Professional Documents
Culture Documents
OUTLINE
I PENDAHULUAN
1
Sehingga dengan adanya sisa material konstruksi yang cukup besar dapat
dipastikan terjadi pembengkakan pada sektor pembiayaan. Timbulnya waste
merupakan suatu kerugian terutama bagi pihak kontraktor pelaksana. Untuk itu
sebaiknya pada setiap proyek terutama proyek berskala besar wajib memiliki
Management Waste Plan. Sehingga dapat menekan angka kerugian yang
disebabkan oleh adanya material waste.
Pencegahan maupun penanganan sisa material bangunan sangat penting
diperhatikan oleh pelaksana pembangunan, yaitu pihak kontraktor, dimulai dari
tahap perencanaan dan estimasi hingga pelaksanaan di lapangan. pada proyek
konstruksi sendiri masih terbatas di Aceh Barat khususnya meulaboh. Dengan
mengetahui upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dan menangani sisa
material pada proyek konstruksi gedung bertingkat, maka pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek konstruksi dapat meningkatkan pengelolaan sisa material
dengan lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyadari pentingnya
membahas tentang “Analisis waste material pada proyek konstruksi‘ untuk dapat
mengidentifikasi apa saja penyebab yang menjadi perhatian terhadap adanya
potensi timbulnya waste , sehingga sisa material bisa diatasi ataupun
diminimalisir.
2
1.3 Tujuan Penelitian
Bab ini akan menyajikan teori – teori dari para ahli yang akan digunakan
sebagai landasan untuk menganalisa dan membahas permasalahan dalam
penelitian. Dimana sebelum menentukan metode penelitian serta melakukan
proses pengambilan data, penulis akan menguraikan beberapa kajian teoritis dari
literatur terlebih dahulu, hal ini berguna untuk mencari dan mengumpulkan bahan
– bahan berapa landasan teori dari penelitian terlebih dahulu , metode dalam
pengolahan data maupun proses dalam melakukan analisis yang berkaitan dengan
topik penelitian ini secara keseluruhan.
2.1 Material
4
material yang tidak terpakai dalam pelaksanaan proyek konstruksi dan tidak
menjadi bagian dari bangunan. Sehingga semakin banyak waste material yang
terjadi, maka semakin tidak efisien penggunaan material dalam proyek tersebut.
Asnudin (2010), menyatakan bahwa waste material dibagi menjadi 2 jenis
yaitu.
1. Waste Langsung (Direct Waste)
a. Pengiriman (Transport And Delivery Waste)
Semua waste material yang terjadi pada saat melakukan pengiriman
material di dalam lokasi pekerjaan, termasuk pembongkaran dan
penempatan pada tempat penyimpanan seperti membuang/melempar
semen, keramik pada saat dipindahkan.
b. Waste Material Akibat Tempat Penyimpanan (Site Storage Waste)
Waste material yang terjadi karena penumpukan/penyimpanan material
pada tempat yang tidak aman terutama untuk material pasir dan batu
pecah, atau pada tempat dalam kondisi yang lembab terutama untuk
material semen.
c. Waste Material Akibat Pengubahan (Conversion Waste)
Waste material yang terjadi karena pemotongan bahan dalam bentuk yang
tidak ekonomis, seperti: material besi beton, keramik, dan sebagainya.
d. Waste Pada Saat Pemakaian (Fixing Waste)
Material yang tercecer, rusak atau terbuang selama pemakaian di lapangan,
seperti: pasir, semen, batu bata, dan sebagainya.
e. Waste Material Akibat Pemotongan (Cutting Waste)
Waste material yang dihasilkan karena pemotongan bahan, seperti: tiang
pancang, besi beton, batu bata, keramik, besi beton, dan sebagainya.
f. Waste Material Akibat Pelaksanaan Dan Waste Tertinggal (Application
And Residue Waste)
Waste material yang terjadi seperti mortar yang jatuh/tercecer pada saat
pelaksanaan atau mortar yang tertinggal dan telah mengeras pada akhir
pekerjaan.
5
g. Waste Material Akibat Tindakan Kriminal (Criminal Waste)
Waste material yang terjadi karena pencurian atau tindakan perusakan
(vandalism) di lokasi proyek.
h. Waste Material Akibat Kesalahan Penggunaan Material (Wrong Use
Waste)
Pemakaian tipe atau kualitas material yang tidak sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak, maka pihak direksi memerintahkan kontraktor untuk
menggantikan material tersebut sesuai dengan kontrak, sehingga
menyebabkan terjadinya waste material di lapangan.
i. Waste Material Akibat Manajemen (Management Waste)
Terjadinya waste material disebabkan karena pengambilan keputusan yang
salah atau keraguan dalam mengambil keputusan, hal ini terjadi karena
organisasi proyek yang lemah atau kurangnya pengawasan.
