Professional Documents
Culture Documents
Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
• Professor in Total Quality and Operational Management, USAKTI (2002) and Unika Widya Madira
• Doktor Teknik Sistem dan Manajemen Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB, 1991)
• ASCM (Association for Supply Chain Management)---www.apics.org, CPIM (Certified in Production and
Inventory Management), CPIM-F (Certified in Production and Inventory Management Fellow), CSCP
(Certified in Supply Chain Professional), CSCP-F (Certified in Supply Chain Management Fellow)
• International Quality Federation (www.iqf.org) Six Sigma Master Black Belt (SSMBB)
• American Society for Quality (www.asq.org) CSSBB (Certified Six Sigma Black Belt), CQE (Certified
Quality Engineer), CQA (Certified Quality Auditor), CMQOE (Certified Manager of
Quality/Organizational Excellence), CQIA (Certified Quality Improvement Associate)
• International Association of Six Sigma Certification (IASSC) Certified Six Sigma Black Belt
• Registration Accreditation Board (www.exemplarglobal.org) CMSLS (Certified Management Systems
Lead Specialist
• Insinyur Profesional Utama (IPU) –Badan Kejuruan Teknik Industri (BKTI), Persatuan Insinyur Indonesia
(PII)
• Asean Engineer Register (AER No. 10084), Asean Federation of Engineering Organization (AFEO)
• Senior Member of the American Society for Quality (Since 1994, Member #: 00749775), International
Member of the American Production and Inventory Control Society/Association for Supply Chain
Management (Since 1995, Member #: 1023620), and Senior Member of the Institute of Industrial and
Systems Engineers (Member #: 880194630)
Exemplar Global (Part of ASQ) dalam Certified Management Systems Lead Specialist
(CMSLS)
International Quality Federation (IQF) dalam Certified Six Sigma Master Black Belt
(CSSMBB)
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
BKTI - Persatuan Insinyur Indonesia
Insinyur Profesional Utama (IPU)
1. Surat Tanda Registrasi Insinyur – Insinyur Profesional Utama (IPU)
2. Melakukan Praktek Keinsinyuran Teknik Industri (Sebagai Konsultan Utama)
Sejak 1991 pada Berbagai Perusahaan BUMN dan Swasta Nasional.
ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO):
1. ASEAN Engineer (ASEAN Eng.)
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
1. Asesor Kompeten
Professional Membership:
1. Senior Member of the American Society for Quality (Since 1994, Member #: 00749775),
2. International Member of the American Production and Inventory Control Society/Association for
Supply Chain Management (Since 1995, Member #: 1023620),
3. Senior Member of the Institute of Industrial and Systems Engineers (Since 2017, Member #:
880194630)
4. Anggota Persatuan Insinyur Indonesia (Badan Kejuruan Teknik Industri), Sejak 2019, Nomor
Anggota: 1022.07.034330
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
VG
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Outline Presentasi
I. Pendahuluan
A. Pengenalan tentang Lean Six Sigma
B. Pengenalan tentang Sistem Manajemen Keunggulan Operasional (OEMS)
C. Tujuan dan manfaat implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
II. Lean Six Sigma
A. Konsep Lean dan Six Sigma
B. Prinsip Lean dan Six Sigma
C. Metodologi DMAIC
D. Alat-alat Lean dan Six Sigma
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Outline Presentasi
III. Sistem Manajemen Keunggulan Operasional (OEMS)
A. Pengenalan tentang OEMS dan Prinsip-prinsipnya
B. Hubungan antara Lean Six Sigma dan OEMS
C. Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
IV. Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
A. Langkah-langkah Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
B. Identifikasi dan Pengukuran KPI (Key Performance Indicators)
C. Penggunaan Alat-alat Lean dan Six Sigma dalam OEMS
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Outline Presentasi
V. Studi Kasus
A. Contoh-contoh Penerapan Lean Six Sigma dalam OEMS
B. Hasil dan Manfaat yang Dicapai melalui Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
VI. Kesimpulan
A. Ringkasan tentang Lean Six Sigma dalam OEMS
B. Manfaat dan Tantangan Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
C. Tindakan Lanjutan untuk Mengimplementasikan Lean Six Sigma dalam OEMS
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
I. Pendahuluan
A. Pengenalan tentang Lean Six Sigma
B. Pengenalan tentang Sistem Manajemen Keunggulan Operasional (OEMS)
C. Tujuan dan Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
A. Pengenalan tentang Lean Six Sigma
• Lean Six Sigma adalah suatu metodologi yang menggabungkan dua
pendekatan yang terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas dan
produktivitas, yaitu Lean dan Six Sigma.
• Lean fokus pada pengurangan pemborosan (waste) dalam proses bisnis
untuk meningkatkan efisiensi, sementara
• Six Sigma fokus pada pengurangan variabilitas dan cacat dalam proses
untuk meningkatkan kualitas.
• Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, Lean Six Sigma dapat
membantu organisasi mencapai tujuan keunggulan operasional.
