You are on page 1of 2

Dampak Terkikisnya Lahan Pertanian Kota Batu Akibat Peralihan Fungsi

Oleh Evi Avriliyanti Pratiwi

Kota Batu, yang terkenal dengan sektor pertanian dan pariwisatanya,


merupakan sebuah kota kecil yang terletak di tengah lembah lereng gunung
Panderman. Kota Batu terdiri dari 3 kecamatan besar yaitu kecamatan
Batu ,Junrejo,dan Bumiaji, dimana di ketiga kecamatan ini sektor pertaniannya
sangat unggul untuk menunjang sektor perekonomian masyarakatnya.
Komoditas unggulan Kota Batu adalah sayur mayur dan juga buah-buahan.
Saat ini banyak isu muncul mengenai alih fungsi lahan pertanian di Kota
Batu menjadi non pertanian. Lahan pertanian banyak dialihkan menjadi
pemukiman. Karena meningkatnya pertumbuhan penduduk Kota Batu dapat
mengakibatkan perubahan besar pada terkikisnya sektor pertanian. Selain alih
fungsi lahan ke pemukiman, lahan juga dialih fungsikan menjadi perumahan,
perdagangan & jasa, perhotelan, maupun pariwisata baru seperti Jatim Park 3,
Dino Park,dsb. Ada juga lahan persawahan yang dialihkan menjadi lahan
pertanian non sawah berupa perkebunan,tegalan, serta dibiarkan menjadi lahan
semak belukar.
Pengalihan fungsi lahan persawahan di Kota Batu sangat
mengkhawatirkan pemerintah dan masyarakat terutama petani. Terdata bahwa
terdapat penyusutan hampir 2 ribu rumah tangga. Pada tahun 2003 jumlah petani
di Kota Batu sebanyak 19.326 rumah tangga, sedangkan 2013 turun menjadi
17.358 rumah tangga (BPS Kota Batu, 2019). Adanya hal ini menunjukan bahwa
alih fungsi lahan dapat memberikan dampak buruk terhadap profesi petani
(Siciliano, 2012) di Kota Batu.
Alih fungsi lahan persawahan dapat memberikan dampak pada
kebutuhan pangan masyarakat, dampak rusaknya lingkungan, dan juga
minimnya masyarakat profesi petani. Pelaku utama peralihan lahan persawahan
itu adalah petani yang menjual lahannya pada pihak tertentu sehingga secara
tidak langsung mengakibatkan lahan tersebut dialih fungsikan. Oleh karena itu,
harapan saya untuk pertanian Kota Batu adalah mempertahankan kondisi
pertanian yang saat ini sudah mulai terkikis, bisa dengan menanam varietas
baru, menggunakan metode menanam modern, sehingga petani tidak memiliki
pikiran untuk menjual tanahnya. Dan peralihan fungsi persawahanpun bisa
dikondisikan.
Referensi :
 BPS Kota Batu. (2019). Kota Batu Dalam Angka. Badan Pusat Statistik.
 Rachmawati, N. (2020). Ekologi Politik Alih Fungsi Lahan Pertanian
Menjadi Objek Wisata Jatim Park 3 di Kota Batu. Universitas
Muhammadiyah Malang.
 Subagiyo,A. ,Prayitno,G. ,& Kusriyanto,R. (2020). ALIH FUNGSI LAHAN
PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KOTA BATU INDONESIA,(2-3)

You might also like