Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
LOLASTRI
NOFIA
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga sehingga
kami dapat menyelesaikan askep yang berjudul: “PROSEDUR
PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR PATOLOGIS SISTEM PERSARAFAN DAN
INTEGUMENT”.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Definisi
pemeriksaan fisik terhadap kekurangan kebutuhan tidur adalah yang
digunakan pada pasien dengan gangguan tidur adalah diari tidur (sleep
diary). Pasien diminta untuk membuat catatan mengenai keluhan tidur yang
dialami. Pasien diminta menggambarkan secara detail tentang tidurnya,
termasuk jam tidur, latensi sebelum onset tidur, berapa kali terbangun, durasi
periode terbangun, dan tidur siang
2. Tujuan
3. Indikasi
1) Pasien yang mengalami kesulitan tidur
4. Prosedur
Managemen penampilan3.
Persiapan alatan
Universal precaution : masker, handscond,skot b.
Pemeriksaan vital sign : thermometer,stetoskop, tensimeter, jamc.
Sistem integument (pruritus) : lampu atausenter, penggarisd.
1) Tahap PraInteraksi
1. Mencuci tangan
2. Mengecek program terapi
3. Menyiapkan alat
2) Tahap orientasi
1. Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3) Tahap Kerja
Cuci tangan
Mendekatkan alat-alat kedekat pasien
Menanyakan biodata px
Menanyakan riwayat kesehatan : masalahkesehatan sekarang, riwayat
penyakit dahulu,status kesehatan keluarga, dan status perkembangan.
Menanyakan riwayat pengobata
Menanyakan riwayat pekerjaan atau aktifitassehari-har
Menanyakan riwayat psikososial
SISTEM INTEGUMEN (PRURITUS)
Mengukur vital sign9.
Pemeriksaan kulit : perubahan menyeluruh, perubahan setempat, periksa
tekstur,elastisitas, warna dan turgor kulit.
Jika terdapat lesi, amati jenis lesi, lokasi,distribusi, ukuran, dan
bagaimana permukaanserta tepi lesi.
Periksa bagaimana permukaan kulit yang adadisekitar lesi. Apakah ada
kemerahan? Jika adaapakah local atau menyeluruh
Amati apakah timbul lesi akibat garukan klien.
Apakah ada perubahan temperature padadaerah lesi baik panas maupun
dingin
Jika terdapat sekret pada daerah lesi, perhatikan karekteristik, warna,
viskositas,maupun jumlahnya.
Apabila diperlukan data penunjang,konsultasikan untuk melakukan
pemeriksaankulit lain sesuai dengan ketentuan dan catathasilnya
Sistem Persarafan
1. Definisi
Tahap orientasi
Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga / pasien
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap kerja
Menanyakan hal-hal yang memunculkan nykerja
Menanyakan hal-hal yang menyebabkan nyeri meningkat
Menanyakan hal-hal yang membuat nyeri berkurang
Menanyakan rasa nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk/terbakar/
disayat-sayat/ tertekan benda berat/ berdenyut
Menanyakan berapa kali nyeri dirasakan dalam sehari
Menanyakan tempat/lokasi nyeri dirasakan
Menanyakan apakah nyeri menjalar/ menyebar ke bagian lain
Menanyakan bagaimana pengaruh nyeri yang dirasakan pada
aktifitas sehari-hari
Menanyakan skala nyeri (0-10)
Menanyakan kapan terjadinya nyeri dan berapa lama nyeridi rasakann
Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien atau keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Definisi
Assesmen Nyeri
TUJUAN
PROSEDUR
Tahap PraInteraksi
• Mencuci tangan
• Mengecek program terapi
• Menyiapkan alat
Tahap orientasi
Tahap kerja
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
Dalam asuhan keperawatan perlu mengkaji skala nyeri klien Agar mengetahui
nyeri pada Klien tersebut
Daftar Pustaka
A, Graham (2012).Distribusi Fraktur Femur Yang Dirawat Di Rumah Sakit
Asuhan Keprawatan Medikal Bedah
Buku Ajar Asuhan Keprawatan.