2. Waste Secara Tidak Langsung (Indirect Waste)
a. Waste karena perubahan tujuan penggunaan (Subsitution Waste)
Waste material yang terjadi karena penggunaannya menyimpang dari
tujuan semula, sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan biaya yang
dapat disebabkan karena tiga alasan yaitu: terlalu banyak material yang
dibeli, material yang rusak dan semakin bertambahnya kebutuhan material
tertentu.
b. Waste karena berlebih (Production Waste)
Waste material yang disebabkan karena pemakaian material yang
berlebihan dan kontraktor tidak berhak mengklaim atas kelebihan volume
tersebut karena dasar pembayaran berdasarkan volume kontrak contohnya:
pasangan dinding bata yang tidak rata menyebabkan pemakaian mortar
berlebihan karena plesteran menjadi tebal.
c. Waste karena kelalaian (Negligence Waste)
Waste material yang terjadi karena kesalahan di lokasi (site error),
sehingga kontraktor menggunakan material lebih dari yang ditentukan
misalnya: penggalian pondasi yang terlalu dalam.
6
2.3 Faktor – Faktor Penyebab Yang Menimbulkan Waste Material
7
perencanaan yang buruk, pengendalian yang buruk, manajemen lokasi yang
buruk, pengawasan yang buruk, metode konstruksi yang tidak tepat, kurangnya
koordinasi antara pihak, kualitas informasi yang buruk, kelangkaan peralatan,
kurangnya rencana pengelolaan sampah, masalah sumber daya, pengulangan
pekerjaan, menunggu waktu, masalah komunikasi, peralatan usang,
ketidaktersediaan peralatan, kurangnya pengetahuan tentang konstruksi, durasi
proyek lama, kurangnya pengaruh kontraktor, dan kurangnya kesadaran
lingkungan.
5. Pengelolaan sisa material
Faktor penyebab Waste material yang bersumber Pengelolaan sisa material terdiri
dari: sisa hasil pemotongan yang sudah tidak terpakai, pencampuran yang
berlebihan pada material basah yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, dan
banyaknya limbah dari proses aplikasi.
6. Kondisi lokasi
Faktor penyebab waste material yang bersumber dari kondisi lokasi terdiri dari:
bahan berlebih di lokasi, limbah yang dihasilkan dari kemasan, kondisi lokasi
yang buruk, kemacetan di lokasi, masalah pencahayaan, kesulitan mengakses
lokasi konstruksi dan kondisi tanah yang tidak terduga.
7. Pengadaan/pembelian
Faktor penyebab waste material yang bersumber dari pengadaan/pembelian terdiri
dari: kesalahan pemesanan, item tidak sesuai dengan spesifikasi, kesalahan dalam
pengiriman, kesalahan dalam survei kuantitas, kesalahan pemasok, prosedur
pengangkutan materi yang salah, frekuensi pemesanan bervariasi, metode yang
berbeda digunakan untuk estimasi, dan menunggu pengganti.
8. Faktor eksternal
Faktor penyebab waste material yang bersumber dari faktor eksternal terdiri dari:
pengaruh cuaca, kecelakaan, pencurian, kurangnya penegakan legislatif,
vandalisme, kerusakan yang disebabkan oleh pihak ketiga, perayaan festival dan
kondisi lokal yang tak terduga.
8
2.4 Bekisting
Bekisting atau formwork adalah salah satu bagian penting yang perlu
direncanakan secara matang dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Menurut
McCormac (1985), bekisting atau formwork adalah cetakan yang ke
dalamnya beton semi cair diisikan. Cetakan yang dimaksud harus cukup kuat
untuk menahan beton dalam ukuran dan bentuk yang diinginkan hingga beton
tersebut mengeras. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting
akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan
yang cukup. Pekerjaan bekisting adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
cetakan agar pekerjaan pengecoran beton dapat dilaksanakan, umumnya pada
proyek kontruksi pengecoran ini meliputi plat lantai, balok, kolom, retaining
wall, tangga ataupun core wall.
Wigbout (1992), menerangkan beberapa fungsi bekisting sebagai bagian
dari konstruksi, diantanya adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberi bentuk pada konstruksi beton.
2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan.
