You are on page 1of 10

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22

Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

PERENCANAAN POLA OPERASI KERETA API BARANG


ANGKUTAN SEMEN PT. SEMEN IMASCO ASIATIC
RELASI STASIUN RAMBIPUJI – PROBOLINGGO

Mita Fanissya Sapto Priyanto Pramudi3


Mahasiswa Dosen Dosen
Program Vokasi Program Vokasi Program Vokasi
Manajemen Transportasi Manajemen Transportasi Manajemen Transportasi
Perkeretaapian Perkeretaapian Perkeretaapian
Jalan Tirta Raya I, Nambangan Jalan Tirta Raya I, Nambangan Jalan Tirta Raya I, Nambangan
Lor, Mangunharjo, Madiun, Lor, Mangunharjo, Madiun, Lor, Mangunharjo, Madiun,
Jawa Timur 63129 Jawa Timur 63129 Jawa Timur 63129
Email. mfanissya@gmail.com sapto@api.ac.id pramudidrs@gmail.com

Abstract
PT. Semen Imasco Asiatic is a cement production company located in Jember Regency, Rambipuji
region. In this case the Indonesian Railroad Company (PT. KAI) as a railroad operator plays an important
role in transporting cement production to the distribution locations, namely Banyuwangi, Probolinggo, and
Surabaya. The purpose of the study was to determine the pattern of the operation of the railroad cement
transportation relationship Rambipuji-Probolinggo. In the discussion using a method of analyzing the
needs of the train / day, the time of train travel, terminal waiting time, the pattern of operations, and the
needs of facilities. The results of this study are graphs of train travel, the scheme of the train operation
pattern at the loading and unloading stations, and the calculation of facility requirements. In the travel
chart a train operation pattern will be drawn which shows the time the train departs, stops, or directly on
each station in the Rambipuji-Probolinggo crossing. The scheme of the pattern of railway operations at the
loading and unloading stations shows the pattern of shunts at the station and the time of each operation at
the station. Calculation of facility requirements includes facilities ready for operation and ready to use

Keywords: freight transport, operating patterns, loading and unloading, planning, freight train

Abstrak
PT. Semen Imasco Asiatic adalah sebuah perusahaan produksi semen yang terletak di Kabupaten
Jember, wilayah Rambipuji. Dalam hal ini PT.Kereta Api Indonesia (PT.KAI) sebagai operator
perkeretaapian berperan penting dalam mengangkut hasil produksi semen menuju lokasi distribusi, yaitu
Banyuwangi, Probolinggo, dan Surabaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola operasi kereta
api angkutan semen relasi Rambipuji-Probolinggo. Dalam pembahasannya menggunakan metode analisis
kebutuhan KA/hari, waktu perjalanan KA, waktu tunggu terminal, pola operasi, dan kebutuhan sarana.
Hasil dari penelitian ini adalah grafik perjalanan KA, skema pola operasi KA di stasiun bongkar muat, dan
perhitungan kebutuhan sarana . Dalam grafik perjalanan akan terlukis pola operasi kereta api yang
menunjukkan waktu kereta api berangkat , berhenti, atau langsung pada setiap stasiun di lintas Rambipuji-
Probolinggo. Skema pola operasi kereta api di stasiun bongkar muat menunjukkan pola langsiran di stasiun
tersebut dan waktu setiap kegiatan operasi di stasiun. Perhitungan kebutuhan sarana meliputi sarana siap
operasi dan siap guna

Kata kunci : angkutan barang, pola operasi, bongkar muat, perencanaan, kereta api barang

327
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian Pasal 1,
perkeretaapian adalah kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana dan sumber
daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan
transportasi kereta api. Dalam penyelenggaraannya, transportasi bertujuan untuk
memberikan layanan perpindahan masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain, dapat
berupa orang maupun barang. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat beragam
di setiap daerahnya. Dalam hal inilah terdapat suatu peran kereta api sebagai moda
transportasi yang dapat mengangkut barang tersebut.

