You are on page 1of 14

Analisis Mathematik Fraktal untuk ......

(Muchlisin Arief)

ANALISIS MATHEMATIK FRAKTAL UNTUK KLASIFIKASI


MENGGUNAKAN CITRA PENGINDERAAN JAUH SPOT-4
(FRACTAL MATHEMATIC ANALYSIS FOR CLASSIFICATION USING
SPOT-4 REMOTE SENSING IMAGE)

Muchlisin Arief
Peneliti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Lapan
e-mail:muchlisin.arief@yahoo.com
Diterima 20 Maret 2014; Disetujui 16 Mei 2014

ABSTRACT

Fractal is a mathematical set that typically displays self-similar patterns. Fractal


have two basic characteristic suitable for modeling the topography of the earth surface
self similarity and randomness;. Applications of fractal geometry in remote sensing rely
heavily on estimates of the non integer fractal dimension (D). The fractal dimension is
calculated using the model of Surface Area Triangular Prism (TPSA). Fractal dimension
is used to observe the spatial repetition (morphologie) of surface. In this study, fractal
dimension is used to observe the relative height of a building / object of surface in
urban area. This paper described image analysis using non integer fractal dimension
used to determining the height of an object relative to the others, then do grouping of
the object height by thresholding method. The result of the whole proses is presented
after the density slicing proses. The analysis showed that the fractal dimension of the
homogeneous object/surface is smaller than the heterogeneous objects. Based on it's
fractal dimensional objects/buildings in Jakarta city (covering 1600 ha), can be
grouped in 3 classes: very high object, high object and rather high object and there are
approximately 178 ha using 9 x 9 windows dan approximately 30 ha using 17 x 17
windows very high object. However, the results of this study are still in the early stages
that the fractal dimension can quantitatively interprets spatial structure and spatial
complexity of remote sensed imagery. Therefore, research needs to be followed up to
compare with the field measurements and very high resolution resolution data (such as
IKONOS. )
Keywords:Fractal Dimension, Classification, Tresholding, SPOT-4

ABSTRAK

Fraktal adalah seperangkat matematika yang biasanya menampilkan pola


kemiripan dirinya sendiri. Fraktal memiliki dua karakteristik dasar yang cocok untuk
pemodelan topografi permukaan bumi, yaitu: kesamaan diri dan keacakan. Aplikasi
geometri fraktal dalam penginderaan jauh sangat bergantung pada estimasi dimensi
fraktal non integer (D). Dimensi fraktal dihitung menggunakan model Luas Permukaan
Prisma Segitiga. Dimensi fraktal digunakan untuk mengamati pengulangan spasial
suatu permukaan. Pada penelitian ini, dimensi fraktal digunakan untuk mengamati
ketinggian relatif suatu bangunan/obyek dipermukaan di wilayah perkotaan. Pada
makalah ini dijelaskan analisis dimensi fraktal non integer untuk menentukan
ketinggian relatif suatu obyek terhadap lainnya, kemudian dilakukan pengelompokan
ketinggian obyek dilakukan dengan metode thresholding. Hasil analisis menunjukkan
bahwa dimensi fraktal dari obyek homogen lebih kecil dari pada obyek/permukaan
yang heterogen (permukaan kasar). Berdasarkan dimensi fraktalnya, obyek/bangunan
di kota Jakarta (seluas 1600 ha) dapat dibagi dalam 3 klas, yaitu sangat tinggi, tinggi
29
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 11 No. 1 Juni 2014 :29-42

dan agak tinggi dan terdapat bangunan sangat tinggi seluas kurang lebih 178 ha
dengan windows 9 x 9 dan kurang lebih 30 ha dengan windows 17 x 17.
Bagaimanapun juga, penelitian ini merupakan tahap awal dalam mengkuantifikasi
interpretasi struktur dan kompleksitas spasial citra penginderaan jauh menggunakan
Dimensi Fraktal. Oleh karena itu, penelitian perlu ditindak lanjuti untuk
membandingkannya dengan pengukuran dilapangan dan menggunakan data satelit
dengan resolusi sangat tinggi (seperti IKONOS)
Kata kunci: Dimensi Fraktal, Klasifikasi, Pengambangan, SPOT-4

