You are on page 1of 5

BIMBINGAN PELAKSANAAN IBADAH HAJI

OLEH : K. H. MASYHUDI

Ihram Haji atau Umrah


Ihram haji adalah kondisi dimana seseorang yang berihram dilarang melanggar
larangan yang telah ditetapkan Allah SWT. Ihram artinya niat mulai mengerjakan ibadah
haji atau umrah dan mengharamkan diri dari hal-hal yang tidak terkait dengan upaya
mendekatkan diri kepada ALLAH SWT. Niat dilakukan dalam hati akan tetapi niat ihram
haji atau umrah diikrarkan dengan talbiyah sepertiyang telah dituntunkan Rasulullah
SAW.
Amalan-amalan yang disunahkan sebelum berihram :

1. Memotong kuku, mencukur kumis, bulu ketiak dan bulu pubis (bulu kemaluan)
2. Mandi keramas
3. Memakai wangi-wangian pada badan (disunahkan sebelum berihram)
4. Berpakaian ihram
5. Shalat Sunah Ihram 2 rakaat

Jika amalan-amalan tersebut telah dilaksanakan maka baru kita niatkan untuk haji atau
umrah. Jika sudah diniatkan maka semua laramng-larangan ihram berlaku.

Miqot Haji dan Umrah

Miqot adalah Batas untuk memulai mengerjakan Ibadah Haji atau Umrah.
Miqot ada 2 yaitu:

1. MIQOT ZAMANI ialah Ketentuan batas waktu mengerjakan haji, yaitu dari Tanggal 1
Syawal sampai menjelang terbit fajar tgl 10 Dzulhijjah.
2. MIQOT MAKANI ialah Ketentuan batas tempat memulai Ihram Haji atau Umrah

Terdapat 6 Miqot tempat yaitu :

1. Dzulhulaifah ( Bir Ali) bagi orang yang menuju Makkah dari Madinah (450 Km dari
Makkah). 
2. Juhfah bagi penduduk Syam (87 Km).
3. Rabigh bagi penduduk Mesir, Syria dan orang yang melaluinya.
4. Qornul Manajil bagi penduduk Najd ( 94 Km dari Makkah). 
5. Yalamlam bagi penduduk Yaman dan orang-orang yang melaluinya (54 Km dari
Makkah).
6. Dzatu Irqin bagi penduduk Irak (94 Km dari Makkah)

Bagi yang datangnya ke Makkah tidak tepat melalui arah miqot tersebut di atas, tetapi
mendekati salah satunya, maka Miqot Makaninya mengikuti Miqot yang berdekatan.
Bagi Calon jamaah haji Indonesia Gelombang ke II, Miqot makaninya boleh di Bandara
King Abdul Aziz atau di atas pesawat saat melintas di atas garis sejajar dengan Qornul
Manajil.Jamaah haji yang sudah bermukim di Makkah, Miqot ihram hajinya dihotel/
pondokan. Miqot untuk umrah di Tan'im, Ji'rona atau Hudaibiyah.

Wukuf Di Padang Arofah

Wukuf artinya berhenti yaitu menghadirkan diri di Padang Arofah. Wukuf di Padang
Arofah merupakan salah satu rukun ibadah haji, tidah ada haji jika tidak melaksanakan
wukuf seperti hadits Nabi SAW "Al hajju arofah" yang artinya haji adalah wukuf di
Arofah. Ketika sedang wukuf jamaah haji tidak boleh keluar dari batas-batas wilayah
arofah karena menyebabkan batal wukufnya dan berarti juga tidak sah hajinya.
Sebaiknya ketika wukuf jamaah haji tidak perlu berjalan-jalan yang bisa menyebabkan
tersesat karena jalan-jalannya sangat rumit sehingga rawan tersesat. Wukuf tidak
mensyaratkan suci dari hadats, namun sebaiknya kita dalam keadaan suci saat wukuf
dimulai.
Amalan-amalan saat wukuf:

 Mendengarkan Khutbah Wukuf.


 Sholat Jama' Taqdim dan Qashar untuk Shalat Dhuhur dan Ashar.
 Memperbanyak dzikir, berdo'a atau membaca Al Qur'an.

Taqarrub atau mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.