3. Untuk memikul beton basah, hingga konstruksi tersebut cukup kuat
2.5.1 Populasi
N
η= (2.1)
1+ Νe2
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = margin eror
11
dari sangat positif sampai dengan negatif. Untuk mengukur variabel diatas
digunakan skala likert sebanyak lima tingkat sebagai berikut:
No Kategori Skor
4 Setuju (S) 4
2.7 Kuisoner
12
Kuesioner tertutup adalah kuesioner penelitian dengan daftar pertanyaan atau
pernyataan yang sudah dilengkapi pilihan jawabannya sekaligus. Umumnya,
kuesioner tertutup ini menggunakan pilihan jawaban, seperti ya atau tidak dan
sebagainya. Penelitian dengan kuesioner tertutup ini termasuk cukup efektif,
karena responden bisa langsung memberikan tanda centang (√) dalam kolom
jawaban yang disediakan dan sesuai dengan pilihannya.
3. Kuisioner campuran
Kuesioner campuran adalah kuesioner penelitian dengan perpaduan antara
kuesioner terbuka dan tertutup. Metode penelitian ini digunakan untuk membahas
topik lebih mendalam. Umumnya, para peneliti menggunakan kuesioner
campuran untuk mendapatkan serangkaian data-data penelitian berupa angka.
Tabel 2.3 Rekap Kuisioner
Desain
Dokumen tdak lengkap pada saat dimulainya
1
pembangunan
2 Perubahan desain Nurul Mentari
3 Informasi desain yang kurang lengkap Iswinarno
Perubahan spesifikasi material setelah
4
pelaksanaan berlangsung
Pengadaan Atau Pembelian
Kesalahan dalam pemesanan (kelebihan atau
1
kekurangan dari yang dibutuhkan)
Item yang dipesan tidak sesuai dengan
2
spesifikasi Nurul Mentari
Pembelian yang tidak dapat dilakukan dalam Iswinarno
3
jumlah yang kecil
Prosedur transportasi/pengiriman barang suplier
4
ke lokasi (gudang) proyek
13
Penanganan Material
1 Penyimpanan material yang kurang sesuai
Kerusakan akibat metode pengangkutan dari
2
gudang menuju lokasi pekerjaan
3 Metode pembongkaran yang kurang efisien
Nurul Mentari
4 Menggunakan material dengan kualitas rendah
Iswinarno
5 Alat yang digunakan kurang memadai
6 Menggunakan material yang cacat
Pengerjaan bahan yang buruk (misalkan
7
pemotongan yang kurang efisien)
Pekerja
1 Kesalahan metode kerja selama proyek
2 Pekerja yang kurang berpengalaman
Nurul Mentari
3 Kekurangan pekerja yang terampil
Iswinarno
4 Jam kerja yang tidak efektif
5 Sikap buruk pekerja
Manajemen Kontruksi
1 Perencanaan dan penjadwalan yang kurang baik
2 Manajemen lokasi yang kurang baik
3 Pengawasan pekerja yang kurang
Nurul Mentari
4 Metode kontruksi yang kurang tepat
Iswinarno
5 Kurangnya komunikasi
6 Kurangnya tindakan pencegahan waste
7 Pengontrolan material yang kurang
Pengelolaan Sisa Material
1 Sisa hasil pemotongan yang sudah tidak terpakai
Nurul Mentari
2 Pencampuran material basah yang berlebihan
Iswinarno
3 Banyaknya limbah dari proses aplikasi
Kondisi Lokasi
1 Kondisi lokasi kerja yang buruk Nurul Mentari
14
Iswinarno
2 Kondisi lokasi proyek yang tidak wajar
Kondisi Eksternal
1 Pengaruh cuaca
Nurul Mentari
Kriminal waste penyebab kerusakan dan
2 Iswinarno
pencurian
2.8 SPSS
15
N ∑ XY −(∑ X)( ∑Y )
rxy = 2 2 2 2
√ [ N ∑ X −( ∑ X ) ][ N ∑ Y −( ∑ Y ) ]
(2.2)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi pearson
Σxy = Jumlah perkalian variabel X dan Y
Σx = Jumlah nilai variabel X
Σy = Jumlah nilai variabel Y
Σx² = Jumlah pangkat dua nilai variabel X
Σy² = Jumlah pangkat dua nilai variabel Y
N = Banyaknya sampel
[ ]
n
n−1
¿] (2.3)
Keterangan:
α = Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
S2 = Varians skor keseluruhan
16
Si2 = Varians masing-masing item
F
P= x 100 % (2.4)
N
Keterangan :
P = hasil presentase
N = jumlah responden
x 1+x , ,,+ x
x= 2 n
(2.5)
n
Keterangan :
n = jumlah sampel
17
Table 2.2 Penafsiran Hasil Perhitungan Jawaban Kuisioner
18
41%, pekerjaan pembesian, sisa material kawat bendrat senilai 58%, dan
pekerjaan pengecoran, sisa material pasir dan split adalah sebesar 27%.
