You are on page 1of 19

JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 39, NO.

2, DESEMBER 2012: 189 – 207


JURNAL PSIKOLOGI 189
Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five
Neila Ramdhani1
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract
The use of Big Five Personality taxonomy in psychology research gradually is getting more
and more popular. The Big Five Personality Inventory (BFI) is utilized to predict
consumptive behavior, entrepreneurship interest, customer satisfaction and organizational
commitment. Some use the term Big Five Inventory and some use Five Factor Model. The
items also vary in number. It may consist of 44 items, 50 items, 100 items, or even 300 items.
The research aiming to adapt the Big Five Inventory into Indonesian language was conducted
in two stages. The first consisted of a process of translating Oliver John’s Big Five
Personality Scale of 44-item version and discussing the translation result. This stage was
done by two Indonesian people with background of psychology who had lived in United
States of America for more than five years. The discussion was mediated by a psychologist
who earned Ph.D. in the US. The agreed translation result was retranslated into English by a
professional translator who had no background of psychology. The result of this re-
translation was then compared to the original BFI to see the similarity in meaning. The re-
translation result indicated no differences in meaning compared to the original BFI.
Subsequently, the BFI of Indonesian version was read by three lay-people in order to find out
whether the translated items can be understood consistent with their meanings of its original
source. The second stage was to test the Indonesian-version BFI to 790 people with different
backgrounds of age, education and places of origin. Result of the first stage was presented in
the format of a description of translation process. The second stage, which was a
confirmatory factor analysis (CFA) resulted in two measuring models, namely M2 and M3.
The M2 model consisted of 37 items whose quality was good enough, showing the score of λ
ranging between 0.32 and 0.78 and the reliability α between 0.70 and 0.79. The M3 models
consisted of 28 items with good quality, showing the score of λ between 0.43 and 0.80 and its
reliability α between 0.70 and 0.79. In conclusion, items with lower loading factor indicate
that sentences of the BFI translation must be corrected in the next research. Keywords: Big
Five Inventory, cultural translation, language, personality traits
Akhir-akhir ini,1 kategorisasi ciri kepribadian yang pertama kali dikemukakan oleh Goldberg
(McCrae & Costa, 1996; dan John & Soto, 2007) semakin populer digunakan terutama untuk
tujuan penelitian. John, Naumann, dan Soto (2008) menggunakan database PsyINFO untuk
1 Koresponden untuk penelitian ini dapat dilakukan melalui: neila_psi@ugm.ac.id
membandingkan jumlah artikel yang dipublikasikan di berbagai jurnal penelitian menemukan
bahwa artikel yang memuat kata kunci yang berhubungan dengan kepribadian Big Five, Five
Factor Model, dan 5 Factor Model terus menerus meningkat di awal tahun 2000-an. Big Five
adalah taksonomi kepribadian yang disusun berdasarkan pendekatan lexical, yaitu
mengelompokkan kata-kata
ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA, Keantusiasan mereka ini tercermin di
INVENTORI BIG FIVE dalam pancaran emosi positif. Mereka
tegas dan asertif dalam bersikap. Bila tak
JURNAL PSIKOLOGI 190
setuju, mereka akan menyatakan tidak
atau bahasa yang digunakan di dalam sehingga mereka mampu menjadi
kehidupan sehari-hari, untuk pimpinan sebuah organi
menggambarkan ciri-ciri individu yang
sasi. Di dalam artikel ini, kata extraversion
membedakannya dengan individu lain.
digunakan secara bergantian dengan
Allport dan Odbert (dalam John, et al.,
ekstraversi. (2) Agreeableness, mempunyai
2008) berhasil mengumpulkan 18.000
ciriciri ketulusan dalam berbagi, kehalusan
istilah yang digunakan untuk membedakan
perasaan, fokus pada hal-hal positif pada
perilaku seseorang dengan lainnya. Daftar
orang lain. Di dalam kehidupan seharihari
ini menginspirasi Cattell menyusun model
mereka tampil sebagai individu yang baik
multidimensional dari kepribadian (John,
hati, dapat kerjasama, dan dapat dipercaya.
1990). Dari 18.000 ciri sifat ini, Cattell
Untuk selanjutnya, dimensi ini disebut
mengelompokkannya kedalam 4.500 ciri
bergantian dengan kemufakatan. (3)
sifat, kemudian melakukan analisis faktor
Conscientiousness, dengan kata lain
sehingga diperoleh 12 faktor. Karya besar
sungguh-sungguh dalam melakukan tugas,
Cattell ini merupakan pemicu bagi
bertanggung jawab, dapat diandalkan, dan
peneliti-peneliti kepribadian lainnya, baik
menyukai keteraturan dan kedisiplinan. Di
untuk meneliti maupun menganalisis ulang
dalam kehidupan seharihari mereka tampil
data dari kalangan yang bervariasi. Data
sebagai seorang yang hadir tepat waktu,
ini mulai dari anakanak hingga dewasa.
berprestasi, teliti, dan suka melakukan
Khusus subjek dewasa, latar belakang
pekerjaan tingga tuntas. Untuk selanjutnya,
pekerjaan mereka antara lain adalah
conscientiousness akan ditulis secara
supervisor, guru, dan klinisi yang
bergantian dengan kesungguhan. (4)
berpengalaman. Dari sinilah diperoleh
Neuroticism sebagai lawan dari Emotional
lima faktor yang sangat menonjol, yang
stability. Neuroticism sering disebut juga
kemudian diberi nama oleh Goldberg
dengan ’sifat pencemas’ sedangkan
dengan Big Five (Goldberg, 1981; Tupes
emotional stability disebut dengan
& Christal, 1992). Pemilihan nama Big
kestabilan emosi. Sifat neuroticism ini
Five ini bukan berarti kepribadian itu
identik dengan kehadiran emosi negatif
hanya ada lima melainkan
seperti rasa khawatir, tegang, dan takut.
pengelompokkan dari ribuan ciri ke dalam
Seseorang yang dominan sifat
lima himpunan besar yang berikutnya
pencemasnya mudah gugup dalam
disebut dimensi kepribadian. Goldberg
menghadapi masalah-masalah yang
(1981; 1992) mengemukakan bahwa
menurut orang kebanyakan hanya sepele.
kelima dimensi itu adalah: (1)
Mereka mudah menjadi marah bila
Extraversion, ditandai oleh adanya
berhadapan dengan situasi yang tidak
semangat dan keantusiasan. Individu
sesuai dengan yang diinginkannya. Secara
ekstraver bersemangat di dalam
umum, mereka kurang mempunyai
membangun hubungan dengan orang lain.
toleransi terhadap kekecewaan dan
Mereka tidak pernah sungkan berkenalan
konflik. Di dalam tulisan ini, kata
dan secara aktif mencari teman baru.
Neuroticism akan digunakan secara 2008), dan kepuasan konsumen (Priyudha,
bergantian dengan sifat pencemas. (5) 2009). Penelitian lain dilakukan untuk
Openness atau openness to experience, membandingkan alat ukur Big Five dengan
untuk selanjutnya disebut secara kecerdasan emosi (Margono, 2008),
bergantian dengan ’keterbukaan’. Dimensi kemudian Mastuti (2005) mengungkap
ini erat kaitannya dengan keterbukaan faktorfaktor alat ukur Big Five versi 300
wawasan dan orisinalitas ide. Mereka yang aitem sedangkan Atmoko (2011) menguji
terbuka siap menerima berbagai stimulus konfirmatori faktor-faktor BFI. Dari
yang ada dengan sudut pandang yang penelitian-penelitian yang dilakukan
terbuka karena wawasan mereka tidak tersebut, belum diperoleh informasi yang
rinci tentang proses adaptasi bahasa dan
RAMDHANI
budaya terhadap alat ukur Big Five ke
JURNAL PSIKOLOGI 191
dalam bahasa Indonesia. Padahal,
hanya luas namun juga mendalam. Mereka informasi ini sangat dibutuhkan untuk
senang dengan berbagai informasi baru, interpretasi hasil penelitian yang
suka belajar sesuatu yang baru, dan pandai dilakukan. Aitem-aitem terjemahan yang
menciptakan aktivitas yang di luar dilakukan oleh Andik Wijaya sebagai
kebiasaan. Perkembangan taksonomi salah satu anggota tim peneliti dari
kepribadian Big Five semakin pesat Schmitt, Allik, McCrae, dan Nez (2007),
setelah penelitian yang dilakukan terus sejauh pengetahuan penulis hingga saat ini
menerus di berbagai negara. Beberapa alat belum pernah dipublikasi secara meluas.
