You are on page 1of 8

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. VII No.

1 April 2019

GAMBARAN PENGETAHUAN DENGAN


CAPAIAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF
DI WILAYAH KABUPATEN PEKALONGAN
Susri Utami1, Ratnawati2

1) Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, email: uutparadisi@yahoo.com


2) Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, email: ratnawati2704@gmail.com

ABSTRAK
Angka kematian bayi di kabupaten pekalongan pada tahun 2015 meningkat
(8.07%) dibandingkan tahun sebelumnya (7.25%). Tercatat pada tahun 2015, angka
kematian bayi di kabupaten Pekalongan sejumlah 140 bayi. Sejak tahun 2001, bu telah
memberikan acuan bahwa bayi sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan.
Hal ini didasari hasil penelitian bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dapat
meningkatkan angka harapan hidup bayi hingga enam kali lipat. Design penelitian ini
adalah descriptive dengan pendekatan retrospective cross sectional dengan pemilihan
sampel dalam penelitian akan menggunakan metode accidental random sampling yang
melibatkan 334 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka keberhasilan
pemberian ASI eksklusif di wilayah Kabupaten Pekalongan masih relatif rendah yaitu
hanya mencapai 44.9%. Responden adalah ibu dengan rentang usia 20-35 tahun sebanyak
83.23%. Tingkat pendidikan responden adalah SMP yaitu sebesar 38.02% dan SD sebesar
35%, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah mencapai 81.45%. Tingkat
pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif didapat 84% memiliki pengetahuan yang baik, 15%
dengan tingkatan cukup. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada ketimpangan antara
capaian ASI eksklusif dan tingkat pengetahuan Ibu. Dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan yang baik tidak menjadi jaminan seorang ibu bersedia dan mampu
memberikan ASI secara eksklusif. Selain pengetahuan ada banyak faktor lain yang
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif sebagaimana yang disampaikan oleh
Soekarjo, D. & Zehner, E. (2011) yang menyebutkan bahwa dukungan relawan ASI
Eksklusif yang secara berkesinambungan mendampingi Ibu sebelum proses persalinan
hingga masa menyusui terbukti signifikan untuk meningkatkan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif.

Kata kunci: ASI eksklusif, Demografi, Pengetahuan.

ABSTRACT
Exclusive breastfeeding as one of WHO recommendation in the effort of
alleviating the infant mortality rate and improving the child’s health status is
actually has been being promoted accross the country. One of the area with low
exclusive breastfeeding achievement is Pekalongan Regency. Purpose of thi study
to identify the level of achievement of exclusive breastfeeding and mother’s
motivation in giving exclusive breastfeeding. Cross sectional retrospective with

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 1


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. VII No. 1 April 2019

accidental sampling technique was done and descriptive statystical analysis was
for this study. This study reported 334 mothers of children aged 6-24 months
participated in this study, 81.45% were housewives and only 44.9% had
successfully completed 6 months exclusive breastfeeding. Mothers were aged 20-
35 years old covered 83.23% of the total participants. The highest number of the
education level were Junior High School with 38.02%. The mothers’ motivation in
giving exclusive breasfeeding was categorized as “highly motivated” represented
by 288 or 86%. Conclusion of the study revealed that Pekalongan Regency has a
long way to reach the high coverage of exclusive breastfeeding with only 44.9%
mothers of the engaged participants. Junior and Senior High school level of
education dominated the participants aged 20-35 years old. The study revealed a
low completion of exclusive breastfeeding, however the mothers were highly
motivated in giving exclusive breastfeeding.

