You are on page 1of 17

ANALISIS PENERAPAN HEAT TRANSFER PADA PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN

MELALUI PIPA KAPILER BERSIRIP RADIAL DI DALAMUPPER TANK RADIATOR


UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MESIN KIJANG

Danar Susilo Wijayanto, Ngatou Rohman, Ranto, Husin Bugis, Arif Nurachman, Febryan
Alfianto Nugroho
Prodi. Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, FKIP, UNS
Kampus UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani 200, Surakarta, Tlp (0271)718419 Fax. (0271)716266
Email : danarsw@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study wereto determine the effect usage of gasoline heating through a
capillary tube which is radial finned in the upper tank of radiator on fuel consumption and exhaust
emissions of CO and HC in the engine of Toyota Kijang.This study is experimental. The sample in this
study was the machine of Toyota Kijang with machine number 7855290. Free variable of the research
is the usage of fuel heating with fin variations on the copper capillar tube consist of copper capillar
tube without fin, finned copper capillar tube with the ranges between the fins are 10 mm, 20 mm, and
30 mm and variations of engine speed at 1000 r.p.m., 2000 r.p.m., and 3000 r.p.m. Experimental
method to measure the fuel consumption is done by recording the time required for spent fuel 50 cc
and exhaust emissions of CO and HC in the engine of Toyota Kijang.The result of this research shows
that the average consumption at engine speed 1000 r.p.m. on the normal condition Toyota Kijang has
average fuel consumption 32,066×10-3 cc per cycle. In the usage of fuel heating using three copper
tubes with the range between the fins is 10 mm fuel consumption by 25,174×10-3 cc per cycle. Fuel
consumption decreased by 6,892×10-3 cc per cycle or 21,58%. At engine speed 2000 r.p.m. on the
normal condition Toyota Kijang average consumption 38,487×10-3 cc per cycle. In the usage of fuel
heating using three copper tubes with the range between the fins is 10 mm fuel consumption by
28,121×10-3 cc per cycle. Fuel consumption decreased by 10,366×10-3 cc per cycle or 26,93%. At
engine speed 3000 r.p.m. on the normal condition Toyota Kijang average consumption 36,783×10-3 cc
per cycle. In the usage of fuel heating using three copper tubes with the range between the fins is 10
mm fuel consumption by 31,187×10-3 cc per cycle. Fuel consumption decreased by 5,596×10-3 per
cycle or 15,21%. The conclusion of this research is the usage of fuel heating using three copper tubes
with the range between the fins is 10mm in the upper tank of radiator can reduce the biggest lowers
fuel consumption on the Engine of Toyota Kijang 1989.This research also shows that: the usage of
fuel heating use 3 finned copper tubes in the upper tank of radiator can reduce the highest level on
exhaust emissions of CO and HC in the engine of Toyota Kijang. The different of CO exhaust
emission is 2,54 % volume or 85 % while the HC exhaust emission is 139,667 ppm volume or 72 %.

Keywords: heating fuel, capillary tube, radial finned tube, upper tank radiator, fuel consumption of
gasoline, CO and HC exhaust emission

PENDAHULUAN mengandung unsur-unsur yang berbahaya bagi


Sumber daya energi merupakan sumber kesehatan serta merusak lingkungan dalam
daya alam yang tidak dapat diperbaharui bentuk polusi udara. BPLHD Jawa Barat (2009),
(Unrenewable Resources).Bahan Bakar Minyak “Kontribusi pencemaran udara yang berasal dari
(BBM) merupakan salah satu sumberdayaenergi sektor transportasi mencapai 60% s/d 70%,
tersebut.Tanpa disadari persedian BBM di kontribusi gas buang dari cerobong asap industri
Indonesia semakin menipis.Persediaan BBM hanya berkisar 10 s/d 15%, sisanya berasal dari
menipis tiap tahunnya.Kehadiran kendaraan sumber pembakaran lain, misalnya rumah tangga,
bermotorsangatlah penting, tetapi juga timbul pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-
suatu permasalahan seperti kecelakaan, lain”.
kemacetan dan pencemaran udara.Pencemaran Gas buang kendaraan bermotor secara
udara yang dimaksud adalah gas bekas yang teoritis mengandung unsur-unsur CO, NO2, HC,
keluar dari knalpot kendaraan bermotor dan C, H2, CO2, H2O dan N2.Karbon Monoksida (CO)

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 76


adalah gas beracun, tidak berwarna, tidak berbau, Firdaus membaginya menjadi tiga yaitu:
dan tidak berasa. Karena sifatnya yang tidak temperatur, turbulensi, dan waktu (2012).
berbau, CO biasanya tercampur dengan gas-gas Bahan bakar juga harus diuapkan dahulu
lain yang berbau sehingga CO dapat terhirup supaya mudah terbakar, Sukarmin (2009)
dengan tidak sengaja bersamaan dengan gas lain menyatakan bahwa ”Oleh karena bensin hanya
yang berbau. Unsur CO hasil pembakaran terbakar dalam fase uap, maka bensin harus
bersifat racun bagi darah manusia saat diuapkan dalam karburator sebelum dibakar
pernafasan, sebagai akibat berkurangnya oksigen dalam silinder mesin kendaraan”. Penguapan
pada jaringan darah.Hidrokarbon (HC) dapat bahan bakar dapat dilakukan dengan metode
menyebabkan iritasi mata, batuk, rasa mengantuk pemanasan (heater), Sudirman mengemukakan
dan bercak kulit (Ulet, 2010). Untuk “Metode ini mengalirkan bensin pada saluran
meminimalisir gas buang CO dan HC diperlukan bahan bakar melewati media pemanas.Media
upaya penyempurnaan putaran mesin, karena pemanas yang digunakan bisa memanfaatkan
padasetiap putaran mesin membutuhkan bahan sirkulasi air pendingin radiator atau bisa juga
bakar dan udara yang berbeda, sehingga menggunakan pemanas (heater)” (2006:
diperlukan putaran mesin yang tepat agar 34).Penambahan gas HHO juga dapat membuat
campurannya ideal (campuran yang ideal antara pembakaran lebih sempurna. Gas HHO
udara dan bahan bakar yaitu 14,7 : 1). dihasilkan dari proses elektrolisis air. Proses
Kenaikan harga BBM memunculkan elektrolisis air dilakukan dengan menggunakan
berbagai masalah di setiap bidang, salah satunya alat yang disebut elektroliser air.
adalah masalah di bidang otomotif.Dengan Berdasarkan latar belakang dan
terbatasnya persediaan BBM yang memicu identifikasi masalah, rumusan masalahnya
kenaikan harga bahan bakar, langkah positif yang adalah:
dapat dilakukan adalah dengan melakukan 1. Apakah pemanasan bahan bakar bensin
penghematan. Penghematan dapat dilakukan melalui pipa kapiler bersirip radialdi dalam
dengan cara penggunaan kendaraan secara bijak, upper tank radiator berpengaruh terhadap
perawatan kendaraan secara berkala, dengan konsumsi bahan bakar pada mesin Toyota
metode penghematan bahan bakar melalui Kijang ?
penambahan alat-alat penghemat bahan bakar dan 2. Apakah pemanasan bahan bakar bensin
lain sebagainya. melalui pipa kapiler bersirip radial di dalam
Terkait dengan metode penghematan upper tank radiator berpengaruh terhadap
bahan bakar, ada beberapa metode yang dapat emisi gas buang COdan HC pada mesin
dilakukan antara lain meliputi: metode magnet, Toyota Kijang ?
metode pemanasan (heater), metode gabungan Mengacu pada rumusan masalah yang
(variasi, pemanasan, dan elektromagnetik), ada, tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah:
metode cyclone, metode menaikkan kadar oktan 1. Mengetahui pengaruh pemanasan bahan
bahan bakar, metode penambahan pasokan udara, bakar bensin melalui pipa kapiler bersirip
dan metode kondisi mesin (Sudirman, 2006). radialdi dalam upper tank radiator terhadap
Pembakaran mesin karburator bisa konsumsi bahan bakar pada mesin Toyota
dikatakan masih belum sempurna karena bahan Kijang.
bakar belum mengalami atomisasi secara 2. Mengetahui pengaruh pemanasan bahan
sempurna. Bahan bakar yang belum teratomisasi bakar bensin melalui pipa kapiler bersirip
sempurna akan berdampak pada pembakaran radial di dalam upper tank radiator terhadap
yang kurang sempurna karena bahan bakar tidak emisi gas buang COdan HC pada mesin
terbakar secara sempurna. Pembakaran yang Toyota Kijang.
kurang sempurna akan berdampak pada tenaga
yang dihasilkan kurang maksimal. Dengan tenaga Landasan Teori
yang kurang maksimal maka berpengaruh pada 1. Pemanasan Bahan Bakar
konsumsi bahan bakar boros (kurang Bensin memiliki bilangan oktan,
hemat).Untuk mencapai pembakaran yang Harnanto dan Ruminten (2009) menyatakan:
sempurna sangatlah susah tetapi paling tidak Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan
pembakaran dapat terjadi mendekati sempurna. oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan
Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna, jumlah isooktan dalam bensin.
maka harus memenuhi syarat-syarat pembakaran, Bilangan oktan merupakan ukuran
kemampuan bahan bakar mengatasi

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 77


ketukan ketika terbakar dalam mesin. bensin yang memiliki volatilitas rendah. Bensin
Bensin merupakan fraksi minyak bumi dengan volatilitas yang rendah akan menguap
yang mengandung senyawa n–heptana dan dengan perlahan-lahan. Bensin harus memiliki
isooktan, misalnya bensin premium yang volatilitas yang tepat sesuai dengan keadaan
beredar di pasaran dengan bilangan oktan cuaca yang diperlukan (Nurhidayat, 2007).Pada
80 berarti bensin tersebut mengandung penelitian ini menggunakan premium.
80% isooktan dan 20% n–heptana (hlm. Ada beberapa metode penghematan
172). bahan bakar yang dapat dilakukan, meliputi:
Dalam proses pembakaran semua metode magnet, metode pemanasan (heater),
komponen bahan bakar harus terbakar sempurna, metode gabungan (variasi, pemanasan, dan
Khamidinal, Wahyuningsih, dan Premono (2009) elektromagnetik), metode cyclone, metode
menyatakan: menaikan kadar oktan bahan bakar, metode
Mutu bensin ditentukan berdasarkan penambahan pasokan udara, dan metode kondisi
efektivitas pembakarannya.Komponen mesin (Sudirman, 2006).
alkana rantai lurus (n-heptana) dalam Terkait metode pemanasan bahan bakar,
mesin tidak terbakar sempurna, sehingga Sudirman mengemukakan “Metode ini
menyebabkan terjadinya gangguan gerakan mengalirkan bensin pada saluran bahan bakar
piston pada mesin dan menimbulkan suara melewati media pemanas.Media pemanas yang
ketukan (knocking).Sementara itu alkana digunakan bisa memanfaatkan sirkulasi air
dengan rantai bercabang (isooktana) lebih pendingin radiator atau bisa juga menggunakan
efektif pembakarannya, sehingga tidak pemanas (heater)” (2006: 34).
menimbulkan suara ketukan pada Proses memanaskan bahan bakar
mesin.Oleh karena itu, kandungan dilakukan sebgai upaya menghemat bahan bakar
isooktana dalam bensin dijadikan sebagai pada kendaran roda empat. Metode pemanasan
standar mutu bensin (hlm. 170). bahan bakar pada penelitian ini dilakukan dengan
Berdasarkan teori di atas, semakin tinggi melewatkan bahan bakar melalui pipa dengan
bilangan oktan dari suatu bensin maka bensin variasi sirip radial di dalam upper tank radiator.
tersebut memiliki kualitas bahan bakar yang Penambahan sirip diharapkan akan menyerap
semakin baik dalam mengatasi ketukan ketika panas cairan radiator upper tank radiator yang
terbakar.Pembakaran juga menentukan mutu dari lebih banyak.Pemanasan bahan bakar yang
sebuah bahan bakar.Bahan bakar dengan rantai dilakukan pada penelitian ini akan menaikkan
karbon bercabang mempunyai mutu yang lebih temperatur bahan bakar. Bahan bakar dengan
baik.Kualitas bensin ditentukan juga oleh proses pemanasan membuat rantai karbon bahan
pembakaran yang terjadi.Pada pembakaran bakar akan bercabang lebih banyak. Selain
sendiri komponen yang ada pada bahan bakar membuat karbon bercabang semakin banyak,
harus terbakar sempurna.Sempurna atau tidaknya pemasan juga membuat nilai oktan bahan bakar
pembakaran dipengaruhi juga oleh jumlah cabang meninggi.Rantai karbon hanya dapat lepas
rantai karbonnya. Semakin banyak cabang dari dengan adanya katalis. Energi pemutus rantai
rantai karbonnya maka pembakaran akan lebih perlu suhu 2000C. Suhu radiator mobil berkisar
sempurna. 80 s/d 900C sehingga tidak cukup untuk memutus
Sifat bensin harus mudah menguap rantai karbon bahan bakar. Bahan bakar dengan
sebelum masuk ke dalam ruang rantai karbon bercabang yang lebih banyak
bakar.Kemudahan menguap dari suatu bensin membuat proses pembakaran pada kendaraan
disebut volatilitas.Setelah bensin bercampur lebih sempurna.
dengan udara di dalam karburator bensin harus a. Pipa Kapiler Bersirip
mudah menguap di dalam intake manifold. Menurut Cakra (2011), “Pipa
Apabila bensin sulit untuk menguap maka tetesan kapiler adalah suatu pipa pada mesin
bensin akan masuk ke dalam silinder. Tetesan pendingin baik itu air conditioner,
bensin tersebut akan mempengaruhi minyak kulkas, dan lain-lain. Pipa kapiler ini
pelumas di dalam silinder. Bercampurnya tetesan adalah pipa yang paling kecil jika
bensin dan minyak pelumas akan meningkatkan dibanding dengan pipa lainnya, …”.
keausan pada dinding silinder, torak dan sisi 1) Pipa Kapiler Tembaga
torak (Nurhidayat, 2007). Tembaga mempunyai ciri-
Bensin denganvolatilitas yang tinggi ciri seperti yang dikemukakan oleh
akan menguap lebih cepat dibandingkan dengan Jakfar (2011) yaitu: “Penghantar

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 78


panas dan listrik yang baik, rendah mengindikasikan pemakaian bahan bakar
digunakan untuk kabel dan pipa air”. yang irit, oleh sebab itu, nilai FC yang rendah
Hal ini didukung juga oleh Rahayu sangat diinginkan untuk mencapai efisiensi bahan
(2009) yang menyatakan “Tembaga bakar. (As’adi, 2010)
ini mempunyai sifat sifat yang sangat Fuel Consumption (FC) dapat dihitung dengan
baik yakni: sebagai penghantar listrik menggunakan rumus sebagai berikut:
dan panas yang baik, mampu tempa,
duktil dan mudah dibentuk menjadi
plat-plat atau kawat”. Dimana:
b. Radiator FC = Konsumsi bahan bakar (cc/menit)
Radiator merupakan tempat V = Volume (cc)
penampungan air untuk kemudian T = waktu (menit)
mendinginkannya.Radiator memiliki Dengan perlakuan pemanasan terhadap
beberapa penampungan air.Pada bagian bahan bakar maka bahan bakar akan memiliki
atas menampung air panas dari rantai karbon (n-heptana) bercabang lebih
mesin.Pada bagian bawah menampung banyak, dengan banyaknya cabang ini akan
air yang sudah didinginkan dan siap membuat nilai oktan bahan bakar lebih tinggi.
disirkulasikan kembali menuju mesin. Dengan penambahan gas HHO hasil elektrolisis
Diantara bagian atas dan bawah air yang memiliki nilai oktan yang lebih tinggi
dihubungkan oleh sejumlah saluran pipa akan meningkatkan kalor bahan bakar. Dengan
pipih yang dilengkapi dengan sirip-sirip nilai oktan yang lebih tinggi maka pembakaran
pendingin dan dibantu oleh udara akan lebih sempurna. Pembakaran yang lebih
hembusan dari kipas (fan) radiator. Sirip- sempurna akan menghasilkan daya ledak yang
sirip ini ada dua jenis yaitu bentuk pelat lebih tinggi dan secara tidak langsung akan
(flate fin type) dan zig-zag (corrugated membuat tenaga mesin meningkat dan konsumsi
fin type) (Suzuki, 2003). bahan bakar lebih hemat.Tenaga yang dihasilkan
Pada mesin Toyota Kijang tipe adalah dari ledakan hasil proses pembakaran.
radiatornya adalah tipe bentuk zig-zag Semakin tinggi ledakan maka gerakan piston dari
(corrugated fintipe). Pada radiator bagian TMA menuju TMB akan semakin cepat. Dengan
yang digunakan untuk memanaskan semakin cepatnya gerakan torak ini, maka untuk
bahan bakar adalah bagian atas (upper mencapai kecepatan tertentu akan lebih cepat
tank). Bahan bakar nantinya akan sehingga bahan bakar yang diperlukan lebih
dilewatkan dengan menggunakan pipa sedikit. Dengan asumsi lain yaitu dengan bukaan
dengan sirip-sirip transversal di dalam trottle karburator yang lebih sedikit dengan
upper tank radiator. Panas cairan pembakaran yang lebih sempurna sudah cukup
pendingin radiator digunakan untuk untuk mencapai putaran (tenaga) tertentu
menaikkan temperatur bahan bakar. daripada pembakaran yang kurang sempurna
yang harus membutuhkan tenaga yang lebih
besar dengan pembukaan trottle yang lebih lebar.
3. Emisi Gas Buang
Emisi gas buang adalah sisa hasil
pembakaran bahan bakar di dalam mesin
pembakaran dalam, mesin pembakaran luar,
mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem
pembuangan mesin. Seperti diketahui bahwa
proses pembakaran bahan bakar dari motor bakar
Gambar 1. Radiator menghasilkan gas buang yang secara teoritis
mengandung unsur CO, NO2, HC, C, H2, CO2,
2. Konsumsi Bahan Bakar H2O, dan N2 dimana banyak yang bersifat
Konsumsi bahan bakar atau fuel mencemari lingkungan sekitar dalam bentuk
Consumption (FC) merupakan parameter yang polusi udara yang dapat mengganggu kesehatan.
bisa digunakan pada sistem motor pembakaran Menurut BPLHD Jawa Barat (tahun
dalam. Fuel consumption didefinisikan sebagai 2009), “Kontribusi pencemaran udara yang
jumlah yang dihasilkan konsumsi bahan bakar berasal dari sektor transportasi mencapai 60% s/d
per satuan waktu (cc/menit).Nilai FC yang 70%, kontribusi gas buang dari cerobong asap

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 79


industri hanya berkisar 10 s/d 15%, sisanya atas 5 akan berbentuk cairan dan padatan.
berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya Hidrokarbon di udara akan bereaksi
dari rumah tangga, pembakaran sampah, dengan bahan-bahan lain dan akan
kebakaran hutan, dan lain-lain”. membentuk ikatan baru yang disebut
Kandungan gas buang yang sangat plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH)
mengganggu kesehatan di antaranya : yang banyak dijumpai di daerah industri
a. Karbonmonoksida (CO) dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk
Menurut Majid (2011) dalam paru-paru akan menimbulkan luka
menyatakan “Karbon monoksida, rumus dan merangsang terbentuknya sel-sel
kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, kanker. (Ulet, 2010).
tak berbau, dan tak berasa.” Ia terdiri dari 4. Penelitian yang Relevan
satu atom karbon yang secara kovalen Sudah ada beberapa peneliti yang
berikatan dengan satu atom oksigen. meneliti pipa kapiler dalam upper tank radiator,
Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan antara lain :
kovalen dan satu ikatan kovalen a. Angger Reda Tama (2011) pada mesin
koordinasi antara atom karbon dan Daihatsu Taruna CX tahun 2000 dengan
oksigen. Karbon monoksida dihasilkan menggunakan panjang pipa tembaga 480,
dari pembakaran tak sempurna dari 960 dan 1440 mm berdiameter 6 mm pada
senyawa karbon, sering terjadi upper tank radiator. Metode yang digunakan
pada mesin pembakaran dalam. Karbon adalah eksperimen. Dari penelitian tersebut
monoksida terbentuk apabila terdapat menunjukkan bahwa pemanasan bahan bakar
kekurangan oksigen dalam proses melalui pipa pada upper tank radiator
pembakaran. Karbon monoksida mudah mengurangi konsumsi bahan bakar.
terbakar dan menghasilkan lidah api Perbandingan konsumsi bahan bakar dari
berwarna biru, menghasilkan karbon setiap 50 cc pada percobaan putaran mesin
dioksida.Gas CO ini bersifat racun bagi 1000,1500 dan 2000 r.p.m. menunjukkan
tubuh karena bila masuk ke dalam darah, bahwa konsumsi paling efisien sebesar
CO dapat bereaksi dengan Hemoglobin 25,65% terjadi pada percobaan dengan
(Hb) untuk membentuk menggunakan 3 saluran pada putaran mesin
karboksihemoglobin (COHb). Bila reaksi 1500 r.p.m.
tersebut terjadi, maka kemampuan darah b. Danar Susilo Wijayanto (2008), menganalisis
mengangkut O untuk kepentingan pengaruh pipa bersirip radial terhadap
2
pembakaran dalam tubuh akan menjadi karakteristik penukar kalor aliran silang,
berkurang. Hal ini disebabkan yang bertujuan untuk menentukan pengaruh
kemampuan Hb untuk mengikat CO jauh pipa bersirip radial dengan variasi jarak antar
lebih besar dibandingkan kemampuan Hb sirip. Menggunakan variasi jarak antar sirip 1
untuk mengikat O . Semakin tinggi mm, 5 mm, 10 mm, 15 mm, dan 20 mm
2 sepanjang 105 mm. Metode yang digunakan
presentasi hemoglobin yang terikat dalam adalah metode eksperimen. Hasilnya
bentuk COHb, semakin parah menunjukkan bahwa bilangan Nusselt
pengaruhnya terhadap kesehatan meningkat dengan jarak antar sirip yang
manusia. semakin rapat dan semakin rapat jarak antar
b. Hidrokarbon (HC) sirip juga akan meningkatkan bilangan
Struktur Hidrokarban (HC) Nusselt.
terdiri dari elemen hidrogen dan korbon c. Sutomo, Murni, Senen, dan Rahmat (2010)
dan sifat fisik HC dipengaruhi oleh pada mesin Diesel Da Feng S 1110 4 tak 1
jumlah atom karbon yang menyusun silinder. Metode yang digunakan adalah
molekul HC. HC adalah bahan pencemar eksperimen. Dari penelitian tersebut
udara yang dapat berbentuk gas, cairan menunjukkan bahwa dengan pemanasan
maupun padatan. Semakin tinggi jumlah bahan bakar pada suhu 500C, pemakaian
atom karbon, unsur ini akan cenderung elektroliser akan meningkatkan penghematan
berbentuk padatan. Hidrokarbon dengan bahan bakar 11 s.d. 12%.
kandungan unsur C antara 1s/d 4 atom Penelitian-penelitian di atas sudah menggunakan
karbon akan berbentuk gas pada suhu pipa kapiler dalam radiator, tetapi masih
kamar, sedangkan kandungan karbon di menggunakan satu buah pipa polos kapiler. Di

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 80


sisi lain, Sutomo dkk. (2010) baru meneliti pada 4) Gas analyzer, digunakan untuk
sisi elektroliser saja. Pada penelitian ini, di dalam mengukur emisi gas buang CO dan
upper tank radiator akan ditambahkan pipa HC
kapiler bersirip transversal, baik untuk profil 5) Stopwatch, digunakan untuk
persegi maupun radial pada tiga pipa kapiler mengukur waktu yang diperlukan
dengan menggabungkan elektroliser pada sistem
untuk menghabiskan bensin
ini. Dari penambahan pipa kapiler dan
elektroliser, akan dianalisis pengaruhnya premium
terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas 6) Tachometer, digunakan untuk
buang COdan HC yang dihasilkan. mengukur putaran mesin
7) Thermokopel, digunakan untuk
METODE PENELITIAN mengukur temperatur air dan
1. Tempat Penelitian bensin
Penelitian dilaksanakan di 8) ToolBox, digunakan untuk
Laboratorium Otomotif Program Studi melakukan setting peralatan uji
Pendidikan Teknik Mesin Jurusan 9) Perlengkapan Observasi :
Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas (a) Lembar pengambilan data
Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas
(b) Alat tulis
Sebelas Maret yang beralamatkan di Jl.
Ahmad Yani no.200 Pabelan, Surakarta.
2. Pelaksanaan Eksperimen b) Bahan Penelitian
a) Alat Penelitian Bahan yang digunakan pada
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi:
penelitian ini meliputi: 1) Mesin Uji
1) Radiator Mesin yang digunakan untuk
Radiator yang digunakan adalah eksperimen ini adalah mesin
radiator yang telah divariasi dengan Toyota Kijang 4 silinder seri 4K
pipa tembaga dengan tambahan dengan spesifikasi sebagai berikut:
sirip.Adapun variasi yang dilakukan (a) Type: 4 langkah OHV
adalah pada jarak antar sirip.Pipa
(b) Jumlah Silinder: 4 (empat), 8
tembaga yang digunakan berdiameter
6 mm sebanyak 3 pipa dengan katup
panjang masing-masing 540 mm. (c) Diameter Silinder: 75 mm
Sirip berbentuk persegi dengan luas (d) Langkah Piston: 73 mm
225 mm2. (e) Isi Silinder: 1,3L (1290 cc)
(f) Perbandingan kompresi: 8,9:1
2) Bahan Bakar
Bahan bakar bensin yang
digunakan adalah bensin jenis
premium yang didapatkan dari
SPBU.
c) Desain Eksperimen
1) Tahap Pelaksanaan Eksperimen

Gambar 2. Desain Radiator

2) Elektroliser Air
3) Gelas Ukur, digunakan untuk
mengukur konsumsi bahan bakar
bensin

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 81


Mulai

Pembuatan Pipa Bersirip

Pemasangan Pipa Bersirip pada upper tank Radiator Tune up


mesin Toyota Kijang

Tune up mesin Toyota Kijang

Pemanasan Mesin pada Temperatur Kerja (800 s/d 900


C)

tanpa Elektroliser dengan Elektroliser

Tanpa Saluran Saluran Saluran Saluran Tanpa Saluran Saluran Saluran Saluran
Pemana 1 2 3 4 Pemana 1 2 3 4
san san

Pengukuran Pengukuran Konsumsi Pengukuran NOX, HC


Temperatur Bahan Bakar dan CO

Analisis Data dan


Pembahasan
(Deskriptif)

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. Bagan Alir Proses Eksperimen


Saluran 3 : Penambahan pipa
Keterangan: bersiripdengan jarak antar sirip 20 mm
Elektroliser : Elektroliser dengan Saluran 4 : Penambahan pipa
panjang kawat elektroda 3 m, 6 m, 12 m bersiripdengan jarak antar sirip 30 mm
Saluran 1 : Penambahan pipa kapiler
tanpa sirip
Saluran 2 : Penambahan pipa
bersiripdengan jarak antar sirip 10 mm
JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 82
1) Skema Aliran Pemanasan Bahan
Bakar
Gelas Ukur

Termokopel
Pompa
Bahan Saringan Bahan
Karburator Bakar Bakar

Gambar 4. Aliran Bahan Bakar

Gambar5. Skema Instalasi pada Mobil Karburator

d) Pengambilan Data (c) Melakukan langkah-langkah


Pelaksanaan eksperimen ini a) dan b) untuk membuat pipa
dibagai menjadi empat tahap. Adapun bersirip persegi
urutan langkah pelaksanaan 2) Pengujian radiator tanpa pipa
eksperimen sebagai berikut: kapiler
1) Pembuatan pipa kapiler tembaga a) Persiapan
bersirip (1) Menyiapkan alat dan
(a) Menyiapkan pipa kapiler bahan yang digunakan.
tembaga dengan diameter 6 (2) Melakukan tune up pada
mm panjang 520 mm mesin yang akan
sebanyak 3 pipa dan sirip digunakan untuk
berbentuk lingkaran dengan pengujian.
luas 154 mm2. b) Langkah-langkah pelaksanaan
(b) Melakukan pemasangan sirip eksperimen
pada pipa kapiler tembaga (1) Mengisi buret dengan
dengan bahan perekat timah bensin jenis premium.
dengan cara dipanaskan. Jarak (2) Memanaskan mesin
antar sirip divariasikan mulai sampai temperatur kerja
dari 10 mm, 20 mm, sampai (800 s/d 900 C).
30 mm.

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 83


(3) Mengatur putaran mesin tachometer untuk
dengan cara menyetel baut mengetahui putaran
putaran mesin konstan mesinnya.
pada putaran 3000 r.p.m. (4) Mencatat waktu yang
dengan bantuan diperlukan untuk
tachometer untuk menghabiskan bensin jenis
mengetahui putaran premium 50 cc dengan
mesinnya. menggunakan stopwatch.
(4) Mencatat waktu yang (5) Memasang elektroliser
diperlukan untuk kemudian melakukan
menghabiskan bensin jenis langkah (1) sampai (4)
premium 50 cc dengan Pengambilan data
menggunakan stopwatch. dilakukan sebanyak tiga kali pada
(5) Memasang elektroliser setiap eksperimen.Pada setiap
kemudian melakukan pengambilan data dengan
langkah (1) sampai (4) elektroliser air berbeda, mesin
Pengambilan data didinginkan terlebih dahulu
dilakukan sebanyak tiga kali pada sebelum melakukan pengujian
setiap eksperimen.Pada setiap selanjutnya.
pengambilan data dengan 4) Mengulangi tahap 3) untuk
elektroliser air berbeda, mesin radiator dengan penambahan pipa
didinginkan terlebih dahulu tembaga bersirip dengan jarak
sebelum melakukan pengujian antar sirip 10 mm, 20 mm, dan 30
selanjutnya. mm sepanjang pipa.
3) Pengujian radiator dengan
penambahan pipa kapiler pada HASIL DAN PEMBAHASAN
upper tank A. Pengaruh Variasi Putaran Mesin dan
a) Persiapan Pemanasan Bahan Bakar Bensin
(1) Menyiapkan alat dan melalui Pipa Kapiler Bersirip Radial
bahan yang digunakan. di dalam Upper Tank Radiator
(2) Melakukan tune up pada terhadap Konsumsi Bahan Bakar
mesin yang akan pada Mesin Toyota Kijang
digunakan untuk Perbandingan konsumsi bahan
pengujian. bakar dari semua percobaan pemanasan
(3) Mengganti radiator bahan bakar dan penambahan
dengan yang sudah elektroliser air dapat dilihat pada tabel 1.
ditambahkan pipa tanpa berikut:
sirip.
b) Langkah-langkah pelaksanaan
eksperimen
(1) Mengisi buret dengan
bensin jenis premium.
(2) Memanaskan mesin
sampai temperatur kerja
(800 s/d 900 C).
(3) Mengatur putaran mesin
dengan caramenyetel baut
putaran mesin konstan
pada putaran 3000 r.p.m.
dengan bantuan

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 84


Tabel 1. Perbandingan Rata-rata Konsumsi Bahan Bakar dari Setiap Percobaan

Putaran Konsumsi Bahan Bakar (1×10-3 cc tiap siklus)


Mesin (rpm) S0 S1 S2 S3 S4
Temperatur
Temperatur Temperatur Temperatur Temperatur
Rata-
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
1000 rata41,22
66,56 (oC) 68,72 (oC) 71,37 (oC) 73,68 (oC)
(oC)
32,066 30,576 29,604 26,801 25,174
TemperaturR Temperatur TemperaturR TemperaturR TemperaturR
ata-rata 41,55 Rata-rata ata-rata 70,70 ata-rata 73,51 ata-rata 76,00
2000
(oC) 67,40 (oC) (oC) (oC) (oC)
38,487 36,650 32,559 30,975 28,121
Temperatur TemperaturR TemperaturR TemperaturR TemperaturR
Rata-rata ata-rata70,37 ata-rata 73,84 ata-rata 75,50 ata-rata 77,65
3000
39,54 (oC) (oC) (oC) (oC) (oC)
36,783 35,511 33,828 32,801 31,187
Rata-rata
Konsumsi
35,779 34,246 31,997 30,192 28,161
Setiap
Pemanasan
Indikator
Persentase 4,28% 10,57% 15,61% 21,29%
Kontrol
40
38
Konsumsi Bahan Bakar
(1×10-3 cc tiap siklus)

36
34
32
30
28
26
24
22
20
s₀ s₁ s₂ s₃ s₄
1000 r.p.m. 2000 r.p.m 3000 r.p.m

Gambar 6. Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar

Berdasarkan Tabel 1. dan Gambar putaran mesin 3000 r.p.m. tiap siklusnya
6. terlihat bahwa ada perbedaan konsumsi sebesar 36,783×10-3 cc. Pada pengujian
bahan bakar pada mobil Toyota Kijang. menggunakan 3 pipa tembaga tanpa sirip
Pada pengujian awal kendaraan normal konsumsi bahan bakar pada putaran mesin
tanpa pemanasan konsumsi bahan bakar 1000 r.p.m. tiap siklusnya sebesar
pada putaran mesin 1000 r.p.m. tiap 30,576×10-3 cc, pada putaran mesin 2000
siklusnya sebesar 32,066×10-3 cc, pada r.p.m. tiap siklusnya sebesar 36,650×10-3
putaran mesin 2000 r.p.m. tiap siklusnya cc, dan padapada putaran mesin 3000
sebesar 38,487×10-3 cc, dan padapada r.p.m. tiap siklusnya sebesar 35,511×10-3

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 85


cc. Pada pengujian menggunakan 3 pipa ketukan ketika terbakar dalam mesin.
tembaga dengan jarak antar sirip 30 mm Komponen alkana rantai lurus (n-heptana)
konsumsi bahan bakar pada putaran mesin dalam mesin tidak terbakar sempurna
1000 r.p.m. tiap siklusnya sebesar sehingga menyebabkan terjadinya
29,604×10-3 cc, pada putaran mesin 2000 gangguan gerakan piston pada mesin dan
r.p.m. tiap siklusnya sebesar 32,559×10-3 menimbulkan suara ketukan (knocking).
cc, dan padapada putaran mesin 3000 Sementara itu alkana dengan rantai
r.p.m. tiap siklusnya sebesar 33,828×10-3 bercabang (isooktan) lebih efektif
cc.Pada pengujian menggunakan 3 pipa pembakarannya. Panas yang diserap oleh
tembaga dengan jarak antar sirip 20mm pemanasan menggunakan 3 pipa tembaga
konsumsi bahan bakar pada putaran mesin dengan jarak antar sirip 10 mm membuat
1000 r.p.m. tiap siklusnya sebesar bahan bakar yang mempunyai rantai
26,801×10-3 cc, pada putaran mesin 2000 karbon penyusun bahan bakar dari
r.p.m. tiap siklusnya sebesar 30,975×10-3 molekul kurang baik (rantai karbon lurus)
cc, dan padapada putaran mesin 3000 menjadi rantai karbon bercabang lebih
r.p.m. tiap siklusnya sebesar 32,801×10-3 banyak. Semakin banyak jumlah sirip
cc.Pada pengujian menggunakan 3 pipa pada pada pipa tembaga membuat suhu
tembaga dengan jarak antar sirip 10 mm bahan bahan bakar meningkat. Semakin
konsumsi bahan bakar pada putaran mesin suhu bahan bakar meningkat membuat
1000 r.p.m. tiap siklusnya sebesar cabang rantai karbon pada bahan bakar
25,174×10-3 cc, pada putaran mesin 2000 semakin banyak sehingga nilai oktan
r.p.m. tiap siklusnya sebesar 28,121×10-3 bahan bakar bertambah. Selain itu suhu
cc, dan padapada putaran mesin 3000 bahan bakar yang meningkat membuat
r.p.m. tiap siklusnya sebesar 31,187×10-3 bensin lebih mudah bercampur dengan
cc. udara yang masuk ke dalam silinder.
Dari data di atas dapat dilihat Homogenitas campuran bahan bakar dan
bahwa konsumsi bahan bakar paling udara akan lebih baik. Dengan
hemat adalah pada pemanasan bertambahnya nilai oktan dan
menggunakan 3 pipa tembaga dengan homogenitas campuran yang semakin baik
jarak antar sirip 10 mm dan putaran mesin membuat sistem pembakaran yang
1000 r.p.m.. Selisih konsumsinya sebesar semakin baik sehingga konsumsi bahan
6,892 ×10-3 cc tiap siklus atau sebesar bakar menurun/ irit.
21,58%. Panas yang diserap oleh B. Pengaruh Penggunaan Elektroliser
pemanasan menggunakan 3 pipa tembaga Air dan Pemanasan Bahan Bakar
dengan jarak antar sirip 10 mm membuat Bensin melalui Pipa Kapiler Bersirip
bahan bakar yang mempunyai rantai Radial di dalam Upper Tank Radiator
isooktan menjadi bercabang lebih banyak terhadap EmisiGas Buang CO dan
dibandingkan dengan bahan bakar yang HC pada Mesin Toyota Kijang
dipanaskan dengan menggunakan 3 pipa 1. Perbandingan Rata-rata Emisi Gas
tembaga dengan jarak antar sirip 30 mm Buang CO (dalam % volume) dari
dan 20 mm. semua Percobaan.
Kualitas bensin ditentukan oleh Perbandingan emisi gas buang
bilangan oktan, yaitu bilangan yang CO (dalam % volume) dari semua
menunjukan jumlah isooktan dalam percobaan pemanasan bahan bakar
bensin. Bilangan oktan merupakan ukuran dan penambahan elektroliser air dapat
kemampuan bahan bakar mengatasi dilihat pada tabel 2 berikut:

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 86


Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Pengukuran Emisi Gas Buang CO pada Mesin Toyota Kijang
Pemanasan Bahan Bakar (0C)
Elektroliser S0 S1 S2 S3 S4
T=38,19 T=56,13 T=59,11 T=66,56 T=71,03
Tanpa
Elektroliser 2,981 2,229 1,417 0,477 0,441
Air
S0 S1 S2 S3 S4
T=38,19 T=57,62 T=60,76 T=68,880C T=72,18
Elektroliser
2,141 1,689 0,600 0,447 0,333
Air

Gambar 7.Pengaruh Penggunaan Elektroliser Air dan Pemanasan Bahan Bakar terhadap Emisi
Gas Buang CO pada Mesin Toyota Kijang

Dari data di atas dapat dilihat Elektroliser air menghasilkan


penurunan emisi gas buang CO (dalam % gas HHO (Hidrogen-Hidrogen-Oksigen)
volume). Mesin Toyota Kijang dengan hasil dari elektrolisis air. Gas HHO terdiri
menggunakan elektroliser air dan atas 2 hidrogen dan 1 oksigen.
pemanasan bahan bakar 3 pipa dengan Penambahan gas HHO ini akan
sirip berjarak 10 mm antar sirip memiliki berdampak pada proses pembakaran
emisi gas buang CO (dalam % volume) mesin kendaraan bermotor. Gas HHO
yang paling rendah dibandingkan dengan mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi
keadaan mesin Toyota Kijang pada daripada bensin. Semakin tinggi nilai
semua percobaan. Selisih emisi gas oktan suatu bahan bakar maka daya ledak
buang CO sebesar 2,648 % volume atau yang dihasilkan akan lebih tinggi juga.
sebesar 89 %. Penelitian Sugiyarto Daya ledak membuat tenaga mesin
(2011) pada mesin Daihatsu Taruna CX meningkat.
tahun 2000 hasil penelitiannya Penambahan elektroliser
menunjukkan bahwa emisi gas buang menghasilkan gas HHO yang akan
karbon monoksida turun 25,40% bercampur dengan campuran udara dan
pemanasan bahan bakar bensin dengan bahan bakar. Gas HHO membuat
panjang pipa tembaga 1440 mm. pembakaran mendekati sempurna.

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 87


Bahan bakar yang memiliki suhu campuran lebih homogen lagi sehingga
paling tinggi diperoleh dari pemanasan bahan bakar lebih mudah terbakar. Gas
menggunakan 3 pipa tembaga dengan HHO akan membuat campuran yang
jarak antar sirip 10mm. Bahan bakar homogen terbakar seluruhnya sehingga
memiliki suhu 72,18 0C. Perbedaan panas pembakaran mendekati sempurna.
bahan bakar yang berbeda disebabkan Pembakaran yang mendekati sempurna
oleh perbedaan jumlah sirip. Pemanasan ini membuat emisi gas buang CO (dalam
menggunakan 3 pipa tembaga dengan % volume) pada mobil Toyota Kijang
jarak antar sirip 10 mm memiliki jumlah semakin rendah.
sirip terbanyak dari yang lainnya. Berdasarkan data di atas
Panas yang diserap oleh disimpulkan bahwa emisi gas buang CO
pemanasan menggunakan 3 pipa tembaga (dalam % volume) adalah pada
dengan jarak antar sirip 10mm membuat penambahan elektroliser air dan
bahan bakar yang mempunyai rantai pemanasan bahan bakar tiga pipa bersirip
alkana n-oktana menjadi bercabang lebih dengan jarak antar sirip 10 mm.
banyak menjadi alkana isooktanaCabang 2. Perbandingan Rata-rata Emisi Gas Buang
isooktana pada bahan bakar yang HC (dalam ppm volume) dari semua
semakin banyak karena pengaruh Percobaan.
pemanasan membuat campuran bahan Perbandingan emisi gas buang
bakar dan udara semakin homogen. CO (dalam % volume) dari semua
Bercampurnya gas HHO dari percobaan pemanasan bahan bakar dan
proses elektroliser air dengan campuran penambahan elektroliser air dapat dilihat
yang sudah homogen akan membuat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Perbandingan Rata-Rata Pengukuran Emisi Gas Buang HC pada Mesin Toyota
Kijang
Pemanasan Bahan Bakar (0C)
Elektroliser S0 S1 S2 S3 S4
T=38,19 T=56,13 T=59,11 T=66,56 T=71,03
Tanpa Elektroliser
192,667 141,667 119,667 87,333 53
Air
S0 S1 S2 S3 S4
T=38,19 T=57,62 T=60,76 T=68,88 T=72,18
Elektroliser Air 168,333 117,667 98 87 52,667

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 88


Gambar 8.Pengaruh Penggunaan Elektroliser Air dan Pemanasan Bahan Bakar terhadap Emisi
Gas Buang HC pada Mesin Toyota Kijang
Dari data di atas dapat dilihat Bahan bakar yang memiliki suhu
penurunan emisi gas buang HC (dalam paling tinggi diperoleh dari pemanasan
% volume). Mesin Toyota Kijang menggunakan 3 pipa tembaga dengan
dengan menggunakan elektroliser air jarak antar sirip 10mm. Bahan bakar
dan pemanasan bahan bakar 3 pipa memiliki suhu 72,18 0C. Perbedaan
dengan sirip berjarak 10 mm antar sirip panas bahan bakar yang berbeda
memiliki emisi gas buang HC (dalam disebabkan oleh perbedaan jumlah sirip.
ppm volume) yang paling rendah Pemanasan menggunakan 3 pipa
dibandingkan dengan keadaan mmesin tembaga dengan jarak antar sirip 10 mm
pada semua percobaan. Selisih emisi gas memiliki jumlah sirip terbanyak dari
buang HC sebesar 140 ppm volume atau yang lainnya.
sebesar 73 %. Panas yang diserap oleh
Elektroliser air menghasilkan gas pemanasan menggunakan 3 pipa
HHO (Hidrogen-Hidrogen-Oksigen) tembaga dengan jarak antar sirip 10mm
hasil dari elektrolisis air. Gas HHO membuat bahan bakar yang mempunyai
terdiri atas 2 hidrogen dan 1 oksigen. rantai alkana n-oktana menjadi
Penambahan gas HHO ini akan bercabang lebih banyak menjadi alkana
berdampak pada proses pembakaran isooktanaCabang isooktanapada bahan
mesin kendaraan bermotor. Gas HHO bakar yang semakin banyak karena
mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi pengaruh pemanasan membuat
daripada bensin. Semakin tinggi nilai campuran bahan bakar dan udara
oktan suatu bahan bakar maka daya semakin homogen.
ledak yang dihasilkan akan lebih tinggi Bercampurnya gas HHO dari
juga. Daya ledak membuat tenaga mesin proses elektroliser air dengan campuran
meningkat. yang sudah homogen akan membuat
Penambahan elektroliser campuran lebih homogen lagi sehingga
menghasilkan gas HHO yang akan bahan bakar lebih mudah terbakar. Gas
bercampur dengan campuran udara dan HHO akan membuat campuran yang
bahan bakar. Gas HHO membuat homogen terbakar seluruhnya sehingga
pembakaran mendekati sempurna. pembakaran mendekati sempurna.
Pembakaran yang mendekati sempurna

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 89


ini membuat emisi gas buang HC (dalam bakar melalui pipa kapiler bersirip radial
ppm volume) pada mobil Toyota Kijang dengan jarak sirip 10 mm sebesar
semakin rendah. 10,366×10-3 cc tiap siklus atau sebesar
Berdasarkan data di atas bahwa 26,93%.
konsumsi bahan bakar paling hemat 4. Terdapat penurunan konsumsi bahan
adalah pada penambahan elektroliser air bakar paling rendah/irit dari penggunaan
dan pemanasan bahan bakar tiga pipa pemanasan bahan bakar bensin melalui
bersirip dengan jarak antar sirip 10 mm. pipa kapiler tanpa sirip dan pipa kapiler
bersirip radial di dalam upper tank
KESIMPULAN DAN SARAN radiator dan variasi putaran
Simpulan mesin.Konsumsi paling rendah/irit pada
Berdasarkan data dan hasil uji coba putaran mesin 1000 rpm dengan
pada penelitian pengaruh pemanasan bahan menggunakan pemanasan bahan bakar
bakar pada mobil Toyota Kijang dapat melalui pipa kapiler bersirip radial
disimpulkan bahwa: dengan jarak sirip 10 mmsebesar
1. Ada penurunan pemanasan bahan bakar 25,174×10-3 cc tiap siklus.
bensin melalui pipa kapiler bersirip radial 5. Penggunaan penggunaan pemanasan
di dalam uppertank radiator terhadap bahan bakar bensin melalui pipa kapiler
emisi gas buang CO dan HC pada mesin tanpa sirip dan pipa kapiler bersirip radial
Toyota Kijang.Penurunan emisi gas di dalam upper tank radiator dan variasi
buang CO dan HC terbesar yaitu pada putaran mesinakan cenderung
percobaan dengan menggunakan menurunkan konsumsi bahan bakar pada
pemanasan 3 pipa tembaga dengan jarak mesin Toyota Kijang pada semua
antar sirip 10mm. Selisih emisi gas buang percobaan.
CO sebesar 2,54 % volume atau sebesar Saran
85 % dan emisi gas buang HC sebesar Berdasarkan hasil penelitian yang
139,667 ppm volume atau sebesar 72 %. telah dilakukan pada mobil Toyota Kijang
2. Ada penurunan penggunaan elektroliser ada beberapa saran antara lain:
air dan pemanasan bahan bakar bensin 1. Pada kendaraan yang belum dilengkapi
melalui pipa kapiler bersirip radial di teknologi injeksi dengan pengontrol
dalam uppertank radiator terhadap emisi komputer, agar mencoba menggunakan
gas buang CO dan HC pada mesin elektroliser air dan pemanasan bahan
Toyota Kijang. Penurunan emisi gas bakar melalui media pipa tembaga
buang CO dan HC terbesar yaitu pada bersirip di dalam upper tank radiator.
percobaan dengan menggunakan 2. Penelitian lebih lanjut bisa dilakukan
elektroliser ari dengan panjang kawat pada variabel yang lebih luas yaitu
elektroda 3 m dan pemanasan 3 pipa pengaruh pemanasan bahan bakar
tembaga dengan jarak antar sirip 10mm. terhadap daya dan torsi sehingga dapat
Selisih emisi gas buang CO sebesar 2,648 diketahui hubungan antara variasi
% volume atau sebesar 89 %dan emisi pemanasan bahan bakar, daya dan torsi,
gas buang HC sebesar 140 ppm volume serta konsumsi bahan bakar.
atau sebesar 73 %.
3. Terdapat penurunan terhadap konsumsi DAFTAR PUSTAKA
bahan bakar dari penggunaan pemanasan
bahan bakar bensin melalui pipa kapiler Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan
tanpa sirip dan pipa kapiler bersirip radial Metode dan Paradigma Baru.
di dalam upper tank radiator dan variasi Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
putaran mesin. Penurunan konsumsi As’adi, M. (2010). Uji Pemasangan Brown
terbesar pada putaran mesin 2000 rpm Gas terhadap Performa MotorBensin
dengan menggunakan pemanasan bahan

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 90


Empat Langkah. Jakarta: Koleksi dari
Perpustakaan UPN Veteran. http://xa.yimg.com/kq/groups/941314
Cakra, U. (2011). Pengertian dan Fungsi 6/259254791/name/RacunGasKarbon
Pipa Kapiler. Diperoleh 10 Mei 2012 Monoksida.pdf
dari Mandiri, Arisco. (2011). Radiator. Diperoleh
http://cakraoz.blogspot.com/2011/01/ 25 Mei 2012 dari
pengertian-dan-fungsi-pipa- http://indonetwork.co.id/ariscomandir
kapiler.html i/1655473/radiator-core-radiator.htm
Danar Susilo Wijayanto. (2008). Pengaruh Micom. (2011). Enam Kilang Pertamina
Pipa Bersirip Radial terhadap produksi BBM 40 Juta Kilolliter Per
Karakteristik Penukar Kalor Aliran Tahun. Diperoleh 15 Mei 2012 dari
Silang.Surakarta : JIPTEK. http://pdv.co.id/index.php?page=detai
Daniel, W. Gawat! Cadangan Minyak RI l&ncid=2&aid=1116
Habis 12 Tahun Lagi.(2012). Motor, Seraya. (2010). Putaran
Diperoleh 27 Mei 2012 dari Idle/Langsam/Stasioner. Diperoleh 25
http://finance.detik.com/read/2012/04 Mei 2012 dari
/05/124625/1885898/1034/gawat- http://www.serayamotor.com/diskusi/
cadangan-minyak-ri-habis-12-tahun- viewtopic.php?t=14416&f=4
lagi Nurhidayat, M.A. (2007). Sistem Bahan
Daryanto. (2006). Teknik Merawat Bakar Bensin dan Injeksi Diesel.
AutoMobil Lengkap. Bandung: Yrama Bandung: CV.Yrama Widya.
Widya. Peha.2011. Kiat Merawat Radiator Mobil.
Departemen Pendidikan Nasional.2011. Diperoleh 27 Mei 2012 dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi http://internet-
Keempat.Jakarta: PT. Gramedia aja.blogspot.com/2011/03/kiat-
Pustaka Utama merawat-radiator-mobil.html
Firdaus, M.Y. (2012). Pusat Pelatihan PT. Indomobil Suzuki
Pembakaran.Diperoleh 12Mei 2012 International. (2003). Text Book
dari Training Mekanik-D:Basic
http://muhammadyusuffirdaus.wordpr Automotive. Jakarta: PT. Indomobil
ess.com/2012/01/22/pembakaran/ Suzuki International.
Global Renewable Energy & Power Inc. Rahayu, S.S. (2009). Bijih Tembaga.
(GREPI). 2011. Renewable Diperoleh 26 Mei 2012 dari
Hydrogen. Diperoleh 07 Juni 2012 http://www.chem-is-
dari try.org/materi_kimia/kimia-
http://www.grepinc.com/technology/r industri/bahan-baku-dan-produk-
enewable-hydrogen industri/bijih-tembaga/
Jakfar, A. (2011). Jenis-jenis Logam. Sudirman, U. (2006a). Metode Tepat
Diperoleh 17 April 2012 dari Menghemat Bahan Bakar (Bensin)
http://livean.com/blog/jenis-jenis- Mobil. Jakarta: Kawan Pustaka.
logAm/ Sudirman, U. (2008b). Hemat BBM dengan
Koran Jitu.Tips-Tips Seputar Kendaraan Air (Panduan Membuat Alat
Edisi 123. Diperoleh 16 Mei 2012 Penghemat BBM). Jakarta: Kawan
dari Pustaka.
http://www.koranjitu.com/lifestyle/tip Sugiyono. (2009). Penelitian Kuantitatif
s-tips/tips- Kualitatif dan R&D. Bandung:
tips%20seputar%20kendaraan/detail_ Alfabeta.
berita.php?ID=3843 Sukarmin.(2009a). Jenis Bensin. Diperoleh
Majid. (2011). Racun Gas Karbon 24 April 2012 dari http://www.chem-
Monoksida. Diperoleh 18 Juni 2012 is-

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 91


try.org/materi_kimia/kimia_organik_ Teknologi, 16, (2), 82-86. Diperoleh
dasar/minyak-bumi/jenis-bensin/ 16 Mei 2012, dari
Sukarmin.(2009b). Kegunaan Minyak Bumi. http://eprints.undip.ac.id/35008/1/Pen
Diperoleh 24 April 2012 dari garuh_Elektroliser.pdf
http://www.chem-is- Toyota Astra Motor.Toyota Materi
try.org/materi_kimia/kimia_organik_ Pembelajaran Engine Group Step 2.
dasar/minyak-bumi/kegunaan- Jakarta: P.T. Toyota Astra Motor
minyak-bumi/ Ulet. (2010). Hidrokarbon (HC). Diperoleh
Suratman, M. (2005). Pemeliharaan/ Servis 26 April 2012 dari
Sistem Bahan Bakar Bensin dan http://ultrawomen.wordpress.com/201
Diesel SMK. Bandung: Armico. 0/02/15/hidrokarbon-hc/
Sutomo, Murni, Senen, & Rahmat.(2010). Yovanovich. (2009). Profil Sirip Radial.
Pengaruh Elektroliser terhadap Diperoleh 5 Juni 2012 dari
Kepekaan Bahan Bakar pada Mesin http://commonemitter.wordpress.com/
Diesel 1 Silinder 20 HP. Gema category/heat-transfer/

JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 _______________________________________ 92

You might also like