ukur telah dikembangkan, antara lain Big Penelitian ini bertujuan untuk
Five Inventory (selanjutnya disebut BFI) mendapatkan alat ukur kepribadian Big
terdiri dari 44 aitem yang dikembangkan Five versi bahasa Indonesia yang
oleh John (1990), IPIP yang terdiri dari terstandardisasi. Penerjemahan tidak hanya
100 aitem maupun versi singkat 50 aitem dilakukan dalam hal bahasa saja tetapi juga
yang dikembangkan oleh Goldberg (1992), perlu dilakukan penyesuaian budaya
NEO PI-R/FFI (Costa & McCrae, 1995). karena di dalam salah satu koresponden
Di Indonesia, alat ukur berbasis taksonomi personal dengan Goldberg, dikatakannya
Big Five ini sudah diterjemahkan oleh bahwa dimensi-dimensi Big Five ini
beberapa peneliti. Website http://ipip. bersifat universal namun aitem-aitem yang
ori.org/newAitemTranslations.htm digunakan harus sesuai dengan target
(diakses 9 Januari 2008) mencantumkan populasi (Goldberg dalam salah satu
nama Adriaan H. Boon van Ostade dari korespondensi pribadi melalui email,
Radboud University in Nijmegen, the 2008). Analisis faktor yang dilakukan di
Netherlands bekerjasama dengan dalam penelitian ini lebih bertujuan untuk
Universitas Padjadjaran menerjemahkan mengkonfirmasi kesesuaian aitem-aitem
IPIP versi 100 aitem dan Ruth Dwi terjemahan dengan dimensi Big Five
Wiedyanti dari Universitas Indonesia bukan mengeksplorasi faktor lain yang
menerjemahkan IPIP versi 300 aitem. Alat mungkin terbentuk.
ukur Big Five juga digunakan untuk
Metode
mengungkap performansi kerja
(Suhartanto, 2003), komitmen Tahap 1. Penerjemahan BFI Subjek
organisasional (Haryati, 2006), Penelitian Penelitian tahap satu melibatkan
keberhasilan kewirausahaan (Haryanto, tujuh orang subjek, yaitu dua orang
2007), perilaku konsumen (Harahap, penerjemah berkebangsaan Indonesia
dengan latar belakang ilmu psikologi yang Inggris yang dilakukan oleh penerjemah
pernah tinggal di Amerika Serikat selama profesional. (4) Hasil terjemahan ulang ke
lebih dari lima tahun, seorang penerjemah dalam bahasa Inggris dilihat kesesuaian
professional yang tidak berlatar belakang maknanya dengan cara
ilmu psikologi, seorang moderator yaitu membandingkannya dengan BFI versi asli.
pakar psikologi yang bergelar Ph.D lulusan Diskusi dilakukan oleh tim penerjemah
Amerika Serikat, dan tiga orang awam dipandu oleh moderator. Bila ada
yang bertugas membaca aitem pada perbedaan dalam penerjemahan ulang ke
periode cognitive debriefing. dalam bahasa Inggris, dicari kompromi
terhadap aitem terjemahan bahasa
ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA,
Indonesia yang dianggap tidak
INVENTORI BIG FIVE
menyimpang dari makna bahasa Inggris
JURNAL PSIKOLOGI 192 sesuai dengan definisi konstruk masing-
masing dimensi BFI. (5)
Kedua orang penerjemah yang latar
belakang pendidikannya psikologi secara Berdasarkan langkah ke empat selanjutnya
terpisah menerjemahkan BFI. Penerjemah dilakukan modifikasi penulisan aitem BFI
professional yang tidak berlatar belakang versi bahasa Indonesia yang diperoleh dari
pendidikan psikologi menerjemahkan langkah ke dua agar lebih sesuai dengan
ulang BFI versi bahasa Indonesia ke dalam gaya bahasa dan konteks budaya
bahasa Inggris. Moderator yang Indonesia. (6) BFI versi bahasa Indonesia
merupakan seorang pakar psikologi dan yang dihasilkan dari langkah kelima ini
menguasai bahasa Inggris dan mengenali disajikan kepada tiga orang pembaca
budaya tempat BFI ini dikembangkan aitem, yaitu guru dan mahasiswa S1
berperan dalam proses diskusi dan psikologi. Langkah ini dilakukan untuk
penyetaraan hasil terjemahan maupun mengetahui pemahaman awam terhadap
terjemahan ulang. Tiga orang awam pernyataan dari setiap aitem. (7) Penataan
bertugas membaca aitem dan letak (lay-out) dari aitem-aitem BFI versi
diwawancarai oleh peneliti sehingga bahasa Indonesia sehingga siap untuk
peneliti dapat memperoleh data bahwa BFI disajikan kepada subjek penelitian.
versi bahasa Indonesia tersebut sudah Penelitian tahap-2 bertujuan untuk menguji
dapat dipahami oleh orang awam. kesesuaian model pengukuran tiap dimensi
Prosedur Penelitian Penelitian tahap-1 BFI versi bahasa Indonesia. Dimensi
dilakukan dengan mengacu kepada proses extraversion terdiri dari delapan aitem,
adaptasi bahasa dan budaya alat ukur yang agreeableness terdiri dari sembilan aitem,
dikemukakan oleh Brislin (1980) dan conscientiousness terdiri dari sembilan
Wild, Grove, Martin, Eremenco, Verje- aitem, neuroticism terdiri dari delapan
Lorenz, dan Erikson (2005), yaitu: (1) aitem, dan openness terdiri dari sepuluh
Kedua orang penerjemah secara terpisah aitem. Model utama ini selanjutnya disebut
menerjemahkan BFI dari bahasa Inggris ke M1. Langkah ini dilakukan sebagai
bahasa Indonesia. (2) Kedua hasil berikut; (1) Analisis CFA untuk melihat
terjemahan dilihat kesetaraannya kesesuaian M1 dengan data. (2) Apabila
kemudian melalui diskusi yang dipandu M1 belum memenuhi kriteria fit maka
oleh moderator. Langkah ini menghasilkan peneliti menyusun model baru. Di dalam
draf BFI versi bahasa Indonesia. (3) Draf penelitian ini, modifikasi dilakukan
BFI versi bahasa Indonesia ini dengan dua cara sehingga menghasilkan
diterjemahkan ulang ke dalam bahasa dua model modifikasi yaitu M2 dan M3.
Model M2 dikembangkan dengan cara bahasa Indonesia. Proses adaptasi BFI
menghilangkan item-item yang memiliki dilakukan dengan mengacu kepada Brislin
nilai λ ≤ 0,30 (Hair, 2010) sedangkan M3 (1980) dan Wild, et al. (2005). Kesesuaian
diperoleh dengan cara menghilangkan item model pengukuran dilakukan dengan
yang memiliki nilai λ ≤ 0,4 (Lau, Wan, mengacu Kline (2011) yaitu Chi-square
Yin, Chan, & Guo, 2010; Howitt & (χ2), nilai p, dan RMSEA yang wajib
Cramer, 2011). Model pengukuran baru ini dilaporkan. Sedangkan, CFI dan RMR
diuji dengan metode yang sama dengan menjadi data yang disarankan untuk
langkah 1 dengan menggunakan AMOS dilaporkan. Kriteria fit mensyaratkan Chi-
16. Disamping uji model dengan CFA ini, square (χ2) diharapkan kecil, p ≥ 0,05;
dilakukan juga analisis reliabilitas dengan RMSEA ≤ 0,05; CFI ≥ 0,90 dan RMR ≤
menggunakan Cronbach-Alpha terhadap 0,05.
RAMDHANI Hasil penelitian tahap 1. Adaptasi BFI ke
dalam bahasa Indonesia
JURNAL PSIKOLOGI 193
Untuk pernyataan pengantar, I see myself
skala BFI versi bahasa Indonesia yang
as someone who …. kedua penerjemah
sudah memenuhi kriteria fit ini.
tidak menemui kesulitan di dalam
Confirmatory factor analysis (CFA) ini
menentukan satu kalimat pengantar skala
melibatkan 790 orang terdiri dari subjek
kepribadian ini. Kata ’menilai’ digunakan
berusia 15-60 tahun. Mereka adalah kepala
oleh penerjemah A sedangkan penerjemah
sekolah SD dan SMP (138 orang), guru
B menggunakan kata ’memandang’
(423 orang), mahasiswa (50 orang), dan
sebagai terjemahan dari see. Berdasarkan
siswa SMA (179 orang) dari kota
diskusi dari tim penerjemah disepakati
Yogyakarta, Pandeglang, Jakarta, dan
pengantar ini diterjemahkan menjadi ’saya
Surabaya. Dari keseluruhan subjek
menilai diri saya sebagai seseorang yang
penelitian, 249 orang adalah laki-laki, dan
….’