Contoh: Sebuah pabrik elektronik mengimplementasikan Lean Six Sigma dalam lini
produksinya untuk mengurangi waktu siklus produksi yang terlalu lama dan mengurangi
cacat produk yang mempengaruhi kualitas. Tim Lean Six Sigma melakukan analisis
terhadap seluruh proses produksi, mengidentifikasi pemborosan dalam bentuk waktu
yang terbuang, pergerakan yang tidak efisien, dan kelebihan persediaan. Setelah itu, tim
menggunakan alat-alat Lean Six Sigma seperti Value Stream Mapping dan 5S untuk
mengeliminasi pemborosan tersebut dan meningkatkan efisiensi produksi serta kualitas
produk.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
B. Pengenalan tentang Sistem Manajemen Keunggulan Operasional (OEMS):
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
C. Tujuan dan Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS:
• mengurangi pemborosan,
• meningkatkan efisiensi,
• mengurangi variabilitas, serta
• meningkatkan kepuasan pelanggan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS antara lain:
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS antara lain:
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS antara lain:
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
II. Lean Six Sigma
A. Konsep Lean dan Six Sigma
B. Prinsip Lean dan Six Sigma
C. Metodologi DMAIC
D. Alat-alat Lean dan Six Sigma
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
A. Konsep Lean dan Six Sigma
• Konsep Lean dan Six Sigma adalah dua pendekatan yang
digunakan dalam manajemen kualitas dan peningkatan proses
bisnis.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
• Lean merupakan suatu filosofi atau pendekatan
manajemen yang dikembangkan oleh Toyota dan banyak
digunakan dalam industri manufaktur maupun jasa.
• Prinsip utama Lean adalah mengidentifikasi dan
mengeliminasi pemborosan atau aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah dalam proses bisnis, seperti
waktu tunggu, overproduction (produksi berlebihan),
motion (gerakan yang tidak perlu), defects (cacat),
inventory (persediaan yang berlebihan), overprocessing
(proses berlebihan), dan transport (transportasi yang tidak
perlu).
• Dengan mengurangi pemborosan ini, proses bisnis dapat
menjadi lebih efisien, efektif, dan berkualitas.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
• Contoh Lean: Sebuah pabrik manufaktur mengidentifikasi
bahwa terdapat waktu tunggu yang cukup lama antara satu
tahap produksi ke tahap berikutnya, sehingga mengakibatkan
lambatnya aliran produksi.
• Tim Lean melakukan analisis Value Stream Mapping untuk
mengidentifikasi penyebab waktu tunggu tersebut, seperti
terlalu banyak persediaan yang mengganggu aliran produksi.
• Selanjutnya, tim mengoptimalkan aliran produksi dengan
mengurangi persediaan yang berlebihan, mengatur ulang
layout pabrik, serta meningkatkan koordinasi antara tim
produksi.
• Hasilnya, waktu tunggu berkurang, aliran produksi menjadi
lebih lancar, dan efisiensi produksi meningkat.
.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Six Sigma, di sisi lain, merupakan suatu metodologi yang
digunakan untuk mengukur, menganalisis, dan mengurangi
variabilitas dalam proses bisnis untuk meningkatkan kualitas produk
atau layanan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Gabungan Lean dan Six Sigma dalam Lean Six
Sigma adalah suatu pendekatan yang holistik untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas dalam
proses bisnis.
• Tim Lean Six Sigma melakukan analisis Value Stream Mapping untuk
mengidentifikasi pemborosan dalam proses pasien yang masuk ke UGD,
termasuk waktu tunggu yang terjadi akibat kurangnya koordinasi antara tim
medis dan penggunaan ruangan yang tidak efisien.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
4. Pengurangan biaya: Mengurangi pemborosan, cacat, dan
variabilitas dalam proses bisnis dapat mengurangi biaya
produksi, biaya persediaan, biaya perbaikan, dan biaya
pengelolaan kualitas.
5. Peningkatan produktivitas: Dengan mengoptimalkan proses
bisnis, memperbaiki alur kerja, dan meningkatkan koordinasi
antara tim, dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan
mengurangi waktu yang terbuang dalam proses bisnis.
6. Pengambilan keputusan berbasis data: Pendekatan Lean Six
Sigma menggunakan metode pengumpulan dan analisis data
untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah, membuat
keputusan berbasis fakta, dan mengukur efektivitas perbaikan
yang diimplementasikan. Dengan demikian, pengambilan
keputusan yang didasarkan pada data dapat meningkatkan
akurasi dan keberlanjutan perbaikan yang diimplementasikan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Contoh penggabungan konsep Lean dan Six Sigma dalam Lean Six Sigma:
• Tim Lean Six Sigma melakukan analisis Value Stream Mapping untuk
mengidentifikasi pemborosan dalam proses produksi, seperti waktu tunggu,
pergerakan yang tidak perlu, dan overproduction.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
• Dalam kesimpulan, konsep Lean dan Six Sigma adalah
dua pendekatan yang dapat digabungkan dalam Lean Six
Sigma untuk meningkatkan kinerja operasional dan kualitas
produk atau layanan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
B. Prinsip Lean dan Six Sigma
• Prinsip Lean dan Six Sigma adalah landasan
filosofis dan pendekatan metodologi yang
menjadi dasar dalam implementasi Lean Six
Sigma dalam Sistem Manajemen Keunggulan
Operasional (OEMS).
• Prinsip-prinsip ini membantu memandu
perusahaan atau organisasi dalam menghadapi
tantangan dalam meningkatkan kualitas dan
produktivitas bisnis serta industri.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Berikut adalah penjelasan komprehensif tentang prinsip Lean dan Six Sigma beserta contoh konkrit:
1. Prinsip Lean
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
b. Fokus pada Nilai Pelanggan:
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2. Prinsip Six Sigma
a. Pendekatan Berbasis Data:
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
b. Metode Pengukuran dan Analisis:
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
C. Metodologi DMAIC
• Metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) adalah
pendekatan struktural yang digunakan dalam Six Sigma untuk memperbaiki dan
mengoptimalkan proses bisnis atau operasional. Berikut adalah penjelasan singkat
tentang setiap langkah dalam DMAIC beserta contoh konkrit:
1. Define (Definisi):
• Langkah pertama dalam DMAIC adalah mendefinisikan masalah
atau tantangan yang akan dipecahkan secara jelas dan spesifik. Definisi yang
baik akan membantu tim Six Sigma memahami tujuan, sasaran, dan batasan
proyek.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2.Measure (Pengukuran):
• Langkah adalah mengukur dan
berikutnya
mengumpulkan data mengenai proses yang sedang
dianalisis. Data yang akurat dan valid diperlukan
untuk menilai kinerja proses saat ini dan
mengidentifikasi penyebab akar masalah.
