You are on page 1of 10

DAMPAK PANDEMI TERHADAP PSIKOLOGIS MASYARAKAT

Muhammad Bintang

2120701034

UIN RADEN FATAH PALEMBANG


Mbintabng969@gmail.com

Abstract

A pandemic (from the Greek pan meaning all and demos meaning people) is an epidemic
of a disease that spreads over a large area, for example several continents, or across the
world. A widespread endemic disease with a stable number of infected people does not
constitute a pandemic. Flu pandemic events generally exclude seasonal flu cases.
Throughout history, a number of disease pandemics have occurred, such as smallpox
(variola) and tuberculosis. One of the most devastating pandemics was the black death,
which killed an estimated 75–200 million people in the 14th century. A pandemic is an
epidemic that occurs on a scale that crosses international borders, usually affecting large
numbers of people. A disease or condition is not a pandemic simply because it spreads
widely or kills many people; the disease or condition must also be contagious. For
example, cancer is responsible for many deaths but is not considered a pandemic because
the disease is not contagious.

The World Health Organization (WHO) previously used a six-stage classification that
describes the process by which new influenza viruses move, from the first few human
infections to a pandemic. This stage begins with a virus that mostly infects animals, then
there are cases when animals infect people, the virus then begins to spread directly
between humans, and ends with a pandemic when the infection of the new virus has
spread throughout the world. In February 2020, WHO clarified that, "there is no official
category (for pandemics) ... For clarification, WHO does not use the old system of 6 phases
— starting from phase 1 (no reports of influenza in animals causing infection in humans) )
to phase 6 (pandemic) — which some people may know from H1N1 in 2009."

Keywords: Pandemic, Impact, Psychological, Change

Abstrak

Pandemi (dari bahasa Yunani πᾶν pan yang artinya semua dan δήμος demos yang
artinya orang) adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya
beberapa benua, atau di seluruh dunia. Penyakit endemik yang meluas dengan jumlah
orang yang terinfeksi yang stabil bukan merupakan pandemi. Kejadian pandemi flu pada
umumnya mengecualikan kasus flu musiman. Sepanjang sejarah, sejumlah pandemi
penyakit telah terjadi, seperti cacar (variola) dan tuberkulosis. Salah satu pandemi yang
paling menghancurkan adalah maut hitam, yang menewaskan sekitar 75–200 juta orang
pada abad ke-14. Pandemi adalah epidemi yang terjadi pada skala yang melintasi batas
internasional, biasanya memengaruhi sejumlah besar orang. Suatu penyakit atau kondisi
bukanlah pandemi hanya karena tersebar luas atau membunuh banyak orang; penyakit
atau kondisi tersebut juga harus menular. Misalnya, kanker bertanggung jawab atas
banyak kematian tetapi tidak dianggap sebagai pandemi karena penyakit ini tidak
menular.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memakai klasifikasi enam tahap yang
menjelaskan proses perpindahan virus influenza baru, mulai dari beberapa infeksi
pertama pada manusia hingga terjadi pandemi. Tahapan ini dimulai dengan virus yang
sebagian besar menginfeksi hewan, lalu timbul beberapa kasus ketika hewan menginfeksi
orang, virus kemudian mulai menyebar langsung antaramanusia, dan berakhir dengan
pandemi ketika infeksi virus baru tersebut telah menyebar ke seluruh dunia. Pada bulan
Februari 2020, WHO mengklarifikasi bahwa, "tidak ada kategori resmi (untuk pandemi) ...
Sebagai klarifikasi, WHO tidak menggunakan sistem lama 6 fase — yang dimulai dari fase
1 (tidak ada laporan tentang influenza pada hewan yang menyebabkan infeksi pada
manusia) hingga fase 6 (pandemi) — yang mungkin diketahui oleh beberapa orang akibat
H1N1 pada tahun 2009."