PT.Semen Imasco Asiatic adalah perusahaan produsen semen yang merupakan cabang
dari perusahaan di Hongkong dan beralamat di Kabupaten Jember. Perusahaan ini masih
dalam proses pembangunan, dan rencana akan beroperasi akhir tahun 2019. Perusahaan
ini akan mendistribusikan hasil produksinya kembali ke negaranya. Sehingga perlu
tersedianya moda transportasi untuk mengangkut hasil produksinya itu menuju lokasi
tujuan. Distribusi hasil produksi dengan tujuan luar negeri, perlu adanya peran kapal
sebagai salah satu moda angkutan. Namun sebelumnya perlu adanya moda lain yang
dapat mengangkut hasil produksi menuju ke pelabuhan. Alternatif moda angkutan
tersebut salah satunya adalah kereta api. Rencana volume angkutan adalah 8.000 ton/hari
untuk pengiriman hasil produksi semen dari Stasiun Rambipuji ke tiga stasiun, yaitu;
Banyuwangi (Stasiun Banyuwangi Baru), Probolinggo (Stasiun Probolinggo), dan
Surabaya (Stasiun Kalimas), dan angkutan balik dari ketiga stasiun tersebut akan
mengangkut bahan baku semen menuju ke Stasiun Rambipuji sebanyak 1.000 ton/hari.

Potensi angkutan yang ada, perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan, yaitu PT.Kereta Api Indonesia (PT.KAI), khususnya Derah
Operai IX (Daop IX)Jember. Maka perlu adanya kerjasama antara kedua perusahaan
tersebut, untuk dapat saling menguntungkan diantaranya. Selain itu, PT.KAI perlu
menyiapkan pola operasi yang akan digunakan untuk angkutan semen ini nantinya.

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah digambarkan di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah, yaitu :
1. Bagaimana waktu perjalanan KLB Imasco?
2. Bagaimana pola operasi kereta angkutan Semen Imasco relasi Stasiun Rambipuji-
Stasiun Probolinggo?
3. Bagaimana kebutuhan sarana KLB Imasco?
Batasan Masalah
1. Tidak memperhitungkan biaya operasi dan kebutuhan SDM
2. Penelitian dilakukan pada kondisi normal
3. Mengacu GAPEKA tahun 2017
4. Tidak memperhitungkan luas lahan bongkar muat (container yard)
5. Tidak membahas perawatan sarana dan prasarana

328
METODE ANALISIS
Dalam pembahasan penelitian ini menggunakan metode :
1. Analisis kebutuhan KA/hari
2. Analisis waktu perjalanan KA
3. Analisis waktu tunggu terminal
4. Analisis pola operasi
5. Analisis kebutuhan sarana

PEMBAHASAN
Analisis kebutuhan KA perhari
Berikut perhitungan kebutuhan kereta api perhari :
Tabel 1 Perhitungan Kebutuhan KA perhari
Volume Sarana yang digunakan Jumlah
lokomotif Gerbong KA/hari
ton jenis jenis Berat Jumlah
Muat rangkaian/
(BM) Stamformasi
(SF)
3200 CC206 GD 42 ton 20 GD 4

1. Volume angkutan dalam sehari


Berdasarkan nota dinas internal PT.KAI Nomor
1/KB.203/III/ANGKUTAN.BRG/DO.9/2019 perihal permohonan perhitungan
tarif angkutan, volume angkutan bahan jadi (semen kemasan) sebesar 8.000/hari
dari Rambipuji menuju Banyuwangi, Probolinggo, dan Surabaya. Selain itu juga
mengangkut bahan baku semen sebesar 1.000 ton/hari dari Banyuwangi,
Probolinggo, dan Surabaya ke Rambipuji. Tetapi dalam pembahasan ini angkutan
sebanyak 8.000 ton yang menjadi angkutan utama, sedangkan angkutan 1.000 ton
menjadi angkutan balen/kembalinya kereta api ke stasiun asal (Stasiun Rambipuji).
Rekomendasi pembagian kapasitas muat untuk reasi Rambipuji-Probolinggo adalah
3200 ton/hari.
2. Jenis lokomotif yang digunakan
Jenis lokomotif yang digunakan adalah CC206 (rekomendasi Daop IX Jember
sesuai dengan rangkaian KA Nambowangi)
3. Jenis gerbong yang dipergunakan
Jenis gerbong yang digunakan adalah gerbong datar (GD)
4. Berat muat gerbong (ton)
Berdasarkan kode sarana, gerbong datar memiliki berat muat 42 ton.
5. Jumlah rangkaian/stamformasi
Jumlah gerbong dalam rangkaian KA yaitu 20 GD, sesuai dengan pola rangkaian
KA Nambowangi. Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa panjang emplasemen
stasiun tempat berhentinya KA cukup untuk memuat 2 lokomotif dan 20 gerbong
datar.
6. Jumlah KA/hari
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
KA/hari = 𝐵𝑀𝑥 𝑆𝐹

