburn
dilakukan karena membutuhkan modal yang DJ. 2016. Willingness to Pay a Fine.
besar. Menurut wawancara dengan key Crime and Justice Bulletin. No.195.
persons, selain modal yang besar, alternatif Sydney: NSW Bureau of Crime
ini akan memakan biaya operasional yang Statistics and Research.
tidak sedikit serta waktu pengembangannya FAO (Food Agriculture Organization).
yang tidak singkat. Disisi lain, apabila 2011. Global Food Losses and Food
alternatif ini terlaksana, akan dapat Waste-Extent, Causes and Prevention.
menyerap tenaga kerja terutama masyarakat Rome, Italy: Food and Agriculture
sekitar. Organization of The United Nation.
EIU (Economist intelligent unit). 2016.
KESIMPULAN Global Food Security Index. [internet].
1. Timbulan sampah makanan dari sisi Tersedia pada:
konsumen rumah makan sebesar 75.823 https://foodsustainabilityindex.eiu.co
Kg/th. Timbulan sampah makanan m/.
paling besar didapatkan pada rumah Gustavsson, J.C., Ciderberg, U., Sonesson,
makan skala menengah. Komposisi atau R.V., Otterdijk, Meybeck, A. 2011.
jenis makanan yang paling banyak Global Food Losses and Food Waste.
disisakan oleh konsumen rumah makan Food and Agricultural Organization.
adalah nasi. Rome (IT).
2. Kerugian ekonomi dari sisa makanan
konsumen yang terbuang berdasarkan
harga mentah sebesar Rp.

10
KEMENKES RI (Kementerian Kesehatan .
Republik Indonesia). 2014.
Pedoman Konversi Berat Matang-
Mentah, Berat Dapat Dimakan
(BDD) dan Resep Makanan Siap
Saji dan Jajanan. Jakarta (ID):
Kemenkes RI.
Pusfita R. 2015. Analisis Bauran
Pemasaran Terhadap Kepuasan
Konsumen Di Restoran Kambing
Bakar Cairo Bandung. Skripsi.
Bandung (ID): Universitas
Pendidikan Indonesia.
Parhusip, F., Hartama, D., & Nasution, Z.
M. Penerapan Metode Wsm Pada
Faktor Penyebab Rendahnya Minat
Mahasiswa Dalam Belajar Bahasa
Inggris. 2018. KOMIK (Konferensi
Nasional Teknologi Informasi dan
Komputer), 8(1), 238-241
Raharto A, Noveria M, Fitranita N. 2008.
Konsumsi Sayur dan Buah di
Masyarakat Dalam Konteks
Pemenuhan Gizi Seimbang. Jurnal
Kependudukan Indonesia. 3 (2):
97-119
Ramonda, D. A., Yudanari, Y. G., &
Chiriyah, Z. Hubungan Antara
Body Image dan Jenis Kelamin
Terhadap Pola Makan Pada
Remaja. 2019. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa. 2 (2), 109 –
114.
ReFED (Rethink Food Waste Through
Economics and Data). 2018.
Restaurant Food Waste Action
Guide. Rethink Food Waste
Through Economics and Data.
New York (US): ReFED
SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional). 2018. Data
Pengelolaan Sampah: Komposisi
Sampah [Internet]. Tersedia pada:
sipsn.menlhk.go.id/?q=3a-
komposis-sampah.
SNI 19 – 3964 – 1994. Metode
Pengambilan dan Pengukuran
Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah Makanan.

11

You might also like