You are on page 1of 8

BAHASA FUNGSIONAL DI KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

SEBUAH KAJIAN: SEMANTIK

Marini Rehanisafira, Charlina, dan Elvrin Septyanti


Program Studi PBSI FKIP Universitas Riau

marinirehanisafira14@gmail.com, charlina@lecturer.unri.ac.id,
elvrinseptyanti@lecturer.unri.ac.id

Abstract: Functional Language in the Indonesian National Police. A Study: Semantics. The purpose of
this research is to (1) analyze the forms of functional language in the Indonesian National Police. (2)
Analyzing Functional Language Function in the Police of the Republic of Indonesia. (3) Analyzing the
Meaning of Functional Language in the Police of the Republic of Indonesia. The Approach Used In This
Research Is Qualitative Research. The Method Used Is The Method To Listen, Record And Note. Listening
and Recording Research Objects Are Done By Listening To The Language Used In The Police, In Other
Words The Listening Method Using A Recorder. When observing written data, what the research does is
read the entire contents of the required data repeatedly and then records the form, meaning and function of
functional language. The technique of collecting data in this study is a note taking technique. Data Analysis
Techniques In This Research Is To Identify, Classify, Analyze, Determine, Describe And Summarize The
Form, Meaning And Function Of Functional Language In The Police Of The Republic Of Indonesia. Sources
of data in this study are functional languages in the Indonesian National Police. Based on the research
conducted by the author, it can be concluded that there are 2 forms of language in the functional language of
the Police, namely the form of words and phrases. Word Form Consists Of 15 Data And Phrase Form Consists
Of 71 Data. The meaning contained in the functional language of the police is the meaning of orders or
directions in the functional language of the police. This Meaning is Analyzed Using the Meanings of the
Terms in the Police Functional Language. Language Functions Available in Police Functional Languages ,
namely, MetalingualFunctions , Directive, FunctionsFunctions Interpersonal (Progmatics), andFunctions
Referential.

Keywords: Police Functional Language, Semantics

Abstrak: Bahasa Fungsional di Kepolisian Republik Indonesia. Sebuah Kajian : Semantik. Tujuan
Penelitian Ini Adalah Untuk (1) Menganalisis Bentuk-Bentuk Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik
Indonesia. (2) Menganalisis Fungsi Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia. (3) Menganalisis
Makna Yang Terdapat Pada Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia. Pendekatan Yang
Dipakai Dalam Penelitian Ini Adalah Penelitian Kualitatif. Metode Yang Digunakan Adalah Metode Simak,
Rekam Dan Catat. Menyimak Dan Merekam Objek Penelitian Dilakukan Dengan Menyimak Bahasa Yang
Dipakai Di Kepolisian, Dengan Kata Lain Metode Simak Rekam Menggunakan Alat Perekam. Saat
Mengamati Data Tertulis, Yang Dilakukan Oleh Penelitian Adalah Membaca Keseluruhan Isi Data Yang
Diperlukan Secara Berulangulang Kemudian Mencatat Bentuk, Makna Dan Fungsi Bahasa Fungsional.
Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Ini Adalah Teknik Catat. Teknik Analisis Data Dalam Penelitian
Ini Adalah Mengidentifikasi, Mengklasifikasi, Menganalisis, Menentukan, Memaparkan Dan Menyimpulkan
Bentuk, Makna Dan Fungsi Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia. Sumber Data Pada
Penelitian Ini Adalah Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia. Berdasarkan Penelitian Yang
Dilakukan Oleh Penulis Dapat Disimpulkan Bahwa Bentuk Bahasa Yang Terdapat Dalam Bahasa Fungsional
Kepolisian Ada 2 Bentuk Yaitu Bentuk Kata Dan Bentuk Frasa. Bentuk Kata Terdiri Dari 15 Data Dan
Bentuk Frasa Terdiri Dari 71 Data. Adapun Makna Yang Terdapat Dalam Bahasa Fungsional Kepolisian
Adalah Berupa Makna Pada Perintah Atau Arahan Dalam Bahasa Fungsional Kepolisian. Makna Ini
Dianalisis Menggunakan Makna Istilah Yang Terdapat Dalam Bahasa Fungsional Kepolisian. Fungsi Bahasa
Yang Terdapat Pada Bahasa Fungsional Kepolisian Yaitu, Fungsi Metalingual, Fungsi Direktif, Fungsi
Interpersonal (Progmatik), Dan Fungsi Referensial.

