You are on page 1of 4

TUGAS 2

DASAR DASAR ILMU TANAH

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. YULNAFATMAWITA, MSc.

NAMA : NAZILLA KHAIRANI


NO. BP : 2210252060
KELAS : PROTEKSI C
HARI/ : KAMIS/16 FEBRUARI 2023
TANGGAL

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIA
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
Nama: NAZILLA KHAIRANI
NO. BP: 2210252060
Dasar Dasar Ilmu Tanah Proteksi C

Tugas: 12 Profil tanah dan tentukan dimana umumnya di temukan masing masing ordo tanah
tersebut
1. Alfisol
Alfisol yaitu tanah-tanah yang menyebar di daerah-daerah semiarid (beriklim kering sedang)
sampai daerah tropis (lembap).Tanah ini terbentuk dari proses-proses pelapukan, serta telah
mengalami pencucian mineral liat dan unsur-unsur lainnya dari bagian lapisan permukaan ke bagian
subsoilnya (lapisan tanah bagian bawah), yang merupakan bagian yang menyuplai air dan unsur hara
untuk tanaman. Tanah ini cukup produktif untuk pengembangan berbagai komoditas tanaman
pertanian mulai tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Tingkat kesuburannya (secara
kimiawi) tergolong baik. pH-nya rata-rata mendekati netral. Di seluruh dunia diperkirakan Alfisol
penyebarannya meliputi 10% daratan.

2. Andisol
Andisol yaitu tanah yang pembentukannya melalui proses-proses pelapukan yang menghasilkan
mineral-mineral dengan struktur kristal yang cukup rapi. Mineral-mineral ini mengakibatkan Andisol
memiliki daya ikat terhadap unsur hara dan air yang tinggi. Tanah ini umumnya dijumpai di daerah-
daerah yang dingin (pada ketinggian di atas 1000 m dpl) dengan tingkat curah hujan yang sedang
sampai tinggi, terutama daerah-daerah yang ada hubungannya dengan material volkanik.
Andisol cenderung menjadi tanah yang cukup produktif, terutama setelah diberi masukan
amelioran (seperti pupuk anorganik). Andisol seringkali dimanfaatkan orang untuk pengembangan
pertanian tanaman pangan dan sayur-sayuran atau bunga-bungaan (seperti di daerah Lembang
Kabupaten Bandung). Andisol diperkirakan meliputi sekitar 1% dari luas permukaan daratan dunia di
luar daratan es.

3. Aridisol
Aridisol adalah tanah-tanah yang berada di daerah-daerah dengan tingkat kekeringan yang
ekstrem (sangat kering), bahkan sekalipun untuk petumbuhan vegetasi-vegetasi mesopit (seperti
rumput). Sehubungan dengan lingkungannya yang kering, Aridisol termasuk sangat sulit
dimanfaatkan sebagai lahan untuk bercocok tanam, terutama apabila sumber air untuk irigasi tidak
tersedia (air tanah atau sungai).
Aridisol umumnya dijumpai di padang-padang pasir dunia, dan diperkirakan luasnya mencakup
sekitar 12% dari daratan bumi (di luar daratan es).

4. Entisol 
Entisol terjadi di daerah dengan bahan induk dari pengendapan material baru atau di daerah-
daerah tempat laju erosi atau pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan tanah;
seperti daerah bukit pasir, daerah dengan kemiringan lahan yang curam, dan daerah dataran banjir.
Pertanian yang dikembangkan di tanah ini umumnya adalah padi sawah secara monokultur atau digilir
dengan sayuran/palawija. Entisol diperkirakan terdapat sekitar 16% dari permukaan daratan bumi, di
luar daratan es.

5. Gelisol
Gelisol adalah tanah yang terbentuk dalam lingkungan permafrost (lingkungan yang sangat
dingin). Dinamakan Gelisol, karena terbentuknya dari material Gelic (campuran bahan mineral dan
organik tanah yang tersegregasi es pada lapisan yang aktif). Belum banyak penelitian yang dilakukan
terhadap jenis tanah ini, dan sehubungan dengan kondisinya yang berada pada iklim yang ekstrim,
diperkirakan tidak ada Gelisol yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanaman. Diperkirakan
penyebarannya meliputi sekitar 9% daratan permukaan bumi.

6. Histosol (gambut)
Hitosol merupakan tanah yang mengandung bahan organik tinggi dan tidak mengalami
permafrost. Kebanyakan selalu dalam keadaan tergenang sepanjang tahun, atau telah didrainase oleh
manusia. Histosol biasa disebut sebagai gambut. Terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan, sampah hutan,
atau lumut yang cepat membusuk yang terdekomposisi dan terendapkan dalam air. Penggunaan
Histosol paling ekstensif adalah sebagai lahan pertanian, terutama untuk tanaman sayur-sayuran
seperti buncis, kacang panjang, bayam, dan lain-lain. Histosol menyusun sekitar 1% dari daratan
dunia.

