You are on page 1of 8

DESKRIPSI ZONASI TAMAN NASIONAL WAKATOBI

Deskripsi zonasi TNW dibawah ini mengacu pada Permenhut Nomor: P.56/Menhut-
II/2006 tanggal 29 Agustus 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional.

a. Zona Inti (Core Zone)

Bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota atau fisiknya masih
asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi,
berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas.

1. Deskripsi

 Memiliki tipe ekosistem khas sebagai keterwakilan tipe ekosistem taman nasional,
serta memiliki keanekaragaman jenis flora, fauna yang tinggi, endemik, langka,
terancam punah dan dilindungi.
 Memiliki kenekaragaman hayati yang tinggi, gejala alam, fenomena alam, peninggalan
situs budaya/sejarah.
 Zona ini merupakan bagian kawasan yang berada relatif jauh dengan akses yang
minimum.

Fungsi dan Peruntukan

Zona inti berfungsi dan diperuntukan bagi:


 Perlindungan ekosistem, pengawetan flora dan fauna khas beserta habitatnya yang
peka terhadap gangguan dan perubahan;
 Sumber plasma nutfah dari jenis tumbuhan dan satwa liar, untuk kepentingan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya.

5. Ketentuan aturan

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona inti meliputi:


 Perlindungan dan pengamanan;
 Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya;
 Penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan atau penunjang
budidaya;
 d. Dapat dibangun sarana dan prasarana tidak permanen dan terbatas untuk kegiatan
penelitian dan pengelolaan.

7. Letak Geografis/lokasi

Zona inti TNW meliputi wilayah perairan dan sebagian daratan Pulau Moromaho seluas
± 1.300 Ha (0,09 %).

b. Zona Perlindungan Bahari (No Take Zone), adalah bagian taman nasional yang karena
letak,
kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona
pemanfaatan.
1. Diskripsi

Zona perlindungan bahari merupakan zona yang memerlukan perlindungan dan


pelestarian. Proses alami tetap menjadi prioritas, namun kegiatan manusia dalam batasbatas
tertentu masih diperkenankan seperti rekreasi dan pariwisata alam. Dalam zona ini
juga diperkenankan adanya kegiatan pembinaan habitat, pembinaan populasi, dan
rehabilitasi.
2. Tujuan Penetapan

 Memberikan perlindungan dan pelestarian terhadap ekosistem, flora, fauna dan


habitatnya serta daerah jelajah berbagai jenis satwa liar/biota laut, gejala alam,
fenomena alam, peninggalan situs budaya/sejarah.
 Pemanfaatan atas potensi sumber daya alam dan lingkungan alam untuk kegiatan
penelitian, pengembangan ilmu pengatahuan, pemantauan, pendidikan lingkungan
dan konservasi alam, menunjang budidiaya, budaya serta pariwisata alam secara
terbatas.

3. Fungsi dan Peruntukan

 Kegiatan pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan alam


bagi kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata terbatas, habitat satwa
migran dan menunjang budidaya serta
 Mendukung zona inti.

Kegiatan-kegiatan yang boleh dilakukan dalam zona perlindungan bahari meliputi:


a. Perlindungan dan pengamanan oleh Balai TNW dan pihak terkait lainnya;
b. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya;
c. Pengembangan penelitian, pendidikan, wisata alam terbatas, pemanfaatan jasa
lingkungan dan kegiatan penunjang budidaya;
d. Pembinaan habitat dan populasi dalam rangka meningkatkan keberadaan populasi
hidupan liar;
e. Pembangunan sarana dan prasarana sepanjang untuk kepentingan penelitian,
pendidikan, dan wisata alam terbatas;
f. Alur lalu-lintas pelayaran umum.