1 PENDAHULUAN untuk menggambarkan serta mengklas-


Fraktal adalah seperangkat kan ketidakaturan tekstur (textural
matematika yang memiliki dua irregularity) dari citra yang tidak dapat
karakteristik dasar cocok untuk diterangkan secara statistik, karena
pemodelan kemiripan diri (self similarity) karakteristik spasial fraktal dapat
dan keacakan (randomness) topografi diukur melalui dimension fraktal
permukaan bumi, sedangkan sifat (Burrough,1993; Claken, 1986; Lam et.
penting dari fraktal geometris adalah al., 1990; Sun et al. 2006; Jaggi et al.
tampilan kesamaan diri alami. Model 1993).
fraktal sering muncul dalam berbagai Dimensi fraktal dapat dipandang
ilmu seperti fisika, kimia biologi dan sebagai ukuran ketidakaturan/
pengolahan citra. (Lopes and Betrouni irregularity atau heterogenitas susunan
2009) Dalam bidang pengolahan citra dari suatu area pada skala yang berbeda.
digital, fraktal telah terbukti berguna Dengan demikian, fraktal adalah obyek
untuk analisis jaringan, aplikasi tekstur, atau kuantitas yang menampilkan
kompresi citra (Lam, 1990; Lam and De kemiripan-diri/self-similarity, dalam
Cola, 1993; Klinkenberg,1992). Hal yang berbagai skala dengan tujuan untuk
sangat penting dari karakteristik fraktal menunjukkan “tipe“ yang sama, walaupun
adalah dimensinya, dimana dimensi menunjukkan strukturnya tidak perlu
tersebut menunjukkan derajat dari persis sama untuk semua skala (Nelson,
kompleksitasnya. karena konsep fraktal 1996). Hal ini berarti bagian-bagian dari
yang berasal dari pendekatan geometris, obyek akan tampak sebangun dengan
maka analisis fraktal dari geometris obyek itu sendiri bila dilihat secara
obyek menjadi sangat natural dan kita keseluruhan. Untuk lebih jelasnya untuk
dapat menentukan estimasi dimensi membuat segitiga Sierpinski, dimana
fraktal berdasarkan pendekatan geometris masing-masing segitiga sebangun tetapi
(Kinsner, 1994). skalanya berbeda-beda sebagaimana
Teori fraktal adalah suatu dapat dilihat Gambar 1-1.
pendekatan untuk mengukur bentuk
atau menggambarkan kompleksitas
obyek atau untuk menggambarkan
variasi fitur yang tidak teratur Gambar 1-1: Perulangan pada Fraktal Segitiga
(Burrough, 1993), aplikasi fraktal telah Sierpinski
digunakan untuk mengkarakterisasi Dewasa ini, telah banyak
berbagai permukaan benda alam, digunakan pemodelan aplikasi fraktal
seperti garis pantai (Lam dan Qiu 1992), untuk menganalisa sifat/karakter
permukaan lapisan es (Rees 1992), permukaan obyek menggunakan data
topografi (Klinkenberg dan Goodchild penginderaan jauh (Lam et al. 1998,
1992), klasifikasi tutupan lahan dari Quattrochi et al. 2001, Sun et al. 2006,
data penginderaan data jauh (De Cola Chen et al. 1998 ). Pemodelan fraktal
1989), dan banyak lainnya (Lam dan De dapat memainkan peran penting dalam
Cola 1993). Fraktal juga dapat digunakan penginderaan jauh untuk interpretasi
30
Analisis Mathematik Fraktal untuk ...... (Muchlisin Arief)

fenomena fisik permukaan, deteksi dan tetangga) dan mempunyai sifat


klasifikasi obyek, karena permukaan kesamaan diri jika dilihat dari berbagai
obyek dapat mengekspresikan perilaku skala. Nilai dimensi fraktal ini akan
fraktal yang dapat disintetiskan melalui digunakan sebagai parameter untuk
parameter intuitif seperti dimensi fraktal mengamati ketinggian relatif suatu
(Berizzi et all, 2002). obyek dari area tutupan lahan pada
Hal yang memegang peranan citra penginderaan jauh. Oleh karena
penting dalam interpretasi dan analisis itu, aplikasi teknik fraktal untuk
citra penginderaan jauh adalah resolusi analisis citra sangat bergantung pada
spasial atau skala pengamatan estimasi dimensi fraktal (DF).
(Quattrochi et al. 2001). Banyak metode Ada banyak algoritma untuk
interpretasi/ektraksi citra umumnya menghitung dimensi fraktal, misalnya
dalam pengolahan citra digital dan Hausdorff-Besicovitch dimensi (Qulin
khususnya dalam pengolahan citra TAN et all. 2002), dimensi informasi dan
penginderaan jauh misalnya klasifikasi kotak dimensi dan sebagainya. Sedangkan
citra. Akan tetapi, metode klasifikasi pada penelitian ini, algoritma yang
yang dikenal saat ini merupakan digunakan didasarkan pada pendekatan
segmentasi citra yang pengambilan luas permukaan prisma segitiga yang
keputusannya pada perhitungan jarak disajikan oleh Clarke pada tahun 1986.
terdekat maupun terjauh (Arief, et al. Algoritma Luas Permukaan Prisma
2010). Segitiga (Triangular Prism Surface Area)
Tujuan dari penelitian ini adalah dipilih karena itu cocok untuk jendela
pengelompokan/grouping ketinggian gambar kecil, telah terbukti secara
obyek atau bangunan yang terdapat komputasi efisien dan akurat, dan telah
pada citra, didasarkan pada analisis memberikan hasil yang menggembirakan
dimensi fraktal non integer. Hipotesanya untuk berbagai aplikasi (Clarke; 1986).
adalah bahwa pada citra penginderaan Dalam paper ini diterangkan
jauh (remote sensed image), untuk tentang klasifikasi citra yang didasarkan
suatu area, obyek bangunan yang pada Dimensi Fraktal yang dihitung
sangat tinggi misalnya bangunan menggunakan metode Triangular Prism
pencakar langit mempunyai jarak antar Surfaface Area (TPSA) dan proses
bangunan yang cukup besar atau klasifikasi dilakukan dengan metode
kerapatan obyek bangunan sangat tinggi thresholding (pengambangan), karena
tersebut adalah rendah. Hal ini akan metode tersebut mempunyai keakurasian
memberikan Nilai Digital yang sangat dan kecepatan perhitungan yang bisa
bervariasi atau kompleks namun masih diandalkan dibandingkan dengan
mempunyai keteraturan. Berbeda metode lainnya (Arief, 2010). Sedangkan
misalnya untuk obyek bangunan yang data yang digunakan pada penelitian ini
relatif rendah tingginya seperti adalah citra SPOT-4 yang direkam pada
perumahan maka jarak antar bangunan tanggal 11 Januari 2007.
tersebut akan lebih kecil bahkan dalam
banyak kasus antar bangunan saling 2 DIMENSI FRAKTAL
menempel, di mana hal ini Nilai 2.1 Dimensi Fraktal
Digitalnya akan lebih seragam yang Ide Dimensi Fraktal pertama kali
tidak terlalu kompleks. dicetuskan oleh (Voss, 1988) yang
Untuk menghitung tingkat menggunakanya untuk menentukan
kompleksitas tersebut digunakan skala kemiripan-diri. Pemikirannya
pendekatan fraktal. Dimensi fraktal adalah andaikan suatu himpunan
dapat menganggap bahwa antara nilai dianggap mempunyai sifat kemiripan
sembarang pixel mempunyai kaitan erat diri, maka seluruh himpunan subset
dengan pixel yang lainnya (pixel yang diperkecil akan mempumyai sifat
31
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 11 No. 1 Juni 2014 :29-42

