Professional Documents
Culture Documents
Bab 4 Mra
Bab 4 Mra
Maximu
N Minimum m Mean Std. Deviation
DER 295 -6.9299 786.9311 4.680168 46.2003787
UP 295 21.6843 32.4730 28.571959 1.8488942
CR 295 .0146 208.4446 3.085093 12.5978822
KI 295 .0000 .9971 .660574 .2633818
ROA 295 -1.0498 1.0862 .017042 .1117768
Valid N 295
(listwise)
Sumber: Output SPSS Versi 25, 2022
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa struktur modal memiliki nilai minimum
sebesar -6,9299 yang dimiliki oleh PT SLJ Global, Tbk. (SULI) pada tahun 2016. Nilai
maksimum sebesar 786,9311 dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry, Tbk. (ALMI)
pada tahun 2019. Nilai rata-rata keseluruhan struktur modal pada tahun 2016 sampai 2020 pada
perusahaan sektor barang baku sebesar 4,6801. Nilai standar deviasi struktur modal pada tahun
2016 sampai 2020 pada perusahaan sektor barang baku sebesar 46,2003.
Ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 21,6843 yang dimiliki oleh PT Wilton
Makmur Indonesia, Tbk. (SQMI) pada tahun 2018. Nilai maksimum sebesar 32,4730 dimiliki
oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. (INKP) pada tahun 2018. Nilai rata-rata keseluruhan
ukuran perusahaan pada tahun 2016 sampai 2020 pada perusahaan sektor barang baku sebesar
28,5719. Nilai standar deviasi ukuran perusahaan pada tahun 2016 sampai 2020 pada perusahaan
sektor barang baku sebesar 1,8488.
Likuiditas memiliki nilai minimum sebesar 0,0146 yang dimiliki oleh PT Bumi Resources
Minerals, Tbk. (BRMS) pada tahun 2016. Nilai maksimum sebesar 208,4446 dimiliki oleh Duta
Pertiwi Nusantara, Tbk. (DPNS) pada tahun 2020. Nilai rata-rata keseluruhan likuiditas pada
tahun 2016 sampai 2020 pada perusahaan sektor barang baku sebesar 3,0850. Nilai standar
deviasi likuiditas pada tahun 2016 sampai 2020 pada perusahaan sektor barang baku sebesar
12,5978.
Kepemilikan institusional memiliki nilai minimum sebesar 0,000 yang dimiliki oleh PT
Intanwijaya Internasional, Tbk. (INCI) pada tahun 2016 sampai 2020. Nilai maksimum sebesar
0,9971 dimiliki oleh PT Fajar Surya Wisesa, Tbk. (FASW) pada tahun 2019 dan 2020. Nilai
rata-rata keseluruhan kepemilikan institsional pada tahun 2016 sampai 2020 pada perusahaan
sektor barang baku sebesar 0,6605. Nilai standar deviasi kepemilikan institusional pada tahun
2016 sampai 2020 pada perusahaan sektor barang baku sebesar 0,2633.
Kinerja keuangan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -1,0498 yang dimiliki oleh
PT Tirta Mahakam Resources, Tbk. (TIRT) pada tahun 2020. Nilai maksimum sebesar 1,0862
dimiliki oleh PT Wilton Makmur Indonesia, Tbk. (SQMI) pada tahun 2016. Nilai rata-rata
keseluruhan kinerja keuangan perusahaaan pada tahun 2016 sampai 2020 pada perusahaan sektor
barang baku sebesar 0,0170. Nilai standar deviasi pada tahun 2016 sampai 2020 pada perusahaan
sektor barang baku sebesar 0,1117.
Unstandardized Residual
N 295
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. .11089519
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .200
Positive .189
Negative -.200
Test Statistic .200
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output SPSS Versi 25, 2022
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil pengujian normalitas pada metode one
sample kolmogorov smirnov test memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa data berdistribusi tidak normal. Untuk membuat data dapat berdistribusi normal
maka diperlukan suatu outlier atau eliminasi pada data tersebut eliminasi yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan eliminasi boxplot. Berikut ini disajikan Tabel 4.3 yang merupakan
uji normalitas setelah eliminasi:
Tabel 4.3
Uji Normalitas Setelah Eliminasi
Unstandardized Residual
N 210
Normal Parametersa,b Mean .0025905
Std. .02775737
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .054
Positive .034
Negative -.054
Test Statistic .054
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS Versi 25, 2022
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil pengujian normalitas one sample
kolmogorov smirnov test memiliki nilai signifikansi sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05.Hal ini
dikarenakan bahwa data awal sebanyak 295 data dikurangi dengan 85 data sehingga data yang
dipakai menjadi 210 data. Maka dari itu, hasil pengujian ini menunjukkan bahwa data telah
berdistribusi normal. Berikut ini disajikan Gamabr 4.1 yang meruipakan sebuah histogram
normalitas:
Gambar 4.1
Histogram
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil grafik histogram normalitas ini
menunjukkan gambaran grafik yang mencondong sehingga tidak membentuk suatu pola tertentu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa data telah berdistribusi normal.Berikut ini disajikan Gambar 4.2
yang merupaka Grafik P – P Plots:
Gambar 4.2
Grafik P – P Plots
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant
)
Lag_DER .977 1.024
Lag_UP .898 1.113
Lag_CR .863 1.159
Lag_KI .972 1.029
a. Dependent Variable: Lag_ROA
Sumber: Output SPSS Versi 25, 2022
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai struktur modal memiliki nilai tolerance
sebesar 0,977 dan, VIF sebesar 1,024; ukuran perusahaan memiliki nilai tolerance sebesar 0,898
dan, VIF sebesar 1,113; likuiditas memiliki nilai tolerance sebesar 0,863 dan, VIF sebesar 1,159;
kepemlikan institusional memiliki nilai tolerance sebesar 0,972 dan, VIF sebesar 1,029. Hasil
pengujian ini menunjukkan bahwa keempat variabel bebas tidak terjadi permasalahan pada
