You are on page 1of 15

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN GANGGUAN

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PATOLOGIS SISTEM


PERSARAFAN DAN INTEGUMENT

Disusun oleh

LOLASTRI

NOFIA

Akademi keperawatan justitia palu

Prodi DIII Keperawatan

Tahun ajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga sehingga
kami dapat menyelesaikan askep yang berjudul: “PROSEDUR
PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR PATOLOGIS SISTEM PERSARAFAN DAN
INTEGUMENT”.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara umum istirahat merupakan keadan yang tenang, rileks tanpa
tekananemosional dan bebas dari kegelisahan (Wahit dan Nurul 2007).
Istirahat adalah ledakanyang tenang,, rileks tiada tekanan emosional dan
bebas dari kecemasasn (Ansietas).Narrow (1967) yang dikutip Potter dan
Perry 1993 mengemukakan beberapakarakteristik yang berhubungan dengan
istirahat diantaranya :1.Merasa segala sesuatu bisa diatas.2.Merasa
diterima3.Bebas dari gangguan ketidak nyamanan 4.Memiliki sejumlah
kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan.Tidur merupakan suatu
keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individuterhadap lingkungan
menurun atau hilang dan dapat dibangunkan kembali denganstimulus dan
sensori yang cukup. Selain itu tidur juga dikatakan sebagai keadaan
tidaksadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan
tanpa kegiatan,melainkan merupakan sesuatu urutan siklus yang berulang
(Wahit Iqbal Mubarak et al.,2015). Tidur merupakan proses yang sangat
diperlukan oleh manusia untuk terjadinyapembentukan sel tubuh yang rusak
(natural, healing, mechanism), memberikan waktuorgan tubuh untuk
beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme
danbiokimiawi tubuh (Prijosaksono & Sembel, 2003).Gangguan pola tidur
merupakan gangguan yang terjadi pada kualitas dan kuantitaswaktu tidur
seseorang akibat faktor eksternal (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).Insomnia adalah kondisi yang menggambarkan dimana seseorang
kesulitan untuk tidur.Kondisi ini bisa meliputi kesulitan tidur, masalah tidur,
sering terbangun di malam hari,dan bangun terlalu pagi. Kondisi ini
mengakibatkan perasaan tidak segar pada siang haridan kesulitan dalam
melakukan aktivitas sehari–hari dan tidak tercukupinya kebutuhantidur yang
baik (Respir, 2014).
2.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemeriksaan fisik terhadap kebutuhan tidur ?
2. Bagaimana pemeriksaan skala nyeri ?
3. Bagaimana pemeriksaan PQRST ?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pemeriksaan fisik terhadap kekurangan kebutuhan tidur

1. Definisi
pemeriksaan fisik terhadap kekurangan kebutuhan tidur adalah yang
digunakan pada pasien dengan gangguan tidur adalah diari tidur (sleep
diary). Pasien diminta untuk membuat catatan mengenai keluhan tidur yang
dialami. Pasien diminta menggambarkan secara detail tentang tidurnya,
termasuk jam tidur, latensi sebelum onset tidur, berapa kali terbangun, durasi
periode terbangun, dan tidur siang
2. Tujuan

Untuk mengetahui gangguan yang memperngaruhi gangguan pad tidur klien

3. Indikasi
1) Pasien yang mengalami kesulitan tidur

4. Prosedur

Managemen penampilan3.

Persiapan alatan
Universal precaution : masker, handscond,skot b.
Pemeriksaan vital sign : thermometer,stetoskop, tensimeter, jamc.
Sistem integument (pruritus) : lampu atausenter, penggarisd.