468 adalah perempuan, sedangkan sisanya
tidak mencantumkan data jenis Extraversion
kelaminnya. BFI versi bahasa Indonesia
Dalam BFI versi bahasa Inggris, dimensi
hasil terjemahan yang dianalisis terdiri dari
ekstraversi ini diungkap oleh delapan
44 aitem, 15 aitem favorable sedangkan
aitem yang terdiri dari lima pernyataan
sisanya unfavorable. Setiap aitem
yang mendukung definisi konstruk
memberikan peluang tujuh jawaban mulai
(favorable) sedangkan tiga aitem lainnya
dari sangat setuju hingga sangat tidak
yang berlawanan dengan definisi konstruk
setuju. Pernyataan favorable diberi skor
(unfavorable). Sebagai sebuah dimensi
satu untuk jawaban sangat tidak setuju
yang populer aitem-aitem dari dimensi
hingga tujuh untuk pilihan jawaban sangat
ekstraversi ini dapat diterjemahkan dengan
setuju. Sedangkan pernyataan unfavorable
relatif mudah, baik secara bahasa maupun
diberi skor sebaliknya.
kultural. Dari delapan aitem yang ada, lima
Hasil diterjemahkan dengan kata-kata yang
relatif sama, yaitu is talkative, is full of
Hasil penelitian ini disajikan secara
energy, tend to be quiet, has an assertive
berurutan, mulai dari penelitian tahap satu
personality, dan is outgoing, sociable (lihat
yaitu proses adaptasi BFI ke dalam bahasa
Tabel 1). Sedangkan, tiga pernyataan lain
Indonesia diikuti dengan penelitian tahap
yaitu is reserved, generates a lot of
dua yaitu pengujian aitemaitem BFI versi
enthusiasm, dan is sometimes shy, tersebut terletak pada penggunaan kata
inhibited. Aitem is reserved diterjemahkan mem
oleh penerjemah A sebagai ‘tertutup’
bangkitkan dan memancarkan sebagai
sedangkan penerjemah B menerjemahkan
pengganti ‘menyebabkan sesuatu menjadi
dengan mencantumkan acuan dari
ada’ yang dirasakan terlalu panjang. Di
Microsoft® Encarta (2008), bahwa
dalam bahasa Indonesia, membangkitkan
reserved adalah ‘retain something for your
mengandung makna aktif, sebagaimana
own benefit: to retain the option of future
membangunkan orang yang sedang tidur,
action on somebody’s or your own behalf’.
atau menghidupkan kembali (KBBI
Secara bahasa, reserved adalah menunda
daring, 2011). Kata membangkitkan
sesuatu, dapat berupa tindakan, atas
mengandung suatu semangat dan membuat
kemauan sendiri.
pihak lain yang dibangkitkan itu memiliki
ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA, semangat yang sama. Memancarkan
INVENTORI BIG FIVE biasanya disamakan dengan memancurkan
atau menyemburkan. Benda yang
JURNAL PSIKOLOGI 194
dipancarkan dapat berupa cahaya, sinar,
atau air (KBBI daring, 2011). Dengan
demikian pihak yang menerima pancaran
Berdasarkan pengertian ini, penerjemah B
ini akan mendapatkan manfaat dari sifat
menyatakan reserved bermakna ’suka
atau isi dari benda yang dipancarkan
menahan suatu keputusan atau tindakan’.
tersebut. Berdasarkan diskusi yang
Apabila dikaitkan dengan definisi konstruk
dilakukan disepakati bahwa kata
ekstraversi yang menggambarkan
‘membangkitkan semangat orang lain’
seseorang yang terbuka, spontan, dan
lebih sesuai untuk digunakan karena lebih
bersemangat maka sebagai aitem yang
sesuai dengan kriteria kepribadian
tidak mendukung konstruk reserved
ekstraversi. Agak sama dengan aitem ini
disepakati untuk diterjemahkan sebagai
adalah pernyataan yang berbunyi is
‘tidak terbuka, tidak spontan, dan tidak
sometime shy, inhibited. Kata is sometime
bersemangat’. Untuk menghindari
shy diikuti dengan inhibited, secara bahasa
penggunaan kata ‘tidak’ maka tim
diterjemahkan oleh penerjemah A sebagai
penerjemah memutuskan untuk
’terkadang
menggunakan kata ‘tertutup’. Aitem lain
yang juga didiskusikan adalah generate a Tabel 1 Penerjemahan aitem-aitem
lot of enthusiasm diterjemahkan oleh dimensi ekstraversi
penerjemah A sebagai ‘membangkitkan
No* Pernyataan asli Terjemahan A
banyak antusiasme’ sedangkan penerjemah
Terjemahan B
B ‘memancarkan banyak antusiasme atau
sering antusias’. Untuk memilih kata yang E-1 ….. is talkative Banyak bicara
paling tepat, tim penerjemah Cerewet/banyak bicaranya E-6(R) …is
mendiskusikan kedua terjemahan ini reserved Tertutup Suka menahan suatu
dengan mengacu kepada Cambridge keputusan atau tindakan E-11 is full of
Dictionaries online (2008). Kata generate energy Penuh aktivitas Penuh dengan
berarti to cause something to exist atau energi/bersemangat E-16 generates a lot of
‘menyebabkan sesuatu menjadi ada’. enthusiasm Membangkitkan banyak
Perbedaan antara kedua terjemahan antusiasme Memancarkan banyak
antusiasme/sering antusias E-21(R) tends
to be quiet Cenderung pendiam Cenderung dalam bahasa Inggris mengandung arti
pendiam E-26 has an assertive personality yang sama. Cambridge Dictionaries
Mempunyai kepribadian asertif Memiliki mencantumkan bahwa cold berarti not
kepribadian yang asertif E-31(R) is showing kindness, not friendly sedangkan
sometimes shy, inhibited Terkadang aloof berarti not interested or involved,
pemalu, segan Terkadang malu, menarik usually because you do not approve of
diri dari pergaulan E-36 is outgoing, what is happening. Penerjemah A
sociable Ramah dan suka bergaul Mudah mencantumkan ’bisa dingin dan menarik
bergaul, supel diri’ sedangkan penerjemah B
mencantumkan ’dapat menjadi dingin dan
*) Nomor urut berdasarkan BFI (John,
suka menyendiri dari pergaulan sosial’.
1990)
Hasil terjemah yang agak berbeda ini
RAMDHANI mengundang moderator untuk mendis

JURNAL PSIKOLOGI 195


pemalu, segan’ sedangkan penerjemah B Tabel 2 Penerjemahan aitem-aitem
menyatakan sebagai ’terkadang malu, dimensi agreeableness
menarik diri dari pergaulan’. Kata ’malu’
No* Pernyataan asli Terjemahan A
dan ’menarik diri’ atau ’canggung’ adalah
Terjemahan B A-2 ….. tends to find fault
dua kata yang sangat jelas dipahami
with others Seorang yang cenderung
sebagai lawan dari ekstraversi.
mencari kesalahan orang lain Cenderung
Berdasarkan diskusi antara tim penerjemah
mencari masalah dengan orang lain A-
disepakati untuk menggunakan pernyataan
7 ..is helpful and unselfish with others
’terkadang pemalu, canggung’.
