You are on page 1of 12

JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No.

3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936


JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

Inovasi Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa


Di Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar
Tahun Pelajaran 2021/2022

Muhammad Nur Rohmata, Mohammad Hisyamb


a Manajemen Pendidikan Islam, muhammadnurrohmat@gmail.com, STAI Denpasar Bali
b Manajemen Pendidikan Islam, hisyam.staid@gmail.com, STAI Denpasar Bali

ABSTRACT

Head of Madrasah Innovation in Developing Student Creativity at Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar
for the 2021/2022 Academic Year. Journal of Islamic Education Management Study Program, Islamic High
School (STAI) Denpasar Bali. Innovation is an idea, practice, item, event, or method that is felt or observed
as something new for someone to create a breakthrough in improving the quality of education in madrasas
and is widely developed. These innovations can be developed through the creativity of students to instill a
soul in each child. The focus of the research in this thesis is (1) How is the Head of Madrasah Innovation in
Developing Student Creativity at Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar? (2) What are the supporting and
inhibiting factors in developing Student Creativity at Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar? The research
objectives in this thesis are (1) to find out the innovation of the head of madrasah in developing student
creativity at Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar, (2) to find out what factors are the supporters and
obstacles in developing student creativity at Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar. This type of research
is a qualitative approach. The descriptive approach is a description of existing data with the aim of describing
a social phenomenon accompanied by an interpretation of the factors that exist in the field. To obtain accurate
data in this study, the authors used three techniques, namely: observation, documentation and interviews. The
research location is MI Al Hudy Denpasar The results of the study revealed that: 1) The madrasa principal's
innovation in developing student creativity at MI Al Hudy has been going well, as evidenced by the increasing
number of students who are interested and interested in the field of crafts and the evidence of their works, 2)
Supporting factors in developing creativity students at MI Al Hudy, namely the provision of support from
the madrasa principal, professional teachers, parental support, routine training, a supportive environment and
adequate madrasa facilities. While the inhibiting factors are families who do not fully fulfill the vision and
mission in developing student creativity, the negative influence of social media or technology, limited time.

Keywords: Innovation, Headmaster, Creativity.

ABSTRAK

Inovasi Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar
Tahun Pelajaran 2021/2022. Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Tinggi Islam (STAI)
Denpasar Bali. Inovasi adalah gagasan, praktik, barang, peristiwa, atau metode yang dirasakan atau diamati
sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang untuk menciptakan terobosan dalam peningkatan mutu pendidikan
di madrasah dan dikembangkan secara luas. Inovasi tersebut dapat dikembangkan melalui kreativitas siswa
untuk menanamkan jiwa pada setiap anak. Fokus penelitian dalam tesis ini adalah (1) Bagaimana Inovasi
Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar? (2)
Apa faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan Kreativitas Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Al
Hudy Denpasar? Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah (1) untuk mengetahui inovasi kepala madrasah
dalam mengembangkan kreativitas siswa di Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar, (2) untuk mengetahui
faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mengembangkan kreativitas siswa di
Madrasah. Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar.Jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan
deskriptif merupakan gambaran data yang ada dengan tujuan untuk menggambarkan suatu fenomena sosial
disertai dengan interpretasi terhadap faktor-faktor yang ada di lapangan. Untuk memperoleh data yang akurat

190
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga teknik yaitu: observasi, dokumentasi dan wawancara. Lokasi
penelitian adalah MI Al Hudy Denpasar Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: 1) Inovasi kepala madrasah
dalam mengembangkan kreatifitas siswa di MI Al Hudy sudah berjalan dengan baik, terbukti dengan semakin
banyaknya siswa yang berminat dan tertarik pada bidang kerajinan dan bukti-bukti kerajinan tangan mereka.
2) Faktor pendukung dalam mengembangkan kreativitas siswa di MI Al Hudy yaitu adanya dukungan dari
kepala madrasah, guru profesional, dukungan orang tua, latihan rutin, lingkungan yang mendukung dan
fasilitas madrasah yang memadai. Sedangkan faktor penghambatnya adalah keluarga yang tidak sepenuhnya
memenuhi visi dan misi dalam mengembangkan kreativitas siswa, pengaruh negatif media sosial atau
teknologi, keterbatasan waktu.

