You are on page 1of 9

Proceedings:

Peningkatan Produktivitas Pertanian Era Society 5.0 PascaPandemi

Tempat : Politeknik Negeri Jember


Tanggal : 22 Juli 2021

AGROPROSS Publisher :
National Conference Agropross, National Conference Proceedings of Agriculture
Proceedings of Agriculture ISBN : 978-623-94036-6-9
DOI : 10.25047/agropross.2021.203

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi


Tembakau Na-Oogst di Kabupaten Jember

Author(s): Feby Indah Setyoningrum (1), Supriyadi (1), Irma Harlianingtyas (1)*
(1)
Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember
* Corresponding author: irma@polije.ac.id

ABSTRACT Keywords:
Tobacco (Nicotiana tabacum L) is one of the most important plantation commodities in
rainfall;
Indonesia. One of the tobacco-producing areas in East Java is Jember Regency. Na-
Oogst tobacco is one of the varieties that are widely distributed in Jember Regency, both rainy day ;
within the scope of farmers and companies. Tobacco plants are plants that are sensitive
Na-Oogst
to environmental factors such as rainfall and rainy days. This research activity aims to
determine the effect of rainfall and rainy days on Na-Oogst tobacco production in Jember tobacco;
Regency. The research was carried out in March-May 2021 at the Jember State production
Polytechnic. The method used is Pearson product moment correlation (PPM) and
multiple linear regression in Microsoft Excel program. Variable X data is rainfall and
rainy days and variable Y is Na-Oogst tobacco production in Jember Regency in 2007-
2020. The results showed that rainfall and rainy days had a fairly close correlation with
Na-oogst tobacco production (r rainfall = 0.508 and r rainy day = 0.629). The results of
the regression analysis showed that the variables of rainfall and rainy days
simultaneously had a significant effect on the production of Na-Oogst tobacco.

Kata Kunci: ABSTRAK


Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L) merupakan salah satu komoditas tanaman
curah hujan ;
perkebunan yang cukup penting di Indonesia. Salah satu daerah penghasil tembakau di
hari hujan ; Jawa Timur adalah Kabupaten Jember. Tembakau Na-Oogst merupakan salah satu
varietas yang tersebar luas di Kabupaten Jember baik dalam lingkup petani maupun
tembakau Na-
perusahaan. Tanaman tembakau termasuk tanaman yang sensitif terhadap faktor
Oogst; lingkungan diantaranya curah hujan dan hari hujan. Kegiatan penelitian bertujuan untuk
produksi mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tembakau Na-Oogst
di Kabupaten Jember. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2021 yang
bertempatan di Politeknik Negerei Jember. Metode yang digunakan yaitu korelasi
pearson product moment (PPM) dan regresi linier berganda pada program Microsoft
Excel. Data variabel X adalah curah hujan dan hari hujan dan variabel Y yaitu produksi
tembakau Na-Oogst di Kabupaten Jember pada tahun 2007-2020. Hasil penelitian
menunjukan curah hujan dan hari hujan mempunyai korelasi yang cukup erat dengan
produksi tembakau na-oogst (r curah hujan = 0,508 dan r hari hujan = 0,629). Hasil
analisis regresi menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap produksi tembakau Na-Oogst.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 25


Author(s): Feby Indah Setyoningrum, Supriyadi, Irma Harlianingtyas _______________________________