Adapun faktor utama dari sisa material konstruksi adalah sisa
pemotongan yang tidak dapat digunakan kembali, perubahan desain, dan
metode pelaksanaan konstruksi. Bentuk pencegahan yang dapat
meminimalisir sisa material pekerjaan struktur adalah melakukan
pengecekan berkala (monitoring) dan meningkatkan koordinasi antara
personil pelaksana proyek
2. Pranisa Luita Nadia Singarimbun, Rudi Waluyo, dan Apria Brita
Pandohop Gawei (2021), dengan penelitian berjudul : “Analisis
Penanganan Waste Material Consumable Dan Non Consumable Pada
Proyek Perumahan Sederhana Di Kota Palangka Raya”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui material yang berpotensi menjadi waste
material consumable dan non consumable beserta penyebabnya, upaya
mengurangi waste material consumable dan non consumable yang akan
terjadi dan cara penanganan waste material consumable dan non
consumable yang telah terjadi pada proyek perumahan sederhana di Kota
Palangka Raya. Data penelitian diperoleh melalui survei penyebaran
kuesioner kepada 35 pengembang perumahan sederhana di Kota Palangka
Raya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis frekuensi, dan
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa material yang
berpotensi menjadi waste material pada consumable material adalah
semen, pasir, kerikil/agregat kasar, besi beton/tulangan, kayu (papan),
keramik, pipa, paku. Sedangkan pada non- consumable material adalah
papan bekisting, perancah kayu (balok) dan perancah kayu (bulat). Faktor
penyebab waste material pada consumable material adalah pengukuran di
lapangan tidak akurat sehingga terjadi kelebihan volume. Dan untuk non-
consumable material adalah kesalahan yang diakibatkan oleh tenaga
kerja. Upaya untuk mengurangi waste material consumable dan non
consumable yang akan terjadi adalah kerja dengan teliti. Cara penanganan
19
waste material consumable dan non consumable yang telah terjadi adalah
gunakan kembali.
3. Albani Musyafa (2017) Dengan Judul Penelitian “Pemborosan Material
Dan Tindakan Pencegahannya: Survai Pada Proyek Pembangunan
Gedung Di Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: jenis
material yang banyak mengalami pemborosan dan bentuk tindakan
manajerial yang efektif meminimalisir pemborosan material dalam
pelaksanaan konstruksi bangunan. Penelitian ini dilakukan pada proyek
pembangunan gedung bertingkat di Yogyakarta. Data penelitian diperoleh
dengan survai menggunakan kuisioner. Narasumbernya adalah
pengawas/supervisor pada proyek pembangunan gedung bertingkat di
Yogyakarta. Data diolah dengan analisis perbandingan dan korelasi. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa: pemborosan material yang sering
terjadi pada pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat di Yogyakarta
adalah kayu bekisting, besi tulangan, dan bata untuk dinding; jenis
tindakan pencegahan pemborosan maerial yang sering dilakukan dalam
pelaksanaan konstruksi gedung bertingkat di Yogyakarta adalah
memperhatikan dokumen kontrak, meningkatkan supervisi tenaga kerja,
dan updating kebutuhan material; serta tindakan pencegahan
pemborosan material yang efektif adalah meminimalisir perubahan
rencana, meningkatkan kompetensi tenaga kerja, dan penggunaan
material yang tepat.
4. Muhammad Iqbal Rohan Wijaya, Miftahul Huda (2011) dengan
penelitian yang berjudul: “Analisis Penyebab Terjadinya Sisa Material
Proyek Gedung Di Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor penyebab terjadinya sisa material yang tinggi pada proyek gedung
di Kota Surabaya dengan mengambil sampel di beberapa tempat proyek
gedung di Kota Surabaya. Dalam analisis penyebab terjadinya sisa
material ada beberapa cara untuk mengetahuinya, yaitu metode
pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner sedangkan
20
metode analisis nya menggunakan Deskriptif Mean dan Standar Deviasi
dan juga dengan diagram Kartesius lalu dimasukan ke dalam tabel
diagram Kartesius untuk mengetahui faktor tertinggi penyebab terjadinya
sisa material. Dari hasil tersebut ditemukan faktor-faktor penyebab terjadi
nya sisa material proyek gedung adalah perubahan desain, kesalahan
estimasi volume pekerjaan, mendesain dengan pola yang rumit,
kurangnya kontrol dan kordinasi dalam tim proyek, buruknya proses
pengawasan proyek oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proyek,
penggunaan material yang salah sehingga perlu diganti, kerusakan
material, kesalahan pengerjaan, kurang berpengalaman, tenaga kerja
kurang terampil cara mengurangi penyebab terjadi nya sisa material
konstruksi gedung setelah melihat dari diagram kartesius dapat dengan
cara memperhatikan indikator pada kuadran i agar dapat dibuat
pengalaman dan perhatian khusus pada proyek selanjutnya.
