You are on page 1of 13

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan adanya

perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut adalah

perubahan dalam permintaan tenaga kerja di dunia kerja yang semakin tinggi

karena mengikuti perkembangan yang ada. Akan tetapi kemajuan zaman ini

akhirnya memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Dibalik

semua kemajuan itu, manusia juga dihadapkan pada tantangan untuk

mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari yang semakin kesini semakin komplek.

Pada dasarnya individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus

dipenuhi dalam hidupnya. Salah satu pemenuhan kebutuhan tersebut adalah

dengan bekerja yang bertujuan untuk mendapatkan penghasilan. Akan tetapi,

dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan

kemampuan tidaklah semudah yang diharapkan, karena banyak tantangan

dan hambatan yang menyebabkan hal tersebut sulit untuk dicapai. Salah satu

hal yang dapat menyulitkan individu memperoleh pekerjaan dikarenakan

semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja pertahun di Indonesia. Badan

Pusat Statistik (BPS) merilis laporan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada

Februari 2017, dalam periode tersebut, tercatat sebanyak 131,55 juta orang

angkatan kerja atau naik 3,88 juta orang dibandingkan Februari 2016. Dari

1
2

jumlah itu, penduduk Indonesia yang bekerja pada Februari 2017 tercatat

sebanyak 124,54 juta orang, naik 3,89 juta orang dibandingkan periode yang

sama tahun lalu (Kumparan, 2017). Selain itu, Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi juga menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar yang

dihadapi Indonesia saat ini adalah pengangguran (Tempo, 2013).

Kompleksnya persoalan mengenai pekerjaan dengan banyaknya

persaingan, hambatan, dan tantangan yang dihadapi dapat membuat para

pencari kerja terkendala dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan

minat, bakat, dan kemampuannya. Mahasiswa yang tergolong dalam dewasa

awal, di mana dewasa awal ini berlangsung pada usia 20 hingga 30 memiliki

tugas perkembangan yang harus dijalaninya (Duffy & Atwater, 2009).

Menurut Hurlock (1997) diantara tugas-tugas perkembangan dewasa muda,

tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan merupakan tugas yang sangat

banyak, sangat penting, dan sangat sulit diatasi.

Bila individu percaya bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk

menghadapi tantangan yang dihadapi dalam hidupnya, maka individu

tersebut akan merasa semakin cemas bila menghadapi suatu tantangan,

seperti tantangan dalam menghadapi dunia kerja yang akan dihadapi oleh

mahasiswa setelah lulus dari perguruan tinggi (Bandura dalam Nevid,

Rathus, & Greene, 2005). Mulyadi (2010), mengungkapkan kecemasan pada

umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam atau

membahayakan. Sempitnya lapangan pekerjaan dapat menimbulkan


3

kecemasan pada individu karena tingkat persaingan dan tuntutan biaya hidup

yang semakin tinggi. Apalagi kalau individu tidak punya kemampuan atau skill

yang memadai sesuai dengan permintaan bidang pekerjaan yang ada

(Titaningsih, 2010). Priest (2015) mengungkapkan bahwa karier menjadi

pencarian identitas diri yang menjadi sumber umum kecemasan.

Dunia kerja menuntut kita memiliki kemampuan-kemampuan untuk

dapat bersaing dalam mencapai suatu tujuan, karena seperti kita sadari

semakin bertambahnya waktu, semakin banyak para lulusan sarjana maupun

yang bukan dari kalangan akademis menambah jumlah calon pekerja dan

lapangan pekerjaan yang tersedia sangatlah sedikit. Tidak berimbangnya

lapangan pekerjaan dan pencarian kerja, menuntut kita harus bersaing

dengan ketat serta berusaha keras untuk mendapatkan pekerjaan. Bekerja

adalah suatu bentuk aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan suatu hasil,

kepuasan, dan aktifitas ini melibatkan fungsi fisik maupun mental. Manusia

yang memiliki kesadaran dan konsep diri yang tinggi bisa melawan rasa

pesimis dan dapat membimbing dirinya pada semangat hidup yang antusias,

bergelora, penuh keyakinan diri, terlepas dari segala macam kecemasan dan

segala gangguan yang mengganggu dirinya dalam menghadapi dunia kerja.

Dilihat secara umum dunia kerja dipandang sebagai masa dimana seseorang

melakukan sebuah usaha yang dilakukan untuk memperoleh hasil atau guna

mencapai tujuan tertentu.