Contoh: Tim Six Sigma mengumpulkan data mengenai
tingkat cacat produk, frekuensi cacat, dan faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap cacat tersebut, seperti waktu
produksi, suhu, kelembaban, dan parameter lain yang
relevan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
3.Analyze (Analisis):
• Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah
menganalisis data untuk mengidentifikasi pola, tren,
dan penyebab akar masalah. Analisis data membantu tim Six
Sigma memahami faktor-faktor yang paling berpengaruh
terhadap masalah yang diidentifikasi.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
4. Improve (Perbaikan):
• Setelah penyebab akar masalah teridentifikasi, langkah
berikutnya adalah mengembangkan dan
mengimplementasikan solusi untuk
memperbaiki proses. Solusi harus didasarkan pada
data dan fakta yang ditemukan selama analisis.
Contoh: Tim Six Sigma mengembangkan dan menguji
perbaikan proses, seperti mengubah parameter produksi,
mengganti bahan baku, atau memperbaiki metode kerja.
Solusi ini diimplementasikan dalam skala kecil terlebih
dahulu untuk menguji efektivitasnya sebelum
diimplementasikan secara penuh.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
5. Control (Kendali):
• Setelah perbaikan diterapkan, langkah terakhir dalam DMAIC
adalah memastikan hasil perbaikan dapat dipertahankan
dalam jangka panjang.
• Langkah ini melibatkan pengawasan dan pengendalian
terhadap proses yang telah diperbaiki.
Contoh: Tim Six Sigma mengembangkan rencana pemantauan
dan pengendalian yang melibatkan pengukuran dan pemantauan
terus-menerus terhadap proses yang telah diperbaiki untuk
memastikan bahwa hasil perbaikan tetap berada dalam batas
kontrol yang ditetapkan. Tim juga mengembangkan tindakan
perbaikan jika ditemukan penyimpangan dari hasil yang diinginkan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Contoh: Tim Six Sigma membuat papan kontrol untuk memantau
tingkat cacat produk setiap minggu dan melakukan analisis statistik
untuk memastikan bahwa tingkat cacat tetap rendah dan berada
dalam batas kontrol yang ditetapkan.
• Jika ada penyimpangan, tim akan mengambil tindakan
perbaikan, seperti melakukan investigasi lebih lanjut atau
mengimplementasikan tindakan korektif untuk menjaga hasil
perbaikan yang telah dicapai.
• Metodologi DMAIC dalam Six Sigma, yang terdiri dari langkah-
langkah Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control ini
membantu tim Six Sigma untuk secara sistematis
mengidentifikasi, menganalisis, dan memperbaiki
masalah atau tantangan dalam proses bisnis atau
operasional untuk mencapai hasil yang optimal.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
The 5 phases of the Six Sigma Methodology
Opportunity
Identification
Define
Measure Continuously
Process repeat and
Characterization improve!
Analyze No complacency
with success!
Improve
Process
Optimization
Control
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
59
60
61
62
63
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Monitoring Kinerja (KPIs) Tahun 2023 Menggunakan TADeRA:
Copyright: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
No. Bulan Target (T) Actual (A) Deviation (De) Deviation Cum. Root Cause Analysis Action Plan to Solve
1 January
2 February
3 March
4 April
5 May
6 June
7 July
8 August
9 September
10 October
11 November
12 December
Total 0
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 66
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
WCO
Local Organization
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 68
Asumsi Organisasi Indonesia = 3-sigma dan Kelas Dunia = 6-sigma 68,5x
• Dari 3S Menuju Kelas Dunia (6S) butuh: 10,8x26,7x68,5 = 26,7x
19.649 kali improvement
10,8x
4,6x
1,3x
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 69
D. Alat-alat Lean dan Six Sigma
• Lean dan Six Sigma adalah dua metodologi yang dapat digunakan untuk
mengurangi pemborosan (waste) dan memperbaiki proses dalam organisasi.
• Berikut adalah beberapa alat Lean dan Six Sigma yang umum digunakan untuk tujuan
ini:
Contoh: Tim Lean melakukan Value Stream Mapping pada proses produksi sebuah
perusahaan manufaktur untuk mengidentifikasi pemborosan dalam bentuk persediaan yang
berlebihan, perpindahan yang tidak perlu, dan waktu tunggu antar-proses. Berdasarkan
hasil VSM, tim mengimplementasikan perubahan dalam layout pabrik, mengurangi
persediaan yang berlebihan, dan mengatur aliran material yang lebih efisien, yang
menghasilkan peningkatan waktu siklus, pengurangan biaya persediaan, dan peningkatan
kepuasan pelanggan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2. Analisis Akar Penyebab (Root Cause Analysis):
• Alat Six Sigma yang digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab
dari masalah dalam proses.
• Analisis Akar Penyebab (RCA) membantu tim untuk menganalisis data dan
informasi untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari masalah, sehingga
solusi yang tepat dapat diimplementasikan untuk menghilangkan akar penyebab
tersebut.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
3. Diagram Pareto:
• Alat Six Sigma yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memprioritaskan masalah atau penyebab berdasarkan
tingkat keparahan atau frekuensi kemunculannya.
• Diagram Pareto membantu tim untuk mengidentifikasi
masalah atau penyebab yang memiliki dampak paling
signifikan terhadap kualitas atau kinerja proses.