Suka menolong dan tidak egois pada orang
Agreeableness Dimensi ini sangat dekat lain Mudah menolong dan tidak egois
dengan perilaku prososial (John, et al., dengan orang lain A-12(R) starts quarrels
2008). Di lingkungan masyarakat with others Memulai pertengkaran dengan
Indonesia yang kolektivistik (Hofstede & orang lain Suka memulai pertengkaran
Hofstede, 2005), dimensi ini termasuk dengan orang lain A-17 has a forgiving
populer. Dalam BFI versi asli, dimensi ini nature Mempunyai sifat pemaaf Secara
diungkap oleh sembilan aitem yang terdiri alami sudah memaafkan/mudah
dari lima pernyataan mendukung konstruk memaafkan A-22 is generally trusting
sedangkan empat aitem lainnya pernyataan Pada umumnya dapat dipercaya Secara
sebaliknya. Diantara kesembilan aitem, umum dapat dipercaya A-27(R) can be
tujuh aitem sudah tidak perlu didiskusikan cold and aloof Bisa dingin dan menyendiri
Dapat menjadi dingin dan menarik diri dari
karena sudah diterjemahkan ke kalimat pergaulan sosial A-32 is considerate and
yang relatif sama, yaitu tends to find fault kind to almost everyone Memberi
with others, is helpful and unselfish with perhatian dan baik hati kepada hampir
others, starts quarrels with others, has a setiap orang Pengertian dan baik pada
forgiving nature, is considerate and kind to hampir semua orang A-37(R) is sometimes
almost everyone, is generally trusting, dan rude to others Terkadang kasar terhadap
likes to cooperate with others (lihat Tabel orang lain Terkadang tidak sopan pada
2). Aitem pertama yang didiskusikan orang lain A-42 likes to cooperate with
adalah can be cold and aloof. Pernyataan others Menyukai bekerjasama dengan
ini mengandung dua kata sifat yang di orang lain Suka bekerjasama dengan orang
lain *) Nomor urut berdasarkan BFI (John, Dimensi ini erat kaitannya dengan
1990) keteraturan, kepatuhan, dan kesungguhan
dalam melaksanakan tugas. Dimensi ini
ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA,
terdiri dari sembilan aitem, empat
INVENTORI BIG FIVE
diantaranya adalah aitem yang mendukung
JURNAL PSIKOLOGI 196 sedangkan sisanya tidak mendukung
definisi konstruk conscientiousness. Dari
sembilan aitem tersebut, ada lima aitem
kusikan dengan mengacu kepada kata yang
kunci yang terdapat pada definisi konstruk
sudah disepakati oleh tim penerjemah,
agreeableness yaitu setuju, pemaaf,
yaitu is a reliable worker, tends to be
percaya, dan penengah. Berdasarkan hal
disorganized, tends to be lazy, does things
ini maka tim penerjemah memutuskan
efficiently, dan is easily distracted (lihat
bahwa penggunaan kata ’suka menarik
Tabel 3). Aitem-aitem lain yang
diri’ sebagai terjemahan dari kata aloof
mengungkap dimensi kesungguhan ini
kurang tepat karena menarik diri
masih perlu didiskusikan, misalnya does a
mengandung makna dengan sengaja
thorough job. Pernyataan yang mendukung
menghindar padahal seorang yang mufakat
definisi konstruk conscientiousness ini
(agreeable) memposisikan dirinya tidak
diterjemahkan oleh penerjemah A sebagai
memihak. Di akhir diskusi, tim sepakat
’menuntaskan pekerjaan’ sedangkan
untuk menggunakan pernyataan ’dingin
penerjemah B ’melakukan pekerjaan
dan suka menyendiri’. Aitem terakhir dari
dengan sangat berhati-hati’.
dimensi agreeableness adalah is sometimes
’Menuntaskan’ berasal dari kata tuntas
rude to others. Pernyataan ini tidak
yang berarti selesai sempurna. Makna ini
mendukung definisi konstruk yang
agak berbeda dengan ’hati-hati’ yang
mengutamakan perilaku prososial.
berarti waspada (KBBI daring, 2011).
Penerjemah A menerjemahkan pernyataan
Untuk memutuskan pernyataan mana yang
ini menjadi ’terkadang kasar terhadap
lebih tepat, tim penerjemah mengacu kata
orang lain’ sedangkan penerjemah B
kunci dari seorang yang sungguhsungguh
mencantumkan ’terkadang tidak sopan
(conscientious) yaitu mampu mengontrol
pada orang lain’. Cambridge Dictionaries
impuls sosial berkaitan dengan pencapaian
Online mencantumkan rude adalah no
tujuan, misalnya berfikir terlebih dahulu
polite, offensive or embarassing. Kata rude
sebelum bertindak, mengikuti aturan atau
bermakna ’tidak sopan’ yang diikuti
kesepakatan, melakukan pekerjaan sesuai
dengan sikap atau tindakan yang
dengan yang direncanakan. Dalam bekerja,
mengancam ketenangan orang lain. Kata
seorang dengan kesungguhan tinggi akan
’tidak sopan’ adalah sikap atau perilaku
dengan gigih berusaha agar tugas-tugas
seseorang yang belum menggambarkan
yang diberikan dapat diselesaikan dengan
derajat tertentu yang mengganggu orang
baik. Berdasarkan acuan ini, tim
lain. Dengan demikian kata rude lebih
penerjemah sepakat menggunakan
tepat jika diterjemahkan sebagai kasar
pernyataan ’menuntaskan pekerjaan’.
sehingga aitem ini berbunyi ’terkadang
Pernyataan lain yang didiskusikan adalah
kasar terhadap orang lain’.
can be somewhat careless. Aitem yang
Conscientiousness tidak mendukung definisi konstruk
conscientiousness ini diterjemahkan oleh
penerjemah A sebagai ’kadang-kadang
bisa sembrono’ sedangkan penerjemah B ’membuat rencana-rencana dan
menerjemahkan sebagai ’terkadang dapat melaksanakannya’ sedangkan penerjemah
menjadi tak acuh’. Dalam bahasa B mengemukakan ’membuat perencanaan
Indonesia, sembrono bermakna kurang dan mengikutinya’. Secara bahasa, kedua
hati-hati; gegabah yang berbeda makna pernyataan tersebut tidak berbeda karena
dengan ’tak acuh’ yang bermakna tidak kata follow through with them dapat
menaruh perhatian; tidak mau tahu (KBBI diterjemahkan sebagai ’mengikutinya’. Di
daring, 2011). Kata kunci yang dijadikan dalam diskusi yang dilakukan tim
acuan penerjemah, diputuskan untuk
menyesuaikan dengan definisi
RAMDHANI
conscientious yang bertanggung jawab
JURNAL PSIKOLOGI 197 sehingga pernyataan follow through with

dari dimensi ini adalah reliabel, sesuai Tabel 3 Penerjemahan item-item dimensi
aturan, disiplin, mementingkan conscientiousness
kompetensi, gigih, dan mengontrol impuls.
No* Pernyataan asli Terjemahan A
Setelah mendiskusikan lebih lanjut, tim
Terjemahan B
penerjemah sepakat menggunakan
pernyataan ‘kurang hati-hati’. Aitem lain C-3 .. does a thorough job Menuntaskan
yang mendukung definisi kesungguhan pekerjaan Melakukan pekerjaan dengan
adalah perseveres until the task is finished. sangat berhati-hati
Penerjemah A menerjemahkan aitem ini
C-8(R) Can be somewhat careless
dengan ’gigih sampai tugas diselesaikan’
sedangkan penerjemah B ’bertekad hingga Kadang-kadang bisa sembrono
tugas telah selesai’. Dalam diskusi yang
dilakukan tim penerjemah dengan Terkadang dapat menjadi tak acuh
mengacu kepada Cambridge Dictionaries C-13 Is a reliable worker Seorang pekerja
daring bahwa persevere adalah try to do or yang handal Seorang pekerja yang handal
continue doing something in a determined
way, despite having problems. Seorang C-18(R) Tends to be disorganized
yang mendapatkan skor tinggi dalam Cenderung tidak teratur Cenderung suka
dimensi conscientiousness ini akan tidak teratur C-23(R) Tends to be lazy
melakukan dan terus berusaha secara Cenderung pemalas Cenderung dapat
sungguh-sungguh menyelesaikan tugas menjadi (seorang) pemalas
dengan cara tertentu walaupun banyak C-28 Perseveres until the task is finished
rintangan yang dihadapinya. Dengan Gigih sampai tugas diselesaikan
demikian, kata ’gigih’ atau ’bertekad kuat
untuk menyelesaikan suatu tugas’ sangat Bertekad hingga tugas telah selesai
tepat untuk digunakan. Di akhir diskusi C-33 Does things efficiently Mengerjakan
pernyataan ini diterjemahkan sebagai sesuatu secara efisien
’gigih mengerjakan tugas hingga selesai’.
Disamping gigih, seorang yang Melakukan sesuatu dengan efisien
bersungguh-sungguh mempunyai sifat C-38 Makes plans and follows through
sesuai dengan pernyataan makes plans and with them
follows through with them. Aitem ini
diterjemahkan oleh penerjemah A sebagai
Membuat rencana-rencana dan penerjemah B mencantumkan ’kadang
melaksanakannya dapat menjadi tegang’. Diskusi yang
dilakukan oleh tim penerjemah
Membuat perencanaan dan mengikutinya
menyatakan bahwa kata-kata ’bisa tegang’
C-43(R) Is easily distracted Mudah kacau cenderung ditujukan kepada sebuah benda.
pikiran Pikirannya mudah Sifat manusia lebih tepat apabila
dialihkan/pikirannya mudah diganggu *) menggunakan kata ’merasa tegang’
Nomor urut berdasarkan BFI (John, 1990) sehingga apabila diletakkan di dalam
kalimat menjadi ’kadang merasa tegang’.
ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA, Disamping rasa tegang, sifat pencemas
INVENTORI BIG FIVE dikonotasikan dengan perasaan mudah
JURNAL PSIKOLOGI 198 berubah karena lemahnya kemampuan
dalam mengatasi perubahan dan
kekecewaan. Aitem lain yang mengungkap
them lebih sesuai diterjemahkan sebagai sifat pencemas adalah can be moody.