Kata Kunci : Pandemic, Dampak, Psikologis, Perubahan

1. PENDAHULUAN

Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pikiran dan perilaku manusia.
Ilmu psikologi mempelajari berbagai faktor yang mempengaruhi tingkah laku
manusia, seperti faktor tempat tinggal, keluarga, lingkungan sosial, atau faktor
genetik. Ilmu psikologi membantu kita untuk lebih memahami kondisi orang lain
sehingga membuat kita tidak mudah menghakimi mereka. Pandemi sendiri
merupakan sebuah epidemi yang telah menyebar ke berbagai benua dan negara,
umumnya menyerang banyak orang. Sementara epidemi sendiri adalah sebuah istilah
yang telah digunakan untuk mengetahui peningkatan jumlah kasus penyakit secara
tiba-tiba pada suatu populasi area tertentu. Pandemi Covid-19 telah meningkatkan
kecemasan bagi banyak orang. Sebagian orang kecil bisa mengalami masalah mental
yang berkepanjangan. Permasalaham kesehatan mental menjadi isu yang tidak
terelakkan di tengah pandemi Covid-19. Permasalahan kesehatan mental seperti
cemas, depresi dan trauma karena Covid-19 dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Kasus ini menandakan bahwa pandemi bisa memicu permasalahan kesehatan mental
seseorang hingga ke tingkat yang sangat serius.

Devora Kestel, Direktur Departemen Kesehatan Mental mengatakan bahwa


kesehatan mental akibat Covid-19 bahwa 80% persoalan Covid-19 adalah psikologis.
Sisanya adalah kesehatan fisik. Kesehatan mental yang dialami masyarakat akibat
pandemi Covid-19 berkenaan dengan tiga masalah psikologis.

2. METODE PENELITIAN

Artikel penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah psikologis


yang terjadi kepada manusia di masa pandemi di mana semua orang dipaksa dan
dituntut untuk beradaptasi dengan kehidupan yang baru tidak boleh keluar rumah
tidak boleh bersentuhan dengan orang lain dan tidak boleh berkerumun.
Penderitaan ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan kajian literatur
dimana kajian yang diambil berasal dari buku website dan e journal sebagai
tinjauan yang diambil penulis untuk membantu melakukan penelitian ini dan
metode intropeksi diri oleh penulis dari pengamatan dan loka penulis untuk
melihat permasalahan dan apa yang dialami oleh manusia di masa pandemi dan
efek yang ditimbulkan di masa pandemi tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gangguan kesehatan mental saat sering kita jumpai dalam kehidupan


bermasyarakat dan penyakit itu tidak memandang bulu entah itu muda, tua,
ataupun lansia. Gangguan mental ini semakin memburuk ketika pandemi terjadi
sulitnya masyarakat untuk beradaptasi membuat gangguan mental semakin
menjadi-jadi, dan tekanan secara finansial dan faktor-faktor lain semakin berat.
Banyak contoh yang dapat diambil salah satunya meningkatnya intensitas untuk
bunuh diri. Meningkatnya persentase ini hingga 200% disaat penerapan lockdown.
Meningkatnya stress membuat masyarakat memilih untuk mengakhiri hidupnya,
tidak kuat akan tekanan yang didapatkan salah satunya banyaknya siswa yang
bunuh diri di masa pandemi dikarenakan tekanan dari sekolah yaitu tugas yang
semakin membludak atau semakin banyak. Tidak hanya pelajar, para pekerja pun
merasakan hal yang sama yaitu memiliki banyak tekanan. Banyak juga pekerja
yang di PHK dengan alasan untuk pengurangan karyawan agar finansial
perusahaan tidak bangkrut. Namun dari situlah mulai meningkatnya rasa stress
dan meningkatnya intensitas untuk bunuh diri, karena di masa pandemic banyak
karyawan bermasalah dengan finansial mereka dan di tambah lagi mereka harus
menerima kenyataan jika harus di PHK dari perusahaan tempat mereka berkerja.
Tidak hanyha itu masyarakat pun semakin takut dengan efek yang di timbulkan
oleh pandemic, seperti banyaknya berita yang tersiarkan. Hal ini membuat
masyarakat semakin takut dengan adanya pandemic dan semakin was was dengan
efek yang akan terjadi.