Kata Kunci: Bahasa Fungsional Kepolisian, Semantik

PENDAHULUAN pengetahuan bahasa, yaitu semakin luas


Komunikasi dapat berjalan dengan pengetahuan bahasa yang digunakan
baik apabila maksud dari suatu bahasa dalam komunikasi, semakin terampil
tersampaikan secara tepat. Komunikasi pula seseorang dalam menyampaikan
dapat dilakukan seluruh masyarakat. sebuah makna dalam pembicaraan di
Komunikasi berkaitan dengan masyarakat. Bahasa adalah sistem
Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia Sebuah Kajian: Semantik (Hal. 51-58)
51
komunikasi yang menggunakan simbol 2002 menjelaskan kepolisan memiliki
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat tugas pokok memelihara keamanan dan
arbitrer (Keraf dalam Smarapradhipa, ketertiban masyarakat, menegakkan
2005:1). hukum serta memberikan perlindungan,
Indonesia terdiri dari beragam pengayoman dan pelayanan kepada
bahasa. Ragam bahasa adalah masyarakat.
penggunaan bahasa menurut Penelitian ini mengambil kajian
pemakainya, menurut topik yang semantik dalam meneliti objeknya karena
dibicarakan, menurut hubungan ingin mengetahui bentuk, fungsi dan
pembicara, kawan bicara, dan orang yang makna ragam bahasa yaitu Bahasa
dibicarakan serta menurut medium Fungsional di Kepolisian Republik
pembicaraan. Salah satu jenis ragam Indonesia. Salah satu ragam bahasa
bahasa lisan yaitu ragam bahasa fungsional adalah bidang kepolisian.
fungsional. Bahasa fungsional Contoh bentuk bahasa komando, seperti:
(profesional) adalah ragam bahasa yang “delapan-enam!”, “tiga-tiga”, “sepuluh-
dikaitkan dengan profesi, lembaga, dua”, “solo garut”, “pati medan”,
lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu “taruna”, dan sebagainya. Berikut contoh
lainnya. Bahasa fungsional juga percakapan sesama polisi dengan
dikaitkan dengan keresmian keadaan menggunakan Bahasa Fungsional:
penggunaannya.
Penggunaan bahasa dalam Polisi 1 : “10-2 (sepuluh-dua)!”.
masyarakat berkaitan dengan fungsi Polisi 2 : “Di sebuah warung di
bahasa. fungsi bahasa dapat diartikan dekat TKP , Pak”.
cara orang menggunakan bahasa mereka Polisi 1 : “Baik, pasukan akan
bila mereka berbahasa lebih dari satu menyusul kesana”
bahasa (Halliday dalam Chaer, 2004: 20). Polisi 2 : “Siap Komandan!”
Fungsi bahasa berkaitan dengan Pada percakapan di atas
penggunaan bahasa yang memiliki terdapat bentuk bahasa fungsional
makna. pada ujaran polisi 1 yaitu
Makna bahasa berkaitan dengan “sepuluh-dua”. Ujaran tersebut
Semantik. Semantik adalah ilmu cabang diucapkan oleh polisi 1 yang
linguistik yang menelaah lambang- bertanya dimana keberadaan atau
lambang atau tanda-tanda yang posisi polisi 2 dalam situasi akan
menyatakan makna, kaitan makna yang menyelesaikan suatu
satu dengan yang lain, serta pengaruhnya permasalahan. Polisi 1 ingin polisi
terhadap kehidupan manusia di 2 memberitahu posisi agar polisi 1
masyarakat (Tarigan, 2015: 7). Makna menyusul ke arah TKP. Bahasa
berkaitan dengan ilmu semantik. Makna Fungsional Kepolisian “sepuluh-
terdiri dari berbagai jenis makna. Makna dua” merupakan salah satu bahasa
yang sesuai dengan penelitian ini adalah yang digunakan oleh sesama polisi
makna istilah. Makna istilah adalah kata dalam melaksanakan kegiatan.
atau kalimat yang memiliki makna yang Bahasa tersebut digunakan
jelas, tidak meragukan dan pasti ketika bertugas, maupun
meskipun kata tersebut tidak berada pada berkomunikasi dengan sesama
konteks sebuah kalimat pada suatu polisi. Sebagai rakyat Indonesia