329
3.200 𝑡𝑜𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 40 𝑡𝑜𝑛𝑥 20
= 4 KA/hari
Untuk perhitungan angkutan balikan yaitu bahan baku semen sebanyak 1.000
ton/hari dari Probolinggo-Rambipuji, dibagi menjadi 2 rangkaian, tiap rangkaian
500 ton.
Analisis waktu perjalanan KA
Analisis waktu perjalanan kereta api meliputi perhitungan waktu perjalanan dan waktu
hilang karena pembatas kecepatan di lintas. Berikut tabel perhitungannya
Tabel 2. Perhitungan Waktu Perjalanan KA

Waktu Waktu
V Pembu
Jarak Vop Waktu Waktu Taspat Letak Panjang Hilang Hilang t
Nama maks latan
Sta (km/ Tempuh Tempuh (km/ km Taspat L α β Karena Karena (me
Sta (km/ (menit
(km) jam) (jam) (menit) jam) Taspat (meter) Taspat Taspat nit)
jam) )
(detik) (menit)

rbp- 8,6095
9,04 70 63 0,1435 8,61 9
bss 2
bss- 9,2629
10,5 75 68 0,1544 9,26 10
tgl 4
tgl-
11,1 75 68 0,1625 9,75 9,75 10
jtr
1559
00
70 600 0,4 0,3 3,178 0,053
1553
jtr- 8,0382 00
9,11 75 68 0,134 8,15 9
rda 4 1480
97 0,057
70 1018 0,4 0,3 3,454
1470 6
79
1454
75 0,091
70 1693 0,4 0,3 5,479
1437 3
326
rda- 10,152 82
11,5 75 68 0,1692 10,3 11
kk 4 1420
40 0,026
70 394 0,4 0,3 1,582
1416 4
46
4,3261
kk-rn 4,9 75 68 0,0721 4,33 5
8
1295
rn- 7,7126 15 0,039
8,74 75 68 0,1285 70 329 0,4 0,3 2,365 7,75 8
mls 5 1291 4
86
mls- 7,6323
8,01 70 63 0,1272 7,63 8
lec 8
1027
lec- 10,830 00 0,378
12,3 75 68 0,1805 60 1249 3,8 1,2 22,7 11,2 12
pb 9 1014 3
51
Total Waktu Perjalanan 82
Keterangan
Nama Sta : Nama stasiun (singkatan stasiun terdapat pada lampiran)

330
Jarak Sta : Jarak antar stasiun
V maks : Kecepatan maksimal (km/jam)
V op : Kecepatan Operasin (90% x V maks)
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑆𝑡𝑎 (𝑘𝑚)
Waktu tempuh : 𝑘𝑚 x 60 menit
𝑉𝑜𝑝 ( )
𝑗𝑎𝑚
Taspat : Pembatas Kecepatan
Panjang Taspat : km taspat besar – km taspat kecil
L : Panjang Rangkaian
: [(20 x panjang GD) + (2 x panjang lokomotif CC206)]
: [(20 x 14,7 m) + (2 x 15,86 m)]
: 325,72 m ≈ 326 m
α : Konstanta (tambahan waktu adanya percepatan dan perlambatan)
β : Konstanta (tambahan waktu per 100 meter)
t : Waktu perjalanan (Waktu tempuh + waktu hilang karena taspat)

