You are on page 1of 19

Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kemitraan Terhadap Kebijakan

Bisnis dan Kinerja Pengelola Serta Dampaknya Pada Keunggulan


Bersaing Industri Kecil Makanan di Propinsi Riau

Fatkhurahman
Program Doktor Manajemen Universitas Pasundan
fatkhurrahman@unilak.ac.id
Abstract
The objectives of the research are to obtain empirical evidence and to find clarity of phenomena, as
well as conclusions about the influence of entrepreneurship spirit and partnership on business policy
and performance of the manager and its impact on the competitive advantage of small food industry
by special souvenir of Riau region. The results of the study are expected to provide benefits in terms
of practical and also contribute to the development of management science, especially human
resource management.This research uses quantitative approach with inductive descriptive method,
that is collecting, presenting, analyzing and doing hypothesis testing and composing that
entrepreneurship spirit, business partnership, business policy and performance of manager and
competitive advantage according to perception of business manager is good enough to good.
Simultaneously and partially the entrepreneurial spirit and business partnership significantly
influence the business policy and also the performance of small food industry managers by souvenirs
typical of Riau region and also simultaneously and partially made business policy and the
performance of managers significantly influence the competitiveness of small food industry special
souvenirs of Riau. The research results emphasize the importance of entrepreneurship and
partnership development because it can be used as a basis in making policies and can improve
performance so as to realize the competitive advantages of small industries typical food of Riau
region.

Keywords: Entrepreneurship, Partnership, Business Policy, Manager Performance and


Competitive Advantage.
ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah mendapatkan bukti empirik dan menemukan kejelasan fenomena, serta
kesimpulan tentang tentang pengaruh jiwa kewirausahaan dan kemitraan terhadap kebijakan
bisnis dan kinerja pengelola serta dampaknya pada keunggulan bersaing usaha industri kecil
makanan oleh-oleh khas daerah Riau. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
dari segi praktis dan juga memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu manajemen,
khususnya manajemen sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode deskriptif induktif, yaitu mengumpulkan, menyajikan, menganalisis dan melakukan
pengujian hipotesis serta menyusun bahwa jiwa kewirausahaan, kemitraan usaha, kebijakan
bisnis dan kinerja pengelola serta keunggulan bersaing menurut persepsi pengelola usaha sudah
cukup baik menuju baik. Secara simultan dan parsial jiwa kewirausahaan dan kemitraan usaha
berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan bisnis dan juga kinerja pengelola industri kecil
makanan oleh-oleh khas daerah Riau dan juga secara simultan dan parsial kebijakan bisnis yang
dibuat dan kinerja pengelola berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing industri
kecil makanan oleh-oleh khas daerah Riau. Hasil penelitian menegaskan pentingnya
pengembangan jiwa kewirausahaan dan jalinan kemitraan sebab dapat dijadikan dasar dalam
membuat kebijakan dan dapat meningkatkan kinerja sehingga dapat mewujudkan keunggulan
bersaing industri kecil makanan khas daerah Riau.

Kata Kunci: Jiwa Kewirausahaan, Kemitraan, Kebijakan Bisnis, Kinerja Pengelola dan
Keunggulan Bersaing.