bidang kegiatan tertentu. sudah sepantasnya kita harus
Dalam penelitian ini, penulis mengetahui bahasa yang terdapat
mengambil ragam bahasa fungsional di Kepolisian sebagai panduan
bidang kepolisian. Kepolisian yaitu untuk mengetahui hal-hal di
lembaga atau institusi sebagai subsistem bidang kepolisian. Salah satu
peradilan pidana diatur dalam UU No 2 Kepolisian yang terdapat di
Tahun 2002 tentang kepolisian republik Provinsi Riau adalah Polda Riau.
indonesia. Pada pasal 13 UU No 2 tahun Polda Riau menjadi percontohan
Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia Sebuah Kajian: Semantik (Hal. 51-58)
52
karena telah menciptakan sebuah atau akan disediakan (Muhammad,
software berupa alat sensor untuk 2011:207-212.
mendeteksi titik api kebakaran Setelah melakukan
hutan dan lahan di Provinsi Riau. pengamatan dan menentukan
Penelitian ini menghasilkan bentuk, fungsi, dan makna bahasa
temuan baru dalam penelitian yang fungsional kepolisian, kemudian
berobjekkan sebuah bahasa. bentuk, makna dan fungsi bahasa
Penelitian yang menitikfokuskan fungsional tersebut dicatat dan
objek kajiannya Bahasa ditandai serta mengklasifikasikan
Fungsional di Kepolisian Republik data yang telah diperoleh agar
Indonesia. Penelitian ini dapat dideskripsikan bentuk,
mengidentifikasi bentuk, fungsi fungsi dan makna bahasa
dan makna Bahasa Fungsional fungsional Kepolisian.
kepolisian. Langkah-langkah yang
digunakan dalam menganalisis
METODE data penelitian adalah sebagai
Penelitian ini dilakukan berikut. Pertama, mengidentifikasi
dengan menggunakan pendekatan bentuk, fungsi dan makna bahasa
kualitatif dengan metode deskriptif yang dipakai anggota Kepolisian
karena mengamati Bahasa Republik Indonesia. Kedua,
fungsional Kepolisian Republik mengklasifikasi bentuk, fungsi dan
Indonesia. Pendekatan kualitatif makna bahasa yang dipakai
sifatnya selalu deskriptif, artinya anggota Kepolisian Republik
data yang dikumpulkan peneliti Indonesia. Ketiga, menganalisis
berupa kata dan kalimat atau bentuk, fungsi dan makna bahasa
gambar, bukan angka (Moleong, yang dipakai anggota Kepolisian
2007:11). Data penelitian ini Republik Indonesia. Keempat,
adalah bentuk, makna dan fungsi menentukan bentuk, fungsi dan
Bahasa Fungsional di Kepolisian makna bahasa yang dipakai
Republik Indonesia. Sumber data anggota Kepolisian Republik
dalam penelitian ini adalah Bahasa Indonesia. Kelima, memaparkan
Fungsional di Kepolisian Republik hasil analisis bentuk, fungsi dan
Indonesia. Subjek penelitian ini makna bahasa yang dipakai
adalah Kepolisian Republik anggota Kepolisian Republik
Indonesia. Informan penelitian ini Indonesia. Keenam,
adalah polisi di Polda Riau. menyimpulkan hasil analisis
Metode yang digunakan bentuk, fungsi dan makna bahasa
adalah metode simak, rekam dan yang dipakai anggota Kepolisian
catat. Menyimak dan merekam Republik Indonesia.
objek penelitian dilakukan dengan
menyimak bahasa yang dipakai di PEMBAHASAN
Kepolisian, dengan kata lain Hasil dari penelitian ini
metode simak rekam. Saat adalah bentuk bahasa fungsional
mengamati data tertulis, yang kepolisian terdiri dari bentuk kata
dilakukan oleh penelitian adalah dan bentuk frasa. Fungsi Bahasa
membaca keseluruhan isi data Fungsional Kepolisian ada 4 yaitu,
yang diperlukan secara berulang- Fungsi metalingual, fungsi
ulang kemudian mencatat bentuk, direktif, fungsi Interpersonal
makna dan fungsi bahasa (Progmatik), dan fungsi