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian ini
menggunakan metode uji glejser. Apabila nilai signifikansi lebih daru 0,05 maka tidak terjadi
permasalahan pada heteroskedasitisitas dan sebaliknya apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05
maka terjadi permasalahan heteroskedastisitas. Berikut ini disajikan Tabel 4.5 yang merupakan
hasil uji heteroskedastisitas:
Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa struktur modal memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,184; ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,294; likuiditas memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,672; kepemilikan institusional memiliki nilai signifikan sebesar
0,076. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi permasalahan pada
heteroskedastisitas. Berikut ini disajikan Gambar 4.3 yang merupakan suatu grafik scatterplot
heteroskedastisitas:
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kesalahan
penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji
autokorelasi yaitu Apabila nilai DU < DW < (4 – DU) maka tidak terjadi permasalahan pada
autokorelasi. Berikut disajikan Tabel 4.6 yang merupakan uji autokorelasi:
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Berikut disajikan Tabel 4.7 yang merupakan analisis persamaan regresi linier berganda:
Tabel 4.7
Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil analisis persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
a. Konstanta menunjukkan angka sebesar -0,073 dan apabila variabel struktur modal, ukuran
perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan institusional bernilai nol maka kinerja keuangan
perusahaan sebesar 0,073.
b. Struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio memiliki nilai berlawanan arah
sebesar-0,002, maka setiap kenaikan struktur modal sebesar satu satuan maka nilai kinerja
keuangan perusahaan akan menurun sebanyak 0,002. Dengan asumsi variable ukuran
perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
c. Koefisien regresi ukuran perusahaan memiliki nilai searah sebesar 0,005. Setiap kenaikan
ukuran perusahaan sebesar satu satuan maka menaikkan nilai kinerja keuangan perusahaan
sebesar 0,005. Dengan asumsi variabel likuiditas, dan kepemilikan institusional berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
d. Koefisien regresi likuiditas memiliki nilai searah sebesar 0,010. Setiap kenaikan nilai
likuiditas sebesar satu satuan maka menaikkan nilai kinerja keuangan perusahaan sebesar
0,010. Dengan asumsi variabel kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
e. Koefisien regresi kepemilikan institusional memiliki nilai berlawanan arah sebesar -0,015.
Setiap kenaikan nilai kepemilikan institusional sebesar satu satuan maka menurunkan nilai
kinerja keuangan perusahaan sebesar 0,015. Dengan asumsi variabel lainnya berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil Fhitung memiliki nilai sebesar 11,110 lebih
besar dari Ftabel sebesar 2,648 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil
pengujian menunjukan model penelitian yang dibangun bersifat layak untuk diteliti.
c. Uji t (Uji Parsial)
Uji t atau uji parsial merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadapvariabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai signifikansi <0,05 maka dapat dikatakan variabel independen tersebut
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa struktur modal memiliki nilai t hitung sebesar
-3,263 lebih besar dari ttabel sebesar -1,971 dengan signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05
maka struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Ukuran perusahaan memiliki nilai thitung sebesar 2,232 lebih besar dari ttabel sebesar 1,971
dengan signifikansi sebesar 0,027 lebih kecil dari 0,05 maka ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Likuiditas memiliki nilai thitung sebesar 4,852 lebih besar dari ttabel sebesar 1,971 dengan
signifikansi sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 maka likuiditas berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Kepemilikan institusional memiliki nilai thitung sebesar -1,185 lebih kecil dari ttabel sebesar
-1,971 dengan signifikansi sebesar 0,237 lebih besar dari 0,05 maka kepemilikan institusional
tidak berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada perusahaan sektor barang baku yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil koefisien regresi analisis persamaan regresi linier berganda menunjukkan angka
sebesar -0,002 dengan signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Pratama & Devi, Arisadi, et al (2013), Komara, et al (2016).
Struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan, perusahaan yang mempunyai banyak
utang cenderung mempengaruhi keuntungan. Struktur modal yang tinggi menjadikan beban
perusahaan bagi pihak luar semakin besar. Apabila keuntungan perusahaan menurun, rasio utang
naik, suku bunga naik dapat memengaruhi hasil kinerja keuangan perusahaan. (Pangesti, et al
(2022))
Perusahaan yang memliki struktur modal tinggi cenderung menghadapi risiko
kebangkrutan apabila perusahaan tidak mampu membayar hutang mereka, sehingga mereka akan
mengalami kesulitan dalam menemukan pemberi pinjaman baru di masa depan. Strutkur modal
juga dapat meningkatkan pengembalian pemegang saham atas investasi mereka dan dapat
digunakan untuk mengurangi pendapatan kena pajak yang terkait dengan pinjaman. (Arisadi, et
al 2013))
H1: Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.