7. Inceptisol
Inceptisol adalah tanah-tanah yang menyebar mulai di lingkungan iklim semiarid (agak kering)
sampai iklim lembap. Memiliki tingkat pelapukan dan perkembangan tanah yang tergolong sedang .
Umumnya tanah ini bekembang dari formasi geologi tuff volkan, namun ada juga sebagian yang
terbentuk dari batuan sedimen seperti batu pasir (sandstone), batu lanau (siltstone), atau batu liat
(claystone).
Pemanfaatannya pun oleh manusia bervariasi sangat luas pula, mulai untuk bercocok tanam
hortikultura tanaman pangan, sampai dikembangkan sebagai lahan-lahan perkebunan besar seperti
sawit, kakao, kopi, dan lain sebagainya, bahkan pada daerah-daerah yang eksotis, dikembangkan pula
untuk agrowisata. Inceptisol menyusun sekitar 17% dari tanah dunia di luar daratan es.

8. Mollisol
Mollisol adalah tanah yang mempunyai horison (lapisan) permukaan berwarna gelap yang
mengandung bahan organik yang tinggi. Tanah ini kaya akan kation-kation basa, oleh karena itu tanah
ini juga tergolong sangat subur. Mollisol secara karakter terbentuk di bawah rumput dalam iklim yang
sedang. Tanah ini tersebar luas di daerah-daerah stepa di Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Amerika
Selatan.
Walaupun dikatakan subur (dengan kondisi yang dijelaskan di atas), namun intensitas pengelolaan
dan pemanfaatannya relatif masih rendah. Mollisol diperkirakan meliputi luasan sekitar 7% dari tanah
dunia.

9. Oxisol
Oxisol adalah tanah yang telah mengalami pelapukan tingkat lanjut di daerah-daerah subtropis
dan tropis. Kandungan tanah ini didominasi oleh mineral-mineral dengan aktivitas rendah, seperti
kwarsa, kaolin, dan besi oksida. Tanah ini memiliki kesuburan alami yang rendah. Reaksi jenis tanah
ini adalah masam, kandungan Al yang tinggi, unsur hara rendah, sehingga diperlukan pengapuran dan
pemupukan serta pengelolaan yang baik agar tanah dapat menjadi produktif dan tidak rusak. Oxisol
meliputi sekitar 8% dari daratan dunia. Adapun di Indonesia, banyak dijumpai di Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

10. Spodosol
Spodosol merupakan tanah yang terbentuk dari proses-proses pelapukan yang di dalamnya
terdapat lapisan iluviasi (penumpukan) bahan organik berkombinasi dengan aluminium (dengan atau
tanpa besi). Tanah ini cenderung tidak subur (kurus unsur hara) dengn pH masam. Sebaiknya tanah
Spodosol tidak dijadikan lahan pertanian, tetapi tetap dibiarkan sebagai hutan. Selain kesuburannya
rendah, tanah ini juga peka terhadap erosi karena teksturnya berpasir sehingga cenderung gembur
(remah). Spodosol menyusun sekitar 4% lahan-lahan di dunia.

11. Ultisol 
Ultisol adalah tanah-tanah yang terbentuk di daerah yang lembap. Mengingat beberapa kendala
dari tanah Ultisol, baik ditinjau dari segi fisik, kimia, maupun biologinya, maka tanah ini sebaiknya
tidak digunakan untuk pertanian tanaman pangan terlalu intensif, dalam arti jangan ditanami tanaman
semusim sepanjang tahun, tetapi perlu diselingi dengan tanaman pupuk hijau, serta lebih ditingkatkan
penggunaan dan penanaman berbagai jenis tanaman leguminosa.Ultisol diperkirakan meliputi sekitar
8% dari lahan-lahan di dunia.

12. Vertisol
Vertosol adalah tanah yang memiliki sifat khusus, yakni mempunyai sifat vertik, karena
mengandung banyak mineral liat yang mudah mengembang apabila basah atau lembap, tetapi kembali
mengerut apabila kering. Akibatnya, tanah ini seringkali mengalami perubahan volume dengan
berubahnya kelembapan. Oleh karena itu, tanah ini dicirikan mempunyai rekahan yang membuka dan
menutup secara periodik. Sifat fisiknya yang konsisten keras, menjadikan tanah ini termasuk berat
untuk diolah. Tanah ini diperkirakan meliputi 2% dari daratan di dunia.

You might also like