Contoh: Tim Six Sigma menggunakan Diagram Pareto untuk
mengidentifikasi masalah produk cacat dalam proses produksi. Setelah
mengumpulkan data cacat, tim membuat Diagram Pareto untuk mengidentifikasi
jenis cacat yang paling sering terjadi dan memiliki dampak paling signifikan
terhadap kualitas produk. Tim kemudian fokus pada penyebab-penyebab
utama tersebut dalam upaya untuk mengurangi tingkat cacat dan meningkatkan
kualitas produk.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
4. Poka-Yoke:
• Poka-Yoke alat Lean dan Six Sigma yang digunakan untuk mencegah
kesalahan atau cacat dalam proses.
• Poka-Yoke berarti "mencegah kesalahan" dalam bahasa Jepang, atau
“Mistake-Proofing” dalam bahasa Inggris, dan digunakan untuk
menghindari terjadinya kesalahan manusia yang dapat mengakibatkan cacat
produk atau layanan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
5. 5S:
• 5S adalah Alat Lean yang digunakan untuk mengorganisir tempat kerja agar
menjadi bersih, rapi, teratur, efisien, dan aman. 5S terdiri dari lima langkah
yaituSort (pemilahan), Set in Order (penyusunan), Shine
(pembersihan), Standardize (standardisasi), dan Sustain
(pemeliharaan).
Contoh: Tim Lean menerapkan 5S di area produksi sebuah pabrik untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas produksi. Langkah pertama adalah Sort, di mana tim memilah dan
menghilangkan peralatan yang tidak digunakan, bahan yang rusak, atau barang-barang
tidak penting yang mengganggu aliran kerja. Langkah kedua adalah Set in Order, di mana
tim menyusun peralatan, bahan, dan informasi dengan sistematis agar mudah diakses dan
digunakan. Langkah ketiga adalah Shine, di mana tim membersihkan dan merawat area
kerja secara teratur untuk menjaga kebersihan dan keamanan. Langkah keempat adalah
Standardize, di mana tim membuat standar kerja yang jelas untuk menjaga konsistensi
dan efisiensi dalam operasional. Langkah terakhir adalah Sustain, di mana tim menjaga
dan memelihara implementasi 5S secara berkelanjutan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Catatan: Inovasi = Kaikaku (Radical/Dramatic/Breakthrough Improvement)
Kaizen = Small/Incremental Improvement
Maintenance = 5S/5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
Kaizen Maintenance
Six Sigma/LSS (Level 2) 5R/5S (Level 1)
Six Sigma/LSS
Inovasi Maintenance
(Level 2) 5R/5S (Level 1)
Kaizen
(Level 2) 5R/5S (Level 1)
Kaizen Maintenance
(Level 2)
5R/5S (Level 1)
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 76
Maintenance
Aplikasi 5R dalam Cara Berpikir (GROWTH Mindset):
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 77
8 Wastes of 5S
1.Defects (D)
2.Overproduction (O)
3.Waiting (W)
4.Not utilize people KSA (N)
5.Transportation (T)
6.Inventory (I)
7.Motion (M)
8.Excess processing ( E)
KSA = Knowledge, Skills, Attitudes
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 78
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 79
B
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 80
C
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 81
D
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 82
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist 83
III. Sistem Manajemen Keunggulan Operasional (OEMS)
A. Pengenalan tentang OEMS dan Prinsip-prinsipnya
B. Hubungan antara Lean Six Sigma dan OEMS
C. Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
III. Sistem Manajemen Keunggulan Operasional (OEMS)
A. Pengenalan tentang OEMS dan Prinsip-prinsipnya
• Sistem Manajemen Keunggulan Operasional (OEMS)
adalah pendekatan yang digunakan untuk mengelola dan
meningkatkan kualitas, produktivitas, dan efisiensi operasional
suatu bisnis atau industri.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Prinsip-prinsip OEMS yang penting antara lain:
1. Fokus pada Pelanggan:
• OEMS mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai
tujuan utama.
• Semua aktivitas operasional harus diarahkan untuk
memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan, serta
memberikan produk atau layanan yang memenuhi atau melebihi
kebutuhan mereka.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
4.Peningkatan Berkelanjutan:
• OEMS mendorong budaya perbaikan berkelanjutan di seluruh
organisasi, di mana setiap orang terlibat dalam mencari cara-cara untuk
meningkatkan kualitas, produktivitas, dan efisiensi operasional secara
berkesinambungan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
5. Keterlibatan Karyawan:
• OEMS melibatkan karyawan di semua tingkatan dalam proses
perbaikan.
• Karyawan dianggap sebagai sumber daya yang memiliki
pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas yang berharga untuk
mengidentifikasi dan mengimplementasikan perbaikan
operasional.
Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menerapkan Lean Six Sigma dalam sistem
produksi mereka untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan dalam proses
produksi, seperti pengurangan waktu pergantian produk, pengurangan cacat, dan
pengurangan waktu siklus produksi. Kemudian, mereka mengintegrasikan Lean Six
Sigma dalam sistem manajemen keunggulan operasional (OEMS) mereka, yang
melibatkan pemantauan secara rutin, pengukuran, analisis, perbaikan, dan pengendalian
proses produksi untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam hal kualitas, produktivitas,
dan efisiensi.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2. Pendekatan Terstruktur:
• Lean Six Sigma dan OEMS sama-sama mengadopsi pendekatan terstruktur dan
metode ilmiah dalam memperbaiki proses operasional.
• Lean Six Sigma menggunakan metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, Control) sebagai pendekatan sistematis untuk mengatasi masalah dan
perbaikan proses.