’melaksanakannya’. Dengan demikian Aitem ini mengundang diskusi yang cukup
aitem makes plan and follows through with panjang diantara tim penerjemah. Secara
them diterjemahkan sebagai ’membuat bahasa, kata moody dapat diterjemahkan
rencana-rencana dan melaksanakannya’. sebagai berubah perasaan, biasanya
disebabkan oleh adanya hal-hal yang tidak
Neuroticism disukai atau kesedihan (Cambridge
Dimensi ini banyak berhubungan dengan Dictionaries Online, 2008). Berdasarkan
emosi negatif. Sering dikaitkan dengan definisi inilah, penerjemah A
sifat pencemas pada kutub yang sesuai Tabel 4 Penerjemahan item-item dimensi
dengan definisi konstruknya hingga neuroticism
kondisi kestabilan emosi pada kutub lain
yang tidak mendukung definisi No* Pernyataan asli Terjemahan A
konstruknya. Dari delapan aitem yang Terjemahan B
disediakan BFI, lima aitem mendukung N-4 …Is depressed, blue Depresi, murung
definisi sifat pencemas. Ketiga aitem yang Depresi, murung N-9(R) Is relaxed,
tidak mendukung definisi konstruk ini handles stress well Santai, mengatasi stress
diterjemahkan relatif serupa oleh kedua dengan baik Santai, mengatasi stress
penerjemah. Sedangkan, dari lima aitem dengan baik N-14 Can be tense Bisa
yang mendukung definisi ada dua yang tegang Kadang dapat menjadi tegang N-19
perlu didiskusikan karena perbedaan Worries a lot Terlalu khawatir Sering
terjemahan. Pernyataan yang sudah (merasa) khawatir N-24(R) Is emotionally
disepakati adalah is depressed, blue, is stable, not easily upset Stabil secara
relaxed, handles stress well, worries a lot, emosional. Tidak mudah marah Secara
is emotionally stable, not easily upset, emosional stabil, tidak mudah kesal N-29
remains calm in tense situations, dan get Can be moody Bisa murung Kadang
nervous easily (lihat Tabel 4). Aitem mudah berubah-ubah emosi N-34(R)
pertama yang didiskusikan Remains calm in tense situations Tetap
adalah can be tense. Secara bahasa, tense tenang dalam situasisituasi tegang Tetap
bermakna tegang. Pernyataan can be tense tenang dalam situasisituasi yang
ini oleh penerjemah A diterjemahkan menegangkan N-39 Get nervous easily
sebagai ’bisa tegang’ sedangkan Mudah gugup Mudah grogi
*) Nomor urut berdasarkan BFI (John, pernyataan ’is ingenious, a deep thinker’
1990) diterjemahkan oleh penerjemah A sebagai
’banyak akal, seorang pemikir yang serius’
RAMDHANI
sedangkan penerjemah B mencantumkan
JURNAL PSIKOLOGI 199 ’cerdas, pemikir yang dalam’. Berdasarkan
diskusi lebih lanjut
menggunakan ’bisa murung’. KBBI daring
(2011) mencantumkan kata murung semua tim penerjemah sepakat
bermakna mudah sedih. Penerjemah B menggunakan pernyataan terakhir. Aitem
mencantumkan ’kadang mudah berubah- lain yang masih didiskusikan adalah values
ubah emosi’. Setelah diskusi kedua artistic, aesthetic. Penerjemah A
penerjemah sepakat menggunakan menuliskan bahwa aitem ini mengandung
pernyataan ’memiliki suasana hati yang makna ’menghargai
mudah berubah’. pengalamanpengalaman artistik, estetik’.
Sedangkan, penerjemah B menuliskan
Openness to Experience kalimat ’menghargai karya seni,
Ciri sifat ini dijabarkan ke dalam sifatsifat pengalaman-pengalaman keindahan’.
keluasan wawasan, pemikiran yang Cambridge Dictionaries mencantumkan
mendalam, ide-ide yang orisinil, dan bahwa value sebagai kata kerja bermakna
pengalaman kehidupan mental yang tinggi menilai ’penting’ atau ’menghargai’. Di
kompleksitasnya. Dimensi ini diungkap dalam diskusi yang dilakukan oleh tim
oleh 10 aitem, dua diantaranya pernyataan penerjemah disepakati untuk
yang tidak mendukung definisi. Hasil menggunakan kalimat ’menghargai hal-hal
penerjemahan yang dilakukan yang artistik dan estetik’ daripada
memperlihatkan bahwa beberapa aitem menghargai karya seni mengingat
sudah relatif serupa, yaitu is original, pengalaman artistik dan estetik lebih luas
comes up with new ideas, is curious about cakupannya daripada karya seni. Aitem
many different things, has an active berikut yang juga mendukung definisi
imagination, is inventive, prefers work that konstruk keterbukaan yaitu like to reflect,
is routine, has few artistic interests, dan is play with ideas. Dua frase yang
sophisticated in arts, music, or literature. mengungkap keterbukaan wawasan
Tiga aitem lainnya didiskusikan untuk seseorang. Like to reflect diterjemahkan
mendapat terjemahan yang disepakati oleh sebagai suka merenung sedangkan play
tim (lihat Tabel 5). Aitem pertama is with ideas diterjemahkan oleh penerjemah
ingenious, a deep thinker. Kata ingenious A sebagai mengutak-atik berbagai
diterjemahkan sebagai seseorang yang gagasan. Penerjemah B menerjemahkan
sangat pandai atau cerdas atau banyak frase ini sebagai suka introspeksi, bermain
akal. A deep thinker adalah seseorang dengan ide-ide. Namun demikian tim
pemikir yang dalam atau pemikir serius penerjemah sepakat bahwa hal ini harus
(Cambridge Dictionaries Online, 2008). melibatkan ’utak-atik gagasan’ dan
Pada saat mendiskusikan pernyataan aitem merenung. Kata ’merenung’ harus diikuti
ini, penerjemah mengacu kepada ciri-ciri dengan ’mengutak-atik gagasan’ karena
kepribadian seorang openness, yaitu suka merenung saja tanpa adanya aktivitas
belajar sesuatu yang baru, jika berpikir mengutak-atik gagasan akan
mempelajari sesuatu akan didalami hingga mengandung makna yang berbeda. Maka
amat paham, kreatif, dan dapat menelorkan dari itu, pernyataan yang tepat untuk aitem
ide-ide brilian. Dengan demikian ini adalah ’suka merenung, mengutak-atik
gagasan’ Penerjemahan ulang ke bahasa ditugasi membaca aitem untuk mengetahui
Inggris yang dilakukan oleh seorang apakah aitem-aitem BFI versi bahasa
penerjemah profesional dengan latar Indonesia dipahami oleh awam sesuai
belakang keilmuan non psikologi dengan tujuan aitem terse
memperlihatkan bahwa secara keseluruhan
Tabel 5 Penerjemahan aitem-aitem
tidak ada perbedaan makna. Beberapa kata
dimensi openness to experience
yang diterjemahan
No* Pernyataan asli Terjemahan A
ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA,
Terjemahan B
INVENTORI BIG FIVE
O-5 is original, comes up with new ideas
JURNAL PSIKOLOGI 200
Orisinil, mengajukan gagasangagasan baru
Orisinil, suka menemukan ideide baru
dengan menggunakan kata yang berbeda
namun makna tetap sama, misalnya untuk O-10 is curious about many different
aitem tend to find fault with others yang things
diterjemahkan menjadi ’saya cenderung
mencari kesalahan orang lain’. Penerjemah Ingin tahu tentang banyak hal yang
C menuliskan captious to others. Kedua berbeda
kata ini berbeda namun Cambridge Suka penasaran dengan banyak hal yang
Dictionaries mencantumkan to find fault berbeda
with adalah to criticize someone or
something, especially without good O-15 is ingenious, a deep thinker
reasons sedangkan captious adalah often Banyak akal, seorang pemikir yang serius
expressing criticisms about matters that are
not important. Aitem lain yang Cerdas, pemikir yang dalam
diterjemahkan ulang ke dalam bahasa O-20 has an active imagination Memiliki
Inggris dengan menggunakan kata yang imajinasi aktif Memiliki imajinasi yang
berbeda adalah is reserved diterjemah ke aktif
dalam bahasa Indonesia ’saya adalah
seorang yang tertutup’ diterjemahkan O-25 is inventive Berdaya cipta Suka
ulang sebagai taciturn. Cam menciptakan hal-hal baru

bridge Dictionaries mencantumkan O-30 values artistic, aesthetic experiences


reserved sebagai describes people who do Menghargai pengalamanpengalaman
not often talk about or show their feelings artistik, estetik
or thoughts, sebagai contoh adalah a quiet,
reserved woman sedangkan taciturn adalah Menghargai karya seni (kesenian),
tending not to speak much dengan contoh pengalamanpengalaman mengenai
he's a reserved, taciturn person. Dengan keindahan
demikian kedua kata reserved dan taciturn
O-35(R) prefers work that is routine
sebetulnya bermakna yang sama. Setelah
mendapatkan hasil terjemah ulang, peneliti Lebih suka pekerjaan yang rutin
menuliskan aitem dalam format yang siap
Lebih memilih pekerjaan yang rutin
disajikan untuk cognitive debriefing. Tiga
orang awam, terdiri dari dua orang O-40 likes to reflect, play with ideas
mahasiswa S1 psikologi dan seorang guru
Suka merefleksi, memainkan gagasan mencari kesalahan orang lain’ ini adalah
aitem yang tidak mendukung definisi
Suka berintrospeksi, bermain dengan ide-
conscientiousness. Menurut pembaca
ide
aitem, pernyataan ini cenderung dijawab
O-41(R) has few artistic interests ’sangat tidak setuju’ karena mencari
Mempunyai sedikit minat artistik kesalahan orang lain adalah karakter yang
buruk sehingga cenderung memiliki social
Memiliki beberapa minat pada kesenian desirability yang tinggi. Dengan
O-44 is sophisticated in arts, music, or pertimbangan ini, peneliti mengkaji
literature kembali definisi konstruk
conscientiousness yaitu prososial, setuju,
Pintar dalam seni, musik, atau percaya, dan altruism. Berdasarkan diskusi
kesusasteraan yang dilakukan maka aitem ini disepakati
Maju dalam seni, musik, atau diubah menjadi aitem yang mendukung
kesusasteraan definisi konstruk kesetujuan yaitu
’daripada berselisih paham lebih baik
*) Nomor urut berdasarkan BFI (John, mengalah’.