PENDAHULUAN di tanam pada akhir musim kemarau dan di


Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum panen pada awal musim penghujan
L.) merupakan salah satu komoditas (Widiastuti, 2002).
tanaman perkebunan yang cukup penting Tanaman tembakau termasuk
di Indonesia. Tembakau merupakan salah tanaman yang sensitif terhadap faktor
satu penghasil devisa yang cukup tinggi lingkungan diantaranya yaitu iklim, faktor
dalam negara karena bea cukainya. iklim yang berpengaruh terhadap produksi
Disamping itu, tembakau memberikan tembakau adalah curah hujan (Herlina
kontribusi yang cukup besar dalam sumber dkk., 2020) Kondisi iklim pada curah
pendapatan petani dan penyediaan hujan, baik jumlah dan penyebarannya
lapangan pekerja. Menurut Herminingsih yang sangat beragam sehingga dapat
dkk, (2014) di sisi lain tembakau berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
merupakan salah satu komoditas yang produksi tembakau. Hujan yang tidak
memiliki resiko dan ketidak pastian yang menentu merupakan salah satu masalah
cukup besar. Tanaman tembakau sangat dalam perencanaan tanaman tembakau
rentan di pengaruhi oleh wilayah-wilayah (Sholeh, 2012). Tanaman tembakau
tertentu, berdasarkan dengan keadaan menghendaki jumlah curah hujan yang
seperti memerlukan kondisi daerah yang optimal untuk pertumbahnya yaitu
secara klimatologi dan geografi cocok berkisaran kurang dari 2.000 mm/tahun
dengan jenis tembakau. Banyaknya pada dataran rendah sedangkan untuk
industri rokok di Jawa Timur menandakan tembakau dataran tinggi rata-rata 1.500-
bahwa potensi Jawa Timur sangat luar 3.500 mm/tahun. Pada daerah yang curah
biasa di bidang pertembakauan. Tembakau hujannya tinggi atau basah yang terjadi
merupakan komoditas primadona yang ada hampir sepanjang tahun, maka tanaman
di Jawa Timur. Dengan areal produksi tembakau tidak dapat tumbuh dengan baik
tembakau di Jawa Timur sekitar 110.813 pada daerah tersebut. Sedangkan pada
hektar dengan total produksi 85.000- daerah yang terlalu kering tanpa adanya
90.000 ton per tahun (Direktorat Jendral pengairan akan menyebabkan tumbuhan
Perkebunan, 2020). Salah satu penghasil merana (Aprianto, 2017).
tembakau di Jawa Timur adalah Kabupaten Menurut Sholeh, (2012) faktor
Jember. penentu dalam keberhasilan usaha tani
Tembakau mempunyai beberapa tembakau adalah kondisi iklim baik global
varietas yaitu meliputi tembakau Voor- maupun lokal. Berdasarkan hasil penelitian
Ogst yang di gunakan untuk bahan yang dilakukan oleh Herlina dkk., (2020)
membuat rokok putih maupun rokok kretek menyatakan bahwa unsur iklim yang
dan tembakau Na-Oogst yaitu jenis memiliki hubungan nyata dengan
tembakau yang di pakai untuk bahan dasar produktivitas tembakau adalah curah hujan
membuat cerutu maupun cigarillo. dan hari hujan. Berdasarkan hasil
Tembakau Na-Oogst merupakan salah satu penelitian Aprianto, (2017) yang dilakukan
varietas yang tersebar luas di kabupaten di kebun klumpangan PT Perkebunan
jember baik dari lingkup petani maupun Nusantara II menyatakan bahwa variabel
perusahaan. Tembaku Na-Oogst curah hujan dan hari hujan secara simultan
merupakan komoditas yang memberikan berpengaruh secara siqnifikan terhadap
keuntungan yang tinggi bila dibandingkan produksi tanaman tembakau. Berdasarkan
dengan komoditas tanaman yang lain. hal tersebut dilakukan kegiatan penelitian
Tembakau Na-Oogst di gunakan sebagai ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
bahan dasar membuat cerutu. Tembakau dan pengaruh curah hujan dan hari hujan
Na-Oogst adalah tembakau yang biasanya

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 26


Author(s): Feby Indah Setyoningrum, Supriyadi, Irma Harlianingtyas _______________________________

terhadap produksi tembakau Na- Y = Variabel Y (hasil produksi)