A. Pegaruh Siaran Pandemic Terhadap Psikologis Manusia

Salah satu pengaruh psikologi manusia di masa pandemic adalah banyaknya siaran
langsung menegnai efek dari pandemic, Hal ini yang membuat masyarakat semakin
hari semakin takut terhadap pandemi covid 19. Banyaknya siaran langsung terhadap
efek samping pandemi membuat masyarakat tidak bisa berpikir jernih salah satu
contohnya di saat sebelum penerapan lockdown masyarakat langsung berbondong-
bondong pemborong makanan pokok sehingga banyak masyarakat lainnya yang tidak
mendapatkan jatahnya. Bener memang pandemi tidak dapat diprediksi bisa terjadi
kapan saja namun salah satu hal yang membuat masyarakat panik adalah salah
satunya kesenjangan sosial karena ditakutkan jika yang tidak mencukupi finansial
akan lebih rentan terkena penyakit. Sehingga banyak masyarakat-masyarakat yang
berada di pelosok-pelosok daerah itu menyerah dan hanya berserah diri.

Tidak hanya itu gara-gara proses juga masih kurang yang namanya kesadaran
untuk menjaga diri selain karena tidak cukup finansial mereka mereka juga tidak
mengetahui bagaimana efek sebenarnya dari pandemi ini namun setelah banyaknya
siaran langsung dari banyaknya platform entah itu televisi maupun media sosial pun
semakin sadar bahwa pandemi ini adalah masalah yang serius dan mereka pun
langsung sadar akan hal itu di sisi lain masyarakat yang tinggal daerah pelosok juga
harus tetap bekerja dan terpaksa tidak mematuhi pertokol kesehatan karena
pekerjaannya. Pengaruh siaran langsung pandemi di hampir segala platform juga
membuat penjual-penjual online itu mengambil keuntungan salah satunya menjual
masker atau alat-alat kesehatan dengan harga yang mahal.

Mereka menjual alat-alat tersebut harganya sudah tidak masuk akal lagi demi
mencari untung secara cepat dan memanfaatkan keadaan. Tidak semua tahu pandemi
memberikan seluruh masyarakat Indonesia namun masyarakat yang paling merasakan
pengaruhnya adalah masyarakat menengah ke bawah. Solid dia mendapatkan akses
ke rumah sakit dan semakin meludaknya pasienkovit membuat masyarakat menengah
ke bawah tidak dapat melakukan apapun selain berdiam di rumah dan menggunakan
obat-obat herbal atau obat-obat tradisional. Masyarakat Indonesia pun tidak langsung
bisa beradaptasi dengan hal ini dikarenakan hal ini sangat amat tidak diduga dan
sangat amat cepat penyebarannya adaptasi bahasa Indonesia dapat dikatakan cukup
lama kurang lebih memakan waktu hampir satu tahun dan itu pun tidak semua orang
sadar dan bisa beradaptasi dengan baik.

Lockdown pun diterapkan dan masyarakat Indonesia pun semakin was-was dalam
hal ini karena melihat dari berita-berita yang sudah disiarkan dari negara lain itu
seperti mengurung diri di dalam rumah dan tentu saja orang banyak orang-orang yang
masih tidak boleh kenal itu masih banyak orang yang menongkrong di luar bisa
lockdown dan pada akhirnya terpapar covid pengaruh siaran pandemi pun dapat
dikatakan memiliki banyak sekali positif dan negatif salah satu hal positifnya adalah
semakin cepat menyadarkan masyarakat bahwa pandemi ini adalah hal yang serius
dan bukanlah sebuah hal yang dapat dipandang sebelah mata, dampak negatifnya
adalah masyarakat pun semakin was-was dan tidak bisa berpikir seni karena mereka
berpikir kesehatan diri mereka dan tekanan yang mereka dapatkan entah itu di
pekerjaannya ataupun di lingkungan sekolah nya.

Lockdown pun memiliki banyak sekali sisi negatif yaitu tidak bisanya
bepergian keluar untuk berbelanja ataupun hanya sekedar untuk berolahraga. Hal
ini membuat banyaknya masyarakat yang mengalami sugesti karena kebanyakan
manusia atau masalah Indonesia berpikir jika mereka keluar dari rumah maka
mereka akan lebih sehat sugesti inilah yang membuat semakin parahnya pandemi
covid 19. Lockdown membuat seluruh kegiatan berlangsung dari rumah entah itu
pekerjaan maupun pembelajaran di sekolah semuanya menggunakan teknik jarak
jauh atau WFH. Mungkin UEFA dapat diterima dengan baik oleh masyarakat yang
tinggal di perkotaan namun hal sebaliknya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal
di daerah-daerah pelosok karena keterbatasan teknologi susahnya sinyal dan lain-
lain.