PENDAHULUAN dimiliki dari sebuah kegiatan usaha. Hal ini,


juga merupakan prestasi bagi usaha dalam
Keunggulan bersaing usaha menjalankan usahanya agar mampu
merupakan sebuah keadaan yang menjaga kesinambungannya. Pada ilmu
memberikan nilai lebih dan keunikan yang manajemen sumber daya manusia, prestasi
merupakan suatu capaian yang akan dicapai Penelitian ini memilih usaha sektor
dan ditingkatkan perolehannya dari masa ke industri skala kecil yakni dengan
masa, melalui berbagai macam daya dan pertimbangan bahwa usaha sektor industri
upaya. Prestasi juga merupakan tanggung kecil merupakan bentuk usaha yang banyak
jawab secara keilmuan dari bidang ilmu dalam arti jumlah menyerap tenaga kerja
manajemen sumber daya manusia dalam dibandingkan dengan sektor jasa. Kemudian
menjawab persoalan tersebut. penelitian dilakukan di Propinsi Riau,
Pekerjaan bagi setiap manusia karena daerah ini merupakan salah satu kota
berbeda, dalam rangka menghasilkan produk besar di Indonesia yang memiliki jumlah
yang pada akhirnya adalah untuk industri kecil yang relatif banyak dan juga
mendapatkan hasil dan atau kepuasan dalam secara geografis berlokasi sangat strategis
memenuhi kebutuhan hidupnya. Seseorang yakni terletak di perbatasan Negara
akan melakukan kegiatan dengan seksama, tetangga (Malaysia dan Singapura)
manakala mereka menyadari akan arti menyebabkan memiliki peluang pemasaran
pentingnya pekerjaan dilakukan dan dan yang lebih baik dan juga sebagai salah
peruntukannya. Terdapat banyak pekerjaan satu tujuan ekspor hasil produk industri.
yang dilakukan seseorang dalam tujuan Menurut Undang-Undang No. 20
tersebut, seperti: bekerja di perusahaan Tahun 2008 pasal 6 menyatakan, usaha
maupun lembaga pemerintah, kemudian kecil adalah usaha yang memiliki nilai
bekerja secara mandiri seperti membuka kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000
usaha sendiri. Namun saat ini yang lebih (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
didorong pemerintah adalah menumbuhkan paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus
jiwa kewirausahaan bagi generasi sekarang juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
dengan tujuan mampu membuka usaha bangunan tempat usaha. Sedangkan
sendiri yang pada akhirnya akan menjadi menurut BPS berdasarkan jumlah tenaga
mandiri. kerja yaitu tenaga kerja 5 sampai dengan 19
Amerika Serikat pada tahun delapan orang. Usaha ini juga dibedakan menjadi
puluhan telah lahir sebanyak dua puluh juta usaha kecil formal dan informal, usaha
wirausahawan baru, mereka menciptakan kecil formal yaitu usaha kecil yang telah
lapangan pekerjaan baru. Demikian pula di terdaftar pada badan atau lembaga resmi
Eropa Timur wirausahawan bermunculan dan dan telah berbadan hukum atau telah
bahkan di China yang masa lalu menganut memiliki izin usaha. Sedangkan usaha kecil
paham komunisme murni, kini mulai informal adalah merupakan usaha yang
membuka diri terhadap lahirnya belum terdaftar atau belum tercatat serta
wirausahawan baru dan menerima investasi belum berbadan hukum, seperti: pedagang
dari luar. kaki lima. Usaha industri kecil informal
Kemandirian dalam berusaha tidak memiliki data yang jelas bila
memberikan kesempatan bagi diri sendiri, dibandingkan dengan sektor formalnya
untuk berkembang dan pada gilirannya akan sudah dicatat oleh pemerintah yang
mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Hal berwenang.
ini juga akan mampu memberikan kontribusi Penelitian ini menekankan pada
positif terhadap masalah yang dihadapi perkembangan kondisi usaha seperti
pemerintah yakni pengangguran. Terdapat perkembangan usaha, penyerapan tenaga
berbagai jenis usaha yang ditekuni oleh kerja dan jumlah investasi. Karena industri
masyarakat seperti usaha dagang baik barang kecil merupakan usaha yang memiliki
maupun jasa, kemudian usaha industri prestasi terhadap gelombang krisis ekonomi
dengan berbagai aneka industri yang ada. pertama era reformasi dalam bertahan dan
Usaha ini dengan berbagai skala yang dalam menyerap tenaga kerja serta dalam
dimiliki, seperti: skala mikro, kecil dan usaha menyelamatkan perekonomian
menengah serta besar. bangsa Indonesia.
Masalah daya saing dalam pasar dunia (Malaysia dan Singapura) menyebabkan
yang semakin terbuka merupakan isu dan Riau menjadi daerah perdagangan dan
tantangan yang tidak ringan bagi Indonesia. memiliki daya tarik tersendiri bagi berbagai
Produk-produk Indonesia tidak akan mampu kelompok serta memiliki visi yakni:
menembus pasar internasional tanpa dibekali “Terwujudnya Provinsi Riau yang maju,
kemampuan dan keunggulan daya saing yang masyarakat sejahtera, berbudaya
tinggi. Keunggulan kompetitif merupakan Melayu dan berdaya saing tinggi,
faktor yang dapat meningkatkan kinerja menurunnya kemiskinan, tersedianya
perusahaan. Bagi pelaku bisnis peningkatan lapangan kerja serta pemantapan aparatur”.
keunggulan bersaing dapat dibangun melalui Visi tersebut untuk dapat
tingkat kesadaran yang tinggi terhadap faktor mewujudkannya tidak terlepas dari peran
produktivitas, profesionalisme, kreativitas, sumber daya manusia yang dimiliki kota
perilaku efisiensi, kualitas produk dan ini. Penduduk menjadi sumber daya
layanan prima, yang merupakan ujung manusia yang paling berperan, karena
tombak dalam menghadapi persaingan penduduk merupakan aset bagi daerah yang
global. Faktor produktivitas dan efisiensi memberikan warna dan harapan serta
menjadi komponen dasar dalam membangun ancaman jika tidak dikelola dengan baik.
harga produk yang bersaing. (Tatang, 2014: Oleh karenanya sebagian dari penduduk di
3) daerah ini sebagai sumber daya manusia
Masyarakat adil dan makmur memilih membuka usaha. Usaha yang
berdasarkan Pancasila harus diwujudkan berkembang didominasi oleh usaha kecil
melalui pembangunan perekonomian khususnya pada usaha industri kecil dan
nasional berdasarkan demokrasi ekonomi. perdagangan. Berdasarkan data dari
Dalam rangka demokrasi ekonomi, usaha Disperindah Propinsi Riau, jumlah usaha
mikro, kecil dan menengah perlu mikro sebesar 378.450 (70,7%), usaha kecil
diberdayakan sebagai bagian integral sebesar 149.290 (27,9%) dan usaha
ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, menengah sebesar 7.399 (1,4%).
peran dan potensi strategis untuk Perkembangan industri kecil dan
mewujudkan struktur perekonomian nasional menengah di Propinsi Riau dari mengalami
yang makin seimbang, berkembang dan penurunan unit usahanya, juga tenaga kerja
berkeadilan (UU No. 20 Tahun 2008). yang digunakan, namun meningkat dari sisi
Peran usaha kecil dalam investasinya dan juga nilai produksinya.
perekonomian Indonesia cukup besar, khusus Kondisi dimana perkembangan
pada dalam menghadapi krisis ekonomi. industri kecil dan menengah di Propinsi
Dampak dari krisis tersebut menunjukkan Riau mengalami penurunan dari sisi unit
bahwa usaha mikro, kecil dan menengah usaha dan juga penyerapan tenaga kerja,
dapat bertahan dari pengaruh tersebut, hal ini namun dari sisi nilai investasi dan juga nilai
mendorong pemerintah untuk melakukan produk yang dihasilkan mengalami
pembenahan kebijakan yang sebelum terjadi peningkatan. Perubahan industri kecil
krisis ekonomi lebih memfokuskan diri pada menengah tidak lagi mengarah kepada
kebijakan ekonomi skala besar menjadi padat karya, namun sudah berubah menjadi
memberi perhatian terhadap kebijakan usaha padat modal.
mikro, kecil dan menengah sehingga tercipta Perkembangannya juga dari masing-
iklim yang kondusif dalam berusaha yang masing kondisinya, dapat dilihat dari
pada akhirnya akan meningkatkan gambar 1 berikut ini:
pendapatan daerah (Machmud, 2013: 57).
Propinsi Riau merupakan merupakan
salah satu daerah yang memiliki potensi
pengembangan industri kecil, secara
geografis berlokasi sangat strategis yakni
terletak di perbatasan Negara tetangga
penyerapan tenaga kerja mencapai 23.251
orang, serta investasi dan nilai produksi
yang relatif besar, memberikan gamabran
bahwa peluang IKM berkembang di
Propinsi Riau sangat menjanjikan. Pada saat
sekarang ini, Industri kecil makanan
memberikan kontribusi pada perkembangan
IKM mencapai 9,5% dan industri kecil
makanan saat ini menjadi trend keunggulan
Gambar 1 daerah dalam rangka memperkenalkan
Perkembangan IKM di Propinsi Riau keunikan daerahnya melalui cita rasa dan
Gambar tersebut memberikan kekhasan daerah masing-masing.
penjelasan mengenai kondisi unit usaha Data tentang kondisi industri kecil
mengalami penurunan dan juga tenaga kerja sektor makanan yang berkembang di
dan mengalami peningkatan yang sangat Propinsi Riau tahun 2014, jumlah industri
tinggi dari aspek investasi yakni pada tahun kecil makanan di Propinsi Riau mencapai
2014 dan juga nilai produksi di tahun yang 548 unit dengan penyerapan tenaga kerja
sama. Namun apabila dilihat dari keunikan mencapai 2.820 orang dan juga nilai
dari IKM itu sendiri, lebih mengarah dari investasi dan nilai produk yang relatif
penggunaan padat karya yang mengandalkan besar. Kondisi ini menggambarkan kondisi
kreatifitas dan inovasi dibandingkan dengan industri kecil makanan yang menjadi trend
penggunaan modal. saat ini dalam rangka penggalian potensi
Masalah utama usaha kecil menengah wisata kuliner di daerah. Keunggulan usaha
saat ini adalah 1) rendahnya akses terhadap industri kecil makanan menjadi satu
sumberdaya produktif (modal, bahan baku, keadaan yang lebih baik, dalam rangka
ketrampilan, informasi, teknologi dan pasar) memperkenalkan keunikan daerah melalui
19,9% dari total kredit perbankan (BI, wisata kuliner industri makanan menjadi
Agustus 2012); 2) rendahnya kualitas bentuk daya tarik yang menjanjikan
sumberdaya manusia (pendidikan, keuntungan lebih dalam berbagai hal. Nilai