Oogst di Kabupaten Jember. n = Banyak data
Persamaan regresinya sebagai berikut :
BAHAN DAN METODE Y = a + b1X1 + b2X2 + Ɛ
Penelitian dilaksanakan pada bulan Keterangan :
Maret sampai Juli 2021 di Kabupaten Y = Produksi tembakau
Jember. Alat yang digunakan dalam a = Konstanta atau intersep dari
penelitian ini adalah alat tulis, kertas A4 garis pada sumbu Y
dan laptop serta bahan yang digunakan b = Koefisien regresi linier
meliputi data curah hujan, hari hujan dan X1 = Curah hujan
produksi tembakau Na-Oogst di X2 = Hari hujan
Kabupaten Jember pada tahun 2007-2020 Ɛ = nilai residu/galat/eror
yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Jember. Metode yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini adalah Banyaknya Curah Hujan dan Hari
Metode yang digunakan yaitu korelasi Hujan di Kabupaten Jember 14 tahun
pearson product moment (PPM) dan terakhir pada tahun 2007-2020.
regresi linier berganda pada program Berdasarkan data yang diperoleh
Microsoft Excel. Menurut Usman dan dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Akbar (2000) rumus korelasi sebagai Kabupaten Jember dalam kurun waktu 14
berikut : tahun 2007 – 2020 jumlah banyaknya
curah hujan dan hari hujan Kabupaten
𝑛𝑛∑𝑥𝑥1 𝑦𝑦−(∑𝑥𝑥1 )(∑𝑦𝑦)
𝑟𝑟1 = Jember mengalami fluktuasi yang artinya
�{𝑛𝑛∑𝑥𝑥1 2 −(∑𝑥𝑥1 )2 } {𝑛𝑛∑𝑦𝑦²−(∑𝑦𝑦)²} mengalami naik turun atau tidak tetap.
Menurut Herlina dkk., (2020), tinggi
𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 𝑦𝑦−(∑𝑥𝑥2 )(∑𝑦𝑦) rendahnya curah hujan dan hari hujan di
𝑟𝑟2 =
�{𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 2 −(∑𝑥𝑥2 )2 } {𝑛𝑛∑𝑦𝑦²−(∑𝑦𝑦)²} suatu wilayah dipengaruhi oleh topografi
wilayah tersebut dan Menurut
Keterangan : Deptan,(2013) dalam Mulia Frans dkk,
(2014), faktor-faktor yang dapat
𝑟𝑟1 = korelasi curah hujan terhadap
mempengaruhi curah hujan di Indonesia
produksi tembakau Na-Oogst
adalah El Nino/La Nina, Dipole Mode
𝑟𝑟2 = korelasi hari hujan terhadap
Positif/Dipole Mode Negatif, suhu
produksi tembakau Na-Oogst perairan Indonesia dan Angin Musim
X1 = Variabel X1 (curah hujan) Baratan/Timuran.
X2 = Variabel X2 (hari hujan )

Curah Hujan (mm)


250,000
200,000
150,000 RATA-RATA
100,000 sebesar 136.143
50,000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 1. Grafik jumlah banyaknya curah hujan di Kabupaten Jember pada tahun 2007-
2020

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 27


Author(s): Feby Indah Setyoningrum, Supriyadi, Irma Harlianingtyas _______________________________

Hasil analisis curah hujan selama bahwa curah hujan juga dapat dipengaruhi
14 tahun terakhir pada tahun 2007-2020 oleh fenomena El Nino dan La Nina,
menunjukan bahwa jumlah curah hujan fenomena El Nino merupakan anomali
selama tahun 2007-2020 di Kabupaten iklim yang diikuti dengan penurunan curah
Jember mengalami fluktuasi dengan hujan dan peningkatan suhu udara,
memiliki jumlah curah hujan sebesar sedangkan kejadian fenomena La Nina
1.905,996 mm/tahun dan memiliki rata- merangsang kenaikan curah hujan di atas
rata curah hujan sebesar 136.143 curah hujan normal.Menurut BMKG,
mm/tahun. Dapat dilihat pada (Gambar 1) (2020) fenomena La Nina yang terjadi di
bahwa curah hujan di atas rata-rata Indonesia salah satunya terjadi pada tahun
tertinggi terjadi pada tahun 2016 dengan 2010-2011 dan tahun 2016-2017 yang
jumlah curah hujan sebesar 208.339 berdampak dengan mengalaminya curah
mm/tahun dan jumlah curah hujan terendah hujan yang cukup tinggi sedangkan pada
terjadi pada tahun 2020 dengan jumlah tahun 2015-2016 dan tahun 2018-2020
curah hujan sebesar 2222,1 mm/tahun. Hal mengalami penurunan curah hujan yang
ini selaras dengan menurut Irawan, (2016) disebabkan oleh fenomena El Nino.