Dari sinilah gangguan mental atau gangguan psikologis semakin menjadi-jadi


bisa terjadi lockdown masyarakat panik karena masih belum mengetahui apa itu
lockdown yang terpikir di kepala mereka lockdown itu tidak dapat berkegiatan
bahkan harus berdiam diri di rumah selama-lamanya. Semakin banyaknya siaran
langsung terhadap efek samping pandemi semakin membuat masyarakat semakin
was-was dan di samping itu mereka juga masih memiliki tekanan dari berbagai
macam hal Dan inilah yang membuat mereka memiliki gangguan psikologis
mereka tidak dapat berpikir secara jernih dan tidak dapat berpikir secara rasional
lagi.

B. Dampak Jangka Panjang Pandemic Terhadap Psikologis Manusia

Adapun dampak dengan panjang yang ditimbulkan oleh pandemi yaitu


banyaknya orang yang dipaksa menjadi seseorang yang menyendiri atau introvert
dikarenakan di masjid selama masa pandemi kita harus lockdown atau burung di
rumah alasan ini memperkuat mengapa baik sekali orang-orang yang pada
akhirnya terjebak dalam persendian atau berubah menjadi introvert tidak hanya itu
baik juga kebiasaan-kebiasaan yang terbawa dari masa pandemi salah satunya
memakai masker bahkan setelah pandemi usai orang-orang pun masih
menggunakan masker dan dapat dikatakan masker menjadi salah satu kebutuhan
bisa berpergian karena menjaga dari debu dan penyakit yang masuk melewati
lubang hidung dan mulut.

Selanjutnya yaitu cuci tangan sebelum makan banyak warga Indonesia yang
sebelum pandemi malas untuk mencuci tangan terbukti dari berbagai jajaran-
jajaran pinggir jalan yang tidak terlalu mempengaruhi kebersihan namun sekarang
hampir seluruh masyarakat sudah mengerti dan peduli terhadap kesehatan mereka
kebiasaan-kebiasaan ini pun sekarang sudah menjadi hal yang biasa atau hal yang
normal yang dahulu di masa pandemi menjadi hal yang tidak biasa dan cenderung
harus diingatkan terus-menerus sekarang masyarakat sudah memiliki secara
masing-masing untuk menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan masing-masing.
Efendi lainnya adalah semakin aware terhadap penyakit tertentu memiliki gejala-
gejala yaitu batuk pilek dan hilangnya indra penciuman, bahasa Indonesia tidak
peduli jika mereka bersin batuk mereka tidak menutup mulut mereka atau tidak
menutup hidung mereka sehingga virus-virus dapat tersusulkan lewat udara
namun sekarang masyarakat semakin peduli terhadap sekitar, di saat mereka batuk
ataupun bersin mereka langsung penutup hidung atau mulutnya agar tidak
menyebarkan virus melalui udara.

Hal ini yang menjadi efek jangka panjang yang positif bagi masyarakat setelah
pandemi. Dampak negatifnya pun cukup terasa yaitu kurangnya semangat dalam
melakukan sesuatu karena selama pandemi hampir kurang lebih dari 2 tahun dan
lockdown yang hampir menyentuh angka 1 tahun masyarakat sudah nyaman
berada di rumah dan sehingga membuat mereka malas untuk melakukan kegiatan
di luar rumah. Efek negatif lainnya adalah sulitnya menerima budaya baru dan
sering berprasangka buruk terhadap sesuatu. Selama pandemi masyarakat sering
berprasa buruk terhadap sesuatu salah satunya berprasangka buruk terhadap
seseorang yang dianggap mempunyai gejala-gejala yang mendekati covid 19
seperti batuk pilek dll. Efek negatif lainnya yaitu sulitnya menerima kebudayaan
baru atau sebenarnya menerima hal-hal baru karena masyarakat harus kembali
beradaptasi dengan kebudayaan baru tersebut tapi di sisi lain mereka masih terus-
menerus beradaptasi dengan hal-hal atau efek jangka panjang setelah pandemi.