• OEMS juga menggunakan pendekatan PDCA (Plan-Do-Check-Act) atau siklus
perbaikan berkelanjutan lain seperti DMAIC sebagai kerangka kerja untuk mengelola
perbaikan operasional secara berkelanjutan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
4. Keterlibatan Karyawan:
• Baik Lean Six Sigma maupun OEMS melibatkan karyawan dalam
upaya perbaikan operasional.
• Melibatkan karyawan dari berbagai tingkatan dalam organisasi
dapat meningkatkan pengertian mereka tentang proses bisnis, memotivasi
mereka untuk berkontribusi, serta menggali ide dan wawasan yang berharga
dari para pelaku langsung di lapangan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
5. Fokus pada Perbaikan Berkelanjutan:
• Baik Lean Six Sigma maupun OEMS mendorong perbaikan berkelanjutan sebagai
prinsip inti. Dalam Lean Six Sigma, konsep perbaikan berkelanjutan diwujudkan dalam
prinsip "Kaizen" dan “Kaikaku” yang mengedepankan pemikiran terus-menerus untuk
memperbaiki proses. Sedangkan dalam OEMS, perbaikan berkelanjutan menjadi inti
dari siklus PDCA atau DMAIC, yang menekankan pentingnya evaluasi dan tindakan
berdasarkan hasil pengukuran dan pemantauan.
Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur mengimplementasikan Lean Six Sigma dalam sistem
manajemen keunggulan operasional mereka. Setelah berhasil mengidentifikasi dan memperbaiki
pemborosan dalam proses produksi, mereka terus menerapkan konsep Kaizen untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan dalam setiap aspek operasional, termasuk perbaikan produk, perbaikan
proses, dan perbaikan efisiensi. Proses perbaikan berkelanjutan ini terintegrasi dalam siklus PDCA
dalam OEMS mereka, di mana hasil dari evaluasi dan pengukuran digunakan sebagai dasar untuk
melakukan tindakan perbaikan yang berkesinambungan.
Secara keseluruhan, Lean Six Sigma dan OEMS memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi
dalam upaya meningkatkan kualitas, produktivitas, dan efisiensi operasional. Kedua pendekatan ini (Lean
Six Sigma dan OEMS) mengedepankan pendekatan berbasis data, melibatkan karyawan, dan mendorong
perbaikan berkelanjutan untuk mencapai hasil yang optimal dalam operasional bisnis atau industri.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
C. Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
• Beberapa manfaat implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS (Operational
Excellence Management System)
1. Peningkatan Kualitas:
• Lean Six Sigma dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengurangi penyebab
cacat, kesalahan, dan variabilitas dalam proses operasional.
• Dengan mengeliminasi pemborosan (waste) dan mengoptimalkan aliran nilai
(value stream), kualitas produk atau layanan yang dihasilkan dapat ditingkatkan secara
signifikan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
IV. Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
A. Langkah-langkah Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
B. Identifikasi dan Pengukuran KPI (Key Performance Indicators)
C. Penggunaan Alat-alat Lean dan Six Sigma dalam OEMS
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
IV. Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
A. Langkah-langkah Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
1. Identifikasi Masalah atau Peluang Perbaikan:
• Identifikasi masalah atau peluang perbaikan yang ada dalam sistem
manajemen keunggulan operasional (OEMS) perusahaan.
• Langkah ini melibatkan analisis terhadap data operasional, hasil pengukuran,
umpan balik pelanggan, dan data kualitas lainnya untuk mengidentifikasi
area-area yang memerlukan perbaikan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2. Tim Lean Six Sigma:
• Membentuk Tim Lean Six Sigma yang terdiri dari anggota yang
berkompeten dan berpengalaman dalam metodologi Lean Six Sigma.
• melakukan analisis dan
Tim ini akan bertanggung jawab untuk
perbaikan pada masalah atau peluang perbaikan yang telah
diidentifikasi.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
3. Mengumpulkan dan Menganalisis Data:
• Tim Lean Six Sigma akan mengumpulkan data yang relevan untuk
menganalisis akar penyebab masalah atau peluang perbaikan
secara lebih mendalam.
• mengidentifikasi faktor-faktor yang
Data ini akan digunakan untuk
menyebabkan cacat, pemborosan, atau masalah dalam OEMS
perusahaan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
4. Implementasi Perbaikan:
• akar penyebab masalah atau peluang perbaikan,
Setelah identifikasi
Tim Lean Six Sigma akan merancang dan mengimplementasikan
perbaikan yang diperlukan dalam OEMS perusahaan.
• Perbaikan ini dapat melibatkan penggunaan alat-alat Lean atau Six
Sigma, atau kombinasi keduanya, untuk mengurangi pemborosan,
meningkatkan kualitas, efisiensi, atau produktivitas proses.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
5. Pengendalian dan Monitoring:
Tim Lean Six Sigma akan
• Setelah perbaikan diimplementasikan,
memonitor dan mengendalikan hasil perbaikan yang telah dilakukan.
• Hal ini melibatkan pemantauan kinerja proses secara berkelanjutan
untuk memastikan bahwa perbaikan yang telah diimplementasikan berjalan
efektif dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
• Jika terdapat penyimpangan, tindakan perbaikan lebih lanjut akan
diambil.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
6. Pengendalian Rutin dan Peningkatan Berkelanjutan:
• Setelah proses telah mencapai tingkat yang diinginkan, Tim Lean Six
Sigma akan mengimplementasikan pengendalian rutin dan tindakan perbaikan
berkelanjutan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja proses dalam jangka
panjang.