Kata Kunci: Inovasi, Kepala Sekolah, Kreativitas.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat dalam berbagai aspek kehidupan
menjadikan setiap individu maupun kelompok untuk melakukan berbagai pembaruan agar dapat
mengimbangi perkembangan tersebut guna mencapai tujuan dalam kehidupannya. Seiring perkembangan
zaman yang modern ini juga mengakibatkan berkembangnya dunia pendidikan. Pendidikan menjadi faktor
utama dalam mewujudkan cita-cita suatu negara. Sehingga pendidikan mempunyai peran penting dalam
berlangsungnya kehidupan di setiap negara.
Menurut Ahmadi dan kawan-kawan berpendapat bahwa “Pendidikan pada hakikatnya suatu kegiatan
yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan
berlangsung terus menerus.”
Secara umum, semua negara mempunyai tujuan pendidikan nasional yang menjadi pedoman dari
seluruh kegiatan dan lembaga pendidikan. Seperti tujuan pendidikan nasional negara Indonesia yang
tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal
3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.” (Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem
Pendidikan Nasional, Bandung: Fokus media, 2003), h. 29.
Sehingga dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan adalah utamanya merubah pola pikir ke arah yang
lebih baik dengan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia serta menjadikan manusia yang
bertanggung jawab unuk kepentingan bangsa dan negara. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
meningkatkan pendidikan adalah penyelenggaraan manajerial pendidikan, dimana kepala madrasah sebagai
pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Pentingnya kepemimpinan suatu lembaga atau institusi yang memiliki kebijakan sebagai jalan
pencapaian tujuan ataupun sebagai solusi dari permasalahan. Perbedaan tujuan dan permasalahan menuntut
adanya alternatif kebijakan yang berbeda pula. Maka kemampuan meningkatkan kreativitas harus dimiliki
madrasah dengan inovasi kepala madrasah dalam meningkatkan kreativitas siswa.
Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar merupakan madrasah swasta berbasis Islam dengan akreditasi
B pada tahun 2018. Berdasarkan laporan tahun 2020 Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar adalah satu
diantara 14 Madarasah yang ada di Kota Denpasar dan prestasi madrasah yang di raih berupa prestasi
akademik dan non akademik. Salah satu prestasi akademik yang pernah di raih oleh siswa yaitu juara tiga
KSM (Kompetisi Sains Madrasah) tingkat Provinsi Bali tahun 2019. Selain itu prestasi non akademik yang
diraih oleh siswa yaitu juara satu lomba daur ulang tingkat nasional tahun 2018. Prestasi tersebut diperoleh
dengan cara mengarahkan guru prakarya agar terus mengajarkan siswa siswi dalam membuat keterampilan
menggunakan bahan-bahan habis pakai/sampah yang masih dapat dikelola menjadi benda ekonomis.
Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy memiliki beberapa program unggulan sebagai upaya dalam mengembangkan
dan memajukan madrasah, didukung dengan keahlian kepala madrasahnya dalam merumuskan inovasi-
191
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

inovasi madrasah di berbagai bidang, sehingga madrasah diharapkan mampu membawa madrasah menuju
madrasah yang baik secara kualitas dan kuantitas.
Inovasi merupakan suatu ide baru yang harus dimiliki oleh kepala madrasah utk mencapai tujuan atau
memecahkan masalah tertentu yg ada di madrasah melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikatakan oleh Udin Syaefudin Sa’ud dalam bukunya bahwa: “Inovasi merupakan sebuah
proses yang penting untuk mengembangkan dari sikap kreatif, yang mana dapat diperoleh baik melalui
pengkombinasian alternatif-alternatif yang ada
Inovasi baru dapat terwujud karena adanya kreativitas. Kreativitas sebagai potensi yg ada dalam diri
manusia perlu dikembangkan secara terencana sehingga dapat optimal, tepat, dan berdaya guna. Manusia
dianugerahi Allah kreativitas tanpa batas untuk kehidupan. Sehingga muncul perkembangan dalam peradaban
manusia dari waktu ke waktu akibat adanya upaya manusia itu sendiri untuk mengubah kondisi hidupnya
menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat ar-Ra'du ayat 11 yang
berbunyi:

‫هللا ََل يُغَ ِيّ ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحتَّى يُغَ ِيّ ُروا َما ِبأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬
َ ّ‫ ِإن‬. .

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri . .

Sebagaimana dari Sahabat Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
melakukannya.”
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis di Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar
dapat diperoleh suatu permasalahan terkait dengan pengembangan kreativitas siswa yaitu pembelajaran
prakarya hanya berpusat pada guru, siswa bersikap pasif dan memiliki minat yang berbeda-beda. Sementara
pada diri gurunyapun kurang motivasinya. Inilah beberapa masalah yang dihadapi madrasah tersebut. Oleh
karena itu, perlu adanya perubahan terobosan baru dan inovasi dari pimpinan madrasah untuk menghasilkan
siswa yang berkualitas, kreatif, dan bermanfaat dimasa yang akan datang.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Inovasi Kepala Madrasah
Inovasi merupakan suatu ide, barang, kejadian, atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu
hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang. Dalam bukunya, Muhammad Kristiawan menyebutkan
“Inovasi adalah ide, praktik yang dianggap baru oleh unit yang relevan. Perubahan adalah bagian dari bentuk
tanggapan terhadap situasi. Dalam suatu situasi memerlukan proses kreatif untuk menghasilkan sebuah
penemuan.
Heading pada level kedua dituliskan dengan boldface italics dengan menggunakan huruf besar dan
huruf kecil. Heading dituliskan rata kiri.
Menurut Suryani Tatik, “Inovasi dalam konsep yang luas sebenarnya tidak hanya terbatas pada produk.
Inovasi dapat berupa ide, cara-cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang
baru. Inovasi juga sering dugunakan untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru
oleh masyarakat yang mengalami.
Menurut Hasan Husain yang dikutip oleh Donni Juni Priansa, dijelaskan bahwa: Kepala madrasah
merupakan manajer yang mengorganisasir seluruh sumber daya madrasah dengan menggunakan prinsip
‘Teamwork’ yaitu, rasa kebersamaan (together), pandai merasakan (empathy), saling membantu (assist),
saling penuh kedewasaan (maturity), saling mematuhi (willingness), saling teratur (organization), saling
menghormati (respect), dan saling berbaik hati (kindness.

