Professional Documents
Culture Documents
Pangan Organik Kel 5 (Fix)
Pangan Organik Kel 5 (Fix)
Kendala utama yang sering dihadapi oleh petani adalah adanya Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT). Dimana Organisme pengganggu ini berupa hama
penyakit dan gulma yang dapat menyebabkan rendahnya produktivitas padi per
hektar, bahkan dapat menyebabkan gagal panen atau puso. ( Untung K, 2010).
Karakteristik padi
Tanaman padi pada umumnya merupakan
tanaman semusim dengan empat fase
pertumbuhan, yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif
lambat, reproduktif dan pemasakan. Secara garis
besar, tanaman padi terbagi kedalam dua bagian
yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif,
dimana bagian vegetatif terdiri dari akar,batang,
daun dan bagian generatif terdiri dari malai yang
terdiri dari bulir-bulir, daun dan bunga (Tiku, 2008).
Syarat Tumbuh
• Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45o LU - 45o LS dengan cuaca
panas dan kelembaban tinggi.
• Rata-rata curah hujan 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Di
dataran rendah 0-650 m dpl dengan temperatur 22o C-27 o C,
sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19 o
C-23o C.
• Penyinaran matahari penuh tanpa naungan.
• Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang
memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah.
Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm.
• Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan
akan mengubah pH tanam menjadi netral 7,0
Sundep dan
Beluk
Penyemprotan
fungisida tepat
anjuran
1
Penggunaan Nematoda 2 Penanaman bibit
Entomopatogen (Steinernema
dan Heterorhabditi)
3 unggul
Penyebab penyakit blas yaitu jamur Pyricularia oryzae Cav. yang berkembang dan menyebar di alam
dengan membentuk spora berupa konidia.
• Gejala bercak daun blas mulai terlihat pada saat tanaman padi berumur 40 hari setelah tabur
benih. Gejala awal berupa bercak kecil berwarna hijau gelap keabu-abuan kemudian meluas
sehingga daun padi menjadi kering dan tanaman mati.
• Pada stadia generatif, sering ditemukan penyakit blas pada leher malai menimbulkan gejala
busuk kering berwarna cokelat kehitaman (gosong) seperti terkena letupan api (blast).
(Yulianto, 2017)
PENYAKIT BLAS
Berdasarkan penelitian Suganda et al. (2016)
Intensitas penyakit blas daun 55,6%, blas leher malai 37,75% pada tanaman padi
varietas Ciherang. Potensi kehilangan hasil padi pada perlakuan kontrol ini
mencapai 9,12 kg (37%).
Kerugian hasil padi di Jepang berkisar antara 20-100%, di Brasil mencapai 100%,
di India antara 5-10%, Korea 8%, China 14%, Itali 22-26% dan Iran 20-80% (Wang
et al. 2014).
PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
PENULARAN PENGENDALIAN
Pemanfaatan mikroorganisme
Trichoderma sp. untuk menghambat
dan mengurangi keparahan penyakit
blas.
PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
Widiarta, 2017
PENGENDALIAN PENYAKIT TUNGRO
Daun sambiloto dikering anginkan
kemudian dihaluskan sampai diperoleh
serbuk.
Widiarta, 2017
Widiarta, 2017
Widiarta, 2017
PENYAKIT KERDIL HAMPA
Penyakit kerdil hampa pertama kali di Indonesia pada tahun 1976.
penyakit ini dapat ditemukan di Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi, dan
Lombok. Kehilangan hasil di Indonesia mencapai 53-82% apabila terdapat
34-76% pertanaman terinfeksi.
Penyebab
Disebabkan oleh Rice Grassy Stunt Virus(RGSV)
melalui vector wereng coklat.
Gejala
Tanaman kerdil, memiliki anakan banyak, daun
berwarna hijau pucat sampai kuning, daun
menyempit, memendek dan berkarat, tumbuh
tegak seperti rumput.
PENGENDALIAN
KERDIL RUMPUT DAN KERDIL HAMPA
1. Varietas Resisten
Penyebaran penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput dapat dihambat dengan menekan
populasi wereng cokelat sebagai vektor, dengan menanam varietas tahan (Inpari-13,
Inpari-18, dan Inpari-33) secara serempak dan didukung oleh teknologi budi daya anjuran
(Nuryanto 2018).
2. Gerakan tanam serempak
Penanaman serempak pada musim hujan 2011/2012 di Desa Sentono Klaten terbukti
dapat meredam serangan wereng coklat penyebab penyakit kerdil rumput dan kerdil
hampa, dan mennekan biaya 43-60%.. Kegiatan yang sama dilakukan di Kecamatan
Ciasem, Subang, Jawa Barat pada MK 2011 seluas 1.000 ha. Pada kegiatan ini, hasil
padi meningkat 30-60% dan menekan penggunaan pestisida 50% (Baehaki 2013)
PENGENDALIAN
KERDIL RUMPUT DAN KERDIL HAMPA
2. Pergiliran Tanaman
3. Eradikasi