1990)
Hasil penelitian tahap 2: Analisis aitem
RAMDHANI BFI versi bahasa Indonesia
JURNAL PSIKOLOGI 201 Di dalam penelitian ini, model pengukuran
but. Beberapa kata yang dipahami secara BFI versi bahasa Indonesia dikonfirmasi
berbeda oleh pembaca disesuaikan dengan CFA untuk mengetahui apakah
sehingga menjadi lebih sesuai dengan pernyataan hasil terjemahan tersebut dapat
definisi. Salah satu contoh aitem yang dipahami subjek Indonesia sesuai dengan
diubah dalam tahap ini adalah E-1: ’saya konstruk teori kepribadian Big Five. Dari
adalah seorang yang banyak bicara’ analisis yang dilakukan diperoleh hasil
dimaknai sebagai seorang yang ’cerewet’ bahwa M1 yang terdiri dari 44 aitem tidak
yang di dalam bahasa Indonesia memenuhi kriteria fit sehingga M1 perlu
dikonotasikan sebagai sifat yang negatif. dimodifikasi. Modifikasi model
Padahal di dalam ciri sifat seorang yang pengukuran dilakukan dengan mengurangi
ekstraver, banyak bicara yang aitem yang mempunyai λ terlalu rendah
dimaksudkan di sini adalah seseorang yang dari masingmasing aitem terhadap
penuh energi, emosi positif, mengambil dimensinya sendiri (Furr, 2008; Kline,
inisiatif untuk berkenalan dengan orang 2011) karena alternatif teknik pengujian
lain pada saat berada di dalam situasi baru, lain yaitu mengkorelasikan antar eror tidak
dan menjaga iklim pembicaraan agar tetap disarankan untuk menguji model
hidup. Berdasarkan diskusi yang dilakukan pengukuran (lihat Widhiarso, 2011).
diusulkan untuk mengganti dengan Model M2 terdiri dari aitemaitem yang
pernyataan lain yang lebih dapat mempunyai λ ≥ 0,30 (Hair, 2010)
menggambarkan sifat seorang yang ’pada menghasilkan 37 aitem sedangkan M3
saat berada bersama orang lain, ia tidak adalah model pengukuran yang
akan kehabisan bahan pembicaraan’. aitemaitemnya mempunyai nilai λ ≥ ,40
Aitem lain yang dibahas adalah aitem tend (Lau, et al., 2010) terdiri dari 28 aitem.
to find fault with others. Aitem yang Pengujian model M2 memperlihatkan
diterjemahkan menjadi ’saya cenderung bahwa model pengukuran kelima dimensi
kurang memenuhi kriteria fit sedangkan Conscientiousness M2 (7) 128,45 0,00
model M3 yang terdiri dari 28 aitem 0,10 0,92** 0,14 0,95** M3 (6) 52,11
memperlihatkan tingkat goodness fit yang 0,00 0,08* 0,97** 0,07* 0,98** M1 (8)
lebih baik daripada M1 dan M2. Rentang 363,21 0,00 0,15 0,74 0,25 0,79
nilai χ2 dari M3 adalah antara 2,07 (p = Neuroticism M2 (8) 363,21 0,00 0,15 0,74
0,35) untuk neuroticism hingga 55,42 (p = 0,25 0,79 M3 (4) 2,07 0,35** 0,01**
0,00) untuk openness. Walaupun nilai χ2 1,0** 0,03** 0,99** M1 (10 107,77 0,00
dan p ini belum betul-betul memenuhi 0,05** 0.95** 0,08* 0,97** Openness M2
kriteria fit namun persyaratan lain yaitu (7) 75,78 0,00 0,07* 0,96** 0,08* 0,97**
RMSEA, CFI, RMR, dan GFI sudah M3 (6) 55,42 0,00 0,08* 0,97** 0,08*
terpenuhi (lihat Tabel 6). Hasil pengujian 0,98** Keterangan: ** (sangat baik);
terhadap M1 memperlihatkan ada 37 aitem *(baik)
yang memenuhi kriteria fit untuk menjadi
Tabel 7 Perbandingan λ aitem-aitem BFI
aitem dari M2 dengan 0,32 ≤ λ M-2 ≤ 0,78
versi bahasa Indonesia
sedangkan 28 aitem untuk M3 dengan
rentang skor 0,43 ≤ λ M-3 ≤ 0,80). No aitem
ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA, Saya adalah seorang yang ….
INVENTORI BIG FIVE
M-1 (44)
JURNAL PSIKOLOGI 202
M-2 (37)
M-3 (28) E1 tidak kehabisan bahan
Tabel 7 memperlihatkan perbandingan λ pembicaraan 0,44 0,43 0,59 E6(R) tertutup
masing-masing aitem dari M1, M2, dan 0,37 0,32 - E11 bersemangat 0,69 0,71
M3. Reliabilitas α dari masing-masing 0,55 E16 mampu membangkitkan
dimensi dari BFI versi bahasa Indonesia semangat orang lain 0,69 0,70 0,72 E21(R)
cenderung pendiam 0,26 - - E26 suka
yang terdiri dari 37 aitem ini berkisar
berterus terang tanpa menyinggung
antara 0,70 – 0,79 sedangkan versi 28
perasaan orang lain 0,53 0,55 0,71 E31(R)
aitem ini berkisar antara 0,73 – 0,79.
terkadang pemalu, canggung 0,24 - - E36
mudah bergaul, supel 0,63 0,61 0,43
Reliabilitas α dimensi extraversion 0,70
Tabel 6 Perbandingan hasil uji fit M1, M2,
0,73 A2(R) cenderung mencari kesalahan-
dan M3 BFI versi bahasa Indonesia (n =
kesalahan orang lain 0,47 0,47 0,48 A7
790)
tidak mementingkan diri sendiri 0,50 0,50
Sumber ∑ aitem χ2 p RMSEA CFI RMR 0,51 A12(R) mencari-cari masalah dengan
GFI orang lain 0,52 0,52 0,49 A17 mempunyai
sifat pemaaf 0,65 0,65 0,65 A22 secara
M1 (8) 299,47 0,00 0,13 0,76 0,28 0,83
umum dapat dipercaya 0,67 0,67 0,71
Extraversion M2 (6) 36,47 0,00 0,06*
A27(R) dingin, suka menyendiri 0,34 0,34
0,97** 0,07* 0,98** M3 (5) 16,74 0,01
- A32 suka memberi perhatian dan baik
0,05** 0,98** 0,05** 0,98** M1 (9)
pada hampir setiap orang 0,54 0,54 0,54
138,89 0,00 0,07* 0,92** 0,12 0,93**
Agreeableness M2 (9) 138,89 0,00 0,07* RAMDHANI
0,92** 0,12 0,93** M3 (7) 30,37 0,01
JURNAL PSIKOLOGI 203
0,04** 0,98** 0,05** 0,99** M1 (9)
221,69 0,00 0,09 0,88 0,19 0,89 No aitem
Saya adalah seorang yang …. - - Reliabilitas α dimensi openness 0,79
0,79
M-1 (44)
M-2 (37)
Diskusi
M-3 (28) A37 terkadang kasar terhadap
orang lain 0,39 0,39 - A42 suka bekerja Studi ini bertujuan untuk mengadaptasi
sama dengan orang lain 0,65 0,65 0,63 skala BFI ke dalam bahasa Indonesia.