ketrampilan, kompetensi dan lebih dari setiap keadaan memberikan
kewirausahaan); 3) rendahnya produktifitas pesona dan daya saing dari industri kecil
dimana 0,19% dari produktifitas usaha besar; makanan untuk dapat dinikmati masyarakat
4) tingginya biaya transaksi/usaha (pungutan, dan sekaligus memperkenalkan daerahnya.
perijinan, ketersediaan infrastruktur); 5) Saat ini pemerintah Propinsi Riau
rendahnya daya saing (indeks daya saing dalam rangka menghadapi MEA juga
UKM Indonesia = 3,5 dari maksimal skor 10) mempersiapkan program unggulan daerah
(Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM yakni sektor pariwisata, hal ini menjawab
Propinsi Riau, 2017) kondisi sudah mulai berkurangnya
Perkembangan yang terjadi di ketersediaan sumber daya minyak bumi
Propinsi Riau dari sisi penyebarannya di sebagai salah satu sumber pendapatan
seluruh daerah dalam hal ini adalah daerah. Sektor pariwisata ini digali dari
kabupaten dan Kota. Diketahui bahwa jumlah setiap daerah yang ada seperti objek wisata
terbanyak berkembang di Kabupaten Siak candi Muara Takus di Kabupaten Kampar,
dan Kabupaten Kepulauan Meranti. Istana Siak di Kabupaten Siak, Gelombang
Sedangkan jumlah terkecil berada di Bono di Kabupaten Pelalawan, Islamic
Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Centre di Kabupaten Rokan Hulu, Pestival
Rokan Hulu dengan nilai investasi dan bakar tongkang di Kabupaten Rokan Hilir,
produksi tertinggi yakni di Kabupaten Siak Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi,
dan Kabupaten Kuantan Singingi dan Mandi Sapar di Pantai Rupat Kabupaten
terendah di Kabupaten Indragiri Hulu. Bengkalis, Wisata Belanja di Kota
Perkembangan jumlah IKM di
Propinsi Riau mencapai 5.736 unit dan
Pekanbaru dan masih terdapat objek wisata oleh-oleh khas daerah di Propinsi Riau,
lainnya yang dimebangkan di daerah. diperoleh beberapa informasi dari indikator
Melihat peluang tersebut dan juga 1) nilai sumber daya; 2) ketersediaan
dalam rangka meningkatkan keunggulan sumber daya; 3) keunikan sumber daya; 4)
bersaing usaha kecil makanan oleh-oleh khas ketersediaan barang pengganti, dapat
daerah menjadi salah satu produk penting diketahui rata-rata keunggulan usaha masih
yang perlu mendapatkan perhatian. Oleh-oleh belum optimal. Ini bermakna bahwa dari
khas daerah khususnya produk makanan empat dimensi keunggulan bersaing dapat
tersebut sesungguhnya sudah semenjak lama diketahui dimensi paling rendah adalah
ada dan sudah menjadi produk unggulan di pada ketersediaan barang pengganti,
daerah, seperti: Lempok durian dan Belacan maksudnya adalah produk yang dihasilkan
khas Bengkalis, Amplang Udang khas di daerah Riau khususnya produk makanan,
Indragiri Hilir, Madu Sialang khas sesungguhnya sudah ada di daerah lain dan
Pelalawan, Gula Aren khas Indragiri Hulu, ini berarti belum tampak kekhasan produk
Kue Kacang Pukul khas Indragiri Hilir, lokal dan apabila pembeli ingin
Keripik Cabe khas Kota Dumai, Salai Ikan membelinya di daerah lain juga tersedia.
Patin khas Kampar, Bolu Kemujo khas Kota Kemiripan produk yang dihasilkan
Pekanbaru, Dodol Kedondong khas Indragiri memberikan dampak pada kurang
Hulu, Lomang khas Kuantan Singingi, Mie berminatnya pembeli untuk membeli.
Sagu khas Kepulauan Meranti dan Roti Jala Sehingga hal ini memberikan nilai tambah
khas Siak. yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
Teori transient competitive advantage adanya keunikan produk yang dihasilkan.
(TCA) yang diperkenalkan Rita G. McGrath Gambaran mengenai keunggulan
(2013: 9), much of where strategy advantage bersaing usaha industri kecil makanan oleh-
is current strategy trought is based on a oleh khas daerah sesungguhnya tergantung
stable paradigm not relevant in turbulence dari pengelolanya. Pengelola usaha industri
markets where strategic advantage is kecil menjadi orang yang paling
transient. Menurut Teguh Budiarto (2011: bertanggungjawab akan keberlangsungan
10) keunggulan kompetitif perusahaan perlu usaha yang dijalankan. Menurut
dipertahankan sepanjang kehidupan nomengklatur PP No 17 Tahun 2013
organisasi. Pesaing-pesaing akan berusaha tentang pelaksanaan UU No 20 Tahun 2008
mengikuti perusahaan sehingga keunggulan tentang UMKM pada penjelasan pasal 40
perusahaan menjadi terancam atau tidak lagi ayat 2 menyebutkan bahwa orang yang
kompetitif. Ada empat kreteria yang memiliki atau menjalankan usaha kecil
dikembangkan organisasi untuk mendapatkan disebut dengan istilah “pengelola”.
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan Menurut Susilo, Y. (2012: 76)
antara lain: 1) sumber daya mestilah bernilai UMKM di Indonesia akan menghadapi
(valuable resource) untuk dapat tantangan dan sekaligus memperoleh
memanfaatkan peluang atau menetralkan peluang. Agar tetap mampu bertahan dan
hambatan; 2) sumberdaya merupakan hal dapat memanfaatkan peluang maka UMKM
yang jarang (rare resource) diantara pesaing harus meningkatkan daya saing perusahaan
kini dan pesaing potensial. Secara karakter maupun daya saing produknya. Agar daya
(terpercaya, interpersonal, kultur, reputasi) saing UMKM dapat meningkatkan maka
yang kompleks; 3) sumber daya hendaknya kunci utamanya pada UMKM sendiri
tidak mudah untuk ditiru (difficult to imitate khususnya pengusaha/pemilik UMKM
resource) oleh pesaing; 4) sumberdaya dengan dukungan para pekerjanya.
haruslah tidak sepadan (difficult to subtitue Pengusaha/pemilik UMKM dengan jiwa
resource) secara stratejik dengan produk kewirausahaan dan jiwa inovasi yang
pengganti. dimiliki, harus mampu menjadi motor
Hasil pra survey yang dilakukan di penggerak untuk meningkatkan daya saing
lapangan terhadap 30 industri kecil makanan perusahaan. Dari meningkatnya daya saing
perusahaan maka pada gilirannya akan menentukan aturan dasar implementasi.
mendorong terciptanya saya saing produk. Kebijakan-kebijakan tersebut memberikan
Hal lain yang harus menjadi prioritas UMKM pedoman bagi pengambilan keputusan dan
adalah meningkatkan kerjasama antar unit tindakan di seluruh organisasi. Kebijakan
UMKM atau antar sentra UMKM dan juga sangatlah penting bagi perusahaan untuk
meningkatkan jaringan kerjasama dengan membuat strategi produk secara
stakeholders. independen. Beberapa kebijakan menjadi
Hasil penelitian mengenai kinerja kunci sukses dan dalam rangka memastikan
pengelola dalam sebuah perusahaan industri kompetensi perusahaan untuk memastikan
kecil tersebut, dapat direduksikan menjadi keunggulan kompetitif.
faktor penentu keunggulan bersaing usaha Berdasarkan pendapat Hunger
dalam menghasilkan nilai lebih usaha yang (2010: 287); Teguh Budiarto (2011: 28);
dikembangkan. Variabel kinerja manajer dan Irsan (2014: 55) bahwa dimensi
menurut Ankrah (2015: 35) bahwa kinerja kebijakan bisnis antara lain: 1) kejelasan
pengelolaan usaha kecil dan juga tujuan; 2) ketepatan alokasi sumber dana;
kebijakannya dalam menjalankan usaha ikut 3) keterpaduan hirarkis; 4) aturan
menentukan keberhasilan mencapai pelaksana; 5) keterbukaan. Berdasarkan
keunggulan usaha kecil dan menengah. hasil pra survey yang dilakukan pada
Pentingnya kinerja manajar dalam rangka industri kecil makanan oleh-oleh khas
mencapai prestasi atau keunggulan usaha. daerah di Propinsi Riau.
Hal ini juga didukung pendapat Irsan (2014: Kebijakan bisnis yang dijalankan
155); dan Setyowati, Novita Wahtu (2015: 9– pengelola industri kecil makanan masih
26) bahwa kebijakan bisnis turut membangun belum optimal, dapat dilihat dari 30 orang
keunggulan bersaing usaha. Selain itu juga, responden, responden yang memberikan
menurut Fahmi (2016: 204) bahwa kinerja jawaban negative berada pada dimensi
akan mampu menciptakan peningkatan kejelasan tujuan. Ini berarti bahwa
kualitas kinerja di perusahaan dan responden menganggap bahwa belum
produktifitas dan profit perusahaan. adanya kejelasan tujuan yang dibuat
Menurut nomengklatur PP No. 17 khususnya berkaitan dengan capaian yang
Tahun 2013 tentang pelaksanaan UU No 20 ingin dicapai dari pengeloa, dalam
Tahun 2008 tentang UMKM pada penjelasan mengelola usahanya pengelola ada indikasi
pasal 40 ayat 2 bahwa orang yang memiliki hanya ikut-ikutan saja, dan usaha
atau menjalankan usaha kecil disebut dengan dilanjutkan secara turun temurun, mereka
istilah “pengelola”. Jadi dalam kaitannya mendapatkan resep dari orang tua mereka
dengan kinerja pengelola pada usaha kecil dan saat ini mereka berusaha menurunkan
bahwa yang menjadi dimensinya dari kepada anak-anak mereka.
pendapat Bernardin dan Russel dalam Kebijakan menurut Teguh Budiarto
Sutrisno (2010: 79); dan Fahmi (2016: 209) (2011: 28) adalah arahan-arahan yang
bahwa kinerja pengelola usaha industri kecil dirancang sebagai pedoman berpikir,
adalah hasil kerja yang dicapai dalam mengambil keputusan dan tindakan manajer
mengelola usaha kecil yang dapat dilihat dari dan bawahannya untuk implementasi
dimensi kualitas, kuantitas, efisiensi, strategi perusahaan. Sering kali dikenal
efektifitas dan kemandirian. sebagai standar operating procedures, yang
Berdasarkan hasil pra survey yang dapat meningkatkan efektifitas manajemen
dilakukan pada industri kecil makanan oleh- dengan standarisasi keputusan rutin dan
oleh khas daerah di Propinsi Riau berkaitan klarifikasi.
dengan usaha membuat kebijakan dalam Hasil pra survey pada kinerja
usaha dalam bentuk kebijakan bisnis, pengelola industri kecil makanan oleh-oleh
kebijakan bisnis ini penting, karena menurut khas daerah Riau, bahwa rata-rata jawaban
Hunger (2010: 287) manajemen sekarang responden kinerja pengelola masih belum
harus menetapkan kebijakan untuk optimal, permasalahan paling besar adalah
pada kuantitas hasil produksi produk jiwa kewirausahaan, bahwa dari 7 dimensi
makanan oleh-oleh khas daerah, ini adanya jiwa kewirausahaan pengelola industri
