You are on page 1of 8

MANUSIA SUCI BU ENG HU

By BBS

BU ENG HU
(ISTANA TANPA BAYANGAN)

Karangan Bu Beng Siauwcut

CHAPTER ONE;

ANCAMAN ANG-HONG-PAY (1)


Hitam dan putih
Melingkar-lingkar saling berpadu
Ciptakan keserasian dan selalu bertumpu
Satu yang tidak berubah
Bahkan malah mengubah
Hitam dan putih
Saling menyatu
Menciptakan kehidupan indah
Dalam kehidupan manusia
Segalanya kosong dan tidak berarti
Tapi jangan disalahkan arti
Tidak berarti bukan kosong
Bahkan kadang-kadang mengisi kekosongan
Sebaliknya segala yang berarti adalah kosong
Menambah hidupnya hidup!
Terdengar suara merdu seorang pemuda berusia tujuh belas tahun
sedang membaca puisi. Sambil manggut-manggut lagaknya seorang
penyair besar tidak henti-hentinya mengulang puisi itu. Puisi yang entah
siapa yang membuatnya itu tampak disukai oleh pemuda kecil itu. Badannya
yang tegap tampak enak dipandang, dengan wajah lonjong hidung
mancung dan dua mata yang bersinar lembut penuh kejujuran. Pakaian
yang dipakai juga bagus dan bersih. Pakaian dari campuran sutra berwarna

Ancaman Ang-hong-pay (1) Pelataran-1


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

hijau muda itu sangat pas dengan warna kulitnya yang putih bersih.
Rambutnya dibiarkan terurai sampai pundaknya. Ia terus membaca puisi itu
sambil kadang-kadang berhenti dengan siulan merdu. Pemuda itu berjalan
pelan di antara gang sempit di kota Taiyuan di propinsi Shansi. Setiap ia
bertemu dengan orang-orang ia selalu menyapa ramah sambil
menyungging senyum ramahnya. Hampir semua orang di kota Taiyuan itu
mengenal pemuda itu, seorang pemuda putera pemilik gedung paling besar
di kota Taiyuan. Mereka biasanya memanggil pemuda itu dengan ‘Song-
kongcu atau Tuan muda Song’ anak tunggal dari Song-wangwe (Hartawan
Song).
Kedermawanan pemuda itu tidak perlu ditanyakan lagi, karena hampir
setiap seminggu dua kali ia akan pergi jalan-jalan keliling kota. Setiap
tempat akan dikunjungi, kecuali tempat-tempat ‘kotor’, tentunya. Ketika
berjalan dan ia menemukan kesusahan penduduk ia akan langsung
membantu, makanya tidak heran kalau pemuda itu sangat disayang dan
dihormati oleh penduduk sekitar. Sering ia ikut nimbrung dengan para
pengemis mendengarkan cerita-cerita mereka yang menarik atau
mendengarkan pengaduan mereka tentang kelakuan para pejabat yang
rusak moralnya, atau bahkan mendengarkan cerita tentang dunia kang-ouw.
Pokoknya pemuda yang baru menginjak masa remaja ini bisa dikatakan
sangat supel dan pandai bergaul dengan siapa saja. Kalau sudah ke luar
rumah, ia akan lama sekali kembalinya. Kalau sudah pulang, uang yang ada
di dalam kantongnya akan segera ludes dibagi-bagikan kepada para
pengemis atau penduduk yang membutuhkan.
Pagi-pagi sekali ia sedang berjalan menuju tempat berkumpulnya para
pengemis dari Kay-pang (Perkumpulan Para Pengemis). Tempat itu berada
di sebelah barat kota Taiyuan. Di sana akan ditemukan sebuah kelenteng
kuno yang sudah rusak dan di kelenteng inilah para pengemis biasanya
berkumpul. Kali ini kedatangannya seperti biasanya ingin mendengarkan
cerita-cerita dari teman-temannya para pengemis. Sudah lama Song-kongcu
atau nama lengkapnya Lie Yang bermarga Song bergaul dengan mereka.
Dari mereka ia banyak mendapatkan cerita-cerita sekitar dunia kang-ouw
dan orang-orang yang ada di luar propinsi Shansi, khususnya tentang kota
raja. Orang tua Song Lie Yang tidak pernah membatasi pergaulan anaknya,
hanya kadang-kadang menasehati untuk tidak bergaul dengan pemuda-
Ancaman Ang-hong-pay (1) Pelataran-2
MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