Reliabilitas α dimensi agreeableness 0,76 Skala ini merupakan salah satu dari alat
0,76 C3 melakukan pekerjaan hingga ukur ciri kepribadian Big Five yang
tuntas 0,66 0,67 0,67 C8(R) kurang hati- dikembangkan oleh John (1990).
hati 0,37 0,35 - C13 pekerja yang handal Penerjemahan BFI yang dilakukan dalam
0,48 0,49 0,50 C18(R) tidak suka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
keteraturan 0,28 - - C23(R) cenderung satu skala kepribadian relatif baku yang
pemalas 0,56 0,53 0,51 C28 gigih dapat digunakan untuk tujuan penelitian di
mengerjakan tugas hingga selesai 0,77 Indonesia. Analisis aitem yang telah
0,78 0,80 C33 melakukan sesuatu dengan dilakukan
efisien 0,67 0,68 0,67 C38 membuat
memperlihatkan bahwa dari 44 aitem yang
rencana-rencana dan kemudian
terdapat pada BFI ada dua aitem dari
melaksanakannya 0,65 0,65 0,64 C43(R)
dimensi openness, yaitu aitem O35(R),
pikiran saya mudah kehilangan focus 0,29
O41(R), dan O44 memperlihatkan λ yang
- - Reliabilitas α dimensi conscientiousness
amat rendah. Aitem O35(R) berbunyi
0,78 0,79 N4 mudah murung 0,52 0,52
’saya merasa lebih suka melakukan
0,53 N9(R) dapat mengatasi stress dengan
pekerjaan yang rutin’ adalah terjemahan
baik 0,34 0,34 - N14 mudah merasa tegang
dari prefers work that is routine. Apabila
0,71 0,71 0,74 N19 sering merasa khawatir
dikaji ulang ciri-ciri individu openness
0,61 0,61 0,62 N24(R) stabil secara
bercirikan keterbukaan, orisinalitas, dan
emosional 0,32 0,32 - N29 memiliki
keluasan wawasan. Individu openness
suasana hati yang mudah berubah 0,39
bercirikan keterbukaan akan
0,39 - N34(R) tetap tenang dalam situasi-
situasi yang menegangkan 0,39 0,35 - N39 ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA,
mudah gugup 0,73 0,73 0,71 Reliabilitas α INVENTORI BIG FIVE
dimensi neuroticism 0,74 0,75 O5 sering
JURNAL PSIKOLOGI 204
dapat ide baru 0,70 0,70 0,70 O10 suka
penasaran dengan banyak hal yang
berbeda 0,38 0,38 - O15 pemikir yang
cerdas 0,66 0,66 0,67 O20 memiliki berbagai pengalaman baru, mereka
imajinasi aktif 0,74 0,74 0,73 O25 berdaya biasanya mendapat skor kreativitas yang
cipta 0,77 0,77 0,78 O30 menghargai tinggi, sukses bila bekerja di bidang
pengalaman-pengalaman artistik dan artistik, dan dapat menciptakan lingkungan
estetik 0,46 0,46 0,45 O35(R) lebih suka kerja dan tempat tinggal yang berbeda
melakukan tugas yang rutin, yang biasa dengan lainnya. Sebaliknya, seorang yang
dilakukan 0,04 - - O40 suka merenung, rendah dalam hal keterbukaan ini adalah
mengutak atik gagasan 0,44 0,44 0,43 seorang yang konservatif. Di dalam
O41(R) mempunyai hanya sedikit minat kehidupan sehari-hari, kata ’rutin’
seni dan berkesenian 0,01 - - O44 hebat digunakan untuk menyebut dua hal, yaitu
dalam seni, musik, atau kesusasteraan 0,15 (1) kegiatan yang dilakukan setiap hari, (2)
kewajiban yang harus dilakukan sehari- artistic interests ke dalam bahasa Indonesia
hari berkaitan dengan pekerjaan. Apabila sebagai ’minat artistik’ mungkin akan
di-kaji lebih lanjut ke ciri kepribadian mendapat sebaran respon yang berbeda
openness yaitu look for stimulating apabila dijawab oleh responden dengan
activities that break up my routine maka latar belakang seni. Bagi awam, kata
inti dari keterbukaan terhadap pengalaman ’minat artistik’ dapat dipahami sebagai
mungkin lebih kepada look for stimulating pengakuan terhadap minat akan karya-
bukan pada rutinitasnya. Atmoko (2011) karya dengan kualitas seni yang hebat.
menerjemahkan aitem ini menjadi ’lebih Untuk itu mungkin perlu dicari alternatif
menyukai pekerjaan rutin’ juga penerjemahan kata ’artistic’ yang lain,
memperoleh skor λ yang rendah. Temuan misalnya dengan menggunakan kata ’karya
serupa juga dilaporkan oleh Schmitt et al. seni’ atau dengan cara menambahkan kata
(2007) yang menerjemahkan BFI ke dalam ’indah’ sehingga has few artisitc interests
bahasa negara-negara Asia dan Asia diterjemahkan menjadi ’mempunyai minat
Tenggara. Salah satu alasan yang untuk menikmati karya seni yang indah’.
dikemukakan Schmitt adalah perbedaan Alternatif lain diperoleh dari penerjemahan
antara budaya tempat BFI dikembangkan yang dilakukan oleh Atmoko (2011) yang
yang individualistik dengan budaya menerjemahkan aitem ini menjadi ’hanya
negara-negara Asia yang mayoritas memiliki sedikit minat artistik’ sehingga
kolektivistik (Hofstede & McCrae, 2004). kata ‘few’ mungkin tidak cukup
Selain itu, Hofstede dan Hofstede (2005) diterjemahkan menjadi ‘sedikit’ karena
menyatakan bahwa masyarakat kolektif kata ‘sedikit’ dapat bermakna positif
tidak begitu menyukai hal-hal yang sehingga pada saat dirangkai ke dalam
berubah (uncertainty avoidance) sehingga kalimat ‘mempunyai sedikit minat artistik’
aitem yang di dalam bahasa aslinya mengandung makna bahwa seseorang yang
berbunyi prefers work that is routine ini menjawab ‘ya’ adalah seorang yang
diduga memiliki social desirabelity yang berminat artistik. Berbeda halnya apabila
tinggi. Sehingga mungkin penerjemahan kata ‘sedikit’ diawali dengan kata ‘hanya’
aitem ini perlu diubah menjadi ’tidak suka sehingga menjadi ‘hanya sedikit’. Aitem
mencari aktivitas baru yang berbeda lain yang juga daitemukan mempunyai
daripada biasanya’ atau dapat juga diubah loading factor sangat rendah adalah ’hebat
menjadi aitem unfavorable, misalnya ’saya dalam seni, musik, atau kesusasteraan’.
lebih suka mencari aktivitas baru yang Atmoko (2011) menerje
berbeda daripada biasanya’.
RAMDHANI
Aitem lain yang patut dikaji adalah
JURNAL PSIKOLOGI 205
O41(R) yang berbunyi ’saya mempunyai
sedikit minat artistik’ sebagai terjemahan mahkan sebagai ’ canggih di bidang seni,
dari has few artistic interests. Serupa musik, atau sastra’. Aitem ini mempunyai
dengan aitem O35(R), aitem ini juga kemiripan dengan aitem O41 yaitu
mendapat skor korelasi terendah pada saat ’mempunyai sedikit minat artistik’ dan
diterjemahkan oleh Schmitt et al. (2007) keduanya berkorelasi sangat rendah
yang mengadaptasi BFI ke 56 bahasa dengan total openness. Data ini
menemukan bahwa terjemah ke dalam memberikan gambaran bahwa aitem yang
bahasa Afrika dan Asia Tenggara pada berkaitan dengan artistik agak sulit
aitem has few artistic interests hanya dikonstruksikan ke dalam bahasa
berkorelasi sebesar 0,19. Penerjemahan Indonesia. Temuan menarik lainnya
adalah sebagian besar dari aitem-aitem dari dimensi yang sama. Untuk
yang mempunyai nilai λ rendah pada meningkatkan persentase aitem yang
kelima dimensi adalah aitem unfavorable. memenuhi kriteria sesuai dengan konstruk
Bahkan, aitemaitem unfavorable dari maka proses penerjemahan alat ukur
dimensi extraversion, neuroticism, dan psikologi yang disusun dan dikembangkan
conscientiouness seluruhnya dari negara lain harus dilakukan tidak
memperlihatkan nilai λ < 0,4 dan seakan- hanya dengan menerjemahkan bahasanya
akan membentuk dimensi yang terpisah saja tetapi harus disesuaikan dengan kultur
dengan aitem-aitem favorable dari kedua dari bangsa dimana bahasa itu digunakan.