Keywords: exclusive breastfeeding, demographycal data, knowledge

PENDAHULUAN penelitian bahwa bayi yang


mendapatkan ASI eksklusif dapat
Hasil evaluasi Millennium Development melalui masa krusial enam bulan
Goals yang dilakuan pada tahun 2015 pertama dan meningkatkan angka
memperlihatkan bahwa Indonesia masih harapan hidup bayi hingga enam kali
belum bisa memenuhi target MDGs, lipat. ASI eksklusif adalah diet terbaik
salah satunya adalah MDGs4 yang bagi bayi. Kandungan nutrisi dalam ASI
kedua yaitu upaya untuk menurunkan yang mudah dicerna dan diserap oleh
angka kematian bayi. Angka kematian saluran pencernaan bayi membuat ASI
bayi di Indonesia meskipun angkanya menjadi rekomendasi utama nutrisi pada
menurun setiap tahunnya, akan tetapi enam bulan pertama kehidupan. ASI
angka kematian bayi masih tinggi. eksklusif juga dapat meningkatkan
imunitas bayi sehingga kematian bayi
Angka kematian bayi di kabupaten akibat infeksi dapat dicegah.
pekalongan pada tahun 2015 meningkat Akan tetapi dalam
(8.07%) dibandingkan tahun pelaksanaannya, pemberian ASI
sebelumnya (7.25%). Tercatat pada eksklusif banyak mengalami hambatan.
tahun 2015, angka kematian bayi di Hingga saat ini angka keberhasilan
kabupaten Pekalongan sejumlah 140 pemberian ASI eksklusif masih rendah
bayi. Penyebab kematian tertinggi meskipun upaya promosi dari tenaga
adalah Bayi Berat Lahir Rendah, kesehatan sudah dilakukan. Beberapa
Asfiksia, Pneumonia dan sepsis. factor yang mempengaruhi yang
keberhasilan pemberian ASI eksklusif
Beberapa rekomendasi yang diberikan perlu dikaji lebih lanjut sebagai referensi
oleh WHO dalam upaya untuk bagi tenaga kesehatan dan institusi
menurunkan angka kematian bayi pendidikan dalam melakukan
diantaranya adalah Pemeriksaan pendekatan pemecahan masalah
Kehamilan, Perawatan Metode Kanguru rendahnya cakupan pemberian ASI
dan Pemberian ASI eksklusif. Sejak eksklusif di Kabupaten Pekalongan.
tahun 2001, WHO telah memberikan
acuan bahwa bayi sebaiknya Data yang didapatkan dari Dinas
mendapatkan ASI eksklusif selama Kesehatan Kabupaten Pekalongan dari
enam bulan. Hal ini didasari hasil catatan pada tahun 2016 ada tiga

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 2


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. VII No. 1 April 2019

wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten tenaga kesehatan perlu dikaji lebih