yang sama (Herzfeld dan Overbeck, Contoh perhitungan dimensi


1999). Segmen garis (satu dimensi, D=1) untuk persamaan 2-2 dapat dilihat pada
dapat dibagi menjadi N bagian yang Gambar 2-1, untuk Gambar 2-1a, maka
identik dan akan memiliki ratio dimensi garis adalah DF = Log(2)/
. Obyek dimensi dua (D=2) bila Log(2/1) = 1, untuk dimensi bidang DF =
Log(4)/Log(1/(1/2)) = 2, sedangkan
dibagi menjadi N bagian yang identik
dimensi ruang adalah DF =Log (8)/log
pada tiap sumbu utamanya akan
(1/(1/2))=3.
memiliki ratio = , dengan cara
Lain halnya dengan obyek yang
yang sama untuk obyek tiga dimensi tidak teratur seperti grafik kepingan
akan diperoleh ratio = . Secara salju dari Koch (Koch snowflake)
umum untuk Dimensi = D maka ratio sebagaimana dapat dilihat pada Gambar
dapat ditulis sebagai berikut r= , 2-2.
Gambar 2-2 tersebut menunjuk-
atau dalam bentuk umum (Mandelbrot,
kan bahwa setiap sisi Koch snowflake
1977) dapat ditulis
terbagi menjadi N=4 segmen yang sama,
dimana setiap segmen berukuran
(2-1)
r=(1/3) dari keseluruhan, sehingga
Berdasarkan idea tersebut, dimensinya adalah DF= Log (4)/ Log
Dimensi Fraktal (DF) dari obyek self (1/(⅓)) = 1.26. Nilai dimensi fraktal (DF)
similarity yang dibagi menjadi N bagian
tersebut berupa pecahan pada interval
skala dari keseluruhan obyek dapat antara 1 dan 2. Hal ini menunjukkan
dituliskan melalui persamaan 2-1 seberapa banyak Koch snowflake
dibawah ini (Mandelbrot,1977):
mengisi ruang, yaitu lebih banyak dari
garis (D=1) tapi kurang dari bidang
(D=2) (Barnsley 1988).
(2-2)

(a)
Dimensi garis dibagi dua
(b) (c)
Dimensi bidang persegi dibagi Dimensi kubus dibagi delapan
empat
Gambar 2-1: Penentuan dimensi fraktal untuk obyek yang reguler

(a) (b) (c)


Grafik salju Koch Dimensi grafik koch dengan 12 Dimensi grafik koch dengan 48
segment segment
Gambar 2-2: Grafik salju Koch dan perhitungan dimensinya
32
Analisis Mathematik Fraktal untuk ...... (Muchlisin Arief)