6. Potensi Sumber Daya Penting

Zona perlindungan bahari di TNW memiliki potensi dan keterwakilan sumberdaya


penting yaitu ekosistem mangrove, daerah pemijahan ikan (SPAGS), pantai peneluran
penyu, keterwakilan ekosistem karang penghalang (barrier reef), keterwakilan ekosistem
karang cincin (atoll) yang harus dilindungi untuk menjaga keutuhan dan kelestarian
keterwakilan ekosistem asli dan fungsi ekologisnya serta mendukung zona inti.
7. Letak Geografis/Lokasi

Zona perlindungan bahari TNW meliputi sebagian wilayah karang penghalang bagian
timur P. Wangi-Wangi, karang Pasiroka, bagian utara dan timur P. Kaledupa, perairan
bagian selatan P. Lentea Utara, perairan bagian utara P. Darawa, bagian selatan Karang
Kaledupa, pantai dan perairan P. Anano, perairan bagian tenggara P. Runduma, Karang
Runduma, perairan P. Kentiole, perairan P. Cowo-cowo/Tuwu-tuwu, Karang Koko dan
perairan P. Moromaho (diluar zona inti) seluas ± 36.450 Ha (2,62 %).

c. Zona Pariwisata (Tourism Zone), adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan
potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan
kondisi/jasa lingkungan lainnya.
Buku Zonasi Taman Nasional Wakatobi 9

1. Diskripsi
Merupakan zona yang memiliki potensi sumber daya alam yang menarik yang secara fisik
dan biologi kurang sensitif untuk pembangunan sarana dan prasarana fisik bagi
akomodasi pariwisata alam dan pengelolaan taman nasional. Zona ini merupakan pusat
rekreasi dan kunjungan pariwisata alam. Lokasinya berdekatan dengan daerah
pemukiman dan mudah dijangkau/aksesibilitas mudah, sehingga pengembangannya
dapat memberikan dampak keuntungan ekonomi bagi masyarakat setempat.
2. Tujuan Penetapan
Pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistem taman nasional dalam bentuk jasa
lingkungan berupa fenomena alam dan keindahan alam bagi pengembangan pariwisata
dan rekreasi, pembangunan sarana dan prasarana pariwisata alam dan pengelolaan
lapangan serta menunjang peran serta masyarakat secara aktif dalam pelayanan jasa
pariwisata alam serta mendorong pengembangan ekonomi masyarakat dan daerah dari
jasa pariwisata alam.

3. Fungsi dan Peruntukan


Zona pariwisata berfungsi dan diperuntukan bagi:
a. Pengembangan pariwisata alam dan rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian
dan
b. Pengembangan yang menunjang pemanfaatan,
c. Kegiatan penunjang budidaya.

4. Kriteria
Kriteria zona pariwisata meliputi:
a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi ekosistem
tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik;
b. Mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik
untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam;
c. Kondisi lingkungan yang mendukung pemanfaatan jasa lingkungan, pengembangan
pariwisata alam, penelitian dan pendidikan;
d. Merupakan wilayah yang memungkinkan dibangunnya sarana prasarana bagi
kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan, pariwisata alam, rekreasi, penelitian dan
pendidikan;
e. Tidak berbatasan langsung dengan zona inti.
Buku Zonasi Taman Nasional Wakatobi 10

5. Ketentuan Aturan
Kegiatan-kegiatan yang boleh dilakukan dalam zona pariwisata meliputi:
a. Perlindungan dan pengamanan oleh Balai TNW dan pihak terkait lainnya;
b. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya;
c. Penelitian dan pengembangan pendidikan, dan penunjang budidaya;
d. Pengembangan potensi dan daya tarik wisata alam;
e. Pembinaan habitat dan populasi;
f. Pengusahaan pariwisata alam dan pemanfatan kondisi/jasa lingkungan;
g. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan, wisata alam
dan pemanfatan kondisi/jasa lingkungan.
h. Alur lalu-lintas pelayaran umum.

6. Potensi Sumber Daya Penting


Zona pariwisata di TNW memiliki potensi dan keterwakilan sumberdaya penting yang
merupakan daya tarik wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan lainnya berupa
ekosistem mangrove, daerah pemijahan ikan (SPAGS), pantai pasir putih P. Hoga,
keterwakilan ekosistem karang penghalang (barrier reef), keterwakilan ekosistem karang
cincin (atoll) dan keterwakilan ekosistem karang tepi (fringing reef) yang harus dilindungi
untuk menjaga keutuhan dan kelestarian keterwakilan ekosistem asli dan fungsi
ekologisnya serta mendukung zona inti.