Mabit atau Bermalam di Muzdalifah dan Mina

Mabit artinya bermalam, beristirahat untuk melepaskan lelah setelah melaksanakan


wukuf di Padang Arofah. Kegiatan mabit ini dilakukan sambil berdzikir walaupun tidak
tidur sudah tergolong mabit. Mabit terdiri dari dua yaitu:
 

1. Mabit di Muzdalifah, waktunya setelah selesai wukuf yaitu setelah Maghrib sampai
terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Caranya dilakukan walaupun sesaat setelah lewat
tengah malam.
2. Mabit di Mina, yaitu bermalam di Mina pada Hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Waktunya malam hari dimulai waktu Maghrib sampai dengan terbit fajar. Caranya
bermalam di Mina sampai lebih dari separo malam (Mu'dzamullail) atau telah mencapai
sebagian besar dari waktu malam tersebut.

Melontar Jamrah Selama Mabit Di Mina


Setelah Mabit di Muzdalifah, lewat tengah malam jamaah Haji akan berangkat menuju
Mina untuk melontar jamrah Aqobah serta mabit di sana untuk menyempurnakan
melontar jamrah Ula, Wustha dan Aqobah. Melontar Jamrah (batu kerikil) dilakukan
dengan batu kerikil sebesar kelereng, Batunya asli bukan dari bongkahan semen atau
tembok. Lontaran dengan batu kerikil yang mengenai tembok marma dan batu
kerikilnya masuk ke lubang marma. Jika batunya tidak masuk lubang sumur maka
harulah di ulangi lagi. Melontar dilaksanakan pada Tanggal 10,11,12,13 Dzulhijjah yaitu
melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah.
A. Syarat melontar jumrah :
1. Harus ada tujuan melontar jumrah
2. Harus ada gerakan melempar dan dengan tangan (disunahkan tangan kanan).
3. Batu kerikil harus jatuh ke lubang marma.
4. Pelontaran dilakukan satu per satu sambil membaca takbir, tidak boleh 7 kerikil
sekaligus.
5. Harus tertib dimulai dari Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah untuk tanggal 11,12,13
Dzulhijjah dan Jumrah Aqobah saja pada tanggal 10 Dzulhijjah.
6. Batu yang digunakan bukan bekas untuk melontar jumrah oleh orang lain.

B. Waktu melontar jumrah


a. Waktu Afdhalnya setelah terbit matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah.
b. Waktu Ikhtiar (pilihan) : dilakukan setelah tergelincir matahari/ ba'dha zawal sampai
terbenam matahari.
c. Waktu Jawaz (diperbolehkan) mulai lewat tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah
sampai terbit fajar tanggal 11 Dzulhijjah.

C. Melontar Jumrah pada Hari Tasyriq (Tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah)


Wakyunya adalah mulai sesudah tergelincir matahari (waktu dhuhur) sampai terbit fajar
menjelang subuh pada hari berikutnya. Melontar sebelum zawal/tergelincir matahari
(qobla zawal) dipebolehkan.

D. Menunda atau menta'khirkan melontar jumrah


Melontar jumrah boleh menunda dalam satu waktu untuk semua jumrah pada Hari
Tasyrik
Caranya sebagai berikut :
Dilakukan berurutan secara sempurna yaitu melontar jumrah Aqobah untuk Tanggal 10
Dzulhijjah, kemudian melontar jumrah Ula, Wustha, Aqobah untuk Tanggal 11
Dzulhijjah, kemudian melonar lagi untuk Tanggal 12 Dzulhijjah, kemudian selanjutnya
melontar untuk Tanggal 13 Dzulhijjah.

E. Mewakili untuk melontar Jumrah


Bagi yang berhalangan secara syar'i boleh mewakilkan kewajibannya melontar jumrah
kepada orang lain dengan cara sebagai berikut :
a. Melontar untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing 7 kali lontaran mulai
dari Ula, Wustha dan Aqobah, kemudian melontar untuk yang diwakili mulai dari Ula,
Wustha dan Aqobah.
b. Melontar 7 kali lontaran pada Jumrah Ula untuk dirinya sendiri kemudian melontar
lagi untuk yang diwakili (tanpa harus menyelesaikan terlebih dahulu Jumrah Wustha
dan Aqobah)

Thawaf Mengelilingi Ka'bah


Thawaf ialah mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali putaran, dimulai dan diakhiri dari
garis/ arah sejajar dengan Rukun Hajar Aswad, tidak harus lurus dengan sudut Rukun
Hajar Aswad.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Thawaf :