2.2 Metode Triangular Prism Surface yang memliki 4 buah sisi A, B, C, D,


Area (TPSA) seperti terlihat pada Gambar 2-3.
Metode untuk menghitung dimensi Adapun rumus yang digunakan
fraktal menggunakan Luas Permukaan untuk menghitung Dimensi Fraktal (DF)
Prisma segitiga atau disebut Metode dari Permukaan Prisma Segitiga tersebut
Triangular Prism Surfaface Area (TPSA), di atas dapat dituliskan pada persamaan
dimana permukaan obyek dianggap 2-3 (Clarke,1986; Sun et al., 2005).
sebagai Permukaan prisma segitiga. Andaikan a,b,c,d adalah nilai dijital dari
Permukaan segi tiga ini dapat di bentuk sebarang pixel (persamaan 2-3).
dari 4 buah titik (pixel) yang masing- Persamaan ini, menggambarkan
masing pixel memiliki posisi x dan y dan keterkaitan antara nilai Digital Number
juga memiliki nilai Digital Number (DN). tiap pixel dengan pixel tetangganya.
Sebagai contoh nilai x, y untuk tiap-tiap Apabila obyek pixel memiliki nilai yang
4 titik (pixel) dengan s adalah jarak tiap sama maka bentuk obyek tersebut
pixel, dapat dinotasikan sebagai (i, j), dianggap sebagai permukaan datar dan
(i+s,j), (i+s,j+s), (i, j+s). Masing-masing dimensi fraktal yang dihasilkan akan
pixel memiliki nilai Digital Number (DN) bernilai 2. Tetapi apabila setiap pixel
a, b, c, d. Maka dicari titik e sebagai titik memiliki nilai digital yang berbeda satu
tengah antara 4 nilai DN tersebut sama lainnya, maka nilai dimensi fraktal
menggunakan rumus (a + b + c + d)/4. lebih besar dari 2.
Maka akan terbentuk prisma segitiga

(a) (b) (c)


Pandangan 3D triangular prism prisma segitiga yang prisma segitiga akan
(Clarke, 1986) terbentuk (Sun, 2006) dihitung (Sun, 2006)
Gambar 2-3: Model Triangular Prisma Surface Area

(2-3)

33
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 11 No. 1 Juni 2014 :29-42

Sedangkan dimensi fraktal untuk perhitungan TPSA untuk pixel (i,j)


windows tertentu (misalnya 9x9 atau adalah pixel (i,j), pixel (i,j + δ) pixel
17x17) diperoleh dari nilai regresi linear (i+δ,j) dan pixel (i+δ, j+δ) dan
antara logaritma natural (ln) jumlah seterusnya (Gambar 2-3a).
total nilai TPSA yang dihitung perkotak b. Kedua, untuk windows 9x9, maka
dengan logaritmik natural (ln) jumlah ulangi prosedur di atas untuk step
total area penutup (top) dari TPSA per size δ =1, 2, 4 dan 8, sedangkan
step atau iterasi, yang dapat dituliskan untuk windows 17x17, ulangi
sebagai berikut (Sun et al., 2005):
prosedur di atas dengan step size δ =1,
DF = 2 - (Ln (∑nilai TPSA)/Ln(∑ 2, 4, 8 dan 16.
(2-4) c. Ketiga, menghitung dimensi fraktal
area top TPSA))
dari tiap window dengan menggunakan
Persamaan 2-4 dapat dikatakan bahwa formula DF=2- β.
dimensi fraktal dapat dituliskan dengan d. Keempat, diperoleh dimensi fraktal
(Sun et al., 2005) untuk seluruh citra dengan cara
mengulangi prosedur nomor c di atas.
DF = 2 – β e. Melakukan klasifikasi dengan
dimana β : slop regresi linear. menggunakan metode thresholding,
Metode thresholding adalah
3 METODOLOGI mengelompokkan pixel yang mempunyai
Untuk proses klasifikasi citra nilai dimensi fraktal berada pada
menggunakan analisa matematika interval nilai minimum dan
fraktal terdiri dari empat bagian yaitu: maksimum tertentu. Nilai-nilai
a. Melakukan koreksi radiometrik dan threshold dari masing-masing obyek
geometrik, agar supaya visualisasi diperoleh dari pengamatan citra
citra lebih terang dan juga agar citra dimensi fraktal.
dapat diintegrasikan atau koreksi f. Menampilkan seluruh hasil proses
ortho agar rebahan citra sama dengan setelah dilakukan thresholding.
rebahan peta.
b. Proses perhitungan dimensi fraktal 4 ANALISA DAN HASIL
yang terdiri dari: Dalam penelitian ini digunakan
 Menentukan windows untuk data SPOT-4 daerah Jakarta tanggal 11
menghitung dimensi fraktal (ukuran Jnuari 2007, dengan ukuran 200x200
windows 2n-1). Pada penelitian ini pixel sebagaimana terlihat pada Gambar
menggunakan windows 9x9 dan 4-1.
17x17.( Sun, 2006) Gambar 4-1a adalah peta Jakarta
 Menghitung dimensi Fraktal (DF) sekitar Monumen Nasional dan Gambar
dari masing-masing pixel dengan 4-1b adalah citra RGB (432) SPOT
menggunakan metode luas permuka- tanggal 11 januari 2007. Gambar 4-1b
an prisma segitiga/Triangular Prism memperlihatkan bahwa awan berwarna
Surfaface Area (Sun, 2006). putih, Monumen nasional (Monas)
Prosedur/algoritma menghitung berwarna putih kekuning-kuningan
dimensi fraktal sebagai berikut (Clarke, (bentuk segi empat), jalan raya berwarna
1986; Sun, 2006): kecoklatan dengan tekstur memanjang
a. Pertama, prosedur perhitungan (mempunyai nilai digital number yang
dilakukan menurut profil baris dan hampir sama dengan bayangan awan),
kolom dan menghitung TPSA dari sedangkan sisanya adalah bangunan
pasangan pixel yang dipisahkan yang bercampur dengan vegetasi yang
dengan step size δ. Pasangan pixel berada disepanjang jalan raya atau yang
yang diikut sertakan dalam berada disekitar bangunan.
34
Analisis Mathematik Fraktal untuk ...... (Muchlisin Arief)