yang tercatat memiliki cakupan ASI lanjut.
eksklusif terendah yaitu Wilayah kerja
Puskesmas Kajen II (20.20%), wilayah KAJIAN LITERATUR
kerja Puskesmas Paninggaran (25.51%) ASI adalah suatu emulsi lemak dalam
dan wilayah kerja Puskesmas larutan protein, laktosa, dan garam
Wonokerto 1 (26.97%). Data tersebut organik yang disekresi oleh kedua
memberikan informasi bahwa kelenjar payudara ibu dan merupakan
dibeberapa wilayah di Kabupaten makanan terbaik yang diberikan untuk
Pekalongan masih membutuhkan bayi. Selain untuk memenuhi kebutuhan
perhatian lebih dalam upaya untuk nutrisi ASI memberikan kesempatan
meningkatkan cakupan pemberian ASI bagi ibu mencurahkan cinta kasih
eksklusif. sayangnya dan memberikan
perlindungan bagi anaknya. ( Bahiyatun,
Berdasarkan permasalahan yang 2009) ASI merupakan makanan yang
ditemukan dilapangan tersebut diatas terbaik bagi bayi karena memiliki nilai
peneliti bermaksud untuk mengkaji kandungan nutrisi paling tinggi
dengan mengidentifikasi factor-faktor dibandingkan dengan makanan ataupun
penghambat dan pendukung susu formula. Pemberian ASI sangat
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. menguntungkan bagi bayi dan ibu
Dari penelitian yang lain penyebab ditinjau dari berbagai segi baik gizi,
kegagalan pemberian ASI eksklusif kesehatan, ekonomi, maupun sosio-
adalah: usia ibu, tempat tinggal ibu, psikologi. (Suhardjo, 2007).
status perkawinan, tingkat pendidikan
ibu, status ekonomi, keamanan pangan ASI merupakan makanan pertama dan
dalam keluarga, jenis kelamin anak, yang utama diberikan pada bayi yang
keterjangkauan akses fasilitas bersifat alamiah dari ibu. ASI
kesehatan, pengetahuan ibu, dan mengandung berbagai zat gizi yang
pemberian kolostrum. Beberapa dibutuhkan bayi sebagai proses
determinan factor diatas mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
keberhasilan ibu dalam memberikan Seungguhnya ASI eksklusif adalah bayi
ASI secara eksklusif (Egata, Berhane & hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa
Worku, 2013) tambahan cairan lain, seperti susu
formula, jeruk, madu, air putih, dan
Beberapa literature menyebutkan tanpa tambahan makanan padat seperti
pentingnya pengetahuan, sikap, pisang, bubur, biskuit, nasi tim, kecuali
motivasi, karakteristik demografi ibu vitamin, mineral dan obat (Prasetyono,
serta keterjangkauan akses kepada 2012). Pemberian ASI eksklusif
layanan kesehatan mempengaruhi
keberhasilan pemberian ASI eksklusif di
Indonesi. Oleh karena itu perlu adanya Sejak tahun 2001, WHO telah
identifikasi yang yang lebih mendalam memberikan acuan bahwa bayi
agar tenaga kesehatan dan pemerintah sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif
mampu melakukan pendekatan atau selama enam bulan. Hal ini didasari hasil
perumusan guna meningkatan cakupan penelitian bahwa bayi yang
pemberian ASI eksklusif. mendapatkan ASI eksklusif dapat
melalui masa krusial enam bulan
Perubahan perilaku manusia diawali dari pertama dan meningkatkan angka
pengetahuannya, sikapnya, dan harapan hidup bayi hingga enam kali
motivasinya dalam melakukan sesuatu. lipat. ASI eksklusif adalah diet terbaik
Pengkajian penetahuan, sikap, motivasi, bagi bayi. Kandungan nutrisi dalam ASI
dukungan keluarga serta dukungan yang mudah dicerna dan diserap oleh
saluran pencernaan bayi membuat ASI