fungsional. Teknik catat yaitu referensial. Makna yang terdapat
Teknik catat adalah melakukan dalam Bahasa Fungsional
Pencatatan dapat dilakukan pada Kepolisian adalah makna istilah
kertas data yang telah disediakan
Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia Sebuah Kajian: Semantik (Hal. 51-58)
53
atau makna khas yang digunakan b. Bentuk Frasa
dalam bidang tertentu. Bentuk frasa yang
A. Bentuk Bahasa terdapat dalam penelitian ini
Pada penelitian Bahasa yaitu bentuk frasa numeralia
Fungsional Kepolisian Republik dan frasa nomina. Berikut
Indonesia terdapat 86 data yang pembahasan bentuk frasa:
diteliti. Dari 86 data tersebut, 1. satu-empat
terdiri 2 bentuk bahasa yaitu Bahasa fungsional
bentuk ‘kata’ dan bentuk ‘frasa’. kepolisian “satu-empat”
Dalam penelitian ini lebih termasuk dalam bentuk
banyak bentuk ‘kata’ yaitu 15 frasa numeralia karena
data daripada bentuk ‘frasa’ terdiri dari gabungan kata
yaitu 71 data. yang dibentuk dari kata
bilangan yaitu “satu” dan
a. Bentuk Kata “empat”. Bentuk bahasa
Bentuk kata pada dapat dikatakan sebagai
penelitian ini terdiri dari wujud atau sistem susunan
bentuk kata dasar, kata dari bahasa fungsional
berimbuhan dan akronim. kepolisian “satu-empat”
Berikut pembahasan bentuk adalah bentuk frasa
kata: numeralia yang bermakna
1. semut ingin bicara langsung.
Kata dasar merupakan
kata yang belum 2. palang-hitam
mendapatkan imbuhan baik Bahasa fungsional
awalan, tengah maupun kepolisian “palang-hitam”
akhiran. Bahasa fungsional termasuk dalam bentuk
kepolisian “semut” tegolong frasa nomina karena terdiri
kelas kata yaitu kata benda. dari gabungan kata nomina
Bahasa Fungsional “semut” yaitu “palang” dan “hitam”.
terdiri dari bentuk satuan Bentuk bahasa dapat
terkecil bahasa yang dikatakan sebagai wujud
bermakna pelajar. Bentuk atau sistem susunan dari
bahasa dari Bahasa bahasa fungsional
fungsional kepolisian kepolisian “palang-hitam”
“semut” adalah bentuk kata adalah bentuk frasa nomina.
dasar.
c. Fungsi Bahasa
2. pangkalan Fungsi terkait yang
Kata berimbuhan ditemukan dalam penelitian
merupakan kata dasar yang ini adalah bahasa fungsional
telah diberi awalan, tengah, yang memiliki fungsi
maupun akhiran. Bahasa metalingual terdapat 86
fungsional kepolisian data, fungsi direktif terdapat
“pangkalan” terdiri dari 38 data, fungsi interpersonal
bentuk kata berimbuhan (Progmatik) terdapat 86
pangkal + an. Bentuk data, dan fungsi referensial
bahasa dari Bahasa terdapat 48 data.
fungsional kepolisian
“pangkalan” adalah bentuk a. Fungsi Metalingual
kata berimbuhan yang Fungsi metalingual
bermakna rumah adalah fungsi bahasa
dilihat dari segi kode
Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia Sebuah Kajian: Semantik (Hal. 51-58)
54
yang digunakan, bahasa 1. satu-empat
berfungsi menjelaskan Fungsi bahasa
bahasa itu sendiri. yang terdapat pada
1. satu-satu Bahasa fungsional
Fungsi bahasa kepolisian “satu-
yang terdapat pada empat” ini adalah
Bahasa fungsional fungsi direktif yaitu
kepolisian “satu- fungsi bahasa
satu” ini adalah membuat
fungsi metalingual pendengar atau
yaitu diliat dari lawan tutur
fungsi kode atau melakukan sesuatu
simbol berupa angka sesuai dengan apa
yang memiliki yang diutarakan
makna. Bahasa penutur. Bahasa
fungsional fungsional
kepolisian “satu- kepolisian “satu-
satu” memiliki empat” memiliki
makna keinginan makna yaitu agar
atau pesan yaitu agar lawan bicara dapat
dapat menghubungi berbicara langsung
per telepon. dengan penutur.