(a)
(b)
Gambar 4-1: Peta Jakarta dan Citra RGB (432) SPOT-4, tanggal 11 Januari 2007

(a) (b)
Citra Dimensi fraktal hasil proses dengan Citra Dimensi fraktal hasil proses dengan
windows 9x9 windows 17x17
Gambar 4-2: Citra RGB hasil perhitungan dimensi fraktal

Hasil perhitungan dimensi fraktal dijital maksimum (256) baik untuk band
untuk seluruh citra yang menggunakan 3 dan band 2, sehingga pada citra
citra RBG 432 dapat dilihat pada berwarna putih kekuning-kuningan. Hal
Gambar 4-2. ini menandakan bahwa obyek tersebut
Jika diamati, nilai digital number mempunyai material yang dapat
dan hasil proses dimensi fraktal merefleksikan energi matahari maksimum
sepanjang garis transek, dapat dilihat pada band 3 dan 2, juga mempunyai
pada Gambar 4-3 sampai dengan 4-5. ukuran spasial yang lebih besar dari
Gambar 4-3a menunjukkan ukuran spasial citra (lebih besar dari 10
bahwa awan, gedung perkantoran, meter persegi). Jika diamati nilai digital
monumen nasional mempunyai nilai dari obyek di atas sebagaimana dapat
35
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 11 No. 1 Juni 2014 :29-42

dilihat pada Gambar 4-3b menunjukkan sehingga obyek jalan mempunyai nilai
bahwa bayangan awan mempunyai nilai dijital rendah.
dijital yang berfluktuasi (tidak konstan), Gambar 4-4 adalah citra RGB
begitu juga dengan gedung perkantoran dimensi fraktal yang diproses mengguna-
mempunyai nilai dijital yang tidak kan windows 9x9 dan nilai dimensi
konstan (tidak maksimum). Hal ini fraktal dari garis transeknya. Gambar
dikarenakan ukuran spasial dari obyek 4-4a menunjukkan bahwa obyek
tersebut tidak semuanya lebih besar monumen nasional mempunyai dimensi
dari ukuran spasial pixel SPOT atau fraktal lebih besar dari 3 berarti
kadangkala terdapat vegetasi disekitarnya. monumen nasional dianggap sebagai
Sedangkan untuk jalan raya, walaupun obyek ruang (3 dimensi). Akan tetapi
ukuran spasialnya lebih besar dari gedung perkantoran mempunyai dimensi
ukuran spasial citra akan tetapi fraktal lebih kecil dari 3 dan lebih besar
tertutup oleh bayangan gedung atau dari 2 (2<DF<3). Ini berarti bahwa
tumbuhan yang berada dipinggirnya, gedung perkantoran dianggap lebih datar.

(b)
(a) Nilai digital Number dari garis transek pada
Garis transek dari citra RGb SPOT Gambar a
Gambar 4-3: Citra RGB SPOT dan nilai digital number dari garis transeknya

(b)
(a) Dimensi Fraktal dair garis transek pada citra RGb
Garis transek dari citra RGb hasil proses hasil proses window 9x9
window 9x9
Gambar 4-4: Citra RGB dimensi fraktal dan nilai dimensi fraktal dari garis transeknya
36
Analisis Mathematik Fraktal untuk ...... (Muchlisin Arief)

(a)
Garis transek dari citra RGb hasil proses (b)
window 17x17 Dimensi Fraktal dari garis transek pada citra RGb
hasil proses window 9x9
Gambar 4-5: Citra RGB dimensi fraktal dan nilai dimensi fraktal dari garis transeknya