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 3


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. VII No. 1 April 2019

menjadi rekomendasi utama nutrisi pada tua yang menghadapi kehadiran anak
enam bulan pertama kehidupan. ASI pertama, berusia muda, tingkat
eksklusif juga dapat meningkatkan pendidikan yang rendah serta
imunitas bayi sehingga kematian bayi pengetahuan yang kurang membutuhkan
akibat infeksi dapat dicegah. pendampingan yang lebih intensif dari
tenaga kesehatan. Konseling dan
ASI eksklusif selama 6 bulan dan konsultasi selama masa kehamilan
dilanjutkan hingga 24 bulan akan terbukti mampu mengatasi masalah
mendukung pertumbuhan dan kecemasan ketidak mampuan
perkembangan bayi dan anak secara memeberikan ASI secara eslklusif
optimal (WHO, 2003). Rata-ra bayi di kepada bayi mereka (Laantera et all,
Indonesia mendapatkan ASI hingga 21 2010).
bulan (Badan Pusat Statistik), akan
tetapi hanya 32% dari mereka yang Di Nigeria Upaya peningkatan angka
mendapatkan ASI eksklusif, sementara pemberian ASI eksklusif tidak hanya
target pemerintah adalah cakupan dilakukan ileh tenaga kesehatan saja.
pemberian ASI eksklusif sebesar 100% Akan tetapi melibatkan sukarelawan.
(Soekarjo & Zehner, 2011). Ironisnya Dan sukarelawan-sukarelawan yang
pemberian ASI pada masyarakat miskin terlatih ini ternyata mampu
dengan tingkat pendidikan rendah dan meningkatkan keberhasilan pemberian
tinggal di pedesaan justru lebih baik ASI eksklusif (Qureshi, Oche & Kabiru,
dibandingkan mereka yang tinggal di 2011)
perkotaan dengan tingkat ekonomi dan
pendidikan yang lebih tinggi (BPS & Factor penghambat pemberian ASI
Makro International 2008). eksklusif diantaranya adalah beban kerja
ibu yang terlalu berat, jarak tempat kerja
Upaya peningkatan angka cakupan ASI ibu yang terlalu jauh, asupan nutrisi ibu
eksklusif terus-menerus ditingkatkan. yang kurang, kemiskinan dan lemahnya
Salah satu upaya yang dicobakan pada kekuatan pengambil keputusan finansial
sekelompok ibu dengan bayi prematur dalam keluarga serta kurangnya
adalah dengan menggunakan model pengetahuan (Selain itu pendukung
BASNEF ( Beliefs, attitude, subjectives keberhasilan pemberian ASI eksklusif
Norms and Enabling Factors) Hasil antara lain: bimbingan dari tenaga
penelitian dari Ahmadi et all, 2016 kesehatan dan motivasi untuk
menunjukkan dengan konsultasi model memeberikn nutrisi terbaik bagi bayi
BASNEF mampu meningkatkan angka (Burns et all, 2016).
pemberian ASI eksklusif, kepercayaan
diri ibu dalam memberikan ASI dan METODE
penigkatan berat badan bayi prematur. Desain penelitian yang digunakan dalam
Dari hasil penelitian menyimpulkan penelitian ini adalah descriptive dengan
bahwa konsultasi dan konseling dapat pendekatan retrospective cross sectional
meningkatkan angka pemberian ASI dengan pemilihan sampel dalam
eksklusif pada ibu dengan bayi prematur penelitian akan menggunakan metode
( Ahmadi et all, 2016). accidental random sampling yang
Konsultasi dan konseling sangat melibatkan 334 responden diambil
diutamakan kepada orag tua yang secara acak dari tiga wilayah kerja
sedang menyambut anak pertama Puskesmas di Kabupaten Pekalongan.
mereka, orang tua yang usianya masih Responden yang dilibatkan dalam
muda, dengan tingkat pendidikan yang penelitian ini adalah Ibu yang memiliki
rendah dan memiliki kesenjangan dalam anak usia 6 bulan- 2tahun. Instrumen
pemgetahuan tentang ASI eksklusif. yang digunakan dalam penelitian ini
Sebagaimana yang disebutkan dalam adalah kuesioner yang menanyakan
penelitian Laantera, 2010 bahwa orang tentang pengalaman keberhasilan atau

