You are on page 1of 15

Hubungan Kecemasan Sosial dan Harga Diri Pada Mahasiswa Pengguna

Aktif Media Sosial dalam Menyambut Society 5.0

Yunita Sulistiawati
Program Studi Psikologi Islam

Fakultas Ushuluddin Adab & Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung

Jl. Mayor Sujadi Timur. No.46, Kudusan, Plosokandang, Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66221

Yunitasulistiawati22@gmail.com

Abstract

Entering the era of society 5.0 or better known as super smart human where digital technology is applied and
centered on human life. Social media is one of the tools that will develop along with the times. The use of social
media is also very important, for example campaigning for social movements via Youtube, becoming a content
creator by providing useful information or becoming an influencer. The purpose of this study is to determine the
relationship between social anxiety and self esteem in using social media. The hypothesis of this study is that there
is a negative influence between social media and self esteem in using social media. This research is a quantitative
research and subjects of this study are vulnerable students age 18-25 years who actively use social media Youtube,
Instagram, and Facebook or one of them at least one year totaling 66 people. Data collection method by distributing
questionnaires to 66 correspondents who were selected by random sampling. The data analysis technique used
simple linear correlation analysis using Pearson technique with the help of SPSS. The results that there was a
significant relationship between social anxiety and self-esteem with a coefficient value of 0,001 < 0,05 with the
direction of the negative relationship between social anxiety and self-esteem in students who are active social media
users.
Keywords: social anxiety; social media; student; self esteem

Abstrak
Memasuki era society 5.0 atau lebih dikenal dengan manusia super pintar dimana teknologi digital diaplikasikan dan
berpusat pada kehidupan manusia. Media sosial menjadi salah satu alat yang akan ikut berkembang seiring dengan
berkembangnya zaman. Pemanfaatan media sosial juga sangat penting misalnya mengkampanyekan gerakan sosial
lewat youtube, menjadi content creator dengan memberikan informasi yang bermanfaat ataupun menjadi seorang
influencer. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kecemasan sosial dan harga diri dalam
menggunakan media sosial. Hipotesis penelitian ini adalah adanya pengaruh negatif antara kecemasan sosial dan
harga diri mahasiswa dalam bermedia sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan subjek penelitian ini
adalah mahasiswa rentan usia 18-25 tahun yang aktif menggunakan media sosial youtube, instagram dan facebook
ataupun salah satunya minimal satu tahun yang berjumlah 66 orang. Metode pengumpulan data dengan menyebar
angket kepada 66 koresponden yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis
korelasi linier sederhana teknik Pearson dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang
signifikan antara kecemasan sosial dan harga diri dengan nilai koefisien sebesar 0,001 < 0,05 dengan arah hubungan
negatif antara kecemasan sosial dan harga diri pada mahasiswa pengguna aktif media sosial.
Kata kunci: kecemasan social; media social; mahasiswa; harga diri
PENDAHULUAN

Era Society 5.0 atau lebih dikenal dengan era kemanusiaan adalah kondisi dimana semua
peran manusia akan tergantikan oleh internet. Memasuki era society saat ini perlu adanya
persiapan yang matang untuk menghadapi perubahan besar tersebut. Tahapan perkembangan
manusia sebelum adanya era Society 5.0 diawali dengan tahap 1.0 sebagai tahap pemburu-
pengumpul, tahap 2.0 dimana pertanian mendominasi, era 3.0 sampai 4.0 dimana era informasi
yang bergerak begitu cepat hingga pada akhirnya Jepang mempelopori munculnya era Society
5.0, dimana big data yang dikumpulkan oleh IoT akan dikonversi menjadi data yang bermanfaat
baru oleh AI dan akan menjangkau setiap sudut masyarakat. Ketika menerapkan Society 5.0
semua kehidupan orang akan lebih nyaman dan berkelanjutan karena orang hanya diberi produk
dan layanan dalam jumlah dan waktu yang diperlukan.

