Professional Documents
Culture Documents
01 - Jum'at - Rida'ul Maghfiroh - Laporan Riset
01 - Jum'at - Rida'ul Maghfiroh - Laporan Riset
Disusun oleh:
Rida’ul Maghfiroh
NIM (20104010002)
TAHUN 2022
1
BEBAS PLAGIASI
NIM : 20104010002
Absen : 01
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang saya buat dan saya tulis dengan judul
“Penerapan Strategi Pembelajarann Ekspositori dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa
pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta”
adalah benar hasil karya tulis saya sendiri. Dan jika ada kaliamat yang mengambil dari karya
tulis lain itu telah saya sertakan beserta dengan sumbernya dengan kaidah dan tata cara yang
benar.
Penulis
Rida’ul Maghfiroh
NIM. 20104010002
2
DAFTAR ISI
3
BAB V ................................................................................................................................................... 45
PENUTUP ............................................................................................................................................ 45
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 45
B. Saran ......................................................................................................................................... 46
C. Kata Penutup ........................................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 47
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang bila dikelola dengan baik dapat
mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan merupakan wadah para siswa mencari
ilmu, mengembangkan potensi yang mereka miliki baik potensi akademis maupun potensi
non akademis. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu
sendiri. Pembangunan dalam pendidikan diarahkan dan bertujuan mengembangkan sumber
daya manusia yang berkualitas.1
Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu sesuai dengan tujuan
Indonesia untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Hal ini sesaui dengan isi dalam undang-
udang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Dalam hal ini Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam
membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak
tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan
1
TRi Ariani, “Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspostori untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika,” JURNAL
INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA, 2015, 18–24.
2
Yanto Rumbrawer, Beatus M. Laka, dan Maria Korwa, “Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori Pada
Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri Saribi,” Metodik Didaktik 14, no. 1 (Juli 2018): 8–16.
5
multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat
minim. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Profesionalisme guru sebagai ujung tombak didalam implementasi kurikulum di kelas yang
perlu mendapat perhatian.3
Guru mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik sosial, budaya maupun ekonomi.
Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai
pendidik. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi
belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses
belajar dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar di samping menguasai
materi yang disampaikan dengan kata lain guru harus menciptakan suatu kondisi belajar
yang sebaik-baiknya bagi poeserta didik, inilah yang tergolong kategori peran guru sebagai
pengajar. Maka dalam hal ini guru harus dapat menentukan strategi pembelajaran yang
cocok digunakan dalam pembelajaran siswa di sekolah.
Martinis Yamin, dkk, merujuk pada penjelasan Hamzah. B Uno menjelaskan, strategi
pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
Paling tidak terdapat tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni; (1)
strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3)
strategi pengelolaan pembelajaran. Sunhaji mengutip dari T. Raka Joni, pakar pendidikan,
3
Depdiknas, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Th. 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Jakarta: Dep Dik Nas, 2005).
4
Rumbrawer, Laka, dan Korwa, “Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas
IV SD Negeri Saribi.”
6
mengartikan strategi belajarmengajar sebagai pola umum perbuatan guru-murid di dalam
perwujudan kegiatan belajar-mengajar.5
Dengan adanya tujuan tersebut seorang guru yang mengajar akan mengetahui kemana
arah yang diajarkannya. Untuk itu guru harus mempersiapkan strategi pembelajaran yang
baik sebelum mengajar. Hal ini dilakukan juga bagi siswa pendidikan MTs sampai
Perguruan Tinggi. Pendidikan MTs merupakan pendidikan yang didapatkan anak didik
sebelum melanjutkan pendidikan ke sekolah MA. Anak yang sudah menjalani proses
pembelajaran di MTs, apabila sudah masuk ke MA. Diharapka akan lebih mandiri dalam
menjalani proses pembelajaran di MA. Untuk itu dibutuhkan seorang guru yang profesional
yang dapat membenahi anak didik menjadi dewasa. Guru yang baik bukan saja yang
menyampaikan pelajaran di sekolah akan tetapi di luar sekolah juga harus bisa
mengaplikasikan apa yang diajarkan di sekolah.
Berdasarkan Keputusan Mentri Agama No. 211 Tahun 2011 tentang pedoman
pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Mata Pelajaran
Pendidikan Agama (PAI) Islam di Madrasah antara lain ialah: Alqur’an-Hadits, Akidah-
Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam. Sebagaimana keputusan Mentri Agama di atas
MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta juga menerapkan mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam tersebut.
5
Sulaiman, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Progresif di Sekolah,” Conference Proceedings – ARICIS I,
2013.
6
Maria Ulfah, “Strategi pembelajaran Fikih di MTs. S Al-Amin Sampean Kecamatan Sungai Kanan kabupaten
Labuhan Batu Selatan” (Skripsi, Padangsidimpuan, IAIN Padangsidimpuan, 2016).
7
MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta merupakan salah satu Madrasah
yang mengajarkan mata pelajaran Fikih. Dalam mencapai tujuan pembelajaran Fikih, guru
yang mengajarkan bidang studi tersebut menerapkan strategi pembelajaran pada saat proses
pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan peserta didik yang telah memahami meteri
yang disampaikan oleh guru fikih dapat mengamalkan dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Fikih di MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan
Sleman Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan strategi ekspositori pada
mata pelajaran fiqih di MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta?
2. Mengapa guru mata pelajaran fiqih memilih strategi pembelajaran ekspositori untuk
meningkatkan pemahaman siswa di MTs Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
2. Untuk mengetahui alasan guru mata pelajaran fiqih memilih strategi pembelajaran
ekspositori untuk meningkatkan pemahaman siswa di MTs Muttaqien Kalasan Sleman
Yogyakarta.
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Dapat diterapkan oleh guru di Madrasah Tsanawiyah untuk menjadi bahan masukan
dan perbaikan dalam mengembangkan strategi pembelajaran ekspositori dalam pada
mata pelajaran fikih di MTs.
b. Dapat diterapkan oleh lembaga pendidikan lainnya sebagai bahan komparasi dalam
mengembangkan strategi pembelajaran ekspositori dalam pada mata pelajaran fikih
di MTs.
c. Dapat diterapkan oleh pembaca dan peneliti selanjutnya sebagai bahan rujukan
terkait strategi pembelajaran ekspositori dalam mata pelajaran fikih di MTs.
9
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Faktor utama dalam penulisan laporan ini juga menjadi acuan untuk menemukan
langkah-langkah yang benar-benar inovatif untuk mendukung titik temu antara kondisi,
minat, dan budaya hidup pesera didik dengan bentuk metode pembelajaran yang
difokuskan pada metode ekspositori yang diterapkan oleh guru mata pelajaran fikih di
MTs Raudhatul Muttaqien, yang menggambarkan secara umum hasil penelitian yang
telah diperoleh oleh penulis di lapangan yang berkaiatan dengan judul permasalahan
yaitu Penerapan metode ekspositori pada mata pelajaran fikih di MTs Raudhatul
Muttaqien. Dalam analisis penelitian ini, digunakan sejumlah teori dan dasar hukum
untuk memecahkan masalah praktikal yang terjadi di lapangan, sehingga jenispenelitian
ini disebut jenis penelitian survey.