4

Dunia kerja merupakan dunia yang akan segera dimasuki oleh

mahasiswa semester akhir yang telah menyelesaikan kuliahnya di sebuah

perguruan tinggi. Mencari pekerjaan adalah tugas baru bagi mahasiswa yang

telah selesai menempuh pendidikanya. Mencari pekerjaan boleh dikatakan

bukanlah sesuatu hal yang mudah, perencanaan dan persiapan maupun

penentuan pekerjaan belum bisa menjamin seseorang akan mendapatkan

pekerjaan, karena disetiap pekerjaan mempunyai kompleksitas

permasalahan yang berbeda. Masalah itu sendiri adalah ketidak sesuaian

antara ketrampilan yang dimiliki, pengetahuan yang diperoleh dengan jumlah

lowongan kerja yang tersedia, sedangkan kesempatan bekerja ke depan

masing-masing pribadi pelamar kerja disyaratkan berkopetensi dengan

bidangnya. Hal ini sangatlah penting dikarenakan keahlian yang dimiliki oleh

seseorang harus dipertanggung jawabkan di mata perusahaan atau instansi

yang telah menerimanya berkerja. Seorang pelamar kerja jelas harus

profesional dan benar-benar menguasai bidang yang ditekuninya dan kualitas

pribadi. Seseorang yang mempunyai kualitas pribadi dan keahlian yang lebih

bagi perusahaan atau institusi hal ini sangat menguntungkan karena yang

bersangkutan mempunyai beberapa keahlian.

Apa bila seorang mahasiswa semester akhir memiliki kriteria pencari

kerja yang baik dan kualitas pribadi yang memadai, niscaya hal ini akan

membuatnya merasa percaya diri untuk memasuki dunia kerja. Namun,

apabila ia tidak memiliki kriteria pencari kerja yang baik dan kualitas yang
5

memadai, bukan tidak mungkin ia akan mengalami kecemasan untuk

memasuki dunia kerja karena kualitas yang dimilikinya belum mencukupi.

Kecemasan yang dimilikinya, bukan tidak mungkin disebabkan oleh dunia

kerja di tempat kerjanya yang baru, akan tetapi kepastian untuk diterima

sebagai karyawan tetap, gaji yang cukup serta kepastian lama kerja.

Jangankan pencari kerja yang tingkat pendidikanya rendah, pelamar yang

berstatus sarjana pun kadang pesimis dalam menghadapi dunia kerja yang

penuh tantangan saat ini.

Sehubungan dengan kenyataan yang digambarkan diatas, apa bila

seseorang tidak dapat atau kurang mampu mengalahkan tuntutan kehidupan

otomatis orang tersebut tidak dapat menjaga keseimbangan jiwa, sehingga

terkadang menyebabkan perilaku seseorang berada diluar control, dan

akhirnya timbul gejala kecemasan. Kecemasan dalam menghadapi dunia

kerja dapat diartikan sebagai bentuk respon negatif yang meliputi perasaan

ketakutan dan kekhawatiran terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang

dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang bertujuan untuk

mengubah keadaan hidup yang lebih baik (Waqiati, 2012).

Kecemasan menghadapi dunia kerja adalah perasaan khawatir yang

dialami seseorang ketika memasuki dunia kerja biasanya kecemasan ini

dialami bagi mereka yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya yang

nantinya berkeinginan mencari pekerjaan sesuai dengan latar belakang

pendidikan yang dimiliki. Kecemasan dalam memasuki dunia kerja biasanya


6

di alami oleh mahasiswa tingkat akhir, karena dunia kerja adalah dunia yang

belum pernah mereka masuki. Kecemasan ini bisa disebabkan oleh beberpa

faktor, antara lain pengetahuan yang telah dimiliki subjek tentang situasi yang

sedang dirasakan, apakah sebenarnya mengancam atau tidak mengancam

serta pengetahuan tentang kemampuan dirinya untuk mengendalikan dirinya

(termasuk keadaan emosi maupun focus ke permasalahannya) dalam

menghadapi situasi tersebut, Blackburn dan Davidson (Safaria & Saputra,

2012).

Mahasiswa semester akhir dituntut memiliki kesiapan mental dalam

memasuki dunia kerja. Apa bila mahasiswa tidak mampu mempersiapkan diri

dengan baik, ia akan cenderung akan memiliki kecemasan dalam memasuki

dunia kerja. Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa

semester akhir dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Nevid (Machdan &

Hartini, 2012) menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan

emosional yang mempunyai ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis,

perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan Aprehensif atau

keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan

segera terjadi. Kecemasan merupakan keadaan suasana perasaan (Mood)

yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan

kekhawatiran tentang masa depan. Menurut Drajat (Lesmana, 2014)

kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur

baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan


7

(frustasi) dan pertentangan batin (konflik). (Atkinson Uyun & Saputra, 2012)

Faktor yang mempengaruhi kecemasan bahwa kecemasan disebabkan

karena konflik dan frustasi, ancaman fisik dan ancaman terhadap harga diri

serta tekanan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan serta adanya

perasaan tidak berdaya dan tidak mampu mengendalikan apa yang terjadi.