Dilain pihak, untuk jalan raya Berdasarkan kedua Gambar


mempunyai dimensi fraktal lebih besar tersebut di atas (Gambar 4-4 dan 4-5)
dari 3. ini menandakan bahwa jalan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
raya dipandang sebagai satu kesatuan window sangat memegang peranan
dengan obyek tetangganya seperti penting dalam menghasilkan derajat
bangunan dan vegetasi yang berada di kekomplekan citra. Makin kecil windows
sepanjang jalan tersebut, sehingga jalan yang digunakan maka akan
raya dianggap sebagai suatu obyek yang menghasilkan derajat kekomplekan citra
kekasarannya mirip dengan area Monas yang besar, sebaliknya makin besar
(dan dianggap mempunyai ketinggian window yang digunakan maka akan
relatif seperti 3 dimensi) yang tentunya menghasilkan derajat kekomplekan citra
ini merupakan satu kesalahan yang yang rendah, karena penggunaan
diakibatkan oleh pengambilan windows. windows yang besar akan menghilangkan
Sedangkan bayangan awan mempunyai informasi lokal (citra dianggap sebagai
dimensi lebih kecil dari dua, yang obyek permukaan dua dimensi).
menandakan bahwa awan bukan Klasifikasi citra dilakukan
merupakan suatu permukaan yang menggunakan metode thresholding.
smooth dibandingkan bayangan awan. Metode thresholding untuk melakukan
Gambar 4-5a dan b adalah citra klasifikasi citra, diperoleh secara
RGB dimensi fraktal yang diproses empiris dan dapat dituliskan sebagai
menggunakan window 17x17 dan nilai berikut:
dimensi fraktal dari garis transeknya.
Pada Gambar 4-4a menunjukkan bahwa
tekstur yang terbentuk lebih komplek jika
dibandingkan dengan citra dimensi
fraktal yang diproses dengan windows
9x9, dimana obyek-obyek gedung Dimana konstanta a1, a2, a3, a4, a5,
perkantoran dan monumen nasional b1, b2, b3, b4, b5, c1, c2, c3, c4, c5
mempunyai dimensi fraktal lebih kecil diperoleh dari pengamatan citra dimensi
dari 3. Ini berarti bahwa semua obyek fraktal yang diproses menggunakan
yang ada pada citra dianggap sebagai window 9x9 dan 17x17.
permukaan bidang datar. Hal ini Hasil proses menggunakan
disebabkan oleh penggunaan windows formulasi empiris tersebut dapat dilihat
yang terlalu besar. pada Gambar 4-6.
37
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 11 No. 1 Juni 2014 :29-42

(b)
(a)
Hasil klasifikasi dari dimensi fraktal
Hasil klasifikasi dari dimensi fraktal
menggunakan window 17x17
menggunakan window 9x9
Gambar 4-6: Hasil klasifikasi citra menggunakan metode thresholding

Pada Gambar 4-6 menunjukkan maka terlihat bahwa obyek yang


bahwa awan berwarna putih. warna diklaskan sebagai bangunan tinggi jauh
merah adalah obyek/gedung/bangunan lebih banyak. Hal ini disebabkan karena
yang sangat tinggi (seperti Monumen lebar window yang digunakan dalam
Nasional), warna maroon adalah obyek/ pemerosesan citra sangat memegang
bangunan seperti perkantoran, warna peranan penting dalam menentukan
biru adalah obyek/bangunan yang hasil pemrosesan. Jika pada Gambar
relatif lebih tinggi dari sekitarnya seperti 4-6a dihitung luas bangunan yang
gedung istana negara perumahan dan terklaskan kedalam obyek 3 dimensi
sebagainya. Berdasarkan hasil analisis dari bangunan yang sangat tinggi hingga
dimensi fraktal dapat disimpulkan bangunan rendah berturut-turut adalah:
bahwa obyek/permukaan homogen 179 ha, 84 ha, 55 ha dan 1222 ha.
mempunyai dimensi fraktal lebih kecil sedangkan pada Gambar 4-6b luas
dari pada obyek/permukaan yang bangunan yang terklaskan kedalam
heterogen (permukaan kasar) misalnya obyek 3 dimensi dari bangunan yang
interval dimensi fraktal hutan kota lebih sangat tinggi hingga rendah berturut-
kecil dari pada interval dimensi fraktal turut adalah: 30 ha, 131 ha, 154 ha dan
perumahan. 73 ha. Berdasarkan hasil perhitungan di
Kalau dibandingkan antara atas, maka perbedaan untuk ketiga klas
Gambar 4-6a dengan Gambar 4-6b, di atas, dapat dilihat pada Tabel 4-2.
38
Analisis Mathematik Fraktal untuk ...... (Muchlisin Arief)

Tabel 4-2: PERBEDAAN KLAS MENGGUNAKAN WINDOW BERBEDA

Window 9x9 Window 17x17


Objek/Bangunan
(dalam ha) (dalam ha)
Sangat tinggi 179 30
Tinggi 84 131
Agak tinggi 55 154
Bangunan rendah 1222 73