7
Sanafia Faizal, Format-format penelitian sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi, Cet III (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007).
8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007).
10
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Sedangkan waktu penelitian yaitu dilakukan sejak dari tanggal 28 Oktober 2022
sampai dengan 18 November 2022. Dengan tujuan untuk mengetahui lebih teliti terkait
pokok pembahasan yang dibahas oleh penulis. Pada minggu pertama peneliti meminta
izin pada pihak sekolah untuk melakukan penelitian di lokasi sekolah, kemudian
minggu kemudian di tanggal 04 November 2022 peneliti mulai melakukan
penelitiannya di MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta yang berfokus
pada bab yang II sesuai dengaan rumusan masalah yang telah disusun. Kemudian di
minggu selanjutanya tanggal 11 November peneliti mulai meneliti wawancara guru di
MTs Raudhatul Mutaqien terkait alasan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori
dalam pembelajarannya. Pada minggu terakhir tanggal 18 November 2022 peneliti
melanjutkan observasi serta mewawancarai siswa di MTs Raudhatul Muttaqien tentang
tanggapan siswa terkait strategi dan penerapan strategi pembelajaran yang digunakan
oleh guru.
9
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2002).
11
Menurut cara memperolehnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
data primer dan dat sekunder:
a. Data Primer
Sumber data primer adalah responden dan informan. Data primer adalah data
yang banyak digunakan, dan merupaka salah satu ciri dari penelitian kaulitatif.10
Data tersebut diperoleh dari dari informasi yang didapatkan peneliti dari sumber
yang berada dalam lingkup penelitian seperti, guru pendidikan agama Islam
terutama guru fiqih.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan atau
data yang bersumber secara tidak langsung dengan responden yang diteliti dan
merupakan data pendukung penelitian. Data ini didapat dari data-data atau
dokumen-dokumen sekolah atau madrasah tentang konsep strategi yang digunakan
oleh guru fiqih, ragam strategi pembelajaran, konsep peningkatan pemahaman anak
berkebutuhan khusus, dan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah
penelitian ini. Sumber data pada penelitian ini antara lain:
3) Peserta Didik
4) Dokumen (file) tentang hasil belajar anak lamban belajar selama satu
semester
6) Karya tulis ilmiah; buku, jurnal, artikel ataupun sumber dari internet.
10
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif (Jakarta: Kharisma Putra Sutopo,
2010).
12
Pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan
data serta alat dan sarana yaang digunakan dalam pengumpulan data. peneliti langsung
terjun langsung ke lapangan untuk menari data-data yang akurat yang berhubungan
dengan pokok masalah yang akan diteliti. Maka teknik yang digunakan yaitu sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan mencatat dan meneliti tiap-tiap bagian apa saja
yang akan diteliti. Jenis observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni
observasi partisipan, dalam artian observasi ini mengharuskan peneliti untuk datang,
dan penelit terlibat secara langsung dalam kegiatan yang hendak di amati. Peneliti
akan terjun secara langsung untuk meneliti bagaimana strategi pembelajaran di MTs
Raudhatul Muttaqien dengan mata pelajaran Fiqih sebagai bahan kajiannya.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apa bila peneliti ingin
menemukan permasalahan lebih dalam tentang apa-apa yang harus diteliti, baik dari
responden ataupun hal lainnya. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara semi terstruktur, tujuan wawancara semi terstruktur ini untuk
mengetahui secara keseluruhaan masalah yang akan diteliti dengan lebih terbuka
dan menmperoleh jawaban dengan lebih lengkap dan mendalam. Adapun data yang
diperoleh oleh peneliti dari hasil wawancara ini adalah sebagai berikut:
13
Selain menggunakan tekhnik observasi dan wawancara peneliti juga
menggunakan tekhnik dokumentasi untuk mengumpulkan data didalam penelitian
ini. Dokumentasi ditujukan untuk mempelajari dokumendokumen yang relevan
dengan tujuan penelitian. Metode dokumentasi diperlukan untuk keperluan
pengujian suatu peristiwa ataupun informasi sebagai bukti sumber data kealamian
yang sukar ditemukan dan membuka kesempatan pengetahuan terhadap apa yang
sedang diteliti.
5. Analisis Data
Analisis data ini bertujuan menyederhanakan hasil olahan data kualitatif yang
disusun secara terinci, sistematis dan terus-menerus melalui langkah-langkah sebagai
berikut:11
1) Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok ,menfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.Dengan demikian data yang direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah penulis untuk
mengumpulkan dat selanjutnya , dan mencarinya jika diperlukan.
2) Penyajian data (Data display)
11
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D (Bandung:
Alfabeta, 2013).
14
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut miles hunberman adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi, yaitu penarikan kesimpulan ini dilakukan
sejak awal penelitian sampai penelitian berakhir agar kesimpulan yang diperoleh
terjamin dan objektifitasnya. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode non statistic dengan cara melaporkan data yang diperoleh dalam penelitian
secara apa adanya kemudian diinterprestasikan untuk mengambil kesimpulan
dengan menggunakan analisa secara induktif.
E. Tinjauan Pustaka
Penulis mengadakan kajian pustaka terhadap beberapa karya tulis ilmiah yang
berhubugan dengan tema tersebut, diantaranya adalah:
1. Skripsi yang ditulis oleh Nur Vilianto, program studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember pada
bulan Juni 2022, dengan judul “Strategi Pembelajaran pada Mata Pelajaran Fiqih
di MA Nahdlatul Arifin Ambulu Jember Tahun 2021/2022”. Skripsi ini membahas
tentang pelaksanaan strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran fiqih MA
Nahdlatul Arifin; pelaksanaan strategi pembelajaran tidak langsung pada mata
pelajaran fiqih di MA Nahdlatul Arifin; pelaksanaan strategi pembelajaran interaktif
pada mata pelajaran fiqih di MA Nahdlatul Arifin; serta pelaksanaan strategi
pembelajaran empirik pada mata pelajaran fiqih di MA Nahdlatul Arifin. Persamaan
dalam penelitian ini adalah, kesamaan tema penelitian yaitu membahas mengenai
strategi pembelajaran pada mata pelajaran fiqih di madrasah. Adapun perbedaan
antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu, lokasi
penelitian, strategi yang digunakan pada penelitian penulis dikhususkan pada
strategi penelitian ekspositori, sedangkan pada penelitian terdahulu menjelaskan
banyak strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran Fikih
tingkat sekolah pada penelitian ini di MA Nahdlatul Arifin Ambulu Jember
sedangkan pada penelitian penulis dilakukan di jenjang MTs Raudhatul
Muttaqien.12
12
Nur Vilianto, “Strategi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih di MA Nahdlatul Arifin Ambulu Jember Tahun
2021/2022” (Skripsi, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER, 2022).
