Professional Documents
Culture Documents
Bimbingan Ibadah Haji
Bimbingan Ibadah Haji
OLEH : K. H. MASYHUDI
1. Memotong kuku, mencukur kumis, bulu ketiak dan bulu pubis (bulu kemaluan)
2. Mandi keramas
3. Memakai wangi-wangian pada badan (disunahkan sebelum berihram)
4. Berpakaian ihram
5. Shalat Sunah Ihram 2 rakaat
Jika amalan-amalan tersebut telah dilaksanakan maka baru kita niatkan untuk haji atau
umrah. Jika sudah diniatkan maka semua laramng-larangan ihram berlaku.
Miqot adalah Batas untuk memulai mengerjakan Ibadah Haji atau Umrah.
Miqot ada 2 yaitu:
1. MIQOT ZAMANI ialah Ketentuan batas waktu mengerjakan haji, yaitu dari Tanggal 1
Syawal sampai menjelang terbit fajar tgl 10 Dzulhijjah.
2. MIQOT MAKANI ialah Ketentuan batas tempat memulai Ihram Haji atau Umrah
1. Dzulhulaifah ( Bir Ali) bagi orang yang menuju Makkah dari Madinah (450 Km dari
Makkah).
2. Juhfah bagi penduduk Syam (87 Km).
3. Rabigh bagi penduduk Mesir, Syria dan orang yang melaluinya.
4. Qornul Manajil bagi penduduk Najd ( 94 Km dari Makkah).
5. Yalamlam bagi penduduk Yaman dan orang-orang yang melaluinya (54 Km dari
Makkah).
6. Dzatu Irqin bagi penduduk Irak (94 Km dari Makkah)
Bagi yang datangnya ke Makkah tidak tepat melalui arah miqot tersebut di atas, tetapi
mendekati salah satunya, maka Miqot Makaninya mengikuti Miqot yang berdekatan.
Bagi Calon jamaah haji Indonesia Gelombang ke II, Miqot makaninya boleh di Bandara
King Abdul Aziz atau di atas pesawat saat melintas di atas garis sejajar dengan Qornul
Manajil.Jamaah haji yang sudah bermukim di Makkah, Miqot ihram hajinya dihotel/
pondokan. Miqot untuk umrah di Tan'im, Ji'rona atau Hudaibiyah.
Wukuf artinya berhenti yaitu menghadirkan diri di Padang Arofah. Wukuf di Padang
Arofah merupakan salah satu rukun ibadah haji, tidah ada haji jika tidak melaksanakan
wukuf seperti hadits Nabi SAW "Al hajju arofah" yang artinya haji adalah wukuf di
Arofah. Ketika sedang wukuf jamaah haji tidak boleh keluar dari batas-batas wilayah
arofah karena menyebabkan batal wukufnya dan berarti juga tidak sah hajinya.
Sebaiknya ketika wukuf jamaah haji tidak perlu berjalan-jalan yang bisa menyebabkan
tersesat karena jalan-jalannya sangat rumit sehingga rawan tersesat. Wukuf tidak
mensyaratkan suci dari hadats, namun sebaiknya kita dalam keadaan suci saat wukuf
dimulai.
Amalan-amalan saat wukuf:
1. Mabit di Muzdalifah, waktunya setelah selesai wukuf yaitu setelah Maghrib sampai
terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Caranya dilakukan walaupun sesaat setelah lewat
tengah malam.
2. Mabit di Mina, yaitu bermalam di Mina pada Hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Waktunya malam hari dimulai waktu Maghrib sampai dengan terbit fajar. Caranya
bermalam di Mina sampai lebih dari separo malam (Mu'dzamullail) atau telah mencapai
sebagian besar dari waktu malam tersebut.
Macam-Macam Thawaf
1. Thawaf Wajib
1. Thawaf Ifadah: Merupakan salah satu Rukun Haji disertai dengan Sa'i. Sebaiknya
dilakukan secepatnya sekembali dari Mabit di Mina.
2. Thawaf Umrah: Merupakan salah satu Rukun Umrah baik Umrah Wajib maupun
Umrah Sunah dan disertai dengan Sa'i
3. Thawaf Nadzar: Thawaf ini dilakukan karena kita benadzar/ janji kepada Allah SWT
tentang sesuatu yang telah dikabulkan. Thawaf ini tidak disertai Sa'i
2. Thawaf Sunah
Dilakukan kapan saja orang menghendaki dan tidak diikuti dengan Sa'i.
3. Thawaf Qudum (Thawaf Kedatangan)
Dilakukan ketika kita baru datang di Makkah. Wajib dilakukan bagi orang yang
melaksanakan Haji Ifrad dm Qiran. Untuk Haji Tamattu', Thawaf Qudumsudah termasuk
dalam thawaf umrahnya.
4. Thawaf Wada (Perpisahan)
Wajibdilakukan ketika kita akan meninggalkan Makkah untuk pulang ke Tanah Air bagi
Gelambang I atau pergi ke Madinah bagi Gelombang II.
Tahallul awal ini dilakukan setelah Mabit di Muzdalifah. Untuk jamaah haji Indonesia
kebayakan melaksanakan Tahallul awal dengan cara pertama soalnya cara kedua
harus dilaksanakan di Masjidil Haram. Sedangkan cara pertama dilaksanakan di Mina
setelah selesai mabit di Muzdalifah. Alasannya tranportasi ke Masjidil Haram ketika
selesai Mabit di Muzdalifah sangat sulit dan macet total, apalagi jika dilakukan
berombongan, jika perseorangan mungkin peluangnya lebih mudah dilaksanakan.
Tetapi setelah melaksanakan cara kedua yaitu thawaf ifadhah dan sai kemudian
tahallul, harus kembali lagi ke Mina uuntuk melaksanakan mabit dan melanjutkan
melontar jamrah untuk tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah, jadi harus bolak-balik Mina -
Makkah, kasihan jika jamaahnya sudah tua??
2.Tahallul Akhir (Tsani) ialah keadaan seseorang yang telah melakukan tiga
perbuatan yaitu : Melontar Jumrah Aqobah, Bercukur, dan Thawaf Ifadhah dan Sa'i. Bila
seseorang telah melakukan Tahallul Akhir ini maka telah terbebas dari semua larangan
ihram termasuk hubungan suami istri.