Kecemasan dapat berdampak negatif bagi mahasiswa Fakultas

Psikologi apabila dihadapkan dengan realita yang ada yaitu sulitnya untuk

mendapatkan pekerjaan. Dampak ini dapat berupa persaingan kerja dan

pengangguran intelektual adalah kondisi psikologis seseorang, dapat berupa

perasaan tertekan, putus asa dan ketakutan yang muncul karena adanya

keadaan dimana individu merasa terancam oleh salah satu hal yang

dianggapnya menakutkan dan menyakitkan yang berasal dari luar maupun

dari dalam sehingga menimbulkan kekhawatiran, kegelisahan yang

mengganggu ketenangan dan kesehatan yang terkadang menimbulkan

kekacauan fisik (Sejati, 2012). Dampak negatif yang kemungkinan terjadi di

masa depan dapat berhubungan perasaan cemas. Dampak yang terlihat

pada mahasiswa yang mengalami kecemasan menghadapi dunia kerja dapat

dilihat pada aspek kognitif yang diungkapkan oleh Calhoun dan Accocella

(2010) yaitu ketakutan yang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir jernih

sehingga mengganggu dalam memecahkan masalah dan sikap putus asa

yang menyebabkan terhambatnya seseorang dalam melakukan suatu


8

aktivitas yang membutuhkan konsep diri misalnya harapan untuk dirinya

sendiri pada kehidupan yang akan datang

Menurut Nevid dan Rathus (2003) faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya kecemasan diantaranya adalah sosial lingkungan,

biologis, behavioral, kognitif dan emosional. Selain kondisi dunia kerja yang

ada, tinggi rendahnya kecemasan dalam menghadapi dunia kerja yang

dialami oleh mahasiswa salah satunya juga dapat dipengaruhi oleh konsep

diri. Hal ini dikarenakan konsep diri terbentuk dari berbagai pengalaman

individu dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga individu akan

mampu menilai dan memandang dirinya sendiri (Pudjijogyanti, 1993).

menurut Calhoun dan Acocella (Novia dan Wisjnu, 2014) konsep diri terdiri

dari pengetahuan individu tentang diri sendiri dimasa sekarang, pengharapan

individu tentang diri sendiri dimasa depan, serta penilaian individu terhadap

diri sendiri yang menentukan tingkat harga diri sehingga individu yang

bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas

melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung atas segala perbuatan yang

dilakukan, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan

menghargai orang lain.

Konsep diri berkembang secara sosial dan terbentuk dengan sendirinya

sejak kemampuan persepsi seseorang mulai berfungsi melalui proses

pengalaman belajar terus menerus terhadap diri sendiri, dan berkembang

nilai-nilai yang dipelajari dari interaksi social dengan orang lain (Rahmat,
9

2001). Hasil dari interaksi dengan orang lain akan membentuk nilai-nilai yaitu

nilai negatif maupun positif. Dari nilai tersebut akan menentukan seseorang

apakah seseorang itu memiliki konsep diri yang negatif atau positif. Konsep

diri yang negatif selalu memandang nilai-nilai negatif dalam dirinya dengan

ciri-ciri sebagai berikut : pengetahuan yang tidak tetap tentang dirinya,

pengharapan yang tidak realistis serta memiliki harga diri yang rendah.

Sedangkan konsep diri yang positif jika seseorang mampu melihat nilai-nilai

positif dalam dirinya sebagai suatu yang berharga yang dapat dikembangkan

untuk kemajuan dirinya, dengan ciri-ciri sebagai berikut : pengetahuan yang

luas dan bermacam-macam tentang diri, pengharapan yang realistis, serta

memiliki harga diri yang tinggi dan memiliki dorongan berprestasi serta dapat

mengenal kelebihan kekurangan dan menentukan masa depan diri sendiri.

Peneliti melakukan obsevasi dan wawancara yang dilakukan pada

tanggal 15 Januari 2016 dengan mahasiswa semester akhir di Universitas

Ahmad Dahlan Yogyakarta faktor-faktor kecemasan yang peneliti temukan

ketika berdialog antara lain pekerjaan yang tidak sesuai, kurang yakin

dengan kemampuan atau kesiapan kerja, konsep diri, gaji yang tidak sesuai,

tidak ingin jauh dari orangtua dan masih banyak pertimbangan yang lain.

Faktor-faktor penyebab kecemasan dalam menghadapi dunia kerja ini

diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan 4 mahasiswa semester akhir

di Universitas ahmad Dahlan Yogyakarta.