15
2. Skripsi yang ditulis oleh Novilia Sutanti, program studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya pada bulan Mei 2019,
dengan judul “Penggunaan Strategi Ekspositori dalam Meningkatkan Pemahaman
Anak Berkebutuhan Khusus (Slow Learner) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas Vii
di Mts Wachid Hasyim Surabaya”. Skripsi ini membahas tentang penggunaan
strategi ekspositori dalam kegiatan pembelajaran Fiqih kelas 7 di MTs Wachid
Hasyim Surabaya; perkembangan anak lamban belajar (slow learner) kelas 7 di MTs
Wachid Hasyim Surabaya; penggunaan strategi ekspositori dalam meningkatkan
pemahaman anak berkebutuhan khusus (slow learner) pada mata pelajaran Fiqih
kelas 7 di MTs Wachid Hasyim Surabaya, dan penggunaan strategi ekspositori
dalam meningkatkan pemahaman anak berkebutuhan khusus (slow learner) pada
mata pelajaran Fiqih kelas 7 di MTs Wachid Hasyim Surabaya. Persa maan dalam
penelitian ini adalah, kesamaan tema penelitian yaitu membahas mengenai strategi
pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran fiqih di MTs. Adapun perbedaan
antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu tahun
penelitian pada penelitian ini di lakukan pada tahun 2019, lokasi penelitian, subyek
penelitian, pada penelitian ini pada anak yang berkebutuhan khusus, sedangkan pada
penelitian yang penulis subyek penelitian adalah siswa secara umum di MTs
Raudhatul Muttaqien.13
3. Jurnal yang ditulis oleh Muhammad Iqbal Baskara, Ajat Rukajat dan Khalid
Ramadhani, Universitas Singaperbangsa Karawang dari jurnal As-Sabiqun Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, volume 4, nomor 4 September 2022 dengan judul
“Strategi Ekspositori Guru Pai Dalam Menguatkan Akhlakul Karimah Siswa di
Smp It Al-Istiqomah Global School”. Jurnal ini membahas tentang bagaimana
strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam menguatkan Akhlakul Karimah siswa,
proses penanaman perilaku Akhlakul Karimah dan Apa saja Faktor pendukung dan
penghambat dalam rangka menguatkan Akhlakul Karimah siswa di SMP IT Al-
Istiqomah Global School. Persamaan dalam penelitian ini adalah, kesamaan tema
penelitian yaitu membahas mengenai strategi pembelajaran ekspositori. Adapun
13
Sutanti Novilia, “Penggunaan Strategi Ekspositori dalam Meningkatkan Pemahaman Anak Berkebutuhan
Khusus (Slow Learner) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelaa VII di Mts Wachid Hasyim Yogyakarta” (Skripsi,
Surabaya, UIN Sunan Ampel, 2019).
16
perbedaan antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu
lokasi penelitian, yang dilakukan di SMP IT al-istiqomah gl obal school, variabel
yang digunakan, pada penelitian ini adalah untuk menguatkan akhlakul karimah,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan
pemahaman siswa.14
F. Kerangka Teori
14
Muhammad Iqbal Baskara, Ajat Rukajat, dan Khalid Ramadhani, “Strategi Ekspositori Guru PAI dalam
Menguatkan Akhlakul Karimah Siswa di SMP IT Al-Istiqomah Global School,” Jurnal As-Sabiqun is licensed under
a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License 4, no. 4 (September
2022): 731–48.
17
BAB II
Yogyakarta
Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai
tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan
wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional,
tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun
dalam arti efek pengiring misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah
siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya.15
Istilah strategi pembelajaran didalam dunia pendidikan bukanlah suatu hal yang bisa di
anggap tabu lagi untuk di perbincangkan. Dapat di sederhanakan bahwa pembelajaran
memiliki arti sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk membelajarkan
orang lain ataupun kelompok melalui berbagai upaya, dengan berbagai strategi telah
direncanakan, metode yang akan diterapkan dan juga pendekatan kearah pencapaian tujuan
yang telah di inginkan.16
15
Ulfah, “Strategi pembelajaran Fikih di MTs. S Al-Amin Sampean Kecamatan Sungai Kanan kabupaten Labuhan
Batu Selatan.”
16
Vilianto, “Strategi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih di MA Nahdlatul Arifin Ambulu Jember Tahun
2021/2022.”
18
bagaimana variasi tingkat intelegensinya dan latar belakang apa mereka berasal, bagaimana
motivasi, dan lain sebagainya. Tanpa semua itu niscaya pendidik tidak akan memperoleh
tujuan yang dia harapkan.17
Menurut Wina Sanjaya istilah strategi memuat banyak konteks dengan makna yang
tidak selalu sama. Sedangkan didalam dunia pendidikan strategi berarti pola umum
perbuatan guru-murid didalam kegiatan belajar mengajar. Konsep dari strategi
pembelajaran menunjuk kepada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik
didalam peristiwa belajar-mengajar. Yang mempunyai arti bahwa karakteristik abstrak itu
adalah rasional yang membedakan strategi satu dengan strategi yang lain secara
fundamental.18
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah langkah-langkah
terencana yang bermakna luas dan mendalam serta berdampak jauh ke depan dalam
menggerakkan seseorang agar dengan kemampuannya dan kemauannya sendiri dapat
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Strategi pembelajaran yag
dilakukan oleh guru meliputi perencanaan pembelajaran yang matang, kemudian cara-cara
yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehungga peserta didik
merasa nyaman dan berminat untuk mengikuti proses pembelajaran. Dari beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu secara efektif dan afisien.
Dijelaskan oleh Haryanto, Susilawati, A. Harjono yang dikutip dari buku A. Majid
bahwa pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepa da sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam model
pembelajaran ini, materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut
untuk menemukan materi tersebut. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi, karena
17
Haidir Salim, Strategi Pembelajaran Bagaimana MeningkatkanPembelajaran Siswa Secara Transformatif
(Medan: Mulya Sarana IKAPI, 2014).
18
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009).
19
pembelajaran ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga
dinamakan strategi “Chalk and talk”.19
Dalam pengertiannya mata pelajaran Fiqih berasal dari dua pengertian yaitu mata
pelajaran dan fiqih. Mata pelajaran dalam bahasa Indonesia diartikan dengan pelajaran yang
harus diajarkan, dipelajari untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan.23 Fiqih adalah sebuah
ilmu tentang hukum-hukum syar’iyyah amaliyah dari dalil-dalilnya yang tafshili (terinci).
19
Susilawati Haryanto dan A. Harjono, “Pengeruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Ekspositori
dengan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII MTSN Mataram Tahun Ajaran
2015/2015,” Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi 1, no. 4 (Oktober 2015).
20
Haryanto dan Harjono.
21
Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran.
22
Ariani, “Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspostori untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika.”