Gambar 2. Grafik jumlah banyaknya hari hujan di Kabupaten Jember pada tahun 2007-2020
Sedangkan untuk hasil analisis hari fluktuasi dikarenakan banyaknya jumlah
hujan selama 14 tahun terakhir pada tahun hari hujan juga dipengaruhi oleh faktor
2007-2020 menunjukkan bahwa jumlah curah hujan selain itu juga dapat
hari hujan selama kurun waktu 2007-2020 dipengaruhi oleh perubahan iklim yang
mengalami fluktuasi dengan memiliki terjadi. Menurut Herlina dkk., (2020),
jumlah hari hujan sebesar 141.921 hari menyatakan bahwa dampak perubahan
hujan dan memiliki rata-rata hari hujan iklim global adalah perubahan pola curah
sebesar 10137,21 hari hujan. Dapat dilihat hujan pada skala lokal atau regional seperti
pada (Gambar 2) bahwa jumlah hari hujan pergeseran tren pola curah hujan harian dan
diatas rata-rata tertinggi terdapat pada faktor lain yang mempengaruhi hari hujan
tahun 2012 dengan jumlah hari hujan adalah penyinaran matahari.
sebesar 24.605 hari hujan dan jumlah hari
hujan terendah terdapat pada tahun 2020 Korelasi curah hujan dan hari hujan
dengan jumlah hari hujan sebesar 177 hari terhadap produksi tembakau Na-Oogst
hujan. Hari hujan di Kabupaten Jember di Kabupaten Jember selama 14 tahun
pada tahun 2007-2020 mengalami terakhir pada tahun 2007-2020

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 28


Author(s): Feby Indah Setyoningrum, Supriyadi, Irma Harlianingtyas _______________________________