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 4


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. VII No. 1 April 2019

kegagalan dalam pemberian ASI Berdasarkan hasil penelitian yang sudah


esklusif, tingkat pendidikan, usia, dilakukan, responden yang terlibat
pekerjaan dan 26 item pertanyaan yang dalam penelitian ini sebagian besar
mengkaji tingkat pengetahuan Ibu adalah Ibu dengan rentang usia 20-35
tentang Asi eksklusif dengan pilihan tahun yaitu mencapai 83.23 % dari total
jawaban benar dan salah. Penelitian ini jumlah responden. Rentang usia ini
telah lolos uji etik dengan mendapatkan adalah termasuk dalam rentang usia
surat keterangan lolos uji etik dari muda yang dianggap sebagai usia
Fakultas Kedokteran Universitas Sultan reproduksi yang paling baik untuk
Agung Semarang. Pengambilan data melahirkan dan menyusui. Sebagaimana
dilakukan selama dua bulan yaitu pada yang disampaikan oleh Mulyawati dkk
bulan Juli dan Agustus 2018 setelah pada tahun 2011 yang menyebutkan
sebelumnya mendapatkan ijin bahwa usia kurang dari 20 tahun dan
pengambilan data dari BAPPEDA dan lebih dari 35 tahun lebih berisiko untuk
Dinas Kesehatan Kabupaten melahirkan secara sectio caesaria.
Pekalongan.
Tabel 3.Distribusi frekuensi responden
HASIL PENELITIAN berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat f %
Penelitian telah dilaksanakandi tiga pendidikan
puskesmas di wilayah kabupaten
Pekalongan yang dimulai bulan April SD 117 35.03
hingga bulan Agustus 2018
denganjumlah responden sebanyak 334 SMP 127 38.02
Ibu menyusui yang memiliki anak SMA/SMK 71 21.26
dengan usia 6 bulan hingga 2 tahun.
PerguruanTinggi 19 5.69
Tabel 1. Distribusi frekuensi
keberhasilan pemberian ASI eksklusif Total 334 100
Pemberian f %
ASI eksklusif
Berhasil 150 44.9 Tabel diatas menunjukkan tingkat
Gagal 184 55.1 pendidikan responden dalam penelitian
Total 334 100 ini yang sebagian besar adalah lulusan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan SMP sejumlah 127 responden dan
bahwa dari 334 responden yang masuk tingkat pendidikan dengan jumlah
dalam kriteria inklusi penelitian, 65% tertinggi kedua adalah lulusan SD
diantaranya telah berhasil memberikan sejumlah 117 responden. Tingkat
ASI secara eksklusif sedangkan sisanya pendidikan adalah salah satu indikator
yaitu sejumlah 117 ibu menyusui tidak dalam pengukuran pengetahuan
berhasil memberikan ASI secara seseorang, sebagaimana yang
eksklusif selama enam bulan. disampaikan oleh Notoatmodjo bahwa
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden semakin tinggi tingkat pendidikan
berdasarkan usia seseorang akan semakin mudah pula
Usia (tahun) f % baginya menyerap informasi yang
didapat dari luar.
< 20 Tahun 11 3.23
20-35 Tahun 278 83.23
>35 Tahun 45 13.47
Total 334 100

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 5


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. VII No. 1 April 2019

Tabel 4.Distribusi frekuensi responden cukup (14%). Akan tetapi tingkat


berdasarkan pekerjaan pengetahuan yang baik tidak menjadi