23
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 11 (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
20
Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’iyyah amaliah, kata amaliyah menunju
bahwa hukum-hukum fiqiyah selalu berkaitan dengan amaliah atau perbuatan manusia, baik
dalam bentuk ibadah maupun muamalah.Dengan demikian, hukum – hukum akidah dan
akhlak tidak termasuk fiqih, karena fiqih adalah hukum-hukum sya’iyyah amaliah yang
diambil dari proses istidlal atau menyimpulkan (istimbath) dari sumber-sumber hukum
yang benar.24
Sehingga dapat kita ketahui bahwa mata pelajaran Fiqih adalah pelajaran yang harus
diajarkan oleh guru yang membahas tentang aturan yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah, sesama manusia dan dengan mahluk lainnya baik itu berupa amaliyah,ibadah
dan muamalah. Fiqih di MTs adalah pembelajaran yang diarahkan untuk mengantarkan
peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya
untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna). Adapun pembelajaran fikih di
Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat memiliki output
sebagai berikut ini:
1. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan
tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah
dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah;
2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan
menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial
yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.25
Kemudian mata pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah ini juga memiliki tujuan dalam
penerapannya yaitu sebagai berikut:
1. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok syariat Islam secara
terperinci dan menyeluruh baik dari dalil naqli maupun aqli. Pengetahuan dan
pemahaman yang diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan beragama dan
sosialnya.
24
Novilia, “Penggunaan Strategi Ekspositori dalam Meningkatkan Pemahaman Anak Berkebutuhan Khusus
(Slow Learner) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelaa VII di Mts Wachid Hasyim Yogyakarta.”
25
Lampiran KMA No.65 Tahun 2014 kurikulum 13, 2013.
21
2. Agar siswa dapat melaksanakan atau mengamalkan ketentuan syariat dengan benar,
pengalaman yang diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan dalam menjalankan syariat,
disiplin dan tanggung jawab sosial yang berfungsi dalam kehidupan keluarga dan
lingkungan masyarakat.26
Sementara itu, fungsi dari adanya mata pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah,
Berdasarkan buku kurikulum madrasah tsanawiyah (standar kompetensi) yang di keluarkan
oleh Departemen Agama RI, fungsi mata pelajaran Fiqih adalah sebagai berikut:
1. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT,
sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan
ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan
masyarakat.
3. Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan
masyarakat.27
Berdasarkan peraturan KMA No.165 tahub 2014 tentang standar isi,fungsi mata
pelajaran Fiqih adalah sebagai berikut :
1. Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan
rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan
ibadah haji.
2. Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan
tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.28
26
Depag RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah; Standar Kompetens (Jakarta: Depag RI, 2005).
27
Depag RI.
28
Depag RI.
22
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Strategi Pembelajaran
Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari
efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran
adalah tujuan apa yang harus dicapai.29 Maka dari itu strategi pembelajaran ekspositori
sebagai salah satu strategi pembelajaran yang banyak diterapkan oleh guru.
29
Armiya, “Pengaruh Strategi pembelajaran Ekspositori dan Gaya Belajar Pendidikan Agama Islam SMP Negeri
1 Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur” (Tesis, Medan, IAIN Sumatera Utara Medan, 2013).
30
Teti, “Guru Fikih MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta,” Wawancara (Yogyakarta: MTs
Raudhatul Muttaqien, Oktober 2022).
23
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor
sarana dan prasarana memengaruhi strategi pembelajaran mata pelajaran fikih dengan
melalui strategi ekspositori di MTs RM (Raudhatul Muttaqien) Kalasan Sleman
Yogyakarta, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fikih MTs RM (Raudhatul
Muttaqien) Kalasan Sleman Yogyakarta dengan jawaban sangat berpengaruh, keberhasilan
mengajar dapat dilihat dari timbulnya keinginan yang kuat pada setiap peserta didik untuk
belajar mandiri yang mengarah pada terjadinya peningkatan baik pada segi kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
Selain faktor yang telah disebutkan tersebut diketahui juga bahwa kurikulum yang
dipakai oleh sekolah juga mempengaruuhi hasil dari pemahaman siswa dalam menerima
pembelajaran. Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa kurikulum
yang digunakan oleh MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan, Sleman Yogyakarta
menggunakan kurikulum KMA 2013 Revisi. Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis
menemukan bahwa Faktor kurikulum dan non kurikulum memengaruhi strategi
pembelajaran mata pelajaran fikih melalui metode ekspositori di MTs Raudhatul Muttaqien.
Model ekspositori yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran fikih menampilkan adanya
sekumpulan muatan, kecakapan, dan nilai yang esensial untuk dipelajari, proses
pembelajaran ini telah dihimpun bersama dalam mata pelajaran, buku teks, dan dokumen
kurikulum yang membentuk pembelajaran inti dari kurikulum yang ada di MTs Raudhatul
Muttaqien, sehingga dapat dikatakan bahwa pada proses pembelajaran dengan strategi
ekpositori yang berhubungan dengan kurikulum dan non kurikulum, sejumlah kompetensi
dasar telah dilakukan oleh guru mata pelajaran fikih.
Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyudin, yang mengemukakan bahwa: “Model
ekspositori mengasumsikan adanya sekumpulan muatan, kecakapan, dan nilai esensial
untuk dipelajari. Model ini kemudian mengasumsikan bahwa pembelajaran ini telah
dihimpun bersama dalam mata pelajaran, buku teks, dan dokumen kurikulum lainya yang
membentuk pembelajaran inti dari kurikulum madrasah.” 31
Hal lain yang ikut mempengaruhi metode ekspositori dalam pembelajaran mata
pelajaran fikih di MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta, adalah Faktor
31
Wahyudin, Pembelajaran dan Model-model Paembelajaran (Jakarta: CV IPA Abong, 2000).
24
waktu dan tempat, pendidik atau guru, wali kelas, dan buku paket atau diktat. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara dengan Bapak Riki guru mata pelajaran Akidah Akhlak di
MTs Raudhatul Muttaqien serta sebagai wali kelas VII A, menjelaskan bahwa:
“Faktor waktu dan tempat, pendidik, wali kelas dan buku paket serta buku diktat
mempengaruhi efektivitas strategi pembelajaran fikih dengan melalui strategi
ekspositori di MTs Raudhatul Muttaqien. Pembelajaran yang berbasis multikultural di
era globalisasi menuntut guru untuk mengubah paradigma, sebab peserta didik bukan
hanya diposisikan sebagai individu, dengan demikian strategi ekspositori sangat cocok
dengan perkembangan zaman, menyelamatkan dan melindungi fitrahnya, upaya
pengembangan, penyelamatan dan perlindungan terhadap potensi fitrah peserta didik,
dengan melalui fikih ini, guru agama sangat berperan menggabungkan dengan
pergaulan yang sesuai dengan kehidupan norma-norma yang ada sesuai dengan
kehidupan masyarakat sesuai dengan syari’at dan hukum Islam. Adanya pembelajaran
fikih ini diharapkan juga output dari lulusan ataupun peserta didik dapat mempraktikkan
ibadah di masyarakat.” 32
Dari hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor dari buku atau diktat
sebagai pegangan guru dan buku paket untuk peserta didik sangat besar pengaruhnya pada
penerapan strategi pembelajaran mata pelajaran fikih dengan melalui metode ekspositori di
MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Slemen Yogyakarta. Pemanfaatan buku paket dan diktat
pada penerapan strategi pembelajaran mata pelajaran fikih melalui metode ekspositori
sangat berpengaruh pada pencapaian keberhasilan belajar mengajar yang pada gilirannya
pencapaian kemajuan belajar atau prestasi belajar peserta didik.