Menurut Usman dan Akbar (2000), dengan produksi tembakau Na-Oogst


korelasi merupakan istilah statistik yang memiliki tingkat keeratan hubungan yang
menyatakan derajat hubungan linier antara kuat. Hal ini searah dengan penelitian yang
dua variabel atau lebih. Terkenal dengan pernah dilakukan oleh Herlina dkk., (2020)
sebutan Korelasi Pearson Product Moment bahwa hasil korelasi hari hujan terhadap
(PPM). Uji Korelasi dilakukan untuk produksi tembakau memiperoleh nilai r =
mengetahui arah dan tingkat keeratan 0,635 dengan memiliki tingkat keeratan
hubungan antara dua variabel atau lebih. yang kuat.
Variabel yang digunakan dalam korelasi Korelasi antara curah hujan dan
kali ini adalah curah hujan tahun 2007- hari hujan dengan produksi tembakau Na-
2020 dan hari hujan pada tahun 2007-2020 Oogst di Kabupaten Jember memiliki
dengan produksi tembakau Na-Oogst di hubungan yang positif, yang bearti
kabupaten jember tahun 2007-2020. Dalam memiliki hubungan yang searah, jika
uji korelasi nilai korelasi dapat dinyatakan terjadi peningkatan pada curah hujan dan
kuat apabila mendekati 1 dan bisa hari hujan maka produksi tembakau Na-
dinyatakan memiliki nilai korelasi Oogst juga akan meningkat, demikian juga
sempurna bila koefisien korelasi sama sebaliknya jika curah hujan dan hari hujan
dengan 1. mengalami penurunan maka produksi
tembakau Na-Oogst juga akan menurun.
Tabel 1. Hasil korelasi antara curah hujan Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dan hari hujan dengan produksi dilakukan Nurnasari dkk., (2010) bahwa
tembakau Na-Oogst di korelasi curah hujan dan hari hujan
Kabupaten Jember pada tahun memiliki hubungan yang positif terhadap
2007-2020. produksi tembakau. Besarnya curah hujan
dan hari hujan berhubungan dengan
Tingkat ketersediaan air, hal ini dikarenakan
Variabel Produksi
Hubungan kondisi iklim curah hujan dan hari hujan
Curah Hujan 0,508 Cukup baik jumlah dan penyebarannya yang
sangat beragam sehingga dapat
Hari Hujan 0,629 Kuat berpengaruh terhadap pertumbuhan,
produksi dan mutu tembakau.
Curah hujan dan hari hujan
Hasil uji korelasi curah hujan mempengaruhi terhadap pertumbuhan
dengan produksi tembakau Na-Oogst di daun (lebar daun) melalui penyediaan air
Kabupaten Jember selama 14 tahun bagi pertumbuhan, ketersediaan air dalam
terakhir dari tahun 2007-2020 diperoleh daun mempengaruhi proses fotosistesis .
korelasi curah hujan dengan produksi Menurut Kurniawan dan Fajriani, (2014)
tembakau Na-Oogst sebesar r = 0,508 yang menyatakan bahwa air adalah salah satu
bearti menunjukkan bahwa antara curah komponen fisik yang sangat penting dan
hujan dengan produksi tembakau Na- diperlukan dalam jumlah banyak untuk
Oogst memiliki tingkat keeratan hubungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
yang cukup atau sedang. Sedangkan Hasil air juga berfungsi sebagai pelarut hara,
uji korelasi hari hujan dengan produksi penyusun protoplasma, bahan baku
tembakau Na-Oogst di Kabupaten Jember fotosintesis dan evaporasi air (Transpirasi).
selama dari tahun 2007-2020 diperoleh Kekurangan air juga akan menyebabkan
korelasi hari hujan dengan produksi tanaman menjadi kerdil atau
tembakau Na-Oogst sebesar r = 0,629 yang perkembangnnya menjadi abnormal
bearti menunjukkan bahwa hari hujan menghambat pertumbuhan tanaman,

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 29


Author(s): Feby Indah Setyoningrum, Supriyadi, Irma Harlianingtyas _______________________________

kekurangan air yang terus menerus selama Regresi Linier Berganda curah hujan
periode pertumbuhan akan menyebabkan dan hari hujan terhadap produksi
tanaman menjadi menderita dan kemudian tembakau Na-Oogst di Kabupaten
mati. Jember tahun 2007-2020

Tabel 2. Hasil Uji T-parsial Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tembaka Na-
Oogst di Kabupaten Jember.
T-hitung T-tabel P-value
Curah Hujan (X1) 0,854 2,178 0,411
Hari Hujan (X2) 1,838 0,093

