You are on page 1of 8

KERAGAMAN JENIS LABA-LABA ( ARANEAE 

) PADA
EKOSISTEM PERTANAMAN PADI ( Or yza
yza sativa L)
DI KECAMATAN DAMPAL SELATAN
KABUPATEN TOLI-TOLI

PROPOSAL PENELITIAN

SUPARDI
E 281 09 052

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PRTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2014
KERAGAMAN JENIS LABA-LABA ( ARANEAE  ) PADA
EKOSISTEM PERTANAMAN PADI ( Or yza sativa L)
DI KECAMATAN DAMPAL SELATAN
KABUPATEN TOLI-TOLI

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pertanian pada Program studi agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh

SUPARDI
E 281 09 051

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2014
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Keragaman Jenis Laba-Laba ( Araneae) Pada Ekosistem


Pertanaman Padi (Oryza Sativa L) Di Kecamatan Dampal Selatan
Kabupaten Toli-Toli

 Nam : Supardi

Stambuk : E 281 09 052

Palu, Februari 2014

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. H. Alam Anshary, M.Si. Ir. Abd Wahid, M.Si.
Nip. 19581201 198603 1 003 NIP. 19671005 199302 1 001

Disahkan Oleh

Ketua Jurusan agroteknologi

Dr. Ir. BAHRUDIN, MP.


Nip. 19620701 198903 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Penulis
menyadari banyak pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu, iringan doa dan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan, utamanya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Muh. Basir Cyio, SE, M.Sc, selaku Rektor Universitas Tadulako
2. Prof. Dr. Ir. H. Alam Anshary, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako yang juga selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
membimbing dan memberi masukan selama proses penulisan skripsi ini.
3. Ir. H. Burhanuddin Nasir, MP, selaku ketua jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.
4. Bapak Ir. Abd. Wahid, M.Si, selaku dosen pembimbing yang memberikan
dorongan moril kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Bapak Hasriyanti, S.P., M.Si, selaku Ketua BKU Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.
6. Bapak Dr. Ir. Baharudin,Mp, selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, baik dari isi maupun penulisannya. Olehnya itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari segenap pembaca. Akhirnya penulis
mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 14 Maret 2014

Penulis
 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tanaman padi (Oryza sativa L) adalah tanaman yang benar-benar sesuai

dengan keadaan di negeri kita. Untuk hidupnya padi dapat tumbuh baik pada

iklim tropis maupun sub tropis dan untuk pertumbuhannya padi membutuhkan air

 banyak terutama yang ditanam secara basah dan syarat ini dipenuhi oleh negeri

kita yang memepunyai musim hujan dan kemarau (Sumartono dalam Mangitung,

2004).

Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman yang mudah yaitu

tanaman biasa yang berumur pendek, kurang dari satu uahun dan hanya satu kali

           

         

 an mulai dari daerah pantai sampai ketinggian 24000 m dpl.

Dalam pengembangan budidaya tanaman padi banyak mengalami hal-hal

yang kurang menguntungkan seperti rendahnya produktifitas dan hasil yang

diperoleh. Hal tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain adanya

gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu diantaranya adalah

hama yang menyerang tanaman padi yaitu walang sangit kepik hijau. Akibat

serangan hama tersebut dapat menurunkan hasil tanaman padi

(Wardoyo, dkk. 1998).

Pemanfaatan predator merupakan salah satu alternatif yang penting

dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh hama walang

sangit dan wereng hijau, karena predator merupakan sallah satu musuh alami yang
 berpotensi besar untuk dikembangkan bahkan hal ini sudah dikenal sejak dulu

dalam taktik pengendalian secara biologi.

Perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae,

dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya

kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang

ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.

Kebanyakan laba-laba memang merupakan  predator   (pemangsa)

 penyergap, yang menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di

 balik daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah yang ditutupi

kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di

atas tanah, batu atau pepngan pohon, sehingga tak perlu bersembunyi.

Laba-laba penenun (misalnya anggota suku araneidae) membuat jaring-

 jaring sutera berbentuk kurang lebih bulat di udara, di antara dedaunan dan

ranting-ranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan dan lain-lain.

Jaring ini bersifat lekat, untuk menangkap serangga terbang yang menjadi

mangsanya. Begitu serangga terperangkap jaring, laba-laba segera mendekat dan

menusukkan taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus

mengirimkan enzim pencerna ke dalam tubuh mangsanya.

Laba-laba pemburu (seperti anggota suku Lycosidae) biasanya lebih aktif.

Laba-laba jenis ini bisa menjelajahi pepohonan, sela-sela rumput, atau permukaan

dinding berbatu untuk mencari mangsanya. Laba-laba ini dapat mengejar dan

melompat untuk menerkam mangsanya. Bisa yang disuntikkan laba-laba melalui

taringnya biasanya sekaligus mencerna dan menghancurkan bagian dalam tubuh


DAFTAR PUSTAKA

Borror, D.J., Triplehorn, C.A. dan Johnson, F.N., 1996.  Pengenalan Serangga.
Penerjemah drh. Soetiyono Partosoedjono, M.Sc. Gadja Mada University
Perss, Yogyakarta.

Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta , Jakarta.


Mahrub, E. 1996. Struktur Komunitas Arthropoda Pada Ekosistem Padi Tanpa
 Perlakuan Insektisida. Jurnal Ecology Vol. 77 No. 7
Mangitung, N., 2004.  Pengaruh Penerapan Teknologi Usahatani Terhadap
 Produksi Padi Sawah di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten
 Donggala. Skripsi. Universitas Tadulako, Palu.
Odum, E.P., 1994. Dasar-Dasar Ekologi, Penerjemah Ir. Tjahjono Saingan, M.Sc.
Gadjah Madaa University Perss. Yokyakarta.
Primack. R.B., 1998. Biologi Konsevasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Riyanto, 1985.  Ekologi Dasar.  Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negri
Indonesia Bagian Timur, Ujung Pandang.
Sofro, M., 1994. Keanekaragaman Genetik. Andi Offset. Yogyakarta.

Sosromarsono, S.dan Untung, K., 2000.  Keanekaragaman Hayati Arthropoda,


 Predator Dan Parasit di Indonesia dan Pemanfaatannya.  Perhimpunan
Entomologi Indonesia (PEI).
Sgianto, A., 1994. Ekologi Kuantatif Metode Analisis Populasi Komunitas. Usaha
 Nasional, Surabaya.
Siwi, S.S., 1992. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius, Yogyakarta.

Subagja, J., 1996.  Prinsip Keanekaragaman Hayati dalam Ekosistem.  Prosidin


Makalah Utama Seminar Nasional Pengendalian Hayati (SNPH),
Yogyakarta.
Untung, K., 1996.  Pengendalian Hayati Dalam Kerangka Konsensi
 Keanekaragaman Hayati.  Prosidin Makalah Utama Seminar Nasional
Pengendalian Hayati SNOH. Yogyakarta.

You might also like