32
Riki Habibulloh, “Guru Akidah Akhlak di MTs Rhaudatul Muttaqien,” Wawancara (Yogyakarta: MTs Raudhatul
Muttaqien, Oktober 2022).
25
Islam khususnya juga pelajaran fikih, dimana pada setiap selesai solat zuhur dilaksanakan
kegiatan kultum yang bertujuan meningkatkan kompetensi pemahaman peserta didik
tentang ajaran agama Islam. Selain itu di MTs Raudhatul Muttqien Kalasan Sleman
Yogyakarta menerapakan wajib shalat dzuhur berjama’ah guna melatih siswa untuk
membiasakan diri dalam menjalankan ibadah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dikemukakan pada hasil
penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi
proses pembelajaran di MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan, Sleman Yogyakarta dengan
penerapan strategi ekspositori pada mata pelajaran fikih, sebagai berikut:
1. Faktor guru yang profesional dan mengajar mata pelajaran sesuai dengan latar
belakang pendidikannya. Berdasarkan hasil observasi penulis yang berkaitan
dengan pengaruh faktor tersebut pada penerapan strategi ekspositori dalam
pembelajaran fikih, sesuai dengan tanggapan responden sebagian besar memberikan
jawaban sangat berpengaruh untuk meningkatkan pelaksanaan penerapan strategi
pembelajaran ekspositori.
2. Faktor sarana dan prasarana berpengaruh positif strategi pembelajaran fikih dengan
melalui strategi ekspositori di MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman
Yogyakarta. Artinya sesuai dengan pengamatan saat observasi, sarana pendukung
kegiatan pembelajaran yang ada di madrasah ini dinilai masih dalam tahap
perkembangan maka dari itu, kesimpulannya strategi ekspositori sesuai dengan
kurikulum dan pelajaran yang ada.
3. Faktor waktu dan tempat, pendidik atau guru, wali kelas, dan buku paket atau diktat.
Pemanfaatan buku paket dan diktat pada penerapan metode pembelajaran
pendidikan akidah akhlak di MTs Negeri Tambun Kabupaten Tolitoli, melalui
metode ekspositori sangat berpengaruh pada pencapaian keberhasilan pembelajaran
yang pada gilirannya pencapaian kemajuan belajar atau prestasi belajar peserta
didik.
26
segi kepentingannya lingkungan sangat berperan melancarkan kegiatan proses
pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya fikih, dimana pada setiap selesai
salat zuhur dilaksanakan kegiatan kultum yang bertujuan meningkatkan kompetensi
pemahaman peserta didik tentang ajaran agama Islam, khususnya dalam pelajaran
fikih.
33
Darmawati, “Penerapan Metode Ekspositori pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri Tambun
Kabupaten Tambun” (Tesis, Makassar, UIN Alaudin Makassar, 2012).
27
BAB III
yang digunakan
Guru harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan materi dan juga informasi
dengan baik agar peserta didik dapat memahami materi dengan maksimal. Maka dari itu,
sebagai seorang guru harus mengetahui indikator strategi pembelajaran, komponen strategi
pembelajaran dan juga kriteria pemilihan strategi pembelajaran.
1. Indikator Strategi Pembelajaran
34
Ulfah, “Strategi pembelajaran Fikih di MTs. S Al-Amin Sampean Kecamatan Sungai Kanan kabupaten Labuhan
Batu Selatan.”
28
kemudian didukung oleh peserta didik sehinga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun indikator strategi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan memilih dan menetapkan metode pembelajaran
b. Memilih teknik belajar
c. Pemilihan pola kegiatan belajar mengajar
d. Memilih sistem pembelajaran
e. Memilih pendekatan pembelajaran yang tepat
f. Membuat jadwal kegiatan dalam prosedur pembelajaran
g. Menyesuaikan antara kurikulum dengan prosedur pengembangan pembelajaran
h. Mengembangkan profesionalisme mengajar guru dengan tata aturan
keterampilan mengajar
i. Mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pengembangan
kurikulum pembelajaran.35
35
Asfiati, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berorientasi Pada Pengembangan Kurikulum
2013 (Bandung: Cita Pustaka, 2013).
29
a. Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, seingga dalam hal ini guru merupakan
faktor terpenting. Ditangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan
pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh
komponen lain, dan sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa
komponen lain menjadi bervariasi.
b. Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan
pembelajaran untuk mengmbangan potensi kemampuan menjadi nyata dalam
mencapai tujuan belajar.
c. Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan
strategi, materi, media, dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi
pembelajaran penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus
dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang
akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
d. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis
sesuai dengn arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
tuntutan masyarakat.
e. Kegiatan Pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapar dicapai secara optimal, maka dalam
menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran.
f. Metode
Metode adalah salah satucara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan diguakan
oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang berlangsung.
g. Alat
30
Alat yang dipergunakan dalam pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran alat memliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai
tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi dua yaitu alat verbal dan alat bantu
nonverbal. Alat verbal berupa suruhan, perintah, larangan dan lain-lain,
sedangkan nonverbal dapat berupa peta, papan tulis da lain sebagainya.
h. Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai tempat atau rujukan dimana bahan pembelajaran bisa diperoleh.
Sehingga sumber belajar dapat berasal dari masyarkat, lingkungan, museum dan
lain-lain.
i. Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum.
Evaluasi juga berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang
telah ditetapkan. Kedua fungsi tersebut merupakan evaluasi sebagai fungsi
sumatif dan fungsi formatif.
31
Penetapan perubahan yang diharapkan ini harus dituangkan dalam
rumusan yang operasional dan terukur sehingga mudah diidentifikasikan dan
terhindar dari pembiasaan atau keadaan yang tidak tearah. Perubahan yang
diharapkan selanjutnya harus dituangkan dalam tujuan pembelajaran yang
jelas dan yang konkrit, menggunakan bahasa yang operasional dan dapat
diperkirakan alokasi waktu dan lainnya yag dibutuhkan.
2) Penetapan Pendekatan
Pendekatan adalah sebuah karangka analisis yang akan digunakan dalam
memahami suatu masalah. Di dalam pendekatan tersebut terkadang
menggunakan tolak ukur sebuah disiplin ilmu pengetahuan, tujuan yang
dicapai. Langkah-langkah yang akan dicapai, langkah-langkah yang akan
digunakan, atau sasaran yang dituju.
Jika dalam pendekatan tersebut yang digunakan adalah dari segi tujuan
yang ingin dituju, maka akan lahir pndekatan edukatif, pendekatan
emosional, pendekatan rasional, pendekatan keagamaan dan lain sebagainya.
Kemudian jika pendekatan tersebut digunakan adalah dari segi sasaran yang
dituju, maka akan lahir pendekatan belajar yang bersifat individual,
pendekatan kelompok, atau campuran sebagaimana juga telah digunakan.
Berdasarkan uraian diatas langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
menetapkan strategi pembelajaran adalah berkaitan dengan cara pendekatan
belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mancapai
sasaran.
3) Penetapan Metode
Metode pengajarab sangata memegang peranan penting dalam
mendukung kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode tersebut selain
harus mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai juga harus
memperhatikan bahan pelajaran yang akan diberikan, kondisi anak didik,
lingkungan, kemampuan darubguru itu sendiri. Suatu metode mungkin
hanya cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu, dan tidak cocokuntuk
mencapai sasaran yang tertentu, metode tertentu mungkin hanya cocok buat
sasaran peserta didik tertentu dan lingkungan tertentu.