indikasi bahwa dalam memproduksi makanan kecil makanan masih belum optimal yakni
oleh-oleh khas daerah Riau masih dalam hal keberanian mengambil resiko,
berdasarkan pesanan, belum secara rutin dari 30 orang responden responden masih
diproduksi oleh pengelola usaha. Sehingga memberikan jawaban negatif, dijelaskan
keberlanjutan dari usaha masih menjadi masalah keberanian mengambil resiko
tanda tanya, dan bahkan pada saat ada merupakan dimensi terendah responden
pelanggan yang ingin membeli karena dalam menjawabnya, kemudian diikuti
kebetulan berkunjung ke daerah tersebut, keberanian melihat peluang. Berani
terkadang produk tidak tersedia. Produksi mengambil resiko bagi para pengelola
dilakukan masal pada saat ada acara di usaha dalam bentuk kurang mau mencoba
daerah seperti acara adat istiadat dan juga hal-hal baru karena adanya kekuatiran dari
acara kunjungan dari pemerintah. pengelola akan kegagalan berusaha. Hal ini,
Selain faktor kinerja pengelola karena usaha makanan khas daerah ini
kontribusi intangible asset terhadap value merupakan usaha turun temurun dan
perusahaan adalah >75%. Dengan demikian pengelola selalu berusaha untuk menjadikan
persaingan bisnis menuntut pelaku industri makanan dengan keasliannya. Namun hal
kecil menengah dewasa ini untuk ini membuat produk yang dihasilkan masih
sumberdaya yang mampu menciptakan belum sesuai dengan permintaan pasar yang
keunggulan berbasis intelectual capital (IC) terkadang karena selera dan juga kondisi
yang terdiri atas human capital (HC), pasar yang membuat adanya banyak variasi
structural capital (SC) dan information permintaan pasar.
capital (IC). Pengukuran IC pada industri Variabel kemitraan usaha menurut
kecil menengah menjadi hal yang sangat Saparaudin, Bado, Basri (2011: 161–191);
penting untuk menilai bagaimana kesuksesan dan Rudiyanto (2014: 176) bahwa adanya
dan keberlangsungannya sehingga dapat kaitan antara kemitraan terhadap kinerja
menjadi penentu utama keberhasilan usaha pengelola usaha dan juga kebijakan bisnis
(Gozali, 2014: 210). yang dijalankan dan juga kemitraan yang
Menurut Georgios Theriou, Dimitrios dijalin akan memberikan keuntungan dalam
Chatzoudes, (2015: 352-375); Bereket Mamo hal adanya kepastian pemasaran hasil dan
Buli, (2017: 292-309); dan Fatima S.M.A keuantungan relatih lebih stabil,
Hasan, Muneer Mohammed Saeed memperoleh kemudahan akses permodalan,
Almubarak, (2016: 82-101); dan Sukirman memperoleh benih berkualitas serta
(2017: 113–31) bahwa ada kaitannya dengan bimbingan teknik budidaya dan penanganan
jiwa kewirausahaan dan juga kemitraan pasca panen, dan resiko kerugian lebih
usaha terhadap kebijakan bisnis dan juga rendah. Indikator kemitraan menurut
kinerja pengelola usaha kecil. Kartasasmita dalam Tatang (2014: 110);
Berkaitan dengan dimensi yang Priadana, (2010: 82); juga menurut
digunaan untuk melihat jiwa kewirausahaan Rudiyanto (2014: 176) adalah : 1) saling
pengelola industry kecil yakni menurut menunjang; 2) saling menghidupi; 3)
pendapat Yuyun (2015: 3); dan Heflin kepercayaan; 4) sikap profesionalisme; 5)
Frinces (2011 22), karakter/jiwa/ciri atau kesetaraan. Berdasarkan hasil pra survey
semangat yang dimiliki seorang yang dilakukan pada industri kecil di
wirausahawan yang dapat dilihat dari: 1) Propinsi Riau mengenai kemitraan usaha,
berani mengambil resiko; 2) kreatif; 3) bahwa pada variabel kemitraan usaha masih
orientasi masa depan dan hasil; 4) melihat belum optimal, dapat dilihat dari 30
peluang; 5) semangat untuk berkarya; dan 6) responden jawaban negatif terbesar adalah
tekun; serta 7) melakukan perubahan. saling menunjang, ini berarti bahwa
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan kemitraan yang dijalin pengelola usaha baik
pada industri kecil di Propinsi Riau mengenai kepada pemerintah, kepada perusahaan
besar dan juga kepada perbankan masih dan industri yang terkait; 4) strategi
belum adanya saling membangun, dimana perusahaan, 5) struktur dan persaingan.
ada fenomena bahwa kemitraan yang dijalin Oleh karena itu, kondisi faktor produksi
sebatas bantuan dan usaha untuk yang merupakan kebijakan bisnis dan
menunjukkan rasa simpati perusahaan lebih ditambah dengan kondisi permintaan yang
besar dengan program Corporate Social mewakili kinerja pengelola diangga
Responsibility (CSR) nya dan perbankan berkontribusi terhadap keunggulan
karena amanah kebijakan pemerintah yang bersaing. Selain itu juga, untuk membuat
mendukung dan perhatian kepada UMKM kebijakan bisnis dan juga menghasilkan
dan juga dari pemerintah dengan program- kinerja pengelola dalam berusaha sangat
program, belum tampak adanya sinergisitas ditentukan oleh jiwa/karakter
antara dunia UMKM dengan pemerintah dan kewirausahaan yang ada dalam diri seorang
dengan perusahaan besar serta perbankan pengelola seperti keberanian mengambil
dalam rangka mengembangkan UMKM. resiko, kreatif, tujuan yang jelas dan terus
Permasalahan utama usaha kecil belajar. Juga kemamuan dalam bermitra
makanan oleh-oleh khas daerah saat ini kerja sebagai jaringan kerja yang
terutama terkait dengan kesulitan dalam membangun usaha itu sendiri.
menghadapi persaingan yang unggul, hal ini Kajian utama penelitian ini adalah
erat kaitannya dengan keterbatasan sumber usaha industri kecil, khususnya industri
daya manusia sebagai pengelola usaha yang makanan oleh-oleh khas daerah di Propinsi
mampu untuk mewujudkan keunggulan Riau dalam mengidentifikasikan jiwa
dalam berusaha. Sumber daya manusia kewirausahaan dan kemitraan usaha yang
menjadi salah satu bagian penting dalam dibagun dalam rangka membangun
keberhasilan usaha. Kontribusi intangible kebijakan bisnis dan mencapai kinerja
asset terhadap value perusahaan adalah usaha serta dalam mewujudkan keunggulan
>75%. Dengan demikian persaingan bisnis bersaing. Sejalan dengan adanya program
menuntut pelaku IKM dewasa ini untuk pemerintah Propinsi Riau dalam
sumberdaya yang mampu menciptakan pengembangan sektor pariwisata.
keunggulan berbasis intelectual capital (IC) Berdasarkan fenomena yang ada
yang terdiri atas human capital (HC), tersebut, menarik untuk dikaji dan diteliti di
structural capital (SC) dan information Propinsi Riau, terutama usaha industri kecil
capital (IC). Pengukuran IC pada UMKM makanan oleh-oleh khas daerah mencapai
menjadi hal ang sangat penting untuk menilai keunggulan bersaing serta mencari faktor
bagaimana kesuksesan dan keberlangsungan utama dalam membangun keunggulan
sebuah UMKM sehingga dapat menjadi bersaing, melalui kebijakan bisnis dan
penentu utama keberhasilan usaha. kinerja pengelola dan juga jiwa
Kinerja pengelola dan kebijakan kewirausahaan dan kemitraan usaha,
bisnis dalam rangka menghasilkan hasil kerja dengan judul Pengaruh Jiwa Kewirausahaan
yang sistematis dan berhasil guna serta dan Kemitraan Usaha terhadap Kebijakan
didukung oleh intangible asset berupa jiwa Bisnis dan Kinerja Pengelola serta
kewirausahaan dan kemampuan menjalin dampaknya pada Keunggulan Bersaing
kemitraan dalam pengembangan usaha Usaha (Survey pada Industri Kecil
menjadi hal yang dianggap menentukan Makanan Oleh-Oleh Khas Daerah di
keunggulan bersaing. Propinsi Riau).
Hunger (2010: 430) menjelaskan Rumusan masalah yang ditetapkan
bahwa keunggulan kompetitif lebih dalam penelitian ini sebagai berikut: (1)
bermanfaat dibanding keunggulan seberapa besar pengaruh jiwa
komparatif. Ia mengidentifikasi empat faktor kewirausahaan dan kemitraan usaha secara
yang menciptkan keunggulan kompetitif simultan dan parsiap terhadap kebijakan
antara lain: 1) kondisi faktor-faktor produksi; bisnis pada industri kecil makanan oleh-
2) kondisi permintaan; 3) industri pendukung oleh khas daerah di Propinsi Riau; (2)
seberapa besar pengaruh jiwa kewirausahaan
dan kemitraan usaha secara simultan dan
parsiap terhadap kinerja pengelola dan pada
industri kecil makanan oleh-oleh khas daerah
di Propinsi Riau; (3) seberapa besar pengaruh
kebijakan bisnis dan kinerja pengelola secara
simultan dan parsiap terhadap keunggulan
bersaing industri kecil makanan oleh-oleh Gambar 2: Paradigma Penelitian
khas daerah di Propinsi Riau. Dapat dilihat
pada gambar 2.
Hipotesis yang akan diuji diantara METODE
variabel penelitian sebagai berikut: (1) jiwa
kewirausahaan dan kemitraan usaha Metode penelitian yang digunakan
berpengaruh secara simultan dan parsial dalam penelitian ini adalah metode survey
terhadap kebijakan bisnis; (2) jiwa yaitu penelitian yang mengambil sampel dari
kewirausahaan dan kemitraan usaha populasi yang menggunakan kuesioner dan
berpengaruh secara simultan dan parsial wawancara sebagai alat pengumpul
terhadap kinerja pengelola; (3) kebijakan utamanya. Metode survey yang ditetapkan
bisnis dan kinerja pengelola berpengaruh yaitu explanatory survey artinya penelitian
secara simultan dan parsial terhadap yang menggambarkan populasi dan sampel
keunggulan bersaing usaha. untuk menjelaskan hubungan antar variabel
yang diteliti. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cross section, yaitu
penelitian dilakukan pada periode waktu
tertentu, tetapi dilakukan pada berbagai usaha
Whelen and Hunger (2010: 4-5); Eddy Irsan industri
Suhendar Sulaiman kecil
(2013); Bereket makanan
Mamo Buli, (2017); Charles J.di Propinsi
Mambula Riau
I (2010); Fatima S.M.A
Siregar (2014); Mukund Deshpande, Neeta
Baporikar (2013); Sukirman (2017) sebagai subyek.
Hasan, Muneer Mohammed Saeed Almubarak (2016); Georgios Theriou, Dimitrios Chatzoudes (2015);
Michael Lewrick, Maktoba Omar, Robert Raeside, Klaus Sailer (2011); Priadana, Moh Sidik (2010);
Muhammad Shujaat Mubarik, Chandran Govindaraju, Evelyn S. Devadason (2016); Rita Abban, S.W.F.
(Onno) Omta, John B.K. Aheto, V.E. Scholten (2013)