Analisis waktu tunggu terminal


WTT = Waktu muat/bongkar + waktu langsir
Mengacu SOP KA Nambowangi, durasi waktu langsir dan bongkar adalah sebagai
berikut:
1. Durasi waktu pemeriksaan : 10 menit
2. Durasi waktu langsir : 10 menit
3. Durasi waktu bongkar :
a. 7 gerbong : 120 menit
b. 6 gerbong terakhir : 210 menit (waktu bongkar 6 gerbong + waktu penataan
terpal, palet dan alat-alat lainnya)
Dalam hal ini, untuk mempercepat proses bongkaran, rencana angkutan akan
menggunakan 2 forklift. Perhitungan waktu tunggu terminal sebagai berikut :
1. Perhitungan waktu bongkar adalah
1 20
𝑥 7 x 120 = 171,43 ≈ 172 menit = 2 jam 52menit ≈ 3 jam
2
2. Proses langsiran dibutuhkan ketika lokomotif melepas rangkaian kemudian
menyambungkan rangkaian baru yang akan dibawa kembali. Durasi langsiran sama
dengan KA Nambowangi yaitu 10 menit.
3. Durasi waktu pemeriksaan adalah 10 menit
4. Durasi waktu tunggu keberangkatan, menyesuaikan dengan jadwal KA lain.
Waktu Tunggu Terminal (WTT) total di stasiun adalah
Proses bongkar = 2 jam 52 menit
Proses langsir = 10 menit
Proses pemeriksaan = 10 menit
3 jam 12 menit ≈ 3 jam 15 menit + waktu tunggu keberangkatan

Analisis pola operasi


Pola operasi ditentukan berdasarkan recana waktu keberangkatan dan kedatangan KA
yang selanjunya dinamakan KLB, sesuai dengan peraturan operasi perjalanan KA.
Dalam pembahasan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Waktu bongkar muat angkutan di stasiun

331
Waktu bongkar/muat angkutan di stasiun yaitu 2 jam 52 menit, dengan asumsi
menggunakan 2 forklift, dan luas lahan bongkar muat yang cukup.
Pemeriksaan rangkaian yang dimaksud adalah pemeriksaan sebelum bongkar /
sesudah muat rangkaian, yaitu 10 menit.
2. Waktu langsiran KA
Waktu langsiran adalah 10 menit.
3. Perjalanan KA lain
Perlu memperhatikan KA lain agar perjalanan tidak terganggu karena adanya KA
baru. Sebisa mungkin tidak merubah jadwal perjalanan. Dan untuk tiap kereta api
mempunyai waktu tempuh yang berbeda-beda, menyesuaikan dengan persilangan di
lintas.
4. Waktu persilangan di lintas
5. Panjang emplasemen stasiun
Berdasarkan perhitungan, stasiun yang dapat digunakan sebagai stasiun persilangan
adalah Stasiun Malasan, Ranuyoso, dan Klakah.
Dalam analisis pola operasi, terdapat beberapa hasil, yaitu :
1. Daftar waktu perjalanan KLB
Grafik perjalanan tergambar di Lampiran. Berikut daftar waktu perjalanannya.
Tabel 3. Daftar Waktu KLB Arah Probolinggo-Rambipuji
Nama KLB 1 Keterangan KLB 3 Keterangan
Stasiun Dat Ber Dat Ber
Pb 03.22 08.00
Lec ls 03.36 ls 08.14
Mls ls 03.44 ls 08.22
Rn ls 03.52 ls 08.30
Kk ls 03.57 ls 08.35
Rda ls 04.08 08.46 08.50 Silang KA 206
Jtr ls 04.17 ls 09.01
Tgl ls 04.27 ls 09.11
Bss ls 04.37 09.22 09.39 Silang KA 196
Rbp 04.47 09.51
1 jam Total Waktu 1 jam
Total Waktu Perjalanan 25 menit Perjalanan 51 menit
Nama KLB 5 Keterangan KLB 7
Stasiun Dat Ber Dat Ber Keterangan
Pb 14.47 20.30
Lec ls 15.01 ls 20.44
Silang KLB
Mls 15.10 15.15 KP/11896 ls 20.52
Rn ls 15.25 ls 21.00
Kk ls 15.30 ls 21.05
Rda ls 15.41 ls 21.16
Jtr ls 15.50 ls 21.25
Tgl ls 16.00 ls 21.35
Bss ls 16.10 ls 21.45
Rbp 16.20 21.55
1 jam Total Waktu 1 jam
Total Waktu Perjalanan 33 menit Perjalanan 25 menit