• Pengendalian rutin melibatkan pemantauan dan tindakan korektif
terhadap penyimpangan yang terjadi, sedangkan peningkatan
berkelanjutan melibatkan upaya untuk terus meningkatkan
kualitas, efisiensi, dan produktivitas proses.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
B. Identifikasi dan Pengukuran KPI (Key Performance Indicators) untuk Monitoring Kualitas dan Produktivitas
Contoh: Dalam analisis data tingkat cacat produk, jika ditemukan bahwa
tingkat cacat telah melebihi batasan yang telah ditetapkan, hal ini dapat
menjadi indikasi bahwa kualitas produk perlu ditingkatkan melalui perbaikan
proses atau pengendalian yang lebih baik. Sedangkan dalam analisis data
output produksi per jam, jika ditemukan bahwa output produksi tidak
mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini dapat mengindikasikan adanya
masalah dalam efisiensi atau produktivitas proses yang perlu diperbaiki.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
4. Tindakan Korektif dan Perbaikan:
• Setelah hasil analisis data KPI telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah
mengambil tindakan korektif dan perbaikan berdasarkan temuan
tersebut.
• Tindakan korektif dan perbaikan harus didasarkan pada akar penyebab
masalah yang telah diidentifikasi melalui analisis data KPI.
• Tindakan yang diambil harusspesifik, terukur, dapat dicapai, relevan,
dan berdasarkan pada bukti yang valid.
Contoh: Jika hasil analisis data KPI menunjukkan bahwa tingkat retur produk
tindakan korektif
yang tinggi adalah masalah utama dalam kualitas, maka
yang dapat diambil adalah melakukan analisis penyebab retur
produk, mengidentifikasi penyebab utama retur, dan mengambil
langkah-langkah perbaikan yang sesuai, seperti pelatihan operator,
perbaikan desain produk, atau perbaikan proses produksi.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
5. Monitoring dan Evaluasi:
• Setelah tindakan korektif dan perbaikan diimplementasikan, langkah
selanjutnya adalah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
hasilnya.
• harus terus dipantau untuk
KPI yang telah diidentifikasi sebelumnya
mengukur efektivitas dari tindakan yang diambil dan untuk
mengidentifikasi potensi perbaikan lebih lanjut.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
C. Penggunaan Alat-alat Lean dan Six Sigma dalam Analisis dan Perbaikan Proses OEMS
1. Identifikasi dan Eliminasi Pemborosan (Lean):
• Salah satu prinsip dasar Lean adalah mengidentifikasi dan menghilangkan
pemborosan atau aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada proses.
• Beberapa alat Lean yang dapat digunakan dalam analisis dan perbaikan proses
OEMS antara lain Value Stream Mapping (VSM) untuk memetakan
aliran nilai dan mengidentifikasi pemborosan, Kaizen untuk melakukan
perbaikan kecil secara berkelanjutan, dan 5S untuk mengatur lingkungan
kerja yang efisien.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2. Pengumpulan dan Analisis Data (Six Sigma):
• Pengumpulan dan analisis data adalah langkah penting dalam
metodologi Six Sigma untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah
dan mengambil keputusan berdasarkan data yang valid.
• Beberapa alat Six Sigma yang dapat digunakan dalam analisis dan perbaikan
proses OEMS antara lain Diagram Ishikawa (Fishbone) untuk analisis
penyebab-masalah, Peta Kendali (Control Chart) untuk monitoring
kualitas proses, dan Analisis Regresi untuk mengidentifikasi hubungan
antara variabel.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
V. Studi Kasus
A. Contoh-contoh Penerapan Lean Six Sigma dalam OEMS
• Berikut adalah beberapa contoh penerapan Lean Six Sigma dalam OEMS
(Operational Excellence Management System) di bisnis atau industri:
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
3. Studi Kasus di Industri Layanan Kesehatan:
• Sebuah rumah sakit ingin mengurangi waktu tunggu pasien di ruang gawat
darurat (Emergency Rom) dan meningkatkan pelayanan kepada pasien.
• Mereka menerapkan Lean Six Sigma untuk mengidentifikasi pemborosan
dalam proses pelayanan di ruang gawat darurat dan merancang perbaikan yang
berbasis data.
• Setelah analisis data, mereka menemukan bahwa ada penundaan dalam proses
triase dan penanganan pasien.
• Mereka menggunakan alat Lean seperti Value Stream Mapping (VSM) dan Takt
Time Analysis untuk mengoptimalkan aliran pasien di ruang gawat darurat dan
mengurangi waktu tunggu pasien.
• Selain itu, mereka juga menggunakan metodologi Six Sigma seperti DMAIC
untuk mengidentifikasi akar penyebab penundaan dan merancang perbaikan
yang berbasis data.
• Akhirnya, mereka berhasil mengurangi waktu tunggu pasien di ruang gawat
darurat sebesar 30% dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
yang diberikan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
• Penting untuk diingat bahwa setiap penerapan Lean Six Sigma harus disesuaikan
dengan kebutuhan, karakteristik, dan kondisi unik dari bisnis atau industri tertentu.
• Setiap perusahaan atau organisasi dapat memiliki tantangan, prioritas, dan konteks
yang berbeda, sehingga pendekatan yang tepat untuk implementasi Lean Six Sigma
dapat bervariasi.
• Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis dan perencanaan yang cermat
sebelum memulai implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS, serta melibatkan tim
yang terampil dan berpengalaman dalam proses tersebut.