10

Penelitian yang dilakukan Sari dan Dewi (2013) menemukan bahwa

salah satu faktor internal yang mempengaruhi kecemasan adalah konsep diri,

sedangkan faktor eksternalnya adalah dukungan sosial. Subjek dengan

konsep diri positif cenderung memiliki kecemasan yang rendah, sementara

subjek dengan dukungan sosial tinggi cenderung memiliki kecemasan

rendah. Hal ini menunjukkan subjek memiliki tingkat kecemasan yang

rendah, dikarenakan pada umumnya subjek memiliki konsep diri yang positif

dan mendapatkan dukungan sosial yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

mengenai hubungan antara konsep diri dengan kecemasan dalam

menghadapi dunia kerja. Pada penelitian ini dipilih mahasiswa tingkat akhir di

Universitas Ahmad Dahlan dikarenakan dunia kerja merupakan dunia yang

akan segera dimasuki oleh mahasiswa semester akhir yang telah

menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi dan untuk mengetahui

sejauh mana mahasiswa mempersiapkan dirinya untuk memasuki dunia

kerja.

B. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang hubungan konsep diri dengan kecemasan dalam

menghadapi dunia kerja pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, akan tetapi

dengan variabel dan karakteristik subjek serta lokasi penelitian yang

bermacam-macam, diantaranya yaitu :


11

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mauizhatul Jannah (2015) dengan judul

“Kecemasan Karier Masa Depan Ditinjau Dari konsep Diri Dan Dukungan

Sosial Pada Mahasiswa Akhir S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”

memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti.

Kesamaan penelitian yaitu dalam penggunaan konsep diri sebagai

variabel bebas. Adapun yang membedakan penelitian ini dalam

penggunaan variabel tergantung yang membaha karier masa depan dan

subyek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Mauizhatul Jannah

menggunakan kecemasan karier masa depan sebagai variabel tergantung

dan mengambil Mahasiswa akhir S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

sebagi subyek penelitiian, sedangkan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan kecemasan menghadapi dunia kerja sebagai variabel

tergantung dan mengambil mahasiswa akhir S1 Universitas Ahmad

Dahlan Yogyakarta sebagi subyek penelitiian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tito Novan Mahardhika (2008) dengan

judul “Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Tingkat

Akhir Ditinjau Dari Prestasi Akademik dan Kecerdasan Emosi” memiliki

kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Kesamaan

penelitian yaitu dalam penggunaan kecemasan dalam menghadapi dunia

kerja sebagai variabel tergantung. Adapun yang membedakan penelitian

ini dalam penggunaan dua variabel bebas dan subyek penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Tito Novan Mahardhika menggunakan


12

prestasi akademik dan kecerdasan emosi sebagai variabel bebas dan

mengambil Mahasiswa tingkat akhir fakultas psikologi dan ilmu sosial

budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta sebagi subyek penelitiian.

Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep diri sebagai

variabel bebas dan mengambil mahasiswa akhir S1 Universitas Ahmad

Dahlan Yogyakarta sebagi subyek penelitiian.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Wafiah Rahmat Wibawa Yekti (2005)

dengan judul “Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan

kecemasan dalam menghadapi dunia kerja” memiliki kesamaan dengan

penelitian yang akan dilakukan peneliti. Kesamaan penelitian yaitu dalam

penggunaan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja sebagai variabel

tergantung. Adapun yang membedakan penelitian ini dalam penggunaan

variabel bebas dan subyek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh

Wafiah Rahmat Wibawa Yekti menggunakan dukungan sosial sebagai

variabel bebas. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan

konsep diri sebagai variabel bebas

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan

kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir di

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.


13

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan yang bermanfaat bagi

mahasiswa, Khususnya mahasiswa tingkat akhir, dimana dengan hasil

penelitian ini mahasiswa semester akhir diharapkan mampu

mengembangkan konsep diri mereka ketika menghadapi dunia kerja.

Tujuannya adalah agar mereka lebih mampu mengoptimalkan kemampuan

pribadinya dalam mempersiapkan diri serta meminimalisir kecemasan dalam

menghadapi dunia kerja.

2. Bagi disiplin ilmu psikologi

Setelah mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kecemasan

pada mahasiswa tingkat akhir dalam menghadapi dunia kerja, diharapkan

dapat memberikan sumbangan bagi tenaga pengajar psikologi industry dan

organisasi untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kepercayaan

diri pada mahasiswa.

3. Bagi mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

dalam bidang psikologi mengenai kecemasan dalam menghadapi dunia kerja

ditinjau dari konsep diri. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan

konsep diri bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja nantinya.

You might also like