Dengan muculnya Society 5.0 ini tidak menutup kemungkinan bahwa kehidupan manusia
juga akan mengalami banyak perubahan. Dimana peran manusia yang menjadi pusat kehidupan
akan tergantingan oleh teknologi. Hal tersebut juga dapat menyebabkna munculnya rasa
kecemasan sosial yang tinggi pada masyarakat, mengingat saat ini Indonesia masih berada pada
perkembangan teknologi 4.0. Dengan begitu perlu adanya sosialisasi yang diberikan kepada
masyarakat untuk tetap menjaga kestabilan hidupnya meskipun teknologi berkembang dengan
sangat pesat.

Pengertian dari Kecemasan Sosial menurut Barlow dan Durand (2006: 159) adalah
keadaan suasana hati yang ditandai dengan efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah
di mana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa
yang akan datang dengan perasaan khawatir. Kecemasan mungkin melibatkan perasaan,
perilaku, dan respons-respons fisiologis. Respon fisiologis tersebut dapat berupa rasa khawatir,
gugup, takut, dan ketika berhadapan dengan pengalaman yang sulit dalam kehidupan seseoran
dan menganggap bahwa suatu yang buruk akan terjadi.
Menurut Daradjat (1990:27) kecemasan adalah manifestasi diri berbagai proses emosi
yang bercampur baur, yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan
pertentangan batin (konflik). Kecemasan itu memiliki segi yang disadari seperti rasa takut,
terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa atau bersalah, terancam dan sebagainya. Juga ada segi-segi
yang terjadi di luar kesadaran dan tidak bisa menghindari perasaan yang tidak menyenangkan itu.
Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan dan penyakit jiwa, dan penyakit jiwa, dan ada
bermacam-macam pula.

Penelitian yang dilakukan oleh Prayoga dan Akmal (2014) menyatakan adanya
keterkaitan antara kecemasan sosial terhadap penggunaan media sosial, individu yang memiliki
kecemasan sosial akan menggunakan media sosial secara berlebihan untuk mengatasi hambatan
yang ada pada dirinya. Hasil penelitian tersebut (Prayoga & Akmal, 2014) menunjukkan adanya
dampak negatif ketergantungan media sosial individu tersebut dalam hal fungsi interpersonalnya.
Penelitian lain menyatakan bahwa mahasiswa yang menjadi subjek dalam penelitian ditemukan
bahwa mereka yang mengalami kecemasan sosial secara lisan merasa sangat cemas jika
berkomunikasi dan bertatap muka secara langsung, yang akibatnya adalah mereka bergantung
kepada media komunikasi yang dapat dilakukan secara tulisan dalam hal yaitu media sosial. Hal
ini mengindikasikan bahwa dengan melalui komunikasi secara online membuat individu tersebut
merasa didengarkan, mereka juga merasa lebih mudah dalam mengekspresikan dirinya. Situasi
ini juga yang membuat penggunaan media sosial mengalami peningkatan secara pesat dan
signifikan belakangan ini (Fatih, dkk, 2018).

Harga diri merupakan suatu penilaian yang dibuat oleh setiap individu yang mengarah
pada dimensi negatif dan positif (Baron, dkk, dalam Simbolon, 2008; 10). Fery dan Carlock
(dalam Simbolon, 2008; 165), mengungkapkan bahwa harga diri merupakan penilaian yang
mengacu pada penelitian positif, negatif, netral dan ambigu yang merupakan bagian dari konsep
diri, tetapi bukan berarti cinta diri sendiri. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi dapat
menghormati dan menghargai dirinya sendiri serta melihat dirinya sama dengan orang
kebanyakan. Sedangkah harga diri yang rendah akan menjadikan individu akan merasakan
penolakan serta ketidakpuasan terhadap diri sendiri.

Individu yang memiliki harga diri yang positif akan menerima dan menghargai dirinya
sendiri sebagaimana adanya, serta tidak menyalahkan dirinya atas kekurangan dan
ketidaksempurnaan dirinya, ia selalu merasa puas dan bangga dengan hasil karyanya sendiri dan
selalu percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan. Sedangkan individu yang memiliki
harga diri yang negatif akan merasa dirinya tidak berguna, tidak berharga dan selalu
menyalahkan dirinya atas ketidaksempurnaan yang dimilikinya, ia cenderung tidak percaya diri
dalam melakukan setiap tugas dan tidak yakin dengan ide-ide yang dimilikinya (Santrock, dalam
Desmita, 2010; 165-166).