pemuda kota yang kerjaannya hanya berfoya-foya saja. Dan juga untuk
tidak membuat perkara dengan orang-orang kang-ouw, karena memang
bahaya sekali baginya dan keluarganya. Ini tidak heran, karena keluarga
Song sejak dahulu hanya seorang pelajar lemah yang tidak bisa silat.
Termasuk Lie Yang juga tidak bisa bermain silat dan sebagai seorang
pemuda lemah, namun karena ia terkenal dengan kedermawanan dan
kebaikannya maka tidak ada orang yang memusuhinya, bahkan sebaliknya
banyak ia mempunyai teman, baik orang-orang lemah sepertinya atau dari
orang-orang kang-ouw murid Kay-pang.
Di depan kelenteng tua itu duduk belasan pengemis dengan diam. Dan
ratusan pengemis lainnya berdiri di samping kelenteng dengan tongkat di
tangan mereka, ada juga puluhan lainnya duduk di bawah pohon di
samping kelenteng.
Melihat banyaknya pengemis di tempat ini, Lie Yang terkejut juga. Tidak
biasanya para pengemis bisa berkumpul dan terkumpul begitu banyaknya
seperti hari ini. Apakah mereka sedang mengadakan pertemuan besar,
beberapa kali Lie Yang bertanya pada dirinya tidak mengerti.
“Selamat pagi saudara semuanya !” sapanya dengan senyum ramah.
“Ah, Song-kongcu. Silahkan! Silahkan masuk!” terdengar suara yang
berat dari salah satu pengemis.
Pengemis yang sudah berusia sekitar lima puluh tahun ini mengajak Lie
Yang masuk ke kelenteng dan diikuti oleh pengemis lainnya. Di dalam
kelenteng rusak itu terdapat api unggun kecil sebagai penghangat badan.
Lalu mereka duduk melingkar menghadap api unggun.
“Ah, kenapa kongcu keluar rumah di hari seperti ini? Terlalu berbahaya
bagi kongcu!” kata pengemis itu dengan nada khawatir.
“Memangnya ada apa dengan hari ini, Sun-lopek (Paman Sun)?” tanya
Lie Yang heran dan tidak mengerti. Lalu ia menyapu ke wajah para
pengemis yang terlihat pucat seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu.
“Akhir-akhir ini kami mengalami kemalangan. Banyak saudara kami yang
tewas! Dan sepertinya malapetaka ini akan segera datang ke daerah ini!”
jawab Sun-lopek dengan sedih. Wajahnya tampak tambah pucat.

Ancaman Ang-hong-pay (1) Pelataran-3


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

“Apa yang terjadi dan siapakah yang membunuh saudara-saudara dari


Kay-pang?” tanya lagi Lie Yang masih tidak mengerti.
“Tiga hari yang lalu kami mendapatkan sebuah peringatan dari Ang-
hong-pay (Partai Tawon Merah) supaya kami menakluk dan bergabung
dengan mereka. Mereka mengancam akan membinasakan siapa saja yang
tidak mau takluk kepadanya. Seperti halnya yang mereka lakukan pada
markas Kay-pang di kota raja beberapa waktu yang lalu. Lima hari kemarin
markas Kay-pang di luar kota raja habis dibantai oleh segerombolan orang
berkedok dari Ang-hong-pay. Ratusan pengemis tewas mengenaskan,
termasuk beberapa tionglo (Tetua) Kay-pang, untung saja pangcu (Katua)
kami bisa selamat dan sekarang bisa bersembunyi. Dan hari ini adalah hari
terakhir untuk memberi jawaban kepada mereka, kalau kami menolak uluran
tangan mereka, maka kami akan digempur seperti halnya dengan markas
kami di kota raja.”
“Apakah dengan begitu banyaknya para pengemis, kalian tidak dapat
mengalahkan mereka?” tanya lagi Lie Yang.
“Ah, jangan dikira dengan orang banyak seperti ini bisa mengalahkan
pasukan Ang-hong-pay yang sudah terkenal akan kelihaian dan
keganasannya. Markas Kay-pang yang ada di kota raja saja hancur,
walaupun di sana ada pangcu, para tionglo dan ratusan anggota pengemis.”
Lalu dengan nafas berat Sun-lopek menjelaskan dengan detail
pergerakan mereka kepada Lie Yang.
Ang-hong-pay adalah salah satu partai besar yang misterius. Tidak ada
orang yang tahu di mana markas utama partai ini. Partai ini muncul baru
sekitar sepuluh tahun terakhir dan dalam sepuluh tahun ini namanya
membumbung cepat. Hampir setiap orang kang-ouw tahu partai ini, atau
paling sedikit pernah mendengar nama ini. Lebih-lebih ketika terjadi
pengrusakan ketika dunia persilatan mengadakan pesta pemilihan bengcu
lima tahun yang lalu. Banyak sekali para pendekar yang menjadi korban
kekerasan dalam pertempuran sengit waktu itu. Walaupun begitu akhirnya
Ang-hong-pay dapat dipukul mundur oleh para pendekar. Setelah
kekalahannya ini mereka tidak pernah muncul lagi, sehingga keadaan
menjadi tenang kembali.