• Dalam implementasi Lean Six Sigma, penggunaan alat-alat seperti Value Stream
Mapping (VSM), Kanban, Takt Time Analysis, metodologi DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve, Control), Statistical Process Control (SPC), dan alat-alat Lean dan
Six Sigma lainnya dapat membantu dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah,
mengoptimalkan proses, dan mencapai hasil yang diinginkan. Dengan menggabungkan
prinsip Lean yang fokus pada pengurangan pemborosan dan peningkatan aliran nilai,
serta prinsip Six Sigma yang fokus pada pengendalian variabilitas dan perbaikan
berbasis data, perusahaan atau organisasi dapat mencapai keunggulan operasional yang
signifikan dalam OEMS mereka.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
• Penerapan Lean Six Sigma dalam proses produksi di sebuah perusahaan manufaktur,
alat-alat Lean seperti Value Stream Mapping (VSM) dapat digunakan untuk
mengidentifikasi aliran nilai dalam proses produksi dan mengidentifikasi pemborosan
seperti waktu yang terbuang, gerakan yang tidak perlu, dan stok yang berlebihan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
B. Hasil dan Manfaat yang Dicapai melalui Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
1. Perbaikan Proses:
• Salah satu hasil yang dapat dicapai melalui implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
adalah penyempurnaan proses operasional.
• Dengan menggunakan alat-alat Lean dan Six Sigma, perusahaan dapat
mengidentifikasi pemborosan, mengurangi variabilitas, menghilangkan aktivitas yang
tidak bernilai tambah, dan meningkatkan efisiensi dalam proses operasional.
• Contoh konkrit dari hasil ini adalah perbaikan waktu siklus produksi, pengurangan
waktu tunggu antara langkah-langkah proses, dan pengurangan cacat produk yang
dihasilkan.
Contoh: Sebuah pabrik manufaktur mengimplementasikan Lean Six Sigma dalam proses
produksi mereka. Melalui analisis menggunakan alat Lean seperti Value Stream Mapping
(VSM) dan metodologi Six Sigma seperti DMAIC, mereka mengidentifikasi pemborosan
dalam aliran material, pengulangan pekerjaan, dan cacat produk yang tinggi. Setelah
mengimplementasikan perbaikan yang berbasis data, mereka berhasil mengurangi waktu
siklus produksi sebesar 30%, mengurangi waktu tunggu antara langkah-langkah proses
sebesar 20%, dan mengurangi tingkat cacat produk sebesar 50%.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2. Peningkatan Kualitas:
• Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS juga dapat menghasilkan
peningkatan kualitas produk atau layanan. Dengan menggunakan pendekatan
berbasis data, perusahaan dapat mengidentifikasi akar penyebab cacat atau
kesalahan, mengendalikan variabilitas proses, dan merancang perbaikan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan. Contoh
konkrit dari hasil ini adalah penurunan tingkat cacat produk, peningkatan
kepuasan pelanggan, dan peningkatan reputasi merek.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
3. Penurunan Biaya:
• Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS juga dapat menghasilkan pengurangan
biaya dalam operasi bisnis atau industri.
• Dengan menghilangkan pemborosan, mengoptimalkan aliran material atau informasi,
dan mengurangi variabilitas dalam proses, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi,
biaya persediaan, atau biaya penanganan keluhan.
• Contoh konkrit dari hasil ini adalah pengurangan biaya produksi, pengurangan biaya
persediaan, dan peningkatan margin keuntungan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
4. Peningkatan Efisiensi:
• Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS dapat menghasilkan peningkatan
efisiensi dalam operasi bisnis atau industri.
• Dengan mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, mengoptimalkan
aliran proses, dan mengurangi waktu siklus produksi, perusahaan dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam operasi mereka.
• Contoh konkrit dari hasil ini adalah peningkatan output produksi, peningkatan
penggunaan sumber daya, dan peningkatan tingkat layanan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
5. Peningkatan Inovasi:
• Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS juga dapat merangsang
inovasi dalam bisnis atau industri.
• Dengan menerapkan pendekatan berbasis data, perusahaan dapat
mengidentifikasi peluang perbaikan dan inovasi dalam proses
operasional mereka.
• Contoh konkrit dari hasil ini adalah pengembangan produk atau layanan baru,
peningkatan efektivitas R&D, dan peningkatan daya saing pasar.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
B. Manfaat Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS:
1. Meningkatkan kualitas produk atau layanan melalui identifikasi dan
pengukuran KPI yang akurat, penggunaan alat-alat Lean dan Six Sigma
dalam analisis dan perbaikan proses, serta penerapan prinsip Lean dan Six
Sigma dalam mengurangi pemborosan dan meningkatkan nilai tambah.
Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur berhasil mengurangi tingkat cacat
produk sebesar 50% setelah mengimplementasikan Lean Six Sigma dan
melakukan perbaikan proses pada area yang identifikasi sebagai penyebab
utama cacat.
2. Meningkatkan efisiensi operasional dengan mengidentifikasi dan
menghilangkan pemborosan, mengoptimalkan aliran material dan informasi,
serta mengurangi variabilitas dalam proses produksi atau layanan. Contoh
konkrit: Sebuah perusahaan logistik berhasil mengurangi waktu tunggu
pengiriman produk kepada pelanggan sebesar 40% dengan
mengimplementasikan Lean Six Sigma dan melakukan analisis terhadap
proses pengiriman yang lambat.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
3. Mengurangi biaya dengan operasional
mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas yang
tidak memberikan nilai tambah, mengoptimalkan
penggunaan sumber daya, serta mengurangi cacat atau
kesalahan dalam proses produksi atau layanan.
Contoh: Sebuah perusahaan jasa keuangan berhasil
mengurangi biaya pengolahan transaksi sebesar 25%
setelah mengimplementasikan Lean Six Sigma dan
melakukan perbaikan pada proses pengolahan transaksi
yang mengalami banyak kesalahan..
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
B. Tantangan implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS:
1. Perubahan budaya dan sikap karyawan, karena implementasi
Lean Six Sigma mengharuskan perubahan dalam cara berpikir,
berperilaku, dan bekerja yang dapat menghadirkan resistensi
atau ketidaknyamanan. Contoh: Perubahan dalam sistem kerja
tim, komunikasi antar departemen, dan kebiasaan kerja individu
yang dapat menimbulkan tantangan dalam mengadopsi prinsip
Lean Six Sigma di dalam organisasi.