Sitem persyarafan (nyeri) : kertas, bolpen

1) Tahap PraInteraksi 
1. Mencuci tangan 
2. Mengecek program terapi
3. Menyiapkan alat

2) Tahap orientasi 
1. Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

3) Tahap Kerja 
 Cuci tangan
 Mendekatkan alat-alat kedekat pasien
 Menanyakan biodata px
 Menanyakan riwayat kesehatan : masalahkesehatan sekarang, riwayat
penyakit dahulu,status kesehatan keluarga, dan status perkembangan.
 Menanyakan riwayat pengobata
 Menanyakan riwayat pekerjaan atau aktifitassehari-har
 Menanyakan riwayat psikososial
 SISTEM INTEGUMEN (PRURITUS)
 Mengukur vital sign9.
 Pemeriksaan kulit : perubahan menyeluruh, perubahan setempat, periksa
tekstur,elastisitas, warna dan turgor kulit.
 Jika terdapat lesi, amati jenis lesi, lokasi,distribusi, ukuran, dan
bagaimana permukaanserta tepi lesi.
 Periksa bagaimana permukaan kulit yang adadisekitar lesi. Apakah ada
kemerahan? Jika adaapakah local atau menyeluruh
 Amati apakah timbul lesi akibat garukan klien.
 Apakah ada perubahan temperature padadaerah lesi baik panas maupun
dingin
 Jika terdapat sekret pada daerah lesi, perhatikan karekteristik, warna,
viskositas,maupun jumlahnya.
 Apabila diperlukan data penunjang,konsultasikan untuk melakukan
pemeriksaankulit lain sesuai dengan ketentuan dan catathasilnya
Sistem Persarafan

 Tanyakan awitan & durasinyeri


 Tanyakan lokasi nyeri : perlu diagramtubuhmanusia
 Tanyakan Intensitas/ tk keparahani nyeri:VAS,Verbal Pain
Scale/Numerical RatingScales,Verbal Descriptor Scale (VDS) dll
 Tanyakan kwalitas nyeri seperti ditusuk, rasaterbakar, sensasi
remuk/crushing, berdenyut/throbbing, tajam atau tumpul, dl
 Tanyakan pola nyeri : apa saja yg dptmempresipitasi/ memperburuk
nyeri. Ex :faringitis smakin nyeri jika menelan/berbicara.Ruptur diskus
intravertebral smakin nyeri jikamembungkuk atau mengangkat benda
 Tanyakan tindakan u/ menghilangkan nyeri :mengubah posisi, berayun-
ayun, menggosok,makan, meditasi, mengompre
 Tanyakan gejala penyerta : gejala yg menyertainyeri (mual, nyeri kepala,
pusing, keinginanu/miksi, konstipasi, gelisah
 Tanyakan status neurologis :
 Pasien Dmneuropati perifer
 Kurang merasakan nyernyak
 Mengukur vital sign
 Pemeriksaan fisik pada respon syaraf simpati :terdapat dilatasi
bronchiolus & Pe RR,Peningkatan denyut Jantung (N),Vasokonstriksi
perifer (pucat, Pe TD),Peningkatan kadar glukosa darah ,
DiaforesisPeningkatan ketegangan otot, Dilatasi pupil,Penurunan
motilitas sal. Cerna26.
 Pemeriksaan fisik pada respon syaraf parasimpati : Pucat , Ketegangan
otot,Penurunan denyut jantung & TD,, Pernafasancepat & tidak teratur,
Mual & muntah,Kelemahan & kelelahan .27.
 Pemeriksaan fisik pada respon prilaku: Cemas,takut, Ekspresi wajah :
mengatupkan geraham,menggigit bibir, meringis, menangis,dsb,Fokus
perhatian hanya kpd sensasi nyeri,Apasia, bingung, atau disorientasi,
Depres
4) Tahap terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan


2. Berpamitan dengan pasien atau keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
2.2 pemeriksaan PQRST

1. Definisi

Pemeriksaan PQRST adalah dalam mengkaji nyeri pada pasien dipastikan


menggunakan intrumen atau alat ukur yang tepat. Salah satu alat ukur yang
paling banyak digunakan dalam mengkaji nyeri adalah metode mnemonic
PQRST .
2. Tujuan

Untuk mengetahui nyeri klienIndikasi

- Klien penderita nyeri


4. Prosedur
Tahap PraInteraksi
 Mencuci tangan
 Mengecek program terapi
 Menyiapkan alat

Tahap orientasi
 Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga / pasien
 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap kerja