21
3.2 Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus untuk diamati. Variabel itu
sebagai atribut dari kelompok orang atau subjek yang mempunyai variasi antara
satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.
Variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus, input, predictor, dan
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel dependent (variabel terikat). Dalam penelitian ini terdapat 8 variabel
bebas yaitu factor desain (X1), faktor pengadaan dan pembelian (X2), faktor
penanganan (X3), faktor pekerja (X4), faktor manajemen kontruksi (X5), faktor
pengelolaan (X6), faktor kondisi lokasi (X7), faktor kondisi eksternal (X8).
22
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber aslinya yang berupa hasil observasi dari suatu obyek atau hasil
pengujian (benda) melalui proses survei langsung di lapangan. Adapun kegiatan
pengumpulan data primer ini meliputi :
1. Survey ke lokasi penelitian untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
timbulnya waste material bekisting pada proyek pembangunan Gedung
Universitas Teuku Umar U2 Segmen C.
2. Melakukan dokumentasi secara langsung mengenai hal-hal terkait dengan
objek yang diteliti
3. Perencanan penyebaran kuesioner dan penelitian terkait faktor – faktor
penyebab timbulnya waste material pada tinjauan yang melibatkan
beberapa responden diantaranya yang terdiri dari :
1) Struktur Kontraktor
2) Mandor Proyek
Tahapan penelitian merupakan salah satu hal yang sangat penting. Tahapan
yang baik dan benar akan berpengaruh pada hasil penelitian. Oleh karena itu,
tahapan penelitian harus disusun sedemikian rupa secara sistematis. Adapun
tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan kuisioner
Penyusunan kuisioner bertujuan untuk mengetahui informasi berupa
faktor-faktor apa saja penyebab timbulnya waste material pada bekisting
2. Pengambilan kuesioner.
Pengambilan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan informasi berupa
persepsi pelaku struktur proyek kontuksi terhadap faktor-faktor penyebab
timbulnya waste material .Pengolahan data tahap 1 ini menggunakan Skala
Likert, kuisioner tahap 1 bertujuan mendapatkan variabel melalui persepsi
pelaku struktur proyek kontruksi dalam hal faktor penyebab timbulnya
waste material dan faktor penyebab yang paling dominan timbulnya waste
material bekisting pada Proyek Pembangunan Gedung Universitas Teuku
Umar U2 Segmen C
3. Uji validasi dan reabilitas Skala Likert
a. Uji validasi bertujuan untuk menguji item kuesioner yang valid dan
tidak valid. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item
tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut.
25
b. Uji reabilitas Uji reliablitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.
Bagian ini akan diuraikan tentang rencana hasil untuk mengetahui faktor-
faktor penyebab timbulnya waste metarial pada bekisting dan faktor-faktor
penyebab yang paling dominan timbulnya waste konstruksi. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang telah dijabarkan pada tinjauan
kepustakaan BAB II, dan digunakan data Kuisioner. Kemudian dilakukan
pengolahan data yang meliputi keseluruhan perhitungan berdasarkan metodologi
penelitian pada BAB III.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
26
Saran-saran yang diberikan pada penelitian ini sesuai dengan kesimpulan
yang ada. Saran yang diberikan tidak terlepas dari faktor faktor penyebab waste
dan faktor-faktor penyebab yang paling dominan timbulnya waste material pada
proyek konstruksi yang ada pada Gedung Universitas Teuku Umar U2 Segmen C
Kecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Barat menggunakan Metode Analisis
Deskriptif.
27
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Foo et al, (2013), Analisis Faktor Penyebab Dan Mitigasi Waste Pada Proyek
Konstruksi Gedung Di Kota Surabaya, Tesis Program Magister Bidang
Keahlian Manajemen Proyek Konstruksi Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan Dan Kebumian Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya, RC 142501
Intan et al, (2005), Analisa Dan Evaluasi Sisa Material Konstruksi Sumber
Penyebab Kuantitas Dan Biaya, Jurnal Karya Teknik Sipil Universitas
Kristen Indonesia Maluku.
28
Iswinarno, N.M., (2017), Analisis Pemborosan Material (Material Waste) Pada
Proyek Bangunan Gedung Bertingkat Di Daerah Istimewa Yogyakarta,
Tugas Akhir Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia.
29
Konstruksi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
30
31