2. sepuluh-delapan 2. siaga 1
Fungsi bahasa Fungsi bahasa
yang terdapat pada yang terdapat pada
Bahasa fungsional Bahasa fungsional
kepolisian “ kepolisian “siaga 1”
sepuluh-delapan” ini adalah fungsi
ini adalah fungsi direktif yaitu fungsi
metalingual yaitu bahasa membuat
diliat dari fungsi pendengar atau
kode atau simbol lawan tutur
berupa angka yang melakukan sesuatu
memiliki makna. sesuai dengan apa
Bahasa fungsional yang diutarakan
kepolisian “sepuluh- penutur. Bahasa
delapan” memiliki fungsional
makna keinginan kepolisian “siaga 1”
atau pesan yaitu memiliki makna
memberi informasi keadaan bahaya
bahwa si penutur atau perlu ditangani
akan menuju ke oleh lawan tutur.
posisi lawan tutur.
b. Fungsi Direktif c. Fungsi
Fungsi direktif Interpersonal
merupakan fungsi Fungsi bahasa yang
bahasa yang dilihat dari bersifat interpersonal
segi pendengar atau yaitu yang menunjukkan
lawan bicara, maka adanya suatu pesan atau
bahasa berfungsi direktif keinginan penutur
(mengatur tingkah laku (message).
pendengar). 1. empat-empat
Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia Sebuah Kajian: Semantik (Hal. 51-58)
55
Fungsi bahasa d. Fungsi Referensial
yang terdapat pada Fungsi referensial
Bahasa fungsional adalah fungsi bahasa
kepolisian “empat- yang dilihat dari segi
empat” ini adalah topik ujaran, bahasa
fungsi berfungsi referensial.
Interpersonal 1. tiga-enam-tiga
(Progmatik) yaitu Fungsi bahasa
dilihat dari adanya yang terdapat
suatu pesan atau pada Bahasa
keinginan penutur. fungsional
Bahasa fungsional kepolisian “tiga-
kepolisian “empat- enam-tiga” ini
empat” memiliki fungsi referensial
keinginan atau untuk
pesan penutur membicarakan
yaitu untuk objek atau
memberi informasi peristiwa di
kepada lawan lingkungan
bicara bahwa penutur berupa
penerimaan berita suatu kejadian.
kurang bagus Bahasa
karena terkendala fungsional
jaringan maupun kepolisian “tiga-
hal lainnya. enam-tiga”
memiliki
2. lima-lima keinginan atau
Fungsi bahasa pesan penutur
yang terdapat pada yaitu adanya
Bahasa fungsional pencurian di
kepolisian “lima- lingkungan
lima” ini adalah tersebut.
fungsi 2. timor bandung
Interpersonal satu
(Progmatik) yaitu Fungsi bahasa
dilihat dari adanya yang terdapat
suatu pesan atau pada Bahasa
keinginan penutur. fungsional
Bahasa fungsional kepolisian “timor
kepolisian “lima- bandung satu” ini
lima” memiliki adalah fungsi
keinginan atau referensial untuk
pesan penutur membicarakan
yaitu memberi objek atau
informasi kepada peristiwa di
lawan bicara lingkungan
bahwa penerimaan penutur. Bahasa
informasi berjalan fungsional
dengan baik lawan kepolisian “timor
tutur harap bandung satu”
hubungi penutur memiliki fungsi
kembali. pernyataan bagi
lawan bicara.
Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia Sebuah Kajian: Semantik (Hal. 51-58)
56
Bahasa kebakaran. Biasanya
fungsional digunakan untuk
kepolisian “timor memberi informasi
bandung satu” terjadinya kebakaran
memiliki yang disebabkan oleh
keinginan atau hal-hal yang bersifat
pesan penutur membakar dengan
yaitu terkait sengaja atau tidak
dengan Kapolri sengaja di suatu
yang sedang tempat.
berada di
lingkungan SIMPULAN
tersebut Berdasarkan hasil dan
analisis yang dilakukan di
d. Makna Bahasa Kepolisian Polda Riau. Bahasa
Makna istilah sering Fungsional Kepolisian telah
disebut juga makna khas ditemukan beberapa bentuk
yang digunakan hanya pada bahasa yaitu bentuk bahasa
bidang atau kegiatan ‘frasa’ dan bentuk bahasa ‘kata’.
tertentu. Makna ini berbeda Data yang telah diidentifikasi
tergantung bidang dan penulis berjumlah 86 data.
kegiatan sehingga tiap Bentuk bahasa ‘kata’ yang dalam
bidang memiliki makna penelitian ini yaitu berjumlah 15
istilah bahasa masing- data. Terdiri dari 10 data bentuk
masing. Makna pada kata dasar, 1 data bentuk kata
penelitian ini adalah makna berimbuhan, dan 4 data bentuk
istilah pada bidang akronim. Sedangkan bentuk
Kepolisian. Berikut makna ‘frasa’ berjumlah 71 data. Terdiri
Istilah dalam data bahasa dari 36 data bentuk frasa
fungsional kepolisian: numeralia dan 35 data bentuk
1. satu-satu frasa nomina.
Bahasa fungsional Adapun makna yang
kepolisian “satu-satu” terdapat dalam Bahasa
bermakna hubungi per Fungsional Kepolisian ini adalah
telepon atau hubungi makna istilah. Penelitian ini
melalui telepon untuk dikaji melalui makna istilah yaitu
memberikan makna khusus yang digunakan
informasi atas sebuah pada bidang Kepolisian.
kejadian. Selanjutnya fungsi Bahasa
2. satu-empat Fungsional Kepolisian ada 4
Bahasa fungsional yaitu, Fungsi metalingual, fungsi
kepolisian “satu- direktif, fungsi Interpersonal
empat” bermakna (Progmatik), dan fungsi
ingin bicara langsung referensial. Dalam sebuah
atau berkeinginan bahasa fungsional terdapat lebih
untuk bertemu dan dari 1 fungsi. Fungsi terkait yang
berbicara secara ditemukan dalam penelitian ini
langsung bukan adalah bahasa fungsional yang
berbicara lewat udara. terdapat 86 data fungsi
3. jaya enam lima metalingual, 38 data fungsi
Bahasa fungsional direktif, 86 data fungsi
kepolisian “jaya enam interpersonal (Progmatik) dan 48
lima” bermakna data fungsi referensial.
Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia Sebuah Kajian: Semantik (Hal. 51-58)
57
Berdasarkan simpulan Realisme Metaphidik.
yang telah dipaparkan, maka Yogyakarta: Rake
penulis mengajukan Sarasin.
rekomendasi yang dipandang Muhammad. (2011). Metode
berguna dan yang dapat Penelitian Bahasa.
mempertimbangkan agar dapat Yogyakarta: Ar-Ruzz
meningkatkan penelitian Media.
mengenai bahasa dan sastra Sukartha, I Nengeh, dkk. (2016).
sebagai berikut: (1) untuk Bahasa Indonesia
Mahasiswa Program Studi Akademik Untuk
Pendidikan Bahasa dan Sastra Perguruan Tinggi. Bali:
Indonesia adalah hasil penelitian Udayana University
memperlihatkan bahwa Press.
penelitian ini dapat diteliti tidak Suwandi, Sarwiji. (2011).
hanya bentuk, makna dan fungsi Semantik Pengantar
bahasa, namun dapat dikaji Kajian Makna.
struktur bahasa fungsional Yogyakarta: Media
Kepolisian. (2) untuk Penelitian Perkasa.
Selanjutnya adalah Hasil Tarigan, Henry Guntur. (2009).
penelitian memperlihatkan Pengajaran Semantik.
bahwa penelitian ini tidak hanya Yogyakarta: Penerbit
dapat dikaji secara semantik, Angkasa.
namun dapat dikaji dengan teori
lain seperti sosiolinguistik.

DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. (2012). Linguistik


Umum. Jakarta: Rineka
Cipta.
Keraf, Gorys. (2004).
Komposisi: Sebuah
Pengantar Kemahiran
Bahasa. Flores: Nusa
Indah.
Kridalaksana, Harimurti. (2008).
Kamus Linguistik.
Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Kushartanti, dkk. (2005). Pesona
Bahasa: Langkah awal
memahami linguistik.
Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Meleong, Laxy J. (2007). Metode
Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja
Rosdakarya
Muhadjir,Noeng. (1998). Metode
Penelitian Kualitatif,
Pendekatan Posivistik,
Rasionalistik,
Phenomenologik, dan
Bahasa Fungsional Di Kepolisian Republik Indonesia Sebuah Kajian: Semantik (Hal. 51-58)
58

You might also like