Harga diri merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia yang dapat memberi
perasaan bahwa dirinya berhasil, mampu dan berguna sekalipun ia memiliki kelemahan dan
pernah mengalami kegagalan. Kebutuhan akan harga diri tidak akan pernah berhenti sehingga
mendominasi perilaku individu (Daradjat, 1990; 93).

Terpuaskan akan rasa harga diri pada individu akan menghasilkan sikap percaya diri, rasa
berhargaa, rasa kuat, rasa mampu, dan perasaan berguna. Sebaliknya, frustasi atau terhambatnya
pemuasan kebutuhan akan harga diri itu akan menghasilkan sikap rendah diri, rasa tak pantas,
rasa lemah, rasa tak mampu, dan rasa tak berguna yang menyebabkan individu tersebut
mengalami kehampaan, keraguan, dan keputus asaan dalam menghadapi tuntutan-tuntutan
hidupnya, serta memiliki penilaian yang rendah atas dirinya sendiri dalam kaitannya dengan
orang lain (Koswara, 1991; 125).

Pada penelitian ini, mahasiswa menjadi subjek penelitian yang mana ditemukan bahwa
mereka yang memiliki tingkat harga diri tinggi maka memiliki rasa kecemasan sosial yang
rendah dalam menggunakan media sosial. Harga diri dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu
sikap mahasiswa dalam menyambut era society 5.0 yang akan memberikan banyak perubahan
besar, khususnya dalam dunia psikologi. Sementara itu, kecemasan sosial juga menjadi salah
satu dampak yang dapat ditimbulkan dengan adanya perubahan tersebut. Kecemasan sosial akan
bernilai negatif terhadap harga diri seseorang dalam menggunakan media sosial

Melihat banyaknya mahasiswa yang saat ini menggunakan media sosial dan tak jarang
pula menimbulkan kecemasan sosial. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus kepada mahasiswa
dalam memanfaatkan media sosial sebagai upaya menyambut era Society 5.0. Tidak hanya itu
saja, melihat banyaknya pengguna media sosial di kalangan mahasiswa menjadi salah satu fokus
dari penelitian ini. Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pengguna tapi juga mampu
menciptakaan teknologi yang lebih efisien dalam dunia pendidikan, namun hal tersebut tentunya
menjadi tantangan yang harus disosialisasikan kepada mahasiswa.

Hipotesis dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh yang negatif antara kecemasan sosial
terhadap harga diri mahasiswa yang menggunakan media sosial. Semakin rendah tingkat harga
diri seseorang, maka akan semakin tinggi tingkat kecemasan sosial dalam menggunakan media
sosial, begitupu sebaliknya semakin tinggi harga diri seseorang maka akan semakin rendah
tingkat kecemasan sosial dalam pemanfaatan media sosial.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat kecemasan sosial
seseorang/mahasiswa dan harga diri dalam menggunakan media sosial dalam rangka menyambut
era Society 5.0.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain


eksplanasi, di mana objek telaahan penelitian ekplanasi (explanatory research) adalah untuk
menguji hubungan antar-variabel yang dihipotesiskan. Pada penelitian ini, terdapat hipotesis
yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atu
lebih variabel; untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan
lainnya; atau apakah sesuatu variabel disebabkan/dipengaruhi ataukah tidak oleh variabel lainnya
(Mohammad Yamin, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Semester 4 Prodi
Psikologi IAIN Tulungagung, baik perempuan ataupun laki-laki berusia 18-25 tahun. Penelitian
ini menggunakan teknik random sampling dengan kriteria subjek Mahasiswa IAIN
Tulungagung, laki-laki ataupun perempuan berusia 18-25 tahun, telah memiliki akun media
sosial (Youtube, instagram dan facebook ataupun salah satunya) dalam waktu satu tahun dan
telah membagikan sebuah post baik foto ataupun video diakun media sosial miliknya. Jumlah
sampel dalam penelitian ini yaitu 66 orang yang ditentukan menggunakan rumus yamane
(Sugiyono: 2011).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis linear sederhana
menggunakan bantuan SPSS menggunakan teknik korelasi pearson. Korelasi pearson merupakan
korelasi sederhana yang hanya melibatkan satu variabel terikat (dependent) dan satu variabel
bebas (independent) (Widayanti, 2018). Korelasi pearson menghasilkan koefisien korelasi yang
berfungsi untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel. Jika hubungan dua
variabel tidak linier, maka koefisien korelasi Pearson tersebut tidak mencerminkan korelasi
kekuatan hubungan dua variabel yang sudah diteliti, meski kedua variabel mempunyai hubungan
kuat. Koefisien korelasi ini disebut koefisien korelasi Pearson karena diperkenalkan pertama kali
oleh Karl Pearson tahun 1990 (Firdaus, 2009).