32
Berbagai metode yang akan digunakan dalam kegiatan pebelajaran harus
ditetapkan dan direncanakan dangan baik. Demikian pula berbagai alat,
sumber belajar, persiapan pelaksanaan, tindak lanjut dan sebagainya, sebagai
akibat dari pengguanaan metode tersebut harus dipersiapkan dengan baik.
Intinya adalah bahwa guru tidak bisa seenaknya masuk ke kelas untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar tanpa memersiapkan terlebih dahulu
metode yang digunakan dengan segala akibatnya.
4) Penetapan Norma Keberhasilan
Menetapkan norma keberhasilan dalam suatu kegiatan pembelajaan
merupakan hal yang penting. Dengan demikian, guru akan mempunyai
pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya, suatu program baru dapat
diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Dengan demikian,
sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu
strategi yang tidak dapat dipisahkan dengan strategi dasar lainnya36.
Kemudian terdapat tempat strategi dasar dalam belajar mengajar yang
meliputi hal-hal berikut: 37
a) Mengidentifikasikan serta menetapkan spesikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sebagaimana yag
diharapkan;
b) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat;
c) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan
pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya;
d) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijaikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya dijadikan umpan balik buat penyempuarnaan intruksional
yang bersangkutan secara keberhasilan.
36
Abudin Nata, Perspektif Islam tetntang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009).
37
Ulfah, “Strategi pembelajaran Fikih di MTs. S Al-Amin Sampean Kecamatan Sungai Kanan kabupaten Labuhan
Batu Selatan.”
33
Seorang guru harus mengetahui apa saja yang akan dinilainya dan
bagaimana penilaian tersebut dilakukan, termasuk kemampuan yang harus
dimilikinya. Seorang peserta didik sudah dapat dikategorikan sebagai peserta
didik yang berhasil, apabila memiliki perilaku dan kemampuan seperti
keaktifannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, tingkah
laku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubuan sosial, kepemimpinan,
prestasi olahraga, keterampilan, prestasi olahraga, keterampilan
ketekunannya dalam beribadah, akhlak dan kepribadiannya, dan lain
sebagainya.
3. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
38
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Edukatif
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
34
dirumuskan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diarahkan agar pesera didik
dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal.
Sebagai seorang guru harus mengetahui strategi apa yang paling cocok dan
sesuai dalam meningkatkan pemahaman siswa yang ada di sekolah. Sehingga
informasi dan juga materi yang ada tersampaikan dengan baik dan secara optimal
dapat memberikan dampak dan output bagi para peserta didik. Diharapkan juga
seorang guru memiliki tingkat profesionalitaasnya sebagai seorang guru dan
memiliki kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
4. Materi Pembelajaran Bidang Studi Fikih
Fikih adalah bidang studi yang memahami tentang pokok-pokok hokum islam
dan tata cara pelaksanaanya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi
muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam secara kaffah (sempurna). Tujuan
bidang studi Fikih di Madrasah Tsanawiyah untuk mengetahui dan memahami cara-
cara pelaksanaan hokum islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun
muamalah untuk dijaikan pedoman hidup dalam kehidupan sosial.39
Fikih merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik di
Madrasah Tsanawiyahmulai dari kelas satu sampai kelas tiga, dengan materi yang
menyan Materi fikih yan diajarkan untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah berisi
tentang gkut tantang pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan
rukun islam dan pembiasaannya daalam kehidupan seharihari. Adapun materi
bidang studi fikih yang diajaran di MTs Raudhatul Muttaqien sebagaimana yang
didapatkan dari observasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Materi fikih yan diajarkan untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah berisi
tentang najis dan cara mensucikannya, hadast dan cara bersuci, shalat lima
waktu, bacaan-bacaan shalat, shalat jenazah, sujud sahwi dan adzan, iqamah
2. Materi fikih yan diajarkan untuk kelas VIII Madrasah Tsanawiyah berisi
tentang sujud syukur dan sujud sahwi, puasa, zakat, haji dan umrah.
39
Asfiati, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berorientasi Pada Pengembangan Kurikulum
2013.
35
3. Materi fikih yan diajarkan untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah berisi
tentang tata cara penyembelihan, akikah, qurban, jual beli dan riba.40
40
Peraturan Menteri Agama Republic Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompotensi Lulusan dan
Standar Isi Pendidikan Islam di Madrasah, t.t., diakses 18 November 2022.
41
Teti, “Guru Fikih MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta.”
36
BAB IV
42
Novilia, “Penggunaan Strategi Ekspositori dalam Meningkatkan Pemahaman Anak Berkebutuhan Khusus
(Slow Learner) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelaa VII di Mts Wachid Hasyim Yogyakarta.”
43
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013).
37
2. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan
dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber
pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan ini dapat mudah ditangkap
oleh penerima pesan secara utuh. Dan sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak
efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang
disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan
(noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan
(noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak
dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi
merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya
yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang
bisa mengganggu proses komunikasi.
3. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, "kesiapan" merupakan salah satu hukum
belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan
cepat dari setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya sudah memiliki
kesiapan, sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus
yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik
hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima informasi setiap stimulus yang kita
berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara
fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan materi
pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
4. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada
saat ini, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah
38
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui belajar mandiri.
B. Prosedur atau Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran
Ekspositori
Seorang guru juga harus mengetahui dan memahmi prosedur dan juga langkah-langlah
yang harus dilakukan dan dijalankan sesuai dengan prosedur masing-masing strategi
pembelajaran yang telah ia pilih guna output yang akn diharapkan dapat terimplementasikan
pada maisng-masing siswanya. Sebelum penulis membahas mengenai prosedur dalam
penerapan strategi pembelajaran ekspositori ada beberapa hal yang harus diperhatikan
terlebih dahulu yaitu sebagai berikut:44
1. Merumuskan Tujuan yang Ingin dicapai
Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan guru.
Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku
yang spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar. Dengan demikian, melalui tujuan
yang jelas selain dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran juga akan
diketahui efektifitas dan efisiensi penggunaan strategi ini.
2. Menguasai Materi Pelajaran dengan Baik
Penguasaan materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak bagi
penggunaan strategi pembelajaran ekspositori. Penggunaan materi yang sempurna, akan
membuat kepercayaan dari guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola
kelas. Ia akan bebas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku-
perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran dan lain
sebagainya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar dapat menguasai materi
pelajaran. Pertama, pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua, persiapan
masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran
sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besar materi pelajaran yang akan disampaikan
untuk memadu dalam penyajian agar tidak melebar.
44
Novilia, “Penggunaan Strategi Ekspositori dalam Meningkatkan Pemahaman Anak Berkebutuhan Khusus
(Slow Learner) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelaa VII di Mts Wachid Hasyim Yogyakarta.”
39
3. Mengenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses pencapaian
Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah
persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi
berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajian materi pelajaran.