Negatif lainnya yaitu malasnya masyarakat untuk bersosialisasi dengan orang


lain, karena di masa lockdown atau pandemi kita dipaksa untuk tidak banyak
bersosiasi kepada orang lain hal inilah yang menjadi salah satu efek jangka panjang
dari pandemi. Efek negatif lainnya adalah masyarakat lebih mudah mengalami
stress atau sulit menghadapi tekanan yang datang karena di masa pandemi dapat
dikatakan jika hampir seluruh masyarakat mengalami stress yang berkepanjangan
dan ini membuat kesehatan mereka terganggu entah itu kesehatan mental atau
kesehatan secara fisik. Namun setelah pandemi usai orang-orang pun langsung
banyak yang berolahraga agar jauh dari penyakit karena di saat lockdown mereka
dipaksa untuk berhenti di rumah dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti
olahraga tadi.

C. Perubahan Kepribadian Manuisa Pada Zaman Pandemic

Perubahan kepribadian manusia pun sangat amat rasa setelah pandemi dan di
masa pandemi salah satunya adalah banyaknya masyarakat yang menjadi introvert
atau menjadi menyendiri di masa ini masyarakat memang dipaksa untuk berdiam diri
di rumah dan hal ini menyebabkan atau menjadi alasan mengapa banyak masyarakat
yang sekarang yang sering keluar rumah menjadi introvert. Ini menjadi efek negatif
yang ditimbulkan dari pandemi dan efek ini pun berkelanjutan sampai sekarang
setelah masa pandemi hal ini menjadi alasan mengapa banyaknya masyarakat yang
malas untuk bersosialisasi dengan masyarakat lainnya selain mereka sudah berubah
diri menjadi lebih menyendiri mereka juga malas untuk berprestasi karena sering
berprasangka buruk kepada orang lain karena di masa pandemi kita dipaksa
berprasangka buruk terhadap orang lain.

Tidak hanya itu masyarakat pun sulit untuk fokus atau berkonsentrasi terhadap
sesuatu. Ketika seseorang sudah merasa introvert maka seseorang tersebut akan sangat
amat sulit untuk menerima budaya baru yang datang. Kurangnya rasa sepakat yang
ada di diri seseorang juga mempengaruhi bagaimana mereka bersesuaian terhadap
masyarakat lainnya karena jika mereka tidak bersemangat maka mereka juga malas
untuk bersosialisasi terhadap masyarakat lainnya. Perubahan inilah yang sangat amat
terasa pada zaman pandemi dan setelah masa pandemi perubahan yang memang bisa
dikatak tidak terlalu terlihat namun dapat dirasakan di diri masing-masing. Perubahan
lainnya adalah masyarakat mudah menjadi stress dan tidak dapat berpikir secara
rasional.

Perubahan lainnya adalah masyarakat sangat amat gampang merasa bosan karena
melakukan hal yang sama di setiap harinya terutama di saat lockdown masyarakat
hanya berada di rumah selama seharian dan melakukan hal yang sama terus-menerus
selama hampir satu tahun hal ini menyebabkan rasa bosan yang berkepanjangan dan
menyebabkan rasa stress yang meningkat. Perubahan ini menjadi perubahan yang
dapat dirasakan oleh hampir setiap individu karena di masa lockdown atau pandemi
kita terus-terusan melakukan hal yang sama di setiap harinya dan tidak ada
perkembangan dari kegiatan yang kita lakukan seperti bangun pagi lalu kita langsung
menyalakan alat elektronik kita untuk bekerja ataupun bersekolah.
D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah masa pandemi sangatlah berpengaruh bagi
kehidupan bermasyarakat entah itu bagi kepribadiannya ataupun bagi
kesehatannya pandemi pun banyak mengajarkan hal-hal yang belum pernah atau
bahkan yang sudah dijadikan namun tidak dilaksanakan pandemi menyerang kita
bahwa kebersihan itu nomor satu dan memang penting karena di masa pandemi
juga kita dapat dikatakan lebih peduli dengan lingkungan sekitar dan kebersihan
diri kita sendiri di masa pandemi pun sosial media kemudian hari semakin
meningkat. Banyak sekali berita ataupun hiburan yang kita lihat dari sosial media
ataupun dari alat elektronik yang kita punya.
Namun pandemi tidak hanya memberikan efek positif namun efek negatif pun
terasa di masa pandemi bahkan setelah pandemi berakhir. Efek negatif ini yang
sangat sulit untuk kita antisipasi, beberapa hal sudah kita rasakan dari efek negatif
pandemi salah satunya kita semakin atau lebih mudah curiga terhadap orang lain
karena pandemi menyebabkan atau memaksa kita untuk berpikir secara berlebihan
atau overthinking. Tanpa kita sadari pandemi merubah banyak hal yang terjadi di
hidup kita sekarang dan pandemi pun mengajak kita banyak hal. Salah satu
dampak positifnya adalah pandemi mengajarkan kita bahwa kita tidak bisa hidup
sendirian dan tidak bisa tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.