332
Tabel 4. Daftar Waktu KLB Arah Rambipuji-Probolinggo
Nama KLB 2 Keterangan KLB 4 Keterangan
Stasiun Dat Ber Dat Ber
Rbp 04.57 12.45
Bss ls 05.08 ls 12.56
Tgl ls 05.18 ls 13.06
Jtr ls 05.28 ls 13.16
Rda ls 05.37 ls 13.25
Kk ls 05.48 ls 13.36
Rn ls 05.53 ls 13.41
Mls ls 06.01 ls 13.49
Lec ls 06.09 ls 13.57
Pb 06.22 14.10
1 jam Total Waktu 1 jam
Total Waktu Perjalanan 25 menit Perjalanan 25 menit
Nama KLB 6 Keterangan KLB 8
Stasiun Dat Ber Dat Ber Keterangan
Rbp 17.21 22.30
Persilangan
dengan KA
Bss 17.33 17.41 195 22.41
Tgl ls 17.53 ls 22.51
Jtr ls 18.03 ls 23.01
Persilangan
dengan KA
Rda 18.13 18.34 189 ls 23.10
Kk ls 18.45 ls 23.21
Persilangan
dengan KA
Rn 18.50 18.55 103 ls 23.26
Persilangan
dengan KA
Mls 19.03 19.23 205 ls 23.34
Lec ls 19.33 ls 23.42
Pb 19.46 23.55
2 jam Total Waktu 1 jam
Total Waktu Perjalanan 25 menit Perjalanan 25 menit
Keterangan :
Ls : Jalan langsung
Ber : Berangkat
Dat : Datang
2. Grafik Perjalanan KLB pada Gapeka
Grafik perjalanan pada Gapeka dapat dilihat pada lampiran, membentuk sebuah pola
operasi yaitu pola operasi Wslag, dengan grafik yang menunjukkan 4 KA arah
menuju Stasiun Rambipuji dan 4 KA arah menuju Stasiun Probolinggo dalam
hitungan 1x24 jam dari pukul 00.00 – 23.59.
3. Kegiatan operasi di Stasiun Rambipuji
Pola operasi tergarmbar dalam sebuah skema alur yang terdapat pada lampiran.
4. Kegiatan operasi di Stasiun Probolinggo
Pola operasi tergarmbar dalam sebuah skema alur yang terdapat pada lampiran.

333
Analisis kebutuhan sarana
1. Kebutuhan gerbong SO = 20 gerbong x 3 ranngkaian
= 60 gerbong
Armada = 100/85 x 60
= 70,58824 ≈ 71 gerbong
2. Kebutuhan lokomotif SO = 2 lokomotif (traksi ganda)
Armada = 100/85 x 2
= 2,35 lokomotif
Dalam hal ini dibulatkan menjadi 2 lokomotif, sehingga jika tejadi macet (rusak) pada
lokomotif, dapat digantikan dengan lokomotif cadangan di Daop IX Jember

KESIMPULAN
Dari analisis yang telah dilakukan, didapat kesimpulan berupa :
1. Waktu perjalanan KLB Imasco adalah 82 menit. Tetapi dalam penggambaran grafik
perjalanan pada GAPEKA, perlu memperhatikan perjalanan kereta api lain, sehingga
tiap kereta api mempunyai total waktu perjalanan berbeda, yaitu :
a. KLB 1 : 1 jam 25 menit
b. KLB 2 : 1 jam 25 menit
c. KLB 3 : 1 jam 51 menit
d. KLB 4 : 1 jam 25 menit
e. KLB 5 : 1 jam 33 menit
f. KLB 6 : 2 jam 25 menit
g. KLB 7 : 1 jam 25 menit
h. KLB 8 : 1 jam 25 menit
2. Hasil analisis pola operasi yaitu :
Tabel 5. Jadwal Berangkat dan Tiba KLB