Pada Tabel 4-2 menunjukkan menentukan pembagian interval


bahwa perbandingan antara obyek ketinggian serta dengan menggunakan
sangat tinggi dengan menggunakan citra dengan resolusi yang lebih tinggi
windows 17x17 (seluas 11.5 ha) terdapat (seperti IKONOS) guna melihat hubungan
30 ha bangunan. Arti fisisnya adalah antara dimensi fraktal dengan
bila sembarang pixel diklaskan kedalam ketinggian obyek atau hubungan antara
obyek yang paling tinggi, maka titik ukuran windows dengan kekomplekan
tersebut dianggap titik yang tertinggi obyek.
kekasarannya diantara obyek yang
berada pada radius ± 340 meter. 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Sedangkan menggunakan windows 9x9 5.1 Kesimpulan
(seluas 3.2 ha) terdapat 179 ha. Arti Penelitian ini merupakam awal
fisisnya adalah bila sembarang pixel untuk menentukan hubungan antara
diklaskan kedalam obyek yang paling nilai dijital pixel dan dimensi fraktal non
tinggi, maka titik tersebut dianggap titik integer serta mnegkuantifikasional
yang tertinggi kekasarannya diantara interpretasi citra penginderaan jauh.
obyek yang berada pada radius ± 180 Perhitungan dimensi fraktal dengan
meter. Dengan demikian makin kecil menggunakan metode Luas Permukaan
windows yang digunakan dalam Prisma Segitiga Triangular Prism Surface
pemrosesan maka makin banyak obyek Area (TPSA) dengan menggunakan
yang diklaskan sebagai obyek 3 dimensi, ukuran windows 9x9 dan 17x17 pixel.
sebaliknya makin besar windows yang Berdasarkan analisis hasil di atas maka
digunakan dalam pemrosesan, maka dapat disimpulkan bahwa:
obyek yang diklaskan dalam 3 dimensi  Dimensi fraktal non integer dari
semakin sedikit. Atau juga dapat obyek/bangunan homogen lebih kecil
dikatakan makin lebar windows yang dari pada obyek yang heterogen
digunakan maka akan banyak informasi (permukaan kasar) misalnya interval
lokal yang hilang dan kalau windows dimensi fraktal hutan kota lebih kecil
yang digunakan makin kecil, maka dari pada interval dimensi fraktal
terjadi hal yang berkebalikannya. perumahan.
Berdasarkan analisis tersebut di  Berdasarkan analisis di atas, dari
atas, dengan melihat berbagai sebagian luas wilayah Jakarta (1600
kekurangannya, penggunaan Algoritma ha), terdapat kurang lebih 178 ha
dimensi fraktal non integer menggunakan dengan windows 9 x 9 dan kurang
metode Luas Permukaan Prisma Segitiga/ lebih 30 ha dengan windows 17 x 17
Triangular Prism Surface Area (TPSA) obyek/bangunan sangat tinggi, dan
cocok untuk windows kecil, karena sisanya adalah obyek bangunan tinggi,
terbukti secara komputasi efisien dan rendah-perumahan, vegetasi/pohon,
akurat serta telah memberikan hasil tanah terbuka dan sebagainya.
yang menggembirakan. Walaupun
demikian masih diperlukan penelitian 5.2 Saran
lebih lanjut untuk memvalidasi dengan Bagaimanapun juga, penelitian di
hasil pengukuran dilapangan dan Indonesia menggunakan dimensi fraktal
39
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 11 No. 1 Juni 2014 :29-42

non integer merupakan tahap awal Falconer, K., 1990. Fractal Geometry:
dalam mencari salah satu cara meng- Mathematical Foundations and
kuantifikasi interpretasi struktur dan Applications, John Wiley & Sons,
kompleksitas spasial citra penginderaan Chichester, England, pp. 288.
jauh. Goodchild, M.F.,; Haining, M.; Wise, S.,
Oleh karena itu, penelitian perlu 1992. Integrating GIS and Spatial
ditindaklanjuti: Data Analysis: Problems and
 agar supaya hasil yang diperoleh dapat Possibilities. Int. J. Geogr. Inf.
divalidasi dengan data pengamatan/ Syst., 6, 407-423.
pengukuran dilapangan atau kerja Haralick, R.M., K. Shanmugan, and I.
sama dengan instansi terkait yang Dinstein, 1973. Texture Features
mempunyai data ketinggian. for Image Classification, IEEE
 dengan menggunakan data satelit Transactions on Systems, Man,
dengan resolusi sangat tinggi seperti and Cybernetics, SMC-3(6):610–
IKONOS dan sebagainya. 621.
 untuk membuka wawasan baru, Herzfeld, U. C., and C. Overbeck, 1999.
menggunakan dimensi kekasaran yang Analysis and Simulation of Scale-
dihasilkan oleh teori fraktal. Dependent Fractal Surfaces with
Application to Seafloor Morphology,
Computers and Geosciences,
DAFTAR RUJUKAN 25(9): 979-1007.
Arief M., 2010. Aplikasi Metode Threshold Kinsner W., 1994. Fractal Dimension
Guna Mendeteksi Hutan Mangrove Morphology Entropy Spectrum and
Menggunakan Landsat MSS dan Variance Classes, Technical
ETM, Buku Bunag rampai Report, Departement of Electrical
Analisis mangrove Manggunakan Engineering, University of
Citra Satelit masma Sikumbang, Manitoba.
Jakarta, ISBN 978-602-8564-21- Klinkenberg, B., and Goodchild, M. F.,
3. pp.11-23. 1992. The Fractal Properties of
Arief M., Susanto, Atriyon, Siti Hawariyah, Topography: a Comparison of
2010. Metode Klasifikasi Tetangga Methods, Earth Surface Processes
Terdekat untuk Inventarisasi and Landforms, 17, 217–234.
Tutupan Lahan Dengan Mengguna- Lam, N. S.-N., 1990. Description and
kan Data ALOS, Studi kasus di Measurement of Landsat TM
Jawa Barat, Majalah Ilmiah Images using Fractals. Photog-
GLOBE, Vol 12, No. 2 Desember, rammetric Engineering and
ISSN.1411-0512, No. Akreditasi: Remote Sensing, 56, 187–195.
253/Akred-LIPI/P2MB1/05/2010, Lam, N. S.-N., and De Cola, L., 1993.
pp. 114- 121. Fractal Measurement, In Fractals
Clarke, K. C., 1986. Computation of The in Geography, Eds. Lam, N. S.-N.,
Fractal Dimension of Topographic and De Cola, L. (Englewood Cli
Surfaces using the Triangular Vs, New Jersey: Prentice Hall),
Prism Surface Area Method. pp. 23–55.
Computers and Geosciences, 12, Lam, N. S.-N., and Qiu, H.-L., 1992. The
713–722. Fractal Nature of the Louisiana
Emerson, C. W., Lam, N. S.-N., and Coastline, In Geographical
Quattrochi, D. A., 1999. Multi- Snapshotsof North America, Ed.
Scale Fractal Analysis of Image Janelle, D. G. (New York: The
Texture and Pattern. Guilford Press), pp. 270–274.
Photogrammetric Engineering Lam, N. S.-N., Qiu, H.-L,. and Quattrochi,
and Remote Sensing, 65, 51–61. D., 1997. An Evaluation of Fractal
40
Analisis Mathematik Fraktal untuk ...... (Muchlisin Arief)