Ancaman Ang-hong-pay (1) Pelataran-4


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

Selama lima tahun keadaan kang-ouw mengalami ketenangan setelah


pihak Ang-hong-pay berhasil dikalahkan. Tujuan mereka melakukan
pengerusakan dan pembantaian waktu pemilihan bengcu dahulu adalah
untuk mendapatkan kursi bengcu dan menguasai dunia persilatan. Setelah
gagal mendapatkan apa yang mereka inginkan dan selama lima tahun
kemudian mereka menghilang begitu saja. Baru setahun lalu tiba-tiba
mereka muncul kembali ke permukaan dengan gerakan yang lebih dahsyat
dari pada yang dahulu. Kali ini mereka tidak lagi mendatangai langsung ke
pesta-pesta besar, tapi mereka mendatangi beberapa perguruan kecil-besar
dan beberapa partai kecil-besar untuk melakukan pembantaian atau balas
dendam. Akibatnya banyak perguruan dan partai yang terpaksa menakluk
kepada mereka. Diantara perguruan dan partai besar yang sudah dibantai
oleh mereka karena tidak mau menakluk adalah Pek-tiauw-pay (Partai
Rajawali Putih), Pek-houw-pay (Partai Harimau Putih), Perkampungan Kim-
hoa-bwee (Bunga Bwee Emas), Go-bi-pay dan lain-lainnya. Sedangkan partai
besar yang berhasil dikalahkan dan diikat janjinya adalah Bu-tong-pay dan
Hoa-san-pay. Dua partai besar ini dikalahkan dan berhasil memaksa mereka
berjanji untuk tidak mencampuri urusan mereka dengan orang-orang kang-
ouw yang lainnya. Sedangkan Siauw-lim-pay dan Kun-lun-pay belum
didatangi, hanya baru diancam sehingga keadaan dua partai besar ini selalu
tegang dan siap tempur. Adapun Kay-pang sebagai perkumpulan terbesar
dan terbanyak anggotanya berhasil dipecah menjadi dua bagian. Cabang di
propinsi Nan-king dan Ho-nan berhasil digagahi oleh Ang-hong-pay, hanya
markas di kota raja sudah dikalahkan, walaupun Kay-pang di sana masih
belum mengaku kalah. Sedangkan di cabang Kay-pang di propinsi Shansi
baru mulai diancam.
Hampir semua perguruan, partai, dan perkumpulan baik dari golongan
putih (Golongan Pendekar) atau hitam (Para Penjahat dan Perampok) sudah
pernah disatroni oleh Ang-hong-pay, hanya satu partai yang tidak begitu
tegang dan takut terhadap Ang-hong-pay. Partai itu adalah Pek-eng-pay
(Partai Elang Putih) yang berada di puncak gunung Heng-san di Ho-nan.
Partai ini bisa dibilang tidak pernah mencampuri urusan orang lain dan
jarang terjun di dunia kang-ouw. Hanya saja banyak orang-orang kang-ouw
yang segan dan tidak berani mengutik-utik partai Pek-eng-pay. Mungkin
karena tempat partai itu terlalu tinggi dan menakutkan bagi kang-ouw atau