KLB1 KLB3 KLB5 KLB7


Probolinggo 03.22 08.00 14.47 20.30
Rambipuji 04.47 09.51 16.20 21.55
KLB2 KLB4 KLB6 KLB8
Rambipuji 04.57 12.45 17.21 22.30
Probolinggo 06.22 14.10 19.46 23.55
Pada GAPEKA membentuk pola operasi Wslag dengan grafik yang
menunjukkan 4 KA arah menuju Stasiun Rambipuji dan 4 KA arah menuju
Stasiun Probolinggo dalam hitungan 1x24 jam dari pukul 00.00 – 23.59.
3. Jumlah KA yang dibutuhkan untuk mengangkut hasil produksi PT.Semen
Imasco Asiatic perhari adalah sebanyak 4KA PP (Rambipuji-Probolinggo dan
Probolinggo-Rambipuji), dengan rangkaian KA yaitu 2 lokomotif CC206 dan 20
Gerbong Datar (GD). Tonase setiap rangkaian adalah 800 ton.Sedagkan hasil
analisis kebutuhan sarana yaitu harus siap armada 2 lokomotif dan 71 gebong

334
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun. Materi Paparan Waktu Peredaran Gerbong.
Madiun
Gunawan Herry. (2014). Pengantar Transportasi dan Logistik. Jakarta. PT.Raja Grafindo
Persada
Pemerintah Republik Indonesia. (2007). Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian. Jakarta. Sekertariat Negara Republik Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian. Jakarta.
Kementrian Perhubungan.
Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Kereta Api. Jakarta.
Kementrian Perhubungan.
Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 48 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemuatan, Penyusunan,
Pengangkutan, dan Pembongkaran Barang dengan Kereta Api. Jakarta.
Kementrian Perhubungan.
Pemerintah Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 48 Tahun 2014. Jakarta. Kementrian Perhubungan.
Pemerintah Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 110 Tahun 2017 tentang Tata Cara dan Standar Pembuatan
Grafik Perjalanan Kereta Api, Perjalanan Kereta Api di Luar Grafik Perjalanan
Kereta Api, dan Perjalanan Kereta Api Luar Biasa. Jakarta. Kementrian
Perhubungan
Pratama Iqbal Wahyu. (2018). Analisa Kebutuhan Sarana Untuk Mengangkut 160.000
Ton Bijih Per Hari di Tambang Bawah Tanah Gbc PT Freeport Indonesia.
Tugas Akhir Jurusan Manajemen Transpotasi Perkeretaapian, Madiun: Akademi
Perkeretaapian Indonesia Madiun.
PT.Kereta Api Indonesia. Materi Diklat Tentang Perencanaan Grafik Perjalanan Kereta
Api. Bandung.PT.KAI
PT.Kereta Api Indonesia. (2011). Peraturan Dinas Nomor 19 Jilid I Tentang Urusan
Perjalanan Kereta Api dan Urusan Langsir. Bandung.PT.KAI
PT.Kereta Api Indonesia. (2011). Peraturan Dinas Nomor 8A Tentang Penggunaan
Sarana pada Lintas dengan Lebar Jalan Rel 1.067mm. Bandung.PT.KAI
PT.Kereta Api Indonesia.(2019). E-Learning Tentang Perencanaan Grafik Perjalanan
Kereta Api. Bandung.PT.KAI
PT.Kereta Api Indonesia.(2019). E-Learning Tentang Refreshing Pengetahuan Sarana.
Bandung.PT.KAI
PT.Kereta Api Indonesia. Modul Operasi Kereta Api Tentang Waktu Peredaran Sarana
. Bandung.PT.KAI
PT.Kereta Api Indonesia. Modul Buku Panduan Siswa L3 Tentang Teknik Pembuatan
Peraturan Perjalanan KA. Bandung.PT.KAI
Yuliharta Mochamad Bayu. (2018). Perencanaan Operasi Kereta Api Produksi Awal
Tambang Bawah Tanah Grasberg Block Cave PT.Freeport Indonesia. Tugas Akhir

335
Jurusan Manajemen Transpotasi Perkeretaapian, Madiun: Akademi
Perkeretaapian Indonesia Madiun.

LAMPIRAN
Pola perjalanan KA Imasco

Pola langsiran di Stasiun Rambipuji

Pola langsiran di Stasiun Probolinggo

336

You might also like