Variabel kecemasan sosial diukur dengan menggunakan instrumen kecemasan sosial


dengan berdasarkan teori La Greca dan Lopez (1998) yang berjumlah 30 pernyataan dengan
reliabilitas sebesar 0,722. Sedangkan, variabel harga diri diukur dengan menggunakan instrumen
harga diri berdasarkan teori Coopersmith (1967) yang berjumlah 20 pernyataan dengan
reliabilitas sebesar 0,622. Kedua variabel tersebut diujikan dan disebarkan menggunakan google
form kepada 66 responden sesuai dengan kriteria diatas. Kedua skala tersebut dikonstrusikan
oleh peneliti sendiri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari proses validitas dan uji reliabilitas didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hasil perhitungan reliabilitas skala kecemasan sosial

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.722 30

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat N of Items (banyaknya item atau butir
pernyataan angkat) ada 30 buah pernyataan dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.722.
Karena nilai Cronbach Alpha 0,722 > 0.60. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa 30 buah aitem pernyataan angkat untuk variabel
kecemasan sosial adalah reliable atau konsisten.
Tabel 3.2 Hasil perhitungan reliabititas skala harga diri

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.622 20

Berdasarkan output tabel diatas dapat diketahui bahwa banyaknya aitem penyataan
angket (N) sebanyak 20 buah aitem pernyatan dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.622.
Karena nilai Cronbach’s Alpha 0,622 > 0,60. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji reliabilitas, dapat disimpulkan bahwa 20 aitem pernyataan untuk variabel harga diri
adalah reliable atau konsisten.

Tabel 3.3 Korelasi antar kecemasan sosial dan harga diri

Correlations

Hargadiri Kecemasan

Pearson Correlation 1 -.408**

Hargadiri Sig. (2-tailed) .001

N 66 66
Pearson Correlation -.408 **
1

Kecemasan Sig. (2-tailed) .001

N 66 66

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, maka
kedua variabel diatas berkorelasi. Sesuai dengan dasar pengambilan keputuasan jika nilai
sigifikansi < 0.05 maka berkorelasi. Tingkat hubungan antara variabel kecemasan sosial dan
harga diri yaitu dilihat dari hasil nilai Pearson Correlation sebesar 0,408. Sehingga tingkat
hubungan antara kecemasan sosial harga diri termasuk dalam kategori lemah. Hal ini sesuai
dengan pedoman derajat hubungan jika nilai Pearson Correlation 0,21 s/d 0,40 maka termasuk
dalam kategori lemah.

Arah hubungan kedua variabel diatas yaitu nilai Person Correlation sebesar -0,408
sehingga arah hubungan kedua variabel yaitu secara negatif. Semakin besar kecemasan sosial
maka semakin rendah harga diri, begitupun sebaliknya semakin rendah kecmasan sosial maka
semakin tinggi harga diri.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Andi (2018) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan sosial dan
harga diri, semakin tinggi harga diri maka akan semakain rendah kecemasan sosial begitupun
sebaliknya rendahnya harga diri maka semakin tinggi kecemasan sosial.