Surface Measurement Methods Mapping. Math. Geol. 1984, 11,


using ICAMS (Image Charac- 671-684.
terization and Modeling System), Quattrochi, D. A., Emerson, C. W., Lam,
ACSM/ASPRS Annual Convention N. S.-N., and Qiu, H.-L., 2001,
, Vol. 5 (Seattle, WA: ASPRS and Fractal Characterization of
ACSM), pp. 377–386. Multitemporal Remote Sensing
Lam, N. S.-N., and Quattrochi, D. A., Data, In Modelling Scalein
1992. On the Issues of Scale, Geographical Information Science,
Resolution, and Fractal Analysis in Eds. Tate, N., and Atkinson, P.
the Mapping Sciences, Professional (West Sussex, England: John
Geographer, 44, 88–98. Wiley & Sons, Ltd), pp. 13–34.
Lillesand, T. M., and Kiefer, R. W., 2000. Qulin TAN, Yun SHAO, Xiangtao FAN.,
Remote Sensing and Image 2002. A Novel Edge Detection
Interpretation, 4th edn (New York: Algorithm for Remote Sensing
John Wiley & Sons, Inc), Images based on the self-
Mandlebrot, B., 1967, How long is similarity of Fractal Character,
the coast of Britain? Statistical IEEE transactions.
self-similarity and fractional Rees, W. G., 1992. Measurement of the
dimension, Science, 156, 636–638. Fractal Dimension of Ice-sheet
Lopes R. and Betrouni N., 2009. Surfaces using Landsat Data,
Fractal and Multifractal Analysis: International Journal of Remote
A Review, Medical Image Analysis Sensing , 13, 663–671.
Vol. 13 , pp. 634–649. Sun W., Kollapal Z. A., Gong P., 2005.
Mandelbrot, B.B., 1977. Fractal: Form, Two Computation Methods for
Chance and Dimension, W.H. Detectecting Anisotropiy in Image
Freeman and Company, San Texture Geographic Information
Francisco. Science, Vol.11 No. 2. Desember
Mandelbrot, B.B., 1982. The Fractal pp. 87-96.
Geometry of Nature, W.H. Sun W., 2006. Three new Implementations
Freeman and Company, New of the Triangular Prism Method for
York. Computing, Three new
Mandelbrot, B.B., 1983. The Fractal implementations of the triangular
Geometry of Nature. W. H. prism method for computing the
Freeman and Company, New fractal dimension of remote
York, 468 p. sensing images, Photogrammetric
Mandelbrot, B.B., 1985. Self-affine Engineering & Remote Sensing
Fractals and the Fractal Dimension, Vol. 72, No. 4, pp. 373–382.
Physica Scripta, 32, pp. 257–260. Voss, R.F., 1988. Fractals in Nature: From
Mark, D.M.; Aronson, P.B., 1984. Scale- Characterization to Simulation,
Dependent Fractal Dimensions of Chap. 1 in The Science of Fractal
Topographic Surfaces: an Empirical Images, edited by H.-O. Peitgen
Investigation, with Applications in and D. Saupe, Springer-Verlag,
Geomorphology and Computer New York.

41
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 11 No. 1 Juni 2014 :29-42

32

You might also like