Jiwa Kewirausahaan Kebijakan Bisnis

berani mengambil kejelasan


resiko tujuan
kreatif ketepatan alokasi sumber dana
orientasi masa depan keterpaduan
dan hasil hirarkis
aturan pelaksana
melihat peluang Munizu (2010); Alex Douglas, Jacqueline
keterbukaan.
semangat untuk berkarya Douglas, John Davies (2010); Ana Syukriah,
Imam Hamdani (2013); Carlos M. Jardon, Maria
tekun Susana Martos (2012); Eddy Irsan Siregar
melakukan perubahan. Teori: (2014); Mukund Deshpande, Neeta Baporikar
Keunggulan
Teori: Whelen and Hunger (2010: 287); Teguh Budiarto (2011: 28); (2013);
Irsan (2014: 55) Novita Wahtu (2015)
Setyowati,
017: 122); Suryana (2008 : 2); Yuyun (2015: 3); Saiman (2009: 42); Heflin Frinces (2011 :22); dan Meredith dalam Suharyadi dkk. (2008:9) Bersaing

Vithzal Rivai nilai sumber daya


(2013: 368); ketersediaan sumber
Eddy Irsan Sulistyo dan Adiatma (2011); Hartini, Sri.
(2012); Mirza (2011); John A Parnell, Zhang daya
Siregar, (2014);
Mário Franco,
Long, Don Lester (2015); Muslim Amin, keunikan sumber
Ramayah Thurasamy, Abdullah M. Aldakhil,
Maria de Fátima Aznur Hafeez Bin Kaswuri (2016) daya
Santos, Isabel ketersediaan barang
Ramalho,
Cristina Nunes pengganti.
(2014); Kinerja Pengelola
Priadana, Moh
Sidik (2010) Teori:
Kemitraan Usaha Kualitas Rita G. McGrath (2013:
Kuantitas 9); Teguh Budiarto
saling menunjang Efisiensi (2011: 10); Hunger
Efektifitas (2010: 430) dan Sadili
saling menghidupi
(2013: 64)
kepercayaan Kamandirian
sikap profesionalisme
kesetaraan Teori:
Irsan (2014: 155);
Teori: Setyowati, Novita Wahtu
(2015: 9–26);(2010:
Fahmi82)
Rudiyanto (2014: 176); Kartasasmita dalam Tatang (2014: 110); Anathan & Ellitan (2009:87); Priadana,
(2016: 204); Teguh
Budiarto (2011: 9)
Mangkunegara (2011); Ankrah (2015);
Ardiani Ika Sulistyawati, Rejeki Ari
Indrayani (2012); Intan Sherlin (2016)