Beberapa hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali diantaranya :
pertama, latar belakang siswa yang akan menerima materi, misalnya kemampuan dasar
atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat, dan
gaya belajar siswa, dan lain sebagainya. Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luas
dan besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan
ruangan itu sendiri. 45
45
Soeparman Kardi, Pengajaran Langsung (Surabaya: UNESA University Press, 2017).
46
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2006).
40
Langka selanjutnya adalah melakukan presentasi atau demostrasi. Kegiatan
presentasi bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada siswa,
sedangkan demontrasi dapat menumbuhkan keterampilan siswa. Kunci keberhasilan
presentasi terletak pada penjelasan yang jelas, sedangkan kunci keberhasilan
demostrasi adalah mengikuti langka- langka demonstrasi yang efektif. Kegiatan ini
termasuk dalam kegiatan penyampaian dan penajian inti dari proses pembelajaran.
4. Mencapai pemahaman dan penguasaan
Seorang guru harus memperhatikan setiap tahap demonstrasi yang dilakukan.
Jika guru ingin agar semua siswa dapat melakukan sesuatu dengan benar, maka guru
harus berupaya agar segala sesuatu yang di demonstrasikan juga benar. Supaya
dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar, maka diperlukan latihan yang
intensif, dan juga harus memperhatikan bagianbagian penting dari sebuah
keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan.
5. Memberikan latihan terbimbing
Salah satu bagian penting dalam strategi pembelajaran ialah bagaiman guru
mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing”. Keterlibatan siswa
secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat pembelajaran
berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa dapat menerapkan dalam
keterampilan yang didapat dalam kehidupan sehari – hari.
6. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Pada tahap ini biasanya disebut juga sebagai tahap resitasi, dimana pada tahap
ini guru memberikan respon terhadap jawaban siswa. Kegiatan ini merupakan aspek
penting dalam strategi pembelajaran ekspositori, karena dalam kegiatan ini guru
dapat melihat hasil dari proses pembelajaran. Guru bisa menerapkan berbagai cara
untuk memberikan umpan balik, seperti memberikan umpan balik secara lisan, tes,
dan komentar tertulis. Tanpa kegiatan umpan balik yang spesifik, siswa tak mungkin
dapat memperbaiki kekurangannya, dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan
keterampilan dengan baik.
7. Memberikan kesempatan latihan mandiri
Pada tahap ini guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan
keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri. Menurut Kardi dan Nur ada
41
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas mandiri yaitu
sebagai berikut:47
a. Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses
pembelajaran, tetapi sebuah keterampilan yang mengarahkan pada pembelajaran
selanjutnya;
b. Guru sebaiknya melakukan kerja sama dengan orang tua dalam keterlibatan
membimbing siswa di rumah;
c. Guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang diberikan kepada
siswa di rumah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama dengan ibu Teti selaku guru
mata pelajaran fikih di MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan, Sleman Yogyakarta juga
telah mengungkapkan langkah-langkah yang telah beliau terapkan di dalam kelas
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, beliau mengatakan bahwa:
“Sama dengan halnya guru-guru lain mbak, saya sebelum ngajar juga akan membuat
RPP, menyusun materi pembelajaran dan juga akan menyampaikan tujuan dari mata
pelajaran tersebut. Strategi yang sering saya gunakan dalam proses pembelajaran
adalah strategi pembelajaran ekspositori. Tapi dalam proses pembelajaran saya
menggunakan bermacam-macam ada yang semacam Tanya jawab, ceramah dan
juga diskusi. Selain dari itu ketika saya menjelaskan materi bukan hanya teori saja
tapi langsung praktek mengenai materi pelajaran. Contohnya kalau kita belajar fikih
mengenai tentang sholat tidak hanya teori saja tetapi disertai dengan praktek, kita
bisa mempraktekkan tentang bagaimana cara berwudhu dan tayamum yang benar
dan itu dipraktekan siswa sesuai dengan apa yang telah dipelajari didalam kelas”.48
47
Kardi, Pengajaran Langsung.
48
Teti, “Guru Fikih MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta.”
42
Sejalan dengan wawancara tersebut peneliti melakukan wawancara dengan 3 siswa
kelas VII, VIII, IX MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta yang
mengatakan bahwa:
“Strategi pembelajaran yang digunakan ibu Teti saat mengajar di kelas adalah
strategi pembelajaran ekspositori. Dengan strategi yang digunakan ibuTeti saya
merasa termotivasi dalam belajar bahkan tidak bosan belajar, serta dapat
meningkatkan pemahaman saya terkait materi yang disampaikan. Dan yang saya
suka kalau ibu menggunakan metode ceramah karena diberikan juga contohnya
dalam kehidupan sehari-hari jadi mudah dipahami”.49
Sejalan dengaapa yang telah disampaikan oleh salman tersebut, dari Rima salah satu
siswi dari kelas VIII MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan, Sleman Yogyakarta
mengatakan bahwa:
“Cara ibu Teti mengajar dikelas sudah bagus. Karena kalau ibu Teti menjelaskan
materi di kelas mudah dipahami dan biasa juga ditanya tanya, sebelum ibu Teti
mengajar jadi harus dipelajari memang materi yang sudah dipelajari”.50
Kemudian, dari penjelasan dari rihal siswa kelas VII di MTS Raudhatul Muttaqien
juga mengunggkapkan tentang strategi pembelajaran yang digunakan oleh bu Teti
selaku guru fikih yaitu sebagai berikut:
“Cara mengajar ibu dikelas sudah bagus dan mudah dipahami dan tidak membuat
kita cepat bosan. Karena ibu juga memberikan nilai yang bagus jadi kita termotivasi
untuk terus belajar.”51
49
Salman, “Siswa MTs Raudhatul Muttaqien,” Wawancara (Yogyakarta: MTs Raudhatul Muttaqien, 11
November 2022).
50
Rihal, “Siswa MTs Raudhatul Muttaqien,” Wawancara (Yogyakarta: MTs Raudhatul Muttaqien, 11 November
2022).
51
Rihal.
43
meningkatkan pemahaman siswa serta menjadikan siswa tidak bosan dalam belajar dan
penyampaian materi mudah dipahami siswa.
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan oleh penulis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan strategi
pembelajaran ekspositori dalam mata pelajaran fikih di MTs Raudhatul Muttaqien.
Yaitu di antaranya ada dua faktor yang berasal dari internal dan eksternal. Dari hasil
penelitian dan observasi didapatakan bahwa faktor pendukung dari penerapan strategi
pembelajaran ini adalah dari profesionalitas guru atau pendidik, sarana dan prasarana di
sekolah, kurikulum yang dipakai oleh sekolah dan juga lingkungan pembelajaran.
