Professional Documents
Culture Documents
Soal Lms
Soal Lms
1. Tuntutan transformasi tata kelola pemerintahan yang semakin profesional, cepat, efektif,
dan adaptif untuk menjawab kebutuhan masyarakat di era demokratisasi dan digitalisasi.
2. Pentingnya reformasi birokrasi sebagai arus utama pendorong gelombang revolusi tata
kelola pemerintahan untuk menempatkan masyarakat sebagai aspek terdepan dan prioritas.
3. Masih banyak permasalahan dalam kegiatan dan proses pemberian layanan kepada
masyarakat yang tidak solutif dan terkadang menimbulkan kerumitan dalam proses
pelayanan kepada masyarakat.
4. Konsep the new public management dalam administrasi negara sudah hadir untuk
meningkatkan kepercayaan publik, menjembatani harapan dan keinginan warga,
memberikan ruang bagi keterlibatan sosial dalam pemerintahan, menyegarkan kembali
birokrasi publik, membangkitkan legitimasi bagi pemerintahan, serta melahirkan konsep the
new public service.
5. Masih sedikit instansi yang wajib memberikan layanan yang berstandar operasional
prosedur, adanya kejelasan, dan aspek durasi waktu pemberian layanan masih belum ada
sehingga kurang efektif dan efisien serta dapat merugikan waktu masyarakat yang sedang
mengakses pelayanan.
7. Mall Pelayanan Publik (MPP) sebagai pengintegrasian pelayanan publik dari daerah dengan
berbagai pelayanan publik instansi pemerintah pusat, BUMN, dan kalau mungkin swasta
merupakan model pelayanan terpadu untuk membangun efektivitas pelayanan publik.
1. Pemerintah Daerah
Peran pemerintah daerah dalam membangun efektivitas pelayanan publik melalui
Mall Pelayanan Publik (MPP) sangat penting. Pemerintah daerah harus berperan sebagai
koordinator dalam membangun dan menjalankan MPP, yang melibatkan berbagai instansi
pemerintah pusat, BUMN, dan swasta.
Pemerintah daerah harus menyediakan lahan yang memadai untuk membangun
MPP, merancang dan mengatur tata letak MPP, serta mengelola dan memantau seluruh
kegiatan yang terjadi di dalam MPP. Selain itu, pemerintah daerah juga harus memastikan
bahwa seluruh instansi yang terlibat dalam MPP dapat berkoordinasi dengan baik untuk
memberikan pelayanan yang terintegrasi dan efektif kepada masyarakat.
Pemerintah daerah juga harus berperan aktif dalam mempromosikan MPP sebagai
salah satu alternatif layanan publik yang mudah diakses oleh masyarakat. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengadakan kampanye, mengadakan sosialisasi, dan memanfaatkan
media sosial untuk memperkenalkan MPP kepada masyarakat.
Selain itu, pemerintah daerah juga harus berperan dalam memantau dan
mengevaluasi kinerja MPP, dan mengambil langkah-langkah perbaikan jika ditemukan
masalah atau ketidaksesuaian dengan standar pelayanan publik yang ada. Dalam hal ini,
pemerintah daerah juga harus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk
memastikan bahwa MPP dapat memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan efektif
kepada masyarakat.
2. Pemerintah Pusat
Peran pemerintah pusat adalah untuk membangun institusi publik yang
berintegritas, responsif melayani, dan aktif memberdayakan masyarakat untuk terlibat
langsung dalam pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan publik di tingkat pusat
maupun daerah. Pemerintah pusat juga harus menguatkan hubungan antara institusi publik
dengan pelanggan atau masyarakatnya untuk meningkatkan kepercayaan publik dan
membangun legitimasi bagi pemerintahan. Selain itu, pemerintah pusat juga dapat berperan
dalam integrasi pelayanan publik dari daerah dengan berbagai pelayanan publik instansi
pemerintah pusat, BUMN, dan kalau mungkin swasta melalui konsep Mall Pelayanan Publik.
Pemerintah pusat juga dapat memberikan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas
dalam menyediakan pelayanan dan memastikan sarana prasarana yang layak serta sesuai
kebutuhan konsumen tersedia, seperti sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian
khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas jaringan komputer/internet.
3. Masyarakat
peran masyarakat sangat penting dalam membangun institusi publik yang
berintegritas, responsif, melayani, dan aktif memberdayakan masyarakat untuk terlibat
langsung dalam pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan publik di tingkat pusat
maupun daerah. Masyarakat diharapkan untuk menjadi pelanggan yang aktif dan terlibat
dalam memberikan masukan serta pengawasan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan
program-program pelayanan publik yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
Dalam konteks Mall Pelayanan Publik, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas
tersebut untuk mengakses berbagai layanan publik yang dibutuhkan secara mudah, cepat,
dan efektif, serta memberikan masukan dan saran terhadap peningkatan kualitas pelayanan.
4. Mall Pelayanan Publik
Peran Mall Pelayanan Publik adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan publik kepada masyarakat. Melalui MPP, pemerintah dapat menyediakan
pelayanan publik yang terpadu dan terintegrasi dari berbagai instansi pemerintah pusat,
daerah, BUMN, dan mungkin swasta. MPP juga dapat memberikan sarana prasarana yang
layak dan sesuai kebutuhan konsumen, termasuk sarana bagi difabel, ruang laktasi, antrian
khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas jaringan komputer dan internet untuk
memfasilitasi pengurusan layanan yang membutuhkan koneksi server pusat. Dengan adanya
MPP, diharapkan masyarakat dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik, cepat, dan
terpercaya dari berbagai instansi pemerintah, sehingga dapat membangun kepercayaan
publik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik.
5. Kemenpan RB
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan
RB) berperan penting dalam artikel ini untuk mengimplementasikan reformasi birokrasi
sebagai arus utama pendorong gelombang revolusi tata kelola pemerintahan. Kemenpan RB
juga bertanggung jawab untuk mengubah paradigma para administrator publik untuk
menempatkan masyarakat sebagai aspek terdepan dan prioritas, serta membangun institusi
publik yang berintegritas, responsif melayani dan aktif memberdayakan masyarakat untuk
terlibat langsung dalam pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan publik di tingkat
pusat maupun daerah.
Dalam konteks pembangunan efektivitas pelayanan publik, Kemenpan RB dapat
berperan dalam menyediakan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas bagi instansi
pemerintah yang wajib memberikan layanan, serta meningkatkan kompetensi dan kualitas
pelayanan petugas pemberi layanan publik. Kemenpan RB juga dapat memfasilitasi
penggunaan sarana prasarana yang layak dan sesuai dengan kebutuhan konsumen, seperti
sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas
jaringan komputer, internet.Mall Pelayanan Publik (MPP) juga menjadi salah satu upaya
Kemenpan RB dalam membangun efektivitas pelayanan publik di Indonesia.
6. Deputi Pelayanan Publik
Deputi Pelayanan Publik memiliki peran penting dalam membangun efektivitas
pelayanan publik melalui Mall Pelayanan Publik (MPP). MPP merupakan integrasi pelayanan
publik dari daerah dengan berbagai pelayanan publik instansi pemerintah pusat, BUMN, dan
mungkin swasta. Dalam konteks ini, Deputi Pelayanan Publik bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa pelayanan yang disediakan di MPP sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, terintegrasi dengan baik, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Deputi Pelayanan Publik juga harus memastikan bahwa para petugas pelayanan di
MPP memiliki kompetensi yang memadai, sopan dan ramah dalam memberikan pelayanan,
serta menggunakan sarana prasarana yang layak dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Selain itu, Deputi Pelayanan Publik juga harus memastikan bahwa MPP dapat memberikan
akses yang mudah bagi masyarakat, termasuk bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik
atau berada di wilayah yang sulit dijangkau.
Selain itu, Deputi Pelayanan Publik juga harus memastikan bahwa MPP dapat
mempercepat proses pelayanan publik dan memberikan layanan yang efektif dan efisien.
Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
tepat, seperti sistem antrian online, sistem pembayaran online, dan layanan pengaduan
online. Deputi Pelayanan Publik juga harus memastikan bahwa MPP terus melakukan
evaluasi dan perbaikan terhadap pelayanan yang disediakan, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang semakin baik kepada masyarakat.
Dengan peran yang penting ini, Deputi Pelayanan Publik memiliki tanggung jawab
yang besar dalam membangun efektivitas pelayanan publik melalui Mall Pelayanan Publik.
Soal Nomor 2
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan
konteks deskripsi kasus.
Penerapan nilai-nilai dasar PNS yang berorientasi pelayanan publik, akuntabel,
kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif dalam membangun efektivitas
pelayanan publik melalui Mall Pelayanan Publik dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Berorientasi pelayanan publik: Mall Pelayanan Publik harus berfokus pada kepentingan
masyarakat dan mampu memberikan layanan yang cepat, mudah, dan transparan.
Pelayanan publik yang baik harus dilakukan dengan sepenuh hati dan tanpa diskriminasi.
2. Akuntabel: Mall Pelayanan Publik harus mampu memberikan layanan dengan penuh
tanggung jawab dan transparan. Semua informasi yang diperlukan oleh masyarakat harus
tersedia dan mudah diakses, termasuk informasi tentang prosedur dan biaya yang terkait
dengan layanan.
3. Kompeten: Petugas pelayanan di Mall Pelayanan Publik harus memiliki kompetensi yang
memadai dan terus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Mereka harus
mampu memberikan solusi yang tepat dan memberikan informasi yang akurat serta terkini.
4. Harmonis: Mall Pelayanan Publik harus menciptakan suasana yang nyaman dan harmonis
bagi masyarakat yang datang untuk memperoleh layanan. Karyawan harus ramah, sopan,
dan bersikap profesional terhadap semua pengunjung tanpa membedakan latar belakang
atau status sosial.
5. Loyal: Petugas di Mall Pelayanan Publik harus loyal kepada negara dan masyarakat serta
memprioritaskan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi. Mereka harus selalu siap
memberikan layanan yang terbaik dan menjaga kepercayaan publik terhadap pelayanan
publik.
6. Adaptif: Mall Pelayanan Publik harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
situasi dan kebutuhan masyarakat. Mereka harus terus memperbaiki sistem dan prosedur
yang ada serta berinovasi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan efektif.
7. Kolaboratif: Mall Pelayanan Publik harus mampu bekerjasama dengan lembaga pemerintah
dan swasta serta berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat. Mereka harus mengajak
masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.
Pelanggaran
Pelanggaran nilai-nilai dasar PNS dalam konteks pelayanan publik yang disebutkan dalam
artikel tersebut adalah:
2. Akuntabel: Beberapa penyedia layanan masih belum menggunakan sarana prasarana yang
layak dan sesuai kebutuhan konsumen, seperti sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi,
antrian khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas jaringan komputer/internet. Hal ini
menghambat proses pelayanan dan dapat merugikan masyarakat.
4. Harmonis: Masih terdapat penyedia layanan yang bersikap kurang ramah, kurang sopan atau
tidak jelas dalam berbicara, sehingga memberikan informasi dengan tidak ramah/santun.
5. Loyal: Tidak dijelaskan secara spesifik pelanggaran terhadap nilai loyal dalam artikel
tersebut.
6. Adaptif: Tidak dijelaskan secara spesifik pelanggaran terhadap nilai adaptif dalam artikel
tersebut.
7. Kolaboratif: Tidak dijelaskan secara spesifik pelanggaran terhadap nilai kolaboratif dalam
artikel tersebut.
Bentuk Pengetahuan pada kasus tersebut juga membahas tentang pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dan NKRI. Dalam konteks pemberian pelayanan publik,
pemerintah harus memastikan bahwa penyedia layanan menggunakan sarana prasarana
yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen, misalnya sarana khusus bagi difabel, ruang
laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas jaringan komputer, internet. Hal
ini penting karena Indonesia adalah negara yang tumbuh dalam era demokratisasi, juga
memasuki era digitalisasi dan virtualisasi, serta memiliki proyeksi menjadi the big five state
in the world. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan bahwa pelayanan publik yang
disediakan mampu menjangkau semua lapisan masyarakat dan sesuai dengan
perkembangan zaman.
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Tidak menerapkan nilai-nilai dasar PNS seperti berorientasi pelayanan publik, akuntabel, kompeten,
harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif dapat memberikan dampak negatif pada efektivitas
pelayanan publik. Berikut ini adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
Soal nomor 3