dimensi tersebut. Hasil ini memberikan ide Pertanyaan yang disusun dalam bahasa
kepada penelitian yang akan datang untuk Inggris untuk mengungkap persepsi, sikap,
menyajikan aitemaitem favorable saja atau rasa, atau perilaku orang yang berbahasa
unfavorable saja. Terlepas dari hasil uji ibu bahasa Inggris dapat dimaknai berbeda
konfirmatori model pengukuran BFI ini, pada saat bahasa itu diterjemahkan ke
kelima dimensi memiliki reliabilitas yang dalam bahasa Indonesia.
cukup baik, yaitu antara extraversion
Kepustakaan
(0,73), agreeableness (0,76),
conscientiousness (0,78), neuroticism Atmoko, D.D. (2011). Uji validitas
(0,74), dan openness (0,79). Hasil ini tidak konstruk big five inventory dengan
jauh berbeda dengan penelitian yang pendekatan analisis faktor konfirmatori.
dilakukan Schmitt et al., (2007) yang (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas
meneliti 17.408 responden dari 56 negara Psikologi Universitas Gadjah Mada.
dengan reliabilitas berturut-turut yaitu Brislin, R.W. (1980). Translation and
0,77; 0,70; 0,78; 0,79; dan 0,76. Beberapa content analysis of oral and written
keterbatasan penelitian ini, yaitu: (1) material. In H.C. Triandis, & J.W. Berry
Responden penelitian masih terbatas yaitu (Eds.), Handbook of cross cultural
kalangan guru dan mahasiswa, (2) tahap psychology, Vol. II: Metodology (pp.
cognitive debriefing belum betul-betul 389444). Boston, MS: Allyn & Bacon.
dilakukan melalui format wawancara Cambridge Dictionaries online (2008).http
sehingga pemahaman dan pemikiran .//dictionary.cambridge.org/dictiona-
responden dapat digali lebih dalam, (3) ry/british/ Costa, P.T. Jr., & McCrae, R.R.
tidak digunakannya alat ukur paralel yang (1995). Domains and Facets: Hierarchical
dapat digunakan untuk menguji validitas
konvergen dan validitas diskriminan dari ADAPTASI BAHASA DAN BUDAYA,
BFI. Dengan demikian, penelitian lanjutan INVENTORI BIG FIVE
untuk menghasilkan BFI JURNAL PSIKOLOGI 206
versi bahasa Indonesia yang lebih baik
masih diperlukan.
Personality Assessment Using the Revised
Kesimpulan NEO Personality Inventory. Journal of
Personality Assessment, 64(1), 21-50.
Dari 44 aitem BFI versi bahasa Inggris,
doi:10.1207/s15327752jpa6401_2 Furr,
diperoleh 28 (63,6%) aitem yang sudah
R.M., & Bacharach, V.R. (2008).
diterjemahkan sesuai dengan konstruk Big
Psychometrics: An Introduction. Thousand
Five. Sebagian besar aitem unfavorable
Oaks, CA: Sage Publications. Goldberg,
tidak sepenuhnya mengungkap konstruk
L.T. (1981). Language and individual
yang sama dengan aitem-aitem favorable
differences: The search for universal in Big Five trait taxonomy: History,
personality lexicons. In L. Wheeler (ed.). measurement, and conceptual issues. In O.
Review of Personality and Social P. John, R. W. Robins, & L. A. Pervin
Psychology, 2, 141-165. Beverly hills, (Eds.), Handbook of personality: Theory
CA.: Sage Pub. Goldberg, L.R. (1992). and research (pp. 114-158). New York,
The development of markers for the Big- NY: Guilford Press. John, O. P., & Soto,
Five factor structure. Psychological C. J. (2007). The importance of being
Assessment, 4, 26-42. doi:10.1037/1040- valid: Reliability and the process of
3590.4.1.26 Hair, J.F., Black, W.C., Babin, construct validation. In R. W. Robins, R.
B.J., & Anderson, R.E. (2010). C. Fraley, & R. F. Krueger (Eds.),
Multivariate Data Analysis, 7th edition. Handbook of research methods in
Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. personality psychology (pp. 461-494).
Harahap, K. (2008). Perilaku konsumtif New York, NY: Cambridge University
pada remaja putri tingkat akhir ditinjau Press. KBBI daring (2011).
dari gaya hidup materialistis dan http://pusatbahasa. kemdiknas.go.id
kepribadian Big Five. (Skripsi tidak Kline, R.B. (2011). Principles and practice
dipublikasikan). Fakultas Psikologi of structural equation modeling (3rd ed.).
Universitas Gadjah Mada. Haryanto, A. New York, New York: Guilford Press.
(2007). Keberhasilan wirausaha ditinjau Lau, Y., Wang, Y., Yin, L., Chan, K.S., &
dari kepribadian Big Five. (Skripsi tidak Guo, X. (2010). Validation of the
dipublikasikan). Fakultas Psikologi mainland Chinese version of the
Universitas Gadjah Mada. Haryati, T. Edinburgh Postnatal Depression Scale in
(2006). Hubungan antara dukungan Chengdu mothers. International Journal of
organisasi dan Big Five personality dengan Nursing Studies, 47, 11391151. doi:
komitmen organisasi. (Skripsi tidak 10.1016/j.ijnurstu. 2010.02.005 McCrae,
dipublikasikan). Fakultas Psikologi R.R., & Costa, P.T. Jr. (1996). Toward a
Universitas Gadjah Mada. Hofstede, G., & new generation of personal
Hofstede, G.J. (2005). Cultures and
RAMDHANI
Organizations, Software of the Mind. New
York: McGraw-Hill. Hofstede, G., & JURNAL PSIKOLOGI 207
McCrae, R.R. (2004). Personality and
culture revisited: ity theories: Theoretical contexts for the
Five-Factor model. In J.S. Wiggins (Ed.),
Linking traits and dimensions of culture. The five-factor model of personality:
Cross-Cultural Research, 38(1), 52-88. Theoretical perspectives (pp. 51-87). New
doi:10.1177/1069397103259443 Howitt, York: Guilford Press. Margono, D.A.
D., & Cramer, D. (2011). Introduction to (2008). Uji korelasi antara skala self report
research methods in psychology (3rd Ed.). kecerdasan emosi dengan kepribadian Big-
Essex, UK: Pearson Education Limited. Five. (Skripsi tidak dipublikasikan).
John, O. (1990). The ‘Big Five’ factor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
taxonomy: Dimensions of personalityin Mada. Mastuti, E. (2005). Faktor-faktor
the natural language and questionnaires. yang diungkap alat ukur kepribadian Big
In. L.A. Pervin (Ed.), Handbook of Five pada mahasiswa suku Jawa dan suku
personality: Theory and research (pp. Madura. (Tesis tidak dipublikasikan).
66100). New York: Guilford Press. John, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
O. P., Naumann, L. P., & Soto, C. J. Mada Microsoft (2008). Encarta
(2008). Paradigm shift to the integrative dictionary. St. Martin's Paperbacks.
Priyudha, P.A. (2009). Hubungan antara
setiap factor trait the Big Five Personality
dengan tingkat kepuasan konsumen.
(Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Schmitt, D.P., Allik, J.R., McCrae, R.R.,
& Nez, V.N.B-M. (2007). The geographic
distribution of Big Five personality traits.
Journal of Cross-Cultural Psychol
ogy, 38(2), 173-212. doi: 10.1177/
0022022106297299. Suhartanto, P.E.
(2003). Hubungan dimensi kepribadian
Big Five dan karakteristik kerja dengan
performansi kerja. (Skripsi tidak
dipublikasikan). Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada. Tupes, E.C., &
Christal, R.C. (1992). Recurrent
personality factors based on trait ratings.
Journal of Personality, 60, 225251. doi:
10.1111/j.1467-6494.1992. tb00973.x
Widhiarso, W. (2011). Korelasi Antar Eror
dalam SEM: Mendingan Kita Hindari
Diunduh dari : http://widhiarso.staff.
ugm.ac.id/wp/korelasi-antar-eror dalam-
sem-mendingan-kita-hindari/ tanggal 24
Desember 2011. Wild, D., Grove, A.,
Martin, M., Eremenco, S., Verje-Lorenz,
A., & Erikson, P. (2005). Principles of
Good Practice for the Translation and
Cultural Adaptation Process for Patient-
Reported Outcomes (PRO) Measures:
Report of the ISPOR Task Force for
Translation and Cultural Adaptation.
Value in Health, 8(2), 94-104.

Review jurnal
Kelebihan : jurnal ini ditulis dengan
mengaplikasikan dua Bahasa yaitu Bahasa
inggris dan indonesia

You might also like