 Menanyakan hal-hal yang memunculkan nykerja
 Menanyakan hal-hal yang menyebabkan nyeri meningkat
 Menanyakan hal-hal yang membuat nyeri berkurang
 Menanyakan rasa nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk/terbakar/
disayat-sayat/ tertekan benda berat/ berdenyut
 Menanyakan berapa kali nyeri dirasakan dalam sehari
 Menanyakan tempat/lokasi nyeri dirasakan
 Menanyakan apakah nyeri menjalar/ menyebar ke bagian lain
 Menanyakan bagaimana pengaruh nyeri yang dirasakan pada
aktifitas sehari-hari
 Menanyakan skala nyeri (0-10)
 Menanyakan kapan terjadinya nyeri dan berapa lama nyeridi rasakann
Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien atau keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

2.3 pemeriksaan Skala nyeri

Definisi

Assesmen Nyeri

 adalah melakukan penilaian derajat nyeri pada pasien dewaasa dengan


menggunakan skala nyeri yang baku.

TUJUAN

 Menilai derajat nyeri pada pasien dewasa untuk menentukantindakan


penatalaksanaan nyeri yang tepat.

PROSEDUR 
Tahap PraInteraksi

• Mencuci tangan
• Mengecek program terapi
• Menyiapkan alat

Tahap orientasi

• Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik


• Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien
• Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap kerja

 Siapkan gambar penilaian skala nyeri dan rekam medis pasien.


 Jelaskan maksud dan tujuan penilaian skala nyeri kepada pasien.
 Lakukan penilaian skala nyeri kepadapasien sebagai berikut :Penilaian
dengan menggunakan Numeric Rating Scala(NRS).Pasien diperlihatkan
garis yang terdiri dari angka 0 sampai10
 .Pasien diminta memilih sendiri angka nyerinya.
 Catat angka yang dipilih pada rekam medis pasien.
 Penilaian dengan Wong Baker FACES Pain Scale.Pasien diperlihatkan
gambar-gambar wajah.
 Pasien diminta memilih gambar yang sesuai dengan derajatnyeri yang
dirasakannya.
 Sesuaikan gambar yang dipilih dengan angka yang tertera.
 Catatlah skor tersebut pada rekam medis pasienSetelah selesai melakukan
pengukuran, informasikan kepada pasien / pasien agar memberitahu
perawat bila merasakan nyeri
 .Ucapkan terima kanyeri
Tahap terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan dengan pasien atau keluarga
 Membereskan alat
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemeriksaan fisik terhadap kekurangan kebutuhan tidur adalah yang


digunakan pada pasien dengan gangguan tidur adalah diari tidur (sleep diary).
Assesmen Nyeri Adalah melakukan penilaian derajat nyeri pada pasien dewaasa
dengan menggunakan skala nyeri yang baku.Pemeriksaan PQRST adalah dalam
mengkaji nyeri pada pasien dipastikan menggunakan intrumen atau alat ukur
yang tepat. Salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan dalam mengkaji
nyeri adalah metode mnemonic PQRST .

3.2 saran

Dalam asuhan keperawatan perlu mengkaji skala nyeri klien Agar mengetahui
nyeri pada Klien tersebut
Daftar Pustaka

A, Graham (2012).Distribusi Fraktur Femur Yang Dirawat Di Rumah Sakit 

.Vithiya Chandra Sagaran1, Menkher Manjas Rosfita Rasyid3, 589.Ann,


ISACCS. (2009 ). Keprawatan Kesehatan Jiwa Dan Psikiatrik 

,Jakarta : EGC.Agusyono, (2018).


Relaksasi Nafas Dalam Menunan Kecemasan Pre Oprasi Pasien Bedah

. Tanjung karang.Bulechek, Gloria M, Dkk. (2013).


Nursing Intervention Classification

 (NIC) .Missouri : ELSEVIER.Bararah & Jauhar.


(2013).Asuhan Keprawata Lengkap

. Jakarta:Prestasi Pustaka.Clevo & Margareth. (2012).

 Asuhan Keprawatan Medikal Bedah

.Jakarta : Salemba Medika.Direja A, H. S. (2011).

 Buku Ajar Asuhan Keprawatan.

Edisi 1.Yogyakarta: Nuhamedika

You might also like