Professional Documents
Culture Documents
YUNI WIDODO
NIM. 21211017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang dari makalah mata kuliah ini adalah adanya kebutuhan
untuk memahami konsep dan prinsip-prinsip normatif dalam Islam. Sebagai
sebuah lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam membentuk
pemahaman dan implementasi norma-norma Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, mata kuliah normatif menjadi salah satu mata kuliah yang wajib
diambil oleh mahasiswa IAIN.
Dalam konteks yang lebih luas, makalah ini juga dapat menjadi
kontribusi dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang agama Islam
dan kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu, makalah ini juga
dapat menjadi sumber referensi bagi para mahasiswa, akademisi, atau
masyarakat umum yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang normatif
dalam Islam
B. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah dari makalah mata kuliah normatif:
Dengan adanya rumusan masalah ini, maka pembahasan dalam makalah dapat
difokuskan pada aspek-aspek tersebut sehingga pembaca dapat memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang normatif dalam Islam dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah normatif dalam Islam merujuk pada aturan-aturan moral dan etika
yang diambil dari Al-Quran dan Hadis yang harus diikuti oleh umat Muslim
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan makna dari kata "normatif"
yang berasal dari kata "norma" yang berarti aturan atau pedoman.
Kasih Sayang dan Kebaikan Prinsip kasih sayang dan kebaikan merupakan
prinsip yang mengajarkan pentingnya sikap welas asih, kasih sayang, dan
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ini menekankan pentingnya
membantu sesama, memberikan perhatian, dan menjaga hubungan sosial dengan
baik.
4
C. Iman
Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “ ” امنyang artinya aman, damai,
tentram. Dalam 1 Kata iman tersusun dari tiga huruf (hamzahmim-nun), Kemudian
disebutkan dalam kitab Mu’jam Mufahros jumlah keseluruhan ayat di dalam Al-
Qur’an tempat dimana kata-kata berakar pada huruf a-m-n ada 387 2 Sedangkan
kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai. pengertian
lain adalah keyakinan atau kepercayaan Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yaitu
bentuk masdar dari kata kerja “ يؤمن – ايمانا-“ امن, yang mengandung beberapa arti
yaitu percaya, tunduk, tentram dan tenang. Imam Al-Ghazali memaknakannya
dengan kata tashdiq ( ) التصديقyang berarti “pembenaran”. Pengertian Iman adalah
membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dilakukan dengan
perbuatan. Iman secara bahasa berasal dari kata ‘aamana – yukminu - iimaanan
artinya meyakini atau mempercayai. Pembahasan pokok aqidah Islam berkisar
pada aqidah yang terumuskan dalam rukun Iman, yaitu:
1. Iman kepada Allah Iman
2. Kepada Malaikat-Nya
3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepadaTakdir Allah3
D. Islam
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata Yang.
الماNN اس- لمNNلم – يسNN اسkerja secara etimologi mengandung makna “Sejahtera, tidak
cacat, selamat”. Seterusnya kata as-salmu dan as-silmu, mengandung arti :
1
Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983), hlm.51
2
Muhammad Shidqi ‘Athori, al-Mu’jam al-Mufahros li Ahfadz Al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar Fikr,
2010). Hlm 14-20
3
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6252538/rukun-iman-dan-rukun-islam-yang-wajib-
dipahami-muslim, rukun iman yang wajib di pahami muslim,di akses tanggal 10 maret 2023
5
Kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri. Dari kata-kata ini, dibentuk kata
salam sebagai istilah dengan pengertian: Sejahtera, tidak tercela, selamat, damai,
patuh dan berserah diri. Dari uraian kata-kata itu pengertian Islam dapat
dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri kepada Allah. Pengertian Islam
menurut istilah yaitu, sikap penyerahan diri (kepasrahan, ketundukan, kepatuhan)
seorang hamba kepada Tuhannya dengan senantiasa melaksanakan perintahNya
dan menjauhi laranganNya, demi mencapai kedamaian dan keselamatan hidup di
dunia maupun di akhirat. Islam sebagai agama, maka tidak dapat terlepas dari
adanya unsur-unsur pembentuknya yaitu berupa rukun Islam, yaitu:
E. Ihsan
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi`il) yaitu : – احسن
يحسن –احسانArtinya (Perbuatan baik). Para ulama menggolongkan Ihsan menjadi 4
bagian, yaitu:
kepada Allah seolaholah engkau melihat-Nya, maka bila engkau tidak melihat-
Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”
Secara teori iman, Islam, dan ihsan dapat dibedakan namun dari segi
prakteknya tidak dapat dipisahkan. Satu dan lainnya saling mengisi, iman
menyangkut aspek keyakinan dalam hati yaitu kepercayaan atau keyakinan,
sedangkan Islam artinya keselamatan, kesentosaan, patuh, dan tunduk dan ihsan
artinya selalu berbuat baik karena merasa diperhatikan oleh Allah. Beribadah agar
mendapatkan perhatian dari sang Khaliq, sehingga dapat diterima olehnya. Tidak
hanya asal menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya saja, melainkan
berusaha bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai plus dihadapan-Nya.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas kedudukan kita hanyalah sebagai
hamba, budak dari Tuhan, sebisa mungkin kita bekerja, menjalankan perintah-Nya
untuk mendapatkan perhatian dan ridhoNya. Inilah hakikat dari ihsan.