Thoha (2010:125); Sulistyo dan Adiatma (2011); Dian Rudiyanto (2014); Kartasasmita dalam Tatang Suryana, Iman Sudirman, Ellen Rusliati
Widi Prasetyo, Idqan Fahmi, and Yossi Wibisono (2017); E. A. Pailis, Bambang Suroto, Hadiyati, Fatkhurahman (2016); Saparuddin M &
(2015); Muhammad Rheza Rizqiaputra Saefullah dan Basri Bado (2011); Suhail Sami Sultan (2014); Tatang Suryana, Iman Sudirman, Ellen
Gema Wibawa Mukti (2016); Sigit Setiyadi, Kifayah Rusliati (2017); Yiming Tang, Paul Wang, Yuli Zhang (2007); Herawati (2011); Sulistyo
Amar, Taufiq Aji (2011) dan Adiatma (2011); Mirza (2011)
No. Kabupaten/Kota Populasi Perhitungan Sampel
1 Kaupaten Kuantan 79 (79/650) x 247 30
Singingi
5 Kabupaten 71 (71/650) x 247 27
Pelalawan
6 Kabupaten Kampar 40 (40/650) x 247 15
7 Kabupaten Rokan 67 (67/650) x 247 25
Hilir
8 Kabupaten Siak 95 (95/650) x 247 36
9 Kota Dumai 75 (75/650) x 247 29
Jenis penelitian yang digunakan adalah 10 Kota Pekanbaru 9 (9/650) x 247 4
deskriptif–verifikatif, artinya penelitian Jumlah
650 247
berusaha menguji jawaban masalah yang
kebenarannya bersifat sementara (hipotesis) Kuesioner yang digunakan untuk
berdasarkan data empiris. Penelitian ini mengumpulkan data dari variabel-variabel
dilakukan terhadap sejumlah usaha industri yang diteliti menggunakan skala Likert untuk
kecil makanan di Propinsi Riau. setiap jawaban diberi skor nilai yang
Jenis data yang digunakan adalah data digunakan adalah tidak pernah (1) sampai
primer diperoleh dengan mengkoordinasikan dengan selalu (5), dan sangat tidak setuju (1)
tiga teknik pengumpulan data melalui sampai dengan sangat setuju (5). Pengujian
wawancara, observasi dan kuesioner. Populasi pengaruh variabel yang dihipotesiskan dalam
adalah pengelola unit usaha yakni usaha penelitian ini menggunakan model persamaan
industri kecil makanan yang memililki nilai struktural (structural equation model – SEM).
aset lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta Pertimbangan menggunakan model ini karena
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp kemampuannya untuk mengukur konstruk
500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak melalui indikator-indikatornya serta
termasuk tanah dan bangunan yang ditempati, menganalisis variabel indikator, variabel
atau penjualan tahunan lebih dari laten dan kekeliruan pengukurannya.
Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2.500.0000.000 (dua HASIL
milyar lima ratus juta rupiah) yang berjumlah Berdasarkan hasil survey dan
650 orang. Sampel diambil dari usaha industri dianalisis secara deskriptif dan verifikatif,
kecil makanan oleh-oleh khas daerah maka diperoleh hasil penelitian, sebagai
berdasarkan keaktifan dan yang memiliki umur berikut:
Tabel 3:
usaha minimal 5 tahun dan sudah bermitra dari Nilai Deskriptif Variabel penelitian
pemerintah/perusahaan menengah/besar dan Nilai Skala
dari pihak perbankan serta perusahaaan Standar
Variabel Rata- Interva Kategori
Deviasi
menyampaikan laporan ke dinas perindustrian Rata l
dan perdagangan Propinsi Riau tahun 2014 Cukup
1.9162
dengan jumlah 247 pengelola usaha dengan Jiwa
3.0176 1.1014 s/d
Baik
menggunakan rumus Taro Yamane dengan kewirausahaan menuju
4.1190
tingkat signifikansi sebesar 5% (Wijayanto, Baik
2007:45) dapat dilihat pada tabel 2. Teknik 2.0449
Cukup
pengambil sampel dengan menggunakan Baik
Kemitraan 3.1128 1.0679 s/d
cluster proporsionale random sampling. menuju
4.1807
Baik
Tabel 2
Ukuran Sampel Berdasarkan Kabupaten/Kota Cukup
2.0165 Baik
No. Kabupaten/Kota Populasi Perhitungan Sampel Kebijakan
1 Kaupaten Kuantan 79 (79/650) x 247 30 3.1474 1.1309 s/d menuju
bisnis
Singingi 4.2783 Sangat
2 Kabupaten 22 (22/650) x 247 8 Baik
Bengkalis Kinerja 3.1022 1.1646 1.9376 Cukup
3 Kabupaten Indragiri 11 (11/650) x 247 4
Hilir pengelola s/d Baik
4 Kabupaten 181 (181/650) x 247 69 4.2668 menuju
Kepulauan Meranti Sangat
Baik tugas dan tanggungjawabnya masing-masing
Cukup dan selalu mendengarkan pendapat mitra
2.0124
Kinerja
3.0919 1.0795 s/d
Baik kerja dalam bekerja agar hubungan dapat
pengelola menuju terjaga. Aspek dua terendah antara lain:
4.1714
Baik
memegang amanah sesuai kesepakatan dalam
Sumber: Data diolah bermitra usaha dan saling menguatkan
Kondisi jiwa kewirausahaan industri bersama mitra kerja. Menurut expert jalin
kecil makanan oleh-oleh khas daerah di kemitraan secara berkesinambungan melalui
Propinsi Riau secara keseluruhan dapat pelaporan dan evaluasi program kemitraan
dikatagorikan cukup baik menuju baik. agar menjadi dasar kemitraan berikutnya.
Variabel jiwa kewirausahaan ini diperoleh Kondisi kebijakan bisnis industri kecil
dimensi terbesarnya adalah tekun dan makanan oleh-oleh khas daerah di Propinsi
melakukan perubahan serta semangat untuk Riau berada pada kategori cukup baik.
berkarya. Sedangkan dimensi terkecilnya Variabel kebijakan bisnis ini diperoleh
adalah keberanian mengambil resiko dan dimensi terbesarnya adalah keterpaduan
melihat peluang. Aspek yang tertinggi adalah hirarkis, sedangkan dimensi terkecilnya
selalu mengatur waktu dalam menghasilkan adalah kejelasan tujuan. Dalam menjalankan
produk makanan sehingga stok selalu ada. usahanya pengelola membuat kebijakan
Kemudian juga pada aspek selalu memiliki secara terpadu antar berbagai kepentingan
kemauan belajar untuk perbaikan ke depan. dalam rangka membuat produk dapat
Kondisi ini membuat jiwa kewirausahaan diterima pasar dan juga produk dapat
pengelola dalam mengelola usahanya diproduksi sesuai dengan kondisi bahan baku.
mendapatkan penilaian lebih baik dari yang Serta memahami kondisi persaingan yang
lainnya. Aspek yang terendah adalah mencoba dirasakan pengelola dalam menjalankan
mewujudkan ide usaha tanpa pikir panjang usahanya. Aspek yang tertinggi adalah saya
dalam mengembangkan usaha makanan, ini selalu mengendalikan anggaran dengan
menunjukkan bahwa masih perlunya usaha maksud produksi tetap stabil, hal ini dapat
untuk memupuk keberanian para pengelola dipahami, dikarenakan dengan adanya
usaha dalam menjalankan usahanya. Selalu pengendalian anggaran produksi yang baik
siap menghadapi kemungkinan kegagalan maka akan memudahkan pengelola usaha
dalam mencoba hal baru dalam usaha. Menurut industri kecil oleh-oleh khas Riau dalam
expert perlu adanya keberanian mengambil menjaga kestabilan produksinya sehingga
resiko dengan mencoba jika gagal menjadi dapat menjamin ketersedian produk. Juga
sebuah pembelajaran untuk perbaikan di masa pada aspek jalinan komunikasi yang
depan. harmonis antar pihak yang bekepentingan
Kondisi kemitraan usaha industri kecil dalam berusaha. Selalu membangun persepsi
makanan oleh-oleh khas daerah di Propinsi yang sama sesama stakeholders. Membangun
Riau secara keseluruhan dapat dikatagorikan prosedur kerja yang tetap dalam
cukup baik menuju baik, kemitraan usaha ini menghasilkan produk makanan. Selalu
diperoleh dimensi terbesarnya adalah mengevaluasi prosedur kerja demi perbaikan
kesetaraan dan kepercayaan. Sedangkan yang berkelanjutan. Selalu terbuka kepada
dimensi terkecilnya adalah saling menunjang karyawan mengenai berbagai hal yang
dan sikap profesional. Hal ini menunjukkan berkaitan dengan pekerjaan dalam bekerja.
bahwa adanya jalinan kemitraan yang dijalin Terbuka kepada pelanggan untuk mencari
dengan baik dan dapat saling mendukung informasi mengenai produk yang dikonsumsi
antara mitra dalam membangun industri kecil seperti: harga, komposisi dan diskon. Aspek
makanan yang unggul. Aspek yang tertinggi terendah, terdiri dari: tujuan yang dimiliki
adalah bersama mitra kerja menanggung risiko memiliki ukuran yang jelas dan terbuka
dalam berusaha. Kemudian kejujuran sebagai kepada pemerintah dalam melaporkan
dasar membangun kepercayaan bersama mitra perkembangan usaha. Menurut expert buat
usaha, menjaga hubungan baik sesama mitra kebijakan berdasarkan kekuatan, kelemahan
usaha, saling menghargai dengan menjalankan
yang dimiliki dan peluang dan ancaman yang zaman. Menurut expert perlu adanya produk
dirasakan sehingga lebih nyata dalam ukuran makanan yang unik dari sisi resep melayu
pencapainnya. dan produksi secara berkesinambungan dan
Kondisi kinerja pengelola industri kecil juga dikemas dalam kemasan melayu
makanan oleh-oleh khas daerah di Propinsi bersinerji dengan pemerintah.
Riau secara keseluruhan dapat dikatagorikan Kemudian berdasarkan analisis
cukup baik, kinerja pengelola ini diperoleh verifikatif diperoleh hasil sebagai berikut:
dimensi terbesarnya adalah efektifitas dan
kualitas. Sedangkan dimensi terkecilnya adalah
kuantitas dan kemandirian. Ini berarti bahwa
produk makanan oleh-oleh khas daerah secara
efektif dapat dihasilkan dipasarkan kepada
pelanggan dengan kualitas local yang menjadi
andalam selama ini. Aspek yang tertinggi
adalah selalu menghasilkan produk yang
diterima pelanggan. Selalu efektif dalam
menggunakan anggaran dengan ketepatan
anggaran yang ada. Selalu efektif dalam
Gambar 2:
menggunakan fasilitas kerja sesuai dengan Struktur Hubungan Seluruh Variabel Penelitian
kebutuhan produksi. Selalu mandiri dalam
menghasilkan produk. Aspek dua terendah, Berikut gambar mengenai pengaruh
terdiri dari: Selalu melakukan efisiensi biaya struktural dan koefisien jalur keseluruhan
dalam menghasilkan produk dan selalu mandiri variabel sebagai berikut.
dalam menentukan harga produk yang dijual
ke pasar. Memurut expert perlu pengelolaan ε1 : 39,69%
keuangan yang efisien dan juga perlu R2 = 60,31 %
kerjasama yang baik dengan pemerintah
melalui pameran-pameran UMKM. 1 0,64 ε3 : 24,68%
81 R2 = 75,32 %
Kondisi keunggulan bersaing industri 0,65 1
0,38
kecil makanan oleh-oleh khas daerah di 90 23
Propinsi Riau secara keseluruhan dapat 0,51 0,56 3
dikatagorikan cukup baik, Variabel 99 08
keunggulan bersaing ini diperoleh dimensi 0,59
terbesarnya adalah nilai sumber daya, 0,20 37
770,11
sedangkan dimensi terkecilnya adalah 2 2
47
ketersediaan barang pengganti. Aspek yang
tertinggi adalah menghasilkan produk yang ciri
khas lokal, memberikan nilai tambah kepada ε2 : 47,39 %
pelanggan dalam membeli produk, tingkat R2 = 52,61%
persaingan yang baik, selalu dipertimbangkan
dalam memberi produk, terjaga keasliannya, Gambar 3. Pengaruh Struktur dan Koefisien Jalur
proses pembuatannya, memiliki nama khas Keseluruhan Variabel 1, 2, 1, 2, dan 3
daerah, keunikan bahan baku, hanya dihasilkan Sumber : Data diolah 2017
di daerah, belum memiliki bahan baku
pengganti, belum ada produk yang sama 1 = Jiwa Kewirausahaan
ditempat lain, selera pelanggan belum 2 = Kemitraan Usaha
mengalami pergantian. Aspek terendah, terdiri 1 = Kebijakan Bisnis
dari: selalu menjaga kesinambungan bahan 2 = Kinerja Pengelola
baku untuk menopang jumlah produksi dan 3 = Keunggulan Bersaing
produk yang dihasilkan memiliki keunikan ε = Epsilon, yaitu menunjukkan
kemasan yang mengikuti perkembangan variabel atau faktor residual yang