Ancaman Ang-hong-pay (1) Pelataran-5


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

karena mereka mengenal bahwa pangcu dari partai ini adalah salah satu
murid dari pangcu partai besar Kim-liong-pay (Partai Naga Emas) yang ada
di lereng gunung Thai-san sebelah timur. Apalagi dengan Kim-liong-pay,
bahkan dengan pecahan dari partai ini saja pihak Ang-hong-pay tidak
berani mengusik. Sayang, Kim-liong-pay yang ada di lereng gunung suci itu
sudah lama hancur sehingga partai seperti Ang-hong-pay berani meraja-lela
seenaknya saja. Seandainya Kim-liong-pay masih ada kemungkinan partai
inilah yang akan pertama kali menantangnya.
Next Chapter: Chapter One; Ancaman Ang-hong-pay (2)

ANCAMAN ANG-HONG-PAY (2)


Partai Kim-liong-pay dikenal oleh kang-ouw sebagai raja-dirajanya
partai-partai dan berbagai perguruan di Tiongkok. Semua partai persilatan
tunduk dan menghormat kepada Kim-liong-pay, karena disamping ilmu
silatnya yang terkenal paling hebat, juga keadilan dan kewibawaan partai ini.
Sejak partai ini masih ada dunia kang-ouw selalu tenang, hampir setiap
masalah dan pergolakan orang-orang kang-ouw bisa diatasi dengan baik
oleh partai Kim-liong-pay. Melalui Kim-liong-pay Ji-sian (Dua Dewa dari
Partai Naga Emas)-nya partai ini berhasil menyelesaikan semua
permasalahan orang-orang kang-ouw dengan adil dan tegas. Hanya saat ini
partai itu sudah tidak ada lagi, karena sudah belasan tahun partai itu hancur.
Partai besar itu dahulu bermarkas di lereng gunung Thai-san yang diberi
nama Kim-liong Sancung (Perkampungan Naga Emas). Hampir semua orang
yang berada di perkampungan itu bisa bermain silat dengan bagus hingga
perkampungan itu selalu tenang dan damai. Hingga pada suatu hari terjadi
petaka besar, yaitu hampir seluruh penghuni perkampungan itu ditemukan
tewas mengenaskan. Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang terjadi di
sana dan siapa yang melakukan pembantaian masal itu. Pangcu dari Kim-
liong-pay yang waktu itu dijabat oleh Giok Bu juga tewas dan juga
keluarganya. Kejadian itu membuat dunia kang-ouw benar-benar gempar,
karena partai yang mereka hormati dan mereka anggap sebagai bengcu
mereka terbantai tanpa diketahui siapa pelakunya.