Deby pratiwi (2019) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa harga diri
mempengaruhi kecemasan sosial. Hasil penelitianyya menunjukkan bahwa adanya hubungan
yang signifikan dan negatif antara harga diri dengan kecemasan sosial (p = 0,001) (r = -0,368).
Diartikan bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki maka akan semakin rendah kecemasan
sosial pada remaja dan sebaliknya, semakin rendah harga diri yang dimiliki remaja maka akan
semakin tinggi kecemasan sosial.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
kecemasan sosial dan harga diri pada mahsiswa pengguna aktif media sosial dengan nilai (p =
0,001) (r = -0,408) dengan arah hubungan secara negatif yaitu semakin tinggi angka kecemasan
sosial pada mahasiswa pengguna aktif media sosial maka akan semakin rendah harga diri
begitupun sebaliknya, semakin rendah kecemasan sosial pada mahasiswa pengguna aktif media
sosial maka akan semakin tinggi harga diri pada mahasiswa pengguna aktif media sosial.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama saya mencucapkan syukur dan terimakasih kepada ALLAH SWT yang
memberikan nikmat kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan
tepat waktu. Tak lupa juga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing
saya yang banyak memberikan arahan serta masukan serta sangat berjasa dalam proses skoring
terutama uji variabel dan validitas, kepada dosen mata kuliah asesmen non tes yang bersedia
menjadi rater dalam uji coba skala yang saya buat juga dosen mata kuliah psikologi industri dan
organisasi yang bersedia menjadi rater dalam uji coba skala yang saya buat. Dan tidak lupa juga
kepada jurusan psikologi dikampus IAIN Tulunggaung yang telah memberikan ruang ataupun
kesempatan untuk saya tetap berkarya. Dan juga untuk semua responden atau teman-teman saya
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu karena terlalu banya dan telah bersedia untuk mengisi
dan menjawab kuisioner yang telah saya kirimkan. Rasanya banyak ucapan yang ingSemoga
dengan adanya tulisan ini dapat memberikan sumbangsih kepada jurusan yang amat saya cintai.
Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah.

Akbar, Zarina. Dkk. 2018. Pengungkapan Diri Di Media Sosial Ditinjau Dari Kecemasan Sosial
Pada Remaja. Ikraith-Humaniora, 2(2).

Azka, Fatih. Dkk. 2018. Kecemasan Sosial Dan Ketergantungan Media Sosial pada Mahasiswa.
PSYMPATHIC: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(2), 201-210.

Baron, R. A & Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Marcellyna, Cyntia. 2017. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Sosial dengan Kuantitas
Merokok Pada Remaja Akhir.

Mulawarman. Dkk. 2017. Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari
Perspektif Psikologi Sosial Terapan. Buletin Psikologi Jurnal UGM, 25(1), 36-44.

Pratiwi, Debby. Dkk. 2019. Kecemasan Sosial Ditinjau Dari Harga Diri Pada Remaja Status
Sosial Ekonomi Rendah. Al-irsyad Jurnal Pendidikan dan Konseling, 9(1), 21-34.

Purwanto. 2019. Analisis Korelasi dan Regresi Linear dengan SPSS.


Rizki, I. A. 2017. Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram dengan
Harga Diri.

Rozika, L. A & Ramdhani, N. 2016. Hubungan antara Harga Diri dan Body Image dengan
Online Self Presentation Pada Pengguna Instagrma. Gadjah Mada Journal of
Psychology, 2(3), 172-183.

Sabekti, Ria. 2019. Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial (Jejaring Sosial) dengan
Kecendrungan Narsisme dan Aktualisasi Diri Remaja Akhir. Perpustakaan Universitas
Airlangga.

Safitri, R. W. Analisis Korelasi Pearson Dalam Menentukan Hubungan Antara Kejadian Demam
Berdarah Dengue dengan Kepadatan Penduduk.

Saliha, F. S. 2015. Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Kecemasan Sosial.
Jurnal Interaksi, 4(2), 1-10.

Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Srisayekti, Wilis. Dkk. 2015. Harga Diri (Self Esteem) Terancam dan Perilaku Menghindar.
Jurnal Psikologi, 42(2), 141-156.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Alphabet, Bandung.

Sukmaraga, B. G. I. G. 2018. Hubungan Antara Intensitas Pengguna Media Sosial Instagram dan
Materialisme Pada Remaja.

Suryaningrum, Cahyaning. 2016. Efikasi dan Kecemasan Sosial: Studi Meta Analisis. Jurnal
Ilmiah Psikologi Terapan, 4(02).

Tajudin, Andi & Haenidar. 2018. Hubungan Antara Harga Diri dan Kecemasan Sosial Pada
Remaja Akhir.

Tirsae, V. O. 2016. Pengaruh Diri Terhadap Kecemasan Sosial Pada Remaja Korban Bullying Di
Palangkaraya.

Tyas, Listianing. Dkk. 2015. Pengaruh Kekuatan Media Sosial dalam Pengembangan
Kesenjangan Digital. Scientific Journal of Informatics, 2(2).
Widodo, S.A. Dkk. 2013. Harga Diri dan Interaksi Sosial Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi
Orang Tua. Persona Jurnal Psikologi Indonesia, 2(2), 131-138.

Yuliadi, Istar. Dkk. 2020. Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Intensitas Penggunaan
Media Sosial Whatsapp Pada Mahasiswa Kedokteran 2018. Jurnal Wacana Psikologi,
12(1), 86-109.

Yuniani, Armelia. Dkk. 2019. Era Revolusi Industri 4.0: Peran Media Sosial Dalam Proses
Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika dan Sastra, 2(2).
LoA (Letter of Acceptence)

Semarang, 16 September 2020

Nomo : 145/KASTRAT-Call foPaper/B/BEM F.Psi Undip/IX/2020


Lampiran : 1 (satu) lembar
Perihal : Pemberitahuan Keputusan Tim Ilmiah

Yth. Peserta KMPI


2020
Yunita Sulistiawati
IAIN Tulungagung

Terima kasih atas partisipasi Anda dalam kegiatan Call for Paper Konferensi
Mahasiswa Psikologi Indonesia 1.0 yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro dengan tema “Revitalisasi Peran Psikologi dalam Keluarga,
Organisasi, dan Komunitas: Tantangan dalam Menyambut Society 5.0”. Dengan senang hati
kami informasikan bahwa abstrak Anda yang berjudul:

“HUBUNGAN KECEMASAN SOSIAL DAN HARGA DIRI PADA


MAHASISWA PENGGUNA AKTIF MEDIA SOSIAL DALAM
MENYAMBUT SOCIETY 5.0”
Direkomendasikan untuk dipublikasikan di e-Prosiding Konferensi Mahasiswa
Psikologi Indonesia 1.0 ber-ISBN yang diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro.

Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa poin yang harus dipenuhi oleh
peserta terkait dengan naskah lengkap yang telah dikirimkan:
1. Peserta dimohon untuk menyesuaikan format naskah lengkap sesuai dengan panduan
yang telah ditentukan. Template naskah lengkap dapat diakses melalui
bit.ly/TemplateFullPaperKMPI.
2. Peserta diharapkan dapat mengecek dan memastikan kembali kelengkapan konten
naskah artikel baik pada abstrak maupun setiap babnya (Pendahuluan, Metode, Hasil
dan Pembahasan, serta Simpulan) sesuai dengan panduan yang tertera pada template
naskah.
3. Peserta diharapkan dapat merevisi naskah lengkapnya sesuai dengan umpan balik
yang telah diberikan oleh juri saat sesi presentasi.
4. Naskah lengkap yang sudah direvisi dan disesuaikan dengan format dikirimkan ke
alamat surel cfp-kmpi.lustrum5psi@live.undip.ac.id dengan judul naskah dan subjek
email [Naskah Revisi KMPI_3 Kata Pertama Judul Artikel_Nama Ketua].
5. Naskah revisi dikirimkan paling lambat Minggu, 19 September 2020.
6. Peserta yang tidak mengirimkan naskah revisi dianggap gugur dan naskahnya tidak
dapat dipublikasikan pada e-Prosiding Konferensi Mahasiswa Psikologi Indonesia
1.0.
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan. Pertanyaan dan informasi lebih lanjut
dapat menghubungi narahubung Call for Paper KMPI a.n. Shefa (0813-2077-7369)/Ananda
(0813- 8760-9089).
Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.

Ketua Call for Paper 2020


Anindhita
Parasdyapawitra A.
NIM. 1500011813011

You might also like