5
Muhammad Roihan Daulay, 2014. Studi Pendekatan Al-Qur’an. http://docplayer.info/35916454-
Studi-pendekatan-alquran-oleh-muhammad-roihan-daulay-abstract.html diakses pada 25 Mei 2022
7
bertakwa. Sebagaimana dalam Q.S. al-Haqqah [69] ayat 48: – ْنNَ َواِنَّهٗ لَت َْذ ِك َرةٌلِّ ْل ُمتَّقِي
٤٨ “Dan sungguh, (Al-Qur’an) itu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”
22. Al-’Urwah al-Wutsqa atau tali penguat Al-Qur’an disebut dengan nama
“al-’Urwah al-Wutsqa” karena ia bagaikan tali yang sangat kuat, dan
barangsiapa yang berpegang pada tali tersebut maka ia akan selamat.
َ ِك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف
Sebagaimana dalam Q.S. al-Baqarah [2] ayat 256: صا َم َ ا ْستَ ْم َس
“ لَهَاdia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan
putus”
23. Al Shidq atau ajaran kebenaran Dinamakan “al-Shidq” karena semua isi dari
Al-Qur’an adalah ajaran kebenaran. Sebagaimana dalam Q.S. al-Zumar [39]
ٰۤ ُ
ayat 33: ٣٣ – َول ِٕى َكهُ ُم ْال ُمتَّقُوْ ن َ ص َّد
ق بِ ٖ ٓها َ ق َو ِّ “ َوالَّ ِذيْ َج ۤا َء بِالDan orang yang membawa
ِ ص ْد
kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah
orang yang bertakwa”
24. Al ‘Adl atau keputusan yang adil Al-Qur’an juga dikenal dengan nama
“al-’Adl” karena semua keputusan yang tercantum dalam Al-Qur’an adalah
pasti adil. Sebagaimana dalam Q.S. al-An’am [6] ayat 115: ص ْدقًا ْ َوتَ َّم
ُ ت َكلِ َم
ِ َت َربِّك
ۗ “ َّو َع ْداًلDan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan
adil”.
25. Munadiy yakni penyeru kebenaran Al-Qur’an memiliki nama lain “al-
Munadiy”. Alasan penamaan ini karena ia menyerukan kepada umat manusia
agar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana dalam Q.S. Ali
‘Imran [3] ayat 193: ا ِنNNNا ِديْ لِاْل ِ ْي َمNNNَا يُّنNNNً ِم ْعنَا ُمنَا ِديNNNا َسNNNَٓا اِنَّنNNNَ“ َربَّنYa Tuhan kami,
sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman”
“Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi baik berupa perkataan atau perbuatan
atau persetujuan atau sifat”6.4 Ulama hadis yang lain memberikan pengertian
hadis sebagai berikut :
“Segala ucapan Nabi SAW, segala perbuatan dan segala keadaanya.”
Khuthaby,1989:26-27)
“Dan Kami turunkan kepadamu, Al-Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat
manusia......”
6
https://brainly.co.id/tugas/39321566, diakses tanggal 11 maret 2023
12
Hadits sebagai bayan tasyri’ artinya hadits sebagai sumber hukum tersendiri
yang mengatakan huklum yang tidak disebutkan dalam al-Qur’an. Dalam hal ini
sebenarnya Sunnah bukanlah sebagai penjelas tetapi sebagai pemuncul hukum
(munsyi al-hukm). Contoh Sunnah sebagai tasyri adalah Sunnah-Sunnah yang
menyatakan keharaman himar ashliyah, keharaman hewan-hewan yang buas,
keharaman menikahi seorang bibi dan yang lainya (Muhammad, Ajaj al-Hhuthabi:
46-49
2. Bayan Tafshil
Yang dimaksud dengan bayan tafshil artinya al-Sunnah sebagai perinci ayat-
ayat al-Qur’an yang bersifat mujmal, seperti tentang kewajiban melaksanakan
shalat lima waktu. Dalam al-Qur’an kewajiban shalat tersebut tidak disebutkan
dengan rinci seperti tata cara pelaksanaanya, waktu pelaksanaanya dan jumlah
rakaatnya
3. Bayan Takhshish
Bayan takhshsish artinya al-Sunnah sebagai pen-takhshish (pengkhusus) ayat-
ayat al-Qur’an yang bersifat umum seperti dalam masalah waris dalam Surat an-
Nisa ayat 11:
ي ُۡوصِ ۡي ُك ُم هّٰللا ُ ف ِۡۤى اَ ۡواَل ِد ُكمۡ ۖ ل َِّلذ َك ِر م ِۡث ُل َح ِّظ ااۡل ُ ۡن َث َي ۡي ِن
“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian harta pusaka untuk) anak-
anakmu yaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua anak
perempuan”
4. Bayan al-Taqyid
Bayan Taqyid artinya al-Sunnah sebagai pembatas ayat al-Qur’an yang
bersifat Muthlak seperti terhadap firman Allah SWT Surat al-Maidah ayat 38:
َّار َق ُة َفٱ ْق َطع ُٓو ۟ا َأ ْي ِد َي ُه َما
ِ َّار ُق َوٱلس
ِ وٱلس......
َ
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan
keduanya…”
5. Bayan Mutsbit
Bayan Mutsbit artinya hadits sebagai penetap dan penguat terhadap hukum
yang terdapat dalam al-Qur’an seperti Sunnah yang menyatakan melarang
13
melakukan jual beli buah-buahan yang belum terlihat manfa’atnya sebagai salah
satu penjelas dari firman Allah Surat al-Nisa ayat 29 berikut:
ۢ ٍ ون ت ٰ َِج َر ًة َعن َت َر
اض مِّن ُك ْم َ ٰ وا اَل َتْأ ُكل ُ ٓو ۟ا َأ
َ مْولَ ُكم َب ْي َن ُكم ِب ْٱل ٰ َبطِ ِل ِإٓاَّل َأن َت ُك َ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ.........
۟ ِين َءا َم ُن
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dan
dengan jalan suka sama suka diantara kamu”
Dari uraian di atas biasanya para ulama menyimpulkan fungsi hadits terhadap
al-Qur’an kedalam tiga bagian,yaitu:
a. Sunnah sebagai penetap dan penguat terhadap hukum-hukum yang terdapat
dalamal-Qur’an seperti hadits tentang perintah shalat, zakat, keharaman riba, dan
yang lainnya.
b. Sunnah sebagai penjelas dan perinci terhadap ayat-ayat al-Qur’an terhadap ayat-
ayat yang bersifat mujmal seperti hadits tentang tata cara shalat, dan jumlah
bilangannya, tentang waris dan lainnya
c. Sunnah sebagai pemuncul hukum yang tidak disebutkan dalam al-Qur’an seperti
keharaman menikahi bibi dan lainnya.
Hadits Maqbul adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dianggap benar
(jujur)
2. Hadits Shahih
Hadits yang sanadnya bersambung yang diriwayatkan oleh rawi yang adil dan
dhabith dari rawi yang sama (adil dan dhabith) dari awal sanad sampai akhirnya.
Serta tidak syad dan tidak ada illat
3. Hadits Hasan Lidzatihi
Hadits yang diketahui orang yang meriwayatkannya serta terkenal, banyak
beredar dikalangan ahli hadits, diterima oleh mayoritas ulama dan disepakati oleh
seluruh fuqaha.
4. Hadits Shahih LiGhairihi
Hadits shahih LiGhairihi adalah hadits hasan yang naik derajatnya
disebabkan banyaknya rawi yang meriwayatkan
5. Hadits Hasan LiGhairihi
Hadits Dhai’if yang memiliki riwayat yang banyak dan kedha’ifannya bukan
disebabklan karena fasiknya rawi atau karena kedustaannya.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Namun, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam pengajaran
mata kuliah normatif. Salah satunya adalah kurangnya minat mahasiswa dalam
mengikuti mata kuliah ini karena dianggap kurang relevan dengan jurusan atau
program studi yang diambil. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan kualitas pengajaran dan relevansi materi yang disampaikan agar
mahasiswa dapat merasakan manfaat dari mata kuliah ini.
B. Saran
Daftar Pustaka