2.1.1 Pentingnya Inovasi Kepala Madrasah


Menurut Hamidjojo dalam bukunya bahwasannya “Pentingnya inovasi kepala madrasah adalah
meningkatkan sumber sumber tenaga, struktur dan prosedur organisasi, meningkatkan efisiensi, relevansi,
192
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak- banyaknya dengan menggunakan sumber,
tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

2.1.2 Usaha-usaha Inovasi Kepala Madrasah


Menurut kamus besar bahasa Indonesia “Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, fikiran,
atau badan untuk mencapai suatu maksud. Pekerjaan, perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya untuk
mencapai suatu maksud.
Menurut Sudarwan Danim menjelaskan dalam bukunya bahwa: Kepala madrasah harus bertindak
sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer kepala madrasah harus dapat mengatur agar
semua potensi madrasah dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan madrasah. Hal
ini dapat dilakukan jika kepala madrasah mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawsan.

2.2. Pengertian Kreativitas Siswa


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya
cipta. Menurut Mustaji kreativitas adalah: Salah satu tolak ukur potensi kualitas sumber daya manusia,
kreativitas menempati urutan yang sederajat dengan potensi sumber daya manusia lainnya seperti kecerdasan,
kepribadian dan keuletan. Kreativitas sebagai suatu potensi perkembangannya tidak terlepas dari aspek
psikologi yang melekat berkaitan dengan pola pikir, sikap maupun mental. Kreativitas juga dapat dipandang
sebagai suatu proses yang melibatkan pengorganisasian pengalaman sedemikian rupa dalam menghasilkan
gagasan baru yang sebelumnya tidak dipikirkan oleh yang bersangkutan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kreativitas merupakan suatu
kemampuan untuk menciptakan, memberi gagasan baru yang berhubungan dengan penemuan sesuatu
mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru, kemampuan yang menjadi tolak ukur potensi kualitas
sumber daya manusia seperti kecerdasan kepribadian dan keuletan seseorang.

2.2.1 Tujuan Pengembangan Kreativitas


Pengembangan kreativitas pada anak merupakan salah satu sarana pembelajaran yang menunjang
mengembangkan kreativitas anak. Menurut Utami Munandar yang di tuangkan pada salah satu bukunya
Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini menjelaskan bahwa: Tujuan mengembangkan kreativitas anak
adalah mengenal cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan menggunakan teknik-teknik yang
dikuasainya. Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah. Membuat anak memiliki
sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang sangat tinggi
terhadap ketidakpastian. Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan sikap
menghargai hasil karya orang lain. Membuat anak kreatif.
Florence Beetlestone mengemukakan dalam bukunya yang berjudul Creative Learning Strategi
Pembelajaran untuk melesatkan kreativitas Siswa bahwa “tujuan Kreativitas siswa ialah untuk mempermudah
siswa dalam memahami pelajaran yang sulit untuk dimengerti.
Pengembangan kreativitas siswa pada intinya untuk mengembangkan potensi dasar agar siswa menjadi
lebih kreatif, mempunyai wawasan yang luas, serta memiliki perubahan bahasa yaitu dari kata tidak mampu
menjadi mampu mengerjakan. Selanjutnya dilakukan perbaikan terhadap siswa tersebut.

2.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kreativitas Siswa


Pelaksanaan pembelajaran prakarya yang diberikan setiap satu jam selama satu minggu di MI Al Hudy
Denpasar, dimana pembelajaran tersebut memberikan ilmu mengenai berbagai cara dalam membuat prakarya
dari yang mudah hingga yang sulit. Selama pembelajaran prakarya, guru yang bersangkutan mampu
mengajarkan siswanya dengan penuh tekun sampai bisa menerapkan kemampuan yang telah diajarkan oleh
guru prakarya. Hal tersebut sejalan dengan berbagai pendapat berikut ini:
Menurut Sardiman dalam bukunya mengatakan bahwa: Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah
tingkah laku, jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dalam dinamika
kehidupan manusia berpikir dan berbuat sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitu juga
dalam belajar sudah barang tentu tidak mungkin meninggalkan dua kegiatan itu, berpikir dan berbuat.”
193
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

Sebagaimana dijelaskan Rousseau dan Piaget yang dikutip oleh Sardiman dalam bukunya bahwa:
Segala pengetahuan ini harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan
sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Seorang siswa akan
berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan berarti siswa itu tidak berpikir. Oleh karena itu agar siswa
berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.

Dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran prakarya dapat digolongkan kedalam pengetahuan yaitu:
Mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi
berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi kreatif untuk
menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis
sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbaru.
Dari Pendapat diatas disimpulkan pembelajaran prakarya membuat seorang siswa mengekspresikan hal
yang ia lihat, ia berbuat ataupun hal yang ia pikirkan sebelumnya sehingga siswa mampu merealisasikan hal
baru yang akan menjadi sebuah karya.

2.3. Kerangka Konsep

Inovasi Proses
Guru
Kepala Pembelajaran
Prakarya
Madrasah Kreativitas

Faktor Pendukung
dan Penghambat

Kreativitas Siswa

Inovasi kepala madrasah sangat memiliki peran penting dalam membantu terwujudnya kreativitas
siswa, inovasi kepala madrasah akan dilanjutkan oleh guru prakarya dalam bentuk implementasi proses
pembelajaran kreativitas tentu dalam penyampaian inovasi kepala madrasah oleh guru prakarya akan
dihadapi dengan faktor pendukung dan penghambat guna tercapainya kreativitas siswa.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul yang dikemukakan yakni “Inovasi Kepala Madrasah dalam Mengembangkan
Kreativitsas Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Al Hudy Denpasar Tahun Pelajaran 2021/2022” maka jenis dan
pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian yang datanya berupa kata-kata atau
pernyataan-pernyataan yang diperoleh melalui wawancara, dokumen, dan observasi.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandask an pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
194
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

Penelitian kualitatif memperoleh data bukan sebagaimana seharusnya, bukan berdasarkan apa yang
dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami,
dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data.

3.2. Penentuan Informan


Sugiyono mengatakan, “penentuan informan untuk mendapatkan informasi dalam penelitian kualitatif
pada umumnya menggunakan teknik purposive sampling artinya dengan memilih narasumber yang benar-
benarmengetahui kondisi internal dan eksternal.” Adapun key informan ini ditentukan oleh peneliti
berdasarkan kriteria sebagaimana pada table berikut ini:

Kriteria Key Informan

No. Key Informan Jenis Kelamin Usia Jumlah


(1) (2) (3) (4) (5)
1. Kepala Madrasah P 42 1
2. Waka Kurikulum L 38 1
3. Guru Prakarya P 37 2
4. Siswa P 6-11 3
Jumlah 7
Sumber: Data MI Al Hudy Tahun Pelajaran 2021/2022

Key informan yang dipilih di atas disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Peneliti melakukan
pengamatan langsung dengan membawa data observasi yang telah disusun sebelumnya untuk melakukan
pengecekan, dan kemudian peristiwa yang diamati dicocokkan dengan observasi.

3.3. Variabel Penelitian


Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti
dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan ditariklah sebuah
kesimpulan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Inovasi Kepala Madrasah sebagai variabel X dan
Kreativitas Siswa sebagai variabel Y.

3.4. Jenis dan Sumber Data


Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh dan
memiliki informasi kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut
diolah. Dalam penelitian ini, peneliti mencari data menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a). Data
Primer, sumber data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama. “Sumber data primer adalah
sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data
primer secara khususu dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian”. Penelitian ini yang menjadi
sumber data primer yaitu berbagai macam jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada kepala madrasah,
waka kurikulum, guru prakarya, wali kelas, dan siswa MI Al Hudy Denpasar. b). Data Sekunder, Data
sekunder adalah data pendukung atau data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, penelitian
harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data
sekunder yaitu segala data tertulis yang berhubungan dengan tema yang bersangkutan, baik buku, surat kabar,
jurnal dan semua bahan tertulis yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.” Metode pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti ada tiga metode yaitu: a). Observasi, Menurut Subagyo “Observasi adalah
pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala
195
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

psikologis untuk kemudian dilakukan pencatatan”. Sedangkan menurut Nasution sebagaimana dikutip
Sugiyono “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
dilapangan dengan tujuan untuk mengetahui situasi, menggambarkan keadaan seperti kondisi fisik madrasah,
letak geografis, serta sarana dan prasarana madrasah. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang inovasi kepala madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa yang terjadi,
serta keadaan lingkungan atau gambaran umum MI Al Hudy Denpasar. b). Wawancara, Esterberg dalam
bukunya Sugiyono mendefinisikan “Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Dalam
wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal, biasanya komunikasi ini bersifat sementara yaitu
berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan kemudian diakhiri. Teknik wawancara yang di gunakan dalam
penelitian ini ialah wawancara semi-terstruktur. Jenis wawancara ini masuk dalam kategori in-dept interview,
dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas daripada wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat dan ide-idenya. Dalam hal ini, wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang inovasi
kepala madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa di MI Al Hudy Denpasar. c). Dokumentasi, Selain
teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara, dalam penelitian ini juga menggunakan teknik
pengumpulan data berupa dokumentasi. Menurut Sugiyono, “dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
telah lalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya.” Dalam penelitian ini, dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data tentang sejarah dan gambaran umum, profil, visi, misi, tujuan, struktur
organisasi, kegiatan ekstrakurikuler, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana, tata tertib, serta
dokumen pembelajaran siswa di madrasah.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Selain paparan dan analisis dokumentasi dan observasi, hasil wawancara akan penulis paparkan dalam
pembahasan sekaligus sebagai bahan dasar telaah atau kajian yang sesuai dengan fokus penelitian sebagai
berikut:

4.1. Hasil
4.1.1 Inovasi Kepala Madrasah
Inovasi kepala madrasah di MI Al Hudy Denpasar merupakan program inti yang telah direncanakan
setiap tahunnya oleh kepala madrasah dan dibantu oleh jajarannya dan kerjasama dengan stake holder.
Program yang dimaksud yaitu pembelajaran prakarya sebagai motivasi atau ide yang dirasakan atau diamati
suatu hal yang baru bagi seseorang yang melakukan terobosan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
madrasah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Marfu’ah As-Shomad, S.HI., M. Pd selaku kepala madrasah
MI Al Hudy Denpasar, tentang apa yang dimaksud dengan inovasi kepala madrasah diperoleh keterangan
sebagai berikut:
“Inovasi kepala madrasah ialah suatu ide yang bisa dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru
bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau
untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Inovasi di rasa perlu dimiliki oleh setiap madrasah guna
memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas madrasah untuk mencari
sesuatu atau memberi pelayanan akan suatu produk atau sumber daya yang telah ada pada sebelumnya,
kemudian dikembangkan lagi sehingga menjadi sesuatu yang berguna untuk siswa, orang tua, dan
masyarakat dilingkungan madrasah.”

Hal senada di utarakan oleh Bapak Dimas Wahyudin, S. Pd. I selaku Waka Kurikulum diperoleh
keteranga: “Inovasi kepala madrasah adalah perubahan dari ide inovator untuk dituangkan dan
diimplementasikan dengan tim agar terbentuk atau terealisasi dari inovasi yang disajikan dengan
memanfaatkan peluang-peluang yang ada.”

196
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

Dari Ibu Eva Rosdiana, S.Pd. selaku guru prakarya di MI Al Hudy Denpasar, diperoleh keterangan:“Inovasi
kepala madrasah ialah suatu kreativitas, daya cipta dan inisiatif dari kepala madrasah yang bertujuan untuk
mengembangkan kreativitas siswa dan kemajuan madrasah.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi kepala madrasah merupakan
suatu ide yang bisa dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat) yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

4.1.2 Pengembangan Kretifitas Siswa


Meningkatkan pengembangan potensi kreativitas siswa tanggung jawab seorang kepala madrasah
sebagai pelaksana manajemen kesiswaan. Oleh karena itu banyak hal yang harus dilakukan kepala madrasah
dalam mengembangakan kreativitas siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Marfu’ah As-Shomad, diperoleh keterangan sebagai berikut:
“Pengembangan potensi anak yang dapat disesuaikan dengan bakat dan minat siswa yang dimiliki.” Hal
serupa juga diutarakan oleh Bapak Dimas Wahyudin, S. Pd bahwa:
“Suatu pekerjaan yang berkaitan dengan hasil karya yang bersumber pada ide dan imajinasi siswa.” Hal
senada dijelaskan oleh ibu Eva Rosdiana, S. Pd selaku guru prakarya:
“Kreativitas siswa ialah kemampuan lebih yang dimiliki siswa dan dapat di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa merupakan
pengembangan potensi anak yang dapat disesuaikan dengan bakat dan minat siswa yang dimiliki serta
berkaitan dengan hasil karya yang bersumber pada ide dan imajinasi siswa dan nantinya dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana kepala madrasah mengembangkan kreativitas siswa?


Ibu Marfu’ah As-Shomad menjawab:“Kepala madrasah mengembangkan kreativiats siswa dengan cara
meneliti potensi dari bakat yang dimiliki anak, lalu diasah agar potensi dan bakat tersebut semakin muncul
sehingga bisa dimanfaatkan siswa dengan baik, memberi sarana dan prasarana yang menunjang.”
Hal serupa diutarakan oleh Bapak Dimas Wahyudin, S. Pd: “Mengadakan pelatihan yang baik dan rutin.”
Hal senada dijelaskan oleh Ibu Eva Rosdiana, S. Pd: “Menjadi tutor prakarya di Masjid Canggu yang diisi
oleh siswa-siswi MI Al Hudy.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa kepala madrasah
mengembangkan kreativitas siswa dengan meneliti potensi dari bakat yang dimiliki anak, kemudian diasah
agar potensi dan bakat tersebut semakin muncul sehingga bisa dimanfaatkan siswa dengan baik, serta
memberi sarana prasarana yang menunjang bakat dan kreativitas siswa.

4.1.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas Siswa

Berdasarkan hasil wawancara yang diperkuat dengan hasil observasi serta dokumentasi selama penelitian di
MI Al Hudy Denpasar, ada beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat kepala madrasah dalam
mengembangkan kreativitas siswa di madrasah ini. Faktor-faktor tersebut dikemukakan oleh Ibu Marfu’ah
As-Shomad, selaku kepala madrasah di MI Al Hudy diantaranya:
“Sarana prasarana yang telah tersedia, guru profesional dibidangnya, serta wali murid yang mendukung.
Penghambatnya yaitu keterbatasan waktu.”
Sementara itu Ibu Muawanah mengutarakan bahwa:
“Faktor pendukung ialah dukungan dari kepala madrasah, pelatihan rutin setiap rapat kerja (Raker).
Kemudian penghambatnya yaitu pengaruh negative social media atau teknologi.”
Hal tersebut didukung oleh pernyataan oleh Eva Rosdiana, S. Pd bahwa:
“Faktor pendukung dalam mengembangkan kreativitas siswa pelatihan rutin setiap rapat kerja dan
lingkungan madrasah yang mendukung. Faktor penghambatnya adalah keluarga yang tidak sepenuhnya satu
visi dan misi dalam mengembangkan kreativitas siswa.”

197
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa faktor pendukung yaitu dukungan dari kepala madrasah,
guru yang professional dibidangnya, dukungan wali murid, pelatihan rutin setiap rapat kerja (Raker),
lingkungan madrasah yang mendukung, dan sarana prasarana yang telah tersedia. Sedangkan faktor
penghambat dalam mengembangkan kreativitas siswa yaitu keluarga yang tidak sepenuhnya satu visi dan
misi dalam mengembangkan kreativitas siswa, pengaruh negatif sosial media atau teknologi, dan terbatasnya
waktu.

4.2. Pembahasan
4.2.1 Inovasi Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
Inovasi kepala madrasah di MI Al Hudy Denpasar merupakan program inti yang telah direncanakan
setiap tahunnya oleh kepala madrasah dan dibantu oleh jajarannya dan kerjasama dengan stake holder.
Program yang dimaksud yaitu pembelajaran prakarya sebagai motivasi atau ide yang dirasakan atau diamati
suatu hal yang baru bagi seseorang yang melakukan terobosan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
madrasah.
Menurut Suryani Tatik, “inovasi dalam konsep yang luas sebenarnya tidak hanya terbatas pada produk.
Inovasi dapat berupa ide, cara-cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang
baru. Inovasi juga sering dugunakan untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru
oleh masyarakat yang mengalami.”
Hal tersebut sesuai dengan pemaparan Ibu Marfu’ah As-Shomad selaku kepala madrasah bahwa inovasi
kepala madrasah ialah suatu ide yang bisa dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat) yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan
suatu masalah tertentu.
Inovasi di rasa perlu dimiliki oleh setiap madrasah guna memperbaiki, mengembangkan, dan
meningkatkan kualitas maupun kuantitas madrasah untuk mencari sesuatu atau memberi pelayanan akan
suatu produk atau sumber daya yang telah ada pada sebelumnya, kemudian dikembangkan lagi sehingga
menjadi sesuatu yang berguna untuk siswa, orang tua, dan masyarakat di lingkungan madrasah.
Sementara Bapak Dimas Wahyudin selaku Waka Kurikulum menyatakan bahwa inovasi kepala
madrasah perubahan dari ide inovator untuk dituangkan dan diimplementasikan dengan tim agar terbentuk
atau terealisasi dari inovasi yang disajikan dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
Ruang lingkup pembahasan inovasi kepala madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa di MI Al
Hudy dalam penelitian ini, berdasarkan pada hasil wawancara yang telah dipaparkan sebelumnya yakni
sebagai berikut:

a) Usaha Usaha Inovasi Kepala Madrasah


Inovasi kepala madrasah menurut Sudarwan Danim menjelaskan bahwa kepala madrasah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer kepala madrasah harus dapat
mengatur agar semua potensi madrasah dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan
madrasah. Hal ini dapat dilakukan jika kepala madrasah mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan
baik, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawsan.
Berikut usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan kreativitas yang dilakukan
oleh guru dan kesiapan guru dalam mengajar:
1. Menguasai teori dan prinsip belajar
2. Mengembangkan kurikulum pembelajaran
3. Menguasai karakteristik siswa
4. Monitoring pada tahap perencanaan proses pembelajaran
5. Mengadakan Rapat
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwasannya melalui usaha-usaha yang dilakukan kepala
madrasah siswa akan menjadi kreatif, memiliki wawasan luas, kegiatan terorganisir, dan daya upaya untuk
mencapai suatu yang telah ditentukan. Adapun upaya yang dilakukan untuk merealisasikan inovasi kepala
madrasah sebagaimana yang dipaparkan oleh Ibu Marfu’ah As-Shomad bahwa upaya-upaya untuk
merealisasikan inovasi kepala madrasah adalah melakukan rapat evaluasi, menyatukan visi misi dengan guru
dan wali murid. Jadi kegiatan yang telah direncanakan dapat segera dilaksanakan. Ketika sasaran itu sudah
198
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

diketahui maka guru disamakan dulu persepsinya visi-misinya, disampaikan terlebih dahulu ke yayasan
karena apapun inovasi yang dalukakan kepala madrasah harus mendapat persetujuan dari pihak Yayasan, jika
pihak Yayasan menyetujui maka inovasi tersebut dapat langsung dilaksanakan.

b) Pengembangan Kreatifitas
Meningkatkan pengembangan potensi kreativitas siswa tanggung jawab seorang kepala madrasah
sebagai pelaksana manajemen kesiswaan. Oleh karena itu banyak hal yang dilakukan kepala madrasah dalam
mengembangkan kreativitas siswa. Menurut Rahmawati, Yeni dan Kurniati, Euis mengemukakan bahwa
“kreativitas pada hakikatnya berhubungan dengan penemuan sesuatu mengenai hal yang menghasilkan
sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.” Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan Ibu
Marfu’ah as-Shomad selaku kepala madrasah bahwa pengembangan potensi anak dapat disesuaikan dengan
bakat dan minat siswa yang dimiliki, lalu diasah agar potensi dan bakat tersebut semakin muncul sehingga
bisa dimanfaatkan siswa dengan baik. Melalui pernyataan Ibu Marfu’ah dapat disimpulkan bahwa kepala
madrasah di MI Al Hudy telah mengimplementasikan dan mengevaluasi dari kreativitas siswa terbukti dari
hasil karya siswa seperti membuat tas dari bungkus kopi, taplak meja dari sedotan bunga dari kresek, bingkai
foto dari sedotan.
Sedangkan dalam pelaksanaanya pengembangan kreativitas siswa di MI Al Hudy Denpasar juga telah
berjalan dengan cukup baik walaupun masih terbatas dengan waktu. Namun, itu tidak menjadi penghalang
para siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Oleh karena itu, peran kepala madrasah dan guru sangat
penting untuk memberikan fasilitas dan pendampingan.

4.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa


Upaya kepala madrasah dalam mengembangkan kreativitas tidak terlepas dari adanya factor pendukung
dan penghambat. Menurut Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa kondisi yang dapat meningkatkan
kreativitas anak adalah dukungan dan sarana yang memadai. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Marfu’ah
As-Shomad selaku kepala madrasah bahwa faktor pendukung adalah sarana prasarana yang tersedia, guru
professional di bidangnya, serta dukungan wali murid. Sementara itu Ibu Muawanah mengutarakan bahwa
factor pendukung ialah pelatihan rutin rapat kerja (Raker). Pernyataan didukung oleh Ibu Eva Rosdiana
bahwa factor pendukung dalam mengembangkan kreativitas siswa yaitu pelatihan rutin setiap rapat kerja.
Sedangkan faktor penghambat dalam mengembangkan kreativitas siswa diungkapkan oleh Ibu
Marfu’ah As-Shomad selaku kepala madrasah adalah waktu yang terbatas. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan Ibu Eva Rosdiana bahwa keluarga yang tidak sepenuhnya satu visi dan misi dalam
mengembangkan kreativitas siswa. Sementara Ibu Muawanah pengaruh negatif sosial media atau teknologi,
dan terbatasnya waktu.
Berdasarkan pembahasan diatas bahwa faktor pendukung dalam mengembangkan kreativitas siswa
yaitu dukungan dari kepala madrasah, guru yang professional dibidangnya, dukungan wali murid, pelatihan
rutin setiap rapat kerja (Raker), lingkungan madrasah yang mendukung, dan sarana prasarana yang telah
tersedia. Sedangkan faktor penghambat dalam mengembangkan kreativitas siswa yaitu keluarga yang tidak
sepenuhnya satu visi dan misi dalam mengembangkan kreativitas siswa, pengaruh negatif sosial media atau
teknologi, dan terbatasnya waktu.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi, wawancara, serta analisis data oleh penulis, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Inovasi kepala madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa di MI Al Hudy sudah berjalan
dengan cukup baik, terbukti dengan bertambahnya siswa-siswi yang tertarik dan berminat di bidang
prakarya dan karya-karya mereka. Inovasi kepala madrasah berpengaruh pula terhadap berkembangnya
kreativitas siswa dengan adanya fasilitas dan bimbingan di madrasah.
2. Faktor pendukung dalam mengembangkan kreativitas siswa yaitu dukungan dari kepala madrasah, guru
yang professional dibidangnya, dukungan wali murid, pelatihan rutin setiap rapat kerja (Raker),
lingkungan madrasah yang mendukung, dan sarana prasarana yang telah tersedia. Sedangkan faktor
199
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

penghambatnya yaitu keluarga yang tidak sepenuhnya satu visi dan misi dalam mengembangkan
kreativitas siswa, pengaruh negatif sosial media atau teknologi, dan terbatasnya waktu.
5.2. Saran
1. Bagi Kepala Madrasah MI AL Hudy Denpasar
Demi kemajuan inovasi kepala madrasasah dalam mengembangkan kreativitas siswa hendaknya
kepala madrasah selalu berinovasi serta menerima masukan, kritik, dan saran dari segenap dewan guru
di lingkungan madrasah.
2. Bagi Guru/Staff MI Al Hudy Denpasar
Agar selalu menjaga kekompakan dan bermusyawarah untuk meningkatkan profesionalitas dari masing-
masing guru yang bertanggung jawab dibidangnya.
3. Bagi Penulis
Hendaknya terus menggali pengetahuan dan mencari pengalaman, sehingga mampu menerapkan ilmu
yang diperoleh dalam kehidupan nyata dan memberikan manfaat kepada segenap masyarakat khususnya
di lingkungan madrasah.
4. Bagi peneliti yang akan datang
Kepada peneliti yang akan datang, supaya dapat menggali hal-hal yang terkait dengan inovasi kepala
madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa yang lebih spesifik, inovatif dan mendalam,
sehingga menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Al-Qur’an dan Peraturan/Perundang-undangan RI


[2] Departemen Agama Republik Indonesia. 2018. Al-Qur’an Hafalan Mudah. Bandung: Cordoba
[3] Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sitem Pendidikan Nasional, (diakses pada 20
Maret 2020, pukul 11.00 WITA) Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 54 Tentang Perlindungan Anak (diakses
pada 20 Maret 2020, pukul 10.50 WITA)
Buku Referensi
[1] Abidin, Munirul. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Malang: UIN-Maliki Press.
[2] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
[3] Beetlestone, Florence. 2011. Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreativitas Siswa. Jakarta: Nusa
Media.
[4] B. Hurlock, Elizabeth. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarata: Erlangga.
[5] Danim, Sudarwan. 2002. InovasiPendidikan:DalamUpaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
[6] Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3. Jakarta: Balai
Pustaka.
[7] Departemen Agama Republik Indonesia. 2009. Mushaf Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: CV
Pustaka Al Kautsar.
[8] Djam’an Satori, Aan Komariah. 2010. Metode Penelitian, Bandung: Alfabeta.
[9] Euis, Rahmawati Yeni dan Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Kencana.
[10] Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Ofset.
[11] Hamidjojo, 2014. Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
[12] Kristiawan, Muhammad. 2018. Inovasi Pendidikan Edisi Terbaru. Ponorogo: Wade Group.
[13] Margono, 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
200
JURNAL FAIDATUNA Vol 3 No. 3 (Agustus 2022) | E-ISSN : 2807-2936
JURNAL ILMIAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Halaman Issue Jurnal: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/issue/view/19


Halaman Utama: https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/ft/index

[14] Moleong, Lexy J. 1996. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[15] Munandar, Utami. 2002. Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Rineka Cipta.
[16] Mustaji, 2005. Pengembangan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Jakarta.
[17] Nafisah, Fithrotun. 2018. Skripsi “Inovasi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SD
Muhammadiyah Kabupaten Condongcatur." Yogyakarta:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
[18] Nasution. 1991. Metoe Research. Bandung: Jemmars.
[19] Priansa, Donni Juni. 2014. Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung:
Afabeta.
[20] Purwanto, Ngalim. 1995. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[21] Putri, Novi Nur Eka. 2018. Skripsi "Inovasi Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Unggul
SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Kabupaten Danukusuman". Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
[22] Republik Indonesia Undang-Undang Nomor. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus
media.
[23] Ridwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian Pemula. Bandung:
Alfabeta.
[24] Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
[25] Sa’ud, Udin Syaefudin. 2014. Inovasi Pendidikan, cet ke-VII. Bandung: Alfabeta.
[26] Silalahi, Ulber. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian Pemula.
Bandung: Alfabeta.
[27] Silasahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
[28] Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
[29] Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kua blitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[30] Sukmadinata, Nana Syaodah. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda karya
[31] Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarata:Prenada Media.
[32] Syafarudin, 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
[33] Tatik, Suryani. 2008. Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yoyakarta: Graha Ilmu.
[34] Uhbiyati, Abu Ahmadi dan Nur. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
[35] Cipta.
[36] Wahjosumido, 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Tinjauan teoritik dan permasalahannya).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
[37] Widodo, 2017. Metode Penelitian Populer & Praktis. Jakarta: Rajawali Press.
Internet dan Aplikasi
[1] Almanhaj. 2020. Keutamaan-menunjukkan-kebaikan,https://almanhaj.or.id/9758-keutamaan-
menunjukkan-kebaikan.html/ (diakses pada 02 Juli)

201

You might also like