Bedasarkan (Tabel 2) diatas dapat tanaman tembakau tidak dapat tumbuh


diketahui bahwa nilai t-hitung curah hujan dengan baik pada daerah tersebut.
sebesar 0,854 lebih kecil dari pada nilai t- Sedangkan pada daerah yang terlalu
tabel sebesar 2,178 maka dapat kering tanpa adanya pengairan akan
disimpulkan bahwa curah hujan tidak menyebabkan tumbuhan merana dan akan
berpengaruh signifikan terhadap produksi mati (Syafi'i,(1994) dalam Soetriono dkk.,
tembakau Na-Oogst di Kabupaten (2014)).
Jember. Hal ini terkait dengan curah hujan Hasil uji T-parsial variabel hari
di Kabupaten Jember selama 14 tahun hujan memperoleh nilai t-hitung sebesar
mengalami fluktuasi yang artinya 1,838 dengan nilai t-tabel sebesar 2,179
mengalami naik turun atau tidak tetap. maka dapat disimpulkan bahwa hari hujan
Menurut Deptan,(2013) dalam Mulia tidak berpengaruh signifikan terhadap
Frans dkk, (2014), faktor-faktor yang produksi tembakau Na-Oogst di
dapat mempengaruhi curah hujan di Kabupaten Jember. Hal ini dikarenakan
Indonesia adalah El Nino dan La Nina, banyaknya hari hujan juga dipengaruhi
fenomena El Nino merupakan anomali oleh faktor curah hujan dan perubahan
iklim yang diikuti dengan penurunan iklim lain yang terjadi, menurut Herlina
curah hujan dan peningkatan suhu udara, dkk., (2020), menyatakan bahwa beberapa
sedangkan kejadian fenomena La Nina dampak perubahan iklim global adalah
merangsang kenaikan curah hujan di atas perubahan pola curah hujan pada skala
curah hujan normal, fenomena El Nino lokal atau regional seperti pergeseran tren
dan La Nina sangat berpengaruh terhadap pola curah hujan harian. Hari hujan yang
ketersediaan air. Sedangkan menurut rendah dan tidak merata sering
media indonesia (2016) produksi menyebabkan terjadinya kondisi defisit air
tembakau menjadi merosot yang yang berdampak terhadap tanaman dan
disebabkan oleh terjadinya fenomena menurunkan produksi tanaman.
cuaca La Nina.
Air merupakan komponen fisik Tabel 3. Hasil Uji F Curah Hujan dan Hari
yang sangat penting dan diperlukan dalam Hujan Terhadap Produksi
jumlah banyak untuk pertumbuhan dan Tembakau Na-Oogst di
perkembangan tanaman selain itu air juga Kabupaten Jember.
berfungsi sebagai pelarut hara, penyusun
protoplasma, bahan baku fotosintesis dan F-hitung F-tabel Significance F
untuk proses metabolisme tanaman 4,197 3,982 0,044
(Kurniawan dkk. 2014). Namun pada
daerah yang curah hujannya tinggi, maka

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 30


Author(s): Feby Indah Setyoningrum, Supriyadi, Irma Harlianingtyas _______________________________

Uji F digunakan untuk melihat dkk., (2010) bahwa semakin besar curah
pengaruh keseluruhan variabel bebas hujan dan hari hujan maka akan terjadi
secara bersamaan atau simultan terhadap kenaikan ketersediaan air dalam tanah
variabel terikat. Hasil uji F antara curah sehingga kebutuhan untuk proses-proses
hujan dan hari hujan terhadap produksi metabolisme tanaman akan tercukupi,
tembakau Na-Oogst di Kabupaten Jember apabila kebutuhan air tercukupi maka laju
secara simultan memperoleh nilai F- fotosintesis sebagai proses sintesis
hitung sebesar 4,197 dan nilai F-tabel karbohidrat akan meningkat sehingga
sebesar 3,982. Berdasarkan hasil tersebut akan meningkatkan laju pertumbuhan
diketahui bahwa F-hitung > F-tabel, maka daun dan juga dapat meningkatkan
dapat disimpulkan bahwa tolak HO yang produksi tembakau dalam kekurangan air
artinya curah hujan dan hari hujan secara juga akan menyebabkan tanaman menjadi
simultan berpengaruh signifikan terhadap kerdil atau perkembangnnya menjadi
produksi tembakau Na-Oogst di abnormal, kekurangan air yang terjadi
Kabupaten Jember. Hal ini searah dengan terus menerus selama periode
penelitian yang dilakukan Aprianto, pertumbuhan akan menyebabkan tanaman
(2017), bahwa uji pendugaan antara curah tersebut menderita kemudian akan mati,
hujan dan hari hujan terhadap produksi yang disebabkan karena penyerapan air
tembakau di kebun Klumpangan PT tidak dapat mengimbangi kecepatan
Perkebunan Nusantara II secara simultan penguapan air dari tanaman. Maka perlu
memperoleh nilai sebesar 0,03 yang adanya perencanaan tanam yang tepat
mengartikan bahwa variabel curah hujan dengan menyesuaikan cuaca yang terjadi.
dan hari hujan secara simultan Menurut Djajadi, (2008) Curah hujan
berpengaruh secara signifikan terhadap yang tinggi juga sangat dibutuhkan oleh
produksi tanaman tembakau. tembakau Na-Oogst untuk digunakan
Sebagaimana dijelaskan bahwa mencuci zat-zat perekat dan garam-garam
curah hujan dan hari hujan berkaitan hasil sekresi yang menempel di
dengan ketersediaan air untuk proses permukaan daun
metabolisme tanaman Menurut Nurnasari