Sedangkan dari faktor penghambat penerapan strategi pembelajaran ekspositori yaitu
jika guru tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk meengajar, sarana tidak
mendukung dan juga kuruikulum yang dipakai sekolah tidak sesuai dengan penerapan
strategi pembelajaran
2. Sebagai seorang guru harus mengetahui strategi apa yang paling cocok dan sesuai dalam
meningkatkan pemahaman siswa yang ada di sekolah. Sehingga informasi dan juga
materi yang ada tersampaikan dengan baik dan secara optimal dapat memberikan
dampak dan output bagi para peserta didik. Maka dari itu, ketika guru memilih strategi
yang akan digunakan dalam mengejar harus memperhatikan beberapa hal yaitu haru
mengetahui indikator pembelajaran, yaitu seperti; Kemampuan memilih dan
menetapkan metode pembelajaran, Memilih teknik belajar, Pemilihan pola kegiatan
belajar mengajar dll. Kemudian guru juga harus menguasi dan memiliki keterampilan
dalam berbicara di depan secara verbal, menguasi alat dan media pembelajaran dengan
baik, memiliki komptensi yang cukup. Selain itu harus mengetahui karakteristik dari
masing-masing strategi pembelajaran yang akan digunakan. Dan guru fikih di MTs
Raudhatul Muttaqien memutuskan untuk menggunakan strategi ekspositori dengan
45
melihat bahan ajar dan materi pembelajaran serta kemampuan beliau dalam
menyampiakan informasi lebih cocok dengan ceramah.
3. Penerapan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru fikih di MTs Raudhatul
Muttaqien telah sesuai dengan ketentuan dan prosedur strategi pembelajaran
ekspositori. Hal ini juga diungkapkan oleh reviewer yaitu para siswa, yang mengatakan
bahwa strategi yang digunakan oleh guru fikih dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam belajar fikih selain itu mereka juga menilai bahwa strategi yang digunakan oleh
guru fikih juga sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga anak dapat memahami
materi dengan optimal.
B. Saran
1. Siswa, lebih dahulu mempelajari materi sebelum proses pembelajaran berlangsung, agar
dapat melatih siswa agar lebih aktif.
2. Guru, strategi pembelajaran ekspositori dapat digunakan dan dijadikan bahan
pertimbangan dalam menetukan strategi pembelajaran yang tepat, sebagai solusi untuk
meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam.
3. Peneliti, strategi pembelajaran ekspositori perlu dikembangkan dan diterapkan pada
materi lain sebagai pengembangan dari penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini
dapat dimanfaatkan dan mencari usaha untuk mengatasinya sehingga pelaksanaan nanti
akan lebih baik lagi.
C. Kata Penutup
Selesai sudah materi yang disampaikan dan dipaparkan oleh penulis segaligus sebagai
peneliti, semoga nantinya tulisan ini dapat bermanfaat dan juga dapat menjadi rujukan bagi
peneliti-peneliti berikutnya, aamiin. Apabila terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan
laporan ini penulis meminta maaf, silahkan ambil yang baik dari penelitian ini semoga
bermanfaat bagi pembaca semuanya, terimakasih.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, TRi. “Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspostori untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Fisika.” JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA, 2015, 18–24.
Armiya. “Pengaruh Strategi pembelajaran Ekspositori dan Gaya Belajar Pendidikan Agama
Islam SMP Negeri 1 Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur.” Tesis, IAIN
Sumatera Utara Medan, 2013.
Asfiati. Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berorientasi Pada
Pengembangan Kurikulum 2013. Bandung: Cita Pustaka, 2013.
Baskara, Muhammad Iqbal, Ajat Rukajat, dan Khalid Ramadhani. “Strategi Ekspositori Guru
PAI dalam Menguatkan Akhlakul Karimah Siswa di SMP IT Al-Istiqomah Global
School.” Jurnal As-Sabiqun is licensed under a Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License 4, no. 4 (September 2022): 731–
48.
Darmawati. “Penerapan Metode Ekspositori pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTs
Negeri Tambun Kabupaten Tambun.” Tesis, UIN Alaudin Makassar, 2012.
Depag RI. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah; Standar Kompetens. Jakarta: Depag RI, 2005.
Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Th. 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Dep Dik Nas, 2005.
Faizal, Sanafia. Format-format penelitian sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi. Cet III. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2007.
Habibulloh, Riki. “Guru Akidah Akhlak di MTs Rhaudatul Muttaqien.” Wawancara.
Yogyakarta: MTs Raudhatul Muttaqien, Oktober 2022.
Haidir Salim. Strategi Pembelajaran Bagaimana MeningkatkanPembelajaran Siswa Secara
Transformatif. Medan: Mulya Sarana IKAPI, 2014.
Haryanto, Susilawati, dan A. Harjono. “Pengeruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Ekspositori dengan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Kelas VIII MTSN Mataram Tahun Ajaran 2015/2015.” Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi 1, no. 4 (Oktober 2015).
Kardi, Soeparman. Pengajaran Langsung. Surabaya: UNESA University Press, 2017.
Lampiran KMA No.65 Tahun 2014 kurikulum 13, 2013.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013.
Moleong, Lexy J. Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2002.
Nata, Abudin. Perspektif Islam tetntang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009.
Novilia, Sutanti. “Penggunaan Strategi Ekspositori dalam Meningkatkan Pemahaman Anak
Berkebutuhan Khusus (Slow Learner) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelaa VII di Mts
Wachid Hasyim Yogyakarta.” Skripsi, UIN Sunan Ampel, 2019.
Peraturan Menteri Agama Republic Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompotensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Islam di Madrasah, t.t. Diakses 18 November 2022.
Rihal. “Siswa MTs Raudhatul Muttaqien.” Wawancara. Yogyakarta: MTs Raudhatul
Muttaqien, 11 November 2022.
47
Rumbrawer, Yanto, Beatus M. Laka, dan Maria Korwa. “Penerapan Strategi Pembelajaran
Ekspositori Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri Saribi.” Metodik Didaktik
14, no. 1 (Juli 2018): 8–16.
Salman. “Siswa MTs Raudhatul Muttaqien.” Wawancara. Yogyakarta: MTs Raudhatul
Muttaqien, 11 November 2022.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana, 2006.
Sugiyono. Metode penelitian pendidikan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007.
Sulaiman. “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Progresif di Sekolah.” Conference
Proceedings – ARICIS I, 2013.
Sutopo, Ariesto Hadi, dan Adrianus Arief. Terampil Mengolah Data Kualitatif. Jakarta:
Kharisma Putra Sutopo, 2010.
Teti. “Guru Fikih MTs Raudhatul Muttaqien Kalasan Sleman Yogyakarta.” Wawancara.
Yogyakarta: MTs Raudhatul Muttaqien, Oktober 2022.
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. 11. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Ulfah, Maria. “Strategi pembelajaran Fikih di MTs. S Al-Amin Sampean Kecamatan Sungai
Kanan kabupaten Labuhan Batu Selatan.” Skripsi, IAIN Padangsidimpuan, 2016.
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Edukatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Vilianto, Nur. “Strategi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih di MA Nahdlatul Arifin
Ambulu Jember Tahun 2021/2022.” Skripsi, 2022.
Wahyudin. Pembelajaran dan Model-model Paembelajaran. Jakarta: CV IPA Abong, 2000.
Wina, Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran. Jakarta:
Kencana, 2009.
48
DOKUMENTASI
49
Wawancara dengan Siswa MTs
Radhatul Muttaqien Kalasan,
Sleman, Yogyakarta.
14 November 2022
50