menjelaskan pengaruh variabel lain signifikan, dengan total pengaruh sebesar
yang telah teridentifikasi oleh teori, 52,61 persen. Adapun pengaruh variabel lain
tetapi tidak diteliti atau variabel yang tidak diteliti, sebesar 47,39 persen.
lainnya yang belum teridentifikasi Pengaruh secara langsung variabel jiwa
oleh teori, atau muncul sebagai kewirausahaan (43,43 persen secara langsung
akibat dari kekeliruan pengukuran dan 47,36 persen secara tidak langsung) lebih
variabel. Jika diagram struktur yang besar dibandingkan dengan variabel variabel
lengkap ini dipecah maka akan kemitraan usaha (1,33 persen secara langsung
menjadi beberapa sub struktur. dan 5,25 persen secara tidak langsung)
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap kinerja pengelola usaha indusri
dengan menggunakan program Lisrel, pada kecil.
persamaan struktural di atas terdapat tiga Secara simultan pengaruh kebijakan
substruktur persamaaan dengan menggunakan bisnis dan kinerja pengelola secara simultan
nilai estimasi equation, yaitu : terhadap keunggulan bersaing industri kecil
1 = γ111 + γ122 + ζ1 ……. (persamaan 1) makanan oleh-oleh khas daerah di Propinsi
1 = 0,6481*1 + 0,2077*2, + ζ1 .= 0,3969, Riau memberikan pengaruh yang signifikan,
R² = 0,6031 dengan total pengaruh sebesar 75,32 persen.
(0,09274) (0,07017) (0,09366) Adapun pengaruh variabel lain yang tidak
6,9883 2,9603 4,2372 diteliti, sebesar 24,68 persen. Pengaruh
secara langsung variabel kinerja pengelola
2 = γ111 + γ122 + ζ2 ……. (persamaan 2) usaha (35,25 persen secara langsung dan
2 = 0,6590*1 + 0,1147*2, + ζ2 .= 47,98 persen secara tidak langsung) lebih
0,4739 , R² = 0,5261 besar dibandingkan dengan variabel variabel
(0,08254) (0,05672) (0,08280) kebijakan bisnis (14,62 persen secara
7,9849 1,9731 5,7236 langsung dan 27,34 persen secara tidak
langsung) terhadap keunggulan bersaing
3 = β211 + β222 + ζ3 ………. (persamaan 3) industri kecil makanan oleh-oleh khas Riau.
3 = 0,3823*1 + 0,5937*2, + ζ3 = Secara parsial jiwa kewirausahaan
0,2468 , R² = 0,7532 terhadap kebijakan bisnis memberikan
(0,07438) (0,07608) (0,05047) pengaruh yang signifikan dengan total
5,1402 7,8026 4,8909 pengaruh sebesar 49,00 persen. Secara
Secara simultan pengaruh pengaruh parsial pengaruh kemitraan usaha terhadap
jiwa kewirausahaan dan kemitraan usaha kebijakan bisnis memberikan pengaruh yang
terhadap kebijakan bisnis pada industri kecil signifikan dengan total pengaruh sebesar
makanan oleh-oleh khas daerah di Propinsi 11.31 persen. Secara parsial jiwa
Riau memberikan pengaruh yang signifikan, kewirausahaan terhadap kinerja pengelola
dengan total pengaruh sebesar 60,31 persen. memberikan pengaruh yang signifikan
Adapun pengaruh variabel lain yang tidak dengan total pengaruh sebesar 47,36 persen.
diteliti, sebesar 39,69 persen. Pengaruh secara Secara parsial kemitraan usaha berpengaruh
langsung variabel jiwa kewirausahaan (42 terhadap kinerja pengelola memberikan
persen secara langsung dan 49 persen secara pengaruh yang signifikan dengan total
tidak langsung) lebih besar dibandingkan pengaruh sebesar 5,25 persen. Secara parsial
dengan variabel variabel kemitraan usaha kebijakan bisnis memberikan pengaruh yang
(4,31 persen secara langsung dan 11,31 persen signifikan terhadap keunggulan bersaing
secara tidak langsung) terhadap kebijakan dengan total pengaruh sebesar 27,34 persen.
bisnis. Secara parsial pengaruh kinerja pengelola
Secara simultan pengaruh jiwa terhadap keunggulan bersaing memberikan
kewirausahaan dan kemitraan usaha secara pengaruh yang signifikan dengan total
simultan terhadap kinerja pengelola industri pengaruh sebesar 47,98 persen.
Tabel 4:
kecil makanan oleh-oleh khas daerah di Pengaruh langsung dan tak langsung jiwa
Propinsi Riau memberikan pengaruh yang kewirausahaan dan kemitraan terhadap kebijakan
bisnis Untuk koefisien jalur X1 terhadap Y1 =
Koefisien Pengaruh
Pengaruh Melalui
Jiwa Kemitraan Total
0,6481, diperoleh nilai thitung sebesar 6,9883
Jalur Langsung
Kewirausahaan Usaha dengan mengambil taraf signifikansi α
Jiwa
Kewirausahaan
0,6481 42,00% 7,00% 49,00% sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0.05.247 =
Kemitraan
0,2077 4,31% 7,00% 11,31%
1,9697, sehingga dikarenakan thitung = 6,9883
Usaha
lebih besar dari t tabel =1,9697, maka H0 ditolak
Total 46,31% 7,00% 7,00% 60,31%
atau dengan kata lain Jiwa Kewirausahaan
Sumber: Data diolah
berpengaruh terhadap Kebijakan Bisnis
Tabel 5:
sebesar 0,6481 sehingga setiap kenaikan Jiwa
Pengaruh langsung dan tak langsung jiwa Kewirausahaan maka akan meningkatkan
kewirausahaan dan kemitraan usaha terhadap kinerja Kebijakan Bisnis sebesar 0,6481 satuan
pengelola Besarnya koefisien jalur X2 terhadap
Koefisien Pengaruh
Pengaruh Melalui Y1 = 0,2077, diperoleh nilai thitung sebesar
Total
Jalur Langsung Jiwa
Kewirausahaan
Kemitraan
Usaha
2,9603 dengan mengambil taraf signifikansi α
Jiwa
sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,05.247 =
0,6590 43,43% 3,94% 47,36%
Kewirausahaan 1,9697, sehingga dikarenakan thitung = 2,9603
Kemitraan
Usaha
0,1147 1,33% 3,94% 5,25% lebih besar dari t tabel = 1,9697, maka H0
Total 44,77% 3,94% 3,94% 52,61% ditolak atau dengan kata lain Kemitraan
Sumber: Data diolah Usaha berpengaruh terhadap Kebijakan
Bisnis sebesar 0,2077 sehingga setiap
kenaikan Kemitraan Usaha maka akan
Tabel 6: meningkatkan Kebijakan Bisnis sebesar
Pengaruh langsung dan tak langsung kebijakan bisnis
dan kinerja pengelola usaha terhadap keunggulan 0,2077 satuan.
bersaing Berdasarkan perhitungan diperoleh
Pengaruh Melalui nilai Fhitung sebesar 134,8832, dimana kriteria
Koefisien Pengaruh
Jalur Langsung Kebijakan
Bisnis
Kinerja
Pengelola
Total
penolakan H0 jika Fhitung lebih besar daripada
Kebijakan
Ftabel atau F0> Ftabel, dengan derajat bebas v1=2
0,3823 14,62% 12,73% 27,34%
Bisnis dan v2 = 247–2–1 dan tingkat kepercayaan
Kinerja
Pengelola
0,5937 35,25% 12,73% 47,98% 95%, maka dari tabel distribusi F didapat
Total 49,86% 12,73% 12,73% 75,32%
nilai Ftabel untuk F0,05,2,247 = 3,0328.
Sumber: Data diolah Dikarenakan 125,9669 lebih besar dari
3,0328, maka H0 ditolak, artinya dapat
Tabel 7: disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara
Uji hipotesis secara simultan linear antara Jiwa Kewirausahaan dan
Stru Koefisien
F- Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja
ktur deter F-hitung Kesimpulan
al minasi
tabel Pengelola, atau dapat diartikan bahwa
H0 ditolak, terdapat terdapat pengaruh secara bersama-sama
pengaruh yang antara Jiwa Kewirausahaan dan Kemitraan
siginifikan dari jiwa Usaha Terhadap Kinerja Pengelola.
γ111 0,6031 184 , 62243,032 kewirausahaan dan
kemitraan terhadap Besarnya koefisien jalur X1 terhadap
kebijakan bisnis Y2 = 0,6590, diperoleh nilai thitung sebesar
H0 ditolak, terdapat 7,9849 dengan mengambil taraf signifikansi α
pengaruh yang
siginifikan dari jiwa sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0.05.247 =
γ122 0,5261 134,88324
3,032
kewirausahaan dan 1,9761, sehingga dikarenakan thitung = 7,9849
kemitraan terhadap lebih besar dari t tabel =1,9761, maka H0 ditolak
kinerja pengelola
atau dengan kata lain Jiwa Kewirausahaan
H0 ditolak, terdapat
pengaruh yang berpengaruh terhadap Kinerja Pengelola
siginifikan dari sebesar 0,6590 sehingga setiap kenaikan Jiwa
β211 0,7532 370,80153,032 kebijakan bisnis dan Kewirausahaan maka akan meningkatkan
kinerja pengelola
terhadap keunggulan Kinerja Pengelola sebesar 0,6590 satuan.
bersaing Besarnya koefisien jalur X2 terhadap
Sumber: Data diolah
Y2 = 0,1147, diperoleh nilai thitung sebesar
H0 ditolak, terdapat
1,9731 dengan mengambil taraf signifikansi α pengaruh yang siginifikan
1,96
sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0.05.247 = β222 0,1475 2,9120
97
dari Kinerja Pengelola
terhadap Keunggulan
1,9697, sehingga dikarenakan thitung = 1,9731 Bersaing
lebih besar dari t tabel = 1,9697, maka H0 ditolak
atau dengan kata lain Kemitraan Usaha Sumber: Data diolah
berpengaruh terhadap Kinerja Pengelola Untuk koefisien jalur Y1 terhadap Z =
sebesar 0,1147 sehingga setiap kenaikan 0,6390, diperoleh nilai thitung sebesar 9,3936
Kemitraan Usaha maka akan meningkatkan dengan mengambil taraf signifikansi α
Kinerja Pengelola sebesar 0,1147 satuan. sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0.05.247 =
Berdasarkan perhitungan diperoleh 1.9697, sehingga dikarenakan thitung = 9,3936
nilai Fhitung sebesar 370,8015, dimana kriteria lebih besar dari t tabel =1,9697, maka H0 ditolak
penolakan H0 jika Fhitung lebih besar daripada atau dengan kata lain Kebijakan Bisnis
Ftabel atau F0> Ftabel, dengan derajat bebas v1=2 berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing
dan v2 = 247–2–1 dan tingkat kepercayaan sebesar 0,6390 sehingga setiap kenaikan
95%, maka dari tabel distribusi F didapat nilai Kebijakan Bisnis maka akan meningkatkan
Ftabel untuk F0,05,2,247 = 3,0328. Dikarenakan Keunggulan Bersaing sebesar 0,6390 satuan.
370,8015 lebih besar dari 3,0328, maka H0 Besarnya koefisien jalur Y2 terhadap Z
ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa = 0,1475, diperoleh nilai thitung sebesar 2,9120
terdapat hubungan secara linear antara dengan mengambil taraf signifikansi α
Kebijakan Bisnis dan Kinerja Pengelola sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,05.247 =
Terhadap Keunggulan Bersaing, atau dapat 1,9697, sehingga dikarenakan thitung = 2,9120
diartikan bahwa terdapat pengaruh secara lebih besar dari t tabel = 1,9697, maka H0
bersama-sama antara Kebijakan Bisnis dan ditolak atau dengan kata lain Kinerja
Kinerja Pengelola Terhadap Keunggulan Pengelola berpengaruh terhadap Keunggulan
Bersaing. Bersaing sebesar 0,1475 sehingga setiap
Tabel 8: kenaikan Kinerja Pengelola maka akan
Uji hipotesis secara parsial meningkatkan Keunggulan Bersaing sebesar
Stru
ktur
Koefisien t- t-
Kesimpulan 0,1475 satuan.
jalur hitung tabel
al Hasil uji kelayakan model menunjukkan
H0 ditolak, terdapat bahwa model penelitian telah memenuhi
1,96 pengaruh yang siginifikan
γ111 0,6481 6,9883
97 dari Jiwa Kewirausahaan kriteria the goodness of an econometric
terhadap Kebijakan Bisnis model atau karakteristik yang dapat
H0 ditolak, terdapat
diharapkan dan dijabarkan sebagai berikut:
γ122 0,2077 2,9603
1,96 pengaruh yang siginifikan Model penelitian ini memperlihatkan
97 dari Kemitraan Usaha
terhadap Kebijakan Bisnis
bahwa hasil uji sesuai dengan ekspektasinya
dan teori manajemen Sumber Daya Manusia
1,96
H0 ditolak, terdapat
pengaruh yang siginifikan
yang menjadi dasar pemikiran dengan kajian
γ111 0,6590 7,9849
97 dari Jiwa Kewirausahaan Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan
terhadap Kinerja Pengelola Kemitraan Usaha Terhadap Kebijakan Bisnis
H0 ditolak, terdapat dan kinerja pengelola dan Implikasinya Pada
γ122 0,1147 1,9731
1,96 pengaruh yang siginifikan Keunggulan Bersaing.