Tabel 4. Hasil Regresi Linier Berganda Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi
Tembakau Na-Oogst di Kabupaten Jember pada tahun 2007-2020.
Variabel R² A B
Curah Hujan (x₁) 0,432 786,98 0,110
Hari Hujan (x₂) 2,547

Uji koefisien determinasi curah hujan dan hari hujan secara


digunakan untuk mengetahui seberapa simultan terhadap produksi tembakau Na-
besar pengaruh variabel bebas terhadap Oogst di Kabupaten Jember sebesar
variabel terikat sehingga dapat diketahui 43,2% sedangkan sisanya sebesar 56,7%
kesamaan dan kecocokan model regresi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
linier. Dapat dilihat pada (Tabel 4) hasil diukur dalam penelitian ini. Hal ini sesuai
pengujian uji koefisien curah hujan dan dengan penelitian yang telah dilakukan
hari hujan terhadap produksi tembakau oleh Herlina dkk., (2020) bahwa pengaruh
Na-Oogst didapatkan nilai koefisien curah hujan dan hari hujan terhadap
determinasi (R²) sebesar 0,432 yang bearti produktivitas tembakau diperoleh
menunjukkan bahwa pengaruh variabel koefisien determinasi (R²) sebesar 47,2%

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 31


Author(s): Feby Indah Setyoningrum, Supriyadi, Irma Harlianingtyas _______________________________

sedangkan sisanya sebesar 52,8% Tembakau (Nicotiana tabacum L.)