7. Letak Georafis/lokasi
Zona pariwisata TNW meliputi wilayah perairan bagian timur P. Wangi-Wangi (barrier
reef), perairan dan pantai bagian barat Pulau Hoga, perairan tanjung Sombano, mangrove
di pesisir Sombano-Mantigola P. Kaledupa, mangrove di pesisir P. Derawa, perairan
bagian barat Waha P. Tomia, perairan sekitar Pulau Tolandono Tomia (Onemobaa), dan
sebagian wilayah bagian tengah ke arah selatan Karang Koromaha, karang bagian barat,
utara dan selatan Karang Tomia, bagian tenggara Karang Kapota, perairan bagian utara
dan selatan P. Binongko serta Karang Otiolo yang merupakan lokasi di wilayah perairan
Kep. Wakatobi yang selama ini telah menjadi daerah tujuan wisata serta menjadi sasaran
pengembangan pariwisata Kabupaten Wakatobi seluas 6.180 Ha (0,44 %).

d. Zona Pemanfaatan Lokal (Local Using Zone) adalah zona yang dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan terbatas secara tradisional untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi
masyarakat sekitarnya yang biasanya menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam
laut.
Buku Zonasi Taman Nasional Wakatobi 11

1. Diskripsi
Merupakan zona taman nasinal yang terdapat kegiatan secara tradisional penduduk
setempat dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

2. Tujuan Penetapan
Untuk mengakomodasi pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara
tradisional oleh penduduk setempat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup seharihari,
serta mencegah kemungkinan terjadinya pemanfaatan yang dapat merusak
Mempertahankan hubungan interaksi (saling ketergantungan) masyarakat terhadap
potensi alam Taman Nasional, sehingga timbul rasa memilki taman nasional.

3 Fungsi dan Peruntukan


Zona pemanfaatan lokal berfungsi dan diperuntukan bagi: pemanfaatan potensi sumber
daya alam tertentu di kawasan taman nasional oleh masyarakat setempat (Wakatobi)
secara lestari melalui pengaturan pemanfaatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya dan peningkatan kesejahteraan.

4. Kriteria
Kriteria zona pemanfaatan lokal meliputi:
a. Adanya potensi dan kondisi sumber daya alam hayati tertentu yang telah
dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat setempat/lokal Wakatobi guna
memenuhi kebutuhan hidupnya;
b. Di wilayah perairan tersebut terdapat potensi dan kondisi sumber daya alam hayati
tertentu yang telah dimanfaatkan melalui kegiatan pengambilan, pengembangbiakan,
perbanyakan dan pembesaran oleh masyarakat setempat guna memenuhi kebutuhan
hidupnya dan peningkatan kesejahteraan.

5. Ketentuan Aturan
Kegiatan yang diperbolehkan dilakukan di dalan zona pemanfaatan lokal adalah :
a. Perlindungan dan pengamanan oleh Balai TNW dan pihak terkait lainnya;
b. Inventarisasi dan monitoring potensi jenis yang dimanfaatkan oleh masyarakat;
c. Pembinaan habitat dan populasi;
d. Penelitian dan pengembangan;
e. Pemanfaatan potensi dan kondisi sumberdaya alam sesuai dengan kesepakatan dan
ketentuan yang berlaku.
f. Alur lalu-lintas pelayaran umum.
Buku Zonasi Taman Nasional Wakatobi 12

6. Potensi Sumber Daya Penting


Zona pemanfaatan lokal memiliki kekayaan sumberdaya alam laut berupa ikan karang,
ikan pelagis dan biota laut ekonomis lainnya yang dapat dikembangkan untuk usaha
perikanan karang dan perikanan tangkap laut dalam bagi masyarakat Wakatobi
berdasarkan ketentuan yang berlaku.

7. Letak Geografis / Lokasi


Zona pemanfaatan lokal TNW meliputi sebagian besar wilayah perairan pesisir pulaupulau
di Kep. Wakatobi selain peruntukan zona lainnya dalam radius ± 4 mil dari Pulau
Wangi-Wangi, P. Kaledupa, P. Tomia, P. Binongko, P. Runduma, P. Kapota,
P. Komponaone, P. Nuabalaa, P. Nuaponda, P. Matahora, P. Sumanga, P. Oroho, P. Ndaa
dan serta sebagian besar wilayah Karang Kapota, Karang Kaledupa/Tomia, dan bagian
tengah ke arah utara Karang Koromaha seluas 804.000 Ha (57,84 %).

e. Zona Pemanfaatan Umum (Common Using Zone) adalah zona yang diperuntukan bagi
pengembangan dan pemanfaatan perikanan laut dalam.
1. Deskripsi

Merupakan zona taman nasional yang terdapat kegiatan secara tradisional penduduk
setempat dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

2. Tujuan Penetapan
Untuk mengakomodasi pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara
tradisional dan modern baik oleh penduduk setempat/lokal Wakatobi maupun oleh
nelayan/pengusaha perikanan dari luar Wakatobi dalam rangka pengembangan usaha
perikanan pelagis/laut dalam yang akan mendukung pembangunan Kabupaten Wakatobi
sesuai ketentuan yang berlaku.