97 dari Kemitraan Usaha
terhadap Kinerja Pengelola
Tabel 9.
Hasil Uji Kesesuaian Model
H0 ditolak, terdapat Pra- Pasca
pengaruh yang siginifikan Hubungan Antar Variabel Kesesuaian
1,96 estimasi estimasi
β211 0,6390 9,3936 dari Kebijakan Bisnis
97 Pengaruh Jiwa
terhadap Keunggulan
Kewirausahaan terhadap + + Sesuai
Bersaing
Kebijakan Bisnis
Pengaruh Kemitraan Usaha
+ + Sesuai
terhadap Kebijakan Bisnis
Pengaruh Jiwa
Kewirausahaan terhadap + + Sesuai
Kinerja Pengelola
Pengaruh Kemitraan Usaha + + Sesuai
terhadap Kinerja Pengelola dan kemitraan usaha terhadap kebijakan
Pengaruh Kebijakan Bisnis
terhadap Keunggulan + + Sesuai bisnis pada industri kecil makanan oleh-oleh
Bersaing khas daerah di Propinsi Riau memberikan
Pengaruh Kinerja Pengelola
terhadap Keunggulan + + Sesuai pengaruh yang signifikan, dengan total
Bersaing pengaruh sebesar 60,31 persen. Adapun
Sumber: Data diolah pengaruh variabel lain yang tidak diteliti,
Model penelitian ini menghasilkan sebesar 39,69 persen. Pengaruh secara
estimator koefisien jalur yang akurat atau tidak langsung variabel jiwa kewirausahaan (42
bias dan signifikan. Asumsi analisis terpenuhi persen secara langsung dan 49 persen secara
dan probabilitas kesalahan statistik dari model tidak langsung) lebih besar dibandingkan
sangat rendah (p-value =0,000) atau di bawah dengan variabel variabel kemitraan usaha
tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu (4,31 persen secara langsung dan 11,31
sebesar 0.05 untuk semua hipotesisnya. persen secara tidak langsung) terhadap
Terdapat pengaruh Jiwa kebijakan bisnis.
Kewirausahaan dan Kemitraan Usaha terhadap Secara simultan maupun parsial
Kebijakan Bisnis pengaruh jiwa kewirausahaan dan kemitraan
SE Jiwa Kewirausahaan = 0,0927 < ½ (0,6481)
SE Kemitraan Usaha = 0,0701 < ½ (0,2077) usaha secara simultan terhadap kinerja
Terdapat pengaruh Jiwa pengelola industri kecil makanan oleh-oleh
Kewirausahaan dan Kemitraan Usaha terhadap khas daerah di Propinsi Riau memberikan
Kinerja Pengelola pengaruh yang signifikan, dengan total
SE Jiwa Kewirausahaan = 0,0825 < ½ (0,6590) pengaruh sebesar 52,61 persen. Adapun
SE Kemitraan Usaha = 0,0567 < ½ (0,1147) pengaruh variabel lain yang tidak diteliti,
Terdapat pengaruh Kebijakan Bisnis sebesar 47,39 persen. Pengaruh secara
dan Kinerja Pengelola terhadap Keunggulan langsung variabel jiwa kewirausahaan (43,43
Bersaing persen secara langsung dan 47,36 persen
SE Kebijakan Bisnis = 0,0743 < ½ (0,3823)
SE Kinerja Pengelola = 0,0760 < ½ (0,5937) secara tidak langsung) lebih besar
Model penelitian ini memiliki dibandingkan dengan variabel variabel
kemampuan prediksi yang tinggi atas perilaku kemitraan usaha (1,33 persen secara langsung
variabel terikat sebagaimana ditunjukan oleh dan 5,25 persen secara tidak langsung)
tingginya koefisien determinasi model yang terhadap kinerja pengelola usaha indusri
mendekati atau melebihi 50% dengan kecil.
perincian sebagai berikut : Pengaruh Jiwa Secara simultan maupun parsial
Kewirausahaan dan Kemitraan Usaha terhadap pengaruh kebijakan bisnis dan kinerja
Kebijakan Bisnis sebesar 60,31%. Pengaruh pengelola secara simultan terhadap
Jiwa Kewirausahaan dan Kemitraan Usaha keunggulan bersaing industri kecil makanan
terhadap Kinerja Pengelola sebesar 52,61%. oleh-oleh khas daerah di Propinsi Riau
Pengaruh Kebijakan Bisnis dan Kinerja memberikan pengaruh yang signifikan,
Pengelola terhadap Keunggulan Bersaing dengan total pengaruh sebesar 75,32 persen.
sebesar 75,32 %. Dengan demikian dapat Adapun pengaruh variabel lain yang tidak
disimpulkan bahwa model yang disusun telah diteliti, sebesar 24,68 persen. Pengaruh
memenuhi kriteria kelayakan model (the secara langsung variabel kinerja pengelola
goodness of an econometric) yang dilandasi usaha (35,25 persen secara langsung dan
perspektif teori yang kuat, sehingga dapat 47,98 persen secara tidak langsung) lebih
memberikan sumbangan terhadap besar dibandingkan dengan variabel variabel
pengembangan ilmu dan bagi kebijakan atau kebijakan bisnis (14,62 persen secara
pemecahan masalah. langsung dan 27,34 persen secara tidak
langsung) terhadap keunggulan bersaing
KESIMPULAN industri kecil makanan oleh-oleh khas Riau.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa secara simultan maupun REFERENSI
parsial pengaruh pengaruh jiwa kewirausahaan
Mangkunegara. A.P. 2010. Evaluasi Kinerja Gerry, J. Whittington, R. Scholes, K. 2014.
SDM. Remaja Rosdakarya. Bandung. Exploring Strategy. Text & Cases.
. 2011. Manajemen Sumber Daya Ninth Edition. Prentice Hall. New
Manusia. Remaja Rosdakarya. York.
Bandung. Ghozali, I. 2008. Structural Equation
Alma, B. 2009. Kewirausahaan, edisi revisi. Modeling Metode Alternatif dengan
Alfabeta. Bandung. Partial Least Square. Badan
. 2010. Kewirausahaan untuk Penerbit Universitas Diponegoro.
Mahasiswa dan Umum. Bandung: Semarang.
Alfabeta. Gudono. 2012. Teori Organisasi. BPFE.
Anathan, L dan Ellitan, L. 2009. Supply Chain Yogyakarta.
Management : Teori dan Aplikasi. Handoko T.H. 2008. Manajemen Personalia
Alfabeta. Bandung. dan Sumber Daya Manusia. BPFE.
Azhar. A. 2015. Bahan Kuliah Management Yogyakarta.
Strategik & Strategic , 2011. Manajemen Personalia &
Competitiveness, Program Sumberdaya Manusia, BPFE,
Pascasarjana Unpas. Bandung. Yogyakarta.
Bateman dan Snell. 2009. Manajemen : Malayu, H.S.P., 2011. Manajemen Sumber
Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Daya Manusia. Bumi Aksara,.
Dunia yang Kompetitif. Buku 2. Jakarta
Salemba Empat, Jakarta. Heplin, P. 2011. Be an Entrepreuneur,
Bernardin, H.J and Russel. 2010. Human cetakan pertama, Graha Ilmu,
Resource Management. New York: Yogyakarta.
McGraw-Hill. Herman, A, 2009. Performance Management,
Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Second Edition, Pearson Education,
Propinsi Riau. 2017. Bahan Inc. Upper Saddle River, New
Persentasi FGD Kementerian Jersey.
Perindustrian dan Bidang Ekspor, Hisrich, R.D, Poters, Michael P., Shepered,
Pekanbaru. Dean A. 2008. Enterpreneurship,
Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM New York: McGraw Hill Com, Inc.
Propinsi Riau. 2016. Data UMKM by Hoesada, J. 2013. Taksonomi Ilmu
name by address. Pekanbaru. Manajemen. Andi. Jogjakarta.
Dharma, S. 2010. Manajemen Kinerja. Pustaka Hunger, J.D, Wheelen, T.L. 2010.
Pelajar. Yogyakarta. Manajemen Strategis. Andi.
Dessler, G. 2010. Manajemen Sumber Daya Yogyakarta.
Manusia, Alih Bahasa oleh Paramita Kasmir. 2015. Studi Kelayakan Bisnis.
Rahayu. PT. Indeks. Jakarta. Prenada Media Group. Jakarta.
Dewanti, R. 2008. Kewirausahaan. Mitra Keban, Y.T. 2004. Enam Dimensi Strategis
Wacana Media. Jakarta. Administrasi Publik Konsep, Teori
Du T., Erasmus dan Strydom. 2010. dan Isu, Penerbit Gaya Media
Introduction to Business Yogyakarta.
Management. 7 edition. Oxford
th
Kristanto, H. 2009. Kewirausahaan
Univesity Press. Café Town. Enterpreneurship. Graha Ilmu.
Edy, S. 2009. Manajemen Sumber Daya Yogyakarta.
Manusia. edisi pertama. Kencana. Lupiyoadi, R. 2007. Entrepreneurship From
Jakarta. Mindset to Statesy : Buku Pegangan
Fahmi, I. 2016. Manajemen Sumber Daya mata kuliah Kewirausahaan,
Manusia, Teori dan Aplikasi. LPFEVI. Jakarta.
Alfabeta. Bandung. Machasin, Susi, H. 2015. Entrepreneur,
Freemont. E.K. 2007. Organisasi dan Tantangan, Peluang Dan Strategi,
Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. Unri Press, Pekanbaru.
Thoha, M. 2011. Perilaku Organisasi Konsep Program Pascasarjana Unpas.
Dasar dan Aplikasinya, PT. Bandung.
Rajagrafindo Persada. Yogyakarta. , 2015, Bahan Ajar ASEAN
Moeheriono, 2009. Pengukuran Kinerja Community, Program Pascasarjana
Berbasis Kompetensi, cetakan Unpas, Bandung.
pertama , Ghalia, Indonesia. Sidik, P, Dedi, H. 2013, Paradigma
Nawawi, H. 2008. Perencanaan SDM: Untuk Kepemimpinan di Indonesia, Telaah
Organisasi Profit yang Kompetitif; Tematik Optik Filosofis, Rasional,
Gadjah Mada University Press. Kritis, Reflektif, Radikal &
Yogyakarta. Kontemporer hingga Ki Sunda,
Pabundu, T. 2010. Budaya organisasi dan Logos Publising, Bandung.
peningkatan kinerja perusahaan, Solihin, I. 2009. Pengantar Manajemen.
Bumi Aksara. Jakarta. Erlangga. Jakarta.
Richard L. Daft. 2010. New Era of Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi, Andi,
Management , Alih Bahasa oleh: Tita Yogyakarta.
Maria Kanita. Era Baru Manajemen. Suharyadi, 2008. Kewirausahaan:
Buku 2, Edisi 9. Salemba Empat. Membangun Usaha Sukses Sejak
Jakarta. Usia Muda.Salemba Empat. Jakarta.
Robbins S.P, Mary. C. 2010. Management, Suhendar, S. 2013. Cara Mudah Menjadi
Alih Bahasa oleh: Bob Sabran, Wirausahawan Sukses, Bahan Ajar
Manajemen, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Mata Kuliah Kewirausahaan,
Penerbit Erlangga Jakarta. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Robbins, S dan Judge. 2007. Manajemen, PT. Suryana, 2009. Kewirausahaan: Pedoman
Indeks, Jakarta. Praktis Kiat dan Sukses Menuju
Robbins, S, Coulter, M. 2009. Manajemen, PT. Sukses. Salemba Empat. Jakarta.
Indeks, Jakarta. Suryana, S. 2007. Perilaku Keorganisasian,
. 2007. Management, 8th Edition. NJ: UNPAD, Bandung.
Prentice Hall. Teguh, B. 2011. Manajemen Stratejik. Edisi
. 2008, Perilaku Organisasi, Salemba ke 4. FE UGM. Yogyakarta.
Empat. Jakarta. Thoha, M. 2010. Kepemimpinan Dalam
Robbins, S. 2007. Organizational Behavior: Manajemen, Rajawali Pers, Jakarta.
Contemporary Issues in Leadership, Tjutju, Y. 2011. Manajemen Sumber Daya
13th Edition, Prentice Hall Inc., New Manusia, Alfabeta, Bandung.
Veithzal, R. 2013, Pemimpin dan
Jersey. Kepemimpinan dalam Organisasi.
Rohiat. 2009. Manajemen: Teori Dasar dan PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Praktek, Cetakan ke-2, Refika Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja Bisnis.
Aditama, Bandung. Rajawali Pers. Jakarta.
Rully, I dan Poppy, Y. 2014. Metodologi , 2013. Perilaku dalam Organisasi.
Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Wajahjono, Sentot, I. 2010. Perilaku
Campuran untuk Manajemen, Organisasi. Graha Ilmu.
Pembangunan dan Pendidikan. Yogyakarta.
Refika Aditama. Bandung. Wijayanto, Setyo, H. 2007. Structural
Saiman. L. 2009. Kewirausahaan, Teori, Equation Modeling dengan Lisrel
Praktik dan Kasus-kasus, Salemba 8.8 Konsep dan Tutorial. Graha
Empat, Jakarta. Ilmu. Yogyakarta.
Yusuf, W. 2007. Membedah Konsep dan
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia Aplikasi CSR. Fascho Publishing.
dan Produktivitas Kerja. C.V Mandar Gresik.
Maju, Bandung. Yuyun, W. 2015. Extended-Handout Ilmu
Sidik, P. 2015. Bahan Ajar Metode Analisa dan Seni Kewirausahaan. Program
Data dan Analisis Kuantitatif. Pascasarjana Unpas, Bandung.
Zimmerer, Thomas, W. Scarborough, dan
Norman, M. 2008. Essential of
Entrepreneurship and Small Business
Management. Terjemahan Yanto
Sidik dan Endina. Gramedia, Jakarta.

You might also like