dipengaruhi oleh variabel lainnya. DI Kebun Klumpang PT>
Hasil uji regresi linier berganda Perkebunan Nusantara II. 5(2), 415–
antara curah hujan (X1) dan hari hujan 421.
(X2) terhadap produksi tembakau Na- Badan Meteorologi Klimatologi dan
Oogst (Y) memperoleh model persamaan Geofisika (BMKG). (2020). El Nino
Y = 786,98 + 0,110 (X1) + 2,547 (X2). dan La Lanina. In Badan
Persamaan regresi dapat menjelaskan Meteorologi Klimatologi dan
bahwa jika kedua variabel (variabel curah Geofisika (BMKG).
hujan dan hari hujan) bernilai 0 maka Direktorat Jendral Perkebunan. (2020).
produksi tembakau Na-Oogst mencapai STATISTIK PERKEBUNAN
786,98 kw, apabila curah hujan meningkat INDONESIA 2018-2020.
sebesar 1 satuan maka produksi tembakau Hani, E. S., Soetriono, S., & Paramu, H.
akan meningkat sebesar 0,110 kw dan (2009). Pemodelan dan Strategi
apabila hari hujan meningkat sebesar 1 Competitiveness Agribisnis
satuan maka produksi tembakau akan Tembakau Besuki Na-Oogst di Jawa
meningkat sebesar 2,547 kw. Dengan kata Timur. JSEP (Journal of Social and
lain apabila ada peningkatan curah hujan Agricultural Economics), 3(2), 59–
dan hari hujan maka produksi tembakau 69.
Na-Oogst juga akan meningkat. Herlina, N., Azizah, N., & Putra Pradiga,
E. (2020). Pengaruh Suhu dan Curah
KESIMPULAN Hujan terhadap Produktivitas
Berdasarkan penelitian yang sudah Tembakau (Nicotiana tabacum L.) di
dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Kabupaten Malang.
1. Variabel curah hujan memiliki PLANTROPICA: Journal of
hubungan yang sedang dengan produksi Agricultural Science, 5(1), 52–63.
tembakau Na-Oogst dan hari hujan https://doi.org/10.21776/ub.jpt.2020.
memiliki hubungan yang kuat. Dengan 005.1.7
hasil korelasi antara curah hujan Herminingsih, H., Agribisnis, R., Jember,
terhadap produksi sebesar 0,493 dan F. U., & No, K. (2014). Pengaruh
hari hujan memiliki nilai korelasi perubahan iklim terhadap perilaku
terhadap produksi tembakau Na-Oogst petani tembakau di kabupaten
sebesar 0,622. jember. jurnal matematika, Saint,
2. Unsur iklim curah hujan dan hari hujan Teknologi, 5(2), 42–51.
secara simultan berpengaruh signifikan Irawan, B. (2016). Fenomena Anomali
terhadap produksi tembakau Na-Oogst Iklim El Nino dan La Nina:
di Kabupaten Jember. Pengaruh curah Kecenderungan Jangka Panjang dan
hujan dan hari hujan secara simultan Pengaruhnya terhadap Produksi
terhadap produksi tembakau na-oogst Pangan. Forum penelitian Agro
sebesar 43,2% sisanya sebesar 52,8% Ekonomi, 24(1), 28.
dipengaruhi oleh variabel lain, dengan https://doi.org/10.21082/fae.v24n1.2
memperoleh model persamaan Y= 006.28-45
786,98 + 0,110 (x₁) + 2,547 (x₂) + ε. Kurniawan, B. A., & Fajriani, S. (2014).
PENGARUH JUMLAH
DAFTAR PUSTAKA PEMBERIAN AIR TERHADAP
Aprianto, L. R. dan I. (2017). Pengaruh RESPON PERTUMBUHAN THE
Curah Hujan Dan Hari Hujan EFFECT OF GIVING WATER
Terhadap Produksi Tanaman LEVELS TO RESPONSE OF THE

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 32


Author(s): Feby Indah Setyoningrum, Supriyadi, Irma Harlianingtyas _______________________________

GROWTH AND YIELD FOR


TOBACCO ( Nicotiana tabaccum L
.). 59–64.
Muktianto, R. T., & Diartho, H. C. (2018).
Komoditas Tembakau Besuki Na-
Oogst dalam Perspektif
Pembangunan Berkelanjutan di
Kabupaten Jember. Caraka Tani:
Journal of Sustainable Agriculture,
33(2), 115.
https://doi.org/10.20961/carakatani.
v33i2.20598
Mulia Frans G.S, Irsal, E. H. K. (2014).
Pengaruh Curah Hujan Dan Hari
Hujan Terhadap Produksi Tebu
(Saccharum officinarum Linn) Di
Kebun Kwala Bingai PT.Perkebunan
Nusantara II. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Nurnasari, E., Tembakau, B. T., & Industri,
M. (2010). Pengaruh Kondisi
Ketinggian Tempat Terhadap
Produksi dan Mutu Tembakau
Temanggung. 2(2), 45–59.
Sholeh, M. (2012). Keterkaitan Antara
Kondisi Iklim dan Perencanaan
Tanam Tembakau Virgnia. 53–63.

Sugiyono. (2017). Statistika Untuk


Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suwarto, Y. O., & Hermawati, S. (2014).
Top 15 tanaman perkebunan.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Usman, H. dan R. P. S. Akbar. 2000.
Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara.
Widiastuti, D. W. (2002). Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Produksi
Tembakau Besuki Na-Oogst Di Desa
Jambe Arum Kecamatan Puger
Kabupaten Jember.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 33

You might also like