E. SARAN
Untuk studi literatur selanjutnya penulis merekomendasikan pemilihan variable
yang lebih luas guna memperkaya sumber dan data yang didapat untuk dapat
memberikan informasi dan fokus studi yang lebih terjurus. Terakhir studi literatur
selanjutnya dapat diangkat dalam kehidupan yang lebih kerucut untuk
memperdalam penelitian.
Daftar Pustaka:

Basarah Santosa Rahmat. 2021. “Psikologis dan Kesehatan Mental Masyarakat Akibat Covid-19”.
(Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

Dr. Rizal Fadli. 2021. Apa itu Psikologi?. (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

Prudential. Apa Itu Sebenarnya Pandemi COVID-19?.


https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/apa-itu-sebenarnya-pandemi-covid-19-ketahui-juga-
dampaknya-di-indonesia/ . (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

CNN Indonesia. 2020. KPAI Sebut Siswa Bunuh Diri Diduga Banyak Tugas Selama PJJ.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201031194605-20-564467/kpai-sebut-siswa-bunuh-
diri-diduga-banyak-tugas-selama-pjj. (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

Antara News. 2020. Kasus bunuh diri melonjak 200 persen sejak "lockdown".
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200720114203-92-526610/pekerja-dirumahkan-dan-
kena-phk-akibat-corona-capai-305-juta, (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

CNN Indonesia. 2020. Pekerja Dirumahkan dan Kena PHK Akibat Corona.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201031194605-20-564467/kpai-sebut-siswa-bunuh-
diri-diduga-banyak-tugas-selama-pjj. (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

Elmira Putu. 2022. Pandemi Covid-19 Mungkin Mengubah Kepribadian Orang. (Diakses Pada
27 November Pukul 19.30)

dr. Novrina W. Resti. Memahami Istilah Endemi, Epidemi, Dan Pandemi. (Diakses Pada 27
November Pukul 19.30)

WHO. (2021). Penyakit corona virus pandemi COVID-19.


https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019. (Diakses Pada 27 November
Pukul 19.30)

Mark E. Czeisler, R. I. (2020). Kesehatan mental, pemggunaan zat, dan keinginan bunuh diri
selama pandemi COVID-19 Amerika Serikat. (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

Indonesia, C. 2020. Tidak hanya di indonesia, PHK Massal terjadi di seluruh indonesia. Retrieved
from https://www.cnbcindonesia.com/news/20200515134147-4-158791/tidak-hanya-di-indonesia-
phk-massal-terjadi-di--seluruh-dunia. (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

Carmen Cecilia Caballero-Dominguez, M. P .-V .-A. (2020). Suicide risk during the lockdown due
tocoronavirus disease (COVID-19) in Colombia. (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

Rina Tri Handayani, D. A. (2020). Pandemi Covid-19, Respon Imun Tubuh, Danherd Immunity.
Jurnal Ilmiah Permas. (Diakses Pada 27 November Pukul 19.30)

Sher, L. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Pada Tingkat Bunuh Diri. (Diakses Pada 27
November Pukul 19.30)

Stuart Leske, K. K. (2020). Data kematian bunuh diri real-time dari laporan polisi di Queensland,
Australia, selama pandemi COVID-19, analisis deret waktu yang terputus. (Diakses Pada 27
November Pukul 19.30)

You might also like