Pekerjaan f % jaminan seorang ibu bersedia dan
Ibu Rumah Tangga 272 81.43 mampu memberikan ASI secara
Buruh 35 10.48 eksklusif. Selain pengetahuan ada
Wiraswasta 13 3.89 banyak faktor lain yang mempengaruhi
Petani 5 1.50 keberhasilan pemberian ASI eksklusif
PNS 2 0.60 sebagaimana yang disampaikan oleh
Total 334 100 Soekarjo, D. & Zehner, E. (2011) yang
menyebutkan bahwa dukungan relawan
ASI Eksklusif yang secara
Tabel diatas menunjukkan bahwa berkesinambungan mendampingi Ibu
jumlah terbanyak dari responden adalah sebelum proses persalinan hingga masa
ibu rumah tangga yaitu sejumlah 272 menyusui terbukti signifikan untuk
responden sedangkan 62 responden meningkatkan keberhasilan pemberian
sisanya adalah ibu bekerja dengan ASI eksklusif.
profesi sebagai buruh sebanyak 35
orang, wiraswasta sebanyak 13 orang, Latar belakang pendidikan Ibu
petani sebanyak 5 orang dan Pegawai yang mayoritas adalah lulusan SMP
Negeri Sipil sebanyak 2 orang. (38%) dan SD (35%) bisa dijadikan
Pekerjaan ibu sering dianggap sebagai sebagai bahan justifikasi rendahnya
penghambat dalam pemerian ASI cakupan ASI eksklusif di Kabupaten
eksklusif karena adanya keterbatasan Pekalongan seperti yang dikemukakan
waktu dalam berinteraksi dengan bayi oleh Dibley, M., Senarath, U., & Agho,
dan kewajiban untuk bekerja. KE (2010) yang didapat dari survey
nasional tenatang pemberian makan
Tabel 5.Gambaran pengetahuan pada bayi dan anak yang salah satunya
responden tentang ASI Eksklusif menyebutkan rendahnya tingkat
Pengetahuan f % pendidikan berpengaruh terhadap
Baik 279 84 keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Cukup 51 15
PENUTUP
Kurang 4 1
Total 334 100 Angka keberhasilan pemberian ASI
eksklusif di wilayah Kabupaten
Pekalongan masih relatif rendah yaitu
Tabel diatas menunjukkan bahwa
hanya mencapai 44.9% daro total
sebagian besar ibu menyusui di wilayah
responden. Sebagian besar responden
kabupaten pekalongan memiliki
adalah ibu dengan rentang usia 20-35
pengetahuan yang baik tentang ASI
tahun atau dalam rentang usia produktif
eksklusif yaitu sejumlah 279 ibu dan 51
sebanyak 83.23%. Tingkat pendidikan
ibu memiliki pengetahuan yang cukup
responden adalah SMP yaitu sebesar
dan hanya 4 ibu yang memiliki
38.02% dan SD sebesar 35% dari total
pengetahuan yang kurang tentang ASI
responden, yang berprofesi sebagai ibu
eksklusif.
rumah tangga dengan jumlah mencapai
PEMBAHASAN 81.45%. gambaran tingkat pengetahuan
Ibu tentang ASI eksklusif diketahui
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa 84% memiliki pengetahuan yang
angka cakupan Asi eksklusif masih baik tentang ASI eksklusif, 15% dengan
rendah di daerah kabupaten Pekalongan tingkatan cukup dan hanya 1% yang
meskipun dari hasil pengukuran tingkat memiliki pengetahuan yang rendah.
pengetahuan didapatkan bahwa
pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif Tingginya pengetahuan dan motivasi
termasuk dalam kategori baik (85%) dan Ibu ternyata belum sejalan dengan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 6


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. VII No. 1 April 2019

praktik pemberian ASI eksklusif di Laktasi (tahun 2019) yang


wilayah Kabupaten Pekalongan, diselenggarakan oleh PERINASIA.
dukungan keluarga salah satunya dari Publikasi hasil penelitian berjudul
suami dan orang tua dinilai lebih Faktor Risiko pada Pasien Preeklampsia
berpengaruh terhadap keputusan ibu dan (Tahun 2017), Perilaku Hidup Sehat
praktik ibu dalam memebrikan ASI pada Ibu Hamil Preekalmpsia (tahun
eksklusif. 2016). Pengabdian masyarakat yang
dilakukan Pelatihan Pemberian ASI
Saran bagi tenaga kesehatan adalah agar Eksklusif Bagi Ibu Hamil Dan menyusui
bisa lebih meningkatkan support dalam di Desa Kalijoyo, Kecamatan Kajen,
keluarga yang bisa ditempuh salah Kabupaten Pekalongan (tahun 2018),
satunya dengan memberikan pendidikan Pendampingan Kader ASI di Desa
kesehatan kepada suami dan orang tua. Pakumbulan Kecamatan Buaran,
Kabupaten Pekalongan (tahun 2019)

BIODATA PENULIS
Penulis 1: Susri Utami adalah dosen REFERENSI
Stikes Muhammadiyah Pekajangan Ahmadi, S., Kazemi, F., Masoumi, SZ.,
Pekalongan di Program Studi S1 Parsa, P. & Roshaeni, G.(2016).
Keperawatan-Ners. Utami memiliki Intervention Based on BASNEF
kualifikasi S2 Keperawatan dengan Model Increases Exclusive
peminatan keperawatan anak lulusan Breastfeeding in Preterm Infants
National Cheng Kung University in Iran: Randomized Controlled
Taiwan tahun 2015 melalui program Trial. Interntional Breastfeeding
beasiswa BPP-LN DIKTI. Prestasi yang Journal. 11(30).DOI:
pernah didapat antara lain lolos dalam 10.1186/s13006-016-0089-2.
seleksi kompetisi Hibah tingkat
Nasional Penelitian Dosen Pemula yang Bahiyatun. (2009). Buku ajar asuhan
diselenggarakan oleh KEMENRISTEK- kebidanan nifas normal. Jakarta.
DIKTI tahun anggaran 2018 dan lolos EGC.
seleksi hibah Program Kemitraan Bulletin of the World Health
Masyarakat yang diselenggarakan oleh Organization.(2014). Indonesia’s
KEMENRISTEK-DIKTI tahun breastfeeding challenge is echoed
anggaran 2018. Penelitian dan the world over. Volume 92,
pengabdian masyarakat yang dilakukan Number 4, 229-308
adalah seputar kesehatan bayi dan anak Burns, J., Emerson, JA., amundson, K.,
terutama terkait pijat bayi, perawatan Doocy, S., Caulfield, L. &
metode kanguru dan ASI Eksklusif. Klemm, RDW. (2016). A
Penulis 2: Ratnawati merupakan dosen qualitative analysis of barriers
Program Studi Sarjana Keperawatan dan and facilitators of optimal
Profesi Ners STIKES Muhammadiyah breastfeeding & complementary
Pekajangan Pekalongan. Mengikuti feeding, Practices in South Kivu,
Program Magister Keperawatan Democratic Republic of Kongo.
Universitas Indonesia dengan peminatan Food and Nutrition Bulletin. Sage
Keperawatan Maternitas dan lulus pada Publication. 37(2).119-131.
tahun 2016. Mengampu mata kuliah
Keperawatan Maternitas dan Konsep Dibley, M., Senarath, U., & Agho, KE.
Dasar Keperawatan. Pelatihan yang (2010). Infants & young child
diikuti Pelatihan Asuhan Persalinan feeding indicators across nine east
Normal (tahun 2014), Resusitasi and southeast Asian countries: an
Neonatus (tahun 2014), Konseling analysis of National Survey Data
Menyusui (tahun 2018), Manajemen 2000-2005. Public Health

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 7


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. VII No. 1 April 2019

Nutrition Journal, 13(9).1296- 10.1111/J.1740-


1303. 8709.2011.00354.x

Egata, G., Bernahe, Y. & Worku, A. Suhardjo. (2007). Pemberian makanan


(2013). Predictors of non- pada bayi dan anak. Yogyakarta.
eksclusive breastfeeding at 6 Kanisius.
months among rural mothers in Sunar, PD. (2012). Buku pintar ASI
east Ethiopia: a community-based eksklusif, praktik dan kemanfaat-
analytical cross-sectional study. kemanfaatannya. Yogyakarta.
International Breastfeeding DivaPress.
Journal. 8(8).
Victor, R., Baines, SK., Agho, KE. &
Lanteera, S., Polkki, T., Ekstrom, A. & Dibley, MJ. (2013). Determinant
Pietila, AM. (2010). of breastfeeding indicators among
Breastfeeding attitude of Finnish children less than 24 months of
parents during pregnancy. age in Tanzania Demographic and
BioMed Central Pregnancy & health survey. BMJ Open.
Childbirth, 1471-2393/10/79. E001529.doi:10.1136.

Mahmoud, SE., Srivastava, A.,


Shrotriya, VP &Mishra,P. (2017).
Infant feeding practice in the rural
population of North India. Journal
of Family and Community
Medicine. 19(2).130-135.

Mulyawati I, Mahalul A, Dina NAN,


2011. Faktor tindakan Secsio
Cesaria. Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.

Notoatmodjo,S. 2007. Promosi


Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.

Qureshi, AM., Oche, M., Sadiq, UA. &


Kabiru, S. (2011). Using
community volunteer to promote
exclusive breastfeeding in Sokoto
State, Nigeria. Pan African
Medical Journal, 1937-8688/10.8

Soekarjo, D. & Zehner, E. (2011).


Legislaation should support
optimal breastfeeding practice
and access to low-cost, high-
quality complementary food:
Indonesian provides a case study.
Maternal & Chil Nutrition
Journal. 7(3).112-122.DOI:

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 8


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

You might also like