3 Fungsi dan Peruntukan


Zona pemanfaatan umum berfungsi dan diperuntukan bagi pemanfaatan potensi sumber
daya perairan laut dalam di kawasan TNW baik oleh masyarakat setempat/lokal
Wakatobi maupun oleh nelayan/pengusaha perikanan dari luar Wakatobi dalam rangka
pengembangan usaha perikanan pelagis/laut dalam yang akan mendukung
pembangunan Kabupaten Wakatobi sesuai ketentuan yang berlaku..
4. Kriteria
Kriteria zona pemanfaatan umum meliputi:
Buku Zonasi Taman Nasional Wakatobi 13
a. Adanya potensi dan kondisi sumberdaya alam hayati perairan laut dalam yang telah
dan akan dikembangkan untuk pemanfaatan bagi usaha perikanan pelagis/laut dalam
baik secara tradisional maupun modern sebagai sumber penghasilan masyarakat
daerah Kabupaten Wakatobi;
b. Di wilayah perairan laut dalam tersebut terdapat potensi dan kondisi sumberdaya
alam hayati tertentu yang telah dan akan dimanfaatkan melalui kegiatan pengusahaan
perikanan pelagis bersadarkan ketentuan yang berlaku.

5. Ketentuan Aturan
Kegiatan yang diperbolehkan dilakukan di dalan zona pemanfaatan umum adalah :
a. Perlindungan dan pengamanan oleh Balai TNW dan pihak terkait lainnya;
b. Inventarisasi dan monitoring potensi jenis yang dapat dimanfaatkan;
c. Pembinaan habitat dan populasi;
d. Penelitian dan pengembangan;
e. Pengembangan dan pemanfaatan potensi dan kondisi sumberdaya alam sesuai dengan
kesepakatan dan ketentuan yang berlaku;
f. Alur lalu-lintas pelayaran umum.

6. Potensi Sumber Daya Penting


Zona pemanfaatan umum memiliki kekayaan sumberdaya alam laut berupa ikan-ikan
pelagis yang dapat dikembangkan untuk usaha perikanan tangkap laut dalam bagi
masyarakat Wakatobi maupun bagi nelayan atau pengusaha perikanan dari luar Wakatobi
berdasarkan ketentuan yang berlaku.

7. Letak Geografis / Lokasi


Zona pemanfaatan umum TNW meliputi sebagian besar wilayah perairan diluar radius
± 4 mil dari pulau-pulau dan gugusan terumbu karang di Wakatobi seluas 495.700 Ha
(35,66 %).

f. Zona Daratan/Khusus (Land Zone) adalah wilayah daratan berupa pulau-pulau yang
berpenduduk dan telah memiliki hak kepemilikan atas tanah oleh masyarakat yang
pengaturannya akan dilakukan dan menjadi dihindarkan telah terdapat kelompok
masyarakat dan sarana penunjang kehidupannya yang tinggal sebelum wilayah tersebut
ditetapkan sebagai taman nasional antara lain sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi
dan listrik.
Buku Zonasi Taman Nasional Wakatobi 14

1. Lokasi/Letak
Cakupan zona daratan/khusus meliputi Pulau Wangi-Wangi dan pulau-pulau kecil
disekitarnya, P. Kaledupa, P. Tomia, P. Binongko, P. Runduma, P. Anano, P. Kapota,
P. Komponaone, P. Hoga, P. Lentea, P. Derawa, P. Lentea Selatan, P. Sawa, P. Kentiole,
P. Tuwu-Tuwu, dan sebagian P. Moromaho seluas ± 46.370 Ha (3,34 %).
Nama : 1. Wd. Ma’rifatul Yusnan

2. Wd. Siti Nursafaat

You might also like