2. Ketersediaan data dan informasi yang akurat, karena
implementasi Lean Six Sigma memerlukan pengumpulan data
yang valid dan berkualitas untuk analisis dan pengukuran KPI.
Contoh: Keterbatasan dalam sistem pengumpulan data atau
sistem informasi yang tidak terintegrasi dengan baik dapat
menghambat implementasi Lean Six Sigma dan mengurangi
efektivitas pengambilan keputusan berbasis data.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
3. Keterlibatan dan dukungan manajemen yang kuat,
karena implementasi Lean Six Sigma memerlukan
dukungan penuh dari manajemen tingkat atas untuk
mengarahkan, mengkoordinasi, dan memfasilitasi
perubahan.
• Contoh: Kurangnya dukungan manajemen tingkat
atas dalam mengalokasikan sumber daya, memberikan
otorisasi, dan memberikan perhatian yang cukup
terhadap implementasi Lean Six Sigma dapat
mempengaruhi keberhasilan program tersebut.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
C. Tindakan Lanjutan untuk Mengimplementasikan Lean Six Sigma dalam OEMS
• Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS dapat memberikan manfaat yang
signifikan dalam meningkatkan kualitas, efisiensi, dan efektivitas operasional.
Contoh:
1. Sebuah perusahaan manufaktur yang mengimplementasikan Lean Six
Sigma dalam proses produksi berhasil mengurangi tingkat cacat produk
sebesar 50%, meningkatkan efisiensi produksi sebesar 30%, dan mengurangi
biaya produksi sebesar 20%. Hal ini berdampak pada peningkatan kepuasan
pelanggan, peningkatan pangsa pasar, dan peningkatan profitabilitas
perusahaan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2. Sebuah perusahaan jasa logistik yang menerapkan Lean Six
Sigma dalam proses pengiriman produk berhasil mengurangi
waktu tunggu pengiriman sebesar 40%, mengurangi biaya
pengiriman sebesar 25%, dan meningkatkan tingkat layanan
pelanggan. Hal ini berdampak pada peningkatan kepercayaan
pelanggan, peningkatan loyalitas pelanggan, dan peningkatan
reputasi perusahaan.
3. Sebuah perusahaan jasa keuangan yang mengadopsi Lean Six
Sigma dalam proses pengolahan transaksi berhasil mengurangi
kesalahan pengolahan sebesar 30%, mengurangi waktu
pengolahan transaksi sebesar 20%, dan meningkatkan efisiensi
operasional. Hal ini berdampak pada peningkatan kepuasan
pelanggan, peningkatan efisiensi biaya, dan peningkatan daya
saing perusahaan di pasar.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
C. Tindakan Lanjutan untuk Mengimplementasikan Lean Six Sigma dalam OEMS
1. Melibatkan Karyawan dalam Proses Implementasi:
• Keterlibatan aktif karyawan dalam implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS
sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.
• Pelibatan karyawan dapat melibatkan pelatihan, pelibatan dalam tim proyek, serta
pengakuan dan penghargaan atas kontribusi mereka dalam perbaikan proses.
Contoh:
• Membangun tim proyek lintas departemen yang terdiri dari anggota dari
berbagai tingkatan organisasi, dan
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
2. Memantau dan Melaporkan KPI:
• Monitoring Key Performance Indicators (KPI) yang telah
diidentifikasi dan diukur sebelumnya dalam implementasi Lean
Six Sigma dalam OEMS sangat penting untuk memastikan
keberhasilan dan efektivitas program.
• Laporan KPI secara berkala dapat memberikan informasi
yang berharga tentang pencapaian tujuan dan kemajuan dalam
perbaikan proses.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
3. Penerapan Siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act):
• Siklus PDCA atau DMAIC adalah suatu metode pengelolaan perbaikan
berkelanjutan yang dapat digunakan dalam implementasi Lean Six Sigma
dalam OEMS. Siklus PDCA ini melibatkan perencanaan, pelaksanaan,
pemeriksaan, dan tindakan perbaikan yang berkesinambungan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
5. Manajemen Perubahan:
• Implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS dapat melibatkan perubahan
dalam budaya organisasi, proses kerja, dan peran karyawan.
• Oleh karena itu, manajemen perubahan yang efektif menjadi faktor
kritis dalam mencapai kesuksesan implementasi.
• Mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi resistensi terhadap
perubahan serta membantu karyawan untuk menghadapi perubahan
dengan cara yang konstruktif dapat meningkatkan peluang keberhasilan
implementasi.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Penutup
• Dengan memperhatikan komunikasi yang efektif dan manajemen perubahan yang baik,
perusahaan dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam implementasi Lean Six Sigma
dalam OEMS.
• Dengan demikian, pendekatan yang komprehensif dapat memasukkan elemen-elemen ini untuk
memberikan gambaran yang lengkap dan holistik tentang tindakan lanjutan yang diperlukan untuk
mencapai hasil optimal dalam implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS.
• Dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sistem manufaktur dan jasa,
implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS dapat menjadi pendekatan yang efektif.
Dengan mengidentifikasi dan mengukur KPI yang relevan, menggunakan alat-alat Lean dan Six
Sigma dalam analisis dan perbaikan proses, serta menggali manfaat dan menghadapi tantangan
dalam implementasi, perusahaan dapat meraih hasil yang signifikan. Namun, perlu diingat bahwa
implementasi Lean Six Sigma dalam OEMS bukanlah tugas yang mudah dan
memerlukan komitmen, dukungan, dan upaya berkelanjutan.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist