You are on page 1of 15
ANATOMI DAN FAAL KULIT Oleh Rahadi Rihatmadja PENDAHULUAN Kult merupakan organ yang istimewa pada manusia. Berbeda dengan organ lain, kulit yang + terletak pada sisi terluar manusia ini memudah- kan pengamatan, baik dalam kondisi normal maupun sakit. Manusia secara sadar terus menerus mengamati organ ini, baik yang dimiliki orang lain (misalnya ketika bertatapan mata) maupun diri sendiri (terkadang hingga menjadi ‘semacam obsesi). Dari kulit, muncul berbagai aksesori yang ter- indera manusia; rambut (kasar dan halus), kuku, dan kelenjar (sekretnya terurai oleh mikroorganisme dan keluarlah bau). Dalam kondisi sehat, Kult beserta aksesorinya ini menunjang rasa percaya di sseseorang; dalam keadaan sakit, mereka mungkin ‘menjadi sumber keresahan. Kadang-kadang, kul yang tidak sehat “bercerita” kepada dokter tentang pasien yang dihadapinya; banyak berkeringat, sering cuci tangan, punya kebiasaan kuliner tertentu, hobi bertualang ke alam liar, orangtua yang bertalian darah, berganti-ganti pasangan seksual, pemah sakit cacar, hingga emosi terpendam yang ‘mungkin saja disangkal Tidak jarang, kulit juga mengingatkan dokter untuk melihat lebih jauh dari sekedar di permukaan (not just skin-deep); Kelainan kulit dapat merupakan manifestasi penyakit autoimun, kencing manis, hipotiroid, kanker darah, Kolesterol tinggi, dan lainain, Maka, pengetahuan tentang kesehatan kul tentu saja tidak dapat dipersempit menjadi persoalan kosmetis belaka. Kult adalah organ terbesar pada tubuh manusia, dengan berat sekitar 5 kg dan luas 2 m? pada seseorang dengan berat badan 70 kg. Bila diamati lebih telti, terdapat variasi kult sesuai dengan area tubuh. Kulit yang tidak berambut disebut kulit glabrosa, ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki, Pada kedua lokasi ter- sebut, kul memilk relief yang jelas di permukaan- nya yang disebut dermatoglyphics. Kult glabrosa kirakira 10 kali lebih tebal di- bandingkan dengan kulit yang paling tipis, misal- nya di daerah lipatan (fleksural). Secara histologik, ult glabrosa kaya akan kelenjar keringat tetapi miskin kelenjar sebasea. Kulit yang berambut selain memiliki banyak folikel juga memiliki kelenjar sebasea. Kult kepata memiliki folkel rambut yang besar dan terletak dalam hingga ke lapisan lemak kulit. (subkutis), sedangkan kulit dahi memiliki rambut yang halus (velus) tetapi dengan kelenjar sebasea yang berukuran besar. ‘Selain keberadaan rambut, wama kulit me- rupakan aspek yang paling mudah dithat pada kulit manusia. Dikenal pembagian wama kulit me- rnurut Fitzpatrick berdasarkan pada kemampuan kulit untuk berpigmentasi (tanning) dan kemung- kinan terbakar (sunbum) pasca pajanan sinar uttaviolet (Tabel 1.1). Terdapat pula variasi regional pigmentasi kult berdasarkan lokasi tubuh. Tabel 1.1. Tipe kulit menurut Fitzpatrick Description Type! Always burns, never tans Type Il Usually burns, tans with difficulty Type Ill Sometimes mild bums, tans gradually to light brown Type IV Rarely bums, tans easily to moderate brown Type V_ Never bums, tans very easily, deeply pigmented Kult (dan adneksa) menjalankan berbagal tugas dalam memelihara kesehatan manusia secara utuh yang meliputi fungsi Dipindai dengan CamScanner (1) pertindungan fisik (tethadap gaya mekanik, sinar ultraviolet, bahan kina), (2) pertindungan imunologik, (8) ekskres!, (@)_pengindera, (8) pengaturan suhu tubuh, (6) pembentukan vitamin D, ()_kosmetis Fungslfungs! tersobut lebin mudah dlpaham! dengan meninjau struktur mikroskopik Kult yang terbagi menjadi 3 lapisan: epidermis, dermis dan subkutis. Dalam merjalankan berbagai fungs! i atas, ketiga lapisan tersebut bertindak sebagai satu ke- satuan yang saling terkait satu dengan yang lain. ‘Sebagai contoh, periindungan imunologik terhadap infeksi dikerjakan bersama oleh Keratinosit dan sel ppenyali antigen di epidermis yang berkomunikasi dengan limfosit yang beredar di sekitar pembuluh darah dermis. 1 Epidermis Lapisan epidermis adalah lapisan Kult dinamis, senantiasa beregenerasi, berespons tehadap rangsangan di luar maupun dalam tubuh manusia. Tebalnya bervariasi antara 0,4- 1,5 mm. Penyusun terbesar epidermis adatah keratinosit. Terselip di antara keratinosit adalah sel Langerhans dan melanosit, dan kadang-kadang juga sel Merkel dan limfost. Keratinosit tersusun dalam beberapa lapisan, Lapisan paling bawah disebut stratum basalis, di atasnya berturutturut adalah stratum spinosum dan stratum granulosum, Ketiga lapisan epidermis ini dikenal sebagai stratum Malpighi. Lapisan ter- atas adalah stratum komeum yang tersusun oleh keratinosit yang telah mati (komeosit). ‘Susunan epidermis yang berlapis-lapi ‘menggambarkan proses diferensiasi (keratinisasi yang dinamis, yang tidak lain berfungsi menyedia- kan sawar kult pelindung tubuh dari ancaman di permukaan. a. Stratum basalis Keratinosit stratum basalis berbentuk toraks, berjajar di atas lapisan struktural yang disebut basal membrane zone (BMZ). Keralinosit basal berdiri kokoh di atas BMZ karena protein struktural yang ‘memaku’ membran sitoplasma keratinosit pada BMZ yang disebut hemidesmosom, rerdepat berbagaljenis hemidesmosom,y, porting ‘iantaranya adalah BPAg dan iho Gangguan pada struktur hemidesmosom akan monyababkan kul tidak dapat menahan um, trokanik, Pada ponyakit pomfigoid bulosa mgs, riya, reaks| autolmun yang menghancujan BPAg akan menyebabkan timbuinya cela, gubopldermal yang terletak antara Keratngy, basal dan BMZ. ‘Terdapat tiga subpopulasi keratinosit stratum basalis, yaitu: 4. sel punca (stem cells), 2. transient amplifying colls (TAC), 3, sel pascamitosis (post-mitotic cals) Sel punca lambat membelah dit, biasany ‘aktif saat terjadi kerusakan Iuas epidermis yang membutunkan regenerasi cepat. TAC, sesug dengan namanya, aktif bermitosis dan merupakan subpopulasi terbesar stratum basalis. Sel-sel ini tidak lama tinggal di stratum basalis; setelah beberapa kali membelah diti (pascamitosis) dan berkomitmen untuk berdiferensiasi, mereka berpindah ke lapisan di atas stratum basalis (suprabasal). Keratinosit memilikistruktur_intrasitoplasma yang disebut keratin intermediate filament (KIF). Terdapat berbagai macam jenis keratin dengan keasaman dan berat molekul yang berbeda. Dua macam keratin akan berpasangan dan terpiin dalam ikatan a-heliks yang kokoh, dan berfungsi sebagai sitoskeleton (cyto-skeleton). DNA kere tinosit basal menyandi protein keratin 5 dan 14, sedangkan keratinosit di stratum spinosum me- nyandi protein K1/K10. Sitoskeleton memberi kekuatan pada kerat- osit untuk menahan gaya mekanik pada kult Pada genodermatosis (kelainan kulit akibat anggu- ‘an genetik) tertentu, misalnya epidermolisis bulosa simpleks (EBS), terjadi mutasi DNA sedemikian Tupa sehingga KIF tidak terbentuk atau tidak dapat ‘memibentuk ikatan a-heliks yang sempuma. Akibat nya, kulit bayi penyandang EBS sangat rentan dengan gesekan sehingga mudah terjadi lepuh Saat bayi belajar bergerak. Kelak, saat keratinast mati dan mencapai stratum komeum, KIF akan Mengalami penataan ulang guna membentuk ‘sawar kul, Sitoplasma keratinosit banyak mengandung melanin, pigmen wama yang tersimpan dalam melanosom. Melanosit mensintesis melanin dan Dipindai dengan CamScanner mendistrbusikennya pada sekltar 36 keratinoslt di stratum basalis. Molanin yang tersebar dalam eratinosit memberikan wama socara kesoluruhan pada Kult sesorang. Melanin dapat menyorap sinat ultraviolet yang berbahaya bag! DNA. Tidak mengherankan wama kullt umat manusta_me- ‘nunjukkan varias! geografis; populas! asli pada ondisi alam dengan intensitas sinar ultraviolet tinggi memitki wama Kult yang lebih gelap. Ke- ganasan kul terkait sinar mataharl lebih banyak djumpai pada orang Kaukasia yang tinggal di Australia, Selain merusak DNA, sinar ultraviolet juga mampu mempercepat penuaan dan timbulnya kerutan. Sedikitironis, ini banyak orang berlomba- Jomba menghilangkan pigmen alami mereka demi obsesi akan kecantikan. ‘Sel Merkel berfungsi sebagai reseptor mekanik (mechanoreceptors), terutama berlokasi pada Kult dengan sensitvitas raba yang tinggi, termasuk Kult yang berambut maupun glabrosa (bibir dan jar. b. Stratum spinosum Keratinosit stratum spinosum memilki bentuk poligonal, berukuran lebih besar daripada kerati- nosit stratum basale. Pada pemeriksaan mikros- kopik teriiat struktur mirip taji (spina) pada per- mukaan keratinosit yang sebenamya merupakan penyambung antar keratinosit yang disebut desmo- som. Desmosom terdii dari berbagai protein struktural, misainya desmoglein dan desmokolin ‘Struktur ini memberi kekuatan pada epidermis untuk menahan trauma fisis di permukaan kulit. Pada beberapa penyakit autoimun, misalnya pemfigus, terjadi gangguan terhadap pembentuk- ‘an desmoglein sehingga keratinosit tidak lagi ter- fhubung satu dengan yang lain (akantolsis). Pada epidermis terbentuk celah yang berisi keratinosit yang terlepas dari kesatuannya, yang disebut sel akantolitk. Celah tersebut secara Kiinis akan tampak sebagai vesikel atau bula. Ekspresi KIF pada lapisan ini berubah menjadi K(eratin)1/K10; pada keadaan hiperproliferasi, misalnya psoriasis, ekpresinya berubah menjadi K6/K16, Keratinosit stratum spinosum mulai_ mem- bentuk struktur khusus yang disebut lamellar granules (LG) yang dapat diihat menggunakan mikroskop elektron, Struktur ini terdiri dari berbagal protein dan lipid, misalnya glkoprotein, glikolipid, fosfolipid, dan yang terpenting glukosilseramid Yang merupakan cikal bakal seramid, yang kelak ‘akan berperan dalam pembentukan sawar lipid 5 Pada stratum komeum. Sawar lipid akan bersinergi dongan sawar struktural yang terbentuk oleh KIF pada lapisan stratum komeum. Pada etratum spinosum dan granulosur ter- dapat sel Langorhans (SL), sel dendrite yang merupakan eel penyajl antigen. Antigen yang me- nerobos sawar kulit akan difagosit dan diproses oloh SL, untuk kemudian dibawa dan disajikan kepada limfosit untuk dikenali. Dengan demikian, ‘SL berperan penting dalam pertahanan imunologik manusia. Keratinosit senditi hingga derajat tertents juga mampu membangkitkan respons imunologik dengan cara melepaskan sitokin proinflamasi, jka terjadi jejas yang mengancam. ¢. Stratum granulosum Keratinosit stratum granulosum mengandung keratohyaline granules (KG) yang terihat pada pemeriksaan mikroskopik biasa. KG mengandung profilagrin dan loricrin yang penting dalam pem- bentukan comified cell envelope (CCE). Secara sederhana, keratinosit di stratum granulosum me- mulai program kematiannya sendii (apoptosis), sehingga kehilangan inti dan organel sel penunjang hidupnya. Profilagrin akan dipecah menjadi filagrin yang akan bergabung dengan KIF menjadi makro- filamen. Beberapa molekul filagin kelak akan di- pecah menjadi molekul asam urokanat yang mem- berikan kelembaban stratum komeum dan me- nyaring sinar ultraviolet. Loricrin akan bergabung dengan protein-protein struktural desmosom, dan berikatan dengan membran plasma keralinosit. Proses-proses tersebut menghasilkan CCE yang akan menjadi bagian dari sawar kulit di stratum komeum. ‘Waktu yang diperlukan bagi keratinosit basal untuk mencapai stratum komeum kira-kira 14 hari, dan dapat lebih singkat pada keadaan hiperprol- ferasi misalnya psoriasis dan dermatitis kronik. d. Stratum korneum CCE yang mulai dibentuk pada stratum komeum akan mengalami penataan bersama dengan lipid yang dihasikan oleh LG. Susunan kedua komponen sawar kul tersebut sering dikiaskan sebagai brick-and-mortar, CCE menjadi balu bata yang diiputi oleh lipid sebagai semen di sekitamya. Matriks lipid ekstraselular ampuh me- nahan kehilangan air dan juga mengatur permea- biltas, deskuamasl, aktivitas peptida antimikroba, ‘eksklusi toksin dan penyerapan kimia secara Dipindai dengan CamScanner 6 ‘selektif. Komeosit lebih berperan dalam membert Penguatan tethadap trauma mekanis, produks! sitokin yang memulal proses peradangan sorta perlindungan terhadap sinar ultraviolet. Waktu yang Gipertukan bagi komeosit untuk melopaskan dir! (Shedding) dat epidermis kra-kira 14 har. M. Dermis Dermis merupakan jaringan di bawah epidermis yang juga memberi ketahanan pada ult, termoregulasi, perlindungan imunologik, dan ‘ekskresi, Fungsifungsi tersebut mampu dilaksana- kan dengan baik Karena berbagai elemen yang berada pada dermis, yakni struktur fibrosa dan filamentosa, ground substance, dan selular yang terdin atas endote, fibroblas, sel radang, kelenjar, folkel rambut dan saraf. Serabut kolagen (collagen bundles) mem- bentuk sebagian besar dermis, bersama-sama serabut elastk memberikan kulit kekuatan dan elastisitasnya. Keduanya tertanam dalam matriks yang disebut ground substance yang terbentuk dari proteoglians (PG) dan glkosaminoglikans (GAG). PG dan GAG dapat menyerap dan mempertahan- kan air dalam jumlah besar sehingga berperan dalam pengaturan cairan dalam kult dan memper- tahankan growth factors dalam jumlah besar. Fibroblas, makrofag dan sel mast rutin di- temukan pada dermis. Fibroblas adalah sel yang memproduksi protein matrks jaringan ikat dan sserabut Kolagen serta elastik di dermis. Makrofag ‘merupakan salah satu elemen pertahanan imuno- logik pada kult yang mampu ber-tindak sebagai fagosit, sel penyali antigen, maupun mikrobisidal dan tumorisidal. ML Subkutis Subkutis yang terdiri atas jaringan lemak ‘mampu mempertahankan suhu tubuh, dan merupa- kan cadangan energi, juga menyediakan bantalan yang meredam trauma melalui permukaan kui Deposisi lemiak menyebabkan terbentuknya lekuk tubuh yang memberikan efek kosmetis. Selsel lemak terbagt-bagi dalam lobus, satu sama lain dipisahkan oleh septa. ADNEKSA KULIT ‘Yang tergolong adneksa kuiit adalah rambut, kelenjar ekrin dan apoktin, serta kuku. Folie! rambut sering disebut sebagai unit pilosebasea karena terdiri atas bagian rambut dan kelenjar sebasea yang bermuara ke bagian folkel rambut yang disebut ismus. Rambut yang tebal dan ber- men disebut rambut terminal, misalnya ra a kepala dan Janggut. Rambut yang ny penjangnya kurang dari 1 cm dan tidak berigmes disebut velus, terdapat pada sebagian besar pa. rmukaan kult kecuali Kult glabrosa. Unit pigs, basoa pada aksia dan inguinal mengandy, kelenjar apokrin, dan pada dada, alas, dan vajah memilikikelenjar sebasea yang besar Rambut tumbuh mengikuti siklus 3 fase anager (pertumbuhan), katagen (involusi) ‘dan (stirahat). Panjang masing-masing fase paada lokasi kult yang berbeda. Pada kul kepaia fase anagen berlangsung kira-kira selama 3 tahun fase katagen 3 minggu dan fase telogen 3 buian’ Pada suatu waktu pada kulit kepala 85% berada pada fase anagen, sekitar 10% berada pada fase telogen dan sisanya pada tahap katagen, Maka, pada keadaan normal dapat ditemukan rambut yang rontok. Kelenjar ekrin berada pada epidermis dan dermis. Bagian di epidermis disebut akrosiringium, Bagian sekretorik kelenjar ekrin terletak di dermis dalam, dekat perbatasan dengan subkutis. Kelenjar ini tersebar di seluruh permukaan Kult Kecual daerah ujung penis, Klitoris dan bibir. Kepadatan pada berbagai lokasi tubuh berbeda-beda. Fungsi utama kelenjar ekrin adalah (1) mengatur penglepasan panas, (2). eksresi air dan elektro, (3) mempertahankan keasaman —_permukaan kulit sehingga mencegah kolonisasi kuman Patogen. Kelenjar apokrin baru aktif saat pubertas; sekret yang dihasikannya akan diurai oleh kuman se- hingga keluarlah bau. Fungsi kelenjar apokrin pada ‘manusia tidak jelas tetapi mungkin sekret kelenjar ini mengandung semacam feromon. DAFTAR PUSTAKA 1. Chu DH. Development and structure ofthe skin. Wolf k, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Pallet AS, Leffel DJ, editor. Ftzpatick's Dermatology in General Medicine. 8 ed. New York: McGrav-i 2012. p 58-74 2. McGrath JA, Ultto J. Anatomy and organization of human skin, In: Bums 7, Breathnach S, Cox N, Grifths C, editor. Rook's Textbook of Dermatology. 8" ed. Oxford: Blackwell Publishing Ltd; 2010. p 3.1-52. 3. Wasitaatmadia SM, Faal kuit. Dalam: Djuanda A Hamzah M, Aisah S, editor. imu Penyakit Kult dan Kelamin. Edisi ke-6, Jakarta: Balai Penerbit FKUL 2010.78, Dipindai dengan CamScanner Gambar 1-1. Penampang Anatomi Kulit dan Apendiks A.Epidermis : 1. stratum korneum 2. stratum lusidum 3. stratum granulosum 4, stratum spinosum 5. stratum basale B. Dermis —:_ 6. pars papile 7. pars retikulara 8. melanosit 9, badan Meissner 10. sel Langerhans 11. glandula sebasea 42, rambut 13, muskulus arektor pil 14, badan Pacini . Subkutis . Unit kelenjar apokrin Unit kelenjar ekrin Vaskularisasi dermal : - pleksus superfisialis ~ pleksus profunda mmoo Dipindai dengan CamScanner ANATOMI ALAT KELAMIN Oleh Sjaiful Fahmi Daili PENDAHULUAN Sebelum membicarakan Infeksi Menular ‘Seksual (IMS), yang akan dibicarakan di bab Ill, kiranya pertu terlebin dahulu kita mengenal anatomi alat kelamin, Karena gejala beberapa penyakit ter- sebut erat sekali hubungannya dengan susunan anatomi alat ketamin. Alat kelamin dibagi atas 2 jenis: 4. Alatkelamin laki-taki (Gambar 2-1 & 2-2) 2. Alat kelamin perempuan (Gambar 2:3, 2-4 & 25) ALAT KELAMIN LAKI-LAKI Uretra Uretra adalah organ berbentuk pipa yang terdapat antara ostium uretra intemum dan ostium uretra ekstemum. Panjangnya + 20 om dan me- nyerupai huruf S terbalik horizontal, dari vesika urinaria ke simfisis pubis melengkung dengan cekungan ke depan atas, sedangkan bagian se- lanjutnya melengkung dengan cekungan meng- hadap ke bawah belakang. Pada uretra dapat dibedakan: ~ Pars prostatika - Pars membranasea - Pars spongiosa > uretra anterior } uretra posterior Uretra pars prostatika Bagian ini terletak dalam glandula prostata, antara ostium uretra intemum dan fasia diagfragma urogenitale superior, panjangnya + 3 cm dan me- rupakan bagian uretra terlebar dengan daya dilatasi terbesar. Uretra dilapisi oleh epitel transisional. Pada dinding dorsal dapat dilihat: ~ verumontanum: rigi memanjang di garis tengah - sinus prostatikus: muara saluran glandula prostata - kolikulus seminalis dan duktus eyakulatorius Uretra pars membranasea ‘Merupakan bagian uretra terpendek (t 1,2cm), mulaidari ujung prostat sampai umbi zakar dan juga diapisi epitel transisional. Kecuali di ostium uretra fekstemum, bagian ini merupakan bagian uretra tersempit. Di sebelah dorsolateral, masing-masing sebelah kanan dan Kiri, terletak glandula bubs uretralis Cowper. Pars membranasea ini dlingkar tot lingkar m.sfingter uretra eksternum, Uretra pars spongiosa Merupakan bagian uretra terpanjang ( 15 cm) dari fasia diagfragma urogenitale inferior sampai ostium uretra eksterum. Dilapisi epitel torak, Kecual 412mm terakhir(fosa navikularis) yang diapisi epitel ‘gepeng berlapis. Potongan melintangnya 0,5 om melebar di fosa navikularis, Kemudian menyempit Kembali di orifisium uretra ekstemum. Di dinding atas dan sisi terdapat muara kelenjar-kelenjar uretra (Littre) yang mengarah ke ventral. Penis i dalam zakar (penis) terdapat badan pe- ngembung (erektil), yaitu: 1. Korpus spongiosum penis yang meliputi uretra 2. Korpus kavemosum penis, di sebelah dorso- ateral kanan dan kiri korpus spongiosum penis. 1, Kospus spongiosum penis __ Badan pengembung ini melebar di kedua ujungnya dengan membentuk umbi zakar (bulbus Penis) di akar penis dan di ujung proksimainya, yakni kepala zakar (glans penis). Glans penis diiput ‘oleh kulup (preputium) yang di sebelah ventral berhubungan dengan glans melalui frenulum Prepusium, Di kedua sisi glans metalui frenulum inl bermuara saluran kelenjar sebasea, yaitu glandula ‘Tyson yang menghasilkan smegma, Dipindai dengan CamScanner Gambar 2-1. Dasar uretra laki-aki a. duktus deferens b. vesikula seminalis cc. duktus eyakulatorius d. uretra pars prostatika e. testis f. glandula bulbouretralis g. umuara glandula bulbouretralis h. glanduta uretralis (Littré) i. fosa navikularis j. ostium uretre eksternum k. uretra pars kavermosa |. bulbus uretre msflingter uretre eksternus 1. uretra pars membranasea ©. epididimis p. verumontanum q. asinus-asinus prostat +. vesika urinaria Dipindai dengan CamScanner 10 Gambar 2-2. Potongan sagital melalui saluran kemih kelamin laki-laki a. vesika urinaria b. simfisis pubis «lig. suspensorium penis 4d. uretra pars prostatika e. diafragma urogenitalis, f. korpus kavernosum penis ) 9. uretra pars kavernosa fh. kaput epididimis i. kauda epididimis j. fosa navikularis k. ostium uretre eksternum |. duktus deferens m. vesikula seminalis 1. ampula duktus defentis ©. duktus eyakulatorius p. rektum 4. m. sfingter uretre ekst/ uuretra pars membranasea ~ glandula bulbo uretralis bulbus penis . bulbus uretra U. korpus spongiosum uretre v. testis w. glandula prepusialis Dipindai dengan CamScanner Duktus parauretralis berupa pipa buntu yang teratursejajar dengan baglan terakh urotra Yan bermuara di sekitar bibir orffisium urotro fxstemum. Glans penis dan permukaan dalam preputium dliapis! epitel gepeng. 2. Kospus kavernosum penis Kedua korpus kavernosum penis di akar penis berpencar masing-masing membentuk krus penis yang memperoleh fiksas! pada ramus Inferior os pubis dan ramus superior os iski. Prostat Berukuran 4x4 cm, terletak di bawah kandung kencing, di atas diagfragma urogenitale dan me- tipi bagian pertama uretra. Terdiri atas 2 lobus lateral dan 1 lobus medial, salurannya dilapisi oleh epitel torak dan bermuara pada uretra pars prostatika. Ps Vesikula seminalis Kedua vesikula seminalis merupakan alat yang gepeng, lonjong, dan panjang + 5 cm. Struktur dalamnya berupa tabung yang berkelok-kelok. Saluran kedua vesikula seminalis masing-masing bersatu dengan bagian terakhir duktus deferens yang homolateral untuk membentuk duktus eyakulatorius. Duktus deferens Merupakan pipa penghubung yang terentang antara kutub bawah epididimis dan alas prostata dikedua sisi tubuh. Bagian pertama berjalan naik di dorsal epididimis, kemudian ikut membentuk funikulus spermatikus. Bagian terakhimya melebar menjadi ampula duktus deferentis, kemudian menyempit dan bersatu dengan saluran vesikula seminalis menjadi duktus eyakulatorius. Testis dan epididimis Kedua alat terbungkus dalam kantung buah Zakar (skrotum). Anak buah zakar (epididimis) melekat pada permukaan posterolateral buah Zakar testis. Dari rete testis dilepaskan + 20 Pipa, yaitu duktus eferentis yang membentuk kutub atas epididimis, lalu bersatu menjadi satu Saluran yang beriiku-liku dan membentuk kaput dan kauda epididimis. i ALAT KELAMIN PEREMPUAN ‘lat kelamin perempuan dan laki-laki mem- punyal asal yang sama, namun pada perkem- bangan selanjutnya terjadi beberapa perbedaan. Mons venoris dan lablum pudendi Kedua bibir kemaluan besar (labium mayus pudendi) masing-masing berasal dari benjolan genital kanan dan kiri, yang pada laki-laki meng- hasilkan kantung buah zakar. Persatuan kedua benjolan genital di sebelah ventrokranial kemudian diubah menjadi bukit kemaluan (mons pubis atau mons veneris). Kedua bibir kemaluan kecil (labium minus pudendi) berasal dari lipat-ipat Urogenital kanan dan kiri yang pada perempuan tidak bersatu di garis tengah. Dalam mons veneris terdapat jaringan lemak subkutis. Kedua labium mayus berupa lipat yang tebal mulai dari mons veneris ke belakang bawah untuk bersatu pada komisura posterior 2,5 cm, ventral terhadap anus. Dalam labium mayus terdapat jaringan lemak berbentuk kumparan. Kedua tabium minus ini di ventral bertemu membentuk kulup kelentit (preputium Kltorides) dan di dorsal bersatu dalam komisura posterior (fourchette). Klitoris (kelentit) Merupakan homolog bagian dorsal penis dan berasal dari tuberkulum genitale yang tidak berkembang seperti halnya pada laki-laki, Alat ini berisi 2 badan pengembung yang bersatu pada glans klitorides. Vestibulum pudendi (serambi kemaluan) Vestibulum pudendi adalah ruangan yang dibatasi oleh kedua bibir kemaluan kecil (labia minora). Pada ruangan ini bermuara orifisium uretra ekstemum, saluran kelenjar Bartholin (glandula vestibularis mayor), dan ostium vagine. Di kedua sisi vestibulum terdapat badan pengembung yang dikenal sebagai bulbus vestibull. Di ujung inferior bulbus vestibuli sebelah kanan dan kiri terdapat glandula vestibularis mayor (Bartholin) yang dianggap homolog glandula bulbouretralis (Cowper) pada lakilaki. Saluran _kelenjar Bartholin bermuara di permukaan dalam labium minus pada perbatasan antara 2/3 bagian depan dan 1/3 bagian belakang. Dipindai dengan CamScanner Gambar 2-3. Potongan sagital melalui panggul perempuan a. simfisis pubis 9. rektum b. vesika urinaria h. forniks posterior «. tuba uterina i. forniks anterior 4d. ovarium i. vagina e. uterus k. uretra f. serviks uteri |. labium minus m.labium mayus. Dipindai dengan CamScanner 13 Gambar 2-4. Uterus dan adneksa a. korpus uteri lig. ovarii propium c. tuba uterina d. fimbria tuba uterina e. infundibulum f. fibria ovarika g. ovarium hi lig. fatum uteri i. ostium uteri eksternum j. vagina k. kanalis servisis i. ostium uteri internum Dipindai dengan CamScanner 14 Gambar 2-5. Vulva a. Kltoris e. himen b. vestibulum vagine f. anus ©. ostium uretre ekstemum . frenulum labiorum pudendi d. ostium vagine hi. labium minus i. labium mayus Dipindai dengan CamScanner Gambar 2-6. Kelenjar getah bening panggul dan lipat paha a. kgb. aortisi 2. traktus vertikalis b. kgb. iliasi komunis 9. ureter . kgb. inter i h. al iliaka komunis d. kgb. ilias i i. kgb. anorektalis, @. kgb. iliasi eksterni j. kgb. iliaka eksterna f. kgb. inguinalis superfisialis, k. ligamentum inguinale 1. traktus horizontalis IL kgb. inguinalis profundi Dipindai dengan CamScanner 16 Himen (selaput dara) Merupakan —tipatah—mukosa tembatasi ostium vagine pada gadis. yang Uretra Panjang uretra perempuan hanya 3 om, dengan epitel transisional di baglan proksiial dan epitel bertapis di bagian distal. Kelenjar ‘Skene terletak di sebolah kanan dan kil latoral dati orifisiuny uretra eksternum, Saluran dllapis! epitel torak dan bermuara di vestibulum vagine atau ovfisium uretra eksternum, Vagina Vagina adalah saluran penghubung antara vestibulum pudendi dan sorviks uterl. Panjang dinding depan 9 cm dan dinding bolakang 14 ‘om, terditi atas epitel gopong berlapls yang mengandung banyak glikogen. Uterus (rahim) Terdiri atas leher (serviks) dan badan (korpus) uteri. Korpus uteri terdiri atas 3 lapisan: ‘endometrium miometrium = perimetrium Di dalam korpus uteri terdapat sebuah rongga berukuran 5x8 cm disebut rongga rahim (kavum uteri). Bagian atas korpus uteri disebut fundus uteri dan di sudut lateral fundus uteri bermuara saluran telur (tuba uterina) ke dalam kavum uteri. Tuba uterina dan ovarium Tuba uterina terletak melintang di sisi kanan dan kiri rahim, ukuran panjang + 12 cm, terdii atas pars uteri, ismus, ampula dan fimbrie. Tuba uterina dilapisi epitel torak berambut getar. Ovarium berbentuk oval dan melekat pada permukaan dorsal ligamentum fatum uteri ‘SISTEM PEMBULUH GETAH BENING DAN KELENJAR GETAH BENING ALAT KELAMIN Kelenjar getah bening alat kelamin dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar (Gambar 2-6): 1. 1 horizontals Kelenja-Kelenar Inguing er dan kolonjar-Kelonjar Inguinal dalam rofundus) Kesoarkoerat getah bening dalam pay dan sepanjang aorta abdominals, morupakan Kelonjar-kelenjar regional taj flatalat roprodukel. Nama kelonjar-belejar forsebut disosuaikan dengan nama pemtulyh darah yang diinginya atau sesuai nama alat yang terdapat berdekatan dengan, olonjar-kolonjar borsangkutan. ‘Anyaman pembuluh getah bening dana ditampung oleh kare kari inguinal supertisial medial, kadang-kadang ditampung oleh kelenjar-kelenjar aka ekstema. Anyarran pembuluh getah bening dalam ditampung oleh kelenjar-kelenjar inguinal dalam medial, Skrotum Pembuluh getah bening skrotum ditampung ‘oleh kelenjar-kelenjar inguinal superfsial medial. Uretra Getah bening dari uretra pars spongiosa ditampung oleh kelenjar-kelenjar inguinal superfisial medial, kelenjar-kelenjar inguinal dalam, dan kadang-kadang oleh kelenjar- kelenjar iliaka ekstema. Sedangkan getah bening dari uretra pars prostatika dan mem- branasea disalurkan ke kelenjar-kelenjar vesikel lateral dan selanjutnya ke kelenjar- kelenjar iliaka intema. Prostata, vesikula-seminalis Getah bening dari prostata dan vesikula- ‘serinaliscitampung oleh kelenjar sakral,jiaka ‘ekstema, iliaka intema, dan anorektal. Testis dan epididimis Getah bening dari testis dan epid ditampung oleh kelenjar iliaka ekstera. Pada Perempuan Labium mayus. Getan bening dari labium mayus dtampung ys leh kelonjar inguinal supertisial medial Ing-kadang oleh kelenjar iiaka ekstema. Dipindai dengan CamScanner Lablum minus pung oleh kelenjar-kelenjar inguinal super. Feral medial, inguinal dalam, dan illaka okstomna, Kelonjar Barthotin prampung oleh Kelenjarckelenjar —vesikal anterior. ators ‘Anyaman pembuluh gotah boning dangkal de tampung oleh kelenjar-kelonjar inguinal suporfisal medial dan kelenjar-kelenjar inguinal dalam ‘medial. Anyaman pembuluh getah bening dalam skampung oleh kelenjar-kelenjar iiaka okstorna, Uretra Getah bering uretra ditampung oleh kelenjar- kelonjar inguinal ‘superfisial medial, kelenjar- telerjar inguinal dalam, interiliaka, dan gluteal inti. Ovarium Ditampung oleh kelenjar-kelenjar sepanjang aorta abdominalis. 17 Uterus Fundus utetl: sama sepert! ovarium Korpus utert: ke kolonjar-kelenjar sepanjang aorta, kolonjarkelenjar Inguinal suporfisial, dan inter- akal, Sorviks utotl: ke Kolonjar-kalonjar iliaka dan kolonjar-kolonjar kopanjang aorta, Vagina Baglan kranial: boranastomosts dengan serviks tor! lalu ke Kolonjar taka eksterna dan interiiaka. Bagian kaudal: ke kolonjar-kelonjar interiiakal Qluteal inferior dan beberapa kelenjar inguinal suporfisial, Bagian dors: ko kelonjar anorektal. DAFTAR PUSTAKA 4. King A, Nicol C. Venereal diseases. 9° ed. London ‘The English Language Book Society and Bailtere Tindal; 2008. p 167-77. 2. Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas of Human ‘Anatomy. 15 ed. London : Urban & Fischer ; 2013. Dipindai dengan CamScanner

You might also like