Ancaman Ang-hong-pay (2) Pelataran-6


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

Sejak itu keadaan kang-ouw menjadi berubah, di sana sini selalu terjadi
pertentangan antar sesama, tidak ada lagi pemisah dan pemimpinnya lagi.
Hingga beberapa tahun kemudian muncul partai Ang-hong-pay yang
mencoba merebut kendali kang-ouw, tapi dengan niat yang tidak baik.
Partai ini mungkin bercita-cita ingin menjadi pemimpin orang-orang kang-
ouw, tapi sayang jalan yang ditempuh salah dan malah membuat marah
sebagian mereka. Sehingga tidak heran jika terjadi pergolakan pertentangan
di mana-mana yang tidak ada ujung penyelesaiannya kecuali diujung
pedang.
Kita kembali ke kisah cabang Kay-pang yang ada di propinsi Shansi.
Cabang Kay-pang yang ada di propinsi Shansi dipimpin oleh seorang
pengemis yang bernama Sun Kwe San atau Sun-lopek kalau yang
memanggil adalah Lie Yang. Kehancuran markas mereka di kota raja
sebenarnya membuatnya marah dan sakit hati, sayang mereka tidak tahu
dimana markas Ang-hong-pay sehingga mereka tidak bisa menuntut balas.
Dua hari setelah kejadian di kota raja, giliran Kay-pang cabang Shansi,
Ho-nan dan Nan-king yang mendapatkan ancaman dari mereka. Sayang
sekali sayang Kay-pang Ho-nan dan Nan-king sebelum berperang sudah
mengaku kalah dan menakluk, hanya cabang Shansi yang masih bertahan.
Para pengemis di cabang ini lebih memilih berperang habis-habisan dari
pada mengkhianati perkumpulan dan janji mereka. Mereka tahu bahwa
sudah tidak ada lagi bantuan yang bisa diandalkan, karena dunia kang-ouw
sudah hampir ditaklukan oleh Ang-hong-pay yang tidak diketahui berapa
kekuatan mereka sebenarnya. Tidak heran jika pagi itu mereka sudah
berkumpul untuk siap bertempur mati-matian membela kehormatan
mereka, walaupun di dalam hati mereka ada rasa takut.
Lie Yang mendengar perkataan Sun Kay (Pengemis Sun) dengan berkali-
kali geleng-geleng kepala dan meleletkan lidahnya. Kadang sampai kedua
matanya tidak berkedip karena tegangnya.
“Sebaiknya kongcu pulang, aku takut terjadi apa-apa dengan kongcu
kalau berada di sini. Aku sendiri tidak tahu akan bisa bertahan melawan
mereka apa tidak? Sebaiknya kongcu sekarang pulang biar diantar teman-
teman yang lain sampai rumah.” Kata Sun Kay setengah berharap dan
khawatir.

Ancaman Ang-hong-pay (2) Pelataran-7


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

“Ah, ini salahku kenapa aku begitu lemah. Coba seandainya aku bisa
silat, sudah tentu aku bisa membantu teman-teman lebih banyak lagi.
Baiklah aku akan pulang, tapi Sun-lopek dan teman-teman harus berjanji
untuk menang dan tetap hidup. Tidak boleh mati!” kata Lie Yang yang tahu
dirinya tidak mampu membantu mereka. Ia kecewa. Kecewa pada dirinya
sendiri.
“Hahaha... baik! Kami akan berjanji untuk memenggal kepala penjahat
itu sebanyak-banyaknya. Kita akan buktikan bahwa Kay-pang tidak mudah
direcoki oleh penjahat seperti mereka. Kalau aku bisa memenangkan
pertarungan ini, kami akan datang ke rumah kongcu untuk berpesta minum
arak sampai mabuk!” kata Sun Kay sudah tidak lagi diam. Sejak mendengar
perkataan Lie Yang yang sederhana itu, darahnya bergejolak penuh
semangat dan rasa takut tiba-tiba terhempas hilang.
Lie Yang hanya mengangguk sambil pamit pulang. Malam ini teman-
temannya akan bertarung mati-matian membela kehormatan mereka. Entah
ia dapat bertemu dengan mereka lagi apa tidak? Yang jelas ia hanya bisa
berdoa semoga mereka mampu mengalahkan musuhnya.
“Cang Su kamu antar kongcu sampai ke rumahnya!” perintah Sun Kay
kepada salah satu pengawalnya yang bernama Cang Su.
“Tidak, tidak usah repot-repot Sun-lopek! Aku bisa dan berani pulang
sendiri, sebaiknya kalian mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Kalau kalian
tidak mampu mengalahkan musuh dengan kepandaian, maka otak adalah
kepandaian utama manusia!” kata Lie Yang sambil mengedipkan matanya. Ia
memberi senyuman berarti kepada teman-temannya.
“Terima kasih atas petunjuk kongcu! Baiklah, kami tidak akan memaksa.
Hanya hati-hati di jalan!” hanya itu yang bisa dikakatan oleh Sun Kay kepada
Lie Yang sebagai ucapan terima kasih atas pesannya yang berharga.
Sun Kay masih berdiri mematung sedangkan Lie Yang sudah
menghilang diantara pohon. Sun Kay masih berdiri sambil memikirkan akal
apa yang bisa digunakan untuk memukul mundur pengacau nanti. Tiba-tiba
ia tersenyum sepertinya itu tanda bahwa ia telah menemukan akal yang
sejak tad ia pikirkan.

Ancaman Ang-hong-pay (2) Pelataran-8

You might also like