1. Suci dari hadats, najis dan menutup aurat.


2. Dimulai dari sudut/ Rukun Hajar Aswad dengan mengangkat/ menghadapkan telapak
tangan kearah Hajar Aswad lalu dikecup sebagai isyarat mencium Hajar Aswad sambil
bertakbir.
3. Niat thawaf untuk Thawaf Sunah.
4. Dilakukan dengan menyempurnakan 7 kali putaran dengan khusuk, berdo'a atau
berdzikir dan tidak ada kegiatan lain selain thawaf. Ka'bah berada di sisi kiri.
5. Disunahkan berlari-lari kecil (ramal) pada tiga putaran pertama (bila memungkinkan
dan berjalan biasa pada empat putaran selanjutnya.
6. Disunahkan mengusap Rukun Yamani (bila memungkinkan) atau cukup dengan
mengangkat tangan sebagai isyarat saja.
7. Thawaf diharuskan muwalat (terus menerus) kecuali terputus kareana udzur syar'i
seperti karena ada Shalat Fardu berjamaah, batal wudhu, isirahat karena pusing atau
lelah dan sebagainya.
8. Setelah thawaf disunahkan Sholat Sunah 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim atau
dimanapun di dalam Masjidil Haram, berdo'a di Multazam dan minum air Zam-zam.

Macam-Macam Thawaf
1. Thawaf Wajib

1. Thawaf Ifadah: Merupakan salah satu Rukun Haji disertai dengan Sa'i. Sebaiknya
dilakukan secepatnya sekembali dari Mabit di Mina.
2. Thawaf Umrah: Merupakan salah satu Rukun Umrah baik Umrah Wajib maupun
Umrah Sunah dan disertai dengan Sa'i
3. Thawaf Nadzar: Thawaf ini dilakukan karena kita benadzar/ janji kepada Allah SWT
tentang sesuatu yang telah dikabulkan. Thawaf ini tidak disertai Sa'i

2. Thawaf Sunah
Dilakukan kapan saja orang menghendaki dan tidak diikuti dengan Sa'i.
3. Thawaf Qudum (Thawaf Kedatangan)
Dilakukan ketika kita baru datang di Makkah. Wajib dilakukan bagi orang yang
melaksanakan Haji Ifrad dm Qiran. Untuk Haji Tamattu', Thawaf Qudumsudah termasuk
dalam thawaf umrahnya.
4. Thawaf Wada (Perpisahan)
Wajibdilakukan ketika kita akan meninggalkan Makkah untuk pulang ke Tanah Air bagi
Gelambang I atau pergi ke Madinah bagi Gelombang II.

Tahallul Dengan Mencukur Rambut


Tahallul adalah keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan
perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram. Tahallul bukan sekedar
mencukur rambut seperti yang dipahami banyak orang.
Ada dua macam tahallul yaitu :
1. Tahallul Awal ialah keadaan seseorang yang telah melakukan dua dari tiga
perbuatan yaitu :
a. Melontar Jumrah Aqobah
b. Thawaf Ifadhah dan Sa'i
c. Tahallul dengan Bercukur 
Bercukur adalah salah satu amalan haji atau umrah. Bercukur ini identik dengan
amalan tahallul. Bercukur dilakukan dengan menggunting minimal 3 helai rambut dan
disunahkah mencukur bersih atau gundul. Bila seseorang sudahtahallul awal maka
boleh melepas ihramnya dan telah terbebas dari larangan-larangan ihram kecuali
melakukan hubungan suami-istri.
Tahallul awal bisa dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Melontar Jamrah Aqobah kemudian Tahallul/ mencukur rambut (a dan c).


2. Melaksanakan Thawaf Ifadhah dan sa'i lalu Tahallul/ mencukur rambut (b dan c). 

Tahallul awal ini dilakukan setelah Mabit di Muzdalifah. Untuk jamaah haji Indonesia
kebayakan melaksanakan Tahallul awal dengan cara pertama soalnya cara kedua
harus dilaksanakan di Masjidil Haram. Sedangkan cara pertama dilaksanakan di Mina
setelah selesai mabit di Muzdalifah. Alasannya tranportasi ke Masjidil Haram ketika
selesai Mabit di Muzdalifah sangat sulit dan macet total, apalagi jika dilakukan
berombongan, jika perseorangan mungkin peluangnya lebih mudah dilaksanakan.
Tetapi setelah melaksanakan cara kedua yaitu thawaf ifadhah dan sai kemudian
tahallul, harus kembali lagi ke Mina uuntuk melaksanakan mabit dan melanjutkan
melontar jamrah untuk tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah, jadi harus bolak-balik Mina -
Makkah, kasihan jika jamaahnya sudah tua??
2.Tahallul Akhir (Tsani) ialah keadaan seseorang yang telah melakukan tiga
perbuatan yaitu : Melontar Jumrah Aqobah, Bercukur, dan Thawaf Ifadhah dan Sa'i. Bila
seseorang telah melakukan Tahallul Akhir ini maka telah terbebas dari semua larangan
